Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor - DOCRPIJM 8b527a112d BAB VIBab 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor
6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
6.1.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN
6.1.2 ISU STRATEGIS, KONDISI EKSISTING, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
A. Isu Strategis
Kegiatan sinkronisasi antar kebijakan ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan
strategi pengembangan permukiman dan infratsruktur perkotaan dapat merujuk kepada
kebijakan yang terintegrasi. Berdasarkan penelusuran kebijakan yang dilakukan, terdapat
perbedaan visi dan misi yang digunakan pada dokumen perencanaan RTRW dan RDTR.
Visi dan misi yang terdapat pada RPJM Kabupaten Bombana sama dengan yang terdapat
pada RTRW Kabupaten Bombana, yaitu “Mewujudkan Bombana Sejahtera”, sedangkan visi
yang digunakan pada RDTR Kota Rumbia masih merujuk kepada visi pembangunan daerah
yang terdapat pada RTRW Kota Rumbia tahun 2005-2015, yaitu “Menjadikan Kabupaten
Bombana Sebagai Pusat Pengembangan dan Koneksitas Perekonomian Antara Wilayah” Kondisi permukiman dan perumahan yang ada saat in masih memerlukan penataandan pengaturan yang lebih baik. Berikut ini gambaran isu-isu mengenai pengembangan
perumahan dan permukiman penduduk yang ada di Kabupaten Bombana.Tabel 6.1 Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Bombana No. Isu Strategis Keterangan1. Pengembangan perumahan dan permukiman dalam di seluruh wilayah Kecamatan Rumbia dan
rangka memaksimalkan pemenuhan kebutuhan Rumbia Tengah, baik di pusat kota maupun di penduduk akan rumah yang sehat wilayah kecamatan dan perdesaan.
2. Penataan perumahan dan permukiman pada
1. Kawasan kumuh nelayan di Kel. Kampung peruntukan lahan yang sesuai untuk menghindari Baru, lampopala,Boepinang dan Baliara pemanfaatan lahan yang tidak teratur berdasarkan
2. Kawasan Kumuh Perkotaan utamanya di rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Kel. Kampung Baru, Lampopala, Lauru
3. Penataan dan peningkatan kualitas perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
terutama perumahan masyarakat berpendapatan Perumahan kumuh rendah, termasuk berupa pemenuhan berbagai Pinggir sungai sarana dan prasarana lingkungan untuk mengatasi Pinggir pantai terciptanya perumahan kumuh, baik di pusat kota, Masyarakat nelayan pinggir pantai pinggir sungai, dan pinggir pantai.
4. Menata perumahan yang terletak di daerah kawasan Daerah Rawan Bencana Banjir, tanah
rawan bencana, untuk menghindari terjadinya korban longsor, tsunami dan angin puting beliung (jiwa dan material) jika terjadi bencana alam yang
Persiapkan tim dan prasarana untuk antisipasi terjadi sewaktu-waktu bencana, serta menyiapkan lahan untuk penampungan korban bencana yang mungkin terjadi dan merencanakan jalur epakuasinya
5. Pengembangan dan peningkatan sarana dan
prasarana wilayah dan kota dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Bombana.
6. Pengembangan perumahan baru pada daerah-daerah
lahan perumahan yang masing kosong, terutama di kawasan perkotaan.
7. Menjaga kualitas lingkungan untuk tetap terciptanya daya dukung lingkungan.
8. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan dan pengembangan perumahan dan permukiman, terutama pada kawasan permukiman kumuh.
Maka dapat dikemukakan beberapa strategi untuk mengatasi berbagai masalah perumahan dan permukiman antara lain:
1. Pengembangan kawasan permukiman baru untuk masyarakat oleh pemerintah daerah.
2. Pengembangan kawasan perumahan baru untuk masyarakat oleh pihak swasta, baik secara
horizontal maupun secara vertikal.3. Peningkatan kualitas perumahan yang tergolong padat dan kumuh terutama pada pusat kota.
4. Peningkatan ketaatan hukum masyarakat dan pengusaha swasta serta penegakan hukum
dalam RP4D.
5. Pemanfaatkan dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penanganan perumahan
melalui program RP4D6. Membuat prasarana tanggul atau pemecah ombak sepanjang pantai.
7. Perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta prasarana lingkungan
perumahan.
8. Pengembangan manajemen usaha masyarakat, membuka lapangan kerja baru, dan
meningkatkan kualitas SDM Masyarakat melalui sektor pendidikan.
9. Pengembangan wisata bahari dan maritime untuk peningkatan PAD dan endapatan masyarakat
lokal.
10. Menghindari berkembangnya perumahan padat dan kumuh pada beberapa daerah, terutama di
tengah kota.
11. Persiapkan tim dan prasarana untuk antisipasi bencana, serta menyiapkan lahan untuk
penampungan korban bencana yang mungkin terjadi dan merencanakan jalur evakuasinya
Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman dan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:- Terwujudnya Kabupaten Bombana sebagai sentra produksi unggulan berbasis agraris yang madani (Maju, Agamis, Damai, Adil, Nyaman, dan Indah)
a. Strategi peningkatan produksi komoditas unggulan berbasis agribisnis.
SUMBER/DOKUMEN MUATAN PROGRAM KEBIJAKAN STRATEGI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RPJPD 2006-2026 Visi :
Strategi khusus yang diperlukan untuk mencapai masyarakat sejahtera tahun 2026 dengan pendekatan produksi berbasis agribisnis adalah :
Misi :
Tabel 6. 1 Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur di Kabupaten Bombana
1. Peningkatan kualitas hidup
2. Pemantapan dan pemilihan komoditas dan sektor unggulan yang merupakan sumber ekonomi utama masyarakat luas dan memiliki “multiplier
manusia melalui pemantapan sektor pendidikan, kesehatan, agama, sosial, dan budaya yang berlandaskan keilmuan dan ketaqwaan
dapat memberi dampak yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, seperti : pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, pertambangan, dan pariwisata.
a. Strategi penarikan investasi.
b. Startegi penarikan investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memantapkan infrastruktur dasar (transportasi, pelabuhan, listrik, air bersih, telepon, dan lain lain) oleh pemerintah daerah dalam rangka lebih mengefisienkan biaya investasi oleh pihak swasta.
c. Strategi memperbesar pangsa pasar.
3. Pembinaan dan pemantapan infrastruktur dasar yang merupakan urat nadi perekonomian rakyat dan d. Strategi pembentukan kawasan fungsional
(cluster area) budidaya dan non budidaya.
e. Strategi pengembangan
effect” yang besar sehingga penyelenggaraan infrastruktur dasar pada pemerintahan kawasan fungsional secara terpadu dan terintegrasi antar sektor, dapat dilakukan dengan :
4. Pengembangan kawasan
1. Dukungan infrastruktur perdagangan dan pusat - pusat jalan, baik jalan usaha perekonomian yang tani, jalan arteri, dan jalan berinterkoneksitas dengan sekunder dari dan menuju daerah lain sehingga dapat kawasan fungsional ke menjadi daya tarik bagi pusat dan pemasaran dan investor dari luar. perdagangan.
5. Pembenahan/penataan
2. Dukungan sarana dan
networking antar sektor, untuk prasarana pelabuhan, air
menciptakan keterpaduan dan bersih, telepon, listrik dan keserasian pembangunan saprodi dan alsintan antar kawasan pertumbuhan. pertanian berbasis komoditas unggulan
6. Mewujudkan manajemen
f. Strategi peningkatan akses pembangunan yang petani, nelayan, dan berwawasan lingkungan pembudidaya ikan (environmental development) terhadap sumber daya yang berbasis nilai-nilai kearifan produktif dan permodalan. lokal dengan melibatkan masyarakat setempat
based
(community development).
7. Mewujudkan sistem pengawasan dan akuntabilitas administrasi pembangunan yang baik untuk menuju Good
Governance
8. Menciptakan kepastian hukum untuk mewujudkan keamanan berusaha dan berinvestasi. RPJMD 2011-2016 Visi : Untuk mempercepat Program untuk
Mewujudkan Bombana Sejahtera pembangunan infrastruktur, meningkatkan maka strategi yang dilakukan aksesibilitas adalah : masyarakat :
Meningkatkan aksesibiltas Program
- Misi : 1.
1. Mempercepat Pembangunan masyarakat melalui Pengembangan
Infrastruktur pembangunan prasarana Sistem Jaringan
2. Reformasi Birokrasi utama Transportasi Darat
3. Pembangunan Ekonomi meliputi Jaringan Lalu Lintas dan jaringan angkutan jalan serta jaringan sungai, danau dan penyeberangan ;
4. Peningkatan Kualitas
a. Mengembangkan kawasan
Sumberdaya Manusia
Program
- pusat-pusat kegiatan
5. Memantapkan Pembangunan melalui peningkatan
Pengembangan Budaya Masyarakat Bombana sarana dan prasarana
Sarana perekonomian Pendukung Transportasi Darat;
b. Memperkuat sistem
Program pusat informasi Pengembangan masyarakat SistemJaringan Transportasi laut
- informasi melalui pusat-
c. Mengembangkan sistem
Meliputi Tatanan pelayanan kebutuhan Kepelabuhanan dan dasar masyarakat melalui Jaringan Trayek; peningkatan sistem jaringan sumber daya air, energi,dan telekomunikasi wilayah perdesaan
Program untuk
d. Meningkatkan produktifitas mengembangkan
pertanian melalui sistem pelayanan peningkatan system kebutuhan dasar masyarakat adalah : jaringan irigasi,
Program a. Pengembangan Sistem Jaringan Sumberdaya Air Baku dan Sistem Penyediaan Air Minum;
b. Program
pengembangan sistem jaringan telekomunikasi melalui jaringan kabel,nirkabel dan satelit;
c. Program
Pengembangan Sistem Jaringan Energi ( pembangkit tenaga listrik dan jaringan prasarana energi). DOKUMEN PENATAAN RUANG RTRW KABUPATEN Kebijakan penataan ruang di Strategi penataan ruang Dalam Lampiran BOMBANA 2013-2033 Kabupaten Bombana adalah Kabupaten Bombana adalah RTRW ini terdapat sebagai berikut : sebagai berikut : Program Perwujudan
Sistem Prasarana Wilayah yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya adalah :
a. Mengembangkan sistem pusat
1. Strategi Pengembangan Dalam Lampiran pelayanan perkotaan dan pusat sistem pusat pelayanan RTRW ini terdapat pelayanan desa secara hirarki; perkotaan dan pusat Program Perwujudan pelayanan desa secara Sistem Prasarana hirarki Wilayah yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya adalah :
2. Strategi peningkatan Pengembangan pelayanan dasar dalam rangka kualitas pelayanan dasar sistem pemerataan pelayanan dalam rangka pemerataan prasarana masyarakat; pelayanan masyarakat transportasi.
- b. Meningkatkan kualitas
Pengembangan
- c. Mengembangkan sistem
3. Strategi pemantapan agropolitan untuk meningkatkan sistem jaringan fungsi hutan hasil produksi dan produktifitas transportasi laut pertanian dalam arti luas;
4. Strategi pengembangan Pengembangan kawasan pertambangan sistem jaringan yang ramah lingkungan transportasi udara
- d. Memantapkan fungsi hutan;
Mengembangkan kawasan
5. Strategi Pengembangan pertambangan yang ramah pengembangan sistem jaringan lingkungan; potensi kelautan dan energi perikanan
- e.
6. Strategi Pengembangan kelautan dan perikanan; pengembangan sistem jaringan kawasan pariwisata telekomunikasi yang ramah lingkungan
- f. Mengembangkan potensi
Mengembangkan kawasan Pengembangan pariwisata;
- g.
7. Strategi peningkatan sistem jaringan fungsi kawasan untuk sumber daya air pertahanan dan keamanan Negara
- Pengembangan
h. Meningkatkan fungsi kawasan
sistem pertahanan dan keamanan prasarana negara pengelolaan lingkungan.
RDTR KOTA RUMBIA Mempercepat perkembangan Program peningkatan
2011-2021 wilayah ekonomi wilayah
- Program Pengembangan Wilayah Strategi dan Cepat Tumbuh.
- Program Pembangunan Pedesaan
- Program Pembangunan Perkotaan
- Program Pengembangan Perumahan.
- Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Permukiman
- Program Pembangunan Wilayah Tertinggal.
- Program Pengembangan Kawasan Perbatasan.
- Program Penataan Ruang.
Potensi dan Permasalah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Bombana Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di
Kabupaten Bombana SEKTOR POTENSI & PERMASALAHAN PELUANG PENGEMBANGAN TANTANGAN PENGEMBANGAN
Kawasan permukiman masih menyebar Masih banyak lahan yang Belum terdapat peraturan zonasi
- Permukiman
(sporadis), akibatnya adalah biaya dapat digunakan untuk yang mengatur pembangunan pembangunan jaringan prasarana membangun kawasan kawasan budidaya (termasuk (listrik, air bersih, telekomunikasi, dll) permukiman. kawasan permukiman). akan menjadi tinggi. Sektor tambang yang Pembangunan jalan lingkar
- Banyak permukiman kumuh (non menjadi salah satu sektor dikhawatirkan akan berdampak permanen) di tepi pantai. unggulan Kabupaten pada pembangunan di kawasan
- Kawasan perkotaan Rumbia berada Bombana membutuhkan lindung. pada dataran rendah yang landai, permukiman untuk sehingga pembangunan pekerjanya. Hal ini sebaiknya ditangkap sebagai peluang
- kawasan permukiman dapat oleh pemerintah daerah dimaksimalkan pada kawasan untuk menyediakan dan budidaya.
membangun kawasan
- Kawasan permukiman pinggir pantai permukiman bagi pekerja sering mengalami banjir akibat pasang tambang.
laut dan hujan pada waktu bersamaan.
Letak posisi geografis, yang
- Transportasi Transportasi Darat
- Sebagian besar (sekitar 90%) kondisi mempunyai akses laut dan darat jaringan jalan di Kota Rumbia masih jalan trans sulawesi sehingga perkerasan pondasi kerikil, belum memudahkan akses untuk terdapat lapisan ausnya (aspal) dan mobilitas barang dan jasa. hanya sebagian kecil (sekitar 10%)
- Banyaknya investor yang yang mempunyai kondisi jalan menanamkan modalnya di beraspal.
Kabupaten Bombana sehingga
• Fasiitas pendukung (trotoar dan marka pajaknya dapat dialokasikan untuk
jalan) hanya terdapat pada jalan-jalan pengembangan infrastruktur utama di wilayah Kasipute (pusat (termasuk jalan).
217
- Pengalih-fungsian trotoar dan pinggir jalan untuk parkir dan berjualan sehingga menimbulkan hambatan samping yang berakibat kemacetan pada jam sibuk.
- Pasang air laut yang menyebabkan beberapa daerah tergenang dan mudah merusak lapisan aspal.
- Kurangnya pengawasan pemanfaatan trotoar dan lahan parkir dipinggir jalan.
- Sebagian besar permukiman di Kawasan Perkotaan Bombana (Kec Rumbia dan Rumbia Tengah) sudah terlayani listrik dari PLN.
- Tidak terpeliharanya saluran drainase khususnya drainase dari galian tanah (konstruksi tanah) banyak mengalami pendangkalan dan ditumbuhi rumput.
- Daerah dataran terutama yang berbatasan dengan selat Tiworo sehingga aliran air tidak bisa langsung mengalir ke selat tersebut.
- Adanya pasang air laut.
- Drainase yang terbuat dari pasangan batu memiliki dimensi saluran yang kurang besar, sehingga tidak bisa menampung seluruh debit dari air hujan yang pada akhirnya menyebabkan banjir dan timbul genangan
- Kebutuhan air bersih didapat melalui PDAM, sumur, dan mata air (daerah dataran tinggi)
- Masih terdapat beberapa sumber air bersih potensial yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal.
- Penggunaan sumur terutama pada daerah tepi pantai yang berlebihan akan menyebabkan intrusi dan penurunan ketinggian tanah dikemudian hari jika tidak diawasi.
- Jaringan Pipa PDAM masih belum merata keseluruh kawasan perkotaan.
- Distribusi menggunakan sistem
218 kota).
Transportasi Laut
Terdapat pelabuhan di Kasipute yang menjadi simpul penghubung menuju daerah lain dengan menempuh perjalanan laut.
Kasipute merupakan ibukota Kabupaten Bombana sehingga memiliki tingkat bangkitan dan tarikan perjalanan yang tinggi.
Energi
Permukiman berada disepanjang jaringan jalan (linier) sehingga memudahkan pemasangan dan pemeliharaan jaringan listrik
Pembangunan jaringan listrik di luar kawasan perkotaan akan memakan biaya yang sangat besar. Drainase
Masih banyak terdapat lahan belum terbangun sehingga air bisa langsung terserap ke tanah.
Air Bersih
- gravitasi sehingga biaya Pembangunan jaringan PDAM operasional menjadi lebih murah memerlukan biaya yang mahal, dikhawatirkan akan dibebankan kepada pengguna. >Air Limbah Pada umumnya pembuang limbah Masih banyak tersedia lahan Sulit untuk mengubah kebia
- yang berasal dari WC/jamban yang sehingga dimungkinkan untuk penduduk untuk buang air di sungai.
- menggunakan sarana pembuangan membangun Instalasi Pengolahan Perlu dana yang sangat besar untuk milik pribadi atau umum, seperti Limbah Tinja (IPLT) di kawasan membangun saluran air kotor yang dibuang ke tangki septik tank dengan bukan perkotaan atau kawasan berasal dari rumah tangga agar tidak bidang resapan atau dibuang ke cubluk pinggiran.
bercampur dengan drainase (sungai).
- Masih memungkinkan untuk
- Limbah cair yang berasal dari kamar membangun sistem pembuangan mandi, tempat cuci umum dan dapur komunal karena kota rumbia ini pada umumnya disalurkan ke parit masih terus berkembang. atau saluran-saluran drainase, sungai atau dibuang ke permukaan tanah.
Sampah Kurangnya armada atau jumlah ritasi Masih banyak terdapat lahan Sulit untuk mengubah kebiasaan
pengangkutan sampah. yang bisa digunakan untuk penduduk untuk membuang
- membangun TPS sesuai dengan sampah pada tempatnya.
Kurangnya jumlah TPS dan ukuran
- TPS yang ada saat ini tidak dapat aturan yang berlaku. Penyediaan infrastruktur menampung timbulan sampah.
persampahan ini biasanya dianggap
Sampah banyak yang dibuang ke pembangunan perkotaan. sungai, dibakar, dan ditimbun didalam tanah.
- tidak terlalu penting dalam
219
220
B. Kondisi Eksisting
5. Mataoleo Kawasan Lora 2,50 Rendah 2386
14 Kep. Masaloka Raya Kawasan Masaloka Barat 0,50 Sedang 1912
13 Kep. Masaloka Raya Kawasan Masaloka 0,56 Sedang 2588
12. Poleang Selatan Kawasan Waemputang 2,00 Sedang 1479
11. Poleang Selatan Kawasan Batu Putih 2,00 Sedang 924
10. Poleang Tengah Kawasan Paria 4,00 Rendah 552
9. Poleang Tengah Kawasan Mulaeno 2,00 Sedang 935
8. Poleang Kawasan Boepinang Barat 4,00 Sedang 1732
7. Poleang Kawasan Boepinang 0,50 Sedang 2029
6. Poleang Tenggara Kawasan Masudu 3,00 Tinggi 1349
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib
memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni,
sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Permukiman adalah bagian dari hunian yang terdiri
atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana,sarana,utilitas umum serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain kawasan perkotaan atau perdesaan.Pengembangan Permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya
adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble),
aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.3. Rumbia Tengah Kawasan Lauru 0,28 Sedang 1136
2. Rumbia Tengah Kawasan Kampung Baru 0,70 Sedang 1236
1. Rumbia Kawasan Lampopala 0,75 Sedang 1270
Jumlah Penduduk
Kawasan Kategori
Lokasi Kawasan Kumuh Luas
No Nama Kecamatan
Tabel-6.3:
Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Bombana tahun 2012
Kondisi permukiman perkotaan di Kabupaten Bombana sangat erat dengan pesatnya
pembangunan dan perkembangan kota yang mengarah pada kegiatan perdagangan, hotel dan
restoran serta sektor jasa meningkatkan daya tarik bagi para penduduk di Kabupaten Bombana
sehingga kebutuhan perumahan juga akan semakin meningkat. Tingginya perkembangan kebutuhan
perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong
permukiman kumuh demikian juga di wilayah Kabupaten Bombana Dari data yang ada, kawasan
kumuh di Kabupaten Bombana sampai dengan tahun 2012 tercatat 45,73 ha, yang tersebar di 23
lokasi. selengkapnya data kawasan kumuh di Kabupaten Bombana sebagai berikut. (Tabel-6.3)4. Mataoleo Kawasan Tabako 3,00 Sedang 2845
21. Kabaena Barat Kawasan Baliara Selatan 0,20 Rendah 1361
20. Kabaena Barat Kawasan Baliara 1,70 Sedang 1972
23. Kabaena Timur Kawasan Toli-Toli 2,00 Sedang 880 Kabupaten Bombana 45,73
22. Kabaena Timur Kawasan Dongkala 4,00 Sedang 1632
15. Kep. Masaloka Raya Kawasan Masaloka Selatan 6,00 Sedang 2782
16. Kep.Masaloka Raya Kawasan Masaloka Timur 0,70 Sedang 1888
17. Kep.Masaloka Raya Kawasan Lamburi 4,00 Sedang 3435
18. Kabaena Kawasan Teomokole 0,50 Rendah 3620
19. Kabaena Barat Kawasan Sikeli 1,00 Rendah 2544
C. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Bombana dirinci
berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkungan permukiman. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Bombana.dapat dilihat pada table 64.2. sedangkan Penyusunan Strategis Pengembangan Kawasan Strategis Permukiman dapat dilihat pada table 6.9 sebagai berikut :Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bombana No Aspek Pengembangan Permukiman Permasalahan yang dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
1. Aspek Teknis
- Permasalahan Lokasi Permukiman yang tidak sesuai RTRW;
- Diarahkan untuk Pembangunan Kawan S 2.
- Adanya Perda No. 20 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bombana
- Sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang menurun kualitasnya.
- Lemahnya pelaksanaan koordinasi antar instansi terkait;
- Melonjaknya Harga Tanah
- Pembentukan Kantor Perumahan.
- Belum terbangunnya sistem informasi manajemen perumahan permukiman yang terpadu dan terintegrasi;
- Peningkatan Kapasitas SDM dan Pelaku Pembangunan Perumahan dan Permukiman
- Pengembangan kualitas SDM yang masih terbatas terutama di bidang Perumahan dan Permukiman;
- Peningkatan Kerjasama dengan pihak lain yang terkait
Aspek Kelembagaan
3. Aspek
- Masih kurang dana Bantuan dari investor
Pembiayaan Dana alokasi untuk sektor perumahan yang masih kurang.
- Mengoptimalkan Mencari sumber-sumber pembiayaan perumahan
4. Aspek Peran
4.Permukaan lahan yang luas, memungkinkan untuk lahan permukiman
1. Proses penggundulan hutan
2. Perusakan pantai dan aliran sungai
Strenght SO ST
1.Tingginya kebutuhan rumah
2.Lahan belum terbangun yang cukup luas terutama di kecamatan
3.Jumlah penduduk yang banyak
5.Memungkinkan pengembangan sektor pariwisata pantai dan hutan
1. Investor dalam berbagai sektor bisnis
6.Terdapat prasarana transportasi jalan dan pelabuhan.
1. Memanfaatkan dana Pempus dam investor untuk mengambangkan perumahan dan permukiman
2. Pengembangan kawasan permukiman baru oleh pihak Swasta
3. Menata Pengemb Kawasan permukiman baru untuk masyarakat
4. Pengemb wisata bahari dan wisata maritim
1. Menganitisipasi banjir melalui pembangunan yang bersahabat dengan air.
2. Kebijakan Otoda
Internal
Serta Masyarakat Kurangnya Pemahaman Lingkungan yang bersih dan rumah sehat Di Masyarakat
3. Permasalahan permukiman yang berada di daerah rawan bencana.
Peningkatan jumlah penduduk baik secara alamiah maupun karena urbanisasi akan semakin menuntut perluasan pelayanan
Mendorong peran KSM (Kelompok Swadaya Masyrakat) dalam hal penyediaan perumahan dan permukiman khususnya perumahan swadaya.Program Gembira Desa/Kelurahan dalam mendukung pembangunan Rumah bagi MBR
5. Aspek Lingkungan
Permukiman
1. Permasalahan permukiman yg tinggal di pinggir pantai sungai/kali;
2. Permasalahan permukiman kumuh (kumuh perkotaan/kumuh nelayan);
1. Masyarakat yang masih tetap bertahan dilokasi yang tidak aman
Perubahan iklim dan cuaca yang tidak terkontrol dan sering mengakibatkan banjir bandan dan longsor di musim penghujan
1. Revitalisasi Kawasan Perkotaan Kasipute
2. Relokasi pada kawasan permukiman yang terdapat pada kawasan perkotaan (Rumbia) dan daerah rawan bencana (Poleang Tenggara).
Tabel 6.9 Penyusunan Strategi SWOT Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur PerkotaanKabupaten Bombana
Eksternal Opportunity Threat
Tersedianya dana Pempus untuk pembangunan prasling, permukiman dan perumahan, serta pembangunan masyarakat.
2. Penghijauan DAS dengan manajemen terpadu DAS melalui pengalokasian dana pusat dan daerah
7.Kawasan pantai yang panjang dan potensil untuk pengembangan sektor perikanan, rumput laut dan tambak
5.Perbaikan dan pemb. sarana dan prasarana wilayah serta prasling lingkungan perumahan.
Membatasi pengembangan permukiman agar tidak mengkonversi lahan pertanian Mengendalikan pengembangan permukiman untuk kawasan dengan arahan KDB rendah (daya dukung terbatas: daerah resapan air)
B Pembatasan dan pengendalian pembangunan permukiman di kawasan pengembangan terbatas (kawasan dengan keterbatasan daya dukung lingkungan)
Meningkatkan kualitas permukiman yang tidak layak menjadi layak (kawasan padat kumuh) Memelihara dan meningkatkan permukiman yang ada agar tetap berkualitas sesuai dengan standar minimal kelayakan huni
A. Peningkatan kualitas permukiman Yang Ada Pada Lokasi Sesuai Arahan Tata Ruang
No. Kebijakan Strategi
Tabel 6. 10 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kabupaten Bombana
3.Menyiapkan lahan untuk penampungan korban bencana yang mungkin terjadi dan merencanakan jalur epakuasinya.
2.Persiapkan tim dan prasarana untuk antisipasi bencana.
1.Menghindari berkembangnya perumahan padat dan kumuh pada beberapa daerah, terutama di tengah kota.
6.Pengemb manajemen usaha masy, dan membuka lapangan kerja baru
5.Meningkatkan kualitas perumahan kumuh dengan subsidi silang pengusaha dan pemerintah
5. Memanfaatkan dana Pempus dan dukungan pemda untuk program RP4D
4.Pengembangan rumkin pada kawasan rawan bencana
3.Identifikasi permukiman penduduk yang terletak di atau sekitar daerah rawan bencana
2.Penataan dan peningkatan kualitas permukiman padat dan kumuh, terutama yang ada ada di tengah kota, pinggir laut & sungai
1.Meningkatan SDM & ketaatan hukum masy. serta penegakan hukum
6.Masih banyak penduduk kecamatan/kota yang tingkat pendidikan dan pendapatannya masih rendah
5.Besarnya ombak (angin kencang) mengurangi frekuensi penduduk untuk melaut
4.Aksesibilitas dan kelengkapan prasarana lingkungan beberapa kecamatan (terutama air bersih). Pantai rawan terjadi abrasi, Air tanah tergolong minim (mata air), akibat curah hujan rendah
3.Permukiman kumuh juga terdapat pada beberapa kawasan yang rawan bencana .
2.Ditemukan Permukiman yang padat & kumuh di tengah kota, pinggir laut, dan bantaran sungai.
1.Kemampuan iptek dan ketaatan hukum masyarakat lokal yang rendah.
Weakness WO WT
C Pembangunan kawasan permukiman baru Mengarahkan dan mengembangkan kawasan permukiman baru sesuai arahan tata ruang Membangun permukiman baru terstuktur yang berkontribusi pada pembangunan jalan poros baru (kolektor) di bagian wilayah kotanya serta terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya Mewajibakan setiap kawasan perumahan menyediakan RTH minimal 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan
No. Kebijakan Strategi
perumahan dan tidak bisa dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain Menyediakan sarana dan prasarana permukiman skala perumahan sesuai kriteria dan ketentuan yang ditentukan
D Peningkatan cakupan dan kualitas Jaringan jalan pelayanan infrastruktur permukiman Mengintegrasikan infrastruktur jaringan jalan antar perkotaan perumahan dan dengan lingkungan sekitarnya Meningkatkan aksesibilitas kawasan untuk sistem proteksi kebakaran dan keadaan darurat lainnya melalui peningkatkan jalan sesuai standar KCK
Air minum
Peningkatan kuantitas (debit air) dan kualitas air minum sistem perpipaan Peningkatan cakupan pelayanan air minum sistem non perpipaan Konservasi sumber-sumber air minum agar tetap lestari dan berkelanjutan Peningkatan penegakan hukum dan kelembagaan pengelolaan air minum
Air limbah
Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah sistemonsite Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah sistemoffsite Peningkatan kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat
Drainase
Pengembangan jaringan drainase secara terpadu Pemeliharaan jaringan drainase Pengendalian genangan dan banjir dengan konsep eco-
drainase Persampahan
Peningkatan pengelolaan persampahan berbasis pengurangan dan penanganan sampah Peningkatan pelayanan sistem persampahan
E Peningkatan kapasitas kelembagaan, sistem Kelembagaan peraturan dan pedoman, sistem Mengembangkan struktur kelembagaan yang menangani pembiayaan, sistem pengadaan dan bidang permukiman penyediaan lahan, sistem perijinan terkait Meningkatkan koordinasi antar daerah dalam penyediaan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman dan infrastruktur permukiman permukiman perkotaan Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan permukiman
Peraturan dan pedoman
Meningkatkan sistem peraturan terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
No. Kebijakan Strategi
Mengembangan data base permukiman dan infrastruktur permukiman
Pembiayaan
Mengoptimalkan sumber pembiayaan dari pemerintah Mengembangkan mekanisme pengadaan dan penyediaan lahan melalui land banking
6.1.3 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Analisis kebutuhan juga harus mengacu pada target pengembangan permukiman yang termuat dalam RPIJM, RTRW maupun Renstra SKPD. Kebutuhan program pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Bombana selengkapnya tersaji pada Tabel-6.11 dan Tabel-
6.12 Tabel-6.10:
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan untuk 5 Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 No Uraian Unit Ket Lokasi
1. Jumlah Jiwa 160.679 176.746 194.420 213.862 235.248 Penduduk
2. Kepadatan Jiwa/km2
48
53
58
64
70 Penduduk
3. Proyeksi Jiwa/km2 6,9 7,6 8,3 10,0 10,1 Persebaran Penduduk
4. Proyeksi Jiwa/km2 Persebaran Penduduk Miskin
5. Sasaran Ha Penurunan Kawasan Kumuh
6. Kebutuhan TB
1
1
1
1
1 Rusunawa
7. Kebutuhan RSH Unit
8. Kebutuhan Kawasan Pengembangan Permukiman Baru
Tabel-6.11: Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan untuk 5 Tahun
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V No Uraian Unit Ket Lokasi
1. Jumlah Jiwa 160.679 176.746 194.420 213.862 235.248 Penduduk Kepadatan Jiwa/km2
48
53
58
64
70 Penduduk Proyeksi Jiwa/km2 6,9 7,6 8,3 10,0 10,1 Persebaran Penduduk Proyeksi Jiwa/km2 Persebaran Penduduk Miskin
2. Desa Potensial Desa Desa Desa Desa Biru DesaTeppoe untuk Lantari Anugrah, Kec.Rarowatu Kec.Poltim Kec Poltim Agropolitan Kec LombahKasi Utara Lantari Kec Lantari
Jaya Jaya
3. Desa Potensial Desa Poleang Poleang Poleang Masaloka Kabaena untuk Timur Tenggara Raya Timur Minapolitan
4. Kawasan Kawasan Rumbia Poleang Kabaena Rawan Rumbia Tenggara Timur Bencana Tengah
5. Kawasan Kawasan Perbatasan
- 6. Kawasan Kawasan Masaloka Permukiman Raya Pulau-Pulau Kecil
7. Desa Kategori Desa Miskin
8. Kawasan Kawasan Poleang Poleang Lantari jaya dengan Timur Barat Komoditas Unggulan
6.1.4 PROGRAM– PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Bombana, program pemerintah daerah Kabupaten Bombana sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Perumahan
a. Fasilitasi dan stimulasi Perumahan Masyarakat
b. Pengembangan PSU Kawasan Perumahan
c. Survey dan Pendataan Perumahan
d. Penyusunan Rencana dan Strategi Pembangunan Perumahan
e. Kerjasama Lembaga Bidang Perumahan
f. Pembangunan Rusunawa
g. Bantuan Stimulan Pembangunan Rumah
h. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Perumahan i. Pengawasan Pembangunan Perumahan j. Penanganan Lingkungan Perumahan Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) k. Pembangunan Stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan
Permukiman
1. Program Lingkungan Sehat Perumahan
a. Pembangunan Sarana dan Prasarana Lingkungan
b. Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar di Kawasan Kumuh
c. Pembangunan Sarana Air Bersih di Kawasan Kumuh
d. Penyusunan Pedoman Pengawasan Lingkungan Sehat Perumahan
e. Penataan Kawasan Kumuh
f. Peningkatan Peran Serta masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan Permukiman
g. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin
2. Program Penataan Lingkungan Permukiman
a. Penyehatan Lingkungan Permukiman Dalam hal , kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Dokumen RTRWKabupaten Bombana Tahun 2013 – 2033;
2. Dokumen SPPIP dan RPKPP Kabupaten Bombana Tahun 2012-2013;
3. Dokumen RP4D Kota Kendari tahun 2010;
4. Dokumen RPJMD Kota Kendari Tahun 2013 – 2017
5. Dokumen RDTR Kawasan Strategis Tahun 2013
6. Dokumen Kawasan CBD dan Perkantoran dilaksanakan pada tahun 2012
7. Kesiapan lahan seluas 2 ha di Kelurahan Lampopala dan Lantowonua untuk pembangunan CBD;
8. Kesiapan Lokasi Rusunawa di Ibukota Rumbia
6.1.5 USULAN PROGRAMDAN KEGIATAN
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan
kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan daerah.
Selengkapnya usulan program pengembangan permukiman Kabupaten Bombana tersaji pada
Tabel-6.11.Tabel-6.11: Program Terkait Dengan Kebijakan Peningkatan Kualitas Permukiman
PERIODE 5 TAHUN SUMBER KE STRATEGI PROGRAM
INDIKASI KEGIATAN LOKASI
I II
III
IV Meningkatkan Peremajaan Kawasan Perbaikan dan pembangunan baru Kawasan Perkotaan
V V Kemenpera, Kemen PU, APBN, APBD
kualitas Permukiman Padat sarana dan prasarana dasar Rumbia Dinas PU Prov, APBD
permukiman yang Kumuh permukiman kumuh Kawasan PerkotaanV V Kab tidak layak menjadi
Poleang
layak (kawasan Kawasan PerkotaanV V padat kumuh)
Kabaena
Peningkatan Sosialisasi (penyuluhan) tentang Semua KawasanV V
V V PemKab, Swasta APBD kesadaran masyarakat hidup bersih dan sehat kepada Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten, akan Perilaku Hidup masyarakat Bombana Swasta Bersih dan Sehat /
Sosialisasi lingkungan sehat Pengembangan Sosialisasi tentang program Semua Kawasan
V V
V V PemKab, Swasta APBD konsep CSR (Corporate pengembangan permukiman dan Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten,
Social Responsibility) infrastruktur yang berpeluang Bombana Swasta untuk pembiayaan untuk didanai oleh swasta; atau perbaikan Penguatan payung hukum di langsung lingkungan Kabupaten terkait dengan konsep perumahan padat CSR. kumuh terutama untuk hunian MBR
Memelihara dan Pengembangan Pembangunan sarana dan Semua kawasan
V V
V V KemenPU, Dinas PU Prov APBN, APBD
meningkatkan prasarana dan sarana prasarana dasar permukiman perkotaan di Kabupaten Sultara,Bappeda Kab, Dinas Prov, APBD
permukiman yang permukimanBombana PU Kab Kab ada agar tetap berkualitas sesuai dengan standar minimal kelayakan huni
Sumber : Hasil Analisis, 2012 230
Program Terkait Dengan Kebijakan Pembatasan dan Pengendalian Pembangunan Permukiman di Kawasan Pengembangan Terbatas (Kawasan dengan Keterbatasan Daya Dukung Lingkungan)
PERIODE 5 TAHUN SUMBER KE STRATEGI PROGRAM
INDIKASI KEGIATAN LOKASI
I II
III
IV Membatasi Pendataan Lahan Survei pendataan lahan pertanian Semua Kawasan
V Dinas Pertanian APBD Prov, Pengembangan Pertanian Lahan Basah lahan basah Perkotaan Di Kabupaten Provinsi dan Kabupaten APBD Kab Permukiman Agar
Bombana Tidak Mengkonversi Lahan Pertanian
Penyusunan Mekanisme Penyusunan Zoning Regulasi Semua Kawasan
V Bappeda Kabupaten APBD Insentif Dan Disinsentif Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten, Untuk Alih Fungsi Lahan Bombana
Pertanian Pengendalian Perijinan Penyusunan Perda IMB Semua Kawasan
V Dinas PU Kabupaten APBD Perumahan Pada Perkotaan Di Kabupaten
Kabupaten, Kawasan Lahan Pertanian Bombana Irigasi Teknis Mengendalikan Pengarahan Lahan Yang Perencanaan dan pembangunan Semua kawasan
V Dinas Pertamanan APBD
pengembangan Belum Terbangun Sekitar RTH Publik perkotaan di Kabupaten Kabupaten Kabupaten,
permukiman untuk Permukiman Menjadi Bombana kawasan dengan Lahan Produktif Yang arahan KDB rendah Terintegrasi Dengan (daya dukung Permukiman Masyarakat terbatas: daerah Pengintegrasian Penyusunan RP4D Semua kawasanV Bappeda dan Dinas PU APBD resapan air) Infrastruktur Kawasan perkotaan di Kabupaten Kabupaten Kabupaten, Permukiman Yang Ada Bombana Dan Yang Akan Berkembang Di Kawasan Pengembangan Terbatas
231
STRATEGI PROGRAM
INSTANSI TERKAIT SUMBER PENDANAAN
STRATEGI PROGRAM
INSTANSI TERKAIT SUMBER PENDANAAN
Bombana
V Bappeda dan Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten,
Perkotaan Di Kabupaten Bombana
Penyiapan Lahan Dan Infrastruktur Untuk Pembangunan Baru Kawasan Skala Besar, Menegah Atau Kecil KASIBA LISIBA Semua Kawasan
Membangun permukiman baru terstuktur yang berkontribusi pada pembangunan jalan poros baru
V Bappeda dan Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten,
KASIBA LISIBA Semua Kawasan Perkotaan Di Kabupaten Bombana
Menyediakan Lahan Pengembangan Sebagai Kompensasi Dari Ketentuan Pola 1:3:6
V Bappeda dan Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten,
232
INDIKASI KEGIATAN LOKASI PERIODE 5 TAHUN KE
IV Mengarahkan Dan Mengembangkan Kawasan Permukiman Baru Sesuai Arahan Tata Ruang Penetapan Arah/Tipe
III
I II
INDIKASI KEGIATAN LOKASI PERIODE 5 TAHUN KE
Program Terkait Dengan Kebijakan Pembangunan Beragam Permukiman Baru Untuk Berbagai Segmen Masyarakat
V Dinas PU Kabupaten APBD Kabupaten, Sumber : Hasil Analisis, 2012
Penyusunan Perda IMB Semua kawasan perkotaan di Kabupaten Bombana
V Bappeda Kabupaten APBD Kabupaten, Pengendalian Perijinan Perumahan Pada Kawasan Dengan Arahan KDB Rendah
IV Penyusunan Mekanisme Insentif Dan Disinsentif Penyusunan Zoning Regulasi Semua kawasan perkotaan di Kabupaten Bombana
III
I II
Pengadaan Permukiman Serta Jenis Permukiman Penyusunan RP4D Semua Kawasan Perkotaan Di Kabupaten
PERIODE 5 TAHUN SUMBER KE STRATEGI PROGRAM
INDIKASI KEGIATAN LOKASI
I II
III
IV (kolektor) di bagian Pembangunan Jalan Poros Pembangunan Jalan Baru Pada Semua Kawasan
V Dinas PU Kabupaten APBD wilayah kotanya Baru (Kolektor) Pada Kawasan Permukiman Baru Perkotaan Di Kabupaten Kabupaten, serta terintegrasi Kawasan Permukiman Bombana dengan lingkungan Baru sekitarnya Mewajibakan setiap Perencanaan dan Penyusunan RTH Publik Semua kawasan
V Dinas Pertamanan APBD
kawasan Pembangunan RTH Publik perkotaan di Kabupaten Kabupaten Kabupaten,
perumahanBombana menyediakan RTH minimal 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan perumahan dan tidak bisa dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain Menyediakan Pengembangan prasarana Pembangunan prasarana dan Semua kawasan
V Dinas PU Kabupaten APBD sarana dan dan sarana permukiman sarana permukiman perkotaan di Kabupaten Kabupaten, prasarana
Bombana permukiman skala perumahan sesuai kriteria dan ketentuan
Sumber : Hasil Analisis, 2012 233
Program Terkait Dengan Kebijakan Peningkatan Cakupan Dan Kualitas Pelayanan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
STRATEGI PROGRAM
INDIKASI KEGIATAN LOKASI PERIODE 5 TAHUN KE
INSTANSI SUMBER TERKAIT PENDANAAN
I II
III
IV Jaringan Jalan Mengintegrasikan Peningkatan Pembangunan jalan baru yang Seluruh kawasan
V V
V V Dinas PU, Dinas APBD Kab infrastruktur aksesibilitas menghubungkan kawasan perkotaan di Kabupaten Perhubungan, jaringan jalan antar dari kawasan perumahan dengan pusat kegiatan; Bombana
Bappeda perumahan dengan permukiman ke pelebaran jalan agar sesuai lingkungan jalan utama kapasitasnya; peningkatan kualitas sekitarnya kota jalan
Pemaduserasian Penyusunan rencana pembangunan Seluruh kawasan
V V
V V Dinas PU, Dinas APBD Kab rencana jaringan jalan di kawasan perkotaan perkotaan di Kabupaten Perhubungan, pembangunan Bombana