KORELASI ANTARA KETEKUNAN MENJALANKAN IBADAH SHALAT DENGAN PERILAKU BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DI MI MEDAYU 01 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20082009
KORELASI ANTARA KETEKUNAN
MENJALANKAN IBADAH SHALAT DENGAN
PERILAKU BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
DI MI MEDAYU 01 KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbivah
JURUSAN T ARBI YAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
Website :
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudari : Istar Pujiyati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11407076 yang beijudul : “KORELASI ANTARA KETEKUNAN MENJALANKAN IBADAH
SHALAT DENGAN PERILAKU BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SISWA
MI MEDAYU 01 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PEL A JARAN 2008/2009”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia
ujian Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I.).
08 Ramadhan 1430 H Salatiga,
29 Agustus 2009 M Panitia Ujian
Sekretaris Sidang
'r. Imam Sutomo, M.A r. H. Muh. Saerozi, M.Ag.
IIP. 19580827 198303 1
IP. 19660215 199101 1 001 gujil Penguji II Drs. M.Hum.
Muna Erawati, S.Psi.,M.Si.
NIP. 19611024 198903 1 002 NIP. 19751218 199903 2 002 Pembimbing
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706 ,
323433 Salatiga 50721
Website : Suwardi,S.Pd. M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudari ISTAR PUJIYATI Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga A ssalam u’alaikunu Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : ISTAR PUJIYATI NIM : 11407076 Jurusan : Tarbiyah/Pendidiksn Agama Islam Judul : KORELASI ANTARA KETEKUNAN
MENJALANKAN
IBADAH SHALAT DENGAN PERILAKU BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SISWA MI MEDAYU 01 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
W assalamu’alaikum, wr, wb
Salatiga, 19 Agustus 2009 Suwardi. S.Pd. M.Pd
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 323433 Salatiga 50721 ,
Website :
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi mated yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka penaliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 18 Agustus 2009 Penulis
MOTTO
a
- * -
, - ' >5?T, A^ ' / f <?.? - > > A P" ( J I jK iy a j L* _>1*J A iilj 4i)l J s J J j
(Dirikanfa.fi ska fat, sesungguknya ska fat itu mencegak dari
(per6uatan-per6uatan) k§ji dan mungkgr. dan Sesungguknya
mengingat Jltfak (skafat) adafak Cekik kesar (keutamaannya dari
i6adat-i6adat yang fain) dan Jlffak mengetakui apa yang kgmu
kerjakan.
(Q S - A f A n k a S u t : 4 5 )
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercintayang dengan doya dan seluruh
pengorbanannya telah mengukur segala asa, cita dan harapan.
2. Suami dan anakkuyang tersayang yang telah memberi motivasi
pada say a..
3 Teman-teman mahasiswa dan almamater
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbiralamin, puji syukur kepada Allah SWT, karena tak ada dan tak pemah ada untai kata-kata yang paling indah kecuali rangkaian kalimat- kalimat syukur kita kepada Allah SWT. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan inayah-Nya yang sempuma, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada pimpinan besar kita Nabiyullah Muhammad SAW, beliaulah penyempuma akhlak yang mulia, dan telah memberi suri tauladan dalam bentuk yang sebaik-baik pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang, oleh sepuhan nur Illahirobbi.
Tersusunnya skripsi yang beijudul “KORELASI ANTARA KETEKUNAN MENJALANKAN IBADAH SHALAT DENGAN PERILAKU BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SISWA MI MEDAYU 01 KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009”. Kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan studi penulis untuk meraih gelar Strata I Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga.
Dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga beserta stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan segala fasilitas di STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna membimbing penulis.
3. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah banyak beijuang dalam menegakkan agama serta telah banyak memberikan muatan-muatan ilmu kepada
4. Ibu Siti Khotimah, S.Pd.I selaku kepala sekolah dan guru-guru MI Medayu 01 yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian disekolah tersebut.
5. Suami dan anakku yang tiada henti memotivasi dan membantu penulis.
6. Bapak, Ibu dan saudara-saudara kami yang tiada henti memotifasi dan membantu penulis.
7. Sahabat-sahabatku semua yang senasib, selangkah dan sepeijuangan yang telah membangkitkan semangat sehingga terselesainya skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik materiil atau spiritual dalam melancarkan penulisan skripsi ini.
Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan dan jasa-jasanya kecuali permohonan do’a kepada Allah SWT, semoga Allah AWT meridloi dan berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan naskah skripsi ini jauh dari kesempumaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhimya, semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca yang budiman umumnya.
Suruh, 20 Agustus 2009 Penulis
D A F T A R IS I
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
4. Makna shalat beijamaah dan hal-hal yang membatalkan
6. Administrasi
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Pujiyati, Istar. 2009. Korelasi Antara Ketekunan Menjalan Ibadah Shalat Dengan
Perilaku Berbakti Kepada Orang Tua di MI Medayu 01, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2008 / 2009. Skripsi.
Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing : (1) Suwardi, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci: Ibadah shalat dan birul Walidain
Ibadah merupakan hal sebagai bagian dari pendidikan islam. Shalat adalah tiang agama yang penting, artinya untuk kesempumaan agama, dan shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. Pertanyaan utama yang ingin di jawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah ketekunan siswa dalam menjalankan ibadah shalat ?, (2) bagaimanakah perilaku siswa terhadap orang tuanya ? dan adakah korelasi positif antara ketekunan menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua siswa ? untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rumus
product moment.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas yang (1) tekun menjalankan ibadah shalat berada pada kategori cukup, (2) Dalam perilaku berbakti kepada orang tua berada pada kategori cukup juga, (3) ada korelasi yang sangat signifikan antara ketekunan menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua.
Berdasarkan penelitian diatas hendaknya peserta didik meningkatkan ketekunan dalam menjalankan ibadah shalat dengan lebih baik dari yang telah dijalani sekarang dan mempertahankan perilaku berbakti kepada orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Bagi guru atau pendidik senantiasa meningkatkan kegiatan belajar mengajar terutama dalam bidang keagamaan, guru dan orang tua keijasama yang dapat memberikan informasi yang berguna untuk mendorong anak lebih giat dalam menjalankan ibadah shalat dan berbakti kepada orang tua.
D A FTA R TA B EL
MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009
01 Tahun Pelajaran 2008/2009
2008/2009
Pelajaran 2008/2009
Tahun Pelajaran 2008/2009
Ibadah Shalat Siswa MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009
Siswa MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009
Tua Siswa MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009
MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009
Ibadah Shalat Siswa MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009
Orang Tua Siswa MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009 Menjalankan Ibadah Shalat Siswa MI Medayu 01 Tahun
Pelajaran 2008/2009 Data Nilai Ketekunan Siswa dalam Menjalankan Ibadah
76 TABEL XV
Shalat MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009 TABEL XVI Interval Ketekunan Siswa dalam Menjalankan Ibadah
79 Shalat MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009
81 TABEL XVII Persentase Tingkat Ketekunan Siswa dalam Menjalankan Ibadah Shalat Siswa MI Medayu 01 Tahun
Pelajaran 2008/2009
82 Data Hasil Angket Perilaku Berbakti Kepada Orang Tua TABEL XVIII
Siswa MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009 Data Nilai Perilaku Berbakti Kepada Orang Tua Siswa
83 TABEL XIX MI Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009 Intervaal Perilaku Berbakti Kepada Orang Tua MI
86 TABEL XX
Medayu 01 Tahun Pelajaran 2008/2009 Persentase Perilaku Berbakti Kepada Orang Tua
87 TABEL XXI Tabel Keija Untuk Mencari Koefisien antara Ketekunan
89 TABEL XXII Menjalankan Ibadah Shalat (X) dan Perilaku Berbakti kepada Orang Tua (Y)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan hal sebagai bagian yang dari pendidikan agama Islam. Ibadah yang hakiki adalah menjujung perintah, bukan semata-mata melakukan
shalat, sebab shalat itu hanya akan menjadi ibadah bila sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt.
Shalat merupakan rukun islam yang kedua dan merupakan salah satu sendi ibadah yang penting, sebab kalau dicermati hampir semua perintah shalat selalu beriringan dengan perintah zakat. Ada 82 ayat Al-Qur’an yang menyebutkan kalu shalat selalu beriringan dengan zakat. Dan shalat merupakan amal ibadah yang paling awal akan diperhitungkan pada hari kiamat.
Allah menciptakan manusia supaya mereka beribadah kepada-Nya. Akan tetapi, ibadah manusia tidaklah membawa manfaat apapun bagi-Nya. Kepatuhan manusia tidak akan menambah besar kemulyaan-Nya dan kedurhakaan mereka pun tidak akan mengurangkan kerajaannya. Allah tidaklah memerintah manusia kecuali dengan hal-hal yang membawa kebajikan bagi diri manusia sendiri. Mereka yang patuh akan diberi ganjaran yang baik disurga, dengan berbagai nikmat yang tiada taranya (Lahmuddin Nasution :6).
Akidah atau iman adalah fondamen dalam kehidupan Islam, sedang ibadah adalah menifestasi dari pada iman itu. Kuat atau lemahnya ibadah
2
dalam menerima dan melaksanakan petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah Allah serta menjauhi larangan-larangannya yang semua itu disebut perundingan Illahi (syariah), adalah menunjukkan sikap mental yang paling dalam bagi seseorang terhadap Allah, sebaliknya kwalitas iman seseorang dibuktikan pada pelaksanaan ibadah secara sempuma.
Didalam pokok-pokok ibadah mengandung nilai-nilai yang agung membawa efek baik bagi yang melaksanakannya, maupun kepada orang lain.
Islam merupakan manifestasi rohaniah, pengagungan terhadap zat semesta, pemyataan kerendahan dan kelemahan dihadapan Dzat Yang Maha Perkasa, sehingga dapat menghancurkan kesombongan hati. Ia juga merupakan realisasi pemyataan terima kasih kepada Allah
Manusia yang melakukan ibadah akan melahirkan manusia yang punya “sibghoh” ciri-ciri yang berkarakteristik muslim (Nasmddin Rozak, 1996 :177).
Bila siatu negeri yang penduduknya muslim dan sholih, bahwa negeri itu terbina oleh suatu kepercayaan atau agama, membina efek positif pada semua bidang- bidang kehidupan ekonomi, sosial, beradaban lainnya.
Dalam rangka menanamkan pendidikan agama inilah anak perlu dilatih agar selalu berbakti kepada orang tua dan selau menjalankan ibadah shalat lima waktu, karena shalat adalah tiang agama yang penting, artinya untuk kesempumaan agama, dan shalat merupakan kewajiban bagi manusia sebagai pengabdian ibadah agar manusia selalu ingat kepada Allah. Dengan kata lain shalat adalah: “Mengingat Allah dalam waktu-waktu yang ditentukan, oleh
3
karena itu shalat merupakan ketekunan dan berfikir serta menyerahkan diri kepada Allah”.
Dengan demikian jika seorang anak selau tekun dan khususnya dalam menjalankan ibadah shalat, maka akan selalu berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar, yang mrupakan tujuan utana dari mengerjakan shalat, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45.
_ (J L* J>iau 4lllj
Jil jT J jj Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (TMHasbi Ash Shiddiqy, 1987: 3138).
Berangkat dari pemikiran dan firman Allah tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa apabila anak mau mengeijakan shalat dengan tekun ia akan semakin berbakti kepada orang tua, dan akan terhindar dari perbuatan yang melanggar norma agama, sehingga terbentuklah pribadi yang mulia yang selalu mengerjakan perbuatan baik dalam kehudupan sehari-hari.
Memperlakukan orang tua dengan hormat dan baik merupakan salah satu ajar an teragung agama Islam, sebagaimana dengan jelas ditegaskan dalam Al- Quran dan Sunnah (M Ali al Hasyim, 1997 : 71). Karena berbakti kepada orang tua adalah perintah Allah, jadi apabila kita berbakti kepada orang tua berarti kita
4
tinggalkan salah satu dari keduanya, yaitu berbakti kepada Allah dan berbakti kepada orang tua dan sebaliknya (Chotibul Umam, 1994 : 61).
Ketaatan beribadah siswa masih membutuhkan pemupukan dan peningkatan agar menjadi kuat, kokoh dan teguh mempertahankan agama karena masih jauh dari harapan. Apabila ketaatan siswa pada orang tua perlu perhatian khusus atau serius. Sebab siswa adalah calon generasi penerus bangsa, perlu perhatian khusus pada akhlak, budi pekerti dan sopan santun yang terasa milai luntur. “Sehingga dapat dikatakan kalau remajanya baik, maka majulah bangsa kita, Tetapi sebaliknya jika buruk remajanya, maka mundurlah kondisi bangsa kita”(Mujahid, 2000 :70).
Dengan melihat latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti fenomena tersebut. Dalam hubungan itulah penulis mengangkat judul “KORELASI ANTARA KETEKUNAN MENJALANKAN IBADAH SHALAT DENGAN PERILAKU BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SISWA MI MED A YU 01 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG”.
TAHUN AJARAN 2008/2009
B. Rumusatt Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah yang tertera diatas, maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ketekunan siswa MI Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun ajar an 2008/2009 dalam menjalankan ibadah shalat?
5
2. Bagaimana perilaku berbakti kepada orang tua siswa MI Medayu 01 kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/2009?
3. Adakah korelasi positif antara ketekunan menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua MI Medayu 01 kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat ketekunan siswa MI Medayu 01 dalam menjalankan shalat.
2. Untuk mengetahui perilaku siswa berbakti kepada orang tua siswa MI Medayu 01 kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/2009.
3. Untuk mengetahui hubungan antara ketekunan menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua siswa MI Medayu 01 kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
Didalam penelitian ini ada dua manfaat, yaitu:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan pengetahuan, pengembangan pembelajaran agama dan teori motifasi.
2. Secara praktis
6
b. Bagi peserta didik, dapat menambah ilmu agama dan lebih berbakti kepada orang tua.
c. Bagi pendidik/ guru, dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran terutama pada pendidikan fikih dan akidah akhlak.
d. Bagi masayarakat, dapat dijadikan bah an untuk memotivasi siswa untuk mengukuti kegiatan tarn an pendidikan A1-Quran.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah pemyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris (Iqbal Hasan : 31).
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: ada korelasi positif antara ketekunan menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua dirumah, dengan kata lain semakin tekun anak menjalankan ibadah shalat, semakin tinggi perilaku berbakti kepada orang tua siswa MI Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun ajar an 2008/2009.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul yang penulis bahas, akan lebih jelas apabila penulis memberikan gambaran pengertian yang terdapat pada judul.
7
1. Ketekunan menjalankan ibadah shalat Ketekuanan adalah dari kata dasar tekun, berarti dengan raj in, keras hati dan sungguh-sungguh (WJS. Poerwardaminto, 1985 : 1035). Kata ibadah menurut bahasa berarti ‘taat, tunduk, merandahkan diri dan menghambakan diri”. Adapun kata ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridloan Allah dan mengharap pahalanya di akherat Sedangkan kata “shalat “mempunyai banyak arti yaitu doa, rohmat dan berkat (Sidik Tomo, M. Sulamo, Imam Mujiono, Agus
Triyanto, 1998 : 2). Kemudian yang dimaksud shalat disini adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perbuatan dan ucapan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam yang telah ditentukan oleh syara’.
Jadi yang dimaksud ketekunan menjalankan ibadah shalat disini adalah melaksanakan shalat dengan raj in, disiplin dan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan syara’.
2. Perilaku Berbakti Kepada Orang Tua Perilaku adalah tingkah laku berbakti, kata dasarnya adalah “bakti” yaitu tunduk dan hormat. Perbuatan yang menyatakan setia. Berbakti adalah berbuat bakti. setia kepada Tuhan dengan jalan melakukan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Orang tua adalah ayah dan ibu kandung (pusat bahasa Dep. Pendidikan Nasional : 2007)
Jadi yang dimaksud perilaku berbakti kepada orang tua adalah tingkah laku seseorang yang taat, hormat, membantu, mendoakan dan melaksanakan
8
G. Variabel dan Indikator
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu”
a. Variabel pertama atau variabel “X” adalah ketekunan siswa menjalankan ibadah shalat.
Indikator dari ketekunan menjalankan ibadah shalat adalah sebagai berikut: 1) Raj in melaksanakan shalat.
2) Disiplin dalam menjalankan ibadah shalat. 3) Melaksanakan shalat dengan sungguh-sungguh..
b. Variabel kedua atau variabel “Y” adalah perilaku berbakti kepada orang tua, indikatomya adalah sebagai berikut: 1) Taat kepada orang tua. 2) Menghormati kepada orang tua.
3) Membantu orang tua. 4) Melaksanakan perintah orang tua.
5) Mendoakan orang tua.
H. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data sebagai bahan penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode antara lain:
1. Metode Pengumpulan Data
a. Metode angket (Kuesioner) Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
9
Penggunaan angket ini adalah berhubungan dengan pencarian data tentang ibadah shalat siswa MI Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang dijadikan responden dan data perilaku berbakti kepada orang tua siswa MI Medayu 01 Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2008/2009.
Penulis menggunakan metode angket ini karena mempunyai beberapa keuntungan, antara lain” 1) Tidak memerlukan hadimya peneliti. 2) Dapat dibagikan secara serentak kepada benyak responden. 3) Dapar dijawab responden menuruk kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas , jujur dan tidak malu-malu menjawab.
5) Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama (Sitrisno H adi: 140-141)
TABELI KISI-KISI ANGKET No Variabel Deflnisi Operasional Indikator Jumlah Item No Angket
1 Ketekunan Melaksanakan
1. Rajindalam 15 1,2, 3, menjalankan dengan raj in, melaksanakan 4,5 ibadah shalat sungguh- ibadah shalat
10
sungguh dan disiplin dalam melaksanakan ibadah shalat
2. Sungguh- sungguh dalam melaksanakan ibadah shalat
3. Disiplin dalam melaksanakan ibadah shalat
6, 7, 8, 9, 10
11,12, 13, 14,
15
2 Berbakti Tingkah laku
1. Mentaati 15 1,2 kepada seseorang nasehat orang orang tua yang tua mentaati,
2. Menghormati 3,4 menghormati, orang tua membantu,
3. Membantu 5, 6, 7, mendoakan orang tua
8 dan
4. Mendoakan 9,10, melaksanakan orang tua 11 perintah
5. Melaksanakan 12, 13, orang tua perintah 14,15, orang tua
11
b. Metode dokumentasi Dokumentasi yaitu barang-barang tertulis (Sutrisno Hadi : 149). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berdasar dokumenter. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data diantaranta adalah:
1) Datasiswa Data siswa penulis dapatkan dari Bank Data Siswa yang ada dikelas IV dan V di MI Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
2) Data Guru Penulis mendapatkan data guru dari Data Rekapitulasi Guru yang berada dikantor MI Medayu 01.
2. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI Medayu 01 kelas IV dan V. Sedang untuk kelas dibawahnya tidak diambil sebagai populasi karena masih masa kanak-kanak dan belum mengalami kegoncangan emosi. Jumlah populasinya adalah 35 siswa.
Atas dasar tersebut, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehungga penelitiannya merupakan penelitia populasi.
3. Analisis Data Setelah dat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dengan melalui tahapan sebagai berikut: a) Analisis Pendahuluan
12
Merupakan tahap pertama dalam menyusun table distribusi frekuensi secara sederhana, sesuai dengan variable yang ada. Kemudian menganalisis hubungan ketekunan siswa dalam menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua siswa dari variabelx dan variable y yang diperoleh dari hasil angket.
b) Analisis Uji Hipotesis Yaitu hasil analisis pendahuluan kemudian dihitung dengan menggunakan rumus statistik. Dalam hal ini digunakan rumus korelasi
product moment , yaitu sebagai berikut: r =- xy
. M 2
I r
N N
Keterangan:
Txy : Koefisiensi korelasi product moment antara variable x dan variable y. jc : Variabel ketekunan siswa dalam memjalankan ibadah shalat. y : Variabel terdapat perilaku berbakti kepada orang tua.
N : Jumlah banyaknya responden (populasi) E : Sigma (jumlah)
c) Analisis Lanjutan Merupakan interprestasi dari analisis dengan rumus korelasi
product moment. Apabila hasil koefisien korelasi product moment lebih
besar atau sama dengan hasil koefisien dalam tabel, maka hasilnya
13
diperoleh signifikan yang berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima, akan tetapi sebaliknya, yaitu jika hasil koefisien korelasi product moment lebih kecil dan pada hilai koefisien korelasi dalam tabel, maka hipotesis yang diajukan adalah anjlok.
I. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi menggunakan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, merupakan gam bar an keseluruhan skripsi ini yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, difinisi operasional, variabel dan indikator, metode penelitian, sitematika penulisan skripsi.
Bab II Ibadah shalat dan perilaku berbakti kepada orang tua siswa, yang meliputi: ketekunan menjalankan ibadah shalat yang didalamnya berisi tentang pengertian shalat, syarat rukun dan sunnat shalat, kedudukan dan tujuan shalat, hukamh ketekunan shalat, makna shalat beijamaah dan hal-hal yang membatalkan shalat, dan alasan diwajibkan shalat. Kemudian perilaku berbakti kepada orang tua berisi tentang patuh menjalankan perintahnya, berbicara dengan bahasa yang sopan dan lemah lembut, mendo’akan orang tua, bakti anak pada orang tua yang sudah meninggal, melayani orang tua ketika diperlukan, tidak membangkang pada orang tua. Serta dijelaskan tentang hubungan antara ketekunan menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada
14
Bab III Ketekunan menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua di MI Medayi 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang meliputi: Situasi umum dimana dijelaskan tentang sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, letak geografisnya, sarana dan prasaranaserta keadaan guru dan siswa. Sedangkan situasi khusus di MI Medayu 01 yang dijelaskan tantang pelaksanaan pendidikan agama
Islam, ketekunan siswa dalam menjalankan ibadah shalat dan perilaku berbakti kepada orang tua.
Bab IV Analisis data tentang ketekunan siswa dalam menjalankan ibadah shalat dengan perilaku berbakti kepada orang tua di MI Medayu 01 yang meliputi: analisis pendahuluan, analisis pengolahan datadan analisis uji hipotesis.
Bab V Penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran. Bagian akhir adalah daftar pustaka dan lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ketekunan Menjalankan Ibadah Shalat
1. Pengertian menjalankan ibadah shalat Ketekunan menjalankan ibadah shalat adalah melaksanakan dengan raj in, sungguh-sungguh, dan disiplin. Melaksanakan shalat sesuai dengan waktunya atau disiplin. Selalu melaksanakan ibadah shalat dalam segala keadaan dan melaksanakan dengan khusyu’ sesuai dengan syara’ yang telah ditentukan.
Ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama intinya adalah meyakini adanya zat yang berkuasa diatas alam raya, dan kerinduan manusia untuk mengagungkan dan berhubungan dengan-Nya, melahirkan bermacam cara pengabdian, pemujaan dan ibadah.
Manusia pada dasamya mencari jalannya sendiri untuk memenuhi tuntutan unsur perasaan. Oleh karena itu Allah mengajarkan bahwa pentingnya diutus para rosul untuk memberikan petunjuk tentang siapa yang berhak disembah dan bagaimana cara melakukan penyembahan kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat An-Nahl (16): 6 yang berbunyi:
' K t ^ i ' • ->
Artinya : Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika
kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Ibnu Taimiyah merumuskan bahwa ibadah menurut syara’ “tunduk dan cinta” artinya tunduk mutlak kepada Allah yang yang disertai cinta sepenuhnya kepada-Nya. Oleh karena itu unsur-unsur ibadah adalah:
a. Taat dan tunduk kepada Allah Artinya, merasa berkewajiban melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan Allah yang dibawakan oleh para rosul- Nya. Oleh karena itu, belum termasuk ibadah apabila seseorang tidak mau tunduk kepada printah-perintah-Ny, tidak mau taat kepada atuaran-aturan-Nya, meskipun ia mengakui adanya Allah yang menciptakan langit dan bumi serta yang member rezeki kepadanya.
b. Cinta kepada Allah Artinya bahwa rasa wajib taat dan tunduk itu timbul dari hati yang tercinta kepada Allah, yakni ketundukan jiwa dari hati yang penuh kecintaan kepada Allah, dan merasakan kebesaran-Nya, karena memiliki keyakinan bahwa Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya.
Menurut Ibnu Katsir, ibadah merupakan himpunan kesempumaan cinta, tunduk, dan takut kepada Allah.
Kedua unsur dalam ibadah diatas tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Allah berfirman dalam A1 Qur’an surat Ali Imran (3): 31 yang berbunyai:
17
Artinya : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. ” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah menetapkan perintah ibadah sebenamya merupakan suatu keutamaan yang besar kepada makhluk-Nya, karena apabila direnungkan hakekat perintah ibadah itu peringatan agar kita menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunianya. Adapun dasar hokum ibadah itu antara lain firman Allah dalam surat A1 Baqoroh (2) : 21 yang berbunyi:
I T
- j u p
ydu ^5QxJ ojl ^ j a
Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
Ruang lingkup ibadah pada dasamya digolongkan menjadi dua yaitu :
Pertama , Ibadah umum, artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam rangka mencari keridlaan Allah.
Kedua , Ibadah khusus, artinya ibadah yang macam dan cara
pelaksanaannya ditentukan dalam syara’. Ibadah khusus ini bersifat tetap dan mutlak. Manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan tuntutan yang ada, tidak boleh mengubah, menambah dan mengurangunya.
Seperti bersuci (wudlu), shalat, puasa ramadhan ketentuan nisab zakat (Sidik, Tomo, M.Sulomo, 1998 :7)
Shalat merupakan salah satu sendi ibadah yang penting, sebab apabila dicermati hampir semua perintah shalat selalu beriringan dengan perintah zakat. Ada 82 ayat Al-Qur’an bahwa shalat bersamaan dengan zakat.
Arti shalat menurut bahasa artinya do’a, sedangkan menurut syara’ artinya bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Shalat adalah upacara ritual yang berbentuk bacaan dan gerkak anggota badan yang diiringi ingat kepada Allah dengan diawali takbiratul ihram dan diakhiri ucapan salam sesuai dengan yang telah ditetapkan (Mahjudin, 1995 : 7). Dalam hal ini Shalat adalah suatu macam atau bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula (Zakiyah Dradjat, 1995 : 71).
Shalat ialah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir disudahi dengan salam yang dengannya kita beribadat kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan (TM Hasbi Ash- Shidddieqy, 1951 :62).
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah dan diakhiri dengan memberi salam.
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga. Shalat merupakan tiang agama dimana shalat tak dapat tegak kecuali dengan shalat. Rosulullah bersabda yang artinya “Pokok urusan ialah Islam, sedang tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah berjuang dijalan Allah.
Diantara ibadah dalam Islam, shalat ynag membawa menusia dengan Tuhan (Allah) karena dalam shalat terdapat dialog antara menusia dengan Allah.
Firman Allah dalam surat Thoha ayat 14 yang berbunyi sebagai berikut:
® Cs
3 j j l p
S is!V] iJj y 23aT tsfArtinya : Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.
Shalat dalam Islam mendidik manusia disiplin, jujur dan menghargai waktu (menggunakan waktu sebaik-baiknya), raj in melaksanakan sholat tepat waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu.
Firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 103 yang berbunyi: Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. Shalat dapat mendidik manusia menjadi sabar dan tabah (optimis) dan menjauhkan dari sifat putus asa (psimis).
Firman Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 153 yang berbunyi: Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar.
Shalat adalah salah satu amal ibadah yang disukai Allah berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, yang artinya: “Dari Abi Abdurrohman Bin Nas’ud ra. Berkata : Saya bertanya kepada Rosulullah saw. Apakah amal perbuatan yang disukai Allah? Jawab Nabi : Berbakti kepada ayah bunda, kemudian apa lagi? Jawab N abi: Jihad (beijuang dijalan Allah untuk agama Allah).
Orang yang mengeijakan shalat akan mendapatkan keberuntungan (kesuksesan).
Firman Allah dalam surat A1 Mukminun ayat 1-2 yang berbunyi:
j a X j-ftJ! £ci3! JL3 Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.
Orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.
2. Syarat, rukun dan sunat shalat
a. Islam Adapun orang yang tidak beragama Islam tidak wajib melakukan shalat. Yang berarti ia tidak dituntut di dunia, karena meskipun dikeijakannya tidak juga sah. Tetapi ia akan mendapat siksaan nanti di akhirat sebab ia tidak shalat. Sedangkan ia dapat mengeijakannya dengan jalan masuk Islam dahulu. Orang kafir apabila masuk Islam tidaklah wajib mengqodla shalat sewaktu ia belum Islam, semua amal kebaikannya sebelum Islam tetap akan mendapatkan pahala yang baik.
b. Baligh Dalam hal ini ditentukan dengan salah satu tanda sebagai berikut:
1) Cukup umur (sekitar 13-15 tahun) 2) Keluar mani (bagi laki-laki) 3) Mimpi bersetubuh 4) Telah mulai keluar haidh (bagi perempuan)
c. Berakal Dimana orang yang tidak berakal atau gila tidak diwajibkan mengerjakan shalat.
1) Syarat-syarat sahnya shalat
a) Suci hadats besar maupun kecil Hadats besar yaitu : junub, haidh, wiladah, nifas, keluar sperma. Hadats kecil yaitu : hal-hal yang dapat membatalkan wudlu, ada 4 (empat) antara lain : (1) Keluamya sesuatu dari qubul atau dhubur, kecuali air mani.
(2) Hilangnya akal atau ingatan oleh karena: tidur, gila,
2 2
(3) Tersentuhnya kulit antara lelaki dan. perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup.
(4) Menyentuh qubul dan dubur manusia dengan batinnya tapak tangan dan jari-jarinya.
b) Suci badan Hams bersih atau suci dari najis yaitu tiap-tiap sesuatu yang membuat tidak syahnya shalat dan diharamkan memakannya. Adapun najis itu ada 3 (tiga) macam yaitu : (1) Najis mughaladhah (berat) : najis dari binatang dan babi, atau keturunan dari keduanya, sedang cara membersihkannya ialah dengan dibasuh tujuh kali, satu kali diantaranya hendaklah aimya dicampur dengan tanah.
Kemudian yang lain ialah kencing, tahi, darah, nanah, arak, muntah, bangkai binatang dengan dibasuh dengan air yang bersih sehingga hilang wama, bau dan rasanya. (2) Najis mukhafafah (ringan) : air kencing dari anak kecil
(bayi) laki-laki yang berumur dua tahun dan masih menetek air susu ibu. Cara mensucikannya adalah cukup mempercikkan air diatasnya hingga basah atau sampai mengalir.
(3) Najis Mutawasitah Najis mutawasitah adalah najis sedang atau pertengahan, seperti kotoran manusia dan binatang, darah, nanah, khamar, dan bangkai (selain bangkai ikan dan belalang). Najis mutawasitah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
Pertama, najis hukmah ialah najis yang kita yakini
adanya, tetapi sudah tidak tampak wujudnya, seperti air kencing yang sudah lama kering. Adapun cara menyucikannya ialah cukup menyiram dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) sampai mengalir.
Kedua , najis ainiah ialah najis yang masih jelas zatnya,
wama, rasa, dan baunya. Adapun cara menyucikannya ialah dengan menyiramkan air suci yang menyucikan (air mutlak) sampai hilang za, wama, rasa dan baunya, tetapi seandainya wama atau sukar dihilangkan, maka hal ini dapat dimaafkan (Multahim, dkk : 79-80).
Namun masih ada keringanan dalam hal sedikit najis atau yang sukar memeliharanya (menjaganya). Seperti nanah, bisul, darah khitan.
c) Menutup aurat Aurat ditutup dengan sesuatu agar dapat menghalangi wama kulit. Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai dengan lutut. Sedangkan untuk aurat perempuan adalah seluruh badannya, kecuali muka dan kedua belah telapak tangan.
d) Mengetahui masuknya waktu shalat (1) Salat Dzuhur : Awal waktunya setelah tergelincimya matahari dan pertengahan langit. Dan akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan sesuatu itu (tepat diatas ubun-ubun) terdiri dari 4 rakaat. (2) Shalat Ashar: samanya bayangan sesuatu dengan bendanya sampai matahari kuning atau bayangan sesuatu itu dua kalinya. Terdiri dari 4 (empat) rakaat. (3) Shalat Magrib : waktunya dari terbenamnya piringan matahari sampai sebelum terbenamnya mega merah
(syafaq atau teja). Terdiri 3 (tiga) rakaat. (4) Shalat Isya’ : waktunya mulai dari terbenamnya mega merah sampai dengan pertengahan walam. Terdiri dari 4 rakaat. (5) Shalat Subuh : waktunya mulai dari terbitnya fajar sampai dengan sebelum terbitnya matahari. Terdiri dari 2 rakaat.
e) Menghadap ke kiblat (ka’bah) Kalau sholat dalam keadaan berdiri atau sholat duduk menghadapkan dada. Jika sholatnya sambil berbaring, maka hendaknya dua tapak telinga dan mukanya menghadap ke kiblat, bila mungkin kepalanya diangkat dengan bantal atau sesuatu yang lain. Cara menghadap kiblat dengan sebagai berikut: (1) Orang yang berada di Makkah dan mungkin baginya menghadap ka’ bah wajib atasnya menghadap ka’bah secara sungguh-sungguh. (2) Orang yang berada di lingkungan masjid di Madinah, wajib atasnya menurut mihrab masjid itu, sebab masjid itu ditentukan oleh wahyu maka degan sendirinya tepat menghadap ke kiblat.
(3) Orang yang jauh dari ka’bah, syah baginya menghadap ke jihat (jurusan) ka’bah.
Boleh tidak menghadap kiblat pada beberapa keadaan seperti tersebut di bawah ini: (1) Ketika sangat takut sehingga tidak dapat menghadap kiblat, umpamanya dalam peperangan, akan takut pada binatang buas, api, kebanjiran dan sebagainya. (2) Orang yang dalam peijalanan di atas kendaraan boleh menghadap ke arah tujuan peijalanananya, yang diwajibkan adalah menghadap ke kiblat sewaktu takbirotul ihram.
(3) Apabila qiblat tidak diketahui, yang disebabkan gelap gulitanya malam sehingga tidak dapat menentukan arah kiblat. 2) RukunShalat
a) Niat mempunyai 2 (dua) arti yaitu: (1) Asal makna niat adalah : menyengaja suatu perbuatan dengan adanya kesengajaan ini, perbuatan dinamakan
“ikhtiyari” (kemauan sendiri, bukan dipaksa). (2) Niat pada syara’ (yang menjadi rukun shalat dan ibadah yang lain), yaitu menyenangkan suatu perbuatan karena perintah Allah secara ikhlas agar diridhai-Nya. Oleh karena itu orang yang shalat hendaklah ia sengaja mengeijakan shalat sematamata agar mendapat keridlaan dari Allah SWT. Yang perlu dalam niat shalat yang kelima waktu (fardlu) itu adalah “Sengaja mengeijakan shalat” supaya berbeda dengan perbuatan yang lain dan “menentukan shalat yang dikeijakan” seperti Zuhur, Ashar dan sebagainya serta menyengaja atau “meniatkan bahwa shalat itu fardlu”.