Analisis Metode Net, Gross dan Gross Up Sebagai Strategi Perencanaan Pajak dalam Perhitungan PPh Pasal 21.

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze Article 21 Income Tax which includes both as the expense for the company and employees’ Take Home Pay. The analysis in this research was done by comparing the calculation of Article 21 Income Tax using Net Method, Gross Method and Gross Up Method. The data used in this research were primary data in forms of Income Statement as well as other documents relating to employees’ salary in 2013. The research revealed that Gross Up Method was the most advantageous method among the three. Based on the calculation, Gross Up Method resulted in the biggest fee on Article 21 Income Tax and the least net income before tax compared to the other two methods.


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pajak Penghasilan Pasal 21 yang merupakan biaya bagi perusahaan serta Take Home Pay karyawan. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan membandingkan hasil perhitungan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan Net Method, Gross Method dan Gross Up Method. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu berupa laporan laba rugi serta dokumen-dokumen terkait dengan gaji karyawan tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang paling menguntungkan dari ketiga metode adalah Gross Up Method. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, Gross Up Method menghasilkan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 yang paling besar dan laba bersih sebelum pajak yang paling kecil diantara metode yang lain.

Kata-kata kunci: Pajak penghasilan pasal 21, perencanaan pajak, dan gross up method.


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Definisi Pajak ... 7

2.1.2 Fungsi Pajak ... 8

2.1.3 Syarat Pemungutan... 8

2.1.4 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 9

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak ... 10

2.1.6 Jenis Pajak ... 11

2.2 Pajak Penghasilan (PPh) ... 13

2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan ... 13

2.2.2 Subjek Pajak ... 14

2.2.3 Biaya-Biaya yang Diperkenankan sebagai Pengurang (Deductible Expense) ... 18

2.2.4 Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21)... 20

2.2.4.1 Pengertian ... 20

2.2.4.2 Wajib Pajak PPh Pasal 21 ... 20

2.2.4.3 Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 ... 22

2.2.4.4 Objek Pajak PPh Pasal 21 ... 23

2.2.4.5 Dikecualikan dari Pemotongan PPh Pasal 21 ... 24

2.2.4.6 Pemotong PPh Pasal 21 ... 26

2.2.4.7 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21 ... 28

2.2.4.8 Hak dan Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21 ... 30

2.2.4.9 Dasar Pengenaan Pajak ... 32


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

2.2.4.11 Premi Asuransi ... 38

2.3 Manajemen Pajak ... 40

2.3.1 Perencanaan Pajak ... 41

2.3.2 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak ... 41

2.3.3 Tahapan dalam Membuat Perencanaan Pajak ... 43

2.3.4 Strategi Perencanaan Pajak ... 43

2.3.5 Perencanaan Pajak PPh Pasal 21 ... 45

2.3.6 Alternatif Perhitungan PPh Pasal 21 ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

3.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 53

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 53

3.2 Objek Penelitian ... 56

3.3 Model Penelitian ... 56

3.4 Metode Penelitian... 57

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 57

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Hasil Penelitian ... 59


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

4.1.2 Hasil Penelitian Laporan Laba/Rugi ... 77

4.2 Pembahasan ... 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1 Simpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 89


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Struktur Organisasi ... 55 Gambar 2 Model Penelitian ... 56


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Perbandingan Penerimaan Pajak Terhadap Pendapatan APBN .. 2

Tabel II Daftar Gaji Karyawan (Dalam Rupiah) ... 60

Tabel III Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 61

Tabel IV Gaji A dengan Menggunakan Tiga Metode ... 62

Tabel V Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 62

Tabel VI Gaji C dengan Menggunakan Tiga Metode ... 63

Tabel VII Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 64

Tabel VIII Gaji E dengan Menggunakan Tiga Metode ... 65

Tabel IX Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 65

Tabel X Gaji G dengan Menggunakan Tiga Metode ... 66

Tabel XI Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 67

Tabel XII Gaji P dengan Menggunakan Tiga Metode ... 68

Tabel XIII Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 68

Tabel XIV Gaji S dengan Menggunakan Tiga Metode ... 69

Tabel XV Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 70

Tabel XVI Gaji T dengan Menggunakan Tiga Metode ... 71

Tabel XVII Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 72

Tabel XVIII Gaji Z dengan Menggunakan Tiga Metode ... 73


(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha

Tabel XX Gaji AC dengan Menggunakan Tiga Metode ... 74

Tabel XXI Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang... 75

Tabel XXII Gaji AD dengan Menggunakan Tiga Metode... 76

Tabel XXIII Biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 77


(10)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Daftar Gaji ... 89 Lampiran B Laporan Laba Rugi ... 90


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara berkembang, Indonesia senantiasa berusaha untuk meningkatkan pembangunannya. Tetapi, untuk meningkatkan pembangunan tersebut, negara membutuhkan sumber dana yang cukup besar. Sumber dana dapat diperoleh oleh negara melalui pendapatan non pajak dan pendapatan pajak. Pendapatan non pajak yang diperoleh Pemerintah berasal dari retribusi, keuntungan BUMN/BUMD, denda dan sita, percetakan uang, pinjaman, sumbangan, hadiah serta hibah. Sedangkan Pendapatan pajak yang diperoleh Pemerintah berasal dari penarikan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM), Bea Materai, Pajak Bumi & Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah & Bangunan (BPHTB). Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan (Siti Resmi, 2011:3). Penerimaan pajak dianggap sebagai penerimaan penting karena kontribusinya yang paling besar terhadap pendapatan APBN, terbukti dari prosentase penerimaan pajak terhadap pendapatan APBN yang disajikan pada Tabel I sebagai berikut:


(12)

B A B I P E N D A H U L U A N | 2

Tabel I

Perbandingan Penerimaan Pajak Terhadap Pendapatan APBN

Sumber: Kementerian Keuangan, Tahun 2012 (acch.kpk.go.id)

Salah satu pendapatan pajak yang diperoleh pemerintah berasal dari penarikan Pajak Penghasilan (PPh). Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak (Siti Resmi 2011:74). Terdapat berbagai macam Pajak Penghasilan yang ditarik oleh Pemerintah, diantaranya PPh Pasal 4 ayat (1), PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26 dan PPh Pasal 29 (www.pajakonline.net).

Dari adanya Pajak Penghasilan yang ditarik oleh Pemerintah mengharuskan perusahaan melakukan pengeluaran untuk membayar pajak tersebut. Bagi perusahaan, pajak merupakan sumber pengeluaran tanpa adanya imbalan secara langsung untuk perusahaan. Hal ini mengakibatkan wajib pajak selalu melakukan upaya untuk membayar pajak terutangnya sekecil mungkin. Salah satunya perusahaan dapat mengupayakan hal tersebut melalui Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Pendapatan

Negara

981.609 848.763 992.392 1.086.069 1.344.476

Penerimaan Pajak

658.700 619.922 743.325 873.735 1.011.735


(13)

B A B I P E N D A H U L U A N | 3

Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (Siti Resmi, 2011:163). Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan pegawai, penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya; bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan; peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan (Mardiasmo,2009:166-167).

Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan perusahaan. Menurut Bwoga (2007), ada tiga metode perhitungan PPh pasal 21, metode pertama adalah Net Method yaitu metode pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung pajak karyawannya. Metode kedua adalah Gross Method yaitu metode pemotongan pajak dimana karyawan menanggung sendiri jumlah pajak penghasilannya. Metode yang terakhir adalah Gross Up Method yaitu metode pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang dipotong dari karyawan (www.ortax.org).

Perusahaan diizinkan untuk memilih salah satu dari tiga metode yang dirasa paling tepat agar pajak penghasilan dapat diperoleh sekecil mungkin. Upaya perusahaan untuk memperoleh pajak penghasilan dengan jumlah sekecil mungkin merupakan suatu perencanaan pajak. Perencanaan Pajak menurut Mohammad Zain (2008:43) adalah proses mengorganisasi usaha Wajib Pajak atau kelompok Wajib Pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan perundang-undangan perpajakan maupun secara


(14)

B A B I P E N D A H U L U A N | 4

komersial. Dengan perencanaan pajak, maka perusahaan berupaya mendapatkan keuntungan atau laba semaksimal mungkin dan mengeluarkan biaya seminimal mungkin.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasmin Mahmud (2013) dengan judul “Penerapan Metode Gross Up dalam Penghitungan PPh Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak” dinyatakan bahwa dengan penerapan metode Gross Up sangat menguntungkan perusahaan karena memberikan efisiensi atau penghematan beban pajak yang lebih besar dibandingkan tanpa menggunakan metode Gross Up karena PPh pasal 21 tersebut dapat dijadikan sebagai biaya yang dapat dikurangkan sehingga tercipta efisiensi pajak.

Penelitian lainnya oleh Ahmad Furqon (2012) dengan judul “Dampak Penghitungan Gross Method dan Gross Up Method Pada Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Pajak Penghasilan Badan PT. ABC” diperoleh kesimpulan bahwa perlakuan PPh Pasal 21 Gross Method yang dilakukan perusahaan sudah tepat dalam perencanaan pajak sehingga penulis menyarankan lebih baik perusahaan menggunakan perlakuan penghitungan PPh pasal 21 Gross Method untuk perencanaan pajak.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis metode perhitungan PPh Pasal 21 yang diperbolehkan oleh Perundang-undangan Perpajakan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini penulis menguji ketiga metode perhitungan untuk mengetahui metode mana yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan terhadap perusahaan yang telah menggunakan Gross Up Method sebagai objek dalam penelitian ini. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Metode Net, Gross dan


(15)

B A B I P E N D A H U L U A N | 5

Gross Up Sebagai Strategi Perencanaan Pajak dalam Perhitungan PPh Pasal

21”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang dapat diteliti didalam perusahaan antara lain:

1. Bagaimana hasil perhitungan PPh Pasal 21 terhutang dan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan Net Method?

2. Bagaimana hasil perhitungan PPh Pasal 21 terhutang dan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan Gross Method?

3. Bagaimana hasil perhitungan PPh Pasal 21 terhutang dan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan Gross Up Method?

4. Metode apa yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil perhitungan PPh Pasal 21 terhutang dan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan Net Method.

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil perhitungan PPh Pasal 21 terhutang dan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan Gross Method.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil perhitungan PPh Pasal 21 terhutang dan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan Gross Up Method.


(16)

B A B I P E N D A H U L U A N | 6

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain:

1. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya mengenai perencanaan pajak melalui metode perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. Selain itu, Penelitian dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi akademisi

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut dan menambah pengetahuan serta bahan referensi khususnya tentang perencanaan pajak melalui metode perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan.

3. Bagi perusahaan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbedaan pajak terutang PPh Pasal 21 dari beberapa alternatif metode yang diperbolehkan dalam Perundang-Undangan Perpajakan yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan metode perhitungan PPh Pasal 21 yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan sehingga tercipta upaya penghematan pembayaran pajak.


(17)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhutang dengan menggunakan Net Method sebesar Rp 60,809,210 dan laba bersih sebelum pajaknya sebesar Rp 1,841,526,754.12. Dalam Net Method, biaya PPh Pasal 21 tidak boleh dijadikan biaya sehingga total biaya PPh Pasal 21 berjumlah Rp 0. 2. Hasil perhitungan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhutang dengan

menggunakan Gross Method sebesar Rp 60,809,210 dan laba bersih sebelum pajaknya sebesar Rp 1,780,717,544.12.

3. Hasil perhitungan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhutang dengan menggunakan Gross Up Method sebesar Rp 72,998,547 dan laba bersih sebelum pajaknya sebesar Rp 1,768,528,207.12.

4. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa Gross Up Method merupakan metode yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan karena memberikan keuntungan bagi:

a. Perusahaan, sebab PPh terhutang dalam metode ini merupakan PPh terutang paling besar. Perencanaan pajak dalam menghitung biaya gaji dengan menggunakan Gross Up Method memberikan biaya Pajak Penghasilan Pasal


(18)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N | 85

21 yang lebih besar dibandingkan dengan Net Method dan Gross Method, sehingga laba bersih sebelum pajak Gross Up Method akan lebih kecil daripada menggunakan Net Method dan Gross Up Method yang akan berdampak pada pajak penghasilan terutang badan karena laba yang semakin kecil akan menghasilkan pajak penghasilan terutang badan yang semakin kecil.

b. Karyawan, sebab penghasilan yang diterima oleh karyawan (take home pay) lebih besar serta karyawan tidak perlu membayar PPh Pasal 21nya.

5.2. Saran

1. Bagi perusahaan, pemilihan Gross Up Method sebagai metode dalam perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 sudah tepat dibandingkan dengan menggunakan metode yang lainnya, sebab dengan metode ini biaya pajak yang dibebankan ke perusahaan lebih besar dibandingkan dengan metode lainnya. Sehingga peneliti menyarankan perusahaan tetap menggunakan Gross Up Method sebagai metode untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 karena memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan.

2. Bagi peneliti lain, sebaiknya melakukan penelitian lain tentang pajak penghasilan selain Pajak Penghasilan Pasal 21. Untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, sebaiknya melakukan perhitungan untuk seluruh karyawan (populasi) yang ada di perusahaan agar dapat memperoleh laba bersih yang sebenarnya.


(19)

86

DAFTAR PUSTAKA

Bwoga, A. T. H. (2007). Perhitungan PPh Pasal 21. Ortax, 18 Juli 2007 diakses dari http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=16&hlm=5

Furqon, A. (2013). Dampak Penghitungan Gross Method Dan Gross Up Method Pada Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Pajak Penghasilan Badan PT. ABC. Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie, Vol. 1, No. 02, Januari.

Hardika, N. S. (2007). Perencanaan Pajak Sebagai Strategi Penghematan Pajak. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Juli, Hal 103-112.

Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hartono, R. (2014). Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dengan Metode Net, Gross Dan Gross Up Terhadap Keuntungan Perusahaan: Studi Kasus CV. Anugerah Jaya Abadi, Jakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

http://acch.kpk.go.id/documents/10157/27925/Laporan-Hasil-Penelitian-di-Dirjen-Pajak.pdf

http://raveltglory.blogspot.com/2011/11/teknik-pengumpulan-data.html?m=1

Kp2kptrenggalek. (2014). PTKP Baru Mulai Berlaku Tgl. 01 Januari 2013. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktoret Jendral Pajak, 13 November 2013 diakses dari http://www.pajak.go.id/blog-entry/kp2kptrenggalek/ptkp-baru-berlaku-mulai-tgl-01-januari-2013

Laluh, F. (2013). Pengaruh Pemilihan Metode Perhitungan PPh Pasal 21 terhadap Besarnya PPh Terutang: Studi Kasus pada CV. X, Bandung. Skripsi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Lasmana, M. S. dan Budi S. (2010). Cara Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.


(20)

87

Mahmud, H. (2013). Penerapan Metode Gross Up Dalam Penghitungan Pph Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak, Jurusan Akuntansi, Program Studi S1 Akuntansi, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan, Edisi Revisi 2009, Penerbit Andi, Yogyakarta. Ompusunggu, A. (2011). Cara Legal Siasati Pajak, Puspa Swara, Jakarta.

Pajak Online. (2013). Macam-macam Pajak Penghasilan. Pajak Online, 12 September 2013 diakses dari http://pajakonline.net/macam-macam-pajak-penghasilan/

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2012.

Resmi, S. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus, Buku 1, Edisi 6, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Revandi, A. (2013). Menghitung PPh Pasal 21 Gross Up Dengan Excel. 17 April 2013 diakses dari http://arsyrevandi.blogspot.com/2013/04/menghitung-pph-pasal-21-gross-up-dengan.html?m=1

Rosana, D. (2014). Iuran BPJS Ketenagakerjaan masih mengacu aturan PT

Jamsostek. BPJS Info, 9 Februari 2014 diakses dari

http://www.bpjs.info/beritabpjs/Iuran_BPJS_Ketenagakerjaan_masih_menga cu_aturan_PT_Jamsostek-5644/

Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Suparman, R. A. (2011). Premi Jamsostek. 10 Oktober 2011 diakses dari http://pajaktaxes.blogspot.com/2011/10/premi-jamsostek.html?m=1

Suryabrata, S. (2014). Metodologi Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan


(21)

88

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Buku 1, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Zain, M. (2008). Manajemen Perpajakan, Edisi 3, Cetakan kedua, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

B A B I P E N D A H U L U A N | 6

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain:

1. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya mengenai perencanaan pajak melalui metode perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. Selain itu, Penelitian dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi akademisi

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut dan menambah pengetahuan serta bahan referensi khususnya tentang perencanaan pajak melalui metode perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan.

3. Bagi perusahaan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbedaan pajak terutang PPh Pasal 21 dari beberapa alternatif metode yang diperbolehkan dalam Perundang-Undangan Perpajakan yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan metode perhitungan PPh Pasal 21 yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan sehingga tercipta upaya penghematan


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhutang dengan

menggunakan Net Method sebesar Rp 60,809,210 dan laba bersih sebelum pajaknya sebesar Rp 1,841,526,754.12. Dalam Net Method, biaya PPh Pasal 21 tidak boleh dijadikan biaya sehingga total biaya PPh Pasal 21 berjumlah Rp 0.

2. Hasil perhitungan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhutang dengan

menggunakan Gross Method sebesar Rp 60,809,210 dan laba bersih sebelum pajaknya sebesar Rp 1,780,717,544.12.

3. Hasil perhitungan biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhutang dengan

menggunakan Gross Up Method sebesar Rp 72,998,547 dan laba bersih sebelum pajaknya sebesar Rp 1,768,528,207.12.

4. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa Gross Up Method

merupakan metode yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan karena memberikan keuntungan bagi:

a. Perusahaan, sebab PPh terhutang dalam metode ini merupakan PPh terutang paling besar. Perencanaan pajak dalam menghitung biaya gaji dengan menggunakan Gross Up Method memberikan biaya Pajak Penghasilan Pasal


(3)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N | 85

21 yang lebih besar dibandingkan dengan Net Method dan Gross Method, sehingga laba bersih sebelum pajak Gross Up Method akan lebih kecil daripada menggunakan Net Method dan Gross Up Method yang akan berdampak pada pajak penghasilan terutang badan karena laba yang semakin kecil akan menghasilkan pajak penghasilan terutang badan yang semakin kecil.

b. Karyawan, sebab penghasilan yang diterima oleh karyawan (take home pay) lebih besar serta karyawan tidak perlu membayar PPh Pasal 21nya.

5.2. Saran

1. Bagi perusahaan, pemilihan Gross Up Method sebagai metode dalam perhitungan

Pajak Penghasilan Pasal 21 sudah tepat dibandingkan dengan menggunakan metode yang lainnya, sebab dengan metode ini biaya pajak yang dibebankan ke perusahaan lebih besar dibandingkan dengan metode lainnya. Sehingga peneliti menyarankan perusahaan tetap menggunakan Gross Up Method sebagai metode untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 karena memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan.

2. Bagi peneliti lain, sebaiknya melakukan penelitian lain tentang pajak penghasilan selain Pajak Penghasilan Pasal 21. Untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis, sebaiknya melakukan perhitungan untuk seluruh karyawan (populasi) yang ada di perusahaan agar dapat memperoleh laba bersih yang sebenarnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Bwoga, A. T. H. (2007). Perhitungan PPh Pasal 21. Ortax, 18 Juli 2007 diakses dari http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=16&hlm=5

Furqon, A. (2013). Dampak Penghitungan Gross Method Dan Gross Up Method Pada Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Pajak Penghasilan Badan PT. ABC. Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie, Vol. 1, No. 02, Januari.

Hardika, N. S. (2007). Perencanaan Pajak Sebagai Strategi Penghematan Pajak. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Juli, Hal 103-112.

Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hartono, R. (2014). Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dengan Metode Net, Gross Dan Gross Up Terhadap Keuntungan Perusahaan: Studi Kasus CV. Anugerah Jaya Abadi, Jakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

http://acch.kpk.go.id/documents/10157/27925/Laporan-Hasil-Penelitian-di-Dirjen-Pajak.pdf

http://raveltglory.blogspot.com/2011/11/teknik-pengumpulan-data.html?m=1

Kp2kptrenggalek. (2014). PTKP Baru Mulai Berlaku Tgl. 01 Januari 2013. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktoret Jendral Pajak, 13 November 2013 diakses dari http://www.pajak.go.id/blog-entry/kp2kptrenggalek/ptkp-baru-berlaku-mulai-tgl-01-januari-2013

Laluh, F. (2013). Pengaruh Pemilihan Metode Perhitungan PPh Pasal 21 terhadap Besarnya PPh Terutang: Studi Kasus pada CV. X, Bandung. Skripsi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Lasmana, M. S. dan Budi S. (2010). Cara Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.


(5)

87

Mahmud, H. (2013). Penerapan Metode Gross Up Dalam Penghitungan Pph Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak, Jurusan Akuntansi, Program Studi S1 Akuntansi, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan, Edisi Revisi 2009, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ompusunggu, A. (2011). Cara Legal Siasati Pajak, Puspa Swara, Jakarta.

Pajak Online. (2013). Macam-macam Pajak Penghasilan. Pajak Online, 12 September 2013 diakses dari http://pajakonline.net/macam-macam-pajak-penghasilan/

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2012.

Resmi, S. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus, Buku 1, Edisi 6, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Revandi, A. (2013). Menghitung PPh Pasal 21 Gross Up Dengan Excel. 17 April 2013 diakses dari http://arsyrevandi.blogspot.com/2013/04/menghitung-pph-pasal-21-gross-up-dengan.html?m=1

Rosana, D. (2014). Iuran BPJS Ketenagakerjaan masih mengacu aturan PT

Jamsostek. BPJS Info, 9 Februari 2014 diakses dari

http://www.bpjs.info/beritabpjs/Iuran_BPJS_Ketenagakerjaan_masih_menga cu_aturan_PT_Jamsostek-5644/

Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Suparman, R. A. (2011). Premi Jamsostek. 10 Oktober 2011 diakses dari http://pajaktaxes.blogspot.com/2011/10/premi-jamsostek.html?m=1

Suryabrata, S. (2014). Metodologi Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan


(6)

88

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Buku 1, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Zain, M. (2008). Manajemen Perpajakan, Edisi 3, Cetakan kedua, Salemba Empat, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Metode, Gross, Net dan Gross Up dan Dampaknya terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan Koperasi Satya Ardhia Mandiri (KOSAMI)

20 158 174

Aplikasi untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh.21) dengan Metode Gross-up

1 28 29

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 (STUDI PADA PT FAIRFAX INSURANCE INDONESIA) Penerapan Metode Gross Up Dalam Penghitungan PPH Pasal 21 Studi Pada PT Fairfax Insurance Indonesia.

1 8 19

ANALISIS PENERAPAN METODE GROSS-UP DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA Analisis Penerapan Metode Gross-Up Dalam Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Karyawan Tetap Kantor PDAM Kabupaten Kebumen.

0 3 15

PENDAHULUAN Analisis Penerapan Metode Gross-Up Dalam Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Karyawan Tetap Kantor PDAM Kabupaten Kebumen.

0 3 5

ANALISIS PENERAPAN METODE GROSS-UP DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA Analisis Penerapan Metode Gross-Up Dalam Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Karyawan Tetap Kantor PDAM Kabupaten Kebumen.

0 3 15

Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan Metode Net, Gross dan Gross Up terhadap Keuntungan Perusahaan: Studi Kasus CV. Anugerah Jaya Abadi, Jakarta.

0 3 17

Analisis Penggunaan Metode Gross Up dalam Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Dampaknya pada Pajak Penghasilan Badan PT. Saeti Concretindo Wahana - Ubharajaya Repository

0 0 15

ANALISIS PERBANDINGAN METODE NET, GROSS DAN GROSS UP DALAM MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PPH 21 DALAM RANGKA PERENCANAAN PAJAK PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUB PALEMBANG -

0 3 94

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN TETAP SEBAGAI UPAYA MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT. SUNAN RUBBER PALEMBANG -

0 0 118