Lectures - Hutan kota suhu
12/20/2011
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Distribusi Suhu Permukaan dan Temperature
Humidity Index (THI) di Kota Palembang
Muis Fajar
E34062536
Latar Belakang
Palembang merupakan ibukota provinsi Sumatera Selatan
Penduduk terus bertambah setiap tahunnya (2%)
Luas area terbangun meningkat dan luas RTH menurun
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc
Ir. Siti Badriyah Rushayati, M.Si
Merubah iklim mikro Kota
Peningkatan suhu udara, penurunan kelembaban
Peningkatan indeks kenyamanan (THI) di kota Palembang
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
2010
Hutan Kota merupakan bentuk RTH yang sesuai dan dapat menjaga tingkat
kenyamanan suatu kota
Tujuan
Manfaat
1. Mengidentifikasi distribusi spasial suhu permukaan di
beberapa tipe penutupan lahan dan hubungannya terhadap
NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) serta kaitan
keduanya terhadap Ruang Terbuka Hijau.
2. Pemetaan THI (Temperature Humidity Index)/indeks
kenyamanan di wilayah Kota Palembang.
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
evaluasi dan dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan serta kebijakan –
kebijakan pemerintah untuk pengembangan
wilayah perkotaan khususnya daerah Kota
Palembang.
3. Pengembangan RTH berdasarkan distribusi suhu udara,
kelembaban, dan THI.
LOKASI PENELITIAN
Kondisi Umum
Kondisi Fisik
Kota Palembang memiliki wilayah sebesar 40.051 Ha yang terdiri dari 16
kecamatan dan 103 kelurahan, terletak diantara 2052’ sampai 30 5’ Lintang
selatan dan 1030 37’ sampai 104 0 52’ Bujur Timur dengan ketinggian rata – rata 8
mdpl.(BPS 2009)
Palembang tergolong kedalam daerah yang beriklim tropis. Pada tahun 2008,
suhu udara rata-rata 26,4°C sampai 27,8°C. Suhu udara maksimum bulanan pada
tahun 2008 terjadi pada bulan Mei yaitu 34,5°C, sedangkan suhu udara minimum
terjadi pada bulan Agustus yaitu 21,0°C. Kecepatan angin pada tahun 2008
setiap bulannya berkisar antara 2 knots hingga 5 knots. Selama tahun 2008 curah
hujan berkisar antara 24 mm sampai 634 mm (BPS 2009).
LOKASI PENELITAN
1
12/20/2011
Metode Penelitian
Koreksi Citra
Citra Landsat
Metode Penelitian
Peta Administrasi
1. Data citra satelit LANDSAT ETM(+) path/row : 124/062, tanggal akuisisi 10 Mei 2001
dan 23 Agustus 2010.
Subset wilayah
Band 3,4
Band 1,2,3,4,5,7
Band 6
NDVI
Klasifikasi Terbimbing
Estimasi Suhu
Peta Sebaran NDVI
Peta Tutupan Lahan
Peta Distribusi Suhu
Suhu Rata-Rata Harian, Kelembaban Rata – Rata
Harian BMKG, dan Hasil Pengukuran Lapang
Persamaan NDVI dengan Suhu
Alat dan Bahan
Persamaan Kelembaban Relatif
Peta Sebaran Kelembaban
2. Data iklim daerah lokasi penelitian (suhu minimum, suhu maksimum, suhu rata –
rata dan kelembaban udara relatif rata - rata).
3. Peta spasial administrasi Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan dan Peta Rupa
Bumi Kota Palembang dengan Skala 1:25.000.
4. GPS (Global Positioning System)
5. Software Erdas Imagine 9.1, ArcGis 9.3, DNR Garmin 5.4.1, SPSS 15 dan Microsoft
Office 2007.
6. Termometer suhu dan Termometer Dry/Wet untuk mengukur Kelembaban.
Peta Sebaran THI
RTRW
Rekomendasi RTH/Hutan Kota
Metode Penelitian
Analisis Penutupan Lahan
Metode Penelitian
Estimasi Suhu Permukaan
Koreksi Geometri
Citra Landsat 2001
Radiasi = gain x DN (digital number) + offset
Citra Hasil Koreksi
Citra Landsat 2010
Subset/Cropping Image
Keterangan :
Dengan nilai gain sebesar 0,05518, digital number berasal dari band 6, dan nilai
offset sebesar 1,2378.
Kemudian dilakukan konversi band 6 pada Landsat 7 ETM untuk mengetahui
suhu permukaan
Citra Lokasi Penelitian
Klasifikasi Terbimbing
Tidak
Akurasi
Tutupan Lahan
1
2
Ya
666.09 (W/(m2*ster*µm)
1282.71 (K)
Citra Hasil Klasifikasi
Metode Penelitian
Estimasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI)
Metode Penelitian
Estimasi Kelembaban Udara
Pengukuran langsung
Nilai NDVI merupakan perbedaan reflektansi dari kanal inframerah dekat dan kanal
cahaya tampak (merah). Untuk menghitung NDVI digunakan persamaan :
suhu rata - rata, kelembaban rata – rata dari Stasiun BMKG di kota Palembang dan hasil
pengukuran langsung.
NDVI : (NIR – VIS)/(NIR+VIS)
y = a + bx
Keterangan :
NIR
: Reflektansi kanal inframerah dekat/near infrared (Band 4)
VIS
: Reflektansi kanal cahaya tampak/infrared (Band 3)
Kelembaban sebagai variabel tak bebas, sedangkan suhu udara sebagai variabel bebas.
software Erdas
Nilai DN dari suhu udara digunakan sebagai variabel bebas
Kemudian dibuat persamaan regresi sederhana antara suhu dengan nilai NDVI.
Persamaan tersebut berupa NDVI sebagai variabel bebas X dan suhu permukaan sebagai
variabel tak bebas y dengan persamaan umum sebagai berikut : y = b0 + b1*x
Peta Sebaran Kelembaban
2
12/20/2011
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Estimasi Temeperature Humidity Index (THI)
Penentuan THI dapat ditentukan dari nilai suhu udara dan kelembaban (RH) dengan
persamaan sebagai berikut (Nieuwolt, 1975 dalam Murdiyarso dan suharsono, 1992).
Keterangan :
Ta
RH
: Suhu Udara ( oC)
: Kelembaban relatif (%)
Untuk nilai suhu udara (Ta) menggunakan nilai DN dari suhu, sedangkan nilai kelembaban
relatif (RH) menggunakan nilai DN kelembaban relatif. Selanjutnya dibuat peta distribusi
suhu dan THI di kota Palembang berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah
dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Perubahan Tutupan Lahan
3000.00
2000.00
1000.00
-3000.00
Lahan Terbuka
Semak
Sawah
Rawa
Vegetasi Rapat
Vegetasi Jarang
-2000.00
Area Terbangun
Badan Air
Tidak ada data
Luas (ha)
0.00
-1000.00
-4000.00
-5000.00
-6000.00
Tutupan Lahan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Penurunan Jumlah Vegetasi Rapat di Kota Palembang
Luasan Konversi Penutupan Lahan Menjadi Area Terbangun
2000
Kecamatan Sukaramai
Kecamatan Sako
Kecamatan Plaju
Kecamatan Kertapati
Kecamatan Kalidoni
Kecamatan Ilir timur 2
Kecamatan Seberang Ulu 2
-800
Kecamatan Sematang Borang
200
Kecamatan Seberang Ulu 1
400
-600
Kecamatan Kemuning
600
Kecamatan Ilir Timur 1
800
Kecamatan Ilir Barat 1
-400
1000
Kecamatan Ilir barat 2
1200
Luas (ha)
Luas (ha)
1400
Kecamatan Gandus
-200
Kecamatan Bukit Kecil
1600
Kecamatan Alang - Alang Lebar
0
1800
-1000
0
Badan air
vegetasi
jarang
-1200
Vegetasi
rapat
Rawa
Sawah
Tutupan Lahan
Semak
-1400
Lahan
terbuka
Tutupan Lahan
3
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Perubahan RTH
2000
1500
1000
0
Tidak ada data
-500
Ruang Terbuka Area Terbangun
Hijau
Badan Air
Lahan Terbuka
-1000
-1500
-2000
-2500
Tutupan Lahan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Perubahan Suhu Permukaan
6000
4000
2000
> = 39
38 - < 39
37 - < 38
36 - < 37
35 - < 36
34 - < 35
33 - < 34
32 - < 33
31 - < 32
30 - < 31
29 - < 30
28 - < 29
27 - < 28
26 - < 27
25 - < 26
24 - < 25
23 - < 24
22 - < 23
-2000
21 - < 22
0
Luas (ha)
Luas (ha)
500
-4000
-6000
-8000
-10000
Suhu (°C)
4
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Suhu pada Tutupan Lahan RTH, Lahan Terbuka, dan Area Terbangun
No.
Rata - rata suhu permukaan (°C)
Penggunaan Lahan
2001
2010
a. vegetasi jarang
28 - < 29
31 - < 32
b. vegetasi rapat
28 - < 29
30 - < 31
c. rawa
29 - < 30
31 - < 32
d. sawah
28 -< 29
29 - < 30
e. semak
28 - < 29
30 - < 31
2 Lahan Terbuka
29 - < 30
33 - < 34
3 Area Terbangun
33 - < 34
33 - < 34
1 Ruang Terbuka Hijau
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hubungan NDVI dengan Suhu Permukaan
R2
No
Tahun
Hasil Regresi Terhadap Suhu
1
2001
Y = 30,68 – 14,90X
0,843
2
2010
Y = 31.70 – 11.95X
0,854
suhu 2001
suhu 2010
36.00
38.00
34.00
36.00
32.00
34.00
30.00
32.00
28.00
30.00
26.00
28.00
-0.30
-0.20
-0.10
0.00
0.10
0.20
0.30
-0.75
-0.50
NDVI 2001
Hasil dan Pembahasan
-0.25
0.00
0.25
NDVI 2010
Hasil dan Pembahasan
Hubungan Kelembaban dengan Suhu Udara
No
Tahun
Hasil Regresi Terhadap Suhu
1
2001
Y = 193,274 – 3,922 X
2
2010
Y = 186,173 – 3,706 X
R2
0,868
0,915
lembab_2001
lembab_2010
100.00
100.00
90.00
90.00
80.00
80.00
70.00
70.00
60.00
60.00
50.00
50.00
25.00
27.50
30.00
suhu_2001
32.50
35.00
25.00
27.50
30.00
32.50
35.00
suhu_2010
5
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Kelembaban per Tutupan Lahan Tahun 2001
5000
Badan air
4500
4000
Area terbangun
3500
vegetasi jarang
Luas (Ha)
3000
vegetasi rapat
2500
rawa
2000
1500
sawah
1000
semak
500
lahan terbuka
0
Kelembaban (%)
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Kelembaban per Tutupan Lahan Tahun 2010
Perubahan Kelembaban Udara
3500
Badan air
6000
Area terbangun
4000
3000
2500
2000
80 - < 90
70 - < 80
60 - < 70
90 - < 100
rawa
50 - < 60
1500
-2000
40 - < 50
vegetasi rapat
< 40
0
2000
Luas (Ha)
Luas (Ha)
vegetasi jarang
-4000
1000
sawah
500
semak
-6000
-8000
-10000
0
lahan terbuka
-12000
Kelembaban (%)
Kelembaban (%)
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
6
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Distribusi, Suhu, Kelembaban, THI, dan NDVI Rata-Rata serta Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau per Wilayah Kecamatan Kota
Palembang Periode 2001 – 2010
Perubahan THI
10000
No Kecamatan
Sangat Nyaman
Nyaman
Tidak Nyaman
Sedang
5000
>= 31
30 - < 31
29 - < 30
28 - < 29
27 - < 28
26 - < 27
25 - < 26
24 - < 25
23 - < 24
22 - < 23
21 - < 22
20 - < 21
< 19
-5000
19 - < 20
Luas (Ha)
0
-15000
THI
RH
(%)
2315.7
29-30 70-80
T HI
27-28
Nilai NDVI
0,25 - 1
RT H (Ha)
RT H
(%)
1182.33 51.06
Ket
(*)
2010
Suhu
(°C)
RH
(%)
√
31-32 60-70
T HI
Nilai NDVI
29-30
0,02 – 0,08
-0,27 – (-0,21)
RT H
(Ha)
RT H
( %)
935.1 40.38
Perubahan RTH
Luas
(Ha)
Luas
(%)
√ -247.23
-20.91
-
Alang - Alang Lebar
2
Bukit Kecil
245.61
33-34 60-70
3.7
-
34-35 50-60
≥ 31
- 2.07
-22.77
3
Gandus
4843.08
28-29 80-90
27-28
0,25 - 1
2894.22 59.75
√
30-31 70-80
29-30
0,25 - 1 2532.24 52.29
√ -361.98
-12.51
4
Ilir Barat 1
5690.565 28-29 80-90
27-28
0,25 - 1
3467.88 60.95
√
30-31 70-80
29-30
0,25 - 1 2885.31 50.69
√ -582.57
-16.80
5
Ilir Barat 2
411.93
33-34 60-70
30-31 -0,15 – (-0,08)
37.8
9.17
-
34-35 50-60
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
37.71
9.15
-
-0.09
-0.24
6
Ilir T imur 1
589.5
33-34 60-70
≥ 31 -0,38 – (-0,27)
24.39
4.14
-
36-37 50-60
≥ 31
-0,38 – (-0,27)
27.63
4.69
-
3.24
13.28
7
Ilir T imur 2
1936.17
31-32 60-70
29-30 -0,27 – (-0,21)
259.47
13.4
-
33-34 60-70
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
251.19 12.97
-
-8.28
8
Kalidoni
3021.615 29-30 70-80
0,08 – 0,25
931.5 30.85
√
29-30 70-80
28-29
0,08 – 0,25
911.25 30.19
√
-20.25
-2.17
9
Kemuning
30-31 -0,27 – (-0,21)
97.29 13.74
-
34-35 50-60
≥ 31
-0,21 – (-0,15)
87.39 12.34
-
-9.90
-10.18
28-29
707.94
33-34 60-70
≥ 31 -0,27 – (-0,21)
27-28
9.09
4319.145 28-29 80-90
27-28
0,02 – 0,08
11 Plaju
1415.97
29-30 70-80
28-29
0,02 – 0,08
12 Sako
1685.295 29-30 70-80
27-28
0,08 – 0,25
13 Seberang Ulu 1
1703.97
29-30 70-80
28-29
0,02 – 0,08
217.17 12.74
14 Seberang Ulu 2
982.53
29-30 70-80
29-30
0,02 – 0,08
15 Sematang Borang
2666.61
28-29 80-90
27-28
0,08 – 0,25
16 Sukaramai
4622.85
29-30 70-80
27-28
0,08 – 0,25
2454.57
7.16
2.24
1560.6
36.1
√
29-30 70-80
392.4
27.7
-
29-30 70-80
≥ 31
-0,08 – 0,02
360.63 25.47
-
-31.77
-8.10
605.61 35.85
√
31-32 70-80
29-30
0,08 – 0,25
481.95 28.53
- -123.66
-20.42
-
29-30 70-80
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
211.68 12.42
-
-5.49
221.67 22.56
-
34-35 60-70
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
201.15 20.47
-
-20.52
-9.26
1265.22 47.47
√
29-30 70-80
28-29
0,08 – 0,25 1104.93 41.43
√ -160.29
-12.67
√
31-32 60-70
29-30
0,02 - 0,08 1893.33 40.96
√ -561.24
-22.87
53.1
0,02 – 0,08 1419.75 32.89
√ -140.85
-3.19
-9.03
-2.53
Keterangan : Suhu, T HI, RH, dan NDVI merupakan kelas yang memiliki distribusi paling luas pada wilayah kecamatan.
* (√) Memenuhi dan (-) T idak Memenuhi berdasarkan UU. No. 26 T ahun 2007 Tentang Penataan Ruang
(-) Luasan Berkurang , (+) Luasan Bertamabah
Hasil dan Pembahasan
Pengembangan RTH
Ket
(*)
2001
Suhu
(°C)
1
10 Kertapati
-10000
Luas
Wilayah
(Ha)
Hasil dan Pembahasan
Pengembangan RTH
1. Kawasan pemukiman Suhu permukaan pada kegiatan ini berkisar antara 30 °C – 34 °C
Kelembaban udara 60%-70% dan THI rata-rata 27-28
RTH (hutan kota) yang sesuai adalah tipe pekarangan dan kebun kecil di rumah.
Bentuknya cenderung menyebar sesuai dengan luas pekarangan rumah
2. Pada bagian pinggiran kota umumnya memiliki suhu permukaan antara 29 °C – 34 °C
kelembaban udara 60%-80% dan THI rata–rata 26-27
Jenis kegiatan didaerah ini contohnya adalah kantor di tingkat kecamatan, pusat studi,
jalan lokal, lapangan olahraga, dan daerah pinggiran sungai.
RTH (hutan kota) yang sesuai dengan tipe kelompok ini dapat berupa tipe
taman kota yang berkelompok.
Hasil dan Pembahasan
Pengembangan RTH
3. Bagian pusat kota terdiri dari kegiatan pemerintahan, perdagangan, dan jasa komersil
serta pelayanan tranportasi yang sebagian besar terkonsentrasi di pusat – pusat kota
serta memiliki akses di sepanjang jalur utama Kota Palembang. Umumnya memiliki
suhu permukaan di atas 33 °C, kelembaban udara 40%-60% dan THI rata–rata berkisar
> 31 RTH (hutan kota) yang sesuai adalah jalur hijau/sabuk hijau jalan dan roof garden.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Perubahan penggunaan lahan di Kota Palembang berakibat pada perubahan iklim
mikro, diantaranya adalah peningkatan suhu permukaan, penurunan kelembaban
relatif dan peningkatan indeks kenyamanan (THI).
Sebaran suhu di Kota Palembang berkisar antara 27°C sampai 39°C. Suhu pada RTH
berkisar antara 27°C sampai 32°C, sedangkan suhu pada area terbangun berkisar >
33°C.
Nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dapat membantu dalam
membedakan antara tutupan vegetasi dan non vegetasi dan memiliki korelasi berupa
hubungan berkebalikan dengan suhu permukaan, yaitu kenaikan suhu permukaan
disertai dengan penurunan NDVI atau sebaliknya.
7
12/20/2011
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Kesimpulan dan Saran
Saran
2. Kota Palembang pada tahun 2001 dan 2010 tergolong kedalam kelas tidak nyaman,
karena hampir seluruh wilayah Kota Palembang berada pada selang THI (Temperature
Humidity Index) di atas 26.
3. Pengembangan RTH di Kota Palembang tergolong kedalam tiga unit kegiatan, yaitu,
pemukiman, daerah pinggiran kota dan daerah pusat kota. Pengembangan RTH di
tingkat pemukiman dilakukan dengan penghijauan pekarangan. Pada daerah pinggir
kota dapat dikembangkan RTH berupa taman kota dan hutan kota. Pada daerah pusat
kota dapat dikembangkan RTH berupa roof garden dan jalur hijau. Ketiga hal tersebut
disesuaikan dengan tata ruang kota, sehingga manfaat dan fungsi RTH dapat
dirasakan optimal bagi penduduk kota
1. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara suhu permukaan, yang
didapat dari citra satelit dengan suhu udara, agar pendugaan kenyamanan dapat lebih
teliti.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai besarnya pengaruh penurunan suhu yang
berasal dari peningkatan luas RTH di Kota Palembang. Hal ini diperlukan agar dapat
dijadikan suatu acuan yang baik untuk melestarikan RTH yang ada.
3. Sebaiknya dalam perencanaan tata kota khususnya dalam perencanaan RTH perlu
dimasukkan kajian mengenai suhu udara, kelembaban udara, dan tingkat kenyamanan
(THI), sehingga fungsi RTH dapat lebih dirasakan manfaatnya.
Rekomendasi Pengembangan RTH kota Palembang per wilayah kecamatan
No
Kecamatan
1
Alang - Alang Lebar
2
Bukit Kecil
3
Gandus
4
Ilir Barat 1
5
Ilir Barat 2
6
Ilir Timur 1
7
Ilir Timur 2
8
Kalidoni
9
Kemuning
10
Kertapati
11
Plaju
12
Sako
13
Seberang Ulu 1
14
Seberang Ulu 2
15
Sematang Borang
16
Sukaramai
Tipe Hutan Kota
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
industri, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe industri dan tipe
pengamanan
Bentuk Hutan
Kota
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan provinsi, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah) , serta penanaman pohon pada tutupan lahan semak. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH
karena mengalami perubahan luasan RTH yang cukup besar.
Menyebar dan
jalur
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki RTH yang palin kecil, suhu, dan THI yang tinggi serta kelembaban yang rendah.
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Menyebar dan
jalur
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan kabupaten, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah), serta menjaga ekosistem rawa. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam pengembangan RTH karena mengalami penurunan
RTH yang cukup besar.
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah), serta menjaga ekosistem rawa yang. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH karena
mengalami penurunan RTH yang cukup besar.
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau di sekitar jalan - jalan utama kota palembang.
Kecamatan ini memiliki suhu rata - rata dan THI yang paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan ini termasuk salah satu
kecamatan yang menjadi prioritas utama untuk pengembangan RTH
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Tipe industri dan tipe
pengamanan
Menyebar dan
jalur
Tipe industri, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe industri dan tipe
pengamanan
Tipe rekreasi, tipe
pengamanan, dan tipe
pemukiman
Tipe jalur dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
pengamanan, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Menyebar dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Menyebar dan
jalur
Berkelompok,
menyebar dan
jalur
Jalur dan
menyebar
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Daftar Pustaka
Keterangan
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Bappeda Kota Palembang. Laporan Akhir Tata Kota 2008. Palembang.
[BPS] Biro Pusat Statistik Kota Palembang. Palembang Dalam Angka 2009. Palembang.
Effendy S. 2007. Keterkaitan Ruang Terbuka Hijau dengan Urban Heat Island Wilayah Jabotabek.
Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Lillesand TM dan Kiefer RW, 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Terjemahan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Murdiyarso, D dan H. Suharsono. 1992. Peranan Hutan Kota dalam Pengendalian Iklim Kota. Sejuta
Pohon untuk Perbaikan Iklim Kota. Prosiding Seminar Sehari Iklim Perkotaan. PERHIMPI.
Bogor. Hal : 61 – 72.
Santosa I. 1986. Stasiun Meteorologi Pertanian dan Beberapa Cara Pengolahan Data Iklim. Jurusan
Geofisika dan Meteorologi FMIPA. IPB. Bogor.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
USGS. 2002. Landsat 7 Science Data User Handbook.
Jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan rumah). Kecamatan ini sebaiknya mendapat
prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan provinsi, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah) , serta penanaman pohon pada tutupan lahan semak. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH
karena mengalami perubahan luasan RTH yang cukup besar.
Lanjutan. Dokumentasi
Dokumentasi
Taman Kota Kambang Iwak
Tegakan Sejenis Pinus di TWA Punti Kayu
Lahan kosong di Kecamatan Ilir Barat 1
Sawah di Kecamatan Kertapati
Area terbangun (pemukiman) di pinggir sungai Musi
Rawa yang ada di pinggir jalan Kecamatan Gandus
Semak di Kecamatan Alang – Alang Lebar
8
12/20/2011
Support by :
Terima Kasih
Main Supported by :
My Family (Papa,Mama,Aris,Ronal,Barkah)
my special one (Ferra)
and All friends in RI 45, Lab Anling, and Cendrawasih 43
9
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Distribusi Suhu Permukaan dan Temperature
Humidity Index (THI) di Kota Palembang
Muis Fajar
E34062536
Latar Belakang
Palembang merupakan ibukota provinsi Sumatera Selatan
Penduduk terus bertambah setiap tahunnya (2%)
Luas area terbangun meningkat dan luas RTH menurun
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc
Ir. Siti Badriyah Rushayati, M.Si
Merubah iklim mikro Kota
Peningkatan suhu udara, penurunan kelembaban
Peningkatan indeks kenyamanan (THI) di kota Palembang
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
2010
Hutan Kota merupakan bentuk RTH yang sesuai dan dapat menjaga tingkat
kenyamanan suatu kota
Tujuan
Manfaat
1. Mengidentifikasi distribusi spasial suhu permukaan di
beberapa tipe penutupan lahan dan hubungannya terhadap
NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) serta kaitan
keduanya terhadap Ruang Terbuka Hijau.
2. Pemetaan THI (Temperature Humidity Index)/indeks
kenyamanan di wilayah Kota Palembang.
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
evaluasi dan dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan serta kebijakan –
kebijakan pemerintah untuk pengembangan
wilayah perkotaan khususnya daerah Kota
Palembang.
3. Pengembangan RTH berdasarkan distribusi suhu udara,
kelembaban, dan THI.
LOKASI PENELITIAN
Kondisi Umum
Kondisi Fisik
Kota Palembang memiliki wilayah sebesar 40.051 Ha yang terdiri dari 16
kecamatan dan 103 kelurahan, terletak diantara 2052’ sampai 30 5’ Lintang
selatan dan 1030 37’ sampai 104 0 52’ Bujur Timur dengan ketinggian rata – rata 8
mdpl.(BPS 2009)
Palembang tergolong kedalam daerah yang beriklim tropis. Pada tahun 2008,
suhu udara rata-rata 26,4°C sampai 27,8°C. Suhu udara maksimum bulanan pada
tahun 2008 terjadi pada bulan Mei yaitu 34,5°C, sedangkan suhu udara minimum
terjadi pada bulan Agustus yaitu 21,0°C. Kecepatan angin pada tahun 2008
setiap bulannya berkisar antara 2 knots hingga 5 knots. Selama tahun 2008 curah
hujan berkisar antara 24 mm sampai 634 mm (BPS 2009).
LOKASI PENELITAN
1
12/20/2011
Metode Penelitian
Koreksi Citra
Citra Landsat
Metode Penelitian
Peta Administrasi
1. Data citra satelit LANDSAT ETM(+) path/row : 124/062, tanggal akuisisi 10 Mei 2001
dan 23 Agustus 2010.
Subset wilayah
Band 3,4
Band 1,2,3,4,5,7
Band 6
NDVI
Klasifikasi Terbimbing
Estimasi Suhu
Peta Sebaran NDVI
Peta Tutupan Lahan
Peta Distribusi Suhu
Suhu Rata-Rata Harian, Kelembaban Rata – Rata
Harian BMKG, dan Hasil Pengukuran Lapang
Persamaan NDVI dengan Suhu
Alat dan Bahan
Persamaan Kelembaban Relatif
Peta Sebaran Kelembaban
2. Data iklim daerah lokasi penelitian (suhu minimum, suhu maksimum, suhu rata –
rata dan kelembaban udara relatif rata - rata).
3. Peta spasial administrasi Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan dan Peta Rupa
Bumi Kota Palembang dengan Skala 1:25.000.
4. GPS (Global Positioning System)
5. Software Erdas Imagine 9.1, ArcGis 9.3, DNR Garmin 5.4.1, SPSS 15 dan Microsoft
Office 2007.
6. Termometer suhu dan Termometer Dry/Wet untuk mengukur Kelembaban.
Peta Sebaran THI
RTRW
Rekomendasi RTH/Hutan Kota
Metode Penelitian
Analisis Penutupan Lahan
Metode Penelitian
Estimasi Suhu Permukaan
Koreksi Geometri
Citra Landsat 2001
Radiasi = gain x DN (digital number) + offset
Citra Hasil Koreksi
Citra Landsat 2010
Subset/Cropping Image
Keterangan :
Dengan nilai gain sebesar 0,05518, digital number berasal dari band 6, dan nilai
offset sebesar 1,2378.
Kemudian dilakukan konversi band 6 pada Landsat 7 ETM untuk mengetahui
suhu permukaan
Citra Lokasi Penelitian
Klasifikasi Terbimbing
Tidak
Akurasi
Tutupan Lahan
1
2
Ya
666.09 (W/(m2*ster*µm)
1282.71 (K)
Citra Hasil Klasifikasi
Metode Penelitian
Estimasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI)
Metode Penelitian
Estimasi Kelembaban Udara
Pengukuran langsung
Nilai NDVI merupakan perbedaan reflektansi dari kanal inframerah dekat dan kanal
cahaya tampak (merah). Untuk menghitung NDVI digunakan persamaan :
suhu rata - rata, kelembaban rata – rata dari Stasiun BMKG di kota Palembang dan hasil
pengukuran langsung.
NDVI : (NIR – VIS)/(NIR+VIS)
y = a + bx
Keterangan :
NIR
: Reflektansi kanal inframerah dekat/near infrared (Band 4)
VIS
: Reflektansi kanal cahaya tampak/infrared (Band 3)
Kelembaban sebagai variabel tak bebas, sedangkan suhu udara sebagai variabel bebas.
software Erdas
Nilai DN dari suhu udara digunakan sebagai variabel bebas
Kemudian dibuat persamaan regresi sederhana antara suhu dengan nilai NDVI.
Persamaan tersebut berupa NDVI sebagai variabel bebas X dan suhu permukaan sebagai
variabel tak bebas y dengan persamaan umum sebagai berikut : y = b0 + b1*x
Peta Sebaran Kelembaban
2
12/20/2011
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Estimasi Temeperature Humidity Index (THI)
Penentuan THI dapat ditentukan dari nilai suhu udara dan kelembaban (RH) dengan
persamaan sebagai berikut (Nieuwolt, 1975 dalam Murdiyarso dan suharsono, 1992).
Keterangan :
Ta
RH
: Suhu Udara ( oC)
: Kelembaban relatif (%)
Untuk nilai suhu udara (Ta) menggunakan nilai DN dari suhu, sedangkan nilai kelembaban
relatif (RH) menggunakan nilai DN kelembaban relatif. Selanjutnya dibuat peta distribusi
suhu dan THI di kota Palembang berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah
dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Perubahan Tutupan Lahan
3000.00
2000.00
1000.00
-3000.00
Lahan Terbuka
Semak
Sawah
Rawa
Vegetasi Rapat
Vegetasi Jarang
-2000.00
Area Terbangun
Badan Air
Tidak ada data
Luas (ha)
0.00
-1000.00
-4000.00
-5000.00
-6000.00
Tutupan Lahan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Penurunan Jumlah Vegetasi Rapat di Kota Palembang
Luasan Konversi Penutupan Lahan Menjadi Area Terbangun
2000
Kecamatan Sukaramai
Kecamatan Sako
Kecamatan Plaju
Kecamatan Kertapati
Kecamatan Kalidoni
Kecamatan Ilir timur 2
Kecamatan Seberang Ulu 2
-800
Kecamatan Sematang Borang
200
Kecamatan Seberang Ulu 1
400
-600
Kecamatan Kemuning
600
Kecamatan Ilir Timur 1
800
Kecamatan Ilir Barat 1
-400
1000
Kecamatan Ilir barat 2
1200
Luas (ha)
Luas (ha)
1400
Kecamatan Gandus
-200
Kecamatan Bukit Kecil
1600
Kecamatan Alang - Alang Lebar
0
1800
-1000
0
Badan air
vegetasi
jarang
-1200
Vegetasi
rapat
Rawa
Sawah
Tutupan Lahan
Semak
-1400
Lahan
terbuka
Tutupan Lahan
3
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Perubahan RTH
2000
1500
1000
0
Tidak ada data
-500
Ruang Terbuka Area Terbangun
Hijau
Badan Air
Lahan Terbuka
-1000
-1500
-2000
-2500
Tutupan Lahan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Perubahan Suhu Permukaan
6000
4000
2000
> = 39
38 - < 39
37 - < 38
36 - < 37
35 - < 36
34 - < 35
33 - < 34
32 - < 33
31 - < 32
30 - < 31
29 - < 30
28 - < 29
27 - < 28
26 - < 27
25 - < 26
24 - < 25
23 - < 24
22 - < 23
-2000
21 - < 22
0
Luas (ha)
Luas (ha)
500
-4000
-6000
-8000
-10000
Suhu (°C)
4
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Suhu pada Tutupan Lahan RTH, Lahan Terbuka, dan Area Terbangun
No.
Rata - rata suhu permukaan (°C)
Penggunaan Lahan
2001
2010
a. vegetasi jarang
28 - < 29
31 - < 32
b. vegetasi rapat
28 - < 29
30 - < 31
c. rawa
29 - < 30
31 - < 32
d. sawah
28 -< 29
29 - < 30
e. semak
28 - < 29
30 - < 31
2 Lahan Terbuka
29 - < 30
33 - < 34
3 Area Terbangun
33 - < 34
33 - < 34
1 Ruang Terbuka Hijau
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hubungan NDVI dengan Suhu Permukaan
R2
No
Tahun
Hasil Regresi Terhadap Suhu
1
2001
Y = 30,68 – 14,90X
0,843
2
2010
Y = 31.70 – 11.95X
0,854
suhu 2001
suhu 2010
36.00
38.00
34.00
36.00
32.00
34.00
30.00
32.00
28.00
30.00
26.00
28.00
-0.30
-0.20
-0.10
0.00
0.10
0.20
0.30
-0.75
-0.50
NDVI 2001
Hasil dan Pembahasan
-0.25
0.00
0.25
NDVI 2010
Hasil dan Pembahasan
Hubungan Kelembaban dengan Suhu Udara
No
Tahun
Hasil Regresi Terhadap Suhu
1
2001
Y = 193,274 – 3,922 X
2
2010
Y = 186,173 – 3,706 X
R2
0,868
0,915
lembab_2001
lembab_2010
100.00
100.00
90.00
90.00
80.00
80.00
70.00
70.00
60.00
60.00
50.00
50.00
25.00
27.50
30.00
suhu_2001
32.50
35.00
25.00
27.50
30.00
32.50
35.00
suhu_2010
5
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Kelembaban per Tutupan Lahan Tahun 2001
5000
Badan air
4500
4000
Area terbangun
3500
vegetasi jarang
Luas (Ha)
3000
vegetasi rapat
2500
rawa
2000
1500
sawah
1000
semak
500
lahan terbuka
0
Kelembaban (%)
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Kelembaban per Tutupan Lahan Tahun 2010
Perubahan Kelembaban Udara
3500
Badan air
6000
Area terbangun
4000
3000
2500
2000
80 - < 90
70 - < 80
60 - < 70
90 - < 100
rawa
50 - < 60
1500
-2000
40 - < 50
vegetasi rapat
< 40
0
2000
Luas (Ha)
Luas (Ha)
vegetasi jarang
-4000
1000
sawah
500
semak
-6000
-8000
-10000
0
lahan terbuka
-12000
Kelembaban (%)
Kelembaban (%)
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
6
12/20/2011
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Distribusi, Suhu, Kelembaban, THI, dan NDVI Rata-Rata serta Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau per Wilayah Kecamatan Kota
Palembang Periode 2001 – 2010
Perubahan THI
10000
No Kecamatan
Sangat Nyaman
Nyaman
Tidak Nyaman
Sedang
5000
>= 31
30 - < 31
29 - < 30
28 - < 29
27 - < 28
26 - < 27
25 - < 26
24 - < 25
23 - < 24
22 - < 23
21 - < 22
20 - < 21
< 19
-5000
19 - < 20
Luas (Ha)
0
-15000
THI
RH
(%)
2315.7
29-30 70-80
T HI
27-28
Nilai NDVI
0,25 - 1
RT H (Ha)
RT H
(%)
1182.33 51.06
Ket
(*)
2010
Suhu
(°C)
RH
(%)
√
31-32 60-70
T HI
Nilai NDVI
29-30
0,02 – 0,08
-0,27 – (-0,21)
RT H
(Ha)
RT H
( %)
935.1 40.38
Perubahan RTH
Luas
(Ha)
Luas
(%)
√ -247.23
-20.91
-
Alang - Alang Lebar
2
Bukit Kecil
245.61
33-34 60-70
3.7
-
34-35 50-60
≥ 31
- 2.07
-22.77
3
Gandus
4843.08
28-29 80-90
27-28
0,25 - 1
2894.22 59.75
√
30-31 70-80
29-30
0,25 - 1 2532.24 52.29
√ -361.98
-12.51
4
Ilir Barat 1
5690.565 28-29 80-90
27-28
0,25 - 1
3467.88 60.95
√
30-31 70-80
29-30
0,25 - 1 2885.31 50.69
√ -582.57
-16.80
5
Ilir Barat 2
411.93
33-34 60-70
30-31 -0,15 – (-0,08)
37.8
9.17
-
34-35 50-60
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
37.71
9.15
-
-0.09
-0.24
6
Ilir T imur 1
589.5
33-34 60-70
≥ 31 -0,38 – (-0,27)
24.39
4.14
-
36-37 50-60
≥ 31
-0,38 – (-0,27)
27.63
4.69
-
3.24
13.28
7
Ilir T imur 2
1936.17
31-32 60-70
29-30 -0,27 – (-0,21)
259.47
13.4
-
33-34 60-70
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
251.19 12.97
-
-8.28
8
Kalidoni
3021.615 29-30 70-80
0,08 – 0,25
931.5 30.85
√
29-30 70-80
28-29
0,08 – 0,25
911.25 30.19
√
-20.25
-2.17
9
Kemuning
30-31 -0,27 – (-0,21)
97.29 13.74
-
34-35 50-60
≥ 31
-0,21 – (-0,15)
87.39 12.34
-
-9.90
-10.18
28-29
707.94
33-34 60-70
≥ 31 -0,27 – (-0,21)
27-28
9.09
4319.145 28-29 80-90
27-28
0,02 – 0,08
11 Plaju
1415.97
29-30 70-80
28-29
0,02 – 0,08
12 Sako
1685.295 29-30 70-80
27-28
0,08 – 0,25
13 Seberang Ulu 1
1703.97
29-30 70-80
28-29
0,02 – 0,08
217.17 12.74
14 Seberang Ulu 2
982.53
29-30 70-80
29-30
0,02 – 0,08
15 Sematang Borang
2666.61
28-29 80-90
27-28
0,08 – 0,25
16 Sukaramai
4622.85
29-30 70-80
27-28
0,08 – 0,25
2454.57
7.16
2.24
1560.6
36.1
√
29-30 70-80
392.4
27.7
-
29-30 70-80
≥ 31
-0,08 – 0,02
360.63 25.47
-
-31.77
-8.10
605.61 35.85
√
31-32 70-80
29-30
0,08 – 0,25
481.95 28.53
- -123.66
-20.42
-
29-30 70-80
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
211.68 12.42
-
-5.49
221.67 22.56
-
34-35 60-70
≥ 31
-0,27 – (-0,21)
201.15 20.47
-
-20.52
-9.26
1265.22 47.47
√
29-30 70-80
28-29
0,08 – 0,25 1104.93 41.43
√ -160.29
-12.67
√
31-32 60-70
29-30
0,02 - 0,08 1893.33 40.96
√ -561.24
-22.87
53.1
0,02 – 0,08 1419.75 32.89
√ -140.85
-3.19
-9.03
-2.53
Keterangan : Suhu, T HI, RH, dan NDVI merupakan kelas yang memiliki distribusi paling luas pada wilayah kecamatan.
* (√) Memenuhi dan (-) T idak Memenuhi berdasarkan UU. No. 26 T ahun 2007 Tentang Penataan Ruang
(-) Luasan Berkurang , (+) Luasan Bertamabah
Hasil dan Pembahasan
Pengembangan RTH
Ket
(*)
2001
Suhu
(°C)
1
10 Kertapati
-10000
Luas
Wilayah
(Ha)
Hasil dan Pembahasan
Pengembangan RTH
1. Kawasan pemukiman Suhu permukaan pada kegiatan ini berkisar antara 30 °C – 34 °C
Kelembaban udara 60%-70% dan THI rata-rata 27-28
RTH (hutan kota) yang sesuai adalah tipe pekarangan dan kebun kecil di rumah.
Bentuknya cenderung menyebar sesuai dengan luas pekarangan rumah
2. Pada bagian pinggiran kota umumnya memiliki suhu permukaan antara 29 °C – 34 °C
kelembaban udara 60%-80% dan THI rata–rata 26-27
Jenis kegiatan didaerah ini contohnya adalah kantor di tingkat kecamatan, pusat studi,
jalan lokal, lapangan olahraga, dan daerah pinggiran sungai.
RTH (hutan kota) yang sesuai dengan tipe kelompok ini dapat berupa tipe
taman kota yang berkelompok.
Hasil dan Pembahasan
Pengembangan RTH
3. Bagian pusat kota terdiri dari kegiatan pemerintahan, perdagangan, dan jasa komersil
serta pelayanan tranportasi yang sebagian besar terkonsentrasi di pusat – pusat kota
serta memiliki akses di sepanjang jalur utama Kota Palembang. Umumnya memiliki
suhu permukaan di atas 33 °C, kelembaban udara 40%-60% dan THI rata–rata berkisar
> 31 RTH (hutan kota) yang sesuai adalah jalur hijau/sabuk hijau jalan dan roof garden.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Perubahan penggunaan lahan di Kota Palembang berakibat pada perubahan iklim
mikro, diantaranya adalah peningkatan suhu permukaan, penurunan kelembaban
relatif dan peningkatan indeks kenyamanan (THI).
Sebaran suhu di Kota Palembang berkisar antara 27°C sampai 39°C. Suhu pada RTH
berkisar antara 27°C sampai 32°C, sedangkan suhu pada area terbangun berkisar >
33°C.
Nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dapat membantu dalam
membedakan antara tutupan vegetasi dan non vegetasi dan memiliki korelasi berupa
hubungan berkebalikan dengan suhu permukaan, yaitu kenaikan suhu permukaan
disertai dengan penurunan NDVI atau sebaliknya.
7
12/20/2011
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Kesimpulan dan Saran
Saran
2. Kota Palembang pada tahun 2001 dan 2010 tergolong kedalam kelas tidak nyaman,
karena hampir seluruh wilayah Kota Palembang berada pada selang THI (Temperature
Humidity Index) di atas 26.
3. Pengembangan RTH di Kota Palembang tergolong kedalam tiga unit kegiatan, yaitu,
pemukiman, daerah pinggiran kota dan daerah pusat kota. Pengembangan RTH di
tingkat pemukiman dilakukan dengan penghijauan pekarangan. Pada daerah pinggir
kota dapat dikembangkan RTH berupa taman kota dan hutan kota. Pada daerah pusat
kota dapat dikembangkan RTH berupa roof garden dan jalur hijau. Ketiga hal tersebut
disesuaikan dengan tata ruang kota, sehingga manfaat dan fungsi RTH dapat
dirasakan optimal bagi penduduk kota
1. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara suhu permukaan, yang
didapat dari citra satelit dengan suhu udara, agar pendugaan kenyamanan dapat lebih
teliti.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai besarnya pengaruh penurunan suhu yang
berasal dari peningkatan luas RTH di Kota Palembang. Hal ini diperlukan agar dapat
dijadikan suatu acuan yang baik untuk melestarikan RTH yang ada.
3. Sebaiknya dalam perencanaan tata kota khususnya dalam perencanaan RTH perlu
dimasukkan kajian mengenai suhu udara, kelembaban udara, dan tingkat kenyamanan
(THI), sehingga fungsi RTH dapat lebih dirasakan manfaatnya.
Rekomendasi Pengembangan RTH kota Palembang per wilayah kecamatan
No
Kecamatan
1
Alang - Alang Lebar
2
Bukit Kecil
3
Gandus
4
Ilir Barat 1
5
Ilir Barat 2
6
Ilir Timur 1
7
Ilir Timur 2
8
Kalidoni
9
Kemuning
10
Kertapati
11
Plaju
12
Sako
13
Seberang Ulu 1
14
Seberang Ulu 2
15
Sematang Borang
16
Sukaramai
Tipe Hutan Kota
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
industri, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe industri dan tipe
pengamanan
Bentuk Hutan
Kota
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan provinsi, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah) , serta penanaman pohon pada tutupan lahan semak. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH
karena mengalami perubahan luasan RTH yang cukup besar.
Menyebar dan
jalur
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki RTH yang palin kecil, suhu, dan THI yang tinggi serta kelembaban yang rendah.
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Menyebar dan
jalur
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan kabupaten, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah), serta menjaga ekosistem rawa. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam pengembangan RTH karena mengalami penurunan
RTH yang cukup besar.
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah), serta menjaga ekosistem rawa yang. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH karena
mengalami penurunan RTH yang cukup besar.
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau di sekitar jalan - jalan utama kota palembang.
Kecamatan ini memiliki suhu rata - rata dan THI yang paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan ini termasuk salah satu
kecamatan yang menjadi prioritas utama untuk pengembangan RTH
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Tipe industri dan tipe
pengamanan
Menyebar dan
jalur
Tipe industri, dan tipe
pengamanan
Tipe pemukiman, tipe
rekreasi, dan tipe
pengamanan
Tipe industri dan tipe
pengamanan
Tipe rekreasi, tipe
pengamanan, dan tipe
pemukiman
Tipe jalur dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
pengamanan, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Tipe rekreasi, tipe
jalur, dan tipe
pemukiman
Menyebar dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Menyebar dan
jalur
Berkelompok,
menyebar dan
jalur
Jalur dan
menyebar
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Berkelompok,
menyebar, dan
jalur
Daftar Pustaka
Keterangan
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan jalur hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini
sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Bappeda Kota Palembang. Laporan Akhir Tata Kota 2008. Palembang.
[BPS] Biro Pusat Statistik Kota Palembang. Palembang Dalam Angka 2009. Palembang.
Effendy S. 2007. Keterkaitan Ruang Terbuka Hijau dengan Urban Heat Island Wilayah Jabotabek.
Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Lillesand TM dan Kiefer RW, 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Terjemahan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Murdiyarso, D dan H. Suharsono. 1992. Peranan Hutan Kota dalam Pengendalian Iklim Kota. Sejuta
Pohon untuk Perbaikan Iklim Kota. Prosiding Seminar Sehari Iklim Perkotaan. PERHIMPI.
Bogor. Hal : 61 – 72.
Santosa I. 1986. Stasiun Meteorologi Pertanian dan Beberapa Cara Pengolahan Data Iklim. Jurusan
Geofisika dan Meteorologi FMIPA. IPB. Bogor.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
USGS. 2002. Landsat 7 Science Data User Handbook.
Jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan rumah). Kecamatan ini sebaiknya mendapat
prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi.
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah)
Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), jalur hijau pada jalan - jalan provinsi, peningkatan penghijauan di sekitar pemukiman (pekarangan
rumah) , serta penanaman pohon pada tutupan lahan semak. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH
karena mengalami perubahan luasan RTH yang cukup besar.
Lanjutan. Dokumentasi
Dokumentasi
Taman Kota Kambang Iwak
Tegakan Sejenis Pinus di TWA Punti Kayu
Lahan kosong di Kecamatan Ilir Barat 1
Sawah di Kecamatan Kertapati
Area terbangun (pemukiman) di pinggir sungai Musi
Rawa yang ada di pinggir jalan Kecamatan Gandus
Semak di Kecamatan Alang – Alang Lebar
8
12/20/2011
Support by :
Terima Kasih
Main Supported by :
My Family (Papa,Mama,Aris,Ronal,Barkah)
my special one (Ferra)
and All friends in RI 45, Lab Anling, and Cendrawasih 43
9