PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA/BUFFER.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTIF
BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN PENYANGGA/BUFFER

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :
PUTRI ROSIDA ROSMAULI
NIM : 8136141008

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTTF BERBASIS WEB
PAI}A POKOK BAIIASAI\ LARUTAN PEI\-YANGGA/BUFFER

Di susun dan diajukan oleh
Putri Rosida Rosmauli

NIM.8136141008

Telah Dipertahankan di depan Panitia [dian Tesis
Pada Tanggal 08 April 2015 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Medan, 12

Apnl20l5

Menyetujui

Tim Pembimbing
Pembimbing

I


Pembimbing

II

Dr. Mahmud" M.Sc
NrP. r q670425 1 9q481 012

NIP. 1 95 802 22198903 1 002

Mengetahui

Ketua hogram Studi
Pendidikan Kimia

Pascasarjana

6{rru;q*
Prof. Dr. Ramlan Silaban. M.Si
NIP. 19600618 198703 1 002


PERSETUJUAI\ DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAI\ KIMIA

NO.

1.

NAMA

Dr. Mahmud, M.Sc
NrP. 19580222 1989$

TandaTangan

I

fr42

Eddiyanto, Ph.D
NrP. 196704251994$nn


3.

Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S
I\[IP. 19530320198012 t 001

4.

Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si
NIP. 19600618 198703 1 002

Dr. Zainuddin Muchtaro M.Si
NIP. 19670317 199203 I 004

.@

PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT DAN
l{F!a.!

.ii'il]j-ir-


Saya yang bertanda tangn di bawah

-t!r,
a: .DLrllrel]
I-rA!A
-*{

ini:

:Putri Rosida Rosmauli

Nama
N IIVI

6l -Jbi4luu6

Angkatan

XXIII


Program Sflrdi Pendidikan Kimia
Judul Tesis

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web pada

Pokok Bahasan Lamtan PenvansqaiBrlffer

Dengan ini menyatakan bahwa:

1.

Benar tesis saya adalah karya saya sendiri" bukan dikerjakan orang lain

2. Saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan tesis saya
3. Saya tidak ada membah atau memal*qukan data peneiitian saya
Jika temyata di kemudian hari terbukti saya melakukan salah satu hal di atas,
maka sa,va bersedia dikenai sanksi yang berialcu berupa pencopotan gelar saya.

Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya


Medan, 30 Maret 2015
Saya yang membr-rat penyala-an

Putri Rosida Rosmauli

ABSTRAK

Putri Rosida Rosmauli: Pengembangan Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis
Web pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer. Tesis. Medan: Program
Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar kimia interaktif
berbasis web. Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Jenis
penelitian termasuk penelitian dan pengembangan (research and development).
Subjek penelitian adalah bahan ajar pokok bahasan ikatan kimia. Adapun,sampel
yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 20 orang guru kimia kelas XI di
kota Medan, 2 orang dosen kimia umum dan dosen media Universitas Negeri
Medan, dan 80 orang siswa. Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan
teknik purposive sampling. Hasil analisis diperoleh, aspek standar isi 4,42 adalah

sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan penyajian 4,13
adalah valid, artinya layak dan tidak perlu revisi. Bahan ajar yang telah
dikembangkan kemudian diuji kepada siswa. Pengujian terhadap siswa
menggunakan 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terhadap siswa
kelas eksperimen diberikan bahan ajar kimia interaktif berbasis web yang telah
dikembangkan, sedangkan siswa kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang
dibawanya. Berdasarkan hasil tes diperoleh peningkatan hasil belajar (gain) siswa
kelas eksperimen (61,36%) lebih tinggi dibandingkan peningkatan hasil belajar
(gain) siswa kelas kontrol (68,25%).
Kata Kunci: Bahan Ajar Kimia Interaktif, Web,Penelitian dan Pengembangan (R
& D), Larutan Penyangga/Buffer.

ABSTRACT

Putri Rosida Rosmauli: Development Of Teaching Materials Interactive
Chemistry On The Buffer Solution Subject Matter. Thesis. Medan: Study
Program of Chemistry, Postgraduate, Universitas Negeri Medan, 2015.

This study aims to obtain web-based interactive chemicals teaching
materials. Form of research is a descriptive study. This type of research, including

research and development. Subject is basic teaching materials buffer solution. The
sample used in this study consisted of 20 chemistry teachers in class XI in Medan,
2 chemistry lecturers, general chemistry lecturer and a media lecturer of
Universitas Negeri Medan, and 80 students. The selection of the sample in the
study using purposive sampling technique. The results of the analysis based on
stadart content, competence and indicator obtained, feasibility aspects of the
content of 4.42 is very valid, it means very feasible and does not need to be
revised, the feasibility of presenting 4.13 is valid, it means feasible and does not
need to be revised. Teaching materials that have been developed then tested to
students. Testing of students using two classes, experimental and control classes.
Towards the experimental class students are given a developed web-based
interactive chemistry teaching materials, while the control class using teaching
materials that it carries. Based on test results obtained improvement of learning
outcomes (gain) experimental grade students (68.25%) is higher than the increase
in learning outcomes (gain) control class (61.36%).
Keyword: interactive chemistry teaching materials,
development (R & D), Buffer solution.

Web,


research

and

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tesis yang berjudul: “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Interaktif berbasis
Web pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer”.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih kepada :
1.

Bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing I dan juga sebagai
Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia dan sekaligus sebagai notulen

2.


Bapak Eddiyanto, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis

3.

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Direktur Pascasarjana
Unimed

4.

Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia, sekaligus sebagai Dosen Penguji Tesis ini

5.

Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S sebagai Dosen Penguji Tesis ini

6.

Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si sebagai Dosen Penguji Tesis ini dan
Validator

7.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed
yang telah mengajar dan mendidik penulis

8.

Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si sebagai validator

9.

Bapak Said Iskandar, M.Si yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk mengajari penulis dalam mengolah web sehingga menjadi Bahan Ajar

10. Ibu Dra. Hj. Safrimi, M.Pd kepala sekolah SMAN 1 Medan, bapak Drs.
Sutrisno, M.Pd kepala sekolah SMAN 2 Medan, bapak Drs. Sahlan Daulay,
M.Pd kepala sekolah SMAN 3 Medan, bapak Drs. H. Muhammad Daud, MM

iii

kepala sekolah SMAN 7 Medan, bapak Windu Manik, S.Pd Kepala Sekolah
SMA Swasta Teladan Cinta Damai, dan Bapak/Ibu guru kimia yang telah
membantu
11. Orangtuaku tercinta, Ev. Edison M Sihotang, S.Th dan Elfrida Purba, juga
kepada abangku tercinta Doni Ferijon, SSi atas doa, kasih sayang, dukungan,
dan pengorbanan yang tak terhitung nilainya
12. Teman-temanku di The Master College terlebih Ronal Gomar Purba, M.Si
(tulang) yang selalu memberi dukungan; Tia Sinaga, S.Kom; Elisabeth
Febrylian, S.P dan Agusmanto Hutauruk, S.Pd, M.Si; Bobel Sihaloho, S.Pd;
Jesika Sibarani, SP.d; dan Deswidya Hutauruk, S.Pd, MSi;
13. Teman-teman angkatan 23: ada Rina, Salim, Bro, Devi, Rahmi, Henni,
Mariana, Nesfi, Kiky, Uswa, Zakiah, dan Ilfan.
14. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa
disebut satu per satu, terima kasih semuanya. Semoga Tuhan YME memberi
berkat melimpah atas bantuan dan dukungan yang diberikan.

Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka yang
ditinjau, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu
pengembangan lebih lanjut agar benar-benar bermanfaat. Akhir kata, penulis
berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Maret 2015

Penulis

Putri Rosida Rosmauli

iv

DAFTAR ISI

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii

ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
8
9
9
10
11
11

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KerangkaTeoritis
2.1.1. Pengertian dan Jenis Bahan Ajar
2.1.2. Manfaat/Peranan Bahan ajar dalam Pembelajaran
2.1.3. Kreteria Bahan Ajar yang baik
dan Proses Penyusunannya
2.1.4. Penelitian Pengembangan
2.1.5. Defenisi E-learning
2.1.6. Komponen dan Karakteristik E-learning
2.1.7. Model Penyelenggaraan E-learning
2.1.8. Bahan Ajar Berbasis web
2.1.9. Karakteristik Mata Pelajaran Kimia
2.2. Peran Motivasi dalam Proses Belajar Siswa
2.3. Penelitian yang Relevan
2.4. Kerangka Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Jenis Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.6. Teknik Analisis Data
iv

13
13
16
17
19
25
26
28
29
32
34
36
36

38
38
39
39
41
41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Web Pembelajaran Kimia
4.2. Analisis Bahan Ajar Penerbit A dan B
4.3. Analisis Bahan Ajar Kimia Interaktif
Berbasis web yang dikembangkan
4.3.1. Berdasarkan Standar Isi
4.3.2. Berdasarkan Kelayakan Penyajian
dan Pemrograman
4.4. Implementasi Bahan Ajar Kimia
Interaktif Berbasis web
4.4.1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
4.4.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Gain)
4.5. Analsis Pendapat siswa terhadap Bahan Ajar
Kimia interaktif Berbasis web yang dikembangkan
4.6. Analsis Motivasi Belajar Siswa berdasarkan
wawancara dengan Guru Kimia
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

49
52
53
54
57
59
61
62
63
64

67
67
69
72

v

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Manfaat Bahan Ajar bagi guru dan siswa

16

Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata

43

Tabel 4.1. Hasil Analisis Standar Isi Bahan Ajar berbasis web

56

Tabel 4.2. Hasil Analisis Kelayakan Penyajian Bahan Ajar berbasis web

59

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Komponen e-learning sebagai suatu sistem pembelajaran
berbantuan teknologi elektronik

27

Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian

40

Gambar 4.1. Grafik Penilaian standar isi oleh Dosen

54

Gambar 4.2. Grafik Penilaian standar isi oleh Guru

55

Gambar 4.3. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman
Berdasarkan Penilaian Dosen

57

Gambar 4.3. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman
Berdasarkan Penilaian Guru
Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Hasil belajar Siswa

58
62

Gambar 4.5. Grafik Pendapat siswa terhadap bahan ajar
yang dikembangkan berdasarkan materi
pembelajaran dan pemrograman

iv

63

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus, Kompetensi Dasar dan Indikator
Lampiran 2. Analisis Web Pembelajaran Kimia dan Bahan Ajar Kimia SMA
Kelas XI Semester II
Lampiran 3. Lembar Instrumen Penelitian untuk Dosen
Lampiran 4. Lembar Instrumen Penelitian untuk Guru
Lampiran 5. Lembar Instrumen Penelitian untuk Siswa
Lampiran 6. Bahan Ajar Kimia Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer
Lampiran 7. Pedoman Wawancara Guru
Lampiran 8. Lembar Instrumen Tes untuk Uji Terbatas Siswa
Lampiran 9. Data dan Perhitungan Analisis Bahan Ajar yang dikembangkan
Lampiran 10. Lembar Validasi Soal untuk Instrumen tes
Lampiran 11. Data Nilai Kelas Kontrol dan Eksperimen
Lampiran 12. Lembar Perhitungan Homogenitas dan Normalitas
Lampiran 13. Lembar Analisis Perhitungan Gain
Lampiran 14. Tampilan

Bahan

Ajar

Interaktif

dikembangkan
Lampiran 15. Hasil Wawancara dengan guru

iv

Berbasis

Web

yang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sejalan

dengan

perkembangan

paradigma

dunia

tentang

makna

pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat.
Pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan
mutu pendidikan. Di dunia Internasional, kualitas Pendidikan Indonesia berada
pada peringkat ke 64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan
tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
Berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index,
EDI) pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke 69 dari 127 negara.
Dalam laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia
menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dengan angka 0,629; dengan angka tersebut Indonesia tertinggal dari dua
negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (peringkat
18). Permasalahan pendidikan tersebut harus diselesaikan karena kepemilikan atas
pengetahuan adalah kunci seseorang mencapai kesejahteraan (Baswedan, USAID
2013).
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung dengan
pesat. Informasi dunia dapat diketahui dengan cepat tanpa mengenal batas ruang
dan waktu. Salah satu bentuk perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
tersebut adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dapat diamati

dengan jelas hampir pada semua sektor kehidupan misalnya bidang bisnis,
ekonomi dan pemerintahan dengan munculnya konsep dan aplikasi berupa
e-goverment, e-commerce, e-community dan lain sebagainya. Fenomena tersebut
telah menjadi tren dan secara berangsur-angsur telah merubah pola pikir dan
peradaban manusia. Adapun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana
memanfaatkan teknologi tersebut secara positif, bijaksana dan bertanggungjawab,
khususnya dalam bidang pendidikan baik formal maupun non formal.
Dalam dunia pendidikan dengan adanya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi tersebut saat ini bermunculan istilah e-learning, online
learning, web based training, online courses, web based educaition dan
sebagainya. Juga terdapat banyak lembaga pendidikan yang memafaatkan sistem
E-learning demi meningkatkan efektifitas dan fleksibilitas pembelajaran (Barak,
2007; Littlejohn, dkk., 2008; Tasri, 2011). TIK dapat berfungsi sebagai alat untuk
merancang lingkungan belajar yang baru dan menciptakan pembelajaran yang
menarik (Barak, M., 2007). Pendidikan sarjana kimia pada berbagai perguruan
tinggi di Amerika Serikat juga melibatkan beberapa jenis interaksi multimedia dan
berbagai upaya untuk mempelajari efektifitas pembelajaran dengan memberikan
tugas rumah secara online (Richaerds-Babb, dkk, 2011; Parker, 2012).
Pemanfaatan TIK atau dalam dunia pendidikan disebut juga dengan e-learning
merupakan tren baru dalam pembelajaran untuk mendapatkan momentum pada
berbagai tingkat pembelajaran (Kumar dan Kumar, 2013).
TIK ini semakin penting dalam inovasi pembelajaran. Namun, baru-baru
ini world wide web (www) telah memberikan sistem baru yang dirancang untuk

penggunaan jaringan dan mendukung software untuk digunakan sebagai upaya
untuk membuat kemajuan dalam pendidikan serta memecahkan masalah yang ada
dalam pembelajaran (Shin, dkk, 2002). Penggunaan world wide web (www) harus
didukung dengan jaringan atau internet, dimana internet merupakan jaringan
global yang memungkinkan manusia untuk terhubung satu sama lain di seluruh
dunia melalui komputer (Tasri, 2011). Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang
berkembang sangat pesat juga membawa implikasi terhadap penambahan bahan
ajar.
Sementara itu, waktu yang tersedia bagi guru dan peserta didik untuk
bertatap muka di lingkungan sekolah sangat terbatas, bahkan cenderung kurang
menuntut terobosan-terobosan yang dapat membantu memperpanjang waktu
belajar peserta didik di luar jam sekolah. Teknologi Internet dapat menjadi
terobosan yang efektif untuk mengatasi masalah hubungan antara guru dan peserta
didik dalam mengolah informasi bahan pelajaran. Penggunaan fasilitas Internet
dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya, khususnya bagi kaum
intelektual dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara
mudah dan murah.
Bahan ajar merupakan salah satu faktor utama dalam proses pembelajaran.
Meskipun guru dapat menjelaskan materi dengan baik, namun akan kurang
lengkap jika tidak ada bahan pelajaran yang digunakan (Ratnawati, dkk, 2013).
Menurut Depdiknas (2008) bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kopetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,

jenis-jenis materi pelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
pasal 20 mengidentifikasi bahwa guru seyogyanya mengembangkan bahan
ajarnya sendiri, sehingga ia akan mampu melaksanakan pembelajaran yang
harmonis, bermutu dan bermartabat dengan memperhatikan berbagai aturan,
prinsip dan kaidah pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar yang tersedia di sekolah biasanya hanya berupa buku teks.
Seiring degan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan alat
bantu media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif seperti
penggunaan komputer atau internet (e-learning). Bahan ajar berbasis web adalah
bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web.
Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar
berbasis web, yakni: menyajikan multimedia, menyimpan, mengolah, menyajikan
informasi dan hyperlink (Tasri, 2011; Hodge, dkk, 2009).
Pembelajaran kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan
bahan ajar berupa buku teks dan LKS sehingga siswa kurang dapat memahami
konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi guru dan siswa serta kecepatan belajar
siswa seringkali dianggap sebagai kendala dalam pembelajaran kimia, maka dari
itu usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan,
termasuk peningkatan bahan ajar dan media pembelajaran.
Mata pelajaran kimia sering kali dianggap sebagai pelajaran yang sulit
karena materi kimia bersifat abstrak. Padahal sebagian besar ilmu kimia

merupakan percobaaan dan sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari
penelitian di laboratorium (Chang, 2004). Belajar kimia pada dasarnya berangkat
dari fakta yang ditemukan menuju konsep mikroskopik dan submikroskopik yang
kemudian disimbolkan. Sehingga perlu dikembangkan alat bantu berupa media
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari fakta
(makroskopik) menuju konsep mikroskopik dan sub mikroskopik.
Materi kimia yang sulit ini semakin sulit karena keterbatasan waktu belajar
di sekolah membuat siswa harus mengikuti pelajaran tambahan di luar sekolah
seperti bimbingan belajar. Lembaga bimbingan belajar (Bimbel) kini begitu
populer dikalangan siswa dan orang tua, dan dapat ditemukan hampir di setiap
sudut kota-kota besar. Sekarang bimbel bukan lagi sekedar tren, melainkan sudah
menjadi wajib bagi siswa, mulai tingkat SD, SMP, terlebih lagi bagi siswa SMA
yang berniat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri favorit seperti UI, ITB,
UGM dan PTN terkemuka lainnya. Banyak siswa mengakui bahwa mereka
mengikuti bimbel karena keterbatasan waktu, keterbatasan materi pembelajaran
yang diberikan guru belum mampu menjadi modal untuk mengikuti Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), juga karena metode
pembelajaran yang membosankan serta kurangnya sarana prasarana penunjang
pembelajaran (Siburian, 4014).
Bimbel sangat diminati oleh siswa dan orang tua siswa, karena bimbel
dirasakan para siswa dapat memberikan energi motivasi belajar dan bagi orang tua
bimbel juga sangat membantu mereka yang sibuk bekerja agar anak mereka ketika
diberikan tugas dari sekolah yang dirasa berat maka bimbel sebagai solusi bagi

pendidikan anak (Firdaus, 2013). Motivasi merupakan salah satu aspek psikis
yang membantu dan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Motivasi
sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar anak, bila guru tidak mampu
meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Motivasi dapat mengembangkan
keaktifan dan inisiatif siswa, serta dapat meningkatkan ketekunan dalam kegiatan
belajar. Saat siswa termotivasi terhadap pelajaran maka ia akan semangat
melaksanakan aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai tujuannya. Dengan
demikian, motivasi harus menjadi pangkal permulaan dari aktivitas siswa.
Lembaga bimbingan belajar dianggap mampu memberikan motivasi kepada siswa
dalam belajar melalui metode belajar yang menyenangkan dan akan berdampak
yang positif terhadap prestasi anak.
Pemerintah hingga saat ini terus melakukan upaya melaksanakan berbagai
kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna menghadapi persaingan
bebas dunia. Kemendikbud melakukan sejumlah terobosan guna meningkatkan
mutu pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing secara
global di masa yang akan datang. Salah satu terobosan awal tersebut adalah
memberlakukan Kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan terhadap pendidikan
yakni menghasilkan lulusan yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta
berkarakter (Abidin, 2013).
Namun, pada akhirnya kurikulum 2013 dievaluasi kembali oleh
kemendikbud, karena pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah
perubahan mendasar pada proses pembelajaran. Perubahan yang mendasar

tersebut yaitu pada sistem pembelajaran dan sistem penilaian, yang ternyata pada
penerapannya sangat sulit untuk dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah.
Terdapat berbagai masalah konseptual yang dihadapi antara lain mulai dari
masalah ketidakselarasan antara ide dengan desain kurikulum hingga masalah
ketidakselarasan gagasan dengan isi buku teks. Sedangkan masalah teknis
penerapan seperti perbedaan kesiapan sekolah dan guru, belum meratanya dan
tuntasnya pelatihan guru dan kepala sekolah, serta penyediaan buku pun belum
ditangani dengan baik. Anak-anak, guru dan orang tua pula yang akhirnya harus
menghadapi konsekuensi atas ketergesa-gesaan penerapan sebuah kurikulum.
Sesuai dengan surat edaran Mendikbud No.179342/MPK/KR/2014
5 Desember 2014, bahwa K13 telah resmi dihentikan untuk sekolah-sekolah yang
telah melaksanakan K13 selama 1 semester dan akan tetap menggunakan
kurikulum 2006 sampai benar-benar siap menerapkan K13. Sedangkan, sekolah
yang telah menerapkan K13 selama 3 semester dan menjadikan sekolah tersebut
sebagai sekolah pengembangan dan percontohan penerapan K13. Salah satu faktor
pemberhentian K13 adalah kurangnya bahan ajar yang sesuai. Sehingga untuk
menambah sumber bahan ajar peneliti mengembangkan bahan ajar interaktif
berbasis web yang diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam proses
pembelajaran tidak hanya disekolah tetapi juga di luar sekolah.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian pengembangan
bahan ajar kimia interaktif berbasis web (e-learning) pada pokok bahasan larutan
penyangga/buffer,

dalam

hal

ini

penulis mengangkat

judul

penelitian:

“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTIF BERBASIS
WEB PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA/BUFFER”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah-masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Apakah bahan ajar kimia yang tersedia dalam bentuk buku dan web telah
sesuai standar isi, kurikulum dan telah memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)?
2. Bagaimana kecukupan sumber bahan ajar kimia berbasis web yang dapat di
akses dalam menyelenggarakan pendidikan nasional?
3. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbasis web secara tepat dan benar
dilihat dari disiplin ilmu, metode belajar dan pembelajaran, bahasa, ilustrasi
dan grafikanya?
4. Apakah bahan ajar berbasis web dapat memberi pengaruh dan memotivasi
siswa untuk lebih giat belajar?

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal
dalam masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:
1. Menganalisis bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan
Penyangga/Buffer dalam bentuk buku dan web

2. Mengembangkan bahan ajar kimia SMA Kelas XI berupa Materi Pembelajaran
dan Latihan Soal pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif
berbasis web
3. Penilaian dan revisi bahan ajar kimia oleh Dosen dan Guru Kimia SMA
sehingga dihasilkan bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan
Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web
4. Uji coba terbatas bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan
Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan
diteliti adalah:
1. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan
Larutan Penyangga/Buffer yang ada saat ini baik yang berbasis web ataupun
tidak berdasarkan kesesuaian standar isi dan kurikulum?
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan
Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun
berdasarkan penilaian Dosen dan Guru?
3. Bagaimana pendapat siswa terhadap bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok
Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun?
4. Bagaimana pengaruh bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan
Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun terhadap
peningkatan hasil belajar siswa?

1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini
secara umum adalah :
1. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar kimia SMA Kelas XI yang telah
beredar dalam bentuk Web dan buku pada Pokok Bahasan Larutan
Penyangga/Buffer sesuai dengan standar isi
2. Mengetahui tingkat kelayakan berdasarkan penilaian Dosen dan Guru terhadap
bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer
Interaktif berbasis web yang telah disusun;
3. Mengetahui pendapat siswa terhadap bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok
Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun;
4. Mengetahui pengaruh bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan
Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan
Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web;

2. Bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer
Interaktif berbasis web yang telah disusun dapat membantu guru dalam
pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah;
3. Bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer
Interaktif berbasis web yang telah disusun dapat membantu siswa dalam belajar
di sekolah maupun di luar sekolah;
4. Sebagai masukan bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan bahan ajar
berbasis web sesuai dengan tuntutan kurikulum.

1.7. Defenisi Operasional
1. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan dengan
menggunakan alat atau media tertentu dalam rangka pencapaian mutu dan
kualitas sesuatu.
2. Bahan ajar kimia merupakan komponen pembelajaran yang digunakan sebagai
bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar kimia di kelas.
3. Interaktif adalah tidakan yang bersifat saling melakukan aksi (saling aktif),
contoh: dialog antara komputer dan terminal atau antara komputer dengan
komputer. Bahan ajar Interaktif adalah salah satu jenis bahan ajar yang dilihat
dari teknologi yang digunakan. Bahan ajar ini antara lain ialah CAI (Computer
Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif,
dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Bahan ajar ini
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses-proses

selanjutnya. Pengguna akan mendapatkan informasi atau umpan balik sesuai
dengan aksi atau navigasi yang dipilih, informasi tersebut menggunakan
berbagai bentuk format data seperti teks, gambar, audio, video, simulasi, soalsoal interaktif dan lain-lain.
4. World wide web atau www atau juga dikenal dengan istilah web adalah salah
satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet.
web ini menyediakan informasi bagi pemakai komputer yang terhubung ke
internet dari sekedar informasi “sampah” (informasi yang tidak berguna sama
sekali) sampai informasi yang serius; dari informasi yang gratisan sampai
informasi yang komersial. website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan
halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar
diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik
yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringanjaringan halaman (hyperlink).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pada penelitian ini meliputi data analisis web pembelajaran kimia
pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer, data analisis pengembangan
bahan ajar berbasis web pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang
telah dikembangkan sesuai standar isi, kurikulum dan memenuhi Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD), analisis tanggapan siswa terhadap bahan ajar
berbasis web yang telah dikembangkan, analisis data perolehan nilai siswa dengan
dan tanpa bahan ajar yang telah dikembangkan, serta analisis wawancara Guru
mengenai motivasi belajar siswa.

4.1. Analisis Web Pembelajaran Kimia
Beberapa Web belajar online yang ada di Indonesia yang berbayar maupun
gratis menjadi bahan penelitian untuk dianalsis oleh peneliti. Brainly.co.id
didirikan

oleh

pengusaha

Eropa

Michal

Borkowski,

Tomasz

Kraus,

dan Lukasz Haluch, yang bertujuan membantu pelajar Indonesia khususnya dan
pelajar dunia dalam mengerjakan pekerjaan rumah, atau bertanya tentang
pelajaran yang tidak dimengerti yang kemudian pertanyaan tersebut dijawab oleh
orang lain yang bisa menjawabnya tidak terbatas hanya pada guru namun juga
bisa pelajar lainnya yang memang sudah paham. Brainly berpusat di Berlin
memperoleh invetasi dari General Catalyst Partners. Dimas Mukhlas Widiantoro,
sebagai country manager untuk Brainly Indonesia, menyatakan bahwa Brainly

49

akan menjadi kelas raksasa untuk semua siswa yang mau belajar, berbagi, dan
mendapatkan pengetahuan. Brainly adalah jaringan sosial bagi siswa, dimana
siapa pun, dimana saja di dunia, dapat mendaftarkan diri untuk membantu orang
lain dengan pekerjaan rumah.
Ruangguru.com merupakan Web bagi guru dan murid bertemu dalam
sebuah wadah interaktif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Semua orang
baik siswa sekolah menengah, hingga perguruan tinggi bisa belajar lewat Web
tersebut. Tak hanya itu pengajar bukan hanya kalangan dari guru formal saja
namun juga siapapun yang menguasai pelajaran tertentu bisa menjadi guru.
Bahkan pembelajarannya bisa dilakukan secara online hingga bertemu disuatu
tempat yang mendukung pembelajaran atau di rumah murid sesuai dengan
kesepakatan. Walaupun web ini tidak gratis, namun ruangguru menjadi salah satu
Bimbel online paling populer di indonesia saat ini.
Selain itu, Sibejoo.com menyediakan video pembelajaran dan dapat kita
manfaatkan secara gratis. Sibejoo yang berarti beruntung ini sedang mengupload
video pembalajaran sebanyak 1.000 lebih yang dibuat sendiri dan lebih fokus pada
pelajaran IPA seperti matematika, biologi, kimia, fisika. Setiap orang dapat
mengaksesnya lewat Web Sibejoo dan bisa menyumbangkan dana bagi mereka
yang sudah berniat baik untuk memberikan pembelajaran gratis yang interaktif
dan tentunya juga bermanfaat.
Untuk analsis Web belajar online peneliti memilih Web A dan B. Saat ini
Web A menjadi satu dari sedikit Web online yang menyediakan pembelajaran
secara interaktif paling baik. Terdapat video pembelajaran interaktif seolah belajar
50

di kelas bimbingan belajar. Wisnu sebagai CEO Web A, memiliki keinginan untuk
membantu siswa dalam pembelajaran yang lebih efektif serta efisien. Video
pembelajaran di Web A ini berbayar, dengan membeli voucher Rp 150.000,00 di
Indomaret atau via speedy instan card Telkomsel siswa dapat dengan mudah
mengakses video dan berinteraksi dengan guru/tutor di Web A melalui forum chat.
Sedangkan Web B merupakan Web yang memberikan akses gratis untuk
ringkasan materi, namun untuk bimbingan belajar adalah layanan berbayar dengan
paket reguler sebesar Rp. 120.000,00 sampai Rp. 150.000,00 per pertemuannya.
Web B adalah media kimia terintegrasi yang bergerak di bidang jasa, edukasi, dan
retail secara terpadu yang bertujuan untuk mengenalkan kimia aplikatif dan
kontributif. Video yang terkait dengan pembelajaran dapat diakses dengan mudah
dan gratis.
Berdasarkan hasil analisis, Web A ini belum sepenuhnya sesuai dengan
tuntutan kurikulum, yaitu:
1) Dalam hal sistematika sebaiknya isi materi dibuat lebih lengkap sesuai
Kompetensi Dasar,
2) Urutan sub pokok bahasan sebaiknya disusun sesuai Kompetensi Dasar,
3) Penjelasan tentang contoh-contoh soal sudah baik, namun penambahan
kegiatan pembelajaran sangat diperlukan dalam bentuk contoh percobaan
ilmiah Larutan Penyangga/Buffer, latihan soal mandiri ataupun kelompok
dalam bentuk essay ataupun pilihan berganda.
Sedangkan Web B berdasarkan hasil analisis juga belum sepenuhnya
sesuai dengan tuntutan kurikulum, yaitu:
51

1) Dalam hal sistematika sebaiknya isi materi dibuat lebih lengkap sesuai
Kompetensi Dasar,
2) Urutan sub pokok bahasan sebaiknya disusun sesuai dengan Kompetensi
Dasar, dilengkapi dengan contoh-contoh soal, latihan soal mandiri ataupun
kelompok dalam bentuk essay ataupun pilihan berganda.
Berdasarkan hasil analisis bahan ajar Web A dan B pada pokok bahasan
Larutan Penyangga/Buffer dilakukan pengembangan bahan ajar pada pokok
bahasan tersebut, adapun kekurangan yang terdapat pada Web A dan B menjadi
masukan bagi peneliti untuk diperbaiki dalam pengembangan Bahan Ajar Kimia
interaktif berbasis Web.

4.2. Analisis Bahan Ajar Penerbit A dan B pada Larutan Penyangga
Buku Kimia SMA Kelas XI yang dianalisis oleh penelti adalah buku yang
berjudul Chemistry for Senior High School (Bilingual) oleh Penerbit A, dan buku
Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2 oleh Penerbit B untuk analisis topik
Larutan Penyangga/Buffer. Berdasarkan analisis, buku Chemistry for Senior High
School (Bilingual) oleh Penerbit A, belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Dalam hal sistematika sebaiknya judul diganti untuk lebih
menggambarkan isi materi dan Kompetensi Dasar, urutan sub pokok bahasan
sebaiknya disusun sesuai dengan Kompetensi Dasar, dan penambahan kegiatan
pembelajaran sangat diperlukan dalam bentuk percobaan ilmiah Larutan
Penyangga/Buffer, latihan soal mandiri ataupun kelompok. Sedangkan analisis
terhadap buku Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2 oleh Penerbit B sudah
sepenuhnya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam hal sistematika judul
52

dengan baik menggambarkan isi materi dan Kompetensi Dasar, urutan sub pokok
bahasan telah disusun sesuai dengan Kompetensi Dasar, isi meteri yang cukup
sederhana karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sudah
dilengkapi dengan kegiatan percobaan tentang Larutan Penyangga/Buffer, serta
terdapat banyak contoh soal dan latihan soal mandiri ataupun kelompok.

4.3. Analisis Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web yang telah
dikembangkan
Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan menyusun Materi pelajaran
yang akan dimasukkan ke dalam web dan yang dikembangkan sesuai dengan
kurikulum. Cakupan materi dalam web yang telah dikembangkan merupakan
kajian pustaka bahan ajar berbasis web pada materi Larutan Penyangga/Buffer.
Web kimia yang dikembangkan berisi materi pembelajaran, video pembelajaran,
contoh soal, latihan dan soal-soal evaluasi yang interaktif. Ada terdapat banyak
soal-soal yang terdapat dalam web beserta pembahasannya, sehingga diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Web yang
dikembangkan disajikan semenarik mungkin dengan menambahkan gambargambar yang dapat mendukung pemahaman siswa terhadap materi yang akan
dipelajari. Web yang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran
menurut Depdiknas (2008).
Bahan ajar yang telah dikembangkan kemudian divalidasi dosen Kimia
Umum Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan Guru kimia kelas XI di SMA
negeri-swasta di kota Medan, dan pengisian angket kelayakan media oleh dosen
Media Universitas Negeri Medan (UNIMED). Instrumen yang digunakan untuk
53

mengumpulkan data dari proses validasi isi merupakan angket dan komentar saran
mengenai bahan ajar yang dikembangkan. Adapun kriteria yang digunakan untuk
melakukan validasi yaitu standar isi, kurikulum dan memenuhi Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dan Aspek Penyajian/Tampilan dan
Pemrograman (lampiran 3, 4, dan 5). Bahan ajar yang telah divalidasi kemudian
diperbaiki. Perbaikan terhadap bahan ajar dilakukan berdasarkan saran dan
masukan yang telah diberikan oleh dosen dan guru.

4.3.1. Berdasarkan Standar Isi
a. Validasi oleh Dosen
Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan
berdasarkan standar isi oleh dosen kimia umum Universitas Negeri Medan
(UNIMED) disajikan pada gambar 4.1.

rata-rata

Standar Isi
5,2
5
4,8
4,6
4,4
4,2
4
3,8

5

5

5
4,8

4,36

1

2

4,33

3

4

5

6

Kriteria Penilaian

Gambar 4.1 Grafik Penilaian Standar isi oleh Dosen
Keterangan:
1. Cakupan materi
5. Merangsang keingintahuan
2. Keakuratan materi
6. Mengembangkan kecakapan hidup
3. Kemutakhiran
4. Mengandung wawasan produktivitas

54

Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan pada
Topik Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan standar isi memiliki nilai rata-rata
sebesar 4,75 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi.
Terdapat 7 komponen yang terkait standar isi yaitu, (1) Cakupan materi = 5 adalah
sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (2) Keakuratan materi =
4,36 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (3)
Kemutakhiran = 5 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi;
(4) Mengandung wawasan produktivitas = 5 adalah valid, artinya layak dan tidak
perlu revisi; (5) Merangsang keingintahuan = 4,33 adalah valid, artinya layak dan
tidak perlu revisi; (6) Mengembangkan kecakapan hidup = 4,8 adalah sangat
valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi (Lampiran 9).

b. Validasi oleh Guru Kimia SMA
Hasil analisis bahan ajar berbasis webyang telah dikembangkan
berdasarkan aspek kelayakan isi oleh guru kimia SMA kelas XI di SMA negeriswasta sekota Medan disajikan pada gambar 4.2.

Standar Isi
4,25

4,30

4,16

rata-rata

4,20
4,10

4,02

4,01

1

2

4,07
4,00

4,00
3,90
3,80
3

4

5

6

Kriteria Penilaian

Gambar 4.2. Grafik Standar Isi oleh Guru
55

Keterangan:
1. Cakupan materi
2. Keakuratan
materi
3. Kemutakhiran
4. Mengandung
wawasan
produktivitas
5. Merangsang
keingintahuan
6. Mengembangkan
kecakapan hidup

Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan pada
pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan standar isi memiliki nilai
rata-rata sebesar 4,09 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu
revisi. Terdapat 7 komponen yang terkait aspek standar isi yaitu, (1) Cakupan
Materi = 4,03 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (2)
Keakuratan materi = 4,0 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu
revisi; (3) Kemutakhiran = 4,07 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak
perlu revisi; (4) Mengandung wawasan produktivitas = 4,00 adalah valid, artinya
layak dan tidak perlu revisi; (5) Merangsang keingintahuan/curiosity = 4,25
adalah valid, artinya layak dan tidak perlu revisi; (6) Mengembangkan kecakapan
hidup = 4,16 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi
(Lampiran 9).

Tabel 4.1. Hasil analisis kelayakan isi bahan ajar berbasis web
Rata-rata Penilaian
Dosen
Guru
5,00
4,03

PENILAIAN
a. Cakupan Materi
b. Keakuratan Materi

4,36

4,00

c. Kemutakhiran

5,00

4,07

d. Mengandung Wawasan Produktivitas
e. Merangsang Keingintahuan

5,00

4,00

4,33

4,25

f. Mengembangkan kecakapan hidup

4,80

4,16

4,75

4,09

Rata-rata
Rata-rata total

Keterangan:

4,42

4,20 – 5,00 Sangat valid dan tidak perlu direvisi
3,40 – 4,20 Valid dan tidak perlu direvisi
2,60 – 3,40 Cukup valid dan tidak perlu direvisi
1,80 – 2,60 Kurang valid dan sebagian perlu direvisi
1,00 – 1,80 Tidak valid dan perlu revisi

56

4.3.2. Berdasarkan Kelayakan Penyajian/Tampilan dan Pemrograman
Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan
penyajian/tampilan terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kesesuaian cakupan materi,
kemenarikan penyajian web dan pemrograman.
a.

Validasi Kelayakan Penyajian dan Pemrograman oleh Dosen
Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan

berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan pemrograman oleh dosen kimia
umum Universitas Negeri Medan (UNIMED) disajikan pada gambar 4.3
.

rata-rata

Kelayakan Penyajian dan Pemrograman
4,8
4,7
4,6
4,5
4,4
4,3
4,2
4,1
4
3,9

4,7
4,5

4,2

1

2

3

Kriteria Penilaian

Gambar 4.3. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman
Berdasarkan Penilaian Dosen
Keterangan:
1. Kesesuaian cakupan materi
2. Kemenarikan tampilan Web
3. Aspek Pemrograman

Hasil analisis Kelayakan penyajian dan Pemrograman ajar berbasis web
yang telah dikembangkan pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer
berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,46
57

adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Terdapat 3 komponen
yang terkit komponen kelayakan penyajian yaitu: (1) Kesesuaian cakupan materi
= 4,5 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (2)
Kemenarikan Web = 4,2 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu
revisi; dan (3) Pemrograman Web = 4,7 (Lampiran 9).

b. Validasi Kelayakan Penyajian dan Pemrograman oleh Guru Kimia
Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan
berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan pemrograman oleh gurukimia SMA
kelas XI di SMA negeri-swasta sekota Medan disajikan pada gambar 4.4.

Kelayakan Penyajian dan Pemrograman
4,00

3,94

rata-rata

3,90
3,79

3,80
3,70

3,67

3,60
3,50
1

2

3

Kriteria Penilaian

Gambar. 4.4. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman
Berdasarkan Penilaian Guru
Keterangan:
1. Kesesuaian cakupan materi
2. Kemenarikan Web
3. Aspek Pemrograman

Hasil analisis Kelayakan penyajian dan Pemrograman ajar berbasis web
yang telah dikembangkan pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer
berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan memiliki nilai rata-rata sebesar 3,80
58

adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Terdapat 3 komponen
yang terkit komponen kelayakan penyajian yaitu: (1) Kesesuaian cakupan materi
= 3,67 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi;
(2) Kemenarikan Web = 3,79 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak
perlu revisi; dan (3) Pemrograman Web = 3,94 (Lampiran 9).

Tabel 4.2. Hasil analisis kelayakan penyajian bahan ajar berbasis web
PENILAIAN
a. Kesesuaian cakupan materi

Rata-rata
Dosen
Guru
4,50
3,67

b. Kemenarikan Tampilan Web

4,20

3,79

c. Aspek Pemrograman

4,70

3,94

4,46

3,80

Rata-rata
Rata-rata total

Keterangan:

4,13

4,20 – 5,00 Sangat valid dan tidak perlu direvisi
3,40 – 4,20 Valid dan tidak perlu direvisi
2,60 – 3,40 Cukup valid dan tidak perlu direvisi
1,80 – 2,60 Kurang valid dan sebagian perlu direvisi
1,00 – 1,80 Tidak valid dan perlu revisi

4.4. Implementasi Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis web
Tahap akhir dari penelitian ini adalah tahap implementasi. Tahap ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penggunaan bahan ajar kimia
interaktif berbasis web memberi dampak positif terhadap hasil belajar siswa,
sehingga dilakukan uji coba dengan menggunakan instrumen tes. Sebelum
memeberikan tes kepada siswa, instrumen tes terlebih dahulu dianalisis dengan
menghitung tingkat kesukaran tes, daya pembeda tes, pengecoh dan reabilitas tes.
Instrumen tes yang dianalisis sebanyak 30 soal pilihan ganda dengan 5 pilihan
jawaban. Adapun hasil dari validasi isi, tingkat kesukaran tes, daya beda,
pengecoh dan reabilitas tes adalah sebagai berikut:
59

a.

Tingkat Kesukaran Tes
Analisis tingkat kesukaran tes digunakan untuk mengetahui apakah tes

yang digunakan termasuk dalam kategori tes yang mudah, sedang ataupun sukar.
Hasil uji tingkat kesukaran tes menunjukkan bahwa dari 30 soal yang ada,
terdapat 14 soal dengan kategori mudah, 7 soal kategori sedang dan 8 soal
kategori sukar dan 1 soal kategori sangat sukar (Lampiran 10).
b. Daya Pembeda Tes
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(kemampuan rendah). Hasil uji daya beda tes, menunjukkan bahwa dari 30 soal,
terdapat 4 soal yang tergolong jelek, 9 soal yang tergolong cukup, 12 soal
tergolong baik dan 5 soal tergolong baik sekali (Lampiran 10).
c.

Distraktor (Pengecoh)
Distraktor (Pengecoh) adalah kemampuan kemampuan option untuk

mengecoh jawaban siswa. Hasil distraktor, menunjukkan bahwa ada pengecoh
yang sangat baik, baik, kurang baik, buruk dan sangat buruk (lampiran 10).
d. Reabilitas Tes
Reliabilitas soal pada penelitian ini menggunakan Kuder dan Richardson20 (KR-20). Harga rhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel dengan α =
0,05 dengan kriteria rhitung > rtabel. Perhitungan reliabilitas tes secara keseluruhan
sama dengan 0,87. Dimana rtabel = 0,36 maka dapat dibuktikan bahwa rhitung > rtabel,
sehingga secara keseluruhan 30 soal yang dinyatakan sudah reliable (Lampiran
10).
60

Dari hasil tingkat kesukaran, daya pembeda, distruktor, dan reabilitas tes
diperoleh 21 soal yang singnifikan untuk digunakan sebagai intrumen penelitian
dan dipilih sebanyak 20 soal yang signifikan sebagai instrumen tes (lampiran 8).

4.4.1 Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil belajar siswa dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui nomor atau tidaknya
suatu distribusi data, sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Adapun hasil uji
normalitas dan homogenitas adalah sebagai berikut:
a.

Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov yang ada

pada program SPSS 19. Data dikatakan berdistribusi normal jika hasil yang
diperoleh > 0,05 (taraf signifikan), dan hasil yang diperoleh 0,089 (lampiran 12).
Berdasarkan hasil uji normalitas data sebesar 0,089; secara signifikan lebih tinggi
dari 0,05 maka data berdistribusi normal (0,089 > 0,05).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene yang ada pada
program SPSS 19. Data dikatakan homogen jika hasil yang diperoleh > 0,05 (taraf
signifikan), dan hasil yang diperoleh 0,988 (lampiran 12). Berdasarkan hasil uji
homogenitas data sebesar 0,988; secara signifikan lebih tinggi dari 0,05 maka data
dinyatakan homogen (0,988 > 0,05).

61

4.4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Gain)
Untuk menghitung besar peningkatan hasil belajar siswa digunakan ratarata gain kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan rumus:
�=





� − �
��� �� � − �

��
��

Persentasi rata-rata keberhasilan belajar dihitung dengan rumus:
% peningkatan hasil belajar siswa = Rata-rata gain x 100 %
Perhitungan Gain dapat dilihat pada lampiran 22. Berdasarkan perhitungan
hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang diajarkan
dengan menggunakan bahan ajar kimia interaktif berbasis web diketahui
peningkatan hasil belajar sebesar 68,25%. Sedangkan hasil belajar siswa pada
pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang tidak menggunakan bahan ajar
kimia interaktif berbasis web (menggunakan bahan ajar yang sudah ada disekolah)
diketahui peningkatan hasil belajar sebesar 61,36%. Peningkatan hasil belajar
siswa disajikan pada gambar 4.5.

Persen (%) Hasil Belajar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa
70,00
68,00
66,00
64,00
62,00
60,00
58,00
56,00

68,25

61,36

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen
Kelas

Gambar 4.5. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

62

Dari gambar 4.5 diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
menggunakan bahan ajar kimia interaktif berbasis web lebih tinggi dibandingkan
bahan ajar yang sudah ada.

4.5. Analisis Pendapat Siswa terhadap Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis
Web yang Telah Dikembangkan
Analisis bahan ajar berbasis web menurut pendapat siswa, ada 2 aspek
penting yang dinilai oleh siswa yaitu: aspek pembelajaran/materi, dan aspek
tampilan multimedia pemrograman. Hasil analisis web yang telah dikembangkan
disajikan pada gambar 4.6 berikut:

rata-rata

Materi Pembelajaran dan Pemrograman
3,96
3,96
3,95
3,95
3,94
3,94
3,93
3,93
3,92
3,92

3,96

3,93

Materi Pembelajaran

Pemrograman

Kriteria Penilaian

Gambar 4.6. Grafik Pendapat Siswa Terhadap Bahan Ajar Kimia
Interaktif Berbasis Web

Hasil analisis bahan ajar kimia interaktif berbasis web yang telah
dikembangkan pada materi Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan pendapat
siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 3,94 adalah valid, artinya layak. Terdapat
63

dua komponen yang terkait komponen kelayakan media yaitu, (1) Kesesuaian
cakupan materi pembelajaran = 3,93 adalah valid, artinya layak; (2) Pemrograman
= 3,96 adalah valid, artinya layak.

4.6. Analisis Motivasi Belajar Siswa berdasarkan wawancara dengan Guru
Kimia
Motivasi

sebagai

faktor

utama

dalam

belajar

yakni

berfungsi

menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar. Menurut hasil
penelitian melalui observasi langsung, bahwa kebanyakan siswa yang besar
motivasinya akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau