HUBUNGAN PEMAHAMAN AKHLAK DENGAN SELEKTIVITAS BERGAUL PADA SISWA MTs NEGERI SUBAH BATANG TAHUN 2005 SKRIPSI

  

HUBUNGAN PEMAHAMAN AKHLAK DENGAN

SELEKTIVITAS BERGAUL PADA SISWA MTs NEGERI

SUBAH BATANG TAHUN 2005

SKRIPSI

  D iajukan U ntuk M em enuhi K ew ajiban dan M elengkapi Syarat G u n a M em peroleh G elar S aijana Pendidikan Islam (S.Pd. I)

  D alam Ilm u Tarbiyah

  

JURUSAN TARBIYAH

SEK O LAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI ( STAIN )

SALATIGA

2006

  

D E P A R T E M E N A G A M A

SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLAM N E G E R I (S T A IN ) SA L A T IG A

  Jl. T entara P elajar 02 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 Fax. 323433 S alatiga 50721 W ebsite :

  

DEKLARASI

Bismilahirrahmanirrahim

  D engan penuh kejujuran dan tanggung ja w ab , peneliti m enyatakan bahw a skripsi ini tidak berisi m ateri yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. D em ikian ju g a skripsi ini tid ak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali inform asi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  A pabila di kem udian h an ternyata m ateri atau pikiran-pikran orang lain d ilu ar referensi yang peneliti cantum kan, m aka peneliti sanggup m em pertanggung ja w a b k a n keaslian skripsi ini di hadapan bidang m unaqasah skripsi.

  D em ik ian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dim aklum i.

  Salatiga, 27 Desember 2005 .Peneliti A H M A D M IJST A ’IN 111 00 048

  D ra. H j. L ilik S riyan ti, M .Si

  D osen ST A IN Salatiga

  Jl. Stadion No.02 Salatiga Telp. (0298) 323706, la ks. 323444, Salai iga, 50712 N O T A P E M B I M B I N G

  L am p : 3 eksem plar H al : N askah Skripsi

  Sdr. A hm ad M u sta ’in K epada Yth. K etua ST A IN Salatiga Di Salatiga Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

  S etelah kam i m engadakan pengarahan, bim bingan, dan perbaikan seperlunya, m aka n ask ah skripsi saudara : N a m a : A H M A D M U S T A T N N IM . 111 00 048 Ju ru sa n : T A R B IY A H / PEN D ID IK A N A G A M A ISLA M

  Judul : H U B U N G A N T E N T A N G P E M A H A M A N A K H L A K D E N G A N

  SE L E K T IV IT A S B E R G A U L PA D A S ISW A M T s N E G E R I SU B A H B A T A N G T A H U N 2005 D engan ini kam i m ohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dim unaqosahkan.

  D em ik ian harap m enjadikan periksa dan akhirnya kam i sam paikan terim a kasih.

  W assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 3 0 D e se m b e r 2005 /

  Pem bim bing

  Dra. H j. L ilik S riyan ti, M .Si N IP. 150 245 903

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T IG A JL Stadion No. 03 Phone. (0298) 323433,323706 Salatiga 50721

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara: A H M A D M U ST A ’IN dengan Nom or Induk M ahasiswa 111 00 (148 yan g beiju d u l “ H U B U N G A N T E N T A N G PEM AHAM AN AK H LAK DENGAN

  

S E L E K T IF IT A S B E R G A U L PA D A S IS W A M Ts NEGERI SUBAH BATANG

T A H U N 2 0 0 5 ” . T elah d im u naqosahkan dalam sidang panitia ujian. Jurusan Tarbiyah

  S ekolah T inggi A gam a Islam N egeri S alatiga, pada hari Sabtu, 7 Januari 2906 M yang b ertepatan dengan tanggal 7 D zu lh ijjah 1426 H, dan telah diterim a sebagai bagian dan syarat-syarat m em peroleh g e la r Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  7 Januari 2006 M

  • S alatiga,

  7 Dzulhijjah 1426 H

PANITIA UJIAN MOTTO

Hidup adaloh gerak, dan melakukan gerak dalam

hidup adalah perjuangan.

  

Dunia membuat jalan bagi mereka yang tahu kemana

mereka akan pergi (Ralph. W. Emerson)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(DR. Aidh al-Qarni)

  PERSEMBAHAN Karya Sederhana Ini Kupersembahkan

Kepada ibu (almh) dan bapak yang selalu berdo'a untuk keberhasilan studiku

  ♦ Kepada kakakku Subhul Hasanah (almh) yang selalu mengharapkan keberhasilanku

♦ Teruntuk mas Mahmud sekeluarga yang selalu memberikan

mengasuh dan membimbing penulis

  

♦ Teruntuk ibu Lilik Sriyanti sekeluarga yang selalu membatu mencari

jalan keluar disaat penulis mengalami kebingungan.

  

♦ For my special girls in my life "arum" yang selalu memberikan

motivasi kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini

♦ Teruntuk teman-teman Racana STAIN Salatiga yang telah

memberikan pelajaran dan pengalaman berorganisasi sebagai

bekal hidup menatap masa depan.

Teruntuk teman-teman rental Alfaafaa terutama mba' Sikho yang telah

memberi banyak masukan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat A llah SW T, karena berkat petunjuknya penulis panjatkan skipsi ini dengan lancar. Sholaw at serta salam sem oga senantiasa dilim pahkan k epada N abi M uham m ad SA W ,yang telah m em bim bing m anusia ke ja la n y a n g lurus d an dirindhoi A llah SW T.

  B anyak h am batan yang m en im b u lk an kesulitan dalam penyelesaian penulisan skipsi ini, nam un b e rk a t bantuan d ari berbagai pihak akhirnya kesulitan- k esulitan yang tim bul dapat teratasi. U ntuk itu atas segala bentuk bantuannya, penulis sam paikan te rim a kasih k epada yang terhorm at:

  1. B apak Drs. Badw an. M , Ag. S elaku K etua Sekolah Tinggi A gam a Islam N egeri S alatiga yang telah m em beri restu d alam penulisan skripsi ini.

  2. Ibu Dra. L ilik Sriyanti, M .Si selaku pem b im b in g yang dengan ikhlas, tekun dan sab a r dalam m em bim bing p enulis k etik a skripsi ini penulis susun

  3. B apak dan Ibu dosen yang tu lu s m endidik penulis sehingga penulis dapat b elajar dengan baik.

  4. S eluruh s ta f dan civitas ak ad em ik S ekolah Tinggi A gam a Islam N egeri S alatiga yan g tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  5. Seluruh B apak dan Ibu gu ru M Ts N egeri Subah B atang y a n g telah m em berikan k esem patan untuk m engadakan penelitian.

  6. A yah dan ibu (alm h ) serta kakak (alm h) yang telah banyak m em berikan bantuan baik m oril m aupun m ateril dem i tercapainya apa yang telah penulis cita-citakan.

  7. B erbagai pihak yang telah banyak m em bantu dan tidak m ungkin penulis sebutkan satu persatu A khirnya penulis hanya dapat m en d o ’akan sem oga am al baik Bapak, Ibu serta S audara sekalian m endapatkan im balan yang berlipat ganda dari A llah SW T dan sem oga skripsi ini berm anfaat bagi p enulis dan pem baca pada um um nya.

  Salatiga, 7 Januari 2006 Penulis

  A hm ad M usta’in 111 00 048

viif

  

DAFTAR ISI

  

  

   B A B I : P E N D A H U L U A N

  

  

  

  

  

  

   BA B I I : L A N D A SA N T E O R I

  

  

  

  

IX

  B A B I I I : L A PO R A N H A SIL PE N E L IT IA N

  

  L A M PIR A N -L A M PIR A N

   D A FT A R PU ST A K A D A FT A R R IW A Y A T H ID U P

  

  

  B A B V : P E N U T U P

  B. A nalisis D ata U ntuk M engetahui H ubungan A ntara Pemahaman Akhlak

  

  

  A. A nalisis D ata T ingkat P em ah am an Akhlak dan Selektifitas Bergaul

  B A B IV : A N A L ISIS D A T A

  

  

  

  

  

  

x

  

B A B I

PE N D A H U L U A N

A. L a ta r B elakang M asalah

  P endidikan m erupakan m asalah penting dalam kehidupan m anusia sebagai upaya untuk m ew ujudkan generasi penerus yan g utuh dalam kehidupan keluarga, m asyarakat m aupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. U p ay a peningkatan kualitas dan hasil pendidikan senantiasa diarahkan m enuju generasi penerus yang berim an dan bertakw a terh ad ap A llah SW T, berbudi pekerti lu h u r atau berakhlak m ulia, berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh, tanggung ja w ab , m andiri, cerdas, teram pil, sehat ja sm an i dan rohani.

  Islam tidak hanya m engatur hubungan an tara m anusia dengan T uhannya, tetapi ju g a m engatur hubungan antara sesam a m anusia. B ahkan Islam m engatur aspek kehidupan m anusia term asuk m en g atu r m asalah perilaku m aupun se le k tif dalam m em ilih tem an, k arena se le k tif dalam pergaulan m eru p ak an salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam m em bentuk akhlakul karim ah.

  B erbicara tentang pem aham an akhlak pada dasarnya tidak lepas pem bicaraan tentang k arakter m anusia dalam bergaul atau bersosialissi. K arena tak seorangpun yang b isa bertahan tanpa orang lain. Sorotan dan pem bicaraan terh ad ap selektivitas dalam bergaul di era g obalisasi perlu di w aspadai oleh setiap orang. D engan kata lain bahw a di zam an m o d em ini yang penuh keterbukaan m elalui teknologi inform asi yang sudah terb u k a ini, m ereka tetap

  

konsisten dan masih memiliki kepekaan filter untuk memilih dan memilah mana

yang baik dan mana yang buruk.

  Masalah sekarang adalah bagaimana selektivitas bergaul islami

tersebut di atas dapat di tumbuhkan kepada pribadi-pribadi remaja. Karena kita

ketahui bahwa hal tersebut tidak muncul secara tiba-tiba akan tetapi perlu

pembinaan, pembiasaan, pemahaman akhlak sejak dini dan keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan ini. sebagaimana sabda Nabi1 Artinya .

  " Tiada seorang anak pun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (herakhidah yang benar). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi

  Inilah tanggung jawab para orang tua. Anak-anak yang mereka

lahirkan ke dunia pasti berakal akidah yang benar. Maka agar bekal yang

diberikan oleh orang tua itu tetap dalam keadaan benar dan tumbuh mengakar

dalam pribadi anak, hal itu merupakan kewajiban para orang tua. Ia harus di

pupuk, di rawat dan di airi dengan pendidikan keislaman secara baik dan benar.2

  1 \lahmur Dauud. Terjemahan Hadis Sltahih Muslim, Jilid III, Wijaya, Jakarta, 1983,

  him. 243 2 VI Nipon Abdul Halim. Anak Saleh Dambaan Keluarga. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 2000. him 17.

  3

  B erdasarkan penjelasan diatas m aka kita tahu bahw a lingkungan sejak aw al m em punyai peranan penting dalam pem bentukan akhlak sejak dim m elalui pergaulan dalam m asyarakat. D engan dem ikian setiap orang tua supaya secara sadar bertanggung ja w a b dalam m em persiapkan m asa depan anaknya lew at ja lu r p endidikan yang m engandung hikm ah, dan bisa m em baw a dirinya kejalan y an g di ridhoi-N ya.

  D engan d em ik ian setiap orang tua supaya secara sadar bertanggung ja w a b dalam m em persiapkan m asa depan anaknya lew at ja lu r pendidikan yang m en gandung hikm ah,

  mauidhotul hasanah

  agar keuntungan tidak hanya di du n ia saja nam un ju g a di akherat, sesuai dengan firm an A llah yang artinya:

  

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran

yang b a ik ”.(QS.Al-NahI: 125). M aksudnya bahw a kita sesam a m anusia harus

  saling m engingatkan dan m em berikan pengajaran dengan cara yang hikm ah dan baik.

  A d ap u n untuk m ew ujudkan akhlak m ulia, ja lu r pendidikan yang lebih m e n itik b eratk an ke arah itu antara lain m enyekolahkan anak pada sekolah- sekolah yang banyak m em berikan pelajaran-pelajaran agam a. M isalnya,

  P en d id ik an A gam a Islam , tauhid, aqidah akhlak, A l-Q ur’an H adist, dan lain- lain. K aren a m enurut hem at penulis b ahw a tujuan pelajaran-pelajaran yang Islam i itu adalah agar anak didik m em iliki dan m enguasai ilm u pengetahuan agam a dan kebudayaan Islam sehingga dapat m em bentuk dirinya m enjadi h am ba A llah untuk m encapai keridhoan A llah dalam kehidupan dunia dan

  4

  akherat.3 4 5 Di dalam m enanam kan nilai-m lai Islam tersebut bukan hanya m engajarkan m ateri agam a saja, tetapi juga m aten-materi umum. Karena kita ketahui b ahw a religion without science is lame ami religion without science is

  blind

  M aksudnya bahw a jik a seseorang menguasai ilm u agam a tapi tidak m engetahui ilm u pengetahuan m ak a akan pincang, tapi jik a seseorang m enguasai ilm u pengetahuan tapi tidak menguasai ilmu agam a m aka akan buta O leh k aren a kedua ilm u terseb u t harus di kuasai dan saling melengkapi dalam k ehidupan sehari-hari khususnya berhubungan dengan pem bentukan akhlak seseorang.

  Pem aham an akhlak d a n selektivitas bergaul itu pada dasarnya berlan d ask an pada a l-Q u r'a n , y a n g m ana kita ketahui bahw a untuk bisa m em aham i akhlak dengan b a ik seseorang menjalankan sesuatu dengan b erdasarkan pada al-Q ur’an dan hadist. Secara garis besar ajaran dalam Al- jL.

  Pertama,

  Q u r’an dan hadist terbagi k e p ad a tig a bagian.’ m engandung hukum- hukum yang bersangkutan d e n g an halal dan haram, suruhan atau perintah dan larangan, yang dianjurkan atau y a n g dilarang dan dihukum bagi siapa saja yang m elanggarnya yang tercakup d alam bidang syanah. Dari dim ensi ini m enunjukkan kepada seberapa tin g k a t kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual seb ag aim an a yang telah diperintahkan dan dianjurkan oleh agam a." D i sam ping itu te rd a p a t beberapa peraturan, undang-undang dan 3 Zainuddin dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari at-Ghazali. Bumi Aksara. Jakarta. 1991.

  him. 46

  4Tqfsir Al-Azhar Juz f, PT. Pembimbing Masa. Jakarta 1970. him. 22-25

  5Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam. Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah,

  Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. htm 2°S

  5

  hukum yang berkenaan dengan hablum minannas,

  bagian ini m erupakan inti sari pati dari risalah, dan N abi m enjelaskannya dengan perkataan, perbuatan, dan pengakuannya. Itulah pula sebabnya m engapa hukum -hukum fik ih yang ada dalam al-Q u r’an baik yang berkenaan dengan ibadah, m uam alah m aupun yang berkenaan dengan penyusunan dan pengem bangan m asyarakat atau kenegaraan serta hubungan antara golongan Islam dan golongan lain dalam keadaan dam ai atau perang, sem uanya itu dijelaskan oleh Sunnah N abi SAW .

  B agian kedua, bersangkutan dengan akidah atau kepercayaan. D im ensi keyakinan ini m enunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan m uslim terh ad ap kebenaran ajaran agam anya, terutam a terhadap ajaran yang b ersikap fundam ental dan dogm atik. Di dalam keber-Islam -an, isi dim ensi keim anan ini m enyangkut k eyakinan ten tan g A llah, para m alaikat, N abi atau R asul, K itab- kitab A llah, surga dan neraka serta qadla dan qadar yang diseb u t hablum

  minnaallah. ketiga,

  B agian bersangkutan dengan kisah-kisah dan ceritera- ceritera zam an lam pau, sedangkan m aksud dan tujuan ceritera itu adalah untuk pengajaran dan i ’tibar dalam rangka m ew ujudkan akhlakul karimah. Di dalam nya ban y ak disebutkan perjuangan para N abi dan R asul A llah dalam m enegakkan faham tau h id d an soal ja w a b di antara m ereka dengan u m at yang m erek a datangi. S em ua kisah dan ceritera itu bukan dim aksudkan sekedar kisah atau berceritera, m elainkan isinya yang m engandung pelajaran akhlak dalam kehidupan di dunia. D engan dem ikian diharapkan agar dapat m em pengaruhi anak tersebut m enjadi baik m isalnya m engenai selektivitas bergaul. M em ilih tem an perlu dilakukan dengan terencana tidak spontan, karena persahabatan

  6

  berarti kehidupan bersam a. U ntuk sahabat-sahabat derajat pertam a (sangat dekat) pem ilihannya harus lebih cerm at.

  M enurut penulis, dari ketiga bagian tersebut diatas m asing-m asing bagian telah m em berikan sebuah batasan kepada para generasi m uda agar berhati-hati dalam bergaul. D an di zam an yang serba m od em dan canggih ini m aka pergaulan sem akin bebas. O leh karena itu di butuhkan sebuah landasan atau fondasi guna m enjadi benteng dari pergaulan b ebas tersebut. Salah satu bentengnya y aitu se le k tif dalam m em ilih pergaulan. K arena pada um um nya penyebab gagalnya orang-orang dalam m elanjutkan persahabatan adalah karena m ereka salah m em ilih sahabatnya dan kegagalan pem ilihan itu disebabkan sikap tergesa-gesa yang tidak m elihat sifat-sifat yang d im ilik in y a .6

  H al-hal yang penting untuk dipertim bangkan dalam selektivitas bergaul adalah am alan-am alan Islam . Seorang sahabat haruslah seorang yang tulus, terpercaya, dan cakap sehingga ia m am pu m em berikan andil dalam m em ajukan am al perbuatan diri kita sendiri. K ita tahu b ahw a pada d asarnya m anusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku ag ar saling m engenal, kem udian Islam m enganjurkan untuk m em ilih tem an yang m enuju akhlak m ulia atau takw a, sebagaim ana dalam fin n a n A llah SW T dalam surat al-H ujurat: 13:

  

“Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu d a n seorang

laki-laki seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa di antara

kam u”(Q S. Al-Hujurat: 13)

  6Khalil al-Musawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, Penerbit Lentera, Jakarta, 1999, him 121

  7

  M em ilih tem an tanpa pandang status dan derajat, dengan berlandaskan ketakw aan, sehingga tum buh rasa cinta, selalu rukun d an bersatu padu. Jadi selektivitas bergaul dapat dilakukan dengan benar-benar oleh sem ua umat Islam , pasti A llah akan m enam bah rahm at-N ya. A pabila saling m em beri, saling m em bantu, entah berupa apa saja yang baik, am at b esar ganjarannya yang akan diterim a kelak.

  Seorang m uslim itu akan selalu m enghiasi dirinya di dalam setiap ucapan am alan d an perbuatannya, term asuk dalam se le k tif dalam bergaul. Y ang dem ikian itu m erupakan m artabat yang tinggi dan m ulia. D i sisi A llah m anusia seperti itu dicatat sebagai m an u sia baik lagi benar. M anusia yang selalu dihiasi dengan ucapan dan a m alan m ulia m erupakan b agian tu ju an pendidikan Islam yakni m enum buhkan dan m engem bangkan ketakw aan k ep ad a A llah.7

  D ari penjelasan di atas kita ta h u b ahw a lingkungan m erupakan kunci dalam pem bentukan karakter m anusia. B aik dan b u ru k n y a m anusia itu salah satunya tergantung pada tem annya. O leh k erana itu m em ilih tem an yang m em punyai perilaku-perilaku y an g m ulia, dengan segala perbuatannya berdasar pada syariat Islam agar dapat m em pengaruhi aspek kehidupanm u dengan harapan bertam bah ketakw aan terh ad ap ajaran Islam m erupakan hal yang harus k ita lakukan.

  D engan m em punyai akhlak yang m ulia diharapkan akan terbentuk sikap luhur term asuk di dalam nya a d alah sikap se le k tif dalam bergaul N am un

  7Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, him. 101.

  8

  perm asalahan di sini adalah apakah seseorang yang telah m em aham i akhlak dengan b aik ak an selek tif dalam bergaul ? O leh karena itu penulis tertarik untuk

  ' P E M A H A M A N

  m engadakan penelitian tentang hal tersebut dengan ju d u l:

  

T E N T A N G A K H L A K H U B U N G A N N Y A D E N G A N S E L E K T IV IT A S

B E R G A U L PA D A SISW A M T s N E G E R I S U B A H B A T A N G T A H U N

2005.”

  B . P en jelasan Istilah

  U ntuk m enghindari kesalahan dalam arti dan m aksud yang ada dalam pengertian ju d u l dalam skripsi ini, m aka penulis je la sk a n ada beberapa istilah y an g b e rk a ita n dengan variabel, sebagai berikut:

1. P em a h a m a n A khlak

  P em aham an berasal dari kata paham yang artinya m engerti benar d alam suatu hal.8 A dapun pengertian A khlak adalah kebiasaan kehendak, artin y a b ah w a kehendak itu b ila m em biasakan sesuatu m aka kebiasaannya itu diseb u t akhlak.9 Jadi pem aham an ak hlak adalah seseorang yang m engerti b e n ar ak an kebiasaan perilaku yang diam alkan dalam pergaulan sem ata-m ata taat kepada A llah dan tunduk kepada-N ya. O leh karena itu seseorang yang sudah m em aham i akhlak m ak a d alam bertingkah laku akan tim bul dari hasil perp ad u an antara hati nurani, pikiran, perasaan, b aw aan dan kebiasaan dan yang m enyatu, m em bentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. D engan dem ikian m em aham i akhlak

8 WJS Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, tt., him 694 'Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak). Bulan Bintang, Jakarta, 1975, him. 62.

  9

  adalah m asalah fundam ental dalam Islam . N am un sebaliknya tegaknya aktifitas keislam an dalam hidup dan k ehidupan seseorang itulah yang dapat m enerangkan bahw a orang itu m em iliki akhlak.

  Indikator variabel pertam a yakni pem aham an akhlak. Yang mana pem aham an akhlak ini penulis am bil dari m ateri kelas I di M Ts yaitu akhidah akhlak. K arena kita tahu bahw a aqidah ak hlak itu terdiri dari dua bagian aqid ah d an akhlak. M aka yang penulis am bil dalam penelitian ini adalah akhlak. D an sekaligus m ateri tersebut m enjadi indikator dalam penelitian ini khususnya pada variabel pertam a. A dapun variabel pertam a yang sesuai dengan pem aham an akhlak. A dapun yang m en jad i indikator yaitu10:

  M engetahui m akna sifat riya’ seseorang - M em aham i sifat kufur seseorang -

  M engetahui m akna sifat syirik - M em aham i kandungan sifat nifaq

  M em aham i sifat akhlak N abi M u h am m ad SAW - M am pu m erespon sifat tercela yang di lihat. -

  M engetahui nilai-nilai yang patut di teladani dari perilaku kehidupan - sahabat rasul.

  10 H Hasan AF, Aqidah Akhlak Kurikulum 2004 Madrasah Tsarunviyah Kelas 1. PT Karya Toha Putra, Semarang, 1987, him. v

  10

2. S elektivitas B ergaul

  Y ang dim aksud dengan selektivitas bergaul adalah bagaim ana cara m em ilih tem an yang baik dan bagaim ana dalam m em batasi dalam bertem an.

  A dapun indikatornya antara lain:

  a. T idak m endekati tem an yang beijudi

  b. M engikuti kelom pok pengajian

  d. M engikuti karang taruna

  e. M enjauhi kelom pok geng

  f. M engikuti kelom pok belajar

  C. P okok P erm asalahan

  B erdasarkan latar belakang terseb u t m aka pokok perm asalahan an tara lain:

  1. B agaim anakah tin g k at pem aham an akhlak sisw a M T s N Subah B atang tahun 2 0 0 5 ?

  2. B agaim anakah tingkat selektivitas bergaul sisw a M T s N S ubah B atang tahun 2005 ?

  3. A dakah hubungannya antara pem aham an akhlak d e n g an selektivitas bergaul sisw a M T s N Subah B atang tahun 2005 ?

  D. T ujuan P enelitian Dari pokok permasalahan tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah dalam rangka mencari jawaban atas pokok masalah tersebut yakni:

  11

  1. U ntuk m engetahui tingkat pem aham an akhlak sisw a M T sN Subah B atang tahun 2005.

  2. U ntuk m engetahui tingkat selektivitas bergaul sisw a M T sN Subah B atang tah u n 2005.

  3. U ntuk m engetahui hubungan antara pem aham an akhlak dengan selektivitas bergaul sisw a M TsN Subah B atang tahun 2005.

  E . H ip otesis

  D alam penelitian ini, sebagai pedom an k eija, m aka penulis m en g aju k an hipotesis yang m erupakan arah dalam m enetapkan variabel, pengum pulan data, m engolah data, m engam bil kesim pulan, akan tetapi kesim p u lan itu belum final, m asih harus dibuktikan kebenarannya, sehingga h ip o tesis adalah jaw ab an sem entara yang dianggap b e n a r kem ungkinannya untuk m enjadi jaw ab an yang benar.

  A dapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah,

  

ada hubungan yang p o sitif antara pemahaman akhlak dengan selektivitas

bergaul. Pada sisw a M T s N Subah B atang tahun 2005. A rtinya b ah w a m akin

  tinggi tingkat pem aham an akhlak m aka m akin tinggi pula sikap selek tif bergaulnya, dem ikian pula sebaliknya bila tingkat pem aham an akhlak rendah m a k a sikap sele k tif bergaulnya rendah pula.

  12

F. M etod e P enelitian 1. Populasi d an Sam pel.

  Populasi adalah seluruh penduduk yang d im ak su d untuk d ite liti.1. A dapun populasi dalam penelitian ini adalah sem ua sisw a M T sN Subah B atang tah u n 2005 yang b e iju m la h 300 siswa. A dapun sam pel ad alah bagian yan g diam bil dari keseluruhan obyek yang diteliti d an dianggap m ew akili te rh a d ap seluruh populasi y an g d ia m b il.* 12 S eberapa b e sa r sam pel dari populasi itu d iam bil, para ahli tidak m enentukan ukurannya sec a ra je la s d an pasti.

  M enurut Suharsim i A rikunto bahw a apabila subyeknya k u ra n g dari 100 lebih b aik diam bil sem ua, sehingga penelitiannya m erupakan penelitian populasi.

  S elanjurnya jik a subyeknya b e sa r lebih dari itu dapat diam bil an tara 10-15% atau 20-25% . K arena populasi dalam penelitian ini lebih dari 100, m aka penulis m enggunakan teknik sam pling dalam m e n en tu k an sam pel. O leh k arena itu penulis m em ilih kelas IA sebagai sam pel dalam penelitian ini. penulis m engam bil kelas 1A sebagai sam ple karena m e n u ru t data yang penulis dap at dari w aw ancara dengan kepala sekolah m enyatakan b a h w a kelas 1A itu terdiri dari beberapa tingkat kecerdasan, jad i pandai, a d a yang sedang dan ada yan g k urang pandai. O leh k arena itu m enurut penulis kelas IA sesuai jik a di ja d ik a n sam pel. Y ang m ana ju m la h kelas tersebut sebanyak 50 sisw a.

  "Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, Fak Psikologi UGM, Yogyakarta, him 70 l2Muhammad Ali, Bimbingan Belajar, Sinar Baru, Bandung, 1984, him 107

  13

  2. M etode P engum pulan D ata a. O bservasi.

  S ebelum penelitian dim ulai atau pertam a kali terjun ke lapangan m aka m eto d e observasi sangat penting untuk digunakan dalam sebuah penelitian.

  M etode observasi m erupakan m etode pengum pulan data yakni penyelidikan yan g d ijalan k an secara sistem atis dan sengaja diadakan dengan m enggunakan a lat indera terh ad ap kejadian yang langsung b isa d ita n g k a p .13 Jadi m etode observasi a d alah m etode penelitian dengan pengam atan yang d icatat dengan sistem atis fenom ena-fenom ena yang d iselid ik i.14 D alam penelitian ini m etode te rseb u t digunakan untuk m engetahui secara um um lokasi penelitian.

  b. M etode D okum entasi.

  M eto d e dokum entasi yang digunakan dalam su atu penelitian m eru p ak an m etode pengum pulan data yang dipakai untuk m ngetahui data y an g d a p at dilihat secara langsung, sebagai laporan tertulis dari suatu p eristiw a yan g isinya terdiri dari penjelasan dan pem ikiran terhadap peristiw a dan sengaja m enyim pan keterangan-keterangan tertentu atau catatan-catatan tertentu. M etode ini sangat e fe k tif dan efisien dalam penggunaan w aktu dan te n a g a k aren a peneliti cukup dengan m elihat catatan y an g telah ada. D alam penelitian ini m etode dokum entasi digunakan untuk m engetahui data sisw a, guru, dan lokasi M TsN Subah B atang tahun 2005.

  L,Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Fak. Psikologi, UGM, Yogyakarta, 1980, him. 54. l4Cholid Narbuko, M etodologi Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongi, Semarang, 1989, him. 67.

  14

  c. A ngket.

  D alam penelitian ini penulis dalam m engum pulkan data, ju g a m enggunakan m etode angket. Yakni m em berikan daftar pertanyaan yang harus d ikeijakan atau dijaw ab oleh orang yang m enjadi obyek pen elitian ,15 dalam hal ini sisw a M TsN Subah B atang tahun 2005. D engan dem ikian angket tersebut berisi pertanyaan tertulis yang dikirim kan kepada yang dikehendaki untuk m em berikan jaw abannya, kem udian jaw ab an itu dikirim kan kem bali kepada pem buat angket.16

  D alam penelitian ini penulis m enggunakan angket m odel pertam a yakni angket langsung. M etode ini digunakan untuk m encari data tentang selektivitas bergaul pada sisw a M Ts N Subah B atang tahun 2005.

  d. T es H asil B elajar M etode ini penulis gunakan untuk m encari data tentang variabel yang p ertam a yaitu pem aham an akhlak. D alam m engum pulkan data tentang pem aham an akhlak yakni dengan cara penulis m em berikan sejum lah pertanyaan, yang m an a pertanyaannya itu sesuai dengan m ateri yang penulis tulis dalam indikator diatas.

  3. T eknik A nalisis Data.

  D alam m enganalisis data yang ada, penulis m enem puh langkah- langkah sebagai berikut: a.U ntuk m engetahui distribusi frekw ensi m asing-m asing variabel digunakan l5Bimo Walgito, Op.Cit., hln. 25.

  16Cholid Narbuko, O p .C ithim 78.

  15

  analisis prosentase dengan rum us sebagai berikut: P = F X 100%

  N

  K eterangan:

  P = Prosentase F = Frekw ensi yang dicari

  N = Jum lah sam pel

  b. U ntuk m engetahui adakah hubungannya a n tara pem aham an akhlak dengan selektivitas bergaul pada sisw a M Ts N Subah B atang tahun 2005, dalam hal ini digunakan rum us sebagai berikut:

  X 2 = I ( fo - f h ) 2

  fh K eterangan:

  X 2 = C hi K uadrat fo = Frekw ensi yang diperoleh fh = Frekw ensi yang diharapkan

  c. D ari hasil C hi K uadrat tersebut dikem bangkan dengan rum us K oefisien K ontingensi, yakni:

  X 2 + N

  K eterangan:

  K K = K oefisien K ontingensi X 2 = H arga Chi K uadrat

  16

  d. U ntuk m em berikan interpretasi terhadap C atau K K tersebut, harga C terlebih dahulu kita ubah m enjadi Phi, ( 0 ) dengan rum us

  0= _C_ V l-c G . Sistem atik a Penulisan

  U ntuk m em udahkan pem bahasan, m aka penulisan skripsi ini m engikuti sistem atika sebagai berikut: B ab I Pendahuluan.

  D alam bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang m asalah, penjelasan istilah, pokok perm asalahan, tujuan penelitian, hipotesis, m etodologi penelitian dan sistem atika penulisan. B ab II. L andasan Teori.

  D alam b ab yang kedua ini dikaji tentang akhlak, ju g a dibahas ten tan g sikap selek tif bergaul yang m encakup pengertian selektivitas bergaul, kegunaan dan m anfaat selektivitas bergaul, faktor yang m em pengaruhi m anusia b ersik ap se le k tif bergaul dan hubungan antara akhlak dengan selektivitas bergaul. B ab III L aporan Hasil Penelitian

  D alam bab yang k etig a ini dilaporkan hasil d a n pengum pulan data penelitian, yang m eliputi gam baran lokasi penelitian dan penyajian data yang telah terkum pul.

  17

  B ab IV. A nalisis Data.

  D alam bab ini dikaji ten tan g analisis yang m eliputi analisis prosentase, dan analisis chi kuadrat.

  B ab V. Penutup.

  D alam bab yang kelim a sebagai bab yang tera k h ir dari penulisan skripsi ini, terdiri dari kesim pulan, saran, dan penutup.

  

BABU

L A N D A SA N T E O R I

A . P em ah am an A khlak

1. P engertian

  Pem aham an berasal dari kata paham yang artinya m engerti benar d alam suatu h a l.1 A dapun pengertian A khlak adalah kebiasaan kehendak, artinya b ah w a kehendak itu b ila m em biasakan sesuatu m aka kebiasaannya itu d iseb u t akhlak.2 Jadi pem aham an akh lak adalah seseorang yang m engerti b e n ar ak an kebiasaan perilaku yang diam alk an dalam pergaulan sem ata-m ata ta a t kepada A llah dan tunduk kepada-N ya. O leh karena itu seseorang yang sudah m em aham i akhlak m aka dalam bertingkah laku akan tim bul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, baw aan dan kebiasaan dan yan g m enyatu, m em bentuk suatu kesatu an tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.

  D engan dem ikian m em aham i akhlak adalah m asalah fundam ental d alam Islam . N am un sebaliknya te g ak n y a aktifitas keislam an dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang d a p at m enerangkan b ahw a orang itu m em iliki akhlak. Jika seseorang sudah m em aham i akhlak akan m enghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni p erb u atan itu selalu diulang-ulang dengan kecenderungan hati (sadar).3 A khlak m erupakan kelakuan yan g tim b u l dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, baw aan dan kebiasaan

  1 WJS Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, tt., him. 694

  2 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), Bulan Bintang, Jakarta, 1975, him. 62 * Rachmaf Djatnika, Akhlak Mulia, Pustaka, Jakarta, 1996, him 27.

  19

  d an yang m enyatu, m em bentuk su atu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati d alam kenyataan h idup keseharian. Sem ua yang te la h dilakukan itu akan m elah irk an perasaan m oral yang terdapat di dalam diri m anusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia m am pu m em bedakan m an a yang b aik d an m ana y a n g ja h a t, m ana yang berm anfaat dan m ana yang tid a k berguna, m a n a yang

  The Encyclopaedia o f Islam

  can tik dan m an a y an g buruk. D i dalam yang d ik u tip oleh A sm aran dirum uskan: It is the science o f virtues and the way how

  to acquire them, o f vices and the way how to quard against them,

  b a h w a ilm u a k h la k adalah ilm u tentang kebaikan dan cara m engikutinya, tentang k e ja h ata n d an cara untuk m enghindarinya.4 D engan d em ikian hendaknya di sek o lah sebagai guru m am pu m engantarkan anak u n tu k m em aham i ilm u a k h la k den g an harapan agar an ak m am pu m em aham i ten tan g a k h lak yang sebenarnya.

  M en u ru t Islam pendidikan akhlak ad alah faktor penting dalam m e m b in a su atu u m a t m em bangun suatu b an g sa.5 K ita b isa m elih at bahw a b a n g sa Indonesia yang m engalam i m ulti krisis ju g a diseb ab k an kurangnya p em ah am an akhlak. Secara um um pem binaan pem aham an akhlak rem aja atau p a d a dataran SLTP sangat m em prihatinkan. O leh k aren a itu program utam a d an p erjuangan pokok dari segala usaha dalam pem binaan pem aham an

  4Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1994, him 5.

5 Ibid., him. 47

  20

  pen d id ik an a k h lak /' D alam penelitian ini terfokus p ad a m ateri p elajaran kelas

  I M T s N yang terdiri dari beberapa m ateri sebagai b e rik u t6 7:

  a. S ifat-sifat A llah

  b. Sifat-sifat w ajib A llah

  c. S ifat-sifat M ustahil A llah SW T

  d. A khlak T ercela R iya, K ufur, Syirik, N ifaq

  e. P erilak u kehidupan

  f. Im an k epada kitab-kitab A llah

  g. K itab-kitab A llah SW T

  h. K itab A l-Q ur’an i. F ungsi A -Q ur’an j . P erilak u S ahabat N a m u n p erlu diketahui b a h w a dalam penelitian ini h anya b erk a ita n p em ah am an akhlaknya, sehingga penulis m em ilah-m ilah y a n g b erk a ita n m ateri p elajaran akhlak saja y a k n i:

  a. A khlak T ercela R iya, K ufur, Syirik, N ifaq

  b. P erilak u kehidupan rasul

  c. P e rilak u Sahabat A lla h SW T m enjunjujng tinggi terh ad ap akhlak k arena a k h lak adalah alat y a n g dapat m em bahagiakan k ita dalam kehidupan d u n ia dan akherat. M aka hen d ak n y a pihak-pihak yang b erk aitan m am pu m em b erik an pem aham an 6 Nazaruddin Razak, Dienul Islam, AJ-Ma’arif, Bandung, 1973, him. 45.

  7 H Masan AF, Aqidah Akhlak Kurikulum 2004 Madrasah Tsanawiyah kelas 1, PT Karya Toha Putra, Semarang, 1987, him v-vi

  21

  akh lak terhadap anak didiknya. K arena dengan akhlak m anusia akan b eijalan sesuai den g an aturan yang sudah ada, yakni dalam ajaran agam a Islam .

2. F ak tor y a n g m em pengaruhi akh lak

  S etiap o rang ingin agar m enjadi orang yang baik, m em punyai kepribadian yang kuat, dan sikap m ental yang k u at dan akhlak yang terpuji.

  S em ua itu dapat diusahakan dengan m elalui pendidikan, untuk itu p erlu dicari ja la n yang dapat m em baw a k epada teijam innya ak hlak perilak u ihsan sehingga ia m am pu dan m au b erak h lak sesuai dengan nilai-nilai m oral. N ilai- nilai m oral akan dapat dipatuhi oleh seorang dengan kesadaran tan p a adanya pak saan kalau hal itu datang dari dirinya sendiri. D engan dem ikian pendidikan ag am a h aru s diberikan secara terus m enerus baik faktor keluarga, faktor k epribadian, pendidikan form al, pendidikan nonform al atau lingkungan m asyarakat, a. F ak to r keluarga.

  D alam pem binaan akhlak anak, faktor orang tu a sangat m enentukan, k a re n a akan m asuk ke dalam pribadi anak bersam aan dengan unsur-unsur p ribadi yang didapatnya m elalui pengalam an sejak kecil, pendidikan k elu a rg a sebagai orang tu a m em punyai tanggungjaw ab dalam m endidik anak-anaknya k arena dalam keluarga m em punyai w ak tu b a n y ak untuk m em bim bing, m angarahkan anak-anaknya agar m em punyai perilak u islam i.

  K ebahagiaan orang tu a atas hadirnya seorang anak y an g dikaruniakan kepadanya, akan sem akin te ra sa karena tum buhnya harapan b ah w a garis ketu ru n an n y a akan berlangsung terus. Satu hal yang perlu m endapatkan

  22

  perhatian serius dari para orangtua m uslim ialah tentang kesalehan anak- an ak m ereka.8 A da b eb erap a hal yang perlu direalisasikan oleh o rang tu a yakni aspek pendidikan akhlak karim ah. P endidikan akhlak sangat penting dalam keluarga, karena dengan ja la n m em biasakan dan m elatih p a d a hal- hal yang baik, m enghorm ati k epada kedua orang tu a, bertingkah laku sopan y an g b aik dalam berperilaku keseharian m aupun dalam bertu tu r kata.

  P en d id ik an akhlak tidak hanya secara teoritik nam u n disertai contohnya untuk dihayati m aknanya, seperti kesusahan ib u yang m engandungnya, kem udian dihayati ap a yang ad a dibalik yang n am pak tersebut, k em udian direfleksikan dalam kehidupan kejiw aannya.9

  M en erim a pendidikan baik secara langsung m au p u n tid ak langsung, d isam ping itu keluarga m erupakan unit kehidupan b ersam a m anusia terkecil dan alam iah, artinya secara alam iah dialam i setiap kehidupan setiap m anusia, karenanya keluarga m erupakan je m b a ta n m eniti bagi generasi, o leh k arena itu orang tu a berperan penting sebagai pendidik, yakni m em ikul pertanggungjaw aban terhadap pendidikan anak. K aren a pendidikan itulah y a n g akan m em bentuk m anusia di m asa depan. T epat sekali a p a yang

  Man is the only creature that must be

  dinyatakan oleh K ingsley Price:

  educated by education. We mean care, discipline (training) and instruction,

  8 Jikalau anak-anak mereka tumbuh dewasa menjadi generasi yang saleh maka dia dapat

menjadi generasi yang saleh yang memiliki akhlak yang mulia. Lihat pada M. Nipan Abdul Halim,

Anak Saleh Dambaan Keluarga, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2000, him. 12

9 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, him. 108.

  23 including culture. M an can become man through education only. He is only what education m akes him.10

  K eluarga m erupakan w adah pertam a dan utam a, peletak dasar perkem bangan anak. D ari keluarga pertam a kali an ak m engenal ag am a dari k edua orang tua, b a h k an pendidikan anak sesungguhnya telah dim ulai sejak persiapan pem bentukan k elu arg a.11 Setelah m end ap atk an pendidikan akhlak dalam keluarga secara tid ak langsung n an tin y a a k an berkem bang di lingkungan m asyarakat.

  O leh karena itu m ak a kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga harus dalam pengaw asan, k aren a akan sangat berp en g aru h p a d a diri anak, kebiasaan yang buru k dari keluarga teru tam a dari k edua orang tu a akan cepat ditiru oleh anak-anaknya, m enjadi k eb iasaan anak yang buruk.

  D engan dem ikian ju g a k eb iasaan yang b a ik a k an m enjadi k eb iasaan anak yan g baik. P eran orang tu a dan anggota k elu arg a sangat pen tin g bagi p endidikan ak hlak d an selektivitas bergaul,

  b. F aktor kepribadian (dari orang itu sendiri) D engan m enggunakan k aidah fikih m engem ukakan b a h w a diri sendiri term asu k orang yang dibebani tanggung ja w a b pen d id ik an m en u ru t Islam , apabila m anusia te la h m encapai tin g k a t m u k a lla f m aka ia m enjadi bertanggung ja w a b sendiri terh ad ap m em pelajari dan m en g am alk an ajaran agam a Islam . K alau d itarik dalam istilah p en didikan Islam o rang m u k a lla f

  10 Kingsley Price, Educational and Philosophical Thought. Allyn and bacon, Boston, 1962, him. 396.

  11 Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Mitra Pustaka Utama, Yogyakarta, 2004, him. 129.

  24