PERANAN DATUK BADIUZZAMAN SURBAKTI DALAM PERANG SUNGGAL PADA TAHUN 1872-1895.

ABSTRAK
Jefta Pranata Munthe, NIM. 071233210010. Peranan Datuk Badiuzzaman
Surbakti Dalam Perang Sunggal Pada Tahun 1872 – 1895. Skripsi Jurusan
Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan:1. Untuk mengetahui bagaimana perluasan wilayah
perkebunan yang dilakukan Kolonialisme Belanda; 2. Untuk mengetahui
bagaimana konflik pertanahan di Sunggal; 3. Untuk mengetahui apa peranan
Datuk Badiuzzaman Surbakti dalam perang sunggal.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yakni Heuristik dengan
pendekatan studi pustaka (Library Research ) dan penelitian lapangan (Field
Research) yang di lakukan di Kecamatan Medan Sunggal Kotamadya Medan.
Data penelitian ini dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan teknik studi
pustaka, observasi langsung di Kecamatan Medan Sunggal, Kotamadya Medan
dan beberapa daerah yang di sebutkan oleh narasumber, dan wawancara Datuk
Badiuzzaman serta keturunan kerabatnya.
Hasil penelitian menunjukkan: 1. Kolonialisme Belanda memperluas Wilayah
Perkebunan di seluruh Wilayah Hindia Belanda hingga ke Deli wilayah Sunggal,
hal ini dapat di lakukan setelah Sultan Mahmud Perkasa Alam bersedia tunduk
pada kekuasaan Hindia Belanda.;2. Datuk Badiuzzaman Surbakti dengan sengaja
tidak dilibatkan dalam urusan sewa tanah, sehingga menimbulkan konflik yang
berkepanjangan; 3. Datuk Badizzaman Surbakti mempunyai Peranan penting

dalam perang sunggal, peranannya adalah: sebagai negoisator pasukan Datuk
kecil Surbakti dengan Deli dan Belanda walaupun akhirnya mereka tertipu yang
mengakibatkan Datuk Kecil Surbakti dan Datuk Sulung Barat akhirnya ditahan,
sebagai pemimpin yang memfasilitasi segala kebutuhan perang serta memberi
informasi kepada seluruh pasukan perang melalui jasa informannya yakni para
perlanja Sira (pedagang garam), setelah ditahannya datuk Kecil surbakti dan
Datuk Sulung Barat Beliau mengubah pola perang dari perang frontal menjadi
perang sporadis dengan membakar bangsal bangsal tembakau, sebagai pemimpin
yang taat pada ajaran agama islam beliau membangun mesjid yang di berinama
mesjid Datuk Badiuzzaman Surbakti, agar masyarakat Sunggal bisa menjalan
ibadah agamanya.

iii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini dengan judul PERANAN DATUK
BADIUZZAMAN SURBAKTI DALAM PERANG SUNGGAL PADA
TAHUN 1872 - 1895. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang diajukan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca.
Skripsi ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan berbagai
pihak baik secara material maupun secara moral oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya ayahanda dan ibunda tercinta, Pdt. P. Munthe. Sp.d
dan M. Br Tarigan yang senantiasa sabar dalam membesarkan,
memberikan kasih sayang, motivasi,nasehat,dan doa, dan menjadi sumber
inspirasi serta memenuhi kebutuhan penulis dalam menyelesaikan
pendidikan hingga perguruan tinggi.
2. Ibunda Dra. Flores Tandjung, M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
sehingga penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan.

3. Bapak Dra. Yushar Tandjung, M.Si selaku dosen penasehat akademik
selama penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Medan dan sekaligus
sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah.

4. Bapak Pristi Suhendro selaku dosen penguji yang telah banyak memberi
masukan kepada penulis.
5. Ibunda Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku dosen penguji dan Ketua
Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah banyak memberi masukan kepada
penulis.
6. Bapak Drs. H. Restu, MS selaku dekan Fakuktas Ilmu Sosial

(FIS)

Universitas Negeri Medan
7. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,
M.Si dan Pembantu Rektor Universitas Negeri Medan.
8. Bapak Camat Medan Sunggal yang telah memberikan izin penulis untuk
melakukan penelitian ini.
9. Ketua Umum Yayasan Keluarga Besar Datuk Badiuzzaman Surbakti Alm.
Datuk H. Khairil Anwar Surbakti, SE, MH yang telah banyak membantu
penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini melaui tulisan serta catatan
keluarga.
10. Buat kakanda dan adinda tercinta Urbanus Edi Gloryanta Munthe dan
Grace Viktoria Munthe yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan

dan motivasi dalam doa serta buat anak-anakku tersayang Keysia Munthe
dan Gevin Munthe yang selalu membuat penulis terhibur.

11. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah terutama stambuk
2007 Reguler: Arnold Purba, Asroy Purba, Supri Surbakti, Richa, Afri,
Monika, Riska, Ajir, jhon fawer, Nupung, Hendri, Iven, Maliki dan temanteman lainya, serta adik-adik stambuk Arief, Mora, Duem, Marolop, Mel
Gibson serta yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
12. Teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Berastagi.
13. Teman-teman dan adik-adik dalam Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA FIS)
dan IMKA RUDANG MAYANG UNIMED: Pele, nando, Danial, Heri,
Vera serta teman- teman lainnya yang telah banyak memberikan motivasi
kepada penulis.
14. Abangnda Hendra Tarigan, Oktorius Nainggolan, Derby Purba, David,
Koko Sinaga, Nugroho Wicaksono, Admaja Sembiring yang banyak
member arahan serta motivasi buat Penulis.
15. Abangnda Rajab Lubis dan Dionisius Sihombing yang selalu membantu ,
beri arahan dan motivasi bagi penulis.
16. Bapak/Ibu/ Abang anggota DPRD Deli Serdang: Ruben Tarigan, SE,
Renjo Siregar, H Sitanggang, Iqbal, yang telah banyak membantu penulis
menghadapi kasus yang sedang melibatkan penulis, terkhusus buat

Abangnda Reki Nelson Barus, SH yang selalu membantu serta memberi
arahan dan motivasi kepada penulis.
17. Daniel Tarigan yang membujuk serta mendorong penulis untuk
melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi.
18. Rekan - rekan Seperjuangan di PDS, GAMKI, dan REPDEM.

Hanya doa yang penulis panjatkan kiranya Tuhan yang membalas segala
kebaikan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis sampai selesainya
penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya dan bagi kemajuan pendidikan, terima kasih.

Medan,Februari 2012
Penulis

JEFTA PRANATA MUNTHE
NIM. 071233210015

DAFTAR ISI


Daftar Isi .........................................................................................................

i

Abstak ………………………………………………………………………..

iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iv

Bab I

PENDAHULUAN
A.

Latar belakang Maslah .............................................................

1


B.

Identifikasi Masalah .................................................................

3

C.

Pembatasan Masalah ................................................................

4

D.

Rumusan Masalah ....................................................................

4

E.


Tujuan Penelitian ....................................................................

4

F.

Manfaat Penelitian ...................................................................

5

Bab II

TINJAUAN PUSTAKA
A.

Kerangka Konsep
Peranan ..................................................................................... 6
Pemerintah .............................................................................. 8
Pemerintahan ………………………………………………… 8

Sistem Pemerintahan ………………………………………… 9
Kedudukan .............................................................................. 10
Konflik ................................................................................... 11

C.

Bab III
A.

Perang ......................................................................................

13

Kerangka Berpikir ....................................................................

15

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian ..................................................................... 17


i

B.

Sumber Data ............................................................................. 18

C.

Lokasi Penelitian ...................................................................... 18

D.

Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 18

E.

Teknik Analisis Data ................................................................ 19

BAB IV


PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 20

B.

Sejarah Singkat Kedatukan Sunggal ………………………… 21

C.

Perluasan Wilayah Perkebunan Yang Dilakukan Oleh
Kolonialisme Belanda ………………………………………

29

D.

Konflik Pertanahan Di Sunggal …………..…………………

39

E.

Peranan Datuk Badiuzzaman Surbakti Dalam perang
Sunggal ………………………………………..……………

BAB V

46

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ………………………………………………… 74

B.

Saran ………………………………………………………. 77

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Abad 19 dalam sejarah merupakan abad terjadinya penetrasi birokrasi dan
kekuasaan kolonialisme Belanda yang di barengi dengan Kapitalisme di beberapa
wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31
Desember 1799, peran VOC diambil alih Pemerintah Hindia Belanda. Kerajaan
Belanda menempatkan Gubernur Jendral di Batavia sebagai perpanjangan
tangannya. Melalui Jenderal intensifikasi perdagangan dan mengeksploitasi di
giatkan demi mengisi kas Kerajaan Belanda yang deficit, termasuk pengiriman
ekspedisi militer dan sipil keluar pulau jawa. Pada pertengaha abad 19,sejulah
pegusaha Belanda dan Eropa lainnya telah membnuka perkebunan tembakau yang
besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.
Melalui perkebunan, masyarakat Sumatera Timur (Deli) di perkenalkan
dengan nilai-nilai Kapitalisme Modern dan terjadilah Interaksi antara masyarakat
yang daerahnya di pergunakan sebagai areal tanaman tembakau dengan berbagai
kehidupan perkebunan yang didiami oleh bangsa Eropa. Interaksi ini sebenarnya
berlangsung dalam suasana yang tidak seimbang, yakni antara dua system sosial
yang sama sekali berbeda. Interaksi ini pada gilirannya menimbulkan benturan
antara masyarakat Sumater Timur (Deli) dengan ara pendang/pengusaha
perkebunan orang –orang Eropa, khususnya Belanda.benturan itu sering terjadi
karena pihak perkebunan membutuan banyak tanah-tanah konsesi yang secara
1

tradisional adalah milik para Datuk/ raja Urung mereka. Keberhasilan perusahaan
perkebunan mencari tanah karena adanya dukungan politik dari Sultan Deli dan
Pemerintah Kolonial Belanda.
Pemerintah Belanda dan Sultan Deli memiliki kepentingan tersendiri.
Pemerintah Belanda berusaha

menciptakan kawasan Sumatera Timur/ Deli

menjadi daerah penghasilan Komoditi perdagangan untuk pasar perdagangan
Eropa. Tujuan ini sesuai dengan politik terbuka (opendoor Politiek) yang
dijalankan Pemerintah Belanda mulai 1870. Opendoor Politiek di jalankan dengan
maksud mencari investor asing agar mau menanamkan modalnya dalam industri
perkebunan di Indonesia. Untuk mencari ambisi besar itu ada dua kebijakan
penting yang diambil pemerintah colonial yakni pertama , menerapkan UndangUndang Agraria 1870 perangkat Hukum untuk memperoleh akses konsesi dan
menjaga “rust en orde” (stabilitas keamanan dan ketertiban) di wilayah Hindia
Belanda, termasuk Deli.
Sultan Deli juga memiliki kepentingan ekonomi dan politik atas upayaupaya pembangunan perkebunan di Sumatera Timur. Secara ekonomi besarnya
uang sewa yang di dapatkan sangat menaikkan gengsi dan martabatnya dan
sekaligus secara yuridis sampai politis wilayah kekuasaannya di akui pemerintah
Belanda. Sebuah badan usaha yang belum masuknya Belanda sudah diakui oleh
Sultan Deli baik secara damai (kawin politik) maupun secara kekerasan (perang
1822) untuk menguasai wilayah Sunggal. Sebaliknya adanya scenario besar dari
dua kekuasaan itu menimbulkan malapetaka bagi rakyat Sunggal. Datuk Sunggal
tidak dilibatkan dalam urusan sewa tanah dan inilah yang menimbulakn konflik
2

terbuka dengan pemerintah Belanda. Konflik ini sesungguhnya juga merupakan
akses terjadinya kontak langsung antara masyarakat dengan tatanan tradisional
dengan system ekonomi modern/ kapitalisme.
Konflik terbuka antara rakyat Sunggal di bawah Datuk Badiuzzaman
dengan Belanda dikenal dengan Perang Sunggal terjadi 15 mei 1872, tepat dua
tahun setelah undang-undang agraria diterapkan di Hindia Belanda. Ini
membuktikan bahwa konflik itu (latar belakang perjuangan Datuk Badiuzzaman)
erat sekali kaitannya dengan masalah tanah.
Perang sunggal yang biasa disebut Batak Oorlog (perang Batak) yang
terjadi tahun 1872-1895, merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah
Sumatera Utara. Datuk Badiuzzaman Surbakti memiliki peranan penting dalam
perlawanan rakyat Sunggal terhadap Belanda dan Kesultanan Deli.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Datuk Badiuzzaman Surbakti” ini
peneliti mengangkat permasalahan di atas menjadi sebuah tulisan dalam bentuk
tentang:
Peranan Datuk Badiuzzaman Surbakti Dalam Perang Sunggal pada tahun 18721895
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah:
1. Perluasan Wilayah Perkebunan yang dilakukan Kolonialisme Belanda.
3

2. Konflik Pertanahan di Sunggal.
3. Peranan Datuk Badiuzzaman Surbakti dalam perang Sunggal.
C. PembatasanMasalah
Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian ini, maka penulis membatasi
masalah penelitian yaitu: Peranan Datuk Badiuzzaman Surbakti dalam Perang
Sunggal tahun 1872-1895.
D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perluasan wilayah perkebunan yang dilakukan Kolonialisme
Belanda.
2. Bagaimana konflik pertanahan di Sunggal.
3. Peranan Datuk Badiuzzaman Surbakti dalam perang Sunggal.

E. Tujuan Penelitian
Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena
setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan
berpedoman kepada tujuannya, maka akan lebih mudah mencapai sasaran yang
diharapkan. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perluasan wilayah perkebunan yang dilakukan
Kolonialisme Belanda.
2. Untuk mengetahui konflik pertanahan di Sunggal.

4

3. Untuk mengetahui peranan Datuk Badiuzzaman Surbakti dalam perang
Sunggal.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh setelah melaksanakan penelitian ini
adalah:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca
mengenai Peranan Datuk Badiuzzaman Surbakti dalam Perang Sunggal
Pada tahun 1872 – 1896.
2. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.
3. Menambah pembendaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan,
khususnya Universitas Negeri Medan.

5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya penulis menarik kesimpula sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tuntutan kaum Liberal maka pemerintahan colonial segera
memberikan peluang kepada usaha dan modal swasta untuk sepenuhnya
menanamkan modal mereka dalam berbagai dan kegiatan di Indonesia.
Selama priode 1870 dan 1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta barat,
karena itulah maka bangsa ini sering disebut zaman liberalism selama
masa itu modal swasta Belanda dan Negara eropa lainnya telah membuka
perkebunan-perkebunan seperti kopi, teh,gula, tembakau dan kina yang
cukup besar di Jawa dan Sumatera Timur. Perkebunan-perkebunan besar
itu dapat diadakan karena didukung oleh adanya undang-undang agrarian
yang dikeluarkan pada tahun 1870. Undang – undang agraria di keluarkan
untuk dua tujuan, tujuan pertama alah untuk melindungi petani-petani di
tanah jajahan agar terjaga hak miliknya atas tanahnya terhadap usaha
penguasaan oleh orang-orang asing. Tujuan kedua ialah memberikan
peluang kepada pengusaha untuk menyewa tanah rakyat dalam kegiatan
usahanya tetapi melarang usaha usaha pembelian tanah penduduk. Hal ini
dilakukan karena pemerintah juga kawatir banyak tanah penduduk jatuh
ketangan kaum pengusaha asing. Karena itulah pemerintah mengadakan

74

peraturan pada satu pihak menjamin kepentingan kaum modal swasta , di
pihak lain melindungi hak-hak kaum pribumi.
2. Datuk Sunggal dengan sengaja tidak dilibatkan dalam urusan sewa tanah
dan inilah yang menimbulkan konflik terbuka dengan pemerintah Belanda.
Konflik ini sesungguhnya juga merupakan akibat dari kontak langsung
antara masyarakat dengan tatanan tradisional dan sistem ekonomi
kapitalistik yang datang dengan modal besar dan didukung oleh kekuatan
hukum dan politik yang kuat.
3. Datuk Badiuzzaman Surbakti mempunyai peranan penting dalam perang
Sunggal pada tahun 1872 – 1896. Beberapa peranannya adalah:
a.

Datuk

Badiuzzaman

Surbakti

sebagai

Raja

Urung

Sunggal

Serbanyaman beserta seluruh kerabat dan orang-orang dekatnya, termasuk
orang-orang Batak Karo dari pegunungan mengadakan rapat di sebuah
kebun lada. Rapat itu dihadiri oleh Datuk Kecil (Mahini), Datuk Jalil,
Datuk Sulong Barat, Nabung Surbakti sebagai komandan pasukan Karo
dari pegunungan, dan Tuanku Hasyim mewakili Panglima Nyak Makam
sebagai komandan Lasykar Aceh, Alas, Gayo.
b. Sejak Datuk Badiuzzaman Sri Indra Pahlawan Surbakti mengambil
sikap menentang penjajahan Belanda, maka perlawanan terhadap
penjajahan Belanda mendapat dukungan yang sangat besar dari
masyarakat Sungga serta Masyarakat dari dataran tinggi Karo.
c. Datuk Badiuzzaman melakukan kontak dengan semua pasukan pejuang
Sunggal yang berada di Aceh, Tanah Karo, Langkat, dan Serdang melalui

75

kurir-kurirnya yang berperan sebagai pedagang garam(perlanja sira),
sekaligus sebagai penyampai pesan (musuh berngin), logistik, dan juga
pasukan. Dengan cara itu sehingga para pejuang Sunggal mendapat
bantuan logistik dan pasukan.

d. Setelah Datuk Kecil Surbakti dan Sulung Barat di tangkap, Datuk
Badiuzzaman

Surbakti menebar semangat perlawanan terhadap

penjajahan Belanda dan mengubah pola perjuangan dari perang frontal
menjadi serangan sporadis ke bangsal-bangsal tembakau milik perusahaan
perkebunan Eropa dengan tujuan memberikan rasa tidak aman bagi Tuan
Kebon

Eropa

bersama

keluarganya

dan

menghentikan

produksi

perkebunan dan ekspansi areal perkebunan. Tembakau yang disimpan di
bangsal-bangsal dan siap untuk diekspor dibakar sebagai tindakan balasan
terhadap aksi penyerobotan tanah-tanah rakyat Sunggal oleh perusahaan
perkebunan tembakau dan dilindungi pasukan Belanda yang ditempatkan
di setiap emplasmen perkebunan. Setiap bangsal tembakau yang akan
diserang/dibakar ditempelkan terlebih dahulu tanda adat “musuh berngin”.
e. Datuk Badiuzzaman Surbakti mendirikannya sebuah masjid pada tahun
1885. Masjid ini di beri nama Masjid Datuk Badiuzzaman Surbakti.

76

B. Saran

1. Memperkenalkan kepada masyarakat Karo dan Melayu khususnya dan
masyarakat Indonesia umumnya bahwa Datuk Badiuzzaman Surbakti
mempunyai Peranan penting dalam perlawanan terhadap kolonialisme
Belanda.
2. Mengajak masyarakat Karo dan Melayu khususnya dan pemerintah
umumnya untuk lebih menjaga dan melestarikan warisan-warisan budaya
sebagai identitas etnis dan juga bangsa yang berharga, atau juga digunakan
untuk kepentingan yang lebih luas seperti pariwisata dan muatan lokal
anak sekolah.
3. Menyarankan

kepada

pemerintah

agar

mempertimbangkan

Datuk

Badiuzzaman Surbakti diangkat menjadi salah satu Pahlawan Nasional.

77

Daftar Pustaka
Abdurahman, Dudung.2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media
Bangun, Teridah. 1986. Manusia Batak Karo. Jakarta, Inti Idayu Press
Berry, David. Pokok Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali
Iver. M C. 1980. Jaring Jaring Pemerintahan . Jakarta: Aksara Baru
Lukmansinar. Tengku.2007. The History Of Medan In The Olden Times. Medan:
Perwira
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatra
TimuR Laut. Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer Gramedia)
Poesponegoro. Marwati Djoened, Notosusanto. Nugroho. 1993. Sejarah Nasional
Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka
Said, Mohammad. 1990. Koeli Kontrak Tempo Doeloe. Medan: PT. Harian
Waspada.
Simajuntak, Bungaran Antonius.2004. Konflik Status dan Kekuasaan Orang
Batak. Yogyakarta: Jendela
Simajuntak, Bungaran Antonius.2009. Pikiran Kritis Untuk Rakyat Indonesia.
Jakarta: YayasanObor Indonesia
Sinuhaji, Wara. 1985. Dinamika Perjuangan Bangsa Indonesia. Medan: USU
Press
Sitepu, Bujur. 1993. Ola Lupa Taneh Karo Simalem Ras Pijerpodi Karo. Medan,
Man Merga Silima Tutur Siwaluh Rakutna telu.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Surbakti, Ramlan.1992. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo

//www.investmedan.com/index.php?hal=penampils&isi_id=148&isi_nama_menu
=Medan%20Sunggal
http://datukkhairilanwarsurbakti.blogspot.com/
78