PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

(1)

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

NURFITRI AMEILIA RAHMAN NIM. 0906973

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH

Oleh

Nurfitri Ameilia Rahman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperolah gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Nurfitri Ameilia Rahman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis.


(3)

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

NURFITRI AMEILIA RAHMAN 0906973

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. H. M. Sugiarmin, M.Pd. NIP. 19540527 198703 1 002

PembimbingII

Dr. Nia Sutisna, M.Si. NIP. 19570131 198603 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH

OLEH : NURFITRI AMEILIA RAHMAN (0906973)

Hambatan yang dialami oleh anak cerebral palsy tipe spastik adalah kekakuan otot yang mengakibatkan gerak tubuh menjadi terbatas dan tidak terkoordinasi sehingga anak kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Aktivitas sehari-hari ini ditunjang oleh kemampuan motorik yang dimiliki oleh setiap anak. Pengembangan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik bisa dilakukan dengan latihan-latihan yang diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas. Salah satunya adalah permainan alat musik drum dalam pelajaran seni budaya dan keterampilan guna melatih kemampuan motorik anak. Permainan alat musik drum merupakan suatu keterampilan bermain alat musik yang menggunakan dua anggota gerak yaitu tangan dan kaki. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan stik. Teknik dalam memainkan drum membuat anak-anak ini berlatih untuk menggerakkan tangan dan kakinya dengan ketukan irama yang tepat serta ketahanan yang baik sehingga timbul irama yang harmonis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh permainan alat musik drum dalam meningkatkan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik di SLB AZ-ZAKIYAH. Metode penelitian yang digunakan adalah adalah Single Subject Research (SSR) dengan desain penelitian A-B-A. Teknik pengumpulan data melalui tes perbuatan dan teknik analisis data menggunakan persentase untuk aspek ketepatan dan durasi untuk aspek ketahanan, dengan indikator kemampuan merayap, merangkak, berjinjit, berjalan, menggerakkan kedua tangan, lengan dan pergelangan tangan, serta memegang benda. Hasil penelitian diperoleh mean level aspek ketepatan pada baseline-1 (A1) sebesar 17,75%, fase intervensi (B) sebesar 32,12% dan fase baseline-2 (A2) sebesar 55,75%. Sedangkan mean level aspek ketahanan pada baseline-1 (A-1) sebesar 42.25, fase intervensi (B) sebesar 78,25 dan fase baseline-2 (A-2) sebesar 101,75. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa melalui permainan alat musik drum dapat meningkatkan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik (RS), terbukti dari kenaikan mean level pada setiap sesi. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan pertimbangan bagi pendidik dalam memilih aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik pada anak cerebral palsy tipe spastik.

Kata Kunci: Cerebral Palsy tipe spastik, Permainan Alat Musik Drum, Kemampuan Motorik


(5)

v

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMAKASIH...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GRAFIK...x

DAFTAR BAGAN...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Batasan Masalah...5

D. Rumusan Masalah...5

E. Pertanyaan Penelitian...5

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian...5

1. Tujuan Penelitian...5

2. Manfaat Penelitian...6

BAB II KONSEP DASAR CEREBRAL PALSY, KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY DAN PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM A. Deskripsi Teori...7

1. Konsep Dasar Anak Cerebral Palsy...7

2. Konsep Dasar Kemampuan Motorik...11

3. Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik...24

4. Konsep Dasar Alat Musik Drum...26

5. Kaitan Alat Musik Drum dengan Peningkatan Kemampuan Motorik pada Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik...32

B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan...33


(6)

vi

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

BAB III MEDOTE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian...36

1. Variabel Bebas (X) ...36

2. Variabel Terikat/Target Behaviour (Y) ...37

B. Metode Penelitian...38

C. Subjek dan Lokasi Penelitian...40

1. Subjek Penelitian...40

2. Lokasi Penelitian ...41

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data...42

1. Instrumen Penelitian...42

2. Validitas Instrumen...46

3. Teknik Pengumpulan Data...48

E. Teknik pengolahan dan Analisis Data...49

1. Pengolahan Data...49

2. Analisis Data...51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...54

B. Analisis Data...56

1. Analisis dalam Kondisi...56

2. Analisis antar Kondisi...76

C. Pembahasan...88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...92

B. Saran...93

DAFTAR PUSTAKA...94

LAMPIRAN...96

LAMPIRAN I Surat Penelitian...98


(7)

vii

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

LAMPIRAN II

Lembar Bimbingan Skripsi...105 LAMPIRAN III

Kisi-kisi Instrumen Penelitian...107 Format Penilaian Kemampuan Motorik……...109 Expert Judgement...111 LAMPIRAN IV

Rencana Kegiatan Penelitian...124 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...125 LAMPIRAN V

Rekapitulasi Data Hasil Penelitian...130 Hasil Penelitian...134 LAMPIRAN VI

Dokumentasi...167 Riwayat Hidup...170


(8)

viii

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus...12

Tabel 2.2 Tahapan Perkembangan Motorik Anak...………...14

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Motorik...43

Tabel 3.2 Format Pencatatan Data...45

Tabel 3.3 Daftar Penilai Ahli...47

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Uji Validasi...47

Tabel. 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validasi...48

Tabel 4.1 Perkembangan Kemampuan Motorik Desain (A-B-A) Aspek Ketepatan dan Ketahanan...54

Tabel 4.2 Panjang Kondisi (Condition Length) ...57

Tabel 4.3 Estimasi Kecenderungan Arah (Estimate of Trend Direction) Kemampuan Motorik Aspek Ketepatan...58

Tabel 4.4 Estimasi Kecenderungan Arah (Estimate of Trend Direction) Kemampuan Motorik Aspek Ketahanan...59

Tabel 4.5 Rangkuman Kondisi Kecenderungan Stabilitas (Trend Stability) ...71

Tabel 4.6 Jejak Data (Data Path) Kemampuan Motorik...72

Tabel 4.7 Level Stabilitas dan Rentang (Level Stability and Range) ...72

Tabel 4.8 Perubahan level (level change) ...73

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi RS Aspek Ketepatan...73

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi RS Aspek Ketahanan...75

Tabel 4.11 Jumlah Variabel yang Diubah (Number of Variabel Changed) ...77

Tabel 4.12 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya (Change in Trend Variable and Effect) Aspek Ketepatan...77


(9)

ix

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

Tabel 4.13 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya (Change in

Trend Variable and Effect) Aspek Ketahanan...77

Tabel 4.14 Kecenderungan Stabilitas (Change in Trend Stability) Aspek Ketepatan...78

Tabel 4.15 Kecenderungan Stabilitas (Change in Trend Stability) Aspek Ketahanan...78

Tabel 4.16 Perubahan Level (Change in Level) Aspek Ketepatan...79

Tabel 4.17 Perubahan Level (Change in Level) Aspek Ketahanan...79

Tabel 4.18 Persentase Overlap...83

Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi dalam Aspek Ketepatan...84

Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi dalam Aspek Ketahanan...85


(10)

x

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Desain A-B-A...39

Grafik 4.1 Perkembangan Kemampuan Motorik Aspek Ketepatan pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ...55

Grafik 4.2 Perkembangan Kemampuan Motorik Aspek Ketahanan pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ...56

Grafik 4.3 Kecenderungan Arah Kemampuan Motorik Aspek Ketepatan pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ...58

Grafik 4.4 Kecenderungan Arah Kemampuan Motorik Aspek Ketahanan pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ...59

Grafik 4.5 Trend Stabilitas Fase Baseline-1 (A-1) Aspek Ketepatan...61

Grafik 4.6 Trend Stabilitas Fase Baseline-1 (A-1) Aspek Ketahanan...63

Grafik 4.7 Trend Stabilitas Fase Intervensi (B) Aspek Ketepatan...65

Grafik 4.8 Trend Stabilitas Fase Intervensi (B) Aspek Ketahanan...67

Grafik 4.9 Trend Stabilitas Fase Baseline-2 (A-2) Aspek Ketepatan...69

Grafik 4.10 Trend Stabilitas Fase Baseline-2 (A-2) Aspek Ketahanan...71

Grafik 4.11 Persentase Overlap Kondisi Baseline-1 (A-1) dengan Intervensi (B) Aspek Ketepatan...80

Grafik 4.12 Persentase Overlap Kondisi Intervensi (B) dengan Baseline-2 (A-2) Aspek Ketepatan...81

Grafik 4.13 Persentase Overlap Kondisi Baseline-1 dengan Intervensi (B) Aspek Ketahanan...82

Grafik 4.14 Persentase Overlap Kondisi Intervensi (B) dengan Baseline-2 (A-2) Aspek Ketahanan...83

Grafik 4.15 Mean Level Kemampuan Motorik RS Aspek Ketepatan...87


(11)

xi

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

DAFTAR BAGAN


(12)

1

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan anak yang sehat dan normal biasanya dilihat dari bagaimana perkembangan motorik anak tersebut. Terkadang perkembangan motorik dijadikan sebagai acuan, anak yang sehat adalah anak yang perkembangan motoriknya tidak terganggu. Orang tua seringkali terlihat cemas jika anaknya belum dapat berjalan saat usia 1,5-2 tahun. Pada usia ini, orang tua mulai sadar bahwa anaknya memiliki keterlambatan perkembangan. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan memukul, duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Beberapa aktivitas yang termasuk kedalam motorik halus di antaranya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang memegang kendali setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Motorik manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan).

Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Kegiatan di dalam ruangan pun dapat


(13)

2

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

dimanfaatkan dengan cara memaksimalkan ruangan agar tersedia ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, melompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik, kekuatan fisik, koordinasi motorik, keseimbangan dan stamina.

Ada sebagian orang yang memiliki hambatan dalam sistem motoriknya, baik itu dalam motorik kasar maupun motorik halus. Anak cerebral palsy merupakan bagian dari anak-anak berkebutuhan khusus yang hambatan utamanya terletak pada fungsi motorik. Menurut asal katanya cerebral palsy terdiri dari dua kata yaitu cerebral yang berarti otak dan palsy yang berarti lumpuh, maka cerebral palsy adalah kelumpuhan otak. Anak-anak ini memiliki gangguan otot dan saraf yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak pusat motorik. Kerusakan otak terjadi pada masa prenatal, natal maupun post-natal.

Terdapat beberapa tipe dalam cerebral palsy, salah satunya adalah tipe spastik. Cerebral palsy tipe ini merupakan prevalensi terbesar dari cerebral palsy. Cerebral palsy tipe spastik adalah anak-anak yang memiliki kekakuan atau kekejangan yang terjadi pada sebagian ataupun keseluruhan dari anggota badan. Kekakuan otot ini mengakibatkan kesulitan bagi anak dalam menggerakkan dan melakukan aktivitas. Kekakuan akan menjadi sangat hebat jika emosi anak tidak stabil, misalnya ketika anak menangis, marah, ataupun mengamuk. Permasalahan yang ditemui di lapangan pada anak cerebral palsy tipe spastik adalah hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri yang disebabkan oleh motorik yang terhambat. Kekakuan yang dialami oleh anak-anak ini mengakibatkan anak kesulitan menggerakan anggota geraknya secara leluasa dan terkoordinasi.

Pendidikan bagi anak cerebral palsy spastik memiliki dua tujuan, yaitu tujuan rehabilitasi dan tujuan pendidikan. Tujuan rehabilitasi ini berhubungan dengan peningkatan kemampuan anak untuk mengatasi kecacatannya. Agar pendidikan yang diberikan kepada anak cerebral palsy spastik lebih bermakna sudah selayaknya segala bentuk upaya untuk meningkatkan


(14)

3

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

kemampuan motorik dapat diintegrasikan dalam pembelajaran yang menyenangkan. Terdapat beberapa latihan untuk meningkatkan kemampuan motorik seperti terapi okupasi, fisioterapi, dan olahraga adaptif, tetapi latihan-latihan ini hanya dapat dilakukan di tempat-tempat terapi atau di sekolah-sekolah yang besar dan dilakukan oleh terapis-terapis yang sudah berpengalaman.

Penggunaan alat-alat latihan seperti paralel bar, foot placement, wall bar, papan titian dan lain-lain lain sangat membantu anak dalam meningkatkan kemampuan motorik, namun terkadang alat-alat ini belum berfungsi secara optimal dikarenakan kurang membuat anak termotivasi untuk melakukan latihan. Terdapat beberapa alternatif alat yang dapat meningkatkan motivasi anak untuk berlatih salah satunya dengan menggunakan media musik. Musik adalah salah satu sarana hiburan yang umumnya sangat disukai oleh semua kalangan masyarakat dari zaman dahulu sampai zaman sekarang. Jika kita membicarakan musik tentunya tidak akan pernah terlepas dari instrumen musik atau alat musik. Menurut fungsinya alat musik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu ritmis, harmonis dan melodis. Munawar (senturi09.wordpress.com, 2012) mengungkapkan bahwa

“alat musik ritmis yaitu alat musik yang berfungsi untuk mengatur jalannya irama musik atau mengatur lagu.” “Alat musik ritmis, yaitu alat musik yang dalam permainannya memberikan irama (ritme) tertentu dalam suatu pergelaran. Contoh : ketipung, konga, bongo, bass, drum set, kendang dan lain-lain.” (www.phyruhize.com, 2012). Alat musik ritmis merupakan alat musik yang tidak mempunyai nada atau nada yang dihasilkan bukanlah nada tetap sehingga mudah dimainkan oleh setiap orang. Alat musik ritmis yang digunakan dalam meningkatkan motorik ini adalah alat musik drum.

Alat musik drum memiliki banyak manfaat. Alat musik ini menjadi populer untuk anak-anak zaman sekarang. Kebanyakan bagi anak-anak khususnya anak laki-laki, memainkan alat musik ini memiliki kebanggaan tersendiri. Selain digunakan untuk mengiringi lagu dalam sebuah band, drum ini juga memiliki manfaat lain yang berhubungan dengan meningkatkan


(15)

4

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

motorik anak cerebral palsy spastik. Teknik dalam memainkan drum membuat anak-anak ini berlatih untuk menggerakkan tangan dan kakinya dengan kekuatan memukul yang sesuai dan ketukan irama yang tepat sehingga timbul irama yang harmonis.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, alat musik drum memiliki kelebihan dalam membantu anak untuk meningkatkan kemampuan motoriknya. Berangkat dari pemaparan di atas maka peneliti mencoba mengadakan penelitian berkenaan dengan “pengaruh permainan alat musik drum untuk meningkatkan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan motorik yang dimiliki oleh anak cerebral palsy spastik mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

2. Strategi yang selama ini dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik seperti latihan fisik, terapi okupasi, fisioterapi dan olahraga adaptif hanya terdapat di lembaga terapi atau sekolah besar dan dilakukan oleh terapis yang profesional. Sehingga anak kesulitan dalam mendapatkan pelayanan tersebut. 3. Sarana prasarana seperti alat-alat olahraga, alat-alat musik dan ruang latihan yang ada di sekolah belum dimanfaatkan dalam peningkatan kemampuan motorik anak-anak cerebral palsy spastik. Banyak alat yang dapat menunjang peningkatan kemampuan motorik anak seperti papan titian, foot placement, wall bar, paralel bar, dan lain-lain, namun dalam pelaksanaannya alat tersebut kurang menarik motivasi anak untuk melakukan latihan peningkatan kemampuan motorik. Diperlukan pemilihan alat/media lain yang mampu meningkatkan motivasi anak untuk melatih kemampuan motoriknya, salah satunya dengan menggunakan alat musik yang anak sukai.


(16)

5

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukan di atas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini hanya pada pengaruh permainan alat musik drum untuk meningkatkan kemampuan motorik aspek ketepatan dan ketahanan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh permainan alat musik drum dalam meningkatkan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik?”

E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana kemampuan motorik pada anak cerebral palsy tipe spastik dalam aspek ketepatan dan ketahanan sebelum diberikan permainan alat musik drum?

2. Bagaimana kemampuan motorik pada anak cerebral palsy tipe spastik dalam aspek ketepatan dan ketahanan setelah diberikan permainan alat musik drum?

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas mengenai sejauh mana pengaruh permainan alat musik drum dalam meningkatkan kemampuan motorik aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy tipe spastik.

b. Tujuan Khusus


(17)

6

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

1) Mengetahui kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy spastik sebelum diberikan permainan alat musik drum. 2) Mengetahui kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada

anak cerebral palsy spastik setelah diberikan permainan alat musik drum. 3) Mengetahui pengaruh permainan alat musik drum terhadap peningkatan

kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy spastik.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam tataran teoritis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap metode peningkatan kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan bagi anak yang mengalami gangguan kekakuan pada anggota gerak yang dalam hal ini anak cerebral palsy spastik.

Sedangkan dalam tataran praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar salah satunya yaitu dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy tipe spastik melalui permainan alat musik drum, sehingga dapat hidup lebih mandiri dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Secara empiris di lapangan temuan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi sekolah terutama bagi guru dalam meningkatkan kemampuan motorik aspek ketepatan dan ketahanan anak cerebral palsy spastik, sehingga diharapkan anak-anak ini memiliki kemampuan dalam mengontrol gerakannya.


(18)

36

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Permainan Alat Musik Drum untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik”, terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (independent variable) disebut juga variabel sebab. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah permainan alat musik drum. Drum adalah salah satu alat musik modern yang dimainkannya dengan cara dipukul dengan menggunakan stik. Drum merupakan serangkaian alat musik perkusi dengan berbagai bentuk dan ukuran serta spesifikasi yang berbeda-beda dan tergabung menjadi satu rangkaian yang disebut Drum Set. Drum set terdiri atas tiga drum, yaitu Snare, tom-tom dan bass drum. Terdapat dua jenis tom-tom yaitu Mountedtom-tom dan floor tom-tom tergantung dari peletakan dan diameter yang dimiliknya. Kemudian dari ketiga unsur tersebut masih ada beberapa unsur penting lagi, yaitu cymbal, hardware (pedal, hihat stand, cymbal stand, snare stand, tom holder/tom stand) dan drumhead.

Latihan menggunakan alat musik drum ini dilakukan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: a. Peneliti memperkenalkan alat musik drum dengan menyebutkan bagian-bagian pada drum, b. Peneliti menerangkan cara memainkan alat musik tersebut, c. Peneliti meminta anak untuk memukul bagian drum yang ditunjukkan oleh guru kemudian mendengarkan bunyi yang dihasilkan, d. Peneliti meminta anak memukul bagian drum yang lain dan membedakan bunyi yang dihasilkannya dengan bagian yang pertama, e. Subjek diminta untuk memainkan alat musik drum sendiri sesuai dengan keinginannya, f. Peneliti memberikan contoh cara memainkan alat musik drum dengan menggunakan dua tangan dan kakinya, g. Peneliti mengajarkan


(19)

37

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

anak untuk memainkan drum, memegang stik dengan benar, posisi tubuh yang benar dan memukul yang tepat, h. Subjek diminta untuk memainkan alat musik drum sesuai dengan yang dicontohkan oleh peneliti.

2. Variabel Terikat/Target Behaviour (Y)

Variabel terikat (dependent variable) disebut juga dengan variabel akibat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Target behaviour dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik. Kemampuan motorik merupakan bentuk keterampilan dasar yang bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Motorik yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus yang lebih menekankan pada irama gerakannya. Indikator kemampuan motorik kasar meliputi kemampuan merayap, kemampuan merangkak, kemampuan berjinjit, dan kemampuan berjalan dengan bermacam-macam cara berjalan seperti berjalan ke kanan dan ke kiri, berjalan maju mundur, serta berjalan di tempat. Sedangkan indikator kemampuan motorik halus meliputi kemampuan menggerakkan tangan dengan mengikuti irama seperti menggerakkan kedua tangan ke atas dan ke bawah, menggerakkan kedua lengan ke dalam dan ke luar, menggerakkan kedua pergelangan tangan ke atas dan ke bawah, kemampuan memegang benda dengan menggunakan lima jari, empat jari, tiga jari dan dua jari. Adapun dalam menghitung keterampilan motorik ini alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan persentase dan durasi.

Alat ukur persentase digunakan saat mengukur ketepatan dalam melakukan keterampilan motorik. “Persentase menunjukkan jumlah terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan kemungkinan terjadi peristiwa tersebut dilakikan 100%.” (Sunanto, 2006:16) Sebelum dipersentasikan, pencatatan data dihitung dengan menggunakan frekuensi. “Frekuensi menunjukkan berapa kali suatu peristiwa terjadi pada periode waktu tertentu” (Sunanto, 2006:15). Frekuensi yang dihitung pada variabel terikat adalah frekuensi ketepatan ketika melakukan keterampilan


(20)

38

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

motorik pada periode waktu yang telah ditentukan. Pencatatan data frekuensi ini dilakukan dengan memberikan tanda (tally) pada format yang telah disediakan setiap ketepatan dilakukan sampai dengan periode waktu pengamatan yang telah ditentukan. Selanjutnya, setelah frekuensi didapat kemudian dibagi jumlah aktivitas keseluruhan dikalikan 100%. Sedangkan dalam menghitung ketahanan alat ukur yang digunakan adalah durasi. “Durasi berguna untuk mengetahui berapa lama suatu perilaku atau menunjukkan berapa lama waktu seseorang melakukan suatu perilaku (on task).” (Sunanto, 2006:16) Durasi yang dihitung adalah lamanya seorang anak dalam melakukan keterampilan motorik sampai merasa lelah. Pencatatan durasi dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Misalnya tekan tombol start ketika anak melakukan gerakan jalan di tempat, kemudian tekan tombol stop ketika anak lelah dan berhenti melakukan kegiatan. Setelah itu catatlah durasi yang dihasilkan oleh anak pada format yang telah ditentukan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiono (2008:6), “metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan tertentu).” Penelitian ini bertujuan mencari tahu pengaruh permainan alat musik drum dalam meningkatkan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik dengan mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil sebelum diberikan intervensi, ketika diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi.

Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan pendekatan Single Subject Research (SSR). Menurut Suharsaputra (2012:42) Single Subject (Subjek Tunggal) merupakan rancangan penelitian dimana kelompok subjek, selain individu dipelajari.” Pada desain subjek tunggal pengukuran variabel terikat dilakukan berulang-ulang dalam periode waktu tertentu. Perbandingan dilakukan pada subjek yang sama dengan kondisi berbeda. Kondisi yang dimaksud disini adalah kondisi baseline dan kondisi


(21)

39

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

intervensi. Kondisi baseline adalah kondisi saat keterampilan motorik yang diharapkan belum diberikan perlakuan apapun. Sedangkan kondisi eksperimen adalah kondisi saat suatu intervensi telah diberikan dan keterampilan motorik yang diharapkan diukur di bawah kondisi tersebut. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. Desain A-B-A memberikan suatu hubungan sebab akibat diantaranya variabel terikat dengan variabel bebas. Desain A-B-A terdapat tiga tahapan antara lain: Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), Baseline-2 (A-2).

Tawney dan Gast mengemukakan (Sunanto, 2006:45) desain A-B-A mempunyai prosedur utama yang perlu mendapat perhatian, meliputi :

1. Mendefinisikan perilaku sasaran (target behaviour) dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat.

2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil.

3. Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi baseline stabil.

4. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.

5. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi (B) stabil mengulang kembali kondisi baseline (A2).

Tampilan grafik yang akan nampak pada hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Grafik 3.1 Desain A-B-A


(22)

40

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

Berdasarkan grafik desain A-B-A di atas, A pertama merupakan kemampuan dasar. Dalam hal ini kemampuan awal subjek dalam melakukan gerakan kasar dan gerakan halus, aspek yang diamati adalah ketepatan dan ketahanan subjek saat melakukan kegiatan. Subjek diamati, sehingga dalam kondisi kemampuan awal subjek tersebut dapat diambil datanya dengan tidak ada rekayasa. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan selama empat sesi untuk memastikan data yang sudah didapat dan melihat kemampuan subjek dalam menggerakkan anggota geraknya dengan benar.

B (perlakuan atau intervensi) yang diberikan berupa pemberian alat musik drum selama delapan sesi. Intervensi merupakan kondisi kemampuan subjek dalam melakukan kegiatan menggerakan tangan dan kakinya selama memperoleh perlakuan. Subjek diinstruksikan untuk memainkan alat musik drum dengan menggerakkan kedua anggota geraknya. Aspek motorik yang diamati dalam hal ini adalah ketepatan subjek dalam memukul alat musik drum dan ketahanan yang ditunjukkan oleh subjek ketika melakukan permainan tersebut. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan selama 8 sesi, satu sesi yaitu selama dua jam pelajaran. Hal ini dilakukan untuk memastikan data yang sudah didapat dan melihat kemampuan subjek dalam menggerakkan anggota geraknya dengan benar.

A kedua (baseline-2) yaitu pengamatan kembali terhadap kemampuan motorik subjek setelah diberikan intervensi. Baseline-2 ini merupakan pengulangan kondisi pada baseline-1 sebagai evaluasi sejauhmana intervensi yang dilakukan dapat memberikan perubahan dan manfaat pada peningkatan motorik anak. Pengukuran pada fase baseline-2 dilakukan sebanyak empat sesi seperti halnya pada baseline-1 dengan durasi waktu yang disesuaikan kebutuhan.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak cerebral palsy tipe spastik kelas VI SDLB di SLB Az-Zakiyah. Responden yang dijadikan subjek penelitian


(23)

41

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

berjumlah satu orang berjenis kelamin laki-laki. Responden diambil sebagai subjek penelitian dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan motorik untuk mendukung segala aktivitasnya. Adapun data subjek sebagai berikut :

Nama Anak : RS

TTL : Bandung, 6 Oktober 1996

Alamat : Jalan Terusan Kiaracondong No. 222 RT 06/02 Bandung

Umur : 16 Tahun

Sekolah : SLB Az-Zakiyah

Kelas : VI SDLB

Kemampuan motorik :

RS memiliki hambatan dalam menggerakkan keempat anggota gerak tubuhnya. Hambatan yang dialaminya menyebabkan gangguan pada anggota gerak bagian atas dan bagian bawah. Kemampuan motorik pada kedua anggota gerak bagian atas tidak baik sehingga ketika tangannya akan melakukan aktivitas tertentu tidak dapat terkontrol dengan baik. Gerakan yang dihasilkan menjadi sangat kaku, tidak terarah, kadang terlihat lemah dan tidak terkontrol dengan baik. Hambatan motorik yang dialami oleh RS menyebabkan RS tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara lebih mandiri.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Az-Zakiyah Bandung yang beralamat di Jalan Cijawura Hilir II Nomor 15 Kelurahan Cijawura Kecamatan Buah Batu Kota Bandung. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di sekitar sekolah yaitu di ruang kelas, ruang musik dan pelataran sekitar sekolah. Penelitian dilakukan pada jam pelajaran pertama dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 × 30 Menit), namun jika tidak memungkinkan penelitian akan dilaksanakan di luar jam pelajaran.


(24)

42

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Penelitian dengan menggunakan metode eksperimen, pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran. Oleh karena itu, dalam penelitian harus ada sebuah alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa disebut dengan instrumen penelitian. Menurut Gulo (Widoyoko, 2012:51) „instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran.‟ Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dengan teknik perbuatan untuk melakukan keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Gerakan keterampilan motorik kasar meliputi kemampuan merayap, kemampuan merangkak, kemampuan berjinjit, dan kemampuan berjalan dengan bermacam-macam cara berjalan seperti berjalan ke kanan dan ke ke kiri, berjalan maju mundur, serta berjalan di tempat. Sedangkan indikator kemampuan motorik halus meliputi kemampuan menggerakkan tangan dengan mengikuti irama seperti menggerakkan kedua tangan ke atas dan ke bawah, menggerakkan kedua lengan ke dalam dan ke luar, menggerakkan kedua pergelangan tangan ke atas dan ke bawah, kemampuan memegang benda dengan menggunakan lima jari, empat jari, tiga jari dan dua jari. Penggunaan instrumen ini bertujuan untuk melihat dan mengukur kemampuan motorik anak saat melakukan aktivitasnya. Pengukuran ketepatan dilakukan dengan menggunakan patokan waktu yang telah ditentukan yaitu 30 detik dan aktivitas yang harus dilakukan adalah 20 kali. Sedangkan pengukuran ketahanan dilakukan dengan menggunakan durasi yaitu waktu yang dihabiskan subjek saat melakukan aktivitas sampai subjek merasa lelah. Sebelum membuat sebuah instrumen yang tepat dianjurkan untuk terlebih dahulu membuat kisi-kisi. Adapun kisi-kisi instrumen penelitiannya adalah :


(25)

43

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Motorik

Variabel Sub Variabel Indikator Butir Instrumen

Keterampilan Motorik.

Motorik/gerak adalah suatu proses yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tubuh dalam satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak statis di tempat dan dinamis berpindah tempat” (Muslim dan Sugiarmin, 1996:15). Aspek-aspek dalam keterampilan motorik menurut para ahli diantaranya adalah: Kekuatan, ketepatan, ketahanan, keseimbangan, kecepatan, dan koordinasi.

Aspek motorik yang menjadi fokus dalam isntrumen ini adalah

ketepatan yang

Kemampuan Motorik Kasar

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.

Merayap Merayap di atas matras dengan memperhatikan pola tangan dan kaki Merangkak Merangkak di atas

matras dengan memperhatikan pola tangan dan kaki Berjinjit Berjinjit dengan

menaikkan dan

menurunkan badanmu sesuai pola irama Berjalan Berjalan dengan irama

satu langkah ke kanan dan satu langkah ke kiri

Berjalan dengan irama satu kali maju dan satu kali mundur Berjalan di tempat dengan irama kanan kiri

Kemampuan Motorik Halus

Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-Menggerak kan kedua tangan, lengan dan pergelangan Gerakkan kedua tangamu ke atas dan ke bawah

Gerakkan kedua lenganmu ke dalam


(26)

44

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

dihitung dari

persentase ketepatan dalam waktu tertentu dan aspek ketahanan

yang dihitung dengan menggunakan durasi

otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

tangan dan keluar Gerakkan kedua pergelangan tanganmu ke atas dan ke bawah Memegang

benda

Memegang benda dengan menggunakan 5 jari tanganmu Memegang benda dengan menggunakan 4 jari tanganmu Memegang benda dengan menggunakan 3 jari tanganmu Memegang benda dengan menggunakan 2 jari tanganmu

Instrumen penelitian yang telah disusun di atas digunakan untuk mengukur dua aspek motorik yaitu ketepatan dan ketahanan. Aspek ketepatan diukur dengan menggunakan persentase. Persentase ketepatan yang dilihat adalah berapa kali subjek mampu melakukan aktivitas motorik dengan benar. Penghitungannya yaitu frekuensi benar dalam melakukan aktivitas motorik dibagi keseluruhan aktivitas motorik dikali 100%. Semakin banyak aktivitas motorik yang dilakukan dengan benar maka semakin tinggi pula persentasenya dan dapat dikatakan persentase ketepatan motorik subjek semakin baik.

Sedangkan pada aspek ketahanan diukur dengan menggunakan durasi. Subjek diminta untuk melakukan aktivitas motorik secara terus menerus sampai subjek merasa lelah dengan ditandai semakin banyaknya kesalahan yang dilakukan subjek dan aktivitasnya semakin melemah. Setelah tes dilakukan kemudian dilihat berap jumlah waktu yang dihabiskan subjek


(27)

45

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

untuk melakukan aktivitas motorik tertentu secara terus menerus sampai merasa lelah. Semakin lama waktu yang digunakan maka ketahanan motorik subjek semakin baik.

Adapun format pencatatan data yang digunakan untuk mengukur aspek ketepatan dan ketahanan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Format Pencatatan Data Nama Siswa : ________________________

Hari/Tanggal : ________________________ Sesi : ________________________

No Butir Instrumen Ketepatan Ketahanan Ket.

Tally Nilai Durasi

1 Merayaplah di atas matras dengan memperhatikan pola tangan dan kakimu!

2 Merangkaklah di atas matras dengan memperhatikan pola tangan dan kakimu!

3 Berjinjitlah dengan menaikkan dan menurunkan badanmu sesuai pola irama!

4 Berjalanlah dengan irama satu langkah ke kanan dan satu langkah ke kiri!

5 Berjalanlah dengan irama satu kali maju dan satu kali

mundur!

6 Berjalanlah di tempat dengan irama kanan kiri!


(28)

46

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

7 Gerakkanlah kedua tangamu ke atas dan ke bawah!

8 Gerakkanlah kedua lenganmu ke dalam dan keluar!

9 Gerakkanlah kedua

pergelangan tanganmu ke atas dan ke bawah!

10 Peganglah benda dengan menggunakan 5 jari tanganmu! 11 Peganglah benda dengan

menggunakan 4 jari tanganmu! 12 Peganglah benda dengan

menggunakan 3 jari tanganmu! 13 Peganglah benda dengan

menggunakan 2 jari tanganmu! Jumlah Rata-rata

2. Validitas Instrumen

Menurut Widoyoko (2012:97) “alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur.” Validitas berkaitan dengan “ketepatan” alat ukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dengan teknik penilaian ahli (judgement). Suatu instrumen yang dikatakan valid mempunyai validitas tinggi dan mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sugiyono (2012: 177) mengemukakan bahwa:

Untuk mengukur validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Mungkin para ahli


(29)

47

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

akan memberikan keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total.

Pengujian validitas dilakukan dengan cara menyusun butir instrumen mengenai keterampilan merayap, merangkak, berjinjit, berjalan dengan bermacam-macam cara berjalan, menggerakkan tangan dengan mengikuti irama, memindahkan benda antara kedua tangan, serta memasukkan benda dengan berbagai macam ukuran. Kemudian dilakukan penilaian (judgement) kepada ahli. Skor validitas diolah dengan menggunakan rumus:

Keterangan : P : Presentase F : Jumlah cocok N : Jumlah penilai ahli

Proses expert judgemen tini melibatkan tiga orang ahli diantaranya dua orang dosen jurusan Pendidikan Khusus dan satu orang guru SLB Az-Zakiyah. Adapun tiga orang ahli yang memberikan judgement tersebut adalah:

Tabel 3.3 Daftar Penilai Ahli

No Nama Lokasi

1 Dr. Sri Widati, M.Pd. Pendidikan Khusus-UPI

2 Dra. Mimin Tjasmini, M.Pd. Pendidikan Khusus-UPI 3 Sri Kusbinah J, S.Pd., M.M. SLB Az-Zakiyah

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Uji Validasi

No Kriteria Persentase

1 Valid 80%-100%

2 Kurang Valid/Ragu-ragu 50%-79%


(30)

48

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

Tabel. 3.5

Hasil Perhitungan Uji Validasi

Butir Instrumen Bobot Penilaian Persentase (%) Keterangan Cocok Tidak Cocok

1 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

2 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

3 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

4 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

5 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

6 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

7 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

8 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

9 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

10 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

11 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

12 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

13 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

Hasil uji validitas instrumen melalui judgement para ahli di atas diperoleh hasil 100%. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan dapat dikatakan valid.

3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:193) “terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data.” Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes perbuatan dalam melakukan aktivitas motorik kasar dan motorik halus. Tes adalah serentetan pertanyaan atau soal untuk mengetahui kemampuan seseorang. Menurut Arikunto (2007:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau


(31)

49

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.”

Tes perbuatan dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan motorik subjek pada tiga fase, yaitu pada fase baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan awal subjek, fase intervensi (B) untuk mengetahui ketercapaian keterampilan subjek selama mendapat perlakuan, dan fase baseline-2 (A-2) untuk mengetahui kemampuan subjek setelah diberikan perlakukan.

Fase baseline-1 (A-1) anak diberikan tes yaitu merayap dengan memperhatikan pola tangan dan kaki, merangkak dengan memperhatikan pola tangan dan kaki, berjinjit dengan menaikkan dan menurunkan badanmu sesuai pola irama, dan berjalan dengan bermacam-macam cara berjalan seperti berjalan ke kanan dan ke ke kiri, berjalan maju mundur, serta berjalan di tempat, menggerakkan tangan dengan mengikuti irama seperti menggerakkan kedua tangan ke atas dan ke bawah, menggerakkan kedua lengan ke dalam dan ke luar, menggerakkan kedua pergelangan tangan ke atas dan ke bawah, memegang benda dengan menggunakan lima jari, empat jari, tiga jari dan dua jari.

Hal yang dilakukan pada fase intevensi adalah pemberian aktivitas permainan alat musik drum yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan motorik anak. Setelah pemberian intervensi yang dilakukan selama 2x 30 menit, kemudian instrumen tes yang dilakukan pada fase baseline-1 (A-1) diulangi kembali untuk melihat peningkatan kemampuan motorik yang terjadi setelah diberikan intervensi. Saat baseline-2 (A-2) dilaksanakan, tes yang sebelumnya kembali diberikan tanpa pemberian intervensi apapun.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul sebelum adanya kesimpulan. Setelah data terkumpul kemudian


(32)

50

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

data dianalisis dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan. Menurut Susetyo (2012:4) “statistika deskriptif adalah bagian dari statistika yang membahas cara pengumpulan dan penyajian data.” Gambaran perubahan perilaku yang lebih jelas tentang kemampuan motorik pada subjek yang awalnya berupa data angka-angka dapat lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk grafik.

“Pada penelitian Subject Single Research, grafik memegang peranan yang utama dalam proses analisis.” (Sunanto, 2006: 30) Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama yaitu, a. membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan b. memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membatu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Proses analisis dengan visual grafik dalam penelitian ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan motorik anak Cerebral Palsy tipe Spastik melalui permainan alat musik drum. Menurut Sunanto (2006:30) terdapat beberapa komponen penting dalam grafik antara lain sebagai berikut :

a. Absis adalah sumbu X yang nerupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal) b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang

menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi)

c. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala

d. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)

e. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman, misalnya baseline atau intervensi.

f. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

g. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.


(33)

51

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

Setelah data di lapangan diperoleh, selanjutnya data tersebut divisualisasikan ke dalam bentuk grafik garis sederhana yang dilanjutkan dengan menganalisis data tersebut. Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menganalisis data, yaitu:

a. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-1 dari subjek pada setiap sesinya.

b. Menghitung hasil pengukuran data pada fase intervensi dari subjek pada setiap sesinya.

c. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya.

d. Membuat tabel perhitungan hasil fase baseline, fase intervensi pada subjek setiap sesinya.

e. Menjumlahkan semua hasil yang diperoleh pada fase baseline-1, fase intervensi dan fase baseline-2 pada subjek setiap sesinya.

f. Membandingkan hasil pada fase baseline-1, fase intervensi dan pada fase baseline-2 dari subjek.

g. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi antara ketiga fase tersebut.

h. Membuat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

2. Analisis Data

Komponen-komponen analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Analisis dalam Kondisi

Analisis perubahan dalam kondisi adalah menganalisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis adalah sebagai berikut.

1) Panjang kondisi (Condition length), adalah banyaknya data point dalam kondisi yang menggambarkan banyaknya sesi pada tiap kondisi (baseline dan intervensi).


(34)

52

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

2) Estimasi kecenderungan arah (Estimate of trend direction), digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi. Terdapat dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik, yaitu dengan metode freehand dan metode split-middle. Metode tangan bebas (freehand) adalah mengamati secara langsung terhadap data poin pada suatu kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data poin menjadi dua bagian. Metode belah tengah (split-middle) adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data poin nilai ordinatnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode belah tengah (Split-Middle). Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut.

a) Membagi data menjadi dua bagian yaitu bagian kanan dan bagian kiri.

b) Membagi data bagian kanan dan bagian kiri masing-masing menjadi dua bagian.

c) Menentukan posisi median dari masing-masing belahan.

d) Menarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara median data bagian kanan dan data bagian kiri.

3) Kecenderungan stabilitas (Trend stability), menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data poin yang berada di dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data poin, dikalikan 100%.

4) Jejak data (Data path), yaitu perubahan data satu ke data lain dalam suatu kondisi, yang dapat terjadi dalam tiga kemungkinan yaitu: menaik, menurun, dan mendatar. Menentukan kecenderungan jejak data sama dengan menentukan estimasi kecenderungan arah.

5) Rentang (Range), yaitu selisih nilai terendah dan nilai tertinggi pada setiap fase.

6) Perubahan level (Level change), menunjukkan besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dan dapat dilihat dari selisih antara antara data terakhir dan data pertama pada setiap fase.


(35)

53

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

b. Analisis antar Kondisi

Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar kondisi, misalnya dari kondisi baseline ke kondisi intervensi. Komponen-komponen analisis antar kondisi meliputi:

1) Jumlah variabel yang diubah, sebaiknya difokuskan pada satu variabel terikat. 2) Perubahan kecenderungan dan efeknya, menunjukkan makna perubahan

target behavior yang disebabkan oleh intervensi.

3) Perubahan stabilitas, menunjukkan tingkat stabilitas perubahan dari serentetan data.

4) Perubahan level data, menunjukkan seberapa besar data berubah yang ditunjukkan oleh selisih antara data terakhir pada kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi).

5) Data overlap (tumpang tindih), yaitu terjadi data yang sama pada kedua kondisi, baseline dengan intervensi. Hal ini menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih, semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi


(36)

92

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa secara keseluruhan pemberian permainan alat musik drum yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik yang meliputi dua aspek yaitu ketepatan dan ketahanan.

Peningkatan kemampuan motorik subjek ditunjukkan dengan meningkatnya mean level (grafik mean level terlihat pada bab IV halaman 83). Sebelum diberikan latihan bermain alat musik drum, kemampuan motorik subjek pada aspek ketepatan dan ketahanan terbilang rendah. Setelah mendapatkan data pengukuran kemampuan motorik awal, subjek diberikan latihan bermain alat musik drum selama delapan kali pertemuan kemudian terjadi peningkatan kemampuan ditandai dengan mean level yang naik pada fase intervensi dan menaik lagi pada fase baseline-2.

Peningkatan mean level yang dijelaskan pada bab IV menunjukkan bahwa dengan permainan alat musik drum dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy tipe spastik. Hal itu terlihat dari peningkatan kemampuan sebelum diberikan intevensi, saat diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi kemampuan motorik subjek terus meningkat secara stabil.

Peneliti tidak mengesampingkan adanya faktor-faktor lain yang mempegaruhi meningkatnya kemampuan motorik subjek, adapun faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kondisi kesehatan dan psikologis, motivasi yang lemah, emosi yang tidak stabil, dan lingkungan yang kurang kondusif.


(37)

93

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu direkomendasikan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pihak Sekolah/Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi guru dan pihak sekolah dan dapat memanfaatkan informasi khususnya mengenai cara meningkatkan motorik anak cerebral palsy tipe spastik melalui latihan bermain alat musik drum sehingga kemampuan motorik dapat meningkat. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar prasarana alat-alat musik yang ada di sekolah khususnya alat musik drum dapat digunakan sebagai media pembelajaran ataupun sebagai alat latihan untuk meningkatkan kemampuan motorik. Selain itu, pihak sekolah diharapkan dapat mengembangkan ekstrakurikuler bidang kesenian bagi anak-anak yang membutuhkan dan anak-anak yang berbakat dalam bidang seni agar alat musik yang sudah lengkap dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan berbagai kemampuan anak.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan kepada peneliti lain karena hasil penelitian ini hanya berlaku bagi subjek yang diteliti. Oleh karena itu, ada baiknya jika dilakukan penelitian pada subjek lain dengan karakteristik yang berbeda. Selain itu peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian dengan desain penelitian yang berbeda seperti menggunakan desain A-B-A-B ataupun dengan metode penelitian yang lain. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan menggunakan media yang sama tetapi target behavior yang diteliti berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai media yang digunakan dan dapat menemukan hasil penelitian lain.


(38)

94

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Assjari, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Bandung: Ditjen Dikti, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Cooper, C. (2008). Baby Care untuk Ayah. Jakarta: Esensi Erlangga Group. Decaprio, R. (2013). Aplikasi Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta:

DIVA Press.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Fox, A.M. (2006). A Guide to Cerebral Palsy. Kanada: Canadian Cerebral Palsy Association.

Guy, J. and Neve, A. (2005). Music Therapy and Cerebral Palsy, Copyright. San Diego: MTCCA.

Hidayati, Z. (2010). Anak Saya Tidak Nakal, Kok. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Miller, F., et.al. (2006). Cerebral Palsy A Complete Guide for Caregiving. Maryland: The Johns Hopkins University Press.

Munawar, P. (2010). Fungsi Alat Musik. [Online]. Tersedia: http://senturi09.wordpress.com/2010/07/21/fungsi-alat-musik/. [26 Juli 2013].

Muslim, AT dan Sugiarmin, M. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. Bandung: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Phyruhize. (2012). Mengenal Jenis-jenis Alat Musik. [Online]. Tersedia: [http://www.phyruhize.com/2012/07/mengenal-jenis-jenis-alat-musik.html. [26 Juli 2013].

Purnamasari, A. (2006). Kamus Perkembangan Bayi dan Balita. Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Rahyubi, H. (2012). Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.


(39)

95

Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Pengaruh Permainan Alat Musik Drum Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik SLB Az-Zakiyah

Ranti, N. (2011). Penggunaan Alat Musik Djembe untuk Meningkatkan Aspek Kekuatan, Ketepatan dan Ketahanan Peserta Didik Cerebral Palsy Spastik di SLB-D YPAC BANDUNG. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Rasyid, F. (2010). Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Jogjakarta: Diva Press. Setiawan, D. (2011). Master of Drum. Jakarta: PT Suka Buku.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sunanto, J., et al. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press. Susetyo, B. (2012). Statistik untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika

Aditama

Tim Dewan Skripsi Jurusan PLB. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Bandung: Jurusan PLB.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung: UPI Press.

Widoyoko, SEP. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


(1)

2) Estimasi kecenderungan arah (Estimate of trend direction), digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi. Terdapat dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik, yaitu dengan metode freehand

dan metode split-middle. Metode tangan bebas (freehand) adalah mengamati secara langsung terhadap data poin pada suatu kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data poin menjadi dua bagian. Metode belah tengah (split-middle) adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data poin nilai ordinatnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode belah tengah (Split-Middle). Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut.

a) Membagi data menjadi dua bagian yaitu bagian kanan dan bagian kiri.

b) Membagi data bagian kanan dan bagian kiri masing-masing menjadi dua bagian.

c) Menentukan posisi median dari masing-masing belahan.

d) Menarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara median data bagian kanan dan data bagian kiri.

3) Kecenderungan stabilitas (Trend stability), menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data poin yang berada di dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data poin, dikalikan 100%.

4) Jejak data (Data path), yaitu perubahan data satu ke data lain dalam suatu kondisi, yang dapat terjadi dalam tiga kemungkinan yaitu: menaik, menurun, dan mendatar. Menentukan kecenderungan jejak data sama dengan menentukan estimasi kecenderungan arah.

5) Rentang (Range), yaitu selisih nilai terendah dan nilai tertinggi pada setiap fase.

6) Perubahan level (Level change), menunjukkan besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dan dapat dilihat dari selisih antara antara data terakhir dan data pertama pada setiap fase.


(2)

53

b. Analisis antar Kondisi

Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar kondisi, misalnya dari kondisi baseline ke kondisi intervensi. Komponen-komponen analisis antar kondisi meliputi:

1) Jumlah variabel yang diubah, sebaiknya difokuskan pada satu variabel terikat. 2) Perubahan kecenderungan dan efeknya, menunjukkan makna perubahan

target behavior yang disebabkan oleh intervensi.

3) Perubahan stabilitas, menunjukkan tingkat stabilitas perubahan dari serentetan data.

4) Perubahan level data, menunjukkan seberapa besar data berubah yang ditunjukkan oleh selisih antara data terakhir pada kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi).

5) Data overlap (tumpang tindih), yaitu terjadi data yang sama pada kedua kondisi, baseline dengan intervensi. Hal ini menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih, semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa secara keseluruhan pemberian permainan alat musik drum yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan motorik anak cerebral palsy tipe spastik yang meliputi dua aspek yaitu ketepatan dan ketahanan.

Peningkatan kemampuan motorik subjek ditunjukkan dengan meningkatnya mean level (grafik mean level terlihat pada bab IV halaman 83). Sebelum diberikan latihan bermain alat musik drum, kemampuan motorik subjek pada aspek ketepatan dan ketahanan terbilang rendah. Setelah mendapatkan data pengukuran kemampuan motorik awal, subjek diberikan latihan bermain alat musik drum selama delapan kali pertemuan kemudian terjadi peningkatan kemampuan ditandai dengan mean level yang naik pada fase intervensi dan menaik lagi pada fase baseline-2.

Peningkatan mean level yang dijelaskan pada bab IV menunjukkan bahwa dengan permainan alat musik drum dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan motorik dalam aspek ketepatan dan ketahanan pada anak cerebral palsy tipe spastik. Hal itu terlihat dari peningkatan kemampuan sebelum diberikan intevensi, saat diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi kemampuan motorik subjek terus meningkat secara stabil.

Peneliti tidak mengesampingkan adanya faktor-faktor lain yang mempegaruhi meningkatnya kemampuan motorik subjek, adapun faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kondisi kesehatan dan psikologis, motivasi yang lemah, emosi yang tidak stabil, dan lingkungan yang kurang kondusif.


(4)

93

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu direkomendasikan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pihak Sekolah/Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi guru dan pihak sekolah dan dapat memanfaatkan informasi khususnya mengenai cara meningkatkan motorik anak cerebral palsy tipe spastik melalui latihan bermain alat musik drum sehingga kemampuan motorik dapat meningkat. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar prasarana alat-alat musik yang ada di sekolah khususnya alat musik drum dapat digunakan sebagai media pembelajaran ataupun sebagai alat latihan untuk meningkatkan kemampuan motorik. Selain itu, pihak sekolah diharapkan dapat mengembangkan ekstrakurikuler bidang kesenian bagi anak-anak yang membutuhkan dan anak-anak yang berbakat dalam bidang seni agar alat musik yang sudah lengkap dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan berbagai kemampuan anak.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan kepada peneliti lain karena hasil penelitian ini hanya berlaku bagi subjek yang diteliti. Oleh karena itu, ada baiknya jika dilakukan penelitian pada subjek lain dengan karakteristik yang berbeda. Selain itu peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian dengan desain penelitian yang berbeda seperti menggunakan desain A-B-A-B ataupun dengan metode penelitian yang lain. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan menggunakan media yang sama tetapi target behavior yang diteliti berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai media yang digunakan dan dapat menemukan hasil penelitian lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Assjari, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Bandung: Ditjen Dikti, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Cooper, C. (2008). Baby Care untuk Ayah. Jakarta: Esensi Erlangga Group. Decaprio, R. (2013). Aplikasi Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta:

DIVA Press.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Fox, A.M. (2006). A Guide to Cerebral Palsy. Kanada: Canadian Cerebral Palsy Association.

Guy, J. and Neve, A. (2005). Music Therapy and Cerebral Palsy, Copyright. San Diego: MTCCA.

Hidayati, Z. (2010). Anak Saya Tidak Nakal, Kok. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Miller, F., et.al. (2006). Cerebral Palsy A Complete Guide for Caregiving. Maryland: The Johns Hopkins University Press.

Munawar, P. (2010). Fungsi Alat Musik. [Online]. Tersedia:

http://senturi09.wordpress.com/2010/07/21/fungsi-alat-musik/. [26 Juli 2013].

Muslim, AT dan Sugiarmin, M. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. Bandung: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Phyruhize. (2012). Mengenal Jenis-jenis Alat Musik. [Online]. Tersedia: [http://www.phyruhize.com/2012/07/mengenal-jenis-jenis-alat-musik.html. [26 Juli 2013].

Purnamasari, A. (2006). Kamus Perkembangan Bayi dan Balita. Jakarta: Esensi Erlangga Group.


(6)

95

Ranti, N. (2011). Penggunaan Alat Musik Djembe untuk Meningkatkan Aspek Kekuatan, Ketepatan dan Ketahanan Peserta Didik Cerebral Palsy Spastik di SLB-D YPAC BANDUNG. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Rasyid, F. (2010). Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Jogjakarta: Diva Press. Setiawan, D. (2011). Master of Drum. Jakarta: PT Suka Buku.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sunanto, J., et al. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press. Susetyo, B. (2012). Statistik untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika

Aditama

Tim Dewan Skripsi Jurusan PLB. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Bandung: Jurusan PLB.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung: UPI Press.

Widoyoko, SEP. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


Dokumen yang terkait

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Neuro Developmental Treatment Terhadap Kemampuan Gross Motor Berdiri Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

0 4 12

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI UNTUK PENDERITA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI DI PNTC KARANGANYAR Penatalaksanaan Fisioterapi Untuk Penderita Cerebral Palsy Spastik Diplegi Di PNTC Karanganyar.

1 6 20

PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBERDAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI.

1 4 43

KEGIATAN MERONCE MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB AZ-ZAKIYAH.

8 46 40

PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK.

15 88 40

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

0 0 52

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KIRIGAMI PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB RELA BHAKTI I GAMPING.

1 1 211

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN DAN KELENTURAN MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MENGGOSOK GIGI PADA ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK - repository UPI S PLB 1102969 Title

0 0 3

PENGARUH MEMAINKAN ALAT MUSIK XILOFON TERHADAP PENINGKATKAN KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG - repository UPI S PLB 1101898 Title

0 0 3

this PDF file PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK | Sutisna | PEDAGOGIA 1 PB

0 1 8