7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan 7.1.1 Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Wilayah - DOCRPIJM 0720287606 BAB VIIBAB 7 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN
7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan
7.1.1 Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
7.1.1.1 Tujuan Penataan Ruang
Tujuan penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Pacitan adalah:
optimalisasi pemanfaatan seluruh potensi terutamaMewujudkan pariwisata, pertanian, dan kelautan sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Pacitan
Mewujudkan perlindungan terhadap wilayah yang termasuk kedalam
golongan kawasan lindung;Mewujudkan rencana pembangunan yang komprehensif guna mendukung
fungsi Kabupaten Pacitan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah; Mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.7.1.1.2 Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Struktur ruang wilayah Kabupaten Pacitan mempunyai tingkat
kepentingan untuk mengatur daerah perdesaan, perkotaan dan pusat
pertumbuhannya (pusat permukiman) serta kaitan antar pusat pertumbuhan,
agar masalah ketimpangan pertumbuhan wilayah utara dan wilayah selatan di
Kabupaten Pacitan dapat terselesaikan. Strategi pengembangan wilayah
Kabupaten Pacitan terbagi atas strategi terhadap sistem pengembangan
permukiman perdesaan, perkotaan dan infrastruktur wilayah. Dan
pertimbangan terhadap tujuan-tujuan kebijakan makro dan mikro Wilayah
Kabupaten Pacitan, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan/ekonomi di
Kabupaten Pacitan yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus
mempertimbangkan/ diarahkan: Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas,Pengembangan lahan di wilayah Utara dan Barat hendaknya dikendalikan
secara ketat karena terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya;
Kondisi lahan di wilayah Tengah yang rawan longsor, menyebabkan wilayah
ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi antara wilayah Utara dan Selatan relatif rendah.Wilayah Karst Pacitan Barat yang terletak di wilayah Selatan – Barat
merupakan kawasan Karst kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh dilakukan kegiatan pertambangan;Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan
sektor pariwisata sebagai sektor penggerak di hilir yang pada akhirnya akan menarik sektor-sektor primer untuk berkembang (mis: perikanan laut, lobster, melinjo, janggelan, jeruk , batu aji, keramik dan gerabah)Pelayanan fasilitas dan prasarana perkotaan hendaknya dilakukan dengan
sistem banyak pusat, meskipun dengan skala yang lebih rendahPrioritas pengembangan ditekankan pada wilayah Selatan dengan
penekanan fungsi Utama sebagai pariwisata pantai dan gua. Serta kegiatan pertambangan wilayah selatan. Pemantapan daerah pusat-pusat pelayanan wilayah perlu dilakukan agar pengembangan fungsi pusat pelayananan terkait dengan sistem pusat-pusat permukiman di tingkat wilayah lainnya dapat terjadi. Hal ini dilakukan dengan membentuk fungsi bagi setiap Kecamatan di kabupaten Pacitan, sehingga tersusun suatu fungsi yang berhierarki dari hiterland, Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Kegiatan Wilayah PKW).Tabel 7.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta KaryaARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
Penyediaan ruang terbuka hijau kawasan Penentuan skala prioritas penanganan irigasi perkotaan paling sedikit 30 (tiga puluh) genangan dengan mempertimbangkan faktor persen dari luas kawasan perkotaan yang teknis dan non teknis terdiri dari 20 peren ruang terbuka hijau publik dan 10 persen ruang terbuka hijau privat Menutup areal yang gundul dengan pepohonan Pemanfaatan air bersih dengan sumber air atau rumput-rumputan/semak belukar baku saat ini Melarang penebangan pohon di kawasan ini Air Limbah dengan memperhatikan kepadatan tanpa seijin instansi atau pejabat yang penduduk, penyediaan air bersih, kemiringan berwenang muka tanah, dan kemampuan membangun jaringan saluran limbah Melakukan penguatan dengan menggunakan Sistem persampahan dengan memperhatikan tanaman keras terhadap tebing yang lebih faktor jarak, kondisi topografi, dan tinggi dari 3 meter dengan kemiringan lebih pengembangan pusat-pusat pelayanan, maka besar dari 20% tidak memungkinkan mengembangkan sistem pengelolaan sampah secara terpusat sehingga perlu dibentuk kelompok masyarakat untuk mengelola sampah
Pengembangan jenis tanaman semusim dan dilakukan pengawasan yang cukup ketat agar tidak terjadi penebangan pohon secara liar Ruang terbuka hijau dapat berfungsi sebagai lahan cadangan untuk pembangunan/pengembangan kegiatan yang mendukun kegiatan RTH
Tabel 7.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) Berdasarkan RTRWKAWASAN STRATEGIS
KAWASAN
Di kota Kecamatan Donorejo Kawasan Strategis sosio-kultural :
1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
2. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa
3. Merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan
4. Merupakan tempat perlindungan terhadap keanekaragaman budaya
5. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial Di Kecamatan Bandar dan Kawasan Strategi Ekonomi : Kecamatan Nawang
1. Memiliki potensi ekonoi cepat tumbuh
2. Memiliki sektor unggulan
3. Memiliki potensi ekspor
4. Di dukung jaringan prasarana dan
KAWASAN STRATEGIS KAB./KOTA SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/ BATAS KAWASAN
memanfaatkan teknologi tinggi
6. Untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
7. Untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
8. Mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal Pemerintahan Kabupaten Pacitan
Kawasan strategi teknologi tinggi :
1. Diperuntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis kabupaten,pengembangan antariksa, serta atom dan nuklir
2. Memiliki sumber daya alam strategis nasional
3. Sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
4. Sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir
5. Sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis
Tabel 7.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta KaryaNO. USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (Ya/Tidak) SUMBER PENDANAAN
INSTANSI PELAKSANA
Kabupaten Pacitan
Departemen PU Bappeda & PM Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Kebersihan Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga
2 Pemanfaatan Ruang Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN
Departemen PU Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Kebersihan Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Dinas Pertambangan dan
Energi
3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN
Bappeda & PM Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Kebersihan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
1 Perencanaan Tata Ruang
APBD Kab, APBD Prop, APBN
NO. USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (Ya/Tidak) SUMBER PENDANAAN
INSTANSI PELAKSANA
4 Peningkatan Lingkungan Perumahan dan Permukiman
12 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
BPJ
Dinas Bina Marga dan Pengairan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan
10 Pengendalian Banjir Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN
Dinas Bina Marga dan Pengairan
11 Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Sembuh
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN
APBD Kab, APBD Prop, APBN, Swasta
Bappeda & PM
Kantor Lingkungan Hidup Kantor Pelayanan Perizinan
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan
13 Pengelolaan Persampahan
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN, Swasta
Bappeda & PM
Kantor Lingkungan Hidup Dinas Cipta Karya, Tata Ruang
Departemen Pekerjaan Umum Dinas PU Bina Marga Prop.Jatim
Jalan Nasional, Jalan Lintas Selatan, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Desa, Jalan Lingkungan
Kabupaten Pacitan
Bappeda & PM Dinas Tanaman Pangan dan
APBD Kab, APBD Prop, APBN, Swasta
Bappeda & PM Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Kebersihan
5 Peningkatan Lingkungan Pasar
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN, Swasta
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Kebersihan Dinas Pendapatan PKA
6 Pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN
Peternakan
Energi Satuan Polisi Pamong Praja Kantor Pelayanan Perijinan
7 Peningkatan Lingkungan Terminal
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN, Swasta
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Kebersihan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
8 Pengelolaan Air minum dan Air Limbah
Kabupaten Pacitan
APBD Kab, APBD Prop, APBN
Bappeda & PM
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Dinas Pertambangan dan Energi
PDAM
9 Pembangunan dan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan
USULAN MERUPAKAN SUMBER NO. PROGRAM LOKASI KSK
INSTANSI PELAKSANA PENDANAAN UTAMA (Ya/Tidak)
Komunikasi dn Informasi
14 Pembangunan Kabupaten APBD Kab, Dinas Perhubungan, Sarana dan Pacitan APBD Prop, Komunikasi dn Informasi Prasarana APBN, Swasta Perhubungan
15 Pengembangan APBD Kab, Bappeda & PM Wilayah APBN Dinas Cipta Karya, Tata Ruang Perbatasan
& Kebersihan Dinas Bina Marga dan
Pengairan Bagian Kerja Sama dan
Perbatasan Setda
16 Peningkatan Swasta Dinas Perhubungan, Sarana dan
Komunikasi, dan Informatika Prasarana
Kantor Pelayanan Perijinan Komunikasi Swasta
7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Pacitan Tahun 2011-2016 merupakan Dokumen perencanaan sebagai
penjabaran dari visi misi Bupati dalam pembangunan Daerah.7.2.1 Visi
Adapun rumusan Visa Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016 adalah:
“Terwujudnya Masyarakat Pacitan yang Sejahtera” Makna dari Visi tersebut :“Masyarakat Pacitan” adalah sekelompok orang yang hidup bersama di Kabupaten Pacitan dalam satu komunitas yang teratur. “Sejahtera” adalah tatanan kehidupan masyarakat pacitan yang terpenuhinya
kebutuhan dasar meliputi antara lain di tandai dengan meningkatnya derajad
kesehatan, derajat pendidikan, dan daya beli masyarakat, hal tersebut selaras visi
RPJMN dan RPJM Provinsi Jawa Timur.7.2.2 Misi Sesuai dengan harapan “terwujudnya Masyarakat Pacitan yang
Sejahtera”, maka ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Pacitan 2011-2016
sebagai upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi, sebagaimana berikut:Misi 1 : Profesional birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan
mewujudkan tata pemerintahan yang baikMisi 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Misi 3 : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat
Misi 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu
pada potensi unggulan
Misi 5 : Pembangunan Infrstruktur yang berkelanjutan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dasar
Misi 6 : Mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya,
berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama7.2.3 Arahan Kebijakan Bidang Cipta Karya Kabupaten Pacitan Infrastruktur merupakan komponen penting sebagai penunjang roda
penggerak perekonomian dan pertumbuhan ekonomi, disamping merupakan
aspek utama dalam pemerataan pembangunan dan kesejahteraan.
Infratasruktur memegang peranan yang sangat penting, mengingat gerak laju
dan pertumbuhan ekonomi KAbupaten Pacitan tidak dapat dipisahkan dari
ketersediaan infrastruktur yang memadai seperti transportasi, telekomunikasi,
sanitasi dan energy.Strategi pemantapan daya dukung infratsruktur pembangunan daerah untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut:
Meningkatkan aksesbilitas infrastruktur menuju sarana kesehatan,
pendidikan dan perekonomian;Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur
dasar.Tersedianya infrastruktur dasar sebagai sarana penunjang produksi
barang atau jasa berupa jalan jembatan, pasar tradisional, informasi dan
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu,
pemerintah daerah harus menyediakan infrastruktur irigasi sebagai penunjang
produksi pertanian, penyediaan air bersih maupun listrik guna terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat.Untuk mencapai keberhasilan tujuan ini selama lima tahun, dapat diukur dengan indicator: Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik; Proporsi jembatan dalam kondisi baik; Prosentase rumah tangga pengguna air bersih; Prosentase penduduk berakses air bersih; Rasio jaringan irelekomunikasi; Jangkauan igasi; Jumlah rumah tangga pengguna listrik; Peningkatan fasilitas pasar daerah dan tradisional; Rasio pemukiman layak huni; Jumlah ijin trayek; Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat; dan Pemeliharaan pasca program pemberdayaan masyarakat (PMD),
Kebijakan umum untuk mendukung tercapainya strategi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Peningkatan listrik masuk desa dengan memprioritaskan desa yang belum
ada sambungan listrik;Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dasar, sentra
perekonomian, pendidikan dan kesehatan;Peningkatan swadaya masyarakat dalam pengadaan dan pemeliharaan
infrastruktur.7.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 Tahun
dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah
tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta
penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk dan
standart teknis bangunan gedung dan operasionalisasinnya di masyarakat.Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan
teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan
gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Persayaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman
bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktivitas di dalamnya dan
sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.
Utamanya untuk daerah rawan bencana. Perda Bangunan Gedung sangat
penting sebagai paying hokum di daerah dalam menjamin keamanan dan
keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda Bangunan Gedung bagi
Kabupaten Lamongan merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas
pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Lamongan.7.3.1 Ketentuan Perencanaan Tata Ruang Kota
Dengan ditetapkan Rencana Umum Tata Ruang Kota dan Rencana Detail
Tata Ruang Kota, maka ketentuan yang dipakai pada bagian dari RencanaUmum Tata Ruang Kota adalah Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Rencana Tata Ruang Kota yang ditetapkan tersebut.
Sepanjang perpetakan tanah belum diatur, maka perpetakan itu ditetapkan
oleh Kepala Daerah, dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Instansi- instansi terkait.Pada suatu petak diperkenankan lebih dari satu bangunan rumah, kecuali
jika dalam penentuan petak dalam Rencana detail Tata Ruang Kota maupun dalam rencana Teknis Tata Ruang Kota telah ditentukan lain.7.3.2 Ketentuan Garis Sempadan
Pemerintah Daerah menetapkan garis sempadan pagar, garis sempadan
muka bangunan, garis sempadan samping dan garis sempadan belakang bangunan, garis sempadan untuk perairan umum, jaringan umum lapangan umum, serta kepentingan-kepentingan umum lainnya.
Dalam kawasan-kawasan yang belum ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota, Rencana Tata Ruang Kota, bangunan yang telah ditetapkan keberadaannya dalam kawasan campuran, untuk klasifikasi bangunan itu dapat ditetapkan garis-garis sempadan bagi fungsi bangunan yang terbesar sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Garis sempadan samping bangunan untuk berbagai type rumah tinggal kecuali type tunggal, ditetapkan di dalam Ijin Mendirikan Bangunan dengan
ketentuan luas total lantai dasar tidak boleh melebihi 60 % dari luas persil.
Setidak-tidaknya salah satu sisi, garis sempadan samping atau garis sempadan belakang bangunan pada kapling pojok (sudut) ditetapkan minimum 2 meter.
Garis sempadan muka bangunan pada jalan-jalan buntu atau pada jalan- jalan umum lainnya yang belum diatur oleh Rencana Tata Ruang Kota
ditetapkan minimum sebesar setengah lebar jalan atau minimum 3 meter.
Kepala Daerah dapat memberikan pembebasan antara garis sempadan muka bangunan dan garis sempadan pagar untuk mendirikan gardu kebun yang terbuka, pergola-pergola dan bangunan semacamnya, yang merupakan bagian dari perlengkapan kebun.
Ketentuan garis sempadan samping dan garis sempadan belakang bangunan untuk bangunan-bangunan non rumah tinggal, bangunan campuran dan bangunan khusus adalah sebagai berikut : bangunan dengan ketinggian sampai dengan 4 lantai ditetapkan 3,00 meter ; bangunan dengan ketinggian 5 lantai ditetapkan 5,50 meter ; bangunan dengan ketinggian 6 lantai ditetapkan 6,00 meter ; bangunan dengan ketinggian 7 sampai dengan 9 lantai ditetapkan 7, 00 meter ; bangunan dengan ketinggian 10 sampai dengan 16 lantai ditetapkan 9,00 meter ; bangunan dengan ketinggian 17 sampai dengan 24 lantai ditetapkan bangunan dengan ketinggian 25 sampai dengan 30 lantai ditetapkan 12,00 meter ; bangunan dengan ketinggian 30 sampai dengan 120 lantai ditetapkan 30,00 meter ;
Untuk penetapan garis sempadan dan garis sempadan belakang bangunan
bagi bangunan berlantai 30 keatas dengan sistem sudut ditetapkan sebesar 77 dengan ketentuan titik sudut pada sepanjang batas persil tersebut.Untuk penetapan garis sempadan bangunan samping dan belakang
bangunan non perumahan khusus untuk ukuran minimum ditetapkan sebagai berikut : dikenakan satu sisi samping dan belakang jarak 3 meter untuk ukuran lebar kapling minimum 20 meter dan panjang minimal 20 meter dengan ketentuan bahwa bangunan lain yang bersebelahan yang berhimpit disyaratkan sama ; dikenakan dua sisi samping untuk ukuran lebar kapling minimum 20 meter dan panjang lebih dari 20 meter.Untuk bangunan industri, garis sempadan samping dan belakang bangunan
ditetapkan minimum 6 meter.
Garis sempadan merupakan jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu
masa bangunan terhadap : batas lahan yang dikuasai ; batas tepian sungai/pantai ; antar masa bangunan lainnya atau rencana saluran, jaringan tegangan listrik, pipa gas dan lain-lain.
Pada bangunan rumah tinggal rapat tidak terdapat jarak bebas samping.
Jarak bebas belakang ditentukan minimal ½ dari besar garis sempadan muka. Jarak antar masa bangunan : jarak antar masa bangunan satu lantai minimum 4 meter ;
untuk bangunan umum sekurang-kurangnya 6 meter dan 3 meter ; untuk bangunan bertingkat, setiap kenaikan satu lantai ditambah 0,5 mengikuti standart yang berlaku.
7.3.3 Ketentuan Luas Lantai, Tinggi Maksimum Bangunan Dan Jarak antar Bangunan
Penetapan besarnya KDB, KLB, tinggi maksimum bangunan dan jarak antar
bangunan pada setiap persyaratan permohonan IMB ditetapkan Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dituangkan dalam syarat zoning.Ketentuan tentang KLB, KDB Garis sempadan dan Garis Sempadan
Belakang bangunan pada masing-masing klasifikasi bangunan akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah dengan memperhatikan ketentuan- ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Persyaratan tinggi maksimum bangunan pada bangunan rumah tinggal
kecuali rumah susun, tinggi maksimum bangunan ditetapkan sebanding dengan jaraknya terhadap as jalan yang berdekatan di depannya, bagi jalan- jalan yang lebarnya 20 meter ke atas, titik sudutnya ditetapkan 10 meter dan garis sempadan pagar ke tengah jalan.Tinggi maksimum bangunan maksimum pada bangunan-bangunan non
rumah tinggal, bangunan campuran, rumah susun dan bangunan khusus tidak boleh melebihi 1, 5 x jaraknya terhadap as jalan di depannya yang berdekatan. Untuk jalan-jalan yang lebarnya 20 meter kebawah, pada jalan- jalan yang lebarnya lebih dari 20 meter, titik sudut ditetapkan 10 meter dari garis sempadan pagar ke tengah.Bangunan tidak permanen tidak diperkenankan bertingkat.
Jarak muka pada bangunan tinggi II bagi bangunan non rumah tinggal
ditetapkan Kepala Daerah.7.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten/Kota (RISPAM)
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka
panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari
perencanaan air minum jaringan perpipaandan bukan jaringan perpipaan
berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi
dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi
maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk
pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan
sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka
perlindungan dan pelestarian air.Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk
dijadikan arahan pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM
adalah bagian Rencana Pengembangan SPAM yang terdiri dari:a. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah;
b. Rencana Sistem Pelayanan;
c. Rencana Pengembangan SPAM; dan d. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum.
7.4.1 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pola pemanfaatan ruang di Kabupaten Pacitan yang ada adalah kawasan
strategis bidang pertumbuhan ekonomi, bidang sosial budaya, bidang
pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi, dan bidang fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup. Arahan pemanfaatan ruang pada kawasan
strategis bidang pertumbuhan ekonomi adalah kawasan pusat kota yang
merupakan kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi dalam skala besar,
terutama yang memiliki fungsi perumahan, perdagangan-jasa, industri,
transportasi dan berbagai peruntukan lainnya yang menunjang ekonomi
wilayah. Pada kawasan ini harus ditunjang sarana dan prasarana yang memadai
sehingga menimbulkan minat investasi yang besar. Kabupaten Pacitan dengan
pusat kota di Kecamatan Pacitan memperlihatkan adanya implikasi
perkembangan kota cukup meningkat dan dirasakan oleh masyarakat terutama
dari sisi ekonomi. Perkembangan ini harus diikuti dengan peningkatan
pelayanan air minum masyarakat sebagai wujud pelayanan pemerintah di
bidang sanitasi.Semakin berkembangnya pusat kota di Kabupaten Pacitan khususnya di
Kecamatan Pacitan berpengaruh pula pada pemanfaatan ruang, khususnya
untuk sektor usaha, perkantoran, perdagangan, jasa dan aneka usaha lainnya.
Sebagai pusat kota maka sangat banyak infrastruktur yang harus disiapkan
masyarakat kota adalah sarana air bersih yang wajib diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah melalui dinas/ instansi terkait. Kebutuhan air bersih
merupakan upaya penting untuk berlangsungnya perkembangan pusat kota,
sehingga kesiapan sarana air bersih sangat mendukung bagi perkembangan
usaha di pusat kota tersebut.Kebijakan penataan sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
Pembangunan prasarana dan fasilitas pelayanan umum dilakukan secara
terpadu untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan, pemerataan pembangunan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Pembangunan prasarana harus mampu mendukung perkembangan
kawasan strategis agropolitan dengan fungsi didalamnya sebagai sentra produksi dan pusat pengumpul, kemudian juga mendukung perkembangan kawasan strategis pariwisata dan kawasan strategis teknologi tinggi.Meningkatkan pelayanan publik yang kondusif serta mengalokasikan
berbagai fasilitas dan sarana kegiatan pelayanan kota ke seluruh wilayah kabupaten secara terstruktur.Strategi penataan sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kemudahan hubungan antar lokasi, kawasan, dan antar
wilayah dengan membangun jalan, meningkatkan fungsi dan peran jalan, kuantitas, kualitas, dan tingkat pelayanan jalan, penyediaan pedestrian,fasilitas terminal, pelabuhan laut dan penyediaan sarana angkutan umum
Menyediakan fasilitas pelayanan dan fasilitas penunjang kegiatan budidaya
di wilayah laut, seperti pelabuhan pendaratan ikan (PPI), tempat pelelangan ikan (TPI), stasiun bahan bakar, sarana pelayanan industri kelautan, dan sarana wisata bahari
Menyediakan fasilitas pelayanan fasilitas penunjang pariwisata pada
masing-masing obyek wisata guna mendukung perkembangan objek wisata yang ada.Mengembangkan Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) guna menghubungkan
sistem perdesaan antar wilayah dan mendorong pertumbuhan wilayah.
Menyediakan dan meningkatkan pengembangan fasilitas penunjang
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, mencakup fasilitas perbelanjaan/pasar, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas rekreasi dan olahraga dan lain-lain
Meningkatkan pengembangan sumber-sumber air bersih, kapasitas instalasi
pengolahan, sistem distribusi pelayanan, dan mewujudkan sistem produksi air bersih siap minum untuk melayani seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.Menjaga kelestarian badan-badan air serta mata air-mata air dan
meningkatkan sediaan air tanah melalui pemantapan perlindungan kawasan-kawasan resapan air bagi pemenuhan kebutuhan air bersih di kawasan perdesaan, serta kawasan-kawasan lain yang belum atau tidak terlayani oleh sistem perpipaan.Pengembangan sistem jaringan drainase air hujan, sistem pembuangan
limbah domestik, limbah industri, dan persampahan secara terpadu, terencana dan terprogram untuk seluruh wilayah Kabupaten Pacitan dalam rangka penanggulangan banjir dan penyehatan lingkungan permukiman kota.Peningkatan pengembangan sistem pelayanan energi listrik dengan,
perluasan jaringan distribusi pelayanan, dan peningkatan kualitas pelayanan.Peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan sistem telekomunikasi
dan informasi dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi dan informasi.7.4.2 Pengembangan Wilayah / Daerah Pelayanan (Zonasi)
Pembentukan zona pemanfaatan dan pelayanan air bersih dimaksudkan
untuk memudahkan manajemen pemanfaatan sumber air baik terkait dengan
kondisi sumber (resource) maupun kaitannya dengan daerah pemanfaatan (unit
konsumsi). Pembentukan zona pelayanan air bersih ini juga harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :Batas administrasi, batas administrasi lokasi sumber air baku dan daerah
pelayanan harus ditentukan secara jelas, khususnya yang menyangkut batas wilayah Kabupaten, Kecamatan maupun Desa, hal ini perlu diatur
Batas Wilayah Perencanaan yang telah ditentukan, hal ini menyangkut
wilayah rencana pengembangan untuk menentukan efektifitas pengembangan dari pelayanan air bersih.Masalah teknis ekonomis yang mempengaruhi sistem, pengembangan
daerah pelayanan air bersih juga harus memperhatikan segi ekonomis baik dalam tahap pembangunan maupun dalam tahap pemeliharaan dan perawatan sistem tersebut selanjutnya, baik dari segi teknis maupun ekonomis.Kota, wilayah pelayanan lebih diutamakan pada Pengembangan perkembangan pusat kota, hal ini karena pusat kota merupakan pusat penduduk dalam jumlah besar serta pusat pemerintahan dan pusat aneka sektor usaha.
Jarak terhadap sumber air dan kondisi topografi, jarak pelayanan dari
sumber air baku sangat menentukan dalam hal pengembangan khususnya dari segi ekonomis pengadaan dan pemasangan jaringan pipa, selain itu faktor geografis yang memiliki perbedaan elevasi terhadap wilayah pelayanan sangat menunjang dalam sistem pengaliran air bersih secara grafitasi yang sangat ekonomis dan mudah dalam pemeliharaan selanjutnya.
Daerah strategis/potensial pengembangan, merupakan rencana wilayah
pelayanan prioritas pengembangan sesuai dengan pemanfaatan ruang dalam rencana pengembangan ruang kota.Dari berbagai hal-hal tersebut diatas maka dalam penetapan zona
pengembangan daerah pelayanan pada Kabupaten Pacitan didasarkan dari
posisi sumber air dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kabupaten
Pacitan serta terhadap sebaran daerah rencana pelayanan, hal ini sangat perlu
dikembangkan mengingat pengembangan air bersih secara grafitasi sangat
efektif dan ekonomis dalam jangka panjang. Pertimbangan dasar yang dipakai
adalah pertimbangan teknis jaringan perpipaan rencana. Zona-zona yang
ditetapkan akan diprioritaskan pada wilayah setiap kecamatan atau beberapa
kecamatan tetapi dalam pengembangan jaringan tidak dibatasi oleh batas
administratif seperti kecamatan atau desa, tetapi dalam pelaksanaannya perlu
pendekatan terhadap wilayah yang dilewati oleh jalur pengembangan air bersih,
konflik antara pihak yang berkepentingan. Berikut pembagian zona
pemanfaatan dan pelayanan air bersih.2 Zona II (DAS GRINDULU) Kecamatan Pacitan, Arjosari, Nawangan, Bandar, Kecamatan Tegal ombo, (sebagian Kebon agung)
Kecamatan Bandar :
Ds. Sedayu Ds. Jatimalang Ds. Mangunharjo Ds. Jetis Kidul
Kecamatan Arjosari :
Ds. Ketro
Kecamatan Kebon Agung :
Ds. Tegalombo Ds. Pucangombo Ds. Gemaharjo
Kecamatan Tegalombo:
Ds. Gondang Ds. Ngeromo
Kecamatan Nawangan :
Ds. Sambongan Ds. Semanten Ds. Banjarsari Ds. Panggok Ds. Bolosingo Ds. Tambakrejo Ds. Gunungsari
Kecamatan Pacitan :
Sebagian besar Kecamatan Pacitan (Kel. Pacitan, Kel. Baleharjo, Kel. Ploso, Kel. Sidoharjo, Kel. Pucangsewu, Ds. Tanjungsari, Ds. Arjowinangun, Ds. Bangunsari, Ds. Menadi, Ds. Mentoro, Ds. Widoro, Ds. Nanggungan, Ds. Sirnoboyo, Ds. Purworejo, Ds. Sumberharjo, Ds. Kembang, Ds. Kayen, Ds. Sukoharjo, Ds. Sedeng), Kecamatan Nawangan (Ds. Nawangan, Ds. Mujing, Ds. Sempu, Ds. Jetis Lor), Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Kebon Agung (Ds. Banjarejo, Ds. Kertowonjoyo) dan Kecamatan Arjosari (Ds. Arjosari, Ds. Tremas, Ds. Pagutan)
Ds. NendoloLor Ds. Ploso Ds. Gondosari Ds. Tinatar
Tabel 7.4 Pembagian Zona Rencana Pengembangan Air Bersih di Kabupaten PacitanKecamatan Punung :
Ds. Glinggingan
Kecamatan Pringkuku :
Ds. Cemeng
Kecamatan Donorojo : Ds. Gedompol
Punung, Ds. Kendal, Ds. Bomo, Ds. Sooko, Ds. Piton, Ds. Warong, Ds. Mantren, )
Donorojo, Ds. Sekar, Ds. Sukodono, Ds. Klepu, Ds. Belah, Ds. Gendaran, Ds. Sendang, Ds. Kalak, Ds. Sawahan, Ds. Widoro) dan Kecamatan Punung (Ds.
Poko, Ds. Candi, Ds. Dadapan, Ds. Pringkuku, Ds. Ngadirejan) Kecamatan Donorojo (Ds.
Pringkuku, (Ds. Sugihwaras, Ds. Dersono, Ds. Jlubang, Ds.
Sebagian besar Kecamatan
1 Zona I (DAS BAKSOKO) (Kecamatan Donorojo, Punung dan Pringkuku)
No. Zona Sebaran Unit Pelayanan Sampai tahun 2012 Rencana Pengembangan
Ds. Ngunut Ds. Bandar
Sebaran Unit Pelayanan Rencana No. Zona Sampai tahun 2012 Pengembangan
Ds. Tumpuk Ds. Bangunsari Ds. Watupatok
Zona pemanfaatan air bersih Kabupaten Pacitan dibagi atas lima (5) buah zona yang didasarkan pada ketentuan disebutkan diatas. Berikut adalah desain pendahuluan dari masing-masing zona yang ditetapkan. Zona I Zona I merupakan DAS BAKSOKO memanfaatkan sumber air bersih dari mata air Sumber Maron berada di Kecamatan Pringkuku, mata air Dung Banteng berada di Kecamatan Donorojo dan mata air Sumber Barong berada di Kecamatan Pringkuku. Sumber Maron memiliki debit 92,72 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012) dan berada pada posisi ± 231,0 m dpl tepatnya di desa Sugihwaras di Kecamatan Pringkuku, Dung Banteng memiliki debit 19,94 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012) dan berada pada posisi ± 382,0 m dpl tepatnya di Desa Sekar di Kecamatan Donorojo, sedangkan Sumber Barong memiliki debit 61,41 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012) dan berada pada posisi ± 200,0 m di atas permukaan laut tepatnya di Desa Candi di Kecamatan Pringkuku. Ketiga mata air ini telah dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Pacitan sebagai sumber air bersih, dengan sebaran daerah pelayanan di Kecamatan Pringkuku dan Kecamatan Donorojo. Pada Zona I (DAS BAKSOKO) ada beberapa sumber mata air yang berpotensial yang belum termanfaatkan sebagai sumber air bersih. Sumber mata air ini dimanfaatkan sebagai irigasi. Berapa sumber mata air itu seperti : Dung Timo memiliki debit 19,94 lt/dtk, Sumber Nasri memiliki debit 15,15 lt/dtk, Dung Wil memiliki debit 11,05 lt/dtk, Sumber Sooka memiliki debit 4,49 lt/dtk dan Sumber Ngumbul memiliki debit 1,73 lt/dtk serta adanya Sungai Kladen yang memiliki debit 41,54 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012) yang dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk air bersih.
Zona II
Zona II memanfaatkan Sungai Grindulu, Sungai Asem Gondok, Sungai
Brungkah, Sungai Ngepoh, Sumber Jaten, Sumber Slare dan Dung Biru.
Sungai Grindulu memiliki debit ± 194,86 lt/dt (musim kemarau Oktober
2012) dan berada pada ketinggian 20 mdpl yang berada di Desa Purworejo
Kecamatan Pacitan, Sungai Asem Gondok memiliki debit ± 47,67 lt/dt
(musim kemarau Oktober 2012) dan berada pada ketinggian 34 mdpl yang
berada di Kecamatan Arjosari, Sumber Jaten memiliki debit ± 4,586 lt/dtdan berada pada ketinggian 79 mdpl yang berada di Desa Sidoharjo
Kecamatan Pacitan, Sumber Slare memiliki debit ± 4,63 lt/dt dan berada
pada ketinggian 140 mdpl yang berada di desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan
dan Dung Biru memiliki debit ± 2,92 lt/dt dan berada pada ketinggian 797
mdpl yang berada di Desa Jetis Lor Kecamatan Nawangan. Sumber ini
dimanfaatkan oleh PDAM sebagai sumber air bersih, sebaran daerah
layanan meliputi wilayah Pusat kota Pacitan, Kecamatan Pacitan, Nawangan,
Arjosari dan Kebon Agung. Sistem pengaliran yang dimanfaatkan untuk
penyediaan air bersih adalah sistem grafitasi dan pompa dengan
menggunakan pipa dari jenis GI dan PVCPada Zona II ada beberapa air baku yang berpotensial yang belum
termanfaatkan sebagai sumber air bersih. Sumber air baku ini berupa air
permukaan dan mata air yang dimanfaatkan sebagai irigasi dan sumber air
bersih. Beberapa sumber air baku itu seperti Sungai Brungkah yang
memiliki debit 44,68 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012), Sungai Ngepohmemiliki debit 85,78 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012), Sungai
Karanganyar memiliki debit 21,06 lt/dtk, Sungai Grindulu (Desa Gedangan)
memiliki debit 172,61 lt/dtk, Sungai Picisan memiliki debit 26,19 lt/dtk dan
Sumber Ngembak memiliki debit 2,17 lt/dtk.Zona III
Zona III merupakan sumber air bersih dari Sungai Ngrendeng. Sungai
Ngrendeng memiliki debit ± 59,63 lt/dt dan berada pada posisi ± 370 mdpl.
Pemanfaatan Sungai ini digunakan untuk sumber air bersih oleh PDAM
Kabupaten Pacitan dengan sebaran unit pelayanan di Kecamatan Tulakan.
Pada Zona III ada beberapa sumber air baku yang berpotensial yang belum
berupa air sungai, mata air, embung , seperti Sungai Ngile yang memiliki
debit 29,20 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012), Mata air Surupan
memiliki debit 7,45 lt/dtk, Sumber Kali Goa memiliki debit 1,58 lt/dtk dan
Sumber Nyemono memiliki debit 9,07 lt/dtk (musim kemarau Oktober 2012).
Zona IV
Zona IV memanfaatkan Sungai Lorog. Sungai Lorog memiliki debit ± 19,79
lt/dt (musim kemarau Oktober 2012) dan berada pada elevasi ± 26 mdpl.Selain Sungai Lorog tersebut juga terdapat dua mata air yang berpotensi
yaitu mata air Sendang Purno yang memiliki debit ± 1,16 lt/dt dan berada
pada posisi ± 23 mdpl dan mata air Sendang Ayun yang memiliki debit ±
2,73 lt/dt dan berada pada posisi ± 26 mdpl. Sebaran unit pelayanan
berada pada wilayah Kecamatan Ngadirojo.Pada zona IV, Pemanfaatan Sungai Lorog untuk air bersih masih dalam
tahap pembangunan IPA oleh PDAM Kabupaten Pacitan, dimana pelayanan
air bersih ini untuk daerah pelayanan di Kecamatan Ngadirojo sedangkan
pada dua sumber lainya terdapat dua (2) bangunan bronkaptering yang
berada pada kedua titik sumber mata air. Air yang berasal dari kedua
sumber ini hanya dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan air
bersih sehari-hari, tetapi belum distribusikan dalam bentuk jaringan
perpipaan. Zona V.
Pada zona V sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan adalah Sumber air
Ngumbul di Desa Sumberrejo, yang saat ini sedang dibangun IPA Kapasitas
10 l/dtk. Lokasi sumber air baku ini berada pada koordinat 08°15'16,9" LS
dan 111°23'01,0" BT dengan ketinggian 25 m dpl sedangkan pelayanan air
bersih diproritaskan pada Desa Sudimoro, Pager Kidul, Sukorejo dan
Ketanggung. Selain itu potensi air baku yang dapat dikembangkan pada
wilayah Zona V adalah Sungai Bawur yang melintas di Desa Sukorejo
Kecamatan Sudimoro. Pemanfatan air permukaan ini harus melalui proses
pengolahan air, agar air dapat diperoleh air bersih yang layak untuk
konsumsi masyarakat.7.4.3 Tingkat Pelayanan Penentuan tingkat pelayanan air bersih di Indonesia umumnya
didasarkan pada kesepakatan bersama dengan negara-negara lain yang