Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor - DOCRPIJM 8b527a112d BAB VIBab 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor

6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  6.1.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN

  6.1.2 ISU STRATEGIS, KONDISI EKSISTING, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

A. Isu Strategis

  Kegiatan sinkronisasi antar kebijakan ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan

strategi pengembangan permukiman dan infratsruktur perkotaan dapat merujuk kepada

kebijakan yang terintegrasi. Berdasarkan penelusuran kebijakan yang dilakukan, terdapat

perbedaan visi dan misi yang digunakan pada dokumen perencanaan RTRW dan RDTR.

Visi dan misi yang terdapat pada RPJM Kabupaten Bombana sama dengan yang terdapat

pada RTRW Kabupaten Bombana, yaitu “Mewujudkan Bombana Sejahtera”, sedangkan visi

yang digunakan pada RDTR Kota Rumbia masih merujuk kepada visi pembangunan daerah

yang terdapat pada RTRW Kota Rumbia tahun 2005-2015, yaitu “Menjadikan Kabupaten

Bombana Sebagai Pusat Pengembangan dan Koneksitas Perekonomian Antara Wilayah” Kondisi permukiman dan perumahan yang ada saat in masih memerlukan penataan

dan pengaturan yang lebih baik. Berikut ini gambaran isu-isu mengenai pengembangan

perumahan dan permukiman penduduk yang ada di Kabupaten Bombana.

Tabel 6.1 Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Bombana No. Isu Strategis Keterangan

1. Pengembangan perumahan dan permukiman dalam di seluruh wilayah Kecamatan Rumbia dan

  rangka memaksimalkan pemenuhan kebutuhan Rumbia Tengah, baik di pusat kota maupun di penduduk akan rumah yang sehat wilayah kecamatan dan perdesaan.

  2. Penataan perumahan dan permukiman pada

  1. Kawasan kumuh nelayan di Kel. Kampung peruntukan lahan yang sesuai untuk menghindari Baru, lampopala,Boepinang dan Baliara pemanfaatan lahan yang tidak teratur berdasarkan

  2. Kawasan Kumuh Perkotaan utamanya di rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Kel. Kampung Baru, Lampopala, Lauru

  3. Penataan dan peningkatan kualitas perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

  terutama perumahan masyarakat berpendapatan Perumahan kumuh rendah, termasuk berupa pemenuhan berbagai Pinggir sungai sarana dan prasarana lingkungan untuk mengatasi Pinggir pantai terciptanya perumahan kumuh, baik di pusat kota, Masyarakat nelayan pinggir pantai pinggir sungai, dan pinggir pantai.

  4. Menata perumahan yang terletak di daerah kawasan Daerah Rawan Bencana Banjir, tanah

  rawan bencana, untuk menghindari terjadinya korban longsor, tsunami dan angin puting beliung (jiwa dan material) jika terjadi bencana alam yang

  Persiapkan tim dan prasarana untuk antisipasi terjadi sewaktu-waktu bencana, serta menyiapkan lahan untuk penampungan korban bencana yang mungkin terjadi dan merencanakan jalur epakuasinya

  5. Pengembangan dan peningkatan sarana dan

  prasarana wilayah dan kota dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Bombana.

  6. Pengembangan perumahan baru pada daerah-daerah

  lahan perumahan yang masing kosong, terutama di kawasan perkotaan.

  7. Menjaga kualitas lingkungan untuk tetap terciptanya daya dukung lingkungan.

  8. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

  perencanaan dan pengembangan perumahan dan permukiman, terutama pada kawasan permukiman kumuh.

  Maka dapat dikemukakan beberapa strategi untuk mengatasi berbagai masalah perumahan dan permukiman antara lain:

  1. Pengembangan kawasan permukiman baru untuk masyarakat oleh pemerintah daerah.

  

2. Pengembangan kawasan perumahan baru untuk masyarakat oleh pihak swasta, baik secara

horizontal maupun secara vertikal.

  3. Peningkatan kualitas perumahan yang tergolong padat dan kumuh terutama pada pusat kota.

  

4. Peningkatan ketaatan hukum masyarakat dan pengusaha swasta serta penegakan hukum

dalam RP4D.

  

5. Pemanfaatkan dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penanganan perumahan

melalui program RP4D

  6. Membuat prasarana tanggul atau pemecah ombak sepanjang pantai.

  

7. Perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta prasarana lingkungan

perumahan.

  

8. Pengembangan manajemen usaha masyarakat, membuka lapangan kerja baru, dan

meningkatkan kualitas SDM Masyarakat melalui sektor pendidikan.

  

9. Pengembangan wisata bahari dan maritime untuk peningkatan PAD dan endapatan masyarakat

lokal.

  

10. Menghindari berkembangnya perumahan padat dan kumuh pada beberapa daerah, terutama di

tengah kota.

  

11. Persiapkan tim dan prasarana untuk antisipasi bencana, serta menyiapkan lahan untuk

penampungan korban bencana yang mungkin terjadi dan merencanakan jalur evakuasinya

Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman dan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:

  • Terwujudnya Kabupaten Bombana sebagai sentra produksi unggulan berbasis agraris yang madani (Maju, Agamis, Damai, Adil, Nyaman, dan Indah)

  a. Strategi peningkatan produksi komoditas unggulan berbasis agribisnis.

  SUMBER/DOKUMEN MUATAN PROGRAM KEBIJAKAN STRATEGI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

  RPJPD 2006-2026 Visi :

  Strategi khusus yang diperlukan untuk mencapai masyarakat sejahtera tahun 2026 dengan pendekatan produksi berbasis agribisnis adalah :

  Misi :

  Tabel 6. 1 Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur di Kabupaten Bombana

1. Peningkatan kualitas hidup

  2. Pemantapan dan pemilihan komoditas dan sektor unggulan yang merupakan sumber ekonomi utama masyarakat luas dan memiliki “multiplier

  manusia melalui pemantapan sektor pendidikan, kesehatan, agama, sosial, dan budaya yang berlandaskan keilmuan dan ketaqwaan

  dapat memberi dampak yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, seperti : pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, pertambangan, dan pariwisata.

  a. Strategi penarikan investasi.

  b. Startegi penarikan investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memantapkan infrastruktur dasar (transportasi, pelabuhan, listrik, air bersih, telepon, dan lain lain) oleh pemerintah daerah dalam rangka lebih mengefisienkan biaya investasi oleh pihak swasta.

  c. Strategi memperbesar pangsa pasar.

  3. Pembinaan dan pemantapan infrastruktur dasar yang merupakan urat nadi perekonomian rakyat dan d. Strategi pembentukan kawasan fungsional

  (cluster area) budidaya dan non budidaya.

  e. Strategi pengembangan

  effect” yang besar sehingga penyelenggaraan infrastruktur dasar pada pemerintahan kawasan fungsional secara terpadu dan terintegrasi antar sektor, dapat dilakukan dengan :

  4. Pengembangan kawasan

  1. Dukungan infrastruktur perdagangan dan pusat - pusat jalan, baik jalan usaha perekonomian yang tani, jalan arteri, dan jalan berinterkoneksitas dengan sekunder dari dan menuju daerah lain sehingga dapat kawasan fungsional ke menjadi daya tarik bagi pusat dan pemasaran dan investor dari luar. perdagangan.

  5. Pembenahan/penataan

  2. Dukungan sarana dan

  networking antar sektor, untuk prasarana pelabuhan, air

  menciptakan keterpaduan dan bersih, telepon, listrik dan keserasian pembangunan saprodi dan alsintan antar kawasan pertumbuhan. pertanian berbasis komoditas unggulan

  6. Mewujudkan manajemen

  f. Strategi peningkatan akses pembangunan yang petani, nelayan, dan berwawasan lingkungan pembudidaya ikan (environmental development) terhadap sumber daya yang berbasis nilai-nilai kearifan produktif dan permodalan. lokal dengan melibatkan masyarakat setempat

  based

  (community development).

  7. Mewujudkan sistem pengawasan dan akuntabilitas administrasi pembangunan yang baik untuk menuju Good

  Governance

  8. Menciptakan kepastian hukum untuk mewujudkan keamanan berusaha dan berinvestasi. RPJMD 2011-2016 Visi : Untuk mempercepat Program untuk

  Mewujudkan Bombana Sejahtera pembangunan infrastruktur, meningkatkan maka strategi yang dilakukan aksesibilitas adalah : masyarakat :

  Meningkatkan aksesibiltas Program

  • Misi : 1.

  1. Mempercepat Pembangunan masyarakat melalui Pengembangan

  Infrastruktur pembangunan prasarana Sistem Jaringan

  2. Reformasi Birokrasi utama Transportasi Darat

  3. Pembangunan Ekonomi meliputi Jaringan Lalu Lintas dan jaringan angkutan jalan serta jaringan sungai, danau dan penyeberangan ;

  4. Peningkatan Kualitas

  a. Mengembangkan kawasan

  Sumberdaya Manusia

  Program

  • pusat-pusat kegiatan

5. Memantapkan Pembangunan melalui peningkatan

  Pengembangan Budaya Masyarakat Bombana sarana dan prasarana

  Sarana perekonomian Pendukung Transportasi Darat;

  b. Memperkuat sistem

  Program pusat informasi Pengembangan masyarakat SistemJaringan Transportasi laut

  • informasi melalui pusat-

  c. Mengembangkan sistem

  Meliputi Tatanan pelayanan kebutuhan Kepelabuhanan dan dasar masyarakat melalui Jaringan Trayek; peningkatan sistem jaringan sumber daya air, energi,dan telekomunikasi wilayah perdesaan

  Program untuk

  d. Meningkatkan produktifitas mengembangkan

  pertanian melalui sistem pelayanan peningkatan system kebutuhan dasar masyarakat adalah : jaringan irigasi,

  Program a. Pengembangan Sistem Jaringan Sumberdaya Air Baku dan Sistem Penyediaan Air Minum;

  b. Program

  pengembangan sistem jaringan telekomunikasi melalui jaringan kabel,nirkabel dan satelit;

  c. Program

  Pengembangan Sistem Jaringan Energi ( pembangkit tenaga listrik dan jaringan prasarana energi). DOKUMEN PENATAAN RUANG RTRW KABUPATEN Kebijakan penataan ruang di Strategi penataan ruang Dalam Lampiran BOMBANA 2013-2033 Kabupaten Bombana adalah Kabupaten Bombana adalah RTRW ini terdapat sebagai berikut : sebagai berikut : Program Perwujudan

  Sistem Prasarana Wilayah yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya adalah :

  a. Mengembangkan sistem pusat

  1. Strategi Pengembangan Dalam Lampiran pelayanan perkotaan dan pusat sistem pusat pelayanan RTRW ini terdapat pelayanan desa secara hirarki; perkotaan dan pusat Program Perwujudan pelayanan desa secara Sistem Prasarana hirarki Wilayah yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya adalah :

  2. Strategi peningkatan Pengembangan pelayanan dasar dalam rangka kualitas pelayanan dasar sistem pemerataan pelayanan dalam rangka pemerataan prasarana masyarakat; pelayanan masyarakat transportasi.

  • b. Meningkatkan kualitas

  Pengembangan

  • c. Mengembangkan sistem

  3. Strategi pemantapan agropolitan untuk meningkatkan sistem jaringan fungsi hutan hasil produksi dan produktifitas transportasi laut pertanian dalam arti luas;

  4. Strategi pengembangan Pengembangan kawasan pertambangan sistem jaringan yang ramah lingkungan transportasi udara

  • d. Memantapkan fungsi hutan;

  Mengembangkan kawasan

  5. Strategi Pengembangan pertambangan yang ramah pengembangan sistem jaringan lingkungan; potensi kelautan dan energi perikanan

  • e.

  6. Strategi Pengembangan kelautan dan perikanan; pengembangan sistem jaringan kawasan pariwisata telekomunikasi yang ramah lingkungan

  • f. Mengembangkan potensi

  Mengembangkan kawasan Pengembangan pariwisata;

  • g.

  7. Strategi peningkatan sistem jaringan fungsi kawasan untuk sumber daya air pertahanan dan keamanan Negara

  • Pengembangan

  h. Meningkatkan fungsi kawasan

  sistem pertahanan dan keamanan prasarana negara pengelolaan lingkungan.

  RDTR KOTA RUMBIA Mempercepat perkembangan Program peningkatan

  2011-2021 wilayah ekonomi wilayah

  • Program Pengembangan Wilayah Strategi dan Cepat Tumbuh.
  • Program Pembangunan Pedesaan
  • Program Pembangunan Perkotaan
  • Program Pengembangan Perumahan.
  • Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Permukiman
  • Program Pembangunan Wilayah Tertinggal.
  • Program Pengembangan Kawasan Perbatasan.
  • Program Penataan Ruang.
Tabel-6.2:

  Potensi dan Permasalah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Bombana Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di

  Kabupaten Bombana SEKTOR POTENSI & PERMASALAHAN PELUANG PENGEMBANGAN TANTANGAN PENGEMBANGAN

  Kawasan permukiman masih menyebar Masih banyak lahan yang Belum terdapat peraturan zonasi

  • Permukiman

  (sporadis), akibatnya adalah biaya dapat digunakan untuk yang mengatur pembangunan pembangunan jaringan prasarana membangun kawasan kawasan budidaya (termasuk (listrik, air bersih, telekomunikasi, dll) permukiman. kawasan permukiman). akan menjadi tinggi. Sektor tambang yang Pembangunan jalan lingkar

  • Banyak permukiman kumuh (non menjadi salah satu sektor dikhawatirkan akan berdampak permanen) di tepi pantai. unggulan Kabupaten pada pembangunan di kawasan
  • Kawasan perkotaan Rumbia berada Bombana membutuhkan lindung. pada dataran rendah yang landai, permukiman untuk sehingga pembangunan pekerjanya. Hal ini sebaiknya ditangkap sebagai peluang
  • kawasan permukiman dapat oleh pemerintah daerah dimaksimalkan pada kawasan untuk menyediakan dan budidaya.

  membangun kawasan

  • Kawasan permukiman pinggir pantai permukiman bagi pekerja sering mengalami banjir akibat pasang tambang.

  laut dan hujan pada waktu bersamaan.

  Letak posisi geografis, yang

  • Transportasi Transportasi Darat
  • Sebagian besar (sekitar 90%) kondisi mempunyai akses laut dan darat jaringan jalan di Kota Rumbia masih jalan trans sulawesi sehingga perkerasan pondasi kerikil, belum memudahkan akses untuk terdapat lapisan ausnya (aspal) dan mobilitas barang dan jasa. hanya sebagian kecil (sekitar 10%)
  • Banyaknya investor yang yang mempunyai kondisi jalan menanamkan modalnya di beraspal.

  Kabupaten Bombana sehingga

  • • Fasiitas pendukung (trotoar dan marka pajaknya dapat dialokasikan untuk

  jalan) hanya terdapat pada jalan-jalan pengembangan infrastruktur utama di wilayah Kasipute (pusat (termasuk jalan).

  217

  • Pengalih-fungsian trotoar dan pinggir jalan untuk parkir dan berjualan sehingga menimbulkan hambatan samping yang berakibat kemacetan pada jam sibuk.
  • Pasang air laut yang menyebabkan beberapa daerah tergenang dan mudah merusak lapisan aspal.

  • Kurangnya pengawasan pemanfaatan trotoar dan lahan parkir dipinggir jalan.
  • Sebagian besar permukiman di Kawasan Perkotaan Bombana (Kec Rumbia dan Rumbia Tengah) sudah terlayani listrik dari PLN.

  • Tidak terpeliharanya saluran drainase khususnya drainase dari galian tanah (konstruksi tanah) banyak mengalami pendangkalan dan ditumbuhi rumput.
  • Daerah dataran terutama yang berbatasan dengan selat Tiworo sehingga aliran air tidak bisa langsung mengalir ke selat tersebut.
  • Adanya pasang air laut.
  • Drainase yang terbuat dari pasangan batu memiliki dimensi saluran yang kurang besar, sehingga tidak bisa menampung seluruh debit dari air hujan yang pada akhirnya menyebabkan banjir dan timbul genangan

  • Kebutuhan air bersih didapat melalui PDAM, sumur, dan mata air (daerah dataran tinggi)
  • Masih terdapat beberapa sumber air bersih potensial yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal.
  • Penggunaan sumur terutama pada daerah tepi pantai yang berlebihan akan menyebabkan intrusi dan penurunan ketinggian tanah dikemudian hari jika tidak diawasi.
  • Jaringan Pipa PDAM masih belum merata keseluruh kawasan perkotaan.
  • Distribusi menggunakan sistem

  218 kota).

  Transportasi Laut

  Terdapat pelabuhan di Kasipute yang menjadi simpul penghubung menuju daerah lain dengan menempuh perjalanan laut.

  Kasipute merupakan ibukota Kabupaten Bombana sehingga memiliki tingkat bangkitan dan tarikan perjalanan yang tinggi.

  Energi

  Permukiman berada disepanjang jaringan jalan (linier) sehingga memudahkan pemasangan dan pemeliharaan jaringan listrik

  Pembangunan jaringan listrik di luar kawasan perkotaan akan memakan biaya yang sangat besar. Drainase

  Masih banyak terdapat lahan belum terbangun sehingga air bisa langsung terserap ke tanah.

  Air Bersih

  • gravitasi sehingga biaya Pembangunan jaringan PDAM operasional menjadi lebih murah memerlukan biaya yang mahal, dikhawatirkan akan dibebankan kepada pengguna.
  • >Air Limbah Pada umumnya pembuang limbah Masih banyak tersedia lahan Sulit untuk mengubah kebia
  • yang berasal dari WC/jamban yang sehingga dimungkinkan untuk penduduk untuk buang air di sungai.
  • menggunakan sarana pembuangan membangun Instalasi Pengolahan Perlu dana yang sangat besar untuk milik pribadi atau umum, seperti Limbah Tinja (IPLT) di kawasan membangun saluran air kotor yang dibuang ke tangki septik tank dengan bukan perkotaan atau kawasan berasal dari rumah tangga agar tidak bidang resapan atau dibuang ke cubluk pinggiran.

  bercampur dengan drainase (sungai).

  • Masih memungkinkan untuk
  • Limbah cair yang berasal dari kamar membangun sistem pembuangan mandi, tempat cuci umum dan dapur komunal karena kota rumbia ini pada umumnya disalurkan ke parit masih terus berkembang. atau saluran-saluran drainase, sungai atau dibuang ke permukaan tanah.

  Sampah Kurangnya armada atau jumlah ritasi Masih banyak terdapat lahan Sulit untuk mengubah kebiasaan

  pengangkutan sampah. yang bisa digunakan untuk penduduk untuk membuang

  • membangun TPS sesuai dengan sampah pada tempatnya.

  Kurangnya jumlah TPS dan ukuran

  • TPS yang ada saat ini tidak dapat aturan yang berlaku. Penyediaan infrastruktur menampung timbulan sampah.

  persampahan ini biasanya dianggap

  Sampah banyak yang dibuang ke pembangunan perkotaan. sungai, dibakar, dan ditimbun didalam tanah.

  • tidak terlalu penting dalam

  219

  220

B. Kondisi Eksisting

  5. Mataoleo Kawasan Lora 2,50 Rendah 2386

  14 Kep. Masaloka Raya Kawasan Masaloka Barat 0,50 Sedang 1912

  13 Kep. Masaloka Raya Kawasan Masaloka 0,56 Sedang 2588

  12. Poleang Selatan Kawasan Waemputang 2,00 Sedang 1479

  11. Poleang Selatan Kawasan Batu Putih 2,00 Sedang 924

  10. Poleang Tengah Kawasan Paria 4,00 Rendah 552

  9. Poleang Tengah Kawasan Mulaeno 2,00 Sedang 935

  8. Poleang Kawasan Boepinang Barat 4,00 Sedang 1732

  7. Poleang Kawasan Boepinang 0,50 Sedang 2029

  6. Poleang Tenggara Kawasan Masudu 3,00 Tinggi 1349

  Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib

memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni,

sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Permukiman adalah bagian dari hunian yang terdiri

atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana,sarana,utilitas umum serta

mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain kawasan perkotaan atau perdesaan.

  Pengembangan Permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya

adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble),

aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

  3. Rumbia Tengah Kawasan Lauru 0,28 Sedang 1136

  2. Rumbia Tengah Kawasan Kampung Baru 0,70 Sedang 1236

  1. Rumbia Kawasan Lampopala 0,75 Sedang 1270

  Jumlah Penduduk

  Kawasan Kategori

  Lokasi Kawasan Kumuh Luas

  No Nama Kecamatan

  

Tabel-6.3:

Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Bombana tahun 2012

  Kondisi permukiman perkotaan di Kabupaten Bombana sangat erat dengan pesatnya

pembangunan dan perkembangan kota yang mengarah pada kegiatan perdagangan, hotel dan

restoran serta sektor jasa meningkatkan daya tarik bagi para penduduk di Kabupaten Bombana

sehingga kebutuhan perumahan juga akan semakin meningkat. Tingginya perkembangan kebutuhan

perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong

permukiman kumuh demikian juga di wilayah Kabupaten Bombana Dari data yang ada, kawasan

kumuh di Kabupaten Bombana sampai dengan tahun 2012 tercatat 45,73 ha, yang tersebar di 23

lokasi. selengkapnya data kawasan kumuh di Kabupaten Bombana sebagai berikut. (Tabel-6.3)

  4. Mataoleo Kawasan Tabako 3,00 Sedang 2845

  21. Kabaena Barat Kawasan Baliara Selatan 0,20 Rendah 1361

  20. Kabaena Barat Kawasan Baliara 1,70 Sedang 1972

  23. Kabaena Timur Kawasan Toli-Toli 2,00 Sedang 880 Kabupaten Bombana 45,73

  22. Kabaena Timur Kawasan Dongkala 4,00 Sedang 1632

  15. Kep. Masaloka Raya Kawasan Masaloka Selatan 6,00 Sedang 2782

  16. Kep.Masaloka Raya Kawasan Masaloka Timur 0,70 Sedang 1888

  17. Kep.Masaloka Raya Kawasan Lamburi 4,00 Sedang 3435

  18. Kabaena Kawasan Teomokole 0,50 Rendah 3620

  19. Kabaena Barat Kawasan Sikeli 1,00 Rendah 2544

C. Permasalahan dan Tantangan

  

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Bombana dirinci

berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkungan permukiman. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Bombana.dapat dilihat pada table 64.2. sedangkan Penyusunan Strategis Pengembangan Kawasan Strategis Permukiman dapat dilihat pada table 6.9 sebagai berikut :

  Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bombana No Aspek Pengembangan Permukiman Permasalahan yang dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

  1. Aspek Teknis

  • Permasalahan Lokasi Permukiman yang tidak sesuai RTRW;
  • Diarahkan untuk Pembangunan Kawan S 2.

  • Adanya Perda No. 20 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bombana
  • Sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang menurun kualitasnya.
  • Lemahnya pelaksanaan koordinasi antar instansi terkait;
  • Melonjaknya Harga Tanah
  • Pembentukan Kantor Perumahan.
  • Belum terbangunnya sistem informasi manajemen perumahan permukiman yang terpadu dan terintegrasi;
  • Peningkatan Kapasitas SDM dan Pelaku Pembangunan Perumahan dan Permukiman
  • Pengembangan kualitas SDM yang masih terbatas terutama di bidang Perumahan dan Permukiman;
  • Peningkatan Kerjasama dengan pihak lain yang terkait

  Aspek Kelembagaan

  3. Aspek

  • Masih kurang dana Bantuan dari investor

  Pembiayaan Dana alokasi untuk sektor perumahan yang masih kurang.

  • Mengoptimalkan Mencari sumber-sumber pembiayaan perumahan
sumber pendanaan dari pemerintah dari dunia usaha/swasta.

  4. Aspek Peran

  4.Permukaan lahan yang luas, memungkinkan untuk lahan permukiman

  1. Proses penggundulan hutan

  2. Perusakan pantai dan aliran sungai

  Strenght SO ST

  1.Tingginya kebutuhan rumah

  2.Lahan belum terbangun yang cukup luas terutama di kecamatan

  3.Jumlah penduduk yang banyak

  5.Memungkinkan pengembangan sektor pariwisata pantai dan hutan

  1. Investor dalam berbagai sektor bisnis

  6.Terdapat prasarana transportasi jalan dan pelabuhan.

  1. Memanfaatkan dana Pempus dam investor untuk mengambangkan perumahan dan permukiman

  2. Pengembangan kawasan permukiman baru oleh pihak Swasta

  3. Menata Pengemb Kawasan permukiman baru untuk masyarakat

  4. Pengemb wisata bahari dan wisata maritim

  1. Menganitisipasi banjir melalui pembangunan yang bersahabat dengan air.

  2. Kebijakan Otoda

  Internal

  Serta Masyarakat Kurangnya Pemahaman Lingkungan yang bersih dan rumah sehat Di Masyarakat

  3. Permasalahan permukiman yang berada di daerah rawan bencana.

  Peningkatan jumlah penduduk baik secara alamiah maupun karena urbanisasi akan semakin menuntut perluasan pelayanan

  Mendorong peran KSM (Kelompok Swadaya Masyrakat) dalam hal penyediaan perumahan dan permukiman khususnya perumahan swadaya.Program Gembira Desa/Kelurahan dalam mendukung pembangunan Rumah bagi MBR

  5. Aspek Lingkungan

  Permukiman

  1. Permasalahan permukiman yg tinggal di pinggir pantai sungai/kali;

  2. Permasalahan permukiman kumuh (kumuh perkotaan/kumuh nelayan);

  1. Masyarakat yang masih tetap bertahan dilokasi yang tidak aman

  Perubahan iklim dan cuaca yang tidak terkontrol dan sering mengakibatkan banjir bandan dan longsor di musim penghujan

  1. Revitalisasi Kawasan Perkotaan Kasipute

  2. Relokasi pada kawasan permukiman yang terdapat pada kawasan perkotaan (Rumbia) dan daerah rawan bencana (Poleang Tenggara).

Tabel 6.9 Penyusunan Strategi SWOT Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

  Kabupaten Bombana

  Eksternal Opportunity Threat

  Tersedianya dana Pempus untuk pembangunan prasling, permukiman dan perumahan, serta pembangunan masyarakat.

  2. Penghijauan DAS dengan manajemen terpadu DAS melalui pengalokasian dana pusat dan daerah

  7.Kawasan pantai yang panjang dan potensil untuk pengembangan sektor perikanan, rumput laut dan tambak

  5.Perbaikan dan pemb. sarana dan prasarana wilayah serta prasling lingkungan perumahan.

  Membatasi pengembangan permukiman agar tidak mengkonversi lahan pertanian Mengendalikan pengembangan permukiman untuk kawasan dengan arahan KDB rendah (daya dukung terbatas: daerah resapan air)

  B Pembatasan dan pengendalian pembangunan permukiman di kawasan pengembangan terbatas (kawasan dengan keterbatasan daya dukung lingkungan)

  Meningkatkan kualitas permukiman yang tidak layak menjadi layak (kawasan padat kumuh) Memelihara dan meningkatkan permukiman yang ada agar tetap berkualitas sesuai dengan standar minimal kelayakan huni

  A. Peningkatan kualitas permukiman Yang Ada Pada Lokasi Sesuai Arahan Tata Ruang

  No. Kebijakan Strategi

  Tabel 6. 10 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kabupaten Bombana

  3.Menyiapkan lahan untuk penampungan korban bencana yang mungkin terjadi dan merencanakan jalur epakuasinya.

  2.Persiapkan tim dan prasarana untuk antisipasi bencana.

  1.Menghindari berkembangnya perumahan padat dan kumuh pada beberapa daerah, terutama di tengah kota.

  6.Pengemb manajemen usaha masy, dan membuka lapangan kerja baru

  5.Meningkatkan kualitas perumahan kumuh dengan subsidi silang pengusaha dan pemerintah

  5. Memanfaatkan dana Pempus dan dukungan pemda untuk program RP4D

  4.Pengembangan rumkin pada kawasan rawan bencana

  3.Identifikasi permukiman penduduk yang terletak di atau sekitar daerah rawan bencana

  2.Penataan dan peningkatan kualitas permukiman padat dan kumuh, terutama yang ada ada di tengah kota, pinggir laut & sungai

  1.Meningkatan SDM & ketaatan hukum masy. serta penegakan hukum

  6.Masih banyak penduduk kecamatan/kota yang tingkat pendidikan dan pendapatannya masih rendah

  5.Besarnya ombak (angin kencang) mengurangi frekuensi penduduk untuk melaut

  4.Aksesibilitas dan kelengkapan prasarana lingkungan beberapa kecamatan (terutama air bersih). Pantai rawan terjadi abrasi, Air tanah tergolong minim (mata air), akibat curah hujan rendah

  3.Permukiman kumuh juga terdapat pada beberapa kawasan yang rawan bencana .

  2.Ditemukan Permukiman yang padat & kumuh di tengah kota, pinggir laut, dan bantaran sungai.

  1.Kemampuan iptek dan ketaatan hukum masyarakat lokal yang rendah.

  Weakness WO WT

  C Pembangunan kawasan permukiman baru Mengarahkan dan mengembangkan kawasan permukiman baru sesuai arahan tata ruang Membangun permukiman baru terstuktur yang berkontribusi pada pembangunan jalan poros baru (kolektor) di bagian wilayah kotanya serta terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya Mewajibakan setiap kawasan perumahan menyediakan RTH minimal 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan

  No. Kebijakan Strategi

  perumahan dan tidak bisa dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain Menyediakan sarana dan prasarana permukiman skala perumahan sesuai kriteria dan ketentuan yang ditentukan

  D Peningkatan cakupan dan kualitas Jaringan jalan pelayanan infrastruktur permukiman Mengintegrasikan infrastruktur jaringan jalan antar perkotaan perumahan dan dengan lingkungan sekitarnya Meningkatkan aksesibilitas kawasan untuk sistem proteksi kebakaran dan keadaan darurat lainnya melalui peningkatkan jalan sesuai standar KCK

  Air minum

  Peningkatan kuantitas (debit air) dan kualitas air minum sistem perpipaan Peningkatan cakupan pelayanan air minum sistem non perpipaan Konservasi sumber-sumber air minum agar tetap lestari dan berkelanjutan Peningkatan penegakan hukum dan kelembagaan pengelolaan air minum

  Air limbah

  Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah sistemonsite Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah sistemoffsite Peningkatan kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat

  Drainase

  Pengembangan jaringan drainase secara terpadu Pemeliharaan jaringan drainase Pengendalian genangan dan banjir dengan konsep eco-

  drainase Persampahan

  Peningkatan pengelolaan persampahan berbasis pengurangan dan penanganan sampah Peningkatan pelayanan sistem persampahan

  E Peningkatan kapasitas kelembagaan, sistem Kelembagaan peraturan dan pedoman, sistem Mengembangkan struktur kelembagaan yang menangani pembiayaan, sistem pengadaan dan bidang permukiman penyediaan lahan, sistem perijinan terkait Meningkatkan koordinasi antar daerah dalam penyediaan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman dan infrastruktur permukiman permukiman perkotaan Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan permukiman

  Peraturan dan pedoman

  Meningkatkan sistem peraturan terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

  No. Kebijakan Strategi

  Mengembangan data base permukiman dan infrastruktur permukiman

  Pembiayaan

  Mengoptimalkan sumber pembiayaan dari pemerintah Mengembangkan mekanisme pengadaan dan penyediaan lahan melalui land banking

6.1.3 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.

  Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Analisis kebutuhan juga harus mengacu pada target pengembangan permukiman yang termuat dalam RPIJM, RTRW maupun Renstra SKPD. Kebutuhan program pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Bombana selengkapnya tersaji pada Tabel-6.11 dan Tabel-

  6.12 Tabel-6.10:

  Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan untuk 5 Tahun

  2014 2015 2016 2017 2018 No Uraian Unit Ket Lokasi

  1. Jumlah Jiwa 160.679 176.746 194.420 213.862 235.248 Penduduk

  2. Kepadatan Jiwa/km2

  48

  53

  58

  64

  70 Penduduk

  3. Proyeksi Jiwa/km2 6,9 7,6 8,3 10,0 10,1 Persebaran Penduduk

  4. Proyeksi Jiwa/km2 Persebaran Penduduk Miskin

  5. Sasaran Ha Penurunan Kawasan Kumuh

  6. Kebutuhan TB

  1

  1

  1

  1

  1 Rusunawa

  7. Kebutuhan RSH Unit

  8. Kebutuhan Kawasan Pengembangan Permukiman Baru

  Tabel-6.11: Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan untuk 5 Tahun

  Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V No Uraian Unit Ket Lokasi

  1. Jumlah Jiwa 160.679 176.746 194.420 213.862 235.248 Penduduk Kepadatan Jiwa/km2

  48

  53

  58

  64

  70 Penduduk Proyeksi Jiwa/km2 6,9 7,6 8,3 10,0 10,1 Persebaran Penduduk Proyeksi Jiwa/km2 Persebaran Penduduk Miskin

  2. Desa Potensial Desa Desa Desa Desa Biru DesaTeppoe untuk Lantari Anugrah, Kec.Rarowatu Kec.Poltim Kec Poltim Agropolitan Kec LombahKasi Utara Lantari Kec Lantari

  Jaya Jaya

  3. Desa Potensial Desa Poleang Poleang Poleang Masaloka Kabaena untuk Timur Tenggara Raya Timur Minapolitan

  4. Kawasan Kawasan Rumbia Poleang Kabaena Rawan Rumbia Tenggara Timur Bencana Tengah

  5. Kawasan Kawasan Perbatasan

  • 6. Kawasan Kawasan Masaloka Permukiman Raya Pulau-Pulau Kecil

  7. Desa Kategori Desa Miskin

  8. Kawasan Kawasan Poleang Poleang Lantari jaya dengan Timur Barat Komoditas Unggulan

6.1.4 PROGRAM– PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Bombana, program pemerintah daerah Kabupaten Bombana sebagai berikut :

1. Program Pengembangan Perumahan

  a. Fasilitasi dan stimulasi Perumahan Masyarakat

  b. Pengembangan PSU Kawasan Perumahan

  c. Survey dan Pendataan Perumahan

  d. Penyusunan Rencana dan Strategi Pembangunan Perumahan

  e. Kerjasama Lembaga Bidang Perumahan

  f. Pembangunan Rusunawa

  g. Bantuan Stimulan Pembangunan Rumah

  h. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Perumahan i. Pengawasan Pembangunan Perumahan j. Penanganan Lingkungan Perumahan Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) k. Pembangunan Stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan

  Permukiman

1. Program Lingkungan Sehat Perumahan

  a. Pembangunan Sarana dan Prasarana Lingkungan

  b. Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar di Kawasan Kumuh

  c. Pembangunan Sarana Air Bersih di Kawasan Kumuh

  d. Penyusunan Pedoman Pengawasan Lingkungan Sehat Perumahan

  e. Penataan Kawasan Kumuh

  f. Peningkatan Peran Serta masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan Permukiman

  g. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin

2. Program Penataan Lingkungan Permukiman

  a. Penyehatan Lingkungan Permukiman Dalam hal , kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:

  1. Dokumen RTRWKabupaten Bombana Tahun 2013 – 2033;

  2. Dokumen SPPIP dan RPKPP Kabupaten Bombana Tahun 2012-2013;

  3. Dokumen RP4D Kota Kendari tahun 2010;

  4. Dokumen RPJMD Kota Kendari Tahun 2013 – 2017

  5. Dokumen RDTR Kawasan Strategis Tahun 2013

  

6. Dokumen Kawasan CBD dan Perkantoran dilaksanakan pada tahun 2012

  7. Kesiapan lahan seluas 2 ha di Kelurahan Lampopala dan Lantowonua untuk pembangunan CBD;

  8. Kesiapan Lokasi Rusunawa di Ibukota Rumbia

6.1.5 USULAN PROGRAMDAN KEGIATAN

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

  Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi

eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan

kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan daerah.

Selengkapnya usulan program pengembangan permukiman Kabupaten Bombana tersaji pada

Tabel-6.11.

  Tabel-6.11: Program Terkait Dengan Kebijakan Peningkatan Kualitas Permukiman

  PERIODE 5 TAHUN SUMBER KE STRATEGI PROGRAM

INDIKASI KEGIATAN LOKASI

  I II

  III

  IV Meningkatkan Peremajaan Kawasan Perbaikan dan pembangunan baru Kawasan Perkotaan

  V V Kemenpera, Kemen PU, APBN, APBD

kualitas Permukiman Padat sarana dan prasarana dasar Rumbia Dinas PU Prov, APBD

permukiman yang Kumuh permukiman kumuh Kawasan Perkotaan

  V V Kab tidak layak menjadi

Poleang

layak (kawasan Kawasan Perkotaan

  V V padat kumuh)

Kabaena

Peningkatan Sosialisasi (penyuluhan) tentang Semua Kawasan

  V V

  V V PemKab, Swasta APBD kesadaran masyarakat hidup bersih dan sehat kepada Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten, akan Perilaku Hidup masyarakat Bombana Swasta Bersih dan Sehat /

  Sosialisasi lingkungan sehat Pengembangan Sosialisasi tentang program Semua Kawasan

  V V

  V V PemKab, Swasta APBD konsep CSR (Corporate pengembangan permukiman dan Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten,

  Social Responsibility) infrastruktur yang berpeluang Bombana Swasta untuk pembiayaan untuk didanai oleh swasta; atau perbaikan Penguatan payung hukum di langsung lingkungan Kabupaten terkait dengan konsep perumahan padat CSR. kumuh terutama untuk hunian MBR

  Memelihara dan Pengembangan Pembangunan sarana dan Semua kawasan

  V V

  V V KemenPU, Dinas PU Prov APBN, APBD

meningkatkan prasarana dan sarana prasarana dasar permukiman perkotaan di Kabupaten Sultara,Bappeda Kab, Dinas Prov, APBD

permukiman yang permukiman

  Bombana PU Kab Kab ada agar tetap berkualitas sesuai dengan standar minimal kelayakan huni

  Sumber : Hasil Analisis, 2012 230

  Program Terkait Dengan Kebijakan Pembatasan dan Pengendalian Pembangunan Permukiman di Kawasan Pengembangan Terbatas (Kawasan dengan Keterbatasan Daya Dukung Lingkungan)

  PERIODE 5 TAHUN SUMBER KE STRATEGI PROGRAM

INDIKASI KEGIATAN LOKASI

  I II

  III

  IV Membatasi Pendataan Lahan Survei pendataan lahan pertanian Semua Kawasan

  V Dinas Pertanian APBD Prov, Pengembangan Pertanian Lahan Basah lahan basah Perkotaan Di Kabupaten Provinsi dan Kabupaten APBD Kab Permukiman Agar

  Bombana Tidak Mengkonversi Lahan Pertanian

  Penyusunan Mekanisme Penyusunan Zoning Regulasi Semua Kawasan

  V Bappeda Kabupaten APBD Insentif Dan Disinsentif Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten, Untuk Alih Fungsi Lahan Bombana

  Pertanian Pengendalian Perijinan Penyusunan Perda IMB Semua Kawasan

  V Dinas PU Kabupaten APBD Perumahan Pada Perkotaan Di Kabupaten

  Kabupaten, Kawasan Lahan Pertanian Bombana Irigasi Teknis Mengendalikan Pengarahan Lahan Yang Perencanaan dan pembangunan Semua kawasan

  V Dinas Pertamanan APBD

pengembangan Belum Terbangun Sekitar RTH Publik perkotaan di Kabupaten Kabupaten Kabupaten,

permukiman untuk Permukiman Menjadi Bombana kawasan dengan Lahan Produktif Yang arahan KDB rendah Terintegrasi Dengan (daya dukung Permukiman Masyarakat terbatas: daerah Pengintegrasian Penyusunan RP4D Semua kawasan

  V Bappeda dan Dinas PU APBD resapan air) Infrastruktur Kawasan perkotaan di Kabupaten Kabupaten Kabupaten, Permukiman Yang Ada Bombana Dan Yang Akan Berkembang Di Kawasan Pengembangan Terbatas

  231

STRATEGI PROGRAM

INSTANSI TERKAIT SUMBER PENDANAAN

STRATEGI PROGRAM

INSTANSI TERKAIT SUMBER PENDANAAN

  Bombana

  V Bappeda dan Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten,

  Perkotaan Di Kabupaten Bombana

  Penyiapan Lahan Dan Infrastruktur Untuk Pembangunan Baru Kawasan Skala Besar, Menegah Atau Kecil KASIBA LISIBA Semua Kawasan

  Membangun permukiman baru terstuktur yang berkontribusi pada pembangunan jalan poros baru

  V Bappeda dan Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten,

  KASIBA LISIBA Semua Kawasan Perkotaan Di Kabupaten Bombana

  Menyediakan Lahan Pengembangan Sebagai Kompensasi Dari Ketentuan Pola 1:3:6

  V Bappeda dan Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten,

  232

  INDIKASI KEGIATAN LOKASI PERIODE 5 TAHUN KE

  IV Mengarahkan Dan Mengembangkan Kawasan Permukiman Baru Sesuai Arahan Tata Ruang Penetapan Arah/Tipe

  III

  I II

  INDIKASI KEGIATAN LOKASI PERIODE 5 TAHUN KE

  Program Terkait Dengan Kebijakan Pembangunan Beragam Permukiman Baru Untuk Berbagai Segmen Masyarakat

  V Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten, Sumber : Hasil Analisis, 2012

  Penyusunan Perda IMB Semua kawasan perkotaan di Kabupaten Bombana

  V Bappeda Kabupaten APBD Kabupaten, Pengendalian Perijinan Perumahan Pada Kawasan Dengan Arahan KDB Rendah

  IV Penyusunan Mekanisme Insentif Dan Disinsentif Penyusunan Zoning Regulasi Semua kawasan perkotaan di Kabupaten Bombana

  III

  I II

  Pengadaan Permukiman Serta Jenis Permukiman Penyusunan RP4D Semua Kawasan Perkotaan Di Kabupaten

  PERIODE 5 TAHUN SUMBER KE STRATEGI PROGRAM

INDIKASI KEGIATAN LOKASI

  I II

  III

  IV (kolektor) di bagian Pembangunan Jalan Poros Pembangunan Jalan Baru Pada Semua Kawasan

  V Dinas PU Kabupaten APBD wilayah kotanya Baru (Kolektor) Pada Kawasan Permukiman Baru Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten, serta terintegrasi Kawasan Permukiman Bombana dengan lingkungan Baru sekitarnya Mewajibakan setiap Perencanaan dan Penyusunan RTH Publik Semua kawasan

  V Dinas Pertamanan APBD

kawasan Pembangunan RTH Publik perkotaan di Kabupaten Kabupaten Kabupaten,

perumahan

  Bombana menyediakan RTH minimal 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan perumahan dan tidak bisa dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain Menyediakan Pengembangan prasarana Pembangunan prasarana dan Semua kawasan

  V Dinas PU Kabupaten APBD sarana dan dan sarana permukiman sarana permukiman perkotaan di Kabupaten Kabupaten, prasarana

  Bombana permukiman skala perumahan sesuai kriteria dan ketentuan

  Sumber : Hasil Analisis, 2012 233

  Program Terkait Dengan Kebijakan Peningkatan Cakupan Dan Kualitas Pelayanan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

STRATEGI PROGRAM

  INDIKASI KEGIATAN LOKASI PERIODE 5 TAHUN KE

INSTANSI SUMBER TERKAIT PENDANAAN

  I II

  III

  IV Jaringan Jalan Mengintegrasikan Peningkatan Pembangunan jalan baru yang Seluruh kawasan

  V V

  V V Dinas PU, Dinas APBD Kab infrastruktur aksesibilitas menghubungkan kawasan perkotaan di Kabupaten Perhubungan, jaringan jalan antar dari kawasan perumahan dengan pusat kegiatan; Bombana

  Bappeda perumahan dengan permukiman ke pelebaran jalan agar sesuai lingkungan jalan utama kapasitasnya; peningkatan kualitas sekitarnya kota jalan

  Pemaduserasian Penyusunan rencana pembangunan Seluruh kawasan

  V V

  V V Dinas PU, Dinas APBD Kab rencana jaringan jalan di kawasan perkotaan perkotaan di Kabupaten Perhubungan, pembangunan Bombana