HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang)

Oleh AGUSTIN WARDIYATI NIM : 102011023437

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1425 H/2006 M

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S. Pd. I )

Oleh AGUSTIN WARDIYATI NIM : 102011023437

Di Bawah Bimbingan

Drs. H. Ghufran Ihsan, M A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1425 H/2006 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang ) telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 ( S1 ) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta,

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

NIP

NIP

Anggota

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan segala kasih dan kemurahan-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi, Namun berkat bantuan dan motivasi yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Sapiuddin Shiddiq, M. Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. H. Ghufran Ihsan, MA, Dosen Pembimbing skripsi yang telah bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis selama menyelesaikan skripsi

5. Bapak Hanapi, S. Pd, Kepala SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang, yang telah memberikan izin dan membantu memberikan data-data yang diperlukan penulis.

6. Bapak Hilmi Karim, S.Ag guru bidang Studi Pendidikan Agama Islam serta Dewan Guru yang bersedia membantu memberikan data-data dan memberikan semangat kepada penulis.

7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Ayah Bunda tercinta ( Bapak Iwa Kustiwa dan Ibu Ida ) yang dengan tulus ikhlas telah memberikan pengorbanan baik material maupun spiritual kepada penulis.

9. Syahrul Martadinata yang telah membantu, menemani dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

10. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Irma, Yuni, Vita, Oman, Lina, Ela, Muse, yang telah memberikan motivasi kepada penulis dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah memberikan sumbangsih bagi kelancaran penulisan ini.

Semoga amal dan jasa mereka diterima oleh Allah swt sebagai amal sholeh dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal 'alamin. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.

Jakarta, September 2006 Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT, yang berbeda dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan dengan berbagai potensi yang melebihi makhluk lain, seperti yang terdapat dalam surat Asy syam 19/8 berikut :

Palhamaha fudzuraha wataqwaha Akal merupakan salah satu potensi yang diberikan Allah kepada manusia

dan merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Isra: 70

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan

Manusia sebagai makhluk yang paling mulia sebagaimana tersebut tidak akan menjadi mulia begitu saja, akan tetapi harus ada yang membina, memimpin Manusia sebagai makhluk yang paling mulia sebagaimana tersebut tidak akan menjadi mulia begitu saja, akan tetapi harus ada yang membina, memimpin

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motif- motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong ( motivasi ).

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi

Perhatian siswa terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui beberapa cara seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga, memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa, melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan. Dan ada beberapa motivasi yang digunakan guru terhadap bahan pelajaran agar siswa tidak merasa bosan, seperti : memberikan hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberikan angka atau penilaian, memberikan tugas dan hukuman.

Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa : "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar itu dapat tercapai." 1 Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa

menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula

1 Cet. Ke-12, h. 75-76 1 Cet. Ke-12, h. 75-76

dalam belajarnya. 2 Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan

perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar 3 Dengan dasar itulah penulis memilih SMP Islam Al-Fajar sebagai objek penelitian yang mana di

sekolah tersebut terdapat siswa yang berprestasi tetapi tidak termotivasi untuk mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul : "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI

DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung

Pamulang Tangerang )".

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

a. Media belajar apakah yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa? a. Media belajar apakah yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?

c. Faktor-faktor apa saja yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?

d. Bagaimana prestasi belajar siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang?

e. Apakah terdapat korelasi antara motivasi dengan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?

2. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah: Hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang )

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kondisi motivasi siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang terhadap prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam?

b. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang pada bidang studi Pendidikan Agama Islam? b. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang pada bidang studi Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Tujuan Umum : Untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

b. Tujuan Khusus : Untuk mengethui ada tidaknya hubungan antara motivasi

dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilksanakan ini adalah :

a. Manfaat teoritis : Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai besarnya pengaruh motivasi, terutama terhadap prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.

b. Manfaat praktis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pendidik atau guru dalam memberikan bimbingan terhadap anak didiknya.

D. Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan dilengkapi oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian yakni SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.

Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah buku pedoma penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dalam lima bab dan dirinci dalam beberapa sub bab, dengan sistematika penyusunan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Pembahasan dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Kajian teori, yang terdiri dari Motivasi Belajar: pengertian motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar dan upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar, Prestasi belajar yang terdiri dari : pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam: pengertian bidang studi pendidikan agama Islam, tujuan bidang studi pendidikan agama Islam, ruang lingkup bidang studi pendidikan agama Islam, tolok ukur prestasi belajar bidang Bab II : Kajian teori, yang terdiri dari Motivasi Belajar: pengertian motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar dan upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar, Prestasi belajar yang terdiri dari : pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam: pengertian bidang studi pendidikan agama Islam, tujuan bidang studi pendidikan agama Islam, ruang lingkup bidang studi pendidikan agama Islam, tolok ukur prestasi belajar bidang

Bab III : Metodologi Penelitian, yang mencakup : Variabel Penelitian dan Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, serta Teknik Analisis Data.

Bab IV : Hasil Penelitian, yang terdiri dari : Gambaran Umum SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang: sejarah berdirinya, Keadaan guru dan siswa, Sarana dan Prasarana dan struktur Organisasi, Deskripsi Data dan Analisis Data serta Interpretasi Data.

Bab V : Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.

Cet. Ke-12, h. 73

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet. Ke-5, h. 60

h. 73

Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.

Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah : M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.

WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati.

Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

Modern English, 1991), h. 997

Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90

Cet. Ke-3, h. 71

Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. 16

Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :

a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.

c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.

Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :

a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.

b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya.

Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Motivasi Intrinsik

b. Motivasi Ekstrinsik

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

a. Adanya kebutuhan

b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri

c. Adanya cita-cita atau aspirasi.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,

Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 136

h. 75 h. 75

Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.

Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.

Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.

Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.

Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. 17 Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat

lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.

Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :

a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.

b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah.

c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.

d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.

e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.

g. Menggunakan bentuk –bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.

h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar. 18 Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya :

1. Memberi angka

2. Hadiah

3. Saingan/kompetisi

4. Memberi ulangan

5. Mengetahui hasil

6. Pujian

7. Hukuman

8. Hasrat untuk belajar

9. Minat

10. Tujuan yang diakui. Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.

Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.

Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787

Nasional, 1994), Cet. Ke-1, h. 20-21

Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.

Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :

Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar , bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O. Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi Pendidikan , memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan

2003), Cet. Ke-4, h. 2

Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99 Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99

Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang- kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang- kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa

Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.

M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.

Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa

3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Adapun yang tergolong faktor internal adalah :

a. Faktor Fisiologis Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.

b. Faktor Psikologis Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian, minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.

1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang

2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.

3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yag akan datang.

Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :

a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :

1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan sekolah

3. Lingkungan masyarakat

b. Faktor Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang

C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah "segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan".

Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaiman dikutip oleh Abuddin Nata, bahwa pendidikan adalah "Usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan".

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan manusia baik jasmani maupun rohani melalui pengajaran dan pelatihan.

1, h. 9

Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30 BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; “pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.

Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam , Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah :

"Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak".

Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf Sabri mengartikan bahwa :

(Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)

"Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalakan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan adalah menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional".

Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan.

b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan. Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada

h. 74 h. 74

Oleh karena itu suatu proses yang diinginkan dalam usaha pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan social serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada Nya.

Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk adalah nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian terwujud dalam tingkah lakunya.

Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan sebagai berikut:

Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan bersama dunia dan akhirat.

M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung ), h. 6 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung ), h. 6

Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaan".

Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya.

1995), Cet. Ke-2, h. 35 1995), Cet. Ke-2, h. 35

Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti.

Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.

Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam ", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.

Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri meliputi :

a. Keimanan

b. Ibadah

c. Akhlak

d. Syari'ah

e. Mu'amalah

f. Tarikh. Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga

pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat kemampuan anak didiknya. Untuk sekolah-sekolah

agama, pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah umum.

2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya.

Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar siswa.

Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalah sebagai berikut :

a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.

b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah disajikan.

c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.

e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

f. EBTA dan EBTANAS adalah alat penentu kenaikan status siswa.

D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga perbuatan siswa senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Demikian pula dengan belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.

Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kedaung Pamulang Tangerang, motivasi sangat menetukan prestasi belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.

Oleh karena itu dapat dikemukakan ada pengaruh antara motivasi denga prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang, sehingga apabila motivasi belajar siswa tinggi, akan dapat diharapkan prestasi belajarnya tinggi, demikian sebaliknya.

Hilmi Kasim, S. Ag, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribad, Tangerang, 13 Juli2006

E. Hipotesa

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.

Cet. Ke-12, h. 73

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet. Ke-5, h. 60

h. 73

Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.

Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah : M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.

WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati.

Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

Modern English, 1991), h. 997

Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90

Cet. Ke-3, h. 71

Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. 16

Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :

a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.

c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.

Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :