DOCRPIJM 1491492953RPI2JM Binjai Bab 6 Aspek Teknis Sektor
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA Bab .6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu
Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengembangan Air Minum,
serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang terdiri dari Air Limbah,
Persampahan, dan Drainase. Pada tahapan perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan
penjabaran aspek-aspek teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi: Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan; Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,
Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan
pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan program dan kegiatan
yang dibutuhkan.6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa Pengembangan Permukiman adalah bertujuan untuk: Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman melalui penyediaan sarana dan prasarana permukiman,
Mewujudkan permukiman layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi dan teratur, Menjadi bagian penting dalam menentukan arah perkembangan perkotaan, dan
Menunjang kegiatan ekonomi melalui penyediaan infrastruktur
Sedangkan sasaran atas tujuan pengembangan permukiman dari pelaksanaan perencanaan
pengembangan permukiman khususnya di Kota Binjai adalah : Terpenuhinya kebutuhan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) dikawasan permukiman, Terwujudnya kawasan permukiman yang berpihak kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Terarahnya perkembangan kawasan perkotaan, dan Berkembangnya kegiatan ekonomi lokal.6.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
A. Arah Kebijakan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan,
antara lain:1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
2. Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini
adalah:
Dari penjelasan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman tersebut selanjutnya
merupakan arahah untuk mengalokasikan rencana usulan-usulan kegiatan untuk Sektor
Pengembangan Permukiman.e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
10. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. B . Lingkup Kegiatan
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta
standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat
Pengembangan Permukiman adalah: a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan; b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukimankumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
8. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
7. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
6. Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
5. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
4. Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
a. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
1. Sering Terjadinya Pemadaman Aliran
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.
Tingkat pelayanan PDAM Tirtasari yang masih sangat rendah yakni masih sebesar 23 % terhadap keseluruhan Kota Binjai
9. Kualitas air yang dialirkan sering kurang jernih 10.
Keterbatasan PDAM dalam penyediaan air minum khususnya hidran umum (HU)
7. Kualitas Air Yang Dialirkan Sering Kurang Jernih 8.
Sebagian Masyarakat Masih Menggunakan Air Sungai Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih (Mandi Dan Cuci)
5. 77% Masyarakat Kota Binjai Terlayani Air Minum Perpipaan 6.
Pemakaian Air Tanah (Sumur Dalam) Kurang Terkontrol
3. Tingkat Kebocoran / Kehilangan Air Masih Tinggi ± 28 % 4.
2. Terbatasnya Peralatan Pemeliharaan
B. Sub Bidang Air Minum
Dinamika pembangunan Kota Binjai saat ini yang semakin intens tentunya diarahkan untuk
mendukung fungsi dan peran Kota baik secara internal maupun eksternal. Perumahan dan
permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan perhatian serius, melalui
skenario umum pembangunan perumahan dan permukiman yang diharapkan dapat menjawab
beberapa issue pokok perumahan dan permukiman yang berkembang di Kota Binjai.Isu-isu strategis sebagai permasalahan pokok pengembangan permukiman di Kota Binjai yang
dirinci menurut sub bidang pengembangan permukiman di Kota Binjai adalah ditunjukkan pada
tabel berikut. Tabel 6.1. Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan. Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI. Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin. Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.
6. Adanya Kecenderungan Penurunan Kualitas Lingkungan Permukiman Khususnya Di Lingkaran Pusat Kota ( Inner City)
5. Adanya Kawasan Permukiman Yang Mengarah Pada Permukiman Kumuh
4. Jumlah Rumah Belum Mencukupi Kebutuhan Masyarakat
3. Adanya Permukiman Di Sempadan Sungai, Rel Kereta Api Dan Di Atas Saluran Drainase
2. Belum Adanya Program Bantuan Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas Rumah / Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
1. Belum Ada Dokumen Perencanaan Berkaitan Dengan Pengembangan Dan Pembangunan Perumahan Dan Permukiman
A. Sub Bidang Perumahan
No. Isu Strategis / Permasalahan
Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kota Binjai
7. Kepadatan Permukiman Terpusat Di Pusat Kota
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
C. Sub Bidang Drainase 1.
1. Terbatasnya Anggaran Pemerintah Dalam Pemeliharaan Jalan Lingkungan 2.
3. Belum Efektifnya Pelaksanaan Perda Yang Berkaitan Dengan Persampahan
4. Tingkat Pelayanan Sampah Kota Binjai Masih Kurang (± 68%) Dari Total Timbulan Sampah 5.
Masih Terbatasnya Sarana dan Prasarana Persampahan
6. Letak TPA Bersebelahan Dengan Sungai Mencirim Dan Berpotensi Dapat Mencemari Sungai 7.
Sistem Pengelolaan Sampah Belum Menggunakan Sistem 3r (Reduce, Reuse, & Recycling)
8. Masyarakat Belum Dilibatkan Dalam Sistem Pengelolaan Sampah 9.
Masyarakat Masih Banyak Yang Membuang Sampah Di Sungai Yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran Lingkungan, Menurunkan Kualitas Air Dan Bahaya Banjir Di Daerah Bawah.
10. Masih Kurangnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan.
F. Jalan Lingkungan Dan Transportasi
Banyak Jalan Lingkungan Di Lingkungan Permukiman Rusak
1. Terbatasnya Anggaran Dari APBD Untuk Pengelolaan Sampah
3. Beberapa Jalan Lingkungan Tidak Dilengkapi Saluran Pembuangan / Drainase Di Sisi Jalan 4.
Di Pusat Kota (CBD) Sering Terjadi Kemacetan
5. Belum Adanya Jalur Alternatif Untuk Memecah Kemacetan Di Pusat Kota
6. Belum Maksimalnya Fungsi Jalan Lingkar Kota Binjai (Masih Adanya Jalur Angkutan Berat Yang Melewati
Kota Di Binjai Selatan, Binjai Timur Dan Binjai Barat)
7. Beberapa Ruas Jalan Mengalami Kerusakan Dari Rusak Ringan Sampai Rusak Berat Sehingga Dapat
Mengganggu Kelancaran Aksesibilitas
8. Belum Maksimalnya Pelayanan Angkutan Umum Dalam Kota (Antar Wilayah 9.
Terbatasnya Anggaran Pemerintah Dalam Pemeliharaan Jalan Lingkungan
Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Menggunakan Dan Memanfaatkan Air Bersih Masih Kurang
2. Belum Optimalnya Pelibatan Pihak Ketiga (Swasta) Dalam Pengelolaan Sampah
E. Persampahan
Tumpang Tindih Pengelolaan Saluran Drainase (Kota Dan Lingkungan)
1. Sistem Sanitasi (Septic Tank) Secara Komunal Maupun Terpusat Masih Terbatas Pada Area Tertentu (2 Area)
2. Sempadan Saluran Dan Sungai Tertutup Oleh Bangunan 3.
Adanya Bangunan Rumah Maupun Bangunan Lain Yang Bukan Bangunan Air Diatas Saluran Drainase
4. Perda Yang Berkaitan Dengan Drainase Belum Optimal Diberlakukan Dan Dijalankan 5.
Adanya Penyempitan Dimensi Saluran Karena Sedimentasi Lumpur Dan Sampah
6. Kurang Maksimalnya Pemeliharaan Dan Pengawasan Saluran Drainase 7.
Masih Adanya Daerah Genangan Akibat Saluran Drainase Yang Kurang Mampu Melayani Area Tangkapannya (Catchment Area).
8. Belum Adanya Masterplan Drainase Untuk Mengatur Sistem Drainase Kota Binjai 9.
Kesadaran Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Masih Kurang, Masih Ada Masyarakat Yang Membuang Sampah Dan Limbah Di Saluran Drainase
10. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Saluran Drainase
D. Limbah Rumah Tangga
2. Pelaksanaan Perda Berkaitan Dengan Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Belum Ada / Belum Efektif
12. Belum Maksimalnya Pelibatan Masyarakat Terhadap Sanitasi Lingkungan Dan Keluarga
3. Pelayanan Pemerintah Berkaitan Dengan Sanitasi Limbah Rumah Tangga Masih Sebatas Pada Pembuangan
Tinja Ke Instalasi Pengolahan Limbah (Ipal)
4. Masih Banyak Masyarakat Yang Memanfaatkan Sungai Sebagai Prasarana Pembuangan Limbah Rumah
Tangga 5. Belum Ada Masterplan Sistem Pembuangan Limbah Kota Binjai
6. Sistem Pengolahan Limbah B3 Untuk Industri Belum Efektif 7.
Belum Semua Industri Yang Ada Menerapkan Sistem Pembuangan Atau Pengelolaan Limbah Yang Sesuai Dengan Standar Yang Berlaku
8. Sistem Sanitasi (Septic Tank) Secara Komunal Maupun Terpusat Masih Terbatas Pada Area Tertentu (2 Area) 9.
Rendahnya Kesadaran Masyarakat Dalam Menggunakan Jamban Sehat
10. Belum Efektifnya Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Hal Sanitasi Lingkungan Dan
No. Isu Strategis / Permasalahan 11.
Pelestarian Lingkungan Hidup 11. Belum Adanya Program Pemerintah Terkait Dengan Peningkatan Sanitasi Masyarakat (Sanimas) Di Kota Binjai
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
No. Isu Strategis / Permasalahan 10.
Banyak Jalan Lingkungan Di Lingkungan Permukiman Rusak
G. Ruang Terbuka Hijau 1.
Belum Adanya Aturan Tentang Pengadaan Dan Pengelolaan Rth Di Tingkat Lingkungan Permukiman Maupun Di Tingkat Kota
2. Adanya Intervensi Kepentingan Ekonomi Yang Dominan Ke Ruang Terbuka Publik (Warung, Cafe, Kios Dsb)
3.Belum Ada Masterplan Rth Kota Binjai
4. Kurangnya Kualitas Dan Kuantitas Ruang Terbuka Hijau Publik 5.
Masih Kurangnya Kesadaran Pemda Maupun Masyarakat Akan Pentingnya Ruang Terbuka Hijau
6. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Dan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik
Skala Lingkungan 7. Terbatasnya Pendanaan Pemda Berkaitan Dengan Pengembangan Ruang Terbuka Publik
Sumber : SPPIP Kota Binjai, Tahun 2010 B . Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Peraturan-peraturan yang berlaku di daerah dan menjadi dasar kebijakan pemerintah
kabupaten/kota dalam melakukan pembangunan permukiman antara lain adalah :a. Peraturan Daerah No. 09 /2011 Tentang Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Pengembang Nama Proyek Lokasi
6. Perumahan Asabri Kel. Pujidadi Kec. Binjai Selatan
2
4. Alum Permai, Kec. Binjai Barat
30
5. Taman Cikapung Indah Kel. Limau Mungkur Kec.
Binjai Barat Perumahan Asabri Kel. Pujidadi Kec. Binjai
Selatan
7. Perumnas Marcapada Kel. Tanah Merah Kec.
2
Binjai Selatan
8. Perumahan Marcapada Indah
Kel. Tanah Merah Kec.Binjai Selatan
Sumber : Distarukim Kota Binjai. 2014 (hasil wawancara & survey lapangan)
Dari berbagai data dan, informasi dan kunjungan lapangan yang dilaksanak secara ringkas
Informasi keadan fisik keadaan permukiman khususnya di perkotaan Kota Binjai adalah sebagai
berikut. Kondisi RSH oleh Pengembang Pembangunan perumahan yang dilaksanakan oleh pengembang tidak semuanya terdaftar sebagai anggota asosiasi developer seperti Real Estate Indonesia. Luas, jumlah rumah, tipe dan lokasi perumahan dapat dilihat pada tabel berikut.b. Peraturan Daerah N0. 09 /2009 Tentang pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup c. Peraturan Daerah No. 04 /2011 Persampahan C . Kondisi Fisik Permukiman
2
8,5 RS 36/120 RS 45/140 RS 54/
Luas (Ha)
44
Tipe Jumlah
(unit)
1. PT. Bukit Pelangi Indah
Pd. Bandar Senembah Kel. Limau Mungkur Kec.
Binjai Barat
5 RSS 36/105 RSS 36/120
43
Taman Cactus Raya Kel. Jati Makmur Kec.Binjai Utara
Tabel 6.2. Data Kondisi RSH di Kota Binjai No.Griya Payaroba Indah
Kel. Payaroba Kec. Binjai Barat
8 RSS 36/105 RS 36/120 RS 45/120
193
47
3. PT. Ira Widya Utama
2. PT. Darmanino Multiguna
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
1. Perumnas (RS/RSS) RSS Tipe 21/72 : 638 unit RSS Tipe 36/84 : 643 unit RS Tipe 36/105 : 189 unit RS Tipe 45/135 : 210 unit RS Tipe 54/153 : 106 unit
Belum dihuni untuk 60 KK Baik
Pembangunan perumahan yang dibangun oleh Perum Perumnas adalah berjumlah 1.786 unit
rumah berada di Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota, dengan rincian sebagai berikut :
Komplek perumahan Mentari Emas Indah di Lingkungan IV Tangsi
Rusunawa Kota Binjai di Kel. Rambung Dalam, memiliki 98 unit ruangan dengan luas masing-masi ng unit 24 m². Salah satu komplek perumahan swasta di Kota Binjai Villa Puri Indah Lestari Residence di kec. Binjai Timur dengan luas tanah/bangunan per unit 93/86 m2, fasilitas jaln lingkungan, listrik PLN dan air bersih .PDAM
perumahan yang ada di Kota Binjai yaitu 19 perumahan dengan total luas 12.696,82 m². Untuk lebih jelasnya data perumahan yang ada di Kota Binjai ditunjukkan pada tabel berikut.
Gambar 6.2 Kondisi Rusunawa Kota Binjai Dari data BPS Kota Binjai (Binjai dalam angka 2014) diperoleh data jumlah dan luas arealSumber : Distarukim Kota Binjai. 2014 (hasil wawancara
Jalan lingkungan Air Bersih Sumur Bor Taman RTH
Distarukim Kota Binjai
2. Rusunawa
2012 UPT.
Gambar 6.1. Kondisi Perumahan RSH dan non RSH di Kota Binjai Pembangunan Perumahan oleh Perum Perumnas1 Jl. Sibolga. Kel.
Kondisi Prasarana CK yang ada
Jumlah Penghuni
Pembangunan Pengelola
No Lokasi Rusunawa Tahun
Tabel 6.3. Data Kondisi Rusunawa yang ada di Kota BinjaiRambung dalam Kec. Binjai Selatan
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Tabel 6.4. Jumlah dan Luas Areal Perumahan di Kota Binjai Tahun 2013 Jumlah Luas Area Tipe BangunanKecamatan Perumaham /Kavling (m²) 35-49 54-65 ≥70
Binjai Selatan 1 741,3 - 15 - Binjai Kota
- Binjai Timur
7 4.697,97 102
6
4 Binjai Utara
87
42 Binjai Barat 1 765 - -
- 10 6.492,55
17 Jumlah 19 12.696,82 206
63
4 Sumber : Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai)
Pembangunan Perumahan oleh Masyarakat Perkiraan pembangunan perumahan oleh masyarakat diperkirakan mencapai 10.964 unit rumah atau sekitar 81 % dari seluruh rumah terbangun di wilayah Kota Binjai. Tabel 6.5.
Data Program Permukiman Perkotaan di Kota Binjai Tahun 2010 s/d sekarang
Volume/S No Program/Kegiatan Lokasi Status Kondisi infrastruktur atuanSedang
1 PNPM Perkotaan
5 Kecamatan
5 Jalan lingkungan berjalan
Sumber : Distarukim Kota Binjai. 2014 (hasil wawancara) Kawasan Kumuh Terdapat 2 (dua) data profil kawasan kumuh untuk kota Binjai menurut arahan program yang berbeda, yaitu:
1. Data SPPIP-RPKPP
Hasil rumusan arahan dan kebijakan melalui program SPPIP yaitu RPKPP sebagai kesimpulan
kawasan prioritas pengembangan infrastruktur permukiman Kota Binjai untuk 5 tahun pertama
(masa rencana 2010-2030). Kawasan Kumuh yang telah didentifikasi yaitu: Prioritas I : Kawasan Setia – Mencirim.Kelurahan Setia berada di kecamatan Binjai Kota sedangkan Kelurahan Mencirim di Kecamatan Binjai Timur. Prioritas II : Kawasan Tangsi – Binjai, berada di Kecamatan Binjai Kota Prioritas III : Kawasan Berngam, berada di Kecamatan Binjai Kota
Dalam rencana aksi program pelaksanaan pengembangan infrastruktur untuk tahun pertama
adalah pada kawasan :a. Lingkungan 2 dan Lingkungan 4 Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota;
b. Lingkungan 3 Kelurahan Binjai, Kecamatan Binjai Kota 2. Data Bantek Pemutakhiran Data Kwasan Kumuh di Wilayah Sumatera. Untuk Kota Binjai teridentifikasi 5 (lima) kawasan permukiman kumuh yaitu: Prioritas Penanganan Tinggi :
1. Kawasan Satria di kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota
2. Kawasan Kartini di kelurahan Kartini, Kecamatan Binjai Kota
3. Kawasan Mencirim Barat di kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur
4. Kawasan Rambung Dalam di kelurahan Rambung dalam, Kecamatan Binjai Selatan
Prioritas Penanganan Sedang :5. Kawasan Limau Sundai di kelurahan Limau sundai, Kecamatan Binjai Barat
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Tabel 6.6. Profil Kawasan Kumuh di Kota Binjai Kategori kumuh : Sedang
pihak terkait Kota Binjai, maka arahan prioritas pengembangan permukiman tahap pertama adalah pada kawasan kumuh adalah di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Sedangkan untuk kawasan lainya ditangani pada tahun selanjutnya. Profil identifikasi lokasi kawasan kumuh Kota Binjai seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Salah satu rumah kurang layak huni di kawasan Setia dengan kondisi struktur bangunan yang buruk
Permukiman kumuh Setia yang berada di Lingkungan IV Kelurahan Setia di tepi Sungai Mencirim
Kepadatan penduduk <400 jiwa/Ha. Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan
5,18 Ha >60% bangunan permanen
5 Rambung Dalam, Kel. Rambung Dalam, Kec. Binjai Selatan
Kategori kumuh : Sedang
Kepadatan penduduk <400 jiwa/Ha. Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.
11,70 Ha >60% bangunan semi permanen
4 Limau Sundai, Kel. Limau Sundai, Kec. Binjai Barat
Kategori kumuh : Sedang
Kepadatan penduduk <400 jiwa/Ha. Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.
1,61 Ha >60% bangunan semi permanen
3 Kartini, Kel. Kartini, Kec. Binjai Kota
Kepadatan penduduk 400-500 jiwa/Ha. Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.
No Lokasi Kawasan
Gambar 6.3. Kondisi Permukiman Kumuh di Kota Binjai Dari hasil analisis berdasarkan aspek keakuratan data serta pertimbangan arahan dari berbagai2 Satria, Kel. Satria, Kec. Binjai Kota
Kategori kumuh : Sedang
Kepadatan penduduk <400 jiwa/Ha. Penghasilan rata-rata keluarga 30-60% penghasilan keluarga diatas UMR Provinsi.
5,18 Ha >60% bangunan permanen
1 Mencirim Barat, Kel Mencirim Barat, Kec.Binjai Timur
Sumber Profil : Data Bantek Pemutakhiran Data Kawasan Kumuh di Wil. Sumatera, Kemen PU/DJCK Diektorat Bankim, 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan Lain
Jumlah Penduduk
Rumah Semi Permanan
Permanen Jumlah
Kawasan Jlh Rumah
Kumuh Luas
8,15 Ha >60% bangunan semi permanen
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
(1) (2) (3) (7)
Sumber : SPPIP-RPKPP Kota Binjai , 2010
3 Kawasan Berngam Kec. Binjai Kota
2 Kawasan Tangsi – Binjai Kec. Binjai Kota
c. Berpotensi untuk menjadi Pilot Project dalam skala kawasan dan kota Keragaman penanganan infrastruktur (keciptakaryaan) Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik, sosial, ekonomi) Model penanganan dapat direplikasikan pada lokasi lain (best practice)
b. Jaminan keberlanjutan program dan penuntasan masalah Potensi konflik relatif rendah (konflik lahan, konflik sosial, dsb) Dukungan kelembagaan masyarakat Keluwesan dalam penyusunan Rencana Aksi
a. Urgensi Penanganan Mempunyai korelasi positip terhadap penanganan akar permasalahan Sesuai dengan tahapan penanganan akar permasalahan kawasan Mempunyai implikasi positip terhadap lokasi lainnya
Kec. Binjai Kota Kec, Binjai Timur
Sumber Profil : SPPIP-RPKPP Kota Binjai , 2010
Pengembangan Permukiman
No Lokasi Kawasan
No Kawasan Kumuh Lokasi Kriteria dan Indikator Urgensi Penanganan
Sumber : Bantek Pemutakhiran Data Kws. Kumuh di Wil. Sumatera, Kemen PU/DJCK Diektorat Bankim, 2013
Kategori kumuh : Sedang Jumlah 5 Kawasan : 31,82 Ha
Sumber Profil : Data Bantek Pemutakhiran Data Kawasan Kumuh di Wil. Sumatera, Kemen PU/DJCK Diektorat Bankim, 2013 keluarga diatas UMR Provinsi.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan Lain
Jumlah Penduduk
Rumah Semi Permanan
Permanen Jumlah
Kawasan Jlh Rumah
Kumuh Luas
1 Kawasan Setia – Mencirim.
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
F
B
A C E D Prioritas Penanganan Permukiman Kawasan Kumuh Tahap IG Kecamatan Binjai Kota dan Binjai Timur:
A. Kawasan Setia –Mencirim Kecamatan Binjai Kota B . Kawasan Tangsi-Binjai C . Kawasan Berngam
Prioritas Penanganan Permukiman Kawasan Kumuh Tahap II Kecamatan Binjai Kota: D . Kawasan Satria
E. Kawasan Kartini Kecamatan Binjai Barat : F. Kawasan Limau Sundai Kecamatan Binjai Selatan : G. Kawasan Rambung Dalam
Sumber : SPPIP-RPKPP dan Bantek Kws. Kumuh
Gambar 6.4. Peta Identifikasi Prioritas Penanganan Kawasan Kumuh Kota BinjaiBANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
D . Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Sebagai informasi awal dalam perencanaan permukiman di Kota Binjai, permasalahan dan
tantangan Pengembangan Permukiman bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan
tantangan pengembangan permukiman khususnya di Kota Binjai sehingga dapat dirumuskan
alternatif pemecahan dan rekomendasi dari permasalahan dan tantangan pengembangan
permukiman yang ada.Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kota Binjai yang bersifat lokal dan
spesifik perlu segera dicarikan salusi pemecahannya ditampilkan pada Tabel 6.1.7 yang merupakan
rumusan hasil wawancara dengan Dinas Tarukim Kota Binjai dan Tabel 6.1.8 sebagai rumusan yang
bersuber dari dokumen SPPIP Kota Binjai.Tabel 6.7. Identifikasi Permasalahan Melalui Wawancara dengan Distarukim Kota Binjai Permasalahan yang TantanganNo dihadapi Pengembangan
(1) (3) (4) Aspek Teknis
1) Pekerjaan drainase yang telah dilaksanakan tidak singkron Perhatian pemerintah daerah dengan rencana induk drainase. terhadap pembangunan bidang
1 2) Masih banyak daerah genangan pada beberapa daerah Pengembangan Permukiman khususnya di Kec. Binjai Kota yang masih rendah
Aspek Kelembagaan Peningkatan Koordinasi Tumpang tindih Tupoksi antara Distarukim dan PU terkait penanganan kegiatan
2 penbangunan infrastruktur CK khususnya bidang daraisase keciptakaryaan antar SKPD terkait lingkungan
Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta Meningkatkan Sosialisasi dan Masyarakat kurang berperan dalam mengelola hasil infrastrukrur pelatihan pemanfaatan atas hasil
4 yang telah dilaksanakn kegiatan bid CK kepada masyarakat
Aspek Lingkungan Permukiman 1) Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah Penangan kawasan kumuh lingkungan padat khususnya kec. Binjai Kota. sebagaiprioritas dan kawasan 2) Belum berkembangnya Kawasan Strategis Kota (KSK) sebagai KSK Binjai sebagai arahan utama
5 daerah potensial Kota Binjai seperti yang telah diarahkan pada pengembangan permukiman RTRW Kota Binjai
Sumber :
Distarukim Kota Binjai. 2014 (hasil wawancara)
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
6 Iklim ekonomi yang kondusif menimbulkan daya saing yang kondusif untuk pengembangan permukiman yang berkualitas
8 Belum adanya program bantuan pemerintah dalam meningkatkan kualitas rumah / perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (mbr)
1 Kondisi lahan di kota binjai relatif datar sehingga sangat sesuai untuk pengembangan permukiman
2 Daya dukung lahan yang masih mencukupi untuk menampung pertumbuhan permukiman sampai tahun 2029 (rtrw kota binjai)
3 Banyaknya pengembang yang menginginkan serta membangun permukiman di kota binjai
4 Dalam konstelasi kota mebidangro, kota binjai merupakan hinterland bagi kota medan, merupakan potensi yang sangat besar bagi pengembangan permukiman skala kecil maupun skala besar baik melalui kasiba – lisiba maupun pengembangan permukiman swadaya
5 Banyaknya pengembang mau berinvestasi membangun perumahan – perumahan baru
7 Adanya cadangan lahan untuk pengembangan kawasan permukiman skala besar di kecamatan binjai timur dan binjai utara serta binjai selatan
6 Belum ada program yang berkaitan dengan penataan dan peningkatan lingkungan permukiman
Hambatan, Peluang Dan Rekomendasi Bidang Perumahan Dan Permukiman Hambatan/Threat Peluang/Opportunities Rekomendasi
1 Terbatasnya jangkauan pelayanan prasarana dan sarana permukiman
2 Daya beli masyarakat , untuk mendapatkan perumahan sehat,
1 Pengembangan kasiba dan lisiba
2 Pengembangan scheme credit lunak untuk perbaikan rumah
1 Meningkatkan akses masyarakat miskin dan berpendapatan rendah terhadap scheme kredit kepemilikan rumah tinggal (kpr)
7 Adanya kawasan permukiman yang mengarah pada permukiman kumuh
5 Perhatian pemerintah terhadap permukiman masih belum maksimal
Kota Binjai 2015 - 2019
5 Terjadi embrio permukiman kumuh di beberapa spot permukiman khususnya di pusat kota
Aspek Teknis Per Sektor VI .
12 Tabel 6.8 Analisis Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota Binjai
Kondisi, Masalah Dan Potensi Bidang Perumahan Dan Permukiman Kondisi Eksisting Masalah/Kelemahan/ Weakness Potensi/Kekuatan/Strength
1 Jumlah rumah di kota binjai berdasarkan profil kesehatan kota binjai tahun 2010 sebesar 42.422. Dari jumlah tersebut jumlah rumah sehat sebanyak 78,3 % merupakan rumah sehat.
2 Prosentase rumah non permanen dan semi permanen masih tinggi
3 Penyebaran permukiman kurang merata dan hanya terpusat di pusat kota (kecamatan binjai kota menyebabkan kepadatan pusat kota menjadi tinggi
4 Terjadi adanya ketimpangan antara jumlah dan kepadatan permukiman dengan pelayanan prasarana dan sarana kota
6 Masih terjadi adanya pelanggaran permukiman khususnya di bantaran sungai dan di beberapa permukiman (rumah berdiri diatas prasarana drainase, dll)
4 Ada kecenderungan penurunan kualitas lingkungan permukiman khususnya di lingkaran pusat kota (inner city)
7 Dalam hal perijinan masih banyak rumah yang tidak punya imb (ijin mendirikan bangunan)
8 Ada kecenderungan penurunan kualitas lingkungan permukiman khususnya di lingkaran pusat kota (inner city)
9 Adanya kawasan yang kurang mendapat perhatian dan cenderung terkesan adanya pembiaran sehingga dimungkinkan adanya degradasi kualitas lingkungan permukiman (kelurahan pekan binjai
10 Pemerintah kurang memperhatikan sektor permukiman khususnya permukiman kumuh dan pembangunan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah /mbr (belum ada batuan credit scheme bagi masyarakat yang menginginkan pengadaan maupun pembangunan rumah
1 Kepadatan permukiman kurang merata dan terpusat di pusat kota
2 Tingkat pelayanan prasarana dan sarana yang masih kurang memadahi
3 Adanya permukiman di bantaran sungai da diatas saluran drainase
- – rumah-rumah walet)
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Kondisi, Masalah Dan Potensi Bidang Perumahan Dan Permukiman Kondisi Eksisting Masalah/Kelemahan/ Weakness Potensi/Kekuatan/Strength yang masih rendah
3 Program bantuan perbaikan rumah bagi
2 Mendorong sektor swasta dalam penyediaan permukiman bagi masyarakat khususnya mbr
3 Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan rumah dan masyarakat berpenghasilan rendah (mbr)
3 Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman lingkungan masih rendah
4 Perbaikan lingkungan permukiman kumuh melalui peningkatan peran sektor swasta dan
4 Pengendalian terhadap pertumbuhan permukiman yang belum
5 Relokasi permukiman yang berada di daerah masyarakat sesuai dengan tata ruang baru mencakup di daerah pusat kota larangan pembangunan rumah (bantaran kali, rel,
4 Meningkatkan kinerja pemerintah / skpd yang (terbatasnya tenaga pengendali bangunan) jaringan sutet, dll) berkaitan dengan infrastruktur pendukung
5 Terbatasnya pendanaan daerah bagi upaya peningkatan kualitas
6 Urban renewal bagi kawasan permukiman kumuh permukiman
5 Meningkatkan akses masyarakat kota binjai permukiman masyarakat di pusat kota terhadap layanan prasarana dan sarana kota,
6 Tarik ulur kepentingan antara pengusaha dan “penguasa”
7 Kerjasama dengan pihak swasta dalam termasuk layanan prasarana dan sarana informasi terhadap kawasan peternakan burung walet yang berada di pusat meningkatkan kualitas permukiman masyarakat dan komunikasi, yang akan mendorong kota (kelurahan pekan binjai) yang cenderung kumuh berpenghasilan rendah/mbr (mis: PT. Pertamina, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi kota pt. Perkebunan dll) dengan tetap memperhatikan kemanfaatan aspek sosial dan komersial.
Sumber : SPPIP Kota Binjai, Tahun 2010 VI .
13 Aspek Teknis Per Sektor
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
6.1.3. Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman Adapun perhitungan kebutuhan lahan perumahan untuk Kota Binjai adalah untuk jangka 15 tahun.
Sebagai dasar perhitungan untuk perencanaan perumahan di Kota Binjai, luas kavling perumahan
dibagi berdasarkan proporsi 1 : 3 : 6 dengan luas masing-masing 500 m2 : 300 m2 : 150 m2 untuk
kavling rumah besar, sedang dan kecil. Diasumsikan setiap keluarga menempati satu rumah dengan
rata-rata jumlah anggota keluarga 5 jiwa/KK.Berdasarkan hasil analisis dapat diperkirakan kebutuhan lahan bagi perumahan sampai 2030 untuk
Kota Binjai adalah 1.935,63Ha yang terdiri dari 830 Ha kavling rumah kecil (55.304 unit), 830 Ha
kavling rumah sedang (27.652 unit), serta 277 Ha kavling rumah besar (5.530 unit). Fasilitas
perumahan tersebut menyebar di seluruh kecamatan dan kota dengan memanfaatkan kawasan
budidaya permukiman yang ada.Tabel 6.9. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman Kota Binjai untuk 5 TahunKebutuhan Uraian
Keterangan No Unit 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Jumlah Penduduk Binjai Selatan jiwa 51022 51548 52079 52616 53159 Binjai Kota jiwa 31418 31742 32069 32400 32734 Binjai Timur jiwa 56228 56807 57393 57985 58582 Binjai Utara jiwa 73622 74381 75148 75922 76705 Binjai Barat jiwa 45202 45668 46139 46614 47095
Jumlah Kota Binja (jiwa) 257491 260145 262827 265537 268274 Kepadatan Penduduk Binjai Selatan Jiwa/Km² 1703 1721 1738 1756 1774 Binjai Kota Jiwa/Km² 7626 7704 7784 7864 7945 Binjai Timur Jiwa/Km² 2591 2618 2645 2672 2700 Binjai Utara Jiwa/Km² 3121 3153 3186 3218 3252 Binjai Barat Jiwa/Km² 4162 4205 4248 4292 4337
Jumlah Kota Binja (jiwa) 3841 3880 3920 3961 4001 Persebaran Penduduk Binjai Selatan Jiwa/Km² 19.82% 19.82% 19.82% 19.82% 19.82% Binjai Kota Jiwa/Km² 12.20% 12.20% 12.20% 12.20% 12.20% Binjai Timur Jiwa/Km² 21.84% 21.84% 21.84% 21.84% 21.84% Binjai Utara Jiwa/Km² 28.59% 28.59% 28.59% 28.59% 28.59% Binjai Barat Jiwa/Km² 17.55% 17.55% 17.55% 17.55% 17.55%
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Jumlah Kota Binja (jiwa)
Persebaran Penduduk Miskin Jiwa/Km²
Binjai Selatan 117 119 120 121 116
Jiwa/Km² Binjai Kota 525 531 536 542
520 Jiwa/Km²
Binjai Timur 179 180 182 184 177
Jiwa/Km² Binjai Utara 213 215 217 219 222
Jiwa/Km² Binjai Barat 287 290 293 296
284 Jumlah Kota Binja (jiwa) 1310 1323 1337 1351 1364
2. Sasaran
4 Kws. prioritas Tinggi
Penurunan Ha Untuk 5 Kawasan Prioritas : 31,82 Ha
1 Kws. prioritas Sedang
Kawasan Kumuh
3. Kebutuhan
Kel. Rambung Barat,
TB
2 Kec. Binjai Selatan Rusunawa 4.
Kebutuhan RSH Binjai Selatan unit
27
27
28
28
28
1 KK = 4,27 org
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Kebutuhan Uraian
Keterangan No Unit 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Binjai Kota unit 122 123 124 126 127 Binjai Timur unit
41
42
42
43
43 Binjai Utara unit
50
50
51
51
52 Binjai Barat unit
66
67
68
69
69 Jumlah Kota Binja (unit) 307 310 313 316 320
5. Kebutuhan Pengembangan Permukiman Baru Binjai Selatan ha
40.80
41.22
41.65
42.08
42.51 Binjai Kota ha 182.70 184.58 186.48 188.40 190.35 Lahan 1 KK = 150
Binjai Timur ha
62.08
62.72
63.36
64.02
64.68 m2 (unit kecil) Binjai Utara ha
74.77
75.54
76.32
77.11
77.90 Kasiba dan Lisiba Binjai Barat ha 99.72 100.75 101.78 102.83 103.89
Jumlah Kota Binja (ha) 460.06 464.80 469.60 474.44 479.33
Sumber : Analisis 2014
Mengingat kondisi kepadatan permukiman di Kecamatan Binjai Kota, maka pada lokasi-lokasi yang
telah direncanakan pada dokumen RTRW adalah dengan menerapkan kebijakan pembangunan
secara vertikal dalam bentuk rumah bertingkat (Rusunawa), rumah susun, kondominium, dan
apartemen.
Kawasan perumahan dengan peruntukan rumah susun sederhana tidak diizinkan beralih fungsi, dan
dalam pengembangannya sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari areal peruntukan dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa.Lokasi prioritas Pengembangan Kawasan Permukiman untuk tahap pertama mengacu pada
dokumen RPKPP yaitu Kecamatan Binjai Kota sepeeti di tunjukkan pada gamabr berikut.6.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan
dan kawasan perdesaan.Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1. Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta
2. Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan
non-fisik seperti penyusunan SPPIP dan RPKPP ataupun review bilamana diperlukan.A. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Infrastruktur kawasan permukiman kumuh Infrastruktur permukiman RSH Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam berikut.
BANTUAN TEKNIS RPI2JM
Kota Binjai 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Sumber:
Dit. Pengembangan Permukiman, 2012
Gambar 6.5. Alur Program Pengembangan Permukiman6.1.5. Rumusan Kebijakan dan Program Strategis Pengembangan Permukiman sesuai Visi dan Misi SPPIP Kota Binjai Bertolak dari rumusan permasalahan, rekomendasi penanganan permukiman dan infrastruktur Kota Binjai, maka disusun suatu kebijakan dan sasaran dengan kesimpulan berupa {rogram Startegis Pengembangan Permukiamn sesuai rumusan pada SPPIP Kota Binjai.
Tabel 6.10. Rumusan Permasalahan, Strategi dan Indikasi Program Sektor Perumahan Kota BinjaiNo Permasalahan Strategi Indikasi Program (1) (2) (3) (4)
1 Belum Ada Dokumen Perencanaan Penyusunan Dokumen Penyusunan RP4D Berkaitan Dengan Pengembangan Perencanaan Pengembangan Dan Pembangunan Perumahan Dan Perumahan Dan Permukiman Permukiman (RP4D)
2 Belum Adanya Program Bantuan Meningkatkan Akses Peningkatan dan penguatan Pemerintah Dalam Meningkatkan Masyarakat Miskin Dan kelembagaan perumahan dan Kualitas Rumah / Perumahan Berpendapatan Rendah permukimn Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR/RTM) Terhadap Bantuan kepemilikan rumah (MBR) Kepemilikan Rumah Tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah
3 Adanya permukiman di sempadan Pengendalian Bangunan Penataan lingkungan sungai, rel kereta api dan di atas Yang Berada Di Bantaran / permukiman saluran drainase Sempadan Sungai Dan Di atas
Saluran Drainase Dan Rel Kereta Api
4 Jumlah rumah belum mencukupi Peningkatan Kualitas Dan Penyediaan psd bagi kawasan kebutuhan masyarakat Kuantitas Perumahan Dan RSH Permukiman
5 Adanya kawasan permukiman yang Penataan Kawasan Pembangunan rumah susun mengarah pada permukiman kumuh Permukiman Kumuh / Kurang Sederhana Layak Huni Kota Binjai