PENERAPAN PEMOTONGAN UPAH PEKERJA OUTSOURCING PADA PT CIKAS SECURITY SERVICES DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.
ABSTRAK
PENERAPAN PEMOTONGAN UPAH PEKERJA OUTSOURCING PADA PT
CIKAS SECURITY SERVICES DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Mauritz Marx Williams
110110080153
Dalam menggunakan sistem outsourcing, perusahaan pengguna jasa akan
mengeluarkan dana lebih sebagai management fee perusahaan penyedia jasa
pekerja (outsourcing). Upah yang dibayar oleh perusahaan pengguna jasa pekerja
terdiri atas beberapa komponen yaitu : upah pekerja outsourcing, jamsostek,
tunjangan tambahan, juga management fee. PT CIKAS Security Services mendapat
penghasilan berupa imbalan yang diterima dari perusahaan pengguna jasa, dengan
adanya management fee tersebut. PT CIKAS Security Services melakukan
pemotongan upah terhadap pekerja outsourcing. Dampak dari pemotongan upah
pekerja tersebut pada akhirnya mengakibatkan upah pekerja outsourcing berada di
bawah standar Upah Minimum. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pemotongan upah terhadap pekerja outsourcing pada PT CIKAS Security Services
ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta
untuk mengetahui alasan-alasan PT CIKAS Security Services melakukan
pemotongan upah terhadap pekerja outsourcing.
Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dan spesifikasi penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitis yang menggambarkan dan menganalisis
penerapan pemotongan upah pekerja outsourcing di PT CIKAS Security Services
yang dikaitkan dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Hasil Penelitian membuktikan bahwa pemotongan upah pekerja outsourcing
pada perusahaan penyedia jasa pekerja PT CIKAS Security Services terjadi akibat
adanya penawaran upah yang terlalu rendah oleh perusahaan pengguna jasa
pekerja sehingga pihak perusahaan PT CIKAS Security Services harus melakukan
pemotongan upah pekerjanya. Pemotongan upah tersebut timbul akibat adanya
ketidakseimbangan dalam mengelola upah pekerja outsourcing di perusahaan
penyedia jasa pekerja, sehingga upah pekerja outsourcing tersebut tidak sesuai
dengan UMR/UMP. Dalam hal ini pihak PT CIKAS Security Services tidak menaati
ketentuan pada Pasal 89 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 mengenai upah
minimum, sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap
perusahaan.
PENERAPAN PEMOTONGAN UPAH PEKERJA OUTSOURCING PADA PT
CIKAS SECURITY SERVICES DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Mauritz Marx Williams
110110080153
Dalam menggunakan sistem outsourcing, perusahaan pengguna jasa akan
mengeluarkan dana lebih sebagai management fee perusahaan penyedia jasa
pekerja (outsourcing). Upah yang dibayar oleh perusahaan pengguna jasa pekerja
terdiri atas beberapa komponen yaitu : upah pekerja outsourcing, jamsostek,
tunjangan tambahan, juga management fee. PT CIKAS Security Services mendapat
penghasilan berupa imbalan yang diterima dari perusahaan pengguna jasa, dengan
adanya management fee tersebut. PT CIKAS Security Services melakukan
pemotongan upah terhadap pekerja outsourcing. Dampak dari pemotongan upah
pekerja tersebut pada akhirnya mengakibatkan upah pekerja outsourcing berada di
bawah standar Upah Minimum. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pemotongan upah terhadap pekerja outsourcing pada PT CIKAS Security Services
ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta
untuk mengetahui alasan-alasan PT CIKAS Security Services melakukan
pemotongan upah terhadap pekerja outsourcing.
Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dan spesifikasi penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitis yang menggambarkan dan menganalisis
penerapan pemotongan upah pekerja outsourcing di PT CIKAS Security Services
yang dikaitkan dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Hasil Penelitian membuktikan bahwa pemotongan upah pekerja outsourcing
pada perusahaan penyedia jasa pekerja PT CIKAS Security Services terjadi akibat
adanya penawaran upah yang terlalu rendah oleh perusahaan pengguna jasa
pekerja sehingga pihak perusahaan PT CIKAS Security Services harus melakukan
pemotongan upah pekerjanya. Pemotongan upah tersebut timbul akibat adanya
ketidakseimbangan dalam mengelola upah pekerja outsourcing di perusahaan
penyedia jasa pekerja, sehingga upah pekerja outsourcing tersebut tidak sesuai
dengan UMR/UMP. Dalam hal ini pihak PT CIKAS Security Services tidak menaati
ketentuan pada Pasal 89 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 mengenai upah
minimum, sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap
perusahaan.