Kampanye Menanamkan Kebiasaan Cuci Tangan pada Anak.

(1)

ABSTRAK

Banyak penyakit pada anak yang timbul disebabkan oleh bakteri maupun virus yang ditularkan oleh tangan mereka sendiri dan hal ini jarang disadari oleh para orang tua yang belum membiasakan anak mereka untuk menjaga kebersihannya seperti melakukan hal sederhana untuk mencuci tangannya menggunakan sabun setiap mereka sebelum / sesudah melakukan kegiatan. Berbagai survei mengatakan bahwa kebiasaan mencuci tangan pakai sabun masyarakat Indonesia masih rendah padahal cuci tangan sangat efektif untuk membunuh kuman yang menempel pada tangan dan dapat mengurangi resiko anak terserang penyakit. Karena itu perlu adanya upaya yang dapat menyadarkan anak-anak akan pentingnya cuci tangan dengan membuat kampanye yang menarik dan mudah dimengerti oleh anak. Kampanye ini dibuat dalam rangka memperingati hari cuci tangan sedunia yang jatuh pada 15 Oktober yang merupakan puncak dari kampanye ini yaitu akan diadakannya sebuah event yang berjudul festival “Bebas Kuman”. Berbagai informasi dan himbauan akan pentingnya cuci tangan dan pengetahuan seputar kuman dilakukan sebelum event berlangsung sepeti berbagai poster dan roadshow ke sekolah. Di event tersebut akan dibagikan buku cerita pendek sebagai media kampanye jangka panjang dan pengingat anak-anak akan pentingnya cuci tangan.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi ... 6

2.2 Desain Komunikasi Visual ... 7

2.3 Kampanye ... 8

2.3.1 Jenis Kampanye ... 8

2.4.2 Kampanye dengan Teori Persuasi ... 9

2.4 Logo ... 10

2.5 Buku ... 11


(3)

2.6 Layout ... 12

2.6.1 Elemen Layout ... 12

2.5.2 Prinsip Layout ... 13

2.7 Tipografi ... 14

2.7.1 Ciri-ciri huruf / tipografi sesuai dengan anatominya ... 14

2.8 Warna ... 16

2.9 Ilustrasi ... 18

2.9.1 Ilustrasi Anak ... 18

2.10 Definisi Pendidikan Kesehatan ... 19

2.11 Psikologi Anak ... 20

2.11.1 Psikologi Perkembangan Anak ... 21

BAB III DATA DAN ANALISIS DATA 3.1 Data dan Fakta ... 24

3.1.1 Perusahaan / Lembaga Terkait ... 24

3.1.2 Hasil Wawancara ... 29

3.1.3 Kuisioner ... 33

3.1.4 Fenomena yang Terjadi ... 37

3.1.5 Data dan Fakta Kegiatan Mencuci Tangan ... 38

3.1.5.1 Penyakit yang Timbul ... 40

3.1.5.2 Dampak Cuci Tangan Pakai Sabun ... 41

3.1.5.3 Langkah-Langkah Mencuci Tangan yang Benar ... 42

3.1.6 Sabun dan Kandungannya ... 42

3.1.7 Bakteri dan Virus ... 43

3.1.7.1 Bakteri ... 43

3.1.7.2 Virus ... 47

3.1.8 Tinjauan karya Sejenis ... 49

3.2 Analisis terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 51


(4)

3.2.2 Segmentasi Pasar ... 52

3.2.3 Targeting ... 53

3.2.4 Positioning ... 53

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 54

4.1.1 Tahapan Kampanye ... 54

4.2 Konsep Kreatif ... 55

4.2.1 Konsep Verbal ... 55

4.2.2 Konsep Visual ... 55

4.3 Konsep Media ... 56

4.4 Hasil Karya ... 60

4.4.1 Logo Kampanye ... 60

4.4.2 Poster ... 62

4.4.3 Mobil Keliling ... 72

4.4.4 Flyer Event ... 73

4.4.5 X-Banner ... 74

4.4.6 Iklan Majalah ... 75

4.4.7 Umbul-Umbul ... 75

4.4.8 Undangan ... 76

4.4.9 Langkah-Langkah Cuci Tangan ... 76

4.4.10 Panggung ... 78

4.4.11 Standing Display ... 78

4.4.12 Buku Cerita ... 80

4.4.13 Gimmick ... 83

4.4.13.1 Kaos ... 84

4.4.13.2 Lap Tangan ... 85

4.4.13.3 Botol Sabun ... 85


(5)

4.5 Timeline ... 87

4.6 Budgeting Media ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran Penulis ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 94

DATA PENULIS ... 137


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Perancangan ... 12

Tabel 3.1 Hasil Kuesioner “Seringkah Kamu Mencuci Tangan” ... 33

Tabel 3.2 Hasil Kuesioner “Apakah Kamu Mencuci Tangan Sebelum Makan” ... 34

Tabel 3.3 Hasil Kuesioner “Apakah Kamu Cuci Tangan Menggunakan Sabun” ... 34

Tabel 3.4 Hasil Kuesioner “Cuci Tangan Sesudah Buang Air” ... 35

Tabel 3.5 Hasil Kuesioner “Siapa Yang Mengingatkan Cuci Tangan” ... 35

Tabel 3.6 Hasil Kuesioner “Dimana Kamu Mencuci Tangan” ... 36

Tabel 3.7 Hasil Kuesioner “Warna Yang Disukai”... 36

Tabel 3.8 Hasil Kuesioner “Buku Bergambar” ... 37

Tabel 3.10 Nama Bakteri Dan Penyakit Yang Ditimbulkannya ... 44

Tabel 3.11 Nama Virus Dan Penyakit Yang Ditimbulkannya ... 48

Tabel 4.1 Tabel Timeline ... 86


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Typografi Oldstyle ... 14

Gambar 2.2 Typografi Modern ... 15

Gambar 2.3 Typografi Slab Serif ... 15

Gambar 2.4 Typografi Sans Serif ... 16

Gambar 2.5 Warna Primer ... 17

Gambar 2.6 Warna Sekunder ... 17

Gambar 2.7 Warna Terstier ... 18

Gambar 3.1 Logo Departemen Kesehatan ... 24

Gambar 3.2 Logo Unilever ... 26

Gambar 3.3 Logo Lifebouy ... 27

Gambar 3.4 Logo Kampanye Lifebouy Berbagi Sehat ... 28

Gambar 3.5 Logo Global Handwashing Day ... 29

Gambar 3.6 Logo In Safe Hands ... 29

Gambar 3.8 Bentuk-Bentuk Bakteri... 43

Gambar 3.9 Struktur Dasar Bakteri... 45

Gambar 3.10 Tramformasi Bakteri ... 46

Gambar 3.11 Transduksi Bakteri ... 46

Gambar 3.12 Konjungasi Bakteri... 47

Gambar 3.13 Infeksi Secara Litik Dan Lisogenik Pada Virus ... 48

Gambar 3.14 Poster Dan Foto Kampanye Pepsodent ... 50

Gambar 3.15 Event Dan Dan Sabun Nuvo ... 51

Gambar 4.1 Logo Kampanye Tangan Bersih Kuman Menyisih ... 60

Gambar 4.2 Warna Logo Kampanye Tangan Bersih Kuman Menyisih .. 61

Gambar 4.3 Logo Grid ... 62

Gambar 4.4 Warna-Warna Sekunder Poster ... 63

Gambar 4.5 Pattern Poster ... 64


(8)

Gambar 4.7 Poster Serial 2 ... 67

Gambar 4.8 Poster Serial 3 ... 68

Gambar 4.9 Poster Serial 4 ... 69

Gambar 4.10 Poster Event ... 70

Gambar 4.11 Poster Roadshow ... 71

Gambar 4.12 Mobil Keliling Roadshow ... 72

Gambar 4.13 Variasi Flyer ... 73

Gambar 4.14 X-Banner Event ... 74

Gambar 4.15 X-Banner Roadshow ... 75

Gambar 4.16 Iklan Majalah Bobo ... 75

Gambar 4.17 Umbul-Umbul Event ... 76

Gambar 4.18 Undangan Tampak Depan & Belakang ... 76

Gambar 4.19 Isi Undangan ... 76

Gambar 4.20 Slerek Langkah-Langkah Cuci Tangan ... 77

Gambar 4.21 Langkah-Langkah Cuci Tangan ... 77

Gambar 4.22 Panggung Event ... 78

Gambar 4.23 Standing Display Event 2d ... 79

Gambar 4.24 Standing Display Event 3d ... 79

Gambar 4.25 Cover Depan Dan Belakang Buku ... 80

Gambar 4.26 Halaman 1 Buku ... 81

Gambar 4.27 Halaman 2 Dan 3 Buku ... 81

Gambar 4.28 Halaman 4 Dan 5 Buku ... 82

Gambar 4.29 Halaman 6 Dan 7 Buku ... 82

Gambar 4.30 Halaman 8 Dan 9 Buku ... 83

Gambar 4.31 Halaman 10 Buku ... 83

Gambar 4.32 Kaos ... 84

Gambar 4.33 Lap Handuk ... 85

Gambar 4.34 Botol Sabun ... 85


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DOKTER DAN GURU,

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER ... 94 LAMPIRAN B : SKETSA DAN PROSES ... 97 LAMPIRAN C : SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak penyakit pada anak yang timbul disebabkan oleh bakteri maupun virus yang ditularkan oleh tangan mereka sendiri dan hal ini jarang disadari oleh para orang tua yang belum membiasakan anak mereka untuk menjaga kebersihannya seperti melakukan hal sederhana untuk mencuci tangannya menggunakan sabun setiap mereka sebelum / sesudah melakukan kegiatan. Berbagai survei mengatakan bahwa kebiasaan mencuci tangan pakai sabun masyarakat Indonesia masih rendah, mereka

cenderung merasa ‘malas’ karena cuci tangan pakai sabun memakan waktu lebih lama, padahal hal tersebut sangat efektif untuk membunuh kuman yang menempel pada tangan dan dapat mengurangi resiko anak terserang penyakit.

Contoh penyakit yang ditularkan akibat kurangnya kesadaran anak untuk mencuci tangan adalah diare, typhus, hepatitis, kolera, dan berbagai penyakit saluran pencernaan maupun pernafasan (ISPA). Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (PLT Dirjen P2PL Depkes) Tjandra Yoga Aditama, setiap tahun sekitar 3,5 juta anak meninggal karena diare dan pneumonia sedangkan data menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF) memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Penyebab penyakit tersebut ternyata sepele mereka tidak memperhatikan kebersihan tangan menularkan kuman.

Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan pakai sabun terutama pada saat-saat penting, yaitu setelah buang air dan sebelum memegang makanan, menurut penelitian dapat mengurangi angka kematian pada anak akibat penyakit diare hingga hampir 50%. Tidak hanya penyakit diare yang bisa berkurang akibat cuci tangan, kajian terhadap 51 riset di Inggris yang dipublikasikan dalam British Medical Journal 2007 disebutkan bahwa mencuci tangan pakai sabun lebih efektif dibanding obat dan vaksin untuk menghentikan flu.


(11)

Cuci tangan memanglah hal sederhana yang seringkali dilupakan sebagain orang, namun ternyata cuci tangan merupakan cara pencegahan penyakit yang mudah dan murah. Oleh karena itu pentingnya cuci tangan ini diharapkan bisa membudaya di kalangan masyarakat terutama pada anak-anak yang aktif dan lebih rentan terserang penyakit yang ditularkan oleh tangan.

Mengingat tingginya tingkat kematian pada anak akibat kurangnya kesadaran akan kebersihan terutama untuk mencuci tangan, maka Tugas Akhir ini akan mencoba menanggulanginya melalui kampanye kepada anak usia sekolah dasar. Kampanye ini akan diadakan dalam sebuah event yang dihadiri anak-anak sekolah dasar dan selalu terjadi pada setiap tahunnya dalam rangka memperingati hari cuci tangan sedunia pada tanggal 15 Oktober. Event ini harus menarik dalam segi desain dan acaranya seperti permainan seputar kegiatan mencuci tangan yang benar dan pengetahuan tentang kuman pembawa penyakit yang hinggap di tangan mereka. Event ini akan berlangsung dari suatu perusahaan yang sudah berjalan dan diharapkan kegiatan mencuci tangan ini dapat menjadi pembelajaran kesehatan yang lebih menyenangkan dan dapat dibudayakan di kalangan anak-anak. Lalu adanya media pelengkap yaitu sebuah buku cerita pendek yang akan dibagikan pada acara tersebut, buku ini berguna untuk media pengingat anak saat di rumah sehingga mereka bisa belajar tentang kesehatan di rumah dan dapat menjadi penggerak perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan rumahnya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Dari latarbelakang diatas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mencegah penyakit pada anak seperti diare dan gangguan saluran pernafasan melalui hal sederhana dan efektif ?

2. Bagaimana memberikan informasi tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar kepada anak dalam sebuah acara yang menyenangkan/event ?


(12)

3. Bagaimana membuat kegiatan cuci tangan pakai sabun ini menjadi budaya dikalangan masyarakat terutama anak-anak ?

4. Bagaimana memberikan pendidikan kesehatan pada anak-anak melalui buku cerita ilustrasi tentang kuman/bakteri ?

Ruang lingkup permasalahan mencakup perancangan kampanye dalam sebuah event dengan upaya meningkatkan pendidikan kesehatan melalui cara sederhana mencuci tangan pakai sabun guna mencegah penyakit dengan cara yang menyenangkan untuk anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) di kota Bandung pada tahun 2012.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan kampanye tentang mencuci tangan ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kesadaran anak-anak akan pentingnya kebersihan melalui

cara sederhana yaitu mencuci tangan pakai sabun sebelum/sesudah melakukan kegiatan sehingga dapat mengurangi angka kematian pada anak yang diakibatkan kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan dengan sabun.

2. Mengingatkan dan melatih anak-anak untuk membiasakan diri mencuci tangan sebelum/sesudah melakukan kegiatan dengan cara yang baik dan benar.

3. Membuat sebuah event yang menarik bagi anak-anak, dengan hal ini anak akan merasa dilibatkan langsung dalam kegiatan sehingga mereka lebih tertarik untuk mengikutinya.

4. Memberikan pengetahuan atau pendidikan kesehatan melalui book design pada anak usia sekolah dasar.


(13)

1.4 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

Beberapa sumber data didapatkan dengan: 1. Observasi

Melakukan pengamatan langsung ke tempat-tempat yang berhubungan. Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati secara langsung perilaku anak-anak usia sekolah dasar.

2. Kuesioner

Sebagai data pendukung, disebarkan kuesioner berupa pernyataan tertutup, responden memilih salah satu pilihan jawaban atau mengisi dengan satu jawaban singkat yang dibagikan pada anak-anak SD guna mengetahui seberapa sering mereka melakukan cuci tangan dengan sabun. 3. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan dokter sebagai ahli kesehatan, guru, orang tua, dan psikologi sebagai pembanding data tentang psikologi perkembangan pada anak-anak, dan Dinas Kesehatan kota Bandung sebagai mencarian data tentang angka kematian/angka sakit anak-anak usia 6-12 tahun.

4. Studi pustaka

Dalam studi pustaka, informasi didapat dari buku dan internet yang dapat mendukung penelitian penulis. Studi pustaka digunakan sebagai pendukung teori.


(14)

1.5 Skema Perancangan

SKEMA PERANCANGAN

Meningkatkan Kesadaran Mencuci Tangan Pada Anak

IDENTIFIKASI MASALAH

- Menurut Departemen Kesehatan RI, setiap tahun sekitar 3,5 juta anak meninggal karena diare dan gangguan saluran pernafasan seperti pneumonia.

- Kurangnya pendidikan kesehatan dan kebersihan pada anak.

- Banyaknya penyakit yang ditularkan bakteri/virus di tangan pada anak.

- Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan pakai sabun dengan benar (biasanya mereka malas dan tergesa-gesa)

PEMECAHAN MASALAH

- Memberikan pendidikan kesehatan dan kebersihan sejak dini pada anak-anak. - Memberi arahan bagaimana mencuci tangan yang benar pada anak.

- Membiasakan anak untuk mencuci tangan pakai sabun saat penting seperti sebelum memegang makanan dan sesudah buang air, karena itu merupakan cara sederhana yang efektif mencegah anak terkena penyakit.

SOLUSI

Kampanye 'Bebas Kuman' yang dapat menyadarkan dan membiasakan anak-anak untuk mencuci tangan pakai sabun agar mencegah mereka terkena penyakit terutama yang ditularkan oleh tangan kotor sehingga mengurangi angka kematian pada anak akibat diare, gangguan saluran pernafasan, dan penyakit lain akibat

virus dan bakteri.

STRATEGI PENERAPAN Menjadikan cuci tangan pakai sabun sebagai budaya untuk mencegah terjangkit penyakit.

TARGET

anak-anak usia sekolah dasar yaitu usia 6-12 tahun di kota

Bandung.

TUJUAN

Meningkatkan kesadaran anak-anak akan pentingnya menjaga kebersihan dan membiasakan anak-anak untuk mencuci tangan pakai sabun sesudah/sebelum mereka melakukan aktivitas sebagai upaya mencegah

terjangkit penyakit. CARA KOMUNIKASI

-Kampanye yang interaktif yang diliput dalam sebuah event untuk anak seputar membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun.

-Buku cerita untuk anak yang berisi pengetahuan tentang kuman dan bagaimana mencuci tangan yang benar agar kuman tidak menempel pada tangan.

MEDIA 1. Poster kampanye (3serial), poster event, poster roadshow.

2. Merchandise / gimmick. 3. Buku cerita

3. X-banner, backdrop, stand display, iklan koran/majalah.


(15)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan fakta yang didapat sebelumnya mengenai masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mencuci tangannya pakai sabun sesudah/sebelum melakukan kegiatan maka perlu upaya untuk merubah kebiasaan buruk tersebut dan mulai melakukan kebiasaan baru yang nantinya akan menjadi budaya di masyarakat. Pendekatan yang dilakukan untuk menyampaikan pesan ini adalah anak-anak karena meraka merupakan penyampai pesan yang efektif bagi lingkungan rumahnya dan berharap nantinya bisa manjadi agen perubah kebiasaan buruk di masyarakat untuk mulai membiasakan diri mencuci tangan pakai sabun terutama pada saat penting seperti sebelum makan dan sesudah buang air.

Dalam hal ini, dilakukan sebuah kampanye melalui dua tahap yaitu pada tahap awal diberikan informasi seputar pengetahuan kuman dan ajakan untuk mencuci tangannya pakai sabun dan air yang mengalir karena dengan begitu kuman penyakit yang ada di tangan bisa mati.

Dan tahap kedua yang merupakan cara efektif untuk mengajak anak-anak mau mencuci tangan yaitu melibatkan mereka langsung ke acara seperti event. Anak-anak diacara ini diajarkan bagaimana mengenal kuman penyakit yang bisa masuk kedalam tubuh dan bagaimana mencegahnya dengan cara mudah, murah namun efektif yaitu dengan mencuci tangan pakai sabun disaat penting seperti sebelum makan dan sesudah pergi dari toilet sehingga harapannya bisa mengurangi angka kematian anak yang diakibakan virus atau bakteri seperti diare dan gangguan saluran pernafasan yang sering menempel pada tangan dan masuk kedalam tubuh.


(16)

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan oleh kesimpulan yang ada maka penulis mencoba untuk memberikan masukan dan saran yang mungkin dapat berguna dalam melakukan kampanye, yaitu melakukan riset sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya untuk dapat mengerti benar apa masalah yang akan dipecahkan lalu membuat keragka berpikir, dan juga timeline yang jelas untuk mendukung kelancaran dari sebuah kampanye yang akan dibuat, serta harus pintar-pintar memilih media untuk dibuat dalam menunjang kampanye agar tidak terkesan buang-buang biaya. Cukup pilih media yang diperlukan namun pesan yang akan disampaikan bisa tersalurkan dengan baik pada target sasaran.

Untuk mengubah kebiasaan masyarakat itu tidak mudah, perlu diadakan sebuah cara lain dimana anak-anak menjadi pendekatannya sehingga pesan dapat mudah tersalurkan. Mereka perlu diajak mengikuti serangkaian acara yang memperlihatkan bagaimana kuman bisa ada di tangan dan bagaimana mengusir kuman guna mencegah penyakit, karena sesuai pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Concept, Majalah Desain Grafis vol 4 edisi 25, 2008: 18 Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta.

Kusrianto, Adi, 2009, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta, Penerbit Andi Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Rustan, Surianto. 2009. Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Shulevitz, Uri. 1997.Writing with Picture: How to Write and Illustrate Children’s. Venus, Drs. Antar. 2009. Manajemen Kampanye, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Website

www.ahlidesain.com, diakses 2 Maret 2011, 20.30 WIB www.romeltea.com, diakses 20 Februari 2011, 20.23 WIB www.itb.ac.id, 20 februari 2011, 20.00 WIB

www.adiprakosa.blogspot.com, diakses 20 Februari 2011, 20.23 WIB www.digilib.unimus.ac.id, diakses 23 Februari 2011, 21.19 WIB www.sijanggut.blogdetik.com, diakses 23 Februari 2011, 20.34 WIB


(18)

www.bandung.go.id, diakses 22 Februari 2011, 15.34 WIB www.depkes.go.id, diakses 22 Februari 2011, 15.39 WIB www.lifebuoy.co.id , diakses 23 Februari 2011, 15.39 WIB

www.cucitanganpakaisabun.blogspot.com,diakses 22 Februari 2011, 15.44 WIB www.kompas.com, diakses 24 Februari 2011, 18.39 WIB

kimiafarmasi.wordpress.com, diakses 24 Februari 2011, 18.45 WIB www.sentra-edukasi.com, diakses 24 Februari 2011, 18.59 WIB www.belajarpsikologi.com, diakses 22 Februari 2011, 17.39 WIB www.jurusgrafis.com, diakses 22 Februari 2011, 18.59 WIB


(1)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.4 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

Beberapa sumber data didapatkan dengan: 1. Observasi

Melakukan pengamatan langsung ke tempat-tempat yang berhubungan. Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati secara langsung perilaku anak-anak usia sekolah dasar.

2. Kuesioner

Sebagai data pendukung, disebarkan kuesioner berupa pernyataan tertutup, responden memilih salah satu pilihan jawaban atau mengisi dengan satu jawaban singkat yang dibagikan pada anak-anak SD guna mengetahui seberapa sering mereka melakukan cuci tangan dengan sabun. 3. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan dokter sebagai ahli kesehatan, guru, orang tua, dan psikologi sebagai pembanding data tentang psikologi perkembangan pada anak-anak, dan Dinas Kesehatan kota Bandung sebagai mencarian data tentang angka kematian/angka sakit anak-anak usia 6-12 tahun.

4. Studi pustaka

Dalam studi pustaka, informasi didapat dari buku dan internet yang dapat mendukung penelitian penulis. Studi pustaka digunakan sebagai pendukung teori.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

SKEMA PERANCANGAN

Meningkatkan Kesadaran Mencuci Tangan Pada Anak

IDENTIFIKASI MASALAH

- Menurut Departemen Kesehatan RI, setiap tahun sekitar 3,5 juta anak meninggal karena diare dan gangguan saluran pernafasan seperti pneumonia.

- Kurangnya pendidikan kesehatan dan kebersihan pada anak.

- Banyaknya penyakit yang ditularkan bakteri/virus di tangan pada anak.

- Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan pakai sabun dengan benar (biasanya mereka malas dan tergesa-gesa)

PEMECAHAN MASALAH

- Memberikan pendidikan kesehatan dan kebersihan sejak dini pada anak-anak. - Memberi arahan bagaimana mencuci tangan yang benar pada anak.

- Membiasakan anak untuk mencuci tangan pakai sabun saat penting seperti sebelum memegang makanan dan sesudah buang air, karena itu merupakan cara sederhana yang efektif mencegah anak terkena penyakit.

SOLUSI

Kampanye 'Bebas Kuman' yang dapat menyadarkan dan membiasakan anak-anak untuk mencuci tangan pakai sabun agar mencegah mereka terkena penyakit terutama yang ditularkan oleh tangan kotor sehingga mengurangi angka kematian pada anak akibat diare, gangguan saluran pernafasan, dan penyakit lain akibat

virus dan bakteri.

STRATEGI PENERAPAN

Menjadikan cuci tangan pakai sabun sebagai budaya untuk mencegah terjangkit penyakit.

TARGET

anak-anak usia sekolah dasar yaitu usia 6-12 tahun di kota

Bandung.

TUJUAN

Meningkatkan kesadaran anak-anak akan pentingnya menjaga kebersihan dan membiasakan anak-anak untuk mencuci tangan pakai sabun sesudah/sebelum mereka melakukan aktivitas sebagai upaya mencegah

terjangkit penyakit.

CARA KOMUNIKASI

-Kampanye yang interaktif yang diliput dalam sebuah event untuk anak seputar membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun.

-Buku cerita untuk anak yang berisi pengetahuan tentang kuman dan bagaimana mencuci tangan yang benar agar kuman tidak menempel pada tangan.

MEDIA

1. Poster kampanye (3serial), poster event, poster roadshow.

2. Merchandise / gimmick. 3. Buku cerita

3. X-banner, backdrop, stand display, iklan koran/majalah.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 90

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan fakta yang didapat sebelumnya mengenai masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mencuci tangannya pakai sabun sesudah/sebelum melakukan kegiatan maka perlu upaya untuk merubah kebiasaan buruk tersebut dan mulai melakukan kebiasaan baru yang nantinya akan menjadi budaya di masyarakat. Pendekatan yang dilakukan untuk menyampaikan pesan ini adalah anak-anak karena meraka merupakan penyampai pesan yang efektif bagi lingkungan rumahnya dan berharap nantinya bisa manjadi agen perubah kebiasaan buruk di masyarakat untuk mulai membiasakan diri mencuci tangan pakai sabun terutama pada saat penting seperti sebelum makan dan sesudah buang air.

Dalam hal ini, dilakukan sebuah kampanye melalui dua tahap yaitu pada tahap awal diberikan informasi seputar pengetahuan kuman dan ajakan untuk mencuci tangannya pakai sabun dan air yang mengalir karena dengan begitu kuman penyakit yang ada di tangan bisa mati.

Dan tahap kedua yang merupakan cara efektif untuk mengajak anak-anak mau mencuci tangan yaitu melibatkan mereka langsung ke acara seperti event. Anak-anak diacara ini diajarkan bagaimana mengenal kuman penyakit yang bisa masuk kedalam tubuh dan bagaimana mencegahnya dengan cara mudah, murah namun efektif yaitu dengan mencuci tangan pakai sabun disaat penting seperti sebelum makan dan sesudah pergi dari toilet sehingga harapannya bisa mengurangi angka kematian anak yang diakibakan virus atau bakteri seperti diare dan gangguan saluran pernafasan yang sering menempel pada tangan dan masuk kedalam tubuh.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 91 5.2 Saran Penulis

Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan oleh kesimpulan yang ada maka penulis mencoba untuk memberikan masukan dan saran yang mungkin dapat berguna dalam melakukan kampanye, yaitu melakukan riset sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya untuk dapat mengerti benar apa masalah yang akan dipecahkan lalu membuat keragka berpikir, dan juga timeline yang jelas untuk mendukung kelancaran dari sebuah kampanye yang akan dibuat, serta harus pintar-pintar memilih media untuk dibuat dalam menunjang kampanye agar tidak terkesan buang-buang biaya. Cukup pilih media yang diperlukan namun pesan yang akan disampaikan bisa tersalurkan dengan baik pada target sasaran.

Untuk mengubah kebiasaan masyarakat itu tidak mudah, perlu diadakan sebuah cara lain dimana anak-anak menjadi pendekatannya sehingga pesan dapat mudah tersalurkan. Mereka perlu diajak mengikuti serangkaian acara yang memperlihatkan bagaimana kuman bisa ada di tangan dan bagaimana mengusir kuman guna mencegah penyakit, karena sesuai pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 92

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Concept, Majalah Desain Grafis vol 4 edisi 25, 2008: 18 Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta.

Kusrianto, Adi, 2009, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta, Penerbit Andi Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Rustan, Surianto. 2009. Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Shulevitz, Uri. 1997.Writing with Picture: How to Write and Illustrate Children’s. Venus, Drs. Antar. 2009. Manajemen Kampanye, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Website

www.ahlidesain.com, diakses 2 Maret 2011, 20.30 WIB www.romeltea.com, diakses 20 Februari 2011, 20.23 WIB www.itb.ac.id, 20 februari 2011, 20.00 WIB

www.adiprakosa.blogspot.com, diakses 20 Februari 2011, 20.23 WIB www.digilib.unimus.ac.id, diakses 23 Februari 2011, 21.19 WIB www.sijanggut.blogdetik.com, diakses 23 Februari 2011, 20.34 WIB


(6)

Universitas Kristen Maranatha 93 www.bandung.go.id, diakses 22 Februari 2011, 15.34 WIB

www.depkes.go.id, diakses 22 Februari 2011, 15.39 WIB www.lifebuoy.co.id , diakses 23 Februari 2011, 15.39 WIB

www.cucitanganpakaisabun.blogspot.com,diakses 22 Februari 2011, 15.44 WIB www.kompas.com, diakses 24 Februari 2011, 18.39 WIB

kimiafarmasi.wordpress.com, diakses 24 Februari 2011, 18.45 WIB www.sentra-edukasi.com, diakses 24 Februari 2011, 18.59 WIB www.belajarpsikologi.com, diakses 22 Februari 2011, 17.39 WIB www.jurusgrafis.com, diakses 22 Februari 2011, 18.59 WIB