Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga T1 132009066 BAB I

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sarana pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung pembanganan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga benar-benar selaras dengan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Pendidikan nasional akan ditingkatkan menuju pengembangan kualitas dan kesepadanan kepotensi umum dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan dibidang pendidikan sekaligus mengantisipasi ketidakmampuan menjawab tantangan zaman. Sebagai salah satu wahana yang dijadikan tenaga siap tampil adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). SMK merupakan lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam menjawab tantangan zaman dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Program pengembangan SMK terhadap faktor-faktor non psikologis telah banyak dilakukan seperti: penambahan jam pelajaran, penambahan jam praktikum, meningkatkan standar kelulusan. Tetapi jika pembenahan tersebut tidak diimbangi dengan usaha pengembangan pada diri siswa akan percuma, karena psikologis siswa juga perlu diperhatikan.


(2)

Tentang self-efficacy, Bandura (1977), mendefinisikan sebagai keyakinan

diri dalam pertimbangan seseorang akan kemampuannya untuk

mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang diperlukan dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Hal ini tidak tergantung pada jenis keterampilan/ keahlian yang dimiliki seseorang, tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang apa yang dapat dilakukan menyangkut sebesar usaha yang dikeluarkan seseorang dalam suatu tugas dan seberapa lama orang akan bertahan. Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri menyebabkan seseorang terus berusaha sampai tujuan tercapai. Namun apabila keyakinan tidak kuat, seseorang cenderung akan mengurangi usahanya bila menemui masalah. Self-efficacy mempengaruhi bagaimana individu merasakan, berfikir, memotivasi diri sendiri, dan bertingkah laku. Tindakan individu, self-efficacy menentukan kesiapan individu dalam merencanakan apa yang harus dilakukannya. Individu dengan keyakinan diri tinggi tidak mengalami keragu-raguan dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Dengan self-efficacy yang tinggi individu memiliki tujuan yang sesuai dengan harapannya (dalam Bandura 1977).

Bandura (dalam Nevid, 2003), juga menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai self-efficacy tinggi dianggap dapat mengatasi tantangan dihadapai dengan segala kemampuan yang dimilikinya, karena didalamnya terdapat rasa percaya diri. Dalam mengatasi masalah, termasuk yakin dapat mengatasi tugas-tugas ujian, pekerjaan sehingga individu tersebut memperoleh hasil yang positif bagi dirinya. Dengan keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimiliki seseorang menyebabkan orang tersebut cenderung yakin terhadap kemampuan


(3)

yang dimilikinya tersebut. Hal tersebut didukung oleh Baron dan Greenberg yang menyatakan, bahwa self efficacy sebagai suatu keyakinan seseorang mengenai

kemampuanmya dalam melakukan tugas-tugas tertentu yang spesifik

(Nawangsari, 2001).

Menurut Bandura (1994), seseorang yang memiliki self-efficacy yang rendah memiliki keraguan akan kemampuam yamg dimilikinya dan menganggap tugas yang sulit adalah suatu rintangan yang harus dihindari oleh individu. Orang-orang yang memiliki self-efficacy rendah termasuk didalamnya adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang rendah, pesimis dan mudah putus asa. Dan jika individu mulai memiliki gejala-gejala yang sudah disebutkan, maka untuk berharap untuk pekerjan dimasa akan datang kemungkinan kecil.

Padahal dalam hidup seseorang pasti memiliki harapan atau aspirasi atas kehidupannya. Aspirasi adalah harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang. Dari harapan dan tujuan untuk mencapai keberhasilan kedepan disinilah seseorang dapat berkembang untuk maju. Tetapi hal tersebut perlu diimbangi dengan adanya usaha-usaha untuk mencapai semua itu. Seperti siswa-siswi SMK Kristen Salatiga sejak awal masuk sudah menentukan jurusan apa yang akan diambilnya. Dengan demikian, pasti ada harapan dan tujuan untuk ke depan nanti.

Setiap individu membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam Lewin et.al, (1944), the concept level of aspirationincludes several element. At perhaps the most fundamental level, the termindicates that one or more persons are oriented toward a goal. Dengan kata lain tingkatan konsep


(4)

aspirasi terdiri dari beberapa elemen, pada tingkatan yang paling mendasar, aspirasi mengindikasikan seseorang atau kelompok yang berorientasi pada suatu tujuan. Hal ini didasari dari konsep perbedaan individual yang dimiliki oleh setiap orang. Dimana siswa tingkat aspirasi yang tergolong terbatas, tetapi memiliki pangkat atau derajat yang tinggi.

Oleh karena itu, sejak awal seseorang mempunyai keahlian khusus pada dirinya dan individu kembangkan untuk kedepan. Tingkat aspirasi pekerjaan untuk setiap orang harus dimiliki. Karena hidup tidak bisa hanya tergantung pada orang lain saja, bahkan sejak kecil individu sudah memiliki cita-cita, harapam dan tujuan untuk mencapai keberhasilan. Individu menetapkan tujuan-tujuan yang menentang dan memelihara komitmen yang kuat terhadap tujuan tersebut, serta memotivasi diri untuk mencapaimya dengan meningkatkan dan mempertahankan usaha-usaha mereka ketika menghadapi kegagalan. (Bandura, 1997).

Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Salatiga dan juga hasil wawancara pada guru dan beberapa siswa dalam hubungan antara Tingkat aspirasi Pekerjaan dengan self-efficacy siswa perlu diteliti. Menurut guru SMK Kristen (BM) Salatiga, sebagian siswa memiliki harapan yang tinggi dalam memiliki pekerjaan tetapi keyakinan dirinya masih kurang. Jadi memang masih banyak yang memang perlu ditolong dalam sistem belajarnya bahkan tingkat keyakinannya kurang. Perlu adanya tindakan untuk hal tersebut sehingga ada pembenahan di dalam sistim para siswa.

Dari beberapa siswa yang ditemui, menyatakan bahwa kelemahan siswa saat ini adalah nilai harian masih ada yang belum tuntas, karena sering kali ketika


(5)

besoknya akan ulangan mereka tidak belajar. Siswa lebih senang terjun langsung ke lapangan daripada mengerjakan tugas secara tertulis. Beberapa siswa sering tertinggal pelajaran, karena membolos ataupun terlambat masuk sekolah, karena perlu diketahui bahwa terlambat 1 menitpun tidak diperbolehkan untuk masuk, entah itu siswa ataupun guru. Siswa hanya saja menganggap sekolah adalah rutinitas dan kewajiban individu dikeluarga dan disekolah. Terpenting bagi siswa adalah siswa sekolah dan bisa lulus tepat waktu, lalu mendapatkan kerja sesuai dengan bidangnya. Untuk masalah gaji siswa berharap bisa mendapatkan gaji yang tinggi ditempatkan dibagian yang sesuai dengan kemampuan. Ada pula yang hanya pasrah akan bekerja apa saja, karena menyadari bahwa hanya lulusan SMK dan tidak terlalu pintar seperti teman-temannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis berpendapat dan mengatakan bahwa anak-anak yang ada disekolah favorite yang notabene terdapat siswa yang berprestasi, apakah terdapat siswa-siswa yang memiliki Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan yang rendah. Dari rasa ingin tahu, itulah yang membuat penulis ingin mengetahui letak dalam dan meneliti bagaimana kesadaran siswa-siswi SMK Kristen (BM) Salatiga.

Tingkat aspirasi pekerjaan dan efikasi diri siswa itu sangat penting dan memang harus dimiliki oleh setiap individu. Sehingga menjadi motivasi individu untuk terus maju dan mencapai setiap cita-cita yang dimiliki setiap siswa, dan mencapai keberhasilan bagi individu. Dalam penelitian sebelumnya bahwa adanya pengaruh yang signifikan hubungan efikasi diri terhadap minat berwirausaha, pada penelitian Arista Lukmayanti (2012) dengan judul “ Hubungan Efikasi Diri


(6)

dengan Harapan Berwirausaha Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di

SMK Negeri 6 Yogyakarta”, dengan Alpha 0,810 signifikan p 0,004 < p table 0,05 dan menunjukan ada korelasi. Dilihat dari hasil penelitian sebelumnya, serta kenyataan konteks SMK Kristen Salatiga sebagai tempat observasi penulis, telah memberikan pemahaman bahwa hasil-penalitian mengenai hubungan antara tingkat aspirasi dalam pekerjaan dengan efikasi diri perlu untuk diangkat kembali. Pada februari 2013 penulis melakukan penelitian pada siswa kelas IX SMK Kristen (BM) Salatiga. Penulis memilih secara acak siswa kelas IX yang berjumlah 30 siswa. Dan penulis menyebarkan skala Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

Tabel 1.1

Data skala Self-Efficacy pada siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga

KATEGORI RANGE/SKOR FREQUENCY PERCENT

Rendah 81 – 89 7 24.3%

Sedang 90 – 98 8 25.7 %

Agak tinggi 99 – 107 7 21.3 %

Tinggi 108 – 117 8 28.7%

Total 30 100.0 %

Tabel 1.2

Data skala Self-Efficacy pada siswa kelas XI SMK Kristen(BM) Salatiga

KATEGORI RANGE/SKOR FREQUENCY PERCENT

Rendah 25 – 29 7 23.3 %

Sedang 30 – 34 8 27.0 %

Agak tinggi 35 – 39 7 23.3 %

Tinggi 40 – 44 8 26.4 %


(7)

Dari tabel 1.1 sebagian besar siswa (28,7%) memiliki Self-Efficacy pada kategori Tinggi dan diharapkan siswa memiliki tingkat aspirasi pekerjaan pada tabel 1.2 tinggi juga, namun data pra penelitian pada kategori tabel 1.2 menunjukan : Sedang (27,0%). Bila dilakukan analisis korelasi mempunyai kemungkinan tidak ada hubungan yang signifikan antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan, untuk memastikan ada tidaknya hubungan perlu dilakukan penelitian dengan populasi yang lebih luas pada siswa kelas XI SMK Keisten (BM) Salatiga. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul:” Hubungan Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

1.3Tujuan Masalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.


(8)

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Jika dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan yang signifikan antara Self-Efficacy dan Tingkat Aspirasi Pekerjaan pada siswa maka hasil peneliian ini sejalan dengan hasil penelitian Arista (2012). Bila penelitian ini menemukan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara Self-Efficacy dan Tingkat Aspirasi Pekerjaan pada siswa maka hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Guru

Guru dapat memberikan saran dan memotivasi siswa-siswinya agar mempunyai aspirasi pekerjaan dan Self-Efficacy yang kuat dari sekarang.

2. Bagi Siswa

Agar siswa tahu seberapa pentingnya mereka memiliki aspirasi pekerjaan dan efikasi yang kuat pada diri mereka, untuk perkembanganya dan masa depanya kedepan.

1.5Sistematika penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini ke dalam 5 bab, yaitu:

Bab I, Pendahuluan yang berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.


(9)

Bab II, Landasan teori, yang berisi tentang: self-efficacy yang didalamnya meliputi; pengertian self-efficacy, sumber-sumber self-efficacy, komponen self-efficacy, fungsi self-efficacy, faktor yang mempengaruhi self-efficacy Tingkat Aspirasi Pekerjaan, yang didalamnya meliputi; pengertian aspirasi, pengertian pekerjaan, tingkat aspirasi pekerjaan, fungsi tingkat aspirasi pekerjaan, faktor yang mempengaruhi tingkat aspirasi pekerjaa, aspek-aspek tingkat aspirasi pekerjaan. Teori hubungan tingkat aspirasi pekerjaan dengan efikasi diri, penelitian yang relevan dan hipotesis.

Bab III, Metode Penelitian, yang berisi: jenis penelitian, subjek penelitian, veriabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas item, pembagian kelompok eksperimen dan kelompok control, pretes dan teknik analisis data.

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi: gambaran subjek penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis data, dan pembahasan.


(1)

aspirasi terdiri dari beberapa elemen, pada tingkatan yang paling mendasar, aspirasi mengindikasikan seseorang atau kelompok yang berorientasi pada suatu tujuan. Hal ini didasari dari konsep perbedaan individual yang dimiliki oleh setiap orang. Dimana siswa tingkat aspirasi yang tergolong terbatas, tetapi memiliki pangkat atau derajat yang tinggi.

Oleh karena itu, sejak awal seseorang mempunyai keahlian khusus pada dirinya dan individu kembangkan untuk kedepan. Tingkat aspirasi pekerjaan untuk setiap orang harus dimiliki. Karena hidup tidak bisa hanya tergantung pada orang lain saja, bahkan sejak kecil individu sudah memiliki cita-cita, harapam dan tujuan untuk mencapai keberhasilan. Individu menetapkan tujuan-tujuan yang menentang dan memelihara komitmen yang kuat terhadap tujuan tersebut, serta memotivasi diri untuk mencapaimya dengan meningkatkan dan mempertahankan usaha-usaha mereka ketika menghadapi kegagalan. (Bandura, 1997).

Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Salatiga dan juga hasil wawancara pada guru dan beberapa siswa dalam hubungan antara Tingkat aspirasi Pekerjaan dengan self-efficacy siswa perlu diteliti. Menurut guru SMK Kristen (BM) Salatiga, sebagian siswa memiliki harapan yang tinggi dalam memiliki pekerjaan tetapi keyakinan dirinya masih kurang. Jadi memang masih banyak yang memang perlu ditolong dalam sistem belajarnya bahkan tingkat keyakinannya kurang. Perlu adanya tindakan untuk hal tersebut sehingga ada pembenahan di dalam sistim para siswa.

Dari beberapa siswa yang ditemui, menyatakan bahwa kelemahan siswa saat ini adalah nilai harian masih ada yang belum tuntas, karena sering kali ketika


(2)

besoknya akan ulangan mereka tidak belajar. Siswa lebih senang terjun langsung ke lapangan daripada mengerjakan tugas secara tertulis. Beberapa siswa sering tertinggal pelajaran, karena membolos ataupun terlambat masuk sekolah, karena perlu diketahui bahwa terlambat 1 menitpun tidak diperbolehkan untuk masuk, entah itu siswa ataupun guru. Siswa hanya saja menganggap sekolah adalah rutinitas dan kewajiban individu dikeluarga dan disekolah. Terpenting bagi siswa adalah siswa sekolah dan bisa lulus tepat waktu, lalu mendapatkan kerja sesuai dengan bidangnya. Untuk masalah gaji siswa berharap bisa mendapatkan gaji yang tinggi ditempatkan dibagian yang sesuai dengan kemampuan. Ada pula yang hanya pasrah akan bekerja apa saja, karena menyadari bahwa hanya lulusan SMK dan tidak terlalu pintar seperti teman-temannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis berpendapat dan mengatakan bahwa anak-anak yang ada disekolah favorite yang notabene terdapat siswa yang berprestasi, apakah terdapat siswa-siswa yang memiliki Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan yang rendah. Dari rasa ingin tahu, itulah yang membuat penulis ingin mengetahui letak dalam dan meneliti bagaimana kesadaran siswa-siswi SMK Kristen (BM) Salatiga.

Tingkat aspirasi pekerjaan dan efikasi diri siswa itu sangat penting dan memang harus dimiliki oleh setiap individu. Sehingga menjadi motivasi individu untuk terus maju dan mencapai setiap cita-cita yang dimiliki setiap siswa, dan mencapai keberhasilan bagi individu. Dalam penelitian sebelumnya bahwa adanya pengaruh yang signifikan hubungan efikasi diri terhadap minat berwirausaha, pada penelitian Arista Lukmayanti (2012) dengan judul “ Hubungan Efikasi Diri


(3)

dengan Harapan Berwirausaha Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta”, dengan Alpha 0,810 signifikan p 0,004 < p table 0,05 dan menunjukan ada korelasi. Dilihat dari hasil penelitian sebelumnya, serta kenyataan konteks SMK Kristen Salatiga sebagai tempat observasi penulis, telah memberikan pemahaman bahwa hasil-penalitian mengenai hubungan antara tingkat aspirasi dalam pekerjaan dengan efikasi diri perlu untuk diangkat kembali. Pada februari 2013 penulis melakukan penelitian pada siswa kelas IX SMK Kristen (BM) Salatiga. Penulis memilih secara acak siswa kelas IX yang berjumlah 30 siswa. Dan penulis menyebarkan skala Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

Tabel 1.1

Data skala Self-Efficacy pada siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga

KATEGORI RANGE/SKOR FREQUENCY PERCENT

Rendah 81 – 89 7 24.3%

Sedang 90 – 98 8 25.7 %

Agak tinggi 99 – 107 7 21.3 %

Tinggi 108 – 117 8 28.7%

Total 30 100.0 %

Tabel 1.2

Data skala Self-Efficacy pada siswa kelas XI SMK Kristen(BM) Salatiga

KATEGORI RANGE/SKOR FREQUENCY PERCENT

Rendah 25 – 29 7 23.3 %

Sedang 30 – 34 8 27.0 %

Agak tinggi 35 – 39 7 23.3 %

Tinggi 40 – 44 8 26.4 %


(4)

Dari tabel 1.1 sebagian besar siswa (28,7%) memiliki Self-Efficacy pada kategori Tinggi dan diharapkan siswa memiliki tingkat aspirasi pekerjaan pada tabel 1.2 tinggi juga, namun data pra penelitian pada kategori tabel 1.2 menunjukan : Sedang (27,0%). Bila dilakukan analisis korelasi mempunyai kemungkinan tidak ada hubungan yang signifikan antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan, untuk memastikan ada tidaknya hubungan perlu dilakukan penelitian dengan populasi yang lebih luas pada siswa kelas XI SMK Keisten (BM) Salatiga. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul:” Hubungan Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

1.3Tujuan Masalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.


(5)

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Jika dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan yang signifikan antara Self-Efficacy dan Tingkat Aspirasi Pekerjaan pada siswa maka hasil peneliian ini sejalan dengan hasil penelitian Arista (2012). Bila penelitian ini menemukan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara Self-Efficacy dan Tingkat Aspirasi Pekerjaan pada siswa maka hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Guru

Guru dapat memberikan saran dan memotivasi siswa-siswinya agar mempunyai aspirasi pekerjaan dan Self-Efficacy yang kuat dari sekarang.

2. Bagi Siswa

Agar siswa tahu seberapa pentingnya mereka memiliki aspirasi pekerjaan dan efikasi yang kuat pada diri mereka, untuk perkembanganya dan masa depanya kedepan.

1.5Sistematika penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini ke dalam 5 bab, yaitu:

Bab I, Pendahuluan yang berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.


(6)

Bab II, Landasan teori, yang berisi tentang: self-efficacy yang didalamnya meliputi; pengertian self-efficacy, sumber-sumber self-efficacy, komponen self-efficacy, fungsi self-efficacy, faktor yang mempengaruhi self-efficacy Tingkat Aspirasi Pekerjaan, yang didalamnya meliputi; pengertian aspirasi, pengertian pekerjaan, tingkat aspirasi pekerjaan, fungsi tingkat aspirasi pekerjaan, faktor yang mempengaruhi tingkat aspirasi pekerjaa, aspek-aspek tingkat aspirasi pekerjaan. Teori hubungan tingkat aspirasi pekerjaan dengan efikasi diri, penelitian yang relevan dan hipotesis.

Bab III, Metode Penelitian, yang berisi: jenis penelitian, subjek penelitian, veriabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas item, pembagian kelompok eksperimen dan kelompok control, pretes dan teknik analisis data.

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi: gambaran subjek penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis data, dan pembahasan.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga T1 132009066 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga T1 132009066 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga T1 132009066 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self Efficacy dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 T1 132009103 BAB I

0 0 7

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB IV

0 0 6

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB III

1 1 11

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB II

0 0 10

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB I

0 0 5