STUDI TENTANG LATAR BELAKANG SEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMU NEGERI ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Opini dan penilaian sebagian masyarakat telah terbangun beberapa
waktu lalu bahwa kualitas Madrasah Tsanawiyah lebih rendah dibanding
Sekolah Menengah Pertama (sekarang SLTP) baik penilaian aspek kognitif
afektif maupun psikomotor terhadap semua mata pelajaran.
Sekitar tahun 70 an secara umum masyarakat menilai bahwa MI sangat
jauh kualitasnya di bawah SD, MTs sangat jauh kualitasnya di bawah SMP,
Aliyah sangat jauh kulaitasnya di bawah SMU.
Keluarnya Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri tahun 1975 tentang
Peningkatan Mutu Madrasah merupakan tonggak baru bagi dunia madrasah.
Dengan mengikuti pola penyelenggaraan yang digariskan dalam SKB itu.
Ijazah madrasah bukan saja diakui oleh Departemen Agama tetapi juga oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen-Departemen lain
(Marwan Saridjo, 1996: 102).
Selanjutnya dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 4 disebutkan bahwa: Pendidikan
Nasional


bertujuan

mencerdaskan
1

kehidupan

bangsa

dan

mengembangkan manusia Indonesia yaitu manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
lulur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Untuk mencapai tujuan tersebut terutama manusia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa diperlukan adanya pendidikan
agama sehingga pendidikan agama merupakan salah satu materi yang wajib
dimuat dalam isi kurikulum di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan.
Berdasarkan rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut di atas,
maka semua lembaga pendidikan memiliki kedudukan dan peran yang sama
termasuk lembaga pendidikan lanjutan pertama (SMP dan MTs). Konsekuensi
ini telah tertuang dalam peraturan perundangan, yaitu pada pasal 3 ayat (4)
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
yang menetapkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah
adalah SD dan SLTP yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan
oleh Departemen Agama.(Husni Rahim, 2001:106), namun dalam realita di
lapangan ada sebagian masyarakat yang menganggap kualitas MTs masih di
bawah SMP. Bila dilihat

dari kurikulum, mestinya MTs lebih berkualitas dibanding SMP karena
alokasi
waktu pelaksanaan Pendidikan Agama Islam jauh lebih banyak bila
dibandingkan dengan alokasi waktu pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di
SMP yang hanya 2 jam pelajaran per minggu.(Departemen Agama RI, 1999:
56)

Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada
salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat
untuk mencapai salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan (Chabib
Thoha, et.al, 1999: 4)
Menurut Drs. Muhaimin, MA. Et.al dikatakan bahwa Pendidikan KeIslam-an atau Pendidikan Agama Islam, yakni upaya mendidikkan agama
Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan
dan sikap hidup) seseorang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hakekat
Pendidikan Islam tersebut konsep dasarnya dapat dipahami dan dianalisa serta
dikembangkan dari Al Qur’an dan As Sunnah. (Muhaimin, et.al, 2002: 30)
Dari beberapa pengertian pendidikan agama Islam dapat disimpulkan
bahwa pendidikan agama Islam adalah aplikasi nilai-nilai tauhid dalam
kehidupan sehari-hari baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

Tujuan pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Umum
adalah:”Meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan
pendidikan pada pendidikan tinggi”. Adapun kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa lulusan Sekolah Menengah Umum adalah:
Dengan landasan Iman yang benar :
1. Siswa taat beribadah, berzikir, berdoa seta mampu menjadi Imam.
2. Siswa mampu membaca Al Quran dan memahami serta menghayati
kandungan artinya.
3. Siswa memiliki kepribadian muslim (berakhlak mulia).
4. Siswa memahami, menghayati dan mengambil manfaat dari tarikh Islam.
5. Siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip muamalah dan syariah Islam
dengan baik dalam kehidupan. (Hadirja Paraba, 1999: 37-38)
Guna mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan agama Islam di atas
bisa dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar
dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. (Moh.Uzer Usman dkk, 1993:

9). Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah adanya
motivasi belajar. Dengan motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi sehingga anak itu mau, ingin melakukannya. Bila ia tidak
suka, ia akan berusaha untuk mengelakkannya. (S.Nasution, 1986: 76).
Motivasi belajar dapat tumbuh dari dalam diri sendiri, yang disebut motivasi

intrinsik. Motivasi belajar juga dapat timbul berkat dorongan dari luar seperti
pemberian angka, kerja kelompok, hadiah, atau teguran yang disebut motivasi
ekstrinsik. Kedua jenis motivasi ini berguna bagi siswa untuk belajar secara
aktif. (Oemar Hamalik, 1991: 17-18).
B.

Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan adalah:
1. Adakah pengaruh perbedaan latar belakang sekolah terhadap prestasi
belajar pendidikan agama Islam di SMUN Rowokele Kebumen tahun
pelajaran 2002/2003?
2. Adakah pengaruh perbedaan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
pendidikan agama Islam di SMUN Rowokele Kebumen tahun pelajaran
2002/2003?
3. Adakah interaksi antara latar belakang sekolah dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMUN Rowokele
Kebumen tahun pelajaran 2002/2003?

C.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh perbedaan latar belakang sekolah terhadap

prestasi belajar

pendidikan agama Islam di SMUN Rowokele Kebumen tahun pelajaran
2002/2003?

2. Pengaruh perbedaan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pendidikan
agama Islam di SMUN Rowokele Kebumen tahun pelajaran 2002/2003?
3. Interaksi antara latar belakang sekolah dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMUN Rowokele Kebumen
tahun pelajaran 2002/2003?
D.


Kegunaan Penelitian
1. Dapat memperdalam pemahaman tentang pentingnya prestasi belajar
guna melihat keberhasilan tujuan pendidikan agama Islam di SMUN
Rowokele Kebumen.
2. Sebagai masukan bagi Guru Pendidikan Agama Islam agar lebih
mengupayakan secara optimal hal-hal yang ada kaitannya dengan proses
belajar mengajar terutama dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa
guna meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran pendidikan
agama Islam sehingga indikator keberhasilannya dapat tercapai.