PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD YPKR CICALENGKA: Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci.

(1)

PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD

YPKR CICALENGKA

(Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan

Program Pendidikan Seni Tari

Oleh

Listya Kartika Yulinda 0807485

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

2013

PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD

YPKR CICALENGKA

(Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci)

Oleh

Listya Kartika Yulinda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Listya Kartika Yulinda 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LISTYA KARTIKA YULINDA

PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD

YPKR CICALENGKA

(Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dewi Karyati, S.Sen., M.Pd. NIP. 195807061984032002

Pembimbing II

Heni Komalasari, S.Pd., M.Pd. NIP. 197109152001122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni


(4)

Yoyoh Siti Mariah, S.Sn, M.Si. NIP. 195807181986012002


(5)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD YPKR CICALENGKA (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci)”. Mencakup dalam rumusan masalah mengenai proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan di SLB BCD YPKR Cicalengka, hasil dari pembelajaran dengan menggunakan stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan di SLB BCD YPKR Cicalengka, dan pengaruh stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan di SLB BCD YPKR Cicalengka. Yang melatar belakangi penelitian ini adalah masalah kemampuan koordinasi motorik yang dimiliki anak tunagrahita ringan. Pada dasarnya anak tunagrahita ringan mengalami gangguan dalam intelektualnya juga mengalami gangguan motorik. Hal ini menyebabkan terganggunya kehidupan sehari-hari mereka, seperti kesulitan memegang, menggenggam, mengangkat tangan, menggerakan tangan, berjalan dan sebagainya mengalami kekakuan. Maka dengan menggunakan stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci diharapkan dapat membantu permasalahan yang dimiliki oleh anak tunagrahita tersebut, sehingga kemampuan koordinasi motorik meningkat dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik.

Metode Penelitian menggunakan metode Quasi Experimental Design (eksperimen semu). Model penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest And Posttest, dengan pola yaitu O1 X O2. Sampel yang digunakan ini diambil berdasarkan

Purpose Sampling atau teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, yaitu 10 orang anak tunagrahita ringan yang dipilih karna tingkat kemampuan IQ mereka hampir sama. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci dan variabel terikat yaitu kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci mempengaruhi kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan yang ditunjukan oleh selisih nilai post-test lebih besar dari nilai pre-test, dilihat berdasarkan indikator kemampuan yang dibuat, maka 73% anak tunagrahita ringan mengalami perkembangan yang signifikan sangat baik, 5% mengalami perkembangan koordinasi motorik yang standar atau cukup, dan 25% anak tunagrahita ringan mengalami perkembangan kemampuan koordinasi motorik yang wajar atau baik.

Yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah pembelajaran seni tari dapat mempengaruhi kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan, sehingga mereka dapat beraktivitas dengan baik dan mereka dapat lebih meningkatkan kemampuan koordinasi motoriknya.


(6)

ABSTRACT

This thesis entitled "EFFECT OF MOTION STIMULATION COORDINATION OF MOTOR SKILLS IN CHILDREN TUNAGRAHITA LIGHT AT SLB BCD SLB YPKR CICALENGKA (Experimental Study of Learning Through Dancing Rabbit)". Include in the formulation the problem of learning the art of dance using motion stimulation through learning dance rabbits on the ability of motor coordination mild mental retardation children in special school BCD YPKR Cicalengka, the results of the study by using a stimulation of movement through dance lessons rabbits on the ability of motor coordination mild mental retardation children in special schools BCD YPKR Cicalengka, and the effect of stimulation of movement through dance lessons rabbits on the ability of motor coordination mild mental retardation children in special schools BCD YPKR Cicalengka. The background of this research is the problem of motor coordination skills children have mild mental retardation. Basically the child mild mental retardation are also impaired in intellectual impaired motor. This can affect their daily lives, such as difficulty holding, griping, holding hands, moving arms, walking and so experiencing stiffness. Then using the stimulation of movement through dance lessons rabbit is expected to help the problems that are owned by the child's mental retardation, thereby increasing motor coordination skills and can perform daily activities well.

Research Methods Quasi-Experimental Design method (quasi-experimental). The model used in this research is the One Group Pretest And Posttest, with the pattern of the O1 X O2. The sample used was taken by Purpose sampling or sampling with particular data source, that is mild mental retardation 10 children were selected because their skill level is almost the same IQ. The variables in this study consisted of the independent variable stimulation through learning dance movements rabbit and the dependent variable is child's motor coordination skills mild mental retardation.

The results showed that the effect of stimulation of movement through dance lessons rabbit affects motor coordination skills mild mental retardation children shown by the difference between the post-test value is greater than the value of the pre-test, judging by indicators of ability are made, then the 73% of children had mild mental retardation developmental Significant very well, 5% had developmental motor coordination or sufficient standard, and 25% of children had mild mental retardation of the child's motor coordination fair or good.

Expected from the results of this study are learning the art of dance can affect the child's motor coordination skills mild mental retardation, so that they can move well and they can further improve their motor coordination skills.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……… i

KATA PENGANTAR ………... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………... 5

C. Tujuan Penelitian……….. 5

D. Manfaat Penelitian………... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 7

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Pengaruh Stimulasi Gerak dalam Tari ………... 9

B. Tari Anak ……….. 11

C. Koordinasi Motorik Anak ………... 14

D. Anak Tunagrahita Ringan ... 16

E. Pentingnya Pengaruh Stimulasi Gerak Terhadap Kemampuan Koordinasi Motorik Tunagrahita Ringan (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci………... 20


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, Sampel……….. 23

B. Desain Penelitian………... 24

C. Metode Penelitian……….. 27

D. Definisi Operasional………... 28

E. Variabel Penelitian………... 29

F. Instrumen Penelitian………... 31

G. Langkah-langkah Penelitian……….. 32

H. Teknik Pengumpulan Data ………... 34

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……….. 36

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………. 38

1. Gambaran Pembelajaran Seni Tari di SLB BCD YPKR Cicalengka ……… 38

2. Pembelajaran Seni Tari Sebelum Menggunakan Stimulasi Gerak Terhadap Kemampuan Koordinasi Motorik Anak Tunagrahita Ringan Melalui Pembelajaran Tari Kelinci di SLB BCD YPKR Cicalengka …….………... 40

3. Proses Pembelajaran Seni Tari dengan Menggunakan Stimulasi Gerak Terhadap Kemampuan Koordinasi Motorik Anak Tunagrahita Ringan Melalui Pembelajaran Tari Kelinci di SLB BCD YPKR Cicalengka……… 43

4. Pengaruh Stimulasi Gerak Terhadap Kemampuan Koordinasi Motorik Anak Tunagrahita Ringan Melalui Pembelajaran Tari Kelinci di SLB BCD YPKR Cicalengka ………. 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 61


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 63

B. Saran……….………. 64

DAFTAR PUSTAKA………... 66

LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Identitas Siswa Tunagrahita Ringan yang Dijadikan

Pembelajaran Penelitian di SLB BCD YPKR Cicalengka………. 39

4.2 Data Tes Awal (Pre-test) ... 42

4.3 Indikator Kriteria Penilaian ……… 43

4.4 Data Tes Akhir(Post-test)………... 57


(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Rancangan Penelitian ………. 25

3.2 Desain Penelitian ………..………. 26

3.3 Paradigma Analisis Data ……….………... 30

3.4 Paradigma Permasalahan ………..………. 32

3.5 Proses Pengolahan Data ………. 36

4.1 Langkah-langkah Perencanaan Dalam Proses Pembelajaran……. 44

4.2 Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan I ………. 46

4.3 Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan II ……… 48

4.4 Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan III ………... 50

4.5 Rancangan Konsep Pembelajaran Pertemuan IV ……….. 52


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Eksplorasi Gerak Kelinci pada Tes Awal…..………... 49

4.2 Eka saat Melakukan Gerak Lompat ……….……….. 51

4.3 Siswa Bersama-sama Melakukan Gerak Lompat..………. 53 4.4 Siswa saat Melakukan Gerakan Melompat Kecil dan Membuat

Lintasan Lingkaran Kecil ………... 54


(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Perbandingan Pre-test dan Post-test Perkembangan Kemampuan Koordinasi Motorik Anak Tunagrahita Ringan di SLB BCD YPKR


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN DATA PENELITIAN

1 Tabel Kriteria Penilaian ……… 68

2 Foto-Foto Kondisi Pembelajaran Tari di SLB BCD YPKR

Cicalengka ………... 72

3 Foto – Foto Proses Pembelajaran Tari Kelinci di SLB BCD

YPKR Cicalengka ……… 72

4 Tabel Sebaran Peluang t

5 Surat Keputusan Pengesahan Judul 6 Surat Permohonan Izin Penelitian


(15)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Konteks penelitian mencakup situasi dan kondisi obyektif yang terjadi di lapangan. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB BCD YPKR Cicalengka, Jl. H. M. Shodikin 14A Desa Margaasih, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SLB BCD YPKR Cicalengka dikarenakan belum ada yang mengkaji masalah pengaruh stimulasi gerak terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan melalui pembelajaran tari kelinci, dan masalah-masalah lain yang ada di SLB BCD YPKR Cicalengka, yaitu:

a. Setelah peneliti melakukan observasi awal ternyata peneliti melihat bahwa pembelajaran seni tari di SLB BCD YPKR Cicalengka belum berjalan dengan baik karena pembelajaran seni tari yang tidak maksimal dan belum tersalurkan dengan baik dan belum dilaksanakan secara optimal karena para staf pengajar (guru) belum mempunyai kompetensi dalam menguasai materi seni tari sehingga siswa belum menerima materi dari pembelajaran seni tari yang sesungguhnya..

b. Anak-anak tunagrahita ringan yang mengikuti pembelajaran seni tari kurang pengetahuan mengenai seni tari, kurang arahan dan bimbingan dari guru sehingga siswa tidak mengerti tentang pembelajaran seni tari.

Dari permasalahan di atas maka dilakukan penelitian agar siswa tersebut dapat belajar seni tari dengan maksimal, sehingga materi dapat diterapkan kepada siswa semaksimal mungkin.


(16)

24

“Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2010:297).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi yang dijadikan obyek penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah 30 orang di SLB BCD YPKR Cicalengka yang mengikuti pembelajaran seni tari. Alasannya adalah anak tunagrahita ringan kelas VI masih bisa dididik atau diajarkan dikarenakan kemampuan koordinasi motorik yang dimiliki anak tunagrahita ringan pada usia tersebut sudah lebih terlatih dibandingkan dengan anak tunagrahita ringan di bawah siswa kelas VI.

3. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010:297). Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik Purpose Sampling atau teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah salah satu kelompok anak tunagrahita ringan kelas VI SLB BCD YPKR Cicalengka, yang terdiri dari 10 orang siswa tunagrahita ringan. Pengambilan sampel penelitian ini didasarkan pada kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan terhadap pengaruh stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci. Dimana anak tunagrahita yang terpilih jadi sampel adalah anak tunagrahita yang cukup mampu melakukan gerak tari kelinci pada pelatihan-pelatihan sebelumnya dan anak tunagrahita ringan yang terpilih dianggap memiliki tingkat IQ dan daya tangkap yang lebih cepat dibandingkan siswa lain.


(17)

25

O

1

X

O

2

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian one group pretest and posttest yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pada pelaksanaannya, pertama seluruh sampel diberi tes awal (pre-test) kemudian diberikan perlakuan (treatment) untuk jangka waktu tertentu, kemudian test akhir (post-test). Hasil pengukuran dilakukan melalui test akhir (O2) dibandingkan

denga tes awal (O1) untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari munculnya

intervensi (X). Adapun yang menjadi alasan menggunakan desain ini agar konsentrasi peneliti di dalam pelaksanaannya tidak terpecah, dan penelitian dapat dilakukan secara efektif untuk mencapai hasil yang maksimal. Sugiyono (2010: 74) menggambarkan desain ini sebagai berikut:

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian

Quasi Experiment one group pretest and posttest design

Keterangan :

O1 : Tes awal (pre-test), siswa tunagrahita diobservasi dengan tes awal untuk

mengetahui kemampuan koordinasi motorik melalui stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci.

X : Perlakuan (treatment), dalam penelitian ini yang menjadi treatment adalah tari kelinci.

O2 : Tes akhir (post-test).

Treatment yang diberikan pada penelitian ini, dengan mengajarkan tari kelinci kepada anak tunagrahita ringan berdasarkan hasil eksplorasi yang guru arahkan terhadap binatang kelinci. Tari kelinci dikembangkan dengan tujuan untuk


(18)

26

mengarahkan perkembangan kemampuan koordinasi motorik melalui pelatihan rangsang gerak.

Hasil treatment di atas adalah untuk mengetahui pengaruh stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan. Jika terdapat perbedaan dimana O1 lebih besar dari O2 maka

stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci berpengaruh positif terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan, dan jika O2 lebih

besar dari O1 maka pengaruh ini bersifat negatif.

Bentuk desain penelitian yang digunakan ditunjukkan dalam bagan sebagai berikut:

Bagan 3.2 Desain Penelitian

Rencana Penelitian

Menentukan dan mengidentifikasi objek

Observasi 1. Menentukan judul penelitian

2. Menyusun proposal penelitian

3. Mengajukan seminar proposal penelitian Pelaksanaan penelitian

dan Pengumpulan data


(19)

27

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu cara yang dipergunakan dalam rangka memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. Penggunaan metode penelitian ini berdasarkan kerangka berfikir. Penelitian ini berupaya mengungkap stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci dapat meningkatkan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan di SLB BCD YPKR Cicalengka. Pemilihan metode didasarkan pada rumusan masalah yang harus dicari dan dibuktikan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian suatu tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahauan atau pemecahan suatu masalah penelitian yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Arikunto (2003: 3) mengemukakan pendapatnya mengenai penelitian eksperimen sebagai berikut:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, diantaranya :Pre-Experimental Design, True Experimental design, Factorial Design dan Quasi Experimental design.


(20)

28

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design atau eksperimen semu, dimana peneliti tidak menggunakan kelas pembanding atau desain eksperimen ini tidak mempunyai kelompok kontrol.

Pada penelitian ini eksperimen yang dilakukan mengenai pengaruh stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan di SLB BCD YPKR Cicalengka digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari sebuah perlakuan, yaitu untuk melihat koordinasi motorik anak tunagrahita ringan melalui stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci.

D. Definisi Operasional

Judul penelitian yang diangkat adalah Pengaruh Stimulasi Gerak Terhadap Kemampuan Koordinasi Motorik Anak Tunagrahita Ringan di SLB BCD YPKR Cicalengka (Studi Eksperimen Melalui Tari Kelinci).

Pengertian pengaruh menurut Scott dan Mitchell merupakan suatu transaksi sosial dimana seorang atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan.

Stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci merupakan dorongan untuk melatih otak dan otot-otot dengan menggunakan gerak tari kelinci sehingga otot-otot menjadi lentur dan membangkitkan emosi anak untuk melakukan gerak tari kelinci tersebut.

Koordinasi motorik adalah hubungan timbal balik antara pusat susunan gerakan dengan alat gerak anak tunagrahita ringan dalam mengatur dan mengendalikan implus tenaga dan kerja otot serta proses-proses motorik yang terjadi untuk pelaksanaan gerakan.

Pengertian anak tunagrahita ringan, yaitu IQ penderita anak tunagrahita ringan atau debil antara 50-70 biasanya mereka juga disebut educable children, karena


(21)

29

mereka tidak saja dapat dilatih tetapi juga dapat dididik. Mereka dapat dilatih tentang tugas-tugas yang lebih tinggi (kompleks) dalam kehidupan sehari-hari, dapat pula dididik dalam bidang sosial dan intelektual. Pelajaran membaca, menulis dan berhitung dapat diajarkan menurut tingkat-tingkat tertentu.

Kesimpulan yang diambil adalah pengaruh stimulasi gerak terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan melalui pembelajaran tari kelinci merupakan penelitian untuk anak tunagrahita ringan, dengan menggunakan stimulasi gerak terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan dapat mengendalikan implus tenaga dan kerja otot serta proses-proses motorik yang terjadi untuk pelaksanaan gerakan sehari-hari.

E. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Kidder dalam (Sugiyono, 2001 : 20) berpendapat bahwa “Variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti ingin mempelajari dan menarik kesimpulan darinya”. Arikunto (2002 : 96) mengemukakan bahwa “Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1) Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel lain, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci, yaitu:

a. Melakukan gerak kaki

Melompat ke depan ke belakang, ke samping kanan dan kiri, berlari-lari kecil, gerakan memutar.

b. Melakukan gerak tangan

Mengepal dan mengayun ke depan dan belakang. c. Melakukan gerak kepala


(22)

30

Menggerakan ke samping kanan dan kiri.

2) Variabel terikat atau variabel yang timbul akibat variabel bebas, yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Koordinasi Motorik, yaitu penyesuaian komponen-komponen kekuatan, ketepatan dan ketahanan gerak yang dilakukan secara teratur sehingga mencapai hasil yang maksimal.

2. Paradigma Penelitian

Sugiyono (2001 : 25) mengemukakan bahwa:

Paradigma penelitian sebagai pandangan atau model, atau pola berpikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode/strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.

Bentuk paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 3.3

Paradigma Analisis Data

Keterangan:

X

Stimulasi Gerak Melalui Sampel

Tari Kelinci

Y Koordinasi Motorik Anak

Tunagrahita Ringan


(23)

31

X : Variabel bebas, yaitu pengaruh stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci. Y : Variabel terikat, yaitu kemampuan koordinasi motorik siswa tunagrahita ringan.

Sedangkan alur pemikiran dalam penelitian ini dan hubungan antar variabel adalah sebagai berikut:

Bagan 3.4

Paradigma Permasalahan

= Tinjauan Permasalahan Pengaruh Stimulasi Gerak Terhadap Kemampuan Koordinasi Motorik Anak TunagrahitaRingan Melalui Pembelajaran Tari Kelinci.

F. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2002:136).

Alat pengumpulan data yang dipilih adalah alat yang telah ada dan telah distandarisasikan, yakni alat yang telah dicobakan berulang-ulang terhadap pembelajaran besar serta dibuktikan secara empiris bahwa alat tersebut memiliki koefisien, reliabilitas, objektifitas, serta validitas yang memadai.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

Siswa tunagrahita ringan kelas

VI di SLB BCD YPKR Cicalengka Pengaruh stimulasi gerak melalui sampel tari kelinci Koordinasi motorik Temuan penelitian Kesimpulan dan rekomendasi


(24)

32

dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes. Tes yang akan diteliti oleh peneliti adalah Pretest dan Postest. Sebagai alat ukur yang diberikan kepada pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Tes yang digunakan yaitu tes perbuatan yakni tes yang telah diuji mengenai bagaimana mengelola kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan melalui treatment stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci dalam pelatihan atau pembelajaran tari yang dilaksanakan di dalam kelas. Untuk penilaian praktek ini peneliti menggunakan tiga jenis kriteria dengan masing-masing indikator sebagai berikut:

a. Kemampuan Gerak (KG)

1) Siswa dapat menirukan gerak tangan. 2) Siswa dapat melakukan gerak loncat. 3) Siswa dapat melakukan gerak lari.

b. Kemampuan Mengkoordinasikan Gerak (MG)

1) Siswa dapat mengkoordinasikan gerakan tangan dan gerakan loncat. 2) Siswa dapat menkoordinasikan gerakan loncat dan gerak lari.

3) Siswa dapat mengkoordinasikan gerak tangan, gerakan loncat, dan gerakan lari. c. Kemampuan Mengeluarkan Ide Gerak (IG)

Siswa mampu dan berani mengeluarkan ide gerak berdasarkan rangsang gerak tari kelinci menurut interpersepsi siswa.

Indikator diatas digunakan untuk kriteria penilaian dalam penelitian yang akan dilakukan dan dijadikan sebagai tolak ukur untuk penelitian.

G. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian untuk memudahkan pelaksanaan penelitian itu sendiri agar penelitian ini berjalan dengan baik, pelaksaannya sebagai berikut:


(25)

33

1. Pra Pelaksanaan Peneitian a. Menentukan judul penelitian

Langkah awal yang dilakukan peneliti yaitu menentukan judul penelitian dengan disertai perumusan masalah sesuai dengan masalah yang akan diteliti di lapangan. b. Pembuatan Proposal

Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah penyusunan proposal sebagai acuan atau tolak ukur penelitian di lapangan dan diajukan kepada dewan skripsi. c. Observasi

Observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu SLB BCD YPKR Cicalengka untuk melakukan pengamatan dan memperoleh data terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.

d. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

- Membuat Surat Keputusan (SK) bukti bahwa pengajuan proposal penelitian telah disetujui dewan skripsi.

- Membuatsurat perijinan untuk melakukan penelitian ke sekolah. e. Menentukan Instrumen Penelitian

Menyiapkan sistematika penilaian atau membuat pedoman pre-test dan post-test penilaian dilakukan ketika awal kegiatan penelitian, selama kegiatan berlangsung dan terus diamati sampai dengan akhir kegiatan. Hal yang dinilai oleh peneliti adalah tingkat kemampuan siswa dalam hal keberanian melakukan gerak, menciptakan kreasi gerak sendiri, dan menghubungkan antara gerak yang satu dengan yang lain, dan kesesuaian gerak yang telah diberikan oleh peneliti kepada siswa. Kecenderungan dari sistem penilaian yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengukur atau menilai secara objektif mengenai hasil pembelajaran yang


(26)

34

telah dilakukan oleh peneliti. Sistem penilaian yang dilakukan berdasarkan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibuat peneliti, yaitu:

Kurang : dengan standar nilai 60 ke bawah. Cukup : dengan standar nilai 70.

Baik : dengan standar nilai 70 ke atas.

2. Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan berlangsung dengan melakukan teknik pengumpulan data diantaranya:

1) observasi 2) wawancara 3) tes perbuatan 4) studi dokumentasi

b. Proses Bimbingan

Proses bimbingan dilakukan mulai dari persiapan penelitian sampai menjelang ujian skripsi dengan pembing I dan II yang telah ditentuka oleh dewan skripsi.

c. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menguji kebenaran informasi, sehingga data yang telah diolah tersebut menjadi akurat dan valid, serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan, maka dilakukan pengamatan dengan membandingkan hasil subjek penelitian pada waktu sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan.


(27)

35

a. Penulisan dan pelaporan hasil penelitian, kemudian melakukan pengolahan data yang didapat dari awal kegiatan penelitian, selama kegiatan penelitian, dan akhir kegiatan penelitian.

b. Membuat grafik berdasarkan hasil pengolahan data agar pengaruh stimulasi gerak terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan melalui pembelajaran tari kelinci dapat dianalisis dengan mudah.

H. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan fakta. Dalam hal ini data yang diperlukan adalah data yang dapat menunjukan ada tidaknya pengaruh stimulasi gerak dalam peningkatan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan melalui pembelajaran tari kelinci.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi, wawancara, tes perbuatan, dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai kondisi dan proses pembelajaran seni tari di SLB BCD YPKR Cicalengka. Observasi diperlukan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan melakukan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap gejala-gejala yang ditelitinya.

Observasi awal merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian yaitu mengunjungi, melihat kondisi dan keadaan anak tunagrahita ringan di SLB BCD YPKR Cicalengka.


(28)

36

“Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui suatu proses interaksi dan komunikasi berupa Tanya jawab dengan guru yang mendapatkan data yang berkaitan dengan topik penelitian”. (Syaodih, 2005:216)

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak berkaitan dengan objek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara diajukan kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran seni, budaya dan keterampilan (SBK) dan kepada siswa kelas VI SLB BCD YPKR Cicalengka mengenai masalah yang akan diteliti.

3. Tes Perbuatan

Tes perbuatan sebagai alat ukur yang diberikan kepada pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. pada penelitian ini digunakan pre-test dan post-test, tes yang digunakan yaitu tes perbuatan yakni tes yang menguji mengenai bagaimana kemampuan mengelola koordinasi motorik anak tunagrahita melalui treatment stimulasi gerak dengan menggunakan tari kelinci.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang meliputi dokumentasi proses penelitian dan pembelajaran serta aktivitas siswa pada saat penelitian untuk memperkuat argumentasi dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian yang telah dilakukan. Pengambilan dokumentasi pada saat proses pembelajaran seni tari berlangsung sebagai bukti perlakuan yang peneliti lakukan serta bahan untuk dianalisis peneliti sebagai data penelitian. Dokumentasi dilakukan dapat berupa foto-foto pada saat pelaksanaan penelitian.

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan, maka dilakukan pengamatan dengan membandingkan hasil subjek penelitian pada waktu sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan.


(29)

37

Bentuk proses pengolahan data dapat dilihat dalam gambar di bawah ini: Bagan 3.5

Proses Pengolahan Data

Data yang diproleh dari tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen diolah secara statistika interfasial. Menurut Arikunto (1990 : 244) menyebutkan bahwa : “Statistik interfasial adalah metode statistika yang berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang dilakukan pada pembelajaran bagian populasi”.

Telah diketahui bahwa penelitian hanya memilih 10 sampel saja, yang kemudian diukur dua kali melalui tes awal dan tes akhir yang dalam penilaiannya memperhatikan kriteria-kriteria penilaian seperti kemampuan gerak (KG), kemampuan mengkoordinasikan gerak (MG), dan kemampuan mengeluarkan ide gerak (IG). Adapun langkah-langkah analisis data eksperimen dengan menggunakan statistik interfasial, yaitu:

1) Mencari rata-rata tes awal 2) Mencari rata-rata tes akhir

3) Menghitung perbedaan rerata dengan uji t, dengan rumus:

=

√ �( 21) Keterangan:

� = mean dari perbedaan pretest dengan posttest (posttest – pretest)

X

d = Deviasi masing-masing subjek (d – Md) �2

= jumlah kuadrat deviasi


(30)

38

= subjek pada sampel d.b = ditentukan dengan −1


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti akan memberikan suatu kesimpulan penelitian dan saran yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait, dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang memiliki tema yang sama dengan cakupan atau lingkup yang lebih luas. Dari uraian dan perolehan hasil eksperimen di atas, peneliti menarik beberapa kesimpulan pokok yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

Mengelola kemampuan koordinasi motorik untuk anak tunagrahita merupakan sebuah penanganan terhadap berbagai permasalahan karakterter fisik anak tunagrahita ringan. Siswa tunagrahita ringan dibimbing dan dilatih untuk meningkatkan kemampuan koordinasi motorik dengan menggunakan stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci untuk mengembangkan motoriknya serta melatih otot-otot mereka agar mereka tidak kaku lagi dalam melakukan sesuatu, hal ini berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Karena stimulasi gerak merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan. Melalui stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci akan menciptakan suasana pembelajaran seni tari yang menyenangkan, sehingga anak termotivasi untuk melakukan gerak dan mampu meningkatkan koordinasi motorik melalui gerak tersebut.

Proses pelaksanaan pembelajaran seni tari yang dilakukan peneliti di SLB BCD YPKR Cicalengka berjalan dengan baik dan maksimal, siswa sangat antusias dengan kegiatan pembelajaran tersebut.

Dalam melihat hambatan fisik yang dialami anak tunagrahita ringan, maka seni tari merupakan salah satu alternative pengajaran atau pelatihan pada anak


(32)

64

tunagrahita ringan. Kegiatan dalam pengajaran atau pelatihan seni tari bertujuan untuk meningkatkan perkembangan anak terhadap kesadaran tubuhnya agar dapat bergerak secrara dinamis. Melalui stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci yang dilakukan secara teratur di dalam pelatihan atau pengajaran seni tari, maka anak tunagrahita ringan mengetahui gunanya melakukan gerak tubuh, terutama pada gerakan-gerakan yang dapat melatih kelenturan otot-otot tubuh dan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita tersebut dapat berkembang dengan baik.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh keterangan bahwa terdapat peningkatan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan, baik dari aspek kemampuan mengeluarkan ide gerak, kemampuan mengkoordinasikan gerak, dan kemampuan gerak. Kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan sangat beragam, ada beberapa siswa yang perkembangan kemampuan koordinasi motoriknya meningkat dengan cepat, ada juga beberapa siswa yang perkembangan kemampuan koordinasi motoriknya lambat. Apabila dilihat berdasarkan indicator kemampuan yang dibuat, maka 73% anak tunagrahita ringan mengalami perkembangan kemampuan koordinasi motorik yang cukup segnifikan sangat baik, 5% mengalami perkembangan kemampuan koordinasi motorik yang standar atau cukup, dan 25% anak tunagrahita ringan mengalami perkembangan kemampuan koordinasi motorik yang wajar atau baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada:

1) Lembaga Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia

Dalam penerapan tari kelinci terhadap kemampuan koordinasi motorik yang berpengaruh terhadap keadaan fisik dan karakteristik anak tunagrahita ringan dapat menambah khasanah kepustakaan, khususnya bagi jurusan Pendidikan Seni Tari


(33)

65

Universitas Pendidikan Indonesia dalam memberikan konstribusi ilmu pengetahuan pada pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus.

2) Bagi Mahasiswa Pendidikan Seni Tari

Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber literature mengenai proses pelaksanaan pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus (siswa tunagrahita ringan). Adapun sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tema yang sama dengan cakupan atau lingkup penelitian yang lebih luas.

3) Bagi Guru PLB

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penerapan pembelajaran seni tari di sekolah luar biasa khususnya pembelajaran seni tari bagi siswa tunagrahita ringan. Dengan pembelajaran menggunakan rangsanggerak tari kelinci siswa dapat mengelola kemampuan koordinasi motoriknya. Dengan begitu, pembelajaran seni tari dapat meningkatkan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Bagi Peneliti

Penerapan tari kelinci terhadap kemampuan koodinasi motorik anak tunagrahita ringan dapat dijadikan salah satu alternative dalam menambahkan ilmu pengetahuan khususnya dalam proses pembelajaran seni tari bagi siswa tunagrahita ringan, sehingga peneliti dapa tmengetahui lebih dalam mengenai kondisi ataupun keadaan motorik anak tunagrahita ringan, serta dapat meningkatkan mutu pendidikan pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. dan Yisuf, I. (1989). Pendidikan Anak Luar Biasa (III). Jakarta: Ref Grafika.

Arikunto, S. (2005).Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Delphie, B.(2006). Pembeajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT. Refika Aditama.

Matjan, B. (2000). Latihan Peningkatan Power. Bandung: FPOK UPI.

Matjan, B. (2000). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Rahmawati, Reni. (2011). Skripsi :Pengaruh Tari Kreatif Terhadap Kecerdasan Emosi Siswa Tunagrahita Ringan Pada Pembelajaran Seni Tari di SLB-C YPM Kadungora Garut. Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung.

Rusliana, I. (1990). Pendidikan Seni Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Somantri, T. Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Perss.

Wardhana, W. (1990). Pendidikan Seni Tari. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber Internet

Administrator. (2008). Koordinasi Gerak [online], http://elearning-po.unp.ac.id/index.php?Itemid=82&id=119&option=com_content&task=view Asnaldi, A. (2008). Fase-Fase Keterampilan Motorik. [Online]. Tersedia:

http://jokerman87.blogspot.com/2010/04/fase-keterampilan-motorik-tingkat.html


(35)

67

Aisah, Siti. (2011). Tari Pendidikan Sebagai Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Untuk Menumbuhkan Tindakan Kreatif (Opening Minds Through The Arts) [online], http://cainusantara.wordpress.com/2011/06/02/tari-pendidikan- sebagai-komunikasi-antara-guru-dan-siswa-untuk-menumbuhkan-tindakan-kreatif-opening-minds-through-the-arts-oleh-siti-aisah-s-sen-m-pd/

Kita, Mentari. (2011). Anak Tuna Grahita Ringan [oneline], http://slbmentarikita.blogspot.com/2011/08/anak-tunagrahita-ringan.html

Kusumastuti, Eni. (2009). Peningkatan Kecerdasan Emosional (Emotional Quotion) Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Seni Tari [online], http://eny-tari.blogspot.com/2009/05/peningkatan-kecerdasan-emosional.html

Wijaya. (2013). Tabel Statistik [online],

http://zeamayshibrida.files.wordpress.com/2011/03/17-tabel-sebaran-peluang-t-student.pdf


(1)

38

= subjek pada sampel


(2)

63 Listya Kartika Yulinda, 2013

PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD YPKR CICALENGKA (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti akan memberikan suatu kesimpulan penelitian dan saran yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait, dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang memiliki tema yang sama dengan cakupan atau lingkup yang lebih luas. Dari uraian dan perolehan hasil eksperimen di atas, peneliti menarik beberapa kesimpulan pokok yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

Mengelola kemampuan koordinasi motorik untuk anak tunagrahita merupakan sebuah penanganan terhadap berbagai permasalahan karakterter fisik anak tunagrahita ringan. Siswa tunagrahita ringan dibimbing dan dilatih untuk meningkatkan kemampuan koordinasi motorik dengan menggunakan stimulasi gerak melalui pembelajaran tari kelinci untuk mengembangkan motoriknya serta melatih otot-otot mereka agar mereka tidak kaku lagi dalam melakukan sesuatu, hal ini berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Karena stimulasi gerak merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan. Melalui stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci akan menciptakan suasana pembelajaran seni tari yang menyenangkan, sehingga anak termotivasi untuk melakukan gerak dan mampu meningkatkan koordinasi motorik melalui gerak tersebut.

Proses pelaksanaan pembelajaran seni tari yang dilakukan peneliti di SLB BCD YPKR Cicalengka berjalan dengan baik dan maksimal, siswa sangat antusias dengan kegiatan pembelajaran tersebut.

Dalam melihat hambatan fisik yang dialami anak tunagrahita ringan, maka seni tari merupakan salah satu alternative pengajaran atau pelatihan pada anak


(3)

64

tunagrahita ringan. Kegiatan dalam pengajaran atau pelatihan seni tari bertujuan untuk meningkatkan perkembangan anak terhadap kesadaran tubuhnya agar dapat bergerak secrara dinamis. Melalui stimulasi gerak dengan menggunakan pembelajaran tari kelinci yang dilakukan secara teratur di dalam pelatihan atau pengajaran seni tari, maka anak tunagrahita ringan mengetahui gunanya melakukan gerak tubuh, terutama pada gerakan-gerakan yang dapat melatih kelenturan otot-otot tubuh dan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita tersebut dapat berkembang dengan baik.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh keterangan bahwa terdapat peningkatan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan, baik dari aspek kemampuan mengeluarkan ide gerak, kemampuan mengkoordinasikan gerak, dan kemampuan gerak. Kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan sangat beragam, ada beberapa siswa yang perkembangan kemampuan koordinasi motoriknya meningkat dengan cepat, ada juga beberapa siswa yang perkembangan kemampuan koordinasi motoriknya lambat. Apabila dilihat berdasarkan indicator kemampuan yang dibuat, maka 73% anak tunagrahita ringan mengalami perkembangan kemampuan koordinasi motorik yang cukup segnifikan sangat baik, 5% mengalami perkembangan kemampuan koordinasi motorik yang standar atau cukup, dan 25% anak tunagrahita ringan mengalami perkembangan kemampuan koordinasi motorik yang wajar atau baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada:

1) Lembaga Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia

Dalam penerapan tari kelinci terhadap kemampuan koordinasi motorik yang berpengaruh terhadap keadaan fisik dan karakteristik anak tunagrahita ringan dapat menambah khasanah kepustakaan, khususnya bagi jurusan Pendidikan Seni Tari


(4)

65

Listya Kartika Yulinda, 2013

PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD YPKR CICALENGKA (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia dalam memberikan konstribusi ilmu pengetahuan pada pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus.

2) Bagi Mahasiswa Pendidikan Seni Tari

Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber literature mengenai proses pelaksanaan pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus (siswa tunagrahita ringan). Adapun sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tema yang sama dengan cakupan atau lingkup penelitian yang lebih luas.

3) Bagi Guru PLB

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penerapan pembelajaran seni tari di sekolah luar biasa khususnya pembelajaran seni tari bagi siswa tunagrahita ringan. Dengan pembelajaran menggunakan rangsanggerak tari kelinci siswa dapat mengelola kemampuan koordinasi motoriknya. Dengan begitu, pembelajaran seni tari dapat meningkatkan kemampuan koordinasi motorik anak tunagrahita ringan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Bagi Peneliti

Penerapan tari kelinci terhadap kemampuan koodinasi motorik anak tunagrahita ringan dapat dijadikan salah satu alternative dalam menambahkan ilmu pengetahuan khususnya dalam proses pembelajaran seni tari bagi siswa tunagrahita ringan, sehingga peneliti dapa tmengetahui lebih dalam mengenai kondisi ataupun keadaan motorik anak tunagrahita ringan, serta dapat meningkatkan mutu pendidikan pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus.


(5)

66

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. dan Yisuf, I. (1989). Pendidikan Anak Luar Biasa (III). Jakarta: Ref Grafika.

Arikunto, S. (2005).Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Delphie, B.(2006). Pembeajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT. Refika Aditama.

Matjan, B. (2000). Latihan Peningkatan Power. Bandung: FPOK UPI. Matjan, B. (2000). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Rahmawati, Reni. (2011). Skripsi :Pengaruh Tari Kreatif Terhadap Kecerdasan Emosi Siswa Tunagrahita Ringan Pada Pembelajaran Seni Tari di SLB-C YPM Kadungora Garut. Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung.

Rusliana, I. (1990). Pendidikan Seni Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Somantri, T. Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Perss. Wardhana, W. (1990). Pendidikan Seni Tari. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sumber Internet

Administrator. (2008). Koordinasi Gerak [online],

http://elearning-po.unp.ac.id/index.php?Itemid=82&id=119&option=com_content&task=view Asnaldi, A. (2008). Fase-Fase Keterampilan Motorik. [Online]. Tersedia:

http://jokerman87.blogspot.com/2010/04/fase-keterampilan-motorik-tingkat.html


(6)

67

Listya Kartika Yulinda, 2013

PENGARUH STIMULASI GERAK TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB BCD YPKR CICALENGKA (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Kelinci)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aisah, Siti. (2011). Tari Pendidikan Sebagai Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Untuk Menumbuhkan Tindakan Kreatif (Opening Minds Through The Arts) [online], http://cainusantara.wordpress.com/2011/06/02/tari-pendidikan- sebagai-komunikasi-antara-guru-dan-siswa-untuk-menumbuhkan-tindakan-kreatif-opening-minds-through-the-arts-oleh-siti-aisah-s-sen-m-pd/

Kita, Mentari. (2011). Anak Tuna Grahita Ringan [oneline],

http://slbmentarikita.blogspot.com/2011/08/anak-tunagrahita-ringan.html

Kusumastuti, Eni. (2009). Peningkatan Kecerdasan Emosional (Emotional Quotion) Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Seni Tari [online], http://eny-tari.blogspot.com/2009/05/peningkatan-kecerdasan-emosional.html

Wijaya. (2013). Tabel Statistik [online],

http://zeamayshibrida.files.wordpress.com/2011/03/17-tabel-sebaran-peluang-t-student.pdf