DOCRPIJM 1480490038BAB VIII Aspek Teknis per Sektor

BAB 8 A S P E K T E K N I S P E R S E K T O R Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

  randal Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta penyehatan lingkungan permukiman. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

8.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  Mengacu pada UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

  Kegiatan pengembangan permukiman di Kabupaten Sinjai terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.1.1.1. Arah Kebijakan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada peraturanperundangan, antara lain:

  1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  2. Undang-Undang No.

  1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan KawasanPermukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c),penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumahsusun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

  Pengembangan Permukiman di Kabupaten Sinjai dilaksanakan dengan upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh, perkotaan, dan desa Nelayan. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana ( infrasruktur ) Permukiman di kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa / Desa Pusat Pertumbuhan dan pada Desa terpencil / Desa tertinggal melalui program pemberdayaan masyarakat.Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1 Tahun 2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut:

  A. Tugas

  1. Pemerintah Pusat

  a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  b) Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan Kasiba dan Lisiba.

  c) Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan

  e) kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

  f) Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional.

  2. Pemerintah Provinsi

  a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman padakebijakan nasional.

  b) Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba lintas kabupaten/kota.

  c) Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaankebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkunganhunian, dan kawasan permukiman.

  e) Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dankawasan permukiman lintas kabupaten/kota.

  f) Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahandan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. g) Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.

  h) Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.

  3. Pemerintah Kabupaten/Kota

  a) Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

  b) Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  c) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  d) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  e) Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.

  f) Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  g) Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

  h) Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. i)

  Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. j)

  Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. k) Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

  B. Wewenang

  1. Pemerintah Pusat

  a) Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman.

  b) Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman.

  c) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d) Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  e) Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  f) Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  g) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  h) Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. i)

  Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. j)

  Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  2. Pemerintah Provinsi

  a) Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  b) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  c) Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  d) Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  e) Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  f) Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi.

  g) Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi.

  h) Menetapkan Kebijakan dan Strategi daerah dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

  3. Pemerintah Kabupaten/Kota

  a) Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  b) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  c) Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  d) Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang- undanganserta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  e) Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR. f) Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota.

  g) Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

  h) Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota. i)

  Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

8.1.1.2. Lingkup Kegiatan

  Prioritas pembangunan permukiman di Kabupaten Sinjai adalah:

  a. Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh perkotaan tertuju pada Desa/ kelurahan di Kecamatan Sinjai Utara prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kabupaten Sinjai. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan. Pembangunan dari komponen sektor keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan.

  b. Pembangunan infrasturktur perdesaan; Program pembangunan infrastruktur perdesaan tahun 2012, 2013, dan 2014 diarahkan kepada desa-desa tertinggal dalam rangka pengentasan kemiskinan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat, sasaran yang dicapai adalah menyeluruh di 9 kecamatan.

8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

  8.1.2.1 Isu Strategis

  Setiap Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis didaerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Sinjai yang disajikan pada Tabel 8.1.

Tabel 8.1. Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Sinjai No Strategis Keterangan

  Fungsi dan peran PKL Sinjai sebagai tempat pemusatan berbagai aktivitas wilayah, seperti pemusatan permukiman perkotaan, pusat pelayanan kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan pemerintahan, tentunya memerlukan pendekatan pola penanganan yang lebih terpadu, terintegrasi, komprehensif, dan berkelanjutan guna mewadahi aktivitas masyarakat dalam satu

  1 tatanan pengaturan pemanfaatan ruang yang harmonis, nyaman, dan produktif, sehingga dalam mengelola kawasan perkotaan Sinjai ini perlu melibatkan berbagai sektor pembangunan. Penting bagi kawasan perkotaan ini menjadikan bidang ke-ciptakaryaan sebagai katalisator penciptaan lingkungan perkotaan yang layak huni. Orientasi kawasan perkotaan pada Kawasan Perkotaan lingkungan yang layak huni. dimana berkembang kelompok di

  2 permukiman kumuh yang kondisinya cukup memprihatinkan utamanya dari aspek prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman. Alokasi realisasi program peningkatan kualitas lingkungan permukiman pada Kawasan Perkotaan Sinjai ini belum mampu

  3 mengatasi secara signifikan permasalahan-permasalahan di seputar permukiman perkotaan, terutama kawasan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah. Kawasan perkotaan Sinjai menjadi pusat distribusi pergerakan lintas provinsi yang tentunya menjadikan kawasan ini sebagai

  4 tempat transit bagi pelintas di jalur trans sulawesi bagian Selatan.

  Sumber: RTRW Kabupaten Sinjai 2012

  8.1.2.2 Kondisi Eksisting

  Kondisi prasarana dan sarana permukiman secara kuantitas menyebar baik diperkotaan maupun di daerah pedesaan seperti peningkatan kualitas lingkungan perumahan kota, pembangunan infrastruktur pedesaan seperti peningkatan jalan/jembatan desa, ketersediaan air minum dan sanitasi serta fasiilitas umum lainnya.Ditinjau dari tingkat penyediaan PSD masih menunjukkan adanya indikator keterbatasan berkaitan dengan tingkat kebutuhan pelayanan kepada masyarakat terutama di daerah pedesaan

  Program/kegiatan pembangunan permukiman berdasarkan tingkat permasalahan sosial ekonomi masayarakat baik perkotaan maupun di pedesan seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan/ nelayan,

  • – pembangunan infrastruktur pedesaan, yang lebih baik diperioritaskan pada desa desa tertinggal dan pengembangan wilayah kecamatan terisolir.

Tabel 8.2. PERDA yang terkait Pengembangan Permukiman di Kabupaten Sinjai No PERDA

  Perda Kabupaten Sinjai tentang Rencana Program Jangka Panjang Daerah

  1 (RPJPD) Kabupaten Sinjai Perda Kabupaten Sinjai tentang Rencana Program Jangka Menengah Daerah

  2 (RPJMD) Kabupaten Sinjai;

Perda Kabupaten Sinjai tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

3 Sinjai Tahun 2012 - 2032;

  Sumber: BappedaKabupatenSinjai 2014

Tabel 8.3. Kawasan Kumuh di PerkotaanSinjai

  

No Kec Kel/Desa Dusun/RT/RW Luas (Ha)

  1 Kel Balangnipa Lingk Balangnipa 8,024

  2 Kel Balangnipa Lingk Balangnipa 2,333

  3 Kel Biringere Lingk Biringere 4,719

  4 Kel Bongki Lingk Bongki 0,917 Sinjai Utara

  5 Kel Bongki Lingk Bongki 1,661

  6 Kel Lappa Lingk Lappa 22,976

  7 Kel Lappa Lingk Lappa 21,892

  8 Kel Lappa Lingk Lerea rea 4,562

  TOTAL 67,084 Sumber: SK Kumuh Kab Sinjai 2014

  8.1.2.3 Permasalahan

  Masalah permukiman dapat dilihat pada dinamika perkembangan kota dan wilayah, serta konflik di dalam kehidupan bermasyarakat. Permasalahan pembangunan permukiman di Kabupaten Sinjai adalah:

  1. Masih Luasnya Kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

  2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil,daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.

  3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

  4. Aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat.

  8.1.2.4 Tantangan

  Secara umum yang menjadi tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman di Kabupaten Sinjai dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Kelembagaan daerah yang menangani bidang kecipta-karyaan masih lemah dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan permukiman.

  2. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

  3. Pelaksanaan pembangunan bidang perumahan/ permukiman belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sumberdaya manusia, organisasi, ketatalaksanaan, serta dukungan prasarana dan sarana dasar.

  4. Aspek pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman, dalam hal ini mengintensifkan pembiayaan melalui sumber-sumber pembiayaan dari pihak swasta dan swadaya masyarakat, tentunya didukung oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN.

  5. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya yang masih rendah

  6. Aspek peran serta masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada.

  7. Penguatan Sinergi RP2KP dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten

  8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Sinjai, yaitu dari aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat, maka sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang direkomendasikan sebagai berikut:

  1. Kelembagaan yang menangani bidang kecipta-karyaan khususnya pengembangan permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki.

  2. Adanya pengorganisasian pendanaan dari berbagai sumber (APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan Swadaya) yang pelaksanaannya oleh Satker berada dalam SKPD.

  3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/ kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun organisasi masyarakat.

  4. Optimalisasi peningkatan peran serta swasta dalam penyelenggaraan pembangunan sektor perumahan dan permukiman.

  8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

8.1.4.1 Program Kerja

  1. Pembinaan Pengembangan Permukiman

  a. Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

  b. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

  2. Infrastruktur Kawasan Pemukiman Perkotaan

  b. Peningkatan Infrastruktur Kawasan RSH

  3. Rusunawa Beserta Infrstuktur Pendukungnya

  4. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan

  a. Pembangunan/Peningkatan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

  b. Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana

  c. Infrastruktur Kawasan Pemukiman di Perbatasan dan Pulau terluar 5. Pemberdayaan Masyarakat (PPIP, PISEW, dan RIS PNPM).

8.1.4.2 Kesiapan (Readiness Criteria)

  Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiridari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut :

  a. Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh

1. Umum  Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.

  

  Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

   Ada unit pelaksana kegiatan.  Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

  2. Khusus

  a) Rusunawa

   Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA

  Masterplan Kws. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

   Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.  Kesiapan lahan (sudah tersedia).  Sudah tersedia DED.  Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (SPPIP, RPKPP,

   Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

 Kesanggupan Pemda untuk menyediakan Sambungan Listrik, Air

  Bersih, dan PSD lainnya

   Ada calon penghuni

  b) PNPM Perkotaan Lokasi adalah kelurahan perkotaan mengacu data PODES 2008 dan

  

  sudah ditetapkan oleh Menko Kesra

   Kel. p

  erkotaan dengan penduduk miskin ≥ 10% Dipilih kelurahan yang belum mendapatkan 3 kali putaran BLM dan

  

  yang sudah, tetapi jumlah KK miskin ≥ 25%

   Kab/Kota menyediakan:

  o DDUB sebesar 20 – 30% o BOP minimal 5% dari pagu BLM kab/kota

   Provinsi menyediakan BOP 1% dari Pagu BLM Provinsi

c) RIS PNPM  Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

   Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.  Tingkat kemiskinan desa >25%.

 Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP

minimal 5% dari BLM.

  d) PPIP Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI

  

 Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani

  program Cipta Karya lainnya Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik

    Tingkat kemiskinan desa >25%

8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

  Sasaran yang dicapai dalam pembangunan permukiman di Kabupaten Sinjai memasuki tahun 2015 adalah Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh perkotaan di Kecamatan Sinjai Utara sebagai prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kabupaten Sinjai. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan. Pembangunan dari komponen sektor keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan. Berikut Uraian Rencana Kegiatan Prioritas Keciptakaryaan sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Sinjai yang diperlihatkan pada Tabel 8.4.

  Tabel 8.4.Usulan Prioritas Pembangunan Infrastruktur Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Sinjai 2016-2020 TAHUN NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI ANGGARAN

  1

  2

  3

  4 LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

  INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) 1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN (RPKPP)

2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 2.a.

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

  2016 Pembangunan Permukiman Nelayan Lappa Lappa Kec Sinjai Utara

Dukungan PSD Kawasan Kumuh Sanjai dan Bua Sanjai dan Bua Kecamatan 2016 Kecamatan Sinjai Timur Sinjai Timur

Pembangunan/Peningkatan Jalan akses Kawasan 2016 Sinjai Tengah Sinjai Tengah

Pembangunan Permukiman/Perumahan Nelayan 2017 Desa Kassimarannu dan Desa Desa Kassimarannu dan Desa Tongke-tongke Kec Tongke-tongke Kec Sinjai Timur Sinjai Timur

Dukungan PSD Kawasan Kumuh Bongki dan Bongki dan Biringere Kec. Sinjai 2017 Biringere Kec. Sinjai Utara Utara Penataan/peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh Kota Sinjai Kec Sinjai Utara Sinjai Utara 2018

  2.b.

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA

  4 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN 4.a.

  Kec Tellulimpoe Desa Kalobba Kec Tellulimpoe 2016 Pembangunan Perkerasan Jalan Sirtu Desa Samaturue Kec Tellulimpoe

  Desa Sangiasseri Kec Sinjai Selatan 2016

  Pembangunan Rabat Beton Desa Pasimarannu Desa Pasimarannu 2016 Pembangunan Rabat Beton Desa Sangiasseri Kec Sinjai Selatan

  Borong Desa Kassi Buleng Sinjai Borong 2016

  Desa Gunung Perak Kec Sinjai Barat 2016 Pembangunan Rabat Beton Desa Kassi Buleng Sinjai

  Bulupoddo Desa Bulutellue Kec Bulupoddo 2016 Pembangunan Rabat Beton Desa Gunung Perak Kec Sinjai Barat

  Desa Samaturue Kec Tellulimpoe 2016 Pembangunan Rabat Beton Desa Balakia Sinjai Barat Desa Balakia Sinjai Barat 2016 Pembangunan Rabat Beton Desa Bulutellue Kec

  2016 Pembangunan Jalan Rabat Beton Desa Sangiaseri Desa Sangiaseri 2016 Pembangunan Perkerasan Jalan Sirtu Desa Kalobba

  INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Kec.

  3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

  Sosial (RISE) kawasan Sinjai Selatan/Tellulimpoe Sinjai Selatan/Tellulimpoe 2016 Pembangunan Jalan Rabat Beton Desa Bua Kec Tellulimpoe Desa Bua Kec Tellulimpoe

  Pembangunan/peningkatan Jalan/talud kawasan Sinjai Barat Sinjai Barat 2016 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan

  Kalobba, Samaturue Kec. Tellulimpoe 2016

  2016 Peningkatan Jalan rabat beton Desa Tellulimpoe , Sautengah, Kalobba, Samaturue Kec. Tellulimpoe Desa Tellulimpoe , sautengah,

  Tellulimpoe Kec. Tellulimpoe 2016 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Passahakue Kec. Sinjai Timur Passahakue Kec. Sinjai Timur

  2016 Pembangunan Jalan Rabat Beton Desa Era Baru Kec Tellulimpoe Desa Era Baru Kec Tellulimpoe 2016 Pembangunan Jalan Rabat Beton Desa Massaile Kec Tellulimpoe Desa Massaile Kec Tellulimpoe Pembangunan Rabat Beton Desa Tassililu Desa Tassililu 2016 Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Kec. Tellulimpoe Kec. Tellulimpoe

  2017 Peningkatan Jalan (Saotengah, Kalobba, Samaturue, Mannanti) Kec Tellulimpoe (Saotengah, Kalobba,

  Pembangunan Rabat Beton Desa Samaturue Kec Tellulimpoe Desa Samaturue Kec Tellulimpoe

  Sinjai Borong Desa BontoTengnga Kec Sinjai Borong 2018

  Desa Bontolempangeng Sinjai Barat 2018 Pembangunan Rabat Beton Desa BontoTengnga Kec

  Desa Biroro Kec Sinjai Timur 2018 Pembangunan Rabat Beton Desa Bontolempangeng Sinjai Barat

  Desa Arabika Sinjai Barat 2018 Pembangunan Rabat Beton Desa Aska Sinjai Selatan Desa Aska Sinjai Selatan 2018 Pembangunan Rabat Beton Desa Biroro Kec Sinjai Timur

  2018 Pembangunan Rabat Beton Desa Arabika Sinjai Barat

  Pembangunan Jalan Lingkungan Cempae Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur Cempae Desa Tongke-Tongke Kecamatan Sinjai Timur

  Sinjai Utara Kelurahan Lappa Kec. Sinjai Utara 2017

  Desa Saotengah Kec Tellulimpoe 2017 Penataan Kawasan Nelayan Kelurahan Lappa Kec.

  2017 Pembangunan/peningkatan infrastruktur kawasan permukiman perdesaan desa Saotengah Kec Tellulimpoe

  Sinjai Timur Desa Panaikang Kec Sinjai Timur 2017

  Samaturue, Mannanti) Kec Tellulimpoe 2017 Pembangunan Perkerasan Jalan Sirtu Desa

  Pembangunan Rabat Beton Desa Massaile Kec Tellulimpoe Desa Massaile Kec Tellulimpoe 2017 Pembangunan Rabat Beton Desa Panaikang Kec

  Pembangunan Rabat Beton Desa Lasiai Kec Sinjai Timur Desa Lasiai Kec Sinjai Timur 2017

  Pembangunan Rabat Beton Desa Kampala Kec Sinjai Timur Desa Kampala Kec Sinjai Timur 2017

  Bulupoddo Desa Duampanuae Kec Bulupoddo 2017

  Desa Alenangka Kec Sinjai Selatan 2017 Pembangunan Rabat Beton Desa Baranian Desa Baranian 2017 Pembangunan Rabat Beton Desa Duampanuae Kec

  2017 Pembangunan Jalan Rabat Beton Sangiaseri Kec. Sinjai Selatan Sangiaseri Kec. Sinjai Selatan 2017 Pembangunan Rabat Beton Desa Alenangka Kec Sinjai Selatan

  2017 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Passahakue Kec. Sinjai Timur Passahakue Kec. Sinjai Timur 2017 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) kawasan Sinjai Selatan/Tellulimpoe kawasan Sinjai Selatan/Tellulimpoe

  Tellulimpoe 2017 Pembangunan Perkerasan Jalan Sirtu Desa Kalobba Kec. Tellulimpoe Desa Kalobba Kec. Tellulimpoe

  Samaturue Kec. Tellulimpoe Desa Samaturue Kec.

  Pembangunan Rabat Beton Desa Bulu Kamase Kec Desa Bulu Kamase Kec Sinjai 2018

  Sinjai Selatan Selatan Pembangunan Rabat Beton Desa Gareccing Kec Sinjai Selatan Desa Gareccing Kec Sinjai

  Desa Salohe Kec Sinjai Timur 2019 Pembangunan Rabat Beton Desa Samataring Kec Sinjai Timur

  Sumber : Usulan Prioritas Keg Keciptakaryaan Sektor Pengembangan Permukiman Kab Sinjai T.A 2016-2020

  4.c.

  Talud penahan tanah, Kecamatan Sinjai Barat Kecamatan Sinjai Barat 2016 Talud penahan tanah, Kecamatan Sinjai Tengah Kecamatan Sinjai Tengah 2016 Talud penahan tanah, Kecamatan Sinjai Borong Kecamatan Sinjai Borong 2016

  2020 4.b.

  Pembangunan/peningkatan infrastruktur kawasan permukiman perdesaan desa Saotengah Kec Tellulimpoe

  2019 Pembangunan/peningkatan infrastruktur kawasan permukiman perdesaan desa Saotengah Kec Tellulimpoe

  Kecamatan Pulau Sembilan (PPIP) Desa Pulau Persatuan Kecamatan Pulau Sembilan (PPIP)

  Desa Samataring Kec Sinjai Timur 2019 Pembangunan Rabat Beton Desa Pulau Persatuan

  2019 Pembangunan Rabat Beton Desa Salohe Kec Sinjai Timur

  Selatan 2018 Pembangunan Rabat Beton Desa Mannanti Kec Tellulimpoe

  Pembangunan Rabat Beton Desa Pulau Harapan Kec Pulau Sembilan Desa Pulau Harapan Kec Pulau Sembilan

  Pitue Kec Pulau Sembilan Desa Pulau Buhung Pitue Kec Pulau Sembilan 2019

  Desa Gantarang Kec Sinjai Tengah 2019 Pembangunan Rabat Beton Desa Lamattri rilau Desa Lamattri rilau 2019 Pembangunan Rabat Beton Desa Pulau Buhung

  Timur 2019 Pembangunan Rabat Beton Desa Gantarang Kec Sinjai Tengah

  2019 Pembangunan Rabat Beton Desa Alewanuae Kec Sinjai Timur Desa Alewanuae Kec Sinjai

  Tellulimpoe 2018 Pembangunan/peningkatan infrastruktur kawasan permukiman perdesaan Sinjai Timur Sinjai Timur

  Sinjai Selatan 2018 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) kawasan Tellulimpoe

  Desa Pasir Putih Sinjai Borong 2018 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) kawasan Sinjai Selatan

  Desa Mannanti Kec Tellulimpoe 2018 Pembangunan Rabat Beton Desa Pasir Putih Sinjai Borong

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN RAWAN BENCANA

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN DI PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR

8.2 PENATAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN

8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Sinjai yaitu : 1. Bantuan teknis penyusunan pedoman pembangunan gedung dan lingkungan.

  2. Penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat 3. Penyusunan NPSM sebagai tindak lanjut UU No. 28/2002 dan PP No.

  36/2005

  4. Pembinaan penyelenggaraaan bangunan gedung kepada pemangku kepentingan terkait

  5. Bantuan teknis pembangunan bangunan gedung dan pelayanan pengelolaan rumah Negara

  6. Penataan lingkungan permukiman kumuh, nelayan dan tradisional melelui pemberdayaan masyarakat.

  7. Penataan dan revitalisasi bangunan gedung bersejarah dan lingkungannya. Bidang Tata Bangunan Kabupaten Sinjai mempunyai fungsi :

  1. Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart, prosedur dan kriteria yang ada;

  2. Pelaksanaan pembangunan dan pembinaan teknis penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan lingkungannya;

  3. Pelaksanaan pembinaan teknis penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya;

  4. Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan jasa konstruksi serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;

  5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:

  1. Kegiatan penataan lingkungan permukiman  Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);  Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);  Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan nelayan;  Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.

  2. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung  Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;  Pelatihan teknis.

  3. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan  Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;  Paket dan Replikasi

8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

8.2.2.1 Isu Strategis

  1. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan; Masalah kemiskinan di Kabupaten Sinjai sudah sangat mendesak untuk ditangani khususnya di Perkotaan. Di mana salah satu ciri umum dari kemiskinan adalah minimnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang memadai, kualitas lingkungan yang kumuh dan tidak layak huni. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memperkuat kelembagaan masyarakat dan menjalin kemitraan dengan masyarakat melalui program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) Kabupaten Sinjai.

  2. Kebutuhan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh; Permukiman kumuh adalah permukiman yang kualitas lingkungannya sangat tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang sangat tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan dalam luasan sangat tinggi, kualitas bangunan tidak memadai dan tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai dan membahayakan keberlangsungan hidup dan penghidupan penghuninya. Upaya penataan kawawan kumuh tidak hanya pada aspek fisik saja tetapi juga melaui Konsep TRIDAYA/bersejarah tersebut.

  3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah; Kawasan tradisional/bersejarah memiliki refleksi nilai budaya yang tinggi. Di sisi lain kawasan disekitarnya seringkali dijumpai tidak tertata dengan baik bahkan mengalami penurunan kualitas lingkungan. Demi menjaga kelestarian nilai budaya dari masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan dibutuhkan upaya revitaliasasi kawasan tradisional Kabupaten Sinjai.

  4. Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara Merupakan kegiatan berupa pengadaan, pemanfataan dan penghapusan baik fisik maupun administrasi dari Gedung-gedung dan Rumah-rumah negara. Pada pelaksanaan pemerintah pusat mendorong peran pemerintah daerah berkomitmen dalam pengelolaan GRN. Kegitan-kegiatan utama GRN terdiri Kegiatan Pembinaan Teknis dan kegiatan fisik.

  Berikut dijabarkan isu-isu strategis sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Sinjai sebagai berikut :

Tabel 8.5. Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Sinjai Tahun 2015

ISU STRATEGIS SEKTOR PBL NO KEGIATAN SEKTOR PBL KAB SINJAI

  a. Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman

Kumuh

1 Penataan Lingkungan Permukiman

  b. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  2 Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dan Rumah Negara Pemberdayaan Komunitas dalam

  3 Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Penanggulangan Kemiskinan Sumber: RPIJM Kab Sinjai 2013

8.2.2.2 Kondisi Eksisting

  Penanganan tata bangunan dan lingkungan di Kabupaten Sinjai dilakukan melalui kebijaksanaan pemberian surat izin mendirikan bangunan (IMB) dan Pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Namun dalam hal ini belum banyak memberi dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan masih bercampur baur kawasan perumahan, perdagangan dan pergudangan di daerah perkotaan, demikian pula dengan tidak tertibnya garis- garis sempadan bangunan menurut peruntukannya serta pemanfaatan ruang yang tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan terlihat pembangunan dan pemanfaatan lahan dilakukan pada kawasan non budidaya seperti pada kemiringan lahan >40%, dikawasan pantai dan pinggiran sungai sehingga sering terjadi bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainnya.

Tabel 8.6. Peraturan Daerah / Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya No

  Ket No Tahun Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

  1 Perda Prov Sulsel No 9 2009 Provinsi Sulsel

  2 Perda Kab SinjaiNo 28 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sinjai

Tabel 8.7. Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Sinjai Tahun 2014 Ket No Kab/Kota Kegiatan PNPM Mandiri

1 Kab Sinjai P2KP

  6 Kel

8.2.2.3 Permasalahan dan Tantangan

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

  1. Penataan Lingkungan Permukiman  Rendahnya Kualitas lingkungan dikawasan pesisir ,pusat kota, percampuran fungsi perdagangan dan perumahan.

   Masih rendahnya kondisi jalan lingkungan permukiman.  Belum tersedianya system proteksi kebakaran  Sudah tersedia rencana rinci bangunan dan lingkungan (RTBL) pada sebagian kawasan perkotaan namun belum operasional.

  2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara  Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;  Belum ada regulasi Pengaturan Bangunan;  Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

  Bangunan Gedung  Lingkungan perkantoran/ instansi pemerintah berada pada kawasan yang bertopografi rendah sehingga cenderung mengalami banjir pada musim hujan.

   sebagian kondisi fisk bangunan Perkantoran sudah tua sehingga perlu di revitalisasi dan di relokasi.

  3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

   Kurangnya penyediaan taman kota, ruang publik dan ruang terbuka hijau  Kurangnya penyediaan fasilitas olahraga tingkat kabupaten

  4. Kapasitas Kelembagaan Daerah  Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;  Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan (menata dan mengatur) karena akan dijadikan dasar pada masa yang akan datang. Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka penataan bangunan belum dilakukan dengan baik. Rencana penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka pada beberapa daerah yang peruntukannya sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa nuansa lingkungan yang asri.Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 yaitu : 1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman.

a) RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan).

  Panduan bangunan Kawasan di Kabupaten Sinjai yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta membuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan Kawasan di Kabupaten Sinjai. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan KabupatenSinjai meliputi:

  1) Program Bangunan dan Lingkungan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan di Kota Sinjaiadalah meningkatkan citra kawasan (pusat kota) Sinjai sebagai kawasan berbasiskan pusat pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial ekonomi, perdagangan dan jasa yang didukung oleh kegiatan dan permukiman yang serasi, nyaman dan berwawasan lingkungan guna mendukung terwujudnya kota Sinjai sebagai kawasan strategis pertumbuhan. 2) Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan

  Konsep utama pengembangan struktur kawasan dari Kawasan Sinjai adalah penataan kembali dari struktur linier dimana semua pergerakan dan fungsi-fungsi kawasan berorientasi pada jalur jalan utamanya menjadi suatu struktur kawasan yang kompak dan diarahkan untuk memiliki nilai-nilai kualitas perancangan kawasan. 3) Konsep Komponen Perancangan Kawasan

  Pengembangan kawasan perencanaan sebagai urban epicentrum dipahami sebagai sebuah kawasan yang menjadi titik pusat orientasi Kabupaten Sinjai yang di dalamnya berkembang fungsi-fungsi pelayanan skala regional antara lain pusat pelayanan jasa dan pemerintahan, perdagangan serta pariwisata perkotaan. Karakter kawasan urban epicentrum memperlihatkan ciri-ciri sebuah kawasan yang hidup (liveable dan vibrant) dengan ragam kegiatan di dalamnya yang berlangsung sangat intensif. Pengembangan dan pembangunan kawasan perencanaan harus mampu memadukan unsur-unsur serta nuansa kesejarahan dan budaya ke dalam sektor-sektor pembangunan serta Harus mampu mewadahi aspirasi-aspirasi masyarakat. Dalam perkembangannya, kawasan perencanaan ini diharapkan menjadi atau memiliki perbedaan dengan kawasan lainnya di Kota Sinjai, baik secara fisik, visual, lingkungan maupun suasana tempatnya.

  4) Blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya Zona pengembangan kawasan di Kota Sinjaidipusatkan pada kawasan di kecamatan Sinjai Utara dan sebagian Kecamatan Sinjai Timur.

  5) Rencana Umum Dan Panduan Rancangan Struktur Peruntukan Lahan  Upaya menegaskan Kawasan Sinjai sebagai kawasan urban epicentrum sekaligus mem-vital-kannya secara optimal dan efisien, memerlukan suatu upaya untuk menambahkan fungsi- fungsi lainnya yang dapat mendukung fungsi dan kegiatan utama pusat kota.

  6) Rencana Perpetakan Rencana perpetakan lahan pada Kawasan perencanaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perepetakan tanah berupa sistem blok yang terdiri dari gabungan beberapa persil, dan sistem kapling/persil . 7) Rencana Tapak

  Rencana tapak pada wilayah perencanaan, secara umum tidak banyak mengalami perubahan, yaitu sebagai kawasan kawasan pusat kota. Namun untuk menunjang peranannya sebagai kawasan pusat kota maka perlu diciptakan suatu karakter khas pada masing-masing blok perencanaan. Hal yang dapat dilakukan adalah:  jaringan jalan (jalan kendaraan atau jalan untuk pedestrian) di beberapa bagian blok, yang dapat membuka wilayah perencanaan dengan wilayah lain di sekitarnya.

   Membentuk jaringan pedestrian way yang menghubungkan semua unit perencanaan sehingga tercipta pedestrian freedom.  Mengupayakan agar bantaran bisa menjadi urban green space.  Menetapkan jarak bangungan terhadap jalan sedemikian rupa sehingga tercipta building alignment yang serasi.  Mengarahkan ketinggian bangunan, sehingga akan menghasilkan roof-lineyang berirama dan menghasilkan koridor jalan sebagai ruang closure. Untuk memperkuat „entrance masuk‟ pada kawasan dapat dibuat

   „Gerbang‟ sebagai focal point untuk kawasan melalui pengarahan ketinggian bangunan di sisi kiri-kanan jalan, sehingga bisa membentuk image sebagai gerbang, juga dapat dilakukan dengan membuka node yang ada serta menempatkan landmark berupa patung dan sejenisnya pada bundaran jalan (roundabout).

   Memberikan link antar bangunan berupa pedestrian shelter/ koridor bagi pejalan kaki, sehingga wilayah perencanaan bisa disebut sebagai kawasan yang pedestrian friendly.

  8) Intensitas Pemanfaatan lahan Konsep pengendalian intensitas kawasan urban epicentrum Sinjai adalah tercapainya pemanfaatan lahan yang lebih merata dan seimbang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan. Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas tanah perpetakan / daerah perencanaan yang sesuai dengan rencana kota. Intensitas pemanfaatan lahan erat hubungannya dengan konsep peruntukkan lahan, terutama menyangkut besaran ruang yang ditempati oleh peruntukkan yang telah ditetapkan. Intensitas pemanfaatan lahan merupakan luas lantai maksimum yang dapat dibangun di atas sebidang lahan, hal tersebut memberi gambaran tentang skala pembangunan bagi kawasan Sinjai.