Lectures -
12/20/2011
Holoparasit dan Diaceous
Priska Rini Herdiyanti
E34104056
Dosen Pembimbing:
Dr.Ir.Lilik B Prasetyo, MSc.
Dr.Ir.Agus Hikmat, MSc.F
Cagar Alam
Leuweung Sancang
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Tumbuhan langka
Pemetaan Kesesuaian
Habitat
METODE PENELITIAN
Tujuan
Menentukan faktor fisik yang berpengaruh terhadap
kesesuaian habitat R.patma di CA Leuweung Sancang.
2. Menentukan model kesesuaian habitat R.patma di CA
Leuweung Sancang.
1.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
yang berguna dalam upaya pelestarian R. patma di CA
Leuweung Sancang.
Waktu dan lokasi
Pengambilan data lapang dilakukan di CA Leuweung Sancang Kabupaten
Garut Jawa Barat pada bulan Agustus 2008
Alat:
Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi: kamera dengan lensa
fisheye, kamera digital, tripod, GPS (Global Positioning System), meteran,
alat tulis, seperangkat PC beserta software Hemiview 2.1, ArcView 3.2, Erdas
Imagine 9.1. dan SPSS 1.6.
Bahan:
citra lansat, peta topografi, peta batas, peta kontur, peta jenis tanah, peta
jaringan sungai
Diagram alir penelitian
Survey
lapang
Analisis peta
Studi
literatur
Jenis Data yang Dikumpulkan
Peta rupa
Bumi
Data primer yang meliputi:
1. Titik keberadaan R.patma.
2. Ground Control Point (GCP) untuk setiap penutupan
lahan
3. Nilai LAI ( Leaf Area Index) di setiap tipe penutupan
lahan dan di setiap tempat ditemukannya R.patma
Peta
kontur
Citra Landsat
LAI
Peta ja ra k
s ungai
(buffer)
Peta
kemi ringan
l ereng
Peta
keti nggian
Ni l ai
NDVI
Peta
s ebaran R.
patma
Peta
Ta na h
Peta LAI
Da ta
pers ebaran R.
pa tma Resti S
Sumarize Zone (ArcView)
Analisis statistik (PCA)
Bobott
Data sekunder meliputi:
Bio-ekologi R. patma, kondisi umum lokasi, citra lansat,
peta topografi, peta batas, peta kontur, peta tanah dan peta
sungai
OveOverlay
Peta kesesuaian
habitat R. patma
aFk1 + b Fk2 + cFk3 + dFk4 + eFk5
validasi
Model diterima
Akurasi
model
1
12/20/2011
Pembuatan Peta
Ketinggian dan Kemiringan Lereng
Pembuatan Peta Buffer Sungai
Peta kontur
TIN
TIN (Trianggulated Irregular Network)
DEM (Digital Elevation Model)
Peta ketinggian
Peta sungai
Create buffer (ArcviewGIS 3.2)
Peta jarak sungai
Slope
(buffer)
Peta kemiringan
lereng
Pembuatan Peta
Leaf Area Index (LAI)
Survey lapang
Citra Landsat
NDVI (Normalization Difference Vegetation Index)
adalah nilai tengah dari spektral yang didapat dari
gelombang elektromagnetik merah dan inframerah
dekat.
LAI
NDVI
NDVI =
Regresi linear
Peta LAI
Pembuatan Peta Tanah
Peta analog
scan
Screen digitizing
editing
Analisis Komponen Utama (Principle
Component Analysis)
Analisis komponen utama dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 1.6. untuk mengetahui faktor fisik yang paling
berpengaruh terhadap sebaran R.patma, berdasarkan letak
titik ditemukan R.patma Selanjutnya dari hasil PCA dapat
ditentukan bobot masing-masing faktor fisik tersebut
antributing
Transformasi koordinat
Peta digital
2
12/20/2011
Analisis Peta Kesesuaian
Habitat R.patma
1. Persamaan kesesuaian habitat
2. Kelas kesesuaian habitat
Peta kesesuaian habitat R.patma akan dikelaskan menjadi
3 kelas kesesuaian yaitu kesesuaian tinggi, kesesuaian
sedang dan kesesuaian rendah.
Hasil analisis PCA digunakan untuk menentukan bobot masingmasing variable habitat yang diteliti untuk analisis spasial, sehingga
diperoleh persamaan kesesuaian habitat sebagai berikut:
Y = (aFk1 + bFk2 + cFk3 + dFk4 + eFk5)
a-e
Fk1
Fk2
Fk3
Fk4
Fk5
= Nilai bobot setiap variable
= Faktor ketinggian
= Faktor kemiringan lereng
= Faktor buffer sungai
= Faktor LAI
= Faktor kelompok tanah
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Validasi model
validasi model untuk mengetahui nilai akurasi klasifikasi
kesesuaian
habitat.
Validasi
dilakukan
dengan
membandingkan jumlah seluruh individu R.patma yang
terdapat di tiap kelas kesesuaian habitat dengan jumlah
seluruh jumlah individu yang digunakan untuk validasi.
Validasi dilakukan dengan menggunakan titik R.patma
hasil penenlitian Suwartini (2008)
Ketinggian tempat
Titik Rafflesia di Lapangan
Knop hidup
Knop mati
Mekar mati
Kemiringan lereng
Buffer Sungai
3
12/20/2011
LAI (Leaf Area Index)
Persamaan Regresi LAI dan NDVI
Y = 0,236 + 5,193 X
Keterangan:
Y = LAI
X = NDVI
Tanah
Peta LAI
Analisis Komponen Utama.
Bobot masing-masing variabel
No
Keragaman total
Akar ciri
Variabel
Nilai bobot
1
Buffer sungai
3,077
2
Kelompok tanah
3,077
3
Ketinggian
1,148
komponen
Total
% Keragaman
%Kumulatif keragaman
4
Kemiringan lereng
1,148
1
3,077
61,539
61,539
5
LAI
1,148
2
1,148
22,967
84,506
3
0,43
8,605
93,111
4
0,224
4,478
97,589
5
0,121
2,411
100
Skor tiap variabel
Vektor ciri
Buffer sungai
Kelas
Komponen Utama
Variabel
kemiringan lereng
1
2
-0,914
0,022
Kelompok tanah
skor
kelas
Ketinggian
Skor
kelas
Kemiringan lereng
skor
Kelas
LAI
skor
kelas
Skor
0-200 m
5
Bfq 1.1
5
0-50 m
5
0-8
5
0-1
5
200-400 m
4
Af 2.2.1
4
50-100 m
4
8-15
4
1-2
4
400-600 m
3
Af 4.1.0
3
100-150 m
3
15-25
3
2-3
3
Ketinggian
-0,879
0,048
Kelompok tanah
0,834
-0,463
600-800 m
2
Hdq 1.2.1
2
150-200 m
2
25-40
2
3-4
2
Buffer sungai
0,831
0,217
800-1000 m
1
Hdq 1.3.2
1
200-250 m
1
40-100
1
4-5
1
LAI
0,286
0,940
4
12/20/2011
Kesesuaian Habitat Rafflesia patma
Y = (3,077 x Fk1) + (3,077 x Fk2) + (1,148 x Fk3) + (1,148 x Fk4) +(1,148 x Fk5)
Keterangan:
Y
Fk1
Fk2
Fk3
Fk4
Fk5
= Kesesuaian Habitat
= Skor buffer sungai
= Skor kelompok tanah
= Skor ketinggian
= Skor kemiringan lereng
= Skor LAI
Kesesuaian Habitat Rafflesia patma
Kesesuaian Habitat Rafflesia patma
Luas kelas kesesuaian habitat
No
Kelas Kesesuaian Habitat
1
Kesesuaian tinggi
2
Kesesuaian sedang
3
Kesesuaian rendah
1701,435
692,893
Validasi model
No
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Faktor fisik yang berpengaruh terhadap kesesuaian habitat Raff lesia patma
adalah buffer sungai dan kelompok tanah.
2. Model keseuaian habitat Rafflesia patma di CA Leuweung Sancang adalah
Y = (3,077 x Fk1) + (3,077 x Fk2 + (1,148 x Fk3) + (1,148 x Fk4) +(1,148 x Fk5)
3. Berdasarkan faktor-faktor fisik maka habitat R.patma di CA Leuweung
Sancang yang mempunyai tingkat kesesuaian tinggi sebesar 324 Ha, habitat
yang mempunyai tingkat kesesuaian sedang sebesar 1701,435 Ha sedangkan
habitat dengan kesesuaian rendah sebesar 692,893 Ha.
Saran
Perlu menjaga kelestarian ekosistem pantai yang merupakan habitat R.patma
yang mempunyai kelas kesesuaian habitat tinggi.
Luas
324,373
Kelas
jumlah R.patma
Validasi %
1
kesesuaian tinggi
177
93
2
kesesuaian sedang
13
7
3
kesesuaian rendah
0
0
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan. Bogor.
Azhima F. 2001. Distribusi Cahaya di Hutan Karet Muara Kuamang Jambi. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Djumhaer M. 2003. Pendugaan Leaf Area Index dan Luas Bidang Dasar Tegakan Menggunakan Landsat 7 ETM+ (Studi
Kasus Di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi).[skripsi] Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
Gamasari AS. 2007. Pemetaan Kesesuaian Habitat Rafflesia patma Blume di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam
Pananjung Pangandaran dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. [Skripsi]. Bogor: Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Lillesand TM dan Kiefer RW. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Lo CP. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mogea JP, Gandawidjaja D, Wiradinata H, Nasution RE, Irawati. 2001. Tumbuhan Langka Indonesia. Bogor: Puslitbang
Biolologi-LIPI.
Nais J. 2001 Rafflesia of the World. Kota Kinabulu: Sabah Parks.
Priatna DR. 1989. Kajian Habitat Rafflesia patma Blume dan Aspek Pengelolaan Kawasan di Cagar Alam Leuweng Sancang
Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Prahasta E. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.
Purwadhi FSH. 2001. Interpretasi Citra digital. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suwartini R. 2007. Kajian Status Konservasi Rafflesia patma Blume dan Sikap Masyarakat Sekitar di Cagar Alam Leuweng
Sancang Kabupaten Garut [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Zuhud EAM, Ekarelawan dan Hikmat, A. 1993. Bioekologi dan Penanggkaran Rafflesia rochusennii untuk Pelestarian
Pemanfaatannya di Gunung Salak. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Zuhud EAM, Hikmat A, Jamil N. 1998. Rafflesia Indonesia: Keanekaragaman, Ekologi dan Pelestariannya. Bogor: Yayasan
Bina suaka Alam dan Suaka Margasatwa Indonesia dan Laboratoritum Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
5
12/20/2011
6
Holoparasit dan Diaceous
Priska Rini Herdiyanti
E34104056
Dosen Pembimbing:
Dr.Ir.Lilik B Prasetyo, MSc.
Dr.Ir.Agus Hikmat, MSc.F
Cagar Alam
Leuweung Sancang
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Tumbuhan langka
Pemetaan Kesesuaian
Habitat
METODE PENELITIAN
Tujuan
Menentukan faktor fisik yang berpengaruh terhadap
kesesuaian habitat R.patma di CA Leuweung Sancang.
2. Menentukan model kesesuaian habitat R.patma di CA
Leuweung Sancang.
1.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
yang berguna dalam upaya pelestarian R. patma di CA
Leuweung Sancang.
Waktu dan lokasi
Pengambilan data lapang dilakukan di CA Leuweung Sancang Kabupaten
Garut Jawa Barat pada bulan Agustus 2008
Alat:
Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi: kamera dengan lensa
fisheye, kamera digital, tripod, GPS (Global Positioning System), meteran,
alat tulis, seperangkat PC beserta software Hemiview 2.1, ArcView 3.2, Erdas
Imagine 9.1. dan SPSS 1.6.
Bahan:
citra lansat, peta topografi, peta batas, peta kontur, peta jenis tanah, peta
jaringan sungai
Diagram alir penelitian
Survey
lapang
Analisis peta
Studi
literatur
Jenis Data yang Dikumpulkan
Peta rupa
Bumi
Data primer yang meliputi:
1. Titik keberadaan R.patma.
2. Ground Control Point (GCP) untuk setiap penutupan
lahan
3. Nilai LAI ( Leaf Area Index) di setiap tipe penutupan
lahan dan di setiap tempat ditemukannya R.patma
Peta
kontur
Citra Landsat
LAI
Peta ja ra k
s ungai
(buffer)
Peta
kemi ringan
l ereng
Peta
keti nggian
Ni l ai
NDVI
Peta
s ebaran R.
patma
Peta
Ta na h
Peta LAI
Da ta
pers ebaran R.
pa tma Resti S
Sumarize Zone (ArcView)
Analisis statistik (PCA)
Bobott
Data sekunder meliputi:
Bio-ekologi R. patma, kondisi umum lokasi, citra lansat,
peta topografi, peta batas, peta kontur, peta tanah dan peta
sungai
OveOverlay
Peta kesesuaian
habitat R. patma
aFk1 + b Fk2 + cFk3 + dFk4 + eFk5
validasi
Model diterima
Akurasi
model
1
12/20/2011
Pembuatan Peta
Ketinggian dan Kemiringan Lereng
Pembuatan Peta Buffer Sungai
Peta kontur
TIN
TIN (Trianggulated Irregular Network)
DEM (Digital Elevation Model)
Peta ketinggian
Peta sungai
Create buffer (ArcviewGIS 3.2)
Peta jarak sungai
Slope
(buffer)
Peta kemiringan
lereng
Pembuatan Peta
Leaf Area Index (LAI)
Survey lapang
Citra Landsat
NDVI (Normalization Difference Vegetation Index)
adalah nilai tengah dari spektral yang didapat dari
gelombang elektromagnetik merah dan inframerah
dekat.
LAI
NDVI
NDVI =
Regresi linear
Peta LAI
Pembuatan Peta Tanah
Peta analog
scan
Screen digitizing
editing
Analisis Komponen Utama (Principle
Component Analysis)
Analisis komponen utama dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 1.6. untuk mengetahui faktor fisik yang paling
berpengaruh terhadap sebaran R.patma, berdasarkan letak
titik ditemukan R.patma Selanjutnya dari hasil PCA dapat
ditentukan bobot masing-masing faktor fisik tersebut
antributing
Transformasi koordinat
Peta digital
2
12/20/2011
Analisis Peta Kesesuaian
Habitat R.patma
1. Persamaan kesesuaian habitat
2. Kelas kesesuaian habitat
Peta kesesuaian habitat R.patma akan dikelaskan menjadi
3 kelas kesesuaian yaitu kesesuaian tinggi, kesesuaian
sedang dan kesesuaian rendah.
Hasil analisis PCA digunakan untuk menentukan bobot masingmasing variable habitat yang diteliti untuk analisis spasial, sehingga
diperoleh persamaan kesesuaian habitat sebagai berikut:
Y = (aFk1 + bFk2 + cFk3 + dFk4 + eFk5)
a-e
Fk1
Fk2
Fk3
Fk4
Fk5
= Nilai bobot setiap variable
= Faktor ketinggian
= Faktor kemiringan lereng
= Faktor buffer sungai
= Faktor LAI
= Faktor kelompok tanah
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Validasi model
validasi model untuk mengetahui nilai akurasi klasifikasi
kesesuaian
habitat.
Validasi
dilakukan
dengan
membandingkan jumlah seluruh individu R.patma yang
terdapat di tiap kelas kesesuaian habitat dengan jumlah
seluruh jumlah individu yang digunakan untuk validasi.
Validasi dilakukan dengan menggunakan titik R.patma
hasil penenlitian Suwartini (2008)
Ketinggian tempat
Titik Rafflesia di Lapangan
Knop hidup
Knop mati
Mekar mati
Kemiringan lereng
Buffer Sungai
3
12/20/2011
LAI (Leaf Area Index)
Persamaan Regresi LAI dan NDVI
Y = 0,236 + 5,193 X
Keterangan:
Y = LAI
X = NDVI
Tanah
Peta LAI
Analisis Komponen Utama.
Bobot masing-masing variabel
No
Keragaman total
Akar ciri
Variabel
Nilai bobot
1
Buffer sungai
3,077
2
Kelompok tanah
3,077
3
Ketinggian
1,148
komponen
Total
% Keragaman
%Kumulatif keragaman
4
Kemiringan lereng
1,148
1
3,077
61,539
61,539
5
LAI
1,148
2
1,148
22,967
84,506
3
0,43
8,605
93,111
4
0,224
4,478
97,589
5
0,121
2,411
100
Skor tiap variabel
Vektor ciri
Buffer sungai
Kelas
Komponen Utama
Variabel
kemiringan lereng
1
2
-0,914
0,022
Kelompok tanah
skor
kelas
Ketinggian
Skor
kelas
Kemiringan lereng
skor
Kelas
LAI
skor
kelas
Skor
0-200 m
5
Bfq 1.1
5
0-50 m
5
0-8
5
0-1
5
200-400 m
4
Af 2.2.1
4
50-100 m
4
8-15
4
1-2
4
400-600 m
3
Af 4.1.0
3
100-150 m
3
15-25
3
2-3
3
Ketinggian
-0,879
0,048
Kelompok tanah
0,834
-0,463
600-800 m
2
Hdq 1.2.1
2
150-200 m
2
25-40
2
3-4
2
Buffer sungai
0,831
0,217
800-1000 m
1
Hdq 1.3.2
1
200-250 m
1
40-100
1
4-5
1
LAI
0,286
0,940
4
12/20/2011
Kesesuaian Habitat Rafflesia patma
Y = (3,077 x Fk1) + (3,077 x Fk2) + (1,148 x Fk3) + (1,148 x Fk4) +(1,148 x Fk5)
Keterangan:
Y
Fk1
Fk2
Fk3
Fk4
Fk5
= Kesesuaian Habitat
= Skor buffer sungai
= Skor kelompok tanah
= Skor ketinggian
= Skor kemiringan lereng
= Skor LAI
Kesesuaian Habitat Rafflesia patma
Kesesuaian Habitat Rafflesia patma
Luas kelas kesesuaian habitat
No
Kelas Kesesuaian Habitat
1
Kesesuaian tinggi
2
Kesesuaian sedang
3
Kesesuaian rendah
1701,435
692,893
Validasi model
No
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Faktor fisik yang berpengaruh terhadap kesesuaian habitat Raff lesia patma
adalah buffer sungai dan kelompok tanah.
2. Model keseuaian habitat Rafflesia patma di CA Leuweung Sancang adalah
Y = (3,077 x Fk1) + (3,077 x Fk2 + (1,148 x Fk3) + (1,148 x Fk4) +(1,148 x Fk5)
3. Berdasarkan faktor-faktor fisik maka habitat R.patma di CA Leuweung
Sancang yang mempunyai tingkat kesesuaian tinggi sebesar 324 Ha, habitat
yang mempunyai tingkat kesesuaian sedang sebesar 1701,435 Ha sedangkan
habitat dengan kesesuaian rendah sebesar 692,893 Ha.
Saran
Perlu menjaga kelestarian ekosistem pantai yang merupakan habitat R.patma
yang mempunyai kelas kesesuaian habitat tinggi.
Luas
324,373
Kelas
jumlah R.patma
Validasi %
1
kesesuaian tinggi
177
93
2
kesesuaian sedang
13
7
3
kesesuaian rendah
0
0
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan. Bogor.
Azhima F. 2001. Distribusi Cahaya di Hutan Karet Muara Kuamang Jambi. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Djumhaer M. 2003. Pendugaan Leaf Area Index dan Luas Bidang Dasar Tegakan Menggunakan Landsat 7 ETM+ (Studi
Kasus Di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi).[skripsi] Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
Gamasari AS. 2007. Pemetaan Kesesuaian Habitat Rafflesia patma Blume di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam
Pananjung Pangandaran dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. [Skripsi]. Bogor: Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Lillesand TM dan Kiefer RW. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Lo CP. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mogea JP, Gandawidjaja D, Wiradinata H, Nasution RE, Irawati. 2001. Tumbuhan Langka Indonesia. Bogor: Puslitbang
Biolologi-LIPI.
Nais J. 2001 Rafflesia of the World. Kota Kinabulu: Sabah Parks.
Priatna DR. 1989. Kajian Habitat Rafflesia patma Blume dan Aspek Pengelolaan Kawasan di Cagar Alam Leuweng Sancang
Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Prahasta E. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.
Purwadhi FSH. 2001. Interpretasi Citra digital. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suwartini R. 2007. Kajian Status Konservasi Rafflesia patma Blume dan Sikap Masyarakat Sekitar di Cagar Alam Leuweng
Sancang Kabupaten Garut [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Zuhud EAM, Ekarelawan dan Hikmat, A. 1993. Bioekologi dan Penanggkaran Rafflesia rochusennii untuk Pelestarian
Pemanfaatannya di Gunung Salak. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Zuhud EAM, Hikmat A, Jamil N. 1998. Rafflesia Indonesia: Keanekaragaman, Ekologi dan Pelestariannya. Bogor: Yayasan
Bina suaka Alam dan Suaka Margasatwa Indonesia dan Laboratoritum Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
5
12/20/2011
6