PENGEMBANGAN STAF ADMINISTRATIF : Studi Kasus Tentang Strategi Pengembangan Staf Administratif Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

PENGEMBANGAN STAF ADMINISTRATIF
(Studi Kasus Tentang Strategi Pcngembangan Staf Administratif
Pada Dinas Pendidikan dan Kebudavaan Kabupaten Cianjur)

TESIS

Diaiukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Disusun Oleh

ANTO SUSILO
MM. 009553

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDING
2003


DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIldrtBING

Pembimbing I

^
Prof. Dr. H. DJAM'AN SATORl, M.A.

H. UDIN SYAEFUUD^IN SAUD, Ph. D

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI:

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM^ASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

[]\^
Prof. Dr. H. Tb.

ABIN SYAMSUBDIN MAKMUN, MA,


ABSTRAK

ANTO SUS1LO: "Pengembangan StafAdministratif" : (Studi Kasus Tentang Strategi

Pengembangan Staf Administratif Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur).

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini berkenaan dengan strategi
pengembangan staf administratif yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Cianjur, yang menyangkut formulas! atau rumusan kebijakan
apa yang ditetapkan, kemudian bentuk dan implementasi program pengembangan, serta
tindak Ian jut {hollow up) dari hasil pengembangan staf administratif oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

Dengan menggunakan pendekatan naturalistik-kualitatif pada kasus yang
terdapat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur,maka diperoleh
beberapa temuan sebagai berikut:


Pertama, formuiasi atau rumusan kebijakan pengembangan staf administrative

yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur pada
dasarnya sudah memenuhi criteria sebuah kebijakan yang komprehensif. Indikatorindikatornya adalah bahvva kebijakan tersebut sudah memuat aspek keadilan, adanya
tujuan dan cara pencapaian tujuan, memiliki dampak positif bagi staf administratif dan
organisasi.

Kedua, bentuk dan implementasi program pengembangan yang direncanakan

dan dirancang oleh Dinas Pendidikan dan Kebudavaan Kabupaten Cianjur sudah
tertuang dalam Renstra Dinas P dan K Kab. Cianjur Tahun 2002-2005, yang terdiri dari
lima bentuk program pengembangan yaitu : (1) program pendidikan dengan izin belajar
; (2) program pendidikan dan pelatihan ; (3) penyelenggaraan semiloka manajemen
pendidikan; (4) program pembinaan oleh unsure pimpinan ; (5) program pengembangan
secara mandiri. Implementasi kelima program di atas, belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan karena adanya kendala anggaran dan fasilitas. Selain itu hasil penelitian
menunjukan bahvva pelaksanaan program pengembangan pendidikan dengan izin
belajar tidak di dasarkan pada proses analisis kebutuhan staf, baik berdasarkan
kebutuhan dinas, unit kerja, maupun individu.
Ketiga, tindak lanjut (follow up) dari hasil pengembangan yang dilakukan oleh

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. belum berjalan sesuai dengan
yang diharapkan terutama berkenaan dengan penempatan {placement) , jabatan
{position)., dan promosi (promotion). Kondisi ini disebabkan adanya kendala peraturan
kepegawai yang berlaku.

Berpegang kepada hasil penelitian di atas, ada beberapa rekomendasi yang
ditujukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, yaitu : (1)
diperlukan sosialisasi lebih mendalam terhadap kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan ; (2) diperlukan proses analisis kebutuhan dalam program pengembangan
yang dilakukan oleh Dinas ; (3) perlu melakukan realokasi anggaran yang diperuntukan
bagi pelaksanaan program pengembangan dan pengadaan fasilitas program
pengembangan.

ABSTRACT

ANTO SUSILO. The Development of Administrative Staff: (The Case Study of the
Development Strategy of Administrative Staff of Education and Culture Local Official
of Cianjur District, West Java).
The focus of problem was investigated in this research related to the
development strategy of administrative staff implemented by Education and Culture

Official of Cianjur District. The problem include the formulation of policy, the form
and implementation of development program, and follow up of result of administrative
staff development by Education and Culture Official of Cianjur District.
In this case study, by using the naturalistic-qualitative approach for the cases of
Education and Culture Official of Cianjur District, it could be found the finding of
study as in the following:
First, in fact the formulation of development policy of administrative staff is
applicated by Education and Cultur Official of Cianjur District has fulfilled the
criterion of a comprehensive policy. Its indicators are that the policy has accomodated
the equity aspect, the availability of objective and method to achieve the goal, has the
positive impact for administrative staff and organization.
Second, the form and implementation of development program that was
planned and designed by Education and Culture of Cianjur District have been
described in 2002-2005 Strategic Planning of Education and Culture of Cianjuf District
in which is consisted of five forms of development program, i.e.: (1) educational
program with training permission; (2) education and training program; (3)
implementation of seminars and workshops of educational management; (4)
establishment program by leadership element; and (5) autonomy development
program. The implementation of five programs have not been able full executed
because the available of budget and facilities constraints. Beside that, the finding of

study indicate that the implementation of educational development program with
training permission was not based on the process of needs analysis of staff, either base
on the official needs, tasks unit needs, or individual needs.

Third, the follow up of the results of development that is implemented by
Education and Culture of Cianjur District has not been executed in accordance with the
expectation, particularly in relation to the placement, position, and promotion. The
conditions are caused by the legal rule constraints of employee affairs.
According to the above findings, there are some recommendations for the
Education and Culture Official of Cianjur District, i.e. (I) the requirement the deeper
socialization for decided policies: (2) the requirement the needs analysis process for

development program implemented by official; and (3) the requirement to do the
budget reallocation and facilities acquisition for development program implementation.

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DCAPAN TERIjYIA KASIH
DAFTAR ISI

DAFTAR GAM BAR
DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULLAN

j

A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah
Pennasalahan
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

F.

Paradigma Penelitian

G.

Definisi Operasional

tq

H.

Lokasi dan Subyek Penelitian

21

BAB. II. LANDASAN TEORITIS PENELITIAN


1
7
jq
12
13
3

23

A.
B.

Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep Dasar Pengembangan Staf

23
30

C.


Proses Pengembangan Personil

34

D.

Pengembangan Personil Sebagai Fungsi Manajemen

40

E.

Konsep Dasar Kebijakan

43

F.

TugasPokok dan Fungsi StafAdministratif


49

G.

Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

51

BAB HI. METODOLOGI PENELITIAN

BAB

A.

Bentuk dan Sifat Penelitian

55

B.

Subyek Penelitian

57

C.

Teknik Pengumpulan Data

58

D.

Pelaksanaan Penelitian

53

E.

AnalisisData

54

F.

Metode dan Instrumen Penelitian

67

IV. DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A.

Deskripsi Hasil Penelitian

B.

69
70

1. Bentuk Kebijakan yang ditetapkan Dinas P dan K

70

2. Bentuk dan Implementasi Program Pengembangan
3. Tindak Lanjut (follow up) Hasil Pengembangan

89

Staf Administratif.

10g

Pembahasan Hasil Penelitian

114

1. Rumusan dan Konsistensi Pelaksanaan Kebijakan
2. Bentuk dan Implementasi Program Pengembangan

114

Staf Administratif.

3. Tindak Lanjut dari Program Pengembangan

BAB

55

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

130

143

149

A.

Kesimpulan

149

B.

Implikasi

154

C.

Rekomendasi

157

DAFTAR PUSTAKA

162

LAMPIRAN-LAMPIRAN

165

DAFTAR GAM BAR

Nomor

1. Bagan Paradigma Penelitian

Halaman

16

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Jumlah Staf Administratif Dinas P dan K Kab. Cianjur

76

2. Tingkat Pendidikan Staf Administratif Tahun 2000-2001

78

3. Tingkat Pendidikan Staf Administratif Tahun 2002

79

4. Data Staf Administratif yang Mengikuti Program Pendidikan

...

91

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan personil atau staf merupakan salah satu dari fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia, hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh
Castetter (1996) bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari :

Strategic Planning for Human Resources, Recruitment, Selection, Induction,
Development Personnel, Performance Appraisal, Employment Justice and

Continuity, Information Technology, Compensation, and Bargaining. Oleh karena itu,
pengembangan personil merupakan sebuah prosedur yang harus ditempuh oleh

organisasi atau sistem setelah organisasi atau sistem tersebut melakukan fungsi
rekrutmen. seleksi, dan induksi bagi staf baru maupun staf lama dalam upaya
meningkatkan kinerja dan produktivitas seluruh staf dalam organisasi atau sistem
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Begitu pentingnya pengembangan staf dalam organisasi atau sistem juga
dikemukakan oleh Castetter (1996 : 232), yang mengemukakan bahwa :

"Personnel development is preeminent among those processes designed
by the system to attract, retain, and improve the quality and quantity of
staffmembers needed to solve its problems to achieve its goal".

Dari konsep pengembangan staf di atas, dapat ditarik beberapa hal penting
atau pokok yang berkenaan dengan pengembangan staf dalam sebuah organisasi atau

sistem. Pertama, bahwa proses pengembangan staf atau personil merupakan yang

terpenting diantara proses-proses yang dirancang oleh organisasi atau sistem. Kedua,

bahwa proses pengembangan staf ini dimaksud untuk menarik, mempertahankan, dan
menyempurnakan kualitas sumber daya manusia (staf/personil), dalam rangka
pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan oleh organisasi atau sistem.

Soekijo (1998) mengatakan bahwa pengembangan personil atau staf

merupakan suatu "conditio sine quanon " artinya merupakan proses yang harus ada

dan terjadi dalam organisasi.

Karena menurut Malayu Hasibuan (2001)

pengembangan personil atau staf pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral bagi personil atau staf . Untuk
lebih memahami seberapa penting program pengembangan personil atau staf dalam
sebuah organisasi atau sistem dapat dilihat seberapa besar manfaat dari
pengembangan personil atau staf bagi organisasi atau sistem. Sondang P. Siagian

(1999 : 183-184) mengatakan bahwa paling sedikit ada tujuh manfaat dari program
pengembangan personil atau staf bagi organisasi atau sistem, yaitu :
1. Meningkatnya produktivitas kerja organisasi;
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan;

3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat;
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja;
5. Menciptakan sikap keterbukaan manajemen ;
6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif;
7. Penyelesaian konflik secara fungsional.

Sejalan dengan pernyataan di atas. Malayu Hasibuan (2001 : 70-71)

mengemukakan bahwa pengembangan personil atau staf memiliki beberapa manfaat

bagi organisasi atau sistem, pegawai itu sendiri atau komponen pelanggan, yaitu : (1)
Produktivitas kerja ; (2) efesiensi ; (3) mengurangi kerusakan ; (4) mengurangi

kecelakaan ; (5) meningkatkan Pelayanan ; (6) moral ; (7) karir ; (8) konseptual ; (9)
kepemimpinan ; (10) balas Jasa ; (11) konsumen. Selain itu pengembangan personil
atau staf juga merupakan suatu cara yang sangat efektif untuk menghadapi beberapa
tantangan baru untuk masa sekarang maupun masa datang yang akan banyak dihadapi
oleh sebuah organisasi atau sistem.

Selanjutnya Sondang P. Siagian (1999 : 184), mengemukakan bahwa
pengembangan personil atau staf akan memberikan manfaat bagi personil atau staf

yang dikembangkan , antara lain : (1) membantu para pegawai atau staf untuk dapat
membuat keputusan yang lebih baik ; (2) meningkatkan kemampuan pegawai atau

staf ; (3) terjadinya Internalisasi dan operasional faktor-faktor motivasional; (4)

timbulnya suatu dorongan untuk meningkatkan kemampuan ; (5) peningkatan
kemampuan pegawai atau staf untuk mengatasi stres. frustasi, dan konflik ; (6)
tersedianya informasi berbagai program pengembangan; (7) meningkatkan kepuasan
kerja ; (8) semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang ; (9) makin besar
bagi pegawai atau staf untuk bersikap mandiri ; (10) mengurangi ketakutan dalam
menghadapi tugas-tugas yang baru.

Sementara itu, Sargiovani dan Starratt (1979 : 157) mengemukakan bahwa

pengembangan personil atau staf merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

personil atau stafitu sendiri sebagai upaya memenuhi kebutuhannya sebagai manusia.
Oleh karena itu, keduanya mengemukakan bahwa :

"conceptually, staff development is not something the school does to

teacher but something the teacher for himself or herself .... Staff
development is basicallygrowth oriented" .

Pendapat tersebut menunjukan bahwa peranan pribadi sumber daya manusia

itu sendiri dalam upaya meningkatkan din, bertumbuh dalam kemampuan dan
keterampilannya melaksanakan tugas. Pandangan ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Soekijo (1998), bahwa kebutuhan pengembangan diri {self
actualization) merupakan kebutuhan tertinggi dari setiap orang, setelah orang tersebut

berusaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis (pangan,sandang,papan), jaminan
keamanan, kebutuhan sosial,pengakuan dan penghargaan.

Berpegang kepada pemahaman kita tentang begitu banyaknya manfaat yang
dapat dirasakan oleh sebuah organisasi atau sistem dan personil atau staf itu sendiri

dari sebuah program atau kegiatan pengembangan personil atau staf. Maka dapat
dikatakan bahwa pengembangan personil atau staf memiliki urgensitas yang sangat
tinggi bagi organisasi atau sistem dan personil atau staf yang mengikuti kegiatan
tersebut untuk pencapaian tujuan organisasi atau sistem yang diinginkan.

Hal penting lainnya dapat dikatakan bahwa pada prinsipnya upaya
pengembangan personil atau staf dalam sebuah organisasi atau sistem memiliki

keterkaitan dengan tiga aspek, yaitu : (1) tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari
organisasi atau sistem ; (2) pengembangan karier personil atau staf bersangkutan ; (3)
produktivitas organisasi atau sistem. Dengan keterkaitan ini, maka program atau

kegiatan pengembangan personil atau staf haruslah dilakukan dengan berpegang
kepada analisis ketiga aspek tersebut.

Sedangkan dari sudut pandang keilmuan khususnya ilmu administrasi

pendidikan, pengembangan personil yang termasuk kedalam salah satu tugas dari

administrasi pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Oteng Sutisna (1993) yang
mengkatagorikan menjadi tujuh satuan tugas, yaitu : (1) program sekolah ; (2) murid ;

(3) personil ; (4) kantor sekolah ; (5) keuangan sekolah ; (6) pelayanan bantuan ; (7)

hubungan sekolah dengan masyarakat. Bahwa penelitian ini diharapkan akan mampu
mengembangkan ilmu administrasi pendidikan umumnya, khususnya dalam
pengembangan personil atau stafyang dilakukan dalam ruang lingkup organisasi atau

sistem pendidikan dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat Kota
atau Kabupaten.

Kondisi ini terkait dengan pernyataan dalam ilmu administrasi pendidikan
disebutkan , bahwa untuk dapat memahami pengembangan sebagai esensial dari

administrasi personil disebutkan, bahwa terdapat esensi dari aspek-aspek
pengembangan yang meliputi :

> Pengembangan meliputi seluruh personil atau staf sekolah (personil
instruksional/guru.personil administratif (Kepsek.Pengawas,Penilik).

> Pengembangan diarahkan kepada pemenuhan dua jenis harapan berikut :
Sumbangan individu kepada sistem sekolah dan hadiah materil dan emosional
yang diharapkan oleh individu.

> Pengembangan meliputi semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan
kemampuan individu untuk menjalankan tugasnya secara efektif.

> Pengembangan staf berpusat pada tiga jenis kegiatan beriktu : (1) Pendidikan
tambahan dalam pekerjaan yang khusus dirancang dan dikelola oleh sistem
sekolah ; (2) Kegiatan-kegiatan yang dimulai oleh personil atau stafitu sendiri ;
(3) Suvervisi, yaitu pelayanan profesional dan teknis kepada guru.

> Pengembangan personil diracang hendaknya memenuhi tujuan-tujuan berikut :
Pertumbuhan pribadi, perkembangan profesional, Tindakan perbaikan unit dan
sistem, mobilitas ke atas, dan efektivitas jabatan (Oteng Sutisna, 1993 : 96).

Dengan berpegang kepada konsep keilmuan administrasi pendidikan

khususnya dalam aspek pengembangan personil, maka diharapkan penelitian ini
mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu administrasi pendidikan.

Terutama berkenaan dengan bentuk kebijakan pengembangan, program dan

implementasi pengembangan, serta tindak lajut {follow up) dari kegiatan atau
program pengembangan personil atau staf dari sebuah organisasi atau sistem yang

berbeda dengan sistem atau organisasi sekolah. Oleh sebab itu, penelitian tentang
pengembangan personil atau staf di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Cianjur, diharapkan akan memberikan nuansa baru yang berbeda dengan
pengembangan yang dilakukan di sekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan

(Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta) seperti yang banyak dikaji
oleh beberapa peneliti terdahulu.

Dalam tataran praktis, penelitian pengembangan personil atau staf di

lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, diharapkan akan
memberikan sebuah model atau pola pengembangan personil pada sebuah sistem atau

organisasi kependidikan yang mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi serta jenjang
karier personil atau staf.

Karena dengan Tugas Pokok dan Fungsi serta jenjang karier yang jelas dalam

SOTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, memungkinkan setiap
personil atau staf dari seluruh jenjang mulai dari pelaksana sampai dengan pengambil
kebijakan memiliki banyak track atau jalur untuk dapat mengembangkan diri sesuai

dengan kebutuhan organisasi atau sistem. maupun kebutuhan setiap personilnya.

Kondisi ini memungkinkan dapat dilaksanakan dikarenakan banyaknya jabatan

struktural yang terdapat dalam SOTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Cianjur, serta Tugas Pokok dan Fungsi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur yang sangat luas.

B. Permasalahan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang memiliki

tanggungjawab serta beban kerja yang sangat tinggi dalam bidang pendidikan sangat
memerlukan penanganan yang sangat serius serta diperlukan kinerja yang sinergis

dari seluruh staf yang ada dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
mengelola seluruh potensi sumber daya kependidikan (sumber daya manusia dan

sumber daya non manusia). Kemampuan mengelola seluruh potensi sumber daya
kependidikan ini merupakan pendorong bagi upaya pencapaian Visi, Misi dan

Tujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang selaras dengan Tugas Pokok dan
Fungsinya dalam bidang pendidikan di Kabupaten Cianjur.
Disamping itu, dapat kita pahami bahwa posisi Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Cianjur sebagai leading sektor pembangunan pendidikan di
Kabupaten Cianjur, pada dasarnya juga mempunyai kewajiban mengelola dan
membangun sumber daya manusia pendidikan dalam hal ini tenaga kependidikan atau

Guru, Kepala Sekolah, Pengawas/Penilik. Dalam kedudukan dan fungsinya Guru,

V
o

Kepala Sekolah, Pengawas/Peniliki sebagai tenaga pendidik, mere
memiliki kemampuan intelektual yang tinggi.

Apabila Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur menyadari

sepenuhnya, bahwa mereka mempunyai tanggungjawab untuk mengelola,

memberdayakan tenaga pendidikan (Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas/Penilik)
yang secara intelektual dapat dipertanggungjawabkan, maka sebagai pengelola dan

pemberdaya tenaga kependidikan di Kabupaten Cianjur sudah seharusnya staf

administratifnya memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Asumsinya
bahwa staf administratif yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan minimal
memiliki tingkat pendidikan yang sama (SI) dengan kebanyakan tenaga kependidikan

(Guru, Kepsek, Pengawas/Penilik) kalau memungkinkan dapat lebih tinggi tingkat
pendidikannya dari tenaga kependidikan (Guru, Kepsek, Pengawas/Penilik). Oleh
karena itu, Dinas PendidiKan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dituntut untuk
mampu mengembangkan kemampuan staf administratifnya sebagai bagian untuk

mampu mengelola dan memberdayakan tenaga kependidikan yang ada di Kabupaten
Cianjur.

Sementara itu, 'Terwujudnya masyarakat Cianjur yang terdidik, berbudaya,

religius. dan siap pakai dalam pengembangan agribisnis dan pariwisata:', yang
merupakan Visi dari

Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur

menuntut suatu kemampuan SDM yang profesional dan memiliki produktivitas yang

tinggi. Menyadari betapa beratnya beban tanggungjawab yang dipikul oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur untuk dapat mewujudkan visi

tersebut di atas, maka dalam rumusan Rencana Strategis (Renstra 2002-2005) Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang tertuang dalam misi, langkah
pertama

yang dijadikan landasan untuk dapat mewujudkan visi, adalah :

Meningkatkan profesionalisme SDM kependidikan yang berbudaya, religius, dan
berorientasipada pengembangan agribisnis dan pariwisata;

Dengan melihat pada misi pertama yang menekankan kepada upaya

meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia kependidikan yang berbudaya,
religius, dan berorientasi pada pengembangan agribisnis dan periwisata. Maka dapat

disimpulkan bahwa Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
sangat memahami bahwa faktor kualitas SDM merupakan kelemahan yang paling

penting

untuk dapat secepatnya diperbaiki atau ditingkatkan dalam upaya

mewujudkan Visi, Tujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur.

Namun demikian, upaya untuk dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada

dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang dianggap
sebagai titik terlemah karena dianggap masih rendahnya profesionalisme mereka
(Renstra Dinas P dan K Kab. Cianjur Tahun 2002-2005) dalam upaya meningkatkan

kualitas pembangunan pendidikan di Kabupaten Cianjur bukanlah merupakan sebuah
persoalan yang mudah. Akan tetapi harus didukung oleh kebijakan-kebijakan, bentuk
progam dan implemetasinya, serta tindak lanjut dari upaya peningkatan kualitas SDM

yang ada. Berawal dari sinilah, upaya atau langkah dan kegiatan atau program

pengembangan stafadministratif sebagai tenaga kependidikan yang ada dilingl^Iflgflg^V'' ^jf
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dimulai.

r:==- :

Implementasi dari kegiatan pengembangan staf administratif yang ada di

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, terkesan berjalan seadanya
dan tanpa ada kontrol dari unsur pimpinan maupun atasan langsung dari staf

administratif, sehingga pada gilirannya upaya pengembangan staf administratif yang

dilakukan oleh setiap individu tidak memberikan kontribusi yang signifikan kepada
organisasi atau sistem dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Kondisi ini tentu saja merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dapat

dikaji dan dianalisis, sehingga memungkinkan bagi peneliti untuk mendeskripsikan
dalam sebuah karya ilmiah dengan hipotesis-hipotesis yang bersumber dari teori-teori

ilmu administrasi pendidikan. Adapun kajian yang menarik bagi penulis adalah

bagaimana bentuk kebijakan yang diterapkan di Dinas P dan K Kabupaten Cianjur,
bagaimana bentuk program dan implementasinya. serta bagaimana tindak lanjut
(follow up) dari seluruh kegiatan pengembangan staf administratif yang dilakukan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

C. Perumusan Masalah

Mengacu kepada permasalahan di atas, maka yang menjadi masalah utama

dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan

pengembangan staf

administratif dengan memfokuskan kepada strategi pengembangan staf administratif

di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pengkajian ini diharapkan akan

jk1

"»•

mampu dikaitkan dengan upaya mendapatkan solusi bagi pemenuhan kebutuhan akan

tenaga

staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Cianjur.

Suatu kenyataan yang dapat dilihat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur bahwa pengembangan dan pembinaan staf administratif dalam

prakteknya masih belum sepenuhnya dilaksanakan dengan menggunakan strategi

sesuai dengan konsep yang pernah dibaca dalam berbagai kepustakaan. Hal ini
terungkap bahwa pengembangan dan pembinaan staf administratif di lingkungan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur masih belum terencana, antara

lain tidak berpegang kepada kebutuhan pengembangan atau pembinaan sesuai dengan
analisis kebutuhan organisasi dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur. Gejala ini jelas merupakan suatu fenomena yang menarik untuk

dikaji secara khusus untuk memperjelas dan menemukan indikator-indikator yang
berpengaruh terhadap terjadinya kondisi tersebut.

Permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu : "Bagaimana strategi
pengembangan

staf administratif yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan

kebudayaan Kabupaten Cianjur , lalu bagaimana upaya yang dilakukan untuk dapat
melihat pengembangan staf administratif sebagai suatu kebutuhan bagi organisasi
atau sistem". Terutama yang berkenaan dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan,
bentuk dan implementasi program pengembangan, serta tindak lanjut (follow up)

dari hasil kegiatan pengembangan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur.

12

Mengacu

kepada

permasalahan-permasalahan

di

atas,

maka

untuk

memudahkan penulis dalam pembahasan penelitian ini, penulis mencoba untuk
mengemukakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Kebijakan apa yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur dalam upaya pengembangan staf administratifnya ?
2. Bagaimana bentuk dan implementasi program pengembangan staf administratif

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur ?
3. Bagaimana tindak lanjut (follow up) dari hasil program pengembangan staf

administratif yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur ?

D. Tujuan Penelitian

Berpegang kepada rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini, yiatu sebagai berikut:
1. Tujuan Imum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang jelas
mengenai

pengembangan staf administratif yang berkaitan dengan strategi

pengembangan dan pembinaan staf administratif melalui indikasi, deskripsi, dan
analisis masalah penelitian.
2. Tujuan Khusus

Selaras dengan tujuan umum di atas, maka terdapat tujuan-tujuan khusus yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu :

> Menggambarkan dan menganalisis kebijakan-kebijakan pengembangan staf
administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten
Cianjur.

> Menggambarkan dan menganalisis program dan implementasi dari kegiatan
pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

> Menggambarkan dan menganalisis tindak lanjut (follow up) pengembangan
staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur.

E. Kegunaan Penelitian

Pertama, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi
pengembangan akademik atau keilmuan bidang administrasi pendidikan umumnya.
khususnya bagi pengembangan keilmuan bidang pengembangan staf administrasi
(personel development) yang menjadi bagian dari garapan bidang ilmu administrasi
pendidikan.

Kedua, penelitian ini diharapkan akan memberikan satu pola bagi pratek

pelaksanaan pengembangan staf administratif di Kabupaten Cianjur umumnya,
kliususnya bagi pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

14

Ketiga, penelitian ini juga diharapkan akan membenkan gambaran tentang

indikator-indikator yang menjadi kendala dan mendukung terhadap

kegiatan

pengembangan staf administratif, sehingga pada gilirannya akan mampu menjadi

solusi yang tepat bagi pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Selain itu kegiatan pengembangan dan pembinaan staf administratif dalam

satuan organisasi pendidikan haruslah mampu mencapai tujuan-tujuan organisasi
pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efesien. Konsekwensinya adalah

bagaimana

satuan organisasi pendidikan berfungsi sesuai dengan kewenangan

sebagai tempat bagi upaya pembangunan pendidikan di daerah, yang pada giliranya
akan mampu meningkatkan kualitas pembangunan pendidikan di daerah. Kemudian

secara keseluruhan penerapan

fungsi-fungsi manajemen SDM seperti yang

dikemukakan oleh Castetter (1996) diantaranya meliputi : Perencanaan SDM,
Rekrutmen SDM, Seleksi SDM, Induksi SDM. Penilaian Performa SDM, dan

Pengembangan Personil, Keadilan dan Kelangsungan pegawai,

Teknologi

informasi, Kompensasi atau penggajian, dan Kesepakatan dapat diadopsi sebagai
pedoman bagi pengembangan staf administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur.

Pengembangan tenaga kependidikan dalam hal ini staf administratif

yang

ada di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur diharapkan
akan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan. mampu menyediakan bentuk

regenerasi kepemimpinan yang diperlukan oleh organisasi, serta mampu mewujudkan
iklim kerja sama yang saling mendukung.

F. Paradigma Penelitian

Untuk
pengembangan

memperjelas
staf

keterkaitan

administratif

antara aspek

dengan

peningkatan

pelaksanaan
kualitas

strategi

pelayanan

kependidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur serta dalam
rangka pencapaian visi, misi dan tujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur. Di bawah ini digambarkan dalam sebuah paradigma penelitian
pada halaman berikut (16).

PROSES PENGEMBANGAN STAF ADMINISTRATIF

FAKTOR
EKSTERNAL

STRATEGI PENGEMBANG
STAF ADMINISTRATIF

6 Unsur

Manejemen
1.

Man

2.
3.
4.

Money
Methode
Matrials

5.

Machines

6.

Market

PENGEMBANGAN

Staf

|_>L

STAF
ADMINISTRATE

T_

1. Kebijakan
Pengembangan

M 2. Program dan Implemetasi

Analisis
Kebutuhan

Merancang
Program

Pengembangan

Pengemban

Pengembangan

gan

>

Pendidikan

>

Penataran

>
>
>

Pelatihan
Diskusi
Pembinaan

Sistem

>

Unit

>

Individu

Pengembangan

Tindak Lanjut
Hasil
Program Pengembangan

KINERJ
STAF

Implementasi

>

Fase 4

Fase 3

Fase 2

Fase 1

Evaluasi

Program

Program
->

Kelancaran

dalam

melaksanakar

tugas pokok d
fungsi

FAKTOR
INTERNAL

Upaya pengembangan diri

PARADIGMA PENELITIAN

PENGEMBANGAN STAF ADMINISTRATIF

Tantangan masa

yang akan datanj

Pertama, pengembangan staf administratif dalam sebuah sistem atau organisasi
pendidikan dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
merupakan tanggung jawab sistem atau organisasi pendidikan tersebut (pimpinan
organisasi), kemudian unit atau kelompok yang merupakan sub sistem dari sistem ,

serta setiap personil atau staf administratif (individu). Kegiatan pengembangan staf
administratif dalam sebuah sistem merupakan kebutuhan yang harus dilaksanakan

dalam upaya pengembangan sistem atau organisasi tersebut, serta upaya memecahkan
pennasalahan yang dihadapi oleh sistem atau organisasi pada masa kini dan masa
datang dalam kerangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari

setiap staf

administratif.

Staf administratif yang merupakan the man behind the system, menempatkan
staf administratif sebagai faktor utama yang mendorong tercapainya tujuan-tujuan
dari setiap sistem atau organisasi. Hal ini sejalan dengan pemyataan yang
dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (1983 : 139) yang mengemukakan bahwa :
Keberhasilan pelaksanaan pada gilirannya tidak terletak pada
sistematika tugas, wewenang dan tanggungjawab; juga tidak
tersediannya anggaran; juga tidak terletak pada rapihnya uraian
tugas juga tidak terletak pada lengkapnya aturan permainan dalam
bentuk prosedur dan hubungan kerja. Akan tetapi kurang disadari
bahwa hal-hal seperti itu hanya menjadi kehidupan dan mempunyai
makna operational bila manusia (personil) pelaksanaannya
mempunyai pandangan yang tepat serta kesanggupan kerja untuk
melaksanakan tugas kewajiban yang diletakkan di atas pundaknya.
Semua faktor-faktor selain manusia tersebut memang mempunyai kontribusi

terhadap upaya, namun bagaimanapun faktor manusialah yang paling menentukan.

Pemyataan tersebut sejalan dengan konsep di atas juga dikemukakan oleh Oteng
Sutisna (1987 : 122), sebagai berikut:

Kualitas program pendidikan bergantung tidak saja pada konsep-

konsep program yang cerdas, tetapi juga tergantung pada staf
administrasi / tenaga kependidikan (personil) yang mempunyai
kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tanpa personil yang
cakap dan efektif, program pendidikan yang dibangun di atas
konsep-konsep yang cerdas serta dirancang dengan telitipun tidak
akan berhasil.

Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa segala

usaha dalam mencapai tujuan sistem atau organisasi banyak tergantung pada manusia
(SDM) sebagai pelaksana. Dan hal tersebut juga berlaku di lingkungan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

Oleh karena itu, upaya pengembangan staf administratif dalam sistem Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, perlu mendapat perhatian secara
khusus dan memerlukan strategi yang tepat dalam pengembangan staf administratif

dengan melalui proses yang tepat pula dengan memperhatikan faktor internal dan
faktor ekstemal. Sehingga memungkinkan setiap pengembangan staf administratif

dapat mencapai harapan sesuai dengan kebutuhan sistem atau organisasi pendidikan
tersebut.

Kedua, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, bekerja sama

dengan para Kepala Sub.din dan Kepala Seksi atau unsur pimpinan yang lainnya

dalam usaha pengembangan kemampuan profesional staf administratif. Adapun cara

yang ditempuh dapat dilakukan dengan menetapkan bentuk kebijakan-kebijakan yang

19

berkaitan dengan program dan kegiatan pengembangan staf administratif, kemudian

pembinaan yang dapat dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta
membuat rancangan program pengembangan. bentuk kegiatannya, dan tahapan

evaluasi program pengembangan. Sehingga seluruh potensi staf administratif dapat
berkembang sesuai dengan tuntutan tugas pokok dan fungsinya dalam setiap unit

kerja . melalui pendidikan,penataran, pelatihan, seminar,

diskusi dan bentuk

pembinaan (suvervisi, motivasi, dan kesempatan).
Ada dua sasaran dari proses pengembangan staf administratif yang

diharapkan dapat dicapai oleh setiap personil yang mengikuti pengembangan staf
administratif yaitu : (1). kemampuan keterampilan, kecakapan dan pengetahuan yang
memiliki keterkaitan dengan upaya peningkatan kinerja staf administratif sesuai

dengan tugas dan fungsinya, sehingga memebrikan kontribusi bagi upaya pencapaian
tujuan organisasi. (2). pengembangan karir bagi staf administratif untuk pencapaian
kepuasan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sehingga memungkinkan

setiap staf administratif yang mengikuti pengembangan karir tidak mengalami
prustasi.

Ketiga, bahwa pengembangan kemampuan staf administratif akan berkembang sesuai

dengan yang diharapkan jika ditunjang oleh hasrat dan minat atau kemauan dari

dalam prinbadi personil yang mengikuti proses pengembangan, seperti mengikuti
pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi kemudian mengimplemtasikannya
dalam kegiatan tugasnya.

20

Keempat, jika seluruh komponen dalam upaya pengembangan kemampuan staf
administratif terpenuhi, pada akhirnya sasaran yang ingin dicapai dalam usaha

pengembangan yang dilakukan adalah bertujuan menunjang kepada kelancaran dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. serta tanggung jawab sehingga mampu

meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas pendidikan yang baik.

G. Definisi Operasional

Untuk memudahkan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini dan supaya

penelitian ini lebih memiliki terpokus kepada permasalahan-permasalahan yang akan
diteliti, penulis mencoba untuk memberikan definisi opersional bagi beberapa
variabel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, diantaranya :

>

Pengembangan

Yang dimaksud dengan pengembangan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang
berhubungan dengan upaya meningkatkan kemampuan staf administratif yang
dilakukan oleh organisasi yang didukung oleh kebijakan, bentuk dan

implementasi dari programnya, serta tindak lanjut dari hasil kegiatan

pengembangan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

>

Staf Administratif

Yang dimaksud dengan staf administratif dalam penelitian ini adalah sel

yang bekerja sebagai pegawai di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Cianjur, baik yang memiliki jabatan maupun yang tidak memiliki
jabatan, yang melaksanakan dan atau membantu pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

H. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Cianjur yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 3 Telp. 264829
Kabupaten Cianjur. Sedangkan subyek

penelitian ini adalah Kepala Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil Kepala Dinas , Unsur Pimpinan dan seluruh

pegawai dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang sudah
menjadi PNS.

Adapun alasan pemilihan lokasi dan penentuan partisipan penelitian
diantaranya :

Kabupaten Cianjur sering dijadikan daerah komparatif bagi daerah lain dalam

bidang pendidikan khususnya pendidikan dasar, terutama dengan pelaksanaan metode

pembelajaran CBSA. Kondisi ini mencerminkan bahwa Kabupaten Cianjur memiliki

potensi dalam bidang pendidikan dasar, namun pada kenyataannya bahwa posisi
Kabupaten Cianjur dalam bidang pendidikan di Jawa Barat selalu menempati posisi
sangat rendah (posisi ke 18-20 dari 24 Kabupaten). Walaupun kecendrungan sekarang

22

sudah menunjukan perbaikan peringkat Kabupaten Cianjur dalam bidang pendidikan

di Jawa Barat. Hal ini menunjukan bahwa di Kabupaten Cianjur masih terdapat
kelemahan-kelemahan yang menjadi kendala terhadap upaya peningkatan
pembangunan bidang pendidikan.

Penulis merupakan salah satu staf administratif di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Cianjur, yang secara langsung melihat fenomena-fenomena

yang menjadi fokus penelitian. dan penulis merasa yakin bahwa SDM yang ada di
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur merupakan salah satu

kelemahan yang harus diperbaharui. Hal ini juga akan lebih memudahkan penulis
untuk dapat melakukan penelitian secara konprehensif dan bantuan yang besar dari
unsur pimpinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedangkan partisipan penelitian telah penulis ditentukan yaitu, seluruhnya

merupakan staf administratif dari Dinas Pendidikan dan Kabupaten Cianjur, hal ini

penulis lakukan dengan harapan bahwa seluruh staf administratif yang ada
merupakan sumber informasi yang secara langsung terlibat dan mengalami hal-hal
yang berhubungan dengan fokus penelitian ini. Kondisi ini memungkinkan bahwa
partisipan akan mampu memebrikan informasi, data yang sangat akurat dan aktual
yang dipergunakan untuk penelitian ini.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk dan Sifat Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa

penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat
eksploratif kualitatif yang bertujuan

mengekplorasi, menggambarkan keadaan

atau status fenomena yang berhubungan dengan manajemen atau pengelolaan

sumber daya manusia yang dikaitkan dengan upaya Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Cianjur untuk meningkatkan kinerja staf administratif
melalui sebuah pengembangan kemampuan staf administratif dalam upaya

pencapaian tujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

Adapun dimensi penelitian menyangkut kepada kebijakan pengembangan staf
administratif yang ditetapkan, bentuk dan implementasi program pengembangan
staf administratif, Tindak lanjut (follow up) 1dari hasil program pengembangan staf
administratif

Oleh karena itu, penelitian ini tidak bermaksud menguji suatu hipotesis,

akan tetapi hanya mendeskripsikan dan menganalisis data sehingga dapat
menemukan

fenomena dan kecendrungan, serta kemungkinan

adanya berbagai

implementasi dalam pengelolaan atau manajemen sumber daya manusia.
Penelitian ini termasuk kedalam sebuah penelitian kualitatif yang memiliki

beberapa karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen dan

55

56

Lincoln & Guba yang dikutif oleh L.J. Moleong dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif (2000 : 4-11), yang mengemukakan sebagai berikut:


Penelitian kualitatif mempunyai latar alamiah atau natural setting;
Manusia merupakan alat atau isntrument penelitian,
Sehingga memungkinkan adaptabilitas;













Menggunakan metode kualitatif;
Melakukan analisis data secara induktif;
Teori dari dasar atau grounded theory melalui analisis secara induktif;
Bentuk pelaporan bersifat deskriptif;
Lebih mementingkan proses dari pada hasil;
Adanya batas yang ditentukan oleh fokus penelitian;
Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;
Disain yang bersifat sementara;
Hasil penelitian diundangkan dan disepakati bersama.

i

Berpegang kepada karakteristik penelitian kualitatif di atas, dalam

!

implemtasinya peneliti mendatangi secara langsung kepada sumber datanya, yaitu

!

I

kepada pimpinan yang melaksanakan kebijakan mengenai pengelolaan sumber daya
manusia yang dikaitkan dengan strategi

pengembangan staf administratif atau

!

sumber daya manusia di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebupaten Cianjur.

i

Sedangkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung

I

digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat-kalimat yang terpisah menurut
katagori untuk memperoleh kesimpulan.

Dalam penelitian kualitatif juga sangat perlu dihindari dari pengaruh bias
pribadi terhadap objek penelitiannya, untuk itu perlu disusun catatan terinci tentang

informasi yang diperoleh dari lapangan secara lengkap dan akurat, karena hal ini
sangat penting untuk langkah analisis berikutnya.

57

B. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari subjek yang memiliki berbagai
karakteristik yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia, yang

meliputi dimensi-dimensi pola atau model pengelolaan staf administratif atau
personel di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Sedangkan yang berhubungan dengan subjek penelitian, bagian-bagian mana, objek
mana, atau siapa yang akan dijadikan sumber data atau populasi, sangat tergantung
kepada isi teori atau konsep yang digunakan. Oleh karena itu, yang menjadi subjek

dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas, Wakil Kepala Dinas, Kepala Sub. Dinas,
Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, dan Staf Administratif lainnya, serta
kondisi-kondisi lain yang memiliki keterkaitan dengan upaya pengembangan staf
administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

Adapun sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah purpose
sampling, yaitu suatu cara pengambilan subyek yang dilakukan

berdasarkan

kepada adanya tujuan tertentu,ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang
merupakan ciri pokok populasi. Selain itu, subjek yang diambil sebagai sampel
benar-benar merupakan subyek yang paling banyak memiliki ciri-ciri yang terdapat

dalam populasi, dan penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat
dalam studi pendahuluan.

58

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data dilakukan dalam

berbagai bentuk yaitu : Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi. Ketiga

bentuk tehnik pengumpulan data tersebut dalam penggunaannya saling melengkapi
dan menunjang sehingga dapat diperoleh informasi yang diperlukan.

1.

Wawancara

Wawancara merupakan teknik primer yang dipergunakan dalam penelitian

ini. Keterkaitan dengan kegiatan tersebut, pelaksanaan wawancara tidak terlepas
dari pedoman yang digunakan, baik pedoman wawancara yang tidak tersetruktur
maupun yang terstruktur.

Dalam kegiatan wawancara, pertama akan peneliti dimulai dengan cara yang

tidak terstruktur yang hanya memuat garis besar yang ditanyakan, yang tujuannya
memberikan kesempatan dan kebebasan kepada responden

untuk memberikan

kontribusinya terhadap informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Langkah berikutnya adalah melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman
terstruktur dan disusun secara terperinci, sehingga memungkinkan hasil wawancara
dalam bentuk checklist.

Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bersifat non
directive , dimana wawancara lebih didominasi pikiran dan perasaan responden,
sedangkan wawancara terstruktur dilaksanakan dengan lebih bersifat directive ,

59

artinya pelaksanaan wawancara lebih banyak didominasi oleh pandangan peneliti

dengan berlandasakan kepada pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya.
Untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan data, penulis telah
menyusun pedoman wawancara sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu :
a. Data yang berkaitan dengan

strategi

dalam

pengembangan

staf

administratif yang berkenaan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur berkenaan dengan
Pengembangan staf administratif.

b. Data yang berkaitan dengan strategi pen\Tasunan bentuk dan implementasi
program pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

c. Data yang berkenaan dengan tindak lanjut atau follow up dari seluruh
program atau kegiatan pengembangan staf administratif

yang dilakukan

oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Untuk memperoleh ketiga data yang berkenaan dengan ketiga aspek

pengembangan staf administratif di atas, peneliti telah menyusun kegiatan
wawancara dengan orang-orang yang dapat dijadikan "key informan" atau orang-

orang yang memiliki kompetensi untuk dapat memberikan informasi yang akurat.
Adapun orang-orang tersebut adalah :

Pertama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaa Kabupaten Cianjur
yang merupakan pimpinan yang sekaligus berperan sebagai orang yang membuat

60

kebijakan (policy making) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Disamping
kedudukan beliau sebagai pembuat kebijakan, beliaupun memiliki kompetensi
dalam bidang manajemen karena beliau sedang menempuh pendidikan doktoral

(S3) untuk bidang manajemen, sebagai orang yang pernah menduduki jabatan

sebagai Kepala Bappeda beliau juga memiliki visi yang luas berkenaan dengan
pembangunan

pendidikan di Kabupaten Cianjur. Oleh karena

itu, beliau

ditempatkan sebagai "key informal pertama dalam penelitian ini.

Kedua, Wakil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan
patner Kepala Dinas dalam merumuskan bentuk kebijakan-kebijakan yang
dihasilkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Namun demikian beliau juga
memiliki kompetensi dalam bidang manajemen karena juga sedang mengikuti
pendidikan doktoral dalam bidang manajemen, selain itu beliau juga memiliki basic

kependidikan yang sangat luas karena memiliki latar belakang pekerjaan sebagai
guru, kerua PGRI, dan Jabatan Struktural di Kanwil Depdikbud propinsi Jawa
Barat.

Ketiga, Kepala Sub. Dinas Bina Tenaga Teknis yang merupakan sub unit
dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai
unit yang mengurus peningkatan kualitas tenaga kependidikan yang ada di
Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Cianjur.

dan dilingkungan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan

61

Keempat, Kepala Sub. Bagian Kepegawaian yang mempunyai tugas
melaksanakan penyelesaian administrasi bagi para pegawai baik yang promosi
maupun rotasi dalam lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, maupun
lingkungan tenaga fungsional.

2.

Observasi

Teknik

pengumpulan

data

dengan

observasi

merupakan

pengumpulan data yang sifatnya menunjang atau melengkapi

tehnik

terhadap tehnik

pengumpulan data wawancara. Dengan tehnik observasi ini, diharapkan penulis
dapat memperoleh data yang tidak terjangkau oleh tehnik wawancara, sehingga data
yang diperoleh betul-betul dapat melengkapi informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini.

Lebih lanjut S. Nasution (1988), mengemukakan bahwa ada beberapa
tingkatan partisipasi yang dilakukan oleh pengamat dari mulai tingkat yang rendah

sampai dengan tingkat yang lebih tinggi, yaitu partisipasi nihil, pasif, sedang, aktif,
sampai partisipasi penuh. Kaitannya dengan partisipasi penulis dalam penelitian ini,
maka posisi penulis berada pada posisi ketiga yaitu partisipasi sedang. Artinya
bahwa peneliti atau penulis hanya sebatas melihat dan melakukan pembicaraan-

pembicaraan tentang peristiwa sesuatu yang sifatnya terbatas pada informasi yang
dianggap paling relevan.

62

Adapun dalam kegiatan observasi data-data yang diperlukan oleh penulis
meliputi data :

a. Data yang berkenaan dengan bentuk kebijakan pengembangan staf administratif

yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

b. Data yang berkenaan dengan bentuk dan implementasi program atau kegiatan
pengembangan

staf

administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Cianjur.

c. Data yang berkaitan
pengembangan

staf

dengan tindak lanjut atau follow up dari hasil
administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Cainjur.

d. Data lainnya yang mendukung dan memiliki keterkaitan dengan upaya
pengembangan staf administratif.

3.

Dokumentasi

Teknik lainnya yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan studi dokumentasi. Adapun data yang
dikumpulka