BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan - PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 3 SOKARAJA TAHUN AJARAN 2012-2013 - repository perpustaka

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Pada dasarnya penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan siswa

  dalam hal menulis berita belum banyak dilakukan dalam bentuk skripsi. Penelitian terdahulu, yang membahas topik peningkatan kemampuan menulis berita, yang relevan dengan penelitian ini, dan dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka, adalah penelitian yang dilakukan oleh Sigit Ertanto. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sigit Ertanto dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Berita dengan Menggunakan Media Majalah Dinding pada Siswa Kelas VIII A SMP Muhammadiyah 10 Taman sari Purbalingga Tahun Ajaran 2011-

  2012”dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media majalah dinding hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari rata-rata pre test 58,20 menjadi 69,14 pada siklus I dan 78,31 pada siklus II.

  Dari kajian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lanjut. Jika penelitian di atas dilakukan dengan menggunakan media majalah dinding, penelitian ini menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated

  

Reading and Composition) . Jadi yang membedakan penelitian ini adalah model

  pembelajaran. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiwi Kusmiyati dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Metode

  

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Kompetensi Dasar

  Makna Kedaulatan Rakyat di Kelas VII C SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2010-

  2011” dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran tersebut

  6 hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari rata-rata pre test 62,70 menjadi 73,78 pada siklus I dan 81,35 pada siklus II.

  Dari kajian tersebut di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lanjut. Jika penelitian sebelumnya dilakukan dengan model pembelajaran

  

CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi pendidikan

  kewarganegaraan, penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran CIRC

  

(Cooperative Integrated Reading and Composition) , yang membedakan penelitian ini

  adalah materi pembelajarannya yaitu materi menulis berita pada pelajaran Bahasa Indonesia.

B. Kemampuan Menulis Berita

  Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu kemampuan menulis yang diajarkan pada siswa SMP kelas VIII yaitu kemampuan menulis berita. Kemampuan menulis bukan datang dengan sendirinya melainkan melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Siswa mampu menulis dengan baik apabila mereka mampu menguasai hal-hal yang berkaitan dengan menulis. Kemampuan menulis seseorang berbanding lurus dengan kegiatan membaca, karena semakin mereka membaca maka semakin banyak kosakata yang didapat. Bila seseorang memiliki kosakata banyak pengetahuanpun bertambah sehingga ketika dihadapkan dengan menulis maka tidak merasa kesulitan, seperti halnya menulis berita semakin ia memahami sebuah wacana khususnya berita maka ia tidak merasa kesulitan dalam menulis berita. Kemampuan menulis berita yaitu kemampuan menuangkan pikiran atau gagasan ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan baik.

1. Menulis

  Ada beberapa ahli yang mendefinisikan menulis sebagai berikut: Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan memahami lambang-lambang atau grafik tersebut. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspesif. Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya melainkan harus banyak dilakukan melalui latihan dan praktik yang secara teratur (Tarigan 2008:3, 22).

  Menurut Nurgiyantoro (2012: 425) menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktifitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama.

  Sedangkan menurut Suparno (2002: 1, 3) menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat: penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi sebagai saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

  Menurut Cahyani, Isah&Iyos Ana.R (2006:103) menulis adalah kemampuan menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu baik berupa ide atau pun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan.

  Dari beberapa definisi menulis yang dipaparkan tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa dalam berkomunikasi secara tidak langsung dan merupakan kemampuan seseorang menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan ide atau gagasan yang produktif dan ekspresif melalui media bahasa tulis kepada orang lain.

  Setiap tulisan memiliki maksud atau tujuan. Menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan 2008: 25-26) tujuan menulis adalah sebagai berikut:

  a. Assignment purpose (tujuan penugasan): penulis hanya menulis sesuatu karena ditugaskan atau bukan atas kemauan sendiri. Misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku.

  b. Altruistic purpose (tujuan altruistik): penulis menulis untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaaan pembaca, menolong pembaca dalam memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan terhadap karyanya.

  c. Persuasive purpose (tujuan persuasif): tulisan dari penulis bertujuan untuk meyakinkan pembacaakan kebenaran gagasan yang diutarakan.

  d. Information purpose (tujuan informasi dan penerangan): tulisan yang di dalamnya memberi suatu informasi atau keterangan atau penerangan kepada pembaca.

  e. Self ekpressive purpose (tujuan pernyataan diri): tujuan dari tulisan ini yaitu memperkenalkan atau menyatakan diri (pengarang) kepada pembaca. f. Creative purpose (tujuan kreatif): tujuan dari tulisan ini erat dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan sesuatu keinginan untuk mencapai norma artistik, atau seni idaman. Tulisan yang di dalamnya bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

  g. Problem solving (tujuan pemecahan masalah): disini penulis ingin menjelaskan, menjernihkan dan menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

  Agar maksud atau tujuan penulis tercapai, maka penulis harus mengetahui ciri- ciri tulisan yang baik. Menurut Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 2008: 6-7) antara lain: 1) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada yang serasi.

  2) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis menyusun bahan- bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

  3) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar.

  4) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis secara meyakinkan.

  5) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.

  6) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan tanda-baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.

  Ada pula ahli yang merumuskan ciri-ciri tulisan yang baik itu seperti berikut ini: a) Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda.

  b) Jelas: jangan membingungkan para pembaca.

  c) Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca.

  d) Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beranekaragam, bekarya penuh kegembiraan (Mc. Ahan dan Day dalam Tarigan, 1994: 7).

  Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis siswa membutuhkan kemampuan menggunakan bahasa yang baik agar mudah dipahami oleh orang lain. Menurut Artati (2007: 12-14) keuntungan menulis adalah sebagai berikut: (1) Memperoleh keberanian

  Sebagian besar orang takut menulis karena khawatir kalau tulisannya ditolak, dicemooh, dan kekhawatiran lainnya. Padahal apa yang mereka khawatirkan itu belum tentu terjadi. Ketakutan harus dilawan dengan berusaha menaklukkan ingin menulis, seseorang harus memaksa dan melawan ketakutannya agar bisa menulis.

  Dengan optimisme tinggi dan keberanian, mereka akhirnya berhasil mengatasi ketakutan itu sendri.

  (2) Membantu memecahkan masalah Menulis sebenarnya merupakan proses berpikir jangka panjang. Dalam jangka waktu tertentu, aktivitas menulis telah memaksa orang untuk merenung dan memusatkan perhatian lebih panjang pada suatu masalah. Menulis bersifat linear karena memaksa suatu gagasan untuk ditranskripsikan sebelum gagasan lainnya mulai dipikirkan.

  (3) Membantu memperoleh dan mengingat informasi Penulis merupakan suatu proses pengungkapan kembali tentang segala sesuatu yang telah terekam dalam otak seseorang. Jika masalah itu ditulis dan sering ditulis, sama artinya dengan mengulang kembali memori yang ada. Semakin sering menulis, ingatan seseorang semakin kuat dan daya analisisnya semakin tajam.

  (4) Mengatasi trauma Dalam sejarah perkembangan hidup, seseorang kadang- kadang pernahmengalami hal-hal yang traumatis. Kondisi ini tidak mudah dihilangkan begitu saja. Oleh karena itu, menulis dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk mengurangi hal-hal yang dianggap trauma oleh seseorang. Menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam dari trauma yang mereka alami akan menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan yang lebih posiif, dan kesehatan fisik yang lebih baik.

  (5) Menjernihkan pikiran Menulis pada hakikatnya adalah usaha mengekspresikan berbagai kesumpekan, kejengkelan, dan perasaan orang lain. Apabila dikeluarkan melalui tulisan, kesumpekan itu dapat berkurang, hilang dan ada kepuasan terseniri. Karya para sastrawan, budayawan, atau ilmuan merupakan pelampiasan terhadap kejengkelan yang terjadi dalam masyarakat.

  Sedangkan menurut Cahyani, Isah & Iyos Ana.R (2006:103), banyak keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegiatan menulis tersebut, diantaranya :

  a. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan tentang topik yang dipilih, dengan mengembangkan topik itu maka terpaksa berpikir, menggali pengetahuan, dan pengalaman yang tersimpan di bawah sadar. b. Dengan mengembangkan berbagai gagasan penulis terpaksa bernalar, menghubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau tidak menulis.

  c. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

  d. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkap kannya secara tersurat.

  e. Melalui tulisan dapat menjadi penilaian gagasan secara lebih objektif.

  f. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.

  g. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.

  h. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.

2. Berita

  Berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau keadaan menjadi pemicu utama terjadinya sebuah berita. Dengan kata lain, peristiwa dan keadaan itu merupakan fakta atau kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan rekaan atau fiksi penulisnya (Djuraid, 2006:11). Syarat berita menjadi sangat penting untuk diketahui sebelum menulis karena akan menjadi panduan bagi seorang wartawan untuk memutuskan suatu kejadian, informasi atau keadaan itu layak diberitakan atau tidak. Menurut Djuroto (dalam Farhan 2005: 23) unsur berita sebagai berikut:

  a. Aktual atau termasa: unsur aktual atau baru merupakan sesuatu yang terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan bagian penting agar berita kita dapat menarik perhatian. Sesuatu yang baru, peristiwa yang baru terjadi, kejadian yang masih hangat dibicarakan masyarakat lebih menarik, dibandingkan dengan kejadian atau peristiwa yang sudah lama.

  b. Jarak: jauh dekatnya jarak yang terimbas pada berita merupakan unsur yang perlu diperhatikan. Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar mereka dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh. Apabila kita membuat berita untuk kepentingan warga kota, maka peristiwa yang terjadi di lingkungan kota, lebih menarik perhatian daripada peristiwa di kota lain.

  c. Terkenal (ternama): penting tidaknya peristiwa untuk diberitakan, tidak hanya terletak pada besarnya peristiwa, menarik atau tidaknya kejadian itu, tetapi juga terkenal atau tidaknya subjek yang terkait pada peritiwa tersebut.

  d. Luar biasa: kejadian atau peristiwa yang aneh dan luar biasa, selalu menarik perhatian. Kejadian yang anaeh lebih menarik dibanding kejadian yang biasa- biasa saja. Hal tersebut dikarenakan sesuatu yang aneh tidak terjadi setiap waktu. Hal-hal yang aneh atau tidak biasa dan luar biasa selalu menarik perhatian orang untuk melihatnya. Misalnya orang yang tidak memiliki kaki mampu mendaki gunung tertinggi di dunia.

  e. Akibat: Kejadian yang dapat menimbulkan akibat atau pengaruh biasanya menarik perhatian masyarakat. Suatu kejadian yang mempunyai pengaruh atau akibat, selalu menarik perhatian masyarakat karena menggugah sifat egosentris manusia.

  Kejadian yang menimbulkan akibat akan memiliki kesan tersendiri bagi masyarakat dibanding kejadian biasa. Misalnya kejadian tsunami, kejadian tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa dan termasuk bencana alam yang besar dan jarang terjadi. Hal tersebut menarik perhatian masyarakat untuk mengetahuinya.

  f. Ketegangan: unsur ketegangan dijadikan dasar untuk membuat pembaca tetap terangsang mengikuti pemberitaan kita. Ketika seseorang merasa tegang atas berita yang disimak, maka akan membuat seseorang tersebut mengikuti beritanya hingga selesai. Contohnya seperti saat-saat pelantikan presiden. Pada saat pelantikan presiden masyarakat merasa tegang ingin mengetahui calon pemimpin mereka baik yang mereka pilih maupu tidak.

  g. Pertentangan: perang dan tinju merupakan gambaran dari suatu pertentangan bahkan sampai mengadu fisik. Perang dan tinju merupakan berita yang banyak dibaca oleh masyarakat, karena menimbulkan pertentangan yang dapat menarik perhatian masyarakat. Pertentangan selalu menarik perhatian, misalnya perang antar suku atau negara. Hal tersebut menimbulkan pertentangan dan membuat masyarakat ingin mengetahuinya karena menarik.

  h. Seks: masalahseks, ternyata juga dapat menarik perhatian. Seks dapat menimbulkan rangsangan tersendiri. Itulah sebabnya pemberitaan tentang seks banyak diminati. Banyak berita dari selebriti yang dibumbui dengan seks. Hal tersebut memiliki rangsangan tersendiri bagi penyimak atau masyarakat. Misalnya perceraian, perselingkuhan dsb. i. Kemajuan: pemberitaan tentang kemajuan selalu menarik, karena semua ingin maju. Kemajuan sebuah peristiwa selalu ditunggu masyarakat. Misalnya bagaimana sebuah negara yang teah dijajah membangun pemerintahannnya dari awal, tindak lanjut ekskusi seorang narapidana, dll. Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa sesuatu yang memiliki nilai kemajuan diminati oleh masyarakat. j. Human interest: human interest disebut juga satu kehidupan yang menarik.

  Kehidupan yang menarik pada penampilan berita, merupakan rangsangan tersendiri bagi pembaca.Ini dikarenakan sifat manusia yang selalu ingin mengetahui yang aneh dan menarik. Misalnya tukang becak mencalonkan untuk menjadi bupati. Hal tersebut memiliki ketertarikan tersendiri dari pembaca. k. Emosi: emosi merupakan salah satu sifat manusia yang didahului dengan rasa simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh suatu berita, selalu menarik perhatian pembaca. Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir yang ditemukan di tempaHal tersebut membuat rasa simpati masyarakat sehingga manarik perhatian pembaca untuk mnegtahuinya. l. Humor: sesuatu yang lucu biasanya menyenangkan. Humor yang ringan dapat merangsang pembaca untuk ikut tertawa merupakan bagian dari sisi pembuatan berita agar disenangi. Berita yang bersifat humor mampu mengurangi kejenuhan pembaca setelah ia sibuk dengan segala aktifitasnya seharian, maka dari itu humor memiliki tempat tersendiri dari pembaca.

  Menurut Djuraid (2006: 54-55) berdasarkan sifat kejadian, berita dapat dibedakan menjadi 2 yaitu berita terjadwal dan insidentil yang dijelaskan sebagai berikut: 1) Berita terjadwal, yakni berita-berita yang sudah dijadwalkan pada waktu tertentu.

  Pertandingan kompetisi sepakbola Liga Indonesia yang jadwalnya sudah ditentukan, maka peliputannya sudah bisa direncanakan sebelumnya. Perencanaan ini sangat penting untuk menghasilkan liputan yang berkualitas. Peristiwa yang sudah terjadwal, misalnya peringatan hari-hari besar nasional, bisa diagendakan untuk diliput.

  Perencanaan memegang peran penting dalam liputan berita. Untuk itu, koordinasi elemen-elemen dalam redaksi sangat penting untuk keberhasilan liputan ini. Peran koordinator liputan sangat penting dalam merencanakan liputan, bagaimana dia menugaskan wartawan yang sesuai dengan bidangnya dan juga fotografer.

  2) Berita insidentil, yakni berita-berita yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sama sekali. Berita kriminal, bencana alam dan kecelakaan lalu lintas tidak bisa diprediksi sebelumnya. Seorang wartawan kriminal tidak tahu kapan akan terjadi perampokan atau pembunuhan. Diperlukan kewaspadaan setiap saat dari wartawan untuk siap menghadapi peristiwa yang sekonyong-konyong terjadi.

  Sama seperti berita yang sudah diagendakan, saat menghadapi berita insidentil juga dibutuhkan koordinasi di lingkungan redaksi. Hanya saja bedanya, koordinasi berita insidentil sifatnya lebih cepat dan darurat. Seorang redaktur, koordinator liputan dan redaktur pelaksana harus bisa membuat keputusan cepat untuk menangani peristiwa mendadak ini.

  Secara umum, media cetak harian tak lepas dari berita-berita yang sudah dibakukan dalam rubrik yang tetap diantaranya (Djuraid, 2006: 55-82): a) Berita politik

  Berita politik adalah berita mengenai berbagai macam aktifitas politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga legislatif, pemerintahan dan masyarakat secara umum. Hampir semua media menampilkan berita politik sebagai sajiannya, bahkan beberapa media umum menempatkan berita politik sebagai berita utama. Penempatan politik sebagai berita utama tampaknya terbawa kecenderungan masa lalu yang menempatkan politik sebagai sesuatu yang sangat penting. Dalam perkembangannya masyarakat justru kurang menyukai berita politik. Berbagai peristiwa politik yang disertai manuver para politisi justru membuat masyarakat tidak simpati pada politik.

  b) Berita ekonomi Ada dua macam berita ekonomi, ekonomi makro dan mikro atau bisnis.

  Ekonomi makro menyangkut kebijakan perekonomian secara nasional, misalnya kenaikan suku bunga, kebijakan moneter dan sektor lain. Sedangkan ekonomi mikro berkaitan dengan masalah ekonomi dalam lingkup praktik langsung di lapangan. Misalnya sebuah perusahaan elektronik meluncurkan produk terbaru dan sebagainya.

  c) Berita kriminal Berita kriminal bisa, seperti pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan tindak kekerasan yang lain, layak menjadi konsumsi kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah.Ini sejalan dengan para pelakudan korban aksi kejahatan ini yang memang berasal dari kalangan tersebut. Meskipun demikian, bukan berarti kalangan high level tidak suka berita kriminal. Sama seperti golongan middle low, kalangan atas menyukai

  • – berita canggih (white collar crime) atau tindak kejahatan yang melibatkan orang orang kelas tinggi, baik sebagai korban maupun pelakunya. Kejahatan seperti korupsi, penipuan dengan menggunakan kecanggihan teknologi seperti pembobolan kartu kredit dan jaringan internet, menarik minat banyak pembaca.

  d) Berita olahraga Pada koran tidak hanya terdapat berita politik dan kriminal, namun ada berita olahraga yang memilik daya tarik tersendiri. Bukan hanya olahraga internasional, olahraga lokal pun memiliki daya tarik besar terutama menyangkut unsur proximity (kedekatan) dan fanatisme kedaerahan. Tim sepak bola divisi utama di berbagai kota selalu mendapat porsi pemberitaan yang besar. Emosi warga didorong untuk mendukung tim kesayangannya. Sejalan dengan perkembangan koran daerah, berita olahraga dijadikan unggulan karena bisa mengangkat pemasaran. Unsur kedekatan geografis dan emosional membuat masyarakat ingin tahu tentang perkembangan tim yang ada di daerahnya.

  e) Berita seni, hiburan dan keluarga Berita tentang musik, film, dan TV menjadi primadona beberapa tahun terakhir. Ini ditandai dengan banyaknya tabloid hiburan yang menampilkan berita seluk beluk kehidupan artis. Tabloid hiburan, seni dan keluarga mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dibanding tabloid politik yang menjamur di awal reformasi, tabloid hiburan dan keluarga mampu bertahan lebih lama.

  f) Berita pendidikan Berita pendidikan bisa jadi yang paling tidak menarik dibanding materi yang lain. Biasanya koran menempatkan berita pendidikan tidak sebagai rubrik khusus, tapi diselipkan bersamaberita lain. Tapi di kota yang memiliki banyak perguruan tinggi seperti Malang, berita pendidikan ditempatkan sebagai rubrik khusus dengan halaman tersendiri. Selain terkait dengan banyaknya lembaga pendidikan yang diikuti dengan banyaknya aktifitas pendidikan, rubrik pendidikan juga bertujuan komersial. Rubrik ini memberi kesempatan kepada lembaga pendidikan untuk mempromosikan lembaganya melalui berbagai aktivitas yang dibuat. Berita pendidikan biasanya berupa seminar, kegiatan ilmiah dan kegiatan lain di kampus. g) Berita pemerintahan Meskipun hampir semua media cetak memuat aktivitas pemerintahan, tapi pemuatannya tidak di halaman khusus. Bisa jadi berita pemerintahan hanya sebagai pelengkap karena memang tidak terlalu penting. Biasanya yang ditampilkan adalah berbagai aktifitas di pemerintahan, baik kota, provinsi maupun pusat. Di daerah, kiprah bupati, wali kota atau gubernur sering mendapat porsi yang cukup besar, karena ketokohannya. Tapi banyak kepala daerah yang sering mengeluarkan pernyataan kontroversi sehingga banyak diliput oleh media.

  Macam-macam berita menurut Djuraid (2006: 84-85) yaitu: (1) Berita langsung (straight news): berita tentang peristiwa yang penting yang harus segera disampaikan kepada pembaca dan ditempatkan pada halaman utama.

  Materinya berisi laporan langsung wartawan yang menyaksikan kejadian secara langsung dan berita yang berisi fakta yang berat.

  (2) Berita ringan (soft news): berita yang menampilkan sesuatu yang menarik, penting dan bersifat informatif. Penulisannya tidak terlalu panjang, mungkin tidak lebih dari tiga alinea. Soft news bisa merupakan bagian dari peristiwa penting yang diberitakan melalui straight news atau berita yang berdiri sendiri.

  (3) Berita kisah (feature): tulisan mengenai kejadian yang dapat menggugah perasaan dan menambah pengetahuan pembaca melalui penjelasan rinci, lengkap, mendalam dan tidak terpengaruh waktu.

  Pada pelajaran menulis berita kita harus mengetahui unsur-unsur berita yaitu

  5W+1H: (a) What atau apa yang terjadi. Faktor utama sebuah berita adalah peristiwa atau keadaan. Misalnya, peristiwa kriminal seperti perampokan, pencurian, penipuan, pembunuhan, dan tindak kekerasan yang lain. Bukan hanya peristiwa, misalnya keadaan seperti seorang tokoh yang berbicara mengenai suatu masalah. Contoh: Aksi perampokan terjadi di siang bolong menimpa seorang wanita.

  (b) Where atau tempat kejadian atau dalam istilah kriminal disebut TKP (Tempat Kejadian Perkara) yaitu tempat peristiwa atau keadaan.Contoh: Di Stadion Gajayana kemarin Arema mnegalahkan PSDS 5 – 1. (c) When atau waktu sebuah peristiwa atau keadaan terjadi. Bisa disebut dengan pagi, siang, sore atau malam. Atau kalau mau lebih rinci bisa disebutkan dengan hitungan jam, menit sampai detik. Contoh: Kemarin angin ribut melanda Kecamatan Kepanjen yang menyebabkan seratus rumah roboh.

  (d) Who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita. Tokoh dalam berita adalah orang yang paling tahu dan berperan penting dalam peristiwa. Contoh: Artis Krisdayanti kemarin mendatangi Polda Metro Jaya untuk diperiksa dalam kasus penipuan pembantu rumah tangga.

  (e) Why atau pertanyaan untuk menguak mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi.

  Pertanyaan ini bisa dikembangkan menjadi bahan berita selanjutnya. Sebab dari penyebab ini akan diketahui banyak hal dibalik kejadian tersebut. Contoh: Hujan deras semalam menyebabkan banjir dan tanah longsor di Malang Selatan. (f) How adalah pertanyaan untuk mengetahui keadaan bagaimana sebuah peristiwa terjadi, termasuk akibat yang ditimbulkan. Contoh: Jerit tangis mewarnai penemuan mayat yang menjadi korban tanah longsor di Malang Selatan

  Menurut Djuraid (2006: 161-162) pedoman bahasa jurnalistik yaitu: 1. Ringkas, hemat kata dengan menghilangkan bagian yang tidak penting.

  2. Jelas, mudah dimengerti dan tidak mengundang pembaca untuk bertanya-tanya dan membingungkan.

  3. Tertib dan patuh pada aturan atau norma yang berlaku dalam menulis berita, penggunaan bahasa, susunan kata, prioritas dan sebagainya.

  4. Singkat, harus diperhatikan titik, koma dan tanda baca lain harus diperhatikan.

  5. Menarik. Menulis berita yang menarik sangat penting yang menjadi tugas wartawan yang ditentukan oleh kemampuannya menulis.

  Dari pengertian dan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria menulis berita yang baik adalah sebagai berikut : a. Kesesuaian isi dengan tema sehingga tulisan tidak menyimpang dari tema yang sudah ditentukan.

  b. Kalimat yang digunakan singkat, padat dan jelas.

  c. Hubungan antar kalimat harus jelas.

  d. Penggunaan tanda baca dengan benar.

  C.

  

Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Intergrated Reading and

Composition)

  Proses pembelajaran dalam suatu penyampaian materi pembelajaran sangat mendukung prestasi belajar siswa. Dalam suatu proses pembelajaran, guru menggunakan metode untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Salah satu alternatif metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis berita adalah metode pembelajaran CIRC (Cooperative Intergrated Reading and

  

Composition). CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition) atau

  kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu suatu model pembelajaran menyeluruh dengan cara membaca dan menulis yang melibatkan kerja sama murid dalam satu kelompok dimana kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan masing-masing individu dalam kelompok tersebut (Slavin, 2010:5).

  CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition) merupakan

  komperhensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah. Tujuan utama dari para pengembangan program CIRC (Cooperative Intergrated Reading and

  

Composition) terhadap pembelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk

  merancang mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni bahasa yang memanfaatkan kehadiran teman satu kelas.

  Respon dari kelompok teman adalah unsur khas dari model-model proses penulisan, tetapi keterlibatan teman jarang sekali menjadi kegiatan sentralnya. Akan tetapi, dalam program CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition), para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka. Pengajaran mekanika bahasa benar-benar terintegrasi sekaligus menjadi bagian dalam pelajaran menulis, pembelajaran menulis sendiri terintergrasi dengan pelajaran memahami bacaan baik dengan keterpaduan kegiatan-kegiatan proses menulis dalam program membaca maupun dengan penggunaan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pengajaran pelajaran menulis.

  Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005: 3-4) memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain:

  1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.

  2. Placement test atau tes penempatan. Pada umunmya tes penempatan dibuat sebagai prates (pretest). Para siswa diberikan tes pra program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini. Misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.

  3. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

  4. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya.

  5. Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

  6. Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

  7. Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa. Tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa. Misalnya pemberian

  post test.

  8. Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

  Menurut Taniredja, dkk (2012:112) langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang menggunakan CIRC (Cooperative Integrated Reading and

  Composition ) yaitu:

  a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

  b. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas d. Mempresentasikan hasil kelompok

  e. Guru membuat kesimpulan bersama

  f. Penutup Dari setiap fase tersebut di atas dapat diperhatikan dengan jelas sebagai berikut: 1) Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi.

  Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya. 2) Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya. 3) Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas.

  Penemuan itu dapat bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatannya. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan- gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

  Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), kelebihan dan kekurangannya yaitu:

  a) Kelebihan: (1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

  (2) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. (3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok. (4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. (5) Membantu siswa yang lemah.

  b) Kekurangan: (1) Pada saat persentasi hanya siswa yang aktif tampil.

  (2) Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti.

  D.

  

Pembelajaran Menulis Berita dengan Model Pembelajaran CIRC

(Cooperative Intergrated Reading and Composition)

  Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning, berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya (Suprijono, 2013:13). Pembelajaran menulis yang diajarkan pada siswa kelas VIII salah satunya adalah pembelajaran menulis berita. Dalam menulis siswa diharapkan mampu mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman, dan pendapat. Salah satu upaya untuk membantu siswa menulis berita yaitu menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Salah satu alternatif metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis berita adalah model pembelajaran CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition).

  Tujuan utama dari para pengembangan program CIRC (Cooperative

  

Intergrated Reading and Composition) terhadap pembelajaran menulis dan seni

  berbahasa adalah untuk merancang mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni bahasa yang memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Pada pembelajaran menulis berita dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Intergrated Reading and

  Composition), langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Guru mempersiapkan siswa untuk menulis berita dengan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition.

  2. Guru melakukan apersepsi tentang materi menulis berita

  3. Guru memberi arahan manfaat dari menulis berita

  4. Peserta didik memahami teks berita yang dibagikan oleh guru

  5. Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu (mengadopsi komponen Placement Test).

  6. Guru membagi siswa berkelompok yang masing-masing anggotanya terdiri dari 4 orang (mengadopsi komponen Teams).

  7. Guru memberi materi singkat sebelum penugasan kelompok (mengadopsi komponen Teaching Group).

  8. Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran.

  9. Peserta didik berdiskusi dengan teman satu kelompok (mengadopsi komponen Student Creatif).

  10. Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan (mengadopsi komponen Team Study).

  11. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

  12. Kelompok lain menanggapi hasil presentasi temannya

  13. Guru menentukan kelompok terbaik hingga kelompok kurang baik berdasarkan penilain (mengadopsi komponen Team Scorer and Team Recognition)

  14. Guru memberikan tugas post test secara individu (mengadopsi komponen Fact Test ).

  15. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran (mengadopsi komponen Whole Class Unit).

  16. Penutup.

E. Kerangka Pikir

  Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang peneliti telah diuraikan, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat ditetapkan. Salah satu kemampuan menulis yang diajarkan pada siswa SMP kelas VIII yaitu kemampuan menulis berita. Keterampilan menulis berita pada sisiwa kelas VIII F masih kurang karena mereka masih merasa kesulitan dalam menulis berita seperti menyusun kalimat selain itu masih ada yang bermain sendiri atau tidak memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan tersebut mengakibatkan adanya siswa yang memiliki nilai di bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Oleh karena itu kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Sokaraja perlu ditingkatkan, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran CIRC

  (Cooperative Integrated Reading and Composition).

  CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition) merupakan model komperhensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah. Tujuan utama dari para pengembangan program CIRC (Cooperative Intergrated Reading and

  

Composition) terhadap pembelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk

  merancang mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni bahasa yang memanfaatkan kehadiran teman satu kelas.

  Respon dari kelompok teman adalah unsur khas dari model-model proses penulisan, tetapi keterlibatan teman jarang sekali menjadi kegiatan sentralnya. Akan tetapi, dalam program CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka. Pengajaran mekanika bahasa benar-benar terintegrasi sekaligus menjadi bagian dalam pelajaran menulis, pembelajaran menulis sendiri terintergrasi dengan pelajaran memahami bacaan baik dengan keterpaduan kegiatan-kegiatan proses menulis dalam program membaca maupun dengan penggunaan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pengajaran pelajaran menulis.

  Pada pembelajaran menulis berita dengan model pembelajaran CIRC

  

(Cooperative Integrated Reading and Composition) siswa dibagi dalam kelompok-

  kelompok kecil secara heterogen yang diharapkan dapat menumbuhkan pikiran kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Kemudian guru membagikan sebuah wacana berita kepada siswa dan menyampaikan tujuan membacanya. Siswa saling membacakan kepada satu sama lain, setiap paragraf saling bergantian, hal tersebut melatih siswa menjadi pendengar yang baik. Setelah itu siswa memecahkan sebuah masalah/soal yang diberikan guru, hal tersebut melatih siswa untuk berdiskusi, bekerjasama, saling melengkapi dan menghargai orang lain. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan yang lain memberi tanggapan, melatih siswa untuk bertanggung jawab dan berani mengungkapkan pendapat. Dengan demikian diharapkan pembelajaran menulis berita lebih menyenangkan dan bervariasi serta meningkatnya kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII F SMP N 3 Sokaraja.

F. Hipotesis

  Berdasarkan kerangka pikir di atas hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

  

Composition) kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 3

Sokaraja Tahun Ajaran 2012-2013 dapat ditingkatkan.

Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED, READING AND COMPOSITION ) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN II KABAT KECAMATAN KABAT BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 18 15

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA BERDASARKAN REALITAS SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010

2 28 109

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA BERDASARKAN REALITAS SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 6 10

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII F DAN VIII G SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 20122013

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS POSTER MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN KANAAN

0 0 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF MELALUI MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS V SDN SRONDOL KULON 01 KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test

0 1 168

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) BERBANTUAN METODE GARIS PADA SOAL CERITA MATEMATIKA - Raden Intan Repository

0 12 273

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BEKONANG 2 TAHUN AJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS III SD NEGERI 02 DELINGAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016 - UNS Institutional Repository

0 0 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 3 SOKARAJA TAHUN AJARAN 2012-2013

0 0 17