BAB II TINJAUAN TEORI - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. W UMUR 32 TAHUN G2P1A0 SUSPECT HAMIL 7 MINGGU 6 HARI DI BPM SRI WAHYUNI - repository perpustakaan
1. Definisi kehamilan Kehamilan adalah dimulai dari ovulasi(bertemunya sel sperma dan sel telur ) kemudian terjadi konsepsi atau fertilisasi serta terjadinya implantasi (nidasi)dari pembuahan sampai nidasi memerlukan waktu 6- 7hari.untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin. (Rustam Muchtar,2012;h.16)
Menurut Federasi Ginekologi Internasional kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Disimpulkan kehamilan adalah hasil konsepsi (bertemunya sel sperma dan sel telur) yang akan berimplementasi di dalam rahim yang akan berkembang dan tumbuh menjadi janin. Pembagian kehamilan di bagi menjadi 3 trimester yaitu :
a. trimester 1 di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu)
b. trimester ke 2 di mulai dari umur kehamilan 13-28 minggu c. trimester ke 3 di mulai dari umur kehamilan 29-40 minggu.
(varney,2009;h.492)
2. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi Menurut Sarwono Prawirohardjo (2014;h.157). sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zogot mengalami pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16 sel blastomer), kemudian menjadi blastokis (terdapat cairan di tengah) yang mencapai uterus dan
12 kemudian sel-sel mengelompok,berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-7) setelah minggu ke 7 konsepsi menjadi janin .
Dari sudut ilmu kebidanan dan aspek medikolegal, diperlukan kemampuan untuk menentukan taksiran umur embrio,fetus imatur,fetus premature dan janin matur,lamanya suatu kehamilan secara pasti tidak jelas. Namun, suatu kehamilan matur biasanya akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan arab ( lunar monts) atau 40 pekan(minggu) yang di hitung dari hari pertama mendapat haid terakhir. Pada 2 minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan perkembangan ovum yang telah dibuahi,dari minggu ke-3 sampai minggu ke-6 di sebut mudingah (embrio),dan sesudah minggu ke-6 mulai di sebut fetus. Perubahan- perubahan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
(Rostam Mochtar,2012;h.26) Menurut Ringkasan perkembangan kehamilan (Diaene,2009;h.147)
a. 0-4 minggu setelah konsepsi 1) Pertumbuhan cepat 2) Pembentukan lempeng embrionik 3) Pembentukan system saraf pusat primitive 4) Perkembangan jantung dan mulai berdenyut 5) Pembentukan tunas ekstremitas
b. 4-8 minggu 1) Pembelahan sel yang sangat cepat 2) Perkembangan kepala dan karakteristik wajah 3) Semua organ utama berada dalam bentuk primitive
4) Genetalia eksternal sudah ada, tetapi jenis kelamin belum bisa dibedakan 5) Pergerakan awal
c. 8-12 minggu 1) Fusi kelopak mata 2) Ginjal mulai berfungsi dan janin mengeluarkan urine sejak usia gestasi 10 minggu 3) Sirkulasi janin berfungsi sebagaimana mestinya 4) Mulai menghisap dan menelan 5) Jenis kelamin mulai terlihat 6) Bergerak secara bebas (tidak dirasakan ibu) 7) Terdapat beberapa reflex primitif
d. 12-16 minggu 1) Perkembangan rangka terjadi secara cepat 2) Terdapat meconnium didalam usus 3) Muncul lanugo 4) Fusi septum nasal dan palatum
e. 16-20 minggu 1) Quickening
- – ibu merasakan gerakan janin ,jantung janin terdengar pada auskultasi
2) Verniks kaseosa dapat teerlihat 3) Kuku jari dapat terlihat 4) Sel kulit mulai diperbarui
f. 20-24 minggu 1) Sebagian besar organ mulai dapat berfungsi
2) Periode tiur dan aktifitas 3) Berespons terhadap suara 4) Kulit berwarna merah dan keriput
g. 24-28 minggu 1) Dapat bertahan hidup jika lahir 2) Kelopak mata kembali terbuka 3) Pergerakan pernapasan
h. 28-32 minggu 1) Mulai menyimppan dan zat besi 2) Lanugo hilang dari wajah 3) Kulit menjadi lebh pucat dan berkurang keriputnya i. 32-36 minggu
1) Lemak yang meningkat membuat tubuh lebih bulat 2) Lanugo hilang dari tubuh 3) Rambut kepala memanjang 4) Kuku mencapai ujung jari 5) Kartilago telinga lunak 6) Lekukan plantar terlihat j. 36-40 minggu setelah konsepsi(38-42 minggu stelah hpht)
1) Cukup bulan dan sudah harus lahir 2) Kontur membulat 3) Tengkorak kepala keras
3. Diagnosakehamilan (Tanda-Tanda kehamilan Pasti,Tidak PAsti, Kemungkinan)
a. Tanda Kehamilan Pasti
1) Gerakan janin dalam rahim 2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin 3) Denyut jantung janin. Di dengar dengan stetoskop Leanec,alat kardiotokografi,alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi pemeriksaan dengan alat canggi,yaitu rotgen untuk melihat keranggka janin,ultrasonografi. (Manuaba,2014;h.109) b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan 1) Rahim membesar,sesuai tuanya hamil.
2) Pada pemeriksaan dalam,dijumpai tanda Hegar,tanda Chadwiks,tanda piscaseck, kontraksi Braxton Hiks dan teraba ballottement.
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu. (Manuaba,2014;h.108) c. Tanda Kemungkinan Hamil
1) Amenorea (terlambat datang bulan) 2) Mual dan muntah (emesis) 3) Ngidam 4) Sinkope atau pingsan 5) Payudara tegang 6) Sering miksi 7) Konstipasi atau obstipasi 8) Pigmentasi kulit 9) Epulis 10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena.
(Manuaba,2014;h.107-108) d. Diagnosis Banding Kehamilan 1) Hamil palsu (pseudosiesis) atau kehamilan spuria.
2) Tumor kandungan atau mioma uteri 3) Kista ovarium 4) Hematometra 5) Kandung kemih yang penuh (Manuaba,2014;h.109)
4. Perubahan Anatomi Ibu hamil
a. Sistem Reproduksi dan Payudara 1) Uterus
Pada wanita tidak hamil,uterus dalah suatu struktur yang hampir solid dengan berat sekitar 70 g dan rongga berukuran 10 mL atau kurang. Selama kehamilan uterus brubah menjadi organ muscular dengan dinding relatif tipis yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion. Volume total isi uterus pada aterm adalah sekitar 5L meskipun dapat juga
20L atau lebih. Pada akhirnya kehamilan,uterus telah mencapai kapasitas yang 500sampai 1000 kali lebih besar daripada keadaan tidak hamil. Peningkatan berat uterus juga setara sehingga pada aterm organ ini memiliki berat sekitar 1100gr. (Williams,2014;h.112)
2) Indung Telur (ovarium)
a) Ovulasi terhenti
b) Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.(Rustam muchtar,2012;h.29)
3) Vagina dan vulva Karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada vagina dan vulva akibat hipervaskularisasi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.Warna livid pada vagina dan porsio serviks disebut tanda Chadwick.(Rustam muchtar,2012;h.30)
4) Payudara (Mammae) Selama kehamilan, payudara bertambah besar,tegang,dan berat. Dapat teraba nodule-noduli,akibat hipertrovi kelenjar alveoli;bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi terjadi pada putting susu dan aerola payudara. (Rustam Muchtar,2012;h.32) b. Sistem endokrin,perkemihan
1) Sistem endokrin Perubahan besar pada system endokrin yang esensial terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan pemulihan pascapartum(nifas). (Bobak,2005;h.120)
2) Sistem Perkemihan Perubahan anatomis yang sangat besar terjadi pada ginjal dan ureter.Ginjal mengalami penambahan berat dan panjang sebesar 1cm. Dibawah pengaruh progesterone, kaliks dan pelvis renal mengalami dilatasi dan memanjang,serta membentuk kurva dengan berbagai ukuran.Lumen pada sepertiga distal ureter berkurang karena ukuranya karena hipelplasia,sehingga meningkatkan dilatasi kompensasi pada dua sepertiga uretur bagian atas. Uretur kanan biasanya lebih dilatasi daripada ureter kiri akibat adanya dekstrorotasi uterus dan sejalan dengan kemajuan kehamilan,postur terlentang atau tegak dapat menyebabkan obstruksi ureterik akibat pembesaran uterus yang mengompresi kedua uretur pada lingkar pelvik.Semua factor ini dapat menyebakan statis urine dan peningkatan resiko infeksi saluran perkemihan pada kehamilan.(Diane,2009;h.193)
5. Ketidaknyaman dan cara penanganan pada saat kehamilan
a. Perubahan pada kulit Dengan membesarnya uterus ,kulit perut menjadi meregang dan timbul gatal gatal mulai timbul tada TM II. Cara mengatasi dengan mengoleskan minyak zaitun, baby oil atau pelembab khusus setiap selesai mandi atau sebelum tidur.
b. Sakit punggung Dari minggu ke minggu bentuk tubuh akan berubah menyesuaikan diri dengan penambahan berat badan.
Mengakibatkan timbul ketegangan otot punggung, biasanya sakit punggung muncul pada TM II dimana posisi tubuh menahan bagian depan. Banyak cara untuk mengatasinya seperti tidur dengan kasur yang keras dan rata, duduk tegak dengan punggung di alasi bantal, bila mengangkat sesuatu jangan membungkuk, banyak istirahat mandi air hangat.
(Varney,2009;h.358)
c. Sembelit/obstipasi (susah buang air besar)
Pada BAB terjadi karena kurangnya penyerapan didlam usus haluspengaruh dari peningkatan hormone estrogen.Obstipasi terjadi pada kehamilan dari TM I sampai TM III. Obstipasi dapat diatasi dengan memperbanyak konsumsi makanan berkadar serat tinggi karena serat mampu menyerap air di dalam usus, minum air putih sebanyak 8-10 gelas sehari, olahraga ringan secara teratur terutama jalan kaki,dan hindari obat obatan yang dijual bebas untuk mengatai sembelit, kecuali bila disarankan oleh bidan atau dokter. (Varney,2009;h.539)
d. Kram Umumnya terjai pada kaki karena brat badan bertambah, terjadi pada kehamilan TM III dan dipperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium yang tidak adekuat memenyababkan ketidakseimbangan fosfor dalam tuubuh.Mengatasinya dengan meluruskan dan memijat daerah yang terkena kram atau rentangkan kaki.Kadangkala terjadi kram perut dalam bentuk kram rahim, namun tidak membahayakan.Konsultasikan setiap rasa nyeri atau kram ke dokter. (Varney,2009;h.540)
e. Letih Cepat lelah, melebihi masa sebelum hamil terutama pada awal kehamilan atau menjelang persalianan.salah satu penyebab keletihan di akibatkan oleh penrunan laju laju metabolism dasar dalam tubuh. Mengatasinya dengan cara sering tidur siang minimal 1jam, memperbanyak istirahat dimalam hari, melakukan olahraga ringan untuk menambah energy menghindari minuman berkafein,makanan manis dan berlemak. (Varney,2009;h.537)
f. Bengkak pada kaki bengkak pada kaki adalah hal normal terjadi pada wanita hamil,kerena terjadi gangguan sirkulasi pada aliran darah vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas pada bagian bawah. Biasanya odema kaki terjadi pada kehamilan TM II dan
III. Namun perlu diwaspada jika bengkak pada tangan dan mengatasinya dengan minum air putih yang banyak minimal 1- 1,5 liter perhari, meninggikan kaki saat berbaring. (Varney,2009;h.540)
g. Varises Terjadi karena pembesaran pembuluh darah kaki akibat tekanan rahim pada daerah panggul dan pengaruh kenaikan hormone terjadi karena kehamilan TM II dan III.Mengatasinya dengan hindari terlalu lama berdiri melipat kaki sewaktu duduk meninggikan kaki pada saat berbaring. (Varney,2009;h.540)
h. Nause Umumnya terjadi pada pagi hari, mulai muncul pada bulan pertama kehamilan dan akan hilang pada akhir bulan ketiga menghindari makanan yang berlemak atau berbumbu. Banyak mengkonsumsi makanan kecil yang mudah di cerna sepeti biscuit tawar atau roti makan dalam poorsi kecil tapi sering memperbanyak mengkonsumsi makanan mengandung karbohidrat dan protein tinggi seperti telur serealdan crekersmemperbanyak minum air putih untuk mengatasi kekurangan cairan tubuh (Varney,2009;h.536) i. Sakit Kepala
Sakit kepala disebabkan kaeran perubahan hormonal dalam kehamilan yang mempengaruhi hipotalamus.Namun, perlu diwaspadai bila sakit kepala tidak unjung sembuh karena ada indikasi PEB.Cara mengatasinya cukup istirahat, terutama pada malam hari.Memperbanyak minum air putihmengompres kening.Hindari mengonsumsi obat pereda sakit kepala yang di jual bebas. j. Sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selam kehamilan diduga mempengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen, juga disebabkan karena penekanan diafragma akibat pembesaran uterus (Varney,2009;h.543)
6. Asuhan Pada kehamilan
a. Tujuan asuhan antenatal 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selam hamil,termasuk riwayat penyakit secara umum. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas normal dan pemberian ASI ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Prawirohardjo,2009;h.90)
b. Jadwal kunjungan pada pemeriksaan antenatal Pemeriksaan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama,satu kali pada triwulan kedua,dua kali pada triwulan ke 3.
c. Standar Minimal Asuhan Antenatal 10 T menuurut (Sulistiyawati,2011;h 121) 1) Timbang BB 2) Ukuran tekanan darah 3) Nilai status gizi 4) Ukur Tinggi Fundus Uteri 5) Tentukan Presentase Janin dan DJJ 6) Imunisasi TT 7) Pemberian tablet besi (minimal 90 tablet selama hamil)
8) Temu Wicara dalam rangka persiapan Rujukan 9) Tatalaksana penanganan Khusus.
B. PERSALINAN
1. Definisi persalinan Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsespsi
(janin+uri) yang dapat kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir.(Rustam Muchtar,2012;h.69) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahirr.(Prawirohardjo,2009;h.100)
Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persalinan adalan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi(janin + uri)dari dalam rahim ibu.proses dimulai dengan membuka dan penipisan serviks dan janin turun ke jalan lahir.
2. Teori Terjadinya Persalinan Terjadi beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his sehingga menjadi awal mula terjadinya proses persalinan,walaupun hingga sekarang belum di ketahui pasti penyebab terjadinya persalinan.
a. Teori keregangan 1) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu.
2) Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat di mulai.
3) Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keragangan tertentu,sehingga menimbulkan proses persalinan b. Teori penurunan progesterone
1) Proses penuaan plasenta terjadi pada saat usia kehamilan 28 minnggu ,karena terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. 2) Produksi progesterone mengalami penurunan ,sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin.
3) Akibatnya otot rahim mmulai berkontraksi setelah trcapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
c. Teori oksitosin Internal 1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis paris posterior 2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks. 3) Dengan menurunya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas,sehigga persalianan dapat mulai.
d. Teori prostaglandin 1) Konsentrasi prostaglandin meniingkat sejak usia kehamilan 15 minggu yang di keluarkan oleh desidua.
2) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
3) Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya persalinan.(Manuaba,2014;h.168)
3. Tanda mulainya persalian Menurut manuaba 2014;h.169. Beberapa tanda di mulainya persalianan sebagai berikut : 1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi semakin pendek.
2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lender,lender bercampur darah) 3) Dapat disertai ketuban pecah 4) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks
(perlunakan serviks,pendataran serviks,terjadi pembukaan serviks).
4. Perubahan Uterus dan Jalan lahir dalam persalinan
a. Keadaan segmen Bawah atas dan Rahim pada Persalinan Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian yaitu segmen atas rahim yang di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terdiri dari isthmus uteri.Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan.Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang.
b. Perubahan Bentuk Rahim Pada tiap kontraksi sumbu pannjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang.Pengaruh perubahan bentuk ini ialah :
1) Karena ukuran melintang berkurang,maka lengkungan tulang punggung akan berkurang artinya tulang punggung menjadi lebih lurus dan demikian kutub atas anak terkekan pada fundus,sedangkan kutub bawah ditekan kedalam PAP. 2) Karena rahim bertambah panjang maka otot otot memanjang diregangkan mnarik pada segmen dan serviks.
(Prawirohardjo,2009;h.299)
c. Perubahan pada serviks Agar janin dapat lahir dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari serviks. Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi uterus yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostaltik keseluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Sebagai akibat dari daya dorong tersebut, terjadi dua perubahan mendasar (pendataran dan dilatasi) pada serviks yang sudah lunak.( Prawirohardjo,2009;h.301)
d. Pendataran pada serviks Yang di maksud pendataran serviks ialah pemendekan dari kanalis servikalis yang semula berupa sebuah saluran yang panjang 1-2 cm menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Proses ini disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari atas kebawah. Serabut-serabut otot setinggi os.serviks internum ditarik ke atas,atau di pendekan menuju segmen bawah uterus, sementara kondisi os eksternum untuk sementara tidak berubah (Prawirohardjo,2009;h.301) e. Pembukaan dari Serviks
Menurut Prawirohardjo,2009. Yang dimaksud dengan pembukaa serviks ialah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa millimeter menjadi lubang yang dapat dilalui janin, kira-kira 10cm diameternya. Pada saat pembukaan lengkap tidak teraba bibir portionya segmen bawah rahim,servik dan vagina telah menjadi satu saluran. Faktor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks : 1) Mungkin otot-otot serviks menarik pada pinggir astium dan membesarkanya 2) Waktu kontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban 3) Saat kontraksi selaput ketuban akan menonjol kedalam kanalis servikalis.
f. Perubahan pada Vagina dan Dasar panggul Jalan lahir di songkong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama sama membentuk dasar panggul. Saat kepala janin sampai divulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka (Prawirohardjo;2009;306)
5. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan ada
3P (Mochtar,2011;h 58)
a. Passage (jalan lahir)
b. Passanger (janin)
c. Power (tenaga ibu/his/kontraksi)
5. Asuhan Persalinan Normal Menurut Prawiroharjo (2010; h.341-347) terdapat 60 langkah asuhan persalinan normal diantaranya yaitu: a. Melihat tanda dan gejala kala dua
1) Mendengar,melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b) Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vagina.
c) Perineum tampak menonjol.
d) Vulva-vagina dan sfingter ani merbuka.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan 2) Memastikas perlengkapan, bahan,dan obat-obat esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bay baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dank eras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60cm dari tubuh bayi. (a). Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi.
(b). Menyiapkan oksitosin 10 unit 3) Memakai celemek plastic 4) Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir dan mengeringkan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering.
5) Memakai satu sarung DTT atau steril untuk setiap kali pemeriksaan dalam.
6) Memasukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril)dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.
c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik 7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekannya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.
(a). Jika introitus vagina, perineum anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkan dengan cara seksama dari depan kebelakang. (b). Buang kapas atau kasa pembersih
(terkontaminasi)dalam wadah yang tersedia (c). Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi,lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%, langkah # 9),
8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap, (a). Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskanya dan rendam dalam keadaan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan di lepaskan. 10) Periksa Denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit)
(a). Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal (b). Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam,
DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian dan asuhan lainnya pada partograf d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
11) Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginanya a) Tunggu hingga timbul rasa ingina meneran. pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu serta janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan didokumentasikan semua temuan yang ada.
b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat kepada ibu untuk meneran
12) Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran. (bila ada rasa ingin meneran dan kontraksi yang kuat,bantu ibu ke posisi setengah duduk dan posisi lain yang di inginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk meneran : a) Bombing ibu untuk meneran secara benar dan efektif.
b) Dukung dan beri ibu semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan memberi semangat pada ibu f) Berikan cukup asupan cairan per oral(minum) g) Menilai DJJ setiap lima menit . h) Segera rujuk bila apabila bayi belum atau tidak akansegera lahir setelah 120 menit (2jam) meneran (primigravida) atau 60 menit(1 jam)meneran(multigravida).
14) Anjurkan ibu untuk berjalan , berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran selama 60 menit.
e. Persiapan Pertolong Kelahiran Bayi 15) Letakan handuk yang bersih(untuk mengeringkan bayi)di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm. 16) Letakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17) Buka tutup partus setdan perhatikan kemmbali kelengkapan alat dan bahan.
18) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
f. Menolong Kelahiran Bayi Lahirnya Kepala
membuka vulva,maka lindungi perinium dengan satu tangan yang dilapisi kain kering dan bersih,tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksidan membantu lahirnya kepala. Anganjurkan ibu untuk meneran perlahan sambilber nafas cepat dan dangkal.
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan
ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran bayia) Jika tali pusat melilit secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher secara, klem tali puast di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.
21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahir Bahu 22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang secara biparietal .anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perenium ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah,gunakan tangan atas untuk menyelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan di atas berlanjut ke punggung,bokong,tungkai dan kaki.
Pegang kedua mata kaki(masukan telunjunjuk antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainya)
g. Penanganan Bayi Baru Lahir 25) Lakukan penilaian (selintas)
(a). Apakah bayi menangis kuat atau bayi bernafas tanpa kesulitan (b). Apakah bayi bergerah aktif ?
Jika bayi tidak menangis,tidak bernafas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi(langkah 25 ini berlanjut ke langkah- langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)
26) Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu : (a). Keringkn bayi mulai dari muka ,kepala, dan bagian tubuh lainya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan. (b). Ganti handuk basah dengan handuk kering. (c). Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.
27) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain yang ada di dalam uterus (bayi tunggal)
28) Beritahukan pada ibu bahwa penolong akanmenyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik)
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit (intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)
30) Dengan menggunakan klem jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir)pada sekitar 3cm dari pusar (umbilicus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,dorong isi tali pusat kea rah distal(ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2cm distal dari klem pertama. 31) Pemotongan dan Pengikatan tali pusat
(a). Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah di jepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di antara dua klem tersebut. (b). Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua dengan menggunakan simpul kunci
(c). Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan.
32) tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakan bayi dengan posisi tengkurab di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.
33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi h.Penatalaksanaan aktif kala tiga
34) pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5- 10cm dari vulva
35) letakan satu tangan di atas kain yang ada di atas perut ibu,di tepi atas simpisis, untuk mendeteksi, tangan yang satu memegang tali pusat. 36) Setelah uterus berkontraksi,tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan yang kiri mendorong uterus kea rah belakang
- –atas (dorcocranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir selama 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas .
(a). Jika uterus tidak segera berkontraksi , minta
ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu. i. Mengeluarkan plasenta 37) Lakukan penegangan dan dorongan dorco-cranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan sejajar arah sejajar dengan lantai dan kemudian kea rah atas, mengikuti poros jalan lahir(tetap di lakukan tekanan dorco-cranial)
(a). Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 dari vulva dan lahirkan plasenta
(b). Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat. i. Beri ulang dosis oksitosin 10 unit IM ii. Lakukan katerisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh iii. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan iv. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya v. Segera rujuk bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir. vi. Bila terjadi perdarahan ,lakukan manual plasenta.
38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilinkemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah di sediakan.
(a). Jika selaput ketuban robek pake sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan ekplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari- jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal. j. Rangsangan taktil (massase) uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus,letakan telapak tangan di fundus dan lakukanmassase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi(fundus teraba keras)
(a). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil atau massase. k) Menilai Perdarahan
40) Periksa kedua sisis plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta kedalam kantung plastic atau tempat khusus. 41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. l) Melakukan asuhan pasca persalinan 42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43) Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit dengan ibu-bayi(di dada ibu paling sedikit 1 jam) (a). Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara. (b). Berikan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sedah berhasil menyusu.
44) Lakukan penimbangan/pengukuran bayi,beri tetes mata antibiotic profilaksis dan vitamin k1 1mg intramuscular dipaha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi
45) Berikan suntikan imunisasi Hepatitis-B (setelah satu jam setelah pemberian vitamin K1) dip aha kanan antero lateral. (a). Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan (b). Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu did lam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu. m) Evaluasi 46) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
(a). 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan (b). Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan (c). Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan (d). Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang seusai untuk menatalaksanakan atonia uteri. 47) ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi.
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. 49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. (a). Memeriksa temperature ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
(b). Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal 50) periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit) serta suhu
o
tubuh normal (36,5-37,5
c) n) Kebersihan dan Keamanan 51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit).
Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi. 52) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53) Bersihkan badan ibu dengan air DTT. Bersihkan sisa air ketuban, lender dan darah .bantu ibu memakai pakaian yang kering dan bersih. 54) Pastikan posisi ibu nyaman, Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang di inginkan.
55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutann klorin 0,5% 56) Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5% , balikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih. o) Dokumentasi
58) Lengkapi patograf (halaman depan dan belakang),periksa tanda vital dan asuhan kala
IV.(JNPK-KR,2008;23) C. BAYI BARU LAHIR
1. Ruang Lingkup Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan aterm dengan berat lahir 2500-4000 gram.
Bayi yang lahir normal adalah bayi yang cukup bulan, 37-40 minggu dengan berat lahir sekitar 2500-4000 gram dan panjang sekitar 2500-4000 gram dan panjang sekitar 50-55 cm (sondankh,2013;h.150)
Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam criteria sebagai berikut : a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram b. Panjang badan bayi 48-50 cm.
c. Lingkar dada bayi 32-34 cm.
d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
e. Bunyi jantung bayi dalam menit pertama +180x/menit, kemudian turun sampai 140-120x/menit pada saat bayi berumur 30 menit .
f. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit desertai pernafasan cuping hidung,retaksi suprastenal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit .
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi vernik caseosa .
h. Rambut lanugo telah hilang. i. Kuku panjang dan lemas. j. Reflek hisap,menelan,dan moro telah terbentuk . k. Genetalia : testis sudah turun (pada laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan) l. Eliminasi ,urin , dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
2. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir
1. Adaptasi Pernafasan Pernafasan awal di picu oleh factor fisik ,sensorik , dan kimia.
a. Factor
- – factor fisik meliputi usaha yang di perlukan untuk mengembangkan paru-paru dan mengisi alveolus yang kolaps (misalnya,perubahan dalam gradient terkana)
b. Factor-faktor sensorik, meliputi suhu,bunyi,cahaya ,suara,dan penurunan suhu.
c. Factor-faktor kimia,meliputi perubahan dalam darah (misalnya,penurunan kadar oksigen,peningkatan kadar karbondioksida, dan peni=urunan pH) Bayi baru lahir lazimnya bernafas melalui hidung
. Respons reflex terhadap obstruksi nasal dan membuka mulut untuk mempertahankan jalan nafas tidak ada pada sebagian besar bayi sampai 3 minggu stelah kelahiiran. Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktifitas normal system saraf pusat dan parifer yang di bantu oleh beberapa rangsangan lainya.
Frekuensi pernafasan bayi baru lahir 30-60 menit .(Sondankh,2013;h.151)
2. Adaptasi Kardiovaskuler
a. Sirkulasi parifer lambat , yang menyebabkan akrosianosis pada tangan ,kaki, dan sekitar mulut.
b. Denyut nadi berkisar 120-160 x/menit saat bangun dan 100x/menit saat tidur.
c. Rata-rata tekannan darah adalah 80/64mmHg dan berfariasi sesuai dengan ukur dan tingkat aktifitas bayi.
d. Nilai hematologi normal pada bayi Berkembangnya paru-paru ,pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan oksigen . Sebaliknya tekanan karbon dioksida akan mengalami penuurunan. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan resistensi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus tertutup.Setelah tali pusat terputus aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup. (Sondankh;2013;h.151)
3. Adaptasi Neurologis
a. System neurologi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna.
b. Bayi baru lahir menunjukan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi ,pengaturan suhu yang labil,control otot yang buruk, mudah terkejut, dan themor pada ekstremitas.
4. Adaptasi Gastrointestinal
a. Enzim-enzim digesif aktif saat lahir dan dapat menyokong kehidupan ekstra uterine pada kehamilan 36-38 minggu.
b. Perkembangan otot dan reflex yang penting untuk menghantarkan makanan sudah terbeentuuk saat lahir.
c. Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai,pencernaan dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya enzim- enzim pangkreas dan lipase.
d. Kelenjar saliva, imatur saat lahir ,sedikit saliva diolah sampai bayi usia 3 bulan.
e. Pengeluaran mekonium yaitufases berwarna hitam kehijauan ,lengket dan mengandung darah samar , diekresikan dalam 24 jam.
5. Adaptasi Ginjal Laju filtrasi glumerulus relative rendah pada saat lahir di sebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glumerulus, meski keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stressor.Penurunan kemampuan untuk mengekresikan obat-obatan dan kehilangan cairan yang berlebhan mengakibatkan asidosis dan mengakibatkan ketdakseimbangan cairan.Sebagian bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir, setelah itu berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Urine dapat keruh karena lender dan garam asasm urat,noda kemerahan. (Sondankh,2013;h.156)
6. Adaptasi Hati
a. Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,hati terus membantu pembentukan darah.
b. Selama periode neonatus,hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah.
c. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan kehidupan ekstrauterin.
d. Hati juga mengonntrol jumlah bilirubin tak terkonjuasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
7. Adaptasi Imun
a. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organism menyerang di pintu masuk.
b. Imaturitas jumlah system pelindung secara signifikan meninngkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir. 1) Respons inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
2) Fagositosis lambat 3) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu. 4) Immunoglobulin A hilang dari saluran pernafasan dan perkemihan ,kecuali bila bayi tersebut menyusu ASI.
c. Infeksi merupakan penyebeb utama morbiditas dan mortalitas selama periode neonatus.
3. Pemeriksaan Neurologis Menurut sondankh,2013;h.163, pemeriksaan neurologis meliputi : a. Refleks morro/ terkejut; apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan tangan,maka akan menimbulkan gerak terkejut.
b. Refleks menggenggam : apabila telapak tangan bayi di sentuh dengan jari maka bayi akan usaha untuk menggenggam.
c. Refleks rooting : bayi akan mencari sentuhan apabila tangan kita di letakan di pipi bayi.
d. Refleks sucking : bayi akan berusaha menghisap.
e. Refleks slowing : bayi akan berusaha untuk menelan apa yang ada si dalam mulut.
f. Tonic neck refleks : bayi bila di gendong akan berusaha mengangkat kepalanya.
4. Jadwal kunjungan Neonatal
a. Kunjungan Neonatal hari ke-1 (KN 1) 1) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat di laksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan (>24 jam)
2) Untuk bayi yang lahir di rumah ,bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam ,maka pelayanan dilaksanakan pada 6 jam setelah lahir.
Hal yang di laksanakan :
a) jaga kehangatan tubh bayi b) berikan Asi Ekslusif
c) Cegah Infeksi
d) Rawat tali Pusat
b. Kunjungan neonatal hari ke 2- (KN 2) 1) Jaga kehangatan tubuh bayi 2) berikan Asi Ekslusif 3) Cegah Infeksi 4) Rawat tali Pusat
c. Kunjungan neonatal minggu ke -3 (KN 3) Hal yang di lakukan meliputi : 1) Memeriksa ada/tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit pada bayi 2) Menjaga kehangatan bayi 3) Memberikan ASI Ekslusif.
5. Tanda bahaya BBL
a. Hipotermia Gejala hipotermia mungkin samar-samar, termasuk takipnea dan takikardia.Bayi baru lahir mengalami hipotermia harus segera di evaluasi untuk mengetahui terjadinya hipoglikemia dan hipoksia. Proses menghangatkan bayi secara cepat dapat menimbulkan apnea. b. Asfiksia Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia janin pada kehamilan. Asfiksia akan bertambbah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna, sehingga tindakan keperawatan dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang akan timbul.
(Sondankh,2013;h176)
c. Infeksi Neonatrum Infeksi pada bayi baru lahir sering di temukan pada BBLR, dan sering ditemukan pada bayi yang lahir dirumahsakit.Bayi baru lahir mendapat kekebalan (imunitas) transplasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Tanda gejala bayi yang terkena infeksi antara lain malas menyusui ,gelisah,perrnafasan meningkat,berat badan menurun, muntah dan diare(prawirohardjo,2010;h.385). d. Ikterus Ikterus pada bayi baru merupakan suatu gejala fisiologi atau dapat merupakan gejala patologi.Ikterus dikatakan fisiologi apabila sesudah pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya tidak mempunyai potensi berkembang menjadi kern-icterus.Kren icterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak.
(Prawirohardjo,2010;h.381)
D. NIFAS
1. Definisi Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar,2011;h 67)
Masa nifas (puerperium) adalah kala yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan pada keadaan yang normal (Manuaba,2012;h 200)
2. Program dan kebijakan teknis Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi, menangani maslah-masalah yang terjadi (Saifuddin, 2009; h.123).
Tabel 2.1 Program dan kebijakan teknisKunjungan Waktu Tujuan 1 6-8jam a. Mencegah perdarahan masa setelah nifas karena atonia uteri. persalinan
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan(rujuk jika perdarahan berlanjut).
c. Memberikan konseling keibu atau salah satu anggota keluarganya bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran,atau setelah keadaan ibu dan bayi stabil. 2 6 hari setelah