Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Seksual pada Remaja PSK di Palangkaraya T1 462011090 BAB V

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang akan
menjawab

fokus

atau

permasalahan

penelitian

yang

telah

dirumuskan, kemudian akan disampaikan juga saran-saran praktis
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menemukan gambaran pengetahuan seks
pada remaja Pekerja Seks Komersial di Kota Palangkaraya.
Pengetahuan tersebut terdiri dari pengetahuan tentang seks bebas,
dampak seks bebas dan faktor yang mempengaruhi seks bebas.
Remaja yang berprofesi sebagai PSK tersebut tahu dan paham
tentang pengetahuan seks bebas, yaitu orang yang melakukan
hubungan layaknya suami istri dengan lawan jenis, dan secara
bebas dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Sedangkan
pengetahuan dampak seks bebas yaitu, terkena Penyakit Menular
Seksual

(PMS)

seperti

HIV/AIDS,

kanker

serviks,


atau

menyebabkan kehamilan. Faktor yang mempengaruhi remaja PSK
di Kota Palangkaraya memilih bekerja sebagai PSK adalah
dikarenakan pernah berhubungan seks bersama kekasih, ekonomi

72

rendah, dipengaruhi teman sebaya yang mempunyai uang banyak
dan barang bagus dari hasil bekerja sebagai PSK.
Selain

pengetahuan

seks,

dalam penelitian ini juga

ditemukan perilaku seks yang dilakukan remaja yaitu berupa,

berfantasi, pegangangan tangan, berpelukan, berciuman, meraba,
oral seks, masturbasi, petting dan senggama. Perilaku seks
tersebut dilakukan secara berulang dikarenakan remaja merasa
senang dan mendapatkan keuntungan finansial berupa uang.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi pendidikan
Hendaknya menambah pengetahuan mengenai seks dan
perilaku

seks

sejak dini

terutama

pada

kesehatan,

dapat


dimasukkan dalam kurikulum atau bagian dalam mata pelajaran
tertentu seperti IPA Biologi, bahkan mata pelajaran khusus tentang
Pendidikan Seks, agar dapat mengontrol remaja dalam pergaulan
dan membantu remaja dalam pengambilan keputusan. Pendidikan
seks seharusnya tidak terbatas hanya pada pengetahuan biologis
saja, tetapi juga mencakup aspek kesehatan reproduksi, agama,
dan sosial (norma dan hukum). Untuk itu sekolah merupakan salah
satu sendi pendukung dalam masyarakat yang mampu memberikan
informasi seperti pendidikan seks kepada sebagian besar penduduk
Indonesia khususnya remaja.
73

5.2.2 Bagi PEMDA (Pemerintah Daerah) Kota Palangkaraya
PEMDA (Pemerintah Daerah) Kota Palangkaraya kiranya
dapat menjalin kerjasama dengan pihak terkait, seperti Dinas
Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Kepolisian guna memberikan
edukasi maupun pemeriksaan kesehatan, khususnya reproduksi
kepada para siswa/i sekolah usia remaja, bahkan bagi mereka yang
saat ini berprofesi sebagai PSK guna menghindari PMS (Penyakit

Menular Seksual).
5.2.3 Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai tenaga kesehatan, perawat kiranya dapat lebih
meningkatkan perannya sebagai konselor, edukator dan advokator
terhadap komunitas mengenai permasalahan remaja secara khusus
mengenai pengetahuan seks dan perilaku seksual pada remaja
PSK.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan (FIK UKSW)
Mahasiswa
mempelajari

sebagai

calon

perawat

permasalahan-permasalahan

yang


penting
terjadi

untuk
pada

remaja. Bagi institusi keperawatan kiranya dapat membekali
mahasiswa dengan konsep-konsep kesehatan reproduksi termasuk
kesehatan reproduksi pada remaja.

74

5.2.4 Bagi peneliti selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang psikis remaja
PSK dan pemahaman remaja terhadap tugas perkembangannya.
Kemudian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap aspek
kesehatan reproduksi remaja PSK.

75