PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

ABSTRAK

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA
BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

Oleh
TIYAS ABROR HUDA

Siswa sering dihadapkan pada konsep pembelajaran kimia yang abstrak dan cenderung dihadapkan pada penyelesaian masalah secara matematis. Untuk mengatasi masalah yang sering dialami para siswa tersebut, maka peneliti melakukan
pengembangan e-book interaktif pada materi termokimia berbasis representasi
kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan e-book
interaktif, mendeskripsikan karakteristik e-book interaktif, tanggapan guru dan
siswa, kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan, serta faktor-faktor
pendukung dalam pengembangan ini. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan (R&D).
Penelitian diawali dengan melakukan anailisis kebutuhan di beberapa SMA di
kota Metro untuk mengetahui kebutuhan akan pengembangan e-book interaktif.
Selanjutnya peneliti melakukan pengembangan produk berupa e-book interaktif.

Tiyas Abror Huda
Produk yang dihasilkan peneliti kemudian divalidasi oleh validator untuk mengetahui kesesuaian isi dengan kurikulum, konstruksi dan keterbacaan dari e-book

interaktif yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas di SMA
Negeri 1 Belitang untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap e-book
interaktif yang dikembangkan. E-book interaktif berisi video, gambar-gambar dan
soal evaluasi interaktif yang disajikan dalam ketiga level representasi kimia secara
bersamaan. Berdasarkan validasi pada aspek kesesuaian isi dengan kurikulum,
kostruksi dan keterbacaan memiliki persentase 86%, 100% dan 97,33% secara
berurutan dengan kriteria sangat baik.
Untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap e-book interaktif, dilakukanlah uji coba terbatas. Berdasarkan uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Belitang,
diperoleh kesimpulan bahwa e-book interaktif yang dikembangkan layak digunakan sebagai sumber belajar dengan persentase 94% pada aspek kesesuaian isi
dengan kurikulum, 92% pada aspek grafika dan 89,08% pada aspek keterbacaan.
Kata kunci : e-book interaktif, representasi kimia, termokimia.

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI
TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

Oleh
TIYAS ABROR HUDA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

DAFTAR ISI

Halaman

I

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xiv


DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xv

PENPENDAHULUAN
I.

II.

A. Latar Belakang ............................................................................

1

B. Rumusan Masalah .......................................................................

9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................

9


D. Manfaat Penelitian ......................................................................

10

E. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................

11

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Belajar……………….. ..................................................

13

B. Buku Elektronik………………. .................................................

14

C. Pembelajaran Interaktif…………………... ................................


17

D. Representasi Kimia……………………......................................

18

E. Analisis Konsep Termokimia.......................................................

22

III. METODOLOGI PENELITIAAN
A. Metode Penelitian ……………....................................................

36

B. Subjek dan Lokasi Penelitian……...............................................

36

xvii


C. Data Penelitian ............................................................................

37

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian..................................................

37

E. Instrumen Penelitian ....................................................................

43

F. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

45

G. Teknik Analisis Data Angket……...............................................

48


IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Kebutuhan………..................................................

54

B. Hasil Pengembangan E-book Interaktif........................................

59

C. Tanggapan Guru dan Siswa…….................................................

71

D. Keunggulan E-book Interaktif Hasil Pengembangan…...............

82

E. Faktor Pendukung Dalam Pengembangan E-book Interaktif……


83

F. Kendala-Kendala Dalam Pengembangan E-book Interaktif.........

83

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .....................................................................................

85

B. Saran ............................................................................................

87

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD……............................................................

92


2. Silabus .........................................................................................

99

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...........................................

126

4. Instrumen Analisis Kebutuhan Pedoman Wawancara Guru……

174

5. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Guru.......................

177

6. Instrumen Analisis Kebutuhan Pedoman Wawancara Siswa…..

182


xviii

7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Siswa…………….

185

8. Instrumen Validasi Konstruksi………………………………….

189

9. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ................................................

194

10. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Konstruksi……...

199

11. Instrumen Validasi Aspek Kesesuaian Isi………………………


198

12. Hasil Validasi Kesesuaian Isi……………………………………

205

13. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Kesesuaian Isi………….

209

14. Instrumen Validasi Keterbacaan………………………………..

210

15. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan……………………………..

218

16. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Keterbacaan……………

226

17. Rekam Jejak Produk Pengembangan…………………………...

229

18. Instrumen Angket Uji Coba Terbatas Guru Aspek Grafika
Kemenarikan……………………………………………………

231

19. Hasil Angket Uji Coba Terbatas Guru Aspek Grafika
Kemenarikan…………………………………………………….

236

20. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Grafika
Kemenarikan – Guru……………………………………………

241

21. Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi Pada Guru..

243

22. Hasil Instrumen Uji Coba Terbatas Aspek Kesesuaian Isi pada
Guru…………………………………………………………......

247

23. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek
Kesesuaian Isi – Guru……………………………………….….

251

24. Paduan Wawancara pada Uji Coba Terbatas untuk Guru………

252

xix

25. Hasil Wawancara pada Uji Coba Terbatas untuk Guru………..

253

26. Instrumen Angket Uji Coba Terbatas Siswa keterbacaan………

254

27. Tabulasi Jawaban, Presentase, dan Kriteria Hasil Uji Coba
Terbatas Angket Kemenarikan Desain e-book interaktif berbasis
representasi kimia pada materi termokimia……………………..

259

28. Daftar Hadir Seminar Proposal………………………………….

263

29. Daftar Hadir Seminar Hasil……………………………………..

265

30. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ..............................................

267

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia, memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean) 2015 dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Aspek pendidikan menjadi
sebuah landasan digagasnya program Indonesia Emas 2045 yang bertepatan
dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pendidikan berkarakter yang
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran aktif (Prayitno, 2011).

Berdasarkan Permendikbud No.54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan, dijelaskan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional pendidikan telah
ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan kriteria kemampuan lulusan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Untuk
mewujudkan tujuan tersebut diperlukanlah proses pembelajaran yang banyak melibatkan siswa. Berdasarkan dengan yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Tim
penyusun, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah salah
satu aspek penting dalam proses pembelajaran.

2

Sumber belajar yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013 dapat diperoleh dari
berbagai sumber, dari yang berbentuk cetakan maupun soft file.Aneka sumber
tersebut tentunya memiliki berbagai keunggulan yang saling mendukung dalam
peningkatan pembelajaran. Sesuai amanat Pasal 1 ayat 9 Peraturan Pemerintah RI
No.32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu standar sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.

Selama ini, sumber belajar yang digunakan oleh sebagian besar guru adalah buku
cetak dari penerbit tertentu.Buku cetak ini memiliki kecenderungan bersifat
informatif sehingga hanya terjadi komunikasi searah dan cenderung pasif, tetapi
buku cetak masih menjadi sumber belajar utama yang dianggap paling efektif
sebagai pendukung pembelajaran selain guru.Buku cetak yang berkembang saat
ini di sekolah, banyak konsep kimia disajikan dalam levelsimboliksehingga
banyak yang menganggap kimia hanya sebatas konteks matematik atau perhitungan saja. Padahal secara umum, para ilmuwan menggambarkan kimia dalam tiga
level representasi (Chittleborough, 2004). Ketiga level tersebut adalah level
makroskopik, level sub-mikroskopik dan level simbolik. Sumber belajar kimia
yang saat ini berkembang belum sepenuhnya menampilkan ketiga level tersebut
secara bersamaan, sehingga siswa kurang memperoleh ilmu kimia secara baik.

Di sekolah, ilmu kimia diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, siswa dibekali dengan berbagai kemampuan
tentang cara mengetahui (how to know) dan cara mengerjakan sesuatu hal (how to

3

do) yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam
dan mendukung kemampuan pemecahan masalah (keterampilan berpikir tingkat
tinggi).

Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan inovasi sumber belajar yang dapat
melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi dan melibatkan siswa, sehingga pembelajaran tidak monoton dan dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam memahami konsep kimia dengan memunculkan ketiga level representasi secara bersamaan, khususnya materi termokimia.

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah sebuah cara yang
efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi. Komputer/laptop merupakan
alat berteknologi informasi yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Pembelajaran kimia saat ini dapat didukung oleh sumber
belajar yang berdasarkan pada sistem komputerisasi seperti e-learning, e-book,
media pembelajaran dengan animasi, media pembelajaran dengan permainan,et al.
Komputer sebagai alat pembelajaran digunakan agar proses belajarlebih bervariasi (Eskawati dan Sanjaya, 2012).Dengan penggunaan TIK ini, diharapkan
proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan mendorong minat belajar siswa
khususnya dalam mata pelajaran kimia.

E-bookadalah salah satu inovasi dari sumber belajar yang dapat dijadikan solusi
dalam pembelajaran kimia di sekolah. Namun, e-bookyang sekarang banyak
berkembang di dunia pendidikan adalah versi digital atau soft file dari buku yang
umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar baik dalam
format teks polos, .pdf, .jpeg, .lit, dan .html,. Sama dengan buku cetak yang

4

dijelaskan di atas, pada faktanya e-book yang berkembang saat ini belum
sepenuhnya menampilkan ketiga level representasi kimia secara bersamaan.
Seperti pada e-book karangan Harnanto dan Ruminten (2009), Kalsum, et al.
(2009), Sunarya dan Setiabudi (2009) yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Nasional Departemen Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa ketiga
e-book tersebut belum menampilkan ketiga level representasi kimia khususnya
pada materi termokimia.

Dengan berkembangnya TIK yang telah dijelaskan di atas, e-book yang diharapkan adalah yang memenuhi ketiga level representasi kimia dan dapat melibatkan
siswa dalam penggunaannya atau dapat dikatakan interaktif, sehingga dapat
memenuhi apa yang diamanatkan dalam Pasal 19 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI
No.32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Sehingga
e-book yang dibuat dapat dan memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan
e-book tersebut.

Menurut Djan (2003),e-book interaktif berisi jaringan unit informasi digital yang
terdiri dari teks, grafik, video, animasi atau suara dan soal-soal yang semuanya
dikemas dalam bentuk visualisasi animasi flash yang dipadukan dalam satu
program dan dilengkapi dengan warna, suara dan musik. Penjelasan yang ada

5

didalam program akan memperjelas materi yang ada didalam e-book tersebut,
pokok bahasan tertentu diberi tanda untuk mengetahui pokok bahasan yang ada
penjelasan tambahan dalam program interaktif. Ketika unit-unit informasitersebut digunakan disediakan link opsional untuk unit informasi lainnya.Link
tersebut dapat memberikan konteks berbasis nonlinear navigasi antara unit informasi. Melalui e-book interaktif siswa dapat belajar secara aktif dan ketiga level
representasi kimia dapat disajikan secara bersamaan sehingga dapat berperan aktif
dalam memahami materi termokimia.

Penelitian pendahuluan penting dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
pengembangan e-book interaktif pada pembelajaran termokimia.Penelitian
pendahuluan dilakukan di empat SMA Kota Metro.Dalam penelitian pendahuluan ini, dilakukan wawancara terhadap guru dan siswa.Berdasarkan wawancara
guru di empat SMA tersebut diketahui bahwa 75 % guru belum pernah menggunakan e-book, hanya 25 % guru yang sudah pernah menggunakan e-book dan
e-book yang digunakan adalah e-book yang diunduh dari internet dan e-book
tersebut bukan merupakan e-book interaktif. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa sebagian besar guru masih menggunakan buku teks dari penerbit
tertentu.Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa semua
guru belum pernah membuat e-book.
Menurut guru yang diwawancarai, saat ditanya tentang perlunya pengembangan
terhadap e-book menjadi e-book yang bersifat interaktif semua guru menyatakan
perlu dikembangkan sebuah e-book yang bersifat interaktif karena dengan adanya
e-book interaktif menurut para guru siswa akan mendapatkan keuntungan seperti:

6

bertambah wawasan, sumber belajar lebih lengkap, lebih tertarik untuk belajar dan
lebih praktis. Para guru mengharapkan e-book yang akan berkembang nantinya
memuat gambar yang sesuai dengan materi, memiliki bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan inteakrif. Selanjutnya saat
ditanya tentang pembelajaran yang berbasis representasi kimia, semua guru
menyatakan belum mengetahui tentang representasi kimia. Kemudian saat
ditanya tentang kendala yang dihadapi saat menggunakan e-book dalam pelaksanaan pembelajaran semua guru menyatakan kendalanya adalah sarana dan
prasarana yang terbatas.
Berdasarkan hasil pengisian angket siswa yang berjumlah 40 responden dari 4
SMA di kota Metro, dapat diketahui bahwa 85 % siswa menggunakan sumber
belajar berupa buku teks dari penerbit tertentu, dan sebanyak 75 % siswa
menyatakan bahwa mereka menemui kesulitan dalam memahami materi dalam
pembelajaran kimia, dan sebanyak 72,5 % responden menyatakan sumber belajar
yang digunakan harus diperbaiki. Kemudian saat ditanya apakah perlu dibuat
sebuah pengembangan sumber belajar berupa e-book interaktif, 85 % menjawab
perlu, mereka mengharakan e-book yang mempunyai gambar menarik, memiliki,
memiliki bahasa yang mudah dipahami, dan memuat soal evalusi yang menarik.
Sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh (1) Kurniawati (2011) mengembangkan e-book interaktif pada materi pokok larutan asam basa kelas XI menghasilkan
e-book interaktif yang layak digunakan sebagai sumber belajar dalam materi
larutan asam basa. (2) Eskawati dan Sanjaya (2012) e-book interaktif yang dikembangkan berformat web dengan menggunakan program Macromedia Flash 8
sebagai variasi formatnya, yang disertai background suara dan animasi dengan

7

materi sifat-sifat koligatif larutan. Pada pengembangan e-book interaktif ini
memiliki indikator penilaian pada angket meliputi dua kriteria yaitu kriteria
format dan kualitas e-book. Untuk kriteria format e-book aspek yang dinilai
adalah sistematika penyajian materi, kesesuaian materi dengan indikator pembelajaran, kesesuaian gambar dan animasi dengan materi yang diajarkan, kesesuaian soal yang terdapat pada e-book interaktif dengan indikator pembelajaran,
kesesuaian e-book interaktif dengan kemampuan siswa SMA. Untuk kriteria
kualitas e-book, aspek yang dinilai adalah kualitas bahasa yang digunakan (mudah
dipahami), kualitas tampilan konsep, kualitas audio, keselarasan warna teks dan
background, dan kemudahan menjalankan e-bookinteraktif.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (3)Restiyowatidan Sanjaya(2012) menyatakan bahwa masih adanya kekurangan dari e-book interaktif yang mereka
kembangkan yaitu ukuran huruf pada e-book kurang besar serta kurangnya
gambar, animasi dan video yang mendukung materi larutan asam basa, stoikiometri, larutan penyangga, hidrolisis larutan, kelarutan dan hasil kelarutan dan
sistem koloid. (4) Imani dan Sanjaya (2012) tahap perancangan e-book yang dia
buat memiliki tampilan yang memungkinkan siswa dapat memilih program yang
diinginkan dengan mengeklik tombol yang disediakan. Isi e-book ini secara
umum terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar, daftar isi, uraian
materi, soal latihan, proyek dan percobaan, studi kasus, evaluasi, rangkuman,
glosarium dan referensi tentang materi kimia unsur.

Kemudian menurut (5) Shiratuddin (2003) yang meneliti tentang teknologi
e-book dan manfaatnya dalam dunia pendidikan, menyatakan bahwa penggunaan

8

e-book dapat meningkatkan interaksi antara pendidik dan siswa dalam pembelajaran jarak jauh serta siswa lebih tertarik menggunakan e-book dalam pembelajaran. Dalam pengembangannya e-book telah banyak perubahan menjadi
lebih interaktif. (6) Mahyudin (2008) mengembangkan tentang media interaktif
berbasis e-book pada pokok bahasan sistem koloid yang menghasilkan sebuah
e-book interaktif yang layak digunakan sebagai sumber belajar dalam materi
sistem koloid. (7) Rachmawati (2010) mengembangkan e-book interaktif yang
pada materi pokok asam basa dan garam yang menghasilkan e-book interaktif
yang layak digunakan sebagai sumber belajar materi pokok larutan asam basa.

Sebagaimana telah diuraikan bahwa pembelajaran kimiaharus didukung dengan
sumber belajar yang aneka sumber, salah satu sumber belajar yang berbasis ICT
dapat menjadi suatu inovasi untuk memberikan pembelajaran interaktif. Inovasi
yang dapat dikembangkan adalah e-book interaktif. E-book Interaktif yang dimaksud adalah e-book yang disertai animasi, video praktikum/video yang berkaitan dengan materi termokimia, soal latihan di tiap akhir bab yang interaktif,
dan tersedia tombol yang memungkinkan siswa untuk mengekliknya. Sehingga
sumber belajar tersebut dapat membantu siswa dalam memahamikonsep kimia
yang kompleks dan abstrakyang dapat mendukung dalam penjelasan konsep
tersebut. Sumber belajar yang melibatkan ketiga level representasi kimia yaitu
makroskopis, sub-mikroskopis, dan simbolik.

Sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan dan studi pustaka yang telah dilakukan, e-book interaktif belum secara luasdikembangkanpada materi termokimia,
sebagai sumber belajar yang mempermudah siswa dalam memahami

9

materitermokimia. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukanlah
Pengembang- an E-Book Interaktif Pada Materi Termokimia Berbasis
Representasi Kimia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis
representasi kimiayang dikembangkan?
2. Bagaimanapandangan guru mengenaiaspek kesesuaian isi dan aspek grafika
pada e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?
3. Bagaimanarespon atau tanggapan siswa mengenai aspek keterbacaanpada
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?
4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi selama proses pengembangan ebookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?
5. Apa saja faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses pengembangan e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan menghasilkane-bookinteraktifpada materi termokimiaserta :
1. Mengembangkan e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi
kimia.

10

2. Mendeskripsikan karakteristik dari e-bookinteraktifpada materi termokimia
berbasis representasi kimiayang dikembangkan.
3. Mendeskripsikan respon guru mengenai aspek kesesuaian isi dan grafika dari
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang
dikembangkan.
4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap aspek keterbacaan/bahasa dari ebookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang
dikembangkan.
5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan
e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimiayang
dikembangkan.
6. Mengetahui faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses pengembangan e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis representasi kimia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan e-bookinteraktifpada materi termokimia berbasis
representasi kimia dan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Sebagai bahan belajar mandiri siswa untuk lebih dapat memahami materi
termokimia.
b. Sebagai sumber belajar tambahan dalam memahami materi termokimia
c. Mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada pembelajaran kimia, khususnya pada materi termokimia.

11

2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dan dapat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar.
b. Sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembelajaran
kimia, khususnya pada materitermokimia.

3. Manfaat bagi sekolah
a. Menjadi sumber informasi, literatur dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.
b. Mengembalikan disiplin ilmu kimia ke bidang kajiannya sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai keberhasilan mengajar kimia di
sekolah.
c. Membantu sebagai alat pendidikan, sarana dan prasarana sekolah dalam
kegiatan belajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah
1.

Pengembangane-book interaktifyang dimaksudkan adalah buku digital yang
diinovasi dengan gambar yang menarik, bahasa yang mudah dipahami,
evaluasi, video atau animasi yang interaktif berkaitan dengan materi termokimia yang nantinya memenuhi ketiga level representasi.

2.

Level makroskopis didefinisikan sebagai sesuatu yang riil dan dapat dilihat;
seperti video atau animasi fenomena kimia yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam laboratorium yang dapat diamati langsung.

12

3.

Level sub-mikroskopis didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didasarkan
pada observasi riil tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa
yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi model
teoritis, seperti partikel mikroskopis yang tidak dapat dilihat secara
langsung.

4.

Level simbolik didefinisikan sebagai representasi dari suatu kenyataan,
seperti representsi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam
bentuk gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan komputer.

✁ ✂ ✄ JAUAN

PUSTAKA

A. Sumber Belajar

Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran,
guru seharusnya mendesain atau memodifikasi suatu pembelajaran yang memaksimalkan siswa untuk lebih berinteraksi dengan sumber belajar, sehingga siswa
dapat lebih mandiri dalam memahami konsep kimia. Tanpa sumber belajar yang
memadai, sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Menurut AECT (Assosiation of Educational
Communications and Technology) (1997), sumber belajar didefinisikan sebagai
berikut :
Sumber belajar adalah sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang)
yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam
kombinasi untuk memperlancar belajar. Dalam hal ini sumber belajar meliputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan. Sumber
belajar bahkan berubah menjadi komponen sistem instruksional apabila
sumber belajar itu diatur sebelumnya (prestructured), didesain dan dipilih
lalu dikombinasikan menjadi suatu sistem instruksional yang lengkap
sehigga berdampak pada pembelajaran yang bertujuan dan terkontrol.

Menurut Warsita (2008), sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat
dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Mulyasa (2004) mengatakan bahwa sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang

14

dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, menurut Sudjana dan Rivai (2009), sumber belajar adalah suatu daya
yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara
langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sumber belajar merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran yang menunjang siswa dalam memahami suatu ilmu yang akan dipelajari.

☎✆ ☎✝uu✞✟✠✝ ort nik (e

-book)

1. Pengertian e-book

Buku elektronik (e-book) atau buku digital adalah bentuk softfile dari buku cetak
yang selama ini berkembang. Dalam kamus The Oxford Dictionary of English,
e-book didefinisikan sebagai berikut :
The e-book as an electronic version of a printed book, but e-books can and
do exist without any print equivalent. E-books are usually read on
dedicated hardware devices known as e-Readers or e-book devices.
Personal computers and some cell phones can also be used to read
e-books.
Saat ini banyak sumber belajar berupa buku yang awalnya berbentuk text book
berkembang menjadi manfaatnya dalam dunia pendidikan, penggunaan e-book
dapat meningkatkan interaksi antara pendidik dengan siswa dalam pembelajaran
jarak jauh. Menurut Shiratuddin (2003), e-book didefinisikan sebagai berikut :
E-book atau electronic book adalah buku teks yang dikonversi menjadi
format digital, e-book juga memiliki pengertian sebagai lingkungan belajar
yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia sumber

15

daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik
dalam sebuah buku.
Dalam proses pembuatannya, e-book tetap harus memenuhi syarat pembuatan
modul/buku ajar yaitu sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Syarat tersebut meliputi tiga kriteria, yaitukriteria kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian (Tim BSNP, 2006).Dalam pengembangannya e-book
telah banyak perubahan menjadi lebih interaktif, yang kemudian disebut e-book
interaktif.E-Book dikatakan interaktif apabila terjadi bentuk komunikasi dua arah
yang berlangsung antara e-book dan pembaca (Munir, 2008).Dengan menggunakan media interaktif seperti e-book memungkinkan kegiatan pembelajaran
berpusat pada siswa dan memberikan interaksi antara siswa dengan e-book
(Zhang, 2005).
2. Manfaat e-book

Keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat dan mempublikasikan e-book
menurut Haris (2011), adalah sebagai berikut :

1. Ukuran fisik kecil, sehingga dapat disimpan dalam harddisk, CD atau
flashdisk
2. Mudah dibawa
3. Tidak lapuk
4. Gampang diproses
5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu membaca
6. Mudah digandakan
7. Mudah dalam pendistribusian

16

8. Interaktif
9. Kecepatan publikasi
10. Ragam e-Reader
11. Mendukung penghijauan

3. Format e-book

Format e-booksangat bergantung pada e-Reader, karenasetiap e-Reader mendukung format tertentu. Format yang banyak berkembang saat ini adalah .pdf. Di
bawah ini adalah beberapa contoh format yang umum dipakai oleh penulis e-book
(Haris, 2011) :
1. Plain Text (ASCII) - .txt
2. Open Electronic Package - .opf
3. Tome Raider - .tr2, .tr3
4. Argosh Diffusion - .aeh
5. FictionBook - .fb2
6. Microsoft CHM - .chm
7. Miscrosoft Word dan RTF - .doc, .rtf
8. Portable Document Format - .pdf
9. DjVu - .djvu
10. Microsoftreader - .lit
11. EReader - .pdb
12. Desktop Reader - .dnl, .exe
13. Mobipocket - .prc
14. EPUB - .Epub (Electronik Publication)

17

15. E-book Multimedia - .exe
16. Hyper Markup Language dan XML - .Htm, .html

✡☛ ☞✌bmelajaran Interaktif
Dalam menyajikan bahan pelajaran, guru adalah pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran yang menunjang proses
pembelajaran. Menurut Gagne dan Brigs (1979), pembelajaran adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar mahasiswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar mahasiswa yang bersifat
internal, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembelajaran diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran , yang berarti
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau
belajar.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya
inovasi dalam proses pembelajaran, dari pembelajaran yang monoton menjadi
lebih menarik atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran interaktif. Menurut
Syah (1998), pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut:
Dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas,
artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotor
(keterampilan, salah satunya sambil menulis). Dalam proses mengajar
seseorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan

18

media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan
mengajukan pertanyaan/tanggapan sehingga dialog kreatif menunjukkan
proses belajar mengajar yang interaktif

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan membuat penemuan-penemuan
baru antara lain penggunaan sumber belajar yang berbasis ICT atau multimedia.
Dengan berkembangnya teknologi tersebut dapat menyajikan informasi dalam
bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti. Informasi yang akan
mudah dimengerti karena melibatkan semua indera, terutama telinga dan mata
untuk menyerap informasi. Menurut Suyanto (dalam Lucky, 2011) Multimedia
didefinisikan sebagai berikut :
Pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks-teks,
grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Pendapat Suyanto dapat
disimpulkan bahwa multimedia dapat digunakan sebagai sumber belajar
yang dapat digunakan siswa secara mandiri.

✍✎ ✏✑✑pr✒✑✓nt✒✔ Kimia
Para ahli kimia dan pendidik kimia membagi kimia ke dalam tiga (3) level representasi seperti yang dikemukan oleh Johnstone (Chittleborough, 2004) yakni level
makroskopis, level sub-mikroskopis, dan level simbolik. Karena materi kimia
meliputi tentang partikel dasar, materi yang tidak dapat dilihat secara langsung
oleh siswa (level sub-mikroskopis) maka banyak siswa yang menganggap bahwa
kimia itu abstrak dan sulit dipahami. Penelitian yang dilakukan oleh Gabel et.al
(Wu, 2003) menunjukkan bahwa level sub-mikroskopis dan simbolik sulit untuk
dipahami siswa karena kedua representasi tersebut tidak dapat dilihat dan abstrak,

19

sedangkan pemahaman siswa terhadap kimia biasanya bergantung pada perolehan
informasi yang dapat dilihat.

Umumnya pembelajaran kimia hanya membatasi pada dua level representasi,
yaitu makroskopik dan simbolik. Level berpikir mikroskopik dipelajari terpisah
dari dua tingkat berpikir lainnya, siswa diharapkan dapat mengintegrasikan sendiri
dengan melihat gambar-gambar, animasi/video yang ada dalam buku tanpa
pengarahan dari guru. Selain itu, siswa juga lebih banyak belajar memecahkan
soal matematis tanpa mengerti dan memahami materi yang dikerjakan dalam
soal.Keberhasilan siswa dalam memecahkan soal matematis dianggap bahwa
siswa telah memahami konsep kimia.Padahal, banyak siswa yang berhasil
memecah-kan soal matematis tetapi tidak memahami konsep kimianya karena
hanya meng-hafal algoritmanya. Siswa cenderung hanya menghafalkan
representasi sub-mikroskopik dan simbolikyang bersifat abstrak (dalam bentuk
deskripsi kata-kata) akibatnya tidak mampu untuk membayangkan bagaimana
proses dan struktur dari suatu zat yang mengalami reaksi.

Pemahaman seseorang terhadap kimia ditunjukkan oleh kemampuannya
menyampaikan kembali dan menghubungkan antara fenomena makroskopik,
dunia sub-miskroskopik dan representasi simbolik.Kemampuan pemecahan
masalah kimia sebagai salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi menggunakan kemampuan representasi secara ganda (multiple) atau kemampuan
pembelajar bergerak antara berbagai mode representasi kimia.Representasi submikroskopik merupakan faktor kunci pada kemampuan tersebut.Ketidakmampuan merepresentasikan aspek sub-mikroskopik dapat menghambat

20

kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena
makroskopik dan representasi simbolik (Chittleborough & Treagust, 2007).

Representasi konsep-konsep dalam sains yang memang merupakan konsep ilmiah,
secara inheren melibatkan multimodal, yaitu melibatkan kombinasi lebih dari satu
modus representasi.Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran sains meliputi
konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopik, sub-mikroskopik, dan
simbolik dari representasi fenemomena sains dengan menggunakan modus representasi yang berbeda.

Berdasarkan karakteristik konsep-konsep sains, mode-mode representasi sains diklasifikasikan dalam level representasi makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik. Selanjutnya, mendeskripsikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan
dengan tiga level representasi yang berbeda, yaitu makroskopis, sub-mikroskopis
dan simbolik (Johnstone, 1982).
✕✖ ✗✘vel makroskopis

Representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indra atau dapat berupa
pengalaman sehari-hari pebelajar maupun yang dipelajari di laboratorium menjadi
bentuk makro yang dapat diamati. Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu,
pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu
reaksi kimia berlangsung. Seorang pembelajar dapat merepresentasikan hasil
pengamatan dalam berbagai mode representasi, misalnya dalam bentuk laporan
tertulis, diskusi, presentasi oral, diagram vee, grafik dan sebagainya.

21

b. Level sub-mikroskopis
Pada kenyataannya level sub-mikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya
yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang
nyata. Representasi kimia yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada
level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati.
Representasi sub-mikroskopik sangat terkait erat dengan model teoritis yang melandasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode representasi pada level ini ditunjukkan secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan teknologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga
dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi.
c. Level simbolik
Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif,
yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan perhitungan matematik (Sunyono, 2012).

Makroskopis

Kimia

Submikroskopis

Simbolik

Gambar 1. Tiga dimensi pemahaman Kimia (Johnstone, 1982)

Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi tersebut saling berhubungan
dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi) seperti yang terlihat pada
Gambar 1. Menjelaskan bahwa level sub-mikroskopis merupakan suatu hal yang

22

nyata sama seperti level makroskopis. Kedua level tersebut hanya dibedakan oleh
skala ukuran. Pada kenyataannya level sub-mikroskopis sangat sulit diamati
karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini
merupakan suatu yang nyata. Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi
tersebut saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi)
seperti yang terlihat pada Gambar 1 di atas.

✙✚ ✛✜n✢✣✤✣sKonsep

Termokimia

Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu
analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus
menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut lagi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep
merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah
digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer et al. Analisis
konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep,
contoh, dan non contoh.

Tabel 1. Analisis konsep termokimia
KI 3

: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

KD 3.4

: Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi.

KD 3.5

: Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.

Nama / Label

Termokimia

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Cabang dari ilmu

Konsep

 Sistem dan

kimia yang

konkret

lingkungan

mempelajari
tentang kalor
reaksi

 Sistem
terbuka,
tertutup, dan
terisolasi
 entalpi molar
 penentuan
 entalpi reaksi
 energi bahan
bakar

Jenis-jenis
system

Super
Ordinat
Kimia

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat
 Azas
kekekalan
energi
 Sistem dan
lingkungan
 Kalor dan
kerja
 Energi
dalam
 Kalor reaksi
 Energi

23

bahan bakar

Nama / Label

Sistem

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Sistem adalah

Konsep

 Sistem

reaksi atau proses

berdasarkan

 Segala sesuatu

yang sedang

prinsip

yang menjadi

menjadi pusat

pusat

perhatian kita

perhatian

Jenis-jenis

Super
Ordinat
Sistem

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

 Sistem

system

tertutup
 Sistem
terbuka
 Sistem

 Sistem

Non contoh

Sub Ordinat

terisolasi

terbuka

Termos adalah
sistem
terisolasi,
Gelas susu
tertutup adalah
sistem tertutup
dan gelas kopi

 Sistem

terbuka adalah

tertutup

sistem terbuka

 Sistem

-

terisolasi
Sistem terbuka

Sistem yang

Konsep

 Sistem

Keadaannya

mengalami
pertukaran materi

Sistem tertutup

Campuran

Sistem

berdasarkan

terbuka

dipengaruhi

dan sistem

NaOH dan

terbuka

prinsip

 Terjadinya

oleh

terisolasi

HCl dalam

Sistem

dan energi dengan

perpindahan

perpindahan

Erlenmeyer

lingkungan

energy antara

energy dan

yang terbuka

sistem dan

materi

lingkungan
 Reaksi
eksoterm
 Reaksi

-

24

endoterm

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Super
Ordinat

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat

 Terjadinya
perpindahan
materi antara
sistem dan
lingkungan
Sistem

Sistem yang

Konsep

tertutup

mengalami

berdasarkan

tertutup

pertukaran energi

prinsip

 Terjadinya

 Sistem

Keadaannya

Sistem terbuka

Campuran

hanya

dan sistem

NaOH dan

dipengaruhi

terisolasi

HCl dalam

Sistem

tetapi tidak

perpindahan

oleh

Erlenmeyer

mengalami

energy antara

perpindahan

yang disumbat

pertukaran materi

sistem dan

dengan

lingkungan

lingkungan

energy

 Reaksi
eksoterm
 Reaksi

-

endoterm
 Tidak
terjadinya
perpindahan
materi antara
sistem dan

25

lingkungan

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Sistem

Sistem yang tidak

Konsep

terisolasi

dapat mengalami

berdasarkan

pertukaran materi

prinsip

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

 Sistem
terisolasi
 Tidak

Keadaannya

Super
Ordinat
System

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat

Sistem terbuka

Campuran

Sistem

tidak

dan sistem

NaOH dan

terisolasi

dipengaruhi

tertutup

HCl dalam

dan energi dengan

terjadinya

oleh

lingkungan

perpindahan

perpindahan

energy antara

energy dan

sistem dan

materi

kalorimeter

lingkungan
 Tidak
terjadinya
perpindahan
materi antara
sistem dan

-

lingkungan
Lingkungan

Lingkungan

Konsep

 Lingkungan

Segala sesuatu

adalah segala

konkret

 Segala sesuatu

yang

sesuatu yang

yang berada di

dipengaruhi

berada di sekitar

luar system

oleh system

Erlenmeyer

Termokimia

Kalorimeter\

Udara

sistem, yaitu
dengan apa sistem

Lingkungan

-

sekitar

tersebut

26

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Super
Ordinat

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat

berinteraksi
Kalor

energi yang

Konsep

berpindah dari

konkret

suhu tinggi ke

Termokimia

 Menerima
kalor

eksoterm
-

 melepas kalor

suhu rendah
Kerja

Kalor

 Reaksi
 Reaksi

-

endoterm

Suatu bentuk

Kerja

 Melakukan

pertukaran energi

kerja

antara sistem dan

 menerima

lingkungan di luar

-

-

Kalor

-

-

kerja

kalor

Energi dalam

Energi yang

Konsep

dimiliki oleh

konkret

suatu zat atau

Termokimia

Energi kinetik,

Energi

energi potensial
-

-

dalam
-

-

sistem yang
nilainya tidak
dapat ditentukan
dengan pasti,
namun perubahan
energi dalam lah

27

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Super
Ordinat

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat

yang dapat
ditentukan
Kalor reaksi

Jumlah kalor yang

 Kalor

menyertai suatu

 Kerja

Kalor reaksi

Kalor reaksi

 Perubahan
energy
-

reaksi

dalam (E)

-

 Perubahan
entalpi
(H)
Perubahan

Kalor reaksi yang

 Volum tetap

energy dalam

berlangsung pada

 tidak

(E)

volume tetap

Kalor reaksi

Perubahan

energy

enntalpi
-

melakukan
kerja

Perubahan
-

dalam (E)

-

 kalor
Perubahan
entalpi (H)

Jumlah kalor yang

Konsep

 Perubahan

Reaksi yang

diserap atau

Abstrak

Entalpi

dipengaruhi

dilepaskan oleh

 Jumlah kalor

oleh jumlah zat,

yang

suhu, tekanan,

kimia yang

diserap/dilepa

dan keadaan

berlangsung pada

skan oleh

fisis dari zat

tekanan konstan

sistem pada

tersebut.

yang merupakan

reaksi kimia

Perubahan
energy dalam

 Entalpi

H=-285KJ

molar

Perubahan
entalpi (H)

 Entalpi
reaksi

Hof=-285,85
KJ/mol

28

sistem pada reaksi

Kalor reaksi

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

besaran entalpi

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Super
Ordinat

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat

 Tekanan

molar dapat

konstan

berupa entalpi

 Merupakan

pembentukan,

besaran

entalpi

entalpi molar

penguraian, dan

 Entalpi

entalpi

pembentukan

pembakaran.

 Entalpi
penguraian
 Entalpi
pembakaran

Reaksi

Reaksi yang

Konsep yang

eksoterm

terjadi akibat

menyatakan

kalor mengalir

sifat

 Reaksi
eksoterm
 Reaksi yang

Keadaannya
bergantung pada
suhu dan

dari lingkungan

membebaskan

perubahan

ke sistem

kalor

entalpi

Reaksi
-

endoterm
-

reaksi antara

Reaksi

serbuk kapur

eksoterm

dengan
segelas air

 Aliran
kalornya dari
sistem ke
lingkungan
 Entalpi

29

 Entalpi sistem

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Super
Ordinat

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat

berkurang
Entalpi
produk lebih
kecil daripada
entalpi
pereaksi.
Reaksi

Reaksi yang

Konsep yang

endoterm

terjadi akibat

menyatakan

kalor mengalir

sifat

 Reaksi
endoterm

Keadaannya

Reaksi

reaksi antara

Reaksi

bergantung pada

eksoterm

urea dengan

endoterm

 Reaksi yang

suhu dan

dari lingkungan

menyerap

perubahan

ke sistem

kalor

entalpi

segelas air

 Aliran
kalornya dari
lingkungan ke
sistem.
 Entalpi
 Entalpi sistem
bertambah
 Entalpi
produk lebih
besar daripada

30

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Super
Ordinat

Posisi Konsep
Ordinat

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat

entalpi
pereaksi.

Entalpi

Sistem

Energi
Reaksi

Entalpi molar

Jumlah energi
yang dimiliki
sistem pada
tekanan tetap
Reaksi atau
proses yang
sedang menjadi
pusat perhatian

Simbol

sistem
energi

pereaksi

Entalpi molar

Perubahan
entalpi

Konkrit

 reaksi

Komposisi
Jenis

entalpi

Lingkungan

Abstrak

Usaha

Abstrak



Reaksi kimia

Termokimia

Kalor

Kemampuan
untuk melakukan
usaha
kegiatan (aksi,
protes) yg timbul
akibat suatu
gejala atau suatu
peristiwa
Perubahan
entalpi yang
dikaitkan dengan
kuantitas zat
yang bereaksi
dan dinyatakan
dalam
kJ mol-1

Abstrak

Komposisi

Perubahan
entalpi

Pereaksi

sistem

Azaz
kekekalan
energi

Entalpi

Q = 367,5 kJ

Sistem
energi
Reaksi

Campuran pita
magnesium
dan larutan
HCl
peristiwa
menyalanya
kembang api

Gelas Kimia

Reaksi
Eksoterm
Reaksi
Endoterm

Pengapuran

Kayu
menjadi
kursi

 Entalpi
pembentukan
 Entalpi
peruraian
 Entalpi
pembakaran
 Entalpi
peleburan
 Entalpi
penguapan
 Entalpi

perubahan es
menjadi air
H = H H20
(l) -H H20 (s)

Perubahan
kain menjadi
baju

 Energi kalor
 Energi bebas
 Energi ikatan

kaca jendela
rumah yang
bergetar

31

Nama / Label

Perubahan
entalpi ( H)
reaksi.

Kalor reaksi

Zat-zat
pereaksi

Zat-zat hasil
reaksi

Ikatan kimia

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Kritis

Atribut Konsep
Variabel

Kalor reaksi
yang berlangsung
pada tekanan
tetap, atau
umumnya dinyatakan sebagai
perubahan
entalpi.
Jumlah kalor
yang menyertai
(dibebaskan atau
diserap) suatu
reaksi.

Abstrak

 Entalpi
 Kalor reaksi

Persamaan
reaksi

Abstrak

Hukum hess
Entalpi pembentukan
Energi ikatan

Persamaan
reaksi

Sesuatu unsur
atau seanyawa
yang berada di
sebelah kiri suatu
raksi.
Sesuatu unsur
atau seanyawa
yang berada di
sebelah kanan
suatu raksi.
Ikatan yang
terjadi antara dua
unsur atau lebih
membentuk suatu
senyawa.

simbol

Unsur
Senyawa

Jenis senyawa

Unsur
Senyawa

Jenis senyawa

Unsur
senyawa

unsur

Simbol

Simbol

Posisi Konsep
Ordinat

Super
Ordinat
termokimia

Kalor reaksi

termokimia

Persamaan
reaksi

H reaksi

Contoh

Non contoh

Sub Ordinat
pelarutan
Perubahan
entalpi ( H)
reakasi standar

 Kalor
pembentukan
 Kalor
peruraian
 Kalor
pembakaran
 Kalor
pelarutan

Zat zat produk

2S+3O2
2SO3 H= 197 kJ

Q = 197 kJ

kalor yang
diperlukan
untuk
mendidihkan
air sebanyak 2
liter

Titik beku
air

 C+

O2



CO

 C+

...

CO

...

Persamaan
reaksi

Zat-zat peraksi



...

O2

...

Molekul

-

O=C=O (CO2)

C

32

Ikatan
hidrogen
Ikatan kovalen
Ikatan ion
Ikatan kovalen
koordinasi

Nama / Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep
abstrak

Entalpi Pembentukan
Standar

Perubahan entalpi
yang diukur pada
suhu 25oC dan
tekanan 1 atm
(keadaan standar)

simbol

tekanan

besarnya gaya
yang berhubungan
dengan
permukaan yang
bertindak
suatu besaran
yang menyatakan
ukuran derajat
panas atau
dinginnya suatu
benda
perubahan entalpi
yang terjadi pada
penguraian 1 mol
senyawa menjadi
unsur-unsur

Entalpi Pembentukan

Suhu

Entalpi
Peruraian
Standar

Perubahan
entalpi

Atribut Konsep
Variabel
Pereaksi

Super
Ordinat
Entalpi molar

Posisi Konsep
Ordinat

H2(g)
+ ½ O2(g)
H2O(l)

H2O(l)
H2(g)
+ ½ O2(g)

H° = 286 kJ
mol 1

H° = +286
kJ mol 1

H2(g)
+ ½ O2(g)
H2O(l)
H° = 286 kJ
mol 1

H2O(l)
H2(g) +
½ O2(g)
H° = +286
kJ mol 1