PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN : studi kuasi eksperimen di SMK Kencana kota Bandung.
PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
(Studi Kuasi Eksperimen di SMK Kencana Bandung)
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
ADITYA RACHMAN HAKIM NIM. 1105158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
(2)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
(Studi Kuasi Eksperimen di SMK Kencana Kota Bandung)
Oleh:
ADITYA RACHMAN HAKIM
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Pendidikan Indonesia
© Aditya Rachman Hakim Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR
ADMINISTRASI PERKANTORAN
(Studi Kuasi Eksperimen di SMK Kencana Kota Bandung) Oleh:
Aditya Rachman Hakim 1105158
Skripsi ini dibimbing oleh: Dra. Hj. Nani Sutarni M.Pd
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya hasil belajar . Fokus kajian yang dibahas adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu mengenai model pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran Think Talk Write. Pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh model pembelajaran Think Talk Write terhadap hasil belajar siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen, dengan bentuk
Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan tes. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t untuk melihat perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Hasil belajar kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write termasuk kedalam klasifikasi tinggi, (2) Hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional termasuk kedalam klasifikasi sedang. (3) Peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Konvensional. Artinya, sekolah dapat menerapkan model pembalajaran Think Talk Write pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran dalam kompetensi dasar komunikasi perkantoran di Kelas X SMK Kencana Bandung untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
(5)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
THE APPLICATION OF THINK TALK WRITE LEARNING MODEL TO COGNITIVE STUDENT LEARNING OUTCOME IN THE INTRODUCTION OF OFFICE
ADMINISTRATION SUBJECT (Quasi Study in SMK Kencana Bandung)
Written by:
Aditya Rachman Hakim 110158
This Scriptis guided by:
Dra. Hj. Nani Sutarni M.Pd
Problem discussed in this research is regarding to low students’ learning outcome.
The study focus on one of the factors influence learning outcome which is learning model. The learning model chosen is Think Talk Write learning model. Based on the things aforementioned, main problem studied in this research is about the influence of Think Talk Write learning model to the students’ learning outcome.
Research method used is Quasi Experiment, Nonequivalenty Control Group Design. Data gathering method used is interview and test. While data analysis method used T-test in order to investigate comparison of experiment class and control class learning improvement.
Results shown that (1) Learning outcome of experiment class used Think Talk Write Learning Model classified in middle classification, (2) Learning outcome of Control Class used Konvensional Learning Model classified in middle classification. (3) The improvement
of students’ learning outcome used Think Talk Write learning model is higher than the
improvement of students’ learning outcome used Konvensional Learning Model. In conclusion, the school could apply Think Talk Write learning model in the introduction of office administration subject at identifying facility and office environment and its arrangement basic competence in tenth grade of SMK Kencana Bandung to improve
(6)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.LatarBelakangMasalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 4
1.3Rumusan Masalah ... 5
1.3.Tujuan Penelitian ... 5
1.4.KegunaanPenelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... 7
2.1.Landasan Teori ... 7
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran ... 7
2.1.2. Model Pembelajaran... 9
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
2.1.4. Model Pembelajaran Think Talk Write ... 13
2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional ... 19
2.1.6. Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ... 23
2.1.7. Hasil Belajar Kognitif ... 25
2.1.8. Hasil Penelitian Terdahulu ... 28
2.2.Kerangka Pemikiran ... 30
(7)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF
3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 53
3.4. Instrumen Penilaian ... 55
3.4.1. Uji Validitas Instrumen ... 55
3.4.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 56
3.4.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 57
3.4.4. Daya Pembeda Instrumen ... 58
3.5.Teknik Analisis Data ... 59
3.5.1. Uji Normalitas ... 59
3.5.2. Uji Homogenitas ... 61
3.5.3. Uji Beda (Uji-t) ... 63
3.5.4. Perhitungan Skor Gain Ternormalisasi ... 65
3.6.Pengujian Hipotesis ... 65
BAB IV METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... 68
4.1. Profil Sekolah ... 68
4.2. Deskripsi Hasil Uji Instrumen ... 69
4.2.1. Uji Validitas Instrumen ... 69
4.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 71
4.2.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 71
4.2.4. Uji Daya Pembeda Instrumen ... 72
4.3. Deskripsi Proses Pembelajaran ... 73
4.3.1. Kelas Eksperimen ... 73
(8)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
4.4. Analisis Data ... 89
4.4.1. Hasil Pre-test ... 89
4.4.2. Hasil Post-test ... 91
4.4.3. Uji Normalitas ... 92
4.4.4. Uji Homogenitas ... 93
4.4.5. Analisis N-Gain ... 94
4.4.6. Uji Hipotesis ... 97
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97
BAB V PENUTUP ... 100
5.1. Kesimpulan ... 100
5.2. Saran ... 100
(9)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF
Perkantoran Tiga Tahun Terakhir ... 2
Tabel 2.1 Perbedaan Belajar Kooperatif dan Belajar Konvensional... 22
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 28
Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian Eksperimen ... 34
Tabel 3.2 Desain Penelitian The Nonequivalent control group design ... 35
Tabel 3.3 Skenario Pembelajaran ... 36
Tabel 3.4 Interprestasi Derajat Reliabilitas ... 57
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 58
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ... 59
Tabel 3.7 Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas ... 60
Tabel 3.8 Model Tabel Uji Barlet ... 62
Tabel 3.9 Imterpretasi Nilai Gain Yang Dirnomalisasi ... 65
Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen ... 69
Tabel 4.2 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 72
Tabel 4.3 Uji Daya Pembeda Instrumen ... 72
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 93
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas ... 93
Tabel 4.6 Skor N-Gain Kelas Eksperimen ... 94
Tabel 4.7 Skor N-Gain Kelas Kontrol ... 95
Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 97
(10)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 32
Gambar 4.1 Presentase kelulusan pre-test ... 89
Gambar 4.2 Skor rata-rata pre-test kelas eksperimen dan kontrol ... 90
Gambar 4.3 Presentase kelulusan post-test ... 91
(11)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF 1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu mengenai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dan perkembangan kemampuan siswa dapat dipengaruhi dari baik atau tidaknya proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Menurut Sudjana (2008:22) “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajaranya”. Kemampuan siswa tersebut dapat dilihat atau diukur melalui
nilai-nilai yang diperoleh siswa. yang dilakukan sekolah secara berkala. Kegiatan penilaian berfungsi untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar mencapai hasil belajar yang optimal.
Sudjana (2011:3) mengemukakan bahwa “penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek penilaian adalah hasil belajar siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar merupakan salah satu yang dijadikan tolak ukur proses pembelajaran untuk menghasilkan lulusan berkualitas, terlihat dari hasil belajar atau nilai yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan secara berkala dalam setiap mata pelajaran yang merupakan tujuan dari pembelajaran.
Masih rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu penghambat pencapaian tujuan pendidikan. Hasil belajar yang rendah berdampak negatif pada perkembangan peserta didik maupun sekolah, karena yang dijadikan tolak ukur keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan menginginkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia
(12)
2
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pekerjaan bahkan siap untuk bersosialisasi dengan masyarakat, karena pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dengan memperbaiki potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan atau pelatihan.
Dapat dikatakan pendidikan kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mencetak tenaga kerja menengah yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja.
Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan keterampilan guru dalam mengelola dan mengorganisir kelas, diharapkan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan siswa menjadi aktif sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan observasi pendahuluan pada objek penelitian siswa kelas X program administrasi perkantoran (AP) di SMK Kencana Bandung untukkompetensi kognitifdi mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran, mengindikasikan masih ada permasalahan dengan banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM. Data tersebut akan penulis sajikan sebagai berikut :
Tabel 1.1
Nilai Ujian Akhir Semester
Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran
Tahun Kelas Jumlah
Siswa KKM
Jumlah di bawah
KKM
Presentase di bawah
KKM
Jumlah di atas
KKM
Presentase di atas
KKM
Nilai
rata-rata 2014/
2015
X AP 1 39 80 25 64% 14 36% 68,20
X AP 2 37 80 27 73% 10 27% 66,92
(13)
Sumber: daftar nilai siswa AP SMK Kencana Bandung 3 tahun terakhir
Berdasarkan data diatas menujukan bahwanilai rata-rata harian kompetensi kognitif dengan menekankan terhadap pemahaman siswa masih berada dibawah KKM nilai yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah
Dalam mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran yang mengarah kepada kognitif, diharapkan bisa memahami mengenai pelajaran pengantar administrasi perkantoran dengan baik,namun hasil yang didapatkan ternyata tidak sesuai harapan. Ketidak berhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut dapat diduga karena guru masih menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar tidak menempatkan siswa dalam pembelajaran aktif dan memberi peran penting dalam kegiatan belajar sehingga cenderung merasa jenuh atau mengantuk.
Kegiatan belajar yang efektif dan efesien akan tercapai apabila dalam proses belajar siswa aktif berinteraksi dengan guru maupun antar sesama siswa. Dalam proses pembelajaran, segala upaya yang dapat mempengaruhi dalam meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa atau hasil belajar siswa penting untuk dilakukan. Hasil Belajar yang masih rendah dipengaruhi oleh faktor internal dan factor eksternal,yang termasuk ke dalam faktor internal diantaranya: masih rendahnya minat serta motivasi siswa untuk belajar dan memecahkan soal-soal yang mereka anggap sulit sedangkan yang termasuk faktor eksternal diantaranya: kondisi lingkungan belajar, fasilitas belajar mengajar dan keterampilan guru saat mengajar atau model pembelajaran yang digunakan. Salah satu faktor yang dianggap paling berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu model pembelajaran,
2014 X AP 2 41 75 25 61% 16 39% 66,78
2012/ 2013
X AP 1 37 75 24 65% 13 35% 65,19
(14)
4
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Didalam Model pembelajaranpastibanyak membuat peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran dengan melihat kegiatan belajar ini maka model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan keterlibatan siswa yaitu dengan model pembelajaran Think Talk Write.
Metode pembelajaran ini menekankan kepada siswa untuk mampu berpikir dan menganalisis permasalahan yang terjadi didalam pembelajaran, siswa mampu mengungkapkan isi pemahaman tersebut dengan berbicara mengenai masalah yang dibahas di dalam pembelajaran tersebut dan menulis hasil dari analisis permasalahan, tidak hanya itu siswa lain dapat memberi kritik dan saran kepada peserta didik yang sedang menjelaskan mengenai permasalahan, setelah selesai maka hasil diskusi dikumpulkan kepada guru.
Untuk membandingkan bahwa model pembelajaran Think Talk Write
efektif diterapkan atau tidak, peneliti membandingkan dengan model pembelajaran tradisional konvensional untuk pemecahan masalah dalam pemahaman siswa, model ini bisa membantu siswa memahami apa yang dijadikan suatu permasalahan dalam materi pelajaran kemudian mampu berpikir sehingga diakhir materi dapat menyimpulkan hasil pembelajaran. Pernyataan diatas akan membandingkan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write dengan model pembelajaran tradisional Konvensional.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, fokus kajian dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran dalam kompetensi dasar menjelaskan komunikasi kantor pada program keahlian Administrasi Perkantoran kelas X di SMK Kencana Kota Bandung.
(15)
Terdapat beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal karakteristik yang muncul dari diri seseorang seperti (sikap, minat, bakat dan motivasi) dan faktor eksternal yang muncul dari lingkungan sekitar seperti (pendidik, sarana dan prasarana dan model pembelajaran). Berdasarkan faktor-faktor tersebut dan juga berdasarkan pra penelitian sebelumnya dapat diduga bahwa yang paling mempengaruhi dalam hasil belajar peserta didik adalah penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.
1.3. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis menuliskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write kelas X Administrasi Perkantoran SMK Kencana Bandung ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran tradisional Konvensional kelas X Administrasi Perkantoran SMK Kencana Bandung?
3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write dengan Konvensional di kelas X AP SMK Kencana Bandung ?
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dituliskan, tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:
(16)
6
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelejaran Think Talk Write kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Kencana Bandung .
2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran tradisional Konvensional kelas X Administrasi Perkantoran SMK Kencana Bandung.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan model Think Talk Write dan Konvensional kelas X Administrasi Perkantoran SMK Kencana Bandung.
1.5. Kegunaan Penelitian
Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai, penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pembaca, sekolah dan penelitian.
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan dapat dijadikan referensi untuk bahan kajian lebih lanjut mengenai model-model pembelajaran kooperatif.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Hasil Penelitian dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dijadikan informasi dan bahan referensi para guru dalam kegiatan belajar mengajar yang berhubungan dengan metode pembelajaran kooperatif guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.
(17)
(18)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Menerapkan metode penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena metode penelitian merupakan suatu cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:3) mengemukakan “metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang bertujuan meneliti saling hubungan sebab akibat cara menggunakan suatu perlakuan kelompok dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol. Sugiyono (2012:27) menyebutkan metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing-masing memiliki kekhasan, yakni pre-eksperimen, quasi-eksperimen, dan true-eksperimen. Berikut perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen.
(19)
Tabel 3.1
Jenis-jenis Penelitian Eksperimen
No Pre-eksperimen Quasi-eksperiment True-eksperimen
1. Hanya 1 kelas (kelas eksperimen)
Ada 2 kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen)
Ada 2 kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen) 2. Sampel dipilih
secara random
Sampel tidak dipilih secara random
Sampel dipilih secara random 3. Hanya pretest atau
posttest saja yang diberikan
Dilakukan pretest dan
posttest
Dilakukan pretest
dan posttest
4. Tidak diberikan evaluasi
Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model pembelajaran
Pemberian evaluasi tes diberikan secara berkala
Sumber: Muhibbin Syah (2008:79)
Dari ketiga jenis penelitian eksperimen, penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi eksperiment). Metode eksperimen kuasi untuk memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar peserta didik. Selain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent contro group design. Menurut sugiyono (2012: 116) “Non-equivalent control group design hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak dipilih secara random. Kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan tes awal. Perlakuan pada kedua kelas berbeda, dimana kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Konvensional dan diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelas.
(20)
36
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Desain Penelitian The Nonequivalent control group design
Ekperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
(Sugiyono, 2012 : 116)
Keterangan :
O1 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
O2 : Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
O3 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
O4 : Tes Akhir (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
X : Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write
3.2. Skenario Pembelajaran
Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran koopertaif tipe Think Talk Write (kelas eksperimen) dan penerapan model pembelajaran Konvensional (kelas kontrol) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Skenario Pembelajaran PERTEMUAN KE 1
Model Pembelajaran Think Talk
Write
(Kelas Eksperimen)
Model Pembelajaran Konvensional (Kelas Kontrol)
(21)
1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
c) Menyiapkan soal untuk pre test
1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b) Guru menyiapkan materi yang
akan dibahas
c) Menyiapkan soal untuk pre test
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1) Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas dan memerikasa kehadiran siswa.
c) Guru memusatkan perhatian siswa sebelum masuk kepada materi.
2) Apersepsi
a) Guru memberikan apersepsi. b) Guru memberikan motivasi
kepada siswa. 3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran materi mengenai pengertian dan proses komunikasi. 4) Pemberian Acuan
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1) Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas dan memeriksanan kehadiran siswa c) Guru memusatkan perhatian
siswa sebelum masuk kepada materi.
2) Apersepsi
a) Guru memberikan apresepsi. b) Guru memberikan motivasi
kepada siswa 3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran mengenai materi pengertian dan proses komunikasi.
4) Pemberian Acuan
(22)
38
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Guru memberikan pre test
kepada siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
c) Guru membagi siswa ke dalam kelompok 5-6 kelompok belajar siswa. d) Guru menjelaskan
langkah-langkah model pembelajaran
Think talk write.
b. Kegiatan Inti 1) Mengamati
a) Siswa diminta untuk mengamati secara berkelompok mengenai materi yang akan dibahas. 2) Menanya
a) Guru membagikan materi yang akan dibahas sesuai kelompok belajar siswa. b) Guru menjelaskan cara
mengidentifikasi
permasalahan sesuai dengan materi yang akan dibahas. c) Siswa dipersilahkan untuk
bertanya terkait masalah yang
kepada siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
c) Guru menyampaikan materi pelajaran mengenai pengertian dan proses komunikasi.
b. Kegiatan Inti 1) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi mengenai pengertian dan proses komunikasi.
b) Siswa mengamati materi pada bahan ajar atau buku pegangan siswa.
2) Menanya
a) Guru mempersilahkan untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. b) Guru menjawab pertanyaan apa
yang ditanyakan siswa. c) Siswa mendengarkan jawaban
dan kesimpulan dari guru. 3) Mengumpulkan informasi
a) Guru mempersilahkan setiap siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai organisasi kantor.
(23)
telah diamati
d) Siswa di dalam pelajaran berpikir membuat rumusan masalah dan kemungkinan jawaban juga membuat catatan kecil.
3) Mengumpulkan informasi a) Guru mempersilahkan setiap
siswa untuk mengumpulkan informasi dengan
kelompoknya untuk dijelaskan maupun ditanyakan tentang ide-ide atau rumusan masalah yang ada.
4) Menalar
a) Setiap siswa dalam masing-masing kelompok dapat menerangkan, bertanya, menjawab pertanyaan, menambahkan jawaban maupun menyanggah bahan diskusi dari kelompok lain. b) Setiap siswa yang berbicara
mewakili kelompok untuk memaparkan menanggapi sanggahan dari kelompok lain. c) Kelompok lain menulis
4) Menalar
a) Siswa mengkaji,mengolah dan menyimpulkan mengenai pengertian dan proses komunikasi
5) Mengkomunikasikan a) Siswa secara bergantian
melaporkan hasil kajiannya dan perserta didik lainnya
menanggapi hasil pekerjaan temannya.
b) Siswa menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis.
c) Siswa mendengarkan klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan Siswa.
(24)
40
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu paparan yang sedang di
presentasikan mengenai masalah yang menjadi pembahasan, dan jawaban maupun sanggahan dari kelompok lain.
d) Guru memberikan nilai kepada siswa yang telah berbicara. e) Guru mengawasi dan
meluruskan pembicaraan yang dilakukan oleh siswa.
5) Mengkomunikasikan
a) Siswa memaparkan solusi atas masalah yang dihadapi dengan memberikan beberapa ide dari buah hasil diskusi dengan kelompoknya.
b) Guru mengawasi dan melakukan refleksi terhadap proses kegiatan diskusi.
c) Guru harus memastikan masalah yang dibahas telah selesai semua di paparkan. 3. Tahap Penutup
a) Guru menjadi penengah peserta didik untuk memberikan kesimpulan mengenai keseluruhan materi
3. Tahap Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang telah
(25)
pembelajaran yang didiskusikan oleh peserta didik.
b) Memberikan tugas untuk individu ataupun kelompok. c) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
dipelajari oleh siswa.
b) Memberikan tugas untuk individu ataupun kelompok. c) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
PERTEMUAN KE 2
Model Pembelajaran Think Talk
Write
(Kelas Eksperimen)
Model Pembelajaran Konvensional(Kelas Kontrol) 1. Tahap Persiapan
a) Guru memperisapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1) Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1) Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
(26)
42
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan memerikasa kehadiran
siswa.
c) Guru memusatkan perhatian siswa sebelum masuk kepada materi.
2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari mengenai pengertian dan proses komunikasi
3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran mengenai materi unsur, fungsi, tujuan, dan teknik komunikasi 4) Pemberian Acuan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
b. Kegiatan Inti 1) Mengamati
a) Siswa diminta untuk
mengamati secara berkelompok mengenai unsur, fungsi, tujuan dan teknik komunikasi.
2) Menanya
a) Guru membagikan materi pembelajaran kepada setiap
memeriksanan kehadiran siswa c) Guru memusatkan perhatian siswa sebelum masuk kepada materi.
2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari mengenai pengertian dan proses komunikasi
3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran mengenai materi organisasi kantor yang akan disampaikan mengenai unsur, fungsi, tujuan,dan teknik komunikasi. 4) Pemberian Acuan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran unsur, fungsi, tujuan dan teknik komunikasi.
b. Kegiatan Inti 1) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi mengenai unsure, fungsi, tujuan dan teknik komunikasi.
(27)
kelompok belajar siswa. b) Siswa dipersilahkan untuk
bertanya terkait masalah yang telah diamati
c) Siswa di dalam pelajaran berpikir membuat rumusan masalah dan kemungkinan jawaban juga membuat catatan kecil,.
3) Mengumpulkan informasi
a) Guru mempersilahkan setiap siswa untuk mengumpulkan informasi dengan kelompoknya untuk dijelaskan maupun ditanyakan tentang ide-ide atau rumusan masalah yang ada. 4) Menalar
a) Setiap siswa dalam masing-masing kelompok dapat menerangkan, bertanya, menjawab pertanyaan, menambahkan jawaban maupun menyanggah bahan diskusi dari kelompok lain. b) Setiap siswa yang berbicara
mewakili kelompok untuk memaparkan menanggapi sanggahan dari kelompok lain.
b) Siswa mengamati materi pada bahan ajar atau buku pegangan siswa.
2) Menanya
a) Guru mempersilahkan untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. b) Guru menjawab pertanyaan apa
yang ditanyakan siswa. c) Siswa mendengarkan jawaban
dan kesimpulan dari guru. 3) Mengumpulkan informasi
a) Guru mempersilahkan setiap siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai unsure, fungsi, tujuan dan teknik komunikasi.
4) Menalar
a) Siswa mengkaji,mengolah dan menyimpulkan mengenai unsure, fungsi, tujuan dan teknik komunikasi
5) Mengkomunikasikan
a) Siswa secara bergantian melaporkan kajiannya dan perserta didik lainnya menanggapi hasil pekerjaan temannya.
(28)
44
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c) Kelompok lain menulis paparan
yang sedang di presentasikan mengenai masalah yang menjadi pembahasan, dan jawaban maupun sanggahan dari kelompok lain menjadi sebuah rangkuman.
d) Guru memberikan nilai kepada siswa yang telah berbicara. e) Guru mengawasi dan
meluruskan pembicaraan yang dilakukan oleh siswa.
5) Mengkomunikasikan
a) Siswa memaparkan solusi atas masalah yang dihadapi dengan memberikan beberapa ide dari buah hasil diskusi dengan kelompoknya.
b) Guru mengawasi dan
melakukan refleksi terhadap proses kegiatan diskusi. c) Guru harus memastikan
masalah yang dibahas telah selesai semua di paparkan.
b) Siswa menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis.
c) Siswa mendengarkan klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan Siswa.
(29)
a) Guru menjadi penengah peserta didik untuk memberikan kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang
didiskusikan oleh peserta didik.
b)Memberikan tugas untuk individu ataupun kelompok. c) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi
pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa. b) Memberikan tugas untuk
individu ataupun kelompok. c) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
PERTEMUAN KE 3
Model Pembelajaran Think Talk
Write
(Kelas Eksperimen)
Model Pembelajaran Konvensional(Kelas Kontrol) 3.Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
d)Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1) Orientasi
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan
(30)
46
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Guru mengajak siswa untuk
berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas dan memerikasa kehadiran siswa.
c) Guru memusatkan perhatian siswa sebelum masuk kepada materi.
2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari mengenai unsur, fungsi, tujuan, dan teknik komunikasi. 3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran materi mengenai komponen, bentuk, bidang, sifat
komunikasi. 4) Pemberian Acuan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa. a.Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Siswa diminta untuk mengamati secara
berkelompok mengenai materi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas dan memeriksanan kehadiran siswa c) Guru memusatkan perhatian
siswa sebelum masuk kepada materi.
2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari mengenai unsur, fungsi, tujuan, dan teknik komunikasi.
3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran mengenai materi komponen, bentuk, bidang, sifat
komunikasi. 4) Pemberian Acuan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran mengenai komponen, bentuk, bidang, sifat komunikasi.
(31)
komponen, bentuk, bidang, sifat komunikasi.
2) Menanya
a) Guru membagikan materi pembelajaran kepada setiap kelompok kerja siswa. b) Guru menjelaskan cara
mengidentifikasi masalah. c) Siswa dipersilahkan untuk
bertanya terkait masalah yang telah diamati
d) Siswa di dalam pelajaran berpikir membuat rumusan masalah dan kemungkinan jawaban juga membuat catatan kecil.
3) Mengumpulkan informasi
a) Guru mempersilahkan setiap siswa untuk mengumpulkan informasi dengan
kelompoknya untuk dijelaskan maupun ditanyakan tentang ide-ide atau rumusan masalah ada dalam materi yang
dibahas. 4) Menalar
a) Setiap siswa dalam masing-masing kelompok dapat
1) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi mengenai komponen, bentuk, bidang, sifat komunikasi.
b) Siswa mengamati materi pada bahan ajar atau buku pegangan siswa.
2) Menanya
a) Guru mempersilahkan untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. b) Guru menjawab pertanyaan apa
yang ditanyakan siswa. c) Siswa mendengarkan jawaban
dan kesimpulan dari guru. 3) Mengumpulkan informasi
a) Guru mempersilahkan setiap siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai komponen, bentuk, bidang, sifat
komunikasi. 4) Menalar
a) Siswa mengkaji,mengolah dan menyimpulkan mengenai komponen, bentuk, bidang, sifat komunikasi
5) Mengkomunikasikan
(32)
48
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menerangkan, bertanya,
menjawab pertanyaan, menambahkan jawaban maupun menyanggahbahan diskusi dari kelompok lain. b) Setiap siswa yang berbicara
mewakili kelompok untuk memaparkan menanggapi sanggahan dari kelompok lain. c) Kelompok lain menulis
paparan yang sedang di presentasikan mengenai masalah yang menjadi pembahasan, dan jawaban maupun sanggahan dari kelompok lain.
d) Guru memberikan nilai kepada siswa yang telah berbicara. e) Guru mengawasi dan
meluruskan pembicaraan yang dilakukan oleh siswa.
5) Mengkomunikasikan
a) Siswa secara bergantian melaporkan hasil kajiannya dan perserta didik lainnya menanggapi hasil pekerjaan temannya.
melaporkan hasil kajiannya dan perserta didik lainnya
menanggapi hasil pekerjaan temannya.
e) Siswa menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis.
f) Siswa mendengarkan klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan Siswa.
(33)
b) Siswa menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis. c) Siswa mendengarkan
klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan Siswa.
.
3. Tahap Penutup
a) Guru menjadi penengah peserta didik untuk memberikan kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang didiskusikan oleh peserta didik.
b) Memberikan tugas untuk individu ataupun kelompok. c) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
3. Tahap Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa.
b) Memberikan tugas untuk individu ataupun kelompok. c) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
PERTEMUAN KE 4
Model Pembelajaran Think Talk
Write (Kelas Eksperimen)
Model Pembelajaran Konvensional(Kelas Kontrol) 1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(34)
50
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
c) Guru menyiapkan soal post test.
(RPP)
b) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas
c) Menyiapkan soal untuk post test
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1. Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas dan memerikasa kehadiran siswa. c) Guru memusatkan perhatian siswa
sebelum masuk kepada materi. 2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari mengenai komponen, bentuk, bidang, dan sifat komunikasi.
3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran materi mengenai tatanan dan etika komunikasi .
4) Pemberian Acuan
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan
1. Orientasi
a) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelaksanaan KBM dimulai.
b) Guru mengkondisikan kelas dan memeriksanan kehadiran siswa c) Guru memusatkan perhatian
siswa sebelum masuk kepada materi.
2) Apersepsi
a) Guru mengulas tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari mengenai komponen, bentuk, bidang, dan sifat komunikasi.
3) Motivasi
a) Guru memberikan gambaran mengenai tatanan dan etika komunikasi.
4) Pemberian Acuan
(35)
dicapai kepada siswa. b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Siswa diminta untuk
mengamati secara berkelompok mengenai materi yang akan dibahas.
2) Menanya
a) Guru membagikan materi pembelajaran kepada setiap kelompok belajar siswa. b) Guru menjelaskan cara
mengerjakan mengidentifikasi masalah.
c) Siswa dipersilahkan untuk bertanya terkait masalah yang telah diamati
d) Siswa di dalam pelajaran berpikir membuat rumusan masalah dan kemungkinana jawaban juga membuat catatan kecil.
3) Mengumpulkan informasi a) Guru mempersilahkan setiap
siswa untuk mengumpulkan informasi dengan kelompoknya untuk dijelaskan maupun ditanyakan tentang ide-ide atau
pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran uraian tugas.
b.Kegiatan Inti 1) Mengamati
a) Guru menjelaskan materi mengenai tatanan dan etika komunikasi.
b) Siswa mengamati materi pada bahan ajar atau buku pegangan siswa.
2) Menanya
a) Guru mempersilahkan untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. b) Guru menjawab pertanyaan apa
yang ditanyakan siswa. c) Siswa mendengarkan jawaban
dan kesimpulan dari guru. 3) Mengumpulkan informasi
a) Guru mempersilahkan setiap siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai tatanan dan etika komunikasi.
4) Menalar
a) Siswa mengkaji,mengolah dan menyimpulkan mengenai
(36)
52
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rumusan.
4) Menalar
a) Setiap siswa dalam masing-masing kelompok dapat menerangkan, bertanya, menjawab pertanyaan, menambahkan jawaban maupun menyanggahbahan diskusi dari kelompok lain. b) Setiap siswa yang berbicara
mewakili kelompok untuk memaparkan menanggapi sanggahan dari kelompok lain. c) Kelompok lain menulis
paparan yang sedang di presentasikan mengenai masalah yang menjadi pembahasan, dan jawaban maupun sanggahan dari kelompok lain dalam rangkuman.
d) Guru memberikan nilai kepada siswa yang telah berbicara. e) Guru mengawasi dan
meluruskan pembicaraan yang dilakukan oleh siswa.
5) Mengkomunikasikan
a) Siswa secara bergantian
tatanan dan etika komunikasi. 5) Mengkomunikasikan
a) Siswa secara bergantian
melaporkan hasil kajiannya dan perserta didik lainnya
menanggapi hasil pekerjaan temannya.
b) Siswa menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis.
c) Siswa mendengarkan klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan Siswa.
d) Guru memberikan soal post test
(37)
melaporkan hasil kajiannya dan perserta didik lainnya menanggapi hasil pekerjaan temannya.
b) Siswa menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis. c) Siswa mendengarkan
klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan Siswa.
d) Guru membagikan soal post test
e) Siswa mengerjakan soal post test
3. Tahap Penutup
a) Guru menjadi penengah peserta didik untuk memberikan kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang
didiskusikan oleh peserta didik.
b) Memberikan tugas untuk individu ataupun kelompok. c) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
3. Tahap Penutup
a) Guru membimbingsiswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi
pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa. b) Memberikan tugas untuk
individu ataupun kelompok. c) Menginformasikanrencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
(38)
54
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan usaha untuk menghasilkan data demi keperluan penelitian. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan data yang terkumpul. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi:
1. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan di SMK Kencana Kota Bandung. Mereka adalah peserta didik di SMK Kencana Kota Bandung Kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran dan guru-guru mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran, serta melakukan komunikasi secara lisan dengan mengadakan tanya jawab mengenai objek dengan masalah yang diteliti.
2. Tes
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan berupa tes. Instrumen tes dibutuhkan pada saat melakukan penelitian eksperimen. Dalam buku Arikunto (2012:47) yang dikutip dalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation diterangkan bahwa “Test is
comprehensive assessment of an individual or to an entire program
evaluation effort” yang artinya tes adalah penilaian komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Maka dari itu, tes dilakukan pada saat pretest(tes awal)danposttest (tes akhir). Tes ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peningkatan belajar peserta didik sebelum kegiatan belajar mengajar dengan setelah menggunakan model pembelajaran.
(39)
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda, karena dengan tes pilihan ganda penulis dapat mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik yang didapatkan setelah peserta didik diberikan
treatment.
Instrumen tes tersebut mencakup kedalam tujuan pembelajaran yang diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tes tersebut dilakukan di dua kelas yang berbeda kelas eksperimen dan kontrol.
3.4. Instrumen Penilaian
Pengertian instrumen dalam ruang lingkup evaluasi di denfinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencangkup:
pretest dan posttest.Pretest tersebut untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan postest dilakukan untuk mengetahui kemampuan sisiwa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen bentuk non-tes mencangkup: wawancara,dan pengamatan (observasi). Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis telebih dahulu. Dua karakteristik penting dalam menganalisis adalah validitas dan realibilitas. Jika terjadi demikian perlu ditanyakan apakah persyaratan instrumen yang digunakan menilai sudah sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan instrumen.
Instrumen evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah anatara lain: Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, Daya Pembeda.
3.4.1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keahlian suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan apabila mampu
(40)
56
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat menggungkapkan data dari variabel yang diteliliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan koefisien produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan sebagai berikut:
= � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ −∑ }
(Suharsimi Arikunto, 2009 : 72)
Keterangan :
:
Kooefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan variabel yang dikorelasikan.�: Skors tiap items x y : Skors tiap item y
N : Jumlah responden uji coba
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka nilai dibandingkan dengan nilai � suatu butir soal dikatakan valid jika
> � Nilair tabel.z
3.4.2. Uji Realibilitas Instrumen
Untuk mengetahui suatu instrumen reliable atau tidak maka harus diketahui kooefisien realibilitasnya. Menurut Arikunto (2008:60) suatu tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memeberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan software Microsoft Excel 2010, dengan rumus
Cronbach Alpha sebagai berikut:
(41)
(Sambas Ali Muhidin, 2010:31)
Keterangan :
r : Reliabilitas tes secara keseluruhan k : Jumlah butir instrumen
∑ Ơ b : Jumlah varian butir
Ơ : Varian total
Tabel 3.4
Interpretasi derajat reliabilitas
Rentang Nilai Klasifikasi
0,000-0,0200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,21-0,400 Derajat reliabilitas rendah
0,401-0,600 Derajat realibilitas cukup 0,601-0,800 Derajat realibilitas tinggi 0,801-1,000 Derajat realibilitas sangat tinggi
( Suharsimi Arikunto, 2006 : 223)
3.4.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:207) bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada soal tersebut. Bilangan yang menunjukan suka atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkatan dapat dihitung dengan rumus:
P = B
(42)
58
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran
No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,70-1,00 Mudah
2 0,30-0,70 Sedang
3 0,00-0,30 Sukar
( Suharsimi arikunto, 2006 :100) 3.4.4. Daya Pembeda Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:211) mengemukakan bahwa daya pembeda adalah kemapuan suatu soal untuk membuktikan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda diesbut indeks deskriminasi (D), indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan perumusan:
� = � − � = � − �
(Suharsimiarikunto, 2006:100) Keterangan :
D : Indeks diskriminasi (daya pembeda)
(43)
B : Banyaknya peserta kelompok bawah
J : Banyaknya peserta kelompok bawah
P : Proposai kelompok atas yang menjawab benar
Pb : Proposi kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.6
Klasifikasi daya pembeda No Rentang Nilai (D) Klasifikasi
1 0,00-0,19 Jelek
2 0,20-0,39 Cukup
3 0,40-0,69 Baik
4 0,70-1,00 Baik Sekali
5 Negatif Tidak Baik
(Suharsimi arikunto, 2001 :218)
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk mengolah, menyusun, menafsirkan dan menganilisis agar dapat menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesis dan menulis kesimpulan data yang diperoleh dari hasil pengukuran (pretest dan post test) selanjutnya diolah dengan cara statistic. Data yang didapat diolah melalui langkah-langkah berikut :
3.5.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, menurut Arikunto (2006:314) “Jika berdistribusi normal maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistik parametrik. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan perhitungan statistik non parametrik”.
(44)
60
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah kerja uji normalitas dengan metode liliefors menurut (ating dan sambas, 2006:289) sebagai berikut:
a. Susunalah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah prporsi empiric (observasi) e. Hitung nilai z untuk mengetahui pada tabel z.
f. Menghitung theoretical prportion.
g. Bandingkan empiral proportion dengan theoretical proportion,
kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.
h. Carilah selisih terbesar diluar titik observasi.
Tabel 3.7
Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
X F Fx � �� Z � �� � �� -
� ��
� �� -
� �� (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan:
Kolom 1 = Susunlah data dari kecil ke besar. Kolom 2 = Banyak data ke I yang muncul.
Kolom 3 = Frekuensi kumulatifnya (Fk = f + fksebelumnya) Kolom 4 = Proposi empiric (observasi) (S�(X�) = fk/n Kolom 5 = Nilai z, Z −
(45)
Dimana : �̅ = ∑ �
� dan S =
√∑ � − (∑ ��)� �−
Kolom 6 = Menghitung theoretical prportion (table Z), proporsi kumulatif luas kurva normal baku dengan cara melihat nilai z tabel distribusi normal.
Kolom 7 = Bandingkan emprical proportion dengan theoretical proportion, (selisih kolom 4 dan 6)
Kolom 8 = Nilai mutlak (semua nilai harus bertanda positif). Tanda selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung. Selanjutnya menghitung D tabel pada a= 0,05 dengan cara ,886
√n Kriteria kesimpulan
D hitung < D tabel, maka � diterima = Data berdistribusi normal.
D hitung ≥ D tabel, maka � ditolak = Data tidak berdistribusi normal.
3.5.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian maka dilakukanlah uji homogenitas. Dimana uji homogenitas merupakan uji perbedaan varians kelompoknya. Untuk penelitian ini menggunakan Uji Barlett. Dengan ketentuan apabila nilai hitung � >nilaitabel� , maka� menyatakan variansskornya homogeny ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung � diperoleh dengan rumus:X = n [B − (∑ db. LogS )]
Sambas Ali Muhidin, 2010-96) Dimana :
(46)
62
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
� = Varians tiap kelompok data
� = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (Log � � ∑ �
� � = Varians gabungan = � � = ∑∑ .� (Sambas Ali Muhidin, 2010:96)
Sambas Ali Muhidin (2010:97), menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian homogenitas, yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung proses perhitungan tiap kelompok tersebut.
b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut :
Tabel 3.8 Uji Barlett
Sampel db = n-1 ��� ��� ��� ��. ������ ��. �� �
1 2 3 … …
∑
c. Menghitung varians gabungan
(47)
Data yang diperoleh dari penilitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, data-data tersebut harus diolah dan dianalisis. Adapun analisis data yang dilakukan dengan menganalisis data tes.
Analisis data tes yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Think Talk Writelebih tinggi dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran Konvensional, diperoleh melalui teknik komparasi hasil pre test dan post test antara eksperimen dan kelas kontrol.
3.5.3. Uji Beda (Uji-t)
Setelah normalitas dan homogenitas data diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 272-274) :
a) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian homogen (σ12= σ22)
maka dapat digunakan rumus uji-t baik untuk separatedmaupun
pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.
b) Bila jumlah anggota sampel n1≠ n2 , dan varian homogen (σ12= σ22)
maka dapat digunakan rumus uji-t pooled varian, dengan derajat kebebasannya
(dk) = n1 + n2 – 2.
c) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian tidak homogen (σ12≠ σ22)
maka dapat digunakan rumus uji-t separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 -1 atau n2 – 1.
d) Bila jumlah anggota sampel n1≠ n2 , dan varian tidak homogen (σ12≠ σ22)
maka dapat digunakan rumus uji-t separated varian, dengan dk (n1-1) dan
dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang
terkecil.
e) Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan (treatment), atau membandingkan kelompok
(48)
64
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel
related.
Rumus-rumus Uji-t (t-test) : Rumus Separated Varians
= �̅̅̅ − �̅̅̅ √� + �
Rumus Pooled Varians
= �̅̅̅ − �̅̅̅
√ − � ++ − − � +
Rumus Sample Varians
= �̅̅̅ − �̅̅̅
√� � − ( �
√ ) ( �√ )
Keterangan : t = thitung
n1 = jumlah responden kelompok 1
n2 = jumlah responden kelompok 2
S1 = standar deviasi kelompok 1
S2 = standar deviasi kelompok 2
�̅1 = rata-rata kelompok 1
(49)
Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan
ttabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Apabila nilai thitung< ttabel atau thitung> ttabel l maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3.5.4. Perhitungan Skor Gain Ternomalisasi
Perbedaan skor tes awa; dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efel dari treatment ( Sugiyono, 2006;200). Skor gain (gain actual) diperoleh dari selisih skor test awal dan tes akhir. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebagai berikut:
G=Sf-Si
Dengan G sebagai gain, Sf sebagai skor tes awal dan Si sebagai skor tes akhir. Keunggulan penerapan model pembelajaran Think Talk Writedibandingkan dengan model pembelajaran Konvensional untuk meningkatkan hasil belajar siswa ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang akan dicapai kelas eksperimen nilai kelas control.
Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasinya akan digunakan persamaan sebagai berikut:
� = �� � � − �− �
Tabel 3.9
Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi
Nilai (g) Klasifikasi
(g)≥0,7 Tinggi
0,7> (g) ≥ , Sedang
(50)
66
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6. Pengujian Hipotesis
Menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010:43), pengujian hipotesis dapat memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.
2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata a (level of significance a). 3. Gunakan statistik uji yang tepat.
4. Tentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) H0.
5. Apakah nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan. 6. Berikan kesimpulan.
= �̅̅̅ − �̅̅̅
√ − �− – − �− −
(Sugiyono, 2012:118) Keterangan:
t : thitung
X1 : rata-rata skor gain kelompok eksperimen 1
X2 : rata-rata skor gain kelompok eksperimen 2
n1 : jumlah peserta didik kelas eksperimen 1
n2 : jumlah peserta didik kelas eksperimen 2
S12 : varians skor kelompok eksperimen 1
S22 : varians skor kelompok eksperimen 2
Kemudian hasil t hitung dihubungkan dengan t tabel. Cara untuk menghubungkan thitung dengan ttabel adalah sebagai berikut:
1. Menentukan derajat kebebasan (dk) = N1 + N2– 2
2. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikan tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%, sehingga akan
(51)
diperoleh nilai t dari tabel distribusi t dengan persamaan thitung = t(1-a) (dk).
Apabila nilai t untuk dk yang diinginkan tidak ada pada tabel, maka dilakukan proses interpolasi. Dengan hipotesis uji sebagai berikut :
H : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok Eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write dengan Kelompok Kontrol yang menggunakan model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran Administrasi Perkantoran di kelas X AP SMK Kencana Bandung.
H : Ada perbedaan Hasil Belajar Siswa antara kelompok Eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write dengan Kelompok Kontrol yang menggunakan model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran Administrasi Perkantoran di kelas X AP SMK Kencana Bandung.
(52)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
100
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Think Talk Write pada kelas eksperimen terhadap hasil belajar siswa menunjukan rata-rata ke dalam klasifikasi tinggi karena hampir seluruh siswa berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
2. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol terhadap hasil belajar siswa rata-rata termasuk ke dalam klasifikasi sedang sehingga masih banyak siswa belum berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
3. Ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Think Talk Write dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional. Dimana kelas eksperimen tingkat kelulusan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang masih banyak siswa belum mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah agar bisa mempertimbangkan penerapan model pembelajaran Think Talk Write pada mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kompetensi dasar komunikasi perkantoran,
(53)
karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mengidentifikasi masalah, merangsang ke aktifan dan kreativitas siswa dalam belajar.
2. Bagi pendidik penerapan model pembelajaran Think Talk Write bisa digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan variatif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa .
3. Bagi siswa SMK Kencana Bandung penerapan model pembelajaran
Think Talk Write bisa membuat rangsangan terhadap siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga pembelajaran tidak terfokus kepada pendidik di depan kelas.
(54)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
102
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Agus Suprijono. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning: Teori &Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: PustakaPelajar
Ansari, B. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Strategi Thing Talk Write. Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara
Arikunto. Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. Suharsimi (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto. Suharsimi (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. Suharsimi (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, A. (2011) Media Pembelajaran. Jakarta: Karya Rajawali Pers
Asma, Nur. (2006) Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Darsono, Max, dkk. (2002). Belajar dan pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press
Depdiknas (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas Djamarah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
(55)
Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: BumiAksara. Huinker, D. dan Laughlin, C.(1996). “Talk Your Way into Writing”. Dalam
Communication in Mathematicss K-12 and Beyond 1996 year book.National Council of Teachers of Mathematics.
Ibrahim, Muslimin, dkk. (2006). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press.
Isjoni. (2007). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Refika Aditama
Martinis Yasmin dan Bansu I Ansari. (2008). Teknik mengembangkan kemampuan individual siswa. Jakarta: Gaung Persada Proses Jakarta
Miftahul Huda. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muhidin, Sambas Ali dan S, Ating. (2006). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Muhidin, Sambas Ali (2010). Statistika 2 Pengajar untuk penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama
Mursell, J. Nasution, S. (2006). Mengajar dengan Sukses. Jakarta : Bumi Aksara Nasution. (2006). Metode Reserch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara Ratumanan, T.W. (2004).Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: UNESA
University Press.
Rosmiati. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Sudjana, Nana.(2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algasindo.
(56)
104
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudjana (2006). Teknik analisis Regresi dan Korelasi,Tarsito, Bandung
Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Mas Media Buana Pustaka
Trianto (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Sumber Skripsi :
Siwu, Meggy. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think, Talk, Write Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di SMP Kristen Motoling. Skripsi Universitas Negeri Manado: tidak diterbitkan.
Nurrohmah, Suharni. (2013). Penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk Write)untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII-A pokok bahasan garis singgung lingkaran MTs Thoriqul Ulum Mojokerto. Skripsi Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan
Pradana, Setiadi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write pada Pelajaran Ekonomi Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Sindangwangi Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi UniversitasSwadaya Gunung jati Cirebon: tidak diterbitkan
Reni, Sirait. (2014). Penerapan Strategi Think Talk Write(TTW) Untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X
(57)
SMAN 17 Medan T.A. 2013/2014. Theses Universitas Medan: tidak diterbitkan
(1)
Aditya Rachman Hakim, 2015
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan penerapan model
pembelajaran Think Talk Write pada kelas eksperimen terhadap hasil
belajar siswa menunjukan rata-rata ke dalam klasifikasi tinggi karena hampir seluruh siswa berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
2. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan penerapan model
pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol terhadap hasil belajar
siswa rata-rata termasuk ke dalam klasifikasi sedang sehingga masih banyak siswa belum berhasil mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
3. Ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang
menggunakan Model Pembelajaran Think Talk Write dengan kelas
kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional. Dimana kelas eksperimen tingkat kelulusan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang masih banyak siswa belum mencapai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah agar bisa mempertimbangkan penerapan model
pembelajaran Think Talk Write pada mata pelajaran pengantar
(2)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mengidentifikasi masalah, merangsang ke aktifan dan kreativitas siswa dalam belajar.
2. Bagi pendidik penerapan model pembelajaran Think Talk Write bisa
digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan variatif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa .
3. Bagi siswa SMK Kencana Bandung penerapan model pembelajaran
Think Talk Write bisa membuat rangsangan terhadap siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga pembelajaran tidak terfokus kepada pendidik di depan kelas.
(3)
Aditya Rachman Hakim, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Agus Suprijono. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning: Teori &Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: PustakaPelajar
Ansari, B. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Strategi Thing Talk Write. Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara
Arikunto. Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. Suharsimi (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto. Suharsimi (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. Suharsimi (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, A. (2011) Media Pembelajaran. Jakarta: Karya Rajawali Pers
Asma, Nur. (2006) Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Darsono, Max, dkk. (2002). Belajar dan pembelajaran. Semarang: CV IKIP
Semarang Press
Depdiknas (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas Djamarah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
(4)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: BumiAksara.
Huinker, D. dan Laughlin, C.(1996). “Talk Your Way into Writing”. Dalam
Communication in Mathematicss K-12 and Beyond 1996 year book.National Council of Teachers of Mathematics.
Ibrahim, Muslimin, dkk. (2006). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
University Press.
Isjoni. (2007). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Refika Aditama
Martinis Yasmin dan Bansu I Ansari. (2008). Teknik mengembangkan
kemampuan individual siswa. Jakarta: Gaung Persada Proses Jakarta
Miftahul Huda. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muhidin, Sambas Ali dan S, Ating. (2006). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur
dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Muhidin, Sambas Ali (2010). Statistika 2 Pengajar untuk penelitian. Bandung:
Karya Adhika Utama
Mursell, J. Nasution, S. (2006). Mengajar dengan Sukses. Jakarta : Bumi Aksara Nasution. (2006). Metode Reserch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara Ratumanan, T.W. (2004).Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: UNESA
University Press.
Rosmiati. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Sudjana, Nana.(2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
(5)
Sudjana (2006). Teknik analisis Regresi dan Korelasi,Tarsito, Bandung
Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Mas Media
Buana Pustaka
Trianto (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Sumber Skripsi :
Siwu, Meggy. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think,
Talk, Write Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di SMP Kristen Motoling. Skripsi Universitas Negeri Manado: tidak diterbitkan.
Nurrohmah, Suharni. (2013). Penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk
Write)untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII-A pokok bahasan garis singgung lingkaran MTs Thoriqul Ulum Mojokerto. Skripsi Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan
Pradana, Setiadi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write pada Pelajaran Ekonomi Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Sindangwangi Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi UniversitasSwadaya Gunung jati Cirebon: tidak diterbitkan
Reni, Sirait. (2014). Penerapan Strategi Think Talk Write(TTW) Untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X
(6)
Aditya Rachman Hakim, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SMAN 17 Medan T.A. 2013/2014. Theses Universitas Medan: tidak diterbitkan