Pengaruh penambahan virgin coconut oil [VCO] pada perasan buah makuto dewo [Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.] pada mencit betina terinduksi parasetamol : kajian terhadap efek hepatoprotektif - USD Repository

PENGARUH PENAMBAHAN

  

PERASAN BUAH MAKUTO DEWO ( Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl)

PADA MENCIT BETINA TERINDUKSI PARASETAMOL

: KAJIAN TERHADAP EFEK HEPATOPROTEKTIF

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  T. Punto Wibi Kurniawan NIM : 038114060

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Untuk segala sesuatu ada masanya, Untuk apapun di bawah langit ada waktunya (Pengkhotbah 3:1)

  Tak kan ada musik, bila tiada nada Tak kan ada sinar, bila tiada mentari Tak kan ada bintang, bila tiada malam Tak kan ada hujan, bila tiada air Tak kan ada kasih, bila tiada hati Tak kan ada persahabatan, bila tiada saling mengenal Tak kan ada asa, bila tiada usaha Tak kan ada keberhasilan, bila tiada kerja keras dan pengorbanan

Jadilah bintang bagi dirimu sendiri dan bagi orang lain

  Sebuah Karya Kecil yang jauh dari Sempurna ini Kupersembahkan ‘untuk.....

  J es us , my Lor d Bunda y ang t ak ber noda Bapak dan I bu t er k as i h

  Adi k k u Ty as Ci nt ak u

  Sahabat - s ahabat k u Al mamat er t er c i nt a

  

PRAKATA

  Puji syukur ke hadirat Bapa di Surga atas limpahan berkat, rahmat dan terang Roh Kudus-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Penambahan Virgin Coconut Oil (VCO) pada Perasan Buah Makuto Dewo (Phaleria macrocarpa (Scheef.) Boerl) pada Mencit Betina Terinduksi Parasetamol : Kajian terhadap Efek Hepatoprotektif.

  Selama pelaksanan penelitian hingga penyusunan skripsi, penulis memperoleh banyak bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

  1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Yosef Wijoyo, M.Si, Apt.. selaku dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah memberikan bantuan berupa saran, kritik, serta dorongan sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. 3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi skripsi ini.

  4. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi skripsi ini.

  5. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

  6. Dian Tjahjojomoeljo, Balai Besar Veteriner Yogyakarta, atas bantuan pembuatan preparat histopatologi sel hati.

  7. drh. Bambang Sutrisno, MP. , Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada atas pembacaan preparat histopatologi sel hati.

  8. Bapak Subiyartono, Ibu Tri Purwiyanti serta adikku Agnes Deta Waluyaningtyas yang telah memberiku kepercayaan dan dukungan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

  9. Bernadeta Mirmayanti, terimakasih buat semangat dan dorongan selama pengerjaan skripsi ini.

  10. Rekan kerjaku, Vera Rosiana dan Madya Surya P. Terima kasih atas semua pengalaman tak terlupakan yang telah kita alami bersama di laboratorium.

  11. Teman- teman seperjuangan di laboratorium Farmakologi, Shanti, Fani, Syue, Tata, Surya, Angga, Gallaeh, terimakasih atas canda dan tawa penghilang kejenuhan selama bekerja di laboratorium.

  12. Sahabat-sahabatku Rinto, Tina, Pradnya Ratih, K. Ratih, Julia, Sekar, Ari, Esti untuk waktu mendengarkan cerita-ceritaku.

  13. Temen “Wisma Jago” Bayu, Feri, Sutaman, Seno, Doni, Yoyo, Frans atas kebersamaan yang telah aku alami.

  14. Temen-temen KKN-ku Runee, Haksi, Linda, Via, Rani, Leni, Budi, mas Taji, Yogi untuk sekelumit kisah indah bersama kalian.

  15. Temen-temen kelas B, terutama kelompok C untuk canda, kebersaman, dan dukungannya selama ini.

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.

  Yogyakarta, Maret 2007 Penulis

  

INTISARI

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah penambahan VCO pada perasan buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) dapat meningkatkan efek hepatoprotektif dari makuto dewo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

  Pada penelitian ini digunakan 55 ekor mencit betina yang dibagi secara acak dalam 11 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor. Kelompok I merupakan kontrol positif parasetamol dosis 250 mg/kgBB. Kelompok II merupakan kontrol negatif CMC Na. Kelompok III merupakan kontrol makuto dewo. Kelompok

  IV merupakan kontrol VCO. Kelompok V – XI merupakan kelompok perlakuan perasan buah makuto dewo yang dicampur VCO dengan perbandingan 0:1; 1:¼; 1:½; 1:1; 1:2; 1:4; dan 1:0 selama 6 hari berturut-turut. Pada hari ke-7, setiap mencit dalam tiap kelompok diberi parasetamol dan 24 jam kemudian diambil darahnya lewat sinus orbitalis untuk diuji aktivitas ALT serum secara spektrofotometri. Setelah pengambilan darah, masing-masing mencit diambil hatinya untuk pembuatan preparat histopatologi sel hati.

  Analisis hasil dalam penelitian ini menggunakan tata cara analisis pola searah (ANOVA one way) dilanjutkan dengan pengujian LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Data kerusakan organ dianalisis secara statistik mengikuti tata cara analisis non parametik Krukal-Wallis dengan diikuti analisis Mann-Whitney. Perbedaan masing-masing kelompok bisa dikatakan memiliki makna apabila nilai p<0,05. Hasil penelitian yang diperoleh berupa persentase efek hepatoprotektif perasan daging buah makuto dewo dan Virgin Coconut Oil dengan perbandingan 1:1/4; 1:1/2; 1:1; 1:2; 1:4; 1:0 dan 0:1 berturut-turut sebesar 50,29%; 38,17%; 36,29%; 45,41%; 93,63%; 46,36%; dan 58,53 %.

  Kata kunci : makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl), Virgin Coconut (VCO), hepatoprotektif,.

  Oil

  

ABSTRACT

  The purpose of this recent study is to know whether adding Virgin Coconut Oil (VCO) to makuto dewo would increase hepathoprotective effect of makuto dewo. This recent study is a pure experimental study with simple randomize design.

  The research use 55 female rats divided into 11 groups consist of 5 rats for each group. Group I (positive control) was given paracetamol dose 250 mg/kgBB and group II (negative control) was given CMC Na. Group III is makuto dewo control and group IV is VCO control. Group V – XI were treated by combination of makuto dewo’s squeezed and VCO with comparison 0:1; 1:¼; 1:½; 1:1; 1:2; 1:4; 1:0 during 6

  th th

  days, followed by paracetamol treated on 7 day. After 24 hours, the rats blood were taken from eye orbitalis sinus to measure the ALT-activity level by spectrophotometric method. Beside that, liver from rats was taken to known injured liver cell intensity by histopathology.

  The percentages of hepathoprotective effect was analyzed statistically with one way ANOVA, continued by LSD test with 95% confidence level. The injured of liver cell was analyzed with Kruskal-Wallis non-parametric test, continued by Mann- Whitney test. The result showed that the percentages of hepathoprotective effect from combination squeezed of makuto dewo and VCO with comparison 1:1/4; 1:1/2; 1:1; 1:2; 1:4; 1:0; and 0:1 respectively 50,29%; 38,17%; 36,29%; 45,41%; 93,63%; 46,36%; dan 58,53 %.

  

Key words : makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl), Virgin Coconut Oil

(VCO), hepathoprotective.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PRAKATA .................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... viii

  INTISARI ..................................................................................................... ix .................................................................................................... x

  ABSTRACT

  DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix BAB I PENGANTAR ..................................................................................

  1 A. Latar Belakang .........................................................................................

  1 1. Permasalahan ........................................................................................

  2 2. Keaslian Penelitian ...............................................................................

  3 3. Manfaat Penelitian ...............................................................................

  4 B. Tujuan Penelitian ......................................................................................

  4

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...........................................................

  14 G. Hipotesis ..................................................................................................

  18 F. Tata cara Penelitian ..................................................................................

  17 E. Alat-alat penelitian ..................................................................................

  17 D. Bahan-bahan Penelitian ...........................................................................

  16 C. Definisi Operasional ................................................................................

  16 2. Variabel pengacau terkendali ..............................................................

  16 1. Variabel penelitian utama ....................................................................

  16 B. Variabel ...................................................................................................

  16 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..............................................................

  14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................

  12 F. Landasan teori ..........................................................................................

  6 A. Tanaman Makuto Dewo ...........................................................................

  11 E. Parasetamol ..............................................................................................

  9 D. Kriteria Obat Hepatitis ............................................................................

  8 C. Patogenesis Hepatitis ...............................................................................

  8 B. Virgin Coconut Oil (VCO) ......................................................................

  8 5. Khasiat dan kegunaan ..........................................................................

  6 4. Kandungan ...........................................................................................

  6 3. Morfologi .............................................................................................

  6 2. Nama daerah ........................................................................................

  6 1. Sistematika ..........................................................................................

  19

  1. Determinasi tanaman ...........................................................................

  19 2. Pembuatan bahan uji ...........................................................................

  19 3. Perlakuan hewan uji ............................................................................

  20 G. Analisis Hasil ..........................................................................................

  23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................

  25 A. Determinasi Tanaman .............................................................................

  25 B. Pembuatan Larutan Uji ............................................................................

  26 1. Pembuatan perasan daging buah makuto dewo ...................................

  26 2. Pembuatan canpuran perasan buah makuto dewo dengan VCO .........

  26 C. Uji Pendahuluan ......................................................................................

  26 1. Penetapan dosis toksik parasetamol ....................................................

  27 2. Penetapan waktu pengambilan darah ..................................................

  30 D. Aktivitas ALT Serum dan Gambaran Histopatologi Sel Hati Mencit akibat Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) pada perasan Buah Makuto Dewo dan Parasetamol Dosis Hepatotoksik ............................................

  32 1. Kontrol positif dosis hepatotoksik parasetamol ..................................

  39 2. Kontrol negatif CMC Na .....................................................................

  41 3. Kontrol perasan buah makuto dewo ....................................................

  42 4. Kontrol Virgin Coconut Oil (VCO) .....................................................

  43 5. Kelompok Perlakuan ...........................................................................

  45 E. Berat Hati Relatif .....................................................................................

  56 F. Rangkuman Hasil .....................................................................................

  57

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

  60 A. Kesimpulan .............................................................................................

  60 B. Saran ........................................................................................................

  60 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  61 LAMPIRAN .................................................................................................

  64

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I Analisis Aktivitas ALT .................................................................... 21 Tabel II Data Aktivitas ALT Serum akibat Pemberian Parasetamol Dosis

  225, 250, 275, 300 mg/kgBB pada jam ke-24 ............................... 27 Tabel III Aktivitas ALT Serum Pemberian Parasetamol Dosis 225, 250, 275 mg/kgBB pada Jam ke 24 berdasarkan uji LSD ............................ 28 Tabel IV Aktivitas ALT Serum setelah Pemberian Parasetamol Dosis 250 mg/kgBB pada jam ke 24, 48, dan 72 ............................................ 31 Tabel V Pengaruh Praperlakuan Kombinasi Virgin Coconut Oil pada

  Perasan Buah Makuto Dewo Selama 6 Hari Berturut-turut terhadap Parasetamol Dosis 250 mg/KgBB dengan Pejanan 24 jam ........... 33

  Tabel VI Data Hasil Skoring dan Persen Angka Perlindungan Hati Praperlakuan Kombinasi Virgin Coconut Oil dengan Perasan

  Buah Makuto Dewo selama 6 Hari Berturut-turut dan Parasetamol pada Hari ke-7 ........................................................... 36

  Tabel VII Data Hasil Skoring yang Dianalisis dengan Uji Non-Parametrik Mann-Whitney ...............................................................................

  38 Tabel VIII Rata-rata ± SE Berat Hati Relatif Mencit Betina Terinduksi Parasetamol setelah Praperlakuan kombinasi Virgin Coconut Oil dengan Perasan Buah Makuto Dewo selama 6 Hari Berturut-turut dan Parasetamol pada Hari ke-7 ..................................................... 57

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1 Mekanisme Cedera Hati Oleh Parasetamol ............................

  13 Gambar 2 Diagram aktivitas ALT Serum pada Pemberian Parasetamol Dosis 225, 250, 275 mg/kgBB ...............................................

  28 Gambar 3 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian parasetamol dosis 225 mg/kgBB ................................................................

  29 Gambar 4 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian parasetamol dosis 250 mg/kgBB .................................................................

  29 Gambar 5 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian parasetamol dosis 275 mg/kgBB ................................................................

  30 Gambar 6 Diagram aktivitas ALT Serum pada Pemberian Parasetamol jam ke-24, 48, dan 72 .............................................................

  31 Gambar 7 Diagram Aktivitas ALT Serum pada Kelompok Perlakuan ...

  34 Gambar 8 Diagram % Efek Hepatoprotektif Pada Kelompok Perlakuan

  35 Gambar 9 Diagram % Perlindungan Hati Pada Kelompok Perlakuan.....

  37 Gambar 10 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian parasetamol dosis 250 mg/kgBB .................................................................

  40 Gambar 11 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian CMC Na ............

  42 Gambar 12 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian perasan buah makuto dewo ..........................................................................

  43 Gambar 13 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian Virgin Coconut Oil

  selama 6 hari berturut-turut ...................................................

  44 Gambar 14 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian kombinasi Perasan Buah Makuto Dewo dan Virgin Coconut Oil dengan perbandingan 1:1/4 selama 6 hari Berturut-turut + Parasetamol pada Hari ke-7 ........................................................................

  46 Gambar 15 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian kombinasi Perasan Buah Makuto Dewo dan Virgin Coconut Oil dengan perbandingan 1:1/2 selama 6 hari Berturut-turut + Parasetamol pada Hari ke-7 ........................................................................

  48 Gambar 16 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian kombinasi Perasan Buah Makuto Dewo dan Virgin Coconut Oil dengan perbandingan 1:1 selama 6 hari Berturut-turut + Parasetamol pada Hari ke-7 ........................................................................

  50 Gambar 17 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian kombinasi Perasan Buah Makuto Dewo dan Virgin Coconut Oil dengan perbandingan 1:2 selama 6 hari Berturut-turut + Parasetamol pada Hari ke-7 ........................................................................

  51 Gambar 18 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian kombinasi Perasan Buah Makuto Dewo dan Virgin Coconut Oil dengan perbandingan 1:4 selama 6 hari Berturut-turut + Parasetamol pada Hari ke-7 ........................................................................

  53 Gambar 19 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian Perasan Buah

  Makuto Dewo selama 6 hari Berturut-turut + Parasetamol pada Hari ke-7 ........................................................................

  54 Gambar 20 Fotomikroskopi sel hati setelah pemberian Virgin Coconut Oil selama 6 hari Berturut-turut + Parasetamol pada Hari ke-7 ...

  56

  DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Foto Buah Makuto Dewo .......................................................

  64 Lampiran 2 Foto Hasil Perasan Buah Makuto Dewo ................................

  65 Lampiran 3 Foto Virgin Coconut Oil (VCO) .............................................

  66 Lampiran 4 Foto Mikrolab 200 ..................................................................

  67 Lampiran 5 Foto Homogenizer ..................................................................

  68 Lampiran 6 Surat Pengesahan Determinasi ...............................................

  69 Lampiran 7 Data Skoring Kerusakan Hati .................................................

  70 Lampiran 8 Data Perubahan Berat Badan Mencit .....................................

  72 Lampiran 9 Data Nilai Aktivitas ALT Serum dan Berat Hati setelah Perlakuan ................................................................................

  74 Lampiran 10 Data Persentase Efek Hepatoprotektif ....................................

  76 Lampiran 11 Hasil Analisis Uji Kolmogorov Smirnov dan Hasil Analisis One way ANOVA pada Penetapan Dosis Hepatotoksik Parasetamol ............................................................................

  77 Lampiran 12 Hasil Analisis Uji Kolmogorov Smirnov dan Hasil Analisis One way ANOVA pada Penetapan Waktu Pengambilan Darah ......................................................................................

  79 Lampiran 13 Hasil Analisis Uji Kolmogorov Smirnov dan Hasil Analisis One way ANOVA pada Aktivitas ALT Serum setelah Perlakuan ................................................................................

  81

  Lampiran 14 Hasil Analisis Kruskal Wallis dan Hasil Analisis Mann-Whitney pada Skoring Kerusakan Sel Hati ................

  85 Lampiran 15 Hasil Analisis Uji Kolmogorov Smirnov dan Hasil Analisis One way ANOVA pada Berat Hati Relatif .............................

  87

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kerusakan hati dapat disebabkan oleh mikroorganisme maupun senyawa

  kimia seperti obat-obatan. Kasus kerusakan hati yang disebabkan oleh obat memiliki presentase kurang lebih dua persen dari seluruh kasus penyakit hati. Meskipun angka tersebut relatif kecil, namun memiliki dampak yang besar bagi berbagai fungsi hati, sehingga memungkinkan berkembangnya komplikasi penyakit serta kesulitan penanganannya (Donatus, 1992).

  Pengobatan untuk penyakit hati seperti sirosis, degenerasi melemak maupun hepatitis kronis menimbulkan banyak problema. Obat-obat yang biasa digunakan pada penyakit ini seperti interferon, ribavirin, penisalamin serta golongan kortikosteroid, lebih banyak menimbulkan efek samping dibandingkan manfaatnya (Luper, 1998). Berdasarkan kenyataan di atas, pasien hepatitis memerlukan pengobatan efektif yang mampu meminimalkan resiko efek samping maupun efek toksik dengan harga obat yang relatif terjangkau. Adanya harapan di atas menyebabkan banyak orang melihat kembali penggunaan tanaman obat yang telah digunakan secara turun-temurun (Luper, 1998).

  Berdasarkan penelitian (Sisilia, 2001; Linawati, 2002; Wijayanti, 2002; Hariyanto, 2003; Prasetia, 2003; Yudanti, 2005; Purwandani, 2005) telah dibuktikan bahwa buah makuto dewo dapat berkhasiat sebagai hepatoprotektif.

  Sekitar tiga setengah tahun yang lalu istilah Virgin Coconut Oil masih terasa asing di negeri ini. Namun memasuki awal pertengahan 2005 wacana mengenai Virgin Coconut Oil mulai berkembang. Virgin Coconut Oil memiliki beberapa manfaat, diantaranya mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza, hepatitis C, cacar air, herpes, memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah, membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan diabetes, berfungsi sebagai antioksidan pelindung, dan membantu mencegah sakit liver (Faris, 2005).

  Hingga saat ini belum ada obat spesifik untuk mengatasi hepatitis. Kelangkaan obat hepatitis mungkin terkait dengan kerumitan sasaran terapi maupun syarat obat idealnya. Sasaran terapi hepatitis dapat dikaji dari efek kuratif, preventif dan suportif (Donatus, 1992).

  Melihat kenyataan bahwa buah makuto dewo dapat sebagai hepatoprotektor serta adanya fakta empiris bahwa Virgin Coconut Oil dapat digunakan untuk mengobati hepatitis maka muncul gagasan untuk menambahkan Virgin Coconut Oil dalam air perasan buah makuto dewo untuk mendapatkan obat hepatitis yang ideal sebagai hepatoprotektor.

1. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut ini : a. Apakah efek hepatoprotektif penambahan Virgin Coconut Oil pada perasan daging buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) lebih efektif dibandingkan efek hepatoprotektif dari makuto dewo? b. Berapakah besar penambahan Virgin Coconut Oil pada perasan daging buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) yang efektif dalam memberikan efek hepatoprotektif? 2.

   Keaslian penelitian

  Penelitian efek hepatoprotektif penambahan Virgin Coconut Oil pada perasan daging buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) pada mencit betina terinduksi parasetamol belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan yaitu : a. Efek Hepatoprotektif Air Perasan Buah Makuto Dewo (Phaleria macrocarpa

  (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol oleh Sisilia (2001).

  b. Efek Hepatoprotektif Air Perasan Buah Makuto Dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Jantan Terinduksi CCl

  4 oleh Wijayanti (2002).

  c. Efek Hepatoprotektif Infusa Daging Buah Makuto Dewo (Phaleria

  macrocarpa

  (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Jantan Terinduksi CCl

  4

  oleh Linawati (2002).

  d. Efek Hepatoprotektif Infusa Simplisia Daging Buah Makuto Dewo (Phaleria

  macrocarpa (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol oleh Prasetia (2003).

  e. Efek Hepatoprotektif Infusa Simplisia Daging Buah Makuto Dewo (Phaleria

  macrocarpa (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Jantan Terinduksi Karbontetraklorida oleh Hariyanto (2003). f. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol Daging Buah Makuto Dewo (Phaleria

  

macrocarpa (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Jantan Terinduksi CCl

4 oleh Yudanti (2005).

  g. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol Daging Buah Makuto Dewo ((Phaleria (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol

  macrocarpa oleh Purwandani (2005).

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu kefarmasian serta pengetahuan tentang khasiat penambahan Virgin Coconut

  Oil pada perasan buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) sebagai obat hepatitis.

  b. Manfaat praktis Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kebenaran, keefektifan efek hepatoprotektif dari penambahan Virgin Coconut

  Oil pada perasan buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.).

  B.

  

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan keefektifan penambahan Virgin

  Coconut Oil pada perasan daging buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) sebagai obat hepatitis akut.

2. Tujuan khusus

  Penelitian ini dikerjakan bertujuan untuk mendapatkan bukti bahwa penambahan Virgin Coconut Oil pada perasan daging buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) dapat memberikan efek hepatoprotektif yang lebih efektif dibandingkan efek hepatoprotektif dari buah makuto dewo itu sendiri.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Makuto Dewo 1. Sistematika Kedudukan tanaman makuto dewo dalam sistematika tumbuhan: Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Anak kelas : Rosidae Bangsa : Malvales Suku : Thymelaeaceae Marga : Phaleria Jack Jenis : Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.

  (Backer dan Bukhuizen van den Brink, 1963) 2.

   Nama Daerah

  Nama daerahnya adalah Makuto dewo (Jawa), Makuto rojo (Jawa), Makuto ratu (Jawa), Raja obat (Banten), Simalakama (Jawa), Mahkota dewa (Indonesia) (Harmanto, 2001) atau Simalakama (Sumatera/ Melayu) (Winarto, 2005).

3. Morfologi

  Tanaman makuto dewo merupakan tanaman herba tinggi dengan tinggi kira- kira mencapai 5 meter. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1000 meter dpl (Anonim, 2000). Tanaman ini terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akar berupa akar tunggang. Akar ini belum terbukti bisa digunakan untuk pengobatan (Harmanto, 2001).

  Batang terdiri dari kulit dan kayu. Kulitnya berwarna coklat kehijauan, sementara kayunya berwarna putih dan batangnya bergetah. Diameternya mencapai 15 cm. Percabangan batang cukup banyak dan batang ini secara empiris terbukti bisa mengobati penyakit kanker tulang (Harmanto, 2001).

  Daun makuto dewo merupakan daun tunggal, berhadapan, bangun daun memanjang, tepi rata, ujung daun meruncing, warna hijau tua, permukaan atas daun mengkilat, permukaan bawah daun suram, pertulangan daun menyirip, urat daun agak menonjol, tersusun agak rapat melengkung ke atas, tangkai daun kurang dari 1 cm (Backer dan Bukhuizen van den Brink, 1963).

  Bunga makuto dewo merupakan bunga majemuk panjang dengan anak bunga 2 sampai 4 tanpa tangkai, daun tenda bunga berjumlah 4 berlekatan membentuk tabung, tenda bunga berwarna putih dengan bagian pangkalnya berwarna hijau, bagian ujung dari tenda berbelah 4, panjang sekitar 1,5 sampai 2 cm, bunga sempurna (berkelamin dua), benang sari dua kali jumlah tenda bunga dalam dua lingkaran panjang dan pendek, tangkai sari yang panjang melekat pada bagian tengah daun tenda bunga dan yang pendek diantara daun tenda bunga, tangkai putih bulat panjang setinggi tenda bunga, bakal buah dapat menumpang (Backer dan Bukhuizen van den Brink, 1963).

  Buah makuto dewo merupakan buah batu, berdaging dengan daun buah berserat, permukaan licin dan mengkilat, buah muda berwarna hijau, buah masak berwarna merah cerah, ukuran diameternya lebih dari 1,5 cm dan bentuk buah bulat (Backer dan Bukhuizen van den Brink, 1963).

  4. Kandungan

  Zat aktif yang terkandung di dalam daun dan kulit buah antara lain alkaloid, terpenoid, saponin, dan senyawa resin. Pada daun diketahui terkandung lignan (polifenol), sedangkan pada kulit buah terkandung zat flavonoid (Winarto, 2005).

  5. Khasiat dan kegunaan

  Tanaman makuto dewo dapat menyembuhkan penyakit seperti lever, kanker, jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, ginjal, tekanan darah tinggi, lemah syahwat, dan ketagihan narkoba. Makuto dewo dapat juga digunakan sebagai obat luar seperti eksem, jerawat, dan luka gigitan serangga.

  Pengolahannya biasanya dengan cara direbus dan diperas (Harmanto, 2001).

  Buah makuto dewo yang dikeringkan dikonsumsi sebagai obat ginjal dan kanker (Anonim, 2000). Daun dan kulit buah segar ataupun yang telah dikeringkan berkhasiat mengobati penyakit disentri, eksem kulit, dan anti tumor. ( Anonim, 2000).

  B.

  

Virgin Coconut Oil (VCO)

  Minyak kelapa murni (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa (Cocos nucifera) famili Arecaceae (Palmae). Komponen minyak kelapa terdiri dari asam lemak jenuh (90%) dan lemak tak jenuh (10%). Tingginya kandungan asam lemak jenuh menjadikan minyak kelapa sebagai sumber saturated

  fat (Sutarmi dan Rozaline, 2005).

  Minyak kelapa murni, yang mengandung asam laurat hingga 53%, di dalam tubuh mampu menghadirkan monolaurin yang bersifat antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa. Monolaurin adalah senyawa monogliserida yang dapat menanggulangi serangan virus seperti virus penyebab AIDS, herpes, hepatitis, dan berbagai bakteri patogen (Enig, 2002).

  Asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek, seperti asam kaprat, kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam minyak kelapa murni dapat berperan positif dalam proses pembakaran nutrisi makanan menjadi energi. Fungsi lain dari zat ini, antara lain sebagai antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa (Sutarmi dan Rozaline, 2005).

C. Patogenesis Hepatitis

  Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan merupakan salah satu organ yang penting. Hati berperan dalam hampir setiap fungsi metabolisme pada tubuh, khususnya bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas. Beberapa peranan hati dalam proses fisiologis vital pada tubuh, antara lain : (1) sintesis protein, misalnya albumin; (2) sintesis lemak, tempat penyimpanan lemak, glikogen serta vitamin larut lemak (A, D, E, K); (3) tempat metabolisme lemak dan asam amino; (4) detoksifikasi senyawa beracun dalam tubuh (Wijoyo, 2003).

  Mengingat pentingnya fungsi hati bagi kelangsungan hidup, sudah sepantasnya diberikan perhatian terhadap penanggulangan penyakit pada hati, di antaranya hepatitis akut dan kronis yang merupakan penyakit endemis di Indonesia (Hadi, 1997). Penyakit ini tidak hanya mengancam Indonesia, tetapi menurut prediksi WHO saat ini terdapat 170 juta penderita hepatitis (tipe C) di dunia. Di Amerika Serikat terdapat lebih kurang 4 juta penderita dengan angka kematian 8.000-10.000 per tahun. Diperkirakan angka kematian ini akan meningkat 3 kali lipat pada tahun 2010, mengingat hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, yang mempunyai masa laten 20-30 tahun (Lyn Patrick, 1999).

  Hepatitis A Virus (HAV) merupakan anggota famili pikornavirus.. Cara

  penularan penyakit ini adalah melalui jalan tinja-mulut dan melalui kontak pribadi yang erat. Penyakit klinis sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda, dengan angka tertinggi antara umur 15 sampai 30 tahun (Jawetz dkk.,1996)

  (HBV) diklasifikasikan sebagai hepadnavirus. HBV

  Hepatitis B Virus

  menimbulkan infeksi kronik, khususnya pada mereka yang terinfeksi ketika bayi, dimana ini merupakan faktor utama dalam perkembangan penyakit hati dan karsinoma hepatoseluler pada orang-orang tersebut (Jawetz dkk., 1996).

  Hepatitis C Virus (HCV), tergolong virus RNA yang paling sering

  mengalami mutasi. Hasil mutasinya disebut sebagai quasi species, di mana tubuh hanya mampu sedikit menghasilkan antibodi untuk menangkalnya (Lyn Patrick, 1999). Adanya infeksi HCV akan mengganggu keseimbangan imunitas selular dan humoral (Castell dkk., 1996; Lyn Patrick, 1999). Akibatnya T Helper 2 (TH2) akan menjadi lebih dominan, sehingga terjadi sekresi interleukin (IL)-4; IL-6 dan IL-10 yang akan menimbulkan overproduksi dari TNF-alfa, lebih jauh menyebabkan inflamasi dan menekan produksi IL-2 dan IFN-gamma pada T Helper 1 (TH1). Padahal dalam kondisi normal sel TH1 akan menstimulasi transformasi CD+8

  

suppresor cell menjadi active natural killer (NK) cell, yang secara langsung akan menginaktivasi virus. Dengan demikian, pada pasien hepatitis C, produksi NK cell akan mengalami penurunan (lebih kurang 50%), sehingga infeksi HCV tidak dapat ditanggulangi oleh tubuh (Lyn Patrick, 1999). Penelitian Gong dkk. (2001) memperkuat pendapat tentang mekanisme tersebut dan memberikan informasi bahwa setelah HCV masuk ke tubuh akan dipecah oleh enzim protease menjadi protein struktural (inti, E1 dan E2) serta non struktural (NS2, NS3 dan NS5A/B). Protein non struktural NS5A inilah yang akan berinteraksi dengan protein kinase, sehingga fungsinya dalam memunculkan IFN-gamma sebagai respon terhadap HCV,

  2+

  mengalami kegagalan. Akibatnya, akan terjadi gangguan homeostasis Ca yang akan memicu produksi spesies oksigen reaktif, yang akan menimbulkan kerusakan mitokondria dan akhirnya kematian sel-sel hepar (Wijoyo, 2003).

  Tes terhadap fungsi kenormalan hati antara lain alanin aminotransferase (ALT, dulu SPGT), aspartat aminotransferase serum (AST, dulu SGOT) dan

  serumI

  bilirubin. Nilai- nilai aktivitas enzim pada hepatitis akut berkisar antara 500 dan 2000 unit/liter dan hampir tidak pernah dibawah 100 unit/liter. Nilai ALT biasanya lebih tinggi daripada AST pada serangan hepatitis akut (Jawetz dkk., 1996).

D. Kriteria Obat Hepatitis

  Hingga saat ini belum ada obat spesifik untuk mengatasi hepatitis. Banyak obat yang diduga berkhasiat antihepatitis, ditarik dari peredaran karena khasiatnya tidak terbukti dan masih diragukan. Menurut Donatus (1992) kelangkaan obat hepatitis mungkin terkait dengan kerumitan sasaran terapi maupun syarat obat idealnya.

  Sasaran terapi hepatitis dikaji dari aspek kuratif, preventif dan suportif. Aspek kuratif meliputi penghilangan virus penyebab, penanggulangan radang dan perangsangan regenerasi sel. Aspek preventif meliputi pencegahan komplikasi, pencegahan kekambuhan dan perlindungan hati dari aneka hepatotoksin. Aspek suportif meliputi pengelolaan menu makanan, pemasokan sumber energi, pembangkit energi dan pengelolaan aktivitas fisik. Idealnya, obat hepatitis mampu memperlihatkan semua sifat kuratif, preventif dan suportif (Donatus, 1992). Untuk mendapatkan obat hepatitis ideal tidaklah mudah, perlu dilakukan penelitian, khususnya obat-obatan dari alam, yang telah digunakan secara tradisional dan turun temurun (Donatus, 1992).

E. Parasetamol

  Parasetamol (N-asetil-p-aminofenol), merupakan analgesik-antipiretik yang relatif aman. Di dalam hati, sebagian besar parasetamol (80%) terkonjugasi dengan asam glukuronat dan sulfat dan sebagian kecil dioksidasi oleh sistem sitokrom P-450 MFO hati menjadi metabolit reaktif, N-asetil-p-benzokuinonimina (NAPBKI) (Parkinson, 1996). Dalam keadaan normal, metabolit reaktif tersebut akan diikat oleh glutation (GSH) hati sebelum diekskresikan ke dalam urin sebagai konjugat sistein dan asam merkapturat (Dollery, 1991). Namun, jika kandungan glutation hati dapat dihabiskan atau paling tidak berkurang menjadi 20-30% harga normalnya, maka NAPBKI akan berikatan dengan makromolekul protein sel hati, mengawali mekanisme tingkat molekul kesitotoksikan sel.

  Mekanisme toksisitasnya sampai saat ini masih kontroversial. Untuk memudahkan, hipotesis mekanismenya yaitu melalui antaraksi kovalen dan antaraksi nirkovalen. Antaraksi kovalen, terjadi karena pemberian parasetamol dosis toksik akan menguras kandungan GSH-sitosol, sehingga NAPBKI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein sel hati, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel. Sedangkan antaraksi nirkovalen, melibatkan pembentukan radikal bebas N-asetil-p-semikuinonimina (NAPSKI), pembangkitan oksigen reaktif seperti

  2+

  anion superoksida serta gangguan homeostasis Ca , yang semuanya akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel hati (Chan dkk., 2001).

F. Landasan Teori

  Hati merupakan organ yang penting karena bertanggung jawab pada sebagian besar fungsi metabolisme dalam tubuh. Mengingat pentingnya fungsi hati tersebut, sudah sepantasnya diberikan perhatian terhadap penanggulangan penyakit pada hati, di antaranya hepatitis akut dan kronis yang merupakan penyakit endemis di Indonesia.

  Kerusakan hati dapat disebabkan oleh senyawa kimia seperti obat-obatan, misalnya parasetamol. Obat ini merupakan analgesik yang relatif aman dan umum digunakan, namun dalam konsumsi jangka panjang dan dosis yang berlebih dapat menimbulkan nekrosis hepatik akut.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, buah makuto dewo dapat memberikan khasiat hepatoprotektif.

  (VCO) memiliki manfaat untuk memperbaiki pertahanan

  Virgin coconut oil

  tubuh sekaligus melawan berbagai penyakit. Kandungan tertinggi dari VCO adalah asam laurat yang dalam tubuh diubah menjadi monolaurin yang dapat menghancurkan lapisan lipid virus dan bakteri patogen lainnya. Dengan demikian diharapkan penambahan VCO dapat meningkatkan aktivitas hepatoprotektif dari makuto dewo.

G. Hipotesis

  Berdasarkan landasan teori di atas maka disusun hipotesis bahwa penambahan virgin coconut oil (VCO) pada perasan buah makuto dewo (Phaleria

  

macrocarpa (Scheff.) Boerl.) dapat memberikan khasiat hepatoprotektif yang lebih

kuat dibandingkan buah makuto dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. B. Variabel

  1. Variabel Penelitian Utama

  a. Variabel bebas Perasan daging buah makuto dewo yang dicampur dengan Virgin Coconut

  Oil (VCO) dengan merk “Vicol” yang diproduksi oleh CV. Kelapa Mas Yogyakarta.

  b. Variabel tergantung Derajat kesembuhan sel hati yang terinduksi parasetamol yang ditandai dengan penurunan aktivitas ALT-serum dan perbaikan sel hati yang dilihat dari gambaran histopatologi ke arah normal.

  2. Variabel Pengacau Terkendali

  a. Subjek uji berupa mencit putih betina galur swiss yang berumur antara 2,0 – 3,0 bulan. Berat badan antara 20 – 30 g. Keadaan patologi berstatus sehat dan tidak mengalami penurunan aktivitas fisik. b. Bahan uji berupa buah makuto dewo yang sudah tua, berwarna merah segar, Virgin Cocconut Oil (VCO) dengan merk “Vicol” yang diproduksi oleh CV.

  Kelapa Mas Yogyakarta.

C. Definisi Operasional

  1. Perasan daging buah makuto dewo adalah air hasil perasan tangan dari potongan kecil daging buah makuto dewo dan sudah terpisah dari ampasnya.

  2. Uji hepatoprotektif adalah uji dengan menggunakan mencit galur Swiss sebagai hewan uji yang diberikan zat hepatotoksik berupa parasetamol, kemudian dilihat nilai aktivitas ALT dan kerusakan hati dilihat dari histopatologinya.

D. Bahan- bahan Penelitian

  Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

  1. Hewan uji berupa mencit betina galur Swiss, berumur sekitar 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 g yang didapat dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..

  2. Sediaan uji berupa perasan daging buah makuto dewo yang diambil dari daerah Purworejo.

  3. Virgin Coconut Oil (VCO) dengan merk “Vicol” yang diproduksi oleh CV Kelapa Mas Yogyakarta.

  4. Senyawa hepatotoksin berupa parasetamol yang didapat dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  6. CMC-Na yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  7. Bahan lain berupa kit-GPT alat untuk mengukur kadar ALT , formalin 10%, xilol, alkohol, lilin cetak, zat warna hematoksilin-eosin

E. Alat-alat Penelitian

  Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

  1. Spuit injeksi 1 ml dengan merk Terumo

  2. Seperangkat alat bedah 3. alat-alat gelas (beker glass, gelas ukur, batang pengaduk, tabung reaksi, pipet tetes) 4. stirer magnetik 5. hot plate 6. neraca elektrik 7. mikrolab 200 (vitalab mikro) 8. mikroskop Olympus CH-30

  9. Kamera Olimpus SC-35 10. alat sentrifuge 11. pipet mikro 12. bluetip 13. efendroff

  14. kain saring

F. Tata Cara Penelitian 1.

   Determinasi tanaman

  Tanaman makuto dewo dideterminasi dengan cara mencocokkan ciri-ciri yang dimiliki tanaman makuto dewo dengan kunci determinasi menurut Backer dan Bakhuizen van der Brink (1963).

2. Pembuatan bahan uji

  a. Pembuatan perasan daging buah makuto dewo Makuto dewo yang akan digunakan dicuci bersih dengan air mengalir kemudian kulitnya dibuang dan dipotong kecil-kecil. Kemudian diperas dengan tangan kemudian dilakukan penyaringan sehingga diperoleh air perasan buah makuto dewo.

  b. Pembuatan suspending agent CMC 1% CMC 1% dibuat dengan cara mendispersikan lebih kurang

  Suspending agent

  1 gram CMC yang telah ditimbang seksama ke dalam air mendidih sampai volume 100 ml, dan digunakan untuk membuat suspensi parasetamol.

  c. Pembuatan suspensi parasetamol Suspensi parasetamol dibuat dengan mensuspensikan sejumlah mg parasetamol yang sudah ditimbang seksama ke dalam CMC 1% sehingga diperoleh konsentrasi parasetamol dosis hepatotoksik.

  d. Pembuatan campuran larutan uji

  Sejumlah ml sari buah makuto dewo yang sudah diperas dicampur dengan sejumlah ml Virgin Coconut Oil.

3. Perlakuan hewan uji

  a. Penanganan hewan uji Hewan uji yang digunakan adalah mencit betina galur swiss yang berumur 2

  • – 3 bulan dengan berat 20-30 g. Sebelum diberi perlakuan lebih lanjut, hewan uji terlebih dahulu diadaptasikan dengan lingkungan laboratorium percobaan.

  b. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji Digunakan 55 ekor mencit betina yang dibagi secara acak dalam 11 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor.

Dokumen yang terkait

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans (in vitro)

8 92 64

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Aktivitas antimalaria ekstrak metanol dan fraksi kloroform buah Duranta repens L. pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei

1 21 11

Uji efek antihiperlipidemia ekstrak etanol buah parijoto : medinilla speciosa blume terhadap kolesterol total, trigliserida, dan vldl pada tikus putih jantan

9 65 124

Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin cairan sulkus gingiva pada terapi poket infraboni

0 0 8

Efektivitas sari perasan buah Beta vulgaris sebagai obat kumur terhadap penyembuhan stomatitis aftosa rekuren

1 1 5

Pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

INTENSITAS WARNA YANG DIHASILKAN OLEH Monascus purpureus PADA VIRGIN COCONUT OIL DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Intensitas warna yang dihasilkan oleh monascus purpureus pada virgin coconut oil dengan lama ferment

0 2 10

RINGKASAN Pengaruh penambahan Clofazimine terhadap aktivasi INH pada mencit yang diinfeksi Mycobacterium tuberculosis mutan katG

0 0 6

Pengaruh pemberian l arginin terhadap perbaikan kerusakan endothel arteri koroner pada jantung mencit (mus musculus) model preklampsia - UNS Institutional Repository

0 0 28