IMPLEMENTASI PENETAPAN UPAH SUNDULAN SECARA BIPARTIT ANTARA PEMBERI KERJA DAN PEKERJA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENETAPAN UPAH SUNDULAN SECARA BIPARTIT
ANTARA PEMBERI KERJA DAN PEKERJA DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN
M Fadu Satrio
110110090091
Ketenagakerjaan muncul karena pada dasarnya manusia hidup untuk
memenuhi semua kebutuhannya, untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya maka manusia harus bekerja. Sifat hukum ketenagakerjaan di
Indonesia merupakan penggabungan antara hukum privat dan publik, dimana
pemerintah turut serta dalam pembuatan aturan terhadap ketenagakerjaan di
Indonesia. Melalui kebijakan upah minimum, para pekerja dijamin
pemenuhan upahnya sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah tiap
tahunnya. Namun ketentuan upah minimum hanya berlaku bagi pekerja
lajang dengan masa kerja kurang dari satu tahun tetapi bagi pekerja yang
berkeluarga dengan masa kerja lebih dari satu tahun mekanisme penetapan
upahnya ditentukan bipartit antara pengusaha dan pekerja, tidak diatur oleh
regulasi yang jelas layaknya upah minimum sehingga menimbulkan berbagai
macam penyimpangan, berdasarkan hal tersebut penulis bertujuan meneliti 2
(dua) pokok permasalahan yaitu kepastian hukum bagi pekerja terkait

penetapan upah yang ditetapkan secara bipartit serta kendala dalam
penetapan upah sundulan dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptis
analisis dan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Data yang
dipergunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder sebagai data utama
dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan, ditunjang
dengan data primer yang diperoleh dengan studi lapangan.
Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa tidak ada kepastian
hukum bagi pekerja terkait penetapan upah sundulan karena ada
kekosongan hukum, dimana tidak ada aturan baku yang mengatur
mekanisme dan besaran upah sundulan, hal inilah yang dimanfaatkan
pengusaha untuk berlindung untuk tidak memenuhi pemenuhan
kesejahteraan bagi pekerja. Kendala dalam penetapan upah sundulan antara
lain pemerintah belum melakukan langkah pengawasan yang efektif sehingga
penyimpangan masih kerap terjadi, selain itu negosiasi penetapan upah
sundulan secara bipatit tidak berjalan sebagaimana mestinya karena masih
ditemukan intimidasi dari pengusaha dalam perundingan bipartit.

iv