PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN.

(1)

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS

PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan biologi

disusun oleh: Yuniar Elfira Kusfarida

NIM 1100914

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Profil

Science-Related Attitudes

Siswa pada

Materi Pemanasan Global Menggunakan

Metode Demonstrasi Berbasis

Predict-Observe-Explain

Oleh

Yuniar Elfira Kusfarida

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yuniar Elfira Kusfarida 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

YUNIAR ELFIRA KUSFARIDA

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDE SISWA PADA MATERI

PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Dr. Mimin Nurjhani K., M.Pd.

NIP. 196509291991012001

Pembimbing II,

Drs. Suhara, M. Pd.

NIP. 196512271991031003

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. Bambang Supriatno, MS.


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengembangan science-related attitudes siswa melalui pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE). Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMPN 12 Bandung berjumlah 32 orang siswa yang dipilih secara purposive. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

quasy-experiment dengan desain one group pre-post-re test. Skala likert digunakan untuk memperoleh data

yang dikumpulkan dari hasil test of science-related attitudes (TOSRA) yang sudah teruji validitas serta reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase profil science-related attitudes siswa dari hasil pre-test dan post-test, yaitu 2,83% pada skala implikasi sains terhadap sosial, 4,53% pada skala normalitas ilmuwan, 5,60% pada skala sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,74% pada skala adopsi sikap ilmiah, 2,67% pada skala kesenangan terhadap pelajaran sains, 2,77% pada skala minat terhadap sains saat waktu luang, dan 2,66% pada skala minat berkarir di bidang sains. Namun dari hasil post-test dan re-test menunjukkan penurunan persentase profil science-related attitudes siswa pada lima skala, diantaranya 1,46% pada skala implikasi sains terhadap sosial, 0,20% pada skala normalitas ilmuwan, 1% pada skala sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,60% pada skala adopsi sikap ilmiah, 0,87% pada skala kesenangan terhadap pelajaran sains. Dari hasil post-test dan re-test juga menunjukkan peningkatan persentase profil science-related attitues siswa pada dua skala, yaitu 0,13% pada skala minat terhadap sains saat waktu luang, dan 0,14% pada skala minat berkarir di bidang sains.

Kata Kunci :


(5)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study aimed the pattern of science-related attitudes of student in learning biology using demonstration based Predict-Observe-Explain (POE). Population and sample were seventh grade students in SMPN 12 Bandung totaling 32 students who were selected purposively. The method in this study is quasy-experiment with one group pre-post-re-test design. Likert scale is used to obtain the data collected from the test of science-related attitudes (TOSRA) that has proven the validity and reliability. The results showed an increase in the percentage of science-related attitudes profiles of students from the pre-test and post-test, which was 2.83% in the scale of social implications of science, 4.53% in the scale of normality of scientist, 5.60% in the scale of attitude of scientific inquiry , 1.74% in the scale of adoption of scientific attitude, 2.67% in the scale of enjoyment of science lesson, 2.77% in the scale of leisure interest in science, and 2.66% in the scale of career interest in science. However, from the results of the post-test and re-test showed a decrease in the percentage of science-related attitudes profile of students at five scales, including 1.46% scale of social implications of science, 0.20% on a scale of normality scientists, 1% on a scale of attitudes towards scientific investigation , 1.60% on the scale adoption of scientific attitudes, 0.87% on the pleasure scale for science lessons. From the results of the post-test and re-test also showed an increase in the percentage of science-related profiles attitues students at two scales, which was 0.13% on the scale of interest in science spare time, and 0.14% on the scale of interest in a career in science.

Key Words :


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi... 7

BAB II PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDE SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN... 8

A. Science-Related Attitudes... 8

B. Metode Demonstrasi... 13

C. Pendekatan Predict-Observe-Explain... 16

D. Tinjauan Konsep Pemanasan Global... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Desain Penelitian... 27

B. Partisipan... 28

C. Populasi dan Sampel... 28

D. Definisi Operasional... 28

E. Instrumen Penelitian... 29


(7)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Analisis Data... 35

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 37

A. Temuan Profil Science-Related Attitudes Siswa Sebelum Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 37

B. Temuan Profil Science-Related Attitudes Siswa Setelah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 45

C. Temuan Profil Retensi Science-Related Attitudes Siswa Setelah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 50

D. Temuan Gain Profil Science-Related Attitudes Siswa Sebelum dan Sesudah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 54

E. Temuan Gain Profil Science-Related Attitudes Siswa Sesudah dan Sebulan Sesudah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain Diberikan... 60

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... 64

A. Simpulan... 64

B. Implikasi... 65

C. Rekomendasi... 66


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pre-Post-Re Test... 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi TOSRA... 30

Tabel 3.3 Penggunaan Instrumen Penelitian... 31

Tabel 3.4 Analisis Data... 35

Tabel 3.5 Kategori Gain Ternormalisasi... 36

Tabel 4.1 Skor Pre-Test Setiap Aspek Science-Related Attitudes Siswa... 37

Tabel 4.2 Total Skor Tertinggi dan Terendah Science-Related Attitudes Siswa Hasil Pre-Test... 38

Tabel 4.3 Skor Post-Test Setiap Aspek Science-Related Attitudes Siswa... 46

Tabel 4.4 Total Skor Tertinggi dan Terendah Science-Related Attitudes Siswa Hasil Post-Test... 46

Tabel 4.5 Skor Re-Test Setiap Aspek Science-Related Attitudes Siswa... 50

Tabel 4.6 Total Skor Tertinggi dan Terendah Science-Related Attitudes Siswa Hasil Re-Test... 50

Tabel 4.7 Gain Pre-Test dan Post-Test... 54


(9)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram Elaboration-Likehood Model... 10 Gambar 2.2 Integrasi Metode Demonstrasi dengan Model

Predict-Observe-Explain (POE) serta Implikasi terhadap Science-Related

Attitudes... 19

Gambar 2.3 Grafik Suhu Rata-Rata Bumi Tahun 1880-2000... 21 Gambar 2.4 Gambaran Efek Rumah Kaca... 24 Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode

Demonstrasi Berbasis POE... 33 Gambar 3.2 Diagram Alir Kegiatan Pelaksanaan Penelitian... 34 Gambar 4.1 Grafik Persentase Kemunculan Science-Related Attitudes pada

Pre-Test... 40

Gambar 4.2 Grafik Persentase Kemunculan Science-Related Attitudes Siswa pada Pre-Test dan Post-Test... 48 Gambar 4.3 Grafik Persentase Kemunculan Science-Related Attitudes Siswa pada


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bukti Penelitian di SMPN 12 Bandung

Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembiasaan Penelitian Mengenai Pencemaran Air

Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembiasaan Penelitian Mengenai Pengaruh Kepadatan Populasi terhadap

Lingkungan

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian Mengenai Pemanasan Global

Lampiran 3.1 Lembar Kerja Siswa Berbasis POE Lampiran 4 Instrumen Penelitian TOSRA Terjemahan Lampiran 5 Data Olahan Hasil Penelitian

Lampiran 6.1 Sampel Lembar Jawaban Siswa Hasil Pre-Test Lampiran 6.2 Sampel Lembar Jawaban Siswa Hasil Post-Test Lampiran 6.3 Sampel Lembar Jawaban Siswa Hasil Re-Test Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian


(11)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum yang berlaku di negara Indonesia saat ini adalah kurikulum berbasis KTSP dan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk dapat mengembangkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik (Taher, 2013). Khusus pada kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) II secara tersurat menuntut siswa untuk menumbuhkan ranah afektifnya, hal ini terbukti dari kompetensi dasar (KD) : (2.1) yaitu menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi; (2.2) menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan; (2.3) menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan; (2.4) menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012).

KD 2.1 hingga 2.4 dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan level afektif siswa yang menurut taksonomi Bloom yang direvisi oleh Krathwol (dalam Taher, 2013) terdapat lima level ranah afektif, diantaranya: level receiving (keinginan untuk memperhatikan suatu hal); level responding (partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran); level valuing (penentuan nilai); level organization (membangun sitem nilai internal); dan


(12)

2

pengembangan afektif siswa dapat dilihat melalui science-related attitudes siswa. Hal ini dikarenakan science-related attitudes memuat lima karakter ranah afektif, diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Dimensi-dimensi yang terdapat dalam scince-related attitudes siswa menurut Fraser (1981) seperti: Implikasi sains terhadap sosial (social implications of sience); pandangan terhadap ilmuwan (normality of scientist); sikap terhadap penyelidian ilmiah (attitude to science scientific inquiry); adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific attitude); kesenangan terhadap pelajaran sains (enjoyment of science lessons); minat terhadap sains saat waktu luang (leisure

interest in science); dan minat berkarir dalam bidang sains (career interest in science) membantu diri siswa dalam memotivasi siswa dalam mengikuti

pelajaran dan kegiatan sains. Hal ini dipertegas oleh McCown, Driscoll, & Roop (1996) bahwa siswa yang termotivasi untuk belajar, berpartisipasi dalam kegiatan belajar, terlibat dalam tugas belajar, dan menunjukkan komitmen untuk belajar akan membuat tujuan dan keyakinan pada dirinya sendiri untuk terus belajar dan membuat belajar menjadi bagian terpenting dalam hidupnya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, kenyataan di sekolah implementasi ranah afektif pada pembelajaran sangat minim. Kebanyakan pendidik lebih menekankan pada kemampuan kognitif siswa, sehingga siswa terbebani dengan beban belajar yang berat tanpa diimbangi dengan pembentukan sikap sebagai upaya pembentukan karakter siswa untuk bekal di kehidupan bermasyarakat. Salah satu bukti yang menunjukkan pendidik lebih menekankan kemampuan kognitif dan tidak menekankan pada ranah afektif adalah saat pendidik meminta siswa mengobservasi komponen abiotik dan biotik di lingkungan sekolah. Pendidik hanya menilai hasil observasi siswa, namun tidak menilai afektif siswa seperti, kerjasama kelompok, kejujuran mengobservasi dan kontribusi dalam kelompok. Menurut Taher (2013) meskipun pendidik sadar akan pentingnya mengembangkan afektif siswa, namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik untuk meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan


(13)

3

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.

Tujuan kurikulum dalam mengembangkan karakteristik afektif siswa dapat dicapai dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan metode dan pendekatan-pendekatan khusus yang dilakukan oleh guru saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, tidak semua kegiatan pembelajaran yang dapat menunjang dan menyelesaikan tuntutan tersebut dapat dilaksanakan. Hal ini dikarenakan berbagai faktor terkait, fasilitas yang tersedia di setiap sekolah, kemampuan guru dalam menguasi berbagai metode, dan metode-metode yang selama ini diterapkan.

Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran yang dituntut oleh kurikulum, seorang guru diharapkan menguasi berbagai metode dan pendekatan yang sesuai dengan tujuan kurikulum. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran biologi sesuai dengan tuntutan kurikum adalah metode praktikum. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa faktor yang menghambat kegiatan praktikum, yaitu faktor keterbatasan fasilitas sekolah, kemauan guru untuk melaksanakan kegiatan praktikum, dan kemampuan guru dalam penguasaan metode praktikum.Untuk itu, metode lain diperlukan untuk menggantikan kegiatan praktikum di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas terbatas dan yang jarang melaksanakan kegiatan praktikum, metode tersebut adalah metode demonstrasi.

Metode demonstrasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan prinsip guru sebagai aktor yang memeragakan atau menampilkan suatu eksperimen, sementara siswa menyaksikan eksperimen tersebut dengan sungguh-sungguh (Daluba & Ekeyi, 2013). Kegiatan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi diperjelas oleh Ameh (dalam Daluba & Ekeyi, 2013) bahwa guru melakukan suatu hal untuk membuktikan suatu fenomena kemudian menjelaskan langkah-langkanya satu persatu sehingga siswa paham tentang apa yang ditunjukkan oleh guru di hadapan para siswa. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi merupakan metode yang memiliki kekuatan tinggi seperti yang diungkapkan oleh Clifford (dalam Kheng, 2005) bahwa demonstrasi merupakan alat pembelajaran terkuat,


(14)

4

karena di dalam demonstrasi objek yang ditampilkan atau peristiwa yang ditunjukkan telah direncanakan dengan matang untuk diilustrasikan kepada siswa. Objek atau fenomena yang didemonstrasikan terekam dalam ingatan siswa sebagai hal yang menarik, karena fakta yang ada terbukti nyata dan langsung ditunjukkan di hadapan siswa.

Menurut White (dalam Kheng, 2005), terdapat satu model pembelajaran konstruktivisme yang terstruktur yang memiliki relevansi langsung dengan metode pembelajaran demonstrasi, model pembelajaran tersebut adalah

Predict-Observ-Explain (POE). Dengan adanya integrasi antara metode

demonstrasi dan model pembelajaran POE, kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efisien, karena di dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercipta kombinasi antara keaktifan guru dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung (Kheng, 2005). Pendapat Crawford (dalam Kheng, 2005) memperkuat kelebihan dari integrasi antara metode demonstrasi dan POE, yaitu dengan metode demonstrasi yang diintegrasi dengan POE, siswa dapat terfasilitasi dalam merekonstruksi pengetahuan yang siswa miliki. Interaksi langsung antara siswa dengan objek lingkungan, keterlibatan level berfikir tinggi siswa, dan penyelesaian masalah membantu siswa dalam merekonstruksikan pengetahuan siswa. Metode demonstrasi yang diintegrasikan dengan model POE, dapat melatih science-related attitudes siswa dimulai dengan adanya fenomena yang didemontrasikan yang dapat meningkatkan kesenangan siswa terhadap pelajaran sains hingga setiap tahapan POE yang dapat membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa (Joyce, 2006).

Integrasi antara metode demonstrasi dan model POE dapat diimplementasikan dalam materi pencemaran lingkungan atau isu pemanasan global. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2012), upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pengaruh negatif yang mempengaruhi lingkungan alam seperti, pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih, adanya potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di


(15)

5

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan. Pemaparan kementrian pendidikan dan kebudayaan dengan jelas melansir bahwa materi pencemaran lingkungan dan isu pemanasan global merupakan materi yang memiliki potensi untuk mengembangkan karakter afektif siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini menekankan pada

science-related attitudes siswa yang dapat dilatih dengan pembelajaran

menggunakan metode demonstrasi berbasis POE. Dengan berkembangnya karakter afektif siswa, ranah kognitif dan psikomotor siswa dapat berkembang sehingga memungkinkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi guru untuk menggunakan metode tersebut di dalam kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana profil

science-related attitudes siswa pada materi pemanasan global yang

menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE) ?”. Untuk lebih memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil science-related attitudes siswa sebelum menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE) dalam kegiatan pembelajaran pada materi pemanasan global? 2. Bagaimana profil science-related attitudes siswa setelah menggunakan

metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE) dalam kegiatan pembelajaran pada materi pemanasan global?

3. Bagaimana profil retensi science-related attitudes siswa setelah menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE) dalam kegiatan pembelajaran pada materi pemanasan global?


(16)

6

4. Apakah terdapat peningkatan persentase science-related attitudes siswa menggunakan metode demonstrasi berbasis

Predict-Observe-Explain (POE) dalam kegiatan pembelajaran pada materi pemanasan

global?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi dan melakukan analisis tentang:

1. Pola pengembangan science-related attitudes siswa melalui pembelajaran menggunkan metode demonstrasi berbasis

Predict-Observe-Explain (POE).

2. Pengembangan pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis POE.

3. Pengembangan media pembelajaran biologi terkait fenomena yang terjadi di bumi dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi berbasis POE.

D. Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan pengembangan science-related attitudes siswa dalam setiap pembelajaran.

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran biologi dengan efisiensi waktu dan keterbatasan alat dan bahan.

3. Menjadikan RPP mengenai pemanasan global dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis POE sebagai contoh bagi guru-guru untuk menyampaikan materi tekait pembelajaran dengan karakteristik yang serupa.

4. Menjadikan media efek pemanasan global di kutub utara sebagai contoh yang dapat dimodifikasi untuk materi terkait pembelajaran dengan karakteristik yang serupa.

5. Menjadikan media efek pemanasan global di kutub utara sebagai media yang dapat digunakan oleh guru-guru untuk pembelajaran mengenai pemanasan global.


(17)

7

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi

Sistematika dalam penyusunanskripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab I diuraikan mengenai latar belakang penelitian berdasarkan kenyataan di lapangan dan teori berdasarkan penelitian sebelumnya, runusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penyususnan skripsi.

BAB II : Kajian pustaka. Dalam bab II diuraikan mengenai konsep-konsep, teori-teori yang relevan serta hipotesis dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan fokus penelitian. Konsep, teori dan hipotesis tersebut diantaranya mengenai metode demonstrasi, pendekatan POE, science-related attitudes dan pemanasan global.

BAB III : Metode penelitian. Dalam bab III penulis menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode quasi-experiment menggunakan desain one group pre-post-re test. Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian dengan soal TOSRA dan divalidasi menggunakan wawancara.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab IV diuraikan data hasil temuan dan diuraikan hasil analisis data berupa persentase kemunculan profil scienc-related attitudes yang dihubungkan dengan dasar teoritik dan metodologi penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

BAB V : Simpulan dan saran. Dalam bab V penulis memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dipaparkan melalui pembahasan pada bab sebelumnya.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, penelitian yang dilaksanakan adalah untuk melihat profil scince-related attitudes siswa melalui pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang termasuk ke dalam quasi-experiment, yaitu metode penelitian yang dilakukan dikarenakan sampel tidak dicuplik secara acak (Arikunto, 2010) melainkan secara

purposive. Pertimbangan dalam menggunakan metode quasi-experiment adalah

kelas yang digunakan sudah terbentuk (Ruseffendi, 2005), yaitu kelas sudah diberikan perlakuan berupa pembiasaan pembelajaran menggunakan pendekatan POE yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi pengelompokkan secara acak. Desain penelitian eksperimen yang dipilih adalah

one group pre-post-re test design (perluasan dari One Group Pre-Test Post-Test Design) (Fraenkel & Wallen, 2006) yang berarti sebelum sampel diberikan

perlakuan, sampel diberikan pre-test terlebih dahulu dan di akhir pembelajaran setelah diberikan perlakuan, sampel diberikan post-test untuk melihat kemunculan aspek pengukuran science-related attitudes dari hasil pre-test,

post-test I, dan post-post-test II. Post post-test II dilakukan untuk melihat sejauh mana ketahanan

(retensi) dari science-related attitudes siswa setelah satu bulan diberikan perlakuan.

Tabel 3.1

Desain Penelitian One Group Pre-Post-Re Test Design

Pre-Test Treatment Post-Test Re-Test

O1 X O2 O3

Keterangan:

X : Perlakuan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE O1 : Tes awal sebelum perlakuan (pre-test)

O2 : Tes akhir setelah perlakuan (post-test)


(19)

28

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Partisipan

Partisipan dari penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung kelas VII-F yang berjumlah 32 orang siswa. Partisipan tersebut dipilih karena materi bahan ajar untuk melaksanakan materi ini berada di SMP kelas VII. Di samping itu, pemilihan partisipan dipertimbangkan dari segi usia yang tergolong masih muda, karena partisipan dengan usia muda diprediksikan mimiliki sedikit pengalaman yang terkait dengan sains sehingga profil science-related attitudes yang akan didapatkan dari penelitian ini akan lebih terlihat perbedaan di setiap tesnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung kelas VII. Dari populasi tersebut diambil beberapa sampel untuk digunakan dalam penelitian, yaitu siswa kelas VII sebanyak satu kelas. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan

kemampuan siswa dianggap homogen dan siswa yang diuji telah melaksanakan pembiasaan terhadap pembelajaran berbasis POE yang diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran biologi.

D. Definisi Operasional

1. Metode Demonstrasi Berbasis POE

Metode demonstrasi berbasis POE yang digunakan adalah kegiatan pembelajaran yang berpusat pada satu percobaan yang dilakukan oleh guru di depan kelas tentang efek pemanasan global. Selama kegiatan demonstrasi berlangsung, siswa dituntut untuk mengisi LKS yang berisi instruksi untuk memprediksi hubungan antara kenaikan suhu dengan mencairnya es di kutub utara, serta kenaikan volume permukaan air laut di bumi. Kemudian mengobservasi pengaruh CO2

terhadap meningkatnya suhu yang dapat diukur melalui termometer, serta pengaruh dari peningkatan suhu tersebut terhadap tinggi permukaan air pada diorama yang dapat diukur melalui mistar. Terakhir, siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antara prediksi yang telah dibuat oleh siswa dengan peristiwa yang terjadi pada akhir


(20)

29

percobaan. Selanjutnya penjelasan tersebut ditulis dalam LKS yang telah di diberikan pada siswa sebelumnya.

2. Profil Science-Related Attitudes Siswa

Profil Science-Related Attitudes siswa merupakan bentuk sikap siswa terhadap sains yang diukur menggunakan Test of

Science-Related Attitudes (TOSRA). TOSRA yang digunakan diadopsi dari

Barry J. Fraser tahun 1981. TOSRA memiliki tujuh aspek pengukuran, yaitu implikasi sains terhadap sosial (social implications of sience), normalitas peneliti(normality of scientist), sikap terhadap penyelidian ilmiah (attitude to science scientific inquiry), adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific attitude), kesenangan terhadap pelajaran sains (enjoyment of science lessons), minat terhadap sains saat waktu luang (leisure interest in science), minat berkarir dalam bidang sains (career

interest in science). Tes tersebut diberikan kepada siswa sebelum

kegiatan pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis POE dan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Kemudian sebulan setelah pelaksanaan post-test, tes tersebut diberikan lagi kepada siswa yang bertujuan untuk mengukur retensi science-related

attitudes siswa. Untuk memvalidasi hasil profil science-related attitudes siswa, dilakukan wawancara kepada setiap siswa.

E. Instrumen Penelitian

1. Test of Science-Related Attitude (TOSRA)

Intrumen yang digunakan adalah Test of Science-Related Attitude (TOSRA) yang diadopsi dari lembar kuisioner Barry J. Fraser tahun 1981 yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya. TOSRA merupakan tes berupa kuisioner yang beisikan tentang pendapat-pendapat mengenai sains sebanyak 70 butir soal dan harus diisi oleh sampel mengenai kecenderungan sampel terhadap pernyataan yang terdapat pada lembar tes tersebut. Setiap pernyataan yang tertera dalam lembar tes dikategorikan ke dalam aspek-aspek tertentu sehingga dari jawaban sampel tersebut dapat diketahui persentase pada setiap aspek.


(21)

30

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap pernyataan memiliki pilihan pendapat yang harus dijawab sampel dari mulai sangat setuju (SA), setuju (S), tidak yakin (TY), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan poin yang diberikan 5-1 dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju jika pernyataan positif, dan sebaliknya.

TOSRA yang diadopsi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kemudian dilakukan uji kelayakan instrumen terlebih dahulu, yaitu TOSRA yang telah diterjemahkan dikonsultasikan pada dosen untuk dinilai kelayakan per butir soal, kemudian masukan dan saran yang diberikan digunakan dalam memperbaiki terjemahan TOSRA tersebut. Setelah dilakukan uji kelayakan, dilakukan uji keterbacaan pada 10 orang siswa SMP kelas VII untuk diketahui sejauh mana soal tersebut dapat dimengerti oleh siswa kelas VII kemudian saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki instrumen TOSRA.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi TOSRA Implikasi Sains terhadap Sosial Pendangan terhadap ilmuwan Sikap terhadap Penyelidikan Ilmiah Adopsi Sikap Ilmiah Kesenangan Terhadap Pelajaran Sains Minat Terhadap Sains di Waktu Luang Minat Berkarir dalam Bidang Sains

(S) (N) (P) (A) (K) (M) (MB)

1 (+) 2 (-) 3 (+) 4 (+) 5 (+) 6 (+) 7 (-)

8 (-) 9 (+) 10 (-) 11 (-) 12 (-) 13 (-) 14 (+)

15 (+) 16 (-) 17 (+) 18 (+) 19 (+) 20 (+) 21 (-)

22 (-) 23 (+) 24 (-) 25 (-) 26 (-) 27 (-) 28 (+)

29 (+) 30 (-) 31 (+) 32 (+) 33 (+) 34 (+) 35 (-)

36 (-) 37 (+) 38 (-) 39 (-) 40 (-) 41 (-) 42 (+)

43 (+) 44 (-) 45 (+) 46 (+) 47 (+) 48 (+) 49 (-)

50 (-) 51(+) 52 (-) 53 (-) 54 (-) 55 (-) 56 (+)

57 (+) 58 (-) 59(+) 60 (+) 61 (+) 62 (+) 63 (-)


(22)

31

2. Lembar Wawancara

Selain TOSRA, dilakukan pula wawancara terbuka, yaitu wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya berpedoman pada garis besar permasalahan yang didapatkan berasal dari hasil tes TOSRA. Hasil tes TOSRA akan menunjukkan beberapa sampel dengan hasil tes ekstrim dan sampel yang mendapatkan hasil ekstrim pada setiap aspek inilah yang akan melakukan tes wawancara. Hal ini dilakukan karena wawancara bertujuan untuk memvalidasi hasil tes TOSRA. Lembar wawancara yang telah dibuat dikonsultasikan dengan dosen pembimbing lalu masukan dari dosen pembimbing digunakan untuk memperbaiki lembar wawancara.

Tabel 3.3

Penggunaan Instrumen Penelitian

No. Tujuan Instrumen Sumber Data

1

Melihat kemunculan berupa persentase

science-realated attitudes siswa

Test of Science-Related Attitudes

(TOSRA)

Siswa

2

Validasi hasil test of

science-related attitudes

siswa

Lembar Wawancara

Terbuka

Siswa

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap kegiatan, yaitu:

1. Persiapan penelitian yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah penelitian, yaitu tentang profil science-relaed

attitudes siswa melalui pembelajaran menggunakan metode demonstrasi

berbasis predict-observe-explain (POE)

b. Melakukan analisis standar isi dan materi biologi SMP berdasarkan kurikulum KTSP. Analisis ini dilakukan untuk menentukan bahan/ materi yang harus di ajarkan sesuai dengan konsep penelitian yang akan dilakukan.


(23)

32

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Melakukan studi tentang science-related attitudes siswa dan studi tentang desain POE serta metode demonstrasi yang digagas untuk dijadikan dasar atau perlakuan pada penelitian ini.

d. Menghubungi pihak sekolah untuk pengaturan waktu dan tempat penelitian.

e. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) tentang pencemaran udara yang berfokus pada dampak pemanasan global

f. Membuat dum ekologi berupa diorama kutub utara yang terkena dampak pemanasan global

g. Menguji coba dum ekologi hingga memunculkan fakta dari fenomena efek pemanasan global brupa peningkatan suhu mempengaruhi tinggi permukaan air.

h. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa TOSRA yang berisi 70 butir soal yang telah tervalidasi.

2. Pembiasaan.

Siswa dibiasakan untuk melakukan pembelajaran berbasis

predict-observe-explain (POE). Pembiasan menggunakan pembelajaran yang

berbasis POE dilakukan sebanyak dua kali pertemuan (2x40 menit) dengan menggunakan materi pencemaran air dan pengaruh kepadatan populasi terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan karena pembelajaran berbasis POE merupakan pembelajaran yang tidak pernah diberikan kepada siswa sebelumnya. Sehingga perlu dilakukan pembiasaan untuk mengenalkan dan melatih siswa membuat prediksi, melakukan observasi dan membuat penjelasan. Pembiasaan akan membantu siswa saat penelitian berlangsung terutama dari segi waktu.

3. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengumpulan data

Pengumpulan data hasil TOSRA yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam 2 kali pertemuan. Tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) dilakukan dalam satu kali pertemuan (3x40 menit) dan tes retensi (re-test) dilakukan dalam satu kali pertemuan (2x40 menit). Pre-test dilakukan 30 menit sebelum kegiatan pembelajaran menggunakan demonstrasi berbasis

predict-observe-explain (POE), post-test dilakukan 30 menit setelah

pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis POE berakhir dan re-test dilakukan sebulan setelah pembelajaran biologi


(24)

33

menggunakan metode demonstrasi berbasis POE. Berikut ini merupakan diagram alir yang menggambarkan kegiatan pembelajaran:

Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis POE pada Materi Pemanasan Global

Adapun Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

a. Tes awal dilakukan sebelum pembelajaran menggunakan demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui profil awal

science-related attitudes siswa yang dimiliki seluruh sampel penelitian.

b. Tes akhir satu dilakukan segera setelah pembelajaran menggunkaan demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan profil science-related attitudes sampel penelitian dari pre-test sebelumnya.

c. Tes retensi dilakukan sebulan setelah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui ketahanan profil science-related attitudes sampel penelitian dari hasil post-test.

d. Wawancara dilakukan setelah profil dari keseluruhan tes diketahui. Wawancara diberikan pada siswa yang memiliki skor ekstrim rendah ataupun ekstrim tinggi pada setiap aspek science-related

Siswa mengerjakan soal post-test TOSRA Siswa menyimpulkan hasil pengamatan Guru memberi penjelasan percobaan yang dilakukan Kegiatan Apersepsi, dan mengerjakan pre-test TOSRA Guru memperlihatkan informasi terkait dengan penyebab pemanasan global dan data pemanasan global

Siswa menerima LKS

Siswa mengamati demonstrasi dan mengisi LKS

Siswa melihat alat peraga dan mengikuti tahapan demonstrasi Siswa menuliskan prediksi Siswa menuliskan penjelasan/ eksplanasi. Siswa diwawancara


(25)

34

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skor TOSRA. Wawancara diberikan di luar jam pelajaran dengan memanggil satu per satu siswa yang menjadi target wawancara. 4. Pengolahan data dan penarikan kesimpulan

Berikut ini merupakan garis besar alur penelitian:

Gambar 3.2 Diagram Alir Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Pengisian TOSRA (post-test) oleh siswa

Satu bulan setelah perlakuan, pengisian TOSRA (re-test) oleh siswa

Pengolahan data dan analisis data hasil TOSRA

Pengolahan data dan analisis data Pelaksanaan wawancara

Penyususnan lembar wawancara dan perbaikan

Penarikan kesimpulan

Penyusunan RPP pemanasan global

Pengisian TOSRA (pre-test) oleh siswa Penerjemahan

instrumen penelitian

Uji keterbacaan instrumen TOSRA dan

Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE Analisis standar isi biologi

SMP berdasarkan kurikulum KTSP

Studi kepustakaan mengenai science-related attitudes

studi kepustakaan mengenai metode demonstrasi berbasis

POE

Studi kepustakaan pemanasan global sesuai kurikulum KTSP Penentuan materi

biologi

Pembuatan diorama dampak pemanasan global di kutub utara


(26)

35

G. Analisis Data

1. Test of Science-Related Attitudes (TOSRA)

Cara yang digunakan dalam menganalisis science-related attitudes siswa adalah dengan cara mencari persentase dari setiap aspek pengukuran

science-related attitude dengan panduan penskoran aspek likert, dan

menggunakan persamaan berikut:

∑ Skor dari masing-masing aspek yang didapatkan Skor maksimal

kemudian data yang didapatkan dikategorikan berdasarkan tabel 3.3 yang merujuk pada analisis data Arikunto, (2010).

Tabel 3.4 Analisis Data

(Sumber: Arikunto, 2010) Data yang diperoleh dari pre-test, post-test dan re-test digunakan dalam analisis gain untuk melihat peningkatan science-related attitudes siswa ternormalisasi <g> untuk kemudian dibandingkan dengan kategori yang dikemukakan oleh Hake (1998). Gain ternormalisasi merupakan perbandingan skor gain aktual, yaitu skor yang diperoleh oleh siswa dengan skor gain maksimum, yaitu skor gain tertinggi yang mungkin didapatkan siswa. Dengan demikian, skor gain ternormalisasi dapat dinyatakan dalam persamaan:

T2-T1 <g> =

S1-T1 Keterangan:

g : gain

T1 : skor pre-test

T2 : skor post-test/ skor re-test

Persentase Kategori 76% - 100% baik

56% - 75% Cukup 40% - 55% Kurang baik

< 40% Tidak baik

X 100% P (%) =


(27)

36

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hake (1998) hasil skor gain ternormalisasi dibagi ke dalam tiga kategori yang dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.5

Kategori Gain Ternormalisasi

Indeks Gain Kategori 0,70 < g < 1,00 Tinggi 0,30 < g < 0,70 Sedang 0,00 < g < 0,30 Rendah

(Sumber: Hake, 1998) 2. Wawancara

Data yang diperoleh dari TOSRA akan menunjukkan skor ektrim rendah dan ekstrim tinggi dari skor total TOSRA, skor pada setiap aspek science-related

attitudes yang didapatkan setiap siswa serta peningkatan maupun penurunan skor science-related attitudes siswa. Dari data tersebut dapat dijakian dasar

wawancara. Data wawancara dideskripsikan sehingga menggambarkan keadaan dan kemampuan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan keseluruhan data yang telah dikumpulkan, data dipilih berdasarkan kriteria aspek science-related attitudes yang telah ditentukan dan dibuat generalisasi dari masing-masing aspek. Kemudian disajikan melalui interpretasi dan diurai menjadi sebuah deskripsi keadaan siswa pada setiap aspek science-related attitudes.


(28)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian didapatkan peningkatan persentase profil

science-related attitudes siswa dari hasil pre-test dan post-test, yaitu 2,83% pada

aspek implikasi sosial, 4,53% pada aspek normalitas ilmuwan, 5,60% pada aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,74% pada aspek adopsi sikap ilmiah, 2,67% pada aspek kesenangan terhadap pelajaran sains, 2,77% pada aspek minat terhadap sains saat waktu luang, dan 2,66% pada aspek minat berkarir di bidang sains. Namun dari hasil post-test dan re-test menunjukkan penurunan persentase profil science-related attitudes siswa pada lima aspek, diantaranya 1,46% pada aspek implikasi sosial, 0,20% pada aspek pandangan terhadap ilmuwan, 1% pada aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah, 1,60% pada aspek adopsi sikap ilmiah, 0,87% pada aspek kesenangan terhadap pelajaran sains. Dari hasil post-test dan re-test juga menunjukkan peningkatan persentase profil science-related attitues siswa pada dua aspek, yaitu 0,13% pada aspek minat terhadap sains saat waktu luang, dan 0,14% pada aspek minat berkarir di bidang sains. Secara rinci profil science-related attitudes siswa kelas VII SMPN 12 Bandung sebagai berikut:

1. Profil science-related attitudes siswa sebelum menggunakan metode demonstrasi berbasis POE adalah aspek pandangan terhadap ilmuwan (normality of scientist), aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah (attitude of

scientific inquiry), aspek minat terhadap sains sat waktu luang (leisure interest in science) dan aspek minat berkarir dalam bidang sains (career interest in science) persentase kemunculannya cukup baik. Sedangkan aspek implikasi

sosial sains (social implication of science), adopsi sikap ilmiah (adoption of

scientific attitude) dan aspek kesenangan terhadap sains saat waktu luang

(enjoyment of science lessons) persentase kemunculannya sudah baik.

2. Profil retensi dan profil science-related attitudes siswa setelah menggunakan metode demonstrasi berbasis POE adalah aspek pandangan terhadap ilmuwan (normality of scientist), aspek minat terhadap sains saat


(29)

65

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

waktu luang (leisure interest in science) dan aspek minat berkarir dalam bidang sains (career interest in science) persentase kemunculannya cukup baik. Sedangkan aspek implikasi sosial sains (social implication of science), adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific attitude) dan aspek kesenangan terhadap sains saat waktu luang (enjoyment of science lessons) aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah (attitude of scientific inquiry) persentase kemunculannya sudah baik.

3. Terdapat peningkatan profil science-related attitudes siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE. Namun, resistensi profil science-related attitudes tidak terlalu baik terbukti dengan terjadinya penurunan persentase science-related attitudes siswa setelah satu bulan tidak melaksanakan pembelajaran menggunakna metode demonstrasi berbasis POE.

B. IMPLIKASI

Implikasi dari temuan penelitian ini adalah dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE secara simultan, peneliti dapat berharap science-related attitudes siswa dapat meningkat pada setiap siswa. Berdasarkan implikasi tersebut, secara rinci ditemukan bahwa:

1. Dengan meningkatnya aspek implikasi sosial sains (social implication of

science), maka akan meningkat rasa ingin selalu mencari solusi mengai

masalah masyarakat melalui sains.

2. Dengan meningkatnya pandangan terhadap ilmuwan (normality of

scientist), maka pandangan negatif mengenai ilmuwan akan semakin

sedikit. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk tidak takut dan tidak degan untuk menjadi seorang ilmuwan.

3. Dengan meningkatnya sikap terhadap penyelidikan ilmiah (attitude of

scientific inquiry), maka rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena

akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya rasa ingin tahu, keinginan siswa untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana akan semakin meningkat pula. Selain itu, siswa tidak akan mudah percaya


(30)

66

terhadap informasi-informasi yang diterima jika siswa tersebut belum melakukan percobaan terkait hal tersebut.

4. Dengan meningkatnya adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific

attitude), maka siswa akan semakin membuka dirinya terhadap

lingkungan sekitar. Selain itu, siswa akan berani menerima pendapat sesama demi bertambahnya ilmu dan selalu bersikap jujur demi rasa percaya terhadap diri sendiri dan orang lain.

5. Dengan meningkatnya kesenangan terhadap pelajaran sains (enjoyment of

science lessons), maka semangan belajar sains siswa akan semakin

bertambah. Hal tersebut dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang sains.

6. Dengan meningkatnya minat terhadap sains di waktu luang (leisure

interest in science), maka siswa tidak akan menyia-nyiakan waktunya

untuk hal-hal yang tidak terlalu penting demi masa depannya. Selain itu, siswa akan mendapatkan rasa percaya diri terhadap bidang sains.

7. Dengan meningkatnya minat berkarir dalam bidang sains (career interest

in science), maka siswa termotivasi untuk terus belajar sains dengan baik

hingga dapat mencapai cita-citanya yang berhubungan dengan sains.

C. REKOMENDASI

Berlandaskan kepada hasil temuan penelitian ini, maka ada beberapa pandangan yang mungkin dapat dijadikan masukan atau saran guna meningkatkan profil science-related attitudes siswa, diantaranya:

1. Media diorama berupa dum ekologi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sebaiknya dibuat menjadi lebih dari satu diorama. Jika tidak, disarankan untuk menggunakan media elektronik seperti web

cam untuk merekam kegiatan demonstrasi yang dilaksanakna oleh guru

sementara siswa melihat proses tersebut melalui LCD. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko jumlah siswa yang tidak dapat memperhatikan dengan jelas proses dari kegiatan demonstrasi tersebut.


(31)

67

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Saat penelitian berlangsung, kondisi siswa harus diperhatikan karena kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil penelitian.

3. Untuk penelitian selanjutnya, profil science-related attitudes siswa akan lebih mudah tervalidasi hasilnya jika dilakukan penelitian pada perbedaan gender. Hal ini disebabkan banyak penelitian sebelumnya yang menguak perbedaan gender mempengaruhi science-related attitudes siswa.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. & Prastya, J.T. (2005). Strategi belajar mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ali, S.M., Mohsin, N.M., Iqbal, Z.M. (2013) The discriminant validity and reliability for urdu version of test of science-related attitudes (TOSRA).

International journal of humanities and social science, 3 (2), 29-39

Anwar, H. (2009) Penilaian sikap ilmiah dalam pembelajaran sains. Jurnal

Pelangi Ilmu, 2 (5), 103-114

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Armando, G. (2013) Pembentukkan sikap [Online]. Tersedia: http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/2010/1841

Azwar, S. (2015). Sikap manusia, (Edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Campbell, N.A. (2010). Biologi edisi 8 jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Daluba & Ekeyi, N. (2013) Effect of demonstration method of teaching on students’ achievement in agricultural science. World journal of education, 3

(6), 1-7

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2006). How to Design and Evaluate Research in

Education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Fraser, B.J. (1981) Handbook Test of Science-Relaed Attitudes (TOSRA). Victoria: Educational Research

George, R.K. (2006). Instrument Development in The Affective Domain. Boston, MA: Kluwer-Nijhoff Publishing

Hake, R. (1998). Interactive-Engagement Methods in Introductory Mechanics

Courses. [Online]. Diakses dari http://www.physics

indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf. [20 Mei 2014]

Herliani, R.R. (2005). Hubungan antara sikap terhadap sains dan prestasi belajar

sains pada siswa sekolah menengah pertama di Indonesia berdasarkan data TIMSS 2003. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Indonesia

Huda, Y. (2009). Grafik Suhu Rata-Rata Bumi Tahun 1880-2000. [Online]. Tersedia: http://alumni.stanford.edu. [12 Maret, 2015]

Hurrahman, F. (2008). Metode Demonstrasi dan Eksperimen [Online]. Tersedia :

http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metodedemonstrasi-dan-ekspermen/

Ikhsan, Z., Halim, L., Osman, K. (2006) Sikap terhadap sains dalam kalangan pelajar sains di peringkat menengah dan matrikulasi, 14 (2), 131-147


(33)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joyce, C. (2006). Predict-Observe-Eplain. [Online]. Diakses dari http://arb.nzcer. org.nz/strategies/poe.php. [20 Mei 2014].

Karlyna, T. (2011). Efek Rumash Kaca. [Online]. Tersedia: umikasum.blogspot.com. [12 Maret 2015]

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen kurikulum 2013. [Online]. Diakses dari http://tania.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/dokumen-kurikulum-2013.pdf

Kheng, M.C.C. (2005). Effects of biology-infused demonstration on achievement

and attitudes in junior college physics. (Disertasi). The University of

Western Australia.

Liliweri & Alo. (2003). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Matlin, M. (1998). Cognition. Fort Worth: Harcourt Brace Collage Publishers Meryana, R. (2009). Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta: Kencana

Millar, R. (2004). The Role of Practical Work in Teaching and Learning of

Science. Washington: National Academy of Science

McCown, R., Driscoll, M., Roop, P.G. (1996). Educational psychology, (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon

Newbill, P.L. (2005). Instructional strategies to improve women’s attitude toward

science. (Disertasi). Virginia Polytechnic Institute and State

Rohendi, D., Sutarno, H., Ginanjar, M.A. (2010) Efektivitas metode pembelajaran demonstrasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas x pada mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi di sekolah menengah kejuruan. Jurnal pendidikan teknologi informasi dan komunikasi, 3 (1), 16-18

Ruseffendi. E.T. (2005). Dasar-dasar penelitian pendidikan & bidang eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta

Sekarningrum, A.D., Sajidan, Sarwanto (2014) Pengembangan dan implementasi model pembelajaran predict, planning, observe explain, write (P2OEW) pada materi pencemaran kelas X SMA Negeri 7 Surakarta. Jurnal inkuiri, 3 (3), 1-6 Shrigley, R. L. (1990). Attitude and behavior are correlates. Journal of Research in


(34)

Sonia, S. (2013). Korelasi diantara pengetahuan tentang nature of science, sikap

tentang sains, dan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan pendidikan sains tekhnologi masyarakat lingkungan. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Sudarman, et al. (2011). Pemanasan global solusi dan peluang bisnis. Jakarta: PT. Gramedia.

Susanta, G. & Sthjahjo, H. (2007). Akankah indonesia tenggelam akibat

pemanasan global?. Jakarta: Penebar Swadaya.

Taher, M. (2013). Kurikulum. [Online]. Diakses dari http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/nobs1404714717. pdf


(1)

65

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

waktu luang (leisure interest in science) dan aspek minat berkarir dalam bidang sains (career interest in science) persentase kemunculannya cukup baik. Sedangkan aspek implikasi sosial sains (social implication of science), adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific attitude) dan aspek kesenangan terhadap sains saat waktu luang (enjoyment of science lessons) aspek sikap terhadap penyelidikan ilmiah (attitude of scientific inquiry) persentase kemunculannya sudah baik.

3. Terdapat peningkatan profil science-related attitudes siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE. Namun, resistensi profil science-related attitudes tidak terlalu baik terbukti dengan terjadinya penurunan persentase science-related attitudes siswa setelah satu bulan tidak melaksanakan pembelajaran menggunakna metode demonstrasi berbasis POE.

B. IMPLIKASI

Implikasi dari temuan penelitian ini adalah dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE secara simultan, peneliti dapat berharap science-related attitudes siswa dapat meningkat pada setiap siswa. Berdasarkan implikasi tersebut, secara rinci ditemukan bahwa:

1. Dengan meningkatnya aspek implikasi sosial sains (social implication of science), maka akan meningkat rasa ingin selalu mencari solusi mengai masalah masyarakat melalui sains.

2. Dengan meningkatnya pandangan terhadap ilmuwan (normality of scientist), maka pandangan negatif mengenai ilmuwan akan semakin sedikit. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk tidak takut dan tidak degan untuk menjadi seorang ilmuwan.

3. Dengan meningkatnya sikap terhadap penyelidikan ilmiah (attitude of scientific inquiry), maka rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya rasa ingin tahu, keinginan siswa untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana akan semakin meningkat pula. Selain itu, siswa tidak akan mudah percaya


(2)

66

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap informasi-informasi yang diterima jika siswa tersebut belum melakukan percobaan terkait hal tersebut.

4. Dengan meningkatnya adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific attitude), maka siswa akan semakin membuka dirinya terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, siswa akan berani menerima pendapat sesama demi bertambahnya ilmu dan selalu bersikap jujur demi rasa percaya terhadap diri sendiri dan orang lain.

5. Dengan meningkatnya kesenangan terhadap pelajaran sains (enjoyment of science lessons), maka semangan belajar sains siswa akan semakin bertambah. Hal tersebut dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang sains.

6. Dengan meningkatnya minat terhadap sains di waktu luang (leisure interest in science), maka siswa tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak terlalu penting demi masa depannya. Selain itu, siswa akan mendapatkan rasa percaya diri terhadap bidang sains.

7. Dengan meningkatnya minat berkarir dalam bidang sains (career interest in science), maka siswa termotivasi untuk terus belajar sains dengan baik hingga dapat mencapai cita-citanya yang berhubungan dengan sains.

C. REKOMENDASI

Berlandaskan kepada hasil temuan penelitian ini, maka ada beberapa pandangan yang mungkin dapat dijadikan masukan atau saran guna meningkatkan profil science-related attitudes siswa, diantaranya:

1. Media diorama berupa dum ekologi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sebaiknya dibuat menjadi lebih dari satu diorama. Jika tidak, disarankan untuk menggunakan media elektronik seperti web cam untuk merekam kegiatan demonstrasi yang dilaksanakna oleh guru sementara siswa melihat proses tersebut melalui LCD. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko jumlah siswa yang tidak dapat memperhatikan dengan jelas proses dari kegiatan demonstrasi tersebut.


(3)

67

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Saat penelitian berlangsung, kondisi siswa harus diperhatikan karena kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil penelitian.

3. Untuk penelitian selanjutnya, profil science-related attitudes siswa akan lebih mudah tervalidasi hasilnya jika dilakukan penelitian pada perbedaan gender. Hal ini disebabkan banyak penelitian sebelumnya yang menguak perbedaan gender mempengaruhi science-related attitudes siswa.


(4)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. & Prastya, J.T. (2005). Strategi belajar mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ali, S.M., Mohsin, N.M., Iqbal, Z.M. (2013) The discriminant validity and reliability for urdu version of test of science-related attitudes (TOSRA). International journal of humanities and social science, 3 (2), 29-39

Anwar, H. (2009) Penilaian sikap ilmiah dalam pembelajaran sains. Jurnal Pelangi Ilmu, 2 (5), 103-114

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Armando, G. (2013) Pembentukkan sikap [Online]. Tersedia: http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/2010/1841

Azwar, S. (2015). Sikap manusia, (Edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Campbell, N.A. (2010). Biologi edisi 8 jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Daluba & Ekeyi, N. (2013) Effect of demonstration method of teaching on students’ achievement in agricultural science. World journal of education, 3 (6), 1-7

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2006). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Fraser, B.J. (1981) Handbook Test of Science-Relaed Attitudes (TOSRA). Victoria: Educational Research

George, R.K. (2006). Instrument Development in The Affective Domain. Boston, MA: Kluwer-Nijhoff Publishing

Hake, R. (1998). Interactive-Engagement Methods in Introductory Mechanics Courses. [Online]. Diakses dari http://www.physics indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf. [20 Mei 2014]

Herliani, R.R. (2005). Hubungan antara sikap terhadap sains dan prestasi belajar sains pada siswa sekolah menengah pertama di Indonesia berdasarkan data TIMSS 2003. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Indonesia

Huda, Y. (2009). Grafik Suhu Rata-Rata Bumi Tahun 1880-2000. [Online]. Tersedia: http://alumni.stanford.edu. [12 Maret, 2015]

Hurrahman, F. (2008). Metode Demonstrasi dan Eksperimen [Online]. Tersedia :

http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metodedemonstrasi-dan-ekspermen/

Ikhsan, Z., Halim, L., Osman, K. (2006) Sikap terhadap sains dalam kalangan pelajar sains di peringkat menengah dan matrikulasi, 14 (2), 131-147


(5)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joyce, C. (2006). Predict-Observe-Eplain. [Online]. Diakses dari http://arb.nzcer. org.nz/strategies/poe.php. [20 Mei 2014].

Karlyna, T. (2011). Efek Rumash Kaca. [Online]. Tersedia: umikasum.blogspot.com. [12 Maret 2015]

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen kurikulum 2013. [Online]. Diakses dari http://tania.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/dokumen-kurikulum-2013.pdf

Kheng, M.C.C. (2005). Effects of biology-infused demonstration on achievement and attitudes in junior college physics. (Disertasi). The University of Western Australia.

Liliweri & Alo. (2003). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Matlin, M. (1998). Cognition. Fort Worth: Harcourt Brace Collage Publishers Meryana, R. (2009). Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta: Kencana

Millar, R. (2004). The Role of Practical Work in Teaching and Learning of Science. Washington: National Academy of Science

McCown, R., Driscoll, M., Roop, P.G. (1996). Educational psychology, (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon

Newbill, P.L. (2005). Instructional strategies to improve women’s attitude toward science. (Disertasi). Virginia Polytechnic Institute and State

Rohendi, D., Sutarno, H., Ginanjar, M.A. (2010) Efektivitas metode pembelajaran demonstrasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas x pada mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi di sekolah menengah kejuruan. Jurnal pendidikan teknologi informasi dan komunikasi, 3 (1), 16-18

Ruseffendi. E.T. (2005). Dasar-dasar penelitian pendidikan & bidang eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta

Sekarningrum, A.D., Sajidan, Sarwanto (2014) Pengembangan dan implementasi model pembelajaran predict, planning, observe explain, write (P2OEW) pada materi pencemaran kelas X SMA Negeri 7 Surakarta. Jurnal inkuiri, 3 (3), 1-6 Shrigley, R. L. (1990). Attitude and behavior are correlates. Journal of Research in


(6)

Yuniar Elfira Kusfarida, 2015

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sonia, S. (2013). Korelasi diantara pengetahuan tentang nature of science, sikap tentang sains, dan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan pendidikan sains tekhnologi masyarakat lingkungan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Sudarman, et al. (2011). Pemanasan global solusi dan peluang bisnis. Jakarta: PT. Gramedia.

Susanta, G. & Sthjahjo, H. (2007). Akankah indonesia tenggelam akibat pemanasan global?. Jakarta: Penebar Swadaya.

Taher, M. (2013). Kurikulum. [Online]. Diakses dari http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/nobs1404714717. pdf


Dokumen yang terkait

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

PROFIL KEMAMPUAN HIPOTESIS SISWA PADA SUB KONSEP PEMANASAN GLOBAL MELALUI DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE).

0 0 19

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL.

3 22 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT- OBSERVE- EXPLAIN PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL.

0 4 45

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK METODE PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

2 8 55

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM BERDASARKAN STRATEGI EVALUASI MODEL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE).

6 22 36

PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN - repository UPI S BIO 1100914 Title

0 0 3

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT- OBSERVE- EXPLAIN PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL - repository UPI S BIO 1100580 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN LEARNING LOG UNTUK SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN PEMANASAN GLOBAL DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN - repository UPI S BIO 1104299 Title

0 1 1

ANALISIS PENURUNAN MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP PEMANASAN GLOBAL DENGAN TES DIAGNOSTIK (TWO-TIER TEST) SETELAH PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE)

0 0 13