Perancangan Tingkat Illuminasi untuk Mengurangi Kelelahan Mata di Ruang Baca Beberapa Perpustakaan di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

(1)

PERANCANGAN TINGKAT ILLUMINASI UNTUK MENGURANGI KELELAHAN MATA DI RUANG BACA BEBERAPA PERPUSTAKAAN

DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

OLEH

DINDA JULITA HERDINA NIM. 080403145

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Perpustakaan merupakan pusat data dan informasi yang memiliki peranan yang besar dalam menunjang sistem pendidikan. Aktifitas yang paling banyak terjadi berada pada ruang baca. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial, Perpustakan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Perpustakaan Teknik Industri, dan Perpustakaan USU menyediakan fasilitas ruang baca bagi para pengunjung perpustakaan. Pencahayaan pada ruang baca perpustakaan berdasarkan pengukuran dengan menggunakan light meter pada perpustakaan FKM, perpustakaan Universitas, perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan perpustakaan Departemen Teknik Industri tidak memenuhi standar rekomendasi pencahayaan yaitu pada perpustakaan adalah 500 lux.

Penelitian ini dilakukan untuk perancangan tingkat illuminasi untuk mengurangi kelelahan mata di ruang baca beberapa perpustakaan di lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan memperbaiki fasilitas penerangan yang ada sehingga distribusi cahaya dapat merata ke seluruh areal perpustakaan dan para pengunjung dapat membaca diseluruh bagian perpustakaan.

Tahapan yang digunakan untuk memperbaiki penerangan adalah agar dapat mendeteksi pendistribusian cahaya yang baik adalah dengan melakukan wawancara lisan terhadap pengunjung. Pengukuran dengan menggunakan Flicker Fusion Frequency diuji dengan Klomogorov-smirnov untuk membuktikan data berdistribusi normal dan hasil pengukuran Flicker Fusion Frequency dan light

meter untuk perlakuan eksperimen yang dikenakan. Uji Bartlett untuk membuktikan bahwa kelompok sampel tiap perlakuan memiliki variansi yang sama. Setelah dilakukan uji keseragaman, data ini diolah dengan uji analisa variansi untuk eksperimen a x b model III ( a faktor tetap, b faktor acak). Perhitungan lumen yang dibutuhkan digunakan untuk mengetahui jumlah lumen yang dibutuhkan dalam suatu ruangan sehingga dapat diketahui jumlah bola lampu yang dibutuhkan, sehingga perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk pemakain bola lampu dapat diketahui.

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bola lampu terjadi penambahan menjadi dari 14 buah menjadi 42 buah lampu untuk FISIP, dari 12 buah 56 buah lampu untuk FKM, dan 71 buah menjadi 270 buah lampu untuk perpustakaan USU, pengurangan bola lampu terjadi pada perpustakaan Teknik industri dari 24 buah menjadi 18 buah lampu.

Kata Kunci : Perancangan tingkat Illuminasi, kelelahan mata, kebutuhan lumen, kebutuhan bola lampu.


(3)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

SERTIFIKAT SIDANG SARJANA

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv ABSTRAK

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-3 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Pembatasan Masalah ... I-4 1.6. Asumsi Yang Digunakan ... I-6 1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

2.1. Sejarah Pepustakaan Universitas Sumatera Utara ... II-1 2.2. Organisai dan Manajemen Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara ... II-2 2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara ... II-2 2.2.2. Koleksi Perpustakaan ... II-6 2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan ... II-8


(4)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 2.2.3.1. Jumlah Jam Kerja ... II-8 2.2.3.2. Jam Pelayanan ... II-10 2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Yang Digunakan ... II-11 2.2.4.1. Sistem Pengupahan ... II-11 2.2.4.2. Fasilitas Yang Digunakan ... II-12 2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... II-12 2.3.1. Keanggotaan ... II-12 2.3.2. Jenis Pelayanan ... II-13 2.4. Sejarah Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara ... II-18 2.4.1. Sejarah Singkat Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara ... II-18 2.4.2. Sejarah Perpustakaan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan ... II-19 2.4.3. Sejarah Perpustakaan Departemen Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara ... II-20 2.5. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara ... II-21 2.6. Koleksi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara ... II-22 2.6.1. Koleksi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara ... II-22 2.6.2. Koleksi Perpustakaan Fakultas Kesehatan


(5)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 2.6.3. Koleksi Perpustakaan Departemen Teknik Industri

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara ... II-24 2.7. Waktu Pelayanan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat,

dan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara ... II-26 III LANDASAN TEORI

3.1. Penerangan ... III-1 3.1.1. Cahaya ... III-1 3.1.2. Illuminasi ... III-2 3.1.3. Hubungan Cahaya terhadap Illuminasi ... III-2 3.1.4. Efek illuminasi Terhadap Mata ... III-4 3.1.5. Pencahayaan di Ruangan ... III-4 3.2. Mata ... III-5 3.3. Mekaanisme Melihat ... III-6 3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata ... III-8 3.4.1. Faktor Manusia ... III-8 3.4.2. Faktor Lingkungan ... III-9 3.5. Flicker Fusion-Frequency ... III-11 3.6. Adaptasi Gelap dan Cerah ... III-12 3.7. Silau (Glare) ... III-13 3.8. Tata Warna ... III-14

3.8.1. Warna untuk Menciptakan Kontras Warna dan

Kesiapan Mata ... III-14 3.8.2. Efek Psikologis dari Warna ... III-15 3.9. Contrast ... III-16


(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 3.10. Eksperimen Faktorial... III-17

3.10.1. Model Anava Desain Eksperimen Vaktorial ... III-17 3.10.2. Desain Eksperimen Faktorial a x b ... III-17 3.11. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov- Smltnov Test... III-20 3.12. Uji Homoganitas Verians dengan Uji Bartlett ... III-21 3.13. Perhitungan Kebutuhan Lampu untuk Ruangan... III-23 3.14. Metode Perhitungan Jumlah Bola Lampu ... III-23

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian ... IV-1 4.4. Identifikasi Variabel penelitian ... IV-2 4.4.1. Variabel Independent ... IV-2 4.4.2. Variabel Dependent ... IV-3 4.4.3. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4 4.5. Instrumen Penelitian ... IV-4 4.6. Sumber Data ... IV-5 4.7. Pelaksanaan Penelitian ... IV-6 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-8 4.9. Pengolahan Data ... IV-9 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-10 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-11

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data... V-1 5.1.1. Data Mahasiswa FISIP USU ... V-1


(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.1.2. Data Flicker Fusion Frequency Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara... V-2 5.1.3. Sketsa Perpustakaan FISIP USU ... V-2 5.1.4. Data Mahasiswa FKM USU ... V-4 5.1.5. Data Flicker Fusion Frequency Mahasiswa

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara ... V-4 5.1.6. Sketsa Perpustakaan FKM USU ... V-5 5.1.7. Data Mahasiswa Departemen Teknik Industri Universitas

Sumatera Utara ... V-7 5.1.8. Data Flicker Fusion Frequency Mahasiswa Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara ... V-7 5.1.9. Sketsa Perpustakaan Teknik Industri USU ... V-8 5.1.10. Data Mahasiswa Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara ... V-10 5.1.11. Data Flicker Fusion Frequency Mahasiswa

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... V-10 5.1.12. Sketsa Perpustakaan USU ... V-11 5.2. Pengolahan Data ... V-13

5.2.1. Uji Kenormalan Data dengan Menggunakan

Klomogrov-Smirnov Test ... V-13 5.2.2. Uji Homogenitas Varians dengan Uji Bartlett ... V-17 5.2.2.1. Uji Bartlett Perpustakaan FISIP USU ... V-18 5.2.2.2. Uji Bartlett Perpustakaan FKM USU ... V-22 5.2.2.3. Uji Bartlett Perpustakaan Teknik Industri


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.2.2.4. Uji Bartlett Perpustakaan USU ... V-24 5.2.3. Perhitungan Analisa Varians (ANAVA) ... V-24 5.2.3.1. Perhitungan Analisa Varians (ANAVA)

FISIP USU ... V-25 5.2.3.2. Perhitungan Analisa Varians (ANAVA)

FKM USU ... V-28 5.2.3.3. Perhitungan Analisa Varians (ANAVA)

Teknik Industri USU ... V-29 5.2.3.4. Perhitungan Analisa Varians (ANAVA)

Perpustakaan USU ... V-31 5.2.4. Perhitungan Kebutuhan Lampu untuk Ruangan ... V-32

5.2.4.1. Perhitungan Kebutuhan Lampu untuk

Ruangan Perpustakaan FISIP USU ... V-32 5.2.4.2. Perhitungan Kebutuhan Lampu untuk

Ruangan Perpustakaan FKM USU... V-38 5.2.4.3. Perhitungan Kebutuhan Lampu untuk

Ruangan Perpustakaan Teknik Industri

USU ... V-43 5.2.4.4. Perhitungan Kebutuhan Lampu untuk

Ruangan Perpustakaan USU ... V-49

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Penerangan untuk Perpustakan FISIP USU.... VI-1 6.1.2. Analisis Penerangan untuk Perpustakan FKM USU .... VI-3 6.1.3. Analisis Penerangan untuk Perpustakan Teknik

Industri USU ... VI-5 6.1.4. Analisis Penerangan untuk Perpustakan USU ... VI-8


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 6.2. Analisis ... VI-2 VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis ... II-6 2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara... II-9 2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan ... II-12 2.4. Jumlah Koleksi Digitas (USU Repository) Yang Di Publikasikan

di Situs Web Perpustakaan ... II-16 2.5. Jenis Koleksi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara ... II-22 2.6. Jenis Koleksi Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara... II-22 2.7. Jenis Koleksi TA dan KP Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara ... II-25 2.8. Jenis Koleksi Buku teks dan Jurnal Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara ... II-26 3.1. Intensitas Cahaya di Ruang Kerja ... III-5 3.2. Efek Psikologis dari Warna ... III-15 5.1. Data Mahasiswa FISIP USU ... V-1 5.2. Rekapitulasi Data Flicker Fusion Frequency FISIP USU ... V-2 5.3. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Perpustakaan FISIP USU ... V-4 5.4. Data Mahasiswa FKM USU ... V-4 5.5. Rekapitulasi Data Flicker Fusion Frequency FKM USU ... V-5 5.6. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Perpustakaan FKM USU ... V-7 5.7. Data Mahasiswa Teknik Industri USU ... V-7 5.8. Rekapitulasi Data FlickerFusionFrequency T. Industri USU ... V-8 5.9. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Perpustakaan Teknik Industri ... V-10 5.10. Data Mahasiswa Perpustakaan USU ... V-10


(11)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.11. Rekapitulasi Data FlickerFusionFrequency Perpustakaan USU ... V-11 5.12. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Perpustakaan USU ... V-13 5.13. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorov-Smirnov untuk Data Flicker

Fusion Frequency FISIP USU ... V-15 5.14. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorov-Smirnov untuk Data Flicker

Fusion Frequency... V-17 5.15. Data Flicker Fusion Frequency untuk Taraf Faktor Illuminasi

FISIP USU ... V-18 5.16. Hasil Perhitungan Uji Bartlett PerpustakaanFKM USU ... V-22 5.17. Hasil Perhitungan Uji Bartlett Perpustakaan Teknik Industri ... V-24 5.18. Hasil Perhitungan Uji Bartlett PerpustakaanUSU ... V-24 5.19. Data Flicker Fusion Frequency Faktorial 2 x 3 FISIP USU ... V-25 5.20. Daftar ANAVA Flicker Fusion Frequency Faktorial 2 x 3 FISIP

USU (5 Observasi Tiap Sel) ... V-27 5.21. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Setelah Perbaikan

Perpustakaan FISIP ... V-36 5.22. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Setelah Perbaikan

Perpustakaan FKM USU ... V-43 5.23. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Setelah Perbaikan

Perpustakaan Teknik Industri USU ... V-47 5.24. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Setelah Perbaikan

Perpustakaan USU I ... V-52 5.25. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Setelah Perbaikan

Perpustakaan USU II ... V-56 5.26. Perhitungan Biaya Konsumsi Listrik Setelah Perbaikan

Perpustakaan USU III ... V-60 6.1. Perbandingan Jumlah Lampu Awal dengan Jumlah Lampu Usulan .. VI-11


(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... II-4 2.2. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara ... II-21 3.1. Diagram dari Alat Visual ... III-7 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan ... III-8 3.3. Pengaruh Illuminasi dan Kontras terhadap Ketajaman Pengelihatan ... III-10 3.4. Critical Flicker Fusion pada Mata ... III-11 3.5. Efek Daerah Terang dan Gelap Terhadap Retina ... III-13 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4 4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-12 5.1. Sketsa Perpustakaan FISIP USU ... V-3 5.2. Sketsa Perpustakaan FKM USU ... V-6 5.3. Sketsa Perpustakaan Teknik Industri USU ... V-9 5.4. Sketsa Perpustakaan USU ... V-12 5.5. Peta Kontrol Flicker Fusion Frequency untuk Faktor Lama Baca

FISIP USU ... V-21 5.6. Peta Kontrol Flicker Fusion Frequency untuk Faktor Illuminasi

FKM USU ... V-23 5.7. Interaksi Faktor Illuminasi dan Interaksi Lama Baca FISIP USU ... V-28 5.8. Interaksi Faktor Illuminasi dan Interaksi Lama Baca FKM USU ... V-29 5.9. Interaksi Faktor Illuminasi dan Interaksi Lama Baca T. Industri USU .... V-30 5.10. Interaksi Faktor Illuminasi dan Interaksi Lama Baca Perpustakaan

USU ... V-32 5.11. Tinggi dan Pantulan pada Bangunan FISIP USU ... V-33 5.12. Sketsa Usulan Perbaikan Penerangan Perpustakaan FISIP USU ... V-37


(13)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

5.13. Tinggi dan Pantulan pada Bangunan FKM USU ... V-38 5.14. Sketsa Usulan Perbaikan Penerangan Perpustakaan FKM USU ... V-42 5.15. Tinggi dan Pantulan pada Bangunan T. Industri USU ... V-44 5.16. Sketsa Usulan Perbaikan Penerangan Perpustakaan Teknik

Industri USU ... V-48 5.17. Tinggi dan Pantulan pada Bangunan Perpustakaan USU ... V-49 5.18. Sketsa Usulan Perbaikan Perpustakaan USU ... V-61 6.1. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Lampu ... VI-11


(14)

ABSTRAK

Perpustakaan merupakan pusat data dan informasi yang memiliki peranan yang besar dalam menunjang sistem pendidikan. Aktifitas yang paling banyak terjadi berada pada ruang baca. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial, Perpustakan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Perpustakaan Teknik Industri, dan Perpustakaan USU menyediakan fasilitas ruang baca bagi para pengunjung perpustakaan. Pencahayaan pada ruang baca perpustakaan berdasarkan pengukuran dengan menggunakan light meter pada perpustakaan FKM, perpustakaan Universitas, perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan perpustakaan Departemen Teknik Industri tidak memenuhi standar rekomendasi pencahayaan yaitu pada perpustakaan adalah 500 lux.

Penelitian ini dilakukan untuk perancangan tingkat illuminasi untuk mengurangi kelelahan mata di ruang baca beberapa perpustakaan di lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan memperbaiki fasilitas penerangan yang ada sehingga distribusi cahaya dapat merata ke seluruh areal perpustakaan dan para pengunjung dapat membaca diseluruh bagian perpustakaan.

Tahapan yang digunakan untuk memperbaiki penerangan adalah agar dapat mendeteksi pendistribusian cahaya yang baik adalah dengan melakukan wawancara lisan terhadap pengunjung. Pengukuran dengan menggunakan Flicker Fusion Frequency diuji dengan Klomogorov-smirnov untuk membuktikan data berdistribusi normal dan hasil pengukuran Flicker Fusion Frequency dan light

meter untuk perlakuan eksperimen yang dikenakan. Uji Bartlett untuk membuktikan bahwa kelompok sampel tiap perlakuan memiliki variansi yang sama. Setelah dilakukan uji keseragaman, data ini diolah dengan uji analisa variansi untuk eksperimen a x b model III ( a faktor tetap, b faktor acak). Perhitungan lumen yang dibutuhkan digunakan untuk mengetahui jumlah lumen yang dibutuhkan dalam suatu ruangan sehingga dapat diketahui jumlah bola lampu yang dibutuhkan, sehingga perhitungan biaya listrik yang digunakan untuk pemakain bola lampu dapat diketahui.

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bola lampu terjadi penambahan menjadi dari 14 buah menjadi 42 buah lampu untuk FISIP, dari 12 buah 56 buah lampu untuk FKM, dan 71 buah menjadi 270 buah lampu untuk perpustakaan USU, pengurangan bola lampu terjadi pada perpustakaan Teknik industri dari 24 buah menjadi 18 buah lampu.

Kata Kunci : Perancangan tingkat Illuminasi, kelelahan mata, kebutuhan lumen, kebutuhan bola lampu.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Perpustakaan merupakan pusat data dan informasi yang memiliki peranan yang besar dalam menunjang sistem pendidikan. Ketersediaan bahan pustaka hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para pemakai yang terdiri atas mahasiswa, staf pengajar, peneliti dan masyarakat umum. Pengunjung perpustakaan melakukan aktifitas lebih banyak pada ruang baca untuk mendapatkan informasi.

Membaca merupakan aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang tertulis. Membaca merupakan suatu proses menalar (Reading is Reasioning). Dengan membaca mencoba mendapatkan dan memproses informasi, hingga mengendap menjadi sebuah pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri, akhirnya menjadi suatu dasar untuk dinamisasi kehidupan, memperlihatkan eksistensinya, berjuang mempertahankan hidup dan mengembangkan dalam bentuk sains dan teknologi untuk mendapat bahan bacaan sebagai kebutuhan hidup manusia.

Di dalam proses membaca pemanfaatan cahaya alami dan buatan selalu menjadi bagian yang penting dan mampu menciptakan ruangan dengan kualitas visual yang baik. Kehadiran cahaya alami dan buatan dalam suatu ruang dapat menambahkan keragaman dan alternatif kualitas visual ruang melalui perubahan dalam warna, kontras dan cahaya, sehingga ruangan terasa dinamis. Kualitas


(16)

ruangan yang tidak sesuai dengan fungsi ruang akan berakibat pada kurang efektifnya kegiatan yang harus dilaksanakan pada ruang tersebut.

Perbandingan keadaan di ruang baca perpustakaan yang menjadi tempat penelitian yaitu perpustakaan di Fakultas Kesehatan Masyarakat, kisaran illuminasi yang didapat berdasarkan pengukuran menggunakan light meter antara lain 17-110 lux, Perpustakaan Universitas adalah 63-283 lux, perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah 63-153 lux, dan perpustakaan Departemen Teknik Industri adalah 111-593 lux sedangkan kategori level illuminasi yang direkomendasi untuk ruang baca perpustakaan adalah 500 lux1, dimana 500 lux tersebut merupakan besarnya cahaya yang datang ke suatu objek.

Penerangan yang baik memungkinkan pembaca dapat melihat bacaannya secara jelas, cepat sehingga dapat memberikan hal yang berupa efesiensi yang tinggi, meningkatkan produktifitas dan mengurangi kesulitan dan tekanan pengelihatan terhadap bacaan. Lebih dari itu penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan yang menyegarkan. Sebaliknya jika lingkungan kerja memiliki penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata pada pembaca selama membaca sehingga dapat mengurangi daya dan efisiensi pada saat membaca, terjadinya kelelahan mental, dan kerusakan alat pengelihatan.

1


(17)

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa tingkat illuminasi pada ruang baca perpustakaan belum mendukung proses membaca karena tidak memenuh kategori level illuminasi yang direkomendasi untuk ruang baca perpustakaan.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah perancangan tingkat illuminasi untuk mengurangi keluhan kelelahan mata, ditinjau dari faktor illuminasi dan lama baca.

Untuk mencapai tujuan penelitian maka sasaran penelitian ini adalah:

1. Pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kelelahan mata pembaca dilihat dari nilai flicker fusion frequency mata.

2. Penentuan variansi dan variabel respon (flicker fusion frequency)untuk faktor illuminasi dan lama baca

3. Penentuan upaya perbaikan dari setiap faktor yang berpengaruh untuk menurunkan terjadinya kelelahan mata.

4. Penentuan tingkat illuminasi yang sesuai untuk menurunkan terjadinya kelelahan mata berdasarkan :

a. Perhitungan peletakan titik lampu yang sesuai untuk menurunkan tingkat kelelahan mata.

b. Penentuan jenis lampu yang digunakan yang sesuai terhadap ukuran ruang baca.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan bagi perpustakaan dalam perbaikan ruang baca yang ergonomis dilihat dari sudut pandang illuminasi dan lama baca sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

2. Menjadi sarana bagi penulis dalam latihan untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan permasalahan pada perpustakaan.

3. Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian di bidang pencahayaan.

1.5. Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah karena adanya keterbatasan waktu, fasilitas dan faktor-faktor lain yang berada diluar jangkauan peneliti. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada ruang baca perpustakaan Departemen Teknik

Industri, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Lantai III Perpustakaan Pusat Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, seluruh perpustakaan berada di kampus Universitas Sumatera Utara.

2. Pengukuran Flicker Fusion Frequency dilakukan pada 3 orang pembaca terpilih yang berada pada ruang baca perpustakaan yang sesuai dengan kriteria pembaca yang telah ditetapkan.


(19)

3. Pengukuran stopwach dilakukan pada 3 orang pembaca terpilih yang berada pada ruang baca perpustakaan yang sesuai dengan kriteria dilakukan pengukuran dilakukan berdasarkan lama baca.

4. Jarak pandang pembaca terhadap bacaan yang dibaca adalah 30-40 cm.

5. Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah desain eksperimen faktorial dengan menggunakan analisis varians dan perhitungan pencahayaan dengan perhitungan kebutuhan bola lampu untuk ruangan dan perhitungan jumlah bola lampu.

6. Waktu pengambilan data mulai dari jam 8.30 WIB – Jam 12.00 WIB dan dilanjutkan setelah jam istirahat yaitu jam 14.00 WIB – Jam 15.30 WIB. 7. Pemilihan daerah pengukuran flicker fusion frequency dan penentuan tingkat

illuminasi berdasarkan tempat yang paling dominan disukai oleh para pembaca.

8. Pengkuran flicker fusion frequency tidak memperhatikam bahan bacaaan. 9. Dasar penelitian tingkat illuminasi dan lama baca dilakukan berdasarkan

pengamatan langsung dan wawancara lisan terhadap pembaca.

10.Perhitungan biaya listrik pertahun hanya untuk mengetahui jumlah biaya yangharus dikeluarkan berdasarkan bola lampu digunakan.

1.6. Asumsi yang Digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut antara lain:


(20)

1. Ruang baca perpustakaan tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

2. Pembaca yang diamati dalam kondisi normal/wajar. Artinya operator dalam kondisi stamina yang baik dan tidak berada dalam tekanan.

3. Tingkat illuminasi pada Analisis Varian diasumsikan sama pada saat pengukuran menggunakan Flicker Fusion Frequency.

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Dalam Bab I : Pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir.

Dalam Bab II : Gambaran umum perusahaan, dijelaskan tentang sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen.

Dalam Bab III : Landasan Teori, dijelaskan mengenai teori-teori yang diperlukan dalam penelitian untuk diguanakan menganalisis pemecahan masalah. Teori-teori dalam penelitian ini antara lain didefinisikan dari pencahayaan, penerangan, kelelahan mata, faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan mata.

Dalam Bab IV : Metode Penelitian, diuraikan langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis hubungan antara illuminasi dan lama baca dengan kelelahan mata dari tahap awal identifikasi permasalahan sampai dengan penarikan kesimpulan dan saran.


(21)

Dalam Bab V : Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data-data yang dibutuhkan peneliti. Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengukur iluminasi di tempat kerja, Flicker Fusion Frequency untuk setiap pembaca untuk setiap pembaca, mengukur lama baca dan luas bidang yang diterangi.

Pengolahan data yang dilakukan antara lain uji homogenitas dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Test, uji homogenitas varians dengan Menggunakan Uji

Bartlett, Analisis Varians dengan menggunakan eksperimen vaktorial a x b model III, menentukan lumen yang dibutuhkan dan perhitungan jumlah bola lampu.

Dalam Bab VI : Analisa Pemecahan Masalah, berisi analisis yang dilakukan terhadap hasil pengolahan data dan melakukan pencarian solusi permasalahan.

Dalam Bab VI : Kesimpulan dan Saran diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah serta saran-saran yang diberikan terhadap pihak perusahaan.


(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Penyelengaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan tinggi tidak mungkin terselengara dengan baik jika para dosen dan mahasiswa tidak di dukung oleh sumber belajar yang di perlukan untuk penyelengaraan kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan Universitas Sumatra Utara adalah salah satu unsur penunjang yang baik bagi kegiatan akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan Universitas Sumatera Utara sebagai pusat pendidikan yang mampu mengahasilkan lulusan yang berkualitas, pusat pendidikan mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha atau industri. Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan Universitas Sumatera Utara.

2.1. Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatra Utara Medan

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) didirikan pada tahun 1970. Perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang di mulai dengan bergabungnya sejumlah pepustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang di


(23)

resmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila di telusuri kembali sejarah Universitas Sumatra Utara, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan Universitas Sumatra Utara adalah perpustakaan fakultas kedokteran (1952) dan kemudian di susul oleh perputakaan fakultas hukum (1954). Ketika itu Universitas Sumatra Utara masih merupakan sebuah yayasan yang kemudian di serahkan kepada pemerintah serta di resmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke tujuh pada tanggal 20 November 1957.

Perpustakaan Universitas Sumatra Utara menempati sebuah gedung dengan luas sekitar 6090 meter persegi yang terletak di tengah kampus. Disamping itu, ada beberapa perpustakaan tingkat fakultas dan departemen yang terdapat di lokasi masing- masing. Gedung perpustakaan di kelilingi areal taman dan parkir seluas 4 hektar. Gedung perpustakaan dapat menampung sekitar 900 orang pembaca dalam waktu bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus sampai dengan Desember dan Februari sampai dengan Juni), perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya dalam memperoleh layanan tertentu mahasiswa harus antri terutama pada jam jam sibuk.

2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian sumber daya manusia untuk memanfaatkan sumber organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi. Sebuah struktur organisasi membuat anggotanya mampu


(24)

mengembangkan keahlian dan menjadikan lebih spesifik dan produktif. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas nya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab.

Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengurutan dari berbagai aktivitas, penunjukan orang-orang untuk mengerjakan aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai penempatan dengan masing masing orang yang di tugaskan. Organisasi juga dapat di artikan sebagai kelompok yang bertanggung jawab bersama sama mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum dapat di simpulkan bahwa unsur unsur dasar organisasi adalah dua orang atau lebih, adanya maksud kerjasama, adanya pengaturan hubungan dan adanya tujuan yang hendak dicapai.

Setiap perusahaan menpunyai satu pola dasar struktur organisasi, yang relatif permanen sifatnya, tapi kadang kala mengaami perubahan sesuai dengan perkembangan yang dialami oleh organisasi tersebut, seperti penggantian pemimpin, perubahan tujuan organisasi dan lain-lain. Dari sudut pandang ini organisasi dapat dianggap sebagai suatu wadah dimana kegiatan manajemen di lakukan. Stuktur organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.


(25)

Sumber: Perpustakaan USU

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja yang baru, perpustakaan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan dan dibantu oleh Wakil Kepala, 3 orang Kepala Sub Bidang, 12 Ketua Tim dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Kepala perpustakaan juga dibantu oleh 3 orang staff ahli, masing-masing untuk

Kepala perpustakaan dan system informasi

Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak (2) Kepala Sub Bagian

Dokumen Teknis

Ketua Tim Rujukan dan bantuan Pengguna

Kepala sub bagian Tata Usaha

Ketua Tim Koleksi Khusus

Ketua Tim Layanan Digital Ketua Tim Perpustakaan

Cabang Kepala Sub Bidang manajemen Koleksi dan

Cabang Kelompok

Pustakawan

Ketua Tim Sirkulasi

Ketua Tim Pengatalongan dan

Data Bibliogrfis

Ketua Tim Pemeliharaan Koleksi

Ketua Tim Manajemen Koleksi Wakil Kepala

Perpustakaan

Ketua Tim Dukungan TIK dan E-Library

Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak (1) Ketua Tim Pengadaan

Staff Ahli

Kepala Sub Bagian Pelayanan Pengguna


(26)

bidang pengembangan sistem, pelatihan perpustakaan dan pengelola American Corner.

Pada prinsipnya bentuk struktur organisasi yang di gunakan tergantung pada ukuran, sifat dan kerumitan masalah yang timbul di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini Perpustakaan Universitas Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi yang berbentuk kombinasi organisasi garis, fungsional dan staf.

Hubungan sturktur organisasi atau lini ditunjukkan dengan adanya Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi sebagai pemegang komando organisasi dan pengambilan keputusan utama. Namun demikian, Kepala Sub Bagian dan ketua Tim masih diberi kesempatan untuk membuat keputusan bagi departemen atau divisinya, tetap tetap dalam komando Kepala Perpustakaan.

Hubungan struktur organisasi staf ditunjuk dengan adanya Kelompok Pustakawan, Staf Ahli dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang betugas membantu pimpinan dalam hal ini Kepala dan Wakil Kepala Perpustakaan dalam perencanaan dan pengawasan tetapi tidak berhak memberi perintah.

Hubungan struktur organisasi fungsional ditunjukkan dengan adanya pembagian departemen atau divisi berdasarkan fungsinya. Misalnya Divisi Pengatalogan Buku, Divisi Layanan Pengguna dimana setiap divisi dapat behubungan satu dengan yang lain walaupun mempunyai fungsi berbeda-beda.


(27)

2.2.2. Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan terdiri atas 13 jenis dan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis

No Jenis Koleksi Jumlah (unit)

Judul Eksemplar Kepingan CD, Disket, Kaset

1 Buku 202.969 405.398

2 Jurnal (Tercetak) 2.765 33.187 3 Jurnal (Mikrofis) 61.440 61.440 4 Jurnal elektronik

(CD-ROM & Online)

8.849 -*) 5.114

5 Kaset audio/video 186 - 372

6 Disket komputer 316 - 632

7 CD-ROM, data base 786 - 1.572

8 CD-ROM, multimedia 152 - 304

9 CD-ROM, fulltext 762 - 1.524

10 Deposit USU 18.504 37.008

11 Deposit ADB 4.324 4.324

12 Deposit WB 1.196 1.196

13 American Corner 1.737 3.474

Jumlah 303.983 546.027 10.118

Sumber: Perpustakaan USU

Keterangan:

*): Jumlah eksemplar (edisi) tidak di hitung, karena bervariasi frekwensi penerbitannya.

Jenis koleksi perustakaan pada Tabel 2.1. dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Referensi

Koleksi referensi biasanya terdiri dari bahan bahan yang memuat informasi ringkas tentang sesuatu hal seperti kamus, ensiklopedia, buku pegangan, peraturan perundang undangan dan sebagainya. Bahan bahan jenis ini hanya untuk dipergunakan di dalam ruang perpustakaan tidak di pinjam keluar.


(28)

b. Buku Teks dan Jurnal

Semua buku teks dan jurnal tercetak dikelompokkan dalam tiga kelompok utama yaitu Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH), Ilmu Dasar Keteknikan dan Pertanian (IDKP) dan Ilmu kedokteran dan Kesehatan (IKK). Bahan bahan terjilid dapat dipinjam selama dua minggu, sedangkan bahan-bahan lepas hanya dapat digunakan di ruang baca, tidak dipinjam keluar.

c. Deposit USU

Koleksi ini terdiri dari karya oleh dan tentang USU termasuk karya para dosen dan hasil penelitian yang tidak dapat dipublikasikan (unpublitied). Karena bahan ini merupakan deposit universitas, penggunanya ditetapkan hanya dalam ruang baca Deposit.

d. Deposit ADB (Asian Development Bank)

USU merupakan official depository library untuk semua jenis publikasi Asian Development Bank sejak tahun 1994. Koleksi ini terdiri dari bahan bahan berupa buku, laporan studi ekonomi Negara Asia, kertas kerja, laporan tahunan, publikasi statistik, informasi umum dan lain-lain.

e. Mikrofis

Perpustakaan memiliki sejumlah bahan bahan dalam bentuk mikrofis yang sebagian besar merupakan rekaman berbagai judul jurnal yang di terbitkan antara 1977 sampai dengan 1989. Untuk menggunakan bahan bahan ini disediakan peralatan microreader dan printer.


(29)

f. Audio Visual

Bahan bahan audio dan visual yang dimiliki oleh perpustakaan terdiri dari kaset dan CD suara, video dan VCD untuk menggunakan bahan bahan ini di sediakan beberapa set peralatan yang dapat digunakan secara perorangan. Untuk penggunaan secara kelompok disediakan ruang yang memiliki kapasitas 60 orang. g. CD-ROM

Koleksi CD-ROM yang dimiliki oleh perpustakaan terdiri dari database

indeks artikel jurnal dan dokumen dalam berbagai disiplin ilmu, bahan multimedia dan bahan bahan referens lainnya. Untuk penggunaannya disediakan beberapa unit komputer yang dapat di pergunakan secara perorangan.

2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan 2.2.3.1. Jumlah Jam Kerja

Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia (tenaga kerja) yang mendukung segala aktivitas perusahaan. Sumber tenaga manusia yang baik dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan juga untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian faktor tenaga kerja ini perlu diperhatikan dengan sebaik baiknya guna memperoleh hasil yang optimal. Untuk itu, perusahaan akan memberikan penghargaan dan peningkatan karir bagi karyawan yang mempunyai dedikasi serta loyalitas tinggi kepada perusahaan dan juga dapat mengembangkan potensi dirinya di dalam perusahaan.


(30)

Saat ini seluruh kegiatan perpustakaan dilayani oleh 98 orang staff yang terdiri dari 45 orang dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dan 53 orang, asisten perpustakaan dan staf administrasi, dengan perincian 47 orang adalah pegawai negeri sipil dn 51 orang adalah tenaga honorer. Perincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

No. Bagian Jenis Kelamin Jumlah

Orang Pria Wanita

1 Kepala Perpustakaan 1 - 1

2 Wakil Kepala Perpustakaan 1 - 1

3 Staff Ahli 1 2 3

4 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 - 1

5 Kepala Sub. Bidang 3 8 3

6 Ketua Tim 4 2 12

7 Divisi tata Usaha 1 4 3

8 Divisi Pengatalogan Buku - 2 4

9 Divisi Layanan Deposit 2 - 4

10 Divisi Sistem Automasi 2 16 2

11 Divisi Pelayanan Pengguna 8 4 24

12 Divisi Layanan Digital 1 4 4

13 Divisi Keanggotaan - 2 5

14 Divisi Pengadaan Jurnal 1 2 2

15 Divisi perpustakaan Cabang - 2 3 16 Divisi Perawatan Bahan Pustaka 1 1 2 17 Divisi Dukungan Tik dan E-Library 1 1 2

18 Divisi Peitipan Tas 1 2 2

19 Keuangan 1 - 3

20 Publikasi Perpustakaan - 1 1

21 American Corner 2 1 1

22 Divisi Perawatan Gedung/taman 1 - 3

23 Penjaga Parkir 2 - 2

24 Satpam 9 - 9

Jumlah 43 55 98


(31)

2.2.3.2. Jam Pelayanan

Jam kerja pustakawan selama masa kuliah dan hari kerja adalah sebagai berikut:

1. Seluruh Fasilitas

Senin-Jumat 08.00 WIB – 16.00 WIB Sabtu 08.00 WIB – 13.00 WIB 2. Fasilitas Lantai 1

Fasilitas yang ada di lantai satu yaitu Koleksi Pinjam Singkat (KPS), ruang baca, American Corner, Digital-1 (untuk dosen, peneliti, pascasarjana), Digital-2 (untuk mahasiswa regular), Digital-3 (Saiberlib).

Senin – Jumat 08.00 WIB – 21.30 WIB Sabtu 08.00 WIB – 16.00 WIB

Selama libur semester Perpustakaan USU Medan ditutup lebih awal kecuali fasilitas yang terdapat di lantai satu, tetap dibuka seperti biasa.

2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan 2.2.4.1.Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berlaku untuk setiap pegawai perpustakaan baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun pegawai honorer. Hanya sistem pengupahannya saja yang berbeda. Upah atau gaji pegawai perpustakaan yang telah berstatus PNS ditetapkan oleh Negara dan dapat di ambil di Biro Rektor USU. Sedangkan untuk pegawai perpustakaan yang masih


(32)

berstatus honorer, upah atau gajinya ditetapkan oleh pihak perpustakaan dan dapat diambil di Bagian Keuangan Perpustakaan USU.

Selain itu ada beberapa keringanan yang diberikan, yaitu: 1. Cuti tahunan diberikan selama 12 hari kerja

2. Cuti hamil/melahirkan untuk pegawai wanita maksimal 3 bulan

3. Pegawai diberikan kesempatan mengajukan pinjaman uang melalui Koperasi yang pembayarannya dipotong dari gaji bulanan pegawai yang bersangkutan.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara juga memberikan kesempatan kepada pegawai honoreruntuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu pihak perpustakaan juga meberikan kesempatan untuk para pegawai yang telah berstatus PNS untuk mengajukan kenaikan golongan berdasarkan aturan yang berlaku.

2.2.4.2Fasilitas yang Digunakan

Dalam meningkatkan kesejahteraan pegawainya, pihak perpustakaan memberikan fasilitas untuk pegawainya, yaitu:

1. Tunjangan Hari Raya (THR) pada waktu Hari Raya Idul Fitri bagi yang beragama Islam dan Hari Natal bagi yang beragama Kristen.

2. Asuransi kesehatan bagi setiap pegawai

3. Sarana ibadah bagi pegawai yang beragama Islam berupa mushalla 4. Rekreasi setiap tahun bagi seluruh pegawai


(33)

2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2.3.1. Keanggotaan

Semua mahasiswa dan dosen yang terdaftar di USU secara otomatis menjadi anggota perpustakaan. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah fasilitas dan pelayann yng telah disediakan di perlukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk para mahasiswa dan Kartu Tanda Anggota untuk para dosen. Kategori anggota perpustakaan yaitu mahasiswa diploma, sarjana (S-1), Mahasiswa pascasarjana dan dosen serta alumni dan umum.

Tabel 2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan

No Kategori Jumlah (orang)

1 Mahasiswa 25.549

2 Dosen 1.710

3 Alumni dan Umum 3.481

Jumlah 29.740

Sumber: Perpustakaan USU

2.3.2. Jenis Pelayanan

Jenis jenis pelayanan yang diberikn oleh perpustakaan yaitu: 1. Pemanduan Keanggotaan

Layanan ini disediakan di lobby lantai dua. Berfungsi untuk membantu pengguna dalam menggunakan perpustakaan secara lebih efisien. Pustakawan yang bertugas membantu, mengatasi masalah dalam mendapatkan informasi atau bahan bahan pustaka yang di perlukan, memberi petunjuk cara menggunakan catalog dan menjawab pertanyaan yang diajukan pengguna. Juga melayani hal yang berkaitan dengan keanggotaan pepustakaan. Petunjuk petunjuk penggunaan


(34)

komputer untuk mencari buku yang diinginkan pengguna juga dapat dilihat pada setiap meja computer yang terseia di setiap lantai.

2. Sirkulasi

Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka untuk koleksi umum dan koleksi pinjam singkat (KPS). Layanan sirkulasi meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian buku serta pemanjangan masa peminjaman buku. Masa peminjaman buku adalah 2 minggu dan dapat diperpanjang selama 1 minggu. Jumlah buku yang dapat di pinjam oleh seorang anggota perpustakaan adalah sebanyak 5 buah buku. Denda untuk keterlambatan pengembalian buku adalah Rp. 300/hari.

3. Koleksi Pinjam Singkat

Koleksi ini terdiri dari bahan bahan yang permintaannya tinggi yang sebagian besar direkomendasikan oleh dosen dan dibaca oleh mahasiswa. Untuk memperluas peluang untuk memperolehnya, masa pinjam bahan bahan koleksi pinjam singkat hanya untuk dua hari kerja.

4. Bantuan Pengguna

Layanan ini terdapat di setiap lantai yang berfungsi melayani setiap pengguna yang mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pustaka atau menggunakan peralatan yang tersedia di lantai bersangkutan.

5. Akses Internet

Layanan akses internet terdapat di setiap lantai. Layanan ini dapat di gunakan untuk mengakses sumber daya elektronik, baik yang dimiliki oleh perpustakaan maupun sumber daya lain yang terdapat di luar perpustakaan. Sumber daya yang


(35)

dimiliki oleh perpustakaan termasuk koleksi deposit USU versi elektronik (e-journal).

6. American Corner

American Corner Universitas Sumatera Utara merupakan hasil kerja sama antara Kedutaan Amerika Serikat dengan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. American Corner diresmikan pada tanggal 19 Agustus 2005 dan di kelola oleh satu orang staff ahli yang dibantu oleh 3 orang pegawai. American Corner

menyediakan informasi tentang Amerika Serikat yang dapat diakses melalui koleksi buku, internet, dan program local untuk masyarakat umum.

Fungsi fundamental dari American Corner adalah memberi informasi mengenai Amerika Serikat melalui akses internet, produk audio, video, DVD, CD dan CD-ROM.

Jenis jenis koleksi yang terdapat di AmericanCorner antaralain. a. Koleksi Referens (Reference Collection)

Koleksi referens berupa kamus, direktori, ensiklopedi, kalender dan buku buku tentang TOEFL, GRE, SAT yang juga tersedia di sekolah sekolah atau universitas universitas di Amerika Serikat. Koleksi referens dapat di peroleh melalui telepon, e-mail dan fax.

b. Video

American Corner juga menyediakan kaset kaset video yang dapat dilihat melalui monitor American corner.


(36)

c. CD-ROM

CD-ROM yang tersedia dan paling banyak digunakan adalah Encarta Encyclopedia, Encyclopedia Britannica, Flash Back Atlas, Multimedia of U.S. History dan World Book Encyclopedia.

d. Akses Internet

Untuk pelayanan yang lebih cepat, American Corner menyediakan pelayanan melalui media elektronik seperti internet dan CD-ROM. Pelayanan diberikan secara gratis untuk setiap pengguna selama 30 menit.

Semua material di American Corner Perputakaan USU hanya dapat dibaca dan digunakan dalam ruangan American Corner saja. Untuk memprint artikel dari internet dikenakan biaya sebesar Rp 500/halaman. Sedangka untuk fotokopi dikenakan biaya Rp 200/ halaman dan untuk scanning biayanya adalah Rp 3000/halaman.

7. Layanan Digital

Layanan digital terdapat di lantai dua. Layanan ini memberikan layanan khusus untuk penelusuran bahan bahan elektronik baik journal online maupun dalam bentuk CD. Di ruangan ini tersedia lebih dari 13.000 judul jurnal elektronik dalam bentuk CD yang dilanggan oleh perpustakaan. Jumlah koleksi digital (USU

Repository) yang dipublikasikan di situs web perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 2.4. Berikut ini.


(37)

Tabel 2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository) yang di Publikasikan di Situs Web Perpustakaan

Jenis Dokumen Jumlah

1. Laporan penelitian

a. Kedokteran (medicine) 275

b. Hukum (Law) 143

c. Pertanian (Agriculture) 118

d. Teknik (Engineering) 203

e. Ekonomi (Economics) 132

f. Kedokteran Gigi (Dentisiry) 30

g. Sastra (letters) 153

h. MIPA (Mathematics and Natura Sciences) 88 i. ISIPOL (Social Sciences and Politics) 69 j. Kesehatan Masyarakat (Public Health) 114 k. Ilmu Komputer (Computer Sciences) 1

l. Kehutanan (Foresry) 140

m. Keperawatan (Nursing) 23

n. Psikologi (phycholog) 26

2. Tesis Magister (Masters Theses) 1.071 3. Disertasi Doktor (PhD Dissertation) 28

4. E-Books 27

5. E-journal 13

6. Panduan (Guidelines) 10

Jumlah 2.664

Belum Dipublikasikan 3.000

Total 5.664

Sumber : Perpustakaan USU

8. Fotokopi

Layanan fotokopi ini terdapat di lantai satu dan tiga. Fotokopi di lantai tiga hanya di peruntukkan untuk memfotokopi koleksi yang tidak di pinjamkan keluar. 9. Pendidikan Pengguna

Perpustakaan dapat menyelengarakan kelas singkat Orientasi Perpustakaan dan Penelusuran Literatur untuk kelompok pengguna tertentu apabila diminta.


(38)

10.Usulan Pengadaan Bahan Pustaka Baru

Pengguna dapat setiap saat mengusulkan pembelian suatu judul bahan pustaka dengan mengisi formulir usulan pengadaan bahan pustaka yang di peroleh pada bagian pemanduan dan bantuan pengguna. Pengguna juga dapat mengisi formulir usulan melalui homepage perpustakaan. Civitas akademik USU juga dapat memesan buku untuk dimiliki atas biaya sendiri.

2.4. Sejarah Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

2.4.1. Sejarah Singkat Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara

Perpustakaan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara didirikan berdasarkan Rapat Kerja Fakultas (RKF) pada tanggal 19 Maret 1990 yang berlokasi di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Jalan dr. A. Sofyan No. 1 Padang Bulan Medan.

Pada awalnya berdirinya perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terletak di lantai dasar gedung kuliah bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Pada awalnya koleksi yangg dimiliki merupakan buku-buku sumbangan dari staf pengajar dan mahasiswa yang akan menyelesaikan masa studinya. Namun sekarang ruang perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terletak di lantai III gedung perkuliahan dengan luas 5 x 18 m, hal ini disebabkan karena gedung perpustakaan yang


(39)

sebelumnya sudah tidak memadai lagi untuk dijadikan sebagai gedung perpustakaan. Seluruh aktivitas dan kegiatan kerja perpustakaan dilaksanakan di ruangan yang sama.

Perpustakaan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara saat ini sudah dikelola secara maksimal dan dikepalai oleh staf pengajar yang dibantu oleh tiga orang karyawan yang bertugas melakukan kegiatan kerja perpustakaan berdasarkan tugas yang diberikan.

2.4.2. Sejarah Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara didirikan pada tanggal 24 Mei 1995 yang berlokasi di jalan Universitas no. 1 Kampus USU. Pada awalnya berdirinya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara terletak di lantai dasar ruang perkuliahan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dikelola langsung oleh Perpustakaan Universitas sehingga peraturan dan dan tata tertib yang berlaku mengikuti peraturan yang diterapkan oleh Perpustakaan Universitas, baik dari sistem peminjaman hingga jam pelayanan. Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara saat ini sudah dikelola secara maksimal dan dikepalai oleh staf pengajar yang dibantu oleh tiga orang karyawan yang bertugas melakukan kegiatan kerja perpustakaan berdasarkan tugas yang diberikan.


(40)

2.4.3. Sejarah Perpustakaan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara didirikan pada tahun 2003 yang berlokasi di jalan Almamater No.1 Kampus USU. Perpustakaan Departemen Teknik Industri adalah salah satu jenis dari Perpustakaan Perguruan Tinggi yang ruang lingkupnya untuk Dosen dan Mahasiswa Departemen Teknik Industri USU berdiri sejak tahun 2003. Sistem sirkulasi pada Perpustakaan Departemen Teknik Industri adalah sistem pinjam tertutup/close access. Suatu cara pinjam yang tidak memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai. Pengguna bisa memilih koleksi melalui katalog dan selanjutnya petugas Perpustakaan yang mengambilkan.

Perpustakaan Departemen Teknik Industri USU memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan bahan pustaka, yaitu secara terus menerus menghimpun sumber informasi yang relevan untuk dikoleksi

2. Mengolah atau memproses bahan pustaka berdasarkan suatu sistem tertentu 3. Menyimpan dan memelihara, yaitu mengatur, menyusun dan memelihara agar


(41)

2.5. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan perguruan tinggi yang merupakan sarana kelengkapan bagi suatu perguruan tinggi yang memiliki peranan yang sangat penting bagi terlaksana proses belajar mengajar dan tridarma perguruan tingginya, untuk mengetahui kedudukan serta tanggungjawab masing-masing bagian maka perlu dibuatkan struktur organisasi yang jelas. Adapun struktur organisasi Perpustakaan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

Kepala Kerpustakaan

Pelayanan Teknis Pengadaan Pengolahan Penyusunan

Pelayanan Pengguna Sirkulasi

Refrensi

Sumber : Perpustakaan FISIP, FKM, T. Industri USU

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara

Dari bagan struktur organisasi perpustakaan di atas dapat dilihat bahwa setiap kegiatan perpustakaan hanya dalam perpustakaan itu sendiri. Pada Perpustakaan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan


(42)

Teknik Industri Universitas Sumatera Utara menggunakan struktur organisasi secara mikro dimana Kepala Perpustakaan bertanggungjawab sepenuhnya pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan.

2.6. Koleksi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

2.6.1. Koleksi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Koleksi perpustakaan berasal dari hasil pembelian dan sumbangan/hadiah yang saat ini berjumlah 1558 judul dengan 4439 eksemplar. Jenis koleksi buku teks yang dimiliki perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 2.5. berikut ini.

Tabel 2.5. Jenis Koleksi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

No. Jenis Koleksi Judul Eksempelar

1 Agama 42 135

2 Bahasa Indonesia 93 186 3 Bahasa Inggris/ asing 69 107

4 Ekonomi 117 193

5 Hukum 102 179

6 Politik 299 642


(43)

Tabel 2.5. Jenis Koleksi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Lanjutan)

No. Jenis Koleksi Judul Eksempelar

8 Ilmu Sosial 314 520

9 Komputer 195 284

10 Keuangan 33 74

11 Kewiraan 10 25

12 Pancasila 7 14

13 Dan Lain-lain 62 1694

Jumlah 1558 4439

Sumber : Perpustakaan FISIP USU

Keadaan yang dimiliki oleh perpustakaan Perpustakaan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara jika dilihat dali tabel jumlah koleksiyang paling banyak adalah jenis koleksi ilmu tentang politik. Jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan adalah1558 judul dan 4439 eksemplar, sedangkan jumlah anggota perpustakaan adalah 500 orang. Jika dibuat perbandingan antara eksemplar dengan pemakai adalah 8:1, sedangkan perbandingan antara jumlah judul koleksi dengan pemakainya adalah 3:1 yaitu setiap anggota/pengguna perpustakaan dapat meminjam 3 koleksi/bahan pustaka.

2.6.2. Koleksi Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Koleksi perpustakaan berasal dari hasil pembelian dan sumbangan/hadiah yang saat ini berjumlah 1558 judul dengan 4439 eksemplar.


(44)

Jenis koleksi buku teks yang dimiliki perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.6. berikut ini.

Tabel 2.6. Jenis Koleksi Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

No. Jenis Koleksi Judul Eksempelar

1 Referensi 29 70

2 Tesis 530 -

3 Skripsi 1600 -

4 Buku 2.129 4.035

5 Journal 47 -

Jumlah

Sumber : Perpustakaan FKM USU

Keadaan yang dimiliki oleh perpustakaan Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utarajika dilihat dali tabel jumlah koleksiyang paling banyak adalah jenis koleksi buku. Jumlah anggota perpustakaan adalah 600 orang.

2.6.3. Koleksi Perpustakaan Departemen Teknik Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Jenis koleksi Tugas Akhir dan Kerja Praktek yang dimiliki perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 2.7. berikut ini.


(45)

Tabel 2.7. Jenis Koleksi TA dan KP Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

No.

Laporan

KP/TA Tahun

Jumlah Judul Setiap Program

Regular Ekstension TMP (D4) Ekstensi

1. Laporan KP 2002 50 66 - -

2003 44 49 - -

2004 69 58 42 -

2005 79 45 46 -

2006 81 67 36 -

2007 66 30 40 28

2008 64 16 39 5

2009 67 36 3 -

Jumlah 520 367 206 33

2. Laporan TA 2002 78 25 - -

2003 58 31 - -

2004 38 38 14 -

2005 105 44 35 -

2006 104 83 34 -

2007 54 44 52 11

2008 67 24 23 13

2009 41 25 4 -

Jumlah 545 314 162 24

Total 1065 681 368 57

Sumber : Perpustakaan T. Industri USU

Jenis koleksi buku teks dan jurnal yang dimiliki perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 2.8. berikut ini.

Tabel 2.8. Jenis Koleksi Buku teks dan Jurnal Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

No. Text Book /Journal Jumlah judul

1. Text Book 976

2. Journal 39


(46)

2.7. Waktu Pelayanan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Pelayanan pengguna adalah pelayanan yang menyelenggarakan pemanfaatan dan penyebarluasan informasi atau bahan pustaka untuk setiap pengguna perpustakaan. Sistem pelayanan pengguna pada perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Kesehatan Masyarakat menggunakan sistem layanan terbuka (open accsess) yaitu pengguna langsung mengambil dan memilih bahan pustaka /koleksi dari rak, kemudian menunjukkan buku yang ingin dipinjamkan kepada petugas perpustakaan untuk dbuat bukti peminjaman dengan mencatat nama, kode buku, tanggal peminjaman dan tanggal pengembalian.

Waktu layanan perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut :

Senin – Kamis : 08.00 – 16.00 WIB Jumat – Sabtu : 08.00 – 12.00 WIB

Waktu layanan perpustakaan Perpustakaan Departemen Teknik Industri adalah sebagai berikut :

Senin – Kamis : 09.00 – 15.00 WIB Jumat – Sabtu : 09.00 – 12.00 WIB

Perpustakaan selalu konsekuen dengan jam kerja yang ditetapkan. Jam layanan perpustakaan disesuaikan berdasarkan waktu perkuliahan sehingga pengguna dapat menyesuaikan waktunya. Pada awalnya koleksi yangg dimiliki


(47)

merupakan buku-buku sumbangan dari staf pengajar dan mahasiswa yang akan menyelesaikan masa studinya.


(48)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Penerangan 3.1.1. Cahaya2

Mata dapat melihat sesuatu kalau ia mendapatkan rangsangan dari gelombang cahaya, yaitu energi radiasi (radiant energy) yang panjang gelombang bervariasi antara 380 sampai 750 milimikron. Cayaha yang menerpa mata bisa langsung berasal dari sumber sinar (luminous body) seperti matahari, bola lampu, nyala api atau lilin (candel), sering disebut dengan sumber sinar “panas”. Cahaya bias juga datang ke mata karena pantulan dari suatu benda atau bidang. Jadi sinar dari sumber panas, menerpa benda, lalu dipantulkan olehnya hingga mengenai mata. Benda atau bidang ini sering disebut sumber sinar “dingin” dan dari sinar yang terpantul itulah didapatkan kesan visual tenang lingkungan sekitar.

Kadar cahaya (illumination intensity) didefinisikan sebagai : ”kedatangan padatan (density) sinar yang mengalir dari sumber cahaya (sumber energi radian)”. Sumber cahaya yang dipakai sebagai standar internasional ialah lilin (candle) dan candela (Cd) dipakai sebagai satuan ukuran cahaya. Lumen (lm) dipakai juga sebagai satuan ukuran dari aliran sinar, yang nilainya sepadan dengan

π

4 1

Candela atau kurang lebih 0,1 Candela. Disamping itu dewasa ini satuan

2

Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Pustaka Binaman Pressindo, Surabaya, 1985. hal. 155-156.


(49)

ukuran yang banyak dipakai untuk kadar cahaya ialah Lux, ialah banyaknya cahaya yang jatuh menerpa sebuah bidang.

3.1.2. Illuminasi3

Illuminasi yaitu flux-flux yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Satuan internasional untuk illuminasi adalah lumens/sq.meter yang mempunyai nama lain lux. 1 lux = 1 lumen/m2. Di Amerika Serikat dipakai footcandle dimana 1 footcandle = 10,764

lux.

3.1.3. Hubungan Cahaya terhadap Illuminasi

Hubungan Cahaya terhadap Illuminasi dapat diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu4

1. Sistem Illuminasi Langsung (Direct Lighting) :

Pada sistem langsung, 90-100% dari cahaya diarahkan langsung kepada permukaan yang diterangi. Sistem ini paling efektif dalam menyediakan penerangan, namun juga mengakibatkan adanya bayang-bayang yang mengganggu, serta memungkinkan terjadinya kesilauan baik karena penyinaran lampu maupuan karena pemantulan sinar lampu. Langit-;angit dinding dan objek di dalam ruangan perlu diberi warna-warna cerah supaya tampak menyegarkan.

3

Nurmianto, Eko., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan II, Guna Widya, Surabaya, 1988. p. 221.

4


(50)

2. Sistem Illuminasi Semi-Langsung (SemiDirect Lighting)

Pada sistem semi langsung, 60-90% dari cahaya diarahkan langsung kepada permukaan yang perlu diterangi, sedang selebihnya menerangi (serta dipantulkan oleh) langit-langit dan dinding. Sistem illuminasi ini dapat menutupi kekurangan dari sistem illuminasi langsung di atas.

3. Sistem Illuminasi Diffus (General Diffuse Lighting)

Di dalam sistem illuminasi ini termasuk sistem direct-indirect yang memancarkan setengah cahaya ke bawah dan ke atas. Masalah-masalah bayangan dan kesilauan masih terdapat pada sistem illuminasi ini.

4. Sistem Illuminasi Semi Tidak Langsung (SemiIndirect Lighting)

Pada sistem semi tidak langsung, 60-90% dari cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding-dinding bagian atas, dan sisanya ke bawah. Masalah bayangan praktis tidak ada, dan kesilauan dapat dikurangai.

5. Sistem Illuminasi Tidak Langsung (Indirect Lighting)

Pada sistem tidak langsung, 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas untuk dipantulkan kemudian menerangi seluruh ruangan berupa cahaya diffuse.


(51)

3.1.4. Efek illuminasi Terhadap Mata5

3.1.5. Pencahayaan di Ruangan

Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Penerangan yang memadai bisa mencegah terjadinya Astenopia ( kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan dan efisien membaca. Penerangan yang kurang memadai bukannya menyebabkan penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata.

6

1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.

Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :

2. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu harus sering dibersihkan.

3. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

Intensitas cahaya di ruang kerja dapat dilihat pada Tabel 3.1. sebagai berikut:

5

Soewarno., Penerangan Tempat Kerja, Pusat Pelayanan Ergonomi dan Kesehatan Kerja, Jakarta,1992.p.76

6

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.


(52)

Tabel 3.1. Intensitas Cahaya di Ruang Kerja

Sumber : Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.1405/MENKES/SK/XI/2002

3.2. Mata7

Fungsi mata adalah sebagai indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, dengan perantara serabut-serabut nerrvusoptikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan

7

Evelyn., Anatomi dan Fisiologis untuk Para Medis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 1999. p. 317


(53)

pada otak untuk ditafsirkan. Untuk jenis pekerjaan yang berbeda dibutuhkan intensitas penerangan ruang kerja yang berbeda pula.

3.3. Mekanisme Melihat8

8

Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Pustaka Binaman Pressindo, Surabaya, 1985. p.157- 159.

Gelombang cahaya yang diamati memasuki mata melalui lensa dan kemudian masuk ke retina. Di tempat ini energi cahaya itu di ubah menjadi ajakan syaraf yang mencapai otak melalui saraf optik. Ajakan baru lalu dilepaskan dalam bentuk sejumlah simpul. Sebagian ajakan tersebut dibawa ke pusat-pusat pengendali otot mata. Dari sini ditentukan ukuran manik, lengkungan lensa dan semua gerakan bola mata.

Atas dasar umpan balik yang datang berupa berkas cahaya, maka mata secara terus menerus menyesuaikan diri untuk tugas melihatnya. Mekanisme yang mengaturnya berjalan secara automatik, jadi diluar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan syaraf lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks hingga memasuki syaraf kesadaran. Dan sekarang semua ajakan tadi telah diterima sebagai gambaran (citra) dari dunia luar. Kini ajakan dari pemikiran, keputusan atau reaksi emosional. Gambar 3.1. merupakan ikhtisar dari proses visual tersebut.


(54)

Gambar 3.1. Diagram dari Alat Visual

(Sumber : Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas denganErgonomi)

Adapun keterangan dari Gambar 3.1. di atas adalah : 1. Kornea dan lensa.

2. Penerima cahaya di dalam retina.

3. Pemindahan informasi lewat saraf optik ke otak. 4. Simpul dan pengendali alat optik.

5. Persepsi visual mengenai dunia luar pada alam sadar.

Definisi kelelahan mata adalah ketegangan pada mata yang disebabkan oleh indera pengelihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman. Kelelahan mata timbul akibat stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti pada otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti terhadap retina sebagai akibat ketidaktepatan kontras.


(55)

3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata 3.4.1.Faktor Manusia

a. Umur9

Semakin tua seseorang lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Sebaiknya semakin muda sesorang, kebutuhan cahaya akan lebih sedikit dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit. Daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun. Penurunan ketajaman pengelihatan manusia sesuai dengan umur dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut.

Gambar 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan

(Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi)

9


(56)

b. Jenis Penyakit Tertentu dan Pengaruh Obat-Obatan10

Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi mata antara lain adalah penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Jenis obat midiatrik seperti atropine,

homotropin, dan schopolamin dapat melumpuhkan otot siliar, jenis obat penenang sedetif jika dimakan teratur mempunyai efek dapat mengurangi produksi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar laktimal, akibatnya mata menjadi kering dan mengalami iritasi.

3.4.2. Faktor Lingkungan a. Illuminasi (Penerangan)

Penerangan ruang kerja yang kurang, dapat mengakibatkan kelelahan mata akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Pada tingkat iluminasi yang rendah, titik jauh akan bergerak lebih dekat dan letak titik dekat akan berpindah, serta ketepatan (precision) dan kecepatan akomodasi akan menurun. Pengaruh illuminasi dan kontras terhadap ketajaman penglihatan manusia dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.

10


(57)

Gambar 3.3. Pengaruh lluminasi dan Kontras terhadap Ketajaman Penglihatan

(Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi)

b. Suhu Udara11

Seorang tenaga kerja akan bekerja secara efisien dan produktif bila tenaga kerja berada dalam tempat yang nyaman (comfort) atau dapat dikatakan efisiensi kerja yang optimal dalam daerah yang nikmat kerja yaitu suhu yang sesuai, tidak dingin dan tidak panas. Bagi orang Indonesia suhu udara yang dirasa nyaman adalah berada antara 240C - 260C serta toleransi 2-30C di atas

atau di bawah suhu nyaman.

11


(58)

3.5. Flicker Fusion-Frequency12

Evaluasi pada frekuensi flicker-fusion adalah suatu teknik untuk menggambarkan hasil yang realistis dan dapat diulang. Subjek (orang) yang diteliti melihat pada sebuah sumber cahaya yang dinyalakan dengan energi yang berfrekuensi rendah dan berkedip-kedip (flictrering). Kemudian frekuensi berkedipnya dinaikkan sampai subjekya merasakan bahwa cahaya yang berkedip tersebut sudah laksana garis lurus. Frekuensi dimana cahaya yang berkedip dianggap sebagai garis lurus memberikan kesan bahwa subjek yang diteliti berada pada kondisi lelah. Sedangkan subjek yang lelah tidak mampu mendeteksi cahaya yang berkedip. Pada saat istirahat fusing terjadi dengan 35 sampai 40 Hz. Setelah bekerja dengan beban kognitif akan terjadi pengurangan fusing 0,5 sampai 0,7 Hz.

Gambar 3.4. Critical Flicker Fusion pada Mata

12

Nurmianto, Eko., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan II, Guna Widya, Surabaya, 1998. hal 268


(59)

(Sumber : Ergonomi- Cogntlive Work)

3.6. Adaptasi Gelap dan Cerah

Mata manusia berespon terhadap rentang luminasi yang sangat lebar. Apabila seseorang berdiam cukup lama dari lingkungan yang terang lalu berpindah ke lingkungan yang lebih gelap, retina secara bertahap menjadi lebih peka terhadap cahaya sewaktu orang tersebut menjadi ”terbiasa dalam gelap”. Penurunan ambang pengelihatan ini dikenal sebagai adaptasi gelap. Adaptasi ini hampir maksimum setelah sekitar 20 menit, walaupun setelah waktu yang lebih lama terjadi sedikit penurunan lebih lanjut. Dilain pihak, apabila seseorang tiba-tiba berpindah dari ruangan yang temaram ke ruangan yang terang, cahaya akan terasa menyilaukan dan bahkan tidak menyenangkan sampai mata beradaptasi terhadap peningkatan penerangan dan ambang penglihatan meningkat. Adaptasi ini berlangsung dalam periode sekitar 5 menit disebut adaptasi terang, walaupun sebenarnya hal ini hanya merupakan proses menghilangnya adaptasi gelap.

Adaptasi cerah berlangsung lebih cepat daripada adaptasi gelap tetapi akan memerlukan 30-60 menit untuk menyeselesaikannya.13

13

Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Pustaka Binaman Pressindo, Surabaya, 1985. p. 163-164

Tahap pertama adaptasi akan berlangsung hanya 0,05 detik, pada saat itu kepekaan retina mendadak berkurang sampai seperlima dari nilai asalnya. Tahap kedua berjalan dengan tempo yang lamban dan seperti pada adaptasi gelap, ia ditetapkan oleh berubahnya keseimbangan antara perombakan dan sintese dari material peka foto dari retina, pengurangan peka cahaya yang mendadak itu mempengaruhi retina.


(60)

Gambar 3.5. akan menguraikan kejadian tersebut dimana daerah cerah mengurangi kepekaan dari keseluruhan retina, termasuk foveasentralis.

Gambar 3.5. Efek Daerah Terang dan Gelap Terhadap Retina.

(Sumber : Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas denganErgonomi)

3.7. Silau (Glare)14

1. Silau relatif adalah kontras terlalu kuat di dalam bidang visual.

Dari sudut fisiologis, silau merupakan gangguan utama bagi tahap adaptif dari retina. Ada tiga jenis dari kesilauan :

2. Silau mutlak adalah penerangan yang begitu tingginya sehingga adaptasi tidak dimungkinkan.

3. Silau adaptif adalah adaptasi pada tingkat terang tertentu tapi yang belum tercapai.

14


(61)

Untuk menghindarkan diri dari silau, berikut beberapa prinsip yang dapat diterapkan :

1. Makin pendek waktu menatap silau, tahap adaptasi asal makin cepat tercapai. 2. Derajat dari silau tergantung pada cerah relatif dari sumbernya, ia meningkat

dengan meningkatnya area sumber dan paling celaka kalau sumber itu dekat dengan garis pandang.

3. Sumber sinar di atas garis pandang tidak begitu memuakkan daripada yang terletak di samping atau di bawahnya.

4. Bahaya silau makin besar bila penerangan umum di bidang visual bertingkat rendah.

3.8. Tata Warna15

1. Untuk menciptakan kontras warna dan kesiapan mata. Warna di dalam pekerjaan memiliki dua kegunaan :

2. Untuk menciptakan lingkungan psikologis yang optimal.

3.8.1. Warna untuk Menciptakan Kontras Warna dan Kesiapan Mata Pada waktu menciptakan kontras warna perlu mempertimbangkan pewarna dari bidang yang luas (dinding, mebel). Untuk bidang yang luas, warna yang dipilih yang bisa menghasilkan daya pantul yang merata. Kontras visual yang baik dapat diperoleh tanpa perbedaan cerah secara berarti, dengan cara menghindari cerah yang terlalu besar, tajam visual yang baik dapat dipertahankan.

15


(62)

Agar mata mudah terkesiap, objek seyogyanya diwarnai dengan yang berkontras tinggi, warna menyala. Merah-coklat dikontras dengan hijau daun. Sebaliknya kalau hendak membuat pandangan yang samar sebaiknya pakai warna yang netral terhadap pelatarannya.

3.8.2. Efek Psikologis dari Warna

Efek psikologis dari warna terdiri dari ilusi dan efek psikis, kedua-duanya ditentukan oleh efek bawah sadar. Tanggapan atas warna akan sesuai dengan pengalaman masa lampau dan juga bisa tergantung sebagian pada mutu yang ia warisi atau pengalihan psikologis. Penggabungan atas beberapa tanggapan atau pengalihan psikologis. Penggabungan atas beberapa tanggapan tadi akan mempengaruhi jalan pikiran dan enosi seseorang, dengan demikian mempengaruhi tingkah lakunya.

Efek yang serupa sebagian dapat dinikmati oleh warna untuk dekorasi ruangan, meskipun kebutuhan fungsional harus juga mendapatkan pertimbangan estetik bagi ruangan tersebut. Warna tunggal memiliki aksi psikologis yang bisa berbeda dengan intensitas bagi perorangan tetapi pada umumnya mempunyai efek yang sama. Yang penting di sini ialah ilusi dan jarak, suhu dan efeknya terhadap emosi. Tabel 3.2. memperlihatkan pengaruh dari beberapa warna.

Tabel 3.2. Efek Psikologis dari Warna

Warna Efek Jarak Efek Suhu Efek Psikis

Biru Jauh Sejuk Menenangkan


(63)

menenangkan

Merah Dekat Panas Sangat mengusik

Tabel 3.2. Efek Psikologis dari Warna

Warna Efek Jarak Efek Suhu Efek Psikis

Orange Sangat dekat Sangat panas Merangsang

Kuning Dekat Sangat panas Merangsang

Coklat Sangat dekat Netral Merangsang

Lembayung Sangat dekat Sejuk

Agresif terkesiap, melesukan

Sumber : Suryatno Sastrowinoto, Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi

3.9. Contrast16

1 0 1 ) ( L L L ratio Contrast

C = = −

Satu cara dari spesifikasi contrast adalah dengan nilai perbandingan sebagai berikut :

(didefinisikan oleh Weston)

Dimana L1 lebih terang dari luminasi dan L0lebih gelap dari daerah luminasi. Sebagai contoh, kertas memiliki suatu refleksi 80% dan cetak 10% kemudian : 08 , 0 80 10

80− =

=

C

16

Nurmianto, Eko., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan II, Guna Widya, Surabaya, 1998. p. 280


(64)

3.10. Eksperimen Faktorial

Eksperimen faktorial merupakan eksperimen yang semua (hampir semua) taraf sebuah faktor tertentu dikombinasikan atau disilangkan dengan semua (hampir semua) taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen itu17

17

Sudjana., Desain dan Analisis Eksperimen,Edisi II, Tarsito, Bandung, 1985. p. 82 .

Berdasarkan banyak taraf dalam tiap faktor, eksperimen ini sering disebut dengan menambahkan perkalian antara banyak taraf faktor yang satu dengan banyak taraf faktor atau faktor-faktor yang lainnya. Misalnya apabila dalam eksperimen digunakan dua buah faktor, sebuah terdiri atas tiga taraf dan sebuah lagi terdiri atas dua taraf, maka diperoleh faktorial 3 x 2, sehingga untuk itu akan diperlukan 6 kondisi eksperimen yang berbeda-beda.

3.10.1. Model Anava Desain Eksperimen Vaktorial

Dalam suatu desain eksperimen, faktorial yang sering digunakan adalah 2 faktor dan 3 faktor, dimana masing-masing faktor memiliki model-model. Jika eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan desain acak sempurna dalam setiap kombinasi perlakuan terdapat n buah unit eksperimen.


(65)

Pada desain faktorial a x b, pengujian yang tepat dapat ditentukan oleh faktor-faktor yaitu faktor tetap dan acak yang akan menentukan harga F untuk pengujian yang diperlukan. Karena taraf faktor dapat bersifat tetap atau pun acak dan total faktor ada 2 buah, maka didapatkan 4 model yaitu :

a. Model I (Model Tetap)

Apabila si peneliti hanya mempunyai a buah taraf faktor A dan hanya b buah taraf faktor B dalam eksperimen yang si peneliti lakukan, maka model yang diambil adalah model tetap. Hal ini berarti bahwa taraf untuk masing-masing faktor tetap banyaknya dan kesemuanya terdapat didalam eksperimen yang dilakukan. Adapun harga F untuk pengujian hipotesis pada model ini adalah : F = A/E untuk hipotesis H1

F = B/E untuk hipotesis H2 F = AB/E untuk hipotesis H3 b. Model II (Model Acak)

Dalam hal ini si peneliti mempunyai sebuah populasi yang terdiri atas sejumlah taraf faktor A dari sebanyak a taraf telah diambil sebagai sampel dan si peneliti juga mempunyai sebuah populasi yang terdiri atas sekumpulan taraf faktor B dari sebanyak b taraf diambil sebagai sampel. Dengan demikian, a buah taraf faktor A dan b buah taraf faktor B merupakan sampel yang terdapat di dalam eksperimen tersebut. Adapun harga F untuk pengujian hipotesis pada model ini adalah:

F = A/AB untuk hipotesis H4 F = B/AB untuk hipotesis H5


(66)

F = AB/E untuk hipotesis H6

c. Model III (A tetap, B acak)

Ditinjau dari adanya atau didapatnya taraf faktor-faktor, bisa terjadi : a. Seluruh taraf faktor A, semuanya digunakan didalam eksperimen

b. Eksperimen tersebut menggunakan sebuah sampel yang terdiri atas b buah taraf faktor B yang telah diambil secara acak dari sebuah populasi terdiri atas taraf-taraf faktor B.

Model ini disebut juga model III atau model campuran dimana A tetap dan B acak. Adapun harga F untuk pengujian hipotesis pada model ini adalah :

F = A/AB untuk hipotesis H7 F = B/E untuk hipotesis H8 F = AB/E untuk hipotesis H9

d. Model III (A acak, B tetap)

Model III atau model campuran yang kedua ini adalah kebalikan dari model campuran diatas, yaitu pada model ini diambil faktor A acak sedangkan faktor B tetap. Model ini menyangkut sebuah eksperimen yang bersifat :

1. Menggunakan sebuah sampel acak yang terdiri atas a buah taraf faktor A yang diambil dari sebuah populasi terdiri atas taraf-taraf faktor A.

2. Menggunakan semua taraf faktor B sebanyak b buah yang tersedia. Adapun harga F untuk pengujian hipotesis pada model ini adalah :


(1)

Tabel 6.1. Perbandingan Jumlah Lampu Awal dengan Jumlah Lampu Usulan Perpustakaan Jumlah Lampu Kondisi Awal Lampu Hidup Lampu Mati Kondisi Usulan Lampu Hidup Lampu Mati

FISIP USU 14 9 5 42 42 -

FKM USU 12 4 8 56 56 -

T. Industri

USU 24 - 24 18 18 -

Perpustakaan

USU I 36 36 - 98 98 -

Perpustakaan

USU II 7 7 - 82 82 -

Perpustakaan

USU III 28 21 7 90 90 -

Dari Tabel 6.1. di atas, dapat dibuat dalam bentuk diagram untuk dapat melihat kenaikan jumlah lampu yang sesuai untuk setiap perpustakaan, diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.1. berikut ini.

0 30 60 90 FISI P U SU FKM USU T. IND

USTRI

PER PUST

AKAA N U

SU I

PER PUST

AKAA N U

SU II

PER PUST

AKAA N U

SU II I

kondisi awal

lampu hidup kondisi awal lampu mati konsdisi awal kondisi usulan

lampu hidup kondisi usulan lampu mati konsdisi usulan

Gambar 6.1. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Lampu

Jenis lampu yang diganti dan digunakan dari penelitian ini adalah lampu


(2)

1. Efikasi (lumen per watt) tinggi.

2. Awet (umur panjang), hingga 20.000 jam (dengan asumsi lama penyalaan 3 jam setiap penyalaan). Makin sering dihidup-matikan, umur semakin pendek. 3. Bentuk lampu yang memanjang menerangi area yang lebih luas dengan

cahaya baur dan pantulan dari amatur yang digunakan juga menambah penerangan cahaya.

4. Penerangan yang tidak menghendaki bayangan, lampu florescent lebih baik dibandingkan lampu pijar.

5. Warna cahaya yang cenderung putih-dingin menguntungkan untuk daerah tropis lembab, karena secara psikologis akan menyejukkan ruangan.


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan evaluasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada perpustakaan FISIP USU, dari 14 buah bola lampu setelah hasil perhitungan kebutuhan bola lampu terjadi penambahan sebanyak 42 buah bola lampu. Pihak perpustakaan harus menambah Rp.117.573.02- dari biaya awal yaitu Rp.58.786,56,-. Sehingga total biaya listrik untuk kebutuhan bola lampu sebesar Rp.176.359,58,-.

2. Pada perpustakaan FKM USU, dari 12 buah bola lampu setelah hasil perhitungan kebutuhan bola lampu terjadi penambahan sebanyak 56 buah bola lampu. Pihak perpustakaan harus menambah Rp.184.757,76,- dari biaya awal yaitu Rp.50.388,48,-. Sehingga total biaya listrik untuk kebutuhan bola lampu sebesar Rp.235.146,24,-.

3. Pada perpustakaan Teknik Indusri USU, dari 24 buah bola lampu setelah hasil perhitungan kebutuhan bola lampu terjadi pengurangan menjadi 18 buah bola lampu. Pihak perpustakaan dapat menghemat sebesar Rp.52.907,904,- dari biaya awal yaitu Rp.69.074,280,-. Sehingga total biaya listrik untuk kebutuhan bola lampu sebesar Rp. 16.166, 376.-.


(4)

4. Pada perpustakaan USU, dari 71 buah bola lampu setelah hasil perhitungan kebutuhan bola lampu terjadi penambahan sebanyak 270 buah bola lampu dengan jenis bola lampu yang berbeda. Pihak perpustakaan dapat menghemat sebesar Rp.37.752.050,16.-, dari biaya awal yaitu Rp.38.915.478,-. Sehingga total biaya listrik untuk kebutuhan bola lampu sebesar Rp.1.163.427,84,-.

5. Pada setiap perpustakaan tingkat illuminasi yang rendah dan lama baca yang tinggi mempengaruhi kelelahan mata mahasiswa.

7.2. Saran

Adapun saran yang diberikan untuk pihak perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut.

1. Untuk mencegah terjadinya kelelahan mata pada pembaca sebaiknya penerangan selalu dihidupkan secara keseluruhan agar cahaya yang dihasilkan dapat menyebar keseluruh area perpustakaan, tidak hanya di tempat tertentu saja.

2. Untuk penyebaran cahaya yang maksimal sebaiknya diperhatikan jenis armatur yang digunakan, tidak hanya digunakan sebagai pelindung lampu jg digunakan untuk menyebarkan cahaya.

3. Perlu dilakukannya pemeriksaan secara berkala terhadap keadaan lampu, sehingga lampu yang mati dapat segera diganti.


(5)

4. Ternyata masih ada yang mempengaruhi kelelahan mata selain tingkat illuminasi dan lama baca, maka pengaruh-pengaruh lain tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yang lebih spesifik.

5. Diperlukan penelitian lebih lanjut dan lebih spesifik tentang pencahayaan berdasarkan faktor-faktor antara lain karakteristik tulisan dan karakteristik bahasa terhadap jenis buku yang dibaca.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Boer. J. B. Lighting Interior, Second edition, Kluwer Technische, Deventer, 1981. Departemen Pekerjaan Umum., Cetakan I, Jakarta, 1978

Evelyn., Anatomi dan Fisiologis untuk Para Medis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta,1999.

Guyton., Fisiologi Kedokteran II, EGC Buku Kedokteran, Jakarta, l99l.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan

Industri.

Nazir. Moh, Metode Penelitian,Cetakan VI, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005. Nurmianto, Eko., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan II, Guna

Widya, Surabaya, 1988.

Santoso., Higiene Perusahaan (Panas), Jakarta,1985.

Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Pustaka Binaman Pressindo, Surabaya, 1985.

Sidarta llyas., Penuntun llmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran UI, Jakartra, l99l.

Sudjana., Desain dan Analisis Eksperimen,Edisi II, Tarsito, Bandung, 1985. Suptandar, Pamuji, Sistem Pencahayaan pada Desain Interior, Penerbit

Universitas Trisakti, Jakarta, 2007.

Soewarno., Penerangan Tempat Kerja, Pusat Pelayanan Ergonomi dan Kesehatan Kerja, Jakarta,1992.