Estimasi pajak penerangan jalan sebagai sumber pendapatan asli daerah

http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK
ESTIMASI PAJAK PENERANGAN JALAN
SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAAERAH (PAD)
DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Oleh
Dedy Heriawan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Lampung Utara selama ini
cukup baik dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Lampung Utara.
Rata-rata peningkatan PAD nya sebesar 26,30 persen dan salah satu sumber
pendapatan daerah yaitu Pajak Penerangan Jalan yang memberikan kontribusi
yang cukup besar penerimaannya.
Implementasi dari penarikan Pajak Penerangan Jalan diatur dalam Perda
Nomor 5 tahun 1999. Daerah diberikan kewenangan untuk mengoptimalkan Pajak
Penerangan Jalan. Sehingga permasalahan yang diambil adalah seberapa besar
potensi Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Lampung Utara dan bagaimana
penerimaan bagi hasil pajak tersebut antara Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Utara dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang digunakan
diduga besarnya penerimaan Pajak Penerangan Jalan pada tahun-tahun mendatang
diproyeksikan akan mengalami peningkatan, dengan demikian alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yang digunakan Trend Linier Metode Least
Square.
Dengan menggunakan Analisis mengunakan Trend Linier Metode Least
Square didapat bahwa jumlah Pemakaian kWh untuk tahun 2006 – 2010 adalah
sebagai berikut : Untuk Rumah Tangga dibawah 501 adalah 56.623.097 kWh,
61.368.248 kWh, 66.113.400 kWh, 70.858.552 kWh, 75.603.704 kWh. Rumah
Tangga diatas 501 adalah 74.010.656 kWh, 80.018.373 kWh, 86.026.091 kWh,
92.033.808 kWh, 98.041.525 kWh. Untuk Bisnis dibawah 501 adalah 979.695
kWh, 990.588 kWh, 1.001.481 kWh, 1.012.374 kWh, 1.023.267 kWh, untuk
diatas 501 10.079.613 kWh, 10.893.400 kWh, 11.707.187 kWh, 12.520.974 kWh,
13.334.761 kWh dan untuk Industri 24.870.198 kWh, 27.659.282 kWh,
30.448.366 kWh, 33.237.450 kWh, 36.026.534 kWh.
Sedangkan untuk jumlah pelanggan tuhun 2006 – 2010 adalah sebagai
berikut : Rumah Tangga dibawah 501 adalah 68.701, 73.442, 78.184, 82.926,
87.668, Rumah tangga diatas 501 adalah 77.866, 84.209, 90.552, 96.896, 103.239.

Bisnis dibawah 501 adalah 664, 672, 679, 687, 695, Bisnis diatas 501 adalah

2.114, 2.368, 2.623, 2.877, 3.132 dan Industri sebanyak 20, 22, 24, 26, 28.
Dari ketiga jenis pelanggan tersebut diatas yang dikenakan Pajak Penerangan
Jalan yang cukup besar penerimaannya adalah Rumah tangga di bandingkan
dengan pelanggan lainnya yaitu bisnis dan industri.
Hasil analisis menunjukkan terjadi peningkatan penerimaan dengan nilai
rata-rata 6,10 persen dari tahun 2006-2010. sehingga pada tahun 2010
diproyeksikan potensi pajak penerangan jalan adalah Rp. 5.200.328.370 dengan
demikian hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima.
Ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek perencanaan, aspek pelaksanaan dan
aspek pengawasan. Pada pengelolaan Pajak Penerangan Jalan, ternyata pada aspek
pelaksaaan perlu ditingkatkan dengan memberikan sanksi-sanksi tegas kepada
wajib pajak guna meminimalisasi kebocoran target yang telah ditetapkan.