NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA BUYA HAMKA 20152016 SKRIPSI

  NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA BUYA HAMKA 2015/2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

  Imam Mas Arum, M.Pd. Dosen IAIN Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi KepadaYth.

  Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : LIA DWI PURWANTI NIM : 111-12-1131 Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL

TENGGELMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA BUYA HAMKA

  Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam siding munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

  Salatiga,2 September 2016 Pembimbing, Imam Mas Arum, M.Pd.

  NIP. 19790507 201101 1008

  

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL

DALAM NOVEL TENGGELMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

KARYA BUYA HAMKA

  Disusun oleh

  

LIA DWI PURWANTI

NIM: 111-12-131

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam

  Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 22 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji :Mufiq, S.Ag, M.Phil Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M.Pd Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd Penguji II :Dr. Hj Lilik Sriyanti, M.Si

  Salatiga, 22 September 2016 Dekan Suwardi, M.Pd.

  Jalan Lingkar Salatiga km.2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Emil; tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

NIP. 19670121 199903 10002 KEMENTRIAN AGAMA RI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Lia Dwi Purwanti NIM : 111-12-131 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikuti atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, September 2016 Penulis Lia Dwi Purwanti 111-12-131

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Amat berat siksa- Nya”.

  

(Al Maa-idah: 2)

PERSEMBAHAN

  Untuk orang tuaku ( Bapak Sumaryanto dan Ibu Supriyati) Kakak dan adikku ( Eko Purnomo dan M. Khoirurrofik)

  Orang setia menungguku (Saeful Anwar) Teman-temanku semuanya yang tidak bisa saya sebut satu persatu

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “NILAI-NILAI PENDIDIKAN

  

SOSIAL DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

KARYA BUYA HAMKA

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku dekan FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A., selaku pembimbing akademik.

  6. Ayahku (Sumaryanto) dan ibuku (Supriyati) yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta tulus ikhlas dalam mendoakan agar perkuliahan dan skripsi ini segera selesai.

  7. Kakakku (Eko Purnomo) dan adikku (M. Khoirurrofik) yang selalu memberi motifasi dan semangat kepada penulis.

  8. Orang setia menungguku, menemaniku, dan memberi semangat (Saeful Anwar).

  9. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  10. Sahabat-sahabat dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan dan doa‟nya.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga,31 Agustus 2016 Penulis

  Lia Dwi Purwanti

  

ABSTRAK

  Purwanti, Lia Dwi. 2016

  “Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka” Skripsi.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd.

  Kata kunci: Nilai dan Pendidikan Sosial

  Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini lebih menekankan aspek intelektual saja. Kepandaian otak ternyata belum cukup untuk membantu anak didik menjadi manusia yang lebih utuh, bahkan bagi beberapa siswa kepandaian otak malah membantu siswa berperilaku yang merugikan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah : (1). Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. (2). Bagaimanakah karakter tokoh utama yang patut diteladani dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. (3). Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka pada PAI.

  Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research), sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis (descriptive

  of analyze research ). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

  pendekatan karya sastra, yaitu pendekatan pragmatik. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan sosial yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck diantaranya: Nilai pendidikan kasih sayang, tanggung jawab, dan keserasian hidup. (2) karakter tokoh utama yang patut diteladani diantaranya: Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, alam sekitar. (3) implikasi pendidikan sosial dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka pada PAI memberikan kontribusi yang positif terhadap Pendidikan Agama Islam. Karena bentuk pendidikan sosial dalam novel itu meliputi, kerjasaama, kepedulian, toleransi, kekeluargaan, musyawarah, rasa empati, dan tolong menolong menjadi bagian dari ajaran islam. Novel ini memiliki nilai edukasi sehingga pembaca diajak untuk meresapi dan mengambil nilai yang terkandung termasuk sosial. Sehingga mampu membuka pikiran pembaca dan mengimplementasikan dalam Pendidikan Agama Islam. Dengan begitu akan menjadikan kita pribadi yang berkarakter dan akhlak yang baik.

  DAFTAR ISI JUDUL ............................................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 E. Metode Penelitian .......................................................................... 7 F. Penegasan Istilah ........................................................................... 11

  BAB II BIOGRAFI NOVEL A. Biografi Hamka .............................................................................. 16 B. Latar Belakang Penulisan Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ............................................................................... 19 C. Karakteristik Novel Hamka ........................................................... 21 D. Karya-karya Hamka ....................................................................... 23 E. Unsur-unsur Intrinsik Novel .......................................................... 27 F. Sinopsis Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ................... 42 BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. Nilai Sosial .................................................................................... 46 B. Karakter Tokoh Utama yang Patut Diteladani .............................. 58 BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial ........................................................ 71 1. Pendidikan Kasih Sayang ........................................................ 71 2. Pendidikan Tanggung Jawab ................................................... 81 3. Pendidikan Keserasian Hidup ................................................. 84 B. Karakter Tokoh Utama yang Patut Diteladani .............................. 91 1. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Tuhan ......... 91 2. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Diri Sendiri ..................................................................................... 95 3. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Keluarga .... 108 4. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Masyarakat

  5. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Alam Sekitar ..................................................................................... 112 C. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan Sosial dalam Novel

  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck pada PAI ..................... 116

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 118 B. Saran .............................................................................................. 119 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi

  Lembar Konsultasi 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini lebih menekankan aspek

  intelektual saja. Kepandaian otak ternyata belum cukup untuk membantu anak didik menjadi manusia yang lebih utuh, bahkan bagi beberapa siswa kepandaian otak malah membantu siswa berperilaku yang merugikan orang lain (Soewandi, 2005: 107).

  Pendidikan remaja, bukanlah hanya soal pendidikan dan pengembangan pengetahuan, apalagi hanya otak. Hal itu tidak cukup, karena hanya akan membawa orang mengerti, tetapi belum pasti bahwa mereka dapat hidup berselaras dengan Tuhan, orang tua, dan orang lain (Soewandi, 2005: 111)

  Melihat realita sekarang ini rasa peduli antara satu dengan yang lain sudah tidak ada. Manusia seperti tidak membutuhkan bantuan dari orang lain.

  Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kelangsungan hidup mereka sendiri. Tidak ada manusia di dunia ini yang bisa hidup sendiri. Manusia satu dengan yang lain adalah bersaudara. Jadi sangat diharuskan untuk saling membantu. Seperti dalam firman Allah SWT:

  

           

  "Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

  damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (Q.S Al Hujuraat: 10).

  Islam memandang bahwa bermasyarakat adalah suatu keharusan. Mustahil manusia dapat hidup terpencil seorang diri. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sikap tolong menolong menjadi sebuah keniscayaan. Bahkan setiap muslim diwajibkan untuk memikirkan keadaan masyarakat disekitarnya. Meski disisi lain Islam mengakui hak individu (HAM), bukan berarti seorang muslim boleh lepas tanggung jawab di dalam kehidupan bersama. Islam sangat menekankan pentingnya menghormati dan mencintai sesama.

  Pendidikan sosial merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja oleh orang yang bertanggung jawab serta tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi atau sumber daya instan menuju terbentuknya manusia seutuhnya, baik jasmani maupun rohani dalam hubungannya dengan sesama manusia dengan adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulai dan bersumber kepada Akidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam sehingga dapat tampil dalam pergaulan di masyarakat dengan adab yang baik dan keseimbangan akal dan tindakan yang bijaksana berdasarkan ajaran agama Islam.

  Pendidikan sosial bukan hanya pengetahuan berupa hafalan saja, akan tetapi pengetahuan yang dapat membawa tumbuhnya kesadaran pada peserta didik mengenai pentingnya akhlak dan etika, adab serta norma-norma dalam masyarakat yang baik dan mendorong untuk berkehendak melakukan perbuatan yang penuh tanggung jawab.

  Di era kemajuan teknologi yang sudah maju seperti zaman sekarang ini pendidikan tidak hanya diperoleh dari pendidikan sekolah atau lembaga formal lainnya. Namun pendidikan dapat diperoleh darimana saja, salah satunya dari sebuah karya sastra yang bermutu dan berkualitas.

  Sejalan dengan hal di atas seorang sastrawan Indonesia yang terkenal dengan nama Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) menyampaikan pesan atau nilai pendidikan sosial melalui karya sastranya yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Sastra ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan juga perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan kisah cinta sepasang kekasih yang berakhir hingga kematian.

  Tokoh utama dalam novel ini adalah Zainuddin. Ayahnya adalah Orang buangan. Beliau bernama Pendeta Sultan, dibuang karena membunuh mamaknya soal harta pusaka. Pendekar Sultan dibuang ke Cilacap, lalu dikirim ke Makasar. Disini ia menikah dengan orang Makasar. Dari pernikahan inilah lahir Zainuddin.

  Setelah Zainuddin dewasa ia pergi ke Minangkabau. Ia ingin belajar di Minangkabau, lalu berjumpalah ia dengan keluarga ayahnya. Pada mulanya ia disambut dengan hangat, tetapi kemudian berangsul-angsur dingin, karena ia dianggap sebagai orang asing (karena ibunya bukan orang Minangkabau). Meskipun demikian Zainuddin tetap baik kepada keluarga dan masyarakat sekitar. Karena Zainuddin adalah sosok pemuda yang baik hati, dan lebih mementingkan orang lain atas dirinya sendiri. Seperti dalam kutipan novel berikut ini:

  “Zainuddin seseorang yang lemah lembut, didikan ahli seni, ahli

sya‟ir, yang lebih suka mengalah untuk kepentingan orang lain”

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 27).

  Pendidikan yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang kepedulian kepada orang lain melebihi kepedulian kita kepada diri kita sendiri. Kutipan tersebutmengambarkan karakter tokoh utama, yaitu Zainuddin. Kepedulian Zainuddin terhadap orang lain yang begitu besar.

  Meskipun sebenarnya dia hidup dalam kesusahan dan memerlukan bantuan dari orang lain.

  Berdasarkan uraian di atas tentang novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijckyang penuh dengan makna, maka dari itu, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA BUYA HAMKA sebagai sebuah karya sastra yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan Sosial.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah ( Maslikhah,2013: 302)

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel

  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka? 2.

  Bagaimanakah karakter tokoh utama yang patut diteladani dalam novel

  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka? 3.

  Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka dalam PAI? C.

   Tujuan penelitian

  Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Untuk mendeskripsikan bagaimana nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.

  2. Untuk mendeskripsikan bagaimana karakter tokoh utama yang patut diteladani dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.

  3. Untuk mendeskripsikan bagaimana implikasi nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka dalam PAI.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritik Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan terutama bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum maupun pendidikan sosial melalui seni sastra. Serta untuk menambah wawasan tentang keberadaan seni sastra( novel) yang memuat tentang pendidikan.

2. Manfaat praktis

  Secara praktis, efektivitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada tiga, yaitu: a.

  Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu bukan hanya memprioritaskan nilai jual dari sisi keindahannya namun juga hendak memperhatikan isi dan pesan yang dapat diambil dari karya seni tersebut. b.

  Bagi dunia pendidikan, setidaknya dapat dikaji lagi pada aspek-aspek lainnya secara mendalam sehingga lebih menginspirasi yang belum diketahui oleh orang banyak.

  c.

  Bagi civitas akademica, penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi pelaksanaan penelitian- penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan ( library research), data mengenai penelitian ini diperoleh dari artikel dan buku-buku yang terkait dengan penelitian ini.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode kualitatif( qualitative method) adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2008: 60).

2. Metode pengumpulan data

  Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2005:100). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kepustakaan ini adalah sebagai berikut: a.

  Studi Pustaka

  Peneliti mengkaji novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang merupakan sumber data primer penelitian dan menganalisis teks dalam novel tersebut yang mengandung nilai-nilai pendidikan sosial serta buku-buku lain yang relevan dengan pembahasan skripsi.

  b.

  Metode Dokumentasi Yaitu menggunakan bukti-bukti dan keterangan yang diperoleh dari buku. Yang datanya berupa data primer dan data sekunder. Data primernya adalah dokumentasi dari novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” karya Hamka, dan data sekundernya adalah data pustaka atau berbagai tulisan yang memiliki berkaitan dengan masalah penelitian untuk dipilah dan dipilih berdasarkan data untuk mempermudah dalam menganalisisnya.

3. Sumber data

  Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh(Arikunto,2006: 129). Dalam penulisan skripsi ini sumber data yang digunakan adalah sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber data terdiri atas dua macam, yaitu: a.

  Sumber Data Primer, merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu novel Tenggelamnya Kapal

  Van Der Wijck karya Buya Hamka yang diterbitkan oleh Bulan

  Bintang b. Sumber Data Sekunder, yaitu berbagai literature yang berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik itu berupa buku, dan website.

4. Metode analisis data

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Isi dalam metode analisis isi terdiri dari dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007:48).

  Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi (Ratna, 2007:49).

  Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan nilai-nilai tertentu yang terkandung dalam sebuah karya sastra dengan memperhatikan konteks. Analisis isi berfungsi mengungkap makna simbolik dalam sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijckkarya Buya Hamka Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data adalah: a.

  Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel

  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan sosial.

  b.

  Langkah interprestatif, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel

  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan sosial.

  c.

  Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari novel

  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan sosial.

  d.

  Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan sosial.

F. Penegasan Istilah

  Agar pembaca mudah untuk memperoleh pemahaman dan gambaran yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih dahulu yaitu: a.

  Nilai Nilai dapat diartikan sifat-sifat( hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminto, 1999: 667).

  Dalam garis besarnya nilai hanya ada tiga macam, yaitu nilai benar-salah, nilai baik-buruk, dan nilai indah-tidak indah. Nilai benar- salah menggunakan kriteria benar atau salah dalam menetapkan nilai. Nilai ini digunakan dalam ilmu ( sains), semua filsafat kecuali etika mahzab tertentu. Nilai baik-buruk menggunakan kriteria baik atau buruk dalam menetapkan nilai. Nilai ini digunakan hanya dalam etika. Adapun menetapkan nilai seni, baik seni gerak, seni suara, seni lukis, maupun seni pahat (Ahmadi, 2010: 50).

  Dari beberapa pengertian dan pemikiran tokoh tentang nilai di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat-sifat atau hal- hal yang melekat pada sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia yang dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai hal-hal yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, indah dan tidak indah dalam kehidupan sehari-hari.

  b.

  Pendidikan Sosial Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan pikiran ( Tim Pengembangan

  Ilmu Pendidikan,2007: 20). Pendidik adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuantan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, Bangsa dan Negara (Ensiklopedi pendidik,2009: 130)

  Sosial adalah berasal dari kata latin sociates, yang mempunyai arti masyarakat. Kata sociates dari kata socius yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain (Agus, 1983:248)

  Sedangkan yang dimaksud pendidikan sosial adalah pendidikan yang sejak kecil agar terbiasa mengerjakan dan menjalankan adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada akidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam, agar di dalam masyarakat nanti ia bias tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, berkesinambungan yang matang dan tindakan yang bijaksana (Ulwan, 1981: 391).

  Jadi nilai-nilai pendidikan sosial yang dimaksud adalah sesuatu yang berguna pada kehidupan bermasyarakat untuk membina kehidupan dengan lingkungannya.

  Nilai-nilai pendidikan sosial ada dua yaitu interaksi sosial dan hubungan sosial. Interaksi sosial didefinisikan sebagai interaksi lembaga sosial, individu, dan tata hubungan yang dikendalikan oleh hubungan tertentu. Sedangkan Soerjono Soekanto mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompoik, dan kelompok dengan antar kelompok. Hubungan sosial adalah hubungan timbal antar individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial juga sering disebut dengan interaksi sosial ( Soerjono: 1987: 50).

  c.

  Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang di tulis dan naratif yang biasanya adalah bentuk cerita (Maslikhah,2013: 126). Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: pengarang atau narator, isi penciptaan, media penyampaian isi atau bahasa dan elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang mengandung karya sastra. Pada sisi lain dalam memaparkan isi, pengarang akan memaparkan melalui beberapa cara, yaitu: dengan penjelasan atau komentar, dengan dialog atau monolog, dan melalui action maupun perbuatan (Aminuddin, 1995: 66).

  Dalam penelitian kali ini penulis akan meneliti isi dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka yang diterbitkan oleh Bulan Bintang sebagai bahan penelitian yang mengandung nilai- nilai pendidikan sosial dengan meneliti isi dan juga memperhatikan unsur-unsur intrinsik pembangun novelnya.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Penulisan skripsi yang disusun terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal

  bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman moto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

  Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas mengenai: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan penelitian.

  BAB II BIOGRAFI NOVEL Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Hamka, Latar Belakang penulisan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, karakteristik novel Hamka, karya-karya Hamka, unsur-unsur intrinsik novel, sinopsis novel Tenggelamnya Kapan Van Der Wijck

  BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran penulis mengenai: Tentang nilai dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan karakter tokoh yang patut diteladani dalam novel Tenggelamya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.

  BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai: Nilai- nilai pendidikan Sosial dalam novel Tenggelamya Kapal Van Der Wijck, karakter tokoh utama dalam novel Tenggelamya Kapal Van Der Wijck, dan implikasi nilai-nilai pendidikan Sosial dalam novel Tenggelamya Kapal Van Der Wijck pada PAI.

  BAB V PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II BIOGRAFI NOVEL A. Biografi Hamka Haji Abdul Malik Karim Amarullah (HAMKA), lahir di Sungai Batang, Maninjau Sumatera Barat pada hari Ahad, tanggal 17 Februari 1908 M./13 Muharam 1326 H dari kalangan keluarga yang taat agama. Beliau

  adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.

  Ayahnya adalah Haji Abdul Karim Amarullah atau sering disebut Haji Rasul bin Syekh Muhammad Amarullah bin Tuanku Abdullah Saleh. Haji Rasul merupakan salah seorang ulama yang pernah mendalami agama di Mekkah, pelopor kebangkitan kaum mudo dan tokoh Muhammadiyah di Minangkabau. Ia juga menjadi penasehat Persatuan Guru-Guru Agama Islam pada tahun 1920an, ia memberikan bantuannya pada usaha mendirikan sekolah Normal Islam di Padang pada tahun 1931, ia menentang komunisme dengan sangat gigih pada tahun 1920-an dan menyerang ordonansi guru pada tahun 1920 serta ordonansi sekolah liar tahun 1932 (Noer, 1985:46).

  Sementara ibunya bernama Siti Shafiyah Tanjung binti Haji Zakaria (w. 1934) keturunan seniman di Minangkabau. Adapun kakek Hamka dari ayahnya, yakni Muhammad Amrullah. Dikenal sebagai ulama pengikut tarekat naqsyabandiyah (Samsul, 2008: 15) Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti( tgl 12 mei 2016)

  Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke- 31 di Yogyakarta pada tahun 1950.

  Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo (Dawam, 1993: 202).

  Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929 diakses tgl 12 mei 2016 ). Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).

  Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antara bangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia ( Hamka,1987: 19).

  Pada tanggal 24 Juli 1981, Hamka telah puang ke rahmatullah. Jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam l 12 mei 2016 )Hamka bukan saja sebagai pujangga, wartawan, ulama, dan budayawan, tapi juga seorang pemikir pendidikan yang pemikirannya masih relevan dan baik untuk diberlakukan dengan zaman sekarang.

B. Latar Belakang Penulisan Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

  Hamka sangat gemar membaca, ia bahkan hampir setiap hari menyewa buku di tempat penyewaan milik gurunya. Kemudian saat sudah tidak mempunyai uang untuk membayar sewa buku maka ia bekerja di tempat penyewaan milik gurunya itu dengan upah supaya dapat meminjam buku secara gratis. Buku yang Hamka baca kemudian disalin menurut versi ia sendiri. Kadang Hamka remaja mengirim surat cinta yang disadurnya dari buku-buku kepada teman perempuan sebayanya. Dari sinilah ia mulai menulis. Selain itu Hamka juga mengukuhkan tekatnya untuk meneruskan cita-cita ayahnya dan dirinya sebagai sastrawan.

  Setelah menunaikan ibadah haji dan tinggal di mekah selama tujuh bulan ia pulang ke Tanah Air, atas perintah sang guru. Namun bukannya ia kembali ke Padang Panjang melainkan ia tinggal di Medan. Di Medan Hamka mulai mengirimkan tulisan-tulisannya untuk surat kabar pembela islam di bandung dan berkorespondensi dengan tokoh pembaharu islam. Selain itu Hamka juga bekerja di Harian Pelita Andalas dan menulis laporan-laporan perjalanan, terutama perjalanannya ke Mekah.

  Tulisannya diminati banyak orang, dan pada tahun 1928 keluarlah buk u romannya yang pertama dalam bahasa Minangkabau “Si Sabariyah”.

  Kemudian muncul buku-buku lainnya. Salah satunya adalah novel

  

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck . Pada awalnya novel ini ditulis di

majalah pedoman masyarakat secara bersambung.

  Karena banyak mendapat surat dari pembaca dan masukan dari berbagai pihak maka cerita bersambung itu diterbitkan dalam bentuk novel.

  Hamka menulis novel itu berdasarkan kisah nyata tentang kapal van der wijck yang tenggelam di Laut Jawa, bagian Timur Semarang pada 21 Oktober 1936.

  Walaupun peristiwa tenggelamnya kapal Van Der Wijck itu benar-benar terjadi, kisah yang ditulis Hamka dalam novel itu tentu saja fiksi belaka.

  Hamka pun mengolah tragedi yang memilukan itu dalam kisah fiksi yang diberi badan peristiwa konkret dengan plot yang apik sehingga imajinasi pembacanya memiliki pijakan di dunia faktual.

  Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck bukan hanya berisi tentang kisah cinta Zainuddin dan Hayati yang tidak dapat bersatu sampai ajal.

  Namun Hamka juga mengkritik mengenai persoalan adat yang berlaku di Minangkabau, seperti perlakuan terhadap orang berketurunan blasteran dan peran perempuan dalam masyarakat. Hamka juga beranggapan bahwa

  beberapa tradisi adat tersebut tidak sesuai dengan dasar-dasar Islam ataupun akal budi yang sehat. Kemudian juga untuk mengenang peristiwa bersejarah

  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang memakan korban.

  Melalui novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Hamka ingin memberitahukan tentang adat istiadat yang menyimpang dan penduduk materialistis yang berada di Minangkabau, juga adat yang sangat menyimpang dari ajaran Islam. Dan kenapa menggambil nama Van Der Wijck? adalah untuk memberitahukan kepada pembaca mengenai peristiwa bersejarah itu. Karena hanya sedikit orang yang tahu tentang sejarah dibalik monument Van Der Wijck yang diambil dari kisah nyata.

C. Karakteristik novel Hamka

  Ciri khas penulis bernama Haji Abdul Malik Bin Abdul Karim Amrullah adalah setiap karya yang ia hasilkan merupakan tulisan dari kehidupan yang ada di tanah kelahirannya. Tulisan yang dihasilkan merupakan suatu tulisan yang benar-benar terjadi di lingkungannya, yakni tanah Minangkabau.

  Novel yang dihasilkan oleh Hamka berupa novel fiksi, meskipun bersifat fiksi namun Hamka menambahkan suatu momen atau kejadian yang benar-benar terjadi. Sebagaimana umumnya karya sastra yang baik dibangun atas serpihan kejadian nyata. Novel Hamka dipaparkan secara terperinci dan sangat detail, membuat pembaca merasa benar-benar mengetahui kejadian itu.

  Karya-karya Hamka berisi tentang kritikan mengenai tradisi yang berlaku di Minangkabau yang tidak sesuai dengan dasar-dasar Islam ataupun akal budi yang sehat. Tradisi yang sering ia kritik melalui novelnya antara lain mengenai diskriminasi sosial yang ditentukan masalah asal-usul dan keturunan, selain itu juga mengenai nikah paksa. Dari sini Hamka ingin memberikan pemahaman bahwa nilai seseorang itu bukan dari keturunan, melainkan dari amal dan perbuatannya.

  Begitulah karakteristik novel karya Hamka. Sederhana, sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin disampaikan dalam novel tersampaikan dengan baik. Dan juga menginspirasi, sehingga memberikan manfaat kepada para pembaca setelah membaca karya-karyanya.

  Salah satu karyanya adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang menjadi bahan penelitian ini. Novel dari seorang sastrawan dan juga seorang ulama besar yang sangat terkenal. Novel fiksi yang disisipi dengan suatu kisah nyata, yang diceritakan secara sederhana dengan kalimat yang menarik, menyenangkan, mengharukan dan menginspirasi, penuh dengan keyakinan dan serat akan nilai pendidikan khususnya pendidikan sosial.

D. Karya-karya Hamka

  Sebagai seorang yang berpikiran maju, Hamka tidak hanya merefleksikan kemerdekaan berpikirnya melalui berbagai mimbar dalam cerama agama, tetapi ia juga menuangkannya dalam berbagai macam karyanya berbentuk tulisan. Orientasi pemikirannya meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti teologi, tasawuf, filsafat, pendidikan Islam, sejarah Islam, fiqh, sastra dan tafsir. Sebagai penulisyang sangat produktif, Hamka menulis puluhan buku yang tidak kurang dari 103 buku. Beberapa diantara karya- karyanya adalah sebagai berikut:

  1. Tasawuf modern(1983), pada awalnya, karyanya ini merupakan kumpulan artikel yang dimuat dalam majalah Pedoman Masyarakatantara tahun 1937-1937. Karena tuntutan masyarakat, kumpulan artikel tersebut kemudian dibukukan. Dalam karya monumentalnya ini, ia memaparkan pembahasannya ke dalam XII bab. Buku ini diawali dengan penjelasan mengenai tasawuf. Kemudian secara berurutan dipaparkannya pula pendapat para ilmuwan tentang makna kebahagiaan, bahagia dan agama, bahagia dan utama, kesehatan jiwa dan badan, harta benda dan bahagia, sifat qonaah, kebahagiaan yang dirasakan rosulullah, hubungan ridho dengan keindahan alam, tangga bahagia, celaka, dan munajat kepada Allah. Karyanya yang lain yang membicarakan tentang tasawuf adalah

  “Tasawuf; Perkembangan Dan Pemurniaannya”.Buku ini adalah gabungan dari dua karya yang pernah ia tulis, yaitu “Perkembangan

  Tasawuf Dari Abad Ke Abad” dan “Mengembalikan Tasawuf Pada Pangkalnya”.

2. Lembaga Budi(1983). Buku ini ditulis pada tahun 1939 yang terdiri dari

  XI bab. Pembicaraannya meliputi; budi yang mulia, sebab budi menjadi rusak, penyakit budi, budi orang yang memegangpemerintahan, budi mulia yang seyogyanya dimiliki oleh seorang raja (penguasa), budi pengusaha, budisaudagar, budi pekerja, budi ilmuwan, tinjauan budi, dan percikan pengalaman. secara tersirat, buku ini juga berisi tentang pemikiran Hamka terhadap pendidikan Islam, termasuk pendidik.

  3. Falsafah Hidup(1950). Buku ini terdiri atas IX bab. Ia memulai buku ini dengan pemaparan tentang makna kehidupan. Kemudian pada bab berikutnya, dijelaskan pula tentang ilmu dan akal dalam berbagai aspek dan dimensinya. Selanjutnya ia mengetengahkan tentang undang-undang alam atau sunnatullah. Kemudian tentang adab kesopanan, baik secara vertikal maupun horizontal. Selanjutnya makna kesederhanaan dan bagaimana cara hidup sederhana menurut Islam. Ia juga mengomentari makna berani dan fungsinya bagi kehidupan manusia, selanjutnya tentang keadilan dan berbagai dimensinya, makna persahabatan, serta bagaimana mencari dan membina persahabatan. Buku ini diakhiri dengan membicarakan Islam sebagai pembentuk hidup.

  4. Lembaga Hidup(1962). Dalam bukunya ini, ia mengembangkan pemikirannya dalam XII bab. Buku ini berisi tentang berbagai kewajiban manusia kepada Allah, kewajiban manusia secara sosial, hak atas harta benda, kewajiban dalam pandangan seorang muslim, kewajiban dalam keluarga, menuntut ilmu, bertanah air, Islam dan politik, Al-

  Qur‟an untuk zaman modern, dan tulisan ini ditutup dengan memaparkan sosok nabi Muhammad. Selain Lembaga Budi dan Falsafah Hidup, buku ini juga berisi tentang pendidikan secara tersirat.

  5. Pelajaran Agama Islam(1952). Buku ini terbagi dalam IX bab.

  Pembahasannya meliputi; manusia dan agama, dari sudut mana mencari Tuhan, dan rukun iman.

  6. Tafsir Al-AzharJuz 1-30. Tafsir Al-Azhar merupakan karyanya yang paling monumental. Buku ini mulai ditulis pada tahun 1962. Sebagian besar isi tafsir ini diselesaikan di dalam penjara, yaitu ketika ia menjadi tahanan antara tahun 1964-1967. Ia memulai penulisan Tafsir Al-Azhar dengan terlebih dahulu menjelaskan tentang i‟jaz Al-Qur‟an. Kemudian secara berturut- turut dijelaskan tentang i‟jaz Al-Qur‟an, isi mukjizat Al- Qur‟an, haluan tafsir, alasan penamaan tafsir Al-Azhar, dan nikmat Illahi.