PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI.

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

ANAK USIA DINI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

WIWIK PUSPITASARI NIM. 8116182030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

ANAK USIA DINI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

WIWIK PUSPITASARI NIM. 8116182030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Wiwik Puspitasari. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bercerita, yang terdiri dari (1) buku panduan guru, (2) rencana kegiatan harian, dan (3) buku cerita untuk anak usia dini. Perangkat pembelajaran tersebut selanjutnya digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan guru meningkat dengan menggunakan perangkat pembelajaran dan hasil belajar keterampilan berbicara anak didik meningkat dengan menggunakan perangkat pembelajaran tersebut. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan ( Research and Development/R&D), model 4-D (Four D Model) yang telah di modifikasi. Tahapan model pengembangan model 4-D adalah, pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).

Subyek penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok B Ibnu Sina Raudhatul Athfal Al Musabbihin Medan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang. Anak laki-laki berjumlah 9 orang dan anak perempuan 11 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar validasi perangkat pembelajaran, (2) lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran, (3) lembar pengamatan aktifitas anak, (4) lembar kesan guru, (5) tes hasil belajar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran bercerita meningkat, yaitu 4,66 mencapai kategori “sangat baik”, yaitu pada interval 4,50  TKG  5,00 (2) Keterampilan berbicara anak untuk menceritakan isi cerita yang meningkat, oleh karena t = -12,795 terletak diluar daerah kritis -2,093 dan 2,093, maka H0 ditolak dan Ha diterima, (3) Efektifitas pembelajaran bercerita meningkat setelah penggunaan perangkat pembelajaran bercerita.

Konsekuensi logis dari penggunaan perangkat pembelajaran bercerita berimplikasi pada meningkatnya kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran bercerita , meningkatnya minat, perhatian anak didik, dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak didik.


(7)

ABSTRACT

Wiwik Puspitasari (2013). Software Development Learning Storytelling To Improve Speaking Skills Early Childhood. Thesis, Medan: Study Program Primary Education, Postgraduate work of State University of Medan

This study aims to develop learning storytelling device , which consists of ( 1 ) teacher guide book , ( 2 ) plan daily activities , and ( 3 ) story books for young children. Learning device is further used in this study aimed to describe the level of teacher's ability to increase the use of learning tools and learning outcomes of the students ' speaking skills improved by using these learning tools. This type of research is the development of research Four D model which has been modified. Stages of development model is a model of 4-D, define, design , develop and disseminate.

. The study subjects were all students of Ibnu Sina Raudhatul Athfal group B RA Al Musabbihin Medan at Whole Semester Teaching period 2012/2013, amounting to 20 people, 9 boys and 11 girls. Data collection techniques used in this study were ( 1 ) sheet of the validation study , ( 2 ) the ability of the teacher observation sheet to manage learning , ( 3 ) observation checklist child activities , ( 4 ) teacher impression sheet , ( 4 ) achievement test.

Results of this study indicate that (1) the ability of the teacher to manage learning using storytelling to increase learning devices, which reached 4.66 categories "very good", ie the interval TKG   4.50 5.00 (2) Skills speaking children to tell story content increased, therefore t = -12.795 -2.093 located outside the critical area and 2.093, then Ho is rejected and Ha accepted, (3) increased effectiveness of learning story telling after learning the use of story telling.

Logical consequence of the use of story telling learning implies increasing the ability of teachers in the learning activities story telling, the increased interest, the attention of the students, to make learning more interactive and effective so as to improve students' speaking skills.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah serta inayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Berkat arahan dan motivasi dosen pembimbing, narasumber dan para sahabat akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan, meski dalam proses penyelesaian tesis ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala. Semoga bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah bagi mereka dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga kepada, Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty , MS. Kons, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd, sebagai narasumber yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.

2. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, Ibu Dr. Anita Yus.M.Pd, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar dan seluruh Bapak dan


(9)

Ibu dosen yang telah memberikan motivasi, serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

3. Khusus kepada Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd, MA, M.Sc, Ph.D, Ibu Dr. Hj. Masganti Sitorus M.Ag, dan Ibu Dra. Erna Kusnita, M.Pd, terimakasih penulis atas motivasi dan inspirasi yang telah ditularkan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Ketua YWKMT (Yayasan Wakaf Keluarga Muslim Taman Setia Budi Indah), khususnya Bidang Tarbiyah yang telah memberikan izin dan kesempatan belajar serta melakukan penelitian , dan Ibu- Ibu guru RA Al Musabbihin yang memberikan waktu dan pemikiran sebagai pengamat.

5. Khususnya kepada orang tua saya tercinta Bapak H. Jalal Haryanto dan Ibu Hj. Suriati, suami tercinta Haryo Sindhu Handoko, kedua puteriku tersayang Lintang dan Larasati yang telah memberi izin, motivasi serta bantuan moral dan material selama melakukan penelitian ini.

6. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan motivasi, sumbang saran dalam upaya menyelesaikan tesis ini.

7. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.

Tesis ini tentu masih jauh dari sempurna, untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik yang membangun demi kesempurnaannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia pendidikan, dan mampu memberikan inspirasi bagi pembaca .

Medan, Agustus 2013 Penulis


(10)

Wiwik Puspitasari

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 8 1.3 Pembatasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 9 1.6 Manfaat Penelitian 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11

2.1 Kajian Teoretis 11 2.1.1 Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini 11 2.1.2 Karakteristik Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini 15 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan

Berbicara Anak Usia Dini 17 2.2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Thiagarajan 20 2.3 Perangkat Pembelajaran. 27 2.4 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar. 36 2.4.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan

Pembelajaran 41

2.5 Pembelajaran Bercerita 49 2.5.1. Prinsip dan Karakteristik Pembelajaran Bercerita 52 2.5.2. Langkah-langkah Pembelajaran Bercerita 56


(11)

2.6 Pengaruh Perangkat Pembelajaran Bercerita Terhadap

Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini 60 2.7 Penelitian Yang Relevan 62 2.8 Kerangka Berpikir 62 2.9 Hipotesis Penelitian... 64

BAB III METODE PENELITIAN 66

3.1. Jenis Penelitian. 66 3.2 Subjek Penelitian Dan Objek Penelitian 67 3.3 Waktu Penelitian 67 3.4. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 68 3.5. Penilaian Para Ahli 74 3.6. Defenisi Operasional Variabel Penelitian 74

3.7 Ujicoba 75

3.8. Teknik Pengumpulan Data Penelitian. 76 3.8.1 Lembar Pengamatan Aktifitas Anak 76 3.8.2 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru 77 3.8.3 Kesan Guru 78 3.8.4 Hasil Belajar 78 3.9. Teknik Analisis Data Penelitian 79 3.9.1 Analisis Data Validasi Perangkat Pembelajaran 79 3.9.2 Analisis Data Kemampuan Guru 80 3.9.3 Angket Kesan Guru 80 3.9.4 Analisis Data Tes Hasil Belajar 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 81

1.1 Hasil Penelitian 83 4.1.1 Keterampilan Berbicara 83 4.1.2 Deskripsi Tahap Pendefenisian (Define) 84 4.1.3 Deskripsi Tahap Perancangan (Design) 89 4.1.4 Hasil Tahap Pengembangan (Develop) 90 4.1.5 Ujicoba Perangkat Pembelajaran. 98 4.1.5.1 Data Pretes dan Postes 99 4.1.5.2 Hasil Observasi Anak Didik 106 4.1.5.3 Kesan Guru 108 4.1.5.4 Hasil Penilaian Tingkat Kemampuan Guru 109 4.1.6 Tahap Penyebaran (Diseminate) 111 4.1.7 Keterbatasan Penelitian 112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113

1.1 Simpulan 113

1.2 Saran 113

DAFTAR PUSTAKA 119


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa Anak 14

Tabel 2.2 Indikator Aspek Keterampilan Berbicara 29 Tabel 2.3 Tabel Periode Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak 37 Tabel 2.4 Perkembangan Tahapan Kognitif Piaget, yang berkaitan erat

dengan Perkembangan Bahasa Anak 38 Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Bercerita 59 Tabel 3.1 Rancangan Ujicoba Perangkat Pembelajaran 75 Tabel 3.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Bercerita 79 Tabel 3.3 Kriteria Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran 80 Tabel 4.1 Hasil Perkembangan Keterampilan Berbicara 83 Tabel 4.2 Hasil Validasi Rencana Kegiatan Harian (RKH) 91 Tabel 4.3 Revisi RKH berdasarkan Hasil Validasi 92 Tabel 4.4 Hasil validasi Buku Cerita Anak 93 Tabel 4.5 Revisi Buku Cerita Anak berdasarkan Hasil Validasi 94 Tabel 4.6 Tabel Validasi Buku Panduan Guru 95 Tabel 4.7 Hasil Pretes dan Postes Kelompok B Ibnu Sina... 97 Tabel 4.8 Tabel Uji-t Berpasangan (Dependen)………. 99 Tabel 4.9 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 107


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1.1 Aktifitas saat Pembelajaran 6 Gambar 2.1 Tahap Pendefenisian (Define) dalam Model 4-D 22 Gambar 2.2 Tahap Perancangan (Design ) dalam Model 4-D 24 Gambar 2.3 Tahap Pengembangan (Develop) dalam Model 4-D 25 Gambar 2.4 Tahap Penyebaran (Disseminate) dalam model 4-D 26 Gambar 2.5 Skema Pendidikan sebagai suatu system pendidikan

Soedjadi (1999:4) 27

Gambar 2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran

(adaptasi dari Suryobroto, 1983) 42 Gambar 2.7 Keterkaitan Antar Komponen Pembelajaran (Sumber : Yus 2011) 47 Gambar 3.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Thiagarajan,

dkk (1974) 73 Gambar 4.1 Sistematika Analisis Materi 87 Gambar 4.2 Diagram Hasil Pretes 101 Gambar 4.3 Diagram Hasil Postes 101


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) menuju kearah yang lebih baik, diiringi dengan upaya pemerintah, memberikan berbagai bantuan dan program kesejahteraan untuk sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah guru. Dengan banyaknya jumlah anak usia dini yang terdaftar pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), serta PAUD sejenis, maka diharapkan guru dapat memberikan dedikasi terbaiknya dalam menjalani profesinya.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan anak didik dalam satuan pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses pembelajaran, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pembelajaran lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat anak didik merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.


(15)

2 Pencapaian tujuan pembelajaran, tidak hanya tergantung pada guru, tetapi ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor perangkat pembelajaran yang tersedia. Perangkat pembelajaran akan sangat membantu guru dan anak didik dalam upaya memahami konsep-konsep materi yang akan mereka pelajari. Dengan perangkat pembelajaran, proses pembelajaran di dalam kelas akan berjalan dengan aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Perangkat pembelajaran yang dimaksud diantaranya Rencana Kegiatan Harian (RKH). Buku Panduan Guru (BPG), dan Buku cerita Anak.

Perangkat pembelajaran dinilai sangat bermanfaat untuk keberhasilan pembelajaran di kelas. Dalam perangkat pembelajaran, dapat dilihat langkah-langkah pembelajaran agar lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan anak Usia dini khususnya Raudhatul Athfal (RA) yang memiliki peserta didik dengan rentang usia 4-5 tahun di kelompok A dan usia 5-6 tahun di kelompok B. Oleh karena itu penyediaan perangkat pembelajaran, selain harus sesuai dengan kebutuhan guru tetapi juga sesuai dengan tujuan kurikulum yang berlaku.

Sebagai jenis perangkat pembelajaran, rencana kegiatan harian, buku panduan guru untuk bercerita, sekaligus buku cerita anak, saat ini belum banyak ditemukan dan digunakan oleh guru di Raudhatul Athfal. Padahal dalam prakteknya, kegiatan bercerita, menjadi kegiatan yang sangat disukai oleh anak. Maka bukan tanpa alasan jika Yus (2011:182) menyatakan bercerita menuntut keterampilan guru dalam menggunakannya, memilih cerita yang disampaikan


(16)

3 dengan alat bantu dalam bercerita. Untuk itu perangkat pembelajaran bercerita dianggap perlu untuk membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran bercerita. Tahapan usia yang biasa disebutgolden age ini adalah usia yang sangat baik bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa untuk anak Raudhatul Athfal berdasarkan acuan standar pendidikan anak usia dini no. 58 tahun 2009, mengembangkan tiga aspek yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Lingkup perkembangan menerima bahasa yaitu kemampuan berbahasa secara reseptif, terdiri dari pengembangan menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan, memahami cerita yang dibacakan, mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat, mengerti beberapa perintah, mengulang kalimat yang lebih kompleks, dan memahami aturan dalam suatu permainan. Lingkup perkembangan kedua yaitu kemampuan mengungkapkan bahasa. Kemampuan ini termasuk dalam kemampuan bahasa ekspresif. Kemampuan ini bisa muncul dalam bentuk kemampuan berbicara, dan menulis. Pencapaian perkembangan kemampuan ini yaitu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-prediket-keterangan), memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. Lingkup pengembangan ketiga yaitu keaksaraan, kemampuan baca-tulis permulaan. Kemampuan ini termasuk kemampuan


(17)

4 menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitarnya, menyebutkan3 kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri.

Untuk memenuhi tingkat pencapaian perkembangan berbahasa, pelaksanaan pembelajaran dilakukan salah satunya dengan pembelajaran bercerita. Untuk menciptakan suatu proses pembelajaran bercerita yang baik, harus memenuhi kriteria , memiliki tujuan, manfaat , memilih materi yang cocok, metode yang sesuai dan media yang baik. Metode bercerita dianggap tepat untuk pembelajaran bercerita. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan (Departemen pendidikan Nasional, 2003 : 18). Metode bercerita sangat menarik perhatian anak terhadap pendidik sesuai tema pembelajaran yang dikaitkan. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak-anak, maka mereka dapat memahami, isi cerita tersebut, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian, dan dengan mudah menangkap isi cerita tersebut.

Pelaksanaan metode bercerita menggunakan beberapa teknik. Teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan menggunakan jari-jari tangan. Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian


(18)

5 rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih efektif. Untuk dapat menyajikan sebuah cerita yang menarik, guru memerlukan petunjuk dan latihan terlebih dahulu. Hanya saja guru belum memiliki buku panduan yang berisikan materi lengkap petunjuk menyajikan sebuah cerita pada anak didiknya.

Selama ini beberapa seminar dan pelatihan bercerita telah sering diselenggarakan, namun kenyataannya, guru sebagai peserta, hanya menerima bahan presentase dan tutor yang hanya secara umum memberikan pedoman bercerita dan minim dalam tekhnik penyajian di setiap model bercerita.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada anak kelompok B di RA Al Musabbihin Medan, pada pembelajaran yang diamati, guru hanya menyajikan cerita dengan metode konvensional. Guru belum memiliki perangkat pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan cerita dengan buku cerita panggung boneka. Guru membawakan cerita tanpa alat peraga, tanpa intonasi suara dan mimik wajah yang menggambarkan suasana yang ada dalam cerita yang dibawakan. Kemudian materi pelajaran yang ada dalam cerita seringkali tidak diminati oleh anak karena tidak sesuai dengan apa yang diketahui anak sebelumnya atau tidak dekat dengan dunia anak. Pelaksanaan pembelajaran bercerita yang kurang bervariasi, menimbulkan kejenuhan bagi anak dan anak hanya mengacuhkan keberadaan guru, bahkan ingin cepat pulang atau bermain diluar ruangan. Pembelajaran berpusat pada guru, yang mengharuskan anak duduk diam di kursinya masing-masing, sangat tidak sesuai dengan anak usia dini. Rentang konsentrasi anak yang sangat pendek, tentu tidak mendukung pembelajaran ini, sehingga anak


(19)

6 lebih banyak mengobrol dengan temannya tanpa tertarik sedikit pun dengan guru yang sedang mencontohkan kalimat didepan kelas. Anak lebih sering menggerakkan bagian tubuhnya, dan pada akhirnya tidak menyimak isi cerita dengan baik. Pada gambar 1.1 akan terlihat aktifitas yang terjadi saat pembelajaran di kelas.

Gambar. 1.1 Aktifitas saat pembelajaran yang terlihat beberapa anak bercerita dan tidak memperhatikan guru di depan kelas, kemudian ada yang duduk dengan posisi yang memperlihatkan sama sekali tidak tertarik pada cerita yang disampaikan guru

Menurut penuturan Ibu guru Evi selaku wali kelas kelompok B di RA Al Musabbihin, bahwa metode pembelajaran yang dilaksanakan selama ini adalah


(20)

7 metode konvensional, sehingga keterampilan berbicara anak, hanya sampai pada kategori memuaskan, dilihat dari buku laporan perkembangan anak dari 20 anak, 3 anak dapat berbicara lancar, kemampuannya berkembang sesuai harapan , 7 anak dapat berbicara lancar dengan bantuan guru, kemampuannya mulai muncul, dan 10 belum dapat berbicara dengan lancar, kemampuannya belum muncul. Ini berdasarkan evaluasi akhir semester I kelompok B tahun 2012-2013.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran, yang menekankan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru Raudhatul Athfal (RA) diharapkan memilih dan menggunakan perangkat pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini.

Terdapat beberapa jenis perangkat pembelajaran yang dapat digunakan di Raudhatul Athfal. Tetapi kajian penelitian ini, penyampaian materi pengembangan kompetensi bahasa khususnya berbicara dilakukan dengan menerapkan perangkat pembelajaran berupa rencana kegiatan harian,(RKH), buku panduan guru (BPG) dan buku cerita anak yang berbentuk panggung boneka. Penggunaan buku cerita model panggung boneka pada penyampaian materi pengembangan kompetensi bahasa untuk meningkatkan kemampuan berbicara mempertimbangkan bahwa gambar pada buku cerita serta model panggung boneka yang dibuat akan meningkatkan stimulus (rangsangan) pada anak usia 5-6 tahun yang terdapat di kelompok B RA Al Musabbihin. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali


(21)

8 dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep (Levie & Levie, 1975 dalam Arsyad, 2011 : 9).

Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini berfokus pada pengembangan perangkat pembelajaran bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini. Sebab salah satu cara untuk mengatasi kesulitan anak belajar bahasa adalah dengan menerapkan pembelajaran bercerita. Karena metode bercerita merupakan metode yang mengakomodasi kebutuhan anak usia dini sesuai tahapan usianya yang masih pada tahap pra operasional, yang berarti anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi informasi indrawi dan tindakan fisik (Santrock : 2007). Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini khususnya dalam kemampuan menjawab pertanyaan dengan kompleks, menyampaikan ide dengan lebih banyak kata serta menceritakan kembali isi cerita yang telah diperdengarkan oleh guru.

1.2 Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Hasil belajar kemampuan berbahasa khususnya keterampilan berbicara anak kelompok B di RA Al Musabbihin masih tergolong rendah

b) Anak belum memiliki respon yang baik saat pembelajaran bercerita.

c) Perangkat pembelajaran yang ada belum tepat untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak didik.


(22)

9 d) Kemampuan guru dalam bercerita belum optimal

e) Masih terdapat anggapan bahwa metode bercakap-cakap yang digunakan di Raudhatul athfal merupakan metode yang paling sesuai untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka ditentukanlah batasan masalah pada penelitian ini agar dapat dikaji lebih mendalam dan terarah. Oleh karena itu, penelitian ini hanya terbatas pada kendala-kendala yang dialami anak didik kelompok B di RA Al Musabbihin semester II terhadap:

a) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan keterampilan guru dalam menggunakan perangkat pembelajaran bercerita.

b) Tingkat pencapaian perkembangan keterampilan berbicara anak usia dini, yang dilakukan dengan perangkat pembelajaran bercerita.

c) Efektifitas pembelajaran bercerita dengan menggunakan perangkat pembelajaran bercerita.

1.4 Rumusan Masalah

Untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka rumusan masalah adalah:

a) Apakah pengembangan perangkat pembelajaran bercerita dapat meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan bercerita?

b) Apakah pengembangan perangkat pembelajaran bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini?


(23)

10 c) Apakah terdapat efektifitas dalam pembelajaran bercerita dengan

menggunakan perangkat pembelajaran bercerita? 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian adalah:

a) Menghasilkan perangkat pembelajaran bercerita yang baik untuk dan sesuai dengan perkembangan keterampilan berbicara anak usia dini, di kelompok B Raudhatul Athfal (RA) Al Musabbihin dengan menggunakan model 4D

b) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan strategi bercerita dengan perangkat pembelajaran bercerita yang dikembangkan.

c) Mengetahui efektifitas pembelajaran bercerita dengan menggunakan perangkat pembelajaran bercerita.

1.6 Manfaat Penelitian

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang perangkat pembelajaran bercerita yang digunakan yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara. Selain itu, hasil penelitian diharapkan juga bermanfaat dan memperkaya perbendaharaan kepustakaan tentang jenis perangkat pembelajaran bercerita bagi satuan pendidikan khususnya Raudhatul Athfal (RA) sehingga dapat disajikan sebagai bahan acuan bagi peneliti lainnya.


(24)

11 Secara praktis manfaat hasil penelitian ini adalah: (1) bagi guru yaitu membantu usaha guru untuk dapat menyajikan cerita yang baik anak didik sekaligus meningkatkan hasil belajar anak didiknya. (2) bagi anak didik yaitu sebagai peningkatan kemampuan dalam menceritakan kembali isi buku cerita yang telah dibacakan guru sehingga dapat memperkaya pengalaman dan kosa kata anak,sebagai wujud perkembangan berbahasa anak dan (3) bagi pengelola pendidikan yaitu sebagai sesuatu yang dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan berikutnya.


(25)

113 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 1..1Simpulan

1. Tingkat Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran mencapai kategori baik, terlihat dari hasil analisis setiap pertemuan yaitu terletak pada interval 2,83  TKG 4,66

2. Hasil belajar bahasa yaitu keterampilan berbicara dengan menggunakan perangkat pembelajaran bercerita,yang telah dikembangkan lebih baik dari pembelajaran bercerita sebelum menggunakan perangkat terlihat dari hasil t = -12,795 terletak diluar daerah kritis -2,093 dan 2,093, maka H0 ditolak dan Ha diterima. 3. Pembelajaran bercerita dengan menggunakan perangkat pembelajaran

bercerita lebih efektif dibandingkan sebelum penggunaan perangkat pembelajaran. Hasil observasi anak didik, sebanyak 95% anak mengikuti pembelajaran bercerita dari awal sampai akhir dengan senang.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :


(26)

114 1. Bagi Guru, agar menerapkan perangkat pembelajaran bercerita , dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, serta kreatifitas guru dalam menarik minat anak untuk belajar. Mengingat bahwa penerapan perangkat pembelajaran bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak untuk menceritakan isi cerita pada tema binatang dan menambah minat anak dalam belajar berbahasa. Agar pembelajaran bercerita ini dapat terlaksana dengan baik, maka guru harus :

a. Menguasai materi pelajaran.

b. Menyusun rencana kegiatan yang sesuai dengan kegiatan bercerita. c. Mengetahui tahapan pembelajaran bercerita dengnan penggunaan

buku panduan guru dan buku cerita model panggung boneka. d. Mempunyai keinginan dan keberanian untuk menerapkan teknik

bercerita yang baik sesuai dengan panduan guru, dan buku cerita model panggung boneka yang dikembangkan.

2. Bagi sekolah, agar mendukung inovasi pembelajaran dan mendukung penyediaan sarana pembelajaran yang menarik minat anak, sesuai dengan kreatifitas yang dimiliki guru, sebab perbaikan pembelajaran melalui berbagai inovasi akan meningkatkan hasil belajar dan kualitas anak didik.

3. Gunakan perangkat pembelajaran bercerita ini pada kelompok kecil maupun secara klasikal. Untuk itu dalam pelaksanaannya guru harus


(27)

115 membimbing anak, secara individual setelah bercerita, dan klasikal saat memberikan ide dan pendapat tentang isi cerita.


(28)

115 DAFTAR PUSTAKA

Abdul (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik :Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Cakra, Heru (2012)Mendongeng Dengan Mata Hati. Surabaya : Mumtaz Media. Daulay, Syahnan, 2011 Pemerolehan Dan Pembelajaran Bahasa.Medan : Perdana

Mulya Sarana.

DePorter , Bobby (2010) Quantum Teaching. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Departemen Pendidikan Nasional (2003), Didaktik Metodik di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Depdiknas.

Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta :Universitas Terbuka.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dimyati, Mujiono, (2009).Belajar Dan Pembelajaran. Bandung :Rineka Cipta. Fudyartanto, R.B.S.( 2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Yogyakarta : Global Pustaka Utama.

Greene dan Petty,. (1981)Developing Language Skill in The Elementary Schools, Boston : Alyn and Bacon Inc

http://novel-is.blogspot.com/2011/07/pengertian-cerita-cerpen-novel-dan.html diakses 17 maret 2013.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2250154-ciri-ciri-cerita- anak/#ixzz2LNRKfP5L diakses 18 Maret 2013.

http://media.kompasiana.com/new-media/2011/04/06/kriteria-membuat-cerita-don geng-anak-bangsa-paradoks-354522.html diakses 25 Maret 2013. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.


(29)

116

Hartono, S. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui Strategi Kemampuan Pemecahan Masalah, Universitas Negeri Medan : Unimed

Hurlock, Elizabeth, (1980). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Penerbit Erlangga. Hemsley, Michael,Elted journal volume 3 Issue 1 Autumn (1997) diunduh 9

maret 2013 pukul 12.00 wib.

Hidayet Tok, Educational Research and Review Vol. 5 (9), pp. 508-517, September 2010 diunduh 11 Maret 2013.

Jaipaul L. Roonarine. James E. Johnson (2011). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Bebagai Pendekatan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Jasmin Hana. 2011. Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng. Yogyakarta:

Berlian Media.

Jeanne Ellis Omroad (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali

Press.

Legowo,Budi, 2010, Bahan Belajar, Satu Ukuran Dosen Dalam Proses Pembelajaran Makalah; Disampaikan pada Seminar Jurusan Pendidikan Teknik Keahlian Univ. Sebelas Maret, Pabelaan, Surakarta, 28 April 2011.

Lwyn, dkk (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT Index.

Meara, David, O. 2001. Material Review Wokshop (Descrebe Contest and Using Context in Learning and Provide Criteria For Materials Review) Directorate General Of Primary and Secondary Education. April 2001. Mulyasa, H E (2012)Managemen Paud. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moesli,chatoen. (1996). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Malang :

IKIP Malang.

Mulyatiningsih, Endang (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan: Bandung :Alfabeta


(30)

117 Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini, Jakarta :

Depdikbud.

Permendiknas RI No 58 Tahun 2009, (2010). Standar Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta, Direktorat Pembinaan TK dan SD

Prastiti, Dinar Wiwien. 2008. Psikologi Anak Usia Dini, Jakarta : PT Index. Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Prima, S Anisa, 2012 Peningkatan Keterampilan Bebicara Melalui Permainan Klipping Gambar di TK ABA Suronandan Sendang Rejo Minggir Sleman. Tesis .Yogyakarta:UNY.

Sandrock, John W, (2007), Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Slameto, Drs (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Soedjadi, R. (2000) Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, (2005)Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Setyosari,Punaji (2012). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugandi, Achmad, dkk. (2000) Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP PRESS.

Subagyo, Pangestu, dkk (2005)Statistika Induktif, Yogyakarta : BPFE

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D Bandung : Penerbit Alfabeta.

Susanto, Ahmad (2011) . Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Suryono, Bambang Bimo (2011). Piawai Mendongeng. Yogyakarta : Kota Dongeng Production


(31)

118

Trianto, (2011) Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Trianto, (2011)Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara

Yamin & Sanan, (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press

Yus, Anita (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Yus, Anita (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta : Kencana Prenada Media Group


(1)

1. Bagi Guru, agar menerapkan perangkat pembelajaran bercerita , dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, serta kreatifitas guru dalam menarik minat anak untuk belajar. Mengingat bahwa penerapan perangkat pembelajaran bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak untuk menceritakan isi cerita pada tema binatang dan menambah minat anak dalam belajar berbahasa. Agar pembelajaran bercerita ini dapat terlaksana dengan baik, maka guru harus :

a. Menguasai materi pelajaran.

b. Menyusun rencana kegiatan yang sesuai dengan kegiatan bercerita. c. Mengetahui tahapan pembelajaran bercerita dengnan penggunaan

buku panduan guru dan buku cerita model panggung boneka. d. Mempunyai keinginan dan keberanian untuk menerapkan teknik

bercerita yang baik sesuai dengan panduan guru, dan buku cerita model panggung boneka yang dikembangkan.

2. Bagi sekolah, agar mendukung inovasi pembelajaran dan mendukung penyediaan sarana pembelajaran yang menarik minat anak, sesuai dengan kreatifitas yang dimiliki guru, sebab perbaikan pembelajaran melalui berbagai inovasi akan meningkatkan hasil belajar dan kualitas anak didik.

3. Gunakan perangkat pembelajaran bercerita ini pada kelompok kecil maupun secara klasikal. Untuk itu dalam pelaksanaannya guru harus


(2)

membimbing anak, secara individual setelah bercerita, dan klasikal saat memberikan ide dan pendapat tentang isi cerita.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik :Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Cakra, Heru (2012)Mendongeng Dengan Mata Hati. Surabaya : Mumtaz Media. Daulay, Syahnan, 2011 Pemerolehan Dan Pembelajaran Bahasa.Medan : Perdana

Mulya Sarana.

DePorter , Bobby (2010) Quantum Teaching. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Departemen Pendidikan Nasional (2003), Didaktik Metodik di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Depdiknas.

Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta :Universitas Terbuka.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dimyati, Mujiono, (2009).Belajar Dan Pembelajaran. Bandung :Rineka Cipta. Fudyartanto, R.B.S.( 2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Yogyakarta : Global Pustaka Utama.

Greene dan Petty,. (1981)Developing Language Skill in The Elementary Schools, Boston : Alyn and Bacon Inc

http://novel-is.blogspot.com/2011/07/pengertian-cerita-cerpen-novel-dan.html diakses 17 maret 2013.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2250154-ciri-ciri-cerita- anak/#ixzz2LNRKfP5L diakses 18 Maret 2013.

http://media.kompasiana.com/new-media/2011/04/06/kriteria-membuat-cerita-don geng-anak-bangsa-paradoks-354522.html diakses 25 Maret 2013. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.


(4)

Hartono, S. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui Strategi Kemampuan Pemecahan Masalah, Universitas Negeri Medan : Unimed

Hurlock, Elizabeth, (1980). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Penerbit Erlangga. Hemsley, Michael,Elted journal volume 3 Issue 1 Autumn (1997) diunduh 9

maret 2013 pukul 12.00 wib.

Hidayet Tok, Educational Research and Review Vol. 5 (9), pp. 508-517, September 2010 diunduh 11 Maret 2013.

Jaipaul L. Roonarine. James E. Johnson (2011). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Bebagai Pendekatan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Jasmin Hana. 2011. Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng. Yogyakarta:

Berlian Media.

Jeanne Ellis Omroad (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali

Press.

Legowo,Budi, 2010, Bahan Belajar, Satu Ukuran Dosen Dalam Proses Pembelajaran Makalah; Disampaikan pada Seminar Jurusan Pendidikan Teknik Keahlian Univ. Sebelas Maret, Pabelaan, Surakarta, 28 April 2011.

Lwyn, dkk (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT Index.

Meara, David, O. 2001. Material Review Wokshop (Descrebe Contest and Using Context in Learning and Provide Criteria For Materials Review) Directorate General Of Primary and Secondary Education. April 2001. Mulyasa, H E (2012)Managemen Paud. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moesli,chatoen. (1996). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Malang :

IKIP Malang.

Mulyatiningsih, Endang (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan: Bandung :Alfabeta


(5)

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Depdikbud.

Permendiknas RI No 58 Tahun 2009, (2010). Standar Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta, Direktorat Pembinaan TK dan SD

Prastiti, Dinar Wiwien. 2008. Psikologi Anak Usia Dini, Jakarta : PT Index. Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Prima, S Anisa, 2012 Peningkatan Keterampilan Bebicara Melalui Permainan Klipping Gambar di TK ABA Suronandan Sendang Rejo Minggir Sleman. Tesis .Yogyakarta:UNY.

Sandrock, John W, (2007), Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Slameto, Drs (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Soedjadi, R. (2000) Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, (2005)Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Setyosari,Punaji (2012). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugandi, Achmad, dkk. (2000) Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP PRESS.

Subagyo, Pangestu, dkk (2005)Statistika Induktif, Yogyakarta : BPFE

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D Bandung : Penerbit Alfabeta.

Susanto, Ahmad (2011) . Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Suryono, Bambang Bimo (2011). Piawai Mendongeng. Yogyakarta : Kota Dongeng Production


(6)

Trianto, (2011) Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Trianto, (2011)Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara

Yamin & Sanan, (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press

Yus, Anita (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Yus, Anita (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta : Kencana Prenada Media Group


Dokumen yang terkait

LATIHAN BERCERITA TENTANG TOKOH IDOLANYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

1 9 98

PENERAPAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A Penerapan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A Di TK Pertiwi Keprabon Polanharjo Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 15

PENERAPAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A Penerapan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A Di TK Pertiwi Keprabon Polanharjo Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 14

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI DI TK KARTINI 2 Implementasi metode bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini TK Kartini 2 Kratonan Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 2 18

PENDAHULUAN Implementasi metode bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini TK Kartini 2 Kratonan Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 3 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA (STORYTELLING).

1 5 43

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP –CAKAP.

1 4 40

PENGARUH METODE PROYEK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN KETERAMPILAN MENULIS PADA ANAK USIA DINI.

0 2 39

EFEKTIVITAS METODE PEMBALAJARAN KOOPERATIF DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI.

0 0 91

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA WAYANG KARTON

0 4 23