MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP –CAKAP.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP –CAKAP
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap kelompok B TK. Pertiwi Tahun ajaran 2011 – 2012 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi PG-PAUD FIP UPI
Oleh : Yuliana NIM 0702659
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Kelompok B TK PERTIWI Tahun Ajaran 2011-2012)
Oleh Yuliana 0702659
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi PG-PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
© Yuliana
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Yuliana 0702659
Meningkatkan kemampuan Berbicara Anak Usia Dini melalui Metode Bercakap-cakap
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap kelompok B TK. Pertiwi Tahun ajaran 201 – 2012 )
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing 1
Dr. Aan Listiana, MPd NIP. 19720803 200112 2 002
Pembimbing II
Yeni Rachmawati, MPd NIP. 19730308 200032 001
Mengetahui
Ketua Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, MPd NIP. 19600707 19860120
(4)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap kelompok B TK LOSARI Cirebon Tahun Ajaran 2011-2012)
Yuliana 0702695
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berbicara anak kelompok B di TK. Pertiwi yang masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan berkaitan dengan berbahasa di TK adalah masih terbatasnya perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak yang ditunjukkan dengan kurangnya kemampuan anak dalam mengungkapkan ide/gagasan ketika menjawab pertanyaan guru tentang suatu hal atau kejadian tertentu. Kurangnya partsisipasi aktif anak dalam berinteraksi secara lisan dengan sekitarnya. Melalui berbicara, anak dapat berkomunikasi, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan sehingga anak mampu berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya stimulasi yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak, salah satunya melalui metode bercakap-cakap.
Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui: (1). Kondisi objektif pengembangan kegiatan bahasa, khususnya dalam kegiatan berbicara anak di TK
Pertiwi. (2). Pelaksanaan metode bercakap-cakap dalam
meningkatkankemampuanberbicara anak di TK Pertiwi. (3). Kemampuan berbicara anak di TK Pertiwi setelahdilakukankegiatan dengan menggunakan metode bercakap-cakap.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dimana subjek penelitiannya adalah anak-anak kelompok B TK. Pertiwi Tahun Ajaran 2011-2012 yang berjumlah 18 orang.
Deskripsi hasil penelitian sebelum dilakukan tindakan adalah kemampuan berbicara anak yang perlu ditingkatkan, dimana masih sedikit anak yang dapat menjawab pertanyaan guru saat dilakukan kegiatan bercakap-cakap maupun saat kegiatan pengembangan bahasa lainnya. Kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan yang sangat baik saat dilakukan metode bercakap-cakap terutama dengan menggunakan media sebagai objek pembicaraan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya anak yang dapat berpartisipasi aktif secara lisan saat proses pembelajaran berlangsung.
Kesimpulannya adalah. Metode bercakap-cakap dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. Adapun rekomendasi bagi guru penggunaan metode bercakap-cakap dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak secara efektif. Bagi sekolah agar dapat memfasilitasi dengan menggunakan metode lain serta menyediakan banyak kesempatan pada
(5)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anak untuk berinteraksi dengan sekitarnya. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengangkat kembali permasalahan mengenai kemampuan berbicara anak tetapiu dengan metode dan media yang berbeda agar memberi masukan atau temuan-temuan baru, khususnya dalam meningkatkan kemapuan berbicara anak.
(6)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
IMPROVING SPEAKING ABILITY OF CHILDREN THROUGH EARLY AGE METHOD CONVERSING.
(Research Action Group Against Class B TK Pertiwi Losari Cirebon school year 2011-2012).
Yuliana 0702659
This research is motivated by the ability to speak in kindergarten children in group B earth that still needs to be improved. Based on observations made with regard to language in kindergarten is still limited vocabulary which is owned by the child indicated by the lack of children's ability to express an idea / ideas when answering a teacher's question about a particular thing or event. The lack of active participation of children in their interaction with the surrounding orally. Through speaking, the child can communicate, convey thoughts, ideas and feelings so that children are able to interact with the surrounding social relations. Therefore, the need for stimulation that can improve children's ability to speak, one of them through the method of conversing.
The purpose of this study was to determine (1). Objective conditions of language development activities, especially in speaking activities children in kindergarten Pertiwi. (2). Implementation method of conversing daalam improve speaking skills in kindergarten children Pertiwi. (3). The ability to speak a child in kindergarten Pertiwi after the events by using the method of conversing. The research method used in this study was classroom action research study in which subjects were children B group Pertiwi kindergarten school year 2011-2012, which
amounts to 18 people.
Description of the research prior to the action is the ability to speak the child needs to be improved, which is still a little boy who can answer the teacher's question while chatting, activities and current development activities of other languages. The ability to speak a child has increased very well when done conversing methods, especially by using the media as an object perbicaraan. This is the show with the increasing number of children who can participate orally
active during the learning process takes place.
The conclusion is the converse method can improve the child's ability to speak. The recommendation for the use of teachers converse method can be used as an alternative to
(7)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(8)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Penejelas Istilah dalam Variabel Penelitian ... 9
F. Asumsi Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Konsep Perkembangan Bahasa Anak ... 12
B. Konsep Perkembangan Berbicara Anak ... 26
C. Konsep Tentang Metode Bercakap-Cakap... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Metode Penelitian... 38
B. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
C. Penjelas Istilah ... 41
D. Instrumen Penelitian... 41
E. Kisi-Kisi Instrumen ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... 44
G. Prosedur Penelitian... 46
H. Analisis Data ... 49
I. Validitas Data ... 49
BAB IV PEMBAHASAN ... 51
A. Data Hasil Penelitian ... 51
(9)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Rekomendasi ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN
(10)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerjasama dengan orang lain di muka bumi ini. Komunikasi merupakan salah satu bentuk interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Kegiatan berkomunikasi ini dapat kita temukan oleh siapapun dan dimanapun tanpa memandang kedudukan ekonomi ataupun tingkat intelegensi. Manusia memiliki akal sebagai pembeda dengan makhluk lainnya di muka bumi ini. kita menggunakan akal untuk berpikir, dan pikiran kita bekerja dengan bahasa. Sebagaimana diungkapkan Setiawati dalam Mulyati, Yeti. (2009:2.3) bahwa “akal manusia dapat digunakan dengan bahasa, tanpa bahasa manusia tidak dapat berpikir”. Bahasa digunakan juga sebagai alat untuk berkomunikasi. Dhieni, Nurbiana (2007:1.12) mengungkapkan bahwa bahasa merupakan modifikasi komunikasi yang meliputi sistem simbol khusus yang difahami dan digunakan sekelompok individu untuk mengkomunikasikan berbagai ide dan informasi.Komunikasi dilakukan baik secara verbal maupun non verbal. Berbicara merupakan bentuk komunikasi verbal yang kemampuannya sudah dimiliki sejak lahir. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pada dasarnya memiliki kemampuan untuk berbahasa.
Kemampuan bahasa tidak sama dengan berbicara. Broemley dalam Dhieni, Nurbiana (2007:1.19) menyatakan bahasa merupakan suatu sistem tata bahasa yang relatif rumit dan bersifat semantik, sedangkan kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk kata-kata. Dalam hal ini berbicara tidak sekedar
(11)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelafalan bunyi, melainkan suatu alat untuk mengkomunikasikan ide, gagasan atau mengungkapkan isi hati kepada orang lain. Berbicara merupakan suatu kemampuan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh kemampuan menyimak. Kegiatan menyimak dan berbicara merupakan komunikasi dua arah yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh dari kegiatan menyimak dan membaca.
Lembaga pendidikan anak usia dini (selanjutnya ditulis PAUD) merupakan lembaga yang melayani pendidikan untuk anak usia nol sampai enam tahun. Dalam PERMENDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini lembaga TK, RA atau bentuk lain yang sederajat menetapkan penyelenggaraannya untuk anak usia empat sampai sekitar enam tahun. Lembaga ini memiliki tugas untuk memfasilitasi setiap kebutuhan berbagai aspek perkembangan anak secara optimal, diantaranya adalah aspek bahasa. Kemampuan berbahasa yang telah dimiliki sejak lahir ini akan berkualitas lebih apabila mendapatkan stimulus dari sekitarnya. Anak harus memiliki kesempatan untuk mengekspresikan gagasannya di saat berinteraksi dengan lingkungannya.
Pengembangan bahasa merupakan salah satu bidang yang harus dikuasai anak. Pada masa ini usia Taman Kanak-Kanak memerlukan berbagai rangsangan yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa agar tercapai optimal. Pada anak usia dini, kemampuan berbahasa yang paling ummdan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
(12)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pikiran, gagasan dan perasaan. (Tarigan dalam Fauziah 2011:3). Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut kita untuk terus mengembangkan pengetahuan. Berbicara merupakan salah satu cara seseorang mengungkapkan ide atau gagasan dan mencurahkan isi hati/perasaan. Tarigan dalam Elyawati, Desi (2009:1)
menyatakan bahwa “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi dari kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”. Berbicara merupakan proses bahasa, Dhieni, Nurbiana (2007: 3.9) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun yang paling umum dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Belajar berbicara dapat dilakukan oleh seorang anak dengan melakukan percakapan dengan orang dewasa. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan.
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak memiliki peran penting dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak. Pengalaman belajar yang mengesankan bagi anak tentu saja harus di dukung oleh keterampilan guru dalam menggunakan metode dan media yang tepat karena merupakan bagian dari sumber belajar. Hal ini dikuatkan oleh pendapan Moeslichatoen dalam Fauziah (2013:3) bahwa guru mengembangkan kemampuan bahasa anak dengan menggunakan media yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara, mendengar, membaca dan menulis. Guru memberi kesempatan anak memperoleh pengalaman yang luas dalam mendengarkandan berbicara.
(13)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode bercakap-cakap merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak di lingkungan PAUD. Bercakap-cakap tidak sama dengan tanya jawab, karena pada metode bercakap-cakap interaksi antara anak dengan guru atau temannya terjadi tidak kaku, namun secara menyenangkan. Metode bercakap-cakap merupakan suatu cara penyampaian bahan pengembangan bahasa yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya-jawab antara anak dengan anak atau guru yang dikomunikasikan secara lisan dan salah satu bentuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau kemampuan mewujudkan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu dialog yang terjadi dalam suatu situasi. Dhieni, Nurbiana(2007:7.6).
Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak sejak dini menjadi salah satu alasan semakin maraknya pendirian lembaga tersebut. Ironisnya kurangnya kontrol dari lembaga yang menaungi (dinas pendidikan/instansi lain yang berwenang dalam pengelolaan dan pengembangan pendidikan anak usia dini) menjadikan banyak lembaga yang malah memberikan perlakuan kurang tepat bagi perkembangan anak. Termasuk dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Tuntutan masyarakat tentang PAUD menginginkan hasil yang instan untuk anak. Banyak orang tua yang menginginkan anak mereka pandai menulis, membaca dan berhitung (CALISTUNG) tanpa memperhatikan proses pembelajarannya. Akhirnya banyak guru yang mengarahkan proses belajar sesuai dengan permintaan tersebut.
Fenomena yang penulis temukan di lapangan, masih banyak anak yang memiliki kesulitan untuk menyampaikan gagasannya, saat kegiatan pembelajaran berlangsung,
(14)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hanya sedikit anak yang berpartisipasi aktif di dalam kelas. Sebagian besar dari mereka malah ribut dan saling mengganggu antara satu dengan yang lainnya. Saat melakukan observasi di lapangan, penulis tidak menemukan variasi yang diberikan oleh guru dalam mengajar, metode bermain yang menyenangkan maupun media yang menarik perhatian anak. Setiap hari anak belajar layaknya di lembaga pendidikan formal sekolah dasar (SD). Anak-anak disuguhkan buku-buku yang berisikan tugas menulis dan berhitung tanpa ada gambar maupun proses komunikasi antara guru dengan anak. Guru berbicara satu arah, seakan-akan anak sudah mengerti apa yang dia minta. Guru tidak melakukan percakapan maupun cerita pagi dengan anak. Hal ini dianggap penulis sebagai salah satu faktor yang membuat anak tidak memiliki kesempatan atau kemampuan untuk berbicara.
Saat pagi hari, anak-anak mulai masuk kelas, setelah guru mengajak anak berdo’a bersama, guru sedikit melakukan apersepsi dan kemudian meminta anak -anak mengeluarkan alat tulis mereka. Kadang-kadang guru sudah menyiapkan materi yang harus anak-anak pelajari dengan menuliskan di setiap buku mereka. Atau juga menulis di atas papan tulis apa yang harus mereka kerjakan. Baru kemudian membiarkan mereka mengerjakan tugas. Saat kegiatan berlangsung ada anak yang memang fokus pada kerjaan mereka, adapula yang malah bermain-main dengan temannya.
Tidak diberi kesempatanya anak untuk mengungkapkan ide/gagasan dengan bahasa lisan akan membuat kemampuan berbahasa khususnya kemampuan berbicara mereka tidak berkembang dengan optimal. Dan hal ini juga akan berpengaruh pada
(15)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan berbahasa lainnya seperti membaca dan menulis. Sebagaimana diungkapkan oleh Broemley dalam (Dhieni, 2007:1.20) bahwa anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka mendapat kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya, menggambarkannya dan memanipulasinya. Anak belajar membaca dan menyimak jika mereka mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman mereka dengan membicarakannya maupun menuliskannya untuk diri mereka sendiri maupun pada orang lain.
Bahasa dan belajar merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Belajar terjadi apabila ada interaksi antara anak dengan guru, anak dengan anak, anak dengan buku atau media lainnya atau anak dengan lingkungan sekitarnya. Berbicara merupakan salah satu prasyarat anak dapat ikut berperan serta dengan lingkungannya. Kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok social. Hurlock (1993:176).
Mengingat begitu pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa anak, khususnya berbicara maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap-cakap.
Bahasa dan belajar merupakan kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Belajar terjadi apabila ada interaksi antara anak dengan guru, anak dengan anak, anak dengan buku atau media lainnya atau anak dengan lingkungan sekitarnya. Berbicara merupakan salah satu prasyarat anak dapat ikut berperan serta dengan lingkungannya. Kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam
(16)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagiandari kelompok sosial. Hurlock (1993:176).
Mengingat begitu pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa anak, khususnya berbicara maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap-cakap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah secara umum dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Metode bercakap-cakap dengan Kartu Pintar? .”
Adapun secara khusus rumusan masalah dituangkan dalam pertanyaan berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif kegiatan pengembangan bahasa, khususnya
kemampuan berbicara di TK Pertiwi?
2. Bagaimana pelaksanaan metode bercakap-cakap dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak TK Pertiwi?
3. Bagaimana kemampuan berbicara anak TK Pertiwi setelah dilakukan kegiatan bercakap-cakap?
(17)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini khususnya anak TKPertiwi melalui kegiatan bercakap-cakap.
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui kondisi objektif pengembangan kegiatan bahasa, khususnya dalam kegiatan berbicara anak di TK Pertiwi?
b. Mengetahui pelaksanaan metode bercakap-cakap dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK Pertiwi
c. Mengetahui kemampuan berbicara anak di TK Pertiwi setelah dilakukan kegiatan dengan menggunakan metode bercakap-cakap.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis
Meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini melalui penggunaan metode bercakap-cakap.
(18)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Bagi Peneliti, memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi peneliti dalam mengembangkan program PAUD, khususnya kemampuan berbicara anak TK.
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan informasi bagi guru dalam mengembangkan kegiatan dengan cara yang menyenangkan bagi anak, dalam hal ini kemampuan berbicara.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru, orang tua ataupun mahasiswa dalam mengembangkan pengkajian lebih lanjut dan mendalam untuk peningkatan kemampuan berbicara anak usia dini. c. Bagi Lembaga, sebagai informasi bahwa di tengah maraknya pendirian
lembaga PAUD dan pelaksanaan program PG PAUD masih banyak ditemukan ketidak sesuaian fungsi lembaga dalam memfasilitasi kebutuhan perkembangan peserta didik. Banyak permasalahan dan kesullitan bagi guru dalam mempraktekan teori yang ada sehingga perlu kerjasama yang lebih intens baik dengan lembaga perguruan tinggi atau pihak lain yang berperan penting dalam perkembangan pelaksanaan program PAUD.
E. Penjelas Istilah
Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka definisi operasional variabel diuraikan sebagai berikut:
(19)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara dalam penelitian ini dibatasi pada perilaku anak yang menunjukkan kemampuannya dalam bertanya dan merespon/menjawab pertanyaan secara sederhana, mengungkapkan bunyi atau kata-kata, mengekspresikan diri menggunakan kata dan mengembangkan kalimat. 2. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap adalah kegiatan tanya-jawab atau percakapan antara guru dengan anak dalam suasana yang menyenangkan dengan guru merangsang kemampuan anak melalui pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan media yang telah dipersiapkan.
F. Asumsi Penelitian
Penelitian ini didasari oleh:
1. Desmita (2009:139) yang berpendapat bahwa proses perkembangan bahasa anak mengalami perkembangan bahasa yang pesat seiring dengan kemunculan simbolis dalam fase prakonseptual. Perkembangan bahasa yang pesat ini dianggap sebagai hasil perkembangan simbolisasi. Dengan demikian pada masa ini anak-anak telah mengalami sejumlah nama-nama dan hubungan antara simbol-simbol. Ia juga dapat membedakan berbagai benda di sekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.
(20)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Dhieni, Nurbiana (2007: 3.9) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun yang paling umum dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Belajar berbicara dapat dilakukan oleh seorang anak dengan melakukan percakapan dengan orang dewasa. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan.
3. Broemley dalam (Dhieni, 2007:1.20) berpendapat bahwa anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka mendapat
kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya,
menggambarkannya dan memanipulasinya. Anak belajar membaca dan menyimak jika mereka mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman mereka dengan membicarakannya maupun menuliskannya untuk diri mereka sendiri maupun pada orang lain.
4. Berbicara merupakan salah satu prasyarat anak dapat ikut berperan serta dengan lingkungannya. Kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok social. Hurlock (1998:176).
5. Zaman (2008:4.3) menyatakan bahwa salah satu prinsip pembelajaran di TK adalah kekonkretan, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian, pemebelajaran di TK harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkret. Prinsip kekonkretan tersebut mengisyaratkan perlunya
(21)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan media sebagai saluran penyampaian pesan dari guru kepada anak didik agar pesan/informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik. Sehingga diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap dan kemampuan.
(22)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom action research) karena ruang lingkup penelitiannya adalah kelas, yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan hasil dan proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Sudikin dalam Eliyawati (2009:14) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dia hadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Pendapat lain mengenai penelitian tindakan kelas dikemukakan Hardjodipuro dalam Eliyawati (2009:41) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut, dan agar mau untuk mengubahnya.
Menurut Ernalis, (2005:56), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. Mc Niff dalam Ernalis, (2005:56) memandang penelitian dalam setting kelas sebagai bentuk penelitian reflektif, partisipatif dan kolaboratif antara guru sebagai pelaku utama dengan peneliti luar sebagai mitra kerjasama dalam proses perubahan dan peningkatan suasana kelas.
(23)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengacu pada pendapat beberapa ahli yang telah diuraikan di atas, penelitian tindakan kelas disimpulkan sebagai suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru dalam memecahkan persoalan yang terjadi di dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil dan proses pembelajaran serta hasil pengembangannya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak antara lain guru, sekolah dan pemegang kebijakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru beserta peneliti bekerjasama melakukan praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya di dalam kelas.
Aqib dalam Eliyawati (2009:42) menyebutkan tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam menunaikan misi kependidikannya.
Karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Aqib dalam Eliyawati (2009:42) yaitu:
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik instruksional 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yangmelakukan observasi terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti dan bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
(24)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini, guru dan peneliti secara bersama melakukan penelitian terhadap proses dan atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan, yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dari perencanaan, tindakan atau pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam rangka memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih berhasil guna dengan memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinera guru.
B. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif antara guru sebagai pelaku utama dan peneliti sebagai mitra kerjasama dalam proses perubahan dan peningkatan suasana kelas terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini, khususnya kelompok B di TK. Pertiwi yang berada di jl. Gatot Subroto no. 1 Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Subjek pelaku tindakan adalah guru kelompok B. Subjek penerima tindakan adalah anak TK. Pertiwi kelompok B tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 12 anak laki-laki dan enam anak perempuan.
(25)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Penjelas istilah
Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka definisi operasional variable/ penjelas istilah diuraikan sebagai berikut:
1. Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara dalam penelitian ini dibatasi pada perilaku anak
yang menunjukkan kemampuannya dalam bertanya dan
merespon/menjawab pertanyaan secara sederhana, mengungkapkan bunyi atau kata-kata, mengekspresikan diri menggunakan kata dan mengembangkan kalimat.
2. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap adalah kegiatan tanya-jawab atau percakapan antara guru dengan anak dalam suasana yang menyenangkan dengan guru merangsang kemampuan anak melalui pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan media yang telah dipersiapkan.
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian diartikan sebagai nalat yang dapat menampung sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan pengujian hipotesis (Arikunto dalam Fauziah, 2011: 45). Lebih jauh lagi Arikunto menjelaskan bahwa instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrument yang
(26)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi bentuk checklist dan wawancara.
Observasi merupakan suatu kegiatan memusatkan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat penglihatan, penciuman pendengaran dan bila perlu melalui perabaan dan pengucapan (Arikunto dalam Fauziah, 2011: 45). Observasi dalam penelitian ini adalah bentuk instrument berupa panduan observasi yang bersifat sistematis. Artinya pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman berdasarkan indicator-indikator yang terdapat pada definisi operasional terhadap sejumlah sampel instrument pengamatan (Arikunto dalam Fauziah, 2011: 45). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui keterampilan berbicara anak usia dini dengan metode bercakap-cakap.
E. Kisi-Kisi Instrumen
Arikunto dalam Fauziah 2011:46 mengungkapkan bahwa kisi-kisi instrument merupakan sebuah table yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrument menunjukkan kaitan antara variable yang diteliti dengan sumber data dari mana data tersebut akan diambilm, metode yang digunakan dan instrument yang disusun (Arikunto dalam Fauziah 2011:46).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:185) tentang tugas utama dalam belajar berbicara, disebutkan bahwa dalam belajar berbicara terdapat tiga proses yang harus dipelajari meliputi: mengucapkan
(27)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kata, membangun kosa kata dan membentuk kalimat. Merujuk pada teori tersebut, maka kisi-kisi instrument dalam penelitian ini berupa:
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN BERBICARA ANAK
No Indikator Deskripsi
1 Mengungkapkan bunyi atau kata-kata
- Anak mampu menirukan kembali 3-4 urutan kata.
- Anak menirukan kembali minimal 3 kata yang didengarnya dari guru
- Anak mampu menyebutkan kata lain dari suku kata awal yang sama.
2 Mengekspresikan diri
menggunakan kata dan
mengembangkan kalimat
- Anak mampu menyebutkan
gambar/benda yang dilihatnya
- Anak mampu menceritakan secara urut pengalamannya/kegiatan yang telah dilaluinya
- Menceritakan secara sederhana gambar yang diperlihatkan
3 Merespon pertanyaan - Merespon pertanyaan dengan kata tanya apa, dimana, mengapa,kapan dan bagaimana.
4 Mengajukan pertanyaan
sederhana
Mengajukan pertanyaan secara sederhana dengan kata tanya apa, siapa, dimana?
(28)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Margono dalam Setiawan (2009:5) menyebutkan bahwa observasi adalah sistem rencana untuk mengamati perilaku. Selain itu observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Arikunto dalam Eliyawati 2009:44 menyatakan
“observasi yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera”.
Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara anak, respon anak terhadap apa yang dilakukan guru ketika menggunakan metode bercakap-cakap dengan kartu pintar, sikap anak pada saat kegiatan berlangsung, cara guru menggunakan kartu saat kegiatan bercakap-cakap serta sikap guru terhadap anak.
Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipatif yang hanya mengamati da mencatat semua perilaku anak dan guru dalam proses pembelajaran pengembangan bahasa yang menggunakan metode bercakap-cakap dengan kartu pintar.
(29)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dengan responden sebagai upaya memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Informasi-informasi yang dianggap sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam praktik pembelajaran. Menurut Denzin dalam Wiriaatmadja (2008:117) Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.
Arikunto dalam Eliyawati (2009:45) mengatakan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh invormasi dari terwawancarawa.
Wawancara dilakukan peneliti kepada responden seperti kepala TK. Pertiwi dan guru kelompok B untuk mengetahui kondisi guru, situasi sekolah, latar belakang siswa, bagaimana keterampilan berbicara anak kelompok B, program yang dilakukan untuk merangsang keteampilan berbicara anak, kendala dan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak.
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun elektronik. Menurut Guba dan Lincoln dalam Setiawan (2009:18) dokumen adalah setiap bahan tertulis maupun film yang tidak dipersiapkan
(30)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena adanya permintaan penyidik. Selain itu Setiawan (2009:18) menyebutkan bahwa dokumen yang telah diperoleh kemudian diuraikan (analisis), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu kaian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi dalam hal ini peneliti mengumpulkan berbagai dokumen yang diperlukan berkaitan dengan perkembangan bahasa anak kelompok B TK. Pertiwi, khususnya keterampilan berbicara serta metode yang dilakukan oleh guru selama ini.selanjutnya peneliti mengkaji dokumen tersebut.
beberapa dokumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, yakni keterampilan berbicara anak kelompok B TK. Pertiwi adalah:
a. Program Semester
b. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana KegiatanHarian RKH
c. Portopolio
d. Berbagai photo kegiatan anak di kelas saat praktek penelitian tindkan kelas berlangsung.
G. Prosedur Penelitian
Tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah:
(31)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan mengungkapkan permasalahan penting yang perlu dipecahkan berkaitan dengan pengembangan bahasa khususnya keterampilan berbicara anak kelompok B di TK. Pertiwi selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang ditemukan dari hasil studi pendahuluan pada kondisi awal (objektif) sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan hasl wawancara dengan guru kelompok B dirasakan adanya permasalahan berkaitan dengan perkembangan bahasa anak, khususnya keterampilan berbicara anak yang masih rendah, selanjutnya adalah bersama-sama mengidentifikasi masalah yang ada yaitu ketidakmampuan anak dalam mengungkapkan ide, gagasan pada saat menceritakan pengalaman atau keadian, ketidakmampuan anak melakukan perintah serta sulit menjawab pertanyaan tentang keterangan secara sederhana.
Guru dan kepala TK menyambut baik alternatif pemecahan masalah yang diajukan peneliti adalam penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok B yaitu dengan menggunakan metode bercakap-cakapdengan kartu pintar.
2. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan:
a. Membuat skenario pembelajaran dengan membuat perencanaan tertulis untuk kegiatan pembelajaran yang berupa Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana KegiatanHarian RKH.
(32)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mempersiapkan fasilitas berupa kartu pintar untuk digunakan dalam kegiatan bercakap-cakap yang akan dilakuakn oleh guru.
c. Mempersiapkan instrumen, merekam dan menganalisis data dari hasil proses dan hasil pelaksanaan.
d. Membuat pedoman observasi untuk mengamati proses dan hasil tindakan, lembar wawancara untuk kepala Tk dan guru
e. Melakukan simulasi cara penggunaan kartu pintar dalam kegiatan bercakap-cakap untuk menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaannya.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan meliputi skenario tindakan yang telahdirencanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi. Pelaksanaan meliputi:
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kartu pintar dalam kegiatan bercakap-cakap
b. Peneliti melakukan observasi pada saat kegiatan berlangsung 4. Observasi
Elyawati 2009:48 menyebutkan bahwa observasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung mulai dari siklus I, Siklus II, dan siklus berikutnya yang dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan serta yang terpenting adalah observasi ini diharapkan dapat mengenali dan merekam dengan lengkap
(33)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gejala-gejala yang direncanakan dan yang tidak direncanakan, yang bersifat mendukung maupun menghambat efektivitas tindakan.
5. Refleksi
Data-data yang ditemukan dari kegiatan observasi digunakan sebagai umpan balik bagi peneliti dan guru sebagai mitra dalam rangka memperbaiki berbagai macam kendala selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Elyawati 2009:48 mengungkapkan bahwa refleksi merupakan kegiatan mengkai semua informasi yang diperoleh dari penelitian. Kegiatan refleksi dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang diumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas digambarkan di bawah ini.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah dan menggolongkan data. Trip dalam Elyawati 2009:49 mengatakan analisis data merupakan proses mengurai sesuatu ke dalam bagian-bagian yaitu mengidentifikasi data dan membuat interpretasi. Teknik analaisis data dalam
(34)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini pad dasarnyamenggunakan analisis data kualitatif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
I. Validitas Data
Validitas data merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Proses validasi data yang dilakuakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Member-Chek (Nasution dalam Ernalis 2005:73), mengecek kebenaran data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan dengan data yang lainnya.
2. Triangulasi (Ernalis 2005:73), untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain (guru-guru lain- anak), serta dengan membandingkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang diperoleh dari observasi sehingga diperoleh derajat keterpercayaan yang tinggi
3. Expert Opinion (Nasution dalam Ernalis 2005:74), ialah proses
konfirmasi tentang data/infoormasi kepada ahli atau pakar dalam bidang pengembangan bahasa anak dan media pembelajaran.
(35)
73
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Simpulan secara khusus adalah:
1. Kemampuan berbicara anak TK. Pertiwi kelompok B tahun ajaran 2011-2012 sebelum menggunakan metode bercakap-cakap belum berkembang dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan sedikitnya anak yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan bahasa, khusunya berbicara seperti dalam mengungkapkan ide/gagasan dengan kalimat sederhana.
2. Pengembangan kemampuan berbicara yang dilakukan di TK. Pertiwi, kelompok B. Adalah melalui kegiatan bercakap-cakap yang dilakukan dalam tiga siklus kegiatan. Setiap siklus menggunakan tema dan media yang berbeda.
3. Terdapat peningkatan kemampuan berbicara abak kelompok B TK. Pertiwi yang ditunjukkan oleh semakin banyaknya anak yang dapat mengungkapkan ide/gagasan dengan baik.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian ini dapat lebih bermanfaat, berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka penulis merekomendasikan kepada beberapa pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepada Guru
a. Bagi guru penggunaan metode bercakap-cakap ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media yang digunakan dalam proses pembelajaran khususnya dalam hal mengembangkan kemampuan
(36)
74
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
berbicara anak, sebagaimana diketahui bahwa metode bercakap-cakap merupakan salah satu metode yang menyenangkan yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan ide/gagasan mereka. b. Sebaiknya dalam penggunaan metode bercakap-cakap guru lebih
terampil dalam memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan isi pikiran mereka, lebih terampil dalam pemilihan media atau hal lain yang lebih menarik untuk diangkat sebagai topik pembicaraan.
c. Guru sebaiknya lebih selektif dalam memilih media dan menggunakan bahasa yang baik serta memberikan lebih banyak kesempatan kepada anak untuk berbicara.
2. Kepada Pihak Sekolah
a. Pihak sekolah sebaiknya memberikan banyak waktu kepada anak untuk lebih banyak berinteraksi secara lisan dengan sekitarnya, tidak banyak menjejali anak dengan program sekolah yang membuat mereka lebih banyak berinteraksi dengan alat tulis.
b. Bagi pihak sekolah mulai mempertimbangkan penggunaan metode bercakap-cakap yang lebih menyenangkan dalam proses pengembangan bahasa anak di sekolah, dilihat dari manfaatnya, jika guu dan sekolah dapat memfasilitasi dan merangsang anak dengan baik, metode bercakap-cakap ini sangat menunjang bagi proses pembelajaran anak khusunya dalam hal mengembangkan kemampuan berbicara anak.
(37)
75
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, maka peneliti selanjutnya diharapkan agar:
a. Melakukan penelitian mengenai kemampuan berbicara anak ditinjau dari penggunaan metode serta media lainnya, karena masih banyak metode, pendekatan maupun strategi yang dapat lebih meningkatkan kemampuan berbicara anak.
b. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat penggunaan metode bercakap-cakap terhadap kemampuan-kemampuan lain yang menunjang.
(38)
76
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
(39)
75
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita.(2009). PsikologiPerkembangan.Bandung: ROSDA
Dhieni, Nurbiana, dkk. (2007). MetodePengembanganBahasa PGTK2203.
Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Elyawati, Desi. (2009). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak
Melalui Teknik Membaca Nyaring Buku Cerita Bergambar. Skripsi
PGPAUD:UPI
Ernalis, dkk. (2005). LaporanPenelitian: PenggunaanMetode SAS dalamPembelajaranMembacadanMenulisPermulaan di SekolahDasar.
UPI:PGSD
Fauziah, Fiza. (2011). Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran VCD Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak. SKRIPSI UPI tidak diterbitkan
Fridana, Lara, dkk. (2009). Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini PAUD4503. Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Hurlock, Elizabeth. (1993). Perkembang Anak.Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak Edisi keenam. Erlangga Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka Mulyati, Yeti, dkk. (2009). Bahasa Indonesia MKDU4110.Jakarta:
DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak, Jilid I. Jakarta: Erlangga
Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI Setiawan, Denny, dkk. (2009). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan
(40)
76
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tarigan, Henry Guntur (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Undang, Gunawan. (2009). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. SAYAGATAMA Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk
meningkatkan Kineja Guru dan Dosen. Bandung: ROSDA
Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: ROSDA.
Zaman, Badru, dkk.(2009). Media dan Sumber Belajar TK PGTK2304.Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
(1)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Simpulan secara khusus adalah:
1. Kemampuan berbicara anak TK. Pertiwi kelompok B tahun ajaran 2011-2012 sebelum menggunakan metode bercakap-cakap belum berkembang dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan sedikitnya anak yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan bahasa, khusunya berbicara seperti dalam mengungkapkan ide/gagasan dengan kalimat sederhana.
2. Pengembangan kemampuan berbicara yang dilakukan di TK. Pertiwi, kelompok B. Adalah melalui kegiatan bercakap-cakap yang dilakukan dalam tiga siklus kegiatan. Setiap siklus menggunakan tema dan media yang berbeda.
3. Terdapat peningkatan kemampuan berbicara abak kelompok B TK. Pertiwi yang ditunjukkan oleh semakin banyaknya anak yang dapat mengungkapkan ide/gagasan dengan baik.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian ini dapat lebih bermanfaat, berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka penulis merekomendasikan kepada beberapa pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepada Guru
a. Bagi guru penggunaan metode bercakap-cakap ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media yang digunakan dalam proses pembelajaran khususnya dalam hal mengembangkan kemampuan
(2)
74
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
berbicara anak, sebagaimana diketahui bahwa metode bercakap-cakap merupakan salah satu metode yang menyenangkan yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan ide/gagasan mereka. b. Sebaiknya dalam penggunaan metode bercakap-cakap guru lebih
terampil dalam memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan isi pikiran mereka, lebih terampil dalam pemilihan media atau hal lain yang lebih menarik untuk diangkat sebagai topik pembicaraan.
c. Guru sebaiknya lebih selektif dalam memilih media dan menggunakan bahasa yang baik serta memberikan lebih banyak kesempatan kepada anak untuk berbicara.
2. Kepada Pihak Sekolah
a. Pihak sekolah sebaiknya memberikan banyak waktu kepada anak untuk lebih banyak berinteraksi secara lisan dengan sekitarnya, tidak banyak menjejali anak dengan program sekolah yang membuat mereka lebih banyak berinteraksi dengan alat tulis.
b. Bagi pihak sekolah mulai mempertimbangkan penggunaan metode bercakap-cakap yang lebih menyenangkan dalam proses pengembangan bahasa anak di sekolah, dilihat dari manfaatnya, jika guu dan sekolah dapat memfasilitasi dan merangsang anak dengan baik, metode bercakap-cakap ini sangat menunjang bagi proses pembelajaran anak khusunya dalam hal mengembangkan kemampuan berbicara anak.
(3)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, maka peneliti selanjutnya diharapkan agar:
a. Melakukan penelitian mengenai kemampuan berbicara anak ditinjau dari penggunaan metode serta media lainnya, karena masih banyak metode, pendekatan maupun strategi yang dapat lebih meningkatkan kemampuan berbicara anak.
b. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat penggunaan metode bercakap-cakap terhadap kemampuan-kemampuan lain yang menunjang.
(4)
76
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
(5)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita.(2009). PsikologiPerkembangan.Bandung: ROSDA
Dhieni, Nurbiana, dkk. (2007). MetodePengembanganBahasa PGTK2203. Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Elyawati, Desi. (2009). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak
Melalui Teknik Membaca Nyaring Buku Cerita Bergambar. Skripsi
PGPAUD:UPI
Ernalis, dkk. (2005). LaporanPenelitian: PenggunaanMetode SAS dalamPembelajaranMembacadanMenulisPermulaan di SekolahDasar. UPI:PGSD
Fauziah, Fiza. (2011). Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran VCD Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak. SKRIPSI UPI tidak diterbitkan
Fridana, Lara, dkk. (2009). Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini PAUD4503. Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Hurlock, Elizabeth. (1993). Perkembang Anak.Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak Edisi keenam. Erlangga
Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka
Mulyati, Yeti, dkk. (2009). Bahasa Indonesia MKDU4110.Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak, Jilid I. Jakarta: Erlangga
Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI
Setiawan, Denny, dkk. (2009). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
(6)
76
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tarigan, Henry Guntur (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Undang, Gunawan. (2009). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. SAYAGATAMA
Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk meningkatkan Kineja Guru dan Dosen. Bandung: ROSDA
Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: ROSDA.
Zaman, Badru, dkk.(2009). Media dan Sumber Belajar TK PGTK2304.Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka