MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI STIMULASI GERAK BINATANG.

(1)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK

MELALUI STIMULASI GERAK BINATANG

(Penelitian tindakan kelas terhadap Kelompok TK A di PAUD Flamboyan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

OLEH

TYA MARTHYANA NURDINY 0802157

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MOTORIK KASAR ANAK

MELALUI STIMULASI GERAK BINATANG

Oleh

Tya Marthyana Nurdiny

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Pendidikan

© Tya Marthyana Nurdiny 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(6)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MOTORIK KASAR ANAK

MELALUI STIMULASI GERAK BINATANG

Tya Marthyana Nurdiny (0802157) ABSTRAK

Keterampilan motorik kasar anak di PAUD Flamboyan berdasarkan hasil observasi awal anak belum optimal karena kegiatan dirasa membosankan. Sehingga partisipasi anak menjadi semakin berkurang dan lebih memilih diam atau berlarian. Kualitas gerak anak PAUD Flamboyan pada umumnya cukup baik, akan tetapi gerakan anak terbatas dikarenakan kurangnya stimulasi. Sehingga anak tidak bisa membentuk gerakan-gerakan yang bervariasi. Melalui refleksi dengan guru disepakati solusi tindakan untuk memecahkan masalah melalui stimulasi gerak binatang. Diharapkan perkembangan keterampilan motorik kasar anak dapat berkembang dengan baik dan optimal.

Stimulasi gerak binatang adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang gerakan yang tercipta dari gambaran kenyataan atau pengalamannya tentang binatang, agar kemampuan dasar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kegiatan seperti menirukan gerakan anjing, kuda, dan katak.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model John Elliot dimana dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan. Setiap tindakan terdiri dari tiga langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan disertai observasi atau pengamatan, dan refleksi.

Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa penerapan stimulasi gerak binatang dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas anak sehingga keterampilan anak dalam pembelajaran motorik kasar meningkat. Terlihat dari tingkah laku anak yang mengalami perubahan dari setiap siklusnya. Walaupun di siklus pertama peningkatan anak belum optimal, tetapi ketika di siklus kedua peningkatan keterampilan motorik anak sudah cukup memuaskan. Dengan hasil persentase awal dari kategori Baik 10%, untuk kategori Cukup 57%, sedangkan untuk kategori Kurang 32%, dan persentase akhir pada kategori Baik 68%, untuk kategori Cukup 31%, sedangkan untuk kategori Kurang 1%. Oleh karena itu stimulasi gerak binatang telah dianggap berhasil untuk meningkatkan motorik kasar anak dan kinerja guru.


(8)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Enhance Children Gross-motor Skill to Animal Movement Stimulation

Tya Marthyana Nurdiny (0802157)

Abstrack

Children gross motor skill at PAUD Flamboyan based on first observation has not optimal yet. That because of the activitien seems not run well. The impact we see, is the children are not inteeristing to participate to the class and they are mostly like to watch or running around commonly, the quality of children’s motion at PAUD Flamboyan look good. But its limited because of lake stimulation, thus

they don’t have variety movement. To reflection, the problem is solved by creating animal movement stimulation. Hopefully, the gross motor skill is developed well and optimal.

Animal movement stimulation is an activity to stimulate created movement from

real picture or children’s experien of animal there fore the base skill grow optimally. The activity that joint in the class is copying the movement of dog, horse and frog.

The PTK is the method that used along the research whit John Elliot model. Each cycle has an action and the of it is planning, implementation to observation and reflection.

The data we hare after put the method on is the performance’s teacher and children activity improve well which is giving a good impact for children gross motor skill. There are change of children vagaries in every cycle. Although the progress has not optimum yet at 1 st cycle but its grows well at the second time. The first percentage is 10% for good, 57% for enough and 32% for need mor stimulation. The last percentage is 68% for good, 31% for enough and 1% for need more stimulation. The conclusion of the research shous, the that implementation of animal movement stimulation giving a good model for increasing children gross motor skill and teacher’s performance.


(9)

v

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGUJI LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR DIAGRAM... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ……….………... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ………... 4

C.Tujuan Penelitian ………... 5

D.Metode Penelitian ……….. 6

E. Manfaat Penelitian ……… 8

F. Struktur Organisasi ……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Keterampilan Motorik ……….. 10

B.Motorik Kasar ………..…. 15

C.Stimulasi Gerak Binatang ………. 17

D.Pembelajaran Kegiatan Menirukan Gerakan Binatang ……….. …. 19

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ……….... 23


(10)

vi

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Metode Penelitian ……….. 23

C.Desain Penelitian ………... 25

D.Prosedur Penelitian ………... 26

E. Definisi Operasional ……….. 27

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ………... 28

G.Kisi-kisi Instrumen ……….. 31

H.Instrumen Penelitian ………. 36

I. Validasi Data ………. 37

J. Analisis Data ………. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ………... 39

B.Pembahasan ……….. 66

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….... ... 70

B. Rekomendasi……….… ... 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(11)

1

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia TK adalah individu yang sedang menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi perkembangan selanjutnya. Solehuddin (2002: 2) menjelaskan bahwa pada masa ini perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, dan sosial anak berlangsung dengan cepat dan stimulasi yang tepat dari orang tua, maupun guru akan sangat mempengaruhi semua aspek perkembangan anak.

Berkenaan dengan pertumbuhan fisik, anak usia dini masih aktif melakukan berbagai aktifitas, ini sangat diperlukan baik bagi pengembangan otot-otot kecil maupun otot-otot-otot-otot besar. Hal ini tidak akan berkembang optimal apabila anak usia ini tidak di arahkan untuk mempelajari keterampilan yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut motorik. Seperti yang di ungkapkan Hurlock (Dewi, 2002: 2) bahwa perkembangan motorik yaitu perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan kordinasi pusat syaraf, urat syaraf, dan otot.

Perkembangan motorik ada dua bentuk yaitu, motorik halus dan motorik kasar. Seiring perkembangan dan pertumbuhan motorik anak, penguasaan motorik halus sama pentingnya dengan penguasaan motorik kasar. Menurut Soegeng Santoso (2002: 11), keterampilan motorik kasar adalah kemampuan beraktivitas anak prasekolah dengan menggunakan otot-otot halus atau kecil. Anak TK menikmati dan senang gerakan yang sederhana, seperti meloncat, melompat, berlari, dan memanjat. Perkembangan motoriknya masih belum halus dan belum terkordinasi dengan baik. Oleh karena itu tindakan fisik penting bagi anak untuk memperbaiki keterampilan mereka yang sedang berkembang.

Menurut Dirjen Olahraga Depdiknas (2002: 6) pengembangan motorik anak usia TK prinsipnya adalah suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai


(12)

2

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Agar dapat berkembang optimal sesuai dengan perkembangan anak, tujuan, dan fungsi pengembangan motorik kasar itu sendiri diperlukan motivasi atau dorongan dari pendidik dan orang tua. Tujuan dari perkembangan kemampuan motorik kasar anak menurut Santoso (2002: 2) yaitu, (1) Mampu meningkatkan keterampilan gerak; (2) Mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani; (3) Mampu menanamkan sikap percaya diri, (4) Mampu bekerja sama, (5) Mampu berperilaku disiplin, jujur, dan sportif.

Sejalan dengan pendapat diatas tadi, penting sekali untuk menstimulasi perkembangan fisik motorik bagi anak usia TK. Karena anak yang kebutuhan fisik, dan kebutuhan psikisnya terpenuhi pada masa awal perkembangannya, akan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Merupakan tugas seorang guru untuk mencari ide, metode, memilih alat atau sarana dalam pembelajaran, karena stimulasi-stimulasi yang diberikan dalam pembelajaran akan mempengaruhi perkembangan keterampilannya, termasuk keterampilan motorik kasarnya. Untuk mencapai keterampailan motorik kasar anak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, guru harus kreatif memilih media yang tepat agar menarik minat anak, dan sesuai dengan kondisi motorik kasar anak. Seperti yang di ungkapkan Farida (2001: 290), bahwa perkembangan kemampuan motorik kasar dipengaruhi oleh kreativitas dan kemampuan profesional guru dalam memilih alat atau sarana, dan metode atau teknik pelaksanaan kegiatan yang tepat.

Berdasarkan hasil observasi awal di PAUD Flamboyan, motorik kasar anak belum optimal karena kegiatan dirasa membosankan Sehingga partisipasi anak menjadi semakin berkurang dan lebih memilih diam atau berlarian. Kualitas gerak anak PAUD Flamboyan pada umumnya cukup baik, akan tetapi gerakan anak terbatas dikarenakan kurangnya stimulasi. Sehingga anak tidak bisa membentuk gerakan-gerakan yang bervariasi. Melalui refleksi dengan guru disepakati solusi tindakan untuk memecahkan masalah melalui stimulasi gerak


(13)

3

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

binatang. Diharapkan perkembangan keterampilan motorik kasar anak dapat berkembang dengan baik dan optimal.

Penulis mencoba menerapkan stimulasi gerak binatang untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar dengan melibatkan daya imajinasi anak tentang gerak binatang di PAUD Flamboyan. Dalam kegiatan ini guru turut berperan serta sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing. Kegiatan ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kamtini dan Tanjung (2005: 80), bahwa, karakteristik gerak anak taman kanak-kanak bersifat sederhana, bersifat maknawi dan bertema, setiap gerak mengandung tema tertentu, gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua, orang-orang yang berada disekitarnya, dan juga menirukan gerak-gerak binatang.

Sesuai dengan yang diungkapkan Sujiono (2005: 29), “Kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dikembangkan saat anak memasuki TK diantaranya adalah anak mampu: a) Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi untuk kelenturan dan persiapan menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. b) mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni”. Diharapkan melalui stimulasi gerak binatang ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar.

Depkes (2008: 1), berpendapat bahwa stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia (2003: 157, 90) gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan. Binatang adalah mahluk bernyawa tapi tak berakal budi seperti anjing, kuda, dll. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa stimulasi gerak binatang adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang gerakan yang tercipta dari gambaran kenyataan atau pengalamannya tentang binatang, agar kemampuan dasar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Stimulasi gerak binatang bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan kreatif anak, serta membuatnya lebih produktif karena potensi gerak dan


(14)

4

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuannya untuk berimajinasi anak merupakan proses awal tumbuh kembangnya daya cipta dalam diri anak yang boleh jadi menghasilkan sebuah kreasi yang menarik dan bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya, dan bersosialisasi, mahir menganalisa, aktif dan berpikir kreatif, memperkaya pengetahuan anak, lebih percaya diri, mandiri dan mampu bersaing, memunculkan bakat anak.

Melalui stimulasi gerak binatang diharapkan anak bisa melatih keterampilan fisik dan motoriknya dengan kegiatan yang menyenangkan, namun tidak terkesan membebani anak untuk menghapal dan mengikuti gerakan yang dicontohnya. Dengan gerakan yang pernah anak alami atau yang sering anak lihat akan lebih mudah dipahami anak daripada gerakan yang harus dihafal. Sehingga anak dapat bergembira serta bersukaria untuk bergerak dan perkembangan fisik motoriknya pun dapat tumbuh optimal sesuai dengan yang harapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan Rusliana (1990: 9) bahwa kehidupan bermain anak berkaitan dengan alam dan binatang, materi yang biasa mereka gunakan di dalam belajar menggerakkan anggota tubuh mereka secara teratur itu merupakan bentuk-bentuk gerak yang senantiasa mereka alami dan lihat dalam kehidupan mereka sehari-hari atau bentuk gerak yang selaras dengan dunia anak.

Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi tema pembahasan skripsi, dengan judul Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Stimulasi Gerak Binatang.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Keterampilan anak dalam pembelajaran motorik kasar di PAUD Flamboyan, dalam pembelajaran motorik kasar kurang optimal. Hal ini tampak dari kurangnya semangat anak ketika anak mengikuti kegiatan pembelajaran motorik kasar. Kegiatan yang diberikan guru dirasa anak membosankan. Kondisi di atas terjadi karena kejenuhan mereka yang setiap pembelajaran motorik kasar hanya diberikan senam yang sama. Oleh karena itu peneliti ingin menerapkan stimulasi gerak binatang untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar.


(15)

5

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah umum dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui stimulasi gerak binatang”?

Adapun secara lebih khusus rumusan masalah dituangkan dalam pernyataan, yaitu:

1. Bagaimana kondisi keterampilan motorik kasar anak sebelum diberikan melalui stimulasi gerak binatang pada anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan?

2. Bagaimana proses stimulasi gerak binatang dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan? 3. Bagaimana keterampilan motorik kasar anak setelah diberikan stimulasi gerak

binatang di anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan?

Untuk memfokuskan penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional mengenai hal-hal yang berkenaan dengan judul penelitian, yaitu: 1. Motorik Kasar adalah gerakan yang melibatkan atau memerlukan

keterampilan otot-otot besar, seperti merangkak, berjalan, berlari, dan melompat.

2. Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optima

3. Gerak adalah perubahan tempat atau kedudukan baik hanya sekali maupun berkali-kali.

4. Anak usia taman kanak-kanak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak-anak yang berkisar antara usia 4 tahun sampai 5 tahun.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannnya penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak TK melalui stimulasi gerak binatang.


(16)

6

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui bagaimana kondisi keterampilan motorik kasar anak sebelum diberikan stimulasi gerak binatang pada anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan.

b. Mengetahui bagaimana proses stimulasi gerak binatang dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan.

c. Mengetahui bagaimana keterampilan motorik kasar anak setelah diberikan stimulasi gerak binatang pada anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arifin (2011: 95), PTK dapat

dijadikan alternatif program untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, karena guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum yang sangat menentukan. Melalui PTK, masalah-masalah pendidikan, kurikulum dan pembelajaran dapat dianalisis, dikembangkan dan ditingkatkan supaya Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dapat terwujudkan.

Prendergast (Arifin, 2011: 96) menyatakan, penelitian tindakan kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar peserta didik.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini, peneliti bersama guru kelas akan

mencoba memberikan stimulasi gerak binatang dengan melakukan penelitian tindakan kelas terhadap proses pembelajaran anak dalam meningkatkan motorik kasar anak.


(17)

7

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model John Elliot dimana dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan. Setiap tindakan terdiri dari tiga langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan disertai observasi atau pengamatan, dan refleksi. Pertama, pada tahap ini peneliti merencanakan jenis tindakan yang akan dilakukan secara matang dengan guru. Kedua, tahap ini merupakan pelaksanaan dari tindakan yang telah direncanakan. Ketiga, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan dari hasil observasi, peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap penerapan yang diberikan.

Adapun model dari metode penelitian tindakan menurut Arikunto (2009: 16) yang secara fleksibel digunakan beberapa siklus tergantung dengan adanya

peningkatan atau tidaknya dalam penelitian yang dilakukan. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model John Elliot dimana dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan. Setiap tindakan terdiri dari tiga langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan disertai observasi atau pengamatan, dan refleksi. Beberapa langkah membentuk siklus yang akan dilakukan sehingga dapat mencapai perubahan yang dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Siklus dalam penelitian tindakan kelas menggunakan model Elliot (Wiriaatmadja, 2008) akan dijelaskan melalui gambar berikut ini:

SIKLUS I Observe/ Pengaruh Plan/Perencanaan Pelaksanaan Langkah/Tindakan Reflect/ Perbaikan SIKLUS II Revised Plan/ Revisi Perencanaan Pelaksanaan Observe/ Pengaruh Reflect/ Tindakan satu Tindakan dua Perencanaan Tindakan satu Tindakan dua


(18)

8

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada gambar tampak terlihat bahwa dalam pelaksanaan tindakan PTK mulai dari tahap rencana, tindakan, observasi dan refleksi merupakan tahap yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan keterampilan motorik kasar dalam kegiatan menirukan gerak binatang di TK melalui stimulasi imajinasi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk anak agar lebih menyukai kegiatan olah fisik yang tidak membosankan, menyenangkan, dan dapatmenunjang perkembangan fisiknya terutama keterampilan motorik kasarnya.

b. Bagi Peneliti

Mengetahui sejauh mana stimulasi gerak binatang dapat meningkatan keterampilan motorik kasar.

c. Bagi Guru

Menjadi bahan referensi dalam kegiatan pembelajaran di TK terutama dalam meningkatkan motorik kasar.


(19)

9

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan mampu bekerjasama dengan guru-guru TK untuk memperbaiki permasalahan dalam pengembangan seluruh aspek perkembangan.

F. Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, Struktur Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai keterampilan motorik, motorik kasar, stimulasi gerak binatang, dan pembelajaran kegiatan menirukan gerakan binatang.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari lokasi penelitian, subjek penelitian, metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, instrument penelitian teknik pengolahan data, analisis data, validasi data, kisi-kisi instrument.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama di tempat penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian lebih lanjut.


(20)

23

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah upaya meningkatkan keterampilan motorik kasar di PAUD Flamboyan melalui stimulasi gerak binatang. Langkah-langkah metode penelitiannya adalah sebagai berikut.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan adalah PAUD Flamboyan yang berada di Jl. Kebon Jeruk, terusan Derwati. Adapun alasan memilih lokasi penelitian dilaksanakan di PAUD Flamboyan di karenakan:

a. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran untuk anak dalam mengembangkan keterampilan motorik kasar.

b. Meningkatkan keprofesionalan pendidik untuk kegiatan pembelajaran motorik kasar anak melalui stimulasi gerak binatang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diteliti dan diamati adalah anak TK kelompok A di PAUD Flamboyan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 10 anak, yang terdiri dari 6 perempuan dan 4 laki-laki. Alasan di adakan penelitian di PAUD Flamboyan selain dikarenakan proses pembelajaran fisik motorik pada anak tersebut terlihat masih kurang berkembang, juga ingin meningkatkan keprofesionalan pendidik di PAUD Flamboyan yang sebagian besar latar belakang pendidikannya bukan dari pendidikan guru pendidikan anak usia dini.

B.Metode Penelitian

Peningkatan mutu pendidikan dapat melalui penelitian tindakan secara terkendali untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara profesional. Depdiknas (Arifin, 2011: 93). Menurut


(21)

24

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arifin (2011: 95), PTK dapat dijadikan alternatif program untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, karena guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum yang sangat menentukan. Melalui PTK, masalah-masalah pendidikan, kurikulum dan pembelajaran dapat dianalisis, dikembangkan dan ditingkatkan supaya Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dapat terwujudkan.

Prendergast (Arifin, 2011: 96) menyatakan, penelitian tindakan kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar peserta didik. Elliot menambahkan (Kunandar, 2008: 43) penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

Tujuan PTK menurut Kunandar (2008: 63) adalah sebagai berikut:

1. Untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas dalam interaksi antara guru dan anak didik yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.

2. Peningkatan kualitas praktek pembelajaran di kelas secara berkesinambungan dengan melihat masyarakat yang berkembang semakin cepat.

3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

4. Sebagai lembaga pembelajaran, yang memperlengkapi guru dengan kemampuan dan metode baru, mempertajam kekuatan analisisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.

5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran yang berkesinambungan yang bisa menghambat inovasi dan perubahan.

6. Peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.


(22)

25

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Mengembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, agar dapat menciptakan sikap yang positif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran yang berkelanjutan.

9. Meningkatkan pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan yang bersangkutan dengan pendidikan dan mutu pendidikan, juga untuk meningkatkan secara tepat pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.

C.Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model John Elliot dimana dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan. Setiap tindakan terdiri dari tiga langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan disertai observasi atau pengamatan, dan refleksi. Beberapa langkah membentuk siklus yang akan dilakukan sehingga dapat mencapai perubahan yang dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Siklus dalam penelitian tindakan kelas menggunakan model Elliot (Wiriaatmadja, 2008) akan dijelaskan melalui gambar berikut ini:

SIKLUS I

Observe/ Pengaruh Plan/Perencanaan

Pelaksanaan Langkah/Tindakan

Reflect/ Perbaikan SIKLUS

II

Revised Plan/ Revisi Perencanaan

Observe/ Pengaruh Tindakan satu Tindakan dua

Perencanaan Tindakan satu Tindakan dua


(23)

26

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar Bagan Model Elliot

Pada gambar tampak terlihat bahwa dalam pelaksanaan tindakan PTK mulai dari tahap rencana, tindakan, observasi dan refleksi merupakan tahap yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam PTK ini adalah bentuk Elliot yang terdiri dari beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan. Siklus Elliot dihentikan jika data yang dikumpulkan peneliti untuk penelitian sudah tercukupi atau kondisi kelas sudah dalam keadaan stabil dan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan keterampilan motorik kasar anak PAUD Flamboyan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan prosedur PTK menurut Taggart (Aqib, 2006) yang dilakukan melalui empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan (planning) adalah kegiatan peneliti untuk merencanakan dan menentukan kegiatan sebagai proses untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di kelas sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi sebelumnya. Berikut adalah langkah-langkah perencanaan dalam proses tindakan pembelajaran di kelas:

a. Perencanaan diawali dengan identifikasi masalah, yaitu peneliti melakukan observasi terhadap kelas yang akan diberikan tindakan, melakukan diskusi dengan pihak sekolah dan guru mengenai sasaran apa yang ingin dicapai oleh anak serta mengetahui hambatan atau masalah yang muncul pada

Pelaksanaan Langkah/Tindakan Reflect/


(24)

27

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran sebelumnya sehingga hasil kegiatan pembelajaran dirasa kurang memadai dapat diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. b. Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi peneliti merencanakan

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses belajar selanjutnya dengan menyiapkan metode dan media pembelajaran, dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan dan antusias anak selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Pelaksanaan tindakan (acting) adalah implementasi atau penerapan isi perencanaan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan antusias anak dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada meningkatnya kemampuan anak dalam memahami pembelajaran. Tindakan ini disertai Observasi (observing) adalah kegiatan peneliti yang dibantu oleh guru pendamping dalam mengamati proses kegiatan di kelas, baik itu mengamati perilaku anak dalam mengikuti pembelajaran dan juga hasil dari tindakan setelah dilaksanakan metode atau teknik baru.

3. Refleksi (reflecting) adalah kegiatan peneliti untuk menelaah, melihat, merasakan dan mempertimbangkan hasil dari penerapan metode atau teknik baru. Berdasarkan refleksi tersebut peneliti mencoba untuk mencari cara dalam mengatasi kekurangan tersebut yang selanjutnya cara tersebut akan dilakukan tindakan perbaikan dalam siklus berikutnya.

Keempat komponen di atas akan membentuk siklus dalam mencapai peningkatan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Siklus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh Hopkins.

E.Definisi Operasional

Dalam menghindari penafsiran yang salah mengenai pembelajaran fisik motorik dalam kegiatan menirukan gerakan binatang:


(25)

28

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Keterampilan motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. (Hurlock, 2000:150). Contohnya seperti, berjalan lurus dengan seimbang, berjalan mundur tiga langkah, berjalan sambil berjongkok, berlari seimbang tanpa jatuh, melompat ke depan, melompat ke belakang, melompat ke samping, berlari sambil melompat, menirukan gerakan hewan atau binatang.

2. Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. (Depkes, 2007: 1); Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan. (Kamus lengkap bahasa Indonesia, 2003: 157); Binatang adalah mahluk bernyawa tapi tak berakal budi seperti anjing, kuda, dll (Kamus lengkap bahasa Indonesia, 2003: 90); Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa stimulasi gerak binatang adalah adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang gerakan yang tercipta dari gambaran kenyataan atau pengalamannya tentang binatang, agar kemampuan dasar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Contohnya: Menirukan berbagai gerakan kuda, anjing, kucing, kodok sesuai dengan gambaran anak terhadap binatang tersebut.

3. Anak Usia Dini (AUD) adalah nol sampai enam tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia nol sampai delapan tahun. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini: Bayi (nol sampai satu tahun), balita (dua sampai tiga tahun), Prasekolah/Taman Kanak-kanak (tiga sampai enam tahun), SD Kelas Awal (enam sampai delapan tahun). (UU Sisdiknas No.20/2003 Pasal 28 ayat 1).

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan catatan lapangan.


(26)

29

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung pembelajaran motorik kasar melalui stimulasi gerak binatang, untuk melihat dampak yang ditimbulkan selama proses pembelajaran berlangsung seperti antusias anak, interaksi antara guru dan anak serta peningkatan keterampilan motorik kasar anak. Apabila ditemukan kekurangan dari perencanaan pengajaran, bahan ajar atau media pembelajaran serta penyampaian pembelajaran yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti dan pengajar bekerjasama melakukan langkah-langkah perbaikan untuk tercapainya pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran. Untuk mengetahui data observasi secara detail, peneliti menggunakan pedoman daftar checklist untuk mengamati respon anak dan foto dokumentasi kegiatan pembelajaran.

Berikut adalah contoh pedoman observasi yang digunakan untuk anak

Tabel 3.1

Contoh Pedoman Observasi

Nama :

Siklus :

Hari/Tanggal :

No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi


(27)

30

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dan guru kelas dengan maksud untuk memperoleh data sebelum dilakukannya tindakan dan sesudah dilakukannya tindakan. Wawancara yang dimaksud adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu mengenai permasalahan-permasalahan umum yang dihadapi anak serta guru pada saat proses pembelajaran motorik kasar.

Berikut adalah contoh pedoman wawancara yang digunakan untuk guru

Tabel 3.2

Contoh Pedoman wawancara Bagi Guru Sebelum Tindakan Nama Guru :

Nama TK : Hari/Tanggal :

No Pertanyaan Jawaban

Guru (……….)


(28)

31

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu * Pertanyaan bisa di perbanyak

3. Catatan lapangan

Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah suatu catatan yang digunakan selama kegiatan pembelajaran motorik melalui stimulasi gerak binatang berlangsung, yang berisi deskripsi mengenai proses pembelajaran, interpretasi, koreksi, dan saran-saran yang perlu diberikan kepada praktisi untuk dilakukan perbaikan-perbaikan. Catatan lapangan penting dilakukan oleh peneliti untuk mengulas hasil observasi dan wawancara untuk membantu peneliti dalam menyimpulkan setiap informasi yang terkumpul di lapangan.

Berikut adalah contoh catatan lapangan yang akan digunakan

Tabel 3.3

Contoh Catatan Lapangan Pelaksanaan :

Pertemuan Ke : Hari/Tanggal :

Fokus Deskripsi proses Komentar Kinerja Guru

Aktivitas Siswa Hasil Belajar


(29)

32

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G.Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrument yang dikembangkan oleh peneliti terdiri dari: 1. Berjalan maju dengan lurus

2. Berjalan mundur tiga langkah 3. Berjalan sambil berjongkok

4. Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki lima kali 5. Berlari seimbang tanpa jatuh

6. Berlari sambil melompat

7. Menirukan gerakan gajah dengan percaya diri

8. Menirukan gerakan bebek dengan kordinasi tangan dan kaki yang baik 9. Menirukan gerakan kodok dengan seimbang

10. Menirukan gerakan kuda

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Pedoman Observasi

Stimulasi gerak binatang dalam pembelajaran motorik kasar anak TK


(30)

33

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemampuan Motorik Kasar Anak dapat berjalan seimbang dan terkordinasi

1. Anak dapat berjalan maju dengan seimbang

a.Anak berjalan maju dengan lurus

b.Anak berjalan maju tiga langkah dengan seimbang.

c.Anak berjalan maju pada garis lurus dengan seimbang d.Anak berjalan sambil

berjongkok. 2. Anak dapat

berjalan mundur dengan lurus

a. Anak dapat berjalan mundur tiga langkah b. Anak dapat berjalan

mundur dengan lurus tiga langkah

c. Anak dapat berjalan mundur dan kesamping pada garis lurus

Anak dapat melompat dengan seimbang

1. Anak dapat melompat dengan seimbang dari ketinggian 15 cm

a. Anak dapat melompat dengan dua kaki dengan seimbang b. Anak dapat melompat

dari atas benda setinggi 15 cm.

c. Anak dapat melompat ke depan dengan dua kaki lima kali


(31)

34

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ke belakang dengan dua kaki tiga kali e. Anak dapat melompat

ke samping Anak dapat

memanjat dan bergantung

1. Anak dapat memanjat dan bergelantung dengan seimbang

a. Anak dapat memanjat lima tangga majemuk tanpa bantuan

b. Anak dapat memanjat lima tangga majemuk dengan seimbang. c. Anak dapat

bergelantung selama lima hitungan

d. Anak dapat memanjat dan bergelantung dengan seimbang Berdiri di atas

satu kaki selama 10 detik

1. Anak dapat berdiri di atas satu kaki selama 10 detik dengan seimbang

a. Anak dapat berdiri di atas satu kaki selama 10 detik

b. Anak dapat berdiri di atas satu kaki selama lima hitungan dengan seimbang dan tidak goyang.

Berlari sambil melompat

1. Berlari sambil melompat dengan seimbang

a. Anak dapat berlari dengan lurus dan seimbang

b. Anak dapat berlari sambil melompat.


(32)

35

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menendang bola dengan terarah

1. Anak dapat menendang bola dengan terarah dan percaya diri

a. Anak dapat menendang bola dengan percaya diri tanpa ragu

b. Anak dapat menendang bola dengan terarah dan percaya diri

Merayap dan merangkak ke depan dengan lurus

1. Merayap dan merangkak lurus ke depan dengan tangan dan kaki yang terkordinasi

a. Merayap dan merangkak dengan lurus

b. Merayap dan merangkak ke depan dengan perlahan c. Merayap dan

merangkak ke depan dengan cepat

d. Merayap dan merangkak ke depan lalu berguling ke kanan ke kiri

Menirukan berbagai geraka

binatang/hewan

1. Anak dapat menirukan gerakan

binatang/hewan sesuai dengan imajinasinya

a. Anak menirukan gerak gajah dengan percaya diri

b. Anak menirukan gerakan bebek dengan kordinasi tangan dan kaki yang baik


(33)

36

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Anak menirukan gerakan kodok dengan seimbang d. Anak menirukan

gerakan kuda

Menirukan gerakan tanaman

1. Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin

a. Anak dapat menirukan gerak tanaman yang terkena angin sepoi-sepoi

b. Anak dapat menirukan gerak tanaman yang terkena angin kencang

c. Anak dapat menirukan gerak tanaman yang terkena angin topan

Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Observasi Dalam Pembelajaran Motorik Kasar Melalui Stimulasi Gerak Binatang


(34)

37

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Keterampilan Motorik Kasar Anak Kriteria Pengamatan

B C K

1. Berjalan maju dengan lurus 2. Berjalan mundur tiga langkah 3. Berjalan sambil berjongkok

4. Melompat ke depan dan belakang dengan dua kaki lima kali

5. Berlari seimbang tanpa jatuh 6. Berlari sambil melompat

7. Menirukan gerakan gajah dengan percaya diri

8. Menirukan gerakan bebek dengan kordinasi tangan dan kaki yang baik

9 Menirukan gerakan kodok dengan seimbang 10 Menirukan gerakan kuda

Total Skor

Keterangan:

B (Baik) = Skor 3 C (Cukup) = Skor 2 K (Kurang) = Skor 1

H.Instrumen Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan instrument (alat) penelitian untuk mengumpulkan data di lapangan adalah lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Alat penelitian tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1. Lembar observasi, adalah sebuah format yang telah disusun dan berisi item-item tentang kejadian yang melambangkan kinerja guru dan aktivitas


(35)

38

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak PAUD Flamboyan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran keterampilan motorik kasar stimulasi gerak binatang.

2. Lembar Wawancara, dalam penelitian ini berisi sejumlah pertanyaan untuk diajukan peneliti terhadap anak dan guru tentang peningkatan keterampilan motorik kasar dan kesulitan yang dialaminya pada saat kegiatan gerak binatang berlangsung.

3. Catatan Lapangan, dalam penelitian ini adalah suatu catatan yang digunakan selama kegiatan pembelajaran motorik kasar melalui stimulasi gerak binatang berlangsung. Catatan lapangan ini berisi deskripsi mengenai proses pembelajaran, interpretasi, koreksi, dan saran-saran yang perlu diberikan kepada praktisi untuk dilakukan perbaikan-perbaikan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif untuk melukiskan proses dan kejadian yang terjadi dalam pembelajaran.

I. Validasi Data

Hasil dari analisis data divalidasi dengan tekhnik triangulasi, dan member cek.

1. Triangulasi data, yaitu memeriksa kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan teori-teori yang didapat sebagai acuan bagi peneliti, sumber lain yang dapat digunakan adalah konfirmasi hasil penelitian dari para ahli yang dilakukan pada saat bimbingan mengenai temuan penelitian dan penyusunan laporan.

2. Member cek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari guru, kepala sekolah, dan lain-lain. Adapun untuk menunjang hasil data penelitian divalidasi dengan cara mengkonsultasikan kepada pembimbing untuk mendapatkan arahan dalam penyusunan hasil laporan di lapangan.


(36)

39

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu J. Analisis Data

Analisis data menurut Arikunto (2007: 131) digunakan untuk memvalidasi data yang terkumpul sehingga mempunyai nilai ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu penjelasan informasi yang mendalam berbentuk kalimat atau deskriptif yang memberikan gambaran tentang respon objek peneliti terhadap metode pembelajaran baru yang melibatkan aktivitas selama pembelajaran, antusias dalam belajar, motivasi dan unsur lainnya yang dapat dianalisis secara kualitatif. Analisis data dimulai dari observasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan sampai dengan refleksi terhadap tindakan.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menganilisis perubahan perilaku dari hasil pembelajaran yang teramati yang dikaitkan dengan antusias anak, interaksi antara anak dan guru selama di kelas serta peningkatan keterampilan motorik kasar anak selama kegiatan pembelajaran melalui stimulasi gerak binatang berlangsung.


(37)

70

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini penulis akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang di kelompok TK A PAUD Flamboyan. Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran motorik kasar di PAUD Flamboyan terlalu monoton sehingga anak bosan untuk mengikuti pembelajaran motorik kasar. Selain itu media yang digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran motorik kasar sangat kurang.

Penerapan stimulasi gerak binatang pada pembelajaran motorik kasar anak di kelompok TK A PAUD FLAmboyan dianggap berhasil dalam meningkatkan proses pembelajaran, kinerja guru serta aktivitas dan hasil belajar anak.

Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa penerapan stimulasi gerak binatang dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas anak sehingga keterampilan anak dalam pembelajaran motorik kasar meningkat. Walaupun di siklus pertama peningkatan anak belum optimal, tetapi ketika di siklus kedua peningkatan keterampilan motorik anak sudah cukup memuaskan. Dengan hasil persentase awal dari kategori Baik 10%, untuk kategori Cukup 57%, sedangkan untuk kategori Kurang 32%, dan persentase akhir pada kategori Baik 68%, untuk kategori Cukup 31%, sedangkan untuk kategori Kurang 1%.

Kesimpulannya yang dapat peneliti ambil bahwa dengan stimulasi gerak binatang untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak berhasil. Karena peningkatan keterampilan motorik kasar anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan menunjukkan hasil yang memuaskan.


(38)

71

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan peningkatan motorik kasar anak melalui stimulasi gerak binatang di kelompok TK A PAUD Flamboyan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Kegiatan motorik kasar yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak hendaknya dilakukan secara bervariasi dan tidak monoton, sehingga anak mempunyai semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Guru harus lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran pada anak, agar anak tidak cepat bosan dan tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Anak perlu dibina untuk melakukan pembelajaran motorik kasar agar bermanfaat bagi dirinya dan kehidupannya kemudian hari.

b. Potensi masing-masing anak harus terus digali agar dapat terlihat minat dan bakat yang dimilikinya, sehingga dapat terus di tingkatkan.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan kesempatan dan mendukung upaya guru dalam meningkatkan kreatifitasnya dengan pembinaan dan pelatihan terhadap guru, agar dapat selalu memberikan pembelajaran yang baru dan sesuai dengan kebutuhan anak.

b. Memfasilitasi media pembelajaran bagi guru dan metode pembelajaran motorik kasar.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi pembelajaran.


(39)

72

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikannya modifikasi dalam pembelajaran sebagai tindakan

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran motorik kasar akan lebih lengkap.


(40)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, D. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: Amelia Surabaya

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. dkk (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widia.

Depkes (2008). Stimulasi Perkembangan Anak. [Online] Tersedia: http://anak.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=3 [23 Juli 2012]

Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Dirjen Olahraga Depdiknas. (2002). Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Direktorat Olahraga MAsyarakat Dirjen Olahraga Depdiknas.

Godam64. (2006). Pengertian Gerak Serta Macam & Jenis Gerak : Semu/Relatif, Ganda dan Lurus - Belajar Online Internet Gratis Ilmu Science Fisika. [Online]

Tersedia:

http://organisasi.org/pengertian_gerak_serta_macam_jenis_gerak_semu_re latif_ganda_dan_lurus_belajar_online_internet_gratis_ilmu_science_fisika [akses 13 Agustus 2011]

Farida, A (2001). Perkembangan Motorik Kasar Anak TK. Makalah pada PGTK UT. Bandung: Tidak diterbitkan

Helms & Turner (1994). Exploring Child Behavior. New York: Holt Rinehartand Winston.

Herawati, T. (2011). Stimulasi Perkembangan Motorik dan Kecerdasan Anak. [Online] Tersedia:

http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/index.php?option=com_content&view=article

&id=175%3Astimulasi-perkembangan-motorik-dan-kecerdasan-anak&catid=20%3Aterbaru&Itemid=94&lang=id [akses 23 Juli 2012] Hurlock, E (1978). Perkembangan Anak, Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Erlangga Hurlock, E (1998). Perkembangan Anak, Jilid 1. Jakarta: Erlangga


(41)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, E. (2000). Perkembangan Anak, Edisi ke enam. Jakarta: Erlangga

Indahnyabersabar. (2011). Bebaskan Gerak Anak Untuk Menghindari Cedera Otak. [Online] Tersedia:

http:indahnya bersabar.wordress.com/2011/02/25/bebaskan-gerak-anak-untuk-menghindari-cedera-otak [akses 23 Oktober 2011]

Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: DIRJEN DIKTI

Kodariah, L (2012). Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Ucing Baledog Pada Skripsi FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mirawati (2012). Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Manifulatif Anak Melalui Permainan Modifikasi Di Kelompok Bermain Lab PGPAUD UPI Pada Skripsi Fip UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurihsan, J dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT Refika Aditama

Nia. (2010). Mengembangkan Imajinasi Anak. [Online] Tersedia:

http://niahidayati.net/mengembangkan-imajinasi-anak.htm [akses 24 Oktober 2011]

Rahayu, P. (2011). Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain dalam Pendidikan Jasmani pada Kelas 1 SDN Jaya Giri 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitan.

Rusliana, I (1990). Pendidikan Seni Tari. Jakarta: Depdikbud

Santoso, S. dkk (2002). Petunjuk Teknik Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Direktorat Olahraga Masyarakat Ditjen Olahraga Depdiknas.


(42)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siraitrina’s (2010). Modul I Kecerdasan Majemuk. [online] Tersedia:

http://siraitrina.wordpress.com/2010/09/15/modul-i-kecerdasan-majemuk/ [16 April 2013]

Solehuddin, M. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: FIP UPI

Sujiono, B. (2005). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka Sumantri, MS. (2005). Model Perkembangan Keterampilan Motorik Anak Usia

Dini. Jakarta: Depdiknas

Yunita, D. (2010). Ragam Stimulasi Gerak Biar Anak Cerdas. [Online] Tersedia http://Francineshop.multiply.com/journal [akses 17 Agustus 2011]

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wikipedia (2009).Pendidikan Anak Usia Dini. [Online] Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini [akses 14 November 2012]

Wiraatmadja, K (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI dan Rosdakarya


(1)

70

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini penulis akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang di kelompok TK A PAUD Flamboyan. Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran motorik kasar di PAUD Flamboyan terlalu monoton sehingga anak bosan untuk mengikuti pembelajaran motorik kasar. Selain itu media yang digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran motorik kasar sangat kurang.

Penerapan stimulasi gerak binatang pada pembelajaran motorik kasar anak di kelompok TK A PAUD FLAmboyan dianggap berhasil dalam meningkatkan proses pembelajaran, kinerja guru serta aktivitas dan hasil belajar anak.

Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa penerapan stimulasi gerak binatang dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas anak sehingga keterampilan anak dalam pembelajaran motorik kasar meningkat. Walaupun di siklus pertama peningkatan anak belum optimal, tetapi ketika di siklus kedua peningkatan keterampilan motorik anak sudah cukup memuaskan. Dengan hasil persentase awal dari kategori Baik 10%, untuk kategori Cukup 57%, sedangkan untuk kategori Kurang 32%, dan persentase akhir pada kategori Baik 68%, untuk kategori Cukup 31%, sedangkan untuk kategori Kurang 1%.

Kesimpulannya yang dapat peneliti ambil bahwa dengan stimulasi gerak binatang untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak berhasil. Karena peningkatan keterampilan motorik kasar anak kelompok TK A di PAUD Flamboyan menunjukkan hasil yang memuaskan.


(2)

71

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan peningkatan motorik kasar anak melalui stimulasi gerak binatang di kelompok TK A PAUD Flamboyan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Kegiatan motorik kasar yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak hendaknya dilakukan secara bervariasi dan tidak monoton, sehingga anak mempunyai semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Guru harus lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran pada anak, agar anak tidak cepat bosan dan tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Anak perlu dibina untuk melakukan pembelajaran motorik kasar agar bermanfaat bagi dirinya dan kehidupannya kemudian hari.

b. Potensi masing-masing anak harus terus digali agar dapat terlihat minat dan bakat yang dimilikinya, sehingga dapat terus di tingkatkan.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan kesempatan dan mendukung upaya guru dalam meningkatkan kreatifitasnya dengan pembinaan dan pelatihan terhadap guru, agar dapat selalu memberikan pembelajaran yang baru dan sesuai dengan kebutuhan anak.

b. Memfasilitasi media pembelajaran bagi guru dan metode pembelajaran motorik kasar.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi pembelajaran.


(3)

72

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikannya modifikasi dalam pembelajaran sebagai tindakan

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran motorik kasar akan lebih lengkap.


(4)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, D. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: Amelia Surabaya

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. dkk (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widia.

Depkes (2008). Stimulasi Perkembangan Anak. [Online] Tersedia:

http://anak.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=3 [23 Juli 2012]

Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Dirjen Olahraga Depdiknas. (2002). Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Direktorat Olahraga MAsyarakat Dirjen Olahraga Depdiknas.

Godam64. (2006). Pengertian Gerak Serta Macam & Jenis Gerak : Semu/Relatif, Ganda dan Lurus - Belajar Online Internet Gratis Ilmu Science Fisika. [Online]

Tersedia:

http://organisasi.org/pengertian_gerak_serta_macam_jenis_gerak_semu_re latif_ganda_dan_lurus_belajar_online_internet_gratis_ilmu_science_fisika [akses 13 Agustus 2011]

Farida, A (2001). Perkembangan Motorik Kasar Anak TK. Makalah pada PGTK UT. Bandung: Tidak diterbitkan

Helms & Turner (1994). Exploring Child Behavior. New York: Holt Rinehartand Winston.

Herawati, T. (2011). Stimulasi Perkembangan Motorik dan Kecerdasan Anak. [Online] Tersedia:

http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/index.php?option=com_content&view=article

&id=175%3Astimulasi-perkembangan-motorik-dan-kecerdasan-anak&catid=20%3Aterbaru&Itemid=94&lang=id [akses 23 Juli 2012] Hurlock, E (1978). Perkembangan Anak, Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Erlangga Hurlock, E (1998). Perkembangan Anak, Jilid 1. Jakarta: Erlangga


(5)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, E. (2000). Perkembangan Anak, Edisi ke enam. Jakarta: Erlangga

Indahnyabersabar. (2011). Bebaskan Gerak Anak Untuk Menghindari Cedera Otak. [Online] Tersedia:

http:indahnya bersabar.wordress.com/2011/02/25/bebaskan-gerak-anak-untuk-menghindari-cedera-otak [akses 23 Oktober 2011]

Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: DIRJEN DIKTI

Kodariah, L (2012). Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Ucing Baledog Pada Skripsi FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mirawati (2012). Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Manifulatif Anak Melalui Permainan Modifikasi Di Kelompok Bermain Lab PGPAUD UPI Pada Skripsi Fip UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurihsan, J dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT Refika Aditama

Nia. (2010). Mengembangkan Imajinasi Anak. [Online] Tersedia:

http://niahidayati.net/mengembangkan-imajinasi-anak.htm [akses 24 Oktober 2011]

Rahayu, P. (2011). Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain dalam Pendidikan Jasmani pada Kelas 1 SDN Jaya Giri 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitan.

Rusliana, I (1990). Pendidikan Seni Tari. Jakarta: Depdikbud

Santoso, S. dkk (2002). Petunjuk Teknik Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Direktorat Olahraga Masyarakat Ditjen Olahraga Depdiknas.


(6)

Tya Marthyana Nurdiny, 2013

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Stimulasi Gerak Binatang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siraitrina’s (2010). Modul I Kecerdasan Majemuk. [online] Tersedia:

http://siraitrina.wordpress.com/2010/09/15/modul-i-kecerdasan-majemuk/ [16 April 2013]

Solehuddin, M. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: FIP UPI

Sujiono, B. (2005). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka Sumantri, MS. (2005). Model Perkembangan Keterampilan Motorik Anak Usia

Dini. Jakarta: Depdiknas

Yunita, D. (2010). Ragam Stimulasi Gerak Biar Anak Cerdas. [Online] Tersedia http://Francineshop.multiply.com/journal [akses 17 Agustus 2011]

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wikipedia (2009).Pendidikan Anak Usia Dini. [Online] Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini [akses 14 November 2012]

Wiraatmadja, K (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI dan Rosdakarya