BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu - UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KOMPETENSI DASAR MENCERITAKAN KISAH NABI MUSA AS DAN NABI ISA AS MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V SEMESTER GENAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Skripsi yang dibuat oleh Supriyanto dengan judul “upaya meningkatkan

  prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui metode snowball

  

throwing di SMP N 3 Kalibagor Banyumas”, skripsi tersebut menjelaskan

  bahwa prestasi belajar siswa dapat di tingkatkan dengan penggunaan metode snowball throwing. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata pre-test sebesar 66,5 meningkat menjadi 77,2 pada siklus 1, dan berubah menjadi 81,5 pada siklus II.

  Hasil skripsi karya Andriyati dengan judul “upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan melalui metode snowball throwing pada pokok bahasan kedaulatan rakyat di kelas VIII SMP Boedi Oetomo Cilacap tahun ajaran 2008-2009”, skripsi tersebut menjelaskan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat secara signifikan dengan mengunakan metode snowball throwing. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata pre-test sebesar 55,41 meningkat menjadi 70,69 pada siklus I, dan berubah menjadi 79,30 pada siklus II.

  Pada skripsi yang dibuat oleh Eko Indriyanto dengan judul “peningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar IPS materi menghargai peninggalan bersejarah melalui penerapan model kooperatif tipe snowball

  

throwing di kelas IV SD N 2 Pamijen”, skripsi tersebut menjelaskan bahwa

  dengan menggunakan snowball throwing motivasi belajar meningkat dan

  6 berimbas pada hasil prestasi belajar IPS dengan materi menghargai peninggalan sejarah meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil perolehan motivasi belajar pada siklus I dari angket dengan jumlah rata-ratanya 44.4 sedangkan prestasi ketuntasan belajar siswa mencapai 42,85%, sedangkan pada siklus II naik menjadi 81,74 untuk rata-rata motivasi belajar dan prestasi ketuntasan belajar siswa menjadi 85.71%.

  Perbedaan mendasar antara penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah terletak pada subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD N Karagklesem dan bidang studi penelitian atau mata pelajaran yang diteliti yaitu Pendidikan Agama Islam dengan kompetensi dasar menceritakan kisah nabi Musa AS dan nabi Isa AS.

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

  Menurut Yasa (2008:1) prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang dicapai individu setelah mengalami sebuah proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pengertian lain dari prestasi belajar yakni kemampuan memaksimalkan yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan.

  Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar Pendidikan Agama Islam merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik dari upaya perubahan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru sebagai bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam pendidikan, pengetahuan, dan nilai- nilai kecakapan.

  Menurut Djamarah (2002:142-171) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu antara lain:

  1. Faktor Lingkungan baik lingkungan alami (tempat tinggal siswa) maupun lingkungan sosial budaya. Tempat tinggal siswa yang utama adalah rumah, jika di dalam rumah atau anggota yang ada di dalam rumah tersebut mementingkan belajar maka fasilitas seperti lampu yang cukup terang untuk belajar maupun peralatan belajar akan terpenuhi secara baik. Anggota keluarga yang mementingkan situasi yang kondusif untuk belajar tidak akan dengan seenaknya menghidupkan televisi pada saat anak- anaknya belajar. Lingkungan sosial budaya juga turut mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa. Lingkungan sosial yang memiliki budaya membaca jauh lebih baik dari pada lingkungan sosial yang sama sekali tidak mementingkan membaca, hal ini juga berpengaruh pada kepedulian siswa terhadap informasi yang dapat berguna untuk perluasan pengetahuan yang dimilikinya.

2. Faktor Instrumental contohnya kurikulum, program, sarana dan guru.

  Kurikulum, program belajar, sarana dan prasarana belajar beserta guru merupakan hal yang saling berkaitan. Program belajar sebagai pelaksanaan kurikulum yang menyenangkan ditambah dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta disampaikan oleh guru yang menyenangkan akan menimbulkan motivasi ekstrinsik yang juga akan berpengaruh pada hasil belajar atau prestasi siswa.

  3. Kondisi Fisiologis merupakan kondisi fisik peserta didik baik panca indra, kondisi tinggi badan dan hal yang semisal. Kondisi fisik juga turut berpengaruh pada hasil belajar atau prestasi siswa, meskipun tidak bagi semua orang. Terkadang ada orang yang memiliki keterbatasan fisik namun justru karena itu ia memanfaatkan organ tubuhnya yang lain agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Tidak jarang pula mereka yang memiliki keterbatasan fisik jauh lebih bersemangat dibandingkan dengan yang memiliki kondisi fisik yang lengkap. Kekurangan pada kondisi fisiologis umumnya masih dapat ditanggulangi dengan memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya misalnya bagi siswa yang memiliki mata minus maka sebaiknya kita menempatkannya pada barisan depan sehingga dengan demikian siswa tersebut dapat melihat dengan jelas. Bagi siswa yang memiliki keterbatasan pada tinggi badan yang kurang maka sebaiknya kita menempatkan dibagian depan agar tidak terhalang oleh punggung temannya ketika melihat ke papan white board, demikian pula sebaliknya. Hal yang cukup sulit untuk ditanggulangi adalah kondisi fisik yang terkait dengan kurangnya atau terbatasnya kemampuan pendengaran, hal ini cukup mengganggu karena sebagian besar materi disampaikan secara lisan serta dengan pendengaran kosa kata yang baru akan lebih mudah untuk diserap. Keterbatasan seperti ini akan menghambat hasil belajar atau prestasi belajar siswa karena minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa yang akan berimbas pada terlambatnya pemahaman mengenai apa yang diajarkan oleh guru kepada siswa-siswanya.

  4. Kondisi Psikologis seperti minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif. Kondisi psikologis yang sehat dan prima akan membuat semangat belajar menjadi lebih baik dan hal tersebut akan berimbas pada hasil belajar atau prestasi belajar siswa menjadi baik. Siswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang baik namun tidak didukung dengan penghargaan pada bakat atau kemampuan yang dimiliki akan cenderung malas menunjukkan potensi dirinya padahal pada sebenarnya ia mampu. Kondisi psikologis yang lain adalah yang berkaitan dengan minat, jika seorang siswa tidak menaruh minat pada suatu mata pelajaran maka hal tersebut juga akan berimbas pada hasil belajar atau prestasi belajar yang kurang memuaskan. Hal tersebut juga akan berimbas pada tidak terpenuhinya nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang juga akan bermasalah bagi guru bidang studi tersebut. Hal dasar yang dapat dilakukan adalah merubah paradigma siswa mengenai hal yang kurang diminati tersebut, seberapapun buruknya pengetahuan tersebut akan berguna pada masa yang akan datang, selain itu guru bidang studi juga dapat memberikan motivasi ekstrinsik dengan penggunaan media maupun pujian bagi kemajuan siswa tersebut meskipun kemajuan yang dicapai hanya sedikit. Berdasarkan faktor-faktor yang telah dikemukaan diatas maka hendaknya masing-masing guru bidang studi dapat menciptakan situasi pembelajaran yang dapat diminati oleh setiap siswa agar pemahaman siswa terhadap materi dapat meningkat yang juga akan berimbas pada hasil belajar atau prestasi belajar siswa pada masing-masing bidang studi.

  C.

  

Kompetensi Dasar Menceritakan Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS

1.

  Kisah Nabi Musa AS Nabi Musa AS lahir di negara Mesir pada saat Fir’aun sedang berkuasa. Fir’aun adalah seorang raja yang sangat sombong dan kejam.

  Dia menganggap bahwa dirinya adalah Tuhan. Suatu hari Fir’aun bermimpi bahwa akan ada bayi laki-laki keturunan Bani Israil yang merebut kekuasaannya, Fir’aun takut kekuasaannya akan hilang maka pada saat itu diperintahkan kepada setiap Bani Israil untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.

  Ibu nabi Musa yang bernama Yukabad khawatir anaknya yang berusia 3 bulan akan di bunuh oleh tentara Fir’aun. Maka atas petunjuk Alloh ibu nabi Musa memasukkan Musa kedalam peti dan menghanyutkannya di sungai Nil. Peti yang terhanyut ditemukan oleh Asiyah, istri Fir’aun yang sedang mandi di sungai. Atas bujukan Asiyah, Fir’aun mengurungkan niatnya untuk membunuh bayi laki-laki tersebut.

  Musa kecil bahkan dirawat dan dididik dengan baik oleh Fir’aun dan istrinya. Musa yang pada waktu itu masih bayi sering menangis karena menginginkan air susu ibu. Banyak perempuan yang didatangkan untuk menyusui Musa kecil, namun Musa tidak mau menyusu, Atas ijin Alloh

  Musa kecil di pertemukan kembali dengan ibunya dan disusuinya oleh ibu kandungnya sendiri.

  Ketika berumur 18 tahun, Musa yang mulai beranjak dewasa melihat 2 orang yang sedang berkelahi. Satu dari Bani Israil dan satu lagi dari Bani Qibti (keturunan Fir’aun). Karena Musa dari keturunan Bani Israil maka dia membela kaumnya dan tidak sengaja membunuh orang Qibti tersebut. Musa menyesali perbuatannya dan memohon ampun kepada Allah, dan Allah pun mengampuninya.

  Mendengar berita itu Fir’aun memerintahkan tentaranya untuk menangkap dan membunuh Musa. Mengetahui hal itu Musa pergi meninggalkan Mesir dan pergi ke negeri Madyan. Disana Musa bertemu dengan nabi Syu’aib AS dan menceritakan kejadian tentang dirinya. Nabi Syu’aib pun melindungi Musa, kemudian Musa di nikahkan dengan salah satu putri Nabi Syu’aib, karena pada waktu itu Musa tidak memiliki apa- apa untuk mahar maka sebagai ganti mahar ia bekerja kepada nabi Syu’aib, Musa bekerja kepada nabi Syu’aib dengan cara menggembalakan ternak-ternaknya.

  Setelah 10 tahun di negeri Madyan, Musa AS berniat kembali ke Mesir bersama Istrinya, Ia pun meminta ijin kepada nabi Syu’aib AS untuk pergi ke Mesir. Setelah mendapat izin ditengah perjalanannya menuju mesir, tepatnya di bukit Tursina Musa menerima wahyu dan di angkat menjadi seorang rasul. Nabi Musa AS diperintahkan untuk memperingatkan Fir’aun agar kembali ke jalan yang benar.

  Karena keterbatasannya dalam kemampuan bicaranya nabi Musa AS memohon kepada Allah agar mengutus nabi Harun AS bersamanya.

  Nabi Musa AS menemui Fir’aun dan mengatakan bahwa dia adalah Rasul Allah dan mengajak Fir’aun untuk beriman kepada Allah, Fir’aun menantang nabi Musa AS agar menunjukan suatu mukjizat yang akan di tandingkan dengan para penyihir yang di miliki Fir’aun.

  Pada saat itu Fir’aun mengumpulkan para penyihir yang terkemuka di negeri Mesir untuk melawan nabi Musa AS, para penyihir melemparkan tali-temali yang seketika berubah menjadi ular kecil yang dengan cepat merayap ke arah nabi Musa AS. Nabi Musa AS di perintahkan oleh Allah untuk melemparkan tongkatnya yang seketika itu berubah menjadi ular besar yang memakan ular kecil milik para penyihir Fir’aun.

  Melihat kejadian itu, para penyihir takjub dan menyakini bahwa hal tersebut berasal dari Allah, mereka langsung menyatakan keimanannya kepada Allah dan mengakuinya bahwa nabi Musa AS adalah RasulNya. Dengan adanya peristiwa tersebut, Fir’aun semakin membenci nabi Musa AS dan memerintahkan tentaranya untuk mengejar dan membunuhnya.

  Saat Fir’aun dan bala tentaranya semakin mendekat dan dihadapan nabi Musa AS adalah Laut Merah, Allah memerintahkan nabi Musa AS untuk memukulkan tongkatnya ke laut merah tersebut. Atas izin Allah laut Merah tersebut terbelah dan berubah menjadi jalan yang besar untuk menyeberang nabi Musa AS. Nabi Musa AS dan pengikutnya menyeberang dengan selamat. Ketika Fir’aun dan pengikutnya mengejar dan menyeberang, atas ijin Allah laut merah menutup kembali. Fir’aun dan bala tentaranya tenggelam di laut merah tersebut.

  Rangkuman: a.

  Ibu nabi Musa AS bernama Yukabad.

  b.

  Nabi Musa AS dilahirkan dikota Mesir.

  c.

  Ketika masih bayi nabi Musa AS dihanyutkan di sungai Nil.

  d.

  Nabi Musa AS ketika masih kecil diasuh oleh Asiyah istri Fir’aun.

  e.

  Pada usia 18 tahun nabi Musa AS tidak sengaja membunuh salah satu orang dari Bani Qibthi (keturunan Fir’aun) karena membela salah seorang dari Bani Isroil, kemudian menyesal dan bertobat kepada Allah SWT.

  f.

  Nabi Musa AS mendapatkan wahyu pertama di bukit Tursina.

  g.

  Nabi Musa AS diangkat menjadi nabi pada usia 35 tahun.

  h.

  Nabi Musa AS menikah dengan putri nabi Syu’aib AS. i.

  Mahar yang diberikan nabi Musa AS untuk menikahi putri nabi Syu’aib adalah bekerja menggembalakan kambing selama 10 tahun. j.

  Mukjizat nabi Musa AS adalah dapat membelah laut dengan tongkat dan tangan kanannya mengeluarkan cahaya putih, serta tongkat yang berubah menjadi ular untuk melawan para tukang sihir yang dimiliki oleh raja Fir’aun. k.

  Fir’aun adalah seorang raja yang sombong dan kejam. l.

  Asiyah istri Fir’aun merupakan seorang wanita yang beriman, pada saat Fir’aun tahu bahwa Asiyah beriman kepada Allah SWT, Fir’aun memerintahkan pasukannya untuk mengikat Asiyah ditengah padang pasir yang panas hingga ia meninggal. m.

  Fir’aun mengaku sebagai Tuhan. n.

  Fir’aun meninggal karena ditenggelamkan oleh Allah SWT pada laut Merah.

2. Kisah Nabi Isa AS

  Nabi Isa AS adalah putra Maryam, seorang wanita dari keturunan Bani Israil yang shalihah. Setiap hari Maryam rajin beribadah kepada Allah dalam mihrabnya. Atas kehendak Allah pada suatu hari Maryam didatangi oleh malaikat yang diperintahkan Allah untuk memberi kabar bahwa ia akan mengandung seorang putra. Maryam terkejut dan bagaimana mungkin ia mengandung sedangkan ia belum menikah dan ia bukan seorang pezina, Malaikat Jibril menjelaskan bahwa itu adalah kehendak Allah, maka setelah itu Maryam menerimanya dengan ikhlas.

  Saat kandungannya semakin membesar, Maryam pergi meninggalkan tempat tinggalnya. Di bawah pohon kurma, Maryam melahirkan putranya yang bernama Isa yang kelak akan menjadi seorang nabi. Maryam merasakan lapar dan haus, dan Allah memberikan ilham agar Maryam menggoyangkan pangkal pohon kurma tempatnya berteduh, atas izin Allah pohon kurma tersebut menjatuhkan buahnya, kemudian Maryam memakan kurma yang terjatuh.

  Peristiwa kelahiran nabi Isa AS ternyata diketahui oleh para penduduk. Mereka menuduh Maryam telah melakukan perbuatan dosa. Maryam hanya terdiam dan memberikan isyarat agar menanyakan hal tersebut kepada bayi yang baru dilahirkannya. Mereka mengejek apakah mereka gila berbicara dengan bayi yang masih dalam ayunan. Atas izin Allah nabi Isa yang saat itu masih bayi berbicara dan membela ibunya bahwa ia tidak bersalah dan menjelaskan bahwa dia adalah utusan Allah.

  Pada usia 12 tahun, nabi Isa sangat giat menuntut ilmu di Baitul Makdis. Nabi Isa juga dikenal sebagai pribadi yang pemberani dalam membela kebenaran dan tidak mau tunduk pada kejahatan.

  Nabi Isa mengumumkan kerasulannya pada usia 30 tahun di bukit zaitun. Saat itu ajaran Bani Israil telah menyimpang jauh dari ajaran nabi Musa AS. Para pemimpin Bani Israil menuntut nabi Isa AS menunjukkan mukjizatnya sebagai bukti bahwa ia adalah seorang nabi. Beberapa mukjizat nabi Isa AS antara lain: dapat menghidupkan orang mati atas izin Allah, menyembuhkan penyakit atas izin Allah, dan mukjizat berupa kitab Injil. Dengan mukjizat tersebut dalam waktu singkat nabi Isa AS memperoleh banyak pengikut, pengikut nabi Isa AS yang sangat setia mendampingi dakwah beliau bernama Al-Hawariyyun. Pada suatu musim paceklik Al-Hawariyyun meminta agar Nabi Isa AS berdoa dan meminta agar Allah menurunkan makanan dari langit, Allah mengabulkan doa Nabi Isa AS, hal tersebut menambah keimanan para pengikut nabi Isa AS.

  Karena merasa kehilangan pengaruhnya, pemimpin Bani Israil memfitnah nabi Isa AS dan mengatakan bahwa nabi Isa AS memberontak pemerintah Romawi. Mendengar berita itu raja Romawi memerintahkan tentaranya untuk mengepung tempat tinggal nabi Isa AS dan para pengikutnya. Sebenarnya tentara Romawi tidak mengetahui tempat tinggal nabi Isa AS namun ada seorang pengikut Nabi Isa AS yang bernama Yudas berkhianat dan memberitahukan dimana tempat tinggal nabi Isa AS.

  Allah menyerupakan wajah yudas dengan nabi Isa AS hingga tentara Romawi mengira bahwa Yudas itu adalah Nabi Isa AS.

  Allah mengangkat nabi Isa AS ke langit dunia dan akan menurunkannya kembali saat menjelang hari kiamat untuk membunuh dajjal. Akhirnya tentara Romawi menangkap dan menyalib Yudas yang di sangka nabi Isa AS. Sementara itu pengikut nabi Isa masih mengajarkan ajaran nabi Isa AS secara sembunyi-sembunyi. Rangkuman: a.

  Ibu nabi Isa AS adalah Maryam.

  b.

  Maryam adalah wanita yang sholehah putri Imran.

  c.

  Sejak kecil Maryam diasuh oleh Zakariya dan Maryam selalu tinggal di Baitul Makdis.

  d.

  Maryam hamil tanpa menikah atas ijin Allah.

  e.

  Mukjizat nabi Isa AS adalah dapat berbicara waktu bayi, atas ijin Allah dapat membuat burung dari tanah liat dan menurunkan makanan.

  f.

  Nabi Isa AS memperoleh wahyu pertamanya pada usia 30 tahun dan diangkat menjadi nabi diatas bukit Zaitun.

  g.

  Nabi Isa AS lahir di Bethlehem. h.

  Nabi Isa AS mempunyai murid-murid yang sangat setia yang dinamai Al-Hawariyyun . i.

  Yudas merupakan salah satu murid nabi Isa AS yang berkhianat yang kemudian Allah menyerupakan wajahnya dengan nabi Isa AS yang menyebabkan tentara Romawi menangkapnya dan menyalibnya karena mengira bahwa Yudas adalah nabi Isa AS.

D. Metode Snowball Throwing

  Metode Snowball Throwing merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk memberikan pemahaman terhadap materi yang sulit dan dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa terhadap materi tersebut. Menurut Nanang (2010: 49) langkah-langkah yang di lakukan dalam metode Snowball

  Throwing adalah sebagai berikut: 1.

  Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan secara singkat pada kelas umum atau semua anak mendengarkan dengan seksama pada masing-masing tempat duduknya.

  2. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil setiap ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi yang telah disampaikan.

  3. Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing – masing, kemudian menyampaikan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.

  4. Kemudian masing – masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok.

  5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut kemudian dibuat seperti bola dan dilempar kurang lebih 15 menit.

  6. Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

  7. Evaluasi dengan menggunakan soal dibuat oleh guru bidang studi.

  8. Penutup.

  Pendapat yang serupa disampaikan oleh Tukiran (2011: 109) yang menyatakan bahwa langkah-langkah metode Snowball Throwing adalah sebagai berikut: 1.

  Guru menyampaikan materi yang akan disajikan secara umum guna didengarkan oleh masing-masing siswa.

  2. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil setiap ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi secara ulang.

  3. Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing – masing, untuk menyampaikan materi yang di sampaikan oleh guru.

  4. Kemudian masing – masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

  5. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 15 menit.

  6. Setelah masing-masing siswa dapat satu bola, mereka dipersilakan untuk menjawab pertanyaan secara bergantian.

  7. Evaluasi dilakukan dengan memberikan soal yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa.

  8. Penutup