PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : studi kuasi eksperimen kelas X administrasi perkantoran pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kompetensi dasar mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor sert
No. Daftar FPEB: 312/UN40.7.D1/LT/2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran pada
Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Kompetensi
Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta
Penataannya di SMK Kencana Kota Bandung)
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh: Mita Permatasari
1106417
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran pada
Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Kompetensi
Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor
Serta Penataannya di SMK Kencana Kota Bandung)
Oleh:
MITA PERMATASARI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia
© Mita Permatasari Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran pada
Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Kompetensi
Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor
Serta Penataannya di SMK Kencana Kota Bandung)
Oleh: Mita Permatasari
1106417
Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Hendri Winata M.Si
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa. Fokus kajiannya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu model pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran Time Token. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh model pembelajaran Time Token terhadap hasil belajar siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen, dengan bentuk Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan tes. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t untuk melihat perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Hasil belajar kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Time Token termasuk kedalam klasifikasi sedang, (2) Hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction termasuk kedalam klasifikasi sedang. (3) Peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Time Token lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction. Artinya, sekolah dapat menerapkan model pembalajaran Time Token pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran dalam kompetensi dasar mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya di Kelas X SMK Kencana Bandung untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
(5)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRACT
THE APPLICATION OF TIME TOKEN LEARNING MODEL TO STUDENT LEARNING OUTCOME
(Quasi-Experimental Study Class X Administrative Office in the introduction of office administration subject at identifying facility and office environment
and its arrangement basic competence at SMK Kencana Kota Bandung)
Written by: Mita Permatasari
1106417
This Scriptis guided by: Drs. Hendri Winata M.Si
Problem discussed in this research is regarding to low students’ learning outcome. The study focus on one of the factors influence learning outcome which is learning model. The learning model chosen is Time Token learning model. Based on the things aforementioned, main problem studied in this research is about the influence of Time Token learning model to the students’ learning outcome.
Research method used is Quasi Experiment, Nonequivalenty Control Group Design. Data gathering method used is interview and test. While data analysis method used T-test in order to investigate comparison of experiment class and control class learning improvement.
Results shown that (1) Learning outcome of experiment class used Time Token Learning Model classified in middle classification, (2) Learning outcome of Control Class used Explicit Instruction Learning Model classified in middle classification. (3) The improvement of students’ learning outcome used Time Token learning model is higher than the improvement of students’ learning outcome used Explicit Instruction Learning Model. In conclusion, the school could apply Time Token learning model in the introduction of office administration subject at identifying facility and office environment and its arrangement basic competence in tenth grade of SMK Kencana Bandung to improve students’ learning outcome.
(6)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10
1.3. Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Kegunaan Penelitian... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.14 2.1. Landasan Teori ... 14
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran ... 14
2.1.2. Teori Belajar... 16
2.1.3. Model Pembelajaran... 17
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 18
2.1.5. Model Pembelajaran Time Token ... 23
2.1.6. Model Pembelajaran Explicit Instruction... 26
2.1.7. Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ... 31
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 36
(7)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
2.4.Hipotesis ... 42
BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... 43
3.1. Objek Penelitian ... 43
3.2. Unit Analisis ... 43
3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 43
3.4. Metode Penelitian... 45
3.5. Skenario Pembelajaran ... 46
3.6. Instrumen Penilaian ... 49
3.6.1. Uji Validitas Instrumen ... 49
3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 50
3.6.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 50
3.6.4. Daya Pembeda Instrumen ... 51
3.7. Syarat Analisis Data ... 52
3.7.1. Uji Normalitas ... 52
3.7.2. Uji Homogenitas ... 54
3.7.3. Gain Ternormalkan ... 56
3.8. Teknik Analisis Data ... 56
3.8.1. Uji Beda (Uji-t) ... 57
3.9.Pengujian Hipotesis ... 57
BAB IV METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... 60
4.1. Profil Sekolah ... 60
4.2. Deskripsi Hasil Uji Instrumen ... 61
4.2.1. Uji Validitas Instrumen ... 61
(8)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
4.2.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 63
4.2.4. Uji Daya Pembeda Instrumen ... 63
4.3. Deskripsi Proses Pembelajaran ... 64
4.3.1. Kelas Eksperimen ... 64
4.3.2. Kelas Kontrol ... 70
4.4. Analisis Data ... 77
4.4.1. Hasil Pre-test ... 77
4.4.2. Hasil Post-test ... 79
4.4.3. Uji Normalitas ... 81
4.4.4. Uji Homogenitas ... 81
4.4.5. Analisis N-Gain ... 82
4.4.6. Uji Hipotesis ... 85
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
BAB V PENUTUP ... 88
5.1. Kesimpulan ... 88
5.2. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
(9)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Pengantar Administrasi
Perkantoran Tiga Tahun Terakhir ... 3
Tabel 1.2 Data Presentase Pencapaian KKM Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Tiga Tahun Terakhir ... 4
Tabel 1.3 Nilai Rata-rata Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Tiga Tahun Terakhir ... 6
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 27
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 36
Tabel 3.1 Desain Penelitian The Nonequivalent control group design ... 46
Tabel 3.2 Skenario Pembelajaran ... 46
Tabel 3.3 Interprestasi Derajat Reliabilitas ... 50
Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 51
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 52
Tabel 3.6 Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas ... 53
Tabel 3.7 Model Tabel Uji Barlet ... 55
Tabel 3.8 Kriteria Indek Gain ... 56
Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen ... 61
Tabel 4.2 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 63
Tabel 4.3 Uji Daya Pembeda Instrumen ... 64
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 81
(10)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Tabel 4.6 Skor N-Gain Kelas Eksperimen ... 82
Tabel 4.7 Skor N-Gain Kelas Kontrol ... 83
Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 85
(11)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Presentase Jumlah Siswa di atas KKM ... 5
Gambar 1.2 Grafik Presentase Jumlah Siswa di bawah KKM ... 6
Gambar 1.3 Grafik Rata-rata Nilai Siswa ... 7
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41
Gambar 4.1 Presentase kelulusan pre-test ... 78
Gambar 4.2 Skor rata-rata pre-test kelas eksperimen dan kontrol ... 78
Gambar 4.3 Presentase kelulusan post-test ... 80
(12)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Surat Penelitian ... 92
Lampiran B Instrumen Penelitian ... 97
Lampiran C Analisis Hasil Penelitian ... 101
Lampiran D Perangkat dan Alat Penelitian ... 111
(13)
1
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dialami setiap individu. Setiap orang yang melalui proses ini akan mengalami perubahan dari semula tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti yang di katakan oleh
Munir (2008: 142) bahwa “Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Pendapat tersebut mengatakan, bukan potensi tertentu saja yang perlu dikembangkan dalam pendidikan, setiap potensi yang ada pada diri individu perlu untuk dikembangkan. Potensi yang dimiliki siswa tentu berbeda-beda, tugas kita sebagai pendidik adalah melihat potensi yang muncul dari siswa dan membantu mengembangkan potensi tersebut sehingga siswa tersebut mampu menjadi manusia yang berguna bagi dirinya dan juga orang-orang sekitarnya.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menerangkan bahwa:
Tujuan dari pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan manusia dan untuk menciptakan generasi yang lebih baik bagi masa depan. Agar terciptanya tujuan tersebut salah satu cara dalam mengimplementasikannya adalah dengan melakukan pendidikan formal yaitu pendidikan di dalam sekolah. Di Indonesia terdapat banyak jenis sekolah yang melaksanakan
(14)
2
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan formal. Salah satunya adalah (SMK) Sekolah Menengah Kejuruan.
Pengertian sekolah menengah kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa “Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs”. Dari pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa SMK merupakan sekolah yang mengajarkan suatu keahlian khusus kepada siswanya agar siswa tersebut dapat menjadi lulusan berkualitas yang mampu bekerja dengan keahlian yang telah dipelajarinya setelah lulus dari sekolah.
Salah satu bidang studi keahlian yang terdapat di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah bidang studi keahlian Bisnis dan Manajemen yang di dalamnya terdapat salah satu jurusan yaitu Administrasi Perkantoran. Pada jurusan Administrasi Perkantoran pesereta didik dituntut untuk menguasai pekerjaan-pekerjaan kantor yang ada. Dari tuntutan tersebut siswa diberikan bahan ajar secara langsung melalui mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang ada pada jurusan Administrasi Perkantoran adalah mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya yang diajarkan pada siswa kelas X.
Mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam kompetensi dasar tersebut merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, karena mata pelajaran ini menjelaskan berbagai macam pengetahuan mengenai fasilitas dan lingkungan kantor serta penataanya yang nanti akan siswa temui dalam kegiatan bekerja. Tugas pendidik sebagai pendidik adalah menjalankan kegiatan belajar mengajar secara baik sehingga siswa mampu mengerti dan menguasai apa yang telah kita ajarkan khususnya pada mata
(15)
3
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelajaran ini. Sehingga setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa mampu mendapatkan hasil belajar yang baik.
Melalui pembelajaran kita dapat melakukan penilaian untuk melihat hasil belajar yang diraih siswa selama mengikuti kegiatan belajar. Hasil belajar siswa yang diperoleh dapat menunjukkan keefektifitasan suatu pembelajaran. Hasil belajar yang tinggi menunjukkan keefektifan pembelajaran dan hasil belajar yang rendah menunjukkan kurang efektifnya suatu pmbelajaran. Untuk menciptakan hasil belajar yang baik, perlu adanya kerja sama antara pendidik dan siswa dalam membangun kegiatan belajar yang aktif dan produktif.
Peneliti telah melakukan pra penelitian sebelumnya dan diperoleh hasil belajar siswa Kelas X Jurusan Adminstrasi Perkantoran di SMK Kencana Kota Bandung untuk Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran masih rendah.
Hasil tersebut dapat terlihat pada data hasil nilai ulangan akhir semester satu siswa pada mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kencana Kota Bandung yang masih rendah dengan presentase sebagai berikut:
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Akhir Semester
Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Tiga Tahun Terakhir
Sumber : Data pra-penelitian yang diolah Tahun Kelas KKM Jumlah
Siswa Jumlah di atas KKM Jumlah di bawah KKM Presentase di atas KKM (%) Presentase di bawah KKM (%) Nilai rata-rata 2012/ 2013
X AP 1 75 37 13 24 35 65 65,19
X AP 2 75 35 10 25 31 69 58,31
2013/ 2014
X AP 1 75 41 14 27 36 64 65,88
X AP 2 75 41 16 25 39 61 66,78
2014/ 2015
X AP 1 80 38 13 25 34 66 67,68
(16)
4
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data di atas menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya jumlah siswa yang nilainya tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Mengajar). Lebih dari 50% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Mengajar) dan hanya sebagian kecil siswa yang mampu mencapai dan melebihi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Mengajar). Dimana KKM yang harus dicapai siswa dalam Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran adalah 75 (sebelum kurikulum 2013) dan 80 (saat memakai kurikulum 2013).
Cara mengetahui adanya peningkatan atau penurunan jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dan jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM adalah dengan menganalisis data tersebut satu per satu dari tahun ke tahun.
Tabel 1.2
Data Presentase Pencapaian KKM
Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Tiga Tahun Terakhir
Kelas
Presentase di atas KKM Presentase di bawah KKM 2012/ 2013 (%) 2013/2014 (%) 2014/2015 (%) 2012/ 2013 (%) 2013/2014 (%) 2014/2015 (%) X AP
1 35 36 34
65 64 66
X AP
2 31 39 30
69 61 70
Sumber : Data pra-penelitian yang diolah
Berdasarkan data di atas dapat dilihat presentase di atas KKM Kelas X AP 1 pada Tahun Ajaran 2012/2013-2013/2014 mengalami kenaikan sebanyak 1% yaitu dari 35% menjadi 36% , pada Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015 mengalami penurunan sebanyak 2% yaitu dari 36% menjadi 34%. Sedangkan presentase di atas KKM pada Kelas X AP 2 pada Tahun Ajaran 2012/2013-2013/2014 mengalami kenaikan sebanyak 8% yaitu dari
(17)
5
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31% menjadi 39% , pada Tahun 2013/2014-2014/2015 mengalami penurunan sebanyak 9% yaitu dari 39% menjadi 30%.
Adapun jumlah presentase Kelas X AP 1 yang berada di bawah KKM pada Tahun Ajaran 2012/2013-2013/2014 mengalami penurunan sebanyak 1% yaitu dari 65% menjadi 64% , pada Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015 mengalami kenaikan sebanyak 2% yaitu dari 64% menjadi 66%. Sedangkan presentase di bawah KKM pada Kelas X AP 2 pada Tahun Ajaran 2012/2013-2013/2014 mengalami penurunan sebanyak 8% yaitu dari 69% menjadi 61% , pada Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015 mengalami kenaikan sebanyak 9% yaitu dari 61% menjadi 70%.
Untuk melihat grafik perbandingan naik turunnya jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai di atas KKM tersebut penulis telah menggambarkan tabel grafik sebagi berikut:
Gambar 1.1
Grafik Presentase Jumlah Siswa di atas KKM
Grafik tersebut menunjukkan bahwa selama 3 Tahun terakhir telah terjadi peningkatan dan penurunan presentase jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM dari dua Kelas tersebut. Namun peningkatan dan penurunan dari tahun ke tahun tersebut tidak menampakkan hasil yang terlalu signifikan.
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
2012/2013 2013/2014 2014/2015
X AP 1
(18)
6
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.2
Grafik Presentase Jumlah Siswa di bawah KKM
Grafik di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dan penurunan presentase jumlah siswa yang berada di bawah KKM pada Kelas X AP 1 dan X AP 2 selama 3 tahun terakhir. Dari grafik di atas terlihat bahwa dalam 3 tahun tersebut jumlah presentase di bawah KKM pada Kelas X AP 1 lebih sedikit di bandingkan dengan jumlah presentase di bawah KKM pada Kelas X AP 2.
Setelah menganalisis jumlah presentase siswa yang berada di atas dan di bawah KKM, selanjutnya di perlukan analisis terhadap nilai rata-rata yang di dapat Siswa dari Kelas X AP 1 dan X AP 2 pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran selama 3 tahun terakhir.
Tabel 1.3 Nilai Rata-rata Siswa
Pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Tiga Tahun Terakhir
Kelas Nilai Rata-rata Siswa
2012/ 2013 2013/2014 2014/2015 X AP 1 65,19 65,88 67,68 X AP 2 58,31 66,78 67,47 Sumber : Data pra-penelitian yang diolah
56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72%
2012/2013 2013/2014 2014/2015
X AP 1
(19)
7
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data di atas menunjukkan bahwa pada Tahun Ajaran 2012/2013-2013/2014 nilai rata-rata siswa pada Kelas X AP 1 mengalami peningkatan sebesar 0,69 yaitu dari 65,19 naik menjadi 65,88. Pada Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015 terjadi peningkatan lagi sebesar 1,8 yaitu dari 65,88 naik menjadi 67,68.
Kenaikan nilai rata-rata siswa ini terjadi juga pada Kelas X AP 2, Tahun Ajaran 2012/2013-2013/2014 nilai rata-rata siswa pada Kelas X AP 2 mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar 8,47 yaitu dari 58,31 naik menjadi 66,78. Pada Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015 terjadi sedikit peningkatan sebesar 0,69 yaitu dari 66,78 naik menjadi 67,47.
Grafik perbandingan nilai rata-rata siswa dalam 3 tahun terakhir dari dua kelas tersebut dapat dilihat dalam bentuk tabel grafik sebagi berikut:
Gambar 1.3
Grafik Nilai Rata-rata Siswa 52
54 56 58 60 62 64 66 68 70
2012/2013 2013/2014 2014/2015
X AP 1
(20)
8
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar di atas menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir nilai rata-rata siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi pada Kelas X AP 1 terlihat tidak begitu tinggi, dan pada Kelas X AP 2 peningkatan nilai rata-rata siswa yang cukup tinggi terjadi pada Tahun Ajaran 2012/2013-2013/2014, sedangkan pada tahun berikutnya peningkatan terjadi namun tidak terlalu tinggi.
Hasil belajar siswa yang rendah pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dilihat dari analisis di atas, dapat kita duga bahwa belum efektifnya pembelajaran yang di laksanakan di dalam kelas pada Mata Pelajaran tersebut. Hal ini terjadi karena pendidik menerapkan model pembelajaran langsung yaitu dengan ceramah yang kurang melibatkan siswa secara aktif di dalam kelas, model yang digunakan lebih menekankan kepada keaktifan pendidik berbicara di depan kelas, hal ini membatasi siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif di dalam kelas. Siswa pun menjadi segan untuk mengutarakan pertanyaan atau pendapat. Model pembelajaran yang terpusat pada pendidik ini mengakibatkan hasil belajar yang rendah pada siswa. Pembelajaran akan lebih optimal ketika pendidik menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif dan ikut melibatkan siswa secara aktif dalam mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya.
Banyak upaya dari berbagai pihak untuk mengatasi fenomena rendahnya hasil belajar siswa tersebut. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satu upaya yang di duga dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah pemilihan strategi mengajar. Pendidik dapat memilih berbagai pilihan alternatif strategi mengajar yang tepat untuk digunakan. Salah satunya adalah dengan pembelajaran kooperatif. Seperti pendapat dari Etin Solihatin dan Raharjo (2009:5) yang menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman
(21)
9
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi produktivitas dan perolehan belajar”.
Pembelajaran kooperatif dapat digunakan agar siswa dapat bekerja sama dalam mencari dan mendapatkan informasi, pembelajaran ini menekankan kepada siswa agar lebih aktif dalam kelompok saat kegiatan belajar. Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran Time Token. Model ini biasa diterapkan dalam pembelajaran yang menerangkan banyak materi untuk didiskuikan. Pendidik membentuk beberapa kelompok kecil dan setiap siswa harus mampu berbicara atau berpendapat mengenai materi yang sedang dipelajari dengan menyerahkan kupon waktu, pendidik juga dapat mengontrol proses pembelajaran. Dengan hal ini siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif.
Inti dari pembelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya adalah bagaimana cara mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor dan penataannya di dalam kantor yang benar sesuai dengan prosedur yang ada. Karena fasilitas, lingkungan dan penataannya dalam kantor dapat mempengaruhi efektivitas dalam bekerja. Hal itu juga menentukan kenyamanan pegawai dalam bekerja. Mata Pelajaran dan Kompetensi dasar tersebut, mengharuskan siswa untuk mampu mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penatannya di dalam kantor. Maka dari itu siswa harus mampu bekerja sama dan berpendapat mengenai informasi yang mereka ketahui dan pengetahuan yang belum mereka mengerti.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kuasi eksperimen, sehingga peneliti menerapkan satu model pembelajaran lain yang berbeda sebagai model pembelajaran yang diterapakan pada kelas
(22)
10
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
control yaitu model pembelajaran langsung atau sering disebut juga model pembelajaran explicit instruction, model pembelajaran ini biasa digunakan oleh pendidik pada kelas tersebut. Model ini adalah model yang sejak lama sering digunakan oleh pendidik pada umumnya, dalam model ini pembelajaran berpusat pada pendidik dan siswa hanya menerima dan mendengarkan pembelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik tanpa berpartisipasi aktif di dalamnya. Dari penjelasan di atas penelitian akan dilakukan dengan membandingkan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Time Token dengan Model Pembelajaran Explicit Instruction.
Dari paparan tersebut untuk memecahkan masalah di atas perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa yang ditulis dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Kelas X Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas Dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya Di SMK Kencana Kota Bandung)”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, fokus kajian dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Kencana Kota Bandung.
Terdapat beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi hasil belajar siswa, jika ditarik dalam garis besar faktor tersebut adalah faktor internal yang merupakan karakteristik yang muncul dari diri seseorang seperti
(23)
11
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(intelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi) dan faktor eksternal yang muncul dari lingkungan sekitar seperti (pendidik, sarana dan prasarana dan model pembelajaran). Berdasarkan faktor-faktor di atas yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, dan juga berdasarkan pra penelitian sebelumnya dapat diduga bahwa faktor yang paling mempengaruhi dalam hasil belajar siswa adalah penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.
Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis menuliskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Time Token pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya di Kelas X AP SMK Kencana Kota Bandung?
2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya di Kelas X AP SMK Kencana Kota Bandung?
3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Time Token dengan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya di Kelas X AP SMK Kencana Kota Bandung?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dituliskan, tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:
(24)
12
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Time Token pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya di Kelas X AP SMK Kencana Kota Bandung.
2. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya di Kelas X AP SMK Kencana Kota Bandung.
3. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Time Token dengan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya di Kelas X AP SMK Kencana Kota Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak, kegunaan dari penelitian ini di bagi menjadi dua, yaitu: 1. Kegunaan Teoritis
Dalam kegunaan teoritis penelitian ini diharapkan dapat membantu dunia pendidikan sebagai solusi khususnya dalam hasil belajar dan penerapan model pembelajaran aktif. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan penelitian lanjutan mengenai penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar sehingga dapat menghasilkan temuan ilmiah yang lebih sempurna.
2. Kegunaan Praktis
Bagi penulis penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman mengajar dengan menggunakan model tertentu, sehingga
(25)
13
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai calon pendidik, penulis dapat menentukan beberapa model yang cocok untuk diterapkan kepada siswa.
Bagi sekolah penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi kepada sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Dan sebagai rujukan kepada pendidik untuk menggunakan model yang tepat dalam setiap pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
(26)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek dan subjek (sasaran) penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian kuantitatif penentuan objek penelitian dilakukan saat peneliti mulai membuat rancangan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kencana Kota Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitiannya adalah kelas X AP 2 sebagai kelas eksperimen dan X AP 1 sebagai kelas kontrol.
3.2. Unit Analisis
Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting guna mengetahui karakteristik dari bagian-bagian yang menjadi objek dan subjek penelitian.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih subjek penelitian yaitu kesamaan dari rata-rata nilai ujian tengah semester siswa yang tidak jauh berbeda dimana rata-rata nilai ulangan harian kelas X AP 1 68,20 dan kelas X AP 2 66,92.
3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan usaha untuk menghasilkan data demi keperluan penelitian. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan data yang terkumpul. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi:
(27)
44
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan di SMK Kencana Kota Bandung. Mereka adalah siswa di SMK Kencana Kota Bandung Kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran dan guru-guru mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran, serta melakukan komunikasi secara lisan dengan mengadakan tanya jawab mengenai objek dengan masalah yang diteliti. 2. Tes
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan berupa tes. Instrumen tes dibutuhkan pada saat melakukan penelitian eksperimen. Dalam buku Arikunto (2012:47) yang dikutip dalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation diterangkan bahwa “Test is comprehensive assessment of an individual or to an entire program
evaluation effort” yang artinya tes adalah penilaian komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Maka dari itu, tes dilakukan pada saat pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir). Tes ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peningkatan belajar siswa sebelum kegiatan belajar mengajar dengan setelah menggunakan model pembelajaran.
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda, karena dengan tes pilihan ganda penulis dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang didapatkan setelah siswa diberikan treatment.
Instrumen tes tersebut mencakup kedalam tujuan pembelajaran yang diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tes tersebut dilakukan di dua kelas yang berbeda kelas eksperimen dan kontrol.
3.4. Metode Penelitan
Menerapkan metode penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena metode penelitian merupakan suatu cara utama yang digunakan peneliti untuk
(28)
45
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:3) mengemukakan “metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang bertujuan meneliti saling hubungan sebab akibat cara menggunakan suatu perlakuan kelompok dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol. Arikunto ( 2006:57) mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi eksperiment). Metode eksperimen kuasi digunakan untuk memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa. Dari metode tersebut bentuk penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Menurut Nursalam (2003: 89) “Non-equivalent control group design merupakan bentuk penelitian yang hampir sama dengan pretest-postest control group design, subjek penelitian diambil tidak secara acak dari populasi tetapi diambil seluruh subjek dari kelompok yang telah terbentuk secara alami”.
Langkah pertama kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah melakukan tes awal. Selanjutnya perlakuan pada kedua kelas tersebut berbeda, dimana kelas eksperimen mendapatkan treatment dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan kelas kontrol tidak mendapatkan treatment dengan menggunakan model pembelajaran yang alami sering digunakan pada kelas terebut yaitu model pembelajaran explicit instruction dan diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelas.
(29)
46
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Desain Penelitian The Nonequivalent Control Group Design SUBJEK
PRA PERLAKUAN PASCA
KELAS EKSPERIMEN O X O
KELAS KONTROL O - O
Nursalam (2003: 90) 3.5.Skenario Pembelajaran
Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token (kelas eksperimen) dan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction (kelas kontrol) :
Tabel 3.2
Skenario Pembelajaran Model Pembelajaran Time Token
(Kelas Eksperimen)
Model Pembelajaran Explicit Instruction (Kelas Kontrol)
1. Tahap Persiapan
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
c. Menyiapkan soal untuk pre test dan post test
1. Tahap Persiapan
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
c. Menyiapkan soal untuk pre test dan post test
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1) Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas dan
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1) Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
(30)
47
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memerikasa kehadiran siswa.
c) Guru memusatkan perhatian siswa sebelum masuk kepada materi. 2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari. 3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan dan pentingnya penanganan fasilitas dan lingkungan kantor dalam bekerja. 4) Pemberian Acuan
a) Guru memberikan pre test kepada siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
c) Guru membagi siswa ke dalam kelompok 5-6 orang.
d) Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Time Token.
b. Kegiatan Inti 1) Mengamati
a) Siswa diminta untuk mengamati slide yang ditampilkan guru secara berkelompok mengenai materi yang akan dibahas.
2) Menanya
a) Guru membagikan kupon waktu
memeriksanan kehadiran siswa c) Guru memusatkan perhatian siswa
sebelum masuk kepada materi. 2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari. 3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan dan pentingnya penanganan fasilitas dan lingkungan kantor dalam bekerja. 4) Pemberian Acuan
a) Guru memberikan pre test kepada siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
c) Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Explicit Instruction.
b. Kegiatan Inti 1) Mengamati
1. Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan dari guru mengenai TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, dan persiapan siswa untuk belajar.
2. Siswa mengamati materi pada bahan ajar atau buku pegangan
(31)
48
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kepada setiap siswa.
b) Guru menjelaskan cara penggunaan kupon waktu.
c) Siswa di dalam kelompok dapat bertanya terkait proses mekanisme belajar yang belum dipahami. 3) Mengumpulkan informasi
a) Guru mempersilahkan setiap siswa untuk mengumpulkan informasi dengan kelompoknya untuk dijelaskan maupun ditanyakan. 4) Menalar
a) Setiap siswa dalam masing-masing kelompok dapat menerangkan, bertanya, menjawab pertanyaan, menambahkan jawaban maupun menyanggah bahan diskusi dari kelompok lain.
b) Setiap siswa yang telah berbicara harus mengembalikan kupon waktu kepada guru.
c) Guru memberikan nilai kepada siswa yang telah berbicara.
d) Guru mengawasi dan meluruskan pembicaraan yang dilakukan oleh siswa.
5) Mengkomunikasikan
a) Guru mengawasi dan melakukan refleksi terhadap proses kegiatan diskusi.
b) Guru harus memastikan setiap
siswa. 2) Menanya
a) Siswa dipersilahkan untuk bertanya terkait materi yang telah diamati dalam buku sumber.
3) Mengumpulkan informasi
a) Siswa memperhatikan guru ketika mendemonstrasikan dan menyampaikan pengetahuan dan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
b) Guru membimbing pelatihan atau proses pembelajaran.
4) Menalar
a) Setiap siswa dapat mengembangkan informasi yang telah disampaikan oleh guru
5) Mengkomunikasikan
a) Guru mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan guru memberi umpan balik.
b) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
(32)
49
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa telah berbicara.
3. Tahap Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang didiskusikan oleh siswa. b. Memberikan tugas untuk individu
ataupun kelompok.
c. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran berikutnya. d. Guru memberikan post test.
3. Tahap Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa. b. Memberikan tugas untuk individu
ataupun kelompok.
c. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran berikutnya. d. Guru memberikan post test.
3.6. Instrumen Penilaian
3.6.1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian ini terlebih dahulu diuji validitasnya. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar instrumen yang digunakan dapat mengukur sesuai dengan kenyataannya, sehingga data yang diperoleh valid dan reliabel untuk penelitian ini sehingga menghasilkan data yang akurat.
Pengujian valid atau tidaknya instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan nilai validitas ditentukan menggunakan koefisien product moment. Adapun rumus validitas yang digunakan adalah sebagai berikut:
= � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
(Sambas Ali Muhidin, 2010:26) Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : Skors tiap items X
Y : Skors tiap item Y
(33)
50
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2012:110), “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.” Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan software Microsoft Excel 2010, dengan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
= [� − ] [ −� ∑ Ơ bƠ ] (Sambas Ali Muhidin, 2010:31)
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen k : Jumlah butir instrumen ∑ Ơ b : Jumlah varian butir
Ơ : Varian total
Tabel 3.3
Interprestasi Derajat Reliabilitas
Rentang Nilai Klasifikasi
0,000-0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,201-0,400 Derajat reliabilitas rendah
0,401-0,600 Derajat reliabilitas cukup 0,601-0,800 Derajat reliabilitas tinggi 0,801-1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi 3.6.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada saat siswa mengerjakan soal yang guru berikan. Dari jawaban soal yang siswa berikan dapat disimpulkan bahwa soal tersebut termasuk kedalam soal yang mudah, sedang, ataupun sulit. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:207) “Bilangan yang menunjukan
(34)
51
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Semakin besar indeks kesukaran berarti soal yang diberikan semakin mudah dan sebaliknya ketika indeks yang dihasilkan kecil makan soal yang diberikan dikatakan sulit”. Tingkat kesukaran dapat dihitung degnan rumus di bawah ini:
P = � �� (Suharsini Arikunto 2006:100) Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang menjadi acuan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Tingkat Kesukaran No. Rentang Nila Tingkat
Kesukaran
Klasifikasi
1 0,70-1,00 Mudah
2 0,30-0,70 Sedang
3 0,00-0,30 Sukar
(Suharsimi Arikunto, 2006:100) 3.6.4. Uji Daya Pembeda Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2008,211), mengemukakan bahwa “Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah”. Dengan kata lain, soal yang diberikan dapat mengukur kemampuan siswa, mana siswa yang akan dikatakan berkemampuan tinggi dan mana saja siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), indeks diskriminasi berkisar antara
(35)
52
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengetahui indeks diskrimminasi dapat menggunakan rumus di bawah ini:
D = �
� +
�
� = PA - PB (Suharsimi Arikunto, 2006:100)
Keterangan:
D : Indeks diskriminasi (daya pembeda)
BA :Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
No. Rentang Nilai D Klasifikasi
1 0,00-0,19 Jelek
2 0,20-0,39 Cukup
3 0,40-0,69 Baik
4 0,70-1,00 Baik Sekali
5 Negatif Tidak Baik
(Suharsimi Arikunto, 2011:218) 3.7. Syarat Analisis Data
Data yang didapat diolah melalui langkah-langkah berikut: 3.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu distribusi data normal atau tidak (Sambas, 2010:92). Hal ini dilakukan untuk memudahkan perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari lapangan. Kondisi data berdistribusi normal menjadi
(36)
53
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
syarat menentukan persamaan uji-t yang digunakan. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors Test
Menurut Ating dan Sambas (2006: 289). Langkah-langkah uji Liliefors Test sebagai berikut :
a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
b)Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
d)Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z f) Menghitung Theoretical Proportion.
g)Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.
h)Carilah selisih terbesar di luar titik observasi
Di bawah ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data:
Tabel 3.6
Tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas X F Fx � � Z � � � � -
� �
� � - � � (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, �� ( �) = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula, = Xi− �̅
(37)
54
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana : ̅ = ∑ ��
� dan S =
√∑ �� − (∑ ��)
�
�−
Kolom 6 : Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulalif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada label distribust normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara ,886
√� .
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
D hilung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal. D hilung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi
normal.
3.7.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi Uji statistika yang akan digunakan adalah Uji Burlett. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung X2 > nilai tabel X2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung X2 diperoleh dengan rumus :
X = n [B − (∑ db. LogS )]
(Sambas Ali Muhidin, 2010:96) Dimana :
� = Varians tiap kelompok data
(38)
55
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B = Nilai Barlett = (Log � � ∑ �
� � = Varians gabungan = � � = ∑ � .�∑ � (Sambas Ali Muhidin, 2010:96)
Sambas Ali Muhidin (2010:97), menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:
a) Menentukan kolompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses peritungan, dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3.7 Model tabel uji barlet
Sampel db = n-1 ��� ��� ��� ��. ������ ��. �� �
1 2 3 … … ∑
c) Menghitung varians gabungan
d) Menghitung log dari varians gabungan e) Menghitung nilai Barlett
f) Menghitung nilai g) Membuat kesimpulan. 3.7.3. Gain Ternormalkan
Dalam penelitian ini, gain ternormalkan digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(39)
56
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu �� � � �� � = � − �− �
(Uep Tatang Sontani)
Keterangan : Σ : Jumlah α : Nilai posstest
: Nilai Pretest : Nilai Ideal
Kriteria indeks gain terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Indek Gain
G Kriteria Indek Gain
> 0.7 Tinggi
0, 3 < g ≤ 0,7 Sedang
≤ 0,3 Rendah
(Hake, 1999:2)
3.8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk mengolah, menyusun, menafsirkan dan menganalisis agar dapat menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesisi dan menulis kesimpulan data yang diperoleh dari hasil pengukuran (pre tes dan post tes) selanjutnya diolah dengan cara statistik.
3.8.1. Uji Beda
Untuk menghitung uji beda rata-rata dari dua kelas tersebut, pengujian ini menggunakan uji Z dikarenakan responden yang diteliti >30 responden. Menurut Sudjana (2005 : 381) “pengertian Uji Z (Z
(40)
57
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Test) adalah untuk membandingkan rata-rata dua Variabel dalam satu kelompok”.
Rumus Uji Z
= � − �
√ . � + �
Keterangan : Z = nilai Z
X1= banyaknya kejadian kelompok 1 X2= banyaknya kejadian kelompok 1 n1 = jumlah responden kelompok 1 n2 = jumlah responden kelompok 2
p = proporsi kejadian secara keseluruhan kedua kelompok
q = proporsi tidak terjadinya kejadian secara keseluruhan kedua kelompok Setelah harga Zhitung diperoleh, maka selanjutnya Zhitung dibandingkan dengan Ztabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Apabila nilai Zhitung < Ztabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan apabila Zhitung > Ztabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3.9. Pengujian Hipotesis
Menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010:43), pengujian hipotesis dapat memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.
2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata a (level of significance a). 3. Gunakan statistik uji yang tepat.
(41)
58
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Apakah nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan. 6. Berikan kesimpulan.
= � − �
√ . � + �
Keterangan : Z = nilai Z
X1= banyaknya kejadian kelompok 1 X2= banyaknya kejadian kelompok 1 n1 = jumlah responden kelompok 1 n2 = jumlah responden kelompok 2
p = proporsi kejadian secara keseluruhan kedua kelompok
q = proporsi tidak terjadinya kejadian secara keseluruhan kedua kelompok Kemudian hasil Z hitung dihubungkan dengan Z tabel. Cara untuk menghubungkan Zhitung dengan Ztabel adalah sebagai berikut:
1. Menentukan derajat kebebasan (dk) = N1 + N2– 2
2. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikan tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%, sehingga akan diperoleh nilai t dari tabel distribusi t dengan persamaan Zhitung = Z(1-a) (dk). Apabila nilai Z untuk dk yang diinginkan tidak ada pada tabel, maka dilakukan proses interpolasi.
Dengan hipotesis uji sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar atara kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Time Token dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya Pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kencana Kota Bandung.
(42)
59
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 : Ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Time Token dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya Pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kencana Kota Bandung.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut:
(43)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penerapan model pembelajaran Time Token terhadap hasil belajar siswa termasuk kedalam klasifikasi sedang dan seluruh siswa berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
2. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penerapan model pembelajaran Explicit Instruction terhadap hasil belajar siswa termasuk kedalam klasifikasi sedang tetapi sebagian siswa belum berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
3. Ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Time Token dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah agar menerapkan model pembelajaran time token pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kompetensi dasar mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam belajar.
2. Bagi pendidik agar menerapkan model pembelajaran yang tepat, inovatif dan variatif dalam setiap pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
(44)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89
3. Bagi siswa SMK Kencana Bandung agar berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga pembelajaran tidak terfokus kepada pendidik di depan kelas.
(45)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89
DAFTAR PUSTAKA
A, Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Abdul Azis Wahab. (2005). Motode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Media
Dale H, Schunk. (2012). Learning Theories. Jakarta: Pustaka Pelajar
Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Etin Solihatin dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Hake, R,R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Indiana: Indiana University. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Ibrahim, Muslimin, dkk. (2006). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
University Press.
Isjoni. (2007). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Muhidin, Sambas Ali dan S, Ating. (2006). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
(46)
90
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.
Ratumanan, T.W. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: UNESA University Press.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siddiq, M. Djauhar. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyatno.(2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Mas Media Buana. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Gaya Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Taniredja, Tukiran, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno dan Nurdin. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta : Sinar Grafika Affse.
Sumber Skripsi :
Ayu, Arinda. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Universitas Jember: tidak diterbitkan.
Deshinta, Lucia. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Keberanian Berpendapat Dalam Pembelajaran IPA Peristiwa Alam. Skripsi Universitas Sebelas Maret: tidak diterbitkan
(47)
91
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fitra, Muhammad. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas IV SDN Jatimulyo 01 Malang. Skripsi Universitas Malang: tidak diterbitkan
Kencana, Prasetiya. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa SMA. Skripsi Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan
Mutiara, Nurulita. (2010). Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang: tidak diterbitkan.
Nuzulul, Rona. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Time Token Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SMA Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sari, Ratna. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Ketawanggede 2 Malang. Skripsi Universitas Malang: tidak diterbitkan. Yeni, Novia. (2011). Keefektifan Strategi Time Token Arends Terhadap
Kemampuan Menyimak Laporan Perjalanan Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Karya Ilmiah Jurnal :
Sendiko, Yenni. (Vol. 1: 2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar.
Sumber Internet :
Yuanita. (2010). Model Pembelajaran Time Token Arends 1998. [Online] Tersedia : http://rumahdesakoe.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaran-time-token-arends-html. [01 Maret 2015]
Sri Udin. (2012). Kelebihan dan Kelemahan Model Time Token. http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-time-token.html. [01 Maret 2015]
Bruce dan Weil dalam Sudrajat, Akhmad. (2011). Kelebihan Dan Kelemahan Model
Directinstruction.http://Akhmadsudrajat.Worpress.Com/2011/01/27/Mode lpembelajaran-Langsung/html. [10 Februari 2015]
Slavin dalam yusiriza. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif. http://yusiriza.wordpress.com/2011/07/20/model-pembelajaran-kooperatif /html. [10 Februari 2015]
(1)
H1 : Ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang
menggunakan Model Pembelajaran Time Token dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Serta Penataannya Pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kencana Kota Bandung.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut:
(2)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penerapan model pembelajaran Time Token terhadap hasil belajar siswa termasuk kedalam klasifikasi sedang dan seluruh siswa berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
2. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penerapan model pembelajaran Explicit Instruction terhadap hasil belajar siswa termasuk kedalam klasifikasi sedang tetapi sebagian siswa belum berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
3. Ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Time Token dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah agar menerapkan model pembelajaran time token pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kompetensi dasar mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam belajar.
2. Bagi pendidik agar menerapkan model pembelajaran yang tepat, inovatif dan variatif dalam setiap pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
(3)
3. Bagi siswa SMK Kencana Bandung agar berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga pembelajaran tidak terfokus kepada pendidik di depan kelas.
(4)
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89
DAFTAR PUSTAKA
A, Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Abdul Azis Wahab. (2005). Motode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Media
Dale H, Schunk. (2012). Learning Theories. Jakarta: Pustaka Pelajar
Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Etin Solihatin dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Hake, R,R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Indiana: Indiana University. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Ibrahim, Muslimin, dkk. (2006). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
University Press.
Isjoni. (2007). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Muhidin, Sambas Ali dan S, Ating. (2006). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
(5)
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.
Ratumanan, T.W. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: UNESA University Press.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siddiq, M. Djauhar. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyatno.(2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Mas Media Buana. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Gaya Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Taniredja, Tukiran, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno dan Nurdin. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta : Sinar Grafika Affse.
Sumber Skripsi :
Ayu, Arinda. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Universitas Jember: tidak diterbitkan.
Deshinta, Lucia. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Keberanian Berpendapat Dalam Pembelajaran IPA Peristiwa Alam. Skripsi Universitas Sebelas Maret:
(6)
91
Mita Permatasari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fitra, Muhammad. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas IV SDN Jatimulyo 01 Malang. Skripsi Universitas Malang: tidak diterbitkan
Kencana, Prasetiya. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa SMA. Skripsi Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan
Mutiara, Nurulita. (2010). Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang: tidak diterbitkan.
Nuzulul, Rona. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Time Token Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SMA Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sari, Ratna. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Ketawanggede 2 Malang. Skripsi Universitas Malang: tidak diterbitkan. Yeni, Novia. (2011). Keefektifan Strategi Time Token Arends Terhadap
Kemampuan Menyimak Laporan Perjalanan Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Karya Ilmiah Jurnal :
Sendiko, Yenni. (Vol. 1: 2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar.
Sumber Internet :
Yuanita. (2010). Model Pembelajaran Time Token Arends 1998. [Online]
Tersedia :
http://rumahdesakoe.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaran-time-token-arends-html. [01 Maret 2015]
Sri Udin. (2012). Kelebihan dan Kelemahan Model Time Token.
http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-time-token.html. [01 Maret 2015]
Bruce dan Weil dalam Sudrajat, Akhmad. (2011). Kelebihan Dan Kelemahan Model
Directinstruction.http://Akhmadsudrajat.Worpress.Com/2011/01/27/Mode lpembelajaran-Langsung/html. [10 Februari 2015]
Slavin dalam yusiriza. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif.
http://yusiriza.wordpress.com/2011/07/20/model-pembelajaran-kooperatif /html. [10 Februari 2015]