Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi Kasus dilakukan di PT. Inti Bandung).

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The objective of this research is to find the influence of internal auditor’s professionalism on fraud prevention. The internal auditor’s professionalism evaluated throught five dimensions, which are independence, professional proficiency, scope of work, performance of audit work, and management of internal auditing department. The fraud prevention evaluated throught three dimensions, which are requirements discovery of fraud, the scope of fraud auditing and audit approach.

The method used for this research is descriptive research method. The research used qualitative data which are quantified by using ordinal scale and likert method. The rank spearman method used for analyzed data.

Based on analyzed result, the conclusion for this research is internal auditor’s not have good effort on fraud prevention.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan. Profesionalisme auditor internal ditinjau melalui lima dimensi yaitu independensi, kemampuan profesioanal, ruang lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, dan manajemen bagian audit internal. Sedangkan pencegahan kecurangan ditinjau melalui syarat penemuan kecurangan, ruang lingkup fraud auditing, dan pendekatan audit.

Ditinjau dari metode yang digunakan, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan dengan menggunakan skala ordinal dan metode likert. Analisis dan pengolahan data menggunakan metode korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……… iii

KATA PENGANTAR……….. iv

ABSTRAK……….. vii

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR GAMBAR………...……… xii

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………...…………... xvii

BAB I PENDAHULUAN……….………... 1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………...…... 5

1.4 Kegunaan Penelitian………... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……… 7

2.1 Kajian Pustaka ………... 7

2.1.1 Tinjauan Audit ……… 7

2.1.1.1 Pengertian Audit ……….. 7

2.1.1.2 Jenis-Jenis Audit ………...…. 10


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.1 Definisi Audit Internal ………... 11

2.1.2.2 Tujuan, Fungsi, dan Tanggung Jawab Audit Internal ….... 14

2.1.2.3 Pengendalian Internal ……….… 19

2.1.2.4 Prosedur Audit Internal ………... 20

2.1.2.5 Profesionalisme Auditor Internal ………25

2.1.2.5.1 Independensi ……… 26

2.1.2.5.2 Kemampuan Profesional ………. 28

2.1.2.5.3 Ruang Lingkup Pekerjaan ……….... 29

2.1.2.5.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan …………. 30

2.1.2.5.5 Manajemen bagian Audit Internal ……...…… 33

2.1.3 Kecurangan ………...…… 34

2.1.3.1 Pengertian Kecurangan ……….…. 34

2.1.3.2 Unsur-Unsur Kecurangan ……….…. 36

2.1.3.3 Klasifikasi Kecurangan ………..…… 37

2.1.3.4 Jenis-Jenis Kecurangan ………... 39

2.1.3.4.1 Kecurangan Korporasi ………. 40

2.1.3.4.2 Kecurangan Pelaporan Keuangan ……… 40


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.5 Tanda-Tanda Kecurangan ……….. 42

2.1.3.6 Pencegahan Kecurangan ……… 44

2.1.3.6.1 Syarat Penemuan Kecurangan ………. 47

2.1.3.6.2 Ruang Lingkup Kecurangan Auditing ………. 49

2.1.3.6.3 Pendekatan Audit ………. 52

2.2 Kerangka Pemikiran ……….. 56

2.3 Pengembangan Hipotesis ……….. 62

BAB III METODE PENELITIAN ……….… 63

3.1 Objek Penelitian ………... 63

3.2 Metode Penelitian ……….……… 63

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ……….……….. 64

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ……….……… 64

3.2.3 Jenis dan Skala Pengukuran Data ………. 67

3.2.3.1 Sumber Data ………...… 69

3.2.4 Pengujian Data ………. 69

3.2.4.1 Uji Validitas ………... 69

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ………... 70


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.2.5.1 Penetapan Hipotesis Penelitian ……….. 71

3.2.5.2 Pemilihan Uji Hipotesis ………. 72

3.2.5.3 Penetapan Tingkat Signifikansi ………. 74

3.2.5.4 Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ……… 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 77

4.1 Hasil Penelitian ……… 77

4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian ………. 77

4.1.2 Pembahasan ………..……. 135

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………...……… 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 140

5.1 Kesimpulan ……… 140

5.2 Saran ……….………. 140

DAFTAR PUSTAKA ………. 143


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel I Perbedaan Audit Internal dan Eksternal ..………. 11 Table II Perbandingan Konsep inti definisi Audit internal lama dan baru …. 14 Tabel III Operasionalisasi Variabel ……...……….……. 72 Tabel IV Interpretasi Koefisien Korelasi ………...……….……. 81 Tabel V Tanggapan responden tentang dimensi Independensi ...………….... 86 Tabel VI Bertanggung jawab terhadap penilaian yang diberikan ………...…. 86 Tabel VII Bersikap objektif dan menghindari timbulnya pertentangan …...…. 87 Tabel VIII Melaporkan kepada pimpinan tentang keadaan yang terjadi ...……. 88 Tabel IX Tidak pernah terlibat dalam tindakan yang menyimpang ……...….. 89 Tabel X Tidak pernah menerima imbalan dalam bentuk apapun ...……….... 99 Tabel XI Tidak mengambil alih tanggung jawab dan wewenang …...………. 91 Tabel XII Tanggapan responden tentang dimensi Kemampuan Profesional .... 92 Tabel XIII Memiliki pengalaman sebagai staf pemeriksaan intern …...………. 93 Tabel XIV Memiliki keahlian dalam prinsip dan teknik akuntansi …...………. 94 Tabel XV Memiliki pengetahuan dasar lainnya secara luas …..………….…... 95 Tabel XVI Tidak mempunyai kesulitan dalam menjelaskan berbagai hal ...….. 96 Tabel XVII Memiliki sertifikasi QIA dengan penilaian yang memuaskan …….. 97 Tabel XVIII Mengikuti program pelatihan audit yang diselenggarakan ………... 98 Tabel XIX Mengikuti konferensi serta seminar untuk pengetahuan ………….. 99 Tabel XX Aktif dalam perkumpulan professional yang berkaitan ………….. 100


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha Tabel XXI Mengikuti Peningkatan teknik pemeriksaan intern ………. 101 Tabel XXII Waspada terhadap penyimpangan setiap kegiatan pemeriksaan … 102 Tabel XXIII Tanggapan responden tentang dimensi lingkup pemeriksaan ….... 103 Tabel XXIV Memeriksa reliabilitas dan integritas informasi yang diberikan …. 104 Tabel XXV Memeriksa sistem yang telah ditetapkan ……… 105 Tabel XXVI Memeriksa cara yang digunakan dalam mengelola aktiva …….… 106 Tabel XXVII Menilai keekonomisan penggunaan sumber daya yang ada …...… 107 Tabel XXVIII Tanggapan responden tentang dimensi pelaksanaan kegiatan audit

……….. 108

Tabel XXIX Berdiskusi dahulu dengan pihak terkait dalam pemeriksaan …... 109 Tabel XXX Mengumpulka dan menganalisa kebenaran informasi yang diterima

……….. 110

Tabel XXXI Menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan selesai dilaksanakan ………...……. 111

Tabel XXXII Selalu mengungkap fakta penting ………..…. 112

Tabel XXXIII Laporan yang dikeluarkan adalah laporan yang telah ditanda tangani oleh pimpinan divisi internal audit ……….. 113

Tabel XXXIV Selalu menyampaikan laporan sesuai sistematika penulisan …….. 114

Tabel XXXV Berusaha laporan pemeriksaan yang dihasilkan memberikan gambaran


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha Tabel XXXVI Meninjau dan melakukan follow-up memastikan hasil temuan

pemeriksaan ditindak lanjuti dengan tepat ……….. 116

Tabel XXXVII Tanggapan responden tentang dimensi manajemen bagian audit internal ………. 117

Tabel XXXVIII Selalu memperhatikan acuan pimpinan ………... 118

Tabel XXXIX Selalu mengikuti program pengembangan sumber daya …….…… 119

Tabel XL Mengikuti kegiatan AI yang dikoordinasikan oleh pimpinan ……. 120

Tabel XLI Berpartisipasi dalam proses pengendalian mutu yang ditetapkan ... 121

Tabel XLII Tanggapan responden tentang dimensi standar pemeriksaan ……. 122

Tabel XLIII Audit internal mampu mengidentifikasi indikator fraud …………. 123

Tabel XLIV Fraud ditemukan kebetulan atau tidak disengaja dan diungkap melalui keluhan para karyawan ……… 124

Tabel XLV Auditor internal meyakinkan manajemen tentang fraud melalui bukti ckup setelah melakukan audit ………. 125

Tabel XLVI Memperoleh bukti kompeten dalam memastikan fraud ……..…… 126

Tabel XLVII Tanggapan responden tentang dimensi ruang lingkup fraud …….. 127

Tabel XLVIII Audit terhadap fraud dilakukan meski biaya sangat tinggi ………. 128

Tabel XLIX Eksistensi fraud menunjukkan adanya suatu kekurangan ………... 129


(10)

xv Universitas Kristen Maranatha Tabel LI Audit internal memperoleh informasi yang sensitif ……… 131

Tabel LII Pengembangan integritas karyawan dilakukan untuk mencegah terjadi fraud ……… 132

Tabel LIII Tanggapan responden tentang dimensi pendekatan audit ………... 133

Tabel LIV Melakukan audit dibuat ketentuan khusus mencegah fraud ……… 134

Tabel LV Audit internal melakukan survey pendahuluan ………... 135

Tabel LVI Audit program disusun dari survey pendahuluan ………... 136

Tabel LVII Tim fraud auditor memiliki keterampilan, pengetahuan

mewawancarai untuk hasl diskusi ………... 137

Tabel LVIII Tanggapan responden tentang variabel profesionalisme AI ……... 138

Tabel LIX Tanggapan responden tentang variabel pencegahan kecurangan … 139

Tabel LX Korelasi antara profesionalisme Internal auditor dengan pencegahan kecurangan ……….. 140

Tabel LXI Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel profesionalisme auditor

internal ………. 144

Tabel LXII Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel pencegahan kecurangan ……….. 146


(11)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Rerangka Pemikiran ……… 61 Gambar 2 Kurva uji-t dua pihak………... 134


(12)

xvii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Tabulasi Data ………..……… 145

LAMPIRAN B Kuesioner ………...…………. 146

LAMPIRAN C Output SPSS ………... 152


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tabloid Opini Edisi 11, 21-27 Juli 2005 tentang “Korupsi BUMN” menuliskan bahwa satu persatu kasus korupsi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai diselidiki dan disidik oleh aparat penegak hukum, terutama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Tim Pemberantasan Korupsi (Timtas Tipikor) yang dikoordinir langsung oleh Presiden. Terakhir, dugaan korupsi terjadi di Bank Mandiri dan PLN yang total kerugian negara mencapai ratusan miliar rupiah.

Praktek salah urus yang menjadikan BUMN “sapi perah” berbagai kepentingan telah mewarnai pengelolaan BUMN selama ini. Alih-alih mendapat untung, justru pemerintah sebagai pemegang saham harus menanggung kerugian yang diderita oleh BUMN. Dari 158 BUMN yang beraset mencapai Rp 1163,64 triliun, keuntungan yang berhasil diraih sebelum pajak tahun 2004 hanya Rp 49,82 triliun. Sementara kontribusi melalui berbagai macam pajak yang harus dibayar mencapai Rp 25 triliun per tahun 2003. Pendapatan itu tentu tidak sebanding dengan besarnya asset BUMN. Apalagi 80% dari keuntungan tersebut hanya dihasilkan oleh 10 BUMN saja. Sebagian besar BUMN yang lain dalam keuangan yang didapat oleh pemerintah menjadi tidak berarti, karena pada saat yang sama pemerintah juga harus memberi subsidi kepada BUMN yang lain.

Usaha untuk memberantas korupsi di BUMN hanya dengan penegakan hukum tidak mencukupi. Terutama, karena sesungguhnya praktek korupsi di BUMN tentu


(14)

2 Universitas Kristen Maranatha tidak bisa dilepaskan dari struktur ekonomi politik korup yang melingkupinya. Dalam situasi seperti ini, praktek KKN merupakan cara berbisnis yang wajar dan harus dilakukan karena para kompetitornya juga melakukan hal yang sama. Selama praktek berbisnis yang melegalkan cara-cara korupsi masih terus berlangsung, selama itu pula praktek korupsi tidak bisa dibersihkan dari BUMN.

Informasi tambahan mengenai korupsi di BUMN pun tertulis dalam situs Warta Detikcom, Minggu 22 Mei 2005 yang mengatakan Kementerian BUMN telusuri 30 kasus korupsi BUMN. M. Budi Santoso, Detikcom Jakarta, Kementerian BUMN tengah menelusuri 30 kasus tindak pidana korupsi di sejumlah BUMN. Nilai kerugian negaranya pun sangat besar, diperkirakan lebih dari Rp 2.63 triliun. “Memang benar kami tengah menelusuri 30 kasus korupsi di BUMN. Nilainya mencapai Rp 2.63 US$ 9.974 juta” kata sumber di Kementerian BUMN kepada Detikcom di Jakarta, Minggu (22/5/2005).

Oleh karena itu, untuk membebaskan BUMN dari ajang sapi perah, penegakan hukum harus diiringi dengan reformasi pengelolaan BUMN yang komprehensif. Salah satu inisiatif yang sudah berjalan adalah penerapan Good Corporate Governance. Pada dasarnya, Corporate Governance mengatur soal transparansi dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan serta menerapkan prinsip dan etika anti-korupsi dalam berbisnis. (Tabloid Opini edisi 11, Juli 2005 : 21-27).

Melihat permasalahan-permasalahan di atas dibutuhkan suatu sistem pengawasan dalam perusahaan yang mampu memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka meningkatkan proses tata kelola yang baik, pengelolaan resiko dan pengendalian manajemen yaitu fungsi Audit Internal. Dengan adanya fungsi Audit


(15)

3 Universitas Kristen Maranatha Internal yang baik diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam upaya mengambil langkah untuk mencegah atau mengantisipasi setiap tindakan kecurangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Saran perbaikan dari Internal Auditor akan sangat membantu pihak manajemen untuk dapat mencegah kejadian kecurangan terulang lagi dalam perusahaan. Asikin (2006 : 1).

Fungsi audit internal adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi, dengan demikian fungsi audit internal merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern. Fungsi audit internal merupakan dukungan yang penting bagi komisaris, komite audit, dewan direksi, dan manajemen dalam membentuk fondasi bagi pengembangan pengelolaan perusahaan, karena fungsi audit internal pada prinsipnya merupakan suatu fungsi penilaian independen yang ada dalam suatu organisasi yang dilaksanakan. (Mulyadi, 2002 : 211).

Bagian dari perusahaan yang melakukan fungsi Audit Internal adalah Auditor Internal. Auditor Internal adalah suatu fungsi dalam perusahaan yang melakukan penilaian secara independen dengan tujuan untuk mengevaluasi seluruh aktivitas operasional organisasi yang dinaunginya. Auditor Internal membantu manajemen dalam menilai kegiatan operasional organisasi dan memberikan rekomendasi atas kegiatan operasional organisasi tersebut. Dimana penilaian dan rekomendasi dari Auditor Internal merupakan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Dalam mewujudkan hal tersebut maka peran Auditor Internal yang profesional sangat dibutuhkan. (Asikin, 2006 : 9). Dengan adanya Auditor Internal yang professional diharapkan dapat membantu pihak manajemen


(16)

4 Universitas Kristen Maranatha didalam proses pengambilan keputusan yang baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan kerja perusahaan.

Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas dan profesionalisme pada Internal Auditor merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan perusahaan. Profesionalisme Auditor Internal salah satunya dapat dimiliki dengan adanya suatu independensi. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan ujian audit, mengevaluasi hasilnya, dan membuat laporan audit. Untuk menunjang independensi Auditor Internal, maka keberadaan departemen atau bagian Internal Audit yang berdiri sendiri merupakan hal penting. (Arens, 2001 : 122).

Profesionalisme akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental dari Internal Auditor itu sendiri dalam melakukan pekerjaannya. Jadi semakin lama seseorang itu bekerja maka akan semakin professional. Menurut Kalbers dan Fogathy (1995) dalam jurnal yang ditulis oleh Bachtiar Asikin (2006 : 2) menambah dimensi profesionalisme dalam rangka memperkaya khasanah profesionalisme tersebut adalah : (1) Believe their work to have importance, (2) Are committed to the service of the public good, (3) Demand autonomy in the provision of their service, (4) Advocate self regulationfor their work, (5) Affilliate with other members of their occupation. Menurut Tugiman (1996 : 98) mengungkapkan bahwa profesionalisme merupakan sikap dari perilaku seseorang dalam melakukan profesi tertentu. Seseorang yang professional, disamping mempunyai keahlian, kecakupan teknis, harus mempunyai kesungguhan dan ketelitian bekerja, mengejar kepuasan orang lain, keberanian menanggung resiko,


(17)

5 Universitas Kristen Maranatha ketekunan dan ketabahan hati, integritas tinggi, kehandalan, konsistensi dan kesatuan pikiran, kata dan perbuatan.

Asikin (2006 : 2) menuliskan bahwa dengan adanya sikap profesionalisme internal audit yang handal diharapkan dalam upaya mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Saran dan sikap korektif dari internal auditor akan sangat membantu untuk mencegah kejadian penyimpangan terulang lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan tindakan penyimpangan.

Pada penelitian ini penulis bermaksud menilai sejauh mana hubungan profesionalisme auditor internal dalam menurunkan tingkat kecurangan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian adalah seberapa besar pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap pencegahan kecurangan?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan.


(18)

6 Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat berguna bagi :

1. Bagi penulis sendiri hasil dari penelitian ini digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah.

2. Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang nilai tambah yang diberikan oleh Auditor Internal khususnya dalam pencegahan kecurangan (Fraud).

3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan keilmuan, menjadi sumber bacaan tambahan (referensi), dan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut.


(19)

140 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan, maka penulis dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.

Berdasarkan analisis hubungan antara Profesionalisme Auditor Internal dengan Pencegahan Kecurangan, maka data disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Profesionalisme Auditor Internal dengan Pencegahan Kecurangan dengan kuat hubungan yang sangat lemah. Profesionalisme Auditor Internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Pencegahan Kecurangan dengan total kontribusi hanya sebesar 0,56%. Sedangkan sisanya sebesar 99,44% kontribusi terhadap Pencegahan Kecurangan merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

5.2Saran

Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis bermaksud untuk mengajukan beberapa saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian yang telah didapatkan, dan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya. Adapun saran-saran yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut :


(20)

141 Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi pihak perusahaan

Agar tetap waspada akan terjadinya tindakan kecurangan dan terus mengembangkan piranti-piranti yang mampu mencegah kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan tindakan kecurangan.

2. Bagi penelitian selanjutnya

 Diharapkan peneliti-peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan waktu penelitian yang lebih panjang sehingga dapat mengambil populasi perusahaan sebagai subjek penelitian yang lebih banyak, tentunya dengan semakin banyak populasi perusahaan yang diambil akan memberikan hasil penelitian yang lebih baik dan akurat.

 Diharapkan peneliti-peneliti selanjutnya mencari pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi Pencegahan kecurangan. Sebagai contoh :

 Menciptakan dan Mengembangkan Budaya yang menghargai kejujuran dan Nilai-nilai Etika yang tinggi.

Salah satu tanggung jawab organisasi adalah menumbuhkan budaya yang menghargai kejujuran dan nilai-nilai etika yang tinggi dan menjelaskan perilaku yang diharapkan dan kesadaran dari masing-masing pegawai. Menciptakan budaya yang menghargai kejujuran dan nilai-nilai etika tinggi hendaknya mencakup hal-hal berikut : setting the tone at the top (contoh perilaku atasan), menciptakan lingkungan kerja yang positif, merekrut dan mempromosikan pegawai yang tepat, pelatihan, komitmen dan disiplin.


(21)

142 Universitas Kristen Maranatha  Penerapan Evaluasi proses Pengendalian Anti Kecurangan

Kecurangan tidak akan terjadi tanpa persepsi adanya kesempatan dan menyembunyikan perbuatannya. Organisasi hendaknya proaktif mengurangi kesempatan dengan mengidentifikasi risiko kecurangan, mengambil tindakan mengurangi resiko yang diidentifikasi (pengurangan risiko kecurangan), dan implementasi dan monitoring pengendalian intern.

 Pengembangan Proses Pengawasan (oversight process)

Untuk mencegah dan menangkal kecurangan secara efektif, entitas hendaknya memiliki fungsi pengawasan yang tepat. Pengawasan dalam berbagai jenis dan bentuk ini dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak antara lain Komite Audit, Manajemen Internal Auditor dan Eksternal Auditor.


(22)

143 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens and Loebbecke. (1996). Auditing Pendekatan Terpadu. Prentice hall. Salemba empat. Jakarta.

Arens, J.Elder, Beasley (2006). Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. Eleventh Edition, Prentice Hall. New Jersey.

Azwar, Saifuddin (1997). Reliabilitas dan Validitas, Edisi ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Bank Indonesia (2004). Booklet Perbankan Indonesia. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan. Jakarta.

Belkaoui dan Ahmed Riahi. (2000). Teori Akuntansi. Edisi kelima. Salemba Empat. Jakarta.

Bologna, Jack dan Robert (1993). Handbook of Corporate Fraud. Butterworth-Heinemann. Boston.

Brink and Witt. (1982). Modern Internal Auditing, Fourth Edition. Roland Press Publication.

Cashin(1998). Handbook for Auditors, Second Edition, Mc.Graw Hill.

Guy, Wayne Alderman dan Alan Winter (2002). Auditing. Jilid 1, edisi kelima. Holmes dan Burns (1993). Auditing Norma dan Prosedur. Edisi kesembilan,

Erlangga. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal(2004). Standar Profesi Audit Internal.

Jakarta.

Nazir, Mohammad(1999). Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta. Mulyadi (1998). Auditing, Edisi kelima, Salemba empat. Jakarta.

Nugroho, Leo.(2006). Fraud Detection and Investigation. IAI Wilayah Jawa Barat. Pickett, K.H. Spencer (2000). The Internal Auditing Handbook, John Wiley & Sons:

New York. USA.


(23)

144 Universitas Kristen Maranatha Ratliff et al (1996). Internal Auditing Principles and Techniques. Second Edition.

The Institute of Internal Auditing. Florida.

Reider, Rob. (1999). Operational Review: Maximum Result at efficient cost. Second Edition, John Wiley and Sons Inc.

Sawyer, Lawrence. (2005). Sawyer’s Internal Auditing. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta.

Siegel, Sidney (1997). Statistik non Parametrik: untuk ilmu-ilmu social. Gramedia. Jakarta.

Sugiyono(2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Syafri, Sofyan (1991). Akuntansi Aktiva Tetap. Erlangga. Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja (1992). Quality Auditing. Rineka Cipta. Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja (2001). Audit Kecurangan (Suatu Pengantar). Harvarindo. Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja (2005). Internal Auditing (Suatu Pengantar). Harvindo. Jakarta.

Tugiman, Hiro (1996). Pengenalan Internal Audit. Kanisius. Yogyakarta. Tugiman, Hiro. (1997). Internal Auditing. Kanisius. Yogyakarta.

Tugiman, Hiro. (2004). Tantangan dan Prospek Profesi Internal Auditor di Indonesia. Jakarta.

Tugiman, Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Cetakan Kesembilan, Kanisius, Yogyakarta.

The Institute of Internal Auditors (IIA’s Board of Directors) (1999). Standards for

the Professional Practise of Internal Auditing. Florida.

Asikin, Bachtiar. (2006). Pengaruh sikap profesionalisme internal auditor terhadap peranan internal auditor dalam pengungkapan temuan audit. Volume 7, Nomor 3, Februari.

Samid, Suripto. Peran Audit Internal sebagai Alat Manajemen untuk Mengurangi Risiko. Jurnal Akuntansi dan Keuangan FE Unpad. Bandung.

Tabloid opini, (2005), Korupsi BUMN. Edisi 11, hal 21-27. Juli. Warta Detikcom (2005). Korupsi BUMN. Mei. Jakarta.


(1)

6 Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat berguna bagi :

1. Bagi penulis sendiri hasil dari penelitian ini digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah.

2. Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang nilai tambah yang diberikan oleh Auditor Internal khususnya dalam pencegahan kecurangan (Fraud).

3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan keilmuan, menjadi sumber bacaan tambahan (referensi), dan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut.


(2)

140 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan, maka penulis dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.

Berdasarkan analisis hubungan antara Profesionalisme Auditor Internal dengan Pencegahan Kecurangan, maka data disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Profesionalisme Auditor Internal dengan Pencegahan Kecurangan dengan kuat hubungan yang sangat lemah. Profesionalisme Auditor Internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Pencegahan Kecurangan dengan total kontribusi hanya sebesar 0,56%. Sedangkan sisanya sebesar 99,44% kontribusi terhadap Pencegahan Kecurangan merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

5.2Saran

Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis bermaksud untuk mengajukan beberapa saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian yang telah didapatkan, dan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya. Adapun saran-saran yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut :


(3)

141 Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi pihak perusahaan

Agar tetap waspada akan terjadinya tindakan kecurangan dan terus mengembangkan piranti-piranti yang mampu mencegah kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan tindakan kecurangan.

2. Bagi penelitian selanjutnya

 Diharapkan peneliti-peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan waktu penelitian yang lebih panjang sehingga dapat mengambil populasi perusahaan sebagai subjek penelitian yang lebih banyak, tentunya dengan semakin banyak populasi perusahaan yang diambil akan memberikan hasil penelitian yang lebih baik dan akurat.

 Diharapkan peneliti-peneliti selanjutnya mencari pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi Pencegahan kecurangan. Sebagai contoh :

 Menciptakan dan Mengembangkan Budaya yang menghargai kejujuran dan Nilai-nilai Etika yang tinggi.

Salah satu tanggung jawab organisasi adalah menumbuhkan budaya yang menghargai kejujuran dan nilai-nilai etika yang tinggi dan menjelaskan perilaku yang diharapkan dan kesadaran dari masing-masing pegawai. Menciptakan budaya yang menghargai kejujuran dan nilai-nilai etika tinggi hendaknya mencakup hal-hal berikut : setting the tone at the top (contoh perilaku atasan), menciptakan lingkungan kerja yang positif, merekrut dan mempromosikan pegawai yang tepat, pelatihan, komitmen dan disiplin.


(4)

142 Universitas Kristen Maranatha  Penerapan Evaluasi proses Pengendalian Anti Kecurangan

Kecurangan tidak akan terjadi tanpa persepsi adanya kesempatan dan menyembunyikan perbuatannya. Organisasi hendaknya proaktif mengurangi kesempatan dengan mengidentifikasi risiko kecurangan, mengambil tindakan mengurangi resiko yang diidentifikasi (pengurangan risiko kecurangan), dan implementasi dan monitoring pengendalian intern.

 Pengembangan Proses Pengawasan (oversight process)

Untuk mencegah dan menangkal kecurangan secara efektif, entitas hendaknya memiliki fungsi pengawasan yang tepat. Pengawasan dalam berbagai jenis dan bentuk ini dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak antara lain Komite Audit, Manajemen Internal Auditor dan Eksternal Auditor.


(5)

143 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens and Loebbecke. (1996). Auditing Pendekatan Terpadu. Prentice hall. Salemba empat. Jakarta.

Arens, J.Elder, Beasley (2006). Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. Eleventh Edition, Prentice Hall. New Jersey.

Azwar, Saifuddin (1997). Reliabilitas dan Validitas, Edisi ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Bank Indonesia (2004). Booklet Perbankan Indonesia. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan. Jakarta.

Belkaoui dan Ahmed Riahi. (2000). Teori Akuntansi. Edisi kelima. Salemba Empat. Jakarta.

Bologna, Jack dan Robert (1993). Handbook of Corporate Fraud. Butterworth-Heinemann. Boston.

Brink and Witt. (1982). Modern Internal Auditing, Fourth Edition. Roland Press Publication.

Cashin(1998). Handbook for Auditors, Second Edition, Mc.Graw Hill.

Guy, Wayne Alderman dan Alan Winter (2002). Auditing. Jilid 1, edisi kelima. Holmes dan Burns (1993). Auditing Norma dan Prosedur. Edisi kesembilan,

Erlangga. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal(2004). Standar Profesi Audit Internal.

Jakarta.

Nazir, Mohammad(1999). Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta. Mulyadi (1998). Auditing, Edisi kelima, Salemba empat. Jakarta.

Nugroho, Leo.(2006). Fraud Detection and Investigation. IAI Wilayah Jawa Barat. Pickett, K.H. Spencer (2000). The Internal Auditing Handbook, John Wiley & Sons:

New York. USA.


(6)

144 Universitas Kristen Maranatha

Ratliff et al (1996). Internal Auditing Principles and Techniques. Second Edition. The Institute of Internal Auditing. Florida.

Reider, Rob. (1999). Operational Review: Maximum Result at efficient cost. Second Edition, John Wiley and Sons Inc.

Sawyer, Lawrence. (2005). Sawyer’s Internal Auditing. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta.

Siegel, Sidney (1997). Statistik non Parametrik: untuk ilmu-ilmu social. Gramedia. Jakarta.

Sugiyono(2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Syafri, Sofyan (1991). Akuntansi Aktiva Tetap. Erlangga. Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja (1992). Quality Auditing. Rineka Cipta. Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja (2001). Audit Kecurangan (Suatu Pengantar). Harvarindo. Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja (2005). Internal Auditing (Suatu Pengantar). Harvindo. Jakarta.

Tugiman, Hiro (1996). Pengenalan Internal Audit. Kanisius. Yogyakarta. Tugiman, Hiro. (1997). Internal Auditing. Kanisius. Yogyakarta.

Tugiman, Hiro. (2004). Tantangan dan Prospek Profesi Internal Auditor di Indonesia. Jakarta.

Tugiman, Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Cetakan Kesembilan, Kanisius, Yogyakarta.

The Institute of Internal Auditors (IIA’s Board of Directors) (1999). Standards for the Professional Practise of Internal Auditing. Florida.

Asikin, Bachtiar. (2006). Pengaruh sikap profesionalisme internal auditor terhadap peranan internal auditor dalam pengungkapan temuan audit. Volume 7, Nomor 3, Februari.

Samid, Suripto. Peran Audit Internal sebagai Alat Manajemen untuk Mengurangi Risiko. Jurnal Akuntansi dan Keuangan FE Unpad. Bandung.

Tabloid opini, (2005), Korupsi BUMN. Edisi 11, hal 21-27. Juli. Warta Detikcom (2005). Korupsi BUMN. Mei. Jakarta.