Perancangan Flicker Fusion Apparatus Untuk Mendeteksi Kelelahan Mata Dalam Upaya Untuk Menentukan Jadwal Istirahat Operator Inspeksi (Studi Kasus Di Pabrik X Bandung).

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PABRIK X merupakan suatu perusahaan berskala home industry yang bergerak di bidang manufaktur boneka. Salah satu stasiun yang terdapat dalam perusahaan ini adalah stasiun inspeksi. PABRIK X menerima keluhan dari operator inspeksi mengenai kelelahan mata operator dengan gejala mata merah, kering, dan otot mata pegal. Oleh sebab itu, PABRIK X ingin mengetahui seberapa besar tingkat kelelahan mata operator inspeksi dalam melakukan pekerjaannya, sehingga bisa dijadikan acuan dalam menentukan waktu istirahat bagi operator inspeksi.

Flicker fusion apparatus merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kelelahan mata, alat ini telah banyak digunakan beberapa perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan kelelahan mata. Namun, belum banyak perusahaan yang memiliki alat ini, dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli sebuah flicker fusion apparatus sangat mahal. Maka, penulis membantu PABRIK X dalam merancang flicker fusion apparatus dengan spesifikasi tertentu yang dapat digunakan untuk mengukur kelelahan mata operator inspeksi yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan waktu istirahat bagi operator inspeksi di PABRIK X.

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses perancangan flicker fusion apparatus. Tahapan awal adalah dengan menentukan fungsi serta mekanisme dasar flicker fusion apparatus. Kemudian dilakukan peracancangan printed circuit board untuk dapat merealisasikan fungsi serta mekanisme tersebut. Setelah komponen elektrik siap, maka dirancang casing flicker fusion apparatus. Casing utama adalah main black box yang fungsinya adalah tempat operator melihat kedipan lampu. Penetapan dimensi kotak didasarkan pada ukuran antropometri dasar wajah manusia. Secara umum, untuk lebar kotak, digunakan ukuran lebar wajah, dan untuk tinggi digunakan ukuran tinggi wajah total dikurangkan dengan tinggi dari dagu hingga hidung serta tinggi dahi manusia. Sedangkan untuk panjang, digunakan ukuran normal visual acuity. Pemilihan warna lampu didasarkan pada teori kesensitifan sel kerucut mata pada warna. Sebagai controller, terdapat 2 tombol utama, yang pertama adalah buzzer yang berfungsi sebagai tombol start serta penghenti frekuensi. Tombol kedua adalah tombol On Off yang fungsinya mengaktifkan serta menonaktifkan flicker. Flicker fusion apparatus yang telah dibuat, dibandingkan dengan 3 jenis flicker fusion apparatus aktual dengan menggunakan scoring concept.

Penulis menyimulasikan flicker fusion apparatus usulan pada PABRIK X dengan mengambil sampel frekuensi kesiapan mata operator sebelum aktivitas dan setelah diberikan istirahat yang berbeda, dan mengusulkan istirahat yang optimal untuk operator inspeksi yaitu 25 menit setelah 2 jam beraktivitas. PABRIK X melaporkan hasil yang positif setelah menerapkannya.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Cover

Abstrak………...………..……..……..i

Kata Pengantar………...………..... ii

Daftar Isi……… v

Daftar Tabel……….….....vii

Daftar Gambar……….….......viii

Daftar Lampiran……….. ix BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………...……. 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ………...1-2 1.3 Batasan dan Asumsi ………...………... 1-2

1.4 Perumusan Masalah……….... 1-3

1.5 Tujuan Penelitian ………....………...…….1-4 1.6 Sistematika Penulisan………....………...….. 1-4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi……….2-1

2.1.1 Sejarah Ergonomi……… .2-2

2.1.2 Prinsip dan Tujuan Ergonomi……….. 2-3 2.1.3 Bidang-bidan Penyelidikan Ergonomi………. 2-4 2.1.4 Bidang Ilmu Ergonomi……….2-5

2.2 Antropometri……….. 2-6

2.2.1 Pembagian Antropometri……….. 2-6 2.2.2Metode Pengukuran Data Antropometri………2-8 2.2.3Pedoman Pengukuran Data Antropometri………. 2-8 2.2.4Penerapan Data Antropometri……… 2-11

2.3 Perancangan……….. 2-14

2.3.1Definisi Perancangan……… 2-14 2.3.2Karakteristik Perancangan………... 2-14


(3)

vi Universitas Kristen Maranatha 2.3.3Prosedur Perancangan………..2-15

2.4 Analisis Perancangan……… 2-16

2.4.1Analisis Desain……… 2-16

2.4.2Analisis Nilai………. 2-16

2.5 Lingkungan Fisik……….. 2-18

2.5.1Kebisingan………. 2-18

2.5.2Temperatur dan Kelembapan……….. 2-19

2.5.3Pencahayaan……….2-20

2.5.4Warna………. 2-22

2.6 Konsep Penilaian……….. 2-23

2.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja………2-25

2.8 Kelelahan……….……..……….…………..…...2-30

2.1.1. Definisi Kelelahan……… 2-31 2.1.2. Jenis Kelelahan……….. 2-32 2.9 Waktu Istirahat………...2-33 2.10 Penerangan di Tempa Kerja……… 2-34

2.11 Anatomi Mata……… 2-35

2.12 Fisiologi Mata………... 2-37

2.13 Flicker Test Apparatus………. 2-39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN………..……….. 3-1 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan…...………...4-1

4.1.1.Data Jadwal Kerja………... 4-1 4.1.2. Data Lingkungan Fisik Tempat Kerja……… 4-1 4.2 Data Flicker Fusion Apparatus Aktual………...4-2 4.3 Flicker Fusion Apparatus Aktual Vs Flicker Fusion Apparatus Usulan

Berdasarkan Scoring Concept ……… 4-3 4.4 Proses Pembuatan Flicker Fusion Apparatus Usulan……….4-5 4.5 Perancangan PCB Flicker Fusion Apparatus Usulan……… 4-16 4.6 Realisasi Flicker Usulan……… 4-16


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

4.8 Pengolahan Data………... 4-25

BAB 5 ANALISIS DATA DAN USULAN

5.1 Analisis Data……….……….. 5-1

5.1.1. Analisis Kelebihan Keterbatasan Flicker Apparatus Aktual….5.1 5.1.2. Analisis Perbandingan Flicker Usulan dengan Aktual…….. 5-7 5.1.3. Analisis Sensitivitas dan Fleksibilitas Alat………..5-7 5.1.4. Analisis Pencahayaan yang Digunakan Saat Ini……….. 5-9 5.1.5. Analisis Jadwal Kerja yang Diterapkan Perusahaan Untuk Bagian Inspeksi Saat Ini……….. 5-9 5.1.6. Analisis Keluhan Dikaitkan Dengan Jadwal Kerja………… 5-10 5.1.7. Analisis Pengaruh Tingkat Kesiapan Mata Sebelum Bekerja Terhadap Tingkat Kesiapan Mata Setelah Bekerja……… 5-11 5.1.8. Analisis Pengaruh Perbedaan Waktu Istirahat Terhadap

Pemulihan Kesiapan Mata………. 5-11

5.2 Usulan………... 5-12

5.2.1. Usulan Pencahayaan yang Baik Bagi Operator Inspeksi… 5-12 5.2.2. Usulsn Untuk Menjaga Kesehatan Mata Operator………… 5-12 5.2.3. Usulan Jadwal Istirahat yang Baik Bagi Operator Inspeksi... 5-12 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan………...…. 6.1

6.2 Saran………... 6.2

Daftar Pustaka Lampiran


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Anova 1 Arah Tahap Pertama 3-10

3.2 Anova 1 Arah Tahap Kedua 3-11

4.1 Data Waktu Kerja Efektif Perusahaan 4-1

4.2 Kondisi Lingkungan Fisik PT X 4-1

4.3 Alternatif Flicker 4-3

4.4 Scoring Flicker 4-3

4.5 Alternatif Terbaik Flicker Berdasarkan Scoring Concept 4-4

4.6 Biaya Pembuatan Flicker Usulan 4-12

4.7 Bagian Pertama Replikasi 1 4-19

4.8 Bagian Pertama Replikasi 2 4-19

4.9 Bagian Pertama Replikasi 3 4-19

4.10 Bagian Pertama Replikasi 4 4-19

4.11 Bagian Pertama Replikasi 5 4-20

4.12 Frekuensi Dengan Istirahat 10 Menit 4-21

4.13 Frekuensi Dengan Istirahat 15 Menit 4-22

4.14 Frekuensi Dengan Istirahat 20 Menit 4-23

4.15 Frekuensi Dengan Istirahat 25 Menit 4-24

4.16 Nilai Power Pengujian VS Taraf Nyata I 4-25

4.17 Nilai Power Pengujian VS Taraf Nyata II 4-26

4.18 Persentase Error Diferensiasi Istirahat Replikasi 1 4-27 4.19 Persentase Error Diferensiasi Istirahat Replikasi 2 4-28 4.20 Persentase Error Diferensiasi Istirahat Replikasi 3 4-30 4.21 Persentase Error Diferensiasi Istirahat Replikasi 4 4-31 4.22 Persentase Error Diferensiasi Istirahat Replikasi 5 4-32


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Anatomi Mata 2-10

2.2 Detail Retina 2-11

3.1 Bagan Metodologi Penelitian 3-1

3.1 Bagan Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3-2

4.1 Flicker Fusion Apparatus Aktual 4-3

4.2 Byzigomatic Breadth 4-7

4.3 Human Facial Anthropometry Tampak Depan 4-8 4.4 Human Facial Anthropometry Tampak Samping 4-8

4.5 Human Face Arc 4-9

4.6 Main Black Box Tampak Atas 4-13

4.7 Main Black Box Tampak Samping Kanan 4-13

4.8 Main Black Box Tampak Depan 4-13

4.9 Electric Display Box Tampak Depan 4-14 4.10 Electric Display Box Tampak Atas 4-14 4.11 Electric Display Box Tampak Samping Kanan 4-14

4.12 Main Black Box 4-15

4.13 Bagian Depan Main Black Box 4-15

4.14 Electric Display Box 4-16

4.15 Rancangan PCB Flicker fusion apparatus Usulan 4-16

4.16 Flicker Usulan (Tampak Depan) 4-17

4.17 Flicker Usulan (Tampak Samping Kanan) 4-17

4.18 Flicker Usulan (Tampak Atas) 4-18

4.19 Persentase Error Vs Waktu Istirahat Replikasi 1 4-28 4.20 Persentase Error Vs Waktu Istirahat Replikasi 2 4-29 4.21 Persentase Error Vs Waktu Istirahat Replikasi 3 4-30 4.22 Persentase Error Vs Waktu Istirahat Replikasi 4 4-32 4.23 Persentase Error Vs Waktu Istirahat Replikasi 5 4-33


(7)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Judul L|1 Data Pengolahan Minitab Bagian Pertama L|2 Data Pengolahan Minitab Bagian Kedua L|2 Data Human Facial Anthropometry

L|7 Foto-foto Pengamatan


(8)

(9)

L-1

LAMPIRAN

1. Data Pengolahan Minitab Bagian Pertama

General Linear Model: Frekuensi Versus Waktu, Operator Factor Type Levels Values

Waktu fixed 2 1, 2

Operator fixed 5 1, 2, 3, 4, 5

Analysis of Variance for Frekuensi, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Waktu 1 2339.28 2339.28 2339.28 1439.15 0.000 Operator 4 22.88 22.88 5.72 3.52 0.014 Error 44 71.52 71.52 1.63

Total 49 2433.68

S = 1.27493 R-Sq = 97.06% R-Sq(adj) = 96.73%

Obs Frekuensi Fit SE Fit Residual St Resid 8 20.0000 17.5600 0.4416 2.4400 2.04 R 10 22.0000 19.3600 0.4416 2.6400 2.21 R 39 20.0000 17.5600 0.4416 2.4400 2.04 R\

General Linear Model: Frekuensi versus Waktu, Operator Factor Type Levels Values

Waktu fixed 2 3, 4

Operator fixed 5 1, 2, 3, 4, 5

Analysis of Variance for Frekuensi, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Waktu 1 2563.28 2563.28 2563.28 1690.41 0.000 Operator 4 4.32 4.32 1.08 0.71 0.588 Error 44 66.72 66.72 1.52

Total 49 2634.32

S = 1.23141 R-Sq = 97.47% R-Sq(adj) = 97.18%

Obs Frekuensi Fit SE Fit Residual St Resid 23 28.0000 30.3600 0.4266 -2.3600 -2.04 R 49 14.0000 16.6400 0.4266 -2.6400 -2.29 R


(10)

L a m p i r a n L | 2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2. Data Pengolahan Minitab Bagian Kedua

General Linear Model: Salah versus Istirahat, Nama Factor Type Levels Values

Istirahat fixed 4 1, 2, 3, 4 Nama fixed 5 1, 2, 3, 4, 5

Analysis of Variance for Salah, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Istirahat 3 459.040 459.040 153.013 156.14 0.000 Nama 4 2.960 2.960 0.740 0.76 0.557 92 90.160 90.160 0.980

Total 99 552.160

S = 0.989949 R-Sq = 83.67% R-Sq(adj) = 82.43%

Obs Salah Fit SE Fit Residual St Resid 75 2.00000 4.16000 0.28000 -2.16000 -2.27 R

R denotes an observation with a large standardized residual.


(11)

L a m p i r a n L | 3


(12)

L a m p i r a n L | 4


(13)

L a m p i r a n L | 5


(14)

L a m p i r a n L | 6


(15)

L a m p i r a n L | 7

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4. Foto-foto Pengamatan


(16)

L a m p i r a n L | 8

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5. Flicker Apparatus Usulan


(17)

DATA PENULIS

Nama : Stepviani Magdalena

Alamat di Bandung : Komplek Bougenville Blok A2 Antapani Bandung 40291 Alamat Asal : Komplek Bougenville Blok A2 Antapani Bandung 40291 No. Telp Bandung : 022-7204539

No. Telp Asal : 022-7204539

No. Handphone : 08997924566/082129979173 Alamat Email : stepvianimagdalena@hotmail.com Pendidikan : SMU Taruna Bakti Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Nilai Tugas Akhir : A


(18)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perindustrian, bagian inspeksi merupakan bagian yang sangat penting karena bagian inspeksi sangat menentukan kualitas suatu produk yang dihasilkan. Semakin baik bagian inspeksi dalam suatu perusahaan, maka kuantitas cacat yang ditemukan dalam suatu produk akan relatif lebih kecil. Bagian inspeksi merupakan bagian yang menjalankan aktivitas pemeriksaan dengan menggunakan mata secara dominan. Hal ini menimbulkan efek samping berupa kelelahan mata (eye fatigue) pada operator yang bekerja pada bagian inspeksi.

PABRIK X merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur boneka yang terletak di daerah Sarijadi Bandung. Perusahaan ini menerima keluhan dari operator-operator yang bekerja di bagian inspeksi. Keluhan yang mereka terima diantaranya adalah mata merah, mata kering, dan otot mata pegal. Keluhan-keluhan ini menyebabkan kerja operator menjadi kurang optimal dan kurang nyaman, sehingga kualitas produk akhir yang diterima menjadi kurang optimal.

PABRIK X menginginkan suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar kelelahan mata yang terjadi di bagian inspeksi. Dalam penelitian tersebut, diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksi kelelahan mata operator. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kelelahan mata operator adalah flicker fusion apparatus Alat ini memang telah ada dan banyak digunakan di perusahaan besar untuk menyelesaikan permasalah yang berkaitan dengan kelelahan mata. Namun, flicker fusion apparatus yang sudah ada di pasaran memiliki harga yang relatif mahal dan hanya dapat dijangkau oleh kalangan tertentu saja. Sedangkan, PABRIK X meruapakan perusahaan berskala home industry. Sehingga, harga yang mahal merupakan suatu kendala yang besar. Oleh sebab itu,


(19)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Universitas Kristen Maranatha penulis membantu merancang flicker fusion apparatus usulan dengan spesifikasi tertentu serta dengan harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan flicker fusion apparatus aktual. Flicker fusion apparatus usulan, diharapkan dapat menyelesaiakan permasalahan yang berkaitan dengan kelelahan mata di PABRIK X, dengan cara menetapkan waktu istirahat optimal bagi operator inspeksi, sehingga dapat diaplikasikan dan membantu PABRIK X.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari observasi awal yang telah dilakukan, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan, diantaranya sebagai berikut, :

 Mata pekerja kering  Mata pekerja merah

 Otot operator sering terasa pegal 1.3. Batasan & Asumsi

Karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis, maka ruang lingkup penelitian yang dilakukan dibatasi untuk beberapa hal berikut:

Peneliti hanya menggunakan 3 sampel pembanding Flicker fusion apparatus Fussion Apparatus aktual

 Jumlah operator yang diteliti sebanyak 5 orang.

 Jumlah replikasi yang dilakukan sebanyak 5 kali dengan kondisi lingkungan tetap.

Uji Anova dilakukan dengan software Minitab 14.

 Faktor Intrinsik yang ditentukan adalah umur berkisar antara 29 hinga 31 tahun dan jenis kelamin wanita.

 Faktor ekstrinsik yang ditentukan adalah jadwal kerja yaitu dari pukul 08:00 hingga 16:00 serta pencahayaan yang berkisar antara 500 hingga 506 lux.

 Perusahaan menginginkan waktu istirahat kelipatan 5 dan diatas 5 menit.


(20)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Universitas Kristen Maranatha  Perusahaan menetapkan bahwa waktu istirahat harus diatas 5 menit

namun kelipatan lima

Untuk memfokuskan penelitian, maka penulis membuat beberapa asumsi dalam laporan tugas akhir ini, diantaranya adalah

 Tingkat Kepercayaan 95% dan Tingkat Ketelitian sebesar 5%.  Stamina operator yang diteliti dalam keadaan fit.

 Keadaan lingkungan selama pengamatan tetap.

Hasil Critical Flicker Fusion (CFFF) flicker fusion apparatus usulan mendekati hasil CFFF yang diberikan oleh flicker fusion apparatus aktual.

1.4. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kelebihan dan kelemahan flicker fusion apparatus aktual? 2. Bagaimana perbandingan flicker fusion apparatus usulan dengan

flicker fusion apparatus aktual?

3. Bagaimana sensitifitas dan fleksibilitas alat usulan?

4. Bagaimana pencahayaan yang digunakan di bagian inspeksi saat ini? 5. Bagaimana jadwal kerja yang diterapkan perusahaan untuk bagian

inspeksi saat ini?

6. Bagaimana keluhan dikaitkan dengan jadwal kerja?

7. Bagaimana pengaruh tingkat kesiapan mata sebelum bekerja terhadap tingkat kesiapan mata setelah bekerja?

8. Bagaimana pengaruh perbedaan waktu istirahat terhadap pemulihan kesiapan mata?

9. Bagaimana usulan pencahayaan yang baik operator bagian inspeksi? (Jika diperlukan)


(21)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Universitas Kristen Maranatha 11.Bagaimana usulan jadwal istirahat yang baik untuk operator bagian

inspeksi? 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kelebihan serta keterbatasan flicker fusion apparatus aktual.

2. Menganalisis perbandingan flicker fusion apparatus usulan dengan flicker fusion apparatus aktual.

3. Menganalisis sensitifitas dan fleksibilitas alat usulan.

4. Menganalisis pencahayaan yang digunakan di bagian inspeksi saat ini. 5. Menganalisis jadwal kerja yang diterapkan perusahaan untuk bagian

inspeksi saat ini.

6. Menganalisis keluhan dikaitkan dengan jadwal kerja.

7. Menganalisis pengaruh tingkat kesiapan mata sebelum bekerja terhadap tingkat kesiapan mata setelah bekerja.

8. Menganalisis pengaruh perbedaan waktu istirahat terhadap pemulihan kesiapan mata.

9. Memberikan usulan pencahayaan yang baik operator bagian inspeksi. (Jika diperlukan)

10.Memberikan usulan dalam menjaga kesehatan mata operator.

11.Memberikan usulan jadwal istirahat yang baik untuk operator bagian inspeksi.

1.6. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini ditulis dalam 6 bab yang mengikuti sistematika penelitian sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang yang mendasari penelitian ini, identifikasi masalah, pembatasan dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematikan penulisan.


(22)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Universitas Kristen Maranatha BAB 2 STUDI PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut akan digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihaadapi perusahaan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahap-tahap yang dilakukan penulis mulai dari awal hingga akhir penelitian. Tahapan disusun dalam bentuk flowchart dan dilengkapi dengan keterangan.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data yang berhasil dikumpulkan penulis yang berkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya, data-data tersebut diolah untuk menghasilkan informasi yang berguna.

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN

Bab ini berisi analisis dari hasil pengolahan data serta usulan tindakan perbaikan yang seharusnya dilakukan perusahaan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran dalam penerapan metode usulan.


(23)

6 - 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI

KESIMPULAN & SARAN

6.1. Kesimpulan

Kelebihan dan Keterbatasan Flicker Fusion Apparatus Aktual Tiga jenis Flicker Fusion Apparatus aktual yang dianalisis memiliki kelebihan (jika ditinjau untuk tujuan penelitian ini) seperti :

 Sudah menggunakan lampu LED.  Memiliki display yang baik.

 Menggunakan warna lampu yang dapat dikenali dengan mudah oleh sel kerucut.

 Memiliki frekuensi kedipan lampu yang baik.

 Posisi lampu yang tidak ditentukan dari jarak penglihata operator.  Ringan dan mudah digunakan.

Selain kelebihan Flicker Fusion Apparatus aktual juga memiliki berbagai kelemahahan (jika ditinjau untuk tujuan penelitian ini) diantaranya adalah:

 Peletakan lampu pada ruang terbuka.  Bentuk yang kurang ergonomis.

Perbandingan Flicker Fusion Apparatus Usulan dengan Aktual Berdasarkan hasil concept scoring, flicker fusion apparatus usulan memberikan hasil yang hamper sama dengan flicker aktual karena flicker usulan mengadopsi kelebihan yang sudah baik dan memperbaiki keterbatasan flicker aktual dengan menempatkan lampu pada ruang tertutup, menyesuaikan bentuk dengan antropometri wajah manusia.


(24)

Bab 6 Kesimpulan & Saran 6 - 2

Universitas Kristen MaranathaSensitifitas dan Fleksibilitas

Ketidakstabilan daya, ketidaksanggupan untuk mengakomodasi orang berkacamata serta keberadaan yang selalu harus di dekat stop kontak adalah sisi sensitifitas yang harus dipatuhi agar alat dapat menjalankan fungsi sebagaimana funsginya. Sedangkan kefleksibelan lampu serta kesanggupan untuk mengadaptasi ketinggian adalah sisi fleksibilitas alat,

Pencahayaan yang Digunakan Perusahaan Saat Ini

Berdasarkan Handbook of Ergonomic, pencahayaan sebesar 500 lux yang digunakan saat ini sudah memenuhi syarat ideal bagi pekerjaan inspeksi. Karena pekerjaan inspeksi boneka dapat dikatagorikan sebagai inspeksi tingkat very difficult dan pencahayaan yang ideal untuk kelas ini adalah 500 lux.

Jadwal Kerja Perusahaan Saat Ini

Berdasarkan waancara yang dilakukan dengan pemilik serta operator inspeksi pabrik X, diketahui bahwa jadwal kerja yang ditetapkan perusahaan saat ini belum memperhatikan faktor kelelahan mata operator inspeksi, sehingga menimbulkan keluhan dari aspek kelelahan mata operator.

Keluhan Kerja Terkait Jadwal Kerja

Berdasarkan hasil wawancara dari operator inspeksi boneka di Pabrik X, jadwal kerja saat ini terbukti menjadi faktor penyebab keluhan kerja yang terjadi saat ini seperti mata kering, mata merah, dan otot mata operator terasa pegal.

Pengaruh Tingkat Kesiapan Mata Sebelum dan Sesudah Aktivitas Berdasarkan uji anova 1 arah yang telah dilakukan, didapat bahwa nilai P yaitu sebesar 0.000 yang diberikan lebih kecil dari nilai taraf


(25)

Bab 6 Kesimpulan & Saran 6 - 3

Universitas Kristen Maranatha nyata yaitu sebesar 0.050. Hal ini membuktikan bahwa memang terdapat pengaruh antara aktivitas inspeksi yang dilakukan operator terhadap kelelahan mata operator pada taraf nyata 0.05.

Pengaruh Perbedaan Waktu Istirahat Terhadap Pemulihan Kesiapan Mata.

Berdasarkan uji anova 1 arah yang telah dilakukan, didapat bahwa nilai P yaitu sebesar 0.000 yang diberikan lebih kecil dari nilai taraf nyata yaitu sebesar 0.050. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara perbedaan waktu istiraht terhadap tingkat pemulihan kesiapan mata operator inspeksi boneka pada taraf nyata 0.05.

Usulan Pencahayaan

Berdasarkan Handbook of Ergonomic, aktivitas inspeksi dikatagorikan menjadi beberapa tingkatan. Inspeksi boneka dapat dikatagorikan sebagai inspeksi very difficult sehingga pencahayaan yang ideal bagi tingkat ini adalah sekitar 500 Lux. Maka, penulis tidak mengusulkan pencahayaan karena perusahaan yang diteliti telah memakai pencahayaan yang ideal bagi operator inspeksi.

Usulan Dalam Menjaga Kesehatan Mata Operator

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan bahwa keluhan operator mata batgian inspeksi berkaitan dengan ketegangan mata karena pekerjaan yang terus-menerus, penulis mengusulkan pemberian obat mata jenis eye tears terhadap mata pekerja untuk menjaga kesehatan mata operator di bagian inspeksi.

Usulan Jadwal Istirahat yang Ideal.

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat error, tingkat error terkecil ditunjukkan pada waktu istirahat 25 menit setelah 2 jam beristirahat, maka penulis mengusulkan jadwal istirahat setiap 2 jam selama 25 menit.


(26)

Bab 6 Kesimpulan & Saran 6 - 4

Universitas Kristen Maranatha 6.2. Saran

Penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat melakukan pengujian lebih lanjut terhadap flicker fusion apparatus usulan yang dibuat oleh penulis dan dapat mengembangkan lebih baik lagi.


(27)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Anna Luczak dan Andrzei (2006), Longitudinal Changes in Critical Flicker Fusion Frequency : An Indicator of Human Workload

2. Ching, F. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Dalam Cok Gd Rai Padmanaba: Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior.Jakarta: Erlangga.

3. Dyer and Morris, 1990.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/int/article.../ 16680. Diakses pada taggal 22 Febuari 2010.

4. Granjean, E. (1979), Fatigue In Industries, British Journal of Industries medicine 36, pp.175-186

5. Grandjean, E. (1970). Fatigue. Yant Memorial Lecture, 1970.American Industrial Hygiene Association Journal, 31, 401-411

6. Grandjean, E., and Wotzka, G. (1971). Correlations between subjective and physiological criteria of fatigue. In Proceedings of the 17th International Congress of the International Association of Applied Psychology, Liege, 1970, pp. 375-380. Editest: Bruxelles.

7. Grandjean, E., Wotzka, G., Schaad, R., and Gilgen, A. (1985). Fatigue and stress in air traffic controllers. Ergonomics, 14, 159-165.

8. Grandjean, E. 1993 Fitting the Task to the Man. London : Taylor & Francis.

9. Guyton, C.A. 1986. Text Book of Medical Physiology. New York : W.B. Saunders Co.

10.Manuaba, A. 1998 b. Pengaturan Suhu Tubuh dan ”Water Intake (Bunga Rampai Volume II) Denpasar : Program Studi Ergonomi-Fisiologi Kerja Universitas Udayana.

11.McFarland, R.A. (1972). Psychophysiological implications oflife at

altitude and including the role of oxygen in the processof aging. In M.K.

Yousef, S.M.

12.Nurmianto, Eko. Ergonomi ; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya. Jakarta. Edisi I. Cetakan II. Oktober 1998.

13.Pheasant, S. 1991. Ergonomics, Works and Health. London : Macmillan AcademicProfesional Ltd.

14.Roshentov, V.V. (2008), Assurance of Acuracy in Measurement of eh Flicker Fusion Frequency, Biomedical Engineering, 42 (1), pp 8-10

15.Saito, Kazuo (1999), Measurement of Fatigue in Industries, Industrial Health, 39, pp 134-142

16.Sastrowinoto, S. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta : PT.Pustaka Binaman Pressindo.

17.Suma’mur, P.K. 1992. Pengaruh Asuransi Kesehatan terhadap Produktivitas. Makalah.Disampaikan pada Seminar Produktivitas Tenaga Kerja, 30 Januari 1992 di Jakarta.

18.Sutalaksana, Iftikar Z. Anggawisastra, Ruhana dan Jann H. Tjakraatmadja. Teknik dan Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri ITB. 1979


(28)

Universitas Kristen Maranatha 19.Sutalaksana, Iftikar Z. Anggawisastra, Ruhana dan Jann H. Tjakraatmadja.

Teknik dan Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri ITB. 2006 20.Ulrich, Karl T & Steven D. Epinger (2003) Product Design and

Development, Mc Graw Hill, Singapore

21.Wardana, W.A., Supriyono, DJ. Harsono. 1997.Aspek Keselamatan Kerja pada PoemakaianKomputer. http//www. Indosat. Net id/elektro/komput6.html. Diakses pada tangal 26 Januari 2012.

22.Yi-Hsueh Yang and Chi- Yuang Yu, A 3-D Craniofacial Anthropometric Database


(1)

6 - 1 Universitas Kristen Maranatha

KESIMPULAN & SARAN

6.1. Kesimpulan

Kelebihan dan Keterbatasan Flicker Fusion Apparatus Aktual

Tiga jenis Flicker Fusion Apparatus aktual yang dianalisis memiliki kelebihan (jika ditinjau untuk tujuan penelitian ini) seperti :

 Sudah menggunakan lampu LED.

Memiliki display yang baik.

 Menggunakan warna lampu yang dapat dikenali dengan mudah oleh sel kerucut.

 Memiliki frekuensi kedipan lampu yang baik.

 Posisi lampu yang tidak ditentukan dari jarak penglihata operator.

 Ringan dan mudah digunakan.

Selain kelebihan Flicker Fusion Apparatus aktual juga memiliki berbagai kelemahahan (jika ditinjau untuk tujuan penelitian ini) diantaranya adalah:

 Peletakan lampu pada ruang terbuka.

 Bentuk yang kurang ergonomis.

Perbandingan Flicker Fusion Apparatus Usulan dengan Aktual

Berdasarkan hasil concept scoring, flicker fusion apparatus usulan memberikan hasil yang hamper sama dengan flicker aktual karena flicker usulan mengadopsi kelebihan yang sudah baik dan memperbaiki keterbatasan flicker aktual dengan menempatkan lampu pada ruang tertutup, menyesuaikan bentuk dengan antropometri wajah manusia.


(2)

Bab 6 Kesimpulan & Saran 6 - 2

Universitas Kristen MaranathaSensitifitas dan Fleksibilitas

Ketidakstabilan daya, ketidaksanggupan untuk mengakomodasi orang berkacamata serta keberadaan yang selalu harus di dekat stop kontak adalah sisi sensitifitas yang harus dipatuhi agar alat dapat menjalankan fungsi sebagaimana funsginya. Sedangkan kefleksibelan lampu serta kesanggupan untuk mengadaptasi ketinggian adalah sisi fleksibilitas alat,

Pencahayaan yang Digunakan Perusahaan Saat Ini

Berdasarkan Handbook of Ergonomic, pencahayaan sebesar 500 lux yang digunakan saat ini sudah memenuhi syarat ideal bagi pekerjaan inspeksi. Karena pekerjaan inspeksi boneka dapat dikatagorikan sebagai inspeksi tingkat very difficult dan pencahayaan yang ideal untuk kelas ini adalah 500 lux.

Jadwal Kerja Perusahaan Saat Ini

Berdasarkan waancara yang dilakukan dengan pemilik serta operator inspeksi pabrik X, diketahui bahwa jadwal kerja yang ditetapkan perusahaan saat ini belum memperhatikan faktor kelelahan mata operator inspeksi, sehingga menimbulkan keluhan dari aspek kelelahan mata operator.

Keluhan Kerja Terkait Jadwal Kerja

Berdasarkan hasil wawancara dari operator inspeksi boneka di Pabrik X, jadwal kerja saat ini terbukti menjadi faktor penyebab keluhan kerja yang terjadi saat ini seperti mata kering, mata merah, dan otot mata operator terasa pegal.

Pengaruh Tingkat Kesiapan Mata Sebelum dan Sesudah Aktivitas

Berdasarkan uji anova 1 arah yang telah dilakukan, didapat bahwa nilai P yaitu sebesar 0.000 yang diberikan lebih kecil dari nilai taraf


(3)

Universitas Kristen Maranatha terdapat pengaruh antara aktivitas inspeksi yang dilakukan operator terhadap kelelahan mata operator pada taraf nyata 0.05.

Pengaruh Perbedaan Waktu Istirahat Terhadap Pemulihan Kesiapan Mata.

Berdasarkan uji anova 1 arah yang telah dilakukan, didapat bahwa nilai P yaitu sebesar 0.000 yang diberikan lebih kecil dari nilai taraf nyata yaitu sebesar 0.050. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara perbedaan waktu istiraht terhadap tingkat pemulihan kesiapan mata operator inspeksi boneka pada taraf nyata 0.05.

Usulan Pencahayaan

Berdasarkan Handbook of Ergonomic, aktivitas inspeksi dikatagorikan menjadi beberapa tingkatan. Inspeksi boneka dapat dikatagorikan sebagai inspeksi very difficult sehingga pencahayaan yang ideal bagi tingkat ini adalah sekitar 500 Lux. Maka, penulis tidak mengusulkan pencahayaan karena perusahaan yang diteliti telah memakai pencahayaan yang ideal bagi operator inspeksi.

Usulan Dalam Menjaga Kesehatan Mata Operator

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan bahwa keluhan operator mata batgian inspeksi berkaitan dengan ketegangan mata karena pekerjaan yang terus-menerus, penulis mengusulkan pemberian obat mata jenis eye tears terhadap mata pekerja untuk menjaga kesehatan mata operator di bagian inspeksi.

Usulan Jadwal Istirahat yang Ideal.

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat error, tingkat error terkecil ditunjukkan pada waktu istirahat 25 menit setelah 2 jam beristirahat, maka penulis mengusulkan jadwal istirahat setiap 2 jam selama 25 menit.


(4)

Bab 6 Kesimpulan & Saran 6 - 4

Universitas Kristen Maranatha

6.2. Saran

Penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat melakukan pengujian lebih lanjut terhadap flicker fusion apparatus usulan yang dibuat oleh penulis dan dapat mengembangkan lebih baik lagi.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Anna Luczak dan Andrzei (2006), Longitudinal Changes in Critical Flicker Fusion Frequency : An Indicator of Human Workload

2. Ching, F. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Dalam Cok Gd Rai Padmanaba: Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior.Jakarta: Erlangga.

3. Dyer and Morris, 1990.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/int/article.../ 16680. Diakses pada taggal 22 Febuari 2010.

4. Granjean, E. (1979), Fatigue In Industries, British Journal of Industries medicine 36, pp.175-186

5. Grandjean, E. (1970). Fatigue. Yant Memorial Lecture, 1970.American Industrial Hygiene Association Journal, 31, 401-411

6. Grandjean, E., and Wotzka, G. (1971). Correlations between subjective and physiological criteria of fatigue. In Proceedings of the 17th International Congress of the International Association of Applied Psychology, Liege, 1970, pp. 375-380. Editest: Bruxelles.

7. Grandjean, E., Wotzka, G., Schaad, R., and Gilgen, A. (1985). Fatigue and stress in air traffic controllers. Ergonomics, 14, 159-165.

8. Grandjean, E. 1993 Fitting the Task to the Man. London : Taylor & Francis.

9. Guyton, C.A. 1986. Text Book of Medical Physiology. New York : W.B. Saunders Co.

10.Manuaba, A. 1998 b. Pengaturan Suhu Tubuh dan ”Water Intake (Bunga

Rampai Volume II) Denpasar : Program Studi Ergonomi-Fisiologi Kerja Universitas Udayana.

11.McFarland, R.A. (1972). Psychophysiological implications oflife at altitude and including the role of oxygen in the processof aging. In M.K. Yousef, S.M.

12.Nurmianto, Eko. Ergonomi ; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya. Jakarta. Edisi I. Cetakan II. Oktober 1998.

13.Pheasant, S. 1991. Ergonomics, Works and Health. London : Macmillan AcademicProfesional Ltd.

14.Roshentov, V.V. (2008), Assurance of Acuracy in Measurement of eh Flicker Fusion Frequency, Biomedical Engineering, 42 (1), pp 8-10

15.Saito, Kazuo (1999), Measurement of Fatigue in Industries, Industrial Health, 39, pp 134-142

16.Sastrowinoto, S. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta : PT.Pustaka Binaman Pressindo.

17.Suma’mur, P.K. 1992. Pengaruh Asuransi Kesehatan terhadap

Produktivitas. Makalah.Disampaikan pada Seminar Produktivitas Tenaga Kerja, 30 Januari 1992 di Jakarta.

18.Sutalaksana, Iftikar Z. Anggawisastra, Ruhana dan Jann H. Tjakraatmadja. Teknik dan Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri ITB. 1979


(6)

Universitas Kristen Maranatha 19.Sutalaksana, Iftikar Z. Anggawisastra, Ruhana dan Jann H. Tjakraatmadja.

Teknik dan Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri ITB. 2006 20.Ulrich, Karl T & Steven D. Epinger (2003) Product Design and

Development, Mc Graw Hill, Singapore

21.Wardana, W.A., Supriyono, DJ. Harsono. 1997.Aspek Keselamatan Kerja

pada PoemakaianKomputer. http//www. Indosat. Net

id/elektro/komput6.html. Diakses pada tangal 26 Januari 2012.

22.Yi-Hsueh Yang and Chi- Yuang Yu, A 3-D Craniofacial Anthropometric Database