MINAT ANAK MENGIKUTI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP TAWADHUK TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA MI MA’ARIF MAGERSARI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 - Test Repository

  I R I ilil ll

  08TD1011754.01

SKRIPSI

MINAT ANAK MENGIKUTI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP TAWADHUK TERHADAP

  

ORANG TUA PADA SISWA MI MA’ARIF MAGERSARI

KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008

  NIM. 11405018

  

JURUSAN T ARBI YAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2 0 0 8

NOTA PEMBIMBING

  Lamp. : ....................Eksemplar Kepada Ketua STAIN Salatiga Hal : Naskah Skrinsi Biro Skripsi STAIN Salatiga di Salatiga

  Asscilamu 'alaikum wr. Wb.

  Setelah melakukan penelaahan secara cermat dan mengadakan perbaikan - perbaikan seperlunya, saya menyatakan bahwa skripsi mahasiswa yang namanya tersebut di bawah ini siap untuk dimunaqosahkarx. Nama : SHOBIRIN NIM : 11405018 Judul Skripsi : Minat Anak Mengikuti Pelajaran Aqidah Akhlak Hubungannya

  Dengan Sikap Tawadhuk Terhadap Orang Tua Pada Siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/2008.

  Demikian nota pembimbing ini saya buat untuk bisa digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu 'alaikum wr. Wb.

  Salatiga, 01 Maret 2008 Pembimbing

  Drs. Masvkur Minan, M.Ag

  N I P . 150185169

  

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stallion No. 03 Telp. (0298)323433, 323433 Salatiga 50721 Website : E-mail: administrasi @ stainsalatiga.ac.id

  

PENGESAHAN

  Skripsi Saudara: Shobirin dengan nomor induk mahasiswa: 11405018 yang berjudul : “Minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak hubungannya dengan sikap tawadVmU terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magesari Kecamatan Ngablak Kabupaten

  Magelang Tahun Pelajaran 2007/2008”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu,

  19 Maret 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 11 Rabiulawal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat - syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 19 Marcl 2008 M

  11 Rabiulawal 1429 H Panitia Ujian

  

N I P . 150185169

  

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. StadionNo. 03 Telp. (0298)323433, 323433 Salatiga 50721 Website : E-mail: administrasi @ stainsalatiga.ac.id

  

PENGESAHAN

  Skripsi Saudara: Shobirin dengan nomor induk mahasiswa: 11405018 yang berjudul : “Minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak hubungannya dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magesari Kecamatan Ngablak Kabupaten

  Magelang Tahun Pelajaran 2007/2008”. Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu,

  19 Maret 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 11 Rabiulawal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat - syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

  IImu Tarbiyah.

  Salatiga, 19 Maret 2008 M Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang

  Dr. Muh. Saerozi. M.Ag

  N IP .150247014 Penguji I

  Penguji II

  Prof. E Yc. H. Fachrudin, MA Muna Erawati, M.Si

  N IP .150293624 Pembimbing

  1 11- => cv) 0 ^ 5 '

Drs. MasVkur Minan, M.Ag

  

NIP. 150185169

  

MOTTO

Iman

  1. adalah perhiasan yang paling indah bagi manusia 2. “Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan timbangan

  (kebaikan) seorang mukmin nanti pada hari kiamat selain akhlak yang baik ...” (HR Tirmidzi).

  3. Sesungguhnya kejayaan suatu umat (bangsa) terletak pada akhlaknya.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk :

  1. Kedua Orang tuaku yang tercinta Bapak Daroni dan Ibu Rihayati

  2. Adikku satu-satunya yang tersayang Quratul’ain. Raihlah cita - citamu sotinggi mungkin

  3. Teman-teman ekstensi seangkatan di STAIN Salatiga

  4. Bapak Kepala Madrasah H. Ach. Subakir, Anda merupakan figur teladan yang sangat saya kagumi. Terima kasih atas motivasi serta bimbingannya, sehingga saya menjadi orang yang lebih dewasa. Tidak lupa Teman - Teman Guru di MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

KATA PENGANTAR

  j ^ u l L u ij A j j l _ i j JijJA aJl

  Teriring puji syukur atas rahmat serta nikmat Allah SWT, hanya dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, tabi’in dan segenap hamba Allah yang setia mengikuti jalan-Nya.

  Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah mengeluarkan segala kemampuan yang penulis miliki, dan dengan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak maka tersusunlah skripsi ini dengan judul : “MINAT ANAK MENGIKUTI PELAJARAN

  

AQIDAH A KULAK HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP TAWADHUK TERHADAP

ORANG TUA PADA SISWA MI MA 'ARIF MAGERSARI KECAMATAN NGABLAK

KABUPA TEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

  Skripsi ini sengaja diangkat sebagai upaya penulis untuk ikut terlibat atau paling tidak peduli terhadap krisis akhlak di negeri ini. Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada khususnya dan umat pada umumnya.

  Selanjutnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan lancar dan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada mereka.

  Ucapan terima kasih tak terhingga penulis haturkan kepada yang terhormat:

  1. Dekan besarta seluruh staf Dosen Fakultas Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, yang telah memberikan pendidikan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Drs. Masykur Minan, M.Ag, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan kesabaran dan ketelatenan sampai terselesaikan skripsi ini.

  3. Teman-teman guru serta teman-teman kampus yang tidak dapat kusebutkan satu persatu. Merekalah yang telah menghiburku di saat aku butuh bantuan.

  4. Semua pihak yang telah membantu penulis menempuh studi di STAIN sampai penulisan skripsi ini.

  Untuk semuanya, semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka baik di dunia maupun di akherat. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari harapan. Saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan akhlak dan pendidikan Islam pada umumnya baik saat ini dan masa yang akan datang. Amin ya Robbal ‘Alamin.

  Magelang, 01 Maret 2008 Penyusun

  Shobirin

  

DAFTARISI

  

  BAB I. PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   * v

  

  

  

  

  

  

   BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN

  A. Situasi Umum Ml Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/2008

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  • * v

  BAB V. PENUTUP

  B. Saran-saran..................................................................................... ]01 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 103 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejak dahulu sampai sekarang telah dilakukan manusia dari

  masa ke masa kepada generasi berikutnya agar kelak dapat mencapai kebahagiaan hidup yang didambakan. Pendidikan membutuhkan seperangkat aiat pembantu dalam mencapai tujuannya antara lain ilmu jiwa perkembangan (psikologi perkembangan). Ilmu jiwa perkembangan lama, manusia dipandang sebagai objek, sedangkan ilmu jiwa perkembangan dewasa ini berpegang pada kenyataan bahwa manusia ciptaan Allah SWT yang diberi keistimewaan memiliki gejala kejiwaan yang terdiri dari, pertama, aspek kognitif yang berupa pengetaliuan, pengamatan, ingatan, analisa, dan sebagainnya. Kedua, aspek afektif yaitu berupa sikap norma - norma, minat, kemauan, sugesti, marah, dan sebagaimiya. Ketiga, aspek psikomotor yang berupa kebiasaan, ketrampilan fisik, ketrampilan mental, dan sebagainya. Keempat, aspek ketahuidan yang berupa kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kebenaran, kebaikan, kejujuran, pengorbanan, keindahan yang berpusat pada hati, dan sebagainya,

  Menggarisbawabi pemyataan tersebut di atas bahwa pendidikan mencakup empat aspek, salah satunya adalah aspek afektif yaitu berupa sikap, norma - norma, minat, kemauan, dan sugesti, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai

  f v

  suatu basil yang optimal dalam pendidikan dibutuhkan minat dan kemauan di

  2

  samping hal - hal yang lain yang mendorong dan menggerakkan manusia untuk memperoleh ilmu.

  Dalam konteks pendidikan di sekolah, keempat aspek tersebut (koginitif, afektif, psikomotor, ketauhidan) juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjadikan anak didik memahami dan mengerti akan konsep dan materi pendidikan yang diajarkan di sekolah baik materi umum maupun materi keagamaan. Kecenderungan manusia yang ingin selalu mengetahui hal - hal yang baru baginya mendorong ia untuk mengamati dan menganalisa, kemudian dengan kecenderungan tersebut ia akan termotivasi, tersugesti, dan berminat untuk memahami. Dengan anggota tubuhnya ia akan terdorong untuk melakukan sesuatu, dan dengan kepercayaannya pada Sang Pencipta, dengan hati yang diterangi cahaya ketuhanan ia akan selalu ingat bahwa semua ilmu yang ia kuasai bukan semata - mata karena kepandaian, kejeniusan, dan kecerdasannya, tetapi ada faktor yang lebih besar dari itu semua yaitu Tuhan.

  Akan tetapi realita yang ada membuka mata kita semua bahwa hanya sebagian kecil saja dari peserta didik yang mampu memadukan keempat aspek di atas. Dalam penelitian ini penulis ingin fokus meneliti satu aspek dari keempat aspek tersebut, yaitu aspek afektif lebih khusus lagi yaitu minat.

  Berbicara masalah pendidikan, utamanya Pendidikan Agama Islam menduduki peranan yang sangat dominan di dalam peran sertanya dalam mensukseskan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Dalam Undang - undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  Sejalan dengan fungsi Pendidikan Nasional diatas, tujuan dari pendidikan Islam juga sama, dengan mengedepankan pendidikan budi pekerti sebagai jiwa dari pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempuma adalah tujuan sebenamya dari pendidikan. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan jasmani atau akal atau ilmu ataupun segi - segi praktis lainnya, tetapi artinya ialah bahwa kita memperhatikan segi - segi pendidikan akhlak seperti juga segi - segi lainnya itu. Anak - anak membutuhkan kekuatan dalam jasmani, akal, ilmu dan anak - anak juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan dan kepribadian.

  Dalam masyarakat yang cepat berubah dewasa ini, pendidikan budi pekerti atau kita sebut sebagai pendidikan akhlak bagi siswa merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan, anak akan dihadapkan pada banyak pilihan tentang mlai yang mungkin dianggapnya baik. Pengikisan nilai - nilai suatu masyarakat dewasa ini akan mungkin terjadi secara terbuka. Nilai - nilai yang dianggap baik oleh suatu kelompok masyarakat bukan tak mungkin akan menjadi luntur digantikan oleh nilai - nilai baru yang belum tentu cocok dengan budaya masyarakat.

  . , Begitu pentingnya pendidikan akhlak bagi anak, di dalam Al-Qur’an banyak sekali kita jumpai ay,at - ayat yang bertemakan ajaran akhlak. Ajaran -

  4

  ajaran itu menyeruhkan kepada manusia agar antara lain mengarahkan hati dan jiwanya pada sifat - sifat jiwa yang terpuji1. Sifat - sifat tersebut mulai dari jujur, setia kawan, persaudaraan, adil, murah hati, to’.ong - menolong, berbaik sangka, ramah, bersih hati, berani, sabar, penyantun, pemaaf, sopan, disiplin, mencintai ilmu, sampai bersikap terpuji ketika menghadap Allah dan sesamanya.

  Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah Al-Qur’an dan Assunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral, dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya. Dengan kata lain akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah merupakan akhlak yang sudah pasti, tidak berubah dan tidak berganti. Artinya dalam Islam tidak akan terjadi perubahan nilai dalam memandang akhlak.1 2

  Akhlak dalam Islam dibina berdasarkan prinsip - prinsip “mengambil yang utama dan mencampakkan yang buruk” sesuai dengan konsep Rabbani, serta harus konsekuen dengan prinsip - prinsip yang telah dicanangkan oleh Al-Qur’an dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW. tidak disangsikan lagi, pendidikan melalui perangai yang baik merupakan sarana yang paling efektif dalam upaya memperbaiki keadaan individu atau umat. Pendidikan melalui akhlak yang baik merupakan hal yang dominan dalam penyebaran agama Islam, baik di timur maupun di barat.3

  1 Abdurrahman Dahlan, K a id a h -k a id a h Penafsiran A l-Q u r’an, Mizan, Bandung, 1997, hal. 298.

  2 Sayyid Qutb, Ihya Turats A l-‘arabiy, Beirut, 1971, hal.

  Fi D zilalil Q u r ’an, jilid X V I I , 1 81.

  3 Ulwan Abdullah Nasih, Pendidikan Anak D alam Islam, Pustaka Amani, Jakarta, 2002,

  5 Selain kedudukan akhlak yang sangat penting didalam Al-Qur’an,

  demikian juga di dalam Sunnah (hadits) nabi. Menurut keterangan Nabi SAW dalam salah satu sabdanya bahwa beliau diutus menjadi Rasul adalah untuk menyempumakan, memperbaiki akhlak manusia.4

  ( JJ ) .(Jp^Sn f Artinya : “Saya (nabi) diutus hanya untuk menyempumakan akhlak yang mulia.

  (HR. Baihaqi). Risalah yang disampaikan Rasulullah diatas benar - benar sangat menjunjung tinggi kedudukan akhlak. Oleh karena itu pendidikan akhlak harus benar - benar kita tanamkan kepada anak sejak dini, baik di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun di lingkungan masyarakat.

  Bukan rahasia umum lagi bahwa materi keagamaan di sekolah termasuk di dalamnya materi aqidah akhlak seakan - akan menjadi materi “pelengkap penderita” materi - materi umum. Banyak dari peserta didik yang memandang bahwa materi keagamaan “tidak penting”. Hal ini berakibat pada kecilnya minat mereka untuk mengkaji lebih dalam apa dan bagaimana aqidah yang benar, serta bagaimana akhlak yang sesuai dengan tuntunan Islam. Lebih parah lagi porsi materi keagamaan di sekolah juga semakin sedikit. Akibatnya walaupun di sekolah diajarkan materi akhlak dan budi pekerti, tapi kurang berdampak signifikun pada akhlak dan budi pekerti siswa ketika di luar sekolah. Sekarang * v dapat dilihat di mana - mana kemerosotan akhlak, dan bahwa akhlak hanya

4 Asmaran As, P engantar Studi Akhlak E disi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 60.

  sekedar retorika terjadi di hampir setiap lini usia, mulai anak - anak sampai orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun. Di media - media cetak maupun elektronik marak diberitakan pelanggaran - pelanggaran akhlak dari yang lcecil sampai yang besar dan tidak jarang dilengkapi dengan rekonstruksi peristiwa - peristiwa yang bukannya bersikap edukatif tapi justru demonstratif, memungkinkan ditiru oleh pemirsa yang mayoritas tidak menggunakan barometer akhlak mulia dalam menontonnya.

  Maka tidaklah terlalu berlebihan bila penulis meneliti minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak hubungannya dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua. Mengapa tawadhuk (rendah hati) anak terhadap orang tua yang penulis jadikan sebagai obyek penelitian? Alasannya adalah bahwa tawadhuk (rendah hati) adalah merupakan salah satu dari akhlak yang mulia, apalagi tawadhuk (rendah hati) terhadap orang tua yang merupakan manusia yang paling berjasa dalam pendidikan setiap anak. Bagaimana seorang anak walaupun setinggi apapun ilmunya tapi masih dapat bersikap rendah hati di hadapan orang tuanya yang mungkin pendidikannya jauh di bawahnya, atau mungkin tidak berpendidikan. Sikap seperti ini menurut penulis adalah sikap yang sangat mulia. Maka sejauh mana minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak hubungannya dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Ngablak Magelang Tahun Pelajaran 2007/2008 kiranya sangat layak untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah tingkat minat anak dalam mengikuti Pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa Ml Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/ 2008 ?

  2. Bagaimanakah variasi sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/2008 ?

  3. Bagaimanakah hubungan tingkat minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa Ml Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/ 2008 ?

  C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

  1. Untuk mengetahui tingkat minat anak dalam mengikuti Pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/ 2008. . ,

  8

  2. Untuk mengetahui variasi sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/ 2008.

  3. Untuk mengetahui hubungan tingkat minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/ 2008.

D. Man fa at Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun secara teoritis, yaitu:

  1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  2. Secara praktis, apabila temyata ada hubungan, hal ini berarti bagi seorang guru dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya pendidikan akhlak bagi siswa yang ternyata mempunyai hubungan positif terhadap peningkatan akhlak siswa. Selanjutnya dari pemahaman tersebut, seorang guru dapat senantiasa memaksimalkan minat anak ketika mengikuti pelajaran aqidah akhlak dan bisa menjadi suritauladan bagi siswa - siswinya. E. Landasan Teoretik Skripsi ini berjudul “Minat anak mengikuti Pelajaran Aqidah Akhlak

  Hubungannya Dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua Pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/ 2008.”

  Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan interpretasi, maka perlu diberi penegasan terhadap istilah - istilah pokok yang terdapat dalam judul tersebut.

  1. Pengertian Minat Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat diartikan sebagai “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”3

  2. Pengertian Aqidah Aqidah secara bahasa (etimologi) berasal dari bahasa arab yang jama’nya aqaa’idu (d&sc.) yang artinya yang dipercayai hati.5

  6 Adapun secara istilah (terminologi) defmisi aqidah, yaitu: iman atau kepercayaan, sumbernya yang asasi ialah Al-Qur’an. Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama - tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu — raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan.7

  5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kam us Besar B ahasa Indonesia, Edisi 3, cet. 2. Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hal. 744.

  6 Mahmud Yunus, Kamus A rab -Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- qur’an, Jakarta, 1972, hal. 275.

  7 Nasirudin Razak, D ienul Islam, cetakan kedua, PT. Al. Ma’arif, Bandung, 1977, hal.

  119.

  10 Dari pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

  aqidah adalah sesuatu yang harus diyakini dan dipercayai dalam batin seseorang yang karenanya seseorang itu akan membuahkan aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan, yang akhimya akan menjadi tenang dalam hidupnya dan berserah diri kepada Allah SWT.

  3. Pengertian Akhlak

  a. Menurut Drs. Asmaran MA, akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu bisa berupa perbuatan baik yang disebut dengan istilah akhlak mulia atau perbuatan buruk yang disebut dengan akhlak tercela, sesuai dengan pembinaannya.8

  b. Menurut Dewan Ensiklopedia Islam, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa seseorang yang dari padanya lahir perbuatan dengan mudah tanpa melalui pertimbangan dan penelitian.9

  c. Akhlak berasal dari bahasa arab yang merupakan jama’ dari Jli. yaitu yang memiliki arti perangai, akhlak.10 1

  1

  d. Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahimya suatu perbuatan di mana perbuatan itu lahir secara spontan, mudah, tanpa menghitung untung rugi.11

  Jadi dari berbagai pengertian tentang aqidah, dan akhlak di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian “Pelajaran Aqidah Akhlak” adalah sub mata pelajaran yang membahas tentang ajaran agama Islam dari segi aqidah dan

  f v 8 Asmaran As., hal. I. op. til.,

  Dewan Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, Ikhtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1993, hal. 102.

10 Mahmud Yunus, op. cit., hal. 120.

  11

  akhlak, dan juga merupakan bagian dari mata pelajaran PAI yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran 1 9 ajaran Islam, serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari - hari.

  4. Hubungan Kata hubungan berasal dari kata hubung yang berarti berangkaian atau bersambung: berhubungan bertalian, bersangkutan, berkenaan; oieh karena.1

  2

  13

  5. Tawadhuk Tawadhuk adalah kata serapan yang berasal dari bahasa arab yaitu: yang berarti hal merendahkan diri.14 Tawadhuk antonimnya adalah takabur/ sombong.

  Secara garis besar dapat dijelaskan di sini bahwa maksud dari judul skripsi ini adalah seberapa signifikan minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak yaitu pelajaran yang mempelajari tentang iman atau kepercayaan, yang bersumber dari alqur’an dan juga mempelajari tentang perangai/ sikap/ tingkah laku hubungannya dengan sikap tawadhuk / rendah hati terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun

  Pelajaran 2007/ 2008. F. Hipotesis Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.15

  12 Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum Pendidikan D asar Berciri Khas Agam a Islam, Jakarta, him. 275.

  13 Suharso, Kamus Besar b a h a sa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hal. 1126. Hipotesis juga diartikan “dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta - fakta membenarkan.1

  5 Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang akan diuji melalui penelitian.

  16

  Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  1. Hipotesis Altematif (Ha) Ada hubungan positif antara minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif

  Magersari Kecamatan Ngablak Kabupatan Magelang Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

  2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada hubungan antara minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupatan Magelang Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

G. Metodologi Penelitian

  1. Populasi dan Sampel Penelitian

  a. Populasi Penelitian , ,

  15 Suharsimi Arikunto, P rosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, E disi R evisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hal. 67.

  16 Sutrisno Hadi, M etodologi Research I, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, Hal. 63.

  13 Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian.17 Sedangkan

  Sutrisno Hadi mengatakan “semua individu untuk siapa kenyataan - kenyataan yang diperoleh dari sampel, dari sampel itu hendak digeneralisasikan” disebut populasi atau universe.18

  Berdasarkan kedua pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2007/ 2008 sebanyak 123 siswa.

  b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.19 Sedangkan Sutrisno Hadi berpendapat

  “sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.

  Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diambil semakin baik. Sehubungan dengan itu, Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk ancer - ancer apabila subjeknya 17 Suharsimi Arikunto, hal. 115.

  op. cit., 18 Sutrisno Hadi, op. cit., hal.

  70.

19 Suharsimi Arikunto, op.'cit., hal. 117.

  kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 % atau lebih, sesuai kemampuan.21

  Untuk merghemat waktu, tenaga dan dana, maka penulis menetapkan besamya sampel kurang dari 50 % dari besamya populasi.

  Teknik pengambilan sampel menggunakan “stratified random sampling”, karena sesuai dengan keadaan populasi yang menunjukkan adanya strata (lapisan - lapisan) yaitu terdapat beberapa tingkatan kelas, mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam.

  Dari masing - masing kelompok kelas, peneliti hanya mengambil sampel dari kelas tiga, empat, lima dan enam, dengan perbandingan sesuai jumlah populasi. Pengambilan sampel dengan random sampling, dimaksudkan agar semua subyek - subyek di dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.23

  Salah satu cara yang sangat terkenal dalam statisitik untuk memperoleh sampel yang representatif adalah cara randomisasi.

  No. Kelas/ Kelompok Populasi Sampel

  1

  • - 1

  29

  • - 2

  II

  22

  3 III

  20

  10

  4 IV

  16

  10 21 Suharsimi Arikunto, op. cit., hal. 120.

  22 Ibid, hal. 125.

  23 Ibid, hal. 120.

  15

  5 V

  18

  10

  6 VI

  18

  10 JUMLAH 123

  40

  2. Variabel Penelitian Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak sebagai variabel bebas, diberi simbol (x) dan sikap tawadhuk siswa terhadap orang tua sebagai variabel terikat diberi simbol (y).

  3. Definisi Operasional Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu:

  a. Minat anak mengikuti Pelajaran Aqidah Akhlak Minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak yang dimaksud di sini adalah keinginan hati yang tinggi dari seorang anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak, yaitu pelajaran yang mempelajari tentang iman atau kepercayaan, yang bersumber dari Al-Qur’an dan juga mempelajari tentang perangai/ sikap/ tingkah laku dengan harapan agar anak dapat memahami, menghayati, dan meyakini kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari - hari tanpa memerlukan

  16

  pemikiran atau pertimbangan lebih dulu, serta tidak membutuhkan dorongan dari luar.

  Indikator minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak meliputi:

  1. Memperhatikan dengan sungguh - sungguh saat mata pelajaran aqidah akhlak diterangkan oleh guru.

  2. Mencatat/ meringkas materi pelajaran aqidah akhlak yang sangat penting.

  3. Aktif mengikuti pelajaran / tidak bolos

  4. Menyimak pelajaran secara aktif dan bertanya ketika belum jelas

  5. Mempersiapkan buku pelajaran aqidah akhlak 6. mempelajari kembali materi pelajaran aqidah akhlak yang telah lalu

  7. Aktif mengikuti kegiatan keagamaan baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

  b. Sikap Tawadhuk terhadap orang tua Sikap tawadhuk terhadap orang tua yang dimaksud di sini adalah sikap rendah hati yang ditunjukkan anak terhadap kedua orang tua yaitu ayah dan ibunya. Mengingat luasnya pengertian tawadhuk dalam Islam, maka dalam penelitian ini penulis membatasi indikator - indikator sikap tawadhuk anak sebagai berikut:

  1. Anak selalu membantu pekerjaan orang tua . v

  2. Anak tidak membantah orang tua ketika dinasehati

  3. Anak selalu patuhjika diperintah orang tua

  4. Anak selalu memperhatikan nasehat orang tua 5. Anak selalu minta izin bila ingin bepergian.

  6. Anak selalu berusaha menghindari hal - hal yang menyakiti orang tua 7. Anak selalu menjauhi perbuatan curang/ tidak jujur kepada orang tua.

  4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Metode Angket

  Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal - hal yang ia ketahui.24 Angket di sini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak serta sikap tawadhuk terhadap orang tua.

  Pembagian angket kepada responden setelah mendapat izin Kepala Sekolah. Penulis masuk kelas untuk menjelaskan maksud dan cara pengisian angket. Pembagian angket kepada siswa ini untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang pelaksanaan minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak di sekolah.

  Sedangkan untuk mendapatkan informasi tentang sikap tawadhuk terhadap orang tua, penulis membagikan angket kepada orang

74 Ibid., hal. 140.

  tua siswa. Langkah ini ditempuh karena penulis beranggapan bahwa kedua orang tuanyalah yang lebih mengetahui kepribadian serta akhlak siswa sehari - hari.

  Angket bersifat tertutup (closed form). Artinya siswa/ responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat jawaban sendiri.

  b. Metode Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena - fenomena yang diselidiki.25 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah.

  c. Metode Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah.

  5. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Dalam menganalisa data tersebut penulis menempuh langkah - langkah sebagai berikut:

  a. Analisa Pendahuluan . „

25 Sutrisno Hadi, M etodologi Research II, Andi Offset, Yogyakarta, 1981, hal. 136.

  Tahap ini sebagai langkah awal untuk memberikan penelitian hasil angket dengan memberi bobot nilai pada setiap option jawaban responden berupa data kualitatif menjadi kuantitatif dengan pemberian skor sebagai berikut:

  Tabel 1 Tabel Ketentuan Pemberian Skor No. Alternatif Jawaban Skor 1.

  A

  5 B 2.

  4

  3. C

  3

  4. D

  2

  5. E

  1 Hal ini berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto sebagai berikut: Apabila datanya merupakan data kualitatif misalnya: sangat bagus, bagus, cukup, jelek, jelek sekali, maka data tersebut diberi simbol angka misalnya: sangat bagus 5, bagus 4, cukup 3, jelek 2, dan jelek sekali 1.26

  b. Analisa Uji Hipotesis Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam analisa ini digunakan rumus chi kuadrat.

  Rumus menghitung chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

  ( f o - f h ) 2

  A2 = Z ---------------

  fh

  Keterangan:

  X2

  = chi-kuadrat f0 = frekuensi yang diperoleh ’ * fh = frekuensi yang diharapkan 27 26 Suharsimi Arikunto, op. 'cit., hal. 100.

27 Ibid., hal. 278.

  Apabila dalam perhitungan temyata bahwa harga X2 sama atau lebih besar dari harga kritik X2 yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan, maka kesimpulannya adalah ada hubungan positif antara minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak terhadap sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupatan Magelang Tahun Pelajaran 2007 / 2008. Dan sebaliknya jika dari perhitungan ternyata bahwa nilai X2 lebih kecil dari harga kritik dalam tabel menurut taraf signifikansi yang telah ditentukan, maka kesimpulannya tidak ada hubungan antara minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak terhadap sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupatan Magelang Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

H. Sistematika Skripsi

  Bab I : Pendahuluan, pembahasannya adalah : A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Hasil Penelitian E. Landasan Teoretik F. Hipotesis G. Metodologi Penelitian H. Sistematika Skripsi Bab II : Landasan Teori, pembahasannya meliputi:

  21 A. Pengertian Minat

  B. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Minat

  C. Pengertian - Pengertian Aqidah

  D. Pengertian Akhlak

  E. Dasar - dasar Pendidikan Aqidah Akhlak

  F. Kandungan Pendidikan Aqidah Akhlak

  G. Tujuan Pendidikan Aqidah Akhlak

  H. Kedudukan dan Keistimewaan Pendidikan Aqidah Akhlak dalam Islam

  I. Ciri - Ciri Pendidikan Akhlak dalam Islam J. Akhlak Terpuji

  K. Akhlak Terhadap Orang Tua L. Mencontoh Rasulullah dalam Pendidikan Akhlak

  Bab III : Laporan Hasil Penelitian A. Situasi Umum MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Talxun Pelajaran 2007 / 2008.

  1. Sejarah Berdiri

  2. Letak Geografis

  3. Sarana dan Prasarana

  a. Keadaan Gedung Sekolah

  b. Perawatan gedung dan ruang kelas ,

  c. Pengadaan dan Pemeliharaan Perlengkapan

  4. Keadaan Guru dan Siswa

  22 B. Penyajian Data

  Bab IV : Analisis Hasil Penelitian A. Analisis Pendahuluan, meliputi: analisis prosentase mengenai minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak dan analisis prosentase mengenai sikap tawadhuk terhadap orang tua.

  B. Analisis lanjutan, meliputi: membuat tabel persiapan, membuat tabel frekuensi yang diperoleh dan memasukkannya ke dalam teknik statistik chi-kuadrat.

  Bab V : Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran - lampiran Daftar riwayat hidup

BAB 11 LANDASAN TEORI A. Pengertian Minat Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat diartikan sebagai

  kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.1 Dalam kanteks keislaman, minat yang baik dapat dilihat dari sejauh mana niat. Karena semua pekerjaan, baik yang bersifat lahiriyah maupun batiniah harus didasari niat yang benar. Salah dalarn niat berarti kesalahan fatal walaupan secara lahiriyah juga mengerjakan. Allah SWT melihat hati setiap hamba-Nya, bukan hanya lahir dan fisiknya. Adapun sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya, “niat itu di sini” (sambil menunjuk dadanya, yang berarti hatinya).

  Dalam pcrspektif Islam minat tidak jauh berbeda dengan yang diistilahkan sebagai niat. Bahkan niat ini dinilai sebagai setengah dari amal.

  Sebuah perbuatan akan diberi nilai baik atau buruk karena dilihat dari niat orang yang melakukannya, tidak dilihat dari hasil sebagai akibat dari perbuatannya itu.

  Maka perbuatan yang disertai niat baik, bemilai baik, meskipun mengakibatkan keburukan. Dan perbuatan dengan niat buruk tetap bernilai buruk meskipun menghasilkan kebaikan.1

  2 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kam us B esar B ahasa Indonesia E disi 3. cet. 2.

  Balai Pustaka. Jakarta, 2002, hal. 744.

2 Asmaran As., P engantar Studi Akhlak, E disi Revisi, PT Raja Grafmdo Persada, Jakarta, hal. 36.

  24 Dari defmisi minat tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan

  baliwa yang dimaksud minat adalah keinginan kuat yang timbul dalam diri seseorang dan kemudian diwujudkan dalam perbuatan. Perbuatan di sini bisa bcrsifat lahir dan dapat pula bersifat batin.

  Kaitannya dengan peneiitian ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak, yang kemudian dijadikan sebagai variabel bebas untuk diteliti hubungannya dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan

  Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2007/2008.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

  Minat merupakan salah salu hal yang sangat berpcngaruh dalam hasil suatu pekerjaan/ aktivitas, karena dari minat inilah suatu pekerjaan/ aktivitas dimulai. Semakin besar minat dalam pekeijaan itu, maka semakin baik hasil yang akan dicapai. Minat yang baik adalah minat yang tidak mengandung unsur keterpaksaan, karena keterpaksaan akan menjadikan seseorang tertekan dalam melakukan suatu pekerjaan.

  Kita bisa bayangkan bagaimana jadinya manusia jika tidak memiliki minat dalam hidupnya. Dapat dipastikan ia akan menjadi orang yang statis, tidak memiliki masa depan, hanya berteman dengan iamunan dan khayalan.

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang dan terbagi menjadi dua, yaitu: Faktor intrinsik (dari dalam) dan Faktor ekstrinsik (dari luar).

  Adapun faktor intrinsik meliputi: pembawaan, kejiwaan/ psikologis, jasmani, dan kebutuhan.

  1. Pembawaan Pembavvaan mcrupakan sesuatu yang dimiliki scscorang sejak laliir. Seorang anak yang pendiam, maka sangat mungkin akan kesuiitan ketika diminta mengduarkan pendapat. Begitu juga dengan seorang anak yang berpembawaan cuek terhadap segala sesuatu, akan sangat kesuiitan ketika hams memperhatikan sesuatu. Dalam hal minat, pembawaan berperan penting dalam mempengaruhi seseorang, apakah la mudah tertarik pada sesuatu ataukah tidak.

  Selain itu, minat seorang anak juga dapat dipengaruhi faktor pembawaan dari kedua orang tuanya. Scbagai contoh, bila ayah seorang arak laki-laki berminat mengotak-atik motor sebagai suatu hobi, maka anak itu pun mungkin akan mengembangkan minat yang serupa sehingga ia dapat ikut serta dalam kegiatan bersama ayahnya,

  2. Kejiwaan / Psikologis Faktor kejiwaan dapat mempengaruhi minat anak. Sebagai contoh seorang anak yang psikisnya sedang terganggu, seperti jengkel, marah, sedih dan sebagainya biasanya akan mempengaruhi belajamya, berbicara tidak sopan, tidak sabar, egois dan sebagainya. Namun ada pula pengaruh positifhya seperti misalnya, menjadi lebih sabar, lebilngiat belajar, berusaha mencari orang yang dapat dimintai nasehatnya, dan sebagainya.

  3. Jasmani

  26 Termasuk faktor jasmani diantaranya, kondisi flsik seperti

  kesehatan, kemauan, bakat, kemampuan dan sebagainya. Sebagai contoh siswa yang secara fisik sedang sakit atau kesehatannya inenurun, maka akan mongakibatkan scmua keinginannya berkurang, termasuk keinginan untuk belajar, dan sebagainya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURU TERHADAP MINAT SISWA MENURUT PERSEPSI SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 88

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURU TERHADAP MINAT SISWA MENURUT PERSEPSI SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 28 104

KONTRIBUSI SIKAP ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 16

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DAKUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20052006

2 7 91

STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 1 99

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN KEPEDULIAN TERHADAP BELAJAR ANAK KELAS VIII MTs MIFTAHUL HUDA KARANGANYAR, KECAMATAN GEYER, KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2007 2008

0 0 94

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN SEKOLAH SISWA MAN I SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

0 2 90

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 132

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS MELALUI PENERAPAN METODE DRILL PADA SISWA RELAS V MI AL HUDA PASURUHAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 83