PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA YANG DIAJAR OLEH GURU YANG BERASAL DARI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DAN YANG BUKAN DARI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DI KABUPATEN LANGKAT.

(1)

(2)

(3)

i ABSTRAK

Siti Herani. 308321071. Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan rumus Uji t.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan tes soal. Dimana sebelumnya tes soal disebarkan ke sekolah yang bukan menjadi sampel penelitian, sebelum angket dan tes disebarkan kekelas sampel yang sesungguhnya, terlebih dahulu instrument tersebut diujicobakan kepada 40 siswa yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden dengan 4 option dan jumlah soal tes yaitu 25 item. Untuk melihat validitas dan reliabilitas instrument. Dari 25 item yang diujicobakan hanya 20 item yang dinyatakan valid dengan reliabilitasnya 0,683.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 di 4 sekolah di Kabupaten Langkat yang berjumlah 160 orang. Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa statistik dengan menggunakan rumus Uji t.

Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil rhitung sebesar 0,683 dan rtabel

0,312, kemudian uji t kesignifikan dengan menggunakan rumus uji t yaitu sebesar 3,860 dengan ttabel 1,645 dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima,

dimana thitung> ttabel = 3,860 > 1,645. Maka dapat dinyatakan terdapat Perbedaan

Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmat- Nya yang tak terhingga berupa kesehatan serta kemampuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat ”. Tidak lupa penulis sampaikan sholawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Skiripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis tentu tidak sendiri. Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun material. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua peneliti yang tercinta, yaitu ayahanda Harsoyo dan ibunda tersayang Alm.Irawani, terimakasih untuk limpahan kasih sayang, motivasi dan semangat yang tiada henti selama ini kepada peneliti

2. Kakanda Irmawan Syahputra dan Adinda Suci Lestari yang tersayang, terimakasih untuk motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai

3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan 4. Bapak Drs. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

5. Ibu Dra. Normala Berutu, M.Pd selaku pembantu dekan I

6. Ibu Dra. Syarifah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu, membingbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah 8. Ibu Dra. Hafnita SD. Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Sejarah


(5)

9. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan agar lebih baik lagi dalam melaksanakan

10. bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku penguji yang telah memberikan motivasi serta membimbingan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai

11. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi saya

12. Bapak dan Ibu Dosen berserta Pegawai Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu yang berharga selama penulis mengikuti perkuliahan

13. Bapak Drs. Sumardi selaku kepala sekolah dan Bapak Samsuar, S.Pd selaku guru sejarah SMA Negeri 1 Tanjung Pura yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan sumber yang dibutuhkan

14. Bapak Esnur Ridwan, S.Pd selaku kepala sekolah dan Ibu Pertiwi Aprida, S.Pd selaku guru sejarah SMA Negeri 1 Selesai yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan sumber yang dibutuhkan

15. Ibu Dra. Hj. Adlina Hefzi Lubis selaku kepala sekolah dan Ibu Widyawati, S.Pd selaku guru sejarah SMA Negeri 1 Hinai yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan sumber yang dibutuhkan

16. Bapak Drs. Sutryo selaku kepala sekolah dan Ibu Isma, S.Pd selaku guru sejarah SMA Negeri 1 Wampu yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan sumber yang dibutuhkan

17. Sahabat-sahabatku Penghuni Vaviliun Anggrek Tria Asvina, Elvina Rahmitha, Rita Maya Sari, Ika Surya Oktria, Siska Deci Wulandari, dan Anita Purba terimakasih atas semuanya yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada saya 18. Untuk Dedi Kusman terimakasih telah membantu dan memberikan motivasi

sehingga skripsi ini dapat selesai

19. Teman-teman senasib dan seperjuangan, stambuk 2008 Pendidikan Sejarah UNIMED, yang bersama menghadapi perkuliahan

20. Kepada sahabat-sahabatku Dian, Ulan, Enynta, Irma, Nina, Isma, Rina, Fikri, Arlan, Sandi, Sutan, Umar, Reza, Emil Reza terimakasi atas semuanya

Hanya doa yang penulis panjatkan, kiranya Tuhan yang membalas segala kebaikan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis sampai selesainya skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapakn terimakasih dan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca.


(6)

iv

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2. Identifikasi Masalah ……… 6

1.3. Batasan Masalah ……….. 6

1.4. Rumusan Masalah ………... 6

1.5. Tujuan Penelitian ………. 7

1.6. Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Teoritis ……… 8

2.1.1. Pengertian Belajar ……… 8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar ……… 11

2.1.3. Professional Guru ………. 15

2.1.4. Guru Sejarah ……….. 23

2.2. Kerangka Berfikir ………. 26

2.3. Hipotesis Penelitian ……….. 30

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ……….. 31

3.2. Jenis Penelitian ……… 31

3.3. Populasi Dan Sampel ……… 31

3.4. Variabel Penelitian ……….. 34

3.5. Tehnik Pengumpulan Data ……… 35


(7)

v BAB IV. PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Penelitian ...……….. 45 4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ..……….. 45 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian……… 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan ……… 60

b. Saran ……….. 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data ujicoba validitas tes hasil belajar sejarah siswa

Tabel 2. Tabel tingkat kesukaran tes

Tabel 3. Tabel daya pembeda tes

Tabel 4.1.1. Data hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru dari

pendidikan sejarah

tabel 4.1.2. Data hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru bukan dari

pendidikan sejarah

gambar 4.1.3. Grafik hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru dari

pendidikan sejarah dan yang diajar oleh guru bukan dari


(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi – kisi soal

Lampiran 2. Tabulasi uji validitas dan reliabilitas Lampiran 3. Taraf kesukaran dan daya beda

Lampiran 4. Data hasil tes siswa yang diajar oleh guru dari pendidikan sejarah dan data hasil tes siswa yang diajar oleh guru bukan dari pendidikan sejarah

Lampiran 5. Data hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di Kabupaten Langkat

Lampiran 6. Nilai – nilai r product moment Lampiran 7. Nilai – nilai dalam distribusi t Lampiran 8. Daftar wawancara

Lampiran 9. Daftar nama siswa Lampiran 10. Daftar Informan

Lampiran 11. Peta Kabupaten Langkat Lampiran 12. Dokumentasi penelitian


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Profesionalisme merupakan sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka. Seorang profesional mempunyai kebermaknaan ahli dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaannnya. Memberikan layanan pekerjaan secara terstruktur dan ini dapat dilihat dari tugas personal yang mencerminkan suatu pribadi yaitu terdiri dari konsep diri, ide yang muncul dari diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri.

Profesionalisme adalah suatu terminologi yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya. Seseorang akan menjadi profesional bila ia memiliki pengetahuan dan keterampilan bekerja dalam bidangnya. Dan seorang profesional guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup. Kompetensi keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah konsep, asas kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

Seorang guru dalam melaksankan tugasnya sebagai seorang yang profesional haruslah memiliki kompetensi yang terkandung dalam UU No.14 tahun 2005 pasal 8 yang meliputi : kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.


(11)

2

Slamet PH (Sagala 2008 : 31) mengatakan kompetensi paedagogik terdiri dari sub-kompetensi yaitu (1) berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, (2) mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), (3) merencanakan rencana pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah dikembangkan, (4) merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas, (5) melaksanakan pembelajaran yang pro – perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, dan meyenangkan, (6) menilai hasil belajar peserta didik secara otentik, (7) membimbing peserta didik dalam berbagai aspek misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat, minat, dan karir, (8) mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru.

Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan kompetensi paedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan, (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing – masing peserta didik, (3) guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar, (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,(5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan,


(12)

3

(6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan, dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Disamping itu guru haruslah senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan zaman ataupun diluar kedinasan yang terkait dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum diluar sekolah.

Kompetensi profesional menurut Slamet PH (Sagala 2008:39) terdiri dari sub-kompetensi (1) memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar, (2) memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP), (3) memahami sruktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar, (4) memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan, (5) menerapkan konsep – konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari.


(13)

4

Peranan guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, guru yang digugu dan ditiru adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas, kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan dan kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat menekuni profesi guru dengan baik, karena jika seseorang tampak pandai dan cerdas bukan penentu keberhasilan orang tersebut menjadi guru.

Guru yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang efektif dan efisien. Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan. Kompetensi profesional menurut Usman (Sagala 2008 : 41 ) meliputi :

1. Penguasaan terhadap landasan kependidikan

2. menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik materi pelajaran yang di ajarkan. penguasaan terhadap materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan

3. kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan strategi pembelajaran

4. kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran.


(14)

5

Namun dalam perjalanannya banyak guru yang tidak memperhatikan kompetensi profesional ini dan terkesan mengabaikannya ini terbukti dengan banyaknya guru mengajar mata pelajaran tidak sesuai dengan jurusannya. Penulis telah melihat dan membuktikan sendiri kualitas dari guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya.

Guru tersebut kesulitan untuk menyampaikan materi yang sedang diajarkan, tidak fokus kesiswa melainkan hanya fokus terhadap buku panduannya. Selalu berkelit apa bila diberi pertanyaan oleh siswa dan tidak menjawab sehingga membuat siswa menjadi malas bertanya dan peduli terhadap pelajaran tersebut.

Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menurun, keinginan untuk mengikuti pelajaran tidak ada dan siswa tersebut terkesan acuh terhadap guru mereka. kegiatan ini berlangsung hingga sekarang untuk itu penulis ingin mengubah sistem belajar mengajar seperti ini.

Dan berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat”.


(15)

6 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Mengapa ada guru sejarah di SMA yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat.

2. Perbedaan cara mengajar sejarah di SMA guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

3. Kurangnya profesionalitas guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA di kabupaten langkat.

4. Penyebab rendahnya hasil belajar sejarah siswa SMA di kabupaten langkat.

1.3. Pembatasan Masalah

Karena luasnya cakupan yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti agar dapat lebih terarah dan terfokus, untuk itu

peneliti difokuskan dan dibatasi pada “ perbandingan hasil belajar sejarah siswa

SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat”.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat ?


(16)

7 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas diharapkan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Agar pembaca dan penulis mengetahui perbandingan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai perbandingan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

3. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi bahan perbandingan bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan.


(17)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Profesionalisme guru merupakan suatu keadaan dimana seorang guru memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas kependidikan dan pengajaran yang telah terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Untuk menjadi seorang guru yang profesional, guru harus mengikuti program sertifikasi terlebih dahulu sesuai dengan UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dimana sertifikasi tersebut merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru, serta berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran.

Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengolahan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi keilmuan kurikulum tersebut, disini seorang guru harus mampu memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah dan guru harus menambah wawasan dan selalu memperdalam pengetahuan atau materi dari bidang studi.


(18)

61

Karena itu, apabila seorang guru mempunyai kompetensi yang kurang baik atau tidak kompeten maka akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa. Misalnya guru kurang persiapan, dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas dan menyebabkan siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar dan berdampak terhadap hasil belajarnya.

b. Saran

Sebaiknya guru yang mengajar mata pelajaran sejarah disekolah haruslah berasal dari jurusan pendidikan sejarah karena guru yang berasal dari jurusan pendidikan lebih mengerti atau lebih memahami mata pelajaran sejarah secara mendalam sehingga saat menyampaikan materi guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah lebih mudah mencontohkannya pada kehidupan sehari – hari atau dapat lebih mengetahui metode apa yang harus diajarkan dikelas pada saat pelajaran berlangsung.

Selain itu, adanya sertifikasi juga mempertegas status guru tersebut karena guru yang diberi sertifikat profesional tersebut berasal dari jurusan mereka masing – masing. Sehingga guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah tidak akan mendapatkan sertifikat profesional dari jurusan pendidikan sejarah. Dengan begitu guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah tidak akan pernah mendapatkan status profesional.


(19)

62

DAFTAR PUSTAKA

 Dimyati, Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Ed ke-4, PT Rineka Cipta: Jakarta.

 Drs. Sumadi Suryabrata, B.A, M.A, Ed.S., Ph.D.1983. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

 Bakar, Rosdiana A, 2008. Pendidikan Suatu Pengantar, Ciptapustaka Media: Bandung.

 Sagala, H. Syaiful, 2008. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfa Beta: Bandung.

 Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

 Kochhar, S.K, 2008. Pembelajaran Sejarah ( Teaching Of History ). Grasindo: Jakarta.

 Arikunto, Suharsimi,2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

 Sudjana,1992. Metodologi Statistik. Bandung : Tarsito.

Sumber :

 http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html Di akses pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.

 http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli Di akses pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.

 http://joegolan.wordpress.com/2012/03/14/pengertian-belajar/ Di akses pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.


(1)

5

Namun dalam perjalanannya banyak guru yang tidak memperhatikan kompetensi profesional ini dan terkesan mengabaikannya ini terbukti dengan banyaknya guru mengajar mata pelajaran tidak sesuai dengan jurusannya. Penulis telah melihat dan membuktikan sendiri kualitas dari guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya.

Guru tersebut kesulitan untuk menyampaikan materi yang sedang diajarkan, tidak fokus kesiswa melainkan hanya fokus terhadap buku panduannya. Selalu berkelit apa bila diberi pertanyaan oleh siswa dan tidak menjawab sehingga membuat siswa menjadi malas bertanya dan peduli terhadap pelajaran tersebut.

Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menurun, keinginan untuk mengikuti pelajaran tidak ada dan siswa tersebut terkesan acuh terhadap guru mereka. kegiatan ini berlangsung hingga sekarang untuk itu penulis ingin mengubah sistem belajar mengajar seperti ini.

Dan berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat”.


(2)

6 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Mengapa ada guru sejarah di SMA yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat.

2. Perbedaan cara mengajar sejarah di SMA guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

3. Kurangnya profesionalitas guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA di kabupaten langkat.

4. Penyebab rendahnya hasil belajar sejarah siswa SMA di kabupaten langkat.

1.3. Pembatasan Masalah

Karena luasnya cakupan yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti agar dapat lebih terarah dan terfokus, untuk itu peneliti difokuskan dan dibatasi pada “ perbandingan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat”.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat ?


(3)

7 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas diharapkan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Agar pembaca dan penulis mengetahui perbandingan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai perbandingan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

3. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi bahan perbandingan bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan.


(4)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Profesionalisme guru merupakan suatu keadaan dimana seorang guru memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas kependidikan dan pengajaran yang telah terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Untuk menjadi seorang guru yang profesional, guru harus mengikuti program sertifikasi terlebih dahulu sesuai dengan UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dimana sertifikasi tersebut merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru, serta berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran.

Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengolahan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi keilmuan kurikulum tersebut, disini seorang guru harus mampu memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah dan guru harus menambah wawasan dan selalu memperdalam pengetahuan atau materi dari bidang studi.


(5)

61

Karena itu, apabila seorang guru mempunyai kompetensi yang kurang baik atau tidak kompeten maka akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa. Misalnya guru kurang persiapan, dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas dan menyebabkan siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar dan berdampak terhadap hasil belajarnya.

b. Saran

Sebaiknya guru yang mengajar mata pelajaran sejarah disekolah haruslah berasal dari jurusan pendidikan sejarah karena guru yang berasal dari jurusan pendidikan lebih mengerti atau lebih memahami mata pelajaran sejarah secara mendalam sehingga saat menyampaikan materi guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah lebih mudah mencontohkannya pada kehidupan sehari – hari atau dapat lebih mengetahui metode apa yang harus diajarkan dikelas pada saat pelajaran berlangsung.

Selain itu, adanya sertifikasi juga mempertegas status guru tersebut karena guru yang diberi sertifikat profesional tersebut berasal dari jurusan mereka masing – masing. Sehingga guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah tidak akan mendapatkan sertifikat profesional dari jurusan pendidikan sejarah. Dengan begitu guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah tidak akan pernah mendapatkan status profesional.


(6)

62

DAFTAR PUSTAKA

 Dimyati, Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Ed ke-4, PT Rineka Cipta: Jakarta.

 Drs. Sumadi Suryabrata, B.A, M.A, Ed.S., Ph.D.1983. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

 Bakar, Rosdiana A, 2008. Pendidikan Suatu Pengantar, Ciptapustaka Media: Bandung.

 Sagala, H. Syaiful, 2008. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfa Beta: Bandung.

 Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

 Kochhar, S.K, 2008. Pembelajaran Sejarah ( Teaching Of History ). Grasindo: Jakarta.

 Arikunto, Suharsimi,2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.  Sudjana,1992. Metodologi Statistik. Bandung : Tarsito.

Sumber :

 http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html Di akses pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.

 http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli Di akses pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.

 http://joegolan.wordpress.com/2012/03/14/pengertian-belajar/ Di akses pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.