EFEKTIFITAS MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM SATUAN PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR : Studi Deskriptif Kualitatif di SMUN 1Bangodua Kabupaten Indramayu.
2,;
7W
EFEKTIFITAS MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM
SATUAN PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR
(Studi Deskriptif Kualitatif di SMUN 1Bangodua Kabupaten Indramayu)
TES1S
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Administrasi Pendidikan
**Zl?'+
Oleh :
H. Taindin, Drs.
N1M. 999489
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
200 1
t/
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Penbinbing I
Prof Dr.
H.
Moch.
NIP.
Idochi Anwar
130 256 639
Penbimbing II
Prof. Dr. H.
Abdul Azis Wahab,
NIP.
130
321
112
M.A.
Bacaiah dengan noma Allahmuyang mendptakan,
Dia Utah mendptakan manusia dart segumpal darah,
Bacaiah, karma Allahmu yang Pcmurdh,
Yang mengq/ar dengan qatam. Dia M engajarkan
kepada manusia apayang tidak diketahuinya,
(Q.S. AJ'AJaq: 1-5)
*'?>
Untukyang tersayang:
Anakku YeniFebriani danIstrikuHj.MindRochmi,
yang selalu mendampingiku dalamsuka maupun duka
111
abstrak:
Tajudin.
2001. Efektifitas
Manajemen
Pelaksanaan
Program Satuan Pelajaran dalam Meningkatkan Kualitas Proses
Belajar Mengajar (Studi Deskriptif Kualitatif di SMUN I
Bangodua Kabupaten Indramayu)
Masalah
bagaimana
pelajaran
mengajar.
yang
menjadi
fokus
penelitian
ini
adalah
efektifitas manajen pelaksanaan program satuan
dalam meningkatkan kualitas
proses
belajar
Penelitian ini bertujuan
untuk
mendapatkan
informasi,
menganalisis,
dan
mendeskripsikan
tentang
efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMUN
I Bangodua Kabupaten Indramayu.
Teori-teori yang digunakan untuk mengkaji
dan
permasalahan
mencapai tujuan penelitian ini berkaitan dengan
administrasi
pembelajaran
pendidikan,
kedudukan
konsep
manajemen
sistem
dalam peningkatan kualitas PBM, PPSI,
kinerja
guru,
peran kepemimpinan kepala sekolah dan
mengukur
efektifitas program satuan pelajaran, serta hasil-hasil
studi terdahulu. .
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan
subyek kepala sekolah, guru, dan para peserta didik yang
terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar.
Pengumpulan
data dilakukan melalui
teknik
observasi,
wawancara
selama
dan
studi dokumentasi. Analisis
penelitian
penafsiran,
berlangsung,
data
melalui
dilakukan
pencatatan,
kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan program
satpel di SMUN I Bangodua Kabupaten Indramayu belum berjalan
secara efektif dan belum mencapai hasil yang memuaskan.
Hal
ini antara lain dapat ditinjau dari rendahnya kinerja guru,
belum efektifnya implementasi dan evaluasi program satpel,
masih
banyaknya
kendala yang
dihadapi
guru,
serta
kepemimpinan kepala sekolah yang belum efektif dalam membina
dan mendorong para guru untuk menyusun program satpel.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa
manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran di SMUN I
Bangodua Kabupaten Indramayu belum berjalan secara efektif
dan
belum mencapai hasil yang memuaskan. Sehubungan
itu, disarankan kepada para kepala sekolah untuk
melakukan
pemantauan
terhadap kegiatan
dengan
senantiasa
pembelajaran
yang
dilakukan oleh para guru; Lembaga penataran dan pelatihan
guru disarankan untuk melakukan penataran bagi para guru
mengenai proses pembelajaran; Depdiknas, disarankan untuk
melakukan pemantauan pembelajaran secara langsung; para
guru, disarankan untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya
sehubungan dengan tugas pokoknya (mengajar); dan
para
peneliti lain disarankan melakukan penelitian
lanjutan
dengan pendekatan dan metode yang bervariasi agar diperoleh
data yang lebih luas dan mendalam.
IV
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
i
PERNYATAAN
ii
MOTTO
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I.
xiv
PENDAHULUAN
a. A. Latar Belakang Masalah
BAB
II.
1
B.
Fokus Penelitian
8
C.
Masalah Penelitian
9
D.
Definisi Operasional
11
E. Tujuan Penelitian
14
F.
Manfaat
15
G.
Kerangka Pemikiran
Hasil
Penelitian
18
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen/Administrasi Pendidikan
B.
Kedudukan Manajemen Sistem Pembelajaran
dalam Peningkatan Kualitas PBM
C.
33
Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI)
D.
20
42
Kinerja Guru dalam Mengembangkan
Program Satpel
46
E. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
63
F. Mengukur Efektivitas Program
G.
Satuan Pelajaran
83
Hasil Studi Terdahulu
90
xi
BAB
BAB
III.
IV.
BAB V.
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
96
B.
Penjajagan Lokasi Penelitian
99
C.
Subjek Penelitian
100
D.
Teknik Pengumpulan Data
102
E.
Validitas Data
107
F.
Proses Pengumpulan Data
110
G.
Pengolahan dan Analisis Data
Ill
H.
Tahapan Penelitian
114
DESKRIPSI
DAN
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian
119
B.
Pembahasan
147
KESIMPULAN,
HasilPenelitian
IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
167
B.
Implikasi
169
C.
Rekomendasi
171
DAFTAR PUSTAKA
174
LAMPIRAN
180
Xll
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 3.1 : Alur Kegiatan Penelitian
Gambar 4.1 : Proses Pengembangan PSP Linier
Xlll
99
120
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Pedoman Penelitian
180
Lampiran 2.
184
Surat Keputusan Pembimbing
Lampiran 3. Surat Keterangan
186
Lampiran 4.
187
Riwayat Hidup
IV
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Visi reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan
dan reformasi kehidupan nasional yang tertera dalam garis-
garis
besar
terwujudnya
haluan
berdaya
Negara
oleh
hukum
1999-2004)
saing, maju
dan
Indonesia
yang
sehat,
demokratis,
lingkungan,
teknologi,
memiliki
menguasai
etos
didukung
mandiri,
beriman,
ilmu
kerja
dalam
yang
berakhlak mulia, cinta tanah air,
dan
adalah
sejahtera,
Kesatuan Republik Indonesia
manusia
bertakwa,
(GBHN,
masyarakat Indonesia yang damai,
berkeadilan,
wadah
negara
berkesadaran
pengetahuan
yang
tinggi
dan
serta
berdisiplin.
Perwujudan
tanggungjawab
peserta
pendidikan,
didik
menampilkan
masyarakat berkualitas
menjadi
keunggulan
terutama
subjek
dirinya
dalam
yang
yang
tersebut
menjadi
mempersiapkan
makin
berperan
tangguh,
kreatif,
mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Prioritas
utama peningkatan mutu
pendidikan
peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang
adalah
pendidikan,
yang pada dasarnya dititikberatkan pada tiga faktor utama,
yaitu:
1
1. mutu dan jumlah sumber belajar mengajar;
2. mutu proses belajar-mengajar dalam konteks
pelaksanaan
kurikulum dan pembelajaran; dan
3. mutu
keluaran
(knowledge),
pendidikan
sikap
dalam
arti
(affective),
pengetahuan
dan
ketrampilan'
(psychomotor).
Akhir-akhir
ini
mutu
pendidikan
makin
sering
dipersoalkan. Banyak pendapat yang mengemukakan bahwa mutu
pendidikan
kita
harapan,
dewasa ini menurun
sehingga
diperlukan
dan
belum
berbagai
memenuhi
upaya
untuk
meningkatkannya. Dalam GBHN dikemukakan bahwa masalah yang
dihadapi
dalam
bidang pendidikan
adalah
berlangsungnya
pendidikan yang kurang bermakna bagi pengembangan
dan
watak
peserta
didik,
yang
berakibat
pribadi
hilangnya
kepribadian dan kesadaran akan makna hakiki kehidupan.
Berbagai
upaya
peningkatan
mutu
pendidikan
dilakukan melalui berbagai cara, antara lain
pengembangan
kurikulum sebagai keseluruhan program pengalaman
belajar,
pengadaan buku-buku pelajaran beserta buku pegangan
dan
pembinaan
sumber
belajar.
perpustakaan
sekolah
sebagai
Namun apapun yang telah
pusat
dilakukan
meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan hasil
memuaskan
tanpa
kualitas
guru.
dibarengi
dengan
Sebagaimana
peningkatan
diakui
oleh
telah
guru,
dan
untuk
yang
terhadap
para
ahli
pendidikan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin
ada tanpa peningkatan mutu guru.
Dalam seluruh sistem pendidikan, terutama pada
sekolah,
guru
strategis
terutama
melalui
memegang
dalam upaya
pengembangan
diinginkan.
membentuk
dan
dan
dan
sangat
watak
bangsa
nilai-nilai
Soedijarto
sumber
daya
yang
(1991:119)
bahwa: "Secara makro tugas guru
pengembangan
akhirnya
penting
kepribadian
Semiawan
mengemukakan
dengan
peranan
jalur
berhubungan
manusia
yang
akan paling menentukan kelestarian dan
pada
kejayaan
kehidupan bangsa".
Dalam
konteks
pembelajaran di kelas,
peranan
digantikan oleh yang lain. Di pandang dari
sulit
pembelajaran
peranan
guru
dalam
dimensi
masyarakat
tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
guru
Indonesia
dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan
karena
bukan
sekedar
itu.
Pembelajaran
between
the
perubahan
perilaku
lebih
proses
dipandang
pembelajaran
upaya
tersebut
aspek
diharapkan, yang akan mewarnai
(Tyler,
diharapkan
kepribadian
terjadi
para
peserta
gurulah
interaksi
ini, peran guru
tidak dapat diganti
oleh
yang
edukatif
antara peserta didik dengan guru dan lingkungannya.
hal
dari
interaction
condition
yang positif pada diri
hal ini,
lebih
the
sebagai
learner and the external
Melalui
Dalam
hakekatnya
menyampaikan bahan, melainkan
1986:63).
didik.
pada
Dalam
teknologi
(Supriadi,1998).
mengatakan
pendidikan
bahwa
dan
ditiadakan
dalam
Sejalan dengan itu,
pengajaran
atau
guru
tetap
diganti dengan
kaitannya
merupakan
keberadaan
dengan
manajer
Sukmadinata
(1997)
di
proses
dalam
penting,
yang
lainnya.
manajemen
kelas dan manajer
tidak
dapat
Apalagi
pendidikan,
guru
pembelajaran,
yang
dituntut hadir di tengah-tengah peserta didik dalam rangka
pengejawantahan
pengalaman belajar, yang
meliputi
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Guru
sumber
daya manusia yang sangat
program
pendidikan.la
sangat
dekat
terutama
merupakan
hubungannya dengan
dalam
tatap
muka
menentukan
unsur
aspek
merupakan
keberhasilan
manusiawi
anak didik
yang
di
sekolah
terjadi
pada
proses
kegiatan
yang
diatur
yang
belajar-mengajar.
Proses
sedemikian
pembelajaran
rupa
menurut
adalah
langkah-langkah
tertentu
pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan,
ini
dituangkan
memperkirakan
dalam bentuk perencanaan
agar
pengaturan
mengajar,
yang
atau memproyeksikan mengenai apa yang
akan
dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran.
Dalam pandangan tradisional, mengajar ini tidak lebih
dari
pada
sekedar
memasukan isi
atau
bahan
pelajaran
kepada murid sedemikian rupa sehingga ia bisa mengeluarkan
kembali
Proses
segala isi dan bahan pelajaran yang
pengajaran
dalam persfektif
ini
diterimanya.
hanya
meliputi
guru,
atau
instruktur, murid dan buku
guru
hanya
membaca
isi
buku
pelajaran;
pelajaran
tugas
kemudian
menyampaikannya kepada murid sehingga pada akhir pelajaran
mereka bisa mengetahui segala isi buku pelajaran.
Pandangan
pengajaran
1985),
dalam
baru
itu
tentang
mengajar
merupakan suatu sistem (Dick
sistem merupakan seperangkat unsur
suatu susunan teratur yang saling
bergantung
1987; Andrew & Moin,
Proses
sehingga
and
yang
Carey,
tersusun
berhubungan
belajar-mengajar
antara
peserta
terjadi
pada
didik
hakekatnya
dengan
adalah
lingkungannya,
perubahan perilaku ke arah
dalam
baik
yang
lebih
faktor internal yang
yang
Dalam proses belajar-mengajar,
paling utama adalah mengkondisikan
menunjang
didik.
berbagai
terjadinya
Untuk
perubahan
kepentingan tersebut
kemampuan,
seperti
guru
membuat
dari
datang
tugas guru
lingkungan
perilaku
yang
datang
diri individu, maupun faktor eksternal yang
dari lingkungan.
(How
1979).
Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor
mempengaruhinya,
dan
menuju
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
and Miskel,
interaksi
bahwa
dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas
tercapainya
baik.
adalah
agar
bagi
peserta
perlu
memiliki
persiapan
berupa
satuan pelajaran.
Menurut
Dick
and
Carey
(1985),
senua
komponen
pengajaran saling berinteraksi tanpa adanya penekanan yang
berlebihan
pada salah satu komponennya dalam
minat
belajar berupa perubahan perilaku
tidak
ada penekanan yang berlebihan terhadap
komponen
pengajaran
menimbulkan
murid.
sebagaimana Die and
salah
Carey,
menganggap
bahwa sebenarnya guru merupakan satu
pengajaran
yang
pada
perlu mendapatkan perhatian
komponen lainnya, sebab guru merupakan
Walaupun
satu
penulis
komponen
lebih
dari
sumber
daya
manusia yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan.
Dalam presfektif baru tugas guru sangat kompleks, dan
berhubungan
suatu
dengan sejumlah komponen
sistem.
meminta
guru
Pembinaan
untuk
gurupun
membaca
pengajaran
tidak
buku-buku
hanya
mengembangkan sebuah model tugas
sekedar
pelajaran
menyampaikannya sebanyak-banyaknya kepada murid.
(1986)
sebagai
dan
Anderson
pengajaran
yang
interpendensi, dalam lima perangkat sebagai berikut:
1. menyeleksi kurikulum;
2. mendiagnosis kesiapan, gaya, dan minat murid;
3. merancang program;
4. merencanakan pengelolaan kelas; dan
5. melaksanakan pengajaran di kelas.
Lebih
keempat
lanjut dikemukakan bahwa tugas pertama
merupakan
perencanaan,
tugas
sedangkan
guru
tugas
dalam
kelima
kaitannya
merupakan
sampai
dengan
tugas
mengajar secara nyata di kelas. Oleh karena itu sebenarnya
tugas-tugas guru dalam presfektif baru dapat dikelompokkan
ke dalam dua kelompok besar, yaitu merencanakan pengajaran
dan mengajar di kelas.
Di
sisi
lain,
Gagne
dan
Berlinger
(1979)
mengemukakan empat fase pengajaran yang meliputi:
1. fase sebelum pengajaran;
2. fase sebelum dan sesaat pengajaran;
3.
fase pengajaran;
4.
fase sesudah pengajaran.
Dalam
setiap
dan
pase terdapat
kegiatan-kegiatan
yang
menjadi tugas guru. Ini berarti ada tugas-tugas yang harus
dikerjakan
sebelum
pengajaran,
selama
pengajaran,
dan
sesudah pengajaran.
Tugas-tugas
guru sebelum mengajar adalah
bagaimana
merencanakan suatu sistem pengajaran yang baik. Tugas guru
selama mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu
pengajaran
yang
Sedangkan
tugas
menentukan
Ketiga
sesuai dengan yang
telah
guru setelah mengajar
keberhasilan pengajaran yang
sistem
direncanakan.
adalah
bagaimana
dilaksanakannya.
tugas tersebut saling berhubungan
dalam
mencapai
efektifitas dan efisiensi pengajaran.
Merencanakan pengajaran merupakan tugas pertama
sebagai
pengajar.
merencanakan
tugas
yang
kemampuan
suatu
Merencanakan
bukanlah
karena
menuntut
berpikir yang tinggi untuk memecahkan
masalah-
bagi
seorang
kompleks,
berarti
dan
mudah
sistem yang
pengajaran
guru
guru,
masalah
pengajaran.
Dalam pada itu,
dituntut
kemampuan
yang tinggi untuk mengidentifikasi unsur-unsur
pengajaran
dan menghubung-hubungkannya satu sama lain.
Berdasarkan
uraian di atas dan
memperhatikan
bahwa
perencanaan pengajaran merupakan tugas penting bagi setiap
guru,
peneliti terdorong untuk melakukan pengkajian secara
mendalam
program
mengenai
satuan
efektifitas
pelajaran
manajemen
dalam
pelaksanaan
meningkatkan
kualitas
proses belajar-mengajar.
B.
Fokus Penelitian
Karena penelitian
sangat erat kaitannya,
ini menyangkut berbagai aspek
yang
maka untuk memperjelas masalah yang
akan dijadikan topik penelitian ini perlu ditetapkan fokus
penelitian
secara
diorientasikan
tegas.
Penelitian
pada masalah perencanaan
ini
lebih
pengajaran
yang
berkaitan dengan efektifitas manajemen pelaksanaan program
satuan
pelajaran
belajar-mengajar.
kinerja
program
guru
yang
satuan
dalam
meningkatkan
kualitas
Adapun fokus penelitian ini
dalam menyusun
satuan
meningkatkan
dalam
pelajaran
kualitas proses
program
satuan
sebagai
menyangkut
pelajaran,
pedoman
belajar-mengajar,
dilakukan guru untuk mengetahui efektifitas
pelajaran, dan peran kepemimpinan
membina
dan
mendorong para
guru
kepala
untuk
proses
untuk
evaluasi
program
sekolah
menyusun
»??i' •-.'
a
program
satuan pelajaran.
dikembangkan
dari
disampaikan.
Program
Satuan pelajaran pada
setiap
pokok
satuan
bahasan
pelajaran
yang
akan
disini
difokuskan pada perumusan tujuan pembelajaran,
kegiatan belajar-mengajar,
dasarnya
lebih
penyusunan
perkiraan penjatahan waktu,
dan
perencanaan evaluasi belajar-mengajar.
C.
Masalah Penelitian
Penelitian
pelaksanaan
ini berkisar tentang efektifitas manajemen
program satuan pelajaran
kualitas proses belajar-mengajar.
dalam
meningkatkan
Penelitian ini
berupaya
mengungkapkan berbagai hal yang berkaitan dengan manajemen
persiapan
mengajar,
pelaksanaan
program
khususnya
satpel dalam
proses belajar-mengajar.
efektifitas
manajemen
meningkatkan
kualitas
Penelitian ini akan mengungkapkan
pula hal-hal yang berkaitan dengan peranan kepala
dalam
sebagai
manajemen
pelaksanaan
program
satuan
salah satu manajemen kurikulum.
ini tidak hanya akan mengungkap
pertanyaan
tentang "bagaimanakah"
demikian
dan
efektifitas
program satuan pelajaran,
pelajaran
Dengan
penelitian
pelaksanaan
sekolah
tetapi
menjawab
manajemen
harus
pula
dapat mengungkap dan menjawab pertanyaan "bagaimana" peran
kepala
sekolah serta faktor-faktor lain
dengan
efektivitas manajemen pelaksanaan
pelajaran,
dalam
kaitannya
program
serta "mengapa" hal tersebut dilakukan.
satuan
10
Sehubungan
dirumuskan
manajemen
dengan
sebagai
kualitas
Negeri Bangodua I
Adapun
penelitian
"Bagaimanakah
program
proses
satuan
ini
efektivitas
pelajaran
belajar-mengajar
dalam
di
SMU
Kabupaten Indramayu?".
konsep
penelitian
masalah
berikut:
pelaksanaan
meningkatkan
itu,
ini
pokok
yang
dirumuskan
menjadi
dalam
bahan
bentuk
kajian
pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
kinerja
belajar-mengajar
guru
dalam
sebagai
menyusun
perencana
proses
program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu?
2. Bagaimanakah
implementasi
program
satuan
pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar
di
SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu?
3. Bagaimanakah
mengetahui
satuan
evaluasi
yang
dilakukan
efektifitas manajemen
pelajaran
di
SMU
Negeri
guru
pelaksanaan
Bangodua
untuk
program
Kabupaten
Indramayu?
4.
Bagaimanakah
mengembangkan
kendala-kendala yang dihadapi guru
program satuan pelajaran di
SMU
dalam
Negeri
Bangodua I Kabupaten Indramayu?
5.
Bagaimanakah
peran kepemimpinan kepala
sekolah
membina dan mendorong para guru untuk menyusun
satuan
pelajaran
Indramayu?
di SMU Negeri Bangodua
I
dalam
program
Kabupaten
11
D.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesimpuangsiuran dalam
istilah-istilah
yang
digunakan
dalam
menafsirkan
penelitian
ini,
dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut.
1.
Efektivitas.
ini
belum
tersebut
yang
Pengertian tentang efektivitas sampai saat
ada
rumusan
yang
dan
disebabkan karena setiap orang
berbeda,
kepentingannya
sesuai
dengan
masing-masing.
different
people. "
sudut
pasti.
Hal
memberi
arti
pandang
dan
Diakui oleh
Chung
dan
"Efektivenes means different
Maginson (1981:506) bahwa:
to
jelas
besar
Bahasa
Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif
berarti
ada efeknya (akibatnya,
atau
mujarab,
dituju.
yang
pengaruhnya,
daya guna.
melaksanakan
Dalam
kamus
dapat membawa hasil.
adalah keefektifan,
orang
Dalam
pada
itu,
kesannya),
Jadi
manjur
efektivitas
Adanya kesesuaian antara
tugas
dengan
Achmad
sasaran
Sanusi
yang
(1989:9)
mengemukakan:
Efektivitas
adalah terlaksananya
kegiatan
dengan
dan
rapi,
sesuai
dengan
mengandung
unsur
kreatif
serta
benar-benar
bermanfaat
dan
Bermakna
dalam
arti
sesuai
dengan
baik,
teratur,
bersih
ketentuan
yang berlaku;
dan
seni,
bermakna.
kebutuhan dan
kaidah etis.
Sedangkan Steer (1985) mengungkapkan bahwa
adalah
sejauh
mana
organisasi
efektivitas
melaksanakan
tugas pokoknya atau mencapai sasarannya.
seluruh
12
Berdasarkan
dikemukakan
beberapa
bahwa
terlaksananya
pengertian
efektivitas
di
atas
dapat
berkaitan
semua tugas pokok,
dengan
tercapainya
tujuan,
tepat waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Efektivitas
adalah
yang
efektivitas
dimaksud dalam
program
menyangkut motivasi guru,
kepemimpinan
kepala
satuan
penelitian
pelajaran,
yang
kegunaan, evaluasi, dan peran
sekolah,
berdasarkan
ketepatan
penyusunan, ketercapaian tujuan pembelajaran,
waktu serta ketepatan pendayagunaan sarana,
dan
ini
ketepatan
prasarana,
sumber belajar dalam meningkatkan kualitas
proses
belaj ar-mengaj ar.
2. Program.
Dalam
dijelaskan
asas-asas
Ramus Besar
bahwa
serta
perekonomian
program
dengan
dan
Bahasa
adalah
usaha
sebagainya
Indonesia
rancangan
dalam
yang
mengenai
ketatanegaraan,
akan
dijalankan.
Program itu lebih berrsifat detail, dalam arti
yang
bentuk
akan
(1990)
dilaksanakan atau dijalankan,
hal-hal
tidak
pekerjaan yang akan dilakukan semata
hanya
melainkan
meliputi berbagai penunjang untuk terlaksananya rencana
dan
tugas
atau
dipertanggungjawabkan.
dalam
sudah
kewajiban
Yang
penelitian ini adalah
masak
dilaksanakan
atau
dalam
matang
kegiatan
yang
dimaksud
rencana
yang
harus
dengan
program
pengajaran
sedang
yang
dan
akan
belajar-mengajar
atau
13
interaksi belajar-mengajar.
3. Program
satuan
merupakan
erat
pelajaran.
salah
hubungannya dengan tujuan
pelajaran
suatu
yang
pendek
yang
masing-masing
sedang
instruksional,
sudah
pokok
dan
atau
masak
atau
bahasan yang
akan
adalah
pengajaran
matang
untuk
oleh
guru,
dibuat
dilaksanakan
satuan
ini
kerangka
yang
proses
Program
dimaksud dalam penelitian
rancangan
pelajaran
pengajaran
waktu dan evaluasi.
rencana,
jangka
satuan
satu bentuk program
belajar-mengajar,
yang
Program
dalam
kegiatan
belajar-mengajar atau interaksi belajar-mengajar, untuk
memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.
4.
Kualitas.
Kualitas
"Quality,"
yang berarti mutu dan sifat.
dimaksud
proses
dalam
dalam
berasal
melaksanakannya,
prosesnya,
diberikannya,
bahasa
baik
Inggris
Kualitas
penelitian ini adalah mutu
belajar-mengajar
dalam
dari
dan
dilihat dari
kemudahan
keterlibatan
peserta
serta
hasil
berupa
atau
yang
sifat
guru
didik
pengaruh
pengetahuan,
yang
keterampilan
maupun sikap.
5. Proses
belajar-mengajar.
proses
belajar-mengajar
pembelajaran
learner
proses
and
sebagai
the
Tyler
(1986)
identik
the
dengan
interaction
external condition.
belajar-mengajar
diartikan
mengartikan
proses
between
Dalam
sebagai
hal
the
ini
interaksi
14
antara
peserta
didik
belajar-mengajar
dengan
menunjuk
lingkungannya.
pada
dua
Proses
kegiatan,
yakni
proses belajar yang dilakukan peserta didik dan
mengajar
yang
dilakukan oleh
guru.
mengajar
yang
dimaksud dalam
penelitian
interaksi
antara
peserta
didik
Proses
proses
belajar-
ini
dengan
adalah
guru
yang
direncanakan secara sistematis (dalam satuan pelajaran)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
E. Tujuan Penelitian
Secara
umum
menganalisis
dan
penelitian
menemukan
ini
secara
bertujuan
empiris
untuk
tentang
efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMU
Negeri
Bangodua
masukan
untuk
I Kabupaten
meningkatkan
Indramayu,
kualitas,
relevansi pengelolaan pendidikan,
pengalaman
sebagai
bahan
efisiensi,
dalam rangka
yang lebih bermakna bagi peserta
dan
memberikan
didik,
baik
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang
yang
lebih
tinggi
maupun untuk
mengembangkan
diri
di
masyarakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.
Secara khusus penelitian ini bertujuan mengetahui:
1. Kinerja guru sebagai perencana proses
dalam
belajar-mengajar
menyusun program satuan pelajaran di SMU
Bangodua I Kabupaten Indramayu.
Negeri
15
2.
Implementasi
meningkatkan
program
satuan
pelajaran
dalam
kualitas proses belajar-mengajar
di
SMU
Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
3. Evaluasi
yang
efektifitas
dilakukan
manajemen
guru
untuk
pelaksanaan
mengetahui
program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
4.
Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
program
satuan
pelajaran
di SMU
mengembangkan
Negeri
Bangodua
I
Kabupaten Indramayu.
5. Peran
kepemimpinan
mendorong
para
kepala sekolah dalam
guru
untuk
menyusun
membina
program
dan
satuan
pelajaran di SMU Negeri I Kabupaten Indramayu.
F.
Manfaat Hasil Penelitian
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
kepada berbagai pihak yang berkepentingan
program
satuan
proses
pelajaran
belajar-mengajar,
dalam
baik
meningkatkan
secara
dengan
kualitas
teoritis
maupun
secara praktis.
1.
Manfaat Teoritik
Melalui
penelitian
ini diharapkan
dapat
diperoleh
masukan berupa sumbangan terhadap pengembangan teori
berkaitan
dengan
administrasi
menemukan
dalil-dalil
atau
kurikulum,
prinslp-prinsip
yakni
yang
upaya
pengelolaan
e
16
satuan
pelajaran
belajar-mengajar
umumnya.
Hasil
penelitian
sebagai
mendalami
teori
dari
ini
meningkatkan
kualitas
khususnya dan kualitas
dijadikan
khususnya
dalam
ini
juga
salah satu bahan
administrasi
administrasi
pendidikan
diharapkan
kajian
sebagai
suatu
kurikulum yang
memahami
dapat memberi
motivasi
dan kinerja guru
bagian
penelitian
terhadap
dalam
upaya
sistem,
merupakan
sumbangan
pada
dapat
dalam
administrasi pendidikan. Lebih dari itu,
diharapkan
proses
upaya
mengembangkan
program satuan pelajaran serta memahami peran kepemimpinan
kepala sekolah dalam membina dan mendorong para guru untuk
menyusun
program
satuan
pelajaran
dalam
kualitas
proses belajar-mengajar khususnya
meningkatkan
dan
kualitas
pendidikan pada umumnya.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan
dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam rangka meningkatkan
efektifitas
satuan
pendidikan,
pelajaran.
khsusnya dalam
Secara
terinci,
masalah
hasil
program
penelitian
terutama bermanfaat:
a. Bagi
Para guru,
hasil penelitian ini
dapat
dijadikan
landasan empirik untuk meningkatkan pengelolaan program
satuan
pelajaran
sebagai
bagian
dari
pengelolaan
17
kurikulum
hasil
secara efisien dan efektif. Di samping
penelitian
masukan
dalam
mengembangkan
ini dapat
usaha
dijadikan
meningkatkan
perencanaan
sebagai
itu,
bahan
motivasi
dalam
belajar-mengajar
melalui
program satuan pelajaran.
b. Bagi Para kepala sekolah dan para pengelola pendidikan,
hasil
penelitian
supervisi
proses
ini dapat
dijadikan
belajar-mengajar,
sebagai
khususnya
dalam
implementasi program satuan pelajaran. Di samping
hasil
penelitian
masukan
untuk
semangat
ini dapat
lebih
dijadikan
meningkatkan
guru dalam melakukan
sebagai
dan
bahan
itu,
bahan
menggairahkan
perencanaan
pengajaran
melalui program satuan pelajaran.
c. Bagi
Depdiknas, hasil penelitian ini
balikan
dalam
atas
implementasi
meningkatkan
khususnya
umumnya.
dijadikan
dan
Di
kualitas
peningkatan
samping itu,
sebagai
program
bahan
dapat
dijadikan
satuan
pelajaran
proses
kualitas
belajar-mengajar
pendidikan
hasil penelitian
pertimbangan
ini
dalam
alternatif-alternatif pemecahan masalah yang
pada
dapat
mencari
berkaitan
dengan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam
meningkatkan
kualitas
perencanaan mengajar.
guru
dalam
mengembangkan
18
d.
Bagi
Program
masukan
studi Administrasi
untuk
penelitian
membuka
lebih
wawasan
lanjut,
sebagai
Pendidikan,
bagi
khususnya
penelitian-
dalam
masalah
pengelolaan program satuan pelajaran.
Memahami
atas,
maka
berbagai manfaat sebagaimana diharapkan
penulis
berpendapat
bahwa
penelitian
di
ini
penting untuk dilakukan.
G.
Kerangka Pemikiran
Peningkatan
ditentukan
oleh
melaksanakan
Sehubungan
dengan
kualitas proses belajar-mengajar
kemampuan
dan
dengan
guru
menilai
itu,
dalam
proses
tema pokok
sangat
merencanakan,
belajar-mengajar.
studi
efektifitas manajemen pelaksanaan
ini
berkaitan
program
satpel
dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
Program
satuan
pembelajaran
utama,
harus
atau
sedikitnya berkaitan dengan
yaitu
mengajar
pelajaran
tujuan,
materi,
(KBM) dan evaluasi.
dikaji
secara jelas dan
lima
komponen
kegiatan
belajar-
Komponen-komponen
tersebut
metode,
mendalam
dituangkan dalam satuan pelajaran (satpel).
inilah
suatu
perencanaan
untuk
Dalam kerangka
administrasi pendidikan memposisikan diri
keseluruhan
komponen
pembelajaran,
untuk
terhadap
mencapai
sebagai
berbagai
tujuan
secara
dasarnya program satuan pelajaran atau
rencana
efektif dan
Pada
proses perencanaan
kemudian
efisien.
pembelajaran
merupakan hasil interpretasi
komponen-komponen
di
atas,
yang
guru
disesuaikan
terhadap
dengan
19
berbagai
kondisi
kegiatan
yang
pembelajaran
ada
agar
dapat
yang memungkinkan
menghasilkan
proses
belajar
siswa berlangsung optimal.
Ketika guru mengembangkan program satuan pelajaran di
dalam
dirinya
pengambilan
terjadi
serta
proses
keputusan mengenai apa dan bagaimana
proses
belajar-mengajar
dalam
proses
akan berlangsung.
bentuk satuan pelajaran.
yang
diambil
faktor,
dalam
lain
berhubungan
kemampuan
guru
dalam
efektifitas program satuan
kendala
yang
satuan
Tepat
tidaknya
dengan
guru dalam mengimplementasikan
pelajaran,
terhadap
Isi keputusan
oleh guru sangat ditentukan
antara
kemampuan
berpikir
dihadapi guru dalam
pelajaran,
membina
dan
keputusan
oleh
berbagai
kinerja
guru,
program
satuan
melakukan
evaluasi
pelajaran,
kendala-
mengembangkan
dan peran kepemimpinan
mendorong para
disusun
guru
kepala
untuk
program
sekolah
menyusun
program satuan pelajaran.
Kerangka pemikiran di atas,
dapat dilukiskan
sebagai
berikut.
Pelaksanaan
Penilaian
Tujuan
Interaksi
Kesesuaian
Materi
Metode
KBM
Evaluasi
antara peser
antara peren
canaan dengan
pelaksanaan
Perencanaan
ta didik de
ngan kondisi
lingkungan
.1
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Umpan balik
(kualitas PBM)
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif yang ditujukan untuk mengkaji permasalahan
memperoleh
makna
lingkungan.
contex
yang
mendalam
sesuai
take their meaning as much
"...
as
lebih
they do from themselves"
dan
kondisi
from
their
and
Guba,
(Lincoln
1985:189).
Penelitian
ini
ditujukan
untuk
permasalahan
efektifitas program satuan
meningkatkan
kualitas
Negeri
Bangodua
pelajaran
proses
I Kabupaten
mengungkap
pelajaran
belajar-mengajar
Indramayu.
tersebut mencakup tujuan,
dalam
di
Program
isi/materi,
SMU
satuan
metode,
proses pembelajaran, dan evaluasi. Dalam pada itu diungkap
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas program satuan
pelajaran,
yang
ketersediaan
Untuk
menyangkut peran kepala
sekolah,
serta
dan pendayagunaan sumber-sumber belajar.
kepentingan tersebut ditempuh
langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Memilih
penelitian
lokasi
penelitian.
sebagaimana
Sesuai
dikemukakan di
merupakan lokasi penelitian ini.
dengan
atas,
masalah
sekolah
97
2. Untuk
memperoleh
efektifitas
pelajaran
makna yang
manajemen
lebih
mendalam
tentang
pelaksanaan
program
satuan
dalam meningkatkan kualitas proses
mengajar
di SMU,
sekolah,
yaitu
penelitian
SMU
belajar-
hanya dilakukan
Negeri
Bangodua
di
I
satu
Kabupaten
Indramayu.
3.
Setelah menetapkan
lokasi penelitian,
peneliti berusaha
memasuki lapangan dengan mengadakan hubungan formal dan
informal sebelumnya.
4.
Mengidentifikasi
kepala sekolah,
5.
Mencatat
informan,
wawancara.
atas:
guru,
dan peserta didik.
segala
penelitian
yang terdiri
sesuatu
berdasarkan
yang
terjadi
dokumen,
di
lokasi
pengamatan
dan
Pencatatan dilakukan apa adanya dan
segera
setelah suatu kegiatan berlangsung.
Prosedur penelitian ini akan menempuh tahapan-tahapan
baku penelitian kualitatif yaitu penggalian data,
data,
reduksi
data,
dan
pengambilan
display
kesimpulan
yang
dilakukan secara berulang.
Sesuai
dengan
naturalistik",
untuk
tidak
kehadiran
prinsip
"Kualitatif
penelitian
selama berada di lapangan peneliti berusaha
mengganggu suasana.
peneliti
menjadi
pusat
Meskipun
pada
perhatian,
mulanya
terutama
ketika mengadakan pengamatan di ruang-ruang kelas,
karena
hal tersebut dilakukan berulang-ulang,
maka
tetapi
lama
98
kelamaan
sudah
peneliti
dengan
tidak dihiraukan lagi.
bebas dapat melakukan
Dengan
demikian,
penelitian
dalam
keadaan wajar sesuai tujuan yang telah dirumuskan.
"deskriptif
Metode
penelitian
digunakan
ini berdasarkan beberapa pertimbangan
dalam
sebagai
Pertama; peneliti bermaksud mengembangkan
berikut.
pemikiran,
data,
kualitatif"
pemahaman dari pola yang terkandung
melihat secara keseluruhan suatu
individu
dan kelompok tanpa mengurangi
konsep
di
keadaan,
dalam
proses,
variabel,
tetapi
variabel digambarkan secara keseluruhan, sensitif terhadap
orang yang diteliti dan mendeskripsikannya secara induktif
naturalistik.
dan
menafsirkan suatu fakta, gejala, dan
berkaitan
dalam
SMU
Kedua; peneliti bermaksud untuk menganalisis
dengan
efektivitas
program
peristiwa
satuan
pelajaran
meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar
Negeri
dalam
di Kabupaten
Indramayu
sebagaimana
konteks ruang dan waktu serta situasi
Ketiga;
suatu
bidang
kajian penelitian
ini
antara
interaksi
peserta
antara
guru
dengan
didik dengan peserta
pada
adanya,
yang
alami.
berkenaan
dengan
proses dan kegiatan pembelajaran yang
terdapat
yang
di
dalamnya
peserta
didik,
dan
didik,
antara
peserta didik dengan lingkungannya
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambaran
atas
langkah-langkah tentatif penelitian yang akan dilakukan.
99
STUDI PENDAHULUAN (PREMILLENIARY STUDY)
_
PENELITIAN LAPANGAN DENGAN PENDEKATAN NATURALISTIK
(Efektivitas Program Satuan Pelajaran dalam
Meningkatkan Kualitas Proses Belajar Mengajar)
r
FAKTUAL DAN
I
NORMATIF
POLA-POLA EFEKTIFITAS PROGRAM SATPEL DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR-MENGAJAR
>
J
KAJIAN
KONSEPTUAL
->
- Memperpanjang Keterlibatan
- Pengamatan Secara Tekun
J
TRIANGULASI DAN MEMBERCHECK
I
TEMUAN
Gambar 3.1
FINAL
: Alur Kegiatan Penelitian
B. Penjajagan Lokasi Penelitian
Untuk
memperoleh
permasalahan
dengan
tema
mengadakan
lapangan
lokasi
yang
gambaran
mungkin
yang
penjajagan
dapat
dipilih,
yang
diteliti,
peneliti
ke lokasi
jelas
mengenali
penelitian.
mana penelitian akan dilaksanakan,
konsep
dikembangkan,
dasar
masalah
yang
sehubungan
lebih
ini bertujuan, antara lain: (1) untuk
di
tentang
dahulu
Penjajagan
mengenali
(2)
mungkin
dan (3) untuk melihat kemungkinan
untuk
dapat
tersedia
iOO
tidaknya
sumber
data
yang
diperlukan
dan
dapat
dikembangkan dalam penelitian kemudian.
Penjajagan
belas
SMU
Negeri
Penjajagan
dengan
lokasi penelitian dilakukan terhadap
yang berada
dilakukan
para
wawancara
guru,
bebas
di
Kabupaten
dengan mengadakan
dan para
dengan
peserta
kepala
Indramayu.
wawancara
didik,
sekolah
dua
bebas
mengadakan
dan
mengamati
seluruh kegiatan yang terjadi di sekolah.
C.
Subjek Penelitian
Data
yang
dikumpulkan dalam penelitian
kata-kata dan tindakan (kepala sekolah,
didik),
serta
tulisan
dan
ini
guru,
dan
adalah
peserta
peristiwa-peristiwa
yang
berkaitan dengan efektivitas manajemen pelaksanaan program
satuan
pelajaran
belajar-mengajar
dalam
di
SMU
meningkatkan
Negeri
kualitas
Bangodua
proses
I
Kabupaten
Sesuai dengan data yang akan dikumpulkan,
sumber data
Indramayu.
dalam penelitian
1.
Beberapa
ini ditetapkan sebagai berikut.
dokumen yang berkaitan dengan program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu,
yaitu kurikulum yang digunakan,
pengorganisasian pembelajaran.
dipinjam dari kepala sekolah,
2.
Kepala
dokumen pengelolaan dan
Dokumen-dokumen tersebut
guru,
dan peserta didik.
sekolah dan guru yang mengajar pada SMU
Negeri
101
Bangodua
I Kabupaten Indramayu.
Apabila ada
pendapat antara kepala sekolah dan guru,
perbedaan
maka
pendapat
kepala sekolahlah yang dijadikan data penelitian.
3. Para peserta didik yang terlibat secara langsung
dalam
proses belajar-mengajar.
Berdasarkan uraian di atas selanjutnya ditetapkan SMU
Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu,
yang
dijadikan subjek penelitian,
dalam
tahap
penyesuaian,
dipersiapkan
dua
merupakan
Sedangkan
karena kelas satu
sementara
untuk evaluasi akhir.
dan hanya kelas
kelas
III
baru
sedang
Dengan demikian
subjek yang paling tepat
untuk
II
kelas
diteliti.
banyaknya subjek penelitian ditetapkan
sebagai
berikut.
1.
28
orang
kegiatan
guru
yang terlibat
belajar-mengajar
secara
langsung
di SMU Negeri
I
dalam
Kabupaten
Indramayu.
2. Dari
tiap-tiap kelas yang dijadikan subjek
penelitian
di tetapkan masing-masing tiga orang peserta didik yang
mewakili kelompok kurang-sedang-pandai,
sehingga jumlah
peserta didik yang menjadi responden 18 orang.
3.
Satu
orang
kepala sekolah,
yaitu kepala
sekolah
SMU
penelitian
ini
Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
Dengan
demikian,
jumlah seluruh
adalah 47 (tiga puluh) orang.
subjek
102
Berbagai
berkaitan
sumber
data
di
atas,
khususnya
dengan subjek penelitian telah
kelayakannya
sesuai
(1990:
bahwa:
57),
kriteria yang
dipertimbangkan
dikemukakan
"Dalam menentukan
yang
subjek
Sanafiah
penelitian
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (a)
subjek
sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan
bidang
aktif
yang menjadi kajian penelitian;
atau
terlibat penuh dengan
tersebut; dan (c)
dimintai
(b)
subjek
kegiatan
atau
atau
masih
bidang
subjek memiliki waktu yang cukup
untuk
informasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
oleh
peneliti.
rancangan
yang
data penelitian ini
Hal ini dilakukan sesuai
penelitian
sangat
penelitian.
dilakukan
kualitatif,
penting
dan
dengan
yang
tuntutan
memberikan
menyatu
dengan
Peneliti sebagai instrumen
sangat menentukan kelancaran,
langsung
utama
keberhasilan,
peran
kegiatan
penelitian
hambatan
atau
kegagalan di dalam pengumpulan data yang diperlukan.
Teknik
penelitian
pengumpulan
ini
dokumentasi.
adalah
Ketiga
data
yang
observasi,
teknik
digunakan
wawancara
tersebut
dan berulang selama proses pengumpulan
lapangan
dengan
lebih mendalam,
harapan agar
dan
digunakan
berlapis
informasi
objektif, dapat dipercaya.
yang
dalam
studi
secara
data
di
diperoleh
103
Untuk
mengarahkan
dan
mendapatkan
data-data
yang
relevan dan valid maka sebelum dan selama pengumpulan data
dibuat
rambu-rambu
dibutuhkan
besar
pertanyaan
dan
jenis
melalui pedoman penelitian yang
pertanyaan
dan
obyek
yang
data
yang
berisi
garis
akan
ditanyakan,
diobservasi dan dokumen yang akan distudi.
Dalam
metode
kualitatif
dilakukan
(Nasution,
strategi
tiga
pengumpulan
1992).
interview),
sirkuler
data dilakukan
yaitu (1) wawancara
(2)
pada
pengamatan,
cyclical
tersebut,
dengan
menggunakan
(indepth
yang
bersifat
(participant
berperanserta
maupun
nonparticipant
observasion), dan (3) dokumentasi.
teknik
ini dilakukan secara
maka
mendalam
baik
nonperanserta
penelitian
atau
Sesuai dengan prosedur
pengumpulan
pendekatan,
secara
data
berulang-ulang
and
Ketiga
(Soegiyanto,
1989) sesuai dengan pertanyaan penelitian yang muncul pada
saat
tertentu.
selanjutnya
interaktif,
Metode
pengumpulan
dikelompokkan
meliputi
dalam
wawancara
dua
data
cara
dan
tersebut
pokok
observasi,
yaitu
dan
noninteraktif yaitu dokumentasi.
1.
Observasi
Dalam
mengumpulkan
program
penelitian
data
satuan
ini,
observasi
tentang tindakan guru
pelajaran
untuk
digunakan
dalam
meningkatkan
untuk
menyusun
kualitas
104
proses
belajar
mengikuti
mengajar, kegiatan
pembelajaran,
serta
peserta
tindakan
didik
dalam
kepala
sekolah
dalam memantau dan memfasilitasi kegiatan belajar
peserta
didik.
Observasi
tempat
kelas
dilakukan dengan cara
mendatangi
tempat-
berlangsungnya proses pembelajaran, baik di
maupun di laboratorium (ruang
praktek).
ruang
Observasi
yang dilakukan adalah observasi nonpartisipatif,
sehingga
peneliti berada bersama para peserta didik selama kegiatan
berlangsung,
Selama
observasi,
dilakukan
dari
tanpa memanipulasi proses yang
memperhatikan
apa-apa
guru dan apa-apa yang dilakukan
awal
peneliti
peneliti
sampai
mencatat
berkaitan
akhir kegiatan. Pada
hal-hal
yang
peserta
saat
dianggap
langsung dengan masalah
berlangsung.
itu
menjawab
permasalahan penelitian.
Observasi
dilakukan di luar kegiatan pembelajaran, untuk
data
dalam
pergaulan dan pembicaraan
pula,
para
dan
Observasi
dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh data yang
untuk
didik
penting
penelitian.
yang
cukup
juga
memperoleh
guru,
serta
komentar-komentar mereka berkaitan dengan proses
belajar-
mengajar
tersebut
biasanya
yang
telah
berlangsung
dilakukannya.
Kondisi
pada waktu istirahat.
Oleh
karena
itu, peneliti berusaha untuk mendekati mereka tanpa mereka
mencurigai
bahwa
proses penelitian
sedang
berlangsung,
sebab hal ini akan menghambat jalannya penelitian.
105
Dari kegiatan observasi tersebut diharapkan diperoleh
data
penelitian secara lebih objektif dan
dapat
memetik
pentingnya observasi dalam penelitian kualitatif,
seperti
yang dikemukakan
Moleong (1993:
a. mengoptimalkan
perhatian dan
b.
kemampuan
sebagai berikut:
peneliti
dari
segi
peneliti
melihat
oleh subjek penelitian,
dunia
sebagai
hidup pada
kehidupan budaya berdasarkan
yang
saat
menangkap arti fenomena berdasarkan pengertian
menangkap
motif,
kebiasaan;
memungkinkan
dilihat
108),
itu,
subjek,
pandangan
dan
anutan para subjek saat itu;
c. memungkinkan
peneliti
dapat
merasakan
apa
yang
dirasakan serta dihayati subjek; dan
d.
memungkinkan
pembentukkan pengetahuan berdasarkan
apa
yang diketahui peneliti dan subjek penelitian.
2.
Wawancara
Dalam
penelitian
mengumpulkan
ini,
wawancara
data tentang kata-kata atau
kepala sekolah dan peserta didik,
satuan
pelajaran
dalam
digunakan
untuk
ungkapan
guru,
berkaitan dengan program
meningkatkan
kualitas
proses
belajar-mengajar pada SMU Negeri di kabupaten Indramayu.
Wawancara
berstruktur.
keterangan
dalam penelitian ini adalah wawancara
Hal
ini
dimaksudkan
yang terinci dan mendalam
untuk
mengenai
tak
memperoleh
pandangan
106
guru, dan peserta didik tentang efektivitas program satuan
pelajaran.
Wawancara
dilakukan
sebelum
berlangsung,
dan
sedangkan
dilakukan
sesuai
Wawancara
dilakukan
tetap
dengan
diarahkan
guru
sesudah
dan
proses
peserta
belajar-mengajar
wawancara dengan
kesepakatan
dan
pada
tujuan
melengkapi
kepala
keperluan
secara mendalam
dan
untuk
data
yang
observasi
dan untuk mendapatkan data yang
sekolah
peneliti.
bebas,
penelitian.
dilakukan
didik
tetapi
Wawancara
diperoleh
tidak
lewat
mungkin
diperoleh dari kegiatan observasi dan studi dokumentasi.
Wawancara
tentang
sesuatu
sekelompok
lisan.
orang
dimaksudkan
yang
untuk
diketahui
menemukan
oleh
seseorang
yang menjadi sumber data
Dengan komunikasi dua arah,
informasi
dalam
penggunaan
atau
bentuk
wawancara
akan memudahkan para responden untuk memahami jawaban atau
yang
informasi
diinginkan
oleh
pewawancara
melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Dalam penelitian ini, wawancara informal lebih banyak
digunakan,
wawancara berlangsung dalam situasi alamiah dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada
spontanitas
pewawancara.
Hal
ini
dimaksudkan
memperoleh data yang diperlukan tanpa mengganggu
orang
yang
setiap saat.
diwawancarai
dan
wawancara
bisa
untuk
perasaan
dilakukan
107
3.
Studi
Dokumentasi
Studi
untuk
dokumentasi
menelusuri
efektivitas
dalam
dan
penelitian
menemukan
ini
dilakukan
informasi
program satuan pelajaran
dalam
tentang
meningkatkan
kualitas proses belajar-mengajar di SMU Negeri Bangodua
Kabupaten
permanen
Indramayu,
dan
dari berbagai dokumen yang
tercatat
agar data
yang
I
bersifat
diperoleh
lebih
absah.
Seluruh
data
wawancara
dan
lapangan
yang
efektivitas
yang
diperoleh
studi dokumentasi
memuat
melalui
dicatat
deskripsi
yang
program satuan pelajaran
dalam
observasi,
dalam
catatan
luas
tentang
meningkatkan
kualitas proses belajar-mengajar pada SMU Negeri
I
Kabupaten
Indramayu.
Pencatatan
selektif sesuai tujuan penelitian.
dan
Bangodua
dilakukan
secara
Peneliti memilih
fakta
informasi mana yang harus diperhatikan dan mana
harus
diabaikan.
Fakta dan
yang
dijadikan
data.
dilakukan
sesudah
diperiksa
di
informasi yang dicatat
Pada
umumnya
kembali
berlangsung.
Semua
itulah
pencatatan
luar proses belajar-mengajar,
kegiatan
yang
sebelum
catatan
di rumah untuk melihat
data
atau
lapangan
kelogisan
dan
keterkaitannya dengan tujuan penelitian.
E.
Validitas Data
Untuk memperoleh data yang sahih dan absah,
terutama
108
yang
diperoleh lewat observasi dan
wawancara
diperlukan
suatu teknik pemeriksaan. Salah satu teknik yang digunakan
adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya.
Kredibilitas
data dapat diperiksa melalui berbagai
sedangkan cara yang digunakan dalam penelitian ini
memperpanjang
secara
waktu keikutsertaan,
tekun,
melakukan
triangulasi, mengupayakan
cara,
adalah
pengamatan
referensi
yang
cukup, dan melakukan memberchek,
1. Memperpanjang Waktu Keikutsertaan
Usaha
peneliti
keikutsertaan
dengan
cara
dengan
dalam
memperpanjang
responden atau sumber
meningkatkan
frekuensi
waktu
data
pertemuan
menggunakan waktu seefisien mungkin. Misalnya,
adalah
dan
menghadiri
acara rapat, dan kegiatan lain yang menunjang.
2. Melakukan Pengamatan Secara Tekun
Pengamatan
ciri-ciri
secara
tekun dilakukan
untuk
data yang sesuai dengan situasi
menemukan
yang
diteliti
secara lebih mendalam. Hal tersebut berkaitan dengan ciriciri
atau
program
proses
unsur
satuan
data
yang
pelajaran
belajar-mengajar
sesuai
dalam
pada
SMU
dengan
efektivitas
meningkatkan
Negeri
di
kualitas
Kabupaten
Indramayu. Melalui pengamatan secara tekun, peneliti dapat
m
embedakan hal-hal yang bermakna dan tak bermakna.
109
3.
Triangulasi
Triangulasi
keabsahan
dari
mengecek
teknik
sumber dengan pendekatan yang
atau
dikumpulkan.
wawancara
Hal
ini dilakukan
dari
dengan
data tentang kegiatan
dengan
dokumen,
pemeriksaan
yang
pola
satu
pertanyaan
sumber
yang
diperoleh
berbeda,
membandingkan data penelitian
mendapatkan
diambil
suatu
data dengan membandingkan data
satu
untuk
merupakan
yang
maka
telah
cara,
misalnya:
guru
digunakan
yang
berbeda
atau
berbeda
seperti
dari
kepala sekolah, dan observasi. Apabila
perbedaan,
untuk
pendapat kepala sekolah
terdapat
yang
dijadikan
meningkatkan
keabsahan
pedoman dan acuan.
4. Mengupayakan Referensi yang Cukup
Upaya
informasi
ini
yang
dilakukan
diperlukan
bahan referensi secukupnya,
media
elektronika.
adalah
menyediakan
untuk
dengan
menggunakan
dukungan
baik dari media cetak
Mengupayakan
referensi
maupun
yang
semaksimal mungkin sumber
data
media
cetak (buku, jurnal, majalah, koran, dan
serta
realitas di lapangan seperti catatan observasi
foto
5.
cukup
dari
makalah),
dan
dokumentasi.
Melakukan
Seperti
Membercheck
halnya
dengan cara
pemeriksaan
data
yang
110
membercheck
lain,
keabsahan
maupun
wawancara,
baik
kepala sekolah.
mengulangi
kembali
catatan peneliti,
tentang
dengan
untuk
guru,
Dalam hal ini,
dalam
garis
program
kualitas
peneliti
besarnya,
satuan
akhir
peserta
didik
berusaha
berdasarkan
responden
pelajaran
proses belajar-mengajar
Negeri di Kabupaten Indramayu.
memeriksa
setiap
apa yang telah dikatakan oleh
efektivitas
meningkatkan
dimaksudkan
Membercheck dilakukan pada
data.
kegiatan
juga
dalam
pada
Melalui membercheck
mereka
bisa
memperbaiki bila ada kekeliruan dan menambahkan
yang
masih
informasi
kurang.
yang
Dengan membercheck
dimaksudkan
diperoleh dan digunakan
dalam
SMU
apa
agar
penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh responden.
F.
Proses Pengumpulan Data
Proses
pengumpulan
menggunakan
desain
data
dalam
dalam bentuk funnel
dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982).
penelitian
ini
(cerobong)
yang
Bentuk cerobong
seperti yang dikemukakan tersebut adalah melukiskan proses
penelitian yang berawal dari eksplorasi yang bersifat luas
dan
dalam,
mengumpulkan
terarah
menjajaki
kemudian
berlanjut
dengan
dan analisis data yang lebih
pada suatu topik tertentu.
tempat
data atau subjek penelitian,
menyempit
Mula-mula
dan orang yang dapat
aktifitas
dan
penelitian
dijadikan
sumber
mencari lokasi yang dipandang
Ill
perlu
dan
dengan
maksud
pengkajian,
selanjutnya
mengembangkan jaringan yang lebih luas dan mendalam
menemukan
kemungkinan
lapangan
peneliti
pengetahuan
tentang
pengumpulan data
sumber data lanjutan.
mendapati
apa yang
Apabila
berbagai
diteliti,
untuk
di
kekurangan
maka
dilakukan
lanjutan sampai ditemukan keadaan dimana
data yang digali telah sesuai dengan tujuan penelitian.
Proses
pengumpulan
data dimulai
dengan
diikuti
dengan observasi, studi dokumentasi
dengan
wawancara
mendalam.
Meskipun
wawancara,
dan
kembali
demikian,
pada
beberapa kesempatan di lapangan, ketiga teknik pengumpulan
data tersebut digunakan secara simultan.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan
mengelompokkan
tahapan:
(1)
data
dilakuk
7W
EFEKTIFITAS MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM
SATUAN PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR
(Studi Deskriptif Kualitatif di SMUN 1Bangodua Kabupaten Indramayu)
TES1S
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Administrasi Pendidikan
**Zl?'+
Oleh :
H. Taindin, Drs.
N1M. 999489
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
200 1
t/
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Penbinbing I
Prof Dr.
H.
Moch.
NIP.
Idochi Anwar
130 256 639
Penbimbing II
Prof. Dr. H.
Abdul Azis Wahab,
NIP.
130
321
112
M.A.
Bacaiah dengan noma Allahmuyang mendptakan,
Dia Utah mendptakan manusia dart segumpal darah,
Bacaiah, karma Allahmu yang Pcmurdh,
Yang mengq/ar dengan qatam. Dia M engajarkan
kepada manusia apayang tidak diketahuinya,
(Q.S. AJ'AJaq: 1-5)
*'?>
Untukyang tersayang:
Anakku YeniFebriani danIstrikuHj.MindRochmi,
yang selalu mendampingiku dalamsuka maupun duka
111
abstrak:
Tajudin.
2001. Efektifitas
Manajemen
Pelaksanaan
Program Satuan Pelajaran dalam Meningkatkan Kualitas Proses
Belajar Mengajar (Studi Deskriptif Kualitatif di SMUN I
Bangodua Kabupaten Indramayu)
Masalah
bagaimana
pelajaran
mengajar.
yang
menjadi
fokus
penelitian
ini
adalah
efektifitas manajen pelaksanaan program satuan
dalam meningkatkan kualitas
proses
belajar
Penelitian ini bertujuan
untuk
mendapatkan
informasi,
menganalisis,
dan
mendeskripsikan
tentang
efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMUN
I Bangodua Kabupaten Indramayu.
Teori-teori yang digunakan untuk mengkaji
dan
permasalahan
mencapai tujuan penelitian ini berkaitan dengan
administrasi
pembelajaran
pendidikan,
kedudukan
konsep
manajemen
sistem
dalam peningkatan kualitas PBM, PPSI,
kinerja
guru,
peran kepemimpinan kepala sekolah dan
mengukur
efektifitas program satuan pelajaran, serta hasil-hasil
studi terdahulu. .
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan
subyek kepala sekolah, guru, dan para peserta didik yang
terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar.
Pengumpulan
data dilakukan melalui
teknik
observasi,
wawancara
selama
dan
studi dokumentasi. Analisis
penelitian
penafsiran,
berlangsung,
data
melalui
dilakukan
pencatatan,
kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan program
satpel di SMUN I Bangodua Kabupaten Indramayu belum berjalan
secara efektif dan belum mencapai hasil yang memuaskan.
Hal
ini antara lain dapat ditinjau dari rendahnya kinerja guru,
belum efektifnya implementasi dan evaluasi program satpel,
masih
banyaknya
kendala yang
dihadapi
guru,
serta
kepemimpinan kepala sekolah yang belum efektif dalam membina
dan mendorong para guru untuk menyusun program satpel.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa
manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran di SMUN I
Bangodua Kabupaten Indramayu belum berjalan secara efektif
dan
belum mencapai hasil yang memuaskan. Sehubungan
itu, disarankan kepada para kepala sekolah untuk
melakukan
pemantauan
terhadap kegiatan
dengan
senantiasa
pembelajaran
yang
dilakukan oleh para guru; Lembaga penataran dan pelatihan
guru disarankan untuk melakukan penataran bagi para guru
mengenai proses pembelajaran; Depdiknas, disarankan untuk
melakukan pemantauan pembelajaran secara langsung; para
guru, disarankan untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya
sehubungan dengan tugas pokoknya (mengajar); dan
para
peneliti lain disarankan melakukan penelitian
lanjutan
dengan pendekatan dan metode yang bervariasi agar diperoleh
data yang lebih luas dan mendalam.
IV
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
i
PERNYATAAN
ii
MOTTO
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I.
xiv
PENDAHULUAN
a. A. Latar Belakang Masalah
BAB
II.
1
B.
Fokus Penelitian
8
C.
Masalah Penelitian
9
D.
Definisi Operasional
11
E. Tujuan Penelitian
14
F.
Manfaat
15
G.
Kerangka Pemikiran
Hasil
Penelitian
18
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen/Administrasi Pendidikan
B.
Kedudukan Manajemen Sistem Pembelajaran
dalam Peningkatan Kualitas PBM
C.
33
Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI)
D.
20
42
Kinerja Guru dalam Mengembangkan
Program Satpel
46
E. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
63
F. Mengukur Efektivitas Program
G.
Satuan Pelajaran
83
Hasil Studi Terdahulu
90
xi
BAB
BAB
III.
IV.
BAB V.
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
96
B.
Penjajagan Lokasi Penelitian
99
C.
Subjek Penelitian
100
D.
Teknik Pengumpulan Data
102
E.
Validitas Data
107
F.
Proses Pengumpulan Data
110
G.
Pengolahan dan Analisis Data
Ill
H.
Tahapan Penelitian
114
DESKRIPSI
DAN
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian
119
B.
Pembahasan
147
KESIMPULAN,
HasilPenelitian
IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
167
B.
Implikasi
169
C.
Rekomendasi
171
DAFTAR PUSTAKA
174
LAMPIRAN
180
Xll
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 3.1 : Alur Kegiatan Penelitian
Gambar 4.1 : Proses Pengembangan PSP Linier
Xlll
99
120
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Pedoman Penelitian
180
Lampiran 2.
184
Surat Keputusan Pembimbing
Lampiran 3. Surat Keterangan
186
Lampiran 4.
187
Riwayat Hidup
IV
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Visi reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan
dan reformasi kehidupan nasional yang tertera dalam garis-
garis
besar
terwujudnya
haluan
berdaya
Negara
oleh
hukum
1999-2004)
saing, maju
dan
Indonesia
yang
sehat,
demokratis,
lingkungan,
teknologi,
memiliki
menguasai
etos
didukung
mandiri,
beriman,
ilmu
kerja
dalam
yang
berakhlak mulia, cinta tanah air,
dan
adalah
sejahtera,
Kesatuan Republik Indonesia
manusia
bertakwa,
(GBHN,
masyarakat Indonesia yang damai,
berkeadilan,
wadah
negara
berkesadaran
pengetahuan
yang
tinggi
dan
serta
berdisiplin.
Perwujudan
tanggungjawab
peserta
pendidikan,
didik
menampilkan
masyarakat berkualitas
menjadi
keunggulan
terutama
subjek
dirinya
dalam
yang
yang
tersebut
menjadi
mempersiapkan
makin
berperan
tangguh,
kreatif,
mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Prioritas
utama peningkatan mutu
pendidikan
peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang
adalah
pendidikan,
yang pada dasarnya dititikberatkan pada tiga faktor utama,
yaitu:
1
1. mutu dan jumlah sumber belajar mengajar;
2. mutu proses belajar-mengajar dalam konteks
pelaksanaan
kurikulum dan pembelajaran; dan
3. mutu
keluaran
(knowledge),
pendidikan
sikap
dalam
arti
(affective),
pengetahuan
dan
ketrampilan'
(psychomotor).
Akhir-akhir
ini
mutu
pendidikan
makin
sering
dipersoalkan. Banyak pendapat yang mengemukakan bahwa mutu
pendidikan
kita
harapan,
dewasa ini menurun
sehingga
diperlukan
dan
belum
berbagai
memenuhi
upaya
untuk
meningkatkannya. Dalam GBHN dikemukakan bahwa masalah yang
dihadapi
dalam
bidang pendidikan
adalah
berlangsungnya
pendidikan yang kurang bermakna bagi pengembangan
dan
watak
peserta
didik,
yang
berakibat
pribadi
hilangnya
kepribadian dan kesadaran akan makna hakiki kehidupan.
Berbagai
upaya
peningkatan
mutu
pendidikan
dilakukan melalui berbagai cara, antara lain
pengembangan
kurikulum sebagai keseluruhan program pengalaman
belajar,
pengadaan buku-buku pelajaran beserta buku pegangan
dan
pembinaan
sumber
belajar.
perpustakaan
sekolah
sebagai
Namun apapun yang telah
pusat
dilakukan
meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan hasil
memuaskan
tanpa
kualitas
guru.
dibarengi
dengan
Sebagaimana
peningkatan
diakui
oleh
telah
guru,
dan
untuk
yang
terhadap
para
ahli
pendidikan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin
ada tanpa peningkatan mutu guru.
Dalam seluruh sistem pendidikan, terutama pada
sekolah,
guru
strategis
terutama
melalui
memegang
dalam upaya
pengembangan
diinginkan.
membentuk
dan
dan
dan
sangat
watak
bangsa
nilai-nilai
Soedijarto
sumber
daya
yang
(1991:119)
bahwa: "Secara makro tugas guru
pengembangan
akhirnya
penting
kepribadian
Semiawan
mengemukakan
dengan
peranan
jalur
berhubungan
manusia
yang
akan paling menentukan kelestarian dan
pada
kejayaan
kehidupan bangsa".
Dalam
konteks
pembelajaran di kelas,
peranan
digantikan oleh yang lain. Di pandang dari
sulit
pembelajaran
peranan
guru
dalam
dimensi
masyarakat
tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
guru
Indonesia
dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan
karena
bukan
sekedar
itu.
Pembelajaran
between
the
perubahan
perilaku
lebih
proses
dipandang
pembelajaran
upaya
tersebut
aspek
diharapkan, yang akan mewarnai
(Tyler,
diharapkan
kepribadian
terjadi
para
peserta
gurulah
interaksi
ini, peran guru
tidak dapat diganti
oleh
yang
edukatif
antara peserta didik dengan guru dan lingkungannya.
hal
dari
interaction
condition
yang positif pada diri
hal ini,
lebih
the
sebagai
learner and the external
Melalui
Dalam
hakekatnya
menyampaikan bahan, melainkan
1986:63).
didik.
pada
Dalam
teknologi
(Supriadi,1998).
mengatakan
pendidikan
bahwa
dan
ditiadakan
dalam
Sejalan dengan itu,
pengajaran
atau
guru
tetap
diganti dengan
kaitannya
merupakan
keberadaan
dengan
manajer
Sukmadinata
(1997)
di
proses
dalam
penting,
yang
lainnya.
manajemen
kelas dan manajer
tidak
dapat
Apalagi
pendidikan,
guru
pembelajaran,
yang
dituntut hadir di tengah-tengah peserta didik dalam rangka
pengejawantahan
pengalaman belajar, yang
meliputi
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Guru
sumber
daya manusia yang sangat
program
pendidikan.la
sangat
dekat
terutama
merupakan
hubungannya dengan
dalam
tatap
muka
menentukan
unsur
aspek
merupakan
keberhasilan
manusiawi
anak didik
yang
di
sekolah
terjadi
pada
proses
kegiatan
yang
diatur
yang
belajar-mengajar.
Proses
sedemikian
pembelajaran
rupa
menurut
adalah
langkah-langkah
tertentu
pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan,
ini
dituangkan
memperkirakan
dalam bentuk perencanaan
agar
pengaturan
mengajar,
yang
atau memproyeksikan mengenai apa yang
akan
dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran.
Dalam pandangan tradisional, mengajar ini tidak lebih
dari
pada
sekedar
memasukan isi
atau
bahan
pelajaran
kepada murid sedemikian rupa sehingga ia bisa mengeluarkan
kembali
Proses
segala isi dan bahan pelajaran yang
pengajaran
dalam persfektif
ini
diterimanya.
hanya
meliputi
guru,
atau
instruktur, murid dan buku
guru
hanya
membaca
isi
buku
pelajaran;
pelajaran
tugas
kemudian
menyampaikannya kepada murid sehingga pada akhir pelajaran
mereka bisa mengetahui segala isi buku pelajaran.
Pandangan
pengajaran
1985),
dalam
baru
itu
tentang
mengajar
merupakan suatu sistem (Dick
sistem merupakan seperangkat unsur
suatu susunan teratur yang saling
bergantung
1987; Andrew & Moin,
Proses
sehingga
and
yang
Carey,
tersusun
berhubungan
belajar-mengajar
antara
peserta
terjadi
pada
didik
hakekatnya
dengan
adalah
lingkungannya,
perubahan perilaku ke arah
dalam
baik
yang
lebih
faktor internal yang
yang
Dalam proses belajar-mengajar,
paling utama adalah mengkondisikan
menunjang
didik.
berbagai
terjadinya
Untuk
perubahan
kepentingan tersebut
kemampuan,
seperti
guru
membuat
dari
datang
tugas guru
lingkungan
perilaku
yang
datang
diri individu, maupun faktor eksternal yang
dari lingkungan.
(How
1979).
Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor
mempengaruhinya,
dan
menuju
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
and Miskel,
interaksi
bahwa
dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas
tercapainya
baik.
adalah
agar
bagi
peserta
perlu
memiliki
persiapan
berupa
satuan pelajaran.
Menurut
Dick
and
Carey
(1985),
senua
komponen
pengajaran saling berinteraksi tanpa adanya penekanan yang
berlebihan
pada salah satu komponennya dalam
minat
belajar berupa perubahan perilaku
tidak
ada penekanan yang berlebihan terhadap
komponen
pengajaran
menimbulkan
murid.
sebagaimana Die and
salah
Carey,
menganggap
bahwa sebenarnya guru merupakan satu
pengajaran
yang
pada
perlu mendapatkan perhatian
komponen lainnya, sebab guru merupakan
Walaupun
satu
penulis
komponen
lebih
dari
sumber
daya
manusia yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan.
Dalam presfektif baru tugas guru sangat kompleks, dan
berhubungan
suatu
dengan sejumlah komponen
sistem.
meminta
guru
Pembinaan
untuk
gurupun
membaca
pengajaran
tidak
buku-buku
hanya
mengembangkan sebuah model tugas
sekedar
pelajaran
menyampaikannya sebanyak-banyaknya kepada murid.
(1986)
sebagai
dan
Anderson
pengajaran
yang
interpendensi, dalam lima perangkat sebagai berikut:
1. menyeleksi kurikulum;
2. mendiagnosis kesiapan, gaya, dan minat murid;
3. merancang program;
4. merencanakan pengelolaan kelas; dan
5. melaksanakan pengajaran di kelas.
Lebih
keempat
lanjut dikemukakan bahwa tugas pertama
merupakan
perencanaan,
tugas
sedangkan
guru
tugas
dalam
kelima
kaitannya
merupakan
sampai
dengan
tugas
mengajar secara nyata di kelas. Oleh karena itu sebenarnya
tugas-tugas guru dalam presfektif baru dapat dikelompokkan
ke dalam dua kelompok besar, yaitu merencanakan pengajaran
dan mengajar di kelas.
Di
sisi
lain,
Gagne
dan
Berlinger
(1979)
mengemukakan empat fase pengajaran yang meliputi:
1. fase sebelum pengajaran;
2. fase sebelum dan sesaat pengajaran;
3.
fase pengajaran;
4.
fase sesudah pengajaran.
Dalam
setiap
dan
pase terdapat
kegiatan-kegiatan
yang
menjadi tugas guru. Ini berarti ada tugas-tugas yang harus
dikerjakan
sebelum
pengajaran,
selama
pengajaran,
dan
sesudah pengajaran.
Tugas-tugas
guru sebelum mengajar adalah
bagaimana
merencanakan suatu sistem pengajaran yang baik. Tugas guru
selama mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu
pengajaran
yang
Sedangkan
tugas
menentukan
Ketiga
sesuai dengan yang
telah
guru setelah mengajar
keberhasilan pengajaran yang
sistem
direncanakan.
adalah
bagaimana
dilaksanakannya.
tugas tersebut saling berhubungan
dalam
mencapai
efektifitas dan efisiensi pengajaran.
Merencanakan pengajaran merupakan tugas pertama
sebagai
pengajar.
merencanakan
tugas
yang
kemampuan
suatu
Merencanakan
bukanlah
karena
menuntut
berpikir yang tinggi untuk memecahkan
masalah-
bagi
seorang
kompleks,
berarti
dan
mudah
sistem yang
pengajaran
guru
guru,
masalah
pengajaran.
Dalam pada itu,
dituntut
kemampuan
yang tinggi untuk mengidentifikasi unsur-unsur
pengajaran
dan menghubung-hubungkannya satu sama lain.
Berdasarkan
uraian di atas dan
memperhatikan
bahwa
perencanaan pengajaran merupakan tugas penting bagi setiap
guru,
peneliti terdorong untuk melakukan pengkajian secara
mendalam
program
mengenai
satuan
efektifitas
pelajaran
manajemen
dalam
pelaksanaan
meningkatkan
kualitas
proses belajar-mengajar.
B.
Fokus Penelitian
Karena penelitian
sangat erat kaitannya,
ini menyangkut berbagai aspek
yang
maka untuk memperjelas masalah yang
akan dijadikan topik penelitian ini perlu ditetapkan fokus
penelitian
secara
diorientasikan
tegas.
Penelitian
pada masalah perencanaan
ini
lebih
pengajaran
yang
berkaitan dengan efektifitas manajemen pelaksanaan program
satuan
pelajaran
belajar-mengajar.
kinerja
program
guru
yang
satuan
dalam
meningkatkan
kualitas
Adapun fokus penelitian ini
dalam menyusun
satuan
meningkatkan
dalam
pelajaran
kualitas proses
program
satuan
sebagai
menyangkut
pelajaran,
pedoman
belajar-mengajar,
dilakukan guru untuk mengetahui efektifitas
pelajaran, dan peran kepemimpinan
membina
dan
mendorong para
guru
kepala
untuk
proses
untuk
evaluasi
program
sekolah
menyusun
»??i' •-.'
a
program
satuan pelajaran.
dikembangkan
dari
disampaikan.
Program
Satuan pelajaran pada
setiap
pokok
satuan
bahasan
pelajaran
yang
akan
disini
difokuskan pada perumusan tujuan pembelajaran,
kegiatan belajar-mengajar,
dasarnya
lebih
penyusunan
perkiraan penjatahan waktu,
dan
perencanaan evaluasi belajar-mengajar.
C.
Masalah Penelitian
Penelitian
pelaksanaan
ini berkisar tentang efektifitas manajemen
program satuan pelajaran
kualitas proses belajar-mengajar.
dalam
meningkatkan
Penelitian ini
berupaya
mengungkapkan berbagai hal yang berkaitan dengan manajemen
persiapan
mengajar,
pelaksanaan
program
khususnya
satpel dalam
proses belajar-mengajar.
efektifitas
manajemen
meningkatkan
kualitas
Penelitian ini akan mengungkapkan
pula hal-hal yang berkaitan dengan peranan kepala
dalam
sebagai
manajemen
pelaksanaan
program
satuan
salah satu manajemen kurikulum.
ini tidak hanya akan mengungkap
pertanyaan
tentang "bagaimanakah"
demikian
dan
efektifitas
program satuan pelajaran,
pelajaran
Dengan
penelitian
pelaksanaan
sekolah
tetapi
menjawab
manajemen
harus
pula
dapat mengungkap dan menjawab pertanyaan "bagaimana" peran
kepala
sekolah serta faktor-faktor lain
dengan
efektivitas manajemen pelaksanaan
pelajaran,
dalam
kaitannya
program
serta "mengapa" hal tersebut dilakukan.
satuan
10
Sehubungan
dirumuskan
manajemen
dengan
sebagai
kualitas
Negeri Bangodua I
Adapun
penelitian
"Bagaimanakah
program
proses
satuan
ini
efektivitas
pelajaran
belajar-mengajar
dalam
di
SMU
Kabupaten Indramayu?".
konsep
penelitian
masalah
berikut:
pelaksanaan
meningkatkan
itu,
ini
pokok
yang
dirumuskan
menjadi
dalam
bahan
bentuk
kajian
pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
kinerja
belajar-mengajar
guru
dalam
sebagai
menyusun
perencana
proses
program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu?
2. Bagaimanakah
implementasi
program
satuan
pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar
di
SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu?
3. Bagaimanakah
mengetahui
satuan
evaluasi
yang
dilakukan
efektifitas manajemen
pelajaran
di
SMU
Negeri
guru
pelaksanaan
Bangodua
untuk
program
Kabupaten
Indramayu?
4.
Bagaimanakah
mengembangkan
kendala-kendala yang dihadapi guru
program satuan pelajaran di
SMU
dalam
Negeri
Bangodua I Kabupaten Indramayu?
5.
Bagaimanakah
peran kepemimpinan kepala
sekolah
membina dan mendorong para guru untuk menyusun
satuan
pelajaran
Indramayu?
di SMU Negeri Bangodua
I
dalam
program
Kabupaten
11
D.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesimpuangsiuran dalam
istilah-istilah
yang
digunakan
dalam
menafsirkan
penelitian
ini,
dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut.
1.
Efektivitas.
ini
belum
tersebut
yang
Pengertian tentang efektivitas sampai saat
ada
rumusan
yang
dan
disebabkan karena setiap orang
berbeda,
kepentingannya
sesuai
dengan
masing-masing.
different
people. "
sudut
pasti.
Hal
memberi
arti
pandang
dan
Diakui oleh
Chung
dan
"Efektivenes means different
Maginson (1981:506) bahwa:
to
jelas
besar
Bahasa
Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif
berarti
ada efeknya (akibatnya,
atau
mujarab,
dituju.
yang
pengaruhnya,
daya guna.
melaksanakan
Dalam
kamus
dapat membawa hasil.
adalah keefektifan,
orang
Dalam
pada
itu,
kesannya),
Jadi
manjur
efektivitas
Adanya kesesuaian antara
tugas
dengan
Achmad
sasaran
Sanusi
yang
(1989:9)
mengemukakan:
Efektivitas
adalah terlaksananya
kegiatan
dengan
dan
rapi,
sesuai
dengan
mengandung
unsur
kreatif
serta
benar-benar
bermanfaat
dan
Bermakna
dalam
arti
sesuai
dengan
baik,
teratur,
bersih
ketentuan
yang berlaku;
dan
seni,
bermakna.
kebutuhan dan
kaidah etis.
Sedangkan Steer (1985) mengungkapkan bahwa
adalah
sejauh
mana
organisasi
efektivitas
melaksanakan
tugas pokoknya atau mencapai sasarannya.
seluruh
12
Berdasarkan
dikemukakan
beberapa
bahwa
terlaksananya
pengertian
efektivitas
di
atas
dapat
berkaitan
semua tugas pokok,
dengan
tercapainya
tujuan,
tepat waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Efektivitas
adalah
yang
efektivitas
dimaksud dalam
program
menyangkut motivasi guru,
kepemimpinan
kepala
satuan
penelitian
pelajaran,
yang
kegunaan, evaluasi, dan peran
sekolah,
berdasarkan
ketepatan
penyusunan, ketercapaian tujuan pembelajaran,
waktu serta ketepatan pendayagunaan sarana,
dan
ini
ketepatan
prasarana,
sumber belajar dalam meningkatkan kualitas
proses
belaj ar-mengaj ar.
2. Program.
Dalam
dijelaskan
asas-asas
Ramus Besar
bahwa
serta
perekonomian
program
dengan
dan
Bahasa
adalah
usaha
sebagainya
Indonesia
rancangan
dalam
yang
mengenai
ketatanegaraan,
akan
dijalankan.
Program itu lebih berrsifat detail, dalam arti
yang
bentuk
akan
(1990)
dilaksanakan atau dijalankan,
hal-hal
tidak
pekerjaan yang akan dilakukan semata
hanya
melainkan
meliputi berbagai penunjang untuk terlaksananya rencana
dan
tugas
atau
dipertanggungjawabkan.
dalam
sudah
kewajiban
Yang
penelitian ini adalah
masak
dilaksanakan
atau
dalam
matang
kegiatan
yang
dimaksud
rencana
yang
harus
dengan
program
pengajaran
sedang
yang
dan
akan
belajar-mengajar
atau
13
interaksi belajar-mengajar.
3. Program
satuan
merupakan
erat
pelajaran.
salah
hubungannya dengan tujuan
pelajaran
suatu
yang
pendek
yang
masing-masing
sedang
instruksional,
sudah
pokok
dan
atau
masak
atau
bahasan yang
akan
adalah
pengajaran
matang
untuk
oleh
guru,
dibuat
dilaksanakan
satuan
ini
kerangka
yang
proses
Program
dimaksud dalam penelitian
rancangan
pelajaran
pengajaran
waktu dan evaluasi.
rencana,
jangka
satuan
satu bentuk program
belajar-mengajar,
yang
Program
dalam
kegiatan
belajar-mengajar atau interaksi belajar-mengajar, untuk
memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.
4.
Kualitas.
Kualitas
"Quality,"
yang berarti mutu dan sifat.
dimaksud
proses
dalam
dalam
berasal
melaksanakannya,
prosesnya,
diberikannya,
bahasa
baik
Inggris
Kualitas
penelitian ini adalah mutu
belajar-mengajar
dalam
dari
dan
dilihat dari
kemudahan
keterlibatan
peserta
serta
hasil
berupa
atau
yang
sifat
guru
didik
pengaruh
pengetahuan,
yang
keterampilan
maupun sikap.
5. Proses
belajar-mengajar.
proses
belajar-mengajar
pembelajaran
learner
proses
and
sebagai
the
Tyler
(1986)
identik
the
dengan
interaction
external condition.
belajar-mengajar
diartikan
mengartikan
proses
between
Dalam
sebagai
hal
the
ini
interaksi
14
antara
peserta
didik
belajar-mengajar
dengan
menunjuk
lingkungannya.
pada
dua
Proses
kegiatan,
yakni
proses belajar yang dilakukan peserta didik dan
mengajar
yang
dilakukan oleh
guru.
mengajar
yang
dimaksud dalam
penelitian
interaksi
antara
peserta
didik
Proses
proses
belajar-
ini
dengan
adalah
guru
yang
direncanakan secara sistematis (dalam satuan pelajaran)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
E. Tujuan Penelitian
Secara
umum
menganalisis
dan
penelitian
menemukan
ini
secara
bertujuan
empiris
untuk
tentang
efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran
dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMU
Negeri
Bangodua
masukan
untuk
I Kabupaten
meningkatkan
Indramayu,
kualitas,
relevansi pengelolaan pendidikan,
pengalaman
sebagai
bahan
efisiensi,
dalam rangka
yang lebih bermakna bagi peserta
dan
memberikan
didik,
baik
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang
yang
lebih
tinggi
maupun untuk
mengembangkan
diri
di
masyarakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.
Secara khusus penelitian ini bertujuan mengetahui:
1. Kinerja guru sebagai perencana proses
dalam
belajar-mengajar
menyusun program satuan pelajaran di SMU
Bangodua I Kabupaten Indramayu.
Negeri
15
2.
Implementasi
meningkatkan
program
satuan
pelajaran
dalam
kualitas proses belajar-mengajar
di
SMU
Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
3. Evaluasi
yang
efektifitas
dilakukan
manajemen
guru
untuk
pelaksanaan
mengetahui
program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
4.
Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
program
satuan
pelajaran
di SMU
mengembangkan
Negeri
Bangodua
I
Kabupaten Indramayu.
5. Peran
kepemimpinan
mendorong
para
kepala sekolah dalam
guru
untuk
menyusun
membina
program
dan
satuan
pelajaran di SMU Negeri I Kabupaten Indramayu.
F.
Manfaat Hasil Penelitian
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
kepada berbagai pihak yang berkepentingan
program
satuan
proses
pelajaran
belajar-mengajar,
dalam
baik
meningkatkan
secara
dengan
kualitas
teoritis
maupun
secara praktis.
1.
Manfaat Teoritik
Melalui
penelitian
ini diharapkan
dapat
diperoleh
masukan berupa sumbangan terhadap pengembangan teori
berkaitan
dengan
administrasi
menemukan
dalil-dalil
atau
kurikulum,
prinslp-prinsip
yakni
yang
upaya
pengelolaan
e
16
satuan
pelajaran
belajar-mengajar
umumnya.
Hasil
penelitian
sebagai
mendalami
teori
dari
ini
meningkatkan
kualitas
khususnya dan kualitas
dijadikan
khususnya
dalam
ini
juga
salah satu bahan
administrasi
administrasi
pendidikan
diharapkan
kajian
sebagai
suatu
kurikulum yang
memahami
dapat memberi
motivasi
dan kinerja guru
bagian
penelitian
terhadap
dalam
upaya
sistem,
merupakan
sumbangan
pada
dapat
dalam
administrasi pendidikan. Lebih dari itu,
diharapkan
proses
upaya
mengembangkan
program satuan pelajaran serta memahami peran kepemimpinan
kepala sekolah dalam membina dan mendorong para guru untuk
menyusun
program
satuan
pelajaran
dalam
kualitas
proses belajar-mengajar khususnya
meningkatkan
dan
kualitas
pendidikan pada umumnya.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan
dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam rangka meningkatkan
efektifitas
satuan
pendidikan,
pelajaran.
khsusnya dalam
Secara
terinci,
masalah
hasil
program
penelitian
terutama bermanfaat:
a. Bagi
Para guru,
hasil penelitian ini
dapat
dijadikan
landasan empirik untuk meningkatkan pengelolaan program
satuan
pelajaran
sebagai
bagian
dari
pengelolaan
17
kurikulum
hasil
secara efisien dan efektif. Di samping
penelitian
masukan
dalam
mengembangkan
ini dapat
usaha
dijadikan
meningkatkan
perencanaan
sebagai
itu,
bahan
motivasi
dalam
belajar-mengajar
melalui
program satuan pelajaran.
b. Bagi Para kepala sekolah dan para pengelola pendidikan,
hasil
penelitian
supervisi
proses
ini dapat
dijadikan
belajar-mengajar,
sebagai
khususnya
dalam
implementasi program satuan pelajaran. Di samping
hasil
penelitian
masukan
untuk
semangat
ini dapat
lebih
dijadikan
meningkatkan
guru dalam melakukan
sebagai
dan
bahan
itu,
bahan
menggairahkan
perencanaan
pengajaran
melalui program satuan pelajaran.
c. Bagi
Depdiknas, hasil penelitian ini
balikan
dalam
atas
implementasi
meningkatkan
khususnya
umumnya.
dijadikan
dan
Di
kualitas
peningkatan
samping itu,
sebagai
program
bahan
dapat
dijadikan
satuan
pelajaran
proses
kualitas
belajar-mengajar
pendidikan
hasil penelitian
pertimbangan
ini
dalam
alternatif-alternatif pemecahan masalah yang
pada
dapat
mencari
berkaitan
dengan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam
meningkatkan
kualitas
perencanaan mengajar.
guru
dalam
mengembangkan
18
d.
Bagi
Program
masukan
studi Administrasi
untuk
penelitian
membuka
lebih
wawasan
lanjut,
sebagai
Pendidikan,
bagi
khususnya
penelitian-
dalam
masalah
pengelolaan program satuan pelajaran.
Memahami
atas,
maka
berbagai manfaat sebagaimana diharapkan
penulis
berpendapat
bahwa
penelitian
di
ini
penting untuk dilakukan.
G.
Kerangka Pemikiran
Peningkatan
ditentukan
oleh
melaksanakan
Sehubungan
dengan
kualitas proses belajar-mengajar
kemampuan
dan
dengan
guru
menilai
itu,
dalam
proses
tema pokok
sangat
merencanakan,
belajar-mengajar.
studi
efektifitas manajemen pelaksanaan
ini
berkaitan
program
satpel
dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
Program
satuan
pembelajaran
utama,
harus
atau
sedikitnya berkaitan dengan
yaitu
mengajar
pelajaran
tujuan,
materi,
(KBM) dan evaluasi.
dikaji
secara jelas dan
lima
komponen
kegiatan
belajar-
Komponen-komponen
tersebut
metode,
mendalam
dituangkan dalam satuan pelajaran (satpel).
inilah
suatu
perencanaan
untuk
Dalam kerangka
administrasi pendidikan memposisikan diri
keseluruhan
komponen
pembelajaran,
untuk
terhadap
mencapai
sebagai
berbagai
tujuan
secara
dasarnya program satuan pelajaran atau
rencana
efektif dan
Pada
proses perencanaan
kemudian
efisien.
pembelajaran
merupakan hasil interpretasi
komponen-komponen
di
atas,
yang
guru
disesuaikan
terhadap
dengan
19
berbagai
kondisi
kegiatan
yang
pembelajaran
ada
agar
dapat
yang memungkinkan
menghasilkan
proses
belajar
siswa berlangsung optimal.
Ketika guru mengembangkan program satuan pelajaran di
dalam
dirinya
pengambilan
terjadi
serta
proses
keputusan mengenai apa dan bagaimana
proses
belajar-mengajar
dalam
proses
akan berlangsung.
bentuk satuan pelajaran.
yang
diambil
faktor,
dalam
lain
berhubungan
kemampuan
guru
dalam
efektifitas program satuan
kendala
yang
satuan
Tepat
tidaknya
dengan
guru dalam mengimplementasikan
pelajaran,
terhadap
Isi keputusan
oleh guru sangat ditentukan
antara
kemampuan
berpikir
dihadapi guru dalam
pelajaran,
membina
dan
keputusan
oleh
berbagai
kinerja
guru,
program
satuan
melakukan
evaluasi
pelajaran,
kendala-
mengembangkan
dan peran kepemimpinan
mendorong para
disusun
guru
kepala
untuk
program
sekolah
menyusun
program satuan pelajaran.
Kerangka pemikiran di atas,
dapat dilukiskan
sebagai
berikut.
Pelaksanaan
Penilaian
Tujuan
Interaksi
Kesesuaian
Materi
Metode
KBM
Evaluasi
antara peser
antara peren
canaan dengan
pelaksanaan
Perencanaan
ta didik de
ngan kondisi
lingkungan
.1
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Umpan balik
(kualitas PBM)
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif yang ditujukan untuk mengkaji permasalahan
memperoleh
makna
lingkungan.
contex
yang
mendalam
sesuai
take their meaning as much
"...
as
lebih
they do from themselves"
dan
kondisi
from
their
and
Guba,
(Lincoln
1985:189).
Penelitian
ini
ditujukan
untuk
permasalahan
efektifitas program satuan
meningkatkan
kualitas
Negeri
Bangodua
pelajaran
proses
I Kabupaten
mengungkap
pelajaran
belajar-mengajar
Indramayu.
tersebut mencakup tujuan,
dalam
di
Program
isi/materi,
SMU
satuan
metode,
proses pembelajaran, dan evaluasi. Dalam pada itu diungkap
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas program satuan
pelajaran,
yang
ketersediaan
Untuk
menyangkut peran kepala
sekolah,
serta
dan pendayagunaan sumber-sumber belajar.
kepentingan tersebut ditempuh
langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Memilih
penelitian
lokasi
penelitian.
sebagaimana
Sesuai
dikemukakan di
merupakan lokasi penelitian ini.
dengan
atas,
masalah
sekolah
97
2. Untuk
memperoleh
efektifitas
pelajaran
makna yang
manajemen
lebih
mendalam
tentang
pelaksanaan
program
satuan
dalam meningkatkan kualitas proses
mengajar
di SMU,
sekolah,
yaitu
penelitian
SMU
belajar-
hanya dilakukan
Negeri
Bangodua
di
I
satu
Kabupaten
Indramayu.
3.
Setelah menetapkan
lokasi penelitian,
peneliti berusaha
memasuki lapangan dengan mengadakan hubungan formal dan
informal sebelumnya.
4.
Mengidentifikasi
kepala sekolah,
5.
Mencatat
informan,
wawancara.
atas:
guru,
dan peserta didik.
segala
penelitian
yang terdiri
sesuatu
berdasarkan
yang
terjadi
dokumen,
di
lokasi
pengamatan
dan
Pencatatan dilakukan apa adanya dan
segera
setelah suatu kegiatan berlangsung.
Prosedur penelitian ini akan menempuh tahapan-tahapan
baku penelitian kualitatif yaitu penggalian data,
data,
reduksi
data,
dan
pengambilan
display
kesimpulan
yang
dilakukan secara berulang.
Sesuai
dengan
naturalistik",
untuk
tidak
kehadiran
prinsip
"Kualitatif
penelitian
selama berada di lapangan peneliti berusaha
mengganggu suasana.
peneliti
menjadi
pusat
Meskipun
pada
perhatian,
mulanya
terutama
ketika mengadakan pengamatan di ruang-ruang kelas,
karena
hal tersebut dilakukan berulang-ulang,
maka
tetapi
lama
98
kelamaan
sudah
peneliti
dengan
tidak dihiraukan lagi.
bebas dapat melakukan
Dengan
demikian,
penelitian
dalam
keadaan wajar sesuai tujuan yang telah dirumuskan.
"deskriptif
Metode
penelitian
digunakan
ini berdasarkan beberapa pertimbangan
dalam
sebagai
Pertama; peneliti bermaksud mengembangkan
berikut.
pemikiran,
data,
kualitatif"
pemahaman dari pola yang terkandung
melihat secara keseluruhan suatu
individu
dan kelompok tanpa mengurangi
konsep
di
keadaan,
dalam
proses,
variabel,
tetapi
variabel digambarkan secara keseluruhan, sensitif terhadap
orang yang diteliti dan mendeskripsikannya secara induktif
naturalistik.
dan
menafsirkan suatu fakta, gejala, dan
berkaitan
dalam
SMU
Kedua; peneliti bermaksud untuk menganalisis
dengan
efektivitas
program
peristiwa
satuan
pelajaran
meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar
Negeri
dalam
di Kabupaten
Indramayu
sebagaimana
konteks ruang dan waktu serta situasi
Ketiga;
suatu
bidang
kajian penelitian
ini
antara
interaksi
peserta
antara
guru
dengan
didik dengan peserta
pada
adanya,
yang
alami.
berkenaan
dengan
proses dan kegiatan pembelajaran yang
terdapat
yang
di
dalamnya
peserta
didik,
dan
didik,
antara
peserta didik dengan lingkungannya
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambaran
atas
langkah-langkah tentatif penelitian yang akan dilakukan.
99
STUDI PENDAHULUAN (PREMILLENIARY STUDY)
_
PENELITIAN LAPANGAN DENGAN PENDEKATAN NATURALISTIK
(Efektivitas Program Satuan Pelajaran dalam
Meningkatkan Kualitas Proses Belajar Mengajar)
r
FAKTUAL DAN
I
NORMATIF
POLA-POLA EFEKTIFITAS PROGRAM SATPEL DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES BELAJAR-MENGAJAR
>
J
KAJIAN
KONSEPTUAL
->
- Memperpanjang Keterlibatan
- Pengamatan Secara Tekun
J
TRIANGULASI DAN MEMBERCHECK
I
TEMUAN
Gambar 3.1
FINAL
: Alur Kegiatan Penelitian
B. Penjajagan Lokasi Penelitian
Untuk
memperoleh
permasalahan
dengan
tema
mengadakan
lapangan
lokasi
yang
gambaran
mungkin
yang
penjajagan
dapat
dipilih,
yang
diteliti,
peneliti
ke lokasi
jelas
mengenali
penelitian.
mana penelitian akan dilaksanakan,
konsep
dikembangkan,
dasar
masalah
yang
sehubungan
lebih
ini bertujuan, antara lain: (1) untuk
di
tentang
dahulu
Penjajagan
mengenali
(2)
mungkin
dan (3) untuk melihat kemungkinan
untuk
dapat
tersedia
iOO
tidaknya
sumber
data
yang
diperlukan
dan
dapat
dikembangkan dalam penelitian kemudian.
Penjajagan
belas
SMU
Negeri
Penjajagan
dengan
lokasi penelitian dilakukan terhadap
yang berada
dilakukan
para
wawancara
guru,
bebas
di
Kabupaten
dengan mengadakan
dan para
dengan
peserta
kepala
Indramayu.
wawancara
didik,
sekolah
dua
bebas
mengadakan
dan
mengamati
seluruh kegiatan yang terjadi di sekolah.
C.
Subjek Penelitian
Data
yang
dikumpulkan dalam penelitian
kata-kata dan tindakan (kepala sekolah,
didik),
serta
tulisan
dan
ini
guru,
dan
adalah
peserta
peristiwa-peristiwa
yang
berkaitan dengan efektivitas manajemen pelaksanaan program
satuan
pelajaran
belajar-mengajar
dalam
di
SMU
meningkatkan
Negeri
kualitas
Bangodua
proses
I
Kabupaten
Sesuai dengan data yang akan dikumpulkan,
sumber data
Indramayu.
dalam penelitian
1.
Beberapa
ini ditetapkan sebagai berikut.
dokumen yang berkaitan dengan program
satuan
pelajaran di SMU Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu,
yaitu kurikulum yang digunakan,
pengorganisasian pembelajaran.
dipinjam dari kepala sekolah,
2.
Kepala
dokumen pengelolaan dan
Dokumen-dokumen tersebut
guru,
dan peserta didik.
sekolah dan guru yang mengajar pada SMU
Negeri
101
Bangodua
I Kabupaten Indramayu.
Apabila ada
pendapat antara kepala sekolah dan guru,
perbedaan
maka
pendapat
kepala sekolahlah yang dijadikan data penelitian.
3. Para peserta didik yang terlibat secara langsung
dalam
proses belajar-mengajar.
Berdasarkan uraian di atas selanjutnya ditetapkan SMU
Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu,
yang
dijadikan subjek penelitian,
dalam
tahap
penyesuaian,
dipersiapkan
dua
merupakan
Sedangkan
karena kelas satu
sementara
untuk evaluasi akhir.
dan hanya kelas
kelas
III
baru
sedang
Dengan demikian
subjek yang paling tepat
untuk
II
kelas
diteliti.
banyaknya subjek penelitian ditetapkan
sebagai
berikut.
1.
28
orang
kegiatan
guru
yang terlibat
belajar-mengajar
secara
langsung
di SMU Negeri
I
dalam
Kabupaten
Indramayu.
2. Dari
tiap-tiap kelas yang dijadikan subjek
penelitian
di tetapkan masing-masing tiga orang peserta didik yang
mewakili kelompok kurang-sedang-pandai,
sehingga jumlah
peserta didik yang menjadi responden 18 orang.
3.
Satu
orang
kepala sekolah,
yaitu kepala
sekolah
SMU
penelitian
ini
Negeri Bangodua I Kabupaten Indramayu.
Dengan
demikian,
jumlah seluruh
adalah 47 (tiga puluh) orang.
subjek
102
Berbagai
berkaitan
sumber
data
di
atas,
khususnya
dengan subjek penelitian telah
kelayakannya
sesuai
(1990:
bahwa:
57),
kriteria yang
dipertimbangkan
dikemukakan
"Dalam menentukan
yang
subjek
Sanafiah
penelitian
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (a)
subjek
sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan
bidang
aktif
yang menjadi kajian penelitian;
atau
terlibat penuh dengan
tersebut; dan (c)
dimintai
(b)
subjek
kegiatan
atau
atau
masih
bidang
subjek memiliki waktu yang cukup
untuk
informasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
oleh
peneliti.
rancangan
yang
data penelitian ini
Hal ini dilakukan sesuai
penelitian
sangat
penelitian.
dilakukan
kualitatif,
penting
dan
dengan
yang
tuntutan
memberikan
menyatu
dengan
Peneliti sebagai instrumen
sangat menentukan kelancaran,
langsung
utama
keberhasilan,
peran
kegiatan
penelitian
hambatan
atau
kegagalan di dalam pengumpulan data yang diperlukan.
Teknik
penelitian
pengumpulan
ini
dokumentasi.
adalah
Ketiga
data
yang
observasi,
teknik
digunakan
wawancara
tersebut
dan berulang selama proses pengumpulan
lapangan
dengan
lebih mendalam,
harapan agar
dan
digunakan
berlapis
informasi
objektif, dapat dipercaya.
yang
dalam
studi
secara
data
di
diperoleh
103
Untuk
mengarahkan
dan
mendapatkan
data-data
yang
relevan dan valid maka sebelum dan selama pengumpulan data
dibuat
rambu-rambu
dibutuhkan
besar
pertanyaan
dan
jenis
melalui pedoman penelitian yang
pertanyaan
dan
obyek
yang
data
yang
berisi
garis
akan
ditanyakan,
diobservasi dan dokumen yang akan distudi.
Dalam
metode
kualitatif
dilakukan
(Nasution,
strategi
tiga
pengumpulan
1992).
interview),
sirkuler
data dilakukan
yaitu (1) wawancara
(2)
pada
pengamatan,
cyclical
tersebut,
dengan
menggunakan
(indepth
yang
bersifat
(participant
berperanserta
maupun
nonparticipant
observasion), dan (3) dokumentasi.
teknik
ini dilakukan secara
maka
mendalam
baik
nonperanserta
penelitian
atau
Sesuai dengan prosedur
pengumpulan
pendekatan,
secara
data
berulang-ulang
and
Ketiga
(Soegiyanto,
1989) sesuai dengan pertanyaan penelitian yang muncul pada
saat
tertentu.
selanjutnya
interaktif,
Metode
pengumpulan
dikelompokkan
meliputi
dalam
wawancara
dua
data
cara
dan
tersebut
pokok
observasi,
yaitu
dan
noninteraktif yaitu dokumentasi.
1.
Observasi
Dalam
mengumpulkan
program
penelitian
data
satuan
ini,
observasi
tentang tindakan guru
pelajaran
untuk
digunakan
dalam
meningkatkan
untuk
menyusun
kualitas
104
proses
belajar
mengikuti
mengajar, kegiatan
pembelajaran,
serta
peserta
tindakan
didik
dalam
kepala
sekolah
dalam memantau dan memfasilitasi kegiatan belajar
peserta
didik.
Observasi
tempat
kelas
dilakukan dengan cara
mendatangi
tempat-
berlangsungnya proses pembelajaran, baik di
maupun di laboratorium (ruang
praktek).
ruang
Observasi
yang dilakukan adalah observasi nonpartisipatif,
sehingga
peneliti berada bersama para peserta didik selama kegiatan
berlangsung,
Selama
observasi,
dilakukan
dari
tanpa memanipulasi proses yang
memperhatikan
apa-apa
guru dan apa-apa yang dilakukan
awal
peneliti
peneliti
sampai
mencatat
berkaitan
akhir kegiatan. Pada
hal-hal
yang
peserta
saat
dianggap
langsung dengan masalah
berlangsung.
itu
menjawab
permasalahan penelitian.
Observasi
dilakukan di luar kegiatan pembelajaran, untuk
data
dalam
pergaulan dan pembicaraan
pula,
para
dan
Observasi
dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh data yang
untuk
didik
penting
penelitian.
yang
cukup
juga
memperoleh
guru,
serta
komentar-komentar mereka berkaitan dengan proses
belajar-
mengajar
tersebut
biasanya
yang
telah
berlangsung
dilakukannya.
Kondisi
pada waktu istirahat.
Oleh
karena
itu, peneliti berusaha untuk mendekati mereka tanpa mereka
mencurigai
bahwa
proses penelitian
sedang
berlangsung,
sebab hal ini akan menghambat jalannya penelitian.
105
Dari kegiatan observasi tersebut diharapkan diperoleh
data
penelitian secara lebih objektif dan
dapat
memetik
pentingnya observasi dalam penelitian kualitatif,
seperti
yang dikemukakan
Moleong (1993:
a. mengoptimalkan
perhatian dan
b.
kemampuan
sebagai berikut:
peneliti
dari
segi
peneliti
melihat
oleh subjek penelitian,
dunia
sebagai
hidup pada
kehidupan budaya berdasarkan
yang
saat
menangkap arti fenomena berdasarkan pengertian
menangkap
motif,
kebiasaan;
memungkinkan
dilihat
108),
itu,
subjek,
pandangan
dan
anutan para subjek saat itu;
c. memungkinkan
peneliti
dapat
merasakan
apa
yang
dirasakan serta dihayati subjek; dan
d.
memungkinkan
pembentukkan pengetahuan berdasarkan
apa
yang diketahui peneliti dan subjek penelitian.
2.
Wawancara
Dalam
penelitian
mengumpulkan
ini,
wawancara
data tentang kata-kata atau
kepala sekolah dan peserta didik,
satuan
pelajaran
dalam
digunakan
untuk
ungkapan
guru,
berkaitan dengan program
meningkatkan
kualitas
proses
belajar-mengajar pada SMU Negeri di kabupaten Indramayu.
Wawancara
berstruktur.
keterangan
dalam penelitian ini adalah wawancara
Hal
ini
dimaksudkan
yang terinci dan mendalam
untuk
mengenai
tak
memperoleh
pandangan
106
guru, dan peserta didik tentang efektivitas program satuan
pelajaran.
Wawancara
dilakukan
sebelum
berlangsung,
dan
sedangkan
dilakukan
sesuai
Wawancara
dilakukan
tetap
dengan
diarahkan
guru
sesudah
dan
proses
peserta
belajar-mengajar
wawancara dengan
kesepakatan
dan
pada
tujuan
melengkapi
kepala
keperluan
secara mendalam
dan
untuk
data
yang
observasi
dan untuk mendapatkan data yang
sekolah
peneliti.
bebas,
penelitian.
dilakukan
didik
tetapi
Wawancara
diperoleh
tidak
lewat
mungkin
diperoleh dari kegiatan observasi dan studi dokumentasi.
Wawancara
tentang
sesuatu
sekelompok
lisan.
orang
dimaksudkan
yang
untuk
diketahui
menemukan
oleh
seseorang
yang menjadi sumber data
Dengan komunikasi dua arah,
informasi
dalam
penggunaan
atau
bentuk
wawancara
akan memudahkan para responden untuk memahami jawaban atau
yang
informasi
diinginkan
oleh
pewawancara
melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Dalam penelitian ini, wawancara informal lebih banyak
digunakan,
wawancara berlangsung dalam situasi alamiah dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada
spontanitas
pewawancara.
Hal
ini
dimaksudkan
memperoleh data yang diperlukan tanpa mengganggu
orang
yang
setiap saat.
diwawancarai
dan
wawancara
bisa
untuk
perasaan
dilakukan
107
3.
Studi
Dokumentasi
Studi
untuk
dokumentasi
menelusuri
efektivitas
dalam
dan
penelitian
menemukan
ini
dilakukan
informasi
program satuan pelajaran
dalam
tentang
meningkatkan
kualitas proses belajar-mengajar di SMU Negeri Bangodua
Kabupaten
permanen
Indramayu,
dan
dari berbagai dokumen yang
tercatat
agar data
yang
I
bersifat
diperoleh
lebih
absah.
Seluruh
data
wawancara
dan
lapangan
yang
efektivitas
yang
diperoleh
studi dokumentasi
memuat
melalui
dicatat
deskripsi
yang
program satuan pelajaran
dalam
observasi,
dalam
catatan
luas
tentang
meningkatkan
kualitas proses belajar-mengajar pada SMU Negeri
I
Kabupaten
Indramayu.
Pencatatan
selektif sesuai tujuan penelitian.
dan
Bangodua
dilakukan
secara
Peneliti memilih
fakta
informasi mana yang harus diperhatikan dan mana
harus
diabaikan.
Fakta dan
yang
dijadikan
data.
dilakukan
sesudah
diperiksa
di
informasi yang dicatat
Pada
umumnya
kembali
berlangsung.
Semua
itulah
pencatatan
luar proses belajar-mengajar,
kegiatan
yang
sebelum
catatan
di rumah untuk melihat
data
atau
lapangan
kelogisan
dan
keterkaitannya dengan tujuan penelitian.
E.
Validitas Data
Untuk memperoleh data yang sahih dan absah,
terutama
108
yang
diperoleh lewat observasi dan
wawancara
diperlukan
suatu teknik pemeriksaan. Salah satu teknik yang digunakan
adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya.
Kredibilitas
data dapat diperiksa melalui berbagai
sedangkan cara yang digunakan dalam penelitian ini
memperpanjang
secara
waktu keikutsertaan,
tekun,
melakukan
triangulasi, mengupayakan
cara,
adalah
pengamatan
referensi
yang
cukup, dan melakukan memberchek,
1. Memperpanjang Waktu Keikutsertaan
Usaha
peneliti
keikutsertaan
dengan
cara
dengan
dalam
memperpanjang
responden atau sumber
meningkatkan
frekuensi
waktu
data
pertemuan
menggunakan waktu seefisien mungkin. Misalnya,
adalah
dan
menghadiri
acara rapat, dan kegiatan lain yang menunjang.
2. Melakukan Pengamatan Secara Tekun
Pengamatan
ciri-ciri
secara
tekun dilakukan
untuk
data yang sesuai dengan situasi
menemukan
yang
diteliti
secara lebih mendalam. Hal tersebut berkaitan dengan ciriciri
atau
program
proses
unsur
satuan
data
yang
pelajaran
belajar-mengajar
sesuai
dalam
pada
SMU
dengan
efektivitas
meningkatkan
Negeri
di
kualitas
Kabupaten
Indramayu. Melalui pengamatan secara tekun, peneliti dapat
m
embedakan hal-hal yang bermakna dan tak bermakna.
109
3.
Triangulasi
Triangulasi
keabsahan
dari
mengecek
teknik
sumber dengan pendekatan yang
atau
dikumpulkan.
wawancara
Hal
ini dilakukan
dari
dengan
data tentang kegiatan
dengan
dokumen,
pemeriksaan
yang
pola
satu
pertanyaan
sumber
yang
diperoleh
berbeda,
membandingkan data penelitian
mendapatkan
diambil
suatu
data dengan membandingkan data
satu
untuk
merupakan
yang
maka
telah
cara,
misalnya:
guru
digunakan
yang
berbeda
atau
berbeda
seperti
dari
kepala sekolah, dan observasi. Apabila
perbedaan,
untuk
pendapat kepala sekolah
terdapat
yang
dijadikan
meningkatkan
keabsahan
pedoman dan acuan.
4. Mengupayakan Referensi yang Cukup
Upaya
informasi
ini
yang
dilakukan
diperlukan
bahan referensi secukupnya,
media
elektronika.
adalah
menyediakan
untuk
dengan
menggunakan
dukungan
baik dari media cetak
Mengupayakan
referensi
maupun
yang
semaksimal mungkin sumber
data
media
cetak (buku, jurnal, majalah, koran, dan
serta
realitas di lapangan seperti catatan observasi
foto
5.
cukup
dari
makalah),
dan
dokumentasi.
Melakukan
Seperti
Membercheck
halnya
dengan cara
pemeriksaan
data
yang
110
membercheck
lain,
keabsahan
maupun
wawancara,
baik
kepala sekolah.
mengulangi
kembali
catatan peneliti,
tentang
dengan
untuk
guru,
Dalam hal ini,
dalam
garis
program
kualitas
peneliti
besarnya,
satuan
akhir
peserta
didik
berusaha
berdasarkan
responden
pelajaran
proses belajar-mengajar
Negeri di Kabupaten Indramayu.
memeriksa
setiap
apa yang telah dikatakan oleh
efektivitas
meningkatkan
dimaksudkan
Membercheck dilakukan pada
data.
kegiatan
juga
dalam
pada
Melalui membercheck
mereka
bisa
memperbaiki bila ada kekeliruan dan menambahkan
yang
masih
informasi
kurang.
yang
Dengan membercheck
dimaksudkan
diperoleh dan digunakan
dalam
SMU
apa
agar
penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh responden.
F.
Proses Pengumpulan Data
Proses
pengumpulan
menggunakan
desain
data
dalam
dalam bentuk funnel
dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982).
penelitian
ini
(cerobong)
yang
Bentuk cerobong
seperti yang dikemukakan tersebut adalah melukiskan proses
penelitian yang berawal dari eksplorasi yang bersifat luas
dan
dalam,
mengumpulkan
terarah
menjajaki
kemudian
berlanjut
dengan
dan analisis data yang lebih
pada suatu topik tertentu.
tempat
data atau subjek penelitian,
menyempit
Mula-mula
dan orang yang dapat
aktifitas
dan
penelitian
dijadikan
sumber
mencari lokasi yang dipandang
Ill
perlu
dan
dengan
maksud
pengkajian,
selanjutnya
mengembangkan jaringan yang lebih luas dan mendalam
menemukan
kemungkinan
lapangan
peneliti
pengetahuan
tentang
pengumpulan data
sumber data lanjutan.
mendapati
apa yang
Apabila
berbagai
diteliti,
untuk
di
kekurangan
maka
dilakukan
lanjutan sampai ditemukan keadaan dimana
data yang digali telah sesuai dengan tujuan penelitian.
Proses
pengumpulan
data dimulai
dengan
diikuti
dengan observasi, studi dokumentasi
dengan
wawancara
mendalam.
Meskipun
wawancara,
dan
kembali
demikian,
pada
beberapa kesempatan di lapangan, ketiga teknik pengumpulan
data tersebut digunakan secara simultan.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan
mengelompokkan
tahapan:
(1)
data
dilakuk