BAB VI KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN 6.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan - DOCRPIJM 993de91122 BAB VIIBab VII Baru

BAB VI KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN 6.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan yang di dalamnya membahas

  pengaturan permukiman dan infrastruktur Bidang Cipta Karya terdiri dari rencana struktur ruang wilayah dan rencana pola ruang wilayah.

  6.1.1.

6.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah

  Rencana Struktur Ruang Wilayah di dalamnya terdapat rencana sistem pedesaan dan rencana sistem perkotaan

  6.1.2. Rencana Sistem Perdesaan

  

6.1.3. Sebagaimana tertuang dalam Perda RTRW Kabupaten Pekalongan,

Rencana Pengembangan sistem permukiman perdesaan di Kabupaten Pekalongan diarahkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan serta perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya. Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam upaya pengembangan kawasan Perdesaan, di Kabupaten Pekalongan juga tengah dikembangkan Kawasan Peruntukkan kegiatan Agropolitan yang terdiri atas kawasan agropolitan di Kecamatan Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Petungkriyono yang merupakan bagian dari Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

  

6.1.4. Sehingga dalam pengembangan kawasan Perdesaan, harus

dilakukan dengan mendukung pola rencana yang ada, dalam hal ini pengembangan infrastruktur yang mencakup bidang cipta karya diarahkan untuk mendukung rencana pengembangan kawasan agropolitan. Meskipun pemilihan dan pengembangan desa-dea potensial sebagai pusat pertumbuhan yang ma mpu menstimulus perkembangan lainnya, namun asas pemerataan dan kseimbangan pelayanan infrastruktur juga menjadi tujuan utama.

  6.1.5. Rencana Sistem Perkotaan

  Dalam pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan mencakup wilayah pengembanganperkotaan dengan kebijakan pemanfaatan ruang berpedoman pada

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan tujuan pengembangan sarana prasarana penunjangnya. Sistem permukiman pada dasarnya dikembangkan untuk membentuk struktur perkotaan yang dinamis dan akomodatif, dengan pola pengembangan kota yang berkelanjutan dengan proses pembangunan yang terpadu namun demikian, tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan lokal, baik perumahan dan permukiman beserta sarana dan prasarana penunjangnya, tetapi pengembangan sistem perkotaan juga diupayakan untk mendukung konstelasi Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi (Kota Pekalongan - Kabupaten Batang - Kabupaten Pekalongan (Petanglong)). Untuk itu, perkotaan yang ada harus dikembangkan sebagai satu pintu pengembangan wilayah Kabupaten Pekalongan secara keseluruhan, yang terintegrasi dengan pola pengembangan wilayah secara umum, sosial budaya dan ekonomi. Oleh karena itu, dalam cakupan pengembangan infrastruktur bidang Cipta karya, arahan pengembangan juga ditujukan untuk peningkatan fungsi dan peran kota-kota yang terbentuk dalam sistem perkotaan yang terintegrasi, dalam fungsi utama sebagai pusat pengembangan wilayah sekitarnya sesuai dengan fungsi kotanya, untuk membentuk struktur perkotaan yang dinamis dan terintegrasi, dapat mengakomoir kesempatan investasi keuangan dan jasa dalam usaha meningkatkan fungsi dan peran kota. Berdasarkan konsep tersebut, maka rencana pengembangan sistem perkotaan dilakukan berdasarkan skenario terpilih yang telah diungkapkan dalam konsep pengembangan tata ruang wilayah (RTRW) dan juga berdasarkan karakteristik wilayah secara keseluruhan. Wilayah pengembangan dan kawasan pengembangan dalam struktur tata ruang Kabupaten Pekalongan ditentukan berdasarkan efisiensi jangkauan pelayanan dan kawasan-kawasan strategis. Pengembangan tersebut secara efektif tidak termasuk pada kawasan-kawasan yang dilindungi (kawasan lindung). Titik simpul pengembangan (kota-kota), baik sebagai pusat pertumbuhan maupun pusat-pusat pelayanan dari permukiman. Sistem pusat pelayanan wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi dan/ atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten tersebut Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi titik-titik pusat pelayanan di kabupaten Pekalongan, berikut adalah hirarki dan fungsi pelayanan di Kabupaten Pekalongan berdasarkan kecamatan dan fungsi pusat pelayanan serta rencana sistem jaringan.

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  

Tabel 6. 1

Pusat Pelayanan tiap-tiap kecamatan dan rencana pengembangan dalam Rencana

Struktur Tata Ruang Kabupaten Pekalongan

Rencana Sistem jaringan

  Sistem Fungsi Pusat Kecamatan Berdasarkan Sektor-sektor Bidang Perkotaan Pelayanan Cipta Karya

  PKL Kajen Ibukota Kabupaten Pekalongan Rencana Pengembangan Embung Tracas Pusat Pemerintahan Tingkat sebagai lumbung air Kabupaten Peningkatan pelayanan perpipaan PDAM Pusat Permukiman Tirta Kajen Pusat Pendidikan Pusat pelayanan Sosial ekonomi skala kabupaten Pusat Transportasi Wilayah Pengembangan Pariwisata Pusat Pengembangan Permukiman Perkotaan Daerah pengembangan perdagangan

  Wiradesa Pusat Permukiman Pusat pengembangan sosial ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pusat Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan dan kabupaten Pengembangan Tanaman Pangan Pengembangan Industri Besar, Menengah dan Kecil Pusat kegiatan transportasi Pusat pengembangan kegiatan wisata belanja Pengembangan kawasan perdagangan batik dan tekstil

  PKLp Kedungwuni Pusat Pemerintahan Kecamatan Pengembangan pelayanan sosial

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Rencana Sistem jaringan Sistem Fungsi Pusat Kecamatan Berdasarkan Sektor-sektor Bidang Perkotaan Pelayanan Cipta Karya

  ekonomi dan jasa Pusat orientasi perdagangan tingkat kecamatan dan kabupaten Pengembangan Pusat Transportasi Pengembangan Kawasan Pendidikan Pengembangan Permukiman Pengembangan Kegiatan Industri Kecil Besar dan menengah

  PPK Karanganyar Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana Pengembangan Lumbung air Pengembangan pelayanan sosial Kulu di Desa Kulu, Kecamatan dan ekonomi Karanganyar; Pengembangan kagiatan Perdagangan dan jasa Pengembangan tanaman perkebunan dan holtikultura Pengembangan Permukiman Pengembangan kegiatan wisata air dan pemancingan

  Sragi Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana Pengembanan Sumber Daya Air Pusat pengembangan pelayanan (DAS) Sragi Lama dan Sragi Baru sosial ekonomi dan jasa Pengembangan sistem jaringan irigasi Pusat Pengembangan permukiman sebagai prasarana sumber daya air Pengembangan Pertanian Tanaman dengan luas kurang lebih 3.212 (tiga ribu Pangan, paliwija perkebunan dua ratus dua belas) hektar; Pengembangan kegiatan industri kecil dan menengah Pusat kegiatan transportasi Pusat kegiatan perdagangan dan jasa

  PPL Doro Pusat Pemerintahan Kecamatan Pengembangan pelayanan sosial ekonomi dan jasa tingkat kecamatan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Rencana Sistem jaringan Sistem Fungsi Pusat Kecamatan Berdasarkan Sektor-sektor Bidang Perkotaan Pelayanan Cipta Karya

  Pusat Transportasi wilayah Pengembangan Permukiman Pengembangan Tanaman holtikultura Pengembangan Tanaman Perkebunan Pengembangan Tanaman hutan Rakyat Pengembangan Agroindutri

  Siwalan Pusat Pemerintahan Skala Kecamatan Pusat pengembangan sosial ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pengembangan kegiatan Permukiman Pengembangan kegiatan perikanan Pengembangan Industri Besar, Menengah dan Kecil Pusat pengembangan kegiatan wisata alam

  Kesesi Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana Pengembangan Lumbung air Pengembangan pelayanan sosial Kapirutan di Desa Kesesi Kecamatan ekonomi dan jasa tingkat Kesesi kecamatan Pusat kegiatan perdagangan dan jasa Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan, paliwija perkebunan Pengembangan kegiatan industri kecil dan menengah Pengembangan permukiman Pengembangan Hutan rakyat

  Bojong Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana pembangunan Tempat

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Rencana Sistem jaringan Sistem Fungsi Pusat Kecamatan Berdasarkan Sektor-sektor Bidang Perkotaan Pelayanan Cipta Karya

  Pengembangan pelayanan sosial Pemrosesan Akhir (TPA) modern di Desa ekonomi dan jasa tingkat Wangandowo, Kecamatan Bojong; kecamatan Pusat kegiatan perdagangan dan jasa Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan, paliwija perkebunan Pengembangan kegiatan industri kecil dan menengah Pengembangan permukiman Pengembangan Hutan rakyat

  Buaran Pusat Pemerintahan Kecamatan Pengembangan pelayanan sosial ekonomi dan jasa Pengembangan Kegiatan industri Kecil dan Menengah Pengembangan Kegiatan pedagangan dan jasa Pengembangan kegiatan pertanian tanaman pangan

  Wonopringgo Pusat Pemerintahan Kecamatan Pengembangan pelayanan sosial ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pengembangan industri kecil dan menengah Pengembangan tanaman pangan Pengembangan kegiatan perdagangan Pengembangan Permukiman

  Tirto Pusat Pemerintahan Skala Kecamatan Pusat pengembangan sosial ekonomi dan jasa tingkat

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Rencana Sistem jaringan Sistem Fungsi Pusat Kecamatan Berdasarkan Sektor-sektor Bidang Perkotaan Pelayanan Cipta Karya

  kecamatan Pusat Permukiman Pengembangan Perdagangan dan jasa Pengembangan kegiatan perikanan Pengembangan Industri Besar, Menengah dan Kecil

  Talun Pusat Pemerintahan Kecamatan Pengembangan pelayanan sosial ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pengembangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Pengembangan Tanaman perkebunan Pengembangan Peternakan Pengembangan Permukiman

  Karangdadap Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana perluasan jaringan pelayanan Pengembangan pelayanan sosial persampahan ekonomi dan jasa Pengembangan kegiatan pertanian tanaman pangan

  Paninggaran Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana perluasan jaringan pelayanan Pengembangan pelayanan sosial persampahan ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pengembangan Permukiman Pengembangan Kegiatan Perkebunan dan Hutan Rakyat Pengembangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Pengembangan Tanaman Perkebunan Teh Pusat Pengembangan peternakan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Rencana Sistem jaringan Sistem Fungsi Pusat Kecamatan Berdasarkan Sektor-sektor Bidang Perkotaan Pelayanan Cipta Karya

  Pusat pengembangan Kegiatan Pariwisata Pengembangan desa mandiri energi

  Kandangserang Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana perluasan jaringan pelayanan Pengembangan pelayanan sosial persampahan ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pengembangan Permukiman Pengembangan Kegiatan Perkebunan dan Hutan Rakyat Pengembangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Pengembangan Tanaman Perkebunan Pengembangan desa mandiri energ

  Petungkriyono Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana perluasan jaringan pelayanan Pengembangan pelayanan sosial persampahan ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pengembangan Holtikultura Pengembangan Tanaman perkebunan Pengembangan Peternakan Pengembangan Permukiman Pengembangan Ekowisata Pengembangan Desa Mandiri Energi Pengembangan Kawasan Suaka Ala

  Lebakbarang Pusat Pemerintahan Kecamatan Rencana perluasan jaringan pelayanan Pengembangan pelayanan sosial persampahan ekonomi dan jasa tingkat kecamatan Pengembangan Permukiman Pengembangan Kegiatan Perkebunan dan Hutan Rakyat

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  • – Karanganyar dan Doro – Petungkriyono – Kalibening menjadi jalan provinsi.

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan Sistem Perkotaan Kecamatan Fungsi Pusat Pelayanan Rencana Sistem jaringan Berdasarkan Sektor-sektor Bidang Cipta Karya

  Pengembangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Pengembangan Tanaman Perkebunan Pengembangan desa mandiri energi

  Sumber : RTRW kabupaten Pekalongan 2011 – 2031 A.

   Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah

  Sebagaimana ketentuan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan, Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana, meliputi sistem jaringan prasarana utama dansistem jaringan prasarana lainnya.

  1) Sistem Jaringan Prasarana Utama

  a) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Jalan

   Sistem Jaringan Transportasi Secara kesesisteman jaringan transportasi diarahkan pada perkembangan wilayah yang secara konsepsi memberikan sistem jaringan jalan yang direncanakan akan dikembangkan sebagai sistem prasarana wilayah antara lain sebagai berikut:

   Rencana pengembangan status jalan di Kabupaten Pekalongan, meliputi:

   Rencana pembangunan jalan tol pada ruas jalan tol Pemalang - Batang;

   Peningkatan jalan provinsi ruas Wiradesa - Kajen – Kalibening menjadi jalan strategis nasional; dan

   Peningkatan jalan kabupaten ruas Buaran – Kedungwuni – Wonopringgo

   Rencana pengembangan fungsi jalan di Kabupaten Pekalongan, meliputi:

   Pengembangan jalan arteri primer, yaitu jalur jalan lingkar Pemalang – Kota Pekalongan;

  • – Karanganyar dan Doro – Petungkriyono – Kalibening menjadi jalan kolektor primer; dan

   Pengembangan rencana jalur pejalan kaki;

   Peningkatan lahan parkir. Selain terkonsentrasi pada pengemb angan sistem jaringan prasarana jalan, pengembangan juga tertuju pada bidang perkeretaapian dan arus masuk barang melalui engembangan pelabuhan. Rencana pengembangan sistem jaringan kereta api di Kabupaten Pekalongan, meliputi:

   Peningkatan sarana dan prasarana lalu lintas; dan

   Penerapan analisis mengenai dampak lalu lintas terhadap kegiatan pembangunan yang berdampak pada lalu lintas;

   Peningkatan fungsi jalan;

   Pengembangan rencana fasilitas jalan.  Rencana pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Pekalongan, meliputi:

   Pengembangan rencana jalur penyeberangan jalan berupa zebra cross dan jembatan;

   Pengembangan rencana jalur sepeda motor dan sepeda;

  Kabupaten Pekalongan, meliputi:

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

   Terminal tipe B di Kecamatan Kajen.  Rencana pengembangan prasarana dan fasilitas jalan di

   Terminal tipe C di Kecamatan Sragi; dan

   Terminal tipe C di Kecamatan Kesesi;

   Terminal tipe C di Kecamatan Doro;

   Terminal tipe C di Kecamatan Kedungwuni;

   Terminal tipe C di Kecamatan Wiradesa;

   Rencana pengembangan dan peningkatan jalan kolektor di semua kecamatan;  Rencana pengembangan terminal penumpang di Kabupaten Pekalongan, meliputi:

   Pengembangan jalan kolektor sekunder Buaran - Kedungwuni - Wonopringgo

a. Pengembangan jalur perkeretaapian; dan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan b. Pengembangan prasarana penunjang transportasi kereta api.

  Dimana, rencana pengembangan jalur perkeretaapian tersebut meliputi:

a. Pengembangan dan penataan jalur perkeretaapian Pemalang -

  Pekalongan - Batang; dan b. Pengembangan jalur rel ganda Semarang - Pekalongan - Tegal. Sedangkan rencana pengembangan sistem jaringan prasarana penunjang transportasi kereta api adalah peningkatan stasiun kereta api di Kecamatan Sragi. Di Kabupaten Pekalongan juga diarahkan pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi laut yaitu pengembangan pelabuhan umum berupa pelabuhan pengumpan di Pelabuhan Wonokerto.

  b) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi

  Pengembangan sistem jaringan prasarana energi dimaksudkan untuk menunjang penyediaan jaringan energi listrik dan pemenuhan energi lainnya, terdiri dari:  Pengembangan prasarana kelistrikan;  Pengembangan prasarana energi bahan bakar minyak dan gas;  Pengembangan energi baru terbarukan; dan  Energi alternatif. Pengembangan prasarana kelistrikan di Kabupaten Pekalongan terdiri atas  Pelayanan jaringan PLN melalui ranting PLN yang ada di daerah, serta pengadaan upaya perluasan jaringan listrik pada daerah terpencil;

   Pengembangan SUTET 500 kV yang melewati Kecamatan Sragi, Kecamatan Bojong, Kecamatan Kedungwuni, Kecamatan Karangdadap dan Kecamatan Buaran;

   Pengembangan SUTT 150 kV yang melewati Kecamatan Wonopringgo, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Buaran; dan

   Layanan pengaduan masyarakat. Selain itu rencana pengembangan prasarana energi bahan bakar minyak dangas juga tercata dalam rencana pengembangan wilayah

  Kabupaten Pekalongan yang meliputi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar baik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) maupun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) di setiap kecamatan serta pembangunan pipa transmisi gas jalur Cirebon - Semarang melalui Kecamatan Sragi, Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wiradesa, dan Kecamatan Tirto.

  c) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi dan informasi

  Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi dan informasi di Kabupaten Pekalongan meliputi:  Penambahan jaringan distribusi dari ibukota kabupaten ke ibukota kecamatan yang belum ada jaringan terrestrial;  Pengadaan sistem telepon nirkabel berbasis swadaya masyarakat di semua ibukota desa;  Pengadaan layanan internet gratis di semua lokasi strategis penting dan di alun-alun Kajen;  Penggelaran serat optik, khususnya untuk jaringan dalam kota, sepeti Kecamatan Kajen, Kecamatan Kedungwuni, Kecamatan

  Buaran dan Kecamatan Wiradesa;  Penataan ketinggian Base Transceiver Station (BTS) di semua wilayah dengan ketentuan:

   Ketinggian maksimum 40 (empat puluh) meter di dalam kawasan perkotaan; dan  Ketinggian maksimum 100 (seratus) meter di luar kawasan perkotaan. Terkait dengan rencana infrastruktur telekomunikasi dan informasi, berupa pembangunan menara BTS bersama dan pemancar radio, terutama pada wilayah yang tidak terjangkau telepon kabel, seperti di Kecamatan Karangdadap, Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Petungkriyono dan Kecamatan Lebakbarang.

  d) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air sebagai salah satu sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Pekalongan meliputi:

   Jaringan sumber daya air lintas kabupaten;  Wilayah sungai;  Jaringan irigasi;  Jaringan air baku untuk air minum dengan sistem jaringanperpipaan dan non perpipaan; dan  Sistem pengendalian banjir. Pengembangan jaringan sumber daya air wilayah sungai lintas kabupaten sebagaimana yaitu di wilayah sungai Pemali Comal yang meliputi DAS Sragi Lama dan Sragi Baru, Sengkarang, Kupang, Gabus, Sambong, Sono, Karanggeneng, Boyo, Urang, Kretek, Bugel,Kuripan, dan Kedondong.

  Dalam menunjang ketersediaan sumber daya air di Kabupaten Pekalongan juga dikembangkan rencana pengembangan embung dan lumbung air, yaitu:

   Pembangunan embung pada daerah hulu untuk kebutuhan air baku, pertanian dan pengendalian banjir;  Pembuatan area resapan air melalui program konversi lahan tidak produktif untuk pengendalian banjir dan konservasi cadangan sumber air;

   Upaya konservasi embung dan lumbung air meliputi: 1)

  Lumbung air Kapirutan di Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi; 2)

  Lumbung air Kulu di Desa Kulu, Kecamatan Karanganyar; 3)

  Embung Tracas di Desa Sukoyoso, Kecamatan Kajen;

4) Embung-embung lain yang akan dibangun kemudian.

  Selain pengembangan lumbung air tersebut, pengembangan sistem jaringan irigasi berdasarkan tingkatan stakeholder juga diarahkan untuk dikembangkan di Kabupaten Pekalongan, yakni :

  1) Sistem jaringan irigasi kewenangan dan tanggung jawab

  Pemerintah, lintas kabupaten/kota, meliputi DI Kaliwadas dengan luas kurang lebih 7.548 (tujuh ribu lima ratus empat puluh delapan) hektar dimana kurang lebih 2.108 (dua ribu

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan seratus delapan) hektar terdapat di Daerah, DI Pesantren Kletak dengan luas kurang lebih 3.517 (tiga ribu lima ratus tujuh belas) hektar dimana kurang lebih 3.246 (tiga ribu dua ratus empat puluh enam) hektar terdapat di Daerah, dan DI Kupang Krompeng dengan luas kurang lebih 3.040 (tiga ribu empat puluh) hektar dimana kurang lebih 50 (lima puluh) hektar terdapat di Daerah;

  2) Sistem jaringan irigasi kewenangan dan tanggung jawab

  Pemerintah, utuh kabupaten, meliputi DI Sragi dengan luas kurang lebih 3.212 (tiga ribu dua ratus dua belas) hektar; 3)

  Sistem jaringan irigasi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah provinsi, lintas kabupaten/kota meliputi DI Asem Siketek/Kesetu dengan luas kurang lebih 500 (lima ratus) hektar dimana kurang lebih 238 (dua ratus tiga puluh delapan) hektar terdapat di Daerah;

  4) Sistem jaringan irigasi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah provinsi, utuh kabupaten meliputi DI Padurekso dengan luas kurang lebih 2.388 (dua ribu tiga ratus delapan puluh delapan) hektar, DI Sudikampir dengan luas kurang lebih 1.521 (seribu lima ratus dua puluh satu) hektar dan DI Tapak Menjangan dengan luas kurang lebih 1.330 (seribu tiga ratus tiga puluh) hektar;

  5) Sistem jaringan irigasi kewenangan kabupaten meliputi 339 DI dengan luasan kurang lebih 13.816 (tiga belas ribu delapan ratus enam belas).

  Untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Kabupaten Pekalongan, juga dikembangkan melalui rencana pengembangan jaringan air baku untuk air minum melalui pemanfaatan sumber- sumber air baku permukaan dan air tanah mencakup pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan air baku untuk air bersih. Dalam pelayanan air minum, PDAM dan Dinas Pekerjaan Umum memiliki peran penting bagi pelaksanaan pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk rumah tangga, industri, pelayanan umum serta tanah pertanian tanaman

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan pangan di Kabupaten Pekalongan. Kebutuhan air minum termasuk untuk mandi, cuci, masak dan lain-lain, menurut Pedoman Teknik Baku Perencanaan Tata Ruang adalah sebanyak 60 liter/orang/hari, dengan 60 % kebutuhan penduduk terlayani, kebutuhan industri dan fasilitas sosial diperhitungkan 13 % dari kebutuhan penduduk. Terdapat kebijakan-kebijakan penting untuk mendukung inovasi pelestarian air baku di Kabupaten Pekalongan, sebagai berikut:

   Pembersihan bangunan-bangunan yang masuk di area sempadan sungai terutama pada sungai-sungai yang masuk ke kawasan pusat kota maupun kawasan strategis;  Pengembangan biopori dan sumur resapan pada kawasan permukiman penduduk di kawasan perkotaan yang padat;  Program konversi lahan tidak produktif milik masyarakat sebagai area resapan air dengan pola insentif kepada pemilik lahan;  Peningkatan pembangunan bendung atau bendungan di sungai sungai yang potensial sebagai upaya memperbanyak tampungan air bagi keperluan cadangan air baku;  Pembatasan penambahan dan penggunaan sumur bor bagi kepentingan non rumah tangga dalam skala besar (industri, perdagangan, jasa) lebih dari 10 % (sepuluh persen) dari jumlah yang ada pada wilayah Cekungan Air Tanah di Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wiradesa, Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Tirto; dan  Peningkatan pelayanan perpipaan PDAM Tirta Kajen di semua wilayah kota kecamatan hingga 80% yang terlayani dan peningkatan SPAM untuk wilayah perdesaan hingga 60% yang terlayani.

  2) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

  Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya berdasarkan ketentuan yang termuat dalam Perda RTRW Kabupaten Pekalongan, meliputirencana pengembangan sistem jaringan prasarana pengelolaan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan lingkungan dan rencana jalur evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan merupakanrencana pengelolaan prasarana yang digunakan lintas wilayah administratif yang meliputi

   Prasarana Pengelolaan Sampah; Rencana pengembangan prasarana pengelolaan sampah di kabupaten Pekalongan diarahkan pada upaya perluasan jaringan pelayanan persampahan ke semua wilayah kecamatan yang belum terlayani, seperti Kecamatan Talun, Paninggaran, Kandangserang, Lebakbarang, Petungkriyono, dan Karangdadap.

  Selain itu secara spesifik dalam arahan pembangunan juga direncanakan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) modern di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong; penambahan sarana pengangkut sampah; serta pengembangan sistem pengolahan sampah langsung dari sumber sampahndengan metode 3 R ( reduce, reuse dan recycle) untuk mengurangi jumlah timbunan sampah; dan

   Prasarana Pengelolaan Limbah Rencana pengembangan prasarana pengelolaan limbah meliputi:

  a) Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) untuk mengolah limbah tinja yang ada; b)

  Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di seluruh wilayah kota kecamatan yang ada di daerah yang dilengkapi dengan jaringan perpipaan; dan

  c) Pembangunan sistem pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan sistem pengelolaan air limbah terpusat.

  Secara spesifik, kebijakan pengelolaan air limbah juga tercantum dalam rencana pengendalian berupa ketentuan umu peraturan zonasi yang tertuang dalam Perda RTRW Kabupaten Pekalongan, dimana ketentuan tersebut mengatur rencana sistem pengelolaan limbah yang terkait dengan sistem permukiman yaitu setiap kegiatan usaha yang memproduksi air limbah diwajibkan untuk menyediakan instalasi pengolahan limbah individu dan/atau komunal sesuai dengan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  ketentuan teknis yang berlaku. Adapun ketentuan teknis tersebut sebagai berikut :  Pengembangan perumahan dengan jumlah lebih dari 30 (tiga puluh) unit;  Akomodasi wisata dengan jumlah kamar lebih dari 5 (lima) unit;  Restoran/rumah makan dengan jumlah tempat duduk lebih dari 50 (lima puluh) unit;  Kompleks perdagangan dan jasa dengan luas lantai bangunan lebih dari 10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi);  Industri kecil/rumah tangga yang menghasilkan air limbah;  Bengkel yang melayani ganti oli dan tempat cuci kendaraan;  Usaha garmen yang dalam produksinya menggunakan zat-zat kimia dan pewarna; dan  Usaha peternakan yang menghasilkan air limbah dalam skala yang besar.  Prasarana Drainase.

  Kebijakan rencana pengembangan prasarana drainase dalam RTRW Kabupaten Pekalongan meliputi:

   Perbaikan kawasan bagian hulu atau lindung sebagai area tangkapan air hujan sehingga akan mengurangi aliran air permukaan dan mengurangi debit air sungai pada musim penghujan tetapi pada musim kemarau dapat meningkatkan debit air sungai;  Pembuatan sempadan sungai pada kawasan tengah dan hilir sungai; dan  Pembuatan saluran yang lebih memadai pada kawasan yang sering mengalami genangan akibat luapan air sungai. Namun dalam pengembangannya, Rencana pengembangan jaringan irigasi di Kabupaten Pekalongan perlu diterapkan tahapan-tahapan penting sebagai berikut :

   Mendata jaringan drainase di Kabupaten Pekalongan dari segi pengelolan mana yang menjadi wewenang pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

   Mengikutsertakan masyarakat petani dalam pengelolaan dan pemeliharaan jaringan irigasi yang ada.  Membangun irigasi teknis untuk memperluas ketersediaan lahan sawah abadi.  Perbaikan saluran irigasi yang ada yang mengalami kerusakan untuk menekan kehilangan air.  Mengembalikan funsi saluran irigasi yang ada, yang hanya berfungsi debagai saluran irigasi bukan saluran drainase.

  6.1.6.

  6.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pekalongan

  Kawasan peruntukan permukiman terbagi atas :  Permukiman Perdesaan Kebijakan pemanfaatan ruang permukiman perdesaan sebagaimana tertuang dalam RTRW Kabupaten Pekalongan didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan serta perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya  Permukiman Perkotaan Kawasan permukiman perkotaan mencakup wilayah pengembangan perkotaan dengan kebijakan pemanfaatan ruang berpedoman pada tujuan pengembangan sarana prasarana penunjangnya yang meliputi penataan ruang kota, yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kota. Adapun Strategi Pengembangan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan, dilakukan sebagai berikut:

   Pengembangan permukiman perdesaan disesuaikan dengan karakter fisik, sosial- budaya dan ekonomi masyarakat perdesaan.  Penyediaan sarana dan prasarana permukiman perdesaan.  Peningkatan kualitas permukiman perkotaan.  Pengembangan perumahan terjangkau.  Penyediaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan.  Pengembangan kasiba/lisiba mandiri.

  6.1.7.

  6.1.8.

  6.1.3 Pengembangan Kawasan Strategis

  Kawasan strategis kabupaten adalah kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  terhadap pertahanan kemanan, ekonomi, sosial dan budaya, lingkungan hidup dan pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi.

  Pengembangan kawasan strategis Kawasan strategis di kabupaten Pekalongan sebagaimana diuraikan sebelumnya bergantung pada kepentingan kawasan masing-masing, yaitu dideliniasikan sebagai berikut : A.

   Pertumbuhan Ekonomi

  1) Kawasan Strategis Provinsi (KSP), yaitu Kota Pekalongan - Kabupaten

  Batang -Kabupaten Pekalongan (Petanglong); 2)

  Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), yaitu:  Kawasan Perkotaan Kajen;  Kawasan agropolitan di Kecamatan Doro, Kecamatan Talun,

  Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Petungkriyono;  Kawasan di sepanjang jalur Pantura yang melewati Kecamatan Tirto,

  Kecamatan Wiradesa dan Kecamatan Siwalan yang berkembang berbagai industri serta perdagangan dan jasa;  Kawasan pesisir untuk perkembangan perikanan tangkap dan pariwisata di Kecamatan Siwalan, Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Tirto; dan  Kawasan industri menengah, kecil dan mikro yang tersebar di daerah, terutama di Kecamatan Siwalan, Kecamatan Buaran, Kecamatan Kedungwuni, Kecamatan Wonopringgo, Kecamatan Wiradesa, Kecamatan Bojong dan Kecamatan Tirto.

  B. Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya

  Kawasan strategis kepentingan sosial budaya meliputi:  Makam Siti Ambariyah di Kecamatan Bojong;  Makam Ki Ageng Rogoselo di Kecamatan Doro;  Makam Mbah Gendon di Kecamatan Kesesi;  Makam Wali Tanduran di Kecamatan Paninggaran;  Kawasan situs purbakala di Kecamatan Kesesi;  Kawasan situs purbakala dan ekowisata di Kecamatan Petungkriyono; dan  Kawasan wisata Linggoasri di Kecamatan Kajen.

  C. Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Rencana pengembangan kawasan strategis kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan sebagaimana berupa kawasan konservasi yang meliputi:  kawasan hutan lindung yang ada di Kecamatan Petungkriyono,  Kecamatan Kandangserang, dan Kecamatan Paninggaran; kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat terletak di  Kecamatan Doro, Kecamatan Kajen, Kecamatan Kandangserang,  Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Kesesi, KecamatanLebakbarang,

  Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Petungkriyono dan Kecamatan Talun; mata air yang terdapat di Kecamatan Kandangserang, Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Karanganyar,Kecamatan Doro, Kecamatan Talun, Kecamatan Kajen, Kecamatan Bojong, Kecamatan Wonopringgo, Kecamatan Kedungwuni dan Kecamatan Kesesi; dan

   kawasan perbatasan dengan Kota Pekalongan di Kecamatan Tirto 6.2.

   Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

  RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) merupakan dokumen perencanaan pembangunan 5 tahunan daerah yang disusun berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Dalam RPJMD meliputi penyiapan data dan informasi pelaksanaan pembangunan daerah yang mencakup seluruh aspek, sehingga dapat menjadi acuan bagi penyusuan RPIJM yang merupakan rencana tindak bagi penjabaran program strategi dalam RPJM termasuk infratruktur permukiman. Adapun permasalahan strategis yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Pekalongan antara lain:

A. Terkait Dengan Sarana Dan Prasarana Dasar Bidang Cipta Karya

  1) Masih adanya jalan dan jembatan dengan kondisi rusak dan rusak berat. 2) Belum optimalnya kondisi dan fungsi drainase. 3) Belum optimalnya sistem informasi / data base jalan dan jembatan. 4)

  Belum optimalnya pengelolaan jaringan irigasi dan pelayanan jaringan pengairan untuk lahan persawahan. 5) Belum optimalnya pengelolaan dan penyediaan air baku. 6)

  Belum optimalnya pengelolaan dan pengembangan konservasi sungai, danau dan sumberdaya lainnya. 7) Belum optimalnya pengelolaan air minum dan limbah. 8) Belum otpimalnya pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh.

  9) Belum optimalnya pembangunan infrastruktur pedesaan. 10) Belum optimalnya kinerja pengelolaan sampah.

B. Terkait Tata Ruang Secara Umum

  1) Masih adanya penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan pemanfaatan ruang.

  2) Masih adanya tumpang tindih kewenangan dalam pengelolaan dan tata ruang, antar sektor, yaitu kehutanan, ruang terbuka hijau, kebutuhan lahan untuk prasarana wilayah dan pemukiman.

  3) Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

  4) Belum tersusunnya rencana rinci tata ruang C.

   Terkait Perencanaan Pembangunan

  1) Belum semua dokumen perencanaan pembangunan yang diwajibkan

  Pemerintah Pusat dapat dipenuhi oleh SKPD pengampu urusan, antara lain perencanaan pembangunan ekonomi, sosial budaya, wilayah strategis, pengurangan resiko bencana, serta pengembangan prasarana wilayah dan sumberdaya alam. 2)

  Belum optimalnya kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah khususnya dalam penyediaan data pendukung perencanaan pembangunan antara lain data spasial, data penduduk miskin per kecamatan dan data pilah gender. 3)

  Belum optimalnya pemanfaatan hasil monitoring-evaluasi pembangunan sebagai umpan balik penyusunan rencana pembangunan daerah tahun berikutnya.

4) Kurangnya koordinasi antar SKPD dalam bidang perencanaan.

  5) Belum optimalnya upaya sosialisasi dan pengembangan kreativitas serta inovasi dalam perencanaan pembangunan.

D. Terkait Perumahan

  1) Kemampuan Kebutuhan perumahan bagi penduduk tidak sebanding dengan Pertumbuhan penduduk (backlog). Masih rendahnya penyediaan rumah, baik oleh pengembang maupun secara swadaya.

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

E. Terkait Lingkungan Hidup

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  7) Masih terjadinya rob yaitu di wilayah pesisir. 8)

  3) Belum optimalnya pengelolaan sistem pengelolaan administrasi kependudukan dan catatan sipil

  2) Belum optimalnya pelaksanaan dan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

  1) Belum optimalnya pengembangan dan keserasian kebijakan kependudukan.

  Masih rendahnya jumlah aturan/ kebijakan terkait dengan kepedulian penanggulangan bencana pemanasan global dan dampak perubahan iklim. 10) Belum optimalnya penataan pertamanan di ruang terbuka hijau.

  Masih rendahnya tingkat koordinasi dalam hal pengendalian kualitas dan kuantitas sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. 9)

  6) Masih terbatasnya luasan ruang terbuka hijau dan belum optimalnya pengelolaan ruang terbuka hijau.

  2) Masih rendahnya pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

  5) Meningkatnya polusi udara akibat dari kegiatan industri dan emisi gas kendaraan bermotor.

  4) Belum optimalnya pelaksanaan rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam.

  3) Belum opitimalnya perlindungan dan konservasi terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup.

  2) Pengembangan dan penyediaan data, informasi dan studi lingkungan pada setiap perencanaan pembangunan yang mempengaruhi lingkungan belum optimal

  1) Rendahnya upaya pengendalian pencemaran air yang disebabkan oleh kegiatan industri.

  3) Masih adanya lingkungan permukiman kumuh. 4) Belum optomalnya upaya pemberdayaan komunitas perumahan.

F. Terkait Kependudukan

  4) Belum optimalnya perwujudan pelayanan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil secara on line.

  5) Masih terbatasnya sarana prasarana aparatur kependudukan dan pencatatan sipil.

G. Terkait Penanaman Modal

  1) Belum optimalnya promosi penanaman modal dan masih terdapatnya hambatan dalam perijinan usaha, antara lain pelayanan dan biaya awal investasi.

  2) Masih rendahnya realisasi penananam modal, terutama dari dunia usaha dari dalam negeri dalam pengembangan industri, kerajinan, kelautan dan perikanan serta pengembangan potensi pariwisata.

  3) Belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam rangka pelayanan penanaman modal dan pelayanan publik.

4) Belum optimalnya pengkajian dan pengembangan penanaman modal.

H. Terkait Kebudayaan

  1) Belum optimalnya pengembangan nilai-nilai budaya terutama budaya lokal dan kearifan lokal.

  2) Belum optimalnya pengelolaan kekayaan budaya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kekayaan budaya dan benda-benda cagar budaya yang terancam kerusakan. Kurang berperannya masyarakat dalam upaya pemeliharaan dan perlindungan benda-benda cagar budaya yang ada.

  3) Belum optimalnya pengelolaan keragaman budaya, yang ditunjukkan dengan belum optimalnya upaya pengembangan kesenian yang ada baik kesenian tradisional maupun modern. Yang ditunjukkan dengan belum optimalnya sarana dan prasarana kesenian yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

  4) Belum optimalnya pengembangan kerjasama dalam pengelolaan kekayaan budaya.

  5) Belum adanya upaya pelestarian budaya lokal batik yang merupakan warisan heritage Kabupaten Pekalongan.

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan I. Terkait Kepemudaan

  1) Belum optimalnya pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda. 2)

  Belum optimalnya peran serta generasi muda dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan daerah, antara lain dapat dilihat dari masih rendahnya akses dan kapasitas generasi muda dalam berbagai tahapan pembangunan. 3)

  Belum melembaganya jiwa entrepreneurship/kewirausahaan baik di pribadi pemudanya maupun di dalam organisasinya. 4)

  Belum optimalnya peran organisasi kepemudaan dalam upaya peningkatan kapasitas anggotanya. Khususnya dalam memberikan pendidikan kecakapan hidup. 5) Belum optimalnya pencegahan dan penanganan penyalahgunaan Narkoba. 6)

  Masih minimnya kualitas dan kuantitas sarana serta prasana olahraga sehingga mempunyai dampak pada prestasi olahraga. 7)

  Belum optimalnya peran organisasi olahraga dalam melakukan pembibitan dan pembinaan atlet muda berpotensi. 8)

  Belum optimalnya kerjasama dengan pihak lain dengan terbatasnya dana lain (bapak asuh untuk cabang-cabang olahraga) 9)

  Masih terbatasnya SDM dalam pemasyarakatan olahraga, pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi.

  J. Terkait Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

  1) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang politik sebagai akibat dari belum optimalnya pendidikan politik bagi masyarakat.

  2) Belum optimalnya pengembangan wawasan kebangsaan di kalangan masyarakat dan generasi muda.

  3) Belum optimalnya kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan di kalangan masyarakat dan generasi muda.

  4) Masih adanya gangguan-gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat yang memerlukan tindakan antisipasi dari semua pihak.

  5) Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam hal peningkatan keamanan, kenyamanan dan ketertiban lingkungan.

  6) Belum optimalnya kegiatan manajemen kebencanaan di berbagai tingkatan masyarakat.

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  7) Belum optimalnya pemberantasan penyakit masyarakat. 8)

  Belum optimalnya penegakan peraturan daerah dan keputusan kepala derah. 9) Belum optimalnya pembinaan organisasi masyarakat sipil. 10)

  Belum optimalnya pelaksanaan mitigasi bencana dan penanggulangan korban bencana alam. 11)

  Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kemanan dan ketertiban.

  K. Terkait Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

  1) Belum optimalnya kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah yang ditunjukkan dengan belum optimalnya perencanaan legislasi daerah diketahui dari jumlah Perda yang dihasilkan cenderung menurun dari tahun 2009 sebanyak 20 Perda menurun menjadi 7 buah Perda pada tahun 2012

  2) Belum optimalnya pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah.

  3) Belum efektif dan efisiennya pengelolaan keuangan daerah dan pengelolaan asset daerah.

  4) Belum intensifnya pemungutan sumber-sumber pendapatan asli daerah. 5)

  Belum optimalnya pengelolaan keuangan desa dalam rangka peningkatan pembangunan desa. 6)

  Belum optimlanya peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan sehingga pengawasan belum sepenuhnya dilakukan oleh tenaga fungsional pengawas. 7)

  Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. 8)

  Belum optimalnya respon pemerintah daerah terhadap pengaduan masyarakat. 9)

  Belum optimalnya penataan perundang-undangan dan pelaksanaan otonomi daerah. 10) Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan kedinasan.

  11) Belum optimalnya penyelenggaraan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah dengan pihak ketiga dalam rangka promosi penanaman modal, pengembangan pariwisata dan pengelolaan sumberdaya alam.

  12) Belum optimalnya kualitas pelayanan publik pada unit-unit pelayanan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

  13) Belum optimalnya pengembangan data dan informasi dalam pengambilan keputusan dan mendukung keterbukaan informasi publik.

  14) Belum optimalnya pembinaan dan peningkatan disiplin aparatur pemerintah daerah.

  15) Belum maksimalnya kualitas SDM yang memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya

  16) Belum terwujudnya penerapan sistem e-goverment dan keterbukaan informasi publik untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang transparan dan akuntabel.

  L. Terkait Pemberdayaan Masyarakat

  1) Belum optimalnya upaya peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan. 2)

Dokumen yang terkait

3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 4bbab25d15 BAB IIIbab 3

0 0 31

BAB VI PROFIL KABUPATEN PEKALONGAN 6.1. KARAKTERISTIK WILAYAH 6.1.1. Keterkaitan Kabupaten Pekalongan dengan Kabupaten Lain - DOCRPIJM 0521be5111 BAB VIBAB 6 Profil Kab Fix

0 0 52

7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan 7.1.1 Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Wilayah - DOCRPIJM 0720287606 BAB VIIBAB 7 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN

0 0 38

DOCRPIJM 8df5df91be BAB V05 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN docx

0 0 61

BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA SUBULUSSALAM 7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Subulussalam - DOCRPIJM 7bf4d0a696 BAB VIIBAB 7

1 5 42

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BANGLI V.1 Arah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli a. Penetapan Kawasan Strategis KabupatenKota (KSK) - DOCRPIJM 26ef7354d9 BAB VREV BAB V 2015 2019

0 1 78

BAB III - DOCRPIJM 59d10f7d69 BAB IIIBab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Araha Spasial RPIJM

0 0 32

Bab III - DOCRPIJM 692e54cad9 BAB IIIBAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2JM

0 0 104

3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang 3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya 3.1.2 Arahan Penataan Ruang B. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 104ba7184f BAB III3. Bab III DK

0 0 16

DOCRPIJM 971b764c16 BAB IIIBAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai Arahan Spasial RPI2JM edit

0 1 115