HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DAKUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

  HUBUNGAN PEM A H A M A N M A T E R I A Q ID A II A K H LA K DENGAN PER ILA K U IHSAN PADA SISW A KELA S IV M l DAKU L

  M UBTAD1IN PU T A T PU RW OD A D I G ROBO G A N TA H U N PE LA JA R A N 2005/2006

  D iaju k an U n tu k M em enuhi Salah Satu S y arat G u n a M em peroleh G e la r S arjan a

  D alam Ilm u T a rb iy ah D isusun O leh :

  R ISK H A UMM1 SYAYEKT1 N IM . 11404050 JU R U SA N TA R B IY A H SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N EG E R I (STAIN)

  SA LA TIG A 2006

  i HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KIHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DARUL MUBTADIIN PUT AT PURWODADI GROBOGAN T AHUN PELAJARAN 2005/2006

  SKRIPSI

  Diajukan untuk memnuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah Oleh :

  RISKHA UMMI SYAYEKTI NIM :11404050

  JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TrNGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  SALATIGA 2006 t i

  X Tentara pelajar No. 02 teCp. (0298)323706 T a ^ . (0298)323433 S a h tig jl 'W e6site: unvw . stain saldtiga ac.idT.maiC:

NOTA PEMBIMBING

  Salatiga, 22 Agustus 2006 Lamp : 1 (Satu) Naskah Hal : Naskah Skripsi

  Sdr/i Riskha Ummi Syayekti

  Assalamu ’alaikum wr.wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara/i: Nama : RISKHA UMMI SYAYEKTI NIM : 11404050

  Jurusan : Tarbiyah Program Studi PAI Judul : HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH

  AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DARUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006

  Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara/i tersebut di atas agar dapat dimunaqasahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu ’alaikum wr.wb

  Drs. Kastolani, M.Ag N I P .150267026

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judui : HUBUNGAN PEMAHAMAN -M ATERI AQ1DAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS

  IV MI DARUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 /2 0 0 6

  Nama : RISKHA UMMI SYAYEKTI Nim : 11404050

  Program studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

  Salatiga, 27 Agustus 2006 ENGUJI

  Ketua Sekretaris

  >rs. Imam Sutomo, M Drs. H. M. Saerozi, M. Ag

  NIP. 150216814 NIP. 150247014 Penguji II Suwardi, M.Pd

  NIP. 150057781 NIP. 150295657 iii

  

KATA PENGANTAR

  Segala PUJI BAGI Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah Nya kepada penulis, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi. Dengan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH

  AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DARUL MUBTADIIN PUTAT PURW ODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006” ini telah disusun sehingga dapat menem ukan salah satu syarat guna memperoleh gelar strata 1 (satu) STAIN Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran- saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kapada :

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Drs. H. M. Saerozi, M. Ag selaku pembantu ketua 1 STAIN Salatiga

  3. Bapak Drs. Kastolani, M .Ag selaku dosen pembimbing skripsi STAIN Salatiga

  4. Bapak Suniti N urcham id, A m a selaku kepala MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan, yang telah memberikan izin penelitian dan memberikan informasi serta data yang penulis butuhkan, sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

  5. Bapak dan Ibu serta saudara-saudara saya yang langsung maupun tidak langsung telah m em bantu, baik moril maupun materiil dalam penyususnan skripsi ini. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis seutkan satu persatu.

  Akhirnya penulis menyadari bahwa penyususnan skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penlis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun para pem baca umumnya. Amin.

  Salatiga, 22 Agustus 2006 Penulis RISKHA UMMI SYAYEKTI

  

IV

  

MOTTO

  adalah sebaik-baik m akhluk” ( Q.S. al Bayyinah : 7 )

  PERSEMBAHAN

  Kupersembahakan kepada Bapk, Ibu, Kakak dan Adik-adikku tercinta,

  Serta orang-orang yang selalu membantuku. Semoga pengorbanan nya selalu diberkati dan diridloi

  A llah Yang Maha Pengasih dan Penyayang

  V vi

  DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   C. Hubungan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak dengan Perilaku

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  BAB V PENUTUP

  

  

  

  

viii

  

ISAK I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Materi Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagai bagian integral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial materi Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai akhlaqul kharimah atau perilaku ihsan dalam kehidupan sehari-hari.1

  Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan lingkungan.2 Ihsan adalah sesuatu untuk berbuat baik.3 Jadi perilaku ihsan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan lingkungan dalam berbuat kebaikan.

  Kriteria keberhasilan pemahaman materi Aqidah Akhlak antara lain perilaku ihsan. Realitas di lapangan masih sedikit ditemukan siswa dalam berperilaku ihsan. Pandangan umum menyatakan bahwa ketidakberhasilan pemahaman materi Aqidah Akhlak di MI Darul Mubtadiin karena faktor alokasi waktu yang sangat singkat yaitu satu jam pelajaran dalam tiap minggunya. Pandangan tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui

  

1 Departemen Agama, Standar Kompetensi. Jakarta ; Departemen Pendidikan Nasional, 2004. him. 17.

1

  2 Kamus Pusat Bahasa, Kamu s Besar Ha 1 Jakarta : Balai Pustaka. 2001. lilin. 859 asa Indonesia, 3 Ibid., him. 418.

  Penelitian yang sinambung yang mencakup berbagai aspek terkail di dalamnya. Dalam konteks tersebut penulis ingin meneliti mengenai

  HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DARUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah pemahaman materi Aqidah Akhlak Kelas IV pada siswa MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006 ?

  2. Bagaimanakah perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ?

  3. Adakah hubungan antara pemahaman materi Aqidah Akhlak dengan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006 ?

  C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arah yang jelas dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu :

  1. Mengetahui pemahaman materi Aqidah Akhlak pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006.

  2. Mcngdahui perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Daml Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006.

  3. Mengetahui tingkat hubungan antara pemahaman materi Aqidah Akhlak dengan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang hubungan antara pemahaman materi Aqidah Akhlak dengan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktik yaitu :

  1. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  2. Secara praktik, guru dapat mengetahui pemahaman materi Aqidah Akhlak yang ternyata mempunyai pengaruh positif dengan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Daml Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006. Selanjutnya dari pemahaman tersebut guru dapat senantiasa memberikan bimbingan. Dalam membangkitkan sikap positif pada peserta didik. E. Landasan Teoritik Dalam melaksanakan penelitian ini , penulis akan menggunakan dua variabel, pemahaman materi Aqidah Akhlak sebagai variabel independen dan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan merupakan variabel dependen.

  1. Pemaliaman materi Aqidah Akhlak Pemaliaman adalah mengerti benar tentang sesuatu hal.4 Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan).5 Pemaliaman materi aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT. Dan merealisasikannya dalam perilaku ihsan dalam kehidupan sehari-hari, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan Aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.6

  2. Perilaku Ihsan Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan lingkungan.7

  o p 4 Kamus Pusat Bahasa, . cis., him. 811 s IMsLhlni. 723

  6 Departemen Agama, Standar Kompctinsi, op.cit.. him. 18

  7 Kamus Pusat Bahasa, op.cit., him. 859

  Ihsan adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan dilandasi kesadaran dan keikhlasan.8 Jadi perilaku ihsan disini yang dimaksud adalah suatu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan lingkungan untuk berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan dilandasi kesadaran dan keikhlasan. Khususnya pada siswa kelas IV MI Daml Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun

  pelajaran 2005/2006. F. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul9 Hipotesis juga diartikan dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Data akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor- faktor membenarkan.

  Jika kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang akan diuji melalui penelitian.

  Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut.10

  1. Hipotesis alternatif (Ha) Ada hubungan positif antara pemahaman materi Aqidah Akhlak dengan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006.

  

8 Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Buku M odul Pesantren Kilat. Jakarta : Direktorat

Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2002, him. l i

  

9 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta ; Rincka

Cipta, 2002. lilin. 64

10 Ibid., him. 66.

  \

  2. Hipotesis Nol (HO). n Tidak ada hubungan antara pemahaman materi Aqidah Akhlak dengan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006

  G. Metodologi Penelitian

  1. Populasi dan sampel penelitian

  a. Populasi penelitian Populasi adalah Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. 1

  12 Dengan kata lain populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa Kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006

  1

  b. Sampel menyeluruh Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. 13 Dalam pengambilan sampel ini peneliti menggunakan sampel menyeluruh yaitu semua siswa kelas

  IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006.

  11 Suharsimi Arikunto.op.c/7.. him. 67 12 Sudjana. Meloda statistika. Bandung : Tarsito, 1989. him. 6.

  13 B a d ., h im . 6 V .

  2. Variabel penelitian Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi atau'objek penelitian yang memiliki variasi nilai/telaah yang diteliti.14 Dalam penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu pemahaman materi Aqidah Akhlak sebagai variabel independen yang diberi simbul

  (X) perilaku ihsan sebagai variabel dependen yang diberi simbul (Y).

  3. Definisi Operasional Variabel Untuk menghindari berbagai interprestasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu:

  a. Materi Aqidah Akhlak Kecenderungan siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi

  Grobogan untuk bertindak, merespon terhadap materi Aqidah Akhlak secara positif atau negatif, dan mencakup komponen kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Indikator pemahaman materi Aqidah Akhlak meliputi:

  1) Ramah Kognitif Pembelajaran yang mencontohi dan meneladani, tidak hanya Verbalistik.

  2) Ramah Afektif Peserta didik mampu bersikap sebagai seorang muslim yang berakhlak mulia.

  X --------------------------------- 14 Suharsimi Arikunto, op. a t., him. 94.

  3) Ramah Psikomotorik Siswa dapat melaksanakan / mempraktekkan pembelajaran materi dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik dan ihsan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari,

  b. Perilaku Ihsan perilaku ihsan adalah sebagai berikut: 1) Dasar-dasar perilaku ihsan

  2) Perilaku ihsan dalam keluarga 3) Perilaku ihsan dalam sekolah 4) Perilaku ihsan dalam masyarakat

  4. Metode Pengumpulan Data Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk melihat apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang ingin didengarkan dan melakukan apa yang menjadi keinginannya.15

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

  Library research adalah research kepustakaan. Dalam metode ini peneliti menggunakan untuk mencari data, fakta-fakta dan teori yang dapat mendukung dalam pembahasan ini dan sekaligus sebagai landasan teorinya. Adapun yang digunakan penelitian ini adalah metode sebagai berikut: 15 Suharsimi Arikunto, ov. d i., him 197.

  1) Metode Induktif Yaitu membentuk pengetahuan umum yang kemudian akan dijadikan dasar dedukasi, dijadikan premis major dari silogisme.16 Dengan kata lain pembahasan dari peristiwa atau kejadian khusus untuk digeneralisasikan secara umum.

  2) Metode Deduktif Yaitu Apa saja yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam satu kelas atau jenis, berlaku juga sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam kelas jenis itu.17 Dengan kata lain pembahasan peristiwa atau kejadian umum untuk digeneralisasikan secara khusus. 3) Metode Korelasi

  Yaitu metode untuk menghubungkan atau metode berdasarkan hubungan yaitu dengan menghubungkan variabel satu (pemahaman Aqidah Akhlak) dengan variabel dua (perilaku ihsan),

  b. Field Research (Penelitian Lapangan) Yaitu metode untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, informasi secara intensif disertai analisis pengajuan kembali atas semua dasar yang dikumpulkan, untuk mendapatkan data konkrit dari sebuah penelitian.

  Metode yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: 1) Metode Observasi

  Yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.18 Metode ini digunakan untuk

  16 SutrisnoHadi, Metodologi Research 1. Yogyakarta : Yayasan Pendidikan Fak. Psikologi UGM. 1981. him. 47.

  17 Ibid., him. 41.

  Sulrisno Hadi, M etodoloci Research 2. Yogyakarta yayasan pendidikan Fak. Psikologi '* UGM. 1981, him. 151. memperoleh data tentang situasi umum di MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan seperti letak MI, sarana dan prasarana, serta keadaan siswa, diamati dan dicatat secara seksama dan sistematis. 2) Metode interview atau wawancara

  Yaitu pengumpul data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.19 Metode ini digunakan untuk menggali data yang berupa sejarah, kepengurusan, organisasi pengajaran dan sarana yang dimiliki. Informasinya adalah Kepala Madrasah, pengurus dan guru MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi-Grobogan. 3) Metode Angket

  Yaitu teknik pengumpul data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang atau respondent20

  Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang hubungan pemahaman materi Aqidah akhlak dengan perilaku ihsan baik di rumah, di Sekolah/Madrasah dan di Masyarakat. 4) Metode Dokumentasi

  Metode ini dalam arti sempit adalah sebagai kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan. Sedangkan dalam arti luas dokumen, sertifikat, foto, tape dan sebagainya.21 19 Ibid., him. 218.

  him. 176.

20 Ib id , 21 Suharsimi Arikunlo. on. cit.. 206.

  Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data seperti jumlah siswa, buku raport dan struktur organisasi serta daftar inventaris dan brosur-brosur yang peneliti selidiki.

  5. Teknik Analisis Data Ada dua analisis yang peneliti terapkan pada penulisan ini, yaitu

  a. Analisis data non statistik Yang berupa pemaparan keadaan dan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pemahaman materi Aqidali Akhlak dengan perilaku

  Ihsan siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan secara diskriptif analitis.

  b. Analisis Data Statistik 1) Sebagai analisis pendahuluan yaitu untuk menganalisis pemahaman materi aqidali akhlak sebagai variabel X peneliti menggunakan rumus mean :

  Z FX

  m N

  mx = Mean yang dicari (nilai rata-rata) variabel X FX = Frekuensi dikali variabel X

  Z = Jumlah X = Nilai individu

  N = Jumlah responden atau yang diteliti F = Frekuensi Untuk menganalisis perilaku ihsan (sebagai variabel Y)

  2 )

  menggunakan rumus mean :

  ZFY

  MY

  N

  My : Mean yang dicari (nilai rata-rata) untuk variabel Y I : Jumlah '

  Y : Nilai Individu F : Frekuensi FY : Frekuensi dikali variabel Y N

  : Jumlah Responden 3) Sebagai analisis lanjut untuk mengetahui hubungan pemahaman materi Aqidah Akhlak dengan perilaku ihsan atau untuk mengetahui hubungan kedua variabel terbsebut, peneliti menggunakan rum us22:

  z x y J ( L x 2) ( X / )

  r*y = Koefisien korelasi / hubungan antara X dan Y X = Pemahaman materi Aqidah Akhlak

  Y = Perilaku Ihsan Setelah diketahui nilai rxy maka selanjurnya dihubungkan dengan nilai-nilai r,abd product moment, baik menggunakan taraf signifikan

  5 % maupun 1 % maka hipotesa dapat diterima.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

  Skripsi ini disusun lima bab, yang secara sistematis, dapat dijabarkan sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, landasan teoritik, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

  i

22 Suharsimi Arikunto, on. cit.. him. 241.

  Bab II Landasan Teori Pada bab landasan teori ini, diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan variabel penelitian. Yaitu teori-teori mengenai pemahaman materi Aqidah Akhlak dengan perilaku ihsan pada siswa kelas IV MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006.

  Bab III Laporan Hasil Penelitian Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian dan hal-hal mengenai situasi umum di MI Darul Mubtadiin Putat Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2005/2006, yaitu keadaan guru serta keadaan murid.

  Bab IV Analisis Data Pada bab analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, dengan pentahapan : analis pendahuluan, analis lanjut, analis uji hipotesis.

  Bab V Penutup Mengakhiri penulisan skripsi pada bab kelima akan diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian , penutup, saran- saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Materi Aqidah Akhlak 1. Pengertian Pemahaman Materi Aqidah Akhlak. Pemahaman adalah mengerti benar tentang sesuatu hal.21 Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipekirkan, dibicarakan, dikarangkan)2

  3 tidak dihinggapi suatu keraguan apapun bagi pemiliknya 25 * Akhlak adalah suatu budi pekerti, kelakuan atau perbuatan yang baik. Jadi pemahaman materi aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimami

  24 Aqidah adalah keimanan yang teguh, yang

  Allah SWT. Dan merealisasikan dalam perilaku ihsan dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah disatu sisi peningkatan toleransi menghormati penganut agama dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa."27 Disini diharapkan penulis, siswa dapat paham benar mengenai semua materi aqidah akhlak yang telah disampaikan guru di dalam kelasnya, sejak lahir manusia telah dibekali dengan fitrah keagamaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan yaitu dalam materi aqidah akhlak yang baik diberikan

  23 Kamus Besar Baliasa Indonesia, op.cit., him. 811.

  " JbjsL. him.723. ‘5 Nashir lbn Abdul Karim Al'Aql, Prins.in~prinsin Aaldah, Jakarta : Gema Insani, 1992 him. 11.

  Kamus Besar Baliasa Indonesia, op.cit., him. 20.

  27 Departemen RJ, SJandar \komptcnsi. op.cit.. him. 17 ~ 18. *

  

14 di MI maupun diluar MI. Mengenai pengenalan materi aqidah akhlak sebaiknya diberikan sedini mungkin terutama di lingkungan keluarga.

  2. Dasar dan Tujuan Pemahaman Materi Aqidah Akhlak.

  a. Dasar pemahaman materi aqidah akhlak.

  Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai dasar untuk landas an sebagai tempat berpijak yang kuat dan baik, agar dapat mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu materi aqidah akhlak untuk membentuk manusia yang sempurna dengan pola takwa, harus mempunyai landasan atau dasar karena semua kegiatan dan kemana semua tujuan pemahaman materi aqidah akhlak itu diarahkan. Dasar materi aqidah akhlak yang dimasksud tidak lain adalah nilai-nilai tertinggi yang dijadikan pandangan hidup (way o f life).

  b. Tujuan pemahaman materi aqidah akhlak.

  Berbicara tentang tujuan pemahaman aqidah akhlak tidak dapat meninggalkan tentang tujuan hidup, karena aqidah akhlak merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan.

  Tujuan dapat mengarahkan kemana suatu proses itu hendak dibawa, disamping itu juga dapat memberikan motivasi terhadap suatu proses. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan pemahaman materi aqidah akhlak adalah perubahan yang diinginkan setelah sesuai dengan konsep dan nilai yang terkandung dalam materi aqidah akhlak.

  3. Prinsip-prinsip Aqidah Akhlak Adapun beberapa prinsip-prinsip aqidah akhlak adalah sebagai berikut:

  Y a. Sumber aqidali adalah kitab Allah (Al-Qur’an), sunah Rasulullah SAW. Yang shahih dan ijma’ para salaf yang sholeh.28

  b. Prinsip dalam asma dan sifat Allah adalah menetapkan apa yang ditetapkan Allah untuk dirinya atau yang ditetapkan oldi Rasulluiah SAW tanpa tamtsil (mempersamakan atau menyerupakan Allah dengan makhluk dalam asma atau sifatNya) dan cak vif

  (mempertanyakan bagaimana sifat Allah, atau menentukan bahwa sifat Allah itu hakikatnya begini) Juga menolak apa yang ditolak Allah terhadap tahrif (mengubah lafaz atau menyelewengkan maknanya ) dengan tanpa ta’thil (mengingkari seluruh atau sebagaian sifat Illahi).29 3

  c. Prinsip-prinsip utama dalam agama (ushuludin) semua telah dijelaskan oleh Nabi SAW. Siapapun tidak berhak mengadakan sesuatu yang bani, yang tidak ada sebelumnya, apalagi sampai mengatakan hal tersebut termasuk bagian dari agama.J<) d. Berserah diri dan patuh hanya kepada Allah dan RasulNya lahir dan batin.

  e. Dalil aqli yang benar akan sesuai dengan dalil nakli harus didahulukan.

  f. Kaum muslimin wajib senantiasa mengikuti manhaj (metode) Al-Quran dan sunnah dalam menyampaikan sanggahan dalam aqidah dan dalam menjelasakan suatu masalah.

  4. Metode Pengajaran atau Pendidikan Materi Aqidali Akhlak.

  2g Nashir Ibn Abdul Karim. Al’Aql. oy.cil., him. 13.

  29 Ibid, him. 14.

  30 Ibid-, him. 11-12.

  Didalam menyampaikan materi aqidah akhlak kepada siswa guru dituntut kemampuan dan penguasaan bahan materi, guru juga mampu memilih metode yang tepat dan efektif, sehingga pengajaran dapat menarik minat dan membawa siswa untuk lebih mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Adapun metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Metode Ceramah

  Adalah suatu cara untuk menyampaikan materi Aqidah Akhlak kepada anak didik dengan jalan penuturan secara lisan.

  b. Metode Tanya Jawab Adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya, sedangkan siswa menjawab tentang materi Aqidah Akhlak yang akan diperoleh siswa.

  c. Metode risitasi (pemberian tugas) Adalah metode dimana siswa diberi tugas khusus diluar jam pelajaran atau pemberian tugas dirumah.

  d. Metode Dokumentasi Adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau siswa sendiri memperlihatkan seluruh kelas tentang suatu proses atau sesuatu kaifiah melakukan sesuatu.

  e. Metode Diskusi Adalah suatu metode penyampaian materi Aqidah Akhlak dengan mendiskusikan yang sifatnya untuk dipecahkan bersama. t f. Metode Drill / latihan ulang.

  Adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa mengingat materi Aqidah Akhlak yang sudah diberikan digunakan untuk melatih ketrampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu dan melatih siswa untuk berpikir cepat serta memperkuat daya tangkap siswa terhadap materi Aqidah Akhlak.

  5. Sistem Evaluasi yang Dipakai atau Tes Hasil Belajar Kualitas suatu tes hasil belajar banyak tergantung proses pengembangan tes itu sendiri, suatu tes berkualitas harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain sebagai berikut:

  a. Shahih (valid) yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan.

  b. Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

  c. Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh siswa yang betul-betul belajar dengan rajin.

  d. Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). Harus ada patokan tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta, hams dijawab berapa lengkap.

  e. Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan .

  f. Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili dan yang penting diwakili dan yang tidak penting tidak selalu perlu.*

  31

  

\. --------------------------

31 Mudjijo, Tes H asil Belajar., Jakarta : Bumi AksnraJ995.hlm.72

B. Perilaku Ihsan

  1. Pengertian Perilaku Ihsan Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan lingkungan.32 Ihsan adalah sesuatu untuk berbuat kebaikan.33

  Jadi perilaku ihsan disini yang dimaksud adalah suatu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan lingkungan untuk berbuat baik khususnya siswa kelas IV MI DaruI Mubtadin Putat Purwodadi Grobogan tahun Pelajaran 2005/2006.

  2. Dasar-Dasar Perilaku Ihsan Orang tua merupakan perantara adanya manusia didunia, sehingga besar sekali orang tua terhadap kita dan seharusnyalah kita berbuat baik kepadanya dan lemah lembut kepadanya. Islam memiliki konsepsi manusia dan alam semesta yang jelas dan wajib diimani oleh manusia.

  Konsep-konsep atau dasar-dasar perilaku ihsan itu adalah :

  a. Islam memiliki kejelasan pikiran yang menjadi landasan hidup seorang muslim. Artinya seorang muslim menganut pikiran tersebut, mempercayainya, mengikuti peringatannya dan menyerukan secara hati-hati.

  b. Islam memiliki kelogisan aqidah dan kesesuaiannya dengan fitrah, akal, dan jiwa manusiawi.

  c. Islam memiliki objek keyakinan yang jelas karena disajikan secara memuaskan lewat Al-Qur’an yang perenungan dan kekuasaan manusia

12 Kamus Bahasa Indonesia, op.cit., him. 859.

  V ” IhicL. him 418. pada pengetahuan tentang kekuasaan Allah sesuai dengan tabiat psikologis dan fitrah keagamaan manusia.34 d. Penyajian ayat-ayat Allah tentang semesta, seperti yang dikatakan

  Sayyid Quthub, dimaksudkan : “agar umat manusia kembali kepada Allah, kepada Manhaj-Nya yang diperuntukan bagi manusia, dan kepada ketinggian dan kemuliaan hidup yang sejalan dengan kemuliaan yang ditetapkan Allah bagi manusia dalam suatu periode sejarah jika gambaran tersebut menjadi sebuah kenyataan, hal itu akan tergambar pada suatu umat yang akan memimpin umat manusia lainnya menuju kebaikan, kemaslahatan dan perkembangan/5

  3. Perilaku Ihsan di Rumah, Sekolah dan Masyarakat.

  Didalam hidup bermasyarakat, terutama yang anggotanya hitrogen, berbuat baik adalah hal yang sangat utama agar kelangsungan hidup masyarakat tersebut berjalan dengan tertib dan aman. Seorang yang senantiasa berbuat baik dimanapun berada, maka ia akan disenangi dan dihormati lingkungan masyarakatnya sebaliknya bila selalu berbuat keributan dan kerusuhan pastilah orang itu akan terkucil dari anggota masyarakatnya.

  Dalam penulisan skripsi ini peneliti akan membahas beberapa perilaku ihsan adalah sebagai berikut: a. Perilaku ihsan di lingkungan keluarga.

  • Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Gema Insani, 1995, him. 35. ' 35 Ibid., him. 36.

  Pada dasarnya masjid itu menerima anak-anak selelah mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam asuhan orangtuanya.

  Dengan demikian, rumah keluarga muslim adalah benteng utamanya tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam. Berdasarkan Al-qufan dan As-Sunnah, kita dapat menyatakan bahwa tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah hal-hal berikut x Pertama : mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah tangga. Artinya, tujuan berkeluarga adalah mendirikan rumah tangga islam yang mendasarkan kehidupannya pada perwujudan penghambaan kepada Allah.

  Kedua : Mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis. Ketiga : Mewujudkan sunnah Rasulullah SAW. dengan melahirkan anak-anak saleh.36

  37 Keempat: Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak-anak naluri menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaan manusia dan binatang.38

  Beberapa perilaku ihsan dalam lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:

  36 Abdurrahman, on. cit.. him. 139.

  37 Abdurrahman An Nahlnwi.flp.cfc. him. 140.

  Y 38 Abdurrahman An Nahlawi.pp.cfc, him. 141.

  1) . Berbakti kepada Allah yakni berbuat sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri sendiri, sesama manusia maupun bagi makhluk lainnya.

  Semua perbuatan itu dilakukan semata-mata karena Allah, seolah-olah orang yang melakukan perbuatan itu berhadapan dengan Allah. 39 2) . Mematuhi nasehat orang tua, dimanapun kita berada, nasehat orang tua hams kita patuhi dan kita laksanakan 40 Misalnya : melaksanakan yang diperintahkannya dan menjauhi yang menjadi larangan-Nya. Hak dan kewajiban anak terhadap kedua orang tua. Ada orang tua yang berpesan pada anaknya :’’Wahai anaku sayang, ketika engkau merasa berat dalam berbakti pada ayah ibumu, maka sesungguhnya kewajiban kedua orang tuamu terhadap dirimu lebih berat dari itu semua, yang kewajiban itu akan dilipat gandakan atas dirimu”41 Taatilah perintah ayali ibumu, jangan sekali-kali membantahnya, kecuali bila mereka memerintahmu untuk ingkar pada Robbmu. “ Tidakada taat kepada makhluk (sekalipun orang tua sendiri) di dalam melakukan maksiat (dosa) kepada khalik (Allah).”

  Berbuat baik kepada adik dan kakak, misalnya : Tidak saling mengganggu kepada adik atau kakaknya, jika adik atau kakaknya mendapat kesulitan maka siap untuk membantu atau menolongnya,

  b. Perilaku Ihsan di lingkungan sekolah

  39 Departemen Agama RI. Pendidikan Agama Islam Buku Modul Pesantren Kilat, op. cit., him. 12.

  40 Ibid., him. 46.

  Muhammad Syakir, Kcnacla Anakku "Selam at Akhlakmu, Jakarta: gema Insani, 1990. hl m. 18.

  Dalam perkembangannya, seolah-olah baru dapat didirikan seperti sekarang setelah melampaui periode yang cukup panjang.

  Pengetahuan awal seorang anak bermula dari orang tua dan masyarakat yang secara tidak langsung memberikan berbagai pengetahuan dasar, walaupun tidak sistematis, pengetahuan itu diperoleh anak melalui berbagai cara, diantaranya melalui peniruan, pengulangan, atau pembiasan. Namun, peran agama tetap utama dan istimewa karena bagaimanapun segala penyerapan pengetahuan pada diri anak harus tetap berpedoman pada konsep pendidikan yang bertujuan menghambakan diri kepada Allah dan memiliki materi atau perilaku ihsan yang membawa manusia pada penyerahan diri terhadap syariat Allah yang diturunkan pada Rasul-Nya serta dipelihara dan diamalkan oleh generasi sesudahnya.12

  Dalam konsepsi Islam, fungsi utama sekolah atau madrasah adalah sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah, dan syariat demi terwujudnya penghambaan diri kepada Allah serta sikap mengesakan Allah dan mengembangkan segala bakat atau potensi manusia sesuai fitrahnya sehingga manusia terhindar dari berbagai penyimpangan.'13

  Jika sekolah / madrasah dijadikan media untuk mendidik generasi muda, kita dituntut untuk memahami pertumbuhan fungsi dan metode yang dapat meninggikan kualitas dan manfaat media 4

  2 Abdurrahman an Nahlnwi. op.cit., him. 146.

  4

  3

  I

  42 43 Abdurrahman An Anhlawi. op.cU., him. 152.

  Pendidikan tersebut melalui konsep-konsep pendidikan Islam. Karenanya, konsep pendidikan lebih dititik beratkan pada fungsi sekolah menginduk pada fungsi fundamental Islam. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam melingkupi tujuan pendidikan kontemporer serta mengarahkan pendidikan kontemporer itu kearah ideal sehingga melahirkan insan-insan berkualitas tinggi, baik dalam kehidupan individualnya maupun dalam kehidupan sosialnya. Fungsi-fungsi fundamental pendidikan Islam melalui sekolah / madrasah meliputi hal-hal berikut ini.

  Pertama: Fungsi penyederhanaan dan penyimpulan. Pada dasarnya, kebobrokan peradaban, dekandensi moral, tersebarnya materialisme, dan berlomba-lombanya manusia dalam mencari keuntungan yang sejalan dengan lajunya arus komunikasi dan migrasi penduduk merupakan kondisi yang hams diwaspadai.

  K edua: Fungsi penyulitan dan pembersihan. Ilmu pengetahuan dan konsep aqidah berpindah dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Akibat berpindah-pindah itu, maka wajarlah jika sejalan dengan perkembangan umat manusia, sedikit demi sedikit, pengetahuan dan konsep aqidah itu bergeser dari yang semestinya44

  Ketiga : Memperluas wawasan dan pengalaman anak didik memiliki transfer tradisi. Lembaga pendidikan tidak cukup hanya

  L -------------- 44 Abdurrachman. on.cii.. him. 154. mengembangkan melalui peniruan atau pemaksanaan alas kondisi tersebut.45 Keempat: Fungsi mewujudkan keterikatan, integrasi, homogenitas dan keharmonisan antar siswa. Sekolah / Madrasah pendidikan didatangi ratusan siswa yang berasal dari lingkungan yang bervariasi, baik itu dalam kekayaannya, kemuliaannya, status sosialnya dan lain-lain.46 Kelima: Fungsi penataan dan validasi sarana pendidikan.

  Pendidikan yang baik melibatkan berbagai faktor yang satu sama yang lain saling menunjang, yaitu faktor keluarga,.

  Masyarakat, masjid, sarana informasi atau lingkungan sekitar.

  Keenam: Penyempurna tugas keluarga dalam pendidikan. Pada dasarnya keberadaan sekolah / madrasah bukanlah sentral pendidikan karena pendidikan awal anak berpusat dimmah, yaitu dalam perawatan dan pembinaan orang tua baik dalam pengenalan dasar-dasar linguistik, serta konsep-konsep sosial atau interaksi dengan lingkungan dan kondisi kehidupan47

  • * Didalam sekolah atau madrasah ada beberapa guru atau seorang pendidik yang memiliki beberapa tugas, Al-Qur’an telah mengisyaratkan peran dai dan pengikutnya dalam pendidikan dan 4- Ibid., him. 155.

46 Ibid., him. 159. ^ 47 Abdurrahman An Nalilawi, on. cit, him. 161.

  fungsi fundamental mereka dalam pengkajian ilmu-ilmu Ilahi serta aplikasinya. Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung mengisyaratkan bahwa tugas terpenting yang diemban oleh Rasulullah SAW adalah mengajarkan Al Kitab, hikmah dan penyucian diri.

  Keutamaan profesi guru sangatlah besar sehingga Allah menjadikannya sebagai tugas yang diemban Rasulullah SAW.

  Sifat dan syarat seorang pendidik. Agar seorang pendidik dapat menyalahkan fungsi sebagaimana yang telah dibebankan Allah kepada Rasul dan pengikutnya, maka dia harus memiliki sifat-sifat berikut in i: Pertama Setiap pendidik harus memiliki sifat Rabbani Kedua

  Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat Rabbaniahnya dengan keikhlasan. Artinya aktifitas sebagai pendidik bukan semata-mata untuk menambah wawasan keilmuannya lebih jauh dari itu harus ditujukan untuk meraih keridhaan Allah serta mewujudkan kebenaran. Ketiga : Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar.

  Keempat : Ketika menyampaikan ilmunya kepada anak didik, seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya.

  \ Kelima Keenam

  Ketujuh Kedelapan :

  Seorang guru senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kajiannya, sebagaimana diserukan Allah kepada para pengikut rasul ini. Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pelajaran khususnya Aqidah Akhlak. Artinya, kepemilikan ilmu saja tampaknya belum memadai peran seorang guru karena bagaimanapun dia dituntut untuk mampu menyampaikan pengetahuannya kepada anak didik sesuai dengan kemampuan dan kapasitas akal anak didik.

  Seorang guru dituntut dan untuk memahami psikologi anak, Psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan sehingga ketika anak didiknya sesuai kadar intelektual kesiapan psikologisnya.

  Seorang guru dituntut untuk peka terhadap fenomena kehidupan sehingga dia mampu memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak dan akibatnya terhadap anak didik, terutama dampak terhadap aqidah dan pola pikir mereka.

  V Kesembilan : Seorang guru dituntut memiliki sikap adil terhadap seluruh anak didiknya. Artinya, dia berpihak atau mengutamakan kelompok tertentu. 48

  Beberapa cara pendidik muslim berdakwah dan menuntun anak didiknya ke jalan Allah.

  1) . Pahala yang berlimpah dari Allah SWT.

  Semangat seorang pendidik untuk berdakwah kepada anak didik akan bertambah jika seorang pendidik benar-benar memperhatikan anak didik sehingga seorang pendidik memperoleh hidayah dari Allah SWT untuk menjadi muslim sejati.

  Sesungguhnya hal itu lebih baik daripada dunia berserta isinya ini. Begitu pula halnya bila seorang pendidik benar-benar memberi kabar gembira kepada anak didik untuk selalu berbuat baik atau berperilaku ihsan. Maka niscaya seorang pendidik akan memperoleh pahala (dengan seijin Allah tentunya) dari perbuatan seorang pendidik terhadap anak didik 49

  2) . Setiap pendidik bertanggungjawab terhadap anak didiknya.50 3) . Anak didik anda hari ini adalah pemimpin di masa depan.

  Sesungguhnya para anak didik anda hari ini adalah memegang kendali segala permasalahan. Merekalah - yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinannya dimasa depan nanti. Merekalah kelak yang akan menggerakkan lajunya perahu 4R Abdurrahman An Nahlawi. on. cit., him. 175.

  

49 DR. Abu Bakar Ahmad As Sayyid, Kepada Para Pendidik Muslim. Jakarta : Gema

Insani, 1V92, him. 10. \

50 Ihid., him. 11.

  masyarakal, dan mereka pulalah yang mengatur segala urusan- urusan negara nanti.51 * 4) . Suburnya lahan medan dakwah di lingkungan siswa.

  Sesungguhnya ruang lingkup dan medan pengajaran merupakan lahan yang paling subur untuk berdakwah sebab para guru senantiasa berhubungan secara kontinue dengan siswanya dalam waktu yang relatif lama dan panjang.

  Oleh karenanya bila para guru itu beriman kepada Allah, selalu konsisten dan konsekuen, merasa bangga dengan keislamannya, merasa berkewajiban menunaikan dakwah, maka dengan mudah ia akan dapat mempengaruhi para anak didiknya dengan sinar keimanan yang dibawa dan diembannya. Ia akan dapat mempengaruhi mereka dengan kalimat Thoyibbah, akhlak yang mulia dan terpuji atau perilaku ihsan.32 Sebagaimana berubahnya benih jika ada yang merawatnya sampai berbunga dan berbuah. 5) . Pendidikan dan pengajaran adalah medan dakwah.

  Para pendidik muslim, jihad anda dalam lingkup pengajaran dan pendidikan tidak kurang pentingnya dari jihad dengan meriam, senapan dan peluru kendali. Jihad anda dalam medan pengajaran dan pendidikan adalah untuk mendidik pemudi yang muslimah, mukminah yang komitmen, konsisten dan Ibid., him. J3.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP VIRUS DENGAN PERSEPSI SISWA TENTANG MASALAH AIDS PADA KELAS I SMUN I ARJASA JEMBER TAHUN PELAJARAN 1999/2000

0 4 13

UPAYA MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 45

View of PENGARUH PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH (PENELITIAN DI MTS AL-GHOZALI KAB. INDRAMAYU)

0 0 8

BAB IV HASIL PEI\IELITIAN - PENERAPAN METODE DISKUSI GROUP MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 19

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUIPENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 NAMBUHAN KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 15

1 HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI TENTANG LAYANAN ORIENTASI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMPN 18

0 0 11

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MI MUHAMMADIYAH 25 SURABAYA KELAS III, IV DAN V SKRIPSI

0 0 16

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

PENGARUH BERDO’A TERHADAP SIKAP OPTIMISME SISWA KELAS II SMAN 01 BOJA KAB. KENDAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 101

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK (STUDI KASUS DI MTS NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006) - Test Repository

0 2 85