KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ETNIS GAYO TERHADAP PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT DI DESA WIHNONGKAL KECAMATAN KUTE PANANG KABUPATEN ACEH TENGAH.
ii
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ETNIS GAYO
TERHADAP PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT DI DESA
WIHNONGKAL KECAMATAN KUTE PANANG KABUPATEN
ACEH TENGAH
SKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ZULHELMI ADHANI RAMBE
NIM. 308322060
JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
Zulhelmi Adhani Rambe, NIM. 308 322 060. Kearifan Lokal Masyarakat Etnis Gayo Terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Obat Di Desa Wihnongkal Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah. Pembimbing Skripsi: DR. Phil Ikhwan Azhari, MS. Pembimbing Akademik: Dra. Trisni Andayani, M. Si
Penelitian ini membahas tentang kearifan lokal masyarakat etnis Gayo terhadap pemanfaatan tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat tradisional di desa Wihnongkal kecamatan Kute Panang yang terletak di kabupaten Aceh Tengah, dengan isi yang berkaitan dengan tumbuhan apa saja yang dapat diolah menjadi obat, bagaimana cara pengolahannya, hingga manfaat tumbuhan tersebut sebagai obat yang dikaitkan dengan kajian etnobotani.
Jenis penelitian ini dilakukan dengan cara metode etnografi dengan pendekatan deskriptif. Penulis melakukan participant observer di lokasi penelitian. Pada saat penelitian berlangsung yang menjadi populasi dan sampel utama adalah masyarakat etnis Gayo dengan fokus penelitian kearifan lokal pengolahan tumbuhan yang dapat dijadikan obat.
Hasil penelitian ini telah berhasil memberi banyak konstribusi pemikiran masyarakat etnis Gayo terhadap kearifan lokal mengolah tumbuhan yang berkhasiat obat. Kemudian kontribusi ini digunakan sebagai acuan dalam memanfaatkan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat suatu jenis penyakit oleh masyarakat. Juga dapat dijadikan sebagai masukan dan menjadi pertimbangan bagi pihak yang berkompeten dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya pada obat alami (herbal).
Kearifan lokal masyarakat etnis Gayo dalam pengolahan tumbuhan yang dijadikan sebagai obat tradisional ternyata telah ada sejak dahulu, terlihat dari data-data dari narasumber yang hampir semuanya mengatakan hal serupa. Proses pengolahan-pengolahan yang memiliki ciri khas tersendiri memang merupakan warisan dari leluhur mereka sejak dahulu dan masih diterapkan hingga saat ini. Hanya saja pengobatan yang memanfaatkan hasil tumbuhan itu, tidak dikembangkan dengan praktek-praktek tertentu. Kebanyakan tumbuhan obat yang berkhasiat tersebut masyarakat gunakan untuk kebutuhan keluarga masing-masing.
(5)
6
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Kearifan Lokal Masyarakat Etnis Gayo Terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Obat Di Desa Wihnongkal Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah”, yang bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Antropologi, Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi, antara lain :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Sugiharto, M. Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dra. Syamsidar Tanjung, M. Pd selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
(6)
7 5. Bapak Drs. Liber Siagian selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
6. Ibu Dra. Nurjannah, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Dr. Phil Ikhwan Azhari, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
8. Ibu Dra. Trisni Andayani, M. Si, Bapak Drs. Waston Malau, Ibu Sulian Ekomila, M. SP selaku Dosen Penguji.
9. Seluruh Dosen di Jurusan Pendidikan Antropologi yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.
10.Kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan segenap kasih sayang, perhatian dan dukungan moril serta materil serta doa tulus yang setiap saat dilantunkan dan ditujukan pada Ananda.
11.Saudara-saudariku Kakak dan Adik-adik serta keponakan tersayang yang selalu memberikan dukungan moril serta materil sehingga saya dapat menyelesaikan studi dengan baik.
12.Ilham teman terbaik Saya terimakasih atas segala dukungan dan perhatiannya yang begitu besar.
13.Bapak Gecik atau Kepala Desa Wihnongkal Kabupaten Aceh Tengaph.
14.Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Pendidikan Antropologi 2008 serta adik-adik stambuk.
(7)
8 15.Sahabat-sahabat terbaik dikos Jl. Pimpinan Gg. Suka Selamat No. 06 Medan.
16.Segenap pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.
Semoga semua bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan yang Bapak dan Ibu berikan menjadi amalan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amiin Allahumma Amiin.
Medan, Juli 2012 Penulis
Zulhelmi Adhani Rambe NIM. 308 322 060
(8)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR GAMBAR ...iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah...5
C. Pembatasan Masalah...5
D.Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Sejarah Penggunaan Tumbuhan Obat-Obatan ... Error! Bookmark not defined. B.Konsep Etnobotani ... Error! Bookmark not defined. C.Konsep Tumbuhan Obat ... Error! Bookmark not defined. D.Peran Tumbuhan Obat Terhadap Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. E. Potensi Tumbuhan Obat-Obatan di Indonesia ... Error! Bookmark not defined. F. Beberapa Penelitian Mengenai Tumbuhan Obat ... Error! Bookmark not defined. G.Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. H.Tinjauan Umum Obat Tradisional ... Error! Bookmark not defined. I. Kelebihan Dan Kelemahan Tumbuhan Obat ... 18
(9)
J. Etnis Gayo ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian ... 22
B.Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 22
C.Fokus Penelitian ... 25
D.Populasi Sampel ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 26
a. Study Dokumentasi ... 26
b. Pengamatan (observasi) ... 27
c. Wawancara ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Gambaran Sepintas Tentang Etnis Gayo...29
B.Pandangan Masyarakat Etnis Gayo Terhadap Tumbuhan Obat...31
C.Faktor Yang Berperan Dalam Pemanfaatan Penyebaran Obat Tradisional 32 D.Hasil Penelitian...32
TABEL RANGKUMAN HASIL PENELITIAN...33
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...77
B. Saran...78
DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Kerpe Ranut...43
Gambar 2. 1 Jantung Nawal...45
Gambar 3. 1 Belo...47
Gambar 4. 1 Segentut...48
Gambar 5. 1 Daun Roteh...50
Gambar 5. 2 Kulit Kayu Roteh...51
Gambar 6. 1 Daun Terong Padul...53
Gambar 7. 1 Kayu Aceh...55
Gambar 8. 1 Tetosok...56
Gambar 9. 1 Duri Jeh...58
Gambar 10. 1 Asam Koyon...61
Gambar 10. 2 Pemasakan Asam Koyon di Atas Lilin...61
Gambar 11. 1 Pucuk Daun Buah Gelime Ilang...63
Gambar 11. 2 Buah Gelime Ilang...64
Gambar 12. 1 Rericep...66
(11)
Gambar 13. 2 Penumbukan Kacar Ayu...68
Gambar 13. 3 Perebusan Kacar Ayu...69
Gambar 14. 1 Pohon Kemili...71
Gambar 14. 2 Kemili yang telah dikeringkan...71
Gambar 15. 1 Pohon Kelapa Ijo...73
Gambar 15. 2 Buah Kelapa Ijo... 74
Gambar 16. 1 Pohon Ingu Jedem...75
(12)
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta mengembangkan obat tradisional masing-masing di setiap Negaranya. Masyarakat harus memiliki kesadaran yang tumbuh seiring dengan berkembangnya pengetahuan tentang lingkungan alam mereka. Mereka harus mampu mengolah tumbuhan yang ada di hutan mulai dari cara membuat makanan dari tumbuhan tersebut hingga menjadikannya sebagai obat tradisional yang ampuh. Dan menurut Suprana (1991) ramuan obat-obatan tradisional hampir semuanya mengandung ramuan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian kesadaran kolektif masyarakat lokal yang tumbuh secara internal dan pengaruh eksternal menampilkan pola pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan.
Menurut Sopian Pemanfaatan tumbuhan untuk mencegah bahkan mengobati suatu jenis penyakit telah ditemukan sejak kehidupan para leluhur atau nenek moyang kita terdahulu. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengakuan kedokteran modern bahwa Hippocrates adalah orang pertama yang menggunakan tumbuhan berkhasiat dalam praktek penelitiannya. Di Indonesia penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional juga telah dilakukan nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Secara turun temurun hal ini telah diwariskan kepada satu generasi ke generasi selanjutnya, akan tetapi pada setiap daerah atau suku memiliki ciri khas tradisi budaya tersendiri Sopian (2012 : 1).
Misalnya pada masyarakat Jawa dan Batak terhadap keberadaan daun sirih, kunyit, daun jambu, dan lain lain memiliki pemanfaatan yang berbeda-beda sebagai kajian etnobotani khususnya dibidang obat-obatan. Jika pada masyarakat Batak kegunaan kunyit hanya dijadikan sebagai bumbu masakan, lain halnya terhadap masyarakat Jawa yang menjadikan kunyit sebagai
(13)
obat untuk menyembuhkan penyakit. Akan tetapi ada pula persepsi masyarakat yang sama terhadap satu jenis tumbuhan yang sama, yaitu tradisi makan sirih yang merupakan kombinasi antara adat, budaya, agama, pengobatan, pergaulan yang hampir berlaku pada setiap suku di seluruh Indonesia. Hal di atas menunjukkan adanya persepsi kelompok masyarakat yang berbeda terhadap jenis tumbuhan yang sama dan persepsi kelompok masyarakat yang sama terhadap jenis tumbuhan yang sama pula.
Dari paparan diatas berbicara mengenai tumbuhan yang berarti segala jenis flora yang hidup dan berkembang bebas di alam yang tidak ada hubungannya dengan campur tangan manusia yang dilakukan dengan cara disengaja berbeda dengan arti tanaman yakni semua subjek flora yang dibudidayakan sebagai nilai guna yang lebih baik. Pada kenyataannya bahwasanya tanaman adalah tumbuhan, tidak dengan tumbuhan yang belum tentu merupakan tanaman. Dari pernyataan tersebut keduanya dapat diartikan dengan tanaman yang merupakan tumbuhan yang sengaja ditanam sedangkan tumbuhan merupakan sesuatu yang muncul atau tumbuh dari permukaan bumi. Maka hal ini berkaitan dengan jalannya penelitian, penulis akan meneliti jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional oleh masyarakat etnis Gayo bukan tanaman obat.
Kemampuan masyarakat meracik tumbuhan berkhasiat obat juga sudah ada sejak dahulu hingga saat ini. Sama seperti pada masyarakat etnis Gayo, yang telah mempercayai tumbuhan sebagai obat yang berkhasiat sejak dahulu. Masyarakat etnis Gayo memiliki kepercayaan bahwa tumbuhan yang diolah menjadi obat lebih efektif khasiatnya dibandingkan dengan obat yang mereka dapat dari kedokteran (pengobatan modern). Dari penelitian terdahulu mengenai etnobotani (Identifikasi Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Etnis Gayo) masyarakat etnis Gayo cenderung mempercayai tumbuhan obat dikarenakan adanya kelemahan obat yang diberikan
(14)
dokter kepada mereka. Seperti efek samping yang terjadi pada masyarakat yang mengkonsumsi obat dari dokter, sedangkan pada tumbuhan yang diolah menjadi obat tidak memiliki efek samping bahkan lebih sangat terlihat khasiatnya dibanding dengan pengobatan modern dalam proses penyembuhannya. Hal tersebut dikatakan oleh seorang tokoh masyarakat di lokasi penelitian (Zulhelmi : 2010 : 22)
Masyarakat etnis Gayo yang telah terbiasa menggunakan atau mengolah tumbuhan menjadi obat salah satu diantaranya berada pada suatu daerah tepatnya di desa Wihnongkal. Sebuah desa terpencil yang berada di daerah pegunungan Aceh Tengah. Mereka telah terbiasa memanfaatkan tumbuhan menjadi obat untuk dikonsumsi/dipakai oleh keluarga sendiri maupun orang lain. Daerah etnis Gayo kaya akan tumbuh-tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat, akan tetapi belum ada masyarakat yang mengembangkan hal tersebut. Hal ini penulis ketahui karena sebelumnya penulis sudah pernah melakukan penelitian dalam rangka mata kuliah etnobotani di daerah tersebut. Itu sebabnya penulis tertarik untuk kembali melakukan penelitian di daerah tersebut dengan tujuan mencapai hasil yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Berdasarkan Uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kearifan Lokal Masyarakat Etnis Gayo Terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Obat Di Desa Wihnongkal Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah”
B. Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi Identifikasi Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tumbuhan obat yang terdapat pada masyarakat etnis Gayo.
2. Pandangan masyarakat etnis Gayo terhadap tumbuhan obat.
(15)
4. Pengolahan tumbuhan yang akan dijadikan sebagai obat tradisional pada masyarakat etnis Gayo.
5. Kearifan lokal masyarakat etnis Gayo terhadap pengolahan tumbuhan obat dan tradisi pengobatan secara tradisional.
6. Jenis-jenis tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat yang terdapat pada masyarakat etnis Gayo.
7. Manfaat tumbuhan yang dijadikan obat pada masyarakat etnis Gayo
C. Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis-jenis tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat yang terdapat pada masyarakat etnis
Gayo.
2. Kearifan lokal masyarakat etnis Gayo mengolah tumbuhan yang akan dijadikan sebagai obat tradisional.
3. Manfaat tumbuhan yang dijadikan obat pada masyarakat etnis Gayo.
D.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis-jenis tumbuhan apakah yang dapat diolah menjadi obat yang terdapat pada masyarakat
etnis Gayo?
2. Bagaimana kearifan lokal masyarakat etnis Gayo mengolah tumbuhan yang akan dijadikan sebagai obat tradisional?
(16)
3. Apakah manfaat tumbuhan yang dijadikan obat pada masyarakat etnis Gayo?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat yang terdapat pada masyarakat etnis Gayo.
2. Untuk mengetahui kearifan lokal masyarakat etnis Gayo mengolah tumbuhan yang akan dijadikan sebagai obat tradisional.
3. Untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan yang dijadikan obat pada masyarakat etnis Gayo
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran pada konsep etnobotani dan dunia akademik serta memperkaya literature etnobotani, terutama dibidang tumbuhan obat.
2. Secara praktis, penelitian ini memberi konstribusi pemikiran yang berupa kearifan lokal tumbuhan yang berkhasiat obat pada masyarakat etnis Gayo. Kemudian kontribusi ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan dalam memanfaatkan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat suatu jenis penyakit. Juga dapat dijadikan sebagai masukan dan menjadi pertimbangan bagi pihak yang berkompeten dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya pada obat alami (herbal).
(17)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dengan judul Kearifan Lokal Masyarakat Etnis Gayo Terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Obat Di Desa Wihnongkal Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dari proses penelitian dengan cara wawancara terhadap narasumber, penulis menyimpulkan bahwasanya terdapat banyak tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat oleh masyarakat etnis Gayo, hanya saja yang masih berkenaan dengan kearifan lokal masyarakat dalam proses pengolahannya tidak banyak, selama penelitian berlangsung penulis mendapatkan 16 jenis tumbuhan yang masih kental dengan kearifan lokal masyarakat dalam proses pengolahan dan cara pengobatannya. Kesadaran masyarakat etnis Gayo terhadap kearifan lokal mengenai tumbuhan obat sudah berlangsung sejak dahulu di lokasi penelitian, masyarakat etnis Gayo di desa Wihnongkal memang sudah memanfaatkan tumbuhan yang hidup bebas di lokasi tempat tinggal mereka untuk dijadikan sebagai obat penyembuh suatu jenis penyakit sejak dahulu.
Proses pengolahan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat oleh masyarakat etnis Gayo juga sudah menjawab dari tujuan penelitian, penulis mendapatkan data dari wawancara terhadap narasumber mengenai bagaimana proses pengolahan atau peracikan obat dengan kearifan lokal yang masih dilestarikan, hanya saja walaupun pengetahuan tentang tumbuhan obat sudah dikuasai oleh masyarakat tetapi untuk membuat suatu usaha dari tumbuhan obat ini belum berkembang, padahal dari kekayaan alam yang dimiliki masyarakat etnis Gayo untuk jenis tumbuhan obat sudah memadai untuk dibuatnya praktek khusus obat tradisional.
(18)
Di desa Wihnongkal sendiri pemanfaaatan tumbuhan obat ini lebih sering dipakai oleh keluarga yang membutuhkan, sebut saja Pakcik Mahdi yang dipercayai masyarakat etnis Gayo sebagai dukun, walaupun beliau merupakan orang yang ahli dalam mengobati penyakit dengan cara meracik tumbuhan tersebut beliau tetap tidak ingin memperjualbelikan obat-obatan tradisional yang telah diraciknya sendiri. Pakcik Mahdi lebih sering menyuruh pasien membawa bahan tumbuhan sendiri dan ia akan meraciknya sesuai untuk penyakit yang dideritanya. Alasan beliau mengatakan mengapa tidak memperjualbelikan tumbuhan yang diraciknya untuk obat karena semua bahan obat-obatan tersebut terdapat di sekeliling kita, dan mudah dicari. Itu merupakan kekayaan alam yang dimiliki masyarakat etnis Gayo secara bersam-sama jadi buat apa diperjualbelikan. Pakcik Mahdi hanya meminta upah untuk meracik dan memberi mantra untuk obat-obatan tersebut hanya dengan seikhlas hati.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwasanya kearifan lokal masyarakat etnis Gayo terhadap pengolahan tumbuhan obat sudah dipercayai mereka sejak zaman para leluhur mereka. Keunikan yang terdapat dalam kearifan lokal cara mengolah tumbuhan tersebut perlu dipuji karena ketahanan masyarakat etnis Gayo yang tetap cinta dan melestarikan warisan budaya yang ditinggalkan para leluhur kepada mereka sebagai generasi berikutnya.
B. SARAN
Beberapa saran yang perlu disampaikan untuk memperbaiki isi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan kembali penelitian lanjutan mengenai kearifan lokal cara pengolahan dan pemanfaatan tumbuhan obat untuk lebih menyadarkan masyarakat etnis Gayo yang ada di wilayah sekitar maupun di daerah etnis Gayo lain dalam
(19)
pemanfaatan tumbuhan yang terdapat di lokasi tempat tinggal mereka masing-masing.
2. Kepada masyarakat yang sudah mengetahui pentingnya tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat agar dapat memperkenalkan tumbuhan obat kepada kelompok-kelonpok lain agar pengetahuan mengenai tumbuhan obat akan dirasa penting bagi pecinta tumbuhan dan segera memanfaatkannya dikehidupan sehari-hari. Ini dapat dikembangkan oleh masyarakat lain sebagai usaha tambahan.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 1989. Pandangan Masyarakat Aceh Mengenai Kesehatan. Penelitian. Kecamatan Seulimeum. Aceh Besar dalam Berita Antropologi
Anggadiredja.1992.Pengolahan-Obat-Tradisional.http://.devhub.com//(10/03/2012 :03:21 pm) Arief. 2001. Keanekaragaman Tanaman Obat. Error! Hyperlink reference not valid.
(10/03/2012: 01:14 pm)
Artmanda, Lu Frista. Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Lintas Media Jombang
Culpepper Nicholas. 1654. Tanaman-Obat-Indonesia-Untuk-Pengobatan
Indonesian-Herbal http://.blogspot.com/2008/11/.html/(10/03/2012 :02:40 pm)
Danandjaja James. 1989. Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. UI-Press. Jakarta
Dharmono. 2007. Pemanfaatan Tanaman Obat. Penelitian Etnobotani. Universitas Indonesia. Jakarta
Des.1993. Penelitian-Tanaman-Zinger-Di-Padang. penelitiError! Hyperlink reference not valid.
Error! Hyperlink reference not valid. (10/03/2012:01:12 pm)
Dianawati.2001.Sejarah-Herbal-Herbagoldindonesia-Error! Hyperlink reference not valid.: 02:32am)
Gunawan, D. dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta
Herman RN. 2010. Etnik Gayo. Bloger. Alumni Gemasastrin Dan Peminat Masalah Budaya.
(21)
Hurgronje, Snouck C. 1996. Gayo Masyarakat Dan Kebudayaannya Awal Abad ke 20. Jakarta: Balai Pustaka.
Hutchinson. Manfaat-Etnobotani-Untuk-Masyarakat-Dan-Kelestarian-Lingkungan
Peka-Indonesia http://.org/events/ / (10/03/2012 :01:20 pm)
Kardinan, A. dan F.R. Kusuma. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Agromedia. Jakarta
Kartasapoetra, G. 1994. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat. Rineka Cipta. Jakarta.
Katno.2010. Pengetahuan Obat Tradisional. http://.devhub.com//(10/03/2012 :01:21 pm)
Koentjaraningrat & K. Emmerson Donald. 1982. Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Koentjaraningrat. 1992. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Lubis, S. 1983. Mengenal Apotik Hidup Obat Asli Indonesia. Bahagia. Pekalongan
Manik, Sopian. 2012. Etnobotani Tanaman Berkhasiat Obat : Pemanfaatan dan Perubahannya
Pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Proposal Tesis.
Prodi Antropologi. Pascasarjana Unimed
Marti.1998.Etnobotani.-Penebar-Swadaya.-Jakarta. http://.devhub.com//(10/03/2012 :01:21 pm)
Melacak-Etnis-Gayososbud.Kompasiana-Error! Hyperlink reference not valid.
(29/04/2012:01:11 pm)
Melalatoa Junus M. 1982. Meneliti Pembangunan Masyarakat Desa Gayo di Aceh Tengah dalam Koentjaraningrat dan Donald K. Emmerson. Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat. Gramedia. Jakarta
(22)
Melalatoa Junus M. 2003. Kabinet Dalam Sastra Gayo. Departemen Pendidikan&Kebudayaan. Jakarta.
Mumpuni.2004. Keberagaman Obat-Obatan Tradisional Etnis Karo. Penelitian Etnobotani. Nugroho.1995.Obat-Tradisional-Modern. http://.blogspot.com/2000/11/.html/(10/03/2012 :02:40
pm)
Purwanto, Y. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam Menunjang
Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayati. Puslitbang-LIPI. Bogor.Pustaka
Puspitawati. 2001. Pemanfaatan Tumbuhan Dalam Kehidupan Komunitas Suku Gayo Dan
Hubungannya Dengan Kelestarian Keanekaragaman Hayati.Tesis. Prodi Pengelolaan
Daya Alam dan Lingkungan. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Rambe Zulhelmi. 2010. Identifikasi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Etnis Gayo. Penelitian Mata Kuliah Etnobotani. Aceh Tengah
Ruddini, dkk. Profil Provinsi Republik Indonesia, Nanggroe Aceh Darussalam. Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara.
Russel Jones, 1999; Hill, A.H 1960. Sejarah Etnik Gayo.com
Safrinal. 1996. Penelitian Tumbuhan Obat Cagar Alam Sibolangit. Universitas Sumatera Utara.
Satjudin. 2000. Banjar Baru Kalimantan Etnobotani.http://id.wikipedia.org/wiki/ (10/03/2012 :01:17 pm)
Sianipar T, dkk. 1989. Dukun Mantra (Kepercayaan Masyarakat). PT Pustaka Karya Grafika Tama. Jakarta
(23)
Siswanto, Y.W. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta
Spradley P, James. 2007. Metode Etnografi (edisi kedua). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suprana J, 1991. Prospek Pengembangan Industri Jamu. Prosiding Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia. Jakarta
Suryadarma, IGP. 2008. Diktat Etnobotani Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tarmin&Arbain.1995.Fungsi-Penelitian-Etnobotani-Museum-Etnobotani http://.devhub.com//(10/03/2012 :01:21 pm)
Thomas, A.N.S., 1989. Tanaman Obat Tradisional. 120-121, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Widyaningrum Herlina & Tim Solusi Alternatif. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Distributor Tunggal PT Buku Seru. Jakarta
Zein Umar. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. Penelitian Kesehatan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(1)
Di desa Wihnongkal sendiri pemanfaaatan tumbuhan obat ini lebih sering dipakai oleh keluarga yang membutuhkan, sebut saja Pakcik Mahdi yang dipercayai masyarakat etnis Gayo sebagai dukun, walaupun beliau merupakan orang yang ahli dalam mengobati penyakit dengan cara meracik tumbuhan tersebut beliau tetap tidak ingin memperjualbelikan obat-obatan tradisional yang telah diraciknya sendiri. Pakcik Mahdi lebih sering menyuruh pasien membawa bahan tumbuhan sendiri dan ia akan meraciknya sesuai untuk penyakit yang dideritanya. Alasan beliau mengatakan mengapa tidak memperjualbelikan tumbuhan yang diraciknya untuk obat karena semua bahan obat-obatan tersebut terdapat di sekeliling kita, dan mudah dicari. Itu merupakan kekayaan alam yang dimiliki masyarakat etnis Gayo secara bersam-sama jadi buat apa diperjualbelikan. Pakcik Mahdi hanya meminta upah untuk meracik dan memberi mantra untuk obat-obatan tersebut hanya dengan seikhlas hati.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwasanya kearifan lokal masyarakat etnis Gayo terhadap pengolahan tumbuhan obat sudah dipercayai mereka sejak zaman para leluhur mereka. Keunikan yang terdapat dalam kearifan lokal cara mengolah tumbuhan tersebut perlu dipuji karena ketahanan masyarakat etnis Gayo yang tetap cinta dan melestarikan warisan budaya yang ditinggalkan para leluhur kepada mereka sebagai generasi berikutnya.
B. SARAN
Beberapa saran yang perlu disampaikan untuk memperbaiki isi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan kembali penelitian lanjutan mengenai kearifan lokal cara pengolahan dan pemanfaatan tumbuhan obat untuk lebih menyadarkan masyarakat etnis Gayo yang ada di wilayah sekitar maupun di daerah etnis Gayo lain dalam
(2)
pemanfaatan tumbuhan yang terdapat di lokasi tempat tinggal mereka masing-masing.
2. Kepada masyarakat yang sudah mengetahui pentingnya tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat agar dapat memperkenalkan tumbuhan obat kepada kelompok-kelonpok lain agar pengetahuan mengenai tumbuhan obat akan dirasa penting bagi pecinta tumbuhan dan segera memanfaatkannya dikehidupan sehari-hari. Ini dapat dikembangkan oleh masyarakat lain sebagai usaha tambahan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 1989. Pandangan Masyarakat Aceh Mengenai Kesehatan. Penelitian. Kecamatan Seulimeum. Aceh Besar dalam Berita Antropologi
Anggadiredja.1992.Pengolahan-Obat-Tradisional.http://.devhub.com//(10/03/2012 :03:21 pm) Arief. 2001. Keanekaragaman Tanaman Obat. Error! Hyperlink reference not valid.
(10/03/2012: 01:14 pm)
Artmanda, Lu Frista. Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Lintas Media Jombang
Culpepper Nicholas. 1654. Tanaman-Obat-Indonesia-Untuk-Pengobatan
Indonesian-Herbal http://.blogspot.com/2008/11/.html/(10/03/2012 :02:40 pm) Danandjaja James. 1989. Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. UI-Press. Jakarta
Dharmono. 2007. Pemanfaatan Tanaman Obat. Penelitian Etnobotani. Universitas Indonesia. Jakarta
Des.1993. Penelitian-Tanaman-Zinger-Di-Padang. penelitiError! Hyperlink reference not valid.
Error! Hyperlink reference not valid. (10/03/2012:01:12 pm)
Dianawati.2001.Sejarah-Herbal-Herbagoldindonesia-Error! Hyperlink reference not valid.: 02:32am)
Gunawan, D. dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta
Herman RN. 2010. Etnik Gayo. Bloger. Alumni Gemasastrin Dan Peminat Masalah Budaya.
(4)
Hurgronje, Snouck C. 1996. Gayo Masyarakat Dan Kebudayaannya Awal Abad ke 20. Jakarta: Balai Pustaka.
Hutchinson. Manfaat-Etnobotani-Untuk-Masyarakat-Dan-Kelestarian-Lingkungan Peka-Indonesia http://.org/events/ / (10/03/2012 :01:20 pm)
Kardinan, A. dan F.R. Kusuma. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Agromedia. Jakarta
Kartasapoetra, G. 1994. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat. Rineka Cipta. Jakarta.
Katno.2010. Pengetahuan Obat Tradisional. http://.devhub.com//(10/03/2012 :01:21 pm)
Koentjaraningrat & K. Emmerson Donald. 1982. Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Koentjaraningrat. 1992. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Lubis, S. 1983. Mengenal Apotik Hidup Obat Asli Indonesia. Bahagia. Pekalongan
Manik, Sopian. 2012. Etnobotani Tanaman Berkhasiat Obat : Pemanfaatan dan Perubahannya Pada Masyarakat Pakpak di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Proposal Tesis. Prodi Antropologi. Pascasarjana Unimed
Marti.1998.Etnobotani.-Penebar-Swadaya.-Jakarta. http://.devhub.com//(10/03/2012 :01:21 pm)
Melacak-Etnis-Gayososbud.Kompasiana-Error! Hyperlink reference not valid.
(29/04/2012:01:11 pm)
Melalatoa Junus M. 1982. Meneliti Pembangunan Masyarakat Desa Gayo di Aceh Tengah dalam Koentjaraningrat dan Donald K. Emmerson. Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat. Gramedia. Jakarta
(5)
Melalatoa Junus M. 2003. Kabinet Dalam Sastra Gayo. Departemen Pendidikan&Kebudayaan. Jakarta.
Mumpuni.2004. Keberagaman Obat-Obatan Tradisional Etnis Karo. Penelitian Etnobotani. Nugroho.1995.Obat-Tradisional-Modern. http://.blogspot.com/2000/11/.html/(10/03/2012 :02:40
pm)
Purwanto, Y. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayati. Puslitbang-LIPI. Bogor.Pustaka
Puspitawati. 2001. Pemanfaatan Tumbuhan Dalam Kehidupan Komunitas Suku Gayo Dan Hubungannya Dengan Kelestarian Keanekaragaman Hayati.Tesis. Prodi Pengelolaan Daya Alam dan Lingkungan. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Rambe Zulhelmi. 2010. Identifikasi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Etnis Gayo. Penelitian Mata Kuliah Etnobotani. Aceh Tengah
Ruddini, dkk. Profil Provinsi Republik Indonesia, Nanggroe Aceh Darussalam. Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara.
Russel Jones, 1999; Hill, A.H 1960. Sejarah Etnik Gayo.com
Safrinal. 1996. Penelitian Tumbuhan Obat Cagar Alam Sibolangit. Universitas Sumatera Utara.
Satjudin. 2000. Banjar Baru Kalimantan Etnobotani.http://id.wikipedia.org/wiki/ (10/03/2012 :01:17 pm)
Sianipar T, dkk. 1989. Dukun Mantra (Kepercayaan Masyarakat). PT Pustaka Karya Grafika Tama. Jakarta
(6)
Siswanto, Y.W. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta
Spradley P, James. 2007. Metode Etnografi (edisi kedua). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suprana J, 1991. Prospek Pengembangan Industri Jamu. Prosiding Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia. Jakarta
Suryadarma, IGP. 2008. Diktat Etnobotani Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tarmin&Arbain.1995.Fungsi-Penelitian-Etnobotani-Museum-Etnobotani http://.devhub.com//(10/03/2012 :01:21 pm)
Thomas, A.N.S., 1989. Tanaman Obat Tradisional. 120-121, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Widyaningrum Herlina & Tim Solusi Alternatif. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Distributor Tunggal PT Buku Seru. Jakarta
Zein Umar. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. Penelitian Kesehatan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara