The Improvement of Science Process Skill and Learning Achievement Through the Application of Guided Inquiry Strategy of Student in SMP Negeri 26 Surakarta Class VIII-B Class Year 2011/2012 Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Mela
BIO-PEDAGOGI
ISSN: 2252-6897
1Volume 1, Nomor 1 Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
Oktober 2012
Halaman 63-74
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan
Strategi Pembelajaran Guided Inquiry di SMP Negeri 26 Surakarta Kelas VIII-B
Tahun Pelajaran 2011/ 2012
The Improvement of Science Process Skill and Learning Achievement Through the Application of
Guided Inquiry Strategy of Student in SMP Negeri 26 Surakarta Class VIII-B
Class Year 2011/2012
Yuang Dinni Aksari a, Sri Widoretno b, Slamet Santosac
a
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
b
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
c
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
Diterima Juni disetujui Juli 2012
ABSTRACT- The purposes of this research is to increase students science process
skills and achievement of class VIII-B SMP Negeri 26 Surakarta through the
implementa-tion of Guided Inquiry learning strategy. This research is a Classroom
Action Research with 4 cycles of action. Each cycle consisting of 4 phases which
is planning, acting, observing, , and reflecting. Observational data obtained from
the observation, and test. Technical analysis of data is technical descriptive both
qualitative and quantitative. Data validation is use split half method.Result of this
research show that with the implementation of Guided Inquiry strategy could
increase students science process skills and achievement in Biological learning.
It’s based on the result of observation and test. Average procentage for each
aspect of science process skills from the result of observation first cycle are 33,19
% (worked up 16,97%), second cycle 43,22 % (worked up 10,03%), third cycle
48,23 % (worked up 5,01%), dan last cycle 60,38 % (worked up 12,15%).
Average score of knowledge dimension of cognitive achievement on the first
cycle 37,10 %, second cycle 42,64%, third cycle 37,72%, and the last cycle
45,22%. Score of affective achievement on the first cycle 18,52% (worked up
2,3%), second cycle 28,06% (worked up 9,54%), third cycle 38,73% (worked up
10,67%), and the last cycle 45,22% (worked up 6,49%). Score of psikomotor
achievement on the first cycle 38,95% (worked up 22,71%), second cycle 43,71%
(worked up 4,76%), third cycle 46,39% (worked up 2,68%), and the last cycle
48,9% (worked up 2,51%). According to this result, can be concluded that the
implementation of Guided Inquiry learning strategy could increase students
science process skills and achievement of class VIII B SMP Negeri 26 Surakarta
class year 2011/ 2012.
Key Words: Guided Inquiry, Science Process Skills, Achievement
guru; 25,64% siswa mengobrol dengan
Pendahuluan
teman; 20,51% siswa asyik bermain di
Hasil
observasi
pembelajaran
Biologi di SMP Negeri 26 Surakarta
khusus pada kelas VIII-B menunjukkan:
51,28% siswa mendengarkan penjelesan
luar materi pelajaran; 28,20% mencatat
materi yang disampaikan guru; 12,82%
terlibat aktif dalam pemecahan masalah;
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
0%
siswa
mengamati
objek
dan
64
Pelaksanaan
pembelajaran
Biologi
mengaitkan dengan pembelajaran; 0%
ku-rang menarik dan membuat siswa
siswa meminta penjelasan terkait materi
bosan karena keterlibatan siswa baik
pembelajaran
secara fisik maupun psikis kurang.
yang
diberikan
guru;
Pendukung hasil observasi di
23,08% siswa mengantuk dalam pem-
SMP Negeri 26 Surakarta berupa hasil
belajaran.
Berdasarkan data di atas diketahui
angket pembelajaran siswa pada topik
bahwa kegiatan pembelajaran belum
pelajaran sebelumnya. Berdasarkan hasil
optimal. Pembelajaran yang dilakukan
angket pembelajaran diketahui bahwa
pada umumnya belum melibatkan siswa
pembelajaran Biologi yang selama ini
secara maksimal. Guru adalah satu-
dilakukan sangat jarang menggunakan
satunya sumber informasi sehingga siswa
objek
cenderung
melakukan kegiatan seperti mengukur,
pasif
dan
hanya
asli
sehingga
siswa
jarang
mendengarkan apa yang disampaikan
menafsir-kan,
guru,
tidak
membanding-kan semua fakta dan data,
mengembangkan kemampuannya untuk
memberi contoh lain yang serupa pada
menggali segala fenomena alam di
fakta/gejala
bidang
membedakan,
akibatnya
Biologi.
siswa
Kemampuan
untuk
mengklasifikasikan,
yang
dipelajari,
mengor-ganisasi,
dan
menggali informasi diwujudkan dengan
memberi makna pada data/fakta yang
mengamati/
diperoleh. Keterlibatan indera dalam
mengobservasi
segala
kejadian yang terjadi di sekitar ling-
kegiatan pembelajaran
kungan pebelajar. Kegiatan observasi
sangat
yang jarang dilakukan menyebabkan
mengaplikasikan
siswa kurang mampu memprediksi hal-
kehidupan nyata. Pembelajaran Biologi
hal yang mungkin terjadi dari suatu fe-
yang dilakukan cenderung dengan meng-
nomena
hafal, mengingat kembali, ataupun me-
sehingga siswa kurang bisa
memecahkan
masalah-masalah
yang
siswa
menerapkan
Biologi
dan
dalam
nyebutkan materi yang telah dipelajari.
Inti dari masalah di atas adalah
dihadapi dalam pembelajaran.
Keterlibatan
jarang
kurang. Siswa
dalam
pembelajaran
yang belum sepenuhnya
mengamati segala fenomena alam sangat
melaksanakan proses sains sehingga
kurang, kegiatan diskusi antar kelompok
penguasaan KPS siswa masih rendah.
dan inter kelompok jarang dilakukan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan
Interaksi antar siswa dan inter siswa serta
tersebut adalah penerapan strategi yang
sosialisasi antar dan inter siswa tidak ada.
dapat membantu siswa dalam mengem-
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
65
bangkan KPS siswa. Salah satu
di-
pembelajaran dari strategi yang kurang
antaranya adalah dengan menggunakan
mengembangkan
strategi pembelajaran Guided Inquiry.
sains dan cenderung berpusat pada guru
Pelaksanaan
proses
pembe-
yang kurang efektif menjadi suatu strate-
berdasarkan
gi pembelajaran yang memberikan solusi
Joyce, et al. (2000:170) dan Scott, et.al.
alternatif. Strategi pembelajaran Guided
(2010:40)
Inquiry
lajaran
Guided
fasilitasi
hipotesis,
Inquiry
meliputi
mengajukan
materi,
strategi
keterampilan
pertanyaan,
observasi,
membantu
siswa
dalam
menjelaskan
mengembangkan kemampuan kognitif,
merancang penyelidikan, mem-
rasa tanggung jawab, pemecahan masalah
penyelidikan,
merumuskan
koleksi data, analisis data,
menentukan kesimpulan, dan argumentasi.
dan
keterampilannya
masing-masing
(Bilgin, 2009).
Penggunaan
Inquiry
bertujuan
strategi
untuk
Guided
menjadikan
Pelaksanaan pembelajaran Guided
pembelajaran lebih bermakna sehingga
Inquiry identik dengan aspek -aspek yang
semua potensi siswa dapat meningkat
terdapat dalam keterampilan proses sains,
untuk membentuk dan mengembangkan
sehingga pelaksanaan Guided Inquiry
diri siswa secara maksimal. Pada pem-
dapat meningkatkan keterampilan proses
belajaran Guided Inquiry, dengan adanya
sains siswa. Selain itu pelaksanaan Guid-
keterlibatan siswa secara maksimal siswa
ed Inquiry juga bisa meningkatkan hasil
mampu
belajar siswa berupa kognitif, afektif dan
proses sains dan hasil belajar yang di-
psikomotor. Jadi, pada penelitian untuk
wujudkan dalam peningkatan kemampu-
setiap siklusnya digunakan strategi Guid-
an kognitif, afektif dan psikomotor. Ket-
ed Inquiry yang diharapkan mampu
erampilan proses sains yang dikem-
meningkatkan keterampilan proses sains
bangkan meliputi delapan aspek yaitu
dan hasil belajar siswa. Hal tersebut
keterampilan
didukung oleh Wirtha (2008: 25-26),
/mengamati,
bahwa strategi Guided Inquiry dapat
menyusun hipotesis, merencanakan
membantu siswa dalam mengembangkan
sperimen/
ke-mampuan kognitif, rasa tanggung
koleksi data, menganalisis data, menarik
jawab, pemecahan masalah dan ket-
kesimpulan, dan berkomunikasi secara
erampilannya masing-masing.
tertulis.
meningkatkan
melakukan
mengajukan
percobaan,
keterampilan
observasi
pertanyaan,
ek-
melakukan
Penerapan strategi pembelajaran
Berdasarkan NEM masuk siswa,
Guided Inquiry penting dalam transisi
SMP Negeri 26 Surakarta merupakan
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
66
sekolah dengan kategori kurang sehingga
cara-cara
KPS yang diutamakan yaitu observasi,
(Shofyan, 2006: 1). Hal ini didukung
mengajukan pertanyaan dan menyusun
pernyataan Brickman (2009:2) bahwa
hipotesis. Lima aspek KPS lainnya
pada pembelajaran menggunakan strategi
digunakan sebagai data tambahan.
in-kuiri terbimbing, guru memberikan
menurut Asra
Guided Inquiry
melakukan
permasalahan
percobaan
pendahuluan
kemudian
(2008: 103) merupakan salah satu strategi
diberikan
bimbingan untuk
pembelajaran inkuiri yang pelaksanaan
variabel,
merencanakan
penyelidikannya dilakukan oleh siswa
mengontrol
dengan
menemukan jalan untuk memecahkan
berdasarkan
pada
petunjuk-
petunjuk guru atau LKS atau modul atau
variabel,
memilih
percobaan,
mengukur
dan
permasalahan.
Pembelajaran
buku yang relevan. Petunjuk yang diberi-
sains
dan
kan pada umumnya berupa pertanyaan
pengembangan keterampilan proses sains
dan
membimbing.
menurut Foulds (1996: 16) merupakan
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari
dua hal yang terintegrasi dan tidak dapat
suatu pertanyaan inti yang seterusnya
dipisahkan.
dijawab oleh siswa. Berdasarkan jawaban
penting untuk mengajarkan siswa untuk
yang dikemukakan oleh siswa, guru
memperkaya
mengajukan beberapa pertanyaan untuk
memerlukan keterampilan proses sains
melacak, dengan tujuan mengarahkan
bail untuk melakukan investigasi maupun
siswa ke suatu titik kesimpulan yang
dalam proses belajar oleh karena itu perlu
diharapkan.
diterapkan
pernyataan
yang
Pada proses belajar mengajar
siswa
diminta
untuk
pengetahuannya.
pembelajaran
Siswa
berbasis
keterampilan proses sains.
Keterampilan
dengan strategi pembelajaran inkuiri
terbimbing,
Keterampilan proses sains
proses
menurut
Rustaman (2005: 76) melibatkan ket-
menemukan konsep melalui petunjuk-
erampilan-keterampilan
petunjuk seperlunya dari seorang guru.
intelektual, manual, dan sosial. Ket-
Petunjuk-petunjuk
pada
erampilan kognitif atau intelek-tual terli-
umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
bat karena dengan melakukan keterampi-
yang bersifat membimbing. Selain per-
lan
tanyaan dan pernyataan, guru juga dapat
pikirannya. Keterampilan manual jelas
memberikan penjelasan-penjelasan seper-
terlibat dalam keterampilan proses karena
lunya pada saat siswa akan melakukan
mungkin
percobaan, misalnya penjelasan tentang
melibatkan penggunaan alat dan bahan,
tersebut
proses
siswa
kognitif
atau
menggunakan
dalam pembelajarannya siswa
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
67
pengukuran, penyusunan atau perakitan
(2009: 104-105) yang berupa model spi-
alat. Ketrampilan sosial dimaksudkan
ral yaitu dalam satu siklus terdiri dari
bahwa siswa berinteraksi dengan siswa
tahap perencanaan, tindakan, observasi,
lain dalam melak-sanakan kegiatan bela-
dan refleksi, namun sebelumnya, tahapan
jar mengajar dengan ketrampilan proses,
ini diawali oleh tahapan prasiklus. Taha-
misalnya mendiskusikan hasil pengama-
pan prasiklus merupakan refleksi dari
tan.
masalah yang ada di kelas. Permasalahan
Hasil belajar menurut Mukaromah
(1999: 2) merupakan perolehan peru-
yang ada diidentifi-kasi, dianalisis, dan
dirumuskan.
Permasalahan
bahan pada diri siswa yang terwujud da-
yang
diangkat
lam perubahan tingkah laku. Hasil belajar
dalam penelitian ini adalah keterampilan
menurut Sudjana (1991: 22) adalah
proses sains dan hasil belajar siswa.
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
Solusi untuk mengatasi per-masalahan
siswa setelah ia menerima pengalaman
tersebut
belajarnya.
Guided Inquiry.
Sedangkan
hasil
belajar
berupa
penerapan
strategi
Penerapan strategi Guided Inquiry
menurut Yulaelawati (2004: 21) mencda-
dilakukan dalam empat siklus yang
lam memenuhi suatu tahapan pencapaian
penerapan pembelajaran pada siklus I
pengalaman belajar dalam kompetensi
sama dengan siklus II, siklus III, dan
dasar. Hasil belajar terdiri dari ranah
siklus IV hanya refleksi tindakan setiap
kognitif, afektif, dan psikomotor.
siklus berbeda. Tindak lanjut pada Siklus
erminkan kemampuan peserta didik
II dilakukan agar proses pembelajaran
Metode Penelitian
dapat memperoleh hasil yang maksimal
Bentuk
penelitian
ini
adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dengan
penerapan
strategi
Guided
Inquiry.
Classroom Action Research (CAR) yang
bertujuan untuk meme-cahkan masalah
Pembahasan
dan
Hasil
meningkatkan kualitas proses dan hasil
keterampilan
pembelajaran di kelas.
berdasarkan hasil observasi pada pra
yang
timbul
Prosedur
dalam
dan
kelas
langkah-langkah
skor
proses
capaian
aspek
sains
siswa
siklus, siklus 1, 2, 3, dan 4 dapat dilihat
dalam penelitian tindakan kelas ini
pada Tabel 1.
mengikuti model yang dikembangkan
Tabel 1. Rata-rata Skor Capaian Tiap
Aspek Keterampilan Proses Sains
oleh Kemmis dan Taggart dalam Supardi
N
Aspek
Capaian Aspek Siklus (%)
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
o
Melakukan Observasi
Melakukan Pertanyaan
Menyusun
Hipotesis
Rancangan Eksperimen
Melakukan
Koleksi Data
1
2
3
4
5
6
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Komunikasi Tulis
7
8
RATA-RATA
Pra
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
24,
64
Peningkatan
I
54,
13
17,
25
47,
44
41,
96
38,
95
26,
35
16,
24
22,
89
50,
62
skor
II
56,
51
16,
72
57,
91
48,
74
43,
71
32,
48
50,
12
39,
55
54,
43
III
56,
74
20,
17
66,
35
49,
17
46,
4
34,
62
52,
32
60,
07
64,
57
tiap
IV
71,
56
18,
93
74,
25
57,
26
48,
9
74,
22
67,
83
70,
09
68,
48
aspek
68
kognitif
Dimensi
Pengeta
huan
Faktual
Konseptual
Prosedural
JUMLAH
Rata-rata Capaian Dimensi Proses Kognitif pada Siklus (%)
Pra
I
II
III
IV
26,04 38,87 55,49 25,69
23,46 38,81 45,15 40,75 58,47
61,81 46,22 27,29 47,42 35,39
26,04 38,87 55,49 25,69
Perbandingan skor capaian hasil
belajar kognitif tiap dimensi pengetahuan
dapat disajikan dalam Gambar 2.
Persentase (%)
Peningkatan Tiap Dimensi Pengetahuan
antara Pra Siklus, Siklus I, Siklus II,
Siklus III, dan Siklus IV
50
100
Persentase (%)
pengetahuan
Tabel 2. Rata-rata skor capaian tiap
dimensi pengetahuan hasil belajar
kognitif
100
Peningkatan Skor Tiap Aspek Keterampilan
Proses Sains antara
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III, dan
Siklus IV
80
0
60
Faktual
40
Konseptual Prosedural
Dimensi Pengetahuan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
20
0
Gambar 2. Perbandingan Skor Capaian
Hasil Belajar Kognitif Tiap Dimensi
Pengetahuan
Rata-rata skor capaian hasil belajar
Aspek Keterampilan Proses Sains
Pra Siklus
Siklus II
afektif disajikan dalam Tabel 3 dan
Siklus I
Siklus III
Gambar 1. Peningkatan Skor Tiap
Aspek Keterampilan Proses Sains
Rata-rata
dimensi
dimensi
metakognisi disajikan pada Tabel 2.
keterampilan proses sains yang dapat
disajikan dalam Gambar 1.
dan
skor
pengetahuan
capaian
hasil
psikomotor pada Tabel 4.
tiap
belajar
Tabel 3.Skor Capaian Setiap Indikator Hasil Belajar Afektif
No.
Indikator
Pra
Sikl
us
Skor (%)
Capaian (%)
Siklu Siklus
Sikl Siklus
sI
II
us
IV
III
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
4,45
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
Maks
imal
1
2
Mengidentifikasi sebab akibat terjadinya semua kejadian dan
pertanyaan
Menentukan pemecahan masa-lah dari berbagai alternatif yang ada
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
69
3
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
8,33
8,33
1,35
1,35
1,64
1,64
2,85
2,85
3,13
3,99
3,77
3,99
7
Terlibat dalam pemecahan ma-salah dan semua aktivitas yang
berlangsung dalam proses pem-belajaran
Berusaha dengan ulet dan pan-tang menyerah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran
Senang membantu orang lain
Membutuhkan teman dan o-rang lain untuk menyelesai-kan
permasalahan
Mendengar dan menerima sa-ran dari teman atau orang lain
8,33
1,35
1,64
2,71
2,21
3,92
8
Santun dalam bertindak dan berbicara
8,33
1,35
1,35
2,85
3,13
3,92
9
Mendukung teman dalam ke-lompoknya dan dalam kelas
8,33
1,35
1,64
1,35
3,13
3,63
10
Mampu mengukur dan menga-mati fenomena alam dan keja-dian
dengan cermat
Menyelesaikan permasalahan dengan logis dan urut
8,33
1,35
1,35
1,35
3,13
4,17
8,33
1,35
1,35
1,35
3,56
3,6
12
Memprediksi dan mempertim-bangkan akibat keputusan yang
dipilih
Jumlah
8,33
1,35
1,35
1,35
2,21
3,6
16,2
Rata-rata
100,
00
8,33
18,5
2
1,54
28,0
6
2,34
38,7
3
3,23
45,2
2
3,77
4
5
6
11
1,35
Tabel 4.Skor Capaian Setiap Indikator Hasil Belajar Psikomotor
No.
Indikator
Skor (%)
Maksimal
Capaian
Pra
Siklus
1
Siklus I
Siklus
II
Siklus
III
Siklus
IV
Alat dan material tepat dipilih untuk
mencari data
Menunjukan keteram-pilan penggunan
alat dan material untuk mengoleksi
data
Mengulang pengukuran yang diperoleh
dan mencatat
Prosedur
eksperimen komplit dan
cukup jelas untuk diikuti orang lain
Alat digunakan sangat tepat
14,28
2,32
6,96
7,2
7,88
7,63
14,28
2,32
6,72
7,26
7,2
7,63
14,28
2,32
4,64
4,64
4,64
4,64
14,28
2,32
4,64
5,8
7,2
7,02
14,28
2,32
6,47
6,72
7,2
7,51
Alat dan bahan diambil dan diletakan
di tem-patnya
Strategi penggunaan alat tidak ada
kesalahan
14,28
2,32
4,64
6,29
6,65
7,39
14,28
2,32
4,88
5,8
5,62
7,08
Jumlah
100
16,24
38,95
43,71
46,39
48,9
Rata-Rata
14,28
2,32
5,56
6,24
6,63
6,99
2
3
4
5
6
7
Hasil
penelitian
membuktikan
berdasarkan hasil observasi siklus I
bahwa dengan pelaksanaan tindakan
adalah 33,19 (meningkat 16,97%), siklus
kelas melalui penerapan strategi Guided
II 43,22 (meningkat 10,03%), siklus III
Inquiry dapat meningkatkan keterampilan
48,23 (meningkat 5,01%), dan siklus IV
proses sains dan hasil belajar siswa
60,38 (meningkat 12,15%). Rata-rata
dalam pembelajaran Biologi. Hal ini
dimensi
didasarkan pada hasil observasi dan hasil
kognitif siswa pada siklus I 37,10 %,
tes kognitif. Rata-rata nilai prosentase
siklus II 42,64%, siklus III 37,72%, dan
capaian aspek keterampilan proses sains
siklus IV 46,93%. Nilai capaian hasil
pengeta-huan
hasil
belajar
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
70
belajar afektif pada siklus I 18,52%
motorik. Hasil ini didukung oleh Bilgin
(meningkat 2,3%), siklus II 28,06%
(2009) yang menyatakan bahwa strategi
(meningkat 9,54%), siklus III 38,73%
pembelajaran Guided Inquiry membantu
(meningkat 10,67%), dan siklus IV
siswa dalam mengembangkan kemampu-
45,22%
an kognitif, rasa tanggung
(meningkat
6,49%).
Nilai
capaian hasil belajar psikomotor pada
pemecahan
masalah
siklus I 38,95% (meningkat 22,71%),
lannya masing-masing.
dan
jawab,
keterampi-
siklus II 43,71% (4,76%), siklus III
Peningkatan keterampilan proses
46,39% (meningkat 2,68%), dan siklus
sains, hasil belajar pada ranah afektif dan
IV
psikomotorik
48,9%
(meningkat
2,51%).
ditunjukkan oleh
hasil
dapat
observasi selama proses pembelajaran.
disimpulkan bahwa penerapan strategi
Peningkatan hasil belajar pada ranah
Berdasarkan
hasil
tersebut
meningkatkan
kognitif dimensi pengetahuan faktual,
keterampilan proses sains dan hasil
konseptual dan prosedural ditunjukkan
belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri
oleh hasil tes, sedangkan dimensi penge-
26 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
tahuan metakognisi ditunjukkan dengan
Guided
Inquiry
dapat
Berdasarkan penelitian yang telah
tes metakognisi.
bahwa
Hasil observasi pada siklus IV
penerapan strategi pembelajaran Guided
menunjukkan bahwa keterampilan proses
Inquiry dapat meningkat-kan keterampi-
sains mengalami kenaikan dibandingkan
lan proses sains dalam pembelajaran
dengan pra siklus, siklus I, dan siklus III.
Biologi. Hasil ini didukung pernyataan
Tabel 28 menunjukkan kenaikan tertinggi
Wirtha (2008: 26) bahwa pembelajaran
jika dibandingkan dengan pra siklus,
inkuiri memberikan kesempatan kepada
siklus I, dan siklus III yaitu pada aspek
siswa untuk mengembangkan keterampi-
melakukan koleksi data sebesar 9,21%
lan
sedangkan kenaikan terendah pada aspek
dilaksanakan dapat
dalam
diketahui
merumuskan
hipotesis,
dan
komunikasi tulis yang skor capaiannya
melakukan percobaan, serta mengkomu-
sama dengan siklus III. Skor capaian
nikasikan hasil percobaan.
tertinggi pada observasi keterampilan
menggali
informasi,
merancang
Penerapan strategi pembelajaran
Guided Inquiry selain dapat meningkat-
proses sains siklus III adalah pada aspek
komunikasi tulis yaitu 78,7%.
kan keterampilan proses sains juga dapat
Peningkatan tertinggi pada aspek
meningkatkan hasil belajar siswa yang
melakukan koleksi data disebabkan oleh
meliputi kognitif, afektif dan
beberapa hal antara lain adalah karena
psiko-
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
71
rancangan eksperimen yang dibuat tepat
dimensi
dan pelaksanaan koleksi data semua yang
kenaikan dan penurunan yang berbeda.
ada dalam kelompok terlibat aktif dalam
Berdasarkan Gambar 31 menunjukkan
melaksanakan
bahwa
percobaan.
Rancangan
pengetahuan
dimensi
memiliki
pengetahuan
faktual
eksperimen yang tepat dapat disebabkan
mengalami
karena
dalam
dengan capaian awal. Penurunan di-
mengajukan
pengaruhi oleh kemampuan siswa dalam
pertanyaan, dan menyusun hipotesis yang
mengintepretasikan hasil pengamatan.
baik. Selain itu, juga dapat disebabkan
Pengetahuan faktual menurut Anderson
bimbingan yang tepat yang diberikan
& Krathwol (2001) mencakup elemen-
oleh
elemen dasar yang akan digunakan dalam
kemampuan
melakukan
siswa
observasi,
guru
sehingga
siswa
dapat
penurunan
pola
dibandingkan
merancang eksperimen sesuai dengan
mengkomunikasikan
tentang
disiplin
hasil observasi, rumusan masalah, dan
akademik, pemahaman, dan pengorgan-
hipotesis yang disusun sebelumnya.
isasiannya secara sistematis. Pengetahuan
atau
faktual meliputi pengetahuan terminologi
menurut
serta pengetahuan elemen-elemen dan de-
Abruscato (2000: 47) adalah proses yang
tail-detail khusus. Pengetahuan faktual
meliputi semua proses dasar dan terin-
dapat diperoleh dari hasil kegiatan obser
tegrasi.
vasi
Melaksanakan
melakukan
koleksi
Latihan
percobaan
percobaan
data
dalam
biasanya
mengadakan
dimulai
dengan
observasi yang menghasilkan permasalahan yang harus diselesaikan. Terkadang
sehingga
capaian
pengetahuan
tersebut tergantung bagaimana interpretasi hasil observasi.
Pengetahuan
konseptual
men-
siswa merumuskan satu hipotesis dari
galami kenaikan dibandingkan capaian
satu
permasalahan.
awal. Kenaikan skor capaian dikarenakan
Keberhasilan dalam mengadakan perco-
siswa terlibat langsung dalam proses
baan melibatkan identifikas
pembelajaran,
pertanyaan
atau
variabel
sehingga
siswa
dapat
dikontrol, membuat definisi operasional,
menemukan konsep meteri pembelajaran.
merencanakan
Pengetahuan
satu
eksperimen,
konseptual
menurut
melaksanakan percobaan, mengumpulkan
Anderson & Krathwol (2001) meliputi
dan menginterpretasikan data, dan ka-
pengetahuan tentang kategori dan klasifi-
dang memodifikasi hipotesis yang diuji.
kasi, pengetahuan tentang prinsip dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan siklus I, II, III dan IV diketahui
bahwa
hasil
belajar
kognitif
setiap
generalisasi, serta pengetahuan tentang
teori, model dan struktur.
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
72
men-
tentang tugas-tugas kognitif yang men-
galami kenaikan dibandingkan capaian
cakup pengetahuan korelasional dan
awal. Kenaikan skor capaian dikarenakan
kontekstual secara tepat serta penge-
siswa terlibat langsung dalam proses
tahuan tentang dirinya sendiri.
Pengetahuan
pembelajaran
prosedural
sebelumnya,
Hasil
belum
capaian
pengetahuan
sepenuhnya dilibatkan dalam aktivitas
metakognisi didukung oleh Fox (2008)
pembelajaran.
pembelajaran
yang menyatakan bahwa keterampilan
menggunakan strategi Guided Inquiry
metakognisi diperoleh melalui pembela-
siswa dilibatkan secara aktif dalam
jaran yang melibatkan siswa secara aktif
proses
baik
Proses
pembelajaran terutama
untuk
fisik
maupun
psikis.
Siswa
menentukan prosedur yang digunakan
melaksanakan proses pembelajaran dan
dalam pemecahan masalah. Keterlibatan
mengidentifikasi
siswa tersebut mengakibatkan penge-
yang penting pada setiap langkah pem-
tahuan prosedural meningkat. Penge-
belajaran. Siswa menggunakan kemam-
tahuan prosedural menurut Anderson &
puan dan pemikirannya sendiri untuk
Krathwol (2001) meliputi pengetahuan
menghubungkan konsep dan memaknai
tentang keterampilan subjek khusus dan
sendiri hubungan antar konsep.
algoritma,
pengetahuan
metode
teknik
Skor capaian hasil belajar afektif
dan
subjek khusus, serta penge-
kejadian/fenomena
yang
diperoleh
melalui
observasi
tahuan tentang kriteria untuk mengetahui
kecapakan personal pada siklus IV di-
kapan digunakan prosedur secara tepat.
tunjukkan pada Tabel 32. Skor capaian
Skor
capaian
pengetahuan
hasil
belajar
afektif
tersebut
metakognisi pada siklus IV dibandingkan
menunjukkan adanya peningkatan rata-
skor capaian awal mengalami kenaikan.
rata skor
Kenaikan skor capaian ini dikarenakan
dibandingkan dengan pra siklus, siklus I,
pembelajaran dengan penerapan strategi
siklus II dan siklus III serta semua indi-
pembelajaran Guided Inquiry melibatkan
kator dalam hasil belajar afektif juga
fisik dan psikis siswa pada proses pem-
meningkat dengan persentase kenaikan
belajaran Biologi, sehingga apa yang
yang sama untuk semua indikator.
capaian pada siklus IV
Peningkatan pada hasil belajar
dilakukan dan apa yang dipelajari tetap
teringat dan mengendap sebagai konsep.
afektif
Pengetahuan
pembelajaran
metakognitif
menurut
disebabkan
pada
proses
menggunakan
strategi
Anderson & Krathwol (2001) meliputi
Guided Inquiry, siswa terlibat langsung
strategi
dalam
pengetahuan,
pengetahuan
menggali
informasi
melalui
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
73
pengalaman, buku yang pernah dibaca
psikomotor
juga
meningkat
serta informasi yang pernah didengar
persentase kenaikan yang sama untuk
yang kemudian menjadi pengalaman
semua indikator.
Berdasarkan
awal untuk mempersiapkan metode dan
dengan
hasil
dan
Ketepatan
pembahasan hasil penelitian pada siklus
memilih dan memutuskan cara untuk
I, siklus II, siklus III, dan siklus IV
memutuskan
diketahui
material
yang
dipelajari.
masalah adalah
latihan
bahwa
penerapan
dapat
strategi
meningkatkan
dalam hal berinovasi, berkreasi, serta
Guided
pengambilan keputusan yang tepat. Hal
keterampilan proses sains pada aspek
ini didukung pernyataan Kuhlthau, et.al.
melakukan
(2007) dalam Widoretno (2011: 10)
hipotesis,
bahwa
dan
melakukan koleksi data, analisis data,
berkreasi pada saat menggali informasi
penarikan kesimpulan, dan komunikasi
dan pengalaman yang dimiliki memacu
tulis sedangkan skor capaian aspek
keterkaitan berbagai disiplin ilmu yang
melakukan
mampu memunculkan ide, solusi serta
penurunan.
kemampuan
berinovasi
perspektif yang dipenuhi dengan proses
Inquiry
observasi,
rancangan
pertanyaan
menyusun
eksperimen,
mengalami
Skor capaian setiap aspek ket-
seiring
erampilan proses sains saling berkaitan
dengan perkembangan personal siswa
satu sama lain. Observasi yang baik akan
serta
yang
berdampak pada kemampuan melakukan
didasarkan pada pengalaman individu.
pertanyaan yang baik. Observasi dan
Oleh karena itu, pada akhirnya hal
pengajuan pertanyaan yang baik akan
tersebut dapat menjadi latihan untuk
mengakibatkan kemampuan siswa dalam
membangun individu yang bertanggung
menyusun hipotesis dan rancangan
jawab
sperimen menjadi baik. Melalui hipotesis
berpikir
dan
kebijaksanaan
kemampuan
yang
mampu
berpikir
menyelesaikan
persoalan kehidupan di semua bidang.
ek-
dan rancangan eksperimen yang baik,
Skor capaian hasil belajar psiko-
akan diperoleh data, analisis data dan
motor pada siklus IV ditunjukkan pada
penarikan kesimpulan yang baik yang
Tabel 33. Skor capaian hasil belajar
akhirnya siswa dapat mengkomunikasi-
afektif tersebut menunjukkan adanya
kannya secara tertulis dengan baik.
peningkatan rata-rata skor capaian pada
Aspek
membuat
pertanyaan
siklus IV dibandingkan dengan pra
mengalami penurunan pada siklus I, II,
siklus, siklus I, siklus II dan siklus III
III, dan IV. Hal ini dikarenakan pada
serta semua indikator dalam hasil belajar
proses pembelajaran dengan strategi
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
Guided Inquiry, pertanyaan lebih banyak
diajukan oleh guru
sebagai
bentuk
bimbingan dan bantuan kepada siswa.
Hal ini didukung pernyataan Widoretno
(2011: 7) bahwa permasalahan sebagai
wujud nyata dalam pembelajaran berupa
pertanyaan yang berlangsung selama
pembelajaran Guided Inquiry, merupakan
suatu hal yang sangat penting. Oliviera
(2010: 424) juga menyatakan bahwa
pertanyaan penting bagi guru sebagai
bagian dari komunikasi untuk memacu
proses berpikir pebelajar lebih tinggi.
Pertanyaan dapat
balikan
sehingga
digunakan sebagai
dapat
merupakan
penuntun (guide) untuk berpikir pebelajar
untuk mengartikulasi ide dan pemikiran.
Daftar Pustaka
Asra, S. (2008). Metode Pembelajaran.
Bandung: Wacana
Brickman, P. (2009). Effect of InquiryBased Learning on Stu-dent’s
Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for
The Scholarship of Teaching and
Learning. Vol. 3 No. 2 pp: 1-22
Callahan, Joseph F, Leonard H. Clark;
Richard
D.
Cellough.1992.
Teaching in the Middle and
Secondary Schools 4th. USA:
Mac Millan Publishing Company
Donovan, M. S. & John D. Bransford
(ed). (2005). How Students
Learn: Science in the Classroom.
Committee on How People Learn:
A Targeted Report for Teachers,
National Research Council. 264:
0-309-54805-5
Foulds, W. (1996). The Enhan-cement of
Science Process Skills in Primary
Teacher Education Students. Australian Journal of Teacher Education. Vol. 21 No. 1 pp. 16-21.
74
Ismawati, H. (2007). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar SainsFisika Melalui Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing untuk Sub
Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 13 Sema-rang Tahun
Pelajaran 2006/ 2007. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Semarang:
UNNES
Shofyan, M. (2006). Metode Inkuiri
Terbimbing. http://forum.upi.edu/
v3/index.php?topic=15 690.0), 22
05 2011
Miers, B. E. (2004). Assesing Agriculture
Teacher’s Capacity for Teaching
Science Integrated Process Skills.
Journal of Southern Agricultural
Educa-tion Research Vol 54 No 1
pp. 74-85
Olivera, A.W. (2010). Improving Teacher Questioning in Science Inquiry Discussion Through Professional Development. Journal of
Research in Science Teaching.
Vol 47 No 4 pp 422-453
Rustaman, N.Y. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang: UM
Press
Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Wenning, C.J. (2007). Assesing Inquiry
Skills as a Component of Scientific Literacy. Journal Physics
Teacher Education. Volume 4
Nomor 2
Widoretno, S. (2011). Peran Strategi
Pembelajaran Guided Inquiry
Terhadap Upaya Mengembangkan Kecakapan Hidup di SMP
pada Abad 21. (Makalah disajikan
pada Workshop Lesson Study Jurusan P. MIPA FKIP UNS pada
tanggal 14 dan 15 Desember
2011).
Wirtha, I.M. (2008). Pengaruh Model
Pembelajaran dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa
SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan
Vol 1 No 2 pp 15-29
75
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Pakar
Raya
ISSN: 2252-6897
1Volume 1, Nomor 1 Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
Oktober 2012
Halaman 63-74
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan
Strategi Pembelajaran Guided Inquiry di SMP Negeri 26 Surakarta Kelas VIII-B
Tahun Pelajaran 2011/ 2012
The Improvement of Science Process Skill and Learning Achievement Through the Application of
Guided Inquiry Strategy of Student in SMP Negeri 26 Surakarta Class VIII-B
Class Year 2011/2012
Yuang Dinni Aksari a, Sri Widoretno b, Slamet Santosac
a
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
b
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
c
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
Diterima Juni disetujui Juli 2012
ABSTRACT- The purposes of this research is to increase students science process
skills and achievement of class VIII-B SMP Negeri 26 Surakarta through the
implementa-tion of Guided Inquiry learning strategy. This research is a Classroom
Action Research with 4 cycles of action. Each cycle consisting of 4 phases which
is planning, acting, observing, , and reflecting. Observational data obtained from
the observation, and test. Technical analysis of data is technical descriptive both
qualitative and quantitative. Data validation is use split half method.Result of this
research show that with the implementation of Guided Inquiry strategy could
increase students science process skills and achievement in Biological learning.
It’s based on the result of observation and test. Average procentage for each
aspect of science process skills from the result of observation first cycle are 33,19
% (worked up 16,97%), second cycle 43,22 % (worked up 10,03%), third cycle
48,23 % (worked up 5,01%), dan last cycle 60,38 % (worked up 12,15%).
Average score of knowledge dimension of cognitive achievement on the first
cycle 37,10 %, second cycle 42,64%, third cycle 37,72%, and the last cycle
45,22%. Score of affective achievement on the first cycle 18,52% (worked up
2,3%), second cycle 28,06% (worked up 9,54%), third cycle 38,73% (worked up
10,67%), and the last cycle 45,22% (worked up 6,49%). Score of psikomotor
achievement on the first cycle 38,95% (worked up 22,71%), second cycle 43,71%
(worked up 4,76%), third cycle 46,39% (worked up 2,68%), and the last cycle
48,9% (worked up 2,51%). According to this result, can be concluded that the
implementation of Guided Inquiry learning strategy could increase students
science process skills and achievement of class VIII B SMP Negeri 26 Surakarta
class year 2011/ 2012.
Key Words: Guided Inquiry, Science Process Skills, Achievement
guru; 25,64% siswa mengobrol dengan
Pendahuluan
teman; 20,51% siswa asyik bermain di
Hasil
observasi
pembelajaran
Biologi di SMP Negeri 26 Surakarta
khusus pada kelas VIII-B menunjukkan:
51,28% siswa mendengarkan penjelesan
luar materi pelajaran; 28,20% mencatat
materi yang disampaikan guru; 12,82%
terlibat aktif dalam pemecahan masalah;
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
0%
siswa
mengamati
objek
dan
64
Pelaksanaan
pembelajaran
Biologi
mengaitkan dengan pembelajaran; 0%
ku-rang menarik dan membuat siswa
siswa meminta penjelasan terkait materi
bosan karena keterlibatan siswa baik
pembelajaran
secara fisik maupun psikis kurang.
yang
diberikan
guru;
Pendukung hasil observasi di
23,08% siswa mengantuk dalam pem-
SMP Negeri 26 Surakarta berupa hasil
belajaran.
Berdasarkan data di atas diketahui
angket pembelajaran siswa pada topik
bahwa kegiatan pembelajaran belum
pelajaran sebelumnya. Berdasarkan hasil
optimal. Pembelajaran yang dilakukan
angket pembelajaran diketahui bahwa
pada umumnya belum melibatkan siswa
pembelajaran Biologi yang selama ini
secara maksimal. Guru adalah satu-
dilakukan sangat jarang menggunakan
satunya sumber informasi sehingga siswa
objek
cenderung
melakukan kegiatan seperti mengukur,
pasif
dan
hanya
asli
sehingga
siswa
jarang
mendengarkan apa yang disampaikan
menafsir-kan,
guru,
tidak
membanding-kan semua fakta dan data,
mengembangkan kemampuannya untuk
memberi contoh lain yang serupa pada
menggali segala fenomena alam di
fakta/gejala
bidang
membedakan,
akibatnya
Biologi.
siswa
Kemampuan
untuk
mengklasifikasikan,
yang
dipelajari,
mengor-ganisasi,
dan
menggali informasi diwujudkan dengan
memberi makna pada data/fakta yang
mengamati/
diperoleh. Keterlibatan indera dalam
mengobservasi
segala
kejadian yang terjadi di sekitar ling-
kegiatan pembelajaran
kungan pebelajar. Kegiatan observasi
sangat
yang jarang dilakukan menyebabkan
mengaplikasikan
siswa kurang mampu memprediksi hal-
kehidupan nyata. Pembelajaran Biologi
hal yang mungkin terjadi dari suatu fe-
yang dilakukan cenderung dengan meng-
nomena
hafal, mengingat kembali, ataupun me-
sehingga siswa kurang bisa
memecahkan
masalah-masalah
yang
siswa
menerapkan
Biologi
dan
dalam
nyebutkan materi yang telah dipelajari.
Inti dari masalah di atas adalah
dihadapi dalam pembelajaran.
Keterlibatan
jarang
kurang. Siswa
dalam
pembelajaran
yang belum sepenuhnya
mengamati segala fenomena alam sangat
melaksanakan proses sains sehingga
kurang, kegiatan diskusi antar kelompok
penguasaan KPS siswa masih rendah.
dan inter kelompok jarang dilakukan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan
Interaksi antar siswa dan inter siswa serta
tersebut adalah penerapan strategi yang
sosialisasi antar dan inter siswa tidak ada.
dapat membantu siswa dalam mengem-
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
65
bangkan KPS siswa. Salah satu
di-
pembelajaran dari strategi yang kurang
antaranya adalah dengan menggunakan
mengembangkan
strategi pembelajaran Guided Inquiry.
sains dan cenderung berpusat pada guru
Pelaksanaan
proses
pembe-
yang kurang efektif menjadi suatu strate-
berdasarkan
gi pembelajaran yang memberikan solusi
Joyce, et al. (2000:170) dan Scott, et.al.
alternatif. Strategi pembelajaran Guided
(2010:40)
Inquiry
lajaran
Guided
fasilitasi
hipotesis,
Inquiry
meliputi
mengajukan
materi,
strategi
keterampilan
pertanyaan,
observasi,
membantu
siswa
dalam
menjelaskan
mengembangkan kemampuan kognitif,
merancang penyelidikan, mem-
rasa tanggung jawab, pemecahan masalah
penyelidikan,
merumuskan
koleksi data, analisis data,
menentukan kesimpulan, dan argumentasi.
dan
keterampilannya
masing-masing
(Bilgin, 2009).
Penggunaan
Inquiry
bertujuan
strategi
untuk
Guided
menjadikan
Pelaksanaan pembelajaran Guided
pembelajaran lebih bermakna sehingga
Inquiry identik dengan aspek -aspek yang
semua potensi siswa dapat meningkat
terdapat dalam keterampilan proses sains,
untuk membentuk dan mengembangkan
sehingga pelaksanaan Guided Inquiry
diri siswa secara maksimal. Pada pem-
dapat meningkatkan keterampilan proses
belajaran Guided Inquiry, dengan adanya
sains siswa. Selain itu pelaksanaan Guid-
keterlibatan siswa secara maksimal siswa
ed Inquiry juga bisa meningkatkan hasil
mampu
belajar siswa berupa kognitif, afektif dan
proses sains dan hasil belajar yang di-
psikomotor. Jadi, pada penelitian untuk
wujudkan dalam peningkatan kemampu-
setiap siklusnya digunakan strategi Guid-
an kognitif, afektif dan psikomotor. Ket-
ed Inquiry yang diharapkan mampu
erampilan proses sains yang dikem-
meningkatkan keterampilan proses sains
bangkan meliputi delapan aspek yaitu
dan hasil belajar siswa. Hal tersebut
keterampilan
didukung oleh Wirtha (2008: 25-26),
/mengamati,
bahwa strategi Guided Inquiry dapat
menyusun hipotesis, merencanakan
membantu siswa dalam mengembangkan
sperimen/
ke-mampuan kognitif, rasa tanggung
koleksi data, menganalisis data, menarik
jawab, pemecahan masalah dan ket-
kesimpulan, dan berkomunikasi secara
erampilannya masing-masing.
tertulis.
meningkatkan
melakukan
mengajukan
percobaan,
keterampilan
observasi
pertanyaan,
ek-
melakukan
Penerapan strategi pembelajaran
Berdasarkan NEM masuk siswa,
Guided Inquiry penting dalam transisi
SMP Negeri 26 Surakarta merupakan
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
66
sekolah dengan kategori kurang sehingga
cara-cara
KPS yang diutamakan yaitu observasi,
(Shofyan, 2006: 1). Hal ini didukung
mengajukan pertanyaan dan menyusun
pernyataan Brickman (2009:2) bahwa
hipotesis. Lima aspek KPS lainnya
pada pembelajaran menggunakan strategi
digunakan sebagai data tambahan.
in-kuiri terbimbing, guru memberikan
menurut Asra
Guided Inquiry
melakukan
permasalahan
percobaan
pendahuluan
kemudian
(2008: 103) merupakan salah satu strategi
diberikan
bimbingan untuk
pembelajaran inkuiri yang pelaksanaan
variabel,
merencanakan
penyelidikannya dilakukan oleh siswa
mengontrol
dengan
menemukan jalan untuk memecahkan
berdasarkan
pada
petunjuk-
petunjuk guru atau LKS atau modul atau
variabel,
memilih
percobaan,
mengukur
dan
permasalahan.
Pembelajaran
buku yang relevan. Petunjuk yang diberi-
sains
dan
kan pada umumnya berupa pertanyaan
pengembangan keterampilan proses sains
dan
membimbing.
menurut Foulds (1996: 16) merupakan
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari
dua hal yang terintegrasi dan tidak dapat
suatu pertanyaan inti yang seterusnya
dipisahkan.
dijawab oleh siswa. Berdasarkan jawaban
penting untuk mengajarkan siswa untuk
yang dikemukakan oleh siswa, guru
memperkaya
mengajukan beberapa pertanyaan untuk
memerlukan keterampilan proses sains
melacak, dengan tujuan mengarahkan
bail untuk melakukan investigasi maupun
siswa ke suatu titik kesimpulan yang
dalam proses belajar oleh karena itu perlu
diharapkan.
diterapkan
pernyataan
yang
Pada proses belajar mengajar
siswa
diminta
untuk
pengetahuannya.
pembelajaran
Siswa
berbasis
keterampilan proses sains.
Keterampilan
dengan strategi pembelajaran inkuiri
terbimbing,
Keterampilan proses sains
proses
menurut
Rustaman (2005: 76) melibatkan ket-
menemukan konsep melalui petunjuk-
erampilan-keterampilan
petunjuk seperlunya dari seorang guru.
intelektual, manual, dan sosial. Ket-
Petunjuk-petunjuk
pada
erampilan kognitif atau intelek-tual terli-
umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
bat karena dengan melakukan keterampi-
yang bersifat membimbing. Selain per-
lan
tanyaan dan pernyataan, guru juga dapat
pikirannya. Keterampilan manual jelas
memberikan penjelasan-penjelasan seper-
terlibat dalam keterampilan proses karena
lunya pada saat siswa akan melakukan
mungkin
percobaan, misalnya penjelasan tentang
melibatkan penggunaan alat dan bahan,
tersebut
proses
siswa
kognitif
atau
menggunakan
dalam pembelajarannya siswa
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
67
pengukuran, penyusunan atau perakitan
(2009: 104-105) yang berupa model spi-
alat. Ketrampilan sosial dimaksudkan
ral yaitu dalam satu siklus terdiri dari
bahwa siswa berinteraksi dengan siswa
tahap perencanaan, tindakan, observasi,
lain dalam melak-sanakan kegiatan bela-
dan refleksi, namun sebelumnya, tahapan
jar mengajar dengan ketrampilan proses,
ini diawali oleh tahapan prasiklus. Taha-
misalnya mendiskusikan hasil pengama-
pan prasiklus merupakan refleksi dari
tan.
masalah yang ada di kelas. Permasalahan
Hasil belajar menurut Mukaromah
(1999: 2) merupakan perolehan peru-
yang ada diidentifi-kasi, dianalisis, dan
dirumuskan.
Permasalahan
bahan pada diri siswa yang terwujud da-
yang
diangkat
lam perubahan tingkah laku. Hasil belajar
dalam penelitian ini adalah keterampilan
menurut Sudjana (1991: 22) adalah
proses sains dan hasil belajar siswa.
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
Solusi untuk mengatasi per-masalahan
siswa setelah ia menerima pengalaman
tersebut
belajarnya.
Guided Inquiry.
Sedangkan
hasil
belajar
berupa
penerapan
strategi
Penerapan strategi Guided Inquiry
menurut Yulaelawati (2004: 21) mencda-
dilakukan dalam empat siklus yang
lam memenuhi suatu tahapan pencapaian
penerapan pembelajaran pada siklus I
pengalaman belajar dalam kompetensi
sama dengan siklus II, siklus III, dan
dasar. Hasil belajar terdiri dari ranah
siklus IV hanya refleksi tindakan setiap
kognitif, afektif, dan psikomotor.
siklus berbeda. Tindak lanjut pada Siklus
erminkan kemampuan peserta didik
II dilakukan agar proses pembelajaran
Metode Penelitian
dapat memperoleh hasil yang maksimal
Bentuk
penelitian
ini
adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dengan
penerapan
strategi
Guided
Inquiry.
Classroom Action Research (CAR) yang
bertujuan untuk meme-cahkan masalah
Pembahasan
dan
Hasil
meningkatkan kualitas proses dan hasil
keterampilan
pembelajaran di kelas.
berdasarkan hasil observasi pada pra
yang
timbul
Prosedur
dalam
dan
kelas
langkah-langkah
skor
proses
capaian
aspek
sains
siswa
siklus, siklus 1, 2, 3, dan 4 dapat dilihat
dalam penelitian tindakan kelas ini
pada Tabel 1.
mengikuti model yang dikembangkan
Tabel 1. Rata-rata Skor Capaian Tiap
Aspek Keterampilan Proses Sains
oleh Kemmis dan Taggart dalam Supardi
N
Aspek
Capaian Aspek Siklus (%)
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
o
Melakukan Observasi
Melakukan Pertanyaan
Menyusun
Hipotesis
Rancangan Eksperimen
Melakukan
Koleksi Data
1
2
3
4
5
6
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Komunikasi Tulis
7
8
RATA-RATA
Pra
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
16,
22
24,
64
Peningkatan
I
54,
13
17,
25
47,
44
41,
96
38,
95
26,
35
16,
24
22,
89
50,
62
skor
II
56,
51
16,
72
57,
91
48,
74
43,
71
32,
48
50,
12
39,
55
54,
43
III
56,
74
20,
17
66,
35
49,
17
46,
4
34,
62
52,
32
60,
07
64,
57
tiap
IV
71,
56
18,
93
74,
25
57,
26
48,
9
74,
22
67,
83
70,
09
68,
48
aspek
68
kognitif
Dimensi
Pengeta
huan
Faktual
Konseptual
Prosedural
JUMLAH
Rata-rata Capaian Dimensi Proses Kognitif pada Siklus (%)
Pra
I
II
III
IV
26,04 38,87 55,49 25,69
23,46 38,81 45,15 40,75 58,47
61,81 46,22 27,29 47,42 35,39
26,04 38,87 55,49 25,69
Perbandingan skor capaian hasil
belajar kognitif tiap dimensi pengetahuan
dapat disajikan dalam Gambar 2.
Persentase (%)
Peningkatan Tiap Dimensi Pengetahuan
antara Pra Siklus, Siklus I, Siklus II,
Siklus III, dan Siklus IV
50
100
Persentase (%)
pengetahuan
Tabel 2. Rata-rata skor capaian tiap
dimensi pengetahuan hasil belajar
kognitif
100
Peningkatan Skor Tiap Aspek Keterampilan
Proses Sains antara
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III, dan
Siklus IV
80
0
60
Faktual
40
Konseptual Prosedural
Dimensi Pengetahuan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
20
0
Gambar 2. Perbandingan Skor Capaian
Hasil Belajar Kognitif Tiap Dimensi
Pengetahuan
Rata-rata skor capaian hasil belajar
Aspek Keterampilan Proses Sains
Pra Siklus
Siklus II
afektif disajikan dalam Tabel 3 dan
Siklus I
Siklus III
Gambar 1. Peningkatan Skor Tiap
Aspek Keterampilan Proses Sains
Rata-rata
dimensi
dimensi
metakognisi disajikan pada Tabel 2.
keterampilan proses sains yang dapat
disajikan dalam Gambar 1.
dan
skor
pengetahuan
capaian
hasil
psikomotor pada Tabel 4.
tiap
belajar
Tabel 3.Skor Capaian Setiap Indikator Hasil Belajar Afektif
No.
Indikator
Pra
Sikl
us
Skor (%)
Capaian (%)
Siklu Siklus
Sikl Siklus
sI
II
us
IV
III
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
4,45
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
Maks
imal
1
2
Mengidentifikasi sebab akibat terjadinya semua kejadian dan
pertanyaan
Menentukan pemecahan masa-lah dari berbagai alternatif yang ada
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
69
3
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
8,33
1,35
1,64
2,85
3,56
3,39
8,33
8,33
1,35
1,35
1,64
1,64
2,85
2,85
3,13
3,99
3,77
3,99
7
Terlibat dalam pemecahan ma-salah dan semua aktivitas yang
berlangsung dalam proses pem-belajaran
Berusaha dengan ulet dan pan-tang menyerah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran
Senang membantu orang lain
Membutuhkan teman dan o-rang lain untuk menyelesai-kan
permasalahan
Mendengar dan menerima sa-ran dari teman atau orang lain
8,33
1,35
1,64
2,71
2,21
3,92
8
Santun dalam bertindak dan berbicara
8,33
1,35
1,35
2,85
3,13
3,92
9
Mendukung teman dalam ke-lompoknya dan dalam kelas
8,33
1,35
1,64
1,35
3,13
3,63
10
Mampu mengukur dan menga-mati fenomena alam dan keja-dian
dengan cermat
Menyelesaikan permasalahan dengan logis dan urut
8,33
1,35
1,35
1,35
3,13
4,17
8,33
1,35
1,35
1,35
3,56
3,6
12
Memprediksi dan mempertim-bangkan akibat keputusan yang
dipilih
Jumlah
8,33
1,35
1,35
1,35
2,21
3,6
16,2
Rata-rata
100,
00
8,33
18,5
2
1,54
28,0
6
2,34
38,7
3
3,23
45,2
2
3,77
4
5
6
11
1,35
Tabel 4.Skor Capaian Setiap Indikator Hasil Belajar Psikomotor
No.
Indikator
Skor (%)
Maksimal
Capaian
Pra
Siklus
1
Siklus I
Siklus
II
Siklus
III
Siklus
IV
Alat dan material tepat dipilih untuk
mencari data
Menunjukan keteram-pilan penggunan
alat dan material untuk mengoleksi
data
Mengulang pengukuran yang diperoleh
dan mencatat
Prosedur
eksperimen komplit dan
cukup jelas untuk diikuti orang lain
Alat digunakan sangat tepat
14,28
2,32
6,96
7,2
7,88
7,63
14,28
2,32
6,72
7,26
7,2
7,63
14,28
2,32
4,64
4,64
4,64
4,64
14,28
2,32
4,64
5,8
7,2
7,02
14,28
2,32
6,47
6,72
7,2
7,51
Alat dan bahan diambil dan diletakan
di tem-patnya
Strategi penggunaan alat tidak ada
kesalahan
14,28
2,32
4,64
6,29
6,65
7,39
14,28
2,32
4,88
5,8
5,62
7,08
Jumlah
100
16,24
38,95
43,71
46,39
48,9
Rata-Rata
14,28
2,32
5,56
6,24
6,63
6,99
2
3
4
5
6
7
Hasil
penelitian
membuktikan
berdasarkan hasil observasi siklus I
bahwa dengan pelaksanaan tindakan
adalah 33,19 (meningkat 16,97%), siklus
kelas melalui penerapan strategi Guided
II 43,22 (meningkat 10,03%), siklus III
Inquiry dapat meningkatkan keterampilan
48,23 (meningkat 5,01%), dan siklus IV
proses sains dan hasil belajar siswa
60,38 (meningkat 12,15%). Rata-rata
dalam pembelajaran Biologi. Hal ini
dimensi
didasarkan pada hasil observasi dan hasil
kognitif siswa pada siklus I 37,10 %,
tes kognitif. Rata-rata nilai prosentase
siklus II 42,64%, siklus III 37,72%, dan
capaian aspek keterampilan proses sains
siklus IV 46,93%. Nilai capaian hasil
pengeta-huan
hasil
belajar
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
70
belajar afektif pada siklus I 18,52%
motorik. Hasil ini didukung oleh Bilgin
(meningkat 2,3%), siklus II 28,06%
(2009) yang menyatakan bahwa strategi
(meningkat 9,54%), siklus III 38,73%
pembelajaran Guided Inquiry membantu
(meningkat 10,67%), dan siklus IV
siswa dalam mengembangkan kemampu-
45,22%
an kognitif, rasa tanggung
(meningkat
6,49%).
Nilai
capaian hasil belajar psikomotor pada
pemecahan
masalah
siklus I 38,95% (meningkat 22,71%),
lannya masing-masing.
dan
jawab,
keterampi-
siklus II 43,71% (4,76%), siklus III
Peningkatan keterampilan proses
46,39% (meningkat 2,68%), dan siklus
sains, hasil belajar pada ranah afektif dan
IV
psikomotorik
48,9%
(meningkat
2,51%).
ditunjukkan oleh
hasil
dapat
observasi selama proses pembelajaran.
disimpulkan bahwa penerapan strategi
Peningkatan hasil belajar pada ranah
Berdasarkan
hasil
tersebut
meningkatkan
kognitif dimensi pengetahuan faktual,
keterampilan proses sains dan hasil
konseptual dan prosedural ditunjukkan
belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri
oleh hasil tes, sedangkan dimensi penge-
26 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
tahuan metakognisi ditunjukkan dengan
Guided
Inquiry
dapat
Berdasarkan penelitian yang telah
tes metakognisi.
bahwa
Hasil observasi pada siklus IV
penerapan strategi pembelajaran Guided
menunjukkan bahwa keterampilan proses
Inquiry dapat meningkat-kan keterampi-
sains mengalami kenaikan dibandingkan
lan proses sains dalam pembelajaran
dengan pra siklus, siklus I, dan siklus III.
Biologi. Hasil ini didukung pernyataan
Tabel 28 menunjukkan kenaikan tertinggi
Wirtha (2008: 26) bahwa pembelajaran
jika dibandingkan dengan pra siklus,
inkuiri memberikan kesempatan kepada
siklus I, dan siklus III yaitu pada aspek
siswa untuk mengembangkan keterampi-
melakukan koleksi data sebesar 9,21%
lan
sedangkan kenaikan terendah pada aspek
dilaksanakan dapat
dalam
diketahui
merumuskan
hipotesis,
dan
komunikasi tulis yang skor capaiannya
melakukan percobaan, serta mengkomu-
sama dengan siklus III. Skor capaian
nikasikan hasil percobaan.
tertinggi pada observasi keterampilan
menggali
informasi,
merancang
Penerapan strategi pembelajaran
Guided Inquiry selain dapat meningkat-
proses sains siklus III adalah pada aspek
komunikasi tulis yaitu 78,7%.
kan keterampilan proses sains juga dapat
Peningkatan tertinggi pada aspek
meningkatkan hasil belajar siswa yang
melakukan koleksi data disebabkan oleh
meliputi kognitif, afektif dan
beberapa hal antara lain adalah karena
psiko-
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
71
rancangan eksperimen yang dibuat tepat
dimensi
dan pelaksanaan koleksi data semua yang
kenaikan dan penurunan yang berbeda.
ada dalam kelompok terlibat aktif dalam
Berdasarkan Gambar 31 menunjukkan
melaksanakan
bahwa
percobaan.
Rancangan
pengetahuan
dimensi
memiliki
pengetahuan
faktual
eksperimen yang tepat dapat disebabkan
mengalami
karena
dalam
dengan capaian awal. Penurunan di-
mengajukan
pengaruhi oleh kemampuan siswa dalam
pertanyaan, dan menyusun hipotesis yang
mengintepretasikan hasil pengamatan.
baik. Selain itu, juga dapat disebabkan
Pengetahuan faktual menurut Anderson
bimbingan yang tepat yang diberikan
& Krathwol (2001) mencakup elemen-
oleh
elemen dasar yang akan digunakan dalam
kemampuan
melakukan
siswa
observasi,
guru
sehingga
siswa
dapat
penurunan
pola
dibandingkan
merancang eksperimen sesuai dengan
mengkomunikasikan
tentang
disiplin
hasil observasi, rumusan masalah, dan
akademik, pemahaman, dan pengorgan-
hipotesis yang disusun sebelumnya.
isasiannya secara sistematis. Pengetahuan
atau
faktual meliputi pengetahuan terminologi
menurut
serta pengetahuan elemen-elemen dan de-
Abruscato (2000: 47) adalah proses yang
tail-detail khusus. Pengetahuan faktual
meliputi semua proses dasar dan terin-
dapat diperoleh dari hasil kegiatan obser
tegrasi.
vasi
Melaksanakan
melakukan
koleksi
Latihan
percobaan
percobaan
data
dalam
biasanya
mengadakan
dimulai
dengan
observasi yang menghasilkan permasalahan yang harus diselesaikan. Terkadang
sehingga
capaian
pengetahuan
tersebut tergantung bagaimana interpretasi hasil observasi.
Pengetahuan
konseptual
men-
siswa merumuskan satu hipotesis dari
galami kenaikan dibandingkan capaian
satu
permasalahan.
awal. Kenaikan skor capaian dikarenakan
Keberhasilan dalam mengadakan perco-
siswa terlibat langsung dalam proses
baan melibatkan identifikas
pembelajaran,
pertanyaan
atau
variabel
sehingga
siswa
dapat
dikontrol, membuat definisi operasional,
menemukan konsep meteri pembelajaran.
merencanakan
Pengetahuan
satu
eksperimen,
konseptual
menurut
melaksanakan percobaan, mengumpulkan
Anderson & Krathwol (2001) meliputi
dan menginterpretasikan data, dan ka-
pengetahuan tentang kategori dan klasifi-
dang memodifikasi hipotesis yang diuji.
kasi, pengetahuan tentang prinsip dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan siklus I, II, III dan IV diketahui
bahwa
hasil
belajar
kognitif
setiap
generalisasi, serta pengetahuan tentang
teori, model dan struktur.
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
72
men-
tentang tugas-tugas kognitif yang men-
galami kenaikan dibandingkan capaian
cakup pengetahuan korelasional dan
awal. Kenaikan skor capaian dikarenakan
kontekstual secara tepat serta penge-
siswa terlibat langsung dalam proses
tahuan tentang dirinya sendiri.
Pengetahuan
pembelajaran
prosedural
sebelumnya,
Hasil
belum
capaian
pengetahuan
sepenuhnya dilibatkan dalam aktivitas
metakognisi didukung oleh Fox (2008)
pembelajaran.
pembelajaran
yang menyatakan bahwa keterampilan
menggunakan strategi Guided Inquiry
metakognisi diperoleh melalui pembela-
siswa dilibatkan secara aktif dalam
jaran yang melibatkan siswa secara aktif
proses
baik
Proses
pembelajaran terutama
untuk
fisik
maupun
psikis.
Siswa
menentukan prosedur yang digunakan
melaksanakan proses pembelajaran dan
dalam pemecahan masalah. Keterlibatan
mengidentifikasi
siswa tersebut mengakibatkan penge-
yang penting pada setiap langkah pem-
tahuan prosedural meningkat. Penge-
belajaran. Siswa menggunakan kemam-
tahuan prosedural menurut Anderson &
puan dan pemikirannya sendiri untuk
Krathwol (2001) meliputi pengetahuan
menghubungkan konsep dan memaknai
tentang keterampilan subjek khusus dan
sendiri hubungan antar konsep.
algoritma,
pengetahuan
metode
teknik
Skor capaian hasil belajar afektif
dan
subjek khusus, serta penge-
kejadian/fenomena
yang
diperoleh
melalui
observasi
tahuan tentang kriteria untuk mengetahui
kecapakan personal pada siklus IV di-
kapan digunakan prosedur secara tepat.
tunjukkan pada Tabel 32. Skor capaian
Skor
capaian
pengetahuan
hasil
belajar
afektif
tersebut
metakognisi pada siklus IV dibandingkan
menunjukkan adanya peningkatan rata-
skor capaian awal mengalami kenaikan.
rata skor
Kenaikan skor capaian ini dikarenakan
dibandingkan dengan pra siklus, siklus I,
pembelajaran dengan penerapan strategi
siklus II dan siklus III serta semua indi-
pembelajaran Guided Inquiry melibatkan
kator dalam hasil belajar afektif juga
fisik dan psikis siswa pada proses pem-
meningkat dengan persentase kenaikan
belajaran Biologi, sehingga apa yang
yang sama untuk semua indikator.
capaian pada siklus IV
Peningkatan pada hasil belajar
dilakukan dan apa yang dipelajari tetap
teringat dan mengendap sebagai konsep.
afektif
Pengetahuan
pembelajaran
metakognitif
menurut
disebabkan
pada
proses
menggunakan
strategi
Anderson & Krathwol (2001) meliputi
Guided Inquiry, siswa terlibat langsung
strategi
dalam
pengetahuan,
pengetahuan
menggali
informasi
melalui
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
73
pengalaman, buku yang pernah dibaca
psikomotor
juga
meningkat
serta informasi yang pernah didengar
persentase kenaikan yang sama untuk
yang kemudian menjadi pengalaman
semua indikator.
Berdasarkan
awal untuk mempersiapkan metode dan
dengan
hasil
dan
Ketepatan
pembahasan hasil penelitian pada siklus
memilih dan memutuskan cara untuk
I, siklus II, siklus III, dan siklus IV
memutuskan
diketahui
material
yang
dipelajari.
masalah adalah
latihan
bahwa
penerapan
dapat
strategi
meningkatkan
dalam hal berinovasi, berkreasi, serta
Guided
pengambilan keputusan yang tepat. Hal
keterampilan proses sains pada aspek
ini didukung pernyataan Kuhlthau, et.al.
melakukan
(2007) dalam Widoretno (2011: 10)
hipotesis,
bahwa
dan
melakukan koleksi data, analisis data,
berkreasi pada saat menggali informasi
penarikan kesimpulan, dan komunikasi
dan pengalaman yang dimiliki memacu
tulis sedangkan skor capaian aspek
keterkaitan berbagai disiplin ilmu yang
melakukan
mampu memunculkan ide, solusi serta
penurunan.
kemampuan
berinovasi
perspektif yang dipenuhi dengan proses
Inquiry
observasi,
rancangan
pertanyaan
menyusun
eksperimen,
mengalami
Skor capaian setiap aspek ket-
seiring
erampilan proses sains saling berkaitan
dengan perkembangan personal siswa
satu sama lain. Observasi yang baik akan
serta
yang
berdampak pada kemampuan melakukan
didasarkan pada pengalaman individu.
pertanyaan yang baik. Observasi dan
Oleh karena itu, pada akhirnya hal
pengajuan pertanyaan yang baik akan
tersebut dapat menjadi latihan untuk
mengakibatkan kemampuan siswa dalam
membangun individu yang bertanggung
menyusun hipotesis dan rancangan
jawab
sperimen menjadi baik. Melalui hipotesis
berpikir
dan
kebijaksanaan
kemampuan
yang
mampu
berpikir
menyelesaikan
persoalan kehidupan di semua bidang.
ek-
dan rancangan eksperimen yang baik,
Skor capaian hasil belajar psiko-
akan diperoleh data, analisis data dan
motor pada siklus IV ditunjukkan pada
penarikan kesimpulan yang baik yang
Tabel 33. Skor capaian hasil belajar
akhirnya siswa dapat mengkomunikasi-
afektif tersebut menunjukkan adanya
kannya secara tertulis dengan baik.
peningkatan rata-rata skor capaian pada
Aspek
membuat
pertanyaan
siklus IV dibandingkan dengan pra
mengalami penurunan pada siklus I, II,
siklus, siklus I, siklus II dan siklus III
III, dan IV. Hal ini dikarenakan pada
serta semua indikator dalam hasil belajar
proses pembelajaran dengan strategi
BIO-PEDAGOGI Vol. 1, No.1, hal. 63-74
Guided Inquiry, pertanyaan lebih banyak
diajukan oleh guru
sebagai
bentuk
bimbingan dan bantuan kepada siswa.
Hal ini didukung pernyataan Widoretno
(2011: 7) bahwa permasalahan sebagai
wujud nyata dalam pembelajaran berupa
pertanyaan yang berlangsung selama
pembelajaran Guided Inquiry, merupakan
suatu hal yang sangat penting. Oliviera
(2010: 424) juga menyatakan bahwa
pertanyaan penting bagi guru sebagai
bagian dari komunikasi untuk memacu
proses berpikir pebelajar lebih tinggi.
Pertanyaan dapat
balikan
sehingga
digunakan sebagai
dapat
merupakan
penuntun (guide) untuk berpikir pebelajar
untuk mengartikulasi ide dan pemikiran.
Daftar Pustaka
Asra, S. (2008). Metode Pembelajaran.
Bandung: Wacana
Brickman, P. (2009). Effect of InquiryBased Learning on Stu-dent’s
Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for
The Scholarship of Teaching and
Learning. Vol. 3 No. 2 pp: 1-22
Callahan, Joseph F, Leonard H. Clark;
Richard
D.
Cellough.1992.
Teaching in the Middle and
Secondary Schools 4th. USA:
Mac Millan Publishing Company
Donovan, M. S. & John D. Bransford
(ed). (2005). How Students
Learn: Science in the Classroom.
Committee on How People Learn:
A Targeted Report for Teachers,
National Research Council. 264:
0-309-54805-5
Foulds, W. (1996). The Enhan-cement of
Science Process Skills in Primary
Teacher Education Students. Australian Journal of Teacher Education. Vol. 21 No. 1 pp. 16-21.
74
Ismawati, H. (2007). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar SainsFisika Melalui Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing untuk Sub
Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 13 Sema-rang Tahun
Pelajaran 2006/ 2007. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Semarang:
UNNES
Shofyan, M. (2006). Metode Inkuiri
Terbimbing. http://forum.upi.edu/
v3/index.php?topic=15 690.0), 22
05 2011
Miers, B. E. (2004). Assesing Agriculture
Teacher’s Capacity for Teaching
Science Integrated Process Skills.
Journal of Southern Agricultural
Educa-tion Research Vol 54 No 1
pp. 74-85
Olivera, A.W. (2010). Improving Teacher Questioning in Science Inquiry Discussion Through Professional Development. Journal of
Research in Science Teaching.
Vol 47 No 4 pp 422-453
Rustaman, N.Y. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang: UM
Press
Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Wenning, C.J. (2007). Assesing Inquiry
Skills as a Component of Scientific Literacy. Journal Physics
Teacher Education. Volume 4
Nomor 2
Widoretno, S. (2011). Peran Strategi
Pembelajaran Guided Inquiry
Terhadap Upaya Mengembangkan Kecakapan Hidup di SMP
pada Abad 21. (Makalah disajikan
pada Workshop Lesson Study Jurusan P. MIPA FKIP UNS pada
tanggal 14 dan 15 Desember
2011).
Wirtha, I.M. (2008). Pengaruh Model
Pembelajaran dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa
SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan
Vol 1 No 2 pp 15-29
75
Yuang Dinni Aksari – Strategi Pembelajaran Guided Inquiry Science
Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Pakar
Raya