STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

  STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam llmu Tarbiyah Oleh : AHMAD MUSTOFA NIM : 11404032 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) S A L A T I G A Jl. Stadion No. 03Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50721 Salatiga PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 1 (satu) naskah Salatiga, Agustus 2006 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Kepada Yth. Ketua STAIN di Salatiga

  Assalam u’alaikunt, Wr. Wb

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa Nama N I M

  Program Studi

  Judul Ahmad Mustofa

  11404012

  Pendidikan Agama Islam

  STUDI KORELAS1 ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS

  MENGAJAR GURU Ml KECAMATAN GUBUG

  KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 Untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi.

  Demikian untuk menjadikan periksa.

  Wassalamu’alaikum, Wb. Wb

  

H A L A M A N P E N G E S A H A N

  Judul : STUDI KORELASI ANTARA AKTI VITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006

  Nama Ahmad Mustofa NIM : 11404032

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam Salatiga,.........................2006

  Penguji I

  Drs. H. Nasafi Drs. Kastolani, M.Ae

  NIP. 150207971 NIP. 150267026

  

H A L A M A N M O T T O

  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu an siksa neraka ...”(QS. At-Tahrin: 6)

  

H A L A M A N P E R S E M B A H A N

  Skripsi ini saya persembahkan kepada :

  1. Bapak, Ibu, adik, dan seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan dorongan dan semangat.

  2. Anak dan istri yang selalu saya cintai 3. Semua pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini.

  

KATA PENGANTAR

B ismi 1 lahirrahmanirrahi m.

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahirabbi, Shalawat serta salam kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya, atas limpahan karunia, taufiq, hidayah, serta inayahnya, sehingga penulis telah menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula penulis hanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) Salatiga.

  2. Bapak Dr. Rahmat Harijadi, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  3. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang telah memberikan motivasi dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memperhatikan dan memberikan dorongan baik moril, spirituil, dan materiel sehingga perkuliahan serta penulisan skripsi ini dapat selesai.

  5. Saudara/i keluarga yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

  

D A F T A R I S I

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  16 BAB II L A N D A S A N TEORI

  

  

  

  3. Tanggungjawab Menjadi Seorang Guru dalam Menjalankan

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Tugas-Tugas di Sekolah Guru MI Kecamatan Gubug Kabupaten

  

BAB IV AN ALISA DATA.......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PEN D AHL Llj AN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar

  mengajar dal am kelas adalah guru. Oleh karena itu guru tidak saja mendidik fungsi sebagai orang dewasa yang bertugas profesional memindahkan ilmu pengetahuan (transfer o f knowledge) atau penyalur ilmu pengetahuan (transmitter of knowwledge) yang dikuasai pada anak didik, melainkan lebih dari itu ia menjadi pemimpin, dan pembimbing dikalangan anak didiknya.

  Sebagai pemimpin, dia harus mempunyai kemampuan untuk mengorganisasikan ide-ide yang perlu dikembangkan dikalangan anak didiknya dengan sistem kepemimpinan yang dapat menggerakkan minat, gairah, serta semangat belajar mereka melalui metode apapun yang sesuai dan efektif.

  Sebagai pendidik guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah dan pembina pengembangan bakat anak didiknya ke arah titik maksimal yang dapat mereka capai. Dengan demikian guru bukan hanya memompakan ilmu pengetahuan dalam jiwa anak melalui kecerdasan otaknya akan tetapi harus mampu mengarahkan kemana seharusnya bakat dan kemampuan anak itu perlu dikembangkan. Sudah barang tentu demikian maka sasaran tugas guru sebagai pendidik tidak hanya terbatas pada mencerdaskan otak (intelejensi) saja,

  2

  dewasa yang berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan hidup umat manusia. Kemampuan tersebut, berkembang diatas dan menurut sistem nilai-nilai yang dijiwai oleh norma-norma agama serta perikemanusiaan.

  Sebagai pembimbing guru harus mengfunsikan gurunya sebagai penunjuk jalan yang benar dalam pengembangan yang tepat dari anak didik dengan mendorong dan meningkatkan potensi kejiwaan dan jasmaninya.

  Bila guru sebagai fungsi pemimpin, sebagai pendidik dan pembimbing bagi anak didik yang belum dewasa maka ia berarti sekaligus berfungsi sebagai pembaharu (inovator) penghubung antar ilmu yang dimiliki dengan anak didik, dan penyuluh dalam membantu anak untuk memecahkan segala kesulitan yang dihadapi dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar.

  Oleh karenanya, maka guru sebenamya adalah tokoh ideal pembawa norma dan nilai kehidupan masyarakat dan sekaligus pembawa cahaya terang bagi anak didik dalam kehidupan ilmu pengetahuan.

  Mengingat betapa besamya peranan guru demikian itu, maka kepribadian guru yang banyak terungkapkan dalam tingkah lakunya setiap hari banyak diamati masyarakat sekitar apalagi dikalangan anak didiknya didalam dan diluar lingkungan sekolah itu, harus sesuai dengan norma-norma agama Islam.

  3 Menurut Abdullah Nasih uiwan mensyaratkan Dagi setiap guru atau

  pendidik untuk memiliki sifat-sifat asasi, yaitu ikhlas, bertaqwa, berilmu, bersikap dan berperilaku santun, serta memiliki tanggung jawab.1 Dengan mendasarkan pada pendapat diatas maka guru yang ideal adalah guru yang mempunyai kompetensi profesional. Hal ini didasarkan pada sabda

  N abi: Artinya : Jika suatu urusan diserahkcin kepada orang yang bukan profesinya

  maka tumbuhlah kehancurannya.2 3

  Juga firman Allah SWT yang mengingatkan kita, seperti yang tercantum

  masing sesungguhnya aku adalah orang yang pekerja/

  Pengajaran memang bukan teori dan praktik yang sederhana, karena hal ini berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab seorang guru. Guru atau pengajar mempunyai peranan dalam kaitannya dengan keberhasilan siswa, karena mereka memberi bahan ajar kepada siswanya, secara formal maupun non formal.4 Dengan kata lain disamping guru mempunyai tugas di sekolah juga mempunyai tanggung jawab dan aktivitas di luar sekolah.

  1 HM Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakartaa, 1995, him 56

  2 Ibit; him 15

  4 Semua lembaga pendidikan berupaya agar tujuan peserta didik aapai

  tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Oleh karena itu, suatu lembaga pendidikan harus mempunyai tenaga pengajar yang profesional.

  Disamping itu guru harus memenuhi persyaratan baik secara fisik maupun mental. Dari segi fisik, misalnya : guru harus berbadan sehat, kuat, dan yang lamnya mempunyai kasih sayang, dapat berperilaku adil dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar tidak teijadi kekecewaan yang mungkin timbul dari siswa. Di bidang sosial, misalnya ikut mendorong laju pembangunan. Serta di bidang profesi keguruan hendaknya memahami dan mengamalkan kode etik keguruan.

  Serta berusaha agar setiap tingkah laku dan tutur kata harus menggambarkan seorang yang berbahaya, mengingat tugas dan tanggung jawab seorang guru baik di sekolah, dalam hal ini sebagai pengajar, maupun di luar sekolah yang demikian padatnya.

  Yang mendorong peneliti mengajukan judul adala sebagai berukut:

  1. Mengajar itu akan baik apabila disertai dengan faktor-faktor pendukung yang baik pula, yaitu yang meliputi persiapan mental mengejar yang baik serta kondisi badan yang baik pula.

  2. Tugas seorang guru tidak harus mengurus anak-anak didik di sekolah saja, tetapi juga mempunyai aktivitas di luar sekolah seperti menjadi tokoh masyarakat dan tokoh agama.

  5 Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul

  “STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS DI LUAR SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVIT AS MENGAJAR GURU MI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2005/2006”,

  B. Perumusan Masalah

  Faktor penelitian bersumber pada aktivitas guru di luar sekolah yang dikaitkan dengan pelaksanaan tugas guru di sekolah. Bertitik tolak dari uraian dan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana aktivitas guru di luar sekolah pada MI Kecamatan Gubug?

  2. Bagaimana tugas kegiatan guru di sekolah dalam merencanakan tujuan kurikuler, kegiatan ekstrakulikuler, dan kurikuler pada guru MI Kecamatan Gubug?

  3. Apakah terdapat korelasi aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas guru di sekolah pada MI Kecamatan Gubug?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan :

  1. Untuk mengetahui aktivitas guru di luar sekolah pada MI Kecamatan Gubug?

  2. Untuk mengetahui tugas atau kegiatan guru di sekolah pada MI Kecamatan

  b

  3. Untuk mengetahui koreaasi antara aktivitas guru di luar sekoian aengan tugas guru di sekolah.

D. Manfaat Penelian

  Studi dan evaluasi yang kontinu mengenai aktivitas guru di luar sekolah terhadap guru di sekolah perlu untuk terns dikembangkan dan tindak lanjuti, baik pada jenjang tingkat dasar maupun jenjang perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan guna peningkatan bobot penyajian dan profesionalisme seorang guru.

  Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas guru di sekolah kiranya dapat memberikan masukkan atau bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan maupun bagi para praktisi pendidikan.

  Hasil penelitian dapat memberi masukan bagi pembuat kebijakan dalam merancang kurikulum yang lebih managable, fungsional bagi anak didiK. rrakusi pendidikan khsususnya bagi para guru agama Isiam dapat mengambil hasil penelitian ini sebagai bahan perbandngan dalam mengembangkan waktu seeara efektif dan efesien bagi tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik pada Madrasah Ibtidaiyah.

  Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk menambah wawasan serta membuka cakrawala barn bagi pengembangan disiplin ilmu dan proses belajar mengajar pada Madrasah Ibtidaiyah.

  7 E. Definisi Operasionai

  Untuk pengukuran dan pengamatan dalam kaitannya dengan tugas guru di sekolah dengan tugas guru di luar sekolah, diperlukan adanya batasan operasionai. Tugas guru di luar sekolah maksudnya adalah yang berkaitan dengan masalah keagamaan saja.

  1. Aktifitas di luar sekolah Aktivitas guru di luar sekolah menurut Wiggens adalah “tanggung jawab guru dalam memberi petunjuk terhadap anak dalam menggunakan waktu luang, tanggung jawab kehidupan moral, atau kehidupan religius, kenyamanan dalam kehidupan keluarga, terhadap tempat-tempat yang dikunjungi, terhadap aktivitas kemasyarakatan, dalam berbagai bentuk, dan terhadap sesama, dimana siswa berhubungan”"

  2. Produktivitas Mengajar Tugas guru di sekolah adalah membantu murid dalam memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah dilihat sebagai sub sistem, yaitu “seperangkat obyek-obyek yang terdiri dari komponen-komponen yang saling bergatung”5 6 7

  Sedangkan yang dimaksud dengan guru yaitu “mereka yang memberi bahan ajar kepada siswa, baik secara moral maupun non formal” Untuk melaksanakan tugas seorang guru meningkatkan proses belajar mengajar guru menempati figur

  5 Piet A. Sahertian & Ida Aleida, Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, him 40

  6 Ibid[ him. 84

  8

  sentral. Di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasii atau ndaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah, serta terletak pada tangan merekalah bergantungnya masa depan karier para peserta didik yang menjadi tumpuan orang tuanya. Agar para guru mampu menunaikan tugasnya secara baik_ maka terlebih dahulu hams memahami dengan seksama tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, gum sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, dan tata nilai serta sifat- sifat pribadi, agar proses pembelajaran dapat beijalan secara efektif dan efisien.

  Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motifasi ke arah sesuatu yang dicita-citakan, maka hubungan gum dengan siswa haruslah edukatit yaitu suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk mendewasakan siswa. Hal ini bukan suam yang dengan mudah dapat dicapai begitu saja, tetapi sangat memerlukan usaha yang serius. “Gum sebagagai pembina dan pembimbing haras mau dan dapat menentukan siswa sebagai anak didiknya di atas kepentingan yang lain”.8 Oleh karena itu gum haras mampu menempatkan dirinya diantara dua tugas dan tanggung jawabnya. Di satu sisi gum mampu melakukan tugasnya di sekolah, tetapi di sisi lain juga haras melaksanakan aktivitasnya di tengah-tengah masvarakat sebagai guru agama.

  Misalnya memberi ceramah, pengajian, dan menjadi panitia pada penngatan han besar agama. Kedua hai tersebut di atas harusiah dapat diiaksanasan secara seimbang dan selaras.

  Dengan demiian yang dimaksudkan dengan produktivitas mengajar adalah pengajaran yang menghasilkan dampak positif yaitu terkuasainya pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.9

  Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah satu dan di terima jika fakta membenarkan.

  Pada dasamya hidup bergaui dan bermasyarakat adaiah suatu keiaziman dan tuntutnan jiwa dari manusia itu sendiri. Demikian juga pada kehidupan seorang guru, disamping mereka mempunyai tugas di sekolah, juga dituntut dapat bergaui dalam masyarakat baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.

  Berdasarkan uraian di atas dalam proposal ini penelitian mengemukakan hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh yang negatif antara aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas-tugas di sekolah. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan di luar sekolah, maka akan semakin lemah dalam menjalankan tugasnya di sekolah’.

  9

F. Hipotesis

  iO

G. Variabel Peneiitian

  Dalam penulisan proposal ini ada dua variabel yaitu dua variabel aktivitas guru di luar sekolah atau variabel pengaruh dan variabel tugas guru di sekolah atau variabel terpengaruh.

  1. Variabel yang mempengaruhi (independent yaitu aktivitas guru di luar sekolah dengan indikator sebagai berikut: a. Tugas dalam keluarga

  Mendidik anak - Membantu istri atau suami -

  b. Tugas dalam masyarakat Pengaj ian A1 Qur ’ an - Ceramah agama -

  2. Variabel mempengaruhi (dependen), yaitu tugas guru di sekolah, dengan indikator sebagai berikut: a. Perencanaan

  Merencanakan tujuan kurikuler - Merencanakan tujuan pembelajaran (TPK) - Merencanakan tujuan pembelajaran umum (TPU) -

  b. Kegiatan di sekolah Ekstra kurikuler - Ko kurikuler n

H. Metode Penelitian

  10 Sholihin, S.Ag Kelas HI (KS. Ringinharjo)

  20 Ana Shofiatun Gi’ru KTK, T.U MI Kuwaron

  19 Imam Bahasa Arab

  18 Ahmad Mustofa Kelas IV, V, VI (Bhs. Indonesia)

  17 Sti Wahyuni Kelas I

  16 Sri Wahyuni Kelas ffl, Kelas II

  15 Dimyati Kelas VII

  14 Mahroni Kelas VI

  13 Suyanto, S.Pd.1 Kepala Sekolah MI Kemiri

  12 Mutmainah Kelas VI

  11 Sabar Kelas VI

  1. Populasi Populasi yang diteliti mencakup seluruh guru MI Kecamatan Gubug, baik guru negeri maupun guru swasta.

  Jumlah populasi guru MI se Kecamatan Gubug sejumlah 20 guru, yang tersebar di 3 MI di Kecamatan Gubug lihat label 1

  8 Hj. Karomah Kelas HI

  7 Hi. Siti Liqomah Kelas II

  6 Diah Novita Sari, S.Pd Matematika

  5 Pipin Mirawati, S.Pd Kelas I, II, ID (Bhs. Indonesia)

  4 A.S Hantotok PPKn, IPS

  3 Anis Setiorini, S.Pd.1 DP A, Fiqih

  2 Sri Mulyani Kelas I (Wakil Kepala Sekolah)

  1 Kumarudin, S.Ag Bhs. Arab (Kepala Sekolah)

  NO NAMA GURU KELAS/ MATA PELAJARAN

  TABELI KEADAAN GURU MI Di KECAMATAN GU&UG

  9 Ngatmin Olah Raga

  12

  2. Sampel Dalam pengambitan sampel ini, menurut Suharsimi Arikunto bahwa apabila obyeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua.

  Sehingga dalam penelitiannya yang menjadi sample adalah 20 guru dari 3 MI d Kecamaan Gubug. Selanjutnya jika obyeknya lebih besar, maka cukup diambil 10-15% saja. Karena dalam penelitian ini obyeknya kurang dari 100 orang, maka peneliti mengambil populasi seluruh guru pada MI Kecamatan

  Gubug yang beijumlah 20 orang. Dengan demikian peneliti menggunakan teknik random sampling.

  3. Metode Pengumulan Data Untuk memperoleh data yang valid dalam proposal peneliti menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode Observasi

  Metode ini digunakan untuk menggali data tentang aktivitas guru di sekolah melalui lebar observasi yang diajukan kepada kepala sekolah.

  b. Metode Angket Metode anket adalah metode pengumpulan data melalui dafuu pertanyaan tertulis yang disusun dan dibenkan kepada seorang atau masyarakat.

  Metode tersebut digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru di luar sekolah yang diberikan kepada guru Ml Kecamatan Gubug.

  c. Metode Interview

  13 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan jaian tanya

  jawab sepihak yang dikeijakan secara sistematis dan berlandasan tujuan penelitian. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data aktivitas guru di luarsekolah dan tugas guru di sekolah. Interview ini dilanjutkan kepada kepala sekolah dalam kaitannya dengan tugas guru di sekolah dan diajukan kepada para istri atau suami guru dalam kaitannya dengan guru di rum ah.

  d. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mencari data yang sifatnya dokumentasi.

  Seperti agenda , notulen rapat, dan Catalan. Dalam kaitannya dalam metode ini peneliti menggali data dari kepada sekolah maupun dari para guru. Dari sini diharapkan ada kesesuaian antara data dan kepala sekolah maupun yang berasal dari para guru.

I. Analisis Data

  Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisa data, yaiitu data yang terkumpul selama penelitian berjalan, kemudian dianalisa guna menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun eara menganalisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini ada tiga tahap, yaitu :

  1. Kuantifikasi Analisa ini digunakan untuk memberi bobot nilai pada setiap pertanyaan

  14

  dalam penulisan ini yaitu bagi jawaban yang tepiiih, yang berbobot tinggi akan mendapatkan nilai yang tinggi, dan sebaliknya bagi jawaban yang berbobot rendah akan mendapatkan nilai yang rendah.

  Adapun bobot yang peneliti tetapkan adalah : Untuk pilihan (a) bobot nilai 3 - Untuk pilihan (b) bobot nilai 2 - Untuk pilihan (c) bobot nilai 1 -

  2. Analisa Uji Hipotesa Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesa yang diajukan dengan mengadakan perhitungan lebih lanjut, untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh dari aktivitas guru di luar sekolah dengan tugas mengajar. Peneliti menggunakan ramus korelasi product moment l0, sebagai berikut:

  Ix y -iZ x X Z y ) N T x y -

  :

  Keterangan

  = Txy koefesien korelasi antarax dany

  N = jumlah sampel yang diteliti

  X

  = variabel aktivitas guru di luar sekolah = variabel tugas mengajar

  y

  I = sigma (jumlah)

  15

  3. Analisa Lanjut Analisa ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.

  Setelah diperoleh hasil koefesien korelasi antara variabel x dan y atau diperoleh nilai To dikonsultasikan pada tabel, pada taraf 5% atau taraf 1%.

  Apabila nila To diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Tf maka hasilnya signifikan. Dengan demikian hipotesis dapat diterima. Sebaliknya apabila r<? lebih kecil dari pada T, maka tidak ada korelasi antara variabel x dan y dengan demikian tidak ada signifikasi, maka hipotesisi dapat ditolak.

  J. Sistematika Penyusunan Skripsi

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengelompokkan menjadi lima bab yang sebelumnya dimulai dengan halangan judul, nota pembimbing, pengesahan, motto, kata pengantar, daftar isi, dan tabel.

  BAB I Yang berisi tentang latar belakang, penegasahan istilah yang menjelaskan masing-masing kalimat atau kata-kata sukar yang ada dalam judul, sebagaimana maksud penulis yang akan dituangkan dalam skripsi ini. Kemudian disusul dengan sub-sub bab permasalahan yang berisi tentang permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini dan dilanjutkan dengan sub bab hipoesis dari peneliti sebelum penelitian. Hipotesisi ini merupakan langkah awal yang merupakan

  16

  merupakan pijakan dalam penyusunan skripsi ini. Kemudian dilanjutkan sub-sub bab yang lain. Metode penelitian berisikan tentang cara penulisan dalam meneliti obyek, yaitu guru MI Kemacatana Gubug. Sehingga cara tersebut diharapkan sesuai dengan tata cara pengambilan data yang valid sebagaimana yang digunakan para saijana terdahulu. Dan yang terakhir dalam sub-sub bab ini adalah sistematika penyusunan skripsi yang berisikan susunan masing-masing bab dan penggambaran dari masing-masing bab dalam skripsi ini.

  BAB II Tentang aktivitas guru di luar sekolah dan tugas mengajamya. Bab ini merukan landasan teori aktivitas guru di luar sekolah serta pengaruhnya terhadap tugas mengajar.

  BAB III Merupakan diskripsi dari obyek penelitian. Disini digambarkan tentang situasi dan kondisi MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, baik tentang kegiatan guru, siswa, sarana dan prasarana yang ada, serta kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh MI Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

  1/

  BAB IV Tentang analisa data komputer SPS yang disajikan mulai data mentah sampai pada hasil terakhir dari perolehan penelitian selama pelaksanaan penelitian pada obyek penelitian. Penggunaan analisis komputer im berasumsikan bahwa dalam menganalisa data akan lebih valid dan lebih efisien. sena ketepatannya juga tidak dapat diragukan.

  BAB Penutup yang isinya tentang kesimpulan dan saran-saran

  

BA B II

LANDASAN TEOR1

  Secara garis besar atau tinjauan secara umum atau makro, tugas dan tanggung jawab guru dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : “tugas dal am bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan" ! 1 Tugas guru sebagi profesi meliputi, mendidik, mengajar, dan melatih.

  Tugas dalam bidang kemanusiaan, bahwasanya seorang guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus marnpu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswa. “Masyarakat menempatkan gum di tempat yang lebih terhormat di lingkungannya, karena diri seorang gumlahg dapat diharapkan memperoleh ilmu pengetahuan” 1

  12 A. Tugas Profesional Guru (Tugas Mengajar)

  1

1. Pengertian Guru dan Tugasnya

  Yang dimaksud dengan gum di sini ada tiga macam, yaitu : “orang tua, gum, dan pemimpin-pemimpin masyarakat, atau dengan kata lain orang yang sudah dewasa”13. Orang tua adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama. sedangkan gum adalah sebagai pendidik yang kedua setelah orang tua. dan 11 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supen’isi Pendidikan, PT. Permata Pustaka Karya. Bandung.

  1980, him. 17

  12 Ibid; him. 11

  13 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1981, him. 8

  19

  pemimpin masyarakat atau orang yang sudah dewasa adalah sebagai pendidik yang ketiga.

  Sedangkan yang menjadi kajian di sini adalah guru sebagai pendidik yang kedua dalam kaitannya dengan tugas mengajar di sekolah. Secara sederhana guru dapat diartikan sebagai “orang yang mengajar mata pelajara” 14 5 Oleh karenanya diperlukan pengertian guru secara luas dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

  Pengertian mengajar harus diteijemahkan konseptual, disesuaikan dengan pengertian mendidik. Mengajar adalah, “membimbing aktivitas »

  15 ana*.

  S. Nasution, MA mendefinisikan mengajar ada tiga, yaitu : a. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak.

  b. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak.

  c. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses mengajar”.16

  Dari defmisi tersebut dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang mengorganisasikan anak didik serta menciptakan lingkungan yang kondusif dalam rangka pengembangan fitrah manusia.

  14 Anton Moelonom dkk, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him. 228 l5S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1981, him. 8

  16 Ibid, 1986, him. 8

  20 Tugas guru sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang R1 Nomor

  2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional,bab VIII mengenai tenaga pendidikan, tepatnya pasal 27 ayat 1 s.d 3, bahwa tugas tenaga kependidikan adalah:

  1) Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, dan atau memberi pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

  2) Tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola, satuan pendidikan, penilik, dan pengembangan di bidang pendidikan, perpustakaan, laboratorium, dan teknis sumber belajar. 3) Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta jenjang perguruan tinggi” 17

  Drs. Piet Sahertian dan Dra. Aleida Sahertian membedakan guru pada umumnya kedalam tiga macam, yaitu : “a. Tugas profesional

  b. Tugas personal

  c. Tugas sosial”18

  17 Fuad Hasan, Undang-Undang R1 No. 2 Tentang Sistem Pendidikan National, Aneka Ilmu, Semarang, 1989, him. 12 Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hi 38

  18 Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian,

  Saiah satu dan tugas gum di atas adaiah tugas protesionai yang menjadikan gum memiiiki peranan protesionai yang termasuk didaiamnya adaiah:

  1) Seorang gum yang diharapkan mempunyai dan menguasai ilmu pengetahuan yang diharapkan sehingga ia dapat memberi kegiatan pada siswanya sehingga pendidikan dapat berhasil baik. 2) Seorang pengajar yang menguasai psycologi anak. 3) Seorang penanggungjawab dalam membina disiplin. 4) Seorang penilai dan konselor terhadap kegiatan siswa.

  5) Seorang pengembang kurikulum yang sedang dilaksanakan. 6) Seorang menghubungkan kurikulum yang sedang dilaksanakan.

  7) Seorang pengajar yang terns menems mencari (menyelidiki) pengetahuan yang bam dan ide-ide yang bam untuk melengkapi informasinya”.19 Pendapat lain mengatakan bahwa tugas seorang gum antara lain

  “pembimbing si terdidik serta mencari pengenalan terhadap si terdidik terhadap kebutuhan dan kesanggupannya”. Disamping tugas-tugas tersebut masih ada tugas-tugas yang lain adaiah “pendidik harus memiiiki pengetahuan yang diperlukan “pendidik harus memiiiki pengetahuan yang diperlukan”.20

  Memang tugas si pendidik atau gum tidaklah mudah. Bahwa para pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan

  21

19 Ibid, him. 38

  22

  tidak disangkal lagi. Oleh karena itu, sering disebut bahwa tanggung jawab seorang guru adalah berat, tetapi sangat mulia dan luhur. Seperti dalam firman Artinya : “Hendaklah ada diantara karnu segolongan umat yang menyeru

  kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma 'ruf dan mencegah dariyang mungkar, merekalah orang-orangyang beruntung”.

  (QS. A l Maidah)21

2. Syarat-syarat Guru

  Dalam proses belajar mengajar, pribadi guru sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi si anak didik. Karena sikap, tindakan, dan tingkah laku seorang guru akan menjadi contoh atau cermin bagisikap siswanya dalam berbagai aspek kehidupan.

  Oleh sebab itu, syarat-syarat untuk menjadi guru yang ideal sangat kompleks. Juga dituntut perangai yang sangat baik, sikap, tabiat, budi pekerti, dan kesempumaan fisik maupun psychisnya”.22 Dan juga keterbukaan dalam menyampaikan ilmu kepada anak didiknya.

  Sehubungan fungsi sebagai pengajarm pendidik, dan pembimbing maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan 2

20 Ahmad D. Marimba, Loc Cit, him. 38

  23

  senantiasa menggambarkan pola tangkah laku yang diharapkan dal am berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun staf lainnya.

  Sebagai seorang guru hams terbuka atas ilmu yang dimilikinya untuk disampaikan kepada anak didiknya dalam rangka untuk mencapai tujuan sebagai seorang pendidik untuk anak didiknya, sehingga tercapai proses belajamya.

  Dalam kitab Ta’limul Muta’alim dijelaskan bahwa syarat-syarat yang hams dimiliki seorang gum adalah : mencari gum hams mempertimbangkan berbagai faktor seperti yang telah disebutkan tadi. Dengan kata lain seorang gum hams memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan siswanya. Hal tersebut dapat diambil pengertian bahwa syarat-syarat seorang gum harus lebih alim, lebih wira’i dan lebih tua.

  Soewamo mengatakan bahwa “syarat-syarat yang hams dipenuhi oleh seorang gum meliputi: a. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani.

  b. Persyaratan psikis, yaitu kesehatan rohani. 2

  1

21 R. HA. Soenaijo , Al Qur’an dan Terjemahan, Depag, PPKA, 1984, him. 93

  24

  c. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang lebih balk terhadap profesi keguruan.

  d. Persyaratan intelektual”."3 Guru sebagai jabatan profesinal memerlukan keahlian khusus karena sebagai suatu profesi, guru harus memiliki syarat profesional. Untuk lebih jelasnya mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

  1. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani. Yang artinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular yang berbahaya.

  2. Persyaratan psikhis, yaitu tidak sedang mengalami gangguan jiwa.

  3. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi kependidikan, mencintai, mengabdi, serta memiliki dedikasi pada tugasjabatannya.

  4. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang tinggi.

  5. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengeahuan dan ketrampilan yang tinggi yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependiuiKan, yang diberikan bekal guna menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik. 2

  2

  2

  3

22 Thomas Gordon, Gum YangEfektif, Rajawali, Jakarta, 1983, him. 32 23 Soewamo, Pengantar Didaktik Metode Kurikidum PBM, Raja Gravindo Persada, Jakarta, 1981, him. 9-10

  Hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai b en k u t:

  a. Seorang guru harus seorang pegawai yang dapat kewenangan unmk mengajar yang dibutuhkan dengan Surat Keputusan pengangkatan yang diberikan oleh pejabat yang memiliki wewenang untuk membenkannya dalam hal ini materi.

  b. Seorang guru adalah seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga ia harus memiliki suatu agama tertentu yang disyahkan oleh pemerintah, dan diyakini kebenarannya serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih dan itu seorang guru atau seorang pendidik harus beragama sebagaimana yang dianut oleh para siswa.

  c. Seorang guru haruslah seorang yang mempunyai kualitas sebagai tenaga pengajar, hal ini dimaksudkan bahwa seorang guru harus benar-benar mampu membimbing, mendidik, dan mengarahkan peserta didik dengan baik dan benar sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya serta efektif dan efesien. Untuk itu seorang guru haruslah seorang yang dapat membekali dengan ilmu-ilmu yang ada kaitannya dengan profesinya yatiu dalam bidang keguruan. Untuk itu seorang guru harus mempunyai ijazah dari lembaga yang berwenang untuk memberikannya.

  26

  & Seorang guru haruslah seorang yang berwenang Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Hal ini dimaksudkan agar seorang guru dapat menanamkan kesadaran pada peserta didik untuk dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kehidupan bemegara, berbangsa, dan bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari secara konsekuen dan mumi.

  Lebih jauh Balnadi Sutadipura (1989) memberikan syarat-suarat untuk menjadi guru yang betul-betul profesional dalam bidangnya sebagai berikut:

  1. Dibidang Fisik

  a. Hendaknya ia berbadan sehat, kuat, dan mulus supaya terhindar dari rasa kecewa yang mungkin timbul dari siswa.

  b. Hendaklah ia berusaha agar segala gerak-gerik dan tutur katanya menggambarkan manusia yang berbudaya.

  2. Dibidang Psikhis a. Secara spiritual, ia seorang yang beriman.

  b. Secara mental ia harus: 1) Mencintai pelajaran yang diajarkan.

  2) Selalu berusaha untuk menambah ilmu sesuai dengan perkembangan jaman.

  3) Progresif dan modem. 4) Mengenal dan menyanyangi anak didik.

5) Demokratis.

  3. Bidang Sosial Hendaknya menjadi peserta pembangunan bangsa yang produktif.

  4. Dibidang Profesi Keguruan “la hendaknya memahami dan mengamalkan kode etik keguruan”.24 M.

  Athiyah Al-Abrasy lebih lanjut memberikan persyaratan untuk menjadi seorang gru yang baik ia harus :

  1. Zuhud, yaitu tidak mengutamakan materi, mengajar hanya mencari ridlo dari Allah SWT.

  2. Bersih tubuhnya, baik secara jasmani maupun secara rohani, jauh dari dosa dan kesehatan, tidak bersifat ria, dengki, hasut, dan perselisihan.

  3. Ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.

  ?5

  4. Harus mengetahui tabiat murid”.~ Dari uraian di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk menjadi seorang guru yang benar-benar profesi memerlukan beberapa persyaratan yang sangat kompleks. Akan tetapi bila syarat tersebut tidak terpenuhi secara ketat dan ideal, maka pelaksanaan proses belajai mengajar atau pendidikan akan mengalami hambatan. Apabila jumlah yang diterima untuk mejadi seorang guru sangatlah terbatas. Disisi lain yang membutuhkan pelayanan pendidikan sangat banyak.

24 Balnadi Sutadi, Aneka Problema Keguruan, Angkasa Bandung, 1983, him. 44

  28

  

3. Tanggungjawau Menjaui Seorang Guru Dalam Menjalankan 1 ugasnya

Sebagai Pengajar

  Sebenamya tugas menjadi seorang bukanlah pekeijaan yang sangat ringan seperti anggapan yang selama ini. Pada umumnya setiap guru disamping bertanggungjawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung jawab kepada Allah SWT yaitu seorang guru bukanlah yang sangat ringan seperti anggapan orang selama ini. Pada umumnya setiap guru disamping bertanggung jawab sebagai pengajar juga mempunyai tanggung jawab kepada

  Allah SWT yaitu seorang guru harus benar-benar mendidik muridnya dengan sebaik-baiknya. Karena murid adalah amanat yang dibebankan wali murid kepada guru tersebut. Firman Allah SWT : Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan

  amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah SWT memberi pengajaran sebaik-bainya kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT Mendengar lagi Maha M elihat”*

   26 S . Athiyah Al-Abrasi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Rintang, Jakarta, him. 136 a

i Al Qur 'an dan Terjemahan, Depag, PPKA, 1984, him.

  HA. Soenaijo,

  29 Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai secara rinci terlebih dahulu akan penulis sebutkan sistem penempatan guru.

  Sebelum menguraikan tanggungjawab mengenai guru secara nnci terlebih dahulu akan penulis sebutkan penempat guru.

  M. Ngalim Purwanto, MP mengemukakan paling sedikit ada tiga sistem penempatan guru, yaitu: a. Sistem penempatan guru kelas.

  b. Sistem guru bidang studi

  c. Sistem campuran” Ketiga penempatan guru tersebut memunyai tanggung jawab yang berbeda-beda, seorang pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kepemimpinannya. “Demikian pula tanggung jawab seorang guru dalam fungsi kependidikannya tidak dapat dikatan kecil”.2

  7

  28 Oleh karena itu, akan penulis uraikan ketiga tugas dalam setiap bidang guru di atas sebagai berikut:

  1. Sistem guru kelas, guru kelas adalah guru yang diserahi satu kelas yang terdiri atas sejumlah muridselama satu tahun atau lebih. Seperti halnya pada sekolah-sekolah umum lainnya tanggung jawab guru adalah

  27 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987, him. 124

  28 Ibid, hal 74

  30

  “mengeijar semua pelajaran yang berlaku di kelas itu” iJ Sesuai dengan jenjang pendidikan.

  2. Sistem guru bidang studi, guru bidang studi adalah yang berlaku di SLTP atau SLTA. Guru ini mempunyai tanggung jawab mengajar di beberapa kelas, sesuai dengan keahliannya seperti yang tercantum dalam ijazah keguruannya.

  3. Sedangkan sistem guru campuran yaitu gabungan dari kedua sistem atas.

  Guru diserahi kelas dan pada jam-jam tertentu mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan keahliannya/ hobinya di kelas lain.

  Pada dasamya tanggung jawab guru dalam mengjalankan tugasnya ada tiga macam, yaitu : “guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai administrator”.2

  9

  30 Kemudian ada lima hal yang merupakan pengembangan dari pendapat di atas yaitu : “tanggung jawab dalam pengajaran, tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, tanggung jawab dalam memberikan kurikulum, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, dan tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat” 31

  29 Ibid, him. 124

  30 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Barn Bandung, 1989, him. 15

  31 Ibid, him. 15

  31 Diantara tugas-tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah

  menyusun perencanaan pengajaran yang penulis bagi dalam tiga pokok bahasan, yaitu: Perencanaan kegiatan belajar mengajar. -

  Proses belajar mengajar. - Evaluasi terhadap proses belajar mengajar. -

  a. Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar Sebagai langkah awal dari pengelolaan proses belajar mengajar, yang perlu dilakukan adalah seorang guru adalah merencanakan program yang akan diajarkan kepada anak didik di kelas. Planing adalah merupakan faktor yang amat penting dalam pengelolaan proses belajar mengajar yang baik. Perencanaan belajar mengajar harus mencakup aspek pembelajaran afektif, dimana perencanaan belajar mengajar tersebut dapat menggambarkan bentuk-bentuk sikap dan tingkah laku yang dimilikki siswa setelah melaksanakan kegiatan belajamya. Dalam pembahasan rencana mengajar, guru yang baik adalah melihat ke depan dan menyiapkan sebanyak mungkin kemungkinan-kemungkinan yang teijadi.

  Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam merencanakan program pengajaran, yaitu: 1) Merumuskan Tujuan Instruksional

  Tujuan ini terdiri dari dua macam, yaitu :

  32

  a) Tujuan instruksional Umum

  b) Tujuan Instruksional Khusus Tujuan instruksional Umum adalah tujuan yang teiah dirumuskan dalam kurikulum, sehingga guru tidak perlua merumuskan sendiri.

  Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus adalah merupakan hasil dari perumusan guru itu sendiri, dan sebagai penjabaran dari Tujuan Instruksional Umum. Tujuan Instruksional Khusus merupakan hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai setelah siswa mengikuti program pengajaran tertentu”.32

  Dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus ada tiga hal yang perlu dipenuhi, yaitu: a) Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku pada anak didik.

  b) Rumusan ujuan harus berisikan tingkah laku operasional.

  c) Rumusan tujuan berisikan makna dari poko bahasan yang akan diajarkan.

  2) Menetapkan Bahasa Materi Pelajaran Setelah diketahui tujuan yang akan dicapai dalam suatu pertemuan, maka seorang guru dapat menentukan materi pada pencapaian tujun.

32 Ibid, him. 15

  33 Daiam menetapkan materi pelajaran im ada beberapa peaoman yang

  harus diikuti, antara lain: a) Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

  b) Bahan yang disusun dari sederhana menuju ke hal-hal yang kompleks.

  c) Bahan yang ditulis daiam perencanaan pengajaran terbatas pada konsep saja, atau daiam bentuk garis besamya saja.

  d) Menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan.

  e) Urutan bahan hendaknya memperhatikan kesinambungan”.33 3) Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI KERJA, DAN METODE MENGAJAR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SERTIFIKASI PADA SMP NEGERI KECAMATAN TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 27 101

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

PENGARUH MEMBACA BUKU-BUKU AGAMA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PENGETAHUAN AGAMA ISLAM PADA MURID MIS HABIBIYYAH TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005 /2006 - Test Repository

0 0 89

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DAKUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV-VI SD NEGERI DOKOROI KEC. WIROSARI KAB. GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 75

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PRAKTEK IBADAH SHOLAT SISWA KELAS II MTs. ASRORUL ISLAM KLUWAN PENAWANGAN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 103

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGKARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 94

STUDI KORELASI ANTARA KEGEMARAN MENONTON WAYANG DENGAN SIKAP ARIF MASYARARAT KARANGJATI WONOSEGORO BOYOLALI TAHUN 2005 - Test Repository

0 1 95

HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20052006

2 7 91