Aliran Khawarij dan Pemikirannya

Aliran Khawarij dan Pemikirannya
A.

Sejarah Lahirnya aliran khawarij

Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa arab, yaitu kharaja yang berarti keluar,
muncul, timbul, atau memberontak. Ini yang mendasari syahrastani untuk menyebut khawarij
terhadap orang yang memberontak imam yang sah. Berdasarkan pengertian etimologi ini pula,
khawarij berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat islam.
Adapun yang dimaksud khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu
sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Tholib yang keluar meninggalkan barisan karena
ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang siffin
pada tahun 37 H/648 M, dengan kelompok bughat (pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi Sufyan
perihal persengketaan khilafah. Kelompok Khawarij pada mulanya memandang Ali dan
pasukannya berada di pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah sah telah dibai’at
mayoritas umat islam, sementara Muawiyah berada di pihak yang salah karena memberontakan
khalifah yang sah. Lagi pula berdasarkan etismasi Khawarij, pihak Ali hampir memperoleh
kemenangan pada peperangan itu, tetapi karena Ali menerima tipu daya licik ajakan damai
Muawiyah, kemenangan yang hampir diraih itu menjadi raib.
Dari uraian sejarah kelahirannya dapat diidentifikasikan beberapa faktor penyebab kemunculan
kelompok khawarij adalah:

1. Perseteruan sekitar masalah khilafah.
2. Permasalahan tahkim.
3. Kedzaliman para penguasa dan tersebarnya kemungkaran yang banyak dikalangan manusia.
4. Fanatisme kesukuan.
5. Faktor ekonomi,
6. Semangat keagamaan.

B.

Ajaran Pokok Aliran Khawarij

Di antara doktrin-doktrin pokok khawarij adalah berikut ini:
a.

Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam.

b.
Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim
berhak menjadi khalifah .
c.

Khalifah dipilih secara permanen selama bersangkutan bersikap adil dan menjalankan
syari’at islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan kedzaliman.
d.
Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Usman, Umar) adalah sah, tetapi setelah tahun ketujuh
dari masa kekhalifahannya, Usman dianggap telah menyeleweng.
e.
Muawiyah dan Amru bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga telah dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
f.
Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi Arbritase (Tahkim), ia dianggap telah
Menyeleweng.
g.

Pasukan perang jamal yang melawan Ali juga Kafir.

h.

Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.

k.

Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan orang yang
jahat harus masuk ke dalam neraka)
l.

Amar ma’ruf nahi munkar.

C.

Sekte-sekte dan Ajarannya

Dari dua kelompok besar , kelompok khawarij terbagi dalam Sekte-sekte dan ajaran pokok
Khawarij. Terpecahnya Khawarij ini menjadi beberapa sekte, mengawali dan mempercepat
kehancurannya dan sehingga Aliran ini hanya tinggal dalam catatan sejarah. Sekte-Sekte tersebut
antara lain adalah :
1.

Al-Muhakkimah

Golongan Khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut golongan AlMuhakkimah. Bagi mereka Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr Ibn Al-As dan Abu Musa AlAsy’ari dan semua orang yang menyetujui paham bersalah itu dan menjadi kafir
2.


Al-Azariqah

Golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah golongan AlMuhakkimah hancur adalah golongan Al-Azariqah. Daerah kekuasaan mereka terletak
diperbatasan Irak dengan Iran.

3.

Al-Nadjat

Najdah bin Ibn ‘Amir Al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikut-pengikutnya pada mulanya
ingin menggabungkan diri dengan golongan Al-Azariqah

4.

Al-Ajaridiyah

Mereka adalah pengikut dari Abd Al-Karim Ibn Ajrad yang menurut Al-Syahrastani merupakan
salah satu teman dari Atiah Al-Hanafi
5.


Al-Sufriah

Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka dekat sama dengan
golongan Al-Azariqah. Diantara prinsip mereka adaala pelaku dosa besar adalah musyrik, namun
ada diantara mereka yang mengatakan bahwa setiap pelaku dosa sudah disediakn had-nya dalam
Syari’ah, pelakunya tidak dikatakan musyrik, tetapi dinamakan sesuai dengan dosa yang mereka
lakukan.
6.

Al-Ibadiyah

Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh golongan Khawarij. Namanya
diambil dari Abdullah Ibn Ibad yang pada tahun 686 M. memisahkan diri dari golongan AlAzariqah.

D.

Tokoh-tokoh dan Pemikiran Kelompok Khawarij

Diantara tokoh-tokoh kelompok Khawarij adalah Urwah bin Hudair, Mustarid bin Sa'ad,

Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi' bin al-Azraq, 'Abdullah bin Basyir
.

Pemikiran Kelompok Khawarij

Secara umum hasil pemikiran dari kelompok Khawarij adalah:
1.

Persoalan Khalifah

a. Kelompok khawarij mengakui khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar dan separo zaman dari
khalifah Ustman bin Affan . Pengangkaatan ketiga khlalifah tersebut sah sebab telah
dilaksanakan dengan Syura yaitu musyawarah ahlul halli wal aqdi. Akan tetapi diakhir masa
kekhakifahan Usman bin Affan tidak diakui oleh mereka, karena khalifah telah melakukan
penyelewengan dalam menetapkan pejabat-pejabat negara.
b. Khalifah Ali bin Abi Thalib, awalnya pengangkatan sebagai khalifah diakui oleh kelompok
khawarij, namun kemudian khalifah melakukan dosa besar dengan menerima tahkim, maka
mereka pun tidak mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah dan menghukumnya kafir
c.


Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.

d. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi
Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
e. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan
syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.

2.

Persoalan Fatwa Kafir

a.
Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir,karena itu halal darahnya, halal
hartanya, halal anak istrinya dan kampung halamnya adalah Darul Harb.
b.
Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair,
dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim termasuk yang menerima dan
mambenarkannya di hukum kafir.
3.


Persoalan Iman dan Ibadah

Kaum khawarij berpendapat bahwa yang dikatan “iman itu bukanlah pengakuan dalam hati dan
ucapan dengan lisan saja, tetapi amal ibadat menjadi rukun iman pula” Barang siapa yang tidak
mengerjakan sembahyang, puasa, zakat dan lain-lain, maka orang tersebut telah menjadi kafir.
4.

Persoalan Dosa

Bagi kaum khawarij semua dosa adalah besar, jadi mereka tidak mengenal perbedaan antara dosa
besar dan dosa kecil. “sekalian pendurhakaan pada Tuhan (dosa) besar”

E.

Pengaruh Kelompok Khawarij

Pemahaman Khawarij ini berimlpikasi terhadap pemahaman fiqih. Beberapa pendapat mereka
yang dapat dikemukakan diantaranya adalah masalah thaharah. Sebagaimana disebutkan oleh
Manna Al-Qatthan, kaum Khawarij salah satu kelompok Islam yang paling ekstrim dalam
melihat sesuatu, baik itu dalam iman atau kekafiran. Khawarij hanya mengakui Al- Qur’an

sebagai satu-satunya sumber Tasyri’ sehingga mereka tak mengakui adanya sunnah, ijma’ atau
yang lainnya.
Akibatnya adalah mereka selalu menentang dan tidak sependapat ketika salah satu paham
berbeda dengan Al-Qur’an. Hal ini terlihat ketika mereka menilai bagaimana para sahabat atau
tabi’in menggunakan sunnah dan ijma’