PLNGEMBANGAN MODEL KIRIKULUM DAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA.

7

PLNGEMBANGAN MODEL KIRIKULUM DAN PEMBELAJARAN
INKUIRI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
LANJUTAN TINGKAT PERTAMA

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Universitas Pendidikan Indonesia Guna mc menu hi

salah satu sayarat untuk menyelesaikanJenjang Pendidikan Strata 2
Dalam Bidang Pengembangan Kurikuium

O

Oieh :
R. MASYKUR
9 8 9 5 9 5

PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2001

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Tahap {j

Pembimbing 1,

>«>s^

Prof. DR. HI. mna Syaodih Sukmadiiiata

Pembimbina 11

DR. Hj. Mulyani Sumaniri, M.SC

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ABSTRAKSI

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat cepat, sehingga menimbulkan berbagai perubahan di
masyarakat, baik menyangkut ekonomni, sosial maupun budaya. Hal ini
merupakan tantangan bagi dunia pendidikan untuk memberikan jawaban

terhadap isu-isu yang sedang berkembang baik yang berhubungan
dengan masalah kualitas sumber daya maupun dengan kurikulum yang
berikaku sekaramng.
Kurikulum dengan dunia pendidikan, satu sama lain tidak bisa

dipisahkan. Dua hal inilah yang bisa dijadikan ukuran untuk melihat maju
dan mundumya suatu negara. Oleh karena itu perencanaan kurikulum
harus mempertimbangkan kemampuan siswa dan apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat saat itu.

Didasarkan atas perhatian dan kepentingan terhadap pendidikan

maka pemerintah memberikan peluang untuk berkembangnya pendidikan
seperti telah tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan nasional
No. 2 tahun 1989. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupari bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan
rohani, yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka dalam undang-undang

sistem pendidikan nasional pasal 39 dikemukakan bahwa : (1) Isi
kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan penyeleggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan
dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, (2) Isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan pancasila, agama dan pendidikan kewarganegaraan.
Berlatar belakang pada rumusan tersebut maka PAI mempunyai
tempat yang strategis pada semua jalur dan jenjang persekolahari.


Pendidikan agama merupakan bidang ajaran dan kajian yang sangat
fundamental dalam pembentukan manusia secara utuh, yaitu manusia
yang berkembang akalnya, berwawasan ilmu pengetahuan yang tinggi,
cerdas dan terampil, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki semarigat
kebangsaan dan kegotong royongan.
Dengan melihat hakikat pendidikan agama Islam di atas.maka
pendidikan akal atau raslo tidak kalah pentingnya dalam pembentukan
kepribadian manusia secara utuh. Peran guru sebagai pendidik dituntut
untuk menyajikan model kurikulum dan pembelajaran yang dapat
mengembangkan potensi anak didik ke arah kemapuan berfikir secara
kritis dan kreatif.

Salah satu model kurikulum dan pembelajaran yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini adalah inkuiri. Model ini dapat
Thesi&^Mas5tar/989797/Pen^on/UPI/Bandung

menimbulkan kreatifitas pada siswa, memberikan kebebasan menyusun

pertanyaan dan mengemukakan pendapat secara


lisan

atau verbal,

menimbulkan komunikasi dan kerja sama

Kondisi sekarang ini nampaknya pendidikan agama Islam masih

jauh dari harapan-harapan orang tua serta kurang memperhatikan
terhadap pengembangan potensi-potensi anak didik ke arah pribadi
muslim yang memiliki integritas di atas sehingga dampak yang terasa saat
ini adalah menurunnya hasil kualitas pendidikan terutama menyangkut
nilai moral dalam kehidupan sehari-hari para remaja. Salah satu faktor

penyebab hal itu menyangkut masalah guru dimana disinyalir bahwa
dalam melaksanakan tugasnya dimuka kelas berjalan secara rutin tanpa

memperhatikan dan mempergunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat kebutuhan siswa dan kurang dapat menyesuaikan dengan
situasi yang berkembang dalam kelas. Faktor berikutnya adalah

menyangkut struktur program PAI yang lebih diarahkan pada aspek materi
pengetahuan dan tujuan, sehingga dalam prosesnya guru lebih mengarah
pada pencapaian materi dan tujuan. Oleh karena itu materi PAI di SLTP
perlu disederhanakan dan siswa diberikan kesempatan yang lebih banyak
untuk

memahami.mendalami serta mengamalkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini akan mencoba
sekaligus mencari jalan keluar dari persoalan-persoalan yang dihadapi
oleh dunia pendidikan agama Islam yang dituangkan dalam judul
"PENGEM BANGAN MODEL KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
INKUIRI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SLTP".

Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan tesis ini memberikan
sedikit sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan agama Islam.


Thesi&/R.Nlas>kur/989797/Pengkur/UPI/Bandung

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN

UCAPAN TERIMA KASIH/PENGIIARGAAN

KATA PENGANTAR

i

ABSTRAKSI.

«

DAFTAR ISI

iv


DAFTAR LAMPIRAN

vi

BAB

I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah

BAB

II

1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah


11

C. Definisi Operasional

15

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

17

LANDASAN TEORI

A. Hakikat dan Pengertian Pendidikan Agama Islam

1. Hakikat Pendidikan Agama Islam
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

19
20


B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

1. Fungsi Pendidikan Agama Islam
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

:.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

24
26
27

D. Kurikulum Inkuiri Dalam Pendidikan Agama

Islam

:...".'


29

1 Tujuan pembelajaran Inkuiri

34

2Pendekatan pembelajaran Inkuiri

35

3. Jenis-jenis inkuiri

38

E. Faktor-faktor yang Mendukung Pelaksanaan KBM
Pendidikan Agama Islam Dalam Pembelajaran
Inkuiri

48
iv

BAB

III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

a. Tahapan Penelitian
b. Subjek Penelitian

56
56

c. Instrumen Penelitian
d. Lokasi Penilitian dan Waktu Penelitian
e. Analisis dan Penafsiran Data

56
58
59

B. Disain Perencanaan Model Pembelajaran Inkuiri
Dalam Pendidikan Agama Islam
BAB

IV

54

60

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Prasurvai

65

B. PerencanaanPengembangan Model PembelajaranInkuiri
Dalam Pendidikan Agama Islam

BAB

V

72

C. Interpretasi Terhadap Hasil Penelitian

90

D.Pembahasan Terhadap Hasil Penelitian

91

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

96

B. Rekomendasi

107

DAFTAR PUSTAKA

HO

LAMPIRAN-LAMPIRAN

124

BAB I

A.

Latar Belakang Masalah

Maju dan mundurnya suatu negara, sangat ditentukan oleh sumber

daya manusia yang berkualitas. Dalam GBHN (1993 : 158) ditetapkan

bahwa

pembangunan

jangka

panjang

ke

dua

diarahkan

untuk

meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia agar makin
maju, mandiri dan sejahtera. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
melalui pembangunan pendidikan yang akan terus dilanjutkan untuk

meningkatkan mutu pendidikan sehingga mampu menghasilkan manusia
pembangunan yang berkualitas yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
kepada

Tuhan

Yang

Maha

Esa,

berbudi

pekerti

yang

luhur,

berkepribadian, mandiri, maju, teramprl, berdisiplin, beretos, bertanggung

jawab, tangguh, sehat, cerdas, patriotik, kreatif, produktif dan profesional.
Dari uraian manusia yang berkualitas tersirat di dalamnya dua hal,

yaitu mutu substansi pengetahuan yang harus dikuasai dan mutu moral
yang harus dimiliki.Moral yang kita bentuk pada manusia Indonesia adalah
moral dilandasi oleh nilai-nilai ketakwaan dan keimanan. Dengan demikian

pendidikan menyangkut makna dan tujuan yang lebih jauh dari sekedar

menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa, melainkan termasuk
menciptakan situasi, mengarahkan, mendorong dan membimbtng aktifrtas
belajar siswa ke arah perkembangan yang oftimal, (Nana S.1983:8) dan (
Hill, 1982; 267)

Thesis/R.Mas>1oir/989797/Pen^air/UPI/Bandiing

1

Berdasarkan uraian di atas, maka pendidikan merupakan salah

satu faktor yang penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu

banyak sekali manusia yang berkepentingan terhadap pendidikan. Karena

kepentingannya itu ,maka lahirlah berbagai interpretasi tentang pengertian
pendidikan, diantaranya ; pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama, Ahmad

D.Marimba (1974:19). Pendapat lain dikatakan bahwa pendidikan adalah
serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan,

dalam rangka

memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya menuju
manusia dewasa yang bertanggung jawab, Zahara Idris (1983:10).

Pendidikan merupakan termometer yang dapat

mengukur

kemajuan suatu bangsa,sehingga maju dan berkembangnya, sangat

tergantung kepada pendidikan yang beriaku dikalangan mereka. M. Natsir
(1973:77) berpendapat bahwa "maju mundurnya salah satu kaum
bergantung sebagian besar kepada pelajaran dan pendidikan yang
beriaku dalam kalangan mereka. Tidak ada satu bangsa yang terbelakang

menjadi maju melainkan sesudahnya mengadakan dan memperbarki
didikan anak-anak dan didikan pemuda-pemuda mereka, seperti halnya

dilakukan oleh negara-negara Asean seperti; Singapura, Malaysia dll.
Para filosof terkenat seperti ; Plato dari Yunani, Pestalozi dari

Swis, Spencer dari Ingris dan Kant dari Jerman, dalam Mahmud Ahmad

(I99I:I8) berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah

ThesiVR_Mas>kur/989797/Pe^kurAJPI/Bandung

menuju

2

kesempurnaan jiwa.Oleh karena itu pendidikan dapat diartikan sebagai
suatu proses untuk menyampaikan sesuatu menuju kesempurnaan , baik

aspek jasmani maupun aspek rohani. Dengan kata lain pendidikan adalah
usaha

membentuk

manusia

secara

keseluruhan,

yaitu

aspek

kemanusiaanya secara utuh.lengkap dan terpadu menuju kepribadian
yang sempurna, Zakiah Daradjat (1996:72).
Didasarkan atas perhatian dan kepentingan terhadap pendidikan

maka pemerintah memberikan peluang untuk berkembangnya pendidikan
seperti telah tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan nasional
No. 2 tahun 1989. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa

pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan

rohani,

yang

mantap

dan

mandiri

serta

rasa

tanggung

jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka dalam undang-undang

sistem pendidikan nasional pasal 39 dikemukakan bahwa : (1) 1st
kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk

mencapai tujuan penyeleggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan
dalam rangka upaya pericapaian tujuan pendidikan nasional, (2) Isi
kurikulum setiap jenis, jaiur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan pancasila, agseaa dan pendidikan kewarganegaraan.

T^esis/R.Mas>icur/98^97/Peng}air/UPI/Bandung

3

Berlatar belakang pada rumusan tersebut maka PAI mempunyai

tempat yang strategis pada semua jalur dan jenjang persekolahan.
Pendidikan agama merupakan bidang ajaran dan kajian yang sangat
fundamental dalam pembentukan manusia secara utuh, yaitu manusia

yang berkembang akalnya, berwawasan ilmu pengetahuan yang tinggi,
cerdas dan terampil, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki semangat
kebangsaan dan kegotong royongan.

Pendidikan agama memiliki peranan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia sebagai tata nilai, pedoman, pembimbing dan

pendorong atau penggerak untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Oleh karena itu agama wajib diketahui, dipahami, diyakini dan diamalkan,

sehingga menjadi dasar kepribadian bangsa Indonesia. Amir Faisal (1995
: 27) berpendapat bahwa pendidikan agama Islam memberikan motivasi
hidup dan kehidupan serta merupakan sarana pengembangan dan

pengendalian diri yang sangat penting. Ajaran agama mengatur hubungan
manusia dengan tuhan, manusia dengan dirinya, manusia dengan
manusia dan manusia dengan alam atau makhluk lainnya yang menjamin

keserasian dari keseimbangan dalam hidup manusia, baik sebagai

anggota pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dalam mencapai
kualitas hidup lahir dan bathin. Dengan kata lain hakikat pendidikan

agama Islam itu adalah pendidikan yang mementingkan terhadap
perkembangan akal dan instuisinya, rohani dan jasmaninya akhlak dan
keterampitannya, Abdul Qodir Jaelani (1990:3).

Thesis/R.Mas>1oir/989797/PengJair/UPL/Bandung

4

Dengan melihat hakikat pendidikan agama Islam di atas maka
pendidikan akal atau rasio tidak kalah pentingnya dalam pembentukan
kepribadian manusia secara utuh. Oleh karena itu peran guru sebagai
pendidik dituntut untuk menyajikan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan potensi anak didik kearah kemapuan berfikir secara
kritis dan kreatif.

Dalam buku " Models of Teaching" yang dikarang Bruce Joyce
dan Marsha Weil (1980 : 13 ) ada 25 buah model pembelajaran yang
dibagi atas 4 rumpun besar. Dari sekian model pembelajaran, penulis
akan mencoba menerapkan sekaligus mengembangkannya salah satu
model yaitu inkuiri dalam pendidikan agama Islam. Model ini dapat
menimbulkan kreatifitas pada siswa, memberikaan kebebasan menyusun

pertanyaan dan mengemukakan pendapat secara

lisan

atau verbal,

menimbulkan komunikasi dan kerja sama, (Dahlan, 1990 : 43).
Alasan lain model inkuiri ini sesungguhnya cukup memberikan
hasil yang baik bila digunakan dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosial, (Nana.
S.1988 : 145), dan model ini berorientasi pada pengalaman siswa (Bruce
Joyce dan Marsha Weil, 1980 : 311). Walaupun model ini dikembanokan
untuk bidang studi Ilmu pengetahuan alam akan tetapi prosedurnva dapat

digunakan untuk semua mata pelaiaran. setrap topik dapat diformulasi
sebagai suatu situasi teka-teki vang merupakan bahan untuk berinkuiri
(Dahlan. 1990:41).

Kondisi sekarang ini nampaknya pendidikan agama Islam masih

Thesis/R.Masyfcur/989797/Pen^air/UPI/Bandung

5

jauh dari harapan-harapan orang tua serta kurang memperhatikan
terhadap pengembangan potensi-potensi anak didik ke arah pribadi
muslim yang memiliki integritas di atas sehingga dampak yang terasa saat

ini adalah menurunnya hasil kualitas pendidikan terutama menyangkut

nilai moral dalam kehidupan sehari-hari para remaja. Salah satu faktor
penyebab hal itu menyangkut masalah guru dimana disinyalir bahwa

dalam melaksanakan tugasnya dimuka kelas berjalan secara rutin tanpa
memperhatikan dan mempergunakan metode pembelajaran yang sesuai

dengan tingkat kebutuhan siswa dan kurang dapat menyesuaikan dengan
situasi

yang

berkembang dalam

kelas.

Faktor berikutnya

adalah

menyangkut struktur program PAI yang lebih diarahkan pada aspek materi
pengetahuan dan tujuan, sehingga dalam prosesnya guru lebih mengarah
pada pencapaian materi dan tujuan. Oleh karena itu materi PAI di SLTP
periu disederhanakan dan siswa diberikan kesempatan yang lebih banyak
untuk

memahami.mendalami serta

mengamalkan

dalam

kehidupan

sehari-hari. Dengan beban yang tidak tertalu banyak, maka guru akan
lebih banyak kesempatan untuk menyusun dan mengembangan dalam
proses pembelajaran. Faktor lain juga menyangkut, aspek evaluasi yang
diterapkan lebih banyak mengarah pada aspek-aspek kognitif saja,

sedang aspek-aspek yang lainnya kurang mendapatkan perhatian. Hal ini
dibuktikan dalam kegiatan catur wulan, dimana evaluasi tersebut selalu
berbentuk pemberian soal yang harus dijawab oleh siswa dan mengarah
pada salah satu aspek kognitif saja.

Thesis/R.Masykur/989797/Pen^cur/UPI/Bandung

6

Beberapa hasil penelitian, seperti yang dikemukakan oleh : (1)
lim Wasliman ( 2000:3) Selama ini proses pembelajaran PAI belum
mampu

menyentuh secara

keseluruhan aspek-aspek afektif dan

psikomotorik, sehingga apa yang kita lihat sekarang ini, PAI hanya
berlangsung

sebatas

penyampaian

disiplin

ilmu.

Apabila

PAI

ini

diimplementasikan bukan dalam disiplin ilmu maka, persoalan-persoalan

yang menyangkut moral atau akhlak akan terjawab. Dengan demikian
Pendidikan Agama Islam, harus diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak hannya diberikan dalam bentuk "transfer of

knowledge" semata. (2) Hasil penelitian C.E. Beeby dalam Adang

Hariawan

(1995:4) yang melaporkan bahwa proses pembelajaran

ditingkat sekolah lanjutan berlangsung sebagai berikut : Guru berbicara
dan biasanya menulis catatan dipapan tulis (dan ini rata-rata memakan
waktu separo jam pelajaran), murid mendengarkan secara pasif. Ada sisa
waktu yang singkat untuk tanya jawab sedangkan pertanyaan-pertanyaan
bersifat rutin dan menyimpulkan saja, murid-murid kemudian mencatat
apa yang didikte kan dan jika masih ada wkatu guru memberi
penjelasannya sekedarnya, bahkan hanya sekali-kali saja sang guru

memberikan
dilakukan

pandangan atau tafsiran.
oleh

Agus

Fachrudin

(3)

Hasil

(1998:102)

penelitian

diungkapkan

yang
bahwa

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum selama ini selalu berorientasi

kepada materi pelajaran dan guru berperan sebagai penyampai informasi

serta siswa sebagai penerima informasi. Dengan melihat pola mengajar

Thesis/R.Masjiair/989797/Pengkur/UPI/Bandnng

7

seperti

di

atas

mengembangkan

maka

proses

kemampuan

pendidikan

peserta

didik

di

atas

kearah

tidak
yang

dapat
optimal.

Seharusnya guru itu harus ditempatkan bukan hanya sebagai penyampai
informasi melainkan sebagai pembimbing peserta didik dan berorientast

pada peningkatan prilaku politik apektif dan psikomotorik. (4) Hasil
penelitian eksperimental yang dilakukan oleh,

Hilda Taba (1968)

dalam Disertasi Nana Syaodih S. (1983:136), mengatakan bahwa

"aktifitas guru yang berupa meminta imformasi, meminta penjelasan,
meminta generalisasi, meminta pemikiran kongrit dan meminta pemikiran
abstrak sederhana dari siswa, mempunyai sumbangan nyata terhadap

perkembangan perkembangan ketrampilan kognitif siswa. Dengan melihat
hasil penelitian ini, guru diberi peran untuk membawa para siswanya
mengembangkan kemampuan berfikir. Oleh karena itu kemampuan guru

dalam penerapan model mengajar yang

melatih kemampuan tersebut,

seperti model inkuiri sangat diperlukan.
Kenyataan

di

lapangan

menunjukan

bahwa

guru

sebagai

pelaksana kurikulum masih banyak yang keliru tentang metodologi

mengajar. Mereka artikan bahwa metodologi mengajar itu adalah cafa
penguasaan terhadap bahan pelajaran dan

menerangkan kembali

didepan kelas. Pendapat itu tentu saja keliru karena hakekat tugas guru
bukan hanya mengajarkan isi buku atau bab melainkan tugas yang
sebenarnya adalah mencapai tujuan pengajaran.

Roestiyah N.K, (1982 :

11 ) telah berpendapat bahwa dalam

Thesis/R.Nlas>tor/989797/Pen^cnr/UPI/Bandung

8

proses belajar mengajar sekurang-kurangnya ada dua aspek yang harus
mendapat perhatian yaitu didaksiologi dan metodologi.

Didaksiologi

adalah ilmu yang diperiukan untuk dapat mengajar dengan baik

sedangkan metodologi adalah serentetan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik dalam upaya menggairahkan dan mengaktifkan anak didik
tentang apa yang dipelajari bark ketika masih berada dalam kelas maupun

di luar kelas ( Ali Kh'olil Al Ainain, 1980 : 218) hal ini sesuai dengan
pendapat Solid Abdul Aziz ( 1971:149) yang mengatakan bahwa dalam
pelaksanaan

program

pendidikan

agama,

metodologi

pendidikan

mempunyai peranan dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu
program pembelajaran. Oleh karena itu keserasian penggunaan metode
sangat tergantung pada pengetahuan guru tentang metodologi yang diuji
oleh pengalaman guru itu sendiri.

Abu Achmadi (1986:109) berpendapat bahwa ada beberapa hal

yang harus drperhatikan dalam penggunaan metode mengajar yaitu:
1) Metode

mengajar

yang

digunakan

harus

dapat

menjamin

perkembangan kegiatan murid

2) Metode

mengajar

yang

digunakan

harus

dapat

memberikan

kesempatan bagi ekspresi yang kreatif dari kepribadian murid.

3) Harus dapat merangsang keinginan murid untuk melakukan eksplorasi
dan inovasi.

4) Harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

Thesis/R.Masj'kur/989797/Pengkur/UPI/Baiidung

9

5) Harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalistis.

6) Harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap

utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan

melihat

pendapat tersebut

melaksanakan proses belajar mengajar

di

atas

guru

pendidikan agama

dalam

Islam

seharusnya memiliki keterampilan dalam memilih dan mengembangkan
metode pembelajaran dan dapat mengaplikasikannya dengan tepat.

Dalam kurikulum 1994 guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan
berbagai pendekatan dan metoda pembelajaran. Oleh karena itu guru
dituntut

untuk

kreatif dalam

menjabarkan isi garis-garis program

pembelajaran, memilih materi dan metode yang sesuai dengan tujuan.
Berdasarkan kurikulum 1994 khususnya untuk pembelajaran pendidikan

agama Islam dapat digunakan beberapa pendekatan dan metode yang
mengacu kepada perkembangan kemampuan berfikir siswa Serta
berorientasi pada peningkatan prilaku kognitif, apektif dan psikomotorik.

Dengan melihat latar belakang di atas yang membicarakan
tenntang pendidikan secara teoritis dalam GBHN dan UU SPN No.2 tahun
1989 serta beberapa masalah mengenai implementasi pengajaran agama

di lapangan yang didasarkan hasil penelitian, maka penulis masih
menganggap periu untuk mengadakan penelitian secara empiris
mengenai proses pendidikan dalam ruang kelas melalui pengembangan
model pembelajaran inkuiri dalam pendidikaagama Islam.

Thesis^Mas>1car/989797/Pcn^air/UPI/Bandung

10

B. Perumusan Dan Pembatasan Masalah

Sebagai panduan awal untuk mengkaji fokus masalah tersebut

maka

selanjutnya digambarkan sebuah paradigma yang mengkaji

berkaitan komponen-komponen utama pendidikan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai berikut:

Lingkungan
Pendidik

interaksi

Kurikulum

Tujuan
isi

Pendidikan

proses

evaluasi

pendidikan
Peserta

"Alam -Sosial-Budaya-Politik-Ekonomi-Religi"

Bagan 11nteraksi dalam proses pendidikan
Dikutip dari Nana Syaodih S. dalam buku Prinsip dan Landasan
Pengembangan Kurikulum 1988 :3
Panduan konseptual di atas menunjukan bahwa komponen-

komponen yang menentukan kualitas berada pada suatu proses yang

saling berkaitan dan ketergantungan.

H.M. Arifm (1995:79) telah

memberikan gambaran serupa tentang keterkaitan antara komponen-

komponen tersebut seperti yang tefah terlihat dalam bagan di bawah ini

Thesis/R.Masykur/989797/Pengkur/UPI/Bandung

11

Input Instrumental

Pendidikan Metode Kurikulum Sarana dll.

Ig^S.

Out put

Kultur tradisi, kemajuan iptek, Ipoleksosbud dsb.
Input Enviromental

Bagan 2 komponen yang mempengaruhi terhadap proses pendidikan

Dari komponen-komponen di atas maka penulis akan mencoba
memfokuskan terhadap masalah yang akan diteliti yaitu faktor guru, siswa,

lingkungan sosial sebagai variabel pendahulu. Model pembelajaran yang
tepat, sebagai variabel proses dan aspek kognitif,afektif serta psikomotorik
sebagai variabel expected atau hasil yang diharapkan. Dari komponen

yang akan diteliti tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan
sebagai berikut:

Thesis/R-Mas>kur/989797/Pengknr/UPI/Bandung

12

Variabel pendahulu
Guru

Kemampuan
dalam

mengembangkan
dan
menerapkan

Variabel proses

metode atau model

pembelajaran

Variabel hasil

Model Mengajar
Pencapaian
Konsep

Siswa

-

- Kapasitas dasar IQ

- PeriUku Kognitit

Advance

- Perilaku Apektif

organizer

- BakatKhusus

Group
Investigation
Roll Playing

feW

- Motivasi
- Minat

- Kematangan

W

- Perilaku Psikomotor

Ikuiri
Dsb

-

- Kesiapan

Lingkungan Sosial
- Besar Kelas
-

Jumlah Jam

Pelajaran
- Hubungan

guru

dengan orang tua

- Guru dengan guru

dan kepala sekolah

Bagan 3 salah satu komponen pendidikan yang mempengaruhi
terhadap hasil pendidikan

Penjelasan dari bagan di atas adalah sebagai berikut:
-

Faktor Guru

baik dalam

mengatur strategi

pembelajaran

atau

menguasai sekaligus menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa merupakan faktor penentu dari keberhasilan
proses pendidikan.

-

Siswa merupakan Raw Input

menunjukan pada faktor-faktor yang

terdapat dalam diri individu dan memungkinkan seseorang dapat
Thesis/RMasykur/989797/Peru^oir/UPI/Bandung

13

belajar oleh karena itu aspek usia, bakat khusus, motivasi, minat,

kematangan, kapasitas dasar IQ dapat mempengaruhi peristiwa yang
terjadi di luar kelas .

-

Lingkungan sosial yang menyangkut, besar kelas dan jumlah jam
pelajaran, yang berhubungan dengan iklim sosial dan psikologis.

-

Model Mengajar suatu rencana atau pola yang digunakan dalam

kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk pendidik
di kelas dalam seting pelajaran ( Joice and Weil: 180:1 )
-

Hasil menunjukan kepada tingkat kualifikasi tertentu yang diharapkan
menurut tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan bertitik tolak dari uraian di atas maka penelitian ini akan
difokuskan terhadap model kurikulum dan

pembelajaran inkuiri dalam

pendidikan Agama Islam pada sekolah lanjutan tingkat pertama. Adapun
yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana

kondisi

guru,

siswa,

fasilitas

dalam

pelaksanaan

pembelajaran pendidikan Agama Islam yang berjalan selama ini di
SLTP. Dari masalah ini akan dikaji tentang situasi dan kondisi

pembelajaran PAI di SLTP dengan pertanyaan penelitian sebagai
berikut:

a. Bagaimana disain dan penerapan pembelajaran

PAI yang

berlangsung selama ini ?

b. Bagaimana kemampuan dan

aktifitas

siswa

ketika

proses

pembelajaran berlangsung ?

Thesis/R.Mas5-knr/989797/Pen^air/UPI/Bandung

14

c. Bagaimana ketersediaan fasilitas atau sumber belajar PAI di
sekolah ?

d. Bagaimana iklim sosial dan psikologis di lingkungan sekolah ?
2. Model kurikulum Inkuiri dan pembelajaran yang bagaimana,sehingga
cocok dalam pendidikan agama Islam di SLTP ?
Dari masalah yang kedua ini yang menjadi pertanyaan penelitiannya
'

adalah:

a. Bagaimana langkah-langkah pengembangan

model

kurikulum

inkuiri dalam pendidikan agama Islam ?

b. Bagaimana perencanaan pembelajaran inkuiri dalam pendidikan
agama Islam di SLTP ?

c. Bagaimana

pelaksanaan

model pembelajaran inkuiri dalam

pendididkan agama Islam di SLTP ?
d. Bagaimana bentuk akhir dari model kurikulum dan pembelajaran
inkuiri dalam pendidikan agama Islam di SLTP ?
C. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi tema penelitian dan memberikan

gambaran yang jelas mengenai sasaran yang akan diteliti, sekaligus
menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan dan menafsirkan

permasalahan penelitian. Oleh karena itu,

beberapa istilah yang

dipergunakan periu dijelaskan secara lebih operasional.

(a) Pengembangan dimaksudkan untuk memperbaiki pengetahuan guru
tentang proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam melalui

Thesis/R.Niasjtair/989797/Pengkur/UPI/Bandung

15

penerapan model inkuiri sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran PAI yang selama ini dianggap sebagai suatu masalah.

(b) Model kurikulum inkuiri adalah kurikulum yang berorentasi kepada
perkembangan dan kemampuan siswa. model ini bertujuan menolong
siswa untuk mengembangkan disiplin inteiektual serta keterampilan
yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan

jawaban atas dasar ingin tahu mereka, Joyce dan Weil (1980:62).
Model ini dilihat dari segi peningkatan pemberdayaan kualitas proses
pembelajaran PAI sangat signifikan.

(c) Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam kurikulum, untuk mengatur materi pelajaran dan memberi

petunjuk kepada pendidik di kelas dalam seting pengajaran atau
seting lainnya. Lebih jauh Bruce Joyce dan Marsha Weil ( 1980:1)
berpendapat:

A model of teaching is a plan or pattern that can be used to shape
curriculum (long, term, courses of studies) to design intructional
materials, and to guide instruction^ in the classroom and other
settings. As we describe models and discuss their uses,we will
find that the task of selecting apropriate models is complex and
that the forms of "good" teaching are numerous , depending on
our purposes.

Pendapat

lain

mengatakan

merupakan suatu pendekatan yang

bahwa

model

pembelajaran,

digunakan oleh guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan bagaimana
guru melaksanakan proses pengajaran melalui tahapan-tahapan tertentu
sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar secara sistematis, Nana

Thesis/R.Mas>'kur/989797/Pen^air/UPI/Bandung

16

Sudjana (1989:95)

(d) PAI adalah usaha sadar yang dilakukan guru pendidikan Agama Islam
melalui kegiatan bimbingan, dan atau latihan untuk menyiapkan
peserta didik meyakini dan memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran islam. (Kurikulum PAI, 1991 : 1). PAI pada SLTP bertujuan
untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman,

penghayatan dan

pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta

berakhlak

mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
inggi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menemukan model pembelajaran inkuiri dalam upaya meningkatkan
kualitas proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SLTP.
Dengan melihat tujuan umum dari penelitian ini maka tujuan
secara khusus adalah diarahkan untuk memperoleh hal-hal sebagai
berikut:

1.

Pelaksanaan pengajaran Pendidikan agama Islam yang berlangsung
selama ini.

2. Model perencanaan pengajaran pendidikan agama Islam di SLTP
yang bertumpu kepda model inkuiri.

The«s/R.Mas>1air/989797/Pengkur/UPI/Bandung

17

3. Ketersediaan pasilitas dan sumber belajar yang sangat membantu
terhadap proses inkuiri.

4. Iklim sosial dan psikologis yang mendukung terhadap proses inkuiri.
b.
1.

Kegunaan Penelitian
Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa melahirkan prinsip bagi upaya
memberikan kontribusi peningkatan kualitas proses pembelajaran
bidang studi PAI khususnya tingkat SLTP
2.

Secara Praktis

a. Memberikan stimulasi kepada guru dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran PAI di SLTP melalui perbaikan proses

belajar mengajar dengan menggunakan inkuiri sebagai suatu
strategi atau model metode mengajar.

b. Memberikan pengalaman kepada guru untuk merancang atau
menyusun rencana pengajaran dan penerapan inkuiri sebagai
suatu metode pembelajaran yang berorientasi kepada CBSA sesuai
dengan tuntutan kurikulum SLTP 1994.

c. Menerapkan Pendidikan Agama Islam sebagai instrumen untuk
melatih kemampuan berfikir siswa melalui metode inkuiri.

d. Merangsang minat dan motivasi siswa SLTP untuk belajar PAI
melalui tahapan inkuiri.

Thesis/R.Mas>lair/989797/Pen^air/UPI/Bandung

18

BAB III

METODOLOGI

PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dengan memperhatikan persoalan-persoalan saat ini terutama
merosotnya moral sebagian remaja dan hal ini

menandakan ketidak

berhasilan proses pendidikan, maka saat yang paling tepat sekarang ini
untuk

mengadakan

penelitian

yang

hasilnya

diharapkan

dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran khususnya pendidikan agama
Islam.

Sesuai dengan jenis permasalahan dan tujuan yang ingirt dicapai
yaitu mengembangkan model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan
agama Islam di SLTP, maka metode yang digunakan adalah pendekatan

penelitian dan pengembangan (research and development). Kegiatan ini
merupakan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

yang berhubungart dengan proses dan hasil pendidikan. Makin baik upaya
itu, makin efektif pula pencapaian hasil pendidikan

Pendekatan penelitian dan pengembangan (R&D) yang
dilakukan peneliti didasarkan atas pendapat : Borg and Gall ( 1983:773 )
yang berpendapat "Educational research and development (R&D) is a
process used

develop and validate educational products". Dengan

melihat pendapat di atas, maka (r&d) ini dilakukan secara siklus, artinya
pada setiap langkah yang dikembangkan selalu berorentasi kepada hasil
langkah sebelumnya.

Thesis^MM54cur/989797/Paigkur/UPI/Bandung

54

Borg dan Gall (1983:773) dalam bukunya "educational research"

mengemukakan bahwa dalam proses dan prosedur penelitian dan

pengembangan meliputi 10(sepuluh) langkah. Dari langkah-langkah yang
dikembangkan oleh Borg dan Gall tersebut, maka dalam penelitian ini
akan

disederhanakn

menjadi

3(tiga)

langkah

yaitu;

(a)

studi

pendahuluan,(b) perencanaan penyusunan model dan (c) pengembangan
dalam uji coba model. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah penelitain
pengembangan model digambarkan pada bagan sebagai berikut:
STUDI PENDAHULUAN

PERENCANAAN

PENGEMBANGAN MODEL

STUDI LITERATUR
Teori

UJI COBA

Hasil penelitian lerdahulu

TERBATAS
DesainKasar

(mplementasi

TT

Evaluasi

Tujuan
Kemampuan
peneliti

STUDI LAPANGAN

Proses pengajaraii
Kondisi dan kinerja

penyeinpurnaan

* Partisipasi

siswa

Prosedur

Kondisi dan kinerja

Uji kelayakan

guru

terbatas

r
UJI COBA
LEBIH LUAS

Sarana dan prasarana

belajar
Lingkungan sekolah

Desainluas

[mplementasi
Evaluasi

penyeinpurnaan

I
DESAIN

JFJNAL

Bagan 4

pengembangan

model

pembelajaran inkuiri

melalui

pendekatan "Research and development"

Thesis/R.Masjiair/989797/r^ngkur/UPLBandung

55

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah SLTP AL-Kautsar dan SLTPN 19

Bandar Lampung. Adapaun jumlah siswa yang dilibatkan dari masingmasing sekolah sebanyak tiga kelas dengan jenjang kelas dua. Ada

beberapa alasan terhadap

pemilihan subjek penelitian ini yaitu: (a)
»

tentang lokasi, dimana dua sekolah di atas berdasarkan tanggapan
masyarakat bahwa sekolah itu memiliki nilai lebih dalam pembinaan

mental keagamaan disertai dengan guru-guru PAI yang memiliki jenjang

pendidikan S1 dan pengalaman mengajar yang cukup. (b) tentang siswa
ketas dua. Hal ini didasarkan atas kajian psikologi yang menyatakan
bahwa usia 12-15 tahun adalah masa bertualang yang ditandai oleh
perkembangan intelek dan kemampuan nalar yang pesat, Rousseau dalan

Nana S. (1987:53). Dengan demikian jenjang kelas 2 tingkat SLTP masuk
kategori di atas

sehingga memungkinkan model pembelajaran inkuiri

dalam sebagaian materi pendidikan agama Islam, dapat diterapkan.
C.

Instrumen Penelitian
1.Observasi

Observasi

digunakan

untuk

mengumpulkan

data

dalam

implementasi model. Teknik observasi yang didasarkan pada pengalaman
langsung dianggap sebagai alat untuk mengetes suatu implementasi

model. 2. Teknik pengamatan dengan melihat sendiri tentang kemampuan
guru yang sebenarnya sehingga memungkinkan untuk memperoteh data

secara obyektif, 3. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa

TheSis/R.Ma^bir/989797/PerigkurAJPI/Bandung

56

atau kejadian yang penting sebagai bahan masukan untuk bahan
perbaikan penampilan guru. Adapun yang diobservasi adalah bnerkaiatan

dengan proses pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas, kinerja guru baik
dalam persiapan atau penyajian materi pembelajaran, kinerja siswa dalam
mengikuti pembelajaran, sarana prasarana yang dilibatkan dalam
penelitian.
2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini, digunakan untuk mengumpulkan

imformasi

tentang

bagaimana pandangan

guru terhadap

model

pembelajaran inkuiri dan hakikat pendidikan agama Islam, bagaimana

kinerja siswa terhadap proses pembelajaran PAI yang berlangsung
selama ini, bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar.

Melalui kegiatan wawancara dengan kepala sekolah, guru-guru dan para

siswa,

diharapkan

data

tentang

masalah

di

atas

dapat

dikumpulkan.Wawancara merupakan percakapan secara langsung antara
dua pihak untuk membuat suatu konstruksi mengenai orang, kegiatan,
perasaan dan sebagainya, merekonstruksi hal-hal yang sudah berJalu,

memproyeksikan suatu kemungkinan yang diharapkan terjadi. Jenis

interview yang digunakan adalah tidak terstruktur agar mendapatkan
jawaban secara terbuka sehingga mendaptkan informasi yang lengkap.
3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen digunakan untuk mengumpulkan berbagai

informasi khususnya untuk melengkapi data dalam rangka studi

Thesis/R.Ma^loir/989797/PenglcnimPI/Bandung

57

pendahuluan untuk

menjawab pertanyaan penelitian mengenai

pelaksanaan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam selama

rni.Adapun dokumen yang di anaiisis adalah yang berhubungan dengan
kurikulum seperti; silabus atau garis-garis program pengajaran PAI dan
yang berhubungan dengan latar belakang siswa.
4. Catatan

Harian

Catatan harian digunakan sebagai

atat observasi selama

pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh guru
atau untuk mengumpulkan data dalam studi pendahuluan.
5. Test

Dipakai untuk mendapatkan data tentang perolehan hasil belajar siswa.
D.Lokasi Penelitian dan waktu penelitian
t. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLTP tepatnya SLTP Al Kautsar
Bandar Lampung Kelas II Catur Wulan ke satu Dan SLTPN 19 Bandar
lampung.

Ada beberapa pertimbangan yang diambil dalam menentukan
lokasi penelitian ini, diantaranya:

1. SLTP Al Kautsar merupakan sekolah umum yang bemafaskan
Islam.

2. Para siswa sebagai irtputnya terdiri dari latar belakang yang
berbeda.

3. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis diketemukan

Thesis/RMa^'kur/989797/Pengkur/UPI/Bandung

58

beberapa masalah dalam proses belajar mengajar yang segera
harus

mendapatkan

pemecahannya

seperti

penerapan dan

penggunaan model pembelajaran, hasil pembelajaran belum
membawa perubahan sikap pada diri siswa dalam keseharian.
2. Waktu penelitian

Sesuai dengan perencanaan bahwa, penelitian ini akan dilakukan

pada bulan Juli sampai dengan akhir bulan Agustus tahun 2000. Jadi
penelitian dilapangan berlangsung dua bulan. Adapun kegiatan studi

pendahuluan atau pra survai telah dilakukan penetiti pada bulan Mei tahun
2000.

E. Analisis dan Penafsiran data

Dalam proses analisis dan penafsiran data,

penulis lebih

menfokuskan kepada melihat hubungan antara berbagai komponen atau
variabel pengajaran, yaitu mengenai;

(a) Kemampuan dan kinerja guru baik yang berhubunyan dengan
metode

mengajar, sumber

dan

media

mengajar

yang

dipergunakan maupun evaluasi yang dilaksanakan. Dalam

kemampuan dan kinerja guru di sini termasuk pemahaman
mereka terhadap pendidikan agama Islam dan model inkuri.

(b) kreativitas

dan

pembelajaran

peran
pendidikan

serta

siswa

agama

dalam

mengikuti

Islam.termasuk

hasil

belajaranya.

(c) Dukungan Sarana dan ikilim sosial serta iklim psikologis

Thesis/R.Masykur/989797/PengtanyUPI/Bandung

59

terhadap proses pembelajaran Pendidikan agama Islam.

Dari hasil analisis di atas, kemudian dijadikan

masukan dalam

pengembangan suatu model pembelajaran. Adapun dalam proses
pengembangan ini, di awali dengan uji coba di kelas mengenai model
pembelajaran tersebut, kemudian hasilnya dianalisis dengan pendekatan
kualitatif, yaitu; peneliti berusaha mehelaah secara seksama dalam waktu

bersamaan dan seterusnya dilakukan analisis dan revisi sebagai dasar
melakukan perbaikan terhadap uji coba berikutnya. Setelah itu, diuji
cobakan kembaii, sampai menghasitkan

model pembelajaran inkuiri

dalam PAI yang tepat.

'

Disain perencanaan pengembangan model inkuiri
1. Perencanaan pengembangan model
Bertitik tolak dari pendapat Borg dan Gall, mengenai prosedur

penelitian pengembangan yang disederhanakan atas 3 (tiga) langkah,
maka prosedur

pengembangan dalam penelitian ini, di awali dengan;

studi pendahuluan, perencanaan model dan pengembangan model
melalui uji coba di kelas.

2.

Studi pendahuuan

Pada langkah pertama ini, peneliti berusaha untuk mengkaji teori-

teori dan hasil-hhasil penelitian terdahulu, yang bisa dijadikan pijakan
dalam penelitian ini.Teori yang dijadikan pijakan dalam penelitian ini
adalah, masalah-masalah yang berhubungan dengan model pembelajaran

"inkuiri" yang menitik beratkan kepada pengembangan kemampuan
berfikir siswa dengan langkah-langkah yang telah direncanakan . Teori

Thesis/R.Masy-kur/989797/PengkinyUPiyBandurig

60

yang kedua menyangkut masalah esensi pendidikan agama Islam yang
menitik beratka kepada pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Selanjutnya dalam penelitian ini dikemukakan beberapa hasil penelitian
terdahulu, yang menyatakan bahwa ; metode atau model pembelajaran
yang sesuai dengan kemampuan siswa, dapat membangkitkan motivasi
belajar, sekaligus dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa ke
arah perkembangan yang optimal.

Pada tahap ini pula dilakukan prasurvai, dengan tujuan untuk

memnperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran PAI yang
berlangsung saat ini, yang nantinya bisa dijadikan pijakan dalam
pengembangan model yang akan diterapkan. Prasurvai awal dilakukan

selama 4 minggu dengan kegiatan, observasi tentang proses
pembelajaran PAI di kelas, sarana

dan wawancara dengan kepala

sekolah, guru-guru, karyawan dan para siswa.

3.

Perencanaan model pembelajaran

Sesuai dengan data hasil studi pendahuluan yang meliputi studi

literatur dan lapangan, kemudian peneliti bersama guru menyusun
perencanaan yang meliputi kegiatannya :

(1) Menentukan tujuan model pembelajaran inkuiri dan hakikat agama
Islam

(2) Jenis-jenis kemampuan yang dipersyaratkan oleh peneliti

(3) Bentuk partisipasi yang memberi dukungan terhadap kegiatan
penelitian ini adalah ; sarana dan prasarana termasuk buku sumber,

Thesis/RMas)4cur/989797/Pengkirr/UPI/Bandnng

61

dukungan kepala sekolah dan guru bidang studi yang lain

(4)

Menyusun prosedur kerja termasuk langkah-langkah pembelajaran
model inkuiri

(5) Uji kelayakan terbatas di lapangan dicobakan pada tiga kelas tingkat
SLTP, jenjang kelas II catur wulan pertama sebanyak tiga kali
putaran. Setiap uji coba selesai, maka dilakukan evaluasi terhadap
proses dan hasil.Studi literatur dan studi lapangan merupakan data
yang digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan layak dan

tidaknya pengembangan inkuiri dalam pendidikan agama Islam.

Selain itu mefengkapi data-data yang telah diperoleh penulis
memandang periu menyelenggarakan diskusi dengan guru PAI dan

kepala sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan tanggapan
sekaligus pemahaman mereka terhadap model pembelajaran inkuiri
dan hakikat PAI. Berangkat dari hasil di atas, maka disusunlah model

pengembangan inkuiri dalam pendidikan agama Islam.
4.

Pengembangan model

Langkah ke tiga ini, merupakan pengembangan terhadap model
pembelajarn inkuiri dalam pendidikan agama Islam. Ada dua bentuk
pengembangan yaitu :

(1) Uji coba terbatas ( preliminary fieled testing ) di lapangan model
pembelajaran inkuiri dalam PAI yang meliputi : desain kasar,
implementasi dan penyempurnaan.

Uji coba dilakukan tiga kali, pada dua sekolah yaitu, SLTP Al-

Thesis/RMa^1on-/989797/Pengkur/UPI/Baiidung

62

kautsar dan SLTPN 19 Bandar Lampung. Dari masing-masing
sekolah diambil sebanyak tiga kelas. Setiap uji coba selesai,
maka diadakan evaluasi dan penyempurnaan yang melibatkan
guru-guru PAI. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki model

pembelajaran dalam implementasi uji coba berikutnya, sampai
akhirnya menghasilkan produk model pembelajaran yang tepat.

(2) Uji coba yang lebih luas ( main field testing ), kegiatannya
meliputi : desairi yang lebih halus, implementasi, evaluasi dan
penyempurnaan.uji coba model ini dilakukan pada dua sekolah

yaitu, SLTP AL-Kautsar dan SLTPN 19 Bandar Lampung. Dalam
uji coba ini melibatkan 4(empat) orang guru agama Islam dan
120 Orang siswa,dari 3(tiga) kelas. Uji coba ini dilakukan

sebanyak 10 kali, akan tetapi yang diambit dalam penelitian ini
sebanyak 5 kali, dengan perinciannya , uji coba terbatas 3 kali di
SLTP Al-Kautsar dan uji coba lebih luas 2 kali di SLTPN
I9.sebelum uji coba itu dilakukan, maka di dahului oleh tes

awal,untuk mengetahui

kemampuan siswa tentang topik

bahasan itu dan tes akhir setelah model itu dicobakan.

Datam uji coba ini meliputi 3 (tiga) hal kegiatan, yaitu; (a)

pelaksanaan model pembelajaran di kelas oleh guru,(b) evaluasi terhadap
pelaksanaan model oleh peneliti dan (c) penyempurnaan terhadap hasil uji
coba . Sesuai dengan model pembelajaran yang akan dikembangkan

yaitu inkuiri,

maka penyusunan

prosedur dan langkah-langkah

Thesis/R.Masyiair/989797/PengknrAjPl«andung

63

pembelajarannya, adalah sebagai berikut:

-Perumusan masalah yaitu : (1) penejelasan topik yang akan
dibahas,2) mengajukan masalah sekitar tofik yang dibahas, (3)
memberikan

ilustrasi

cara

merumuskan

masalah

meielui

pengalaman siswa sehari-hari.

-Pengembangan hipotesis yaitu : (1) mengajukan beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan topik, (2) siswa membaca

buku sumber sesuai dengan pokok bahasan, (3) guru mengarahkan
siswa dalam perumusan hipotesis.

-Pengumpulan data yaitu : (1) siswa membuka dan mempelajari
buku sumber,(2) melaporkan hasil membaca sesuai dengan topik
yang dibahas,(3) guru memberikan " Reinforcement", (3) siswa

secara individu mengemukakan masalah yang telah diajukan.

-Pengujian hipotesis yaitu : (1) guru mengajukan masalah yang
sama dan siswa menjawabnya secara individu, (2) guru memberikan
"reinforcement".

-Merumuskan kesimpulan yaitu : siswa merumuskan kesimpulan
dan guru membimbingnya sesuai dengan topik yang dibahas.

-Evaluasi dimaksudkan untuk, mengukur hasil pembelajaran dan
mengukur proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

-Penyempurnaan

merupakan

perbaikan

terhadap

proses

pemebelajaran yang telah diuji cobakan serta hasilnya dijadikan
masukan untuk uji coba berikuthya.

Thesis,^^^as>'kur/989797/Pengk^u•/UPI/Bandung

64

«£^*

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan

untuk rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh

berbagai pihak terutama yang mempunyai kepentingan terhadap

peningkatan kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian
mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajarah inkuiri dalam
pendidikan agama Islam, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada beberapa materi PAI di SLTP kelas I S/d III yang dapat

dikembangkan melalui model pembelajaran inkuiri (terlampir).
Model pembelajaran ini, mencoba mengembangkan kemampuan

berpikir siswa dalam memecahkan masalah, cara mengajukan
dan menjawab pertanyaan serta tumbuhnya kerja sama.

2. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri sebenarnya dapat

dipergunakan untuk semua mata pelajaran dan setiap tofik dapat
dipormulasi sebagai suatu situasi teka-teki. Kaitannya dengan

materi pendidikan agama Islam, model pembelajaran inkuri
merupakan salah satu penjabaran dari pendekatan yang

dikembangkan dalam kurikulum PAI. Pendekatan yang dimaksud

adalah pendekatan ras/ona/'yaitu memberikan perana kepada
akal atau rasio dalam memahami dan menerima kebenaran
ajaran agama.

Thrais/R.Mas>1iur/989797/Pen^^,aJPI/Bandung

%

3. Model pembelajaran yang

berorentasi kepada peningkatan

kemampuan berpikir siswa, seperti inkuiri merupakan suatu hal

yang sangat tepat diterapkan saat ini. Model ini berusaha
mengembangkan kemampuan anak, tidak hanya aspek kognitif
saja,

melainkan

aspek afektif dan

psikomotorikpun dapat

dikembangkan.

4. Model pembelajarah

inkuiri

terlaksana

dengan

efektif.bila

diturijang dengan : (a) faktor kemampuan dan kinerja guru yang

profesional.(b)

faktor

partisipasi

siswa

dalam

mengikuti

pembelajaran pendidikan agama lslam,(c) faktor iklim sosial dan
psikologis yang kondusip dan (d) faktor pemanpaatan sarana dan
media belajar yang tepat.

5. Salah satu faktor penentu keberhasilan model mengajar inkuiri

dalam pendidikan agama Islam ini, adalah terletak pada guru

khususnya penguasaan akan hakikat dan implementasi model
inkuiri serta hakikat dari pendidikan agama Islam itu sendiri. Hal
ini membuktikan bahwa penguasaan akan hakikat materi dan

model

mengajar

akan

memberikan

kdntribusi

terhadap

peningkatan kualitas proses pembelajaran
6. Disain akhir Model kurikulum dari pembelajaran inkuri dalam

pendidikan agama Islam, adalah inkuri terbimbing( guide
inquiry) dan disebut juga inkuiri sederhana. Model ini berbeda
dengan aslinya, hal ini didasarkan atas kondisi di lapangan,

Thesis/R.Ma^lcur/989797/Peni^ur/UPI/Bandting

97

sehingga

bentuk

akhir

dari

model

kurikulum

dan

pembelajaran inkuri dalam pendidikan agama Islam, adalah
sebagai berikut:

a. Tujuan pembelajaran yang dirancang oleh guru adalah
penjabaran dari tujuan kurikuler, instruksional umum dan khusus
serta berpedoman kepada pencakupan segi kognitif, afektif dan

psikomotorik seperti kategorisasi tujuan pendidikan menurut
Bloom. Tujuan pembelajaran khusus bersifat operasional, terukur
dan teramati tingkat keberhasilannya. Dengan kata lain tujuan

pembelajaran itu berisi rumusan tingkah laku yang harus dicapai
setelah proses belajar mengajar berakhir.
b

Materi pembelajaran:

Materi pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang telah
direncanakan, dipilih materi pembelajaran yang dapat melatih
kemampuan berfikir siswa. Hal ini disesuaikan dengan hakikat
model inkuiri yaitu mencari dan menemukan masalah yang
diajukan baik lewat pertanyaan atau didiskusikan. Adapun Model
Kurikulum dan pembelajaran inkuiri PAI untuk tingkat SLTP
kelas 1", 2 dan 3 yang dapat dikembangkan adalah sebagai
berikut:

Catur wulan I
kelas 1

2 Siswa memiliki pengetahuan tentang cinta kebersihan serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
2.1 Cinta Kebersihan (2 jam pelajaran )
2.1.1 Ajaran Islam Tentang kebersihan

Menjelaskan trentang kebersihan dan menyimpulkan A LQufan surat Al-Baqorah ayat 222.

Thesis/R.Mas>'kui'/989797/Pen^dJr/UPI/Bandung

98

Menyimpulkan Hadits:

Menyimpulkan Hadits:

2.1.2 Peranan

Kebersihan

bagi

kehidupan

pribadi

dan

masyarakat

Menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal, seklolah, tempat ibadah dan di
tempat umum.

5. Siswa
memilikli pengetahuan tentang
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

taharah

dan

5.1 Taharah (2 jam pelajara