Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DIPLOMA III KEUANGAN

PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN

DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

DILLA YUNI SANRA 102101108

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanPendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : DILLA YUNI SANRA

NIM : 102101108

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN JUDUL :PERANAN KOMUNIKASIDALAM

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Tanggal :………...2013 DOSEN PEMBIMBING

(Dra. Lucy Anna, M.Si) NIP : 19831008 201012 2 003

Tanggal :………...2013 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

(Dr. Yeni Absah,SE,M.Si )

NIP. 197411232000122 0010

Tanggal :………..2013 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

(Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec.Ac, Ak, CA) NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DIPLOMA III KEUANGAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : DILLA YUNI SANRA

NIM : 102101108

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS KERJA STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Medan, .... Agustus 2013

(DILLA YUNI SANRA) 102101108


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Program Studi Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara.

Penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini tidak hanya sebatas penulisan saja, tapi mampu memberikan pengaruh yang positif bagi para pembacanya dan dapat dijadikan sebagai suatu ilmu yang dimanfaatkan bagi siapa saja.

Selanjutnya penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Siselaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis yang penulis cintai Ayahanda Muhammad Ramadun dan Ibunda Ida Susanti serta Abang Kakak dan Adik penulis Mirza Febry Sanra, Fergieta Sanra dan Rama Satria Sanra yang selalu


(5)

memberikan doa serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.

5. Terima Kasih untuk Muhammad Adli Handoko yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Seluruh sahabat penulis Desriyani Isra, Mela Widya, Suci Dwi Putri, Desy Fauziah Nst, Dina Syavira Lbs, dan seluruh teman-teman khususnya di DIII Keuangan USU stambuk 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis mengucapkan terima kasih dan hanya bisa berdoa semoga kiranya bantuan, semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis agar dapat dibalas oleh Allah Swt. Penulis berharap agar tugas akhir ini memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2013 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 3

3. Tujuan Penelitian ... 3

4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU 1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provsu ... 5

2. Tugas Pokok dan Fungsinya ... 6

3. Visi dan Misi Budaya Kerja ... 7

4. Struktur Organisasi ... 8

5. Tugas dan Fungsi Masing-masing Bagian dan UPT ... 12

6. Kinerja Kegiatan Terkini ... 22

7. Rencana Kegiatan Dispenda Provsu ... 22

BAB III TOPIK PENELITIAN 1. Komunikasi ... 24


(7)

2. Unsur-unsur Komunikasi... 25

3. Bentuk Komunikasi ... 26

4. Proses Komunikasi ... 31

5. Pengertian Produktivitas & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya...36

6. Pengukuran Produktivitas ... 40

7. Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas ... 42

8. Analisis dan Evaluasi... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 46

2. Saran ... 47


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik perusahaan swasta maupun pemerintahan. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerja sama antara manusia yang terlibat dalam organisasi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Komunikasi akan memungkinkan setiap anggota organisasi untuk saling membantu, saling mengadakan interaksi.

Tujuan dari pada komunikasi menciptakan dan saling memberi pengertian (understanding) antara sesama komunikator (pengirim) dan komunikannya (penerimanya), mengandung kebenaran, lengkap, mencakup keseluruhan menarik dan nyata. Tetapi hal ini tidak bisa dicapai begitu saja, karena ada banyak ada hambatan dalam komunikasi, misalnya: banyaknya perantara dalam proses penyampaian informasi yang disampaikan tidak lagi akurat, dan jika hal ini terjadi akan mengakibatkan salah pengertian (missunderstanding) yang akan berdampak kesalahan pelaksanaan aktivitas kantor yang kemudian akan menghambat produktivitas karyawan, oleh karena itu komunikasi adalah hal yang sulit dan berbelit-belit serta memerlukan pemahaman yang baik.

Peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas perusahaan sangat penting karena sistem komunikasi yang baik akan meningkatkan aktifitas kerja karyawan. Tentu juga meningkatkan produktivitas perusahaan. Komunikasi pada


(10)

hakekatnya memegang peranan penting tidak hanya diperusahaan saja, tetapi juga di lembaga-lembaga lainnya, dalam pergaulan Komunikasi memberikan keterangan-keterangan tugas yang berubah dan kemajuan serta suksesnya organisasi digunakan untuk penukaran informasi dan pendapat. Tanpa adanya komunikasi yang baik, maka akan sulit mengadakan koordinasi. Karena itu perwujudan komunikasi ini memiliki peran yang sangat penting.

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu instansi pemerintah yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Memiliki pegawai atau karyawan yang produktif bukanlah impian instansi ini saja tetapi juga merupakan impian instansi yang lain. Namun untuk mendorong pegawai agar produktif tidaklah mudah. Produktivitas pegawai tidak hanya menyangkut dalam penjadwalan kerja, tetapi keterampilan berkomunikasi juga diperlukan. Oleh karena itu menjalin hubungan komunikasi yang terbuka, jujur, adil, antara pimpinan dan pegawai akan mendorong pegawai untuk bekerja dengan senang hati sehingga produktivitas pun dapat ditingkatkan. Baik buruknya suatu komunikasi akan berpengaruh terhadap hasil kerja dan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

Untuk lebih mengetahui bagaimana peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai, maka Penulis mencoba mengambil judul

“PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI

SUMATERA UTARA’’.

2. Rumusan Masalah

Sistem komunikasi yang dilaksanakan perusahaan akan mempengaruhi kelancaran para staf dan pegawainya. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan


(11)

untuk memperhatikan bagaimana cara-cara berkomunikasi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawainya. Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan yaitu: “Bagaimana peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ?”

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai khususnya pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Adapun manfaat penelitian, yaitu : a. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan masukan serta menyampaikan saran yang mungkin bermanfaat bagi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, mengenai masalah yang di hadapi dibidang komunikasi.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai pedoman atau bahan referensi dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan peranan komunikasi dala menungkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori – teori yang penulis dapatkan baik dari bangku kuliah maupun dari luar dan memperdalam ilmu pengetahuan serta menambah wawasan


(12)

dibidang Komunikasi khususnya menyangkut tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai.

BAB II

PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU

1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provsu

Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam Koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan ( SK ) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian bagian pajak dan Pendapatan juga berubah bentuk menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 No 137/II/GSU (berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 November 1974. No Finmat 7/15/3/74), maka terhitung sejak 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya pada tanggal 1 September 1975 No KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah tingkat II di Seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 143/II/GSU, yang kemudian dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No 4 Tahun 1976.

Setelah Otonomi Daerah, tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah diatur dalam perda Provinsi Sumatera Utara No 3 Tahun 2001 tentang Organisasi


(13)

dibidang Komunikasi khususnya menyangkut tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai.

BAB II

PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU

1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provsu

Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam Koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan ( SK ) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian bagian pajak dan Pendapatan juga berubah bentuk menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 No 137/II/GSU (berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 November 1974. No Finmat 7/15/3/74), maka terhitung sejak 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya pada tanggal 1 September 1975 No KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah tingkat II di Seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 143/II/GSU, yang kemudian dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No 4 Tahun 1976.

Setelah Otonomi Daerah, tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah diatur dalam perda Provinsi Sumatera Utara No 3 Tahun 2001 tentang Organisasi


(14)

Dinas Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No .060.254.K Tahun 2002.

2. Tugas Pokok dan Fungsinya

Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Utara No 03 Tahun 2001 tentang Organisasi Dinas Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 060.254.K Tahun 2002 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara serta organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah adalah menyelenggarakan sebagian kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas Dekonsentrasi di Bidang Pendapatan Daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Dispenda berfungsi :

a. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program kebijaksanaan dan pembinaan teknis dibidang Pendapatan Daerah.

b. Menyiapkan menyelenggarakan pembinaan program pengelolaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kenderaan Diatas Air, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Bea balik Nama Kendaraan Bermotor, Retribusi dan Pendapatan lain lain, Pengendalian dan Pembinaan.

c. Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan pendapatan sesuai dengan ketetapan Kepala Daerah.

Selain melaksanakan tugas pokoknya juga berfungsi sebagai Koordinator di Bidang Pendapatan Daerah, dimana dari sumber penerimaan pendapatan tersebut yang secara langsung di kelola oleh Dispendasu antara lain pemungutan yang bersumber dari Pajak Daerah dan beberapa penerimaan lainnya. Sedangkan pungutan PAD lainnya dikelola secara teknis oleh instansi / unit kerja di Provinsi Sumatera Utara. Dalam melakukan fungsi tersebut maka DISPENDASU berupaya melakukan koordinasi dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi guna peningkatan Pendapatan


(15)

Daerah setiap tahunnya tertuang dalam APBD danP.APBD sebagai sumber keuangan daerah untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah, pelaksanaan, pembangunan dan tugas tugas pelayan kepada masyarakat.

3. Visi dan Misi Budaya Kerja

Dalam rangka menyikapi pokok Dispendasu yaitu menyelenggarakan sebagian kewenangan Daerah dan tugas dekonsentrasi di Bidang Pendapatan Daerah, maka untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dispendasu mengacu kepada visi dan misinya yang merupakan pedoman ataupun arahan dalam pelakasanaan Renstra Potensi Provinsi Sumatera Utara.

a. Visi Dispenda Provsu :

Visi Dispendasu adalah “Menjadikan Dinas Pendapatan Daerah yang Profesional dan Berkualitas dalam Pemberdayaan Potensi Daerah Menuju Otonomi Daerah yang Maju dan Mandiri”.

b. Misi Dispenda Provsu :

i. Meningkatkan kemadirian daerah dalam pembiayaan penyelenggaraan. Pemerintah Umum dan pembangunan.

ii.Meningkatkan kualitas pelayanan professional.

Adapun budaya organisasi pada Dispendasu adalah :

PRIMA PELAYANANNYA LANCAR PEMASUKANNYA


(16)

Tujuan :

1. Meningkatkan penerimaan sumber Pendapatan Daerah Provsu.

2. Meningkatkan kualitas aparatur dalam pemberdayaan potensi daerah sebagai sumber penerimaan daerah.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan.

Sasaran :

1. Terwujudnya penerimaan daerah yang optimal.

2. Bertambahnya jumlah personil Dispendasu yang memiliki kemauan untuk menggali potensi SDA

3. Bertambahnya jumlah potensi objek dan subjek pajak/retribusi daerah.

4. Struktur Organisasi

Dalam menyikapi pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai UU No 22 Tahun 1999 dan PP No 84 Tahun 2000 tentang Pedooman Organisasi Perangkat Daerah , maka dengan Perda No 3 Tahun 2001 tentang Dinas Dinas Daerah Provinsi dan berdasarkan Keputusan Gubsu No 060.254.K/Tahun 2002, maka susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :


(17)

DINAS

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dispenda Provsu

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUSIONAL SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG PENGEMBANGAN DAN PENGEDALIAN BIDANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN KENDARAAN DI ATAS AIR BIDANG PAJAK AIR DAN

PAJAK LAINNYA BIDANG RETRIBUSI DAN PENDATAN LAINNYA SEKSI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH SEKSI TEHNIS PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN KENDARAAN DIATAS AIR SEKSI TEHNIS PERPAJAKAN SEKSI RETRIBUSI SEKSI KEBERATAN SENGKETA PERPAJAKAN SEKSI PENDAPATAN LAINNYA SEKSI PEMBUKUAN DAN LAPORAN SEKSI PEMBUKUAN DAN LAPORAN SEKSI KEBERATAN DAN SENGKETA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN KENDARAAN DIATAS AIR SEKSI EVALUASI DAN PENGEDALIAN PENDAPATAN DAERAH SEKSI HUKUM DAN PUBLIKASI SEKSI PEMBUKUAN DAN LAPORAN UPTD


(18)

a. Unsur Pimpinan ( Kepala Dinas )

b. Unsur Pembantu Pimpinan ( Wakil Kepala Dinas )

c. Unsur Pelaksana ( Bagian Tata Usaha dan Sub Dinas) terdiri dari : 1) Bagian Tata Usaha :

i. Sub Bagian Kepegawaian

ii. Sub Bagian Keuangan

iii. Sub Bagian Umum dan Perelngkapan

iv. Sub Bagian Organisasi dan Hukum

2) Bagian Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraaan Diatas Air :

i. Seksi Teknis Perpajakan

ii. Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan iii. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

3) Sub Dinas Bina Program

i. Seksi Perencanaan dan Pengembangan

ii. Seksi Penyuluhan

iii. Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

4) Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain i. Seksi Teknis Retribusi

ii. Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak


(19)

iv. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

5) Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan

i. Seksi Pengendalian Keuangan dan Material ii. Seksi Pengendalian Aparat Pelaksasna

iii. Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan 6) Sub Dinas Pajak ABT/APU dan PBB-KB

i. Seksi Teknis Perpajakan ii. Seksi Sengketa dan Keberatan iii. Seksi Pembukuan dan Pelaporan 7) Unit Pelaksana Teknis :

a. UPT DISPENDASU Medan Utara b. UPT DISPENDASU Medan Selatan c. UPT DISPENDASU Tebing Tinggi d. UPT DISPENDASU Pematang Siantar e. UPT DISPENDASU Kisaran

f. UPT DISPENDASU Balige

g. UPT DISPENDASU Panyabungan h. UPT DISPENDASU Sibolga

i. UPT DISPENDASU Padang Sidimpuan j. UPT DISPENDASU Gunung Sitoli k. UPT DISPENDASU Rantau Prapat l. UPT DISPENDASU Binjai

m. UPT DISPENDASU Sidikalang n. UPT DISPENDASU Kabanjahe


(20)

5. Tugas dan Fungsi Masing-masing Bagian Tata Usaha/Sub Dinas dan UPT a. Bagian Tata Usaha

ii. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pembinaan dan pengelolaan Kepegawaian, Keuangan, Umum dan Perlengkapan, Organisasi dan Hukum

iii. Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar penyelewengan urusan keuangan, pemberdayaan pegawai, pemberdayaan organisasi dan penyiapan produk-produk hukum.

b. Perencanaan dan pengadaan, kebutuhan Internal dan kebutuhan administrasi dinas, serta penyempurnaan/ peningkatan pengelolaan, pemeliharaan dan pengendalian atas penggunaannya sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.

c. Perencanaan, pengelolaan dan pengurusan pertanggung jawaban keuangan dinas, sesuai ketentuan dan standar yang diterapkan.

d. Perencanaan, pengelolaan dan peningkatan pendayagunaan kepegawaian sesuai ketentuan standar yang ditetatapkan.

e. Perencanaan dan peningkatan sistem kerja serta pengelolaan produk hukum dinas, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas dan wakil kepala dinas sesuai bidang dan fungsinya.

g. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas dan wakil kepala dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.


(21)

h. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kepala dinas melalui wakil kepala dinas sesuai standar yang ditetapkan.

iv. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud pada butir i dan ii, Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh :

a. Kepala Sub Bagian Kepegawaian b. Kepala Sub Bagian Keuangan

c. Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan d. Kepala Sub Bagian Organisasi dan Hukum

b. Sub Dinas Program

i. Kepala Sub Dinas Bina Program mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang perencanaan dan pengembangan, penyuluhan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

ii. Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Sub Dinas Bina Program menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan Penyempurnaan standar standar dalam penyusunan Program kerja Dinas, Penyuluhan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. b. Penyusunan, rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan c. Pelaksanaan penyuluhan, monitoring, dan standar yang di tetapkan. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas dan wakil

kepala dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas dan wakil kepala dinas sesuai bidang dan fungsinya.


(22)

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kepala dinas melalui wakil kepala dinas sesuai standar yang ditetapkan

iii. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir i dan butir ii Kepala Sub Dinas Bina Program dibantu oleh :

a. Kepala Seksi perencanaan dan pengembangan b. Kepala Seksi Penyuluhan

c. Kepala Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

c. Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

i. Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis perpajakan, penanganan sengketa dan keberatan, pembukuan dan pelaporan Pajak kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air ( PKB-KAA) serta Bea Balik Nama Kenderaan di Atas Air ( BBNKB-KAA)

ii. Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air mempunyai fungsi :

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis pengelolaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air serta Bea Balik Nama penatausahaan dan pemberian pertimbangan penyelesaian sengketa dan keberatan Pajak, intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan, pembukuan dan pelaporan.

b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program jangka menengah dan tahunan di bidang pembinaan teknisperpajakan, penanganan sengketasesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan


(23)

c. Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengelolaan pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah/air permukaan, intensifikasi danextensifikasi, penanganan sengketa dan keberatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya,

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai bidang tugass dan fungsinya

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar yang diterapkan.

iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air diabantu oleh :

a. Kepala Seksi Teknis Perpajakan

b. Kepala Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan

c. Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan

d. Sub Dinas Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/ Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

i. Kepala Sub Dinas Pajak Pengambilan dan Pemnafaatn Air Bawah Tanah/Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis perpajakan, sengketa dan keberatan serta pembukuan dan pelaporan Pajak pengambilan dan Pemanfaatn air bawah tanah/air permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kenderaan bermotor.


(24)

ii. Untuk membantu melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir i, kepala Sub Dinas Pengambilan dan Pemanfaatn Air Bawah Tanah/Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah/air permukaan dan pajak bahan bakar kenderaan bermotor, penatausahaan dan pertimbangan penyelesaian sengketa dan keberatan pajak, intensifikasi dan extensifikasi pemungutan pembukuan dan pelaporan.

b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengambilan dan pengendalian program pembangunan jangka menengah dan tahunan sesuai standar yang diterapkan rencana jangka menengah dan tahunan di bidang teknis perpajakan, penanganan sengketa dan keberatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengolaan pajak pengambilan dan pemanfaatan air dibawah tanah/air permukaan, intensifikasi dan extensifikasi, penganan sengketa dan keberatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar yang diterapkan.


(25)

iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya maka dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Teknis Perpajakan b. Kepala Seksi Sengketa dan Keberatan c. Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan

e. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain

i. Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis Retribusi, Bagi Hasil Pajak dan BukanPajak (BHP-BP), Pendapatan lain lain, Pembukuan dan Pelaporan.

ii. Untuk membantu melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir , Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis Retribusi, Bagi Hasil Pajak dan BukanPajak (BHP-BP), Pendapatan lain lain, Pembukuan dan Pelaporan.

b. Pelaksanaan, pengkoordiansian dan pengambilan dan pengendalian program pembangunan jangka menengah dan tahunan sesuai standar yang diterapkan rencana jangka menengah dan tahunan di bidang teknis retribusi dan pendapatan lain lain sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengolaan Retribusi, Bagi Hasil Pajak dan BukanPajak (BHP-BP), Pendapatan lain lain, Pembukuan dan Pelaporan, intensifikasi dan extensifikasi, penganan sengketa dan keberatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.


(26)

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan olej Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar yang diterapkan.

iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya maka dibantu oleh : a. Kepala Seksi Teknis Retribusi

b. Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak c. Kepala Seksi Penerimaan Lain Lain

d. Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan

f. Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan

i. Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang Pengendalian Keuangan dan Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan.

ii. Untuk membantu melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir i, Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis Pengendalian Keuangan dan Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan.

b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengambilan dan pengendalian program pembangunan jangka menengah dan tahunan sesuai standar


(27)

yang diterapkan rencana jangka menengah dan tahunan di bidang teknis Pengendalian Keuangan dan Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengolaan Pengendalian Keuangan dan Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan, intensifikasi dan extensifikasi, pengnanganan sengketa dan keberatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar yang diterapkan

iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya maka dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Teknis Pengendalian Keuangan b. Kepala Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana

c. Kepala Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan

g. Kepala Unit Pelaksana Teknis

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan membantu Kepala Dinas dalam pengadminstrasian dan pengutipan PKB,PKDA,Palak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan Lain-lain.Untuk


(28)

menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatanmempunyai fungsi :

i. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar-standar pendataan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

ii. Menyelenggarakan optimalisasi potensi pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain sesuai dengan standar yang ditetapakan.

iii. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

iv. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas

4. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, dispendasu terus berupaya agar tujuan yang telah di gariskan oleh dispendasu dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan instansi adalah menyelenggarakan program – program sebagai berikut:


(29)

1. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program dan kebijaksanaan teknis dibidang pendapatan.

2. Menyelenggarakan pembinaan, program, pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan pajak bea balik nama kendaraan bermotor, retribusi dan pendapatan lain-lain, pengendalian dan pembinaan.

3. Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan Pendapatan sesuai ketetapan Kepala Daerah.

5. Rencana Kegiatan Dinas Pendapatan Daerah Provsu

Keberadaan Dispendasu selama ini merupakan bukti nyata kemampuan organisasi dalam mendukung terselenggaranya Pemerintahan dan Pembangunan. Peningkatan Penerimaan Pendapatan Daerah dapat terwujud dengan adanya semangat kerja dan disiplin pegawai/petugas yang tinggi serta profesional.Berdasarkan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 dan sesuai dengan otonomi yang diberikan, maka daerah diberikan hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri dan sebagai konsekuensinya daerah diberikan sumber-sumber keuangan yang cukup.

Untuk mengelola sumber-sumber tersebut maka dibentuklah dinas-dinas dimana salah satunya adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyelenggara sebagian kewenangan pemerintahan maupun tugas dekonsentrasi di bidang pendapatan daerah, Dipendasu memiliki peranan yang sangat strategis yakni :“Sebagai pengelola utama sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan berpedoman pada prinsip akuntabilitas, transparansi, efisien dan efektif”. Dengan peran yang strategis ini. Dispenda dituntut untuk :


(30)

1. Mampu meningkatkan PAD secara terus menerus khususnya penerimaan dari Pajak Daerah dan Retribusi Jasa Ketatausahaan.

2. Mampu mewujudkan Pelayanan Prima (exelent servive) dalam pelaksanakan administrasi Pajak Daerah dan Retribusi.

3. Mampu mengoptimalkan kewenangan di bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah diberikan.


(31)

BAB III

TOPIK PENELITIAN 1. Komunikasi

Manusia sebagai mahluk individu maupun sosial memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi manusia. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan dan sebagainya kepada seseoranng secara timbal balik sebagai penyampaian maupun penerima komunikasi.

Komunikasi pada dasarnya dapat dipandang dari berbagai dimensi. Jika dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara dinamis. Secara simbolik, komunikasi menggunakan berbagai lambang atau simbol yang dinyatakan dalam bentuk nonverbal (isyarat, gerak, dan ekspresi) maupun verbal (bahasa lisan dan tertulis). Sementara sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur-unsur yang saling bergantungan dan merupakan satu kesatuan yang integratif.

Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain terangsang untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi.

Menurut Stuart (2004: 18) memberikan pengertian :

“Komunikasi adalah membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih”.

Menurut Rogers dan Kincaid (2004:19) memberikan pengertian :


(32)

melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian”.

Menurut Hovland (2004:17) memberikan pengertian :

“Komunikasi adalah Suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan prinsip-prinsip secara tegas, dan atas dasar pronsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap”.

2. Unsur-unsur Komunikasi

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut :

a) Sender : komunikasi yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b) Encoding: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. c) Message: pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

d) Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e) Decoding: pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f) Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g) Response: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setela diterima pesan. h) Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikasi apabila tersampaikan atau

disampaikan kepada komunikator.

i) Noise: gangguan tak terencana dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.


(33)

3. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara lisan maupun tulisan.Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari komunikasi satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah ( two way communication).

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang disampaikan.

Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pesan dalam mengetahui pokok persoalan akan menunjukkan gaya atau cara penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan diatas, komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang sesuai dengan yang diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.


(34)

Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu: seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi miss communication karena tidak adanya umpan balik.

Contoh sederhana dari komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya bila suatu perguruan tinggi menggunakan komunikasi dua arah. Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu perusahaan, maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak menjamin komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik.

Oleh karena itu untuk melaksanakan komunikasi yang baik dalam suatu perguruan tinggi adalah adanya jalinan pengertian dari kedua belah pihak.Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai pihak.Alat-alat untuk membantu melancarkan komunikasi.

Jadi, untuk dapat melaksanakan komunikasi yang baik perlu adanya pengertian-pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang menerima komunikasi tersebut, sehingga apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan. Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, jangan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti.


(35)

Meskipun dalam komunikasi kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya, maka kemungkinan komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, sehingga kita dapat memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan tertentu antara lain :

i. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin ii. Biaya-biaya dapat ditekan

iii. Dapat meningkatkan partisipasi

iv. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik

Perguruan tinggi sebagai wadah dalam menjalin kerjasama tentunya mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan perguruan tinggi.

Selanjutnya hubungan harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang jelas, pasti dan diketahui. Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun dengan sebaik-baiknya hingga mudah dipahami oleh setiap anggota, barulah kerjasama dapat berjalan dengan baik dan berlangsung secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan urat nadi suatu perguruan tinggi dimana komunikasi itu berwujud penyampaian berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi perkantoran atau dapat dinyatakan juga sebagai tata hubungan.

Komunikasi verbal yang diterapkan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi lisan yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara meliputi langsung bertatap muka, melalui telepon, rapat, pidato, dan pengarahan. Komunikasi


(36)

tertulis yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara meliputi surat keputusan, memo, suarat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya.

b. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata.Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala.Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya pembicaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu organisasi maupun lingkungan sosial lainnya.

Seperti aspek dari ekspresi wajah adalah menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya mengerut sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendengar secara kontinu tentang apa yang dikatakan pembicara. Komunikasi nonverbal lainnya adalah bahasa tubuh, yang merupakan komunikasi oleh gerakan badan selama komunikasi tatap muka.Ada banyak gerakan tidak ketara atau tidak begitu nampak yang dilakukan oleh orang-orang tetapi mengandung arti tersendiri.Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabat tangan dengan keras dan masih banyak gerakan badan lainnya.

Komunikasi nonverbal penting bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien.Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat. Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam segi emosional dari suatu komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode komunikasi nonverbal dalam suatu hubungan komunikasi. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang


(37)

berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata.Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala.

Komunikasi nonverbal memberikan umpan balik yang berharga bagi pembaca kode. Jadi pada hakekatnya, komunikasi adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain, dalam rangka kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.

Komunikasi non verbal kurang diterapkan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara karena komunikasi non verbal bersifat informal, komunikasi non verbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan kantor, sebab komunikasi non verbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan panca indera. Biasanya komunikasi non verbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai yang mempunyai hubungan dekat dan sudah akrab.

4. Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasari terjadinya hubungan antara manusia, bahkan dalam keadaan paradaban yang primitif sekalipun. Dalam masyarakat yang tinggi peradabannya dan lebih kompleks, masalah komunikasi maupun kegunaannya turut berkembang. Perkembangan teknologi dalam hal ini mengirimkan, memproses, menyimpan, dan menerima informasi mengharuskan pesan-pesan disampaikan sederhana, jelas, dan tepat, sehingga makna yang sebenarnya dapat terwujud. Semakin kompleks sifat dari suatu organisasi semakin tinggi pula tingkat kemajemukan sistem komunikasi. Analisis sistem komunikasi yang paling sederhana sifatnya memperlihatkan adanya tiga jalur (three way flow) :


(38)

Bentuk komunikasi kebawah adalah komunikasi yang berbentuk instruksi atau informasi.Instruksi disampaikan dalam bentuk perintah, dapat pula beragam saran atau usul dengan ungkapan yang halus.Dibanding dengan perintah, arus informasi lebih umum sifatnya.

Komunikasi kebawah di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara seperti komunikasi antara Ketua Dispendasu dengan Sekretaris Dispendasu, Staf dan Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2) Komunikasi Ke Atas

Komunikasi ke atas adalah arus komunikasi dari bawahan ke atasan (pimpinan) yang lebih menekankan segi pertanggungjawaban antara pimpinan dengan bawahan. Bentuknya adalah surat pertanggungjawaban, saran, pengaduan dan permintaan untuk diberikan keputusan. Komunikasi keatas paling sering berbentuk konsultasi antara karyawan dan pimpinan, dengan memberi kesempatan kepada pihak karyawan untuk mengajukan pendapat serta membahas masalah dengan pihak kesekretariatan dekan.

Komunikasi keatas di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara misalnya komunikasi antara Staf dan Pegawai Dispendasu, Sekretaris Dispendasu, kepada Ketua Dispendasu.

3) Komunikasi Horizontal

Komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi antara dua staf atau pegawai atau dua belah pihak yang mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat. Komunikasi horizontal ini perlu ditingkatkan perannya. Dengan bertambahnya penggunaan bidang jasa spesialisasi keharusan itu jelas tergambar. Pada jenjang dewan Direksi arus horizontal terwujud dengan diadakannya rapat senat. Pada jenjang kebawah manfaat rapat dapat digunakan untuk tujuan yang sama.


(39)

Komunikasi horizontal yang di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara seperti komunikasi antara sesama pegawai dan staf. Komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Komunikasi Secara Lisan

Komunikasi secara lisan ini dipergunakan komunikasi berhadapan muka atau komunikasi tatap muka (face to face). Hal ini dikecualikan kalau dilakukan komunikasi dengan menggunakan telepon, pidato, briefing dan media komunikasi lainnya.

Proses komunikasi secara lisan antara Ketua Dispendasu dengan Sekretaris Dispendasu, Staf dan Pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

b. Komunikasi Secara Tertulis

Komunikasi secara tertulis merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan manajemen, karena kata-kata atau pesan-pesan dari pimpinan dibuat secara tertulis agar otentik, yang dicatat dalam suatu dokumen agar dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan kembali.

Hal yang tidak menguntungkan dari komunikasi yang bersifat tertulis adalah pemeliharaan atau penyimpanan yang yang bersifat up to date dan usaha untuk secara tepat mendapatkan kembali dokumen itu bila diperlukan dikemudian hari. Manfaat lain dari komunikasi dengan dokumen tertulis yaitu dapat menjadi suatu sumber perselisihan kerena sistem formalitas dengan legalitas (prosedur pengaturan).

Suatu organisasi yang baik, dalam menyampaikan suatu warta akan mempergunakan segala macam saluran yang mungkin terutama saluran perintah dan tanggung jawab yang resmi. Disamping tidak mengabaikan


(40)

saluran hubungan informal diantara para anggotanya juga mempertimbangkan cara dan alat untuk mengadakan hubungan. Dengan demikian warta yang dikehendaki dapat mencapai tujuannya dengan efektif.

Komunikasi secara tulisan antara Ketua Dispendasu dengan Sekretaris Dispendasu, Staf dan Pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara misalnya berupa surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan, dan sebagainya. Hubungan komunikasi terbagi dalam dua bentuk yaitu :

i. Komunikasi Internal

Komunikasi Internal merupakan komunikasi yang sehari–hari dilaksanakan pada kegiatan usaha, baik di bidang jasa maupun barang, karena sebagian besar kegiatan kantor terdiri dari adanya hubungan-hubungan didalam lingkungan sendiri. Komunikasi Internal di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara misalnya komunikasi antara Ketua Dispendasu dan Sekretaris Dispendasu dengan staf dan pegawai, komunikasi antar sesama staf dan pegawai.

ii. Komunikasi External

Komunikasi External bertujuan menjalin hubungan yang baik antara pihak perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Komunikasi ini dapat diwujudkan dengan telepon, berbicara langsung atau dengan pengiriman surat.

Komunikasi external yaitu komunikasi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan. Jika hubungan-hubungan keluar itu dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, pastilah perusahaan yang bersangkutan mendapat pandangan yang positif pengaruhnya dalam usaha meningkatkan


(41)

produktivitas perusahaan. Ada empat azas pokok komunikasi dalam menciptakan dan memelihara sistem komunikasi yaitu:

a. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain.

b. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkan pada satu hal lain yang telah dimengerti.

c. Orang yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban untuk membuat dirinya mengerti.

d. Orang yang tidak mengerti dalam menerima warta mempunyai suatu kewajiban untuk meminta suatu penjelasan. Efektivitas suatu organisasi sangat tergantung kepada bermanfaat atau tidaknya data yang dikomunikasikan. Kegagalan komunikasi akan terjadi jika anggota organisasi menyampaikan segala hal yang tidak sesuai dengan data yang sebenarnya. Komunikasi external yang dilakukan seperti komunikasi dengan dinas lain yang ada di Sumatera Utara seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kehutanan, Dinas Pemuda dan Olahraga serta instansi – instansi pemerintah lainnya. Komunikasi external ini tetap terjalin dengan baik.

Hal ini tidak luput dari komunikasi yang dilakukan oleh pihak dinas, khususnya kepala dinas.

5. Pengertian Produktivitas dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas

Para ekonom biasanya mendefinisikan produktivitas sebagai


(42)

dihubungkandengan industri-industri secara keseluruhan pada sektor-sektor dalam suatu perekonomian.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran dengan jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, antara lain:

a) Bersumber dari pekerjaan

Suatu pekerjaan yang banyak memerlukan gerakan yang dapat mengakibatkan produktivitas kerja menjadi rendah.Oleh karena itu, agar gerakan dalam melakukan pekerjaan cepat dan tepat terlebih dahulu diadakan “Time andMotion Study”.

Dengan dua studi tersebut dapat tercipta gerakan - gerakan yangefektif dan dapat memperlancar pekerjaan sekaligus mengurangi kesalahan karyawan. Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pekerjaan yang paling sibuk adalah pekerjaan Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas dituntut untuk bekerja dengan kondisi fisik yang kuat tetapi dengan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan maka terkadang ketahanan fisik Sekertaris Dinas tersebut menjadi menurun sehingga produktivitas kerjanya menjadi berkurang. b) Bersumber dari karyawan itu sendiri

Semangat dan kegairahan kerja para karyawan merupakan unsur penting guna mencapai produktivitas yang tinggi. Maka sebaiknya pimpinan memperhatikan unsur penting tersebut seperti melalui :

-Gaji yang memadai


(43)

-Penempatan karyawan pada posisi yang tepat

Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, unsur-unsur ini juga diperhatikan oleh Kepala Dinas. Sebab apabila unsur ini tidak deperhatikan akan membuat semangat kerja menjadi rendah dan menyebabkan produktivitas juga menjadi rendah. Selain dari kedua sumber tersebut diatas maka faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:

1) Pendidikan

Tingkat produktivitas kerja karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya . Semakin tinggi pendidikan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan tujuan kejenjang yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan. Menurut pengamatan, pendidikan mempengaruhi produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara karena pendidikan juga membedakan posisi staf dan pegawai atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

2) Kesehatan jasmani dan rohani

Salah satu tugas pimpinan perkantoran adalah menjamin kesehatan karyawan yaitu dengan cara mengatur jam kerja, meniadakan lembur dan mendirikan poliklinik sehingga dapat menciptakan kegiatan kerja para karyawan. Karyawan yang sehat juga pasti akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.

Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, kesehatan jasmani dan rohani para staf dan pegawai juga selalu diperhatikan, sebab staf dan pegawai yang sehat akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Staf dan Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara berhak


(44)

untuk berobat ke dokter atau Rumah Sakit yang menjadi rujukan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3) Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh besar dalam meningkatkan produktivitas. Lingkungan kerja yang bersih dapat mempengaruhi karyawan untuk bekerja lebih giat.

Lingkungan kerja ini juga diatur sebaik mungkin, sehingga membuat suasana kerja di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara menjadi lebihnyaman yang dapat membuat para staf dan pegawai menjadi lebih semangat bekerja, sehingga produktivitas kerja juga akan meningkat.

4) Faktor Manajerial

Gaya kepemimpinan yang efektif, memotivasi, mengarahkan, dan menggerakan bawahannya agar dapat bekerja dengan lebih semangat dan bergairah dalam melaksanakan tugas.

Dikarenakan struktur organisasinya Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara hanya terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris Dinas dan Staf / Pegawai, maka faktor manajerial dilakukan Kepala dan Sekretaris Dinas. Mereka adalah pimpinan yang memotivasi, mangarahkan, dan menggerakkan bawahannya agar dapat bekerja dengan lebih semangat dan bergairah dalam melaksanakan tugas.

5) Motivasi

Pemberian motivasi oleh seseorang pimpinan yang baik akan membimbing dan melatih karyawannya. Memotivasi setiap karyawan tidaklah mudah,


(45)

sebab setiap karyawan mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan dan keinginan yang berbeda.

Motivasi juga merupakan faktor utama pendukung tingginya produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Staf dan pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi, tentu saja produktivitas kerjanya akan meningkat.

6) Peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan mempunyai efek yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja seorang karyawan perlu mendapat perhatian dari perusahan karena produktivitas kerja akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Produktivitas dimaksudkan sebagai penggunaan sumber-sumber ekonomi yang digerakan secara efektif dan memerlukan keterangan organisator dan teknik sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah.

Metode-metode yang ada untuk meningkatkan produktivitas kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah dengan pemotivasian staf dan pegawai dengan memberikan berbagai dorongan. Adapun dorongan itu yaitu memberikan upah/gaji yang memadai, kenyamanan dan keamanan pekerja saat bekerja lembur dan adanya jaminan sosial.

6. Pengukuran Produktivitas

Pengukuran atau penilaian produktivitas perusahaan merupakan pengukuran terhadap produktivitas atau prestasi kerja karyawan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik.Pengukuran atau penilaian produktivitas


(46)

karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan.Apakah baik, sedang, atau kurang.Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan.

Hal ini digunakan untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya. Dengan pengukuran produktivitas atau prestasi kerja berarti para bawahan mendapat perhatian atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah dalam bekerja, asalkan proses pengukurannya atau penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut pengukuran ini memungkinkan karyawan untuk dipromosikan, didemosikan, dikembangkan atau balas jasa (kompensasi) nya dinaikkan.

Pengukuran produktivitas atau penilaian prestasi kerja staf dan pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dilakukan dalam waktu setahun sekali yakni pada akhir tahun, dimana yang melakukan pengukuran atau penilaian langsung terhadap staf dan pegawai adalah Sekretaris Dinas dan Kepala Dinas.

Adapun hal-hal yang dinilai atas diri karyawan adalah hal-hal yang dapat mendorong produktivitas atau prestasi kerja setiap karyawan seperti kesetiaan atau loyalitas karyawan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, dedikasi dan partisipasi karyawan didalam perusahaan.

Manfaat yang diharapkan perusahaan dari pengukuran atau penilaian ini adalah untuk mengetahui keadaan keterampilan dan kemampuan setiap karyawan secara rutin, sebagai dasar perencanaan bidang personalia khususnya penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin. Sedangkan bagi karyawan tersebut adalah bahwa ia dapat mengetahui setiap kemampuannya melalui nilai yang kurang, cukup atau baik. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan berarti dia (karyawan) dapat memperbaikinya untuk waktu yang akan datang.


(47)

7. Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas

Komunikasi yang efektif mengandung arti pengiriman dan penerimaan informasi yang paling cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh kedua pihak dan pengambilan tindakan yang tepat terhadap pertukaran informasi. Seorang pimpinan harus selalu mempertimbangkan biaya dan akibat agar tercapainya suatu tujuan yang efektif dan efisien dalam pemilihan dan penggunaan saluran organisasi, dimana ini juga merupakan usahanya untuk mengembangkan dan memperbaiki komunikasi formal dalam organisasi.

Dengan mengetahui peranannya dan saluran-saluran yang dilaluinya dapat memberikan perubahan-perubahan dalam organisasi, sehingga rintangan-rintangan dalam komunikasi dapat dikurangi.

Untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif, seorang pengirim informasi hendaknya memberikan pesan secara ringkas dan jelas, serta menggunakan bahasa yang sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan intelektual dari penerima pesan dengan menggunakan media yang tepat. Media yang paling tepat sebenarnya tergantung pada apa yang dikomunikasikan dan kemana komunikasi tersebut akan disampaikan.

American Management Assiciation (AMA) yang dikutip olehEffendy

(2005:27) telah menyusun sejumlah prinsip komunikasi yang disebut dengan “The

Commandements Of good Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang

baik), yaitu:

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan. 2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.


(48)

3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.

4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain bila perlu dalam perencanaan komunikasi. 5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai dasar berita selama

dikomunikasikan.

6. Ambil kesempatan bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu atau umpan balik.

7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan. 8. Perhatikan konsistensi komunikasi.

9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

Prinsip-prinsip komunikasi AMA ini memberikan pedoman kepada para pimpinan untuk meningkatkan komunitas komunikasi. Jadi, apabila para pimpinan mampu melaksanakan tugas kepemimpinan yang baik maka akan dapat mengambil manfaat atau keuntungan-keuntungan seperti kelancaran tugas-tugas dapat terjamin, biaya-biaya dapat lebih ditekan dan dapat meningkatkan partisipasi serta pengawasan dapat dilakukan dengan lebih baik.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa setiap organisasi membutuhkan organisasi yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain organisasi tidak dapat berfungsi jika komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi tersebut tidak efektif, padahal kebanyakan organisasi berhasil dimulai dengan komunikasi yang efektif.

Meningkatkan produktivitas manusia dalam organisasi tidak hanya menyangkut penjadwalan pekerjaan dan keterangan yang diperlukan untuk itu, akan tetapi juga menyangkut kondisi, iklim, dan suasana kerja.Salah satu cara dalam


(49)

meningkatkan produktivitas yaitu dengan cara memperbaiki komunikasi dengan membuatnya lebih efektif secara terus-menerus.

Jadi, jelaslah bahwa setiap organisasi memerlukan komunikasi yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, organisasi tidak dapat berfungsi jika komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tersebut tidak efektif.

8. Analisis dan Evaluasi

Komunikasi yang dilaksanakan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara sudah cukup baik dan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini dapat dilihat dari penyelesaian tugas tugas yang diberikan kepada para pegawai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan komunikasi yang baik pula, maka produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara tersebut dapat meningkat. Peningkatan produktivitas kerja pegawai ini dapat menghemat biaya, waktu, dan metode kerja (tenaga dan pikiran).

Penulis menilai bahwa hambatan–hambatan komunikasi yang terjadi di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara masih dalam taraf wajar, misalnya kesalahpahaman yang terjadi akibat perbedaan pendapat antara para staf dan pegawai di Dispendasu. Dan ini merupakan hal yang biasanya karena dapat diatasi setelah adanya saling pengertian antara kedua belah pihak atas pesan atau informasi yang disampaikan.

Selain itu, penulis juga menilai bahwa proses komunikasi yang terjadi di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara juga tetap berjalan dengan lancar. Para pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara juga diberikan kesempatan untuk memberikan saran maupun ide – ide mereka kepada atasan dengan


(50)

komunikasi yang baik dan sopan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Bagian akhir dari penelitian ini akan menguraikan kesimpulan yang berdasarkan atas rumusan masalah yang dibahas pada bab–bab terdahulu tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, kesimpulan – kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sistem komunikasi yang digunakan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu sistem komunikasi dua arah. Komunikasi yang terjadi meliputi vertikal dan horizontal.

b. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi yang dilakukan dengan baik oleh Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, serta Staf dan Pegawai. Dengan komunikasi yang baik pula, maka tujuan dari Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat tercapai secara efektif dan efisien.

c. Komunikasi sangat penting sebagai pusat informasi apabila dengan didukung oleh peralatan-peralatan komunikasi yang lengkap, selain itu komunikasi akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan.


(51)

staf dan karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Provsu.

2. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka penulis akan memberikan beberapa saran seperti yang diraikan sebagai berikut :

a. Hendaknya hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan di Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi Sumatera Utara maupun sesama staf dan pegawai yang setara tingkatannya tetap terjalin dengan baik. Hal ini tidak luput dari komunikasi yang dilakukan dengan baik dan tepat.

b. Alat-alat komunikasi yang sudah ada hendaknya dapat dipelihara dengan sebaik –

baiknya agar dapat memperlancar arus informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan berkomunikasi pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

c. Agar selalu menjalin komunikasi yang baik antara satu dengan yang lainnya

mengingat betapa besarnya pengaruh komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

d. Meminimalkan penggunaan media komunikasi untuk kegiatan di luar pekerjaan,

misalnya penggunaan telepon yang sering digunakan untuk kepentingan pribadi, media komunikasi Dinas hendaknya hanya digunakan untuk kepentingan Dinas saja.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Canggara Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada

Canggara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi Bisnis. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada

Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung : Mandar Maju Muhammad, Arni .2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Yuwono, S. 1991. Administrasi Perkantoran, Cetakan ke-14. Yogyakarta : Nur Cahaya.

Widjaja, A.W. 1994. Komunikasi. Jakarta : Bina Aksara.

Buku Pintar Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Buku Profil Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.


(1)

7. Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas

Komunikasi yang efektif mengandung arti pengiriman dan penerimaan informasi yang paling cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh kedua pihak dan pengambilan tindakan yang tepat terhadap pertukaran informasi. Seorang pimpinan harus selalu mempertimbangkan biaya dan akibat agar tercapainya suatu tujuan yang efektif dan efisien dalam pemilihan dan penggunaan saluran organisasi, dimana ini juga merupakan usahanya untuk mengembangkan dan memperbaiki komunikasi formal dalam organisasi.

Dengan mengetahui peranannya dan saluran-saluran yang dilaluinya dapat memberikan perubahan-perubahan dalam organisasi, sehingga rintangan-rintangan dalam komunikasi dapat dikurangi.

Untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif, seorang pengirim informasi hendaknya memberikan pesan secara ringkas dan jelas, serta menggunakan bahasa yang sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan intelektual dari penerima pesan dengan menggunakan media yang tepat. Media yang paling tepat sebenarnya tergantung pada apa yang dikomunikasikan dan kemana komunikasi tersebut akan disampaikan.

American Management Assiciation (AMA) yang dikutip olehEffendy (2005:27) telah menyusun sejumlah prinsip komunikasi yang disebut dengan “The Commandements Of good Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang baik), yaitu:

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan. 2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.


(2)

3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.

4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain bila perlu dalam perencanaan komunikasi. 5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai dasar berita selama

dikomunikasikan.

6. Ambil kesempatan bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu atau umpan balik.

7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan. 8. Perhatikan konsistensi komunikasi.

9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

Prinsip-prinsip komunikasi AMA ini memberikan pedoman kepada para pimpinan untuk meningkatkan komunitas komunikasi. Jadi, apabila para pimpinan mampu melaksanakan tugas kepemimpinan yang baik maka akan dapat mengambil manfaat atau keuntungan-keuntungan seperti kelancaran tugas-tugas dapat terjamin, biaya-biaya dapat lebih ditekan dan dapat meningkatkan partisipasi serta pengawasan dapat dilakukan dengan lebih baik.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa setiap organisasi membutuhkan organisasi yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain organisasi tidak dapat berfungsi jika komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi tersebut tidak efektif, padahal kebanyakan organisasi berhasil dimulai dengan komunikasi yang efektif.

Meningkatkan produktivitas manusia dalam organisasi tidak hanya menyangkut penjadwalan pekerjaan dan keterangan yang diperlukan untuk itu, akan tetapi juga menyangkut kondisi, iklim, dan suasana kerja.Salah satu cara dalam


(3)

meningkatkan produktivitas yaitu dengan cara memperbaiki komunikasi dengan membuatnya lebih efektif secara terus-menerus.

Jadi, jelaslah bahwa setiap organisasi memerlukan komunikasi yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, organisasi tidak dapat berfungsi jika komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tersebut tidak efektif.

8. Analisis dan Evaluasi

Komunikasi yang dilaksanakan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara sudah cukup baik dan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini dapat dilihat dari penyelesaian tugas tugas yang diberikan kepada para pegawai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan komunikasi yang baik pula, maka produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara tersebut dapat meningkat. Peningkatan produktivitas kerja pegawai ini dapat menghemat biaya, waktu, dan metode kerja (tenaga dan pikiran).

Penulis menilai bahwa hambatan–hambatan komunikasi yang terjadi di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara masih dalam taraf wajar, misalnya kesalahpahaman yang terjadi akibat perbedaan pendapat antara para staf dan pegawai di Dispendasu. Dan ini merupakan hal yang biasanya karena dapat diatasi setelah adanya saling pengertian antara kedua belah pihak atas pesan atau informasi yang disampaikan.

Selain itu, penulis juga menilai bahwa proses komunikasi yang terjadi di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara juga tetap berjalan dengan lancar. Para pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara juga diberikan kesempatan untuk memberikan saran maupun ide – ide mereka kepada atasan dengan


(4)

komunikasi yang baik dan sopan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Bagian akhir dari penelitian ini akan menguraikan kesimpulan yang berdasarkan atas rumusan masalah yang dibahas pada bab–bab terdahulu tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, kesimpulan – kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sistem komunikasi yang digunakan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu sistem komunikasi dua arah. Komunikasi yang terjadi meliputi vertikal dan horizontal.

b. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi yang dilakukan dengan baik oleh Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, serta Staf dan Pegawai. Dengan komunikasi yang baik pula, maka tujuan dari Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat tercapai secara efektif dan efisien.

c. Komunikasi sangat penting sebagai pusat informasi apabila dengan didukung oleh peralatan-peralatan komunikasi yang lengkap, selain itu komunikasi akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan.


(5)

staf dan karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Provsu.

2. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka penulis akan memberikan beberapa saran seperti yang diraikan sebagai berikut :

a. Hendaknya hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara maupun sesama staf dan pegawai yang setara tingkatannya tetap terjalin dengan baik. Hal ini tidak luput dari komunikasi yang dilakukan dengan baik dan tepat.

b. Alat-alat komunikasi yang sudah ada hendaknya dapat dipelihara dengan sebaik – baiknya agar dapat memperlancar arus informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan berkomunikasi pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

c. Agar selalu menjalin komunikasi yang baik antara satu dengan yang lainnya mengingat betapa besarnya pengaruh komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. d. Meminimalkan penggunaan media komunikasi untuk kegiatan di luar pekerjaan,

misalnya penggunaan telepon yang sering digunakan untuk kepentingan pribadi, media komunikasi Dinas hendaknya hanya digunakan untuk kepentingan Dinas saja.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Canggara Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada

Canggara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi Bisnis. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada

Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung : Mandar Maju Muhammad, Arni .2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Yuwono, S. 1991. Administrasi Perkantoran, Cetakan ke-14. Yogyakarta : Nur Cahaya.

Widjaja, A.W. 1994. Komunikasi. Jakarta : Bina Aksara.

Buku Pintar Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Buku Profil Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.


Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Pengajardan Pegawai pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5 104 61

Peranan Fasilitas Kerja Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Sumatera Utara

2 76 45

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf dan Pegawai Pada Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 43 57

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Pegawai Pada Bagian Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

6 69 64

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Pegawai Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

0 38 58

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU)

0 45 55

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

0 34 54

Peranan Komunikasi dalam Meningkatkan Aktivitas Kerja pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

0 31 58

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

0 27 60

BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU 1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provsu - Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Staf Dan Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 18