Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB III

BAB TIGA
PROSEDUR PENELITIAN

Pendekatan Penelitian
Untuk memahami dan mendapat pengetahuan yang tepat dalam
penelitian disertasi ini, peneliti membahas atau mengelaborasi
beberapa perspektif teori tentang komunitas pengusaha IKBK sebagai
aktor, serta bagaimana konteks ranah filosofi Gus-ji-gang sebagai
keutamaan dagang masyarakat Kabupaten Kudus yang di dalamnya
mengandung akulturasi nilai-nilai agama dengan moral budaya Jawa
atau budaya lokal yang menurut pandangan Max Weber (1958) sebagai
”tranformasi struktural” sekaligus juga ”lintas struktural” antara dua
bidang yaitu agama dan ekonomi, yang pada dasarnya sebagai habitus
atau dasar kekuatan pembentukan social capital dalam kegiatan bisnis
keluarga masyarakat Kudus.
Pada titik ini pula kita melihat bagaimana pergeseran dan
perubahan perspektif nilai-nilai Agama Jawa atau sering disebut Islam
Jawa dalam tanggapan-tanggapan baik berupa pemikiran maupun cara
bertindak yang sesuai sebagai kedalaman nilai-nilai moral Gus-ji-gang
baik sebagai habitus yang melandasi social capital, terutama perspektif
teoritik Boudieu sebagai bangunan kerangka analitis, sehingga peneliti

tidak saja memahami dinamika perspektif (pergeseran paradigma)
dalam menganalisis komunitas pengusaha IKBK tetapi juga diharapkan
hasil penelitian ini menjadi acuan tentang bagaimana penetrapan
filosofi Gus-ji-gang sebagai ”Habitus” dasar kekuatan social capital atas
bisnis keluarga yang mengembangkan ekonomi lokal di Kabupaten
Kudus dan tujuannya adalah bukan -to learn about the people, akan
tetapi – to learn from the people - tentang gambaran menyeluruh yang
holistik dan koherensi mengenai realitas sosial di lingkungan IKBK
bordir yang sebenarnya.
111

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

Berdasarkan isu tersebut di atas, maka dalam studi ini dapat
didekati dengan berbagai disiplin ilmu dan pendekatan penelitian
kualitatif1 yang paling tepat dengan menggunakan sistem
kompleksitas2. Lebih jauh sistem kompleksitas merupakan sistem yang
berusaha melihat secara holistik dan koherensi. Melihat kegiatan
ekonomi sebagai sistem sosial yang dianggap sebagai sistem yang

kompleks berarti melihat sistem sosial dalam dinamikanya secara
evolusioner dan sifat-sifat tidak linier, dimana hubungan makro atau
kolektivisme - mikro atau individualisme dalam level-level hierarkis
masyarakat tersebut. Hal itu sangat wajar karena teori sosial terasa
sangat individualistik secara ontologis3 atau individualistik
metodologis4, sementara ada yang terasa sangat makro atau bersifat
kolektif yang mengobservasi dalam terminologi struktur masyarakat
dan sistem sosial itu sendiri (Situngkir, 2003).
Pendekatan kompleksitas ini dipilih karena kehidupan
pengusaha IKBK bordir sebagai individu yang berdialektika dengan
kehidupan masyarakat sebagai sistem sosial, melekat dua macam
karakter perilaku bisnis IKBK bordir yaitu di satu sisi mengajarkan agar
manusia hidup “pasrah” dan “rela” menerima apapun pemberian dari
Tuhan sebagai etika hidup sak titahe dan rejeki paringane Gusti Allah
yang sesuai dengan konsep ”gus” dan “ji” dalam Gus-ji-gang dan itu
merupakan kekuatan “spiritual” yang dilakukan masyarakat Kudus
dalam menjaga kehidupannya. Sebaliknya di sisi lain kata “gang” yaitu
dagang dalam Gus-ji-gang sebagai kegiatan bidang ekonomi yang
identik dengan tindakan-tindakan rasional yang memiliki parameter
yang terukur. Kedua karakter tersebut melekat pada diri masyarakat

Kudus yaitu religius yang memiliki etos kerja yang ulet, hemat dan
kuat. Namun akibat perkembangan teknologi informasi serta
meningkatnya mobilitas sosial turut mempengaruhi kehidupan sosial
(tekanan kapitalisme global) sehingga pergeseran sosial tidak bisa
terbendung dan selalu terjadi, namun di sisi lain memiliki semangat
untuk mempertahankan local asset dan local value.
Penelitian kualitatif dipilih, menurut Sugiyono (2007)
menjelaskan bahwa pada umumnya alasan yang dipakai ketika peneliti
112

Prosedur Penelitian

menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu karena permasalahan
belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga
tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dan
dikumpulkan dengan metode lainnya dan peneliti memiliki tujuan
untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola,
hipotesis, dan teori. Karakter utama pendekatan kualitatif ini
mengedepankan makna, konteks dan perspektif emic5, sehingga
kedalaman informasi lebih penting daripada cakupan penelitian.

Berarti pendekatan emic berdasarkan pada penyikapan pada konsep
yang digunakan untuk menegaskan difinitif tentang fenomena yang
dikaji tidak lain dan seharusnya adalah fenomena yang menjadi
persepsi subyek pelaku (pengusaha IKBK bordir). Sehingga informasi
emic (pandangan informan) tidak dapat dipisahkan dari informasi etic
(pandangan peneliti). Informasi emic yang disampaikan oleh informan
akan kita terima, kemudian akan mengolah, menafsirkan, dan
menganalisisnya menurut metode, teori, teknik, dan pandangan kita.
Selanjutnya penelitian kita hasilnya pada suatu saat nanti juga
merupakan hasil pemikiran peneliti, jadi bersifat etic.
Sementara itu, Bogdan dan Taylor (1993:30-31) mengungkapkan bahwa, dasar pertimbangan yang bisa dijadikan argumen
untuk menggunakan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: (a)
Masalah yang diteliti mengarah kepada keadaan-keadaan dari
individu/aktor secara holistik (utuh). Jadi pokok kajiannya tidak akan
diredusir (disederhanakan) kepada variabel yang telah ditata atau
sebuah hipotesis yang telah direncanakan sebelumnya, namun akan
dilihat sebagai bagian dari sesuatu yang utuh, (b) Penelitian bertujuan
untuk memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka
sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya,
dan membuat dan menyusun konsep-konsep yang hakiki. Demikian

juga Miles dan Huberman (1994) menjelaskan, dengan pendekatan
kualitatif yang menggunakan data kualitatif dapat mengikuti dan
memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dari
lingkup orang setempat bahkan dapat membimbing untuk menemukan
kerangka teori baru yang tidak terduga sebelumnya.
113

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan sitem kompleksitas, yang diharapkan dapat mengungkap
keunikan, proses-proses subyektif dan memahami makna-makna
dengan paradigma “fenomenologi”6. Fenomenologi secara etimologis,
berasal dari kata kerja bahasa Yunani, yaitu phanomai yang artinya
menunjukkan atau menampakkan diri sendiri6 dan logos artinya kata,
ucapan, rasio, pertimbangan, dan bentuk jamaknya adalah phenomena,
atau “gejala” yang diartikan sebagai tampilan suatu object, peristiwa
kejadian ataupun kondisi-konsisi menurut persepsi (Littlejohn,2002);
esensinya adalah pendekatan kualitatif terhadap gejala dan atau realita

yang diteliti. Penelitian kulitatif dalam paradigma phenomenology
berusaha memahami arti (mencari makna) dari peristiwa dan kaitankaitannya dengan orang-orang, bisa dalam situasi tertentu. Menurut
Maleong (2005) ada beberapa ciri pokok phenomenology yaitu:1)
phenomenologi
cenderung
mempertentangkannya
dengan
“naturalism” yaitu yang disebut objektivisme dan positivisme, yang
telah berkembang sejak jaman renaisans dalam ilmu pengetahuan
modern dan teknologi; 2) secara pasti, phenomenologis cenderung
memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh
Husserl sebagai “Evidenz” yang dalam hal ini merupakan kesadaran
tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang
lainnya, dan mencakupi untuk sesuatu dari segi itu, dan 3)
phenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda
yang ada dalam dunia alam dan budaya.
Metode kualitatif pendekatan phenomenology (Leksono, 2013),
mengacu pada tingkah laku, tindakan, perbuatan, pelaksanaan
kegiatan, melalui hubungan timbal balik antar sesama manusia, antar
peran-peran yang diambilnya dalam komunitas-komunitas dalam

organisasi dan up & down usaha bordir. Peneliti masuk dalam social
setting dan terlibat dalam proses interaksi secara intens, namun tidak
lebih superior daripada subyek pelaku di IKBK bordir. Fenomena
ekonomi dalam kegiatan IKBK bordir memuat berbagai perspektif
antar-disiplin, lintas-disiplin, karena menyentuh persoalan-persoalan
subject pelaku ekonomi yang sikap tindak ekonominya dibekali oleh
114

Prosedur Penelitian

segala macam latar belakang mindset, profesi, keahlian, kepentingan,
harapan, dan tujuan. Tindakan ekonomi, juga merupakan bagian dari
tindakan sosial.
Weber (Ritzer,2011)6 mengedepankan ”tindakan sosial itu
adalah tindakan yang memiliki arti”, yaitu tindakan seseorang yang
mengandung makna subjective bagi diri orang itu yang ditujukan
kepada orang lain. Untuk tindakan ekonomi yang ditujukan kepada
pihak lain maka itu adalah tindakan sosial sekaligus sebagai tindakan
ekonomi.


Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, gejala bersifat holistik atau
menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan demikian, menurut
Sugiyono (2007), dalam menetapkan penelitian secara keseluruhan
situasi sosial yang diteliti, meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor),
dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergi. Namun, karena
terlalu luasnya masalah, maka perlu dibatasi. Pembatasan masalah
inilah yang kemudian dalam penelitian kualitatif disebut fokus
penelitian dan fokus berhubungan dengan konteks. Dalam penelitian
ini, konteks tidak hanya mencakup tempat dan waktu, tetapi, bahkan
peristiwa penting yang menjadi setting penelitian ini.
Bertumpu pada ontology, epistemoloy dan axiology penelitian
yang didalami, berkenaan dengan identifikasi fenomena yang dikaji,
maka masalah penelitian dengan menunjuk pada pertanyaan penelitian
(research questions) adalah bagaimana sebetulnya filosofi Gus-ji-gang
dapat dimanfaatkan sebagai keutamaan dagang masyarakat Kabupaten
Kudus (khususnya pengusaha IKBK bordir) yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai akulturasi budaya Jawa dan agama Islam,
sebagai simbol hubungan sosialnya yang pada dasarnya searah dengan
habitus dalam pemikiran Bourdieu sebagai pembentukan social capital

guna meningkatkan kinerja ekonomi.

115

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

Untuk menuntun penelitian ini, maka dapat dipahami analisis,
statement di atas dalam proses penelitian diformulasi atas 3 fokus
kajian:
1.

Pengusaha IKBK bordir dalam melakukan kegiatan bisnis (proses
produksi, transaksi, distribusi dan resiprositas) yang berinteraksi
dengan berbagai pihak dalam memelihara kinerja ekonomi
(mendapatkan keuntungan/kerugian dan memperluas skala
usahanya) yang dilandasi keutamaan Gus-ji-gang sebagai etos kerja
yang terkandung nilai-nilai moral budaya Jawa dan agama Islam.

2.


Mekanisme kerja dan kebijakan pemegang otoritas (lembaga
terkait) dalam menjalankan regulasi dan pembinaan IKBK bordir
di Kabupaten Kudus.

3.

Proses hubungan sosialnya pada dasarnya searah dengan habitus
dalam pemikiran Bourdieu sebagai dasar kekuatan social capital
bagi perilaku pengusaha IKBK bordir dalam menjalankan
bisnisnya guna meningkatkan kinerja ekonomi.

Dengan menetapkan fokus penelitian ini, segala sesuatu
peristiwa di IKBK bordir, diperlukan pula fokus keterlibatannya
dengan lingkungannya, dengan masa lalunya dan bahkan masa
depannya usaha IKBK bordir, karena fenomena yang terjadi tidaklah
bermakna secara sendiri, sekurang-kurangnya menemukan makna
subyek pengusaha IKBK bordir dalam berinteraksi dengan subyeksubyek pengusaha lainnya.

Informan Penelitian

Dengan kehadiran berbagai pelaku kelembagaan yaitu
komunitas IKBK bordir, dan otoritas pemerintah daerah yang
bersentuhan dengan pengusaha IKBK bordir sebagai pelaku ekonomi,
pelaku sosial dan pelaku budaya maka penelitian ini menempatkan
individu pengusaha IKBK bordir sebagai Unit Analisis sekaligus sebagai
sumber informasi.
116

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang lebih mengarahkan penelitian
pada pengutamaan proses daripada produk, yang lebih mementingkan
informasi dari pada keterwakilan populasi, maka untuk teknik
penentuan informan menggunakan purposive dan snowball. Pengusaha
IKBK bordir yang dijadikan informan dalam penelitian ini diseleksi
dengan cara purposive (Creswell, 2007: 125) artinya informan yang
dipilih adalah informan sebagai pelaku yang mengetahui, memahami,
melakukan serta memiliki data penting yang dibutuhkan peneliti
untuk menjawab persoalan-persoalan penelitian dan peranannya yang
relevan dengan penelitian ini. Dengan menggunakan teknik ini, maka
akan diperoleh peluang sepenuhnya pemahaman teori yang
berkembang di lapangan yakni dengan sangat memperhatikan keadaan
dan situasi setempat khususnya nilai-nilai Gus-ji-gang.
Dalam memilih responden atau informan yang dianggap paling
tahu mengenai masalah penelitian dengan cara snowball (Creswell
2012; Sugiyono, 2011). Teknik snowball ini merupakan teknik
pengambilan informan yang awalnya sedikit, tetapi lama-kelamaan
bertambah banyak, tergantung pada sejauh mana informasi dan data
yang diperoleh dari sumber pertama, kedua, dan seterusnya dapat
diperoleh. Teknik ini, peneliti awalnya mengambil 2 orang sebagai
informan kunci (Ibu Hj. Sri Murni‟ah dan Bapak H. Moch Anshori)
terutama digunakan untuk menentukan pengusaha IKBK bordir
lainnya yang dianggap tahu banyak tentang kehidupan IKBK bordir
dan permasalahan yang dihadapi kaitannya dengan kebijakan
Pemerintah Kabupaten Kudus serta diminta untuk menunjukkan orang
lain untuk memberikan informasi, dan kemudian informan tersebut
diminta pula menunjukkan orang lain dan seterusnya, sampai pada
taraf ketuntasan dan jenuh, artinya informasi sudah dianggap cukup
terhadap informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Adapun sumber informasi yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah:

117

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

a. Sumber data primer, yang dikelompokkan dalam 4 kategori
yaitu: Pertama, kelompok akademisi, sumber informasi dari
kelompok akademisi, peneliti menentukan dua informan
(Dr.Abdul Jalil.M.Ei dan Nur Said.S.Ag,.M.Ag) staf pengajar
STAIN Kudus yang memiliki kapabilitas keilmuan yang tidak
diragukan serta pemahaman budaya, sosial maupun nilai-nilai
agama yang ada keterkaitanya dengan Gus-ji-gang. Kedua,
kelompok pengusaha bordir, dalam mendapatkan Informan
sekaligus sebagai subyek pelaku utama pengusaha Bordir di
antara pengusaha bordir di Desa Padurenan, Kecamatan
Gebog-Kabupaten Kudus ditentukan sebagai informan kunci,
kemudian keterwakilan sumber informasi yaitu Ibu H.Sri
Murni‟ah dan Bapak H.Moch Anshori, dipilih sebagai informan
kunci sekaligus pelaku utama yang menjadi objek studi, sebagai
seorang pengusaha komunitas IKBK bordir. Namun, bila dari
informasi yang diperoleh belum memberikan jawaban yang
diperoleh atau belum menunjukkan kejenuhan dan masih
diperlukan informasi lebih mendalam, maka informan kunci
tersebut diminta menunjukkan informan lain yang bisa
memberikan informasi lebih jelas dan menjawab pertanyaan
penelitian seperti individu lain yang menjadi rekan dan partner
usaha (termasuk anggota keluarga), pihak lain yang terkait
dengan jaringan bisnis keluarga yaitu pemasok faktor produksi
dan atau pemasaran hasil produksinya. Dalam upaya
memperdalam dan mempertajam informasi dalam konteks
penelitian ini, maka unit analisis selain aktor tunggal
(pengusaha bordir) juga akan melibatkan co-actors dalam
upaya memenuhi keabsahan data yaitu anggota keluarga (suami
atau isteri dan anak), sesama pengusaha bordir yang
dikenalnya. Ketiga, kelompok aparat daerah sebagai pemangku
kepentingan yang memegang otoritas wilayah maupun
pembina komunitas pengusaha bordir di Kecamatan Gebog
seperti Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah, Kecamatan Gebog dan Kelurahan Padurenan –
Kecamatan Gebog maupun pengurus Koperasi Padurenan Jaya.
118

Prosedur Penelitian

Keempat, kelompok masyarakat yang diminta sebagai nara
sumber adalah tokoh masyarakat Desa Padurenan-Kecamatan
Gebog dan Pengelola Yayasan Masjid dan Makam Sunan Kudus
antara lain Bapak KH.Najib Hasan dan Denny Nur Hakim.
b. Sumber data sekunder dihimpun melalui berbagai sumber
antara lain; hasil penelitian, review literatur, data statistik,
dokumen lainnya yang relevan seperti informasi dari media
massa, dokumentasi internet, arsip, foto, transkrip wawancara,
dan sumber data sekunder lainnya yang relevan menangani
filosofi Gus-ji-gang dan kegiatan industri kecil bordir di
Kabupaten Kudus.
Bilamana terdapat informasi dan persepsi dari pihak lain
(pengusaha, konsumen, pemasok bahan baku dan pelanggan) atau
pihak-pihak lain yang bukan aktor bila dipandang relevan sebagai
sumber data untuk diungkap, maka dimungkinkan dapat dijadikan
bagian kajian pembahasan lebih lanjut, sepanjang terdapat keterkaitan
dengan interaksi kegiatan pengusaha IKBK bordir yang menjadi aktor
penelitian.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi stándar data
yang ditetapkan.
Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan explorasi
(penelusuran) melalui informan kunci dengan menggunakan
wawancara dengan teknik snow-balling dan porposive. Informan yang
dihubungi pertama kali, peneliti dengan diantar saudara yang pernah
bekerja di Pemerinteah Kabupaten Kudus kemudian diantar ke
Kecamatan Gebog untuk bertemu Camat Gebog Ibu Djati Sholekhah,
kemudian oleh Ibu Djati Sholekhah peneliti diajak berkunjung ke Desa
119

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

Padurenan dan dipertemukan dengan tokoh masyarakat yaitu Bapak
Arif Chuzaimahtum (Kepala Desa Padurenan dan Ketua KSU
Padurenan Jaya) dan Bapak H.Gufron, tokoh masyarakat Desa
Padurenan.
Kemudian berdasarkan pertemuan tersebut dan wawancara
secara mendalam, peneliti mendapat petunjuk untuk menemui sdr.Izan
An Imi. S.Ag, seorang pengurus KSU Padurenan Jaya, setelah
dipertemukan dan dilakukan wawancara dan diskusi yang mendalam,
peneliti ditunjukkan dan diperkenalkan dengan informan kunci
pengusaha bordir yang mengetahui dan memahami pertanyaan
penelitian yaitu Bapak H.Moch Anshori dan Ibu Hj.Sri Murni‟ah. Dari
2 informan kunci tersebut diminta untuk menunjuk orang lain untuk
memberikan informasi, dan kemudian informan tersebut diminta pula
menunjukkan orang lain dan seterusnya sampai peneliti mendapatkan
jawaban atas pertanyaan penelitian artinya sudah dianggap cukup
terhadap informasi yang diperlukan.
Selama peneliti mengumpulkan informasi, mengamati dan ikut
dalam kegiatan usaha bordir, peneliti diberikan kesempatan menginap
berhari-hari dan diberikan fasilitas tidur di lantai 2 kantor KSU
Padurenan Jasa, sedangkan di lantai 1 disamping untuk kantor
administrasi, toko yang menyediakan bahan-bahan kebutuhan bordir
dan konfeksi dan di belakang kantor ada bengkel bordir yang tersedia
mesin bordir komputer 12 kepala sebanyak 3 unit, yang setiap hari
menerima jasa bordir 24 jam bekerja.
Metode wawancara dilakukan secara mendalam dan cara
penelusuran informasi dengan pertanyaan yang sama ditanyakan
kepada informan yang telah ditetapkan lebih dari satu. Dalam
wawancara peneliti menggunakan alat bantu catatan dan tape recorder,
setelah wawancara selesai, data dikumpulkan, direduksi dan diolah
menjadi suatu tulisan dalam bentuk metrik sebagai transkrip yang
memasukkan semua catatan dan hasil rekaman yang kemudian
dilakukan analisis tanpa harus menunggu semua proses pengumpulan
data di lapangan selesai (Sugiyono, 2011). Setelah itu, ada beberapa
120

Prosedur Penelitian

informasi yang belum jelas, tidak lengkap maka dilakukan wawancara
kembali dengan informan yang sama atau informan yang berbeda
untuk melakukan klarifikasi data atau informasi yang telah diberikan,
bahkan kadang-kadang mendapatkan informasi baru. Setiap
mendapatkan hasil wawancara dengan satu sumber informan
dipergunakan sebagai hipotesis sementara yang kemudian
dikonfirmasikan pada sumber kedua dan seterusnya sampai sumber
datanya jenuh dan terjadi generalisasi keseluruhan (Damin, 2002).
Metode observasi merupakan kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antara beberapa aspek dalam suatu fenomena, agar
mendapatkan pengamatan yang mendalam peneliti tinggal sementara
untuk beberapa minggu di kawasan penelitian. Observasi ini sangat
penting untuk dapat menggambarkan secara mendalam dan baik
perilaku dan pemikiran para pegusaha bordir, yang akhirnya
diiluminasi pula oleh teori-teori sosial yang ada ketika menyusun
sintesa. Dengan demikian, sintesa yang disusun merupakan hasil
kedekatan hubungan peneliti secara partisipatif dengan para pengusaha
bordir dan stake holder yang diteliti sehingga muncul teori baru yang
kontesktual. Setiap informasi yang diperoleh dirasakan sudah cukup,
peneliti kemudian pulang untuk menata informasi yang telah didapat
dan kembali lagi ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang
masih perlu diklarifikasi kembali. Observasi dihentikan pada saat
terjadi kejenuhan informasi, yaitu setelah tidak ada penambahan
informasi baru pada fenomena yang diamati. Sepulang dari lokasi
penelitian, terkadang para informan masih mengontak peneliti, atau
sebaliknya untuk memberikan berbagai informasi di lapangan bila
dirasa masih ada data yang tertinggal.
Dokumen dan berbagai referensi dicari di perpustakaan umum,
berbagai dokumen dan arsip pemerintah maupun Yayasan Masjid dan
Makam Sunan Kudus. Selain itu juga dokumen atau arsip yang
berhubungan dengan adat istiadat, sejarah berdirinya Kota kudus,
riwayat Sunan Kudus. Studi literatur dari berbagai buku dan jurnal121

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

jurnal ilmiah yang ada kaitannya dengan topik penelitian tetap pula
dilanjutkan selama penelitian berlangsung.

Validitas dan Reliabilitas Data
Validasi data (Miles dan Herman, 1999) dapat dilakukan bila
informan yang ditetapkan dalam kondisi sendiri dan di tempat yang
lain, ketika menjawab atau memberikan informasi yang sama kepada
peneliti. Keyakinan peneliti terhadap kebenaran jawaban dari
informan yang diwawancarai, juga merupakan bentuk validasi dan
reliabilitas data dalam pendekatan penelitian kualitatif yang bersumber
dari realita sosial yang diamati. Demikian juga untuk mendapatakan
data yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi dapat
digunakan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan
data yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2007). Sedangkan,
Andi Prastowo (2011) meminjam istilah Cohen dan Manion (1994)
menyatakan bahwa triangulasi bisa dimaknai sebagai suatu teknik yang
menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data dalam
penelitian terhadap berbagai aspek perilaku manusia.
Tringulasi ini digunakan tidak hanya pada saat pengumpulan
data, tetapi juga pada waktu memeriksa hasil analisis kualitatif.
Penggunaan triangulasi ini bermanfaat untuk memecahkan persoalan
potensial mengenai validasi konstruk (Yin,1984). Untuk keperluan
itulah, jenis triangulasi yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
adalah: (a) tringulasi data, yaitu dengan cara mengumpulkan data dari
waktu ke waktu dan dari orang atau sumber berbeda, baik di lokasi
penelitian Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, (b)
triangulasi peneliti, dengan cara meminta peneliti lain yang pernah
mengkaji tema serupa untuk memeriksa hasil analisis pengumpulan
data (c) triangulasi metode, dengan cara menggunakan metode
pengumpulan data yang berbeda dalam kaitannya dengan unit analisis
atau fokus penelitian yang sama.
122

Prosedur Penelitian

Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan aturan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti disarankan oleh Maleong (2006). Secara umum, langkahlangkah pengolahan data analisis data dalam penelitian kualitatif
menurut Pohan (2007) adalah sebagai berikut:
Proses Pengolahan Data
Setiap selesai kunjungan untuk mendapatkan informasi dalam
bentuk catatan, rekaman maupun gambar, kemudian langsung dibuat
transkrip wawancara, mentransfer dokumentasi suara dan gambar,
serta memformulasikan konsep-konsep yang muncul di lapangan,
kemudian segera disusun dalam berbagai model tampilan informasi
dalam bentuk matrik sehingga mempermudah peneliti untuk
memahami. Apabila ada jawaban informan yang tidak dipahami dan
diperlukan konfirmasi dan verifikasi terhadap beberapa yang tidak jelas
ketika dilakukan wawancara maka peneliti akan berkunjung kembali
untuk menanyakan kembali. Dari matrik yang telah dibuat kemudian
diedit. Konsekuensi pendekatan kualitatif dalam mengumpulkan data
pasti terkumpul sangat banyak dibandingkan dengan data yang benarbenar digunakan untuk membuat laporan dan analisis. Oleh karena itu
analisis data dilakukan selama dan secara bersamaan dengan saat
mengumpulkan data selesai saat itu juga.
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kembali terhadap
jawaban-jawaban informan, hasil observasi, dokumen-dokumen,
memilih foto, dan catatan-catatan lainnya. Tujuannya adalah untuk
menghaluskan data dan selanjutnya adalah perbaikan kalimat dan kata,
memberi keterangan tambahan, membuang keterangan yang berulangulang atau tidak penting, menerjemahkan ungkapan bahasa setempat
ke bahasa Indonesia.
Pada tahap ini menggolong-golongkan jawaban dan data
lainnya menurut kelompok variabelnya. Selanjutnya, diklasifikasikan
123

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

lagi menurut indikator tertentu seperti yang ditetapkan sebelumnya.
Pengelompokan ini sama dengan menumpuk-numpuk data sehingga
akan mendapatkan tempat dalam kerangka (outline) laporan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Analisis Data
Pada tahap ini, data yang sudah diberi kode kemudian diberi
penafsiran. Hasilnya adalah pemaparan gambar tentang situasi dan
gejala dalam bentuk pemaparan naratif. Dengan demikian, apa yang
ditemukan pada data adalah konsep-konsep, hukum, dan teori yang
dibangun dan dikembangkan dari data lapangan, bukan dari teori yang
sudah ada. Prosesnya dimulai dari bawah, yaitu dari lapangan atau dari
data yang tidak menyatu kemudian merumuskan konsep dari teori
umum (induksi).
Analisis data menurut Milles dan Huberman (1999) dilakukan
dengan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi
data adalah memilih hal-hal pokok temuan, dan selanjutnya
dikembangkan sajian datanya secara naratif yang sesuai dengan fokus
penelitian. Sajian data, dalam hal ini proses pengumpulan data
dilajutkan, dan pembuatan data deskripsi, refleksi, reduksi data, dan
sajiannya, sehingga data yang dibutuhkan dirasakan cukup lengkap.
Reduksi data dan sajian data adalah dua komponen analisis yang
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Dengan
menggunakan langkah ini, peneliti akan mampu menyusun analisis
yang logis yang sesuai dengan arahan pokok permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini permasalahan pokok adalah: “Bagaimana filosofi
Gus-ji-gang dapat dimanfaatkan sebagai keutamaan dagang masyarakat
Kabupaten Kudus yang di dalamnya terkandung akulturasi agama
dengan nilai-nilai moral budaya Jawa yang merupakan habitus sebagai
landasan social capital guna meningkatkan kinerja ekonomi komunitas
IKBK bordir”.
Sedangkan proses analisis yaitu proses menarik kesimpulan
verifikasi, dilaksanakan aktivitasnya pada saat pengumpulan data sudah
cukup bahkan sudah selesai. Kesimpulan adalah tahapan yang
124

Prosedur Penelitian

dilakukan peneliti untuk mencari pola, model, hubungan dan/atau
persamaan dari hal-hal yang sering muncul di lapangan. Apabila
kesimpulan dirasakan masih kurang memadai, peneliti kembali ke
lapangan untuk melakukan klarifikasi kembali di lapangan guna
mengumpulkan data dengan sasaran yang sudah terfokus. Dengan
demikian, kegiatan menganalisis data penelitian merupakan proses
interaksi antara ketiga langkah analisis data tersebut, dan merupakan
siklus sampai kegiatan penelitian selesai.

CATATAN-CATATAN KAKI
Metode penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti
suatu obyek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada
pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang
diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna
(segi kualitas) dari fenomena yang diamati Andi Prastowo .”Metode Penelitian
Kualitatif:dalam perspektif Rancangan Penelitian.” (Jogyakarta: Ar-Ruzza Media,
2012,hlm.24).

1

Kompleksitas merupakan kajian atau studi terhadap sistem kompleks, kata
„kompleksitas‟ berasal dari kata latin compleexius yang artinya ”totalitas” atau
“keseluruhan, sebuah ilmu yang mengkaji totalitas sistem dinamik secara keseluruhan,
Selanjutnya dibaca Dimintrov,Vladimir, 2003. ”A New Kind of Social Science: Study of
Selft-Organization in Human Dynamics”, Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg. Sistem
dikatakan kompleks jika sistem itu terdiri dari banyak komponen atau sub-unit yang
saling berinteraksi dan mempunyai perilaku yang menarik, namun, pada saat yang
bersamaan, tidak kelihatan terlalu jelas jika dilihat sebagai hasil interaksi antar subunit yang diketahui. Purwani,Rajesh, (2003). ”Complexity, publikasi on-line”,
2

URL.http:/ /staff. scirncr. nus.edu.sg/-parwani. Diakses 10 Nopember 2014.
Individualisme ontologis merupakan landasan epistemologis teori sosiologi yang
mendasarkan diri pada individu manusia sebagai manusia sebagai pusat yang ada, sifatsifat dan objek sosial masyarakat hanyalah bentuk kombinasi dari partisipasi individual
di dalamnya.

3

Individualisme metodelogis merupakan landasan epistemologis yang berpendapat
bahwa setiap kejadian sosiologis dapat diterangkan secara individual dan setiap
hukum-hukum sosial dapat diterangkan dalam terminologi individual.
4

Memahami dan memaknai sesuatu teori, sesuatu fenomena ekonomi, sesuatu masalah
ekonomi menurut perpektif persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek
pelaku ekonomi; bukan menurut perpektif peneliti. Berarti emik lebih memandang
sesuatu fenomena dan makna ekonomi lebih aspiratif. Andi Prastowo, “ Metode

5

125

GUS-JI-GANG DALAM PRAKTIK BISNIS:
Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian” . (Jogyakarta:Ar-Ruzz
Meia,2012.hlm.218-219).
G.Ritzer, ”Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda”.(Jakarta:PT RajaGrfindo
Persada,2010),Cet.Ke-8

6

126

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KUALITAS BORDIR DALAM MENINGKATKAN PARIWISATA DI KUDUS (Studi Kasus Pengrajin Bordir “Allima Bordir” di Desa Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus).

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Transformasi Ekonomi Komunitas Blimbingsari D 902008006 BAB III

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB I

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB II

0 1 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB IV

0 1 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB IX

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB V

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB VI

0 0 58

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus D 902012109 BAB VII

0 3 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gus-Ji-Gang Dalam Praktik Bisnis: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

0 1 28