PERSEPSI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DITINJAU DARI SISI GENDER DI UPN ’’VETERAN’’ JAWA TIMUR ( study empiris pada mahasiswa akuntansi upn veteran jawa timur ).

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang M aha Esa atas berkat dan limpahan kasihNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu prasyarat
memperoleh

Gelar Sarjana ekonomi Program

St udy Akuntansi Fakult as Ekonomi

Universit as Pembangunan Nasional ‘’Veteran’’ Jawa Timur dengan judul ‘’PERSEPSI

PERILAKU

ETIS

M AHASISWA

AKUNTANSI

DITINJAU


DARI

SISI

GENDER

DI

UPN’’VETERAN’’JAWA TIM UR ‘’ ( St udy Empiris Pada M ahasisw a Akunt ansi UPN Vet eran
Jawa Timur).
Penelit i menyadari bahwa t anpa adanya bant uan dari beberapa pihak maka akan
sangat sulit bagi penelit i un tuk dapat menyusun skripsi ini .sehubungan dengan hal itu
,,maka dalam kesempatan ist imewa ini ,penelit i ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang t erlibat secara langsung maupun t idak langsung dalam mendukung
kelancaran penyusunan Skripsi baik berupa dukungan , maupun bimbingan yang t elah
diberikan .Secara khusus penelit i dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan
t erima kasih kepada :
1. Bapak Prof Dr. Ir. Teguh Sudarto, M P, selaku Rektor universitas pembangunan
nasional’’veteran ‘’jawa t imur.

2. Bapak Dr. Dhani

ichsanudin Nur , SE. M M .,selaku

Dekan

Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional’’vet eran’’jawa t imur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman A .Suwadi, M S .,selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional’’vet eran’’jawa t imur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. M SI.,selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universit as
Pembangunan Nasional’’vet eran’’jawa t imur.
5. Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, M M ,AK .,Selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam mengerjakan Skripsi.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


6. Bapak dan ibu serta Staf pengajar Fakult as Ekonomi khususnya Program Studi
Akuntansi yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan serta wawasan
yang cukup sehingga penulis mampu menyelesaikan kegiatan Akademiknya
sampai dengan menyusun Skripsi sebagai t ugas akhir

Studi di Universit as

Pembangunan Nasional’’Vet eran’’Jawa Timur.
7. Staf Perpust akaan Pusat dan St af Perpustakaan Fakultas yang telah memberikan
bantuan terhadap fasilit as peminjaman buku unt uk dijadikan referensi dalam
penulisan skripsi ini.
8. Orang tuaku Bapak Soetono dan Ibu Lolly A yang sangat aku cintai serta seluruh
keluargaku at as doa rest u dan dukungannya baik yang bersifat moril maupun
mat eriil sehingga dapat m enyelesaikan skripsi ini .
9. Teman-t eman yang secara langsung maupun t idak langsung membant u dan
memot ivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak-pihak yang t idak dapat penulis sebut kan satu persatu.
Penelit i menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna ,Oleh
karena itu Segala krit ik dan saran sangat Penelit i harapkan guna meningkat kan mut u dari

penulisan Skripsi ini. Penelit i juga berharap penulisan skripsi ini dan bermanfaat bagi
semua pihak yang membut uhkan.Amin.

Surabaya, Sept ember 2011

Peneliti

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERSEPSI PERILAKU ETIS MAHASISWA
AKUNTANSI DITINJ AU DARI SISI GENDER
DI UPN ’’VETERAN’’ J AWA TIMUR
( st udy empiris pada mahasisw a akunt ansi upn veteran jaw a t imur )
Oleh :

Arno Reza Praditya


ABSTRAKSI
Pada era globlal ini etika muncul sebagai salah sat u faktor yang menarik unt uk
diperhat ikan, untuk it u persiapan yang berkaitan dengan profesionalism e profesi mut lak
diperlukan. Di Indonesia, isu mengenai et ika akuntansi berkembang seiring dengan
t erjadinya beberapa pelanggaran et ika baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan
int ern maupun akuntan pemerintah. Penemuan – penemuan t ersebut makin memperkuat
alasan unt uk mengint erogasi masalah etika kedalam kurikulum akuntansi,sebagai tujuan
penelit ian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman et ika dari mahasisw a dan
mahasisw i akunt ansi, yang kemudian direfleksikan oleh persepsinya terhadap persoalanpersoalan et ika yang diajukan.
Dalam penelit ian ini penelit i melakukan observasi dengan membandingkan
persepsi dan pemahaman mahasiswa akuntasi pria dan wanita UPN Vet eran JawaTimur
t erhadap persoalan-persoalan et ika khususnya dalam bidang akuntansi. Penelit ian ini
dilaksanakan secara survey dengan membagikan kuisioner pada 46 mahasiswa akuntansi
UPN’’vet eran’’ jat im angkat an 2007 . Alat analisis unt uk menguji hipot esis yang diajukan
adalah “ Independent Simple” t-t est .
Kesimpulan yang dapat diambil dari independent sample t t est adalah terdapat
perbedaan persepsi perilaku et is antara mahasisw a laki-laki dan perempuan, sehingga
hipotesis penelit ian ini “ Diduga ada perbedaan signifikan antara persepsi perilaku etis
mahasiswa laki-laki akuntansi UPN dengan mahasisw i akuntansi UPN” t eruji kebenarannya.


VIII

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. V
DAFTAR GAMBAR........................................................................................VI
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. VII
ABSTRAKSI .................................................................................................VIII
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar belakang masalah .................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah........................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................ 9
1.4. Manfat Penelitian ........................................................................... 9

BAB 2 KAJ IAN PUSTAKA DAN PENGENDALIAN MODEL................. 11

2.1. Penelitian terdahulu ...................................................................... 11
2.2. Landasan Teori............................................................................. 22
2.2.1.Etika……. ............................................................................ 22
2.2.1.1. Pengertian Etika ....................................................... 23
2.2.1.2. Pendidikan Etika ...................................................... 23
2.2.1.3. Etika dalam bidang akuntansi ................................... 25
2.2.2. Persepsi ............................................................................... 26
2.3. Gender.......................................................................................... 27

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1.Unsur-unsur Gender.............................................................. 31
2.3.2.Gender dalam kantor akuntan publik..................................... 31
2.3.3.Hubungan persepsi perilaku etis Mahasiswa dengan
jenis Gender.............................................................................32
2.4. Kerangka Pikir............................................................................. 33
2.5 Hipotesis ..................................................................................... 33


BAB 3

METODE PENELITIAN............................................................... 34
3.1. Definisi Operasional ..................................................................... 34
3.2. Teknik Pengukuran Variabel ........................................................ 35
3.3. Teknik Penentuan Sampel............................................................. 36
3.4. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 38
3.4.1.Jenis Data ............................................................................ 38
3.4.2.Sumber Data.......................................................................... 38
3.4.3.Pengumpulan Data................................................................. 38
3.5. Teknik analisis dan uji Hipotesis .................................................. 39
3.5.1.Teknik Analisis...................................................................... 39
3.5.1.1.Uji Validitas............................................................... 39
3.5.1.2.Uji Reliabilitas ........................................................... 40
3.5. Teknik analisis dan uji Hipotesis .................................................. 42

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................43
4.1 Deskripsi Objek Penelitian.............................................................43

4.1.1.Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional..............43
4.1.2.Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan..............................................44
4.1.2.1.Falsafah......................................................................44
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.2.2.Visi.............................................................................44
4.1.2.3.Misi.............................................................................45
4.1.2.4.Tujuan.........................................................................45
4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi...................................................46
4.1.3.1.Visi Progdi Akuntansi................................................47
4.1.3.2.Misi Progdi Akuntansi...............................................47
4.1.3.3.Tujuan Progdi Akuntansi...........................................47
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian.............................................................48
4.2.1. Uji Validitas Variabel Perilaku Etis.....................................48
4.2.2. Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Etis.................................51
4.2.3. Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku Etis........................ 52
4.2.4. Uji Normalitas Variabel Perilaku Etis..................................53

4.3. Analisis Independent Sample t Test..............................................54
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................56
4.4.1. Implikasi...............................................................................56
4.4.2. Keterbatasan Penelitian........................................................58
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN........................................................59
5.1. Kesimpulan...................................................................................59
5.2. Saran............................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah
Di era globalisasi yang membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk
liberalisasi ekonomi hendaknya semakin memacu kalangan bisnis dan
pemerintah untuk lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat .Pada era
glabal ini etika muncul sebagai salah satu faktor yang menarik untuk
diperhatikan, untuk itu persiapan yang berkaitan dengan profesioanalisme
profesi, etika sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan dan meraih
sukses dalam jangka panjang.
Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi
landasan bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang
masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan
kehormatan Seorang. Etika lebih banyak berhubungan dengan sifat manusia
yang ideal, dan disiplin pribadi diluar ditentukan oleh undang undang dan
peraturan, sehingga etika dapat pula diartikan sebagai suatu sopan santun atau
tatanan moral dalam suatu profesi atau jabatan, Etika yang telah disepakati
bersama oleh suatu anggota profesi disebut dengan kode etik profesi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Etika profesi berhubungan dengan kebebasan disiplin pribadi dan
interritas moral dari orang yg ahli. Ada empat alasan menurut Margin (1987, 1516 ), mengapa etika pada zaman kita makin perlu yaitu:
1. Kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluraistik juga dalam biang
moralitas.
2. Kita hidup alam masa transformasi masyarakat tanpa tanding, perubahan itu
terjadi di bawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan
kita yaitu gelombang modernisasi.
3. Etika dapat membuat kita sanggup untuk menghadapi ideologi-ideologi itu
dengan kritis dan obyektif dan untuk membentuk penilaian sendiri agar kita
tidak terlalu mudah terpancing, etika juga membantu agar kita jangan sampai
naïf atau ekstrim.
Sebagimana profesi yang lain, profesi akuntan di Indonesia pada masa
yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat untuk itu persiapan
yang berkaitan dengan profesioanalisme profesi mutlak diperlukan.seorang
akuntan dikatakan professional apabila memenuhi tiga syarat , yaitu berkeahlian
(skill), berpengetahuan dan berkarakter-karakter menunjukan personality
,Seseorang profesioanal,yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan
etisnya akuntan akan sangat menentukan posisisnya di masyarakat pemakai jasa
profesionalnya.hal ini pada akhirnya akan menentukan keberadaannya dalam
peta persaingan diantara rekan profesi dan negara lainnya (www.google.com).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Berkembangnya profesi akuntan telah banyak diakui oleh berbagai
kalangan .Kebutuhan dunia usaha , pemerintah dan masyarakat luas akan jasa
akuntan inilah yang menjadi pemicu perkembangan tersebut, namun demikian
masyarakat belum sepenuhnya menaruh kepercayaan pada profesi akuntan.
Krisis kepercayaan yang menimpah akuntan di Indonesia semakin terlihat
jelas seiring terjadinya krisis ekonomi di Indonesia Masalah utama yang paling
sering dipersoalkan dalam masalah ketidakpercayaan ini adalah etika profesi dari
para akuntan tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya.
Tudingan lain muncul dari sejumlah kalangan ,yang perihatin melihat
kelemahan para akuntan Indonesia dalam penegakan standart akuntansi dan kode
etik profesi, padahal komitmen untuk menegakkan standar dan kode etik tersebut
justru sangat dibutuhkan untuk menghidupkan lagi berbagai sektor ekonomi.
Tentu tidak semua kalangan sependapat dengan tudingan lemahnya standar
akuntansi. Salah seorang praktisi akuntansi ndonesia misalnya berpendapat
sistem standarisasi akuntansi yang diterapkan di Indonesia sudah memadai
sehingga sulit bagi perusahaan keuangan untuk memalsukan fakta yang berkaitan
dengan informasi publik dalam berbagai kasus penyimpangan informasi yang
dituduh dilakukan oleh akuntan publik, kesalahan biasanya dilakukan oleh
akuntannya bukan institusi (www.google.com).
Tentang sikap dan prilaku, akuntan yang melanggar etika profesi ini,
sebenarnya ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perilaku etis akuntan dan
dua faktor yang memiliki persentase terbesar adalah religiousitas dan
pendidikan, menurut sebagian besar akuntan .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Pembinaan moral dan etika dianggap perlu, bahkan sangat perlu.
dilakukan dalam rangka meningkatkan profesianalisme akuntan. Dari penelitian
ini terlihat pentingnya pendidikan akuntansi (pendidikan formal) mempunyai
pengaruh besar terhadap prilaku etis akuntan, sebab pendidikan tinggi akuntansi
tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan bisnis dan akuntansi (transformasi
ilmu pengetahuan), tetapi juga mendidik mahasiswa agar memiliki kepribadian
(personality) yang utuh sebagai manusia
Bibit prilaku tidak etis di kalangan profesioanl sebetulnya sudah tumbuh
bahkan sejak sebelum menjadi mahasiswa. Perilaku tersebut disadari atau tidak,
terpupuk oleh aktivitas keseharian dalam kuliah. Salah satu perilaku tidak etis
dalam aktivitas kesehariaan mahasiswa adalah tidak lain mencapai karir perilaku
mencontek /menjiplak merupakan predictor atas perilaku tidak etis dalam setting
profesioanal selanjutnya (www.google.com).
Ditengah terpuruknya bangsa Indonesia sebagai bangsa yang korup,
kurang toleran, mudah marah dan kualitas pendidikan tertinggal, perguruan
tinggi diharapkan mampu menyumbang pendidikan yang etis dan terbuka kepada
generasi muda etis dalam arti bahwa pendidikan tidak sekedar mencetak
profesioanal tetapi profesional yang memiliki etika dalam segala bidang yang
digelutinya sedang terbuka disini dan dapat dimaknai sebagai pendidikan yang
memandang manusia sebagai manusia dan menghargai orang lain seperti
menghargai diri kita sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Dibidang akuntansi para mahasiswa pelu didorong untuk memiliki
tanggung jawab sosial dalam profesinya sebagai akuntan agar mempu
memberikan laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan, benar, jujur
dan adil, Presentase pengajaran masalah etika nilai dan perilaku professional
melalui pendidikan akuntansi masih sedikit dan masih diragukan sejauh mana
dosen menyelipkan etika pada mata kuliah akuntansi yang diajarkan trobosantrobosan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa berfikir dan membaca
secara kritis dan efektif harus lebih ditekankan, dengan demikian diperlukan
trobosan-troboan untuk meningkatkan ktrampilan mahasiswa berfikir dan
membaca secara kritis dan reflektif merupakan suatu proses siklus yang
mengarah pada pembangunan makna. Makna dibangun ketika kesadaran
diciptakam melalui pengamatan dan pengumpulan informasi, menganalisis data
untuk mencari implikasi dari data itu, untuk merumuskan hipotesis untuk
menjelaskan peristiwa yang mungkin terjadi dan melaksanakan suatu rencana
Berdasarkan sejumlah hasil, tidak berlebihan jika direkomendasikan
perlunya penelitian dan pengkajian yang mendalam, serta kebijakan yang
terpadu dalam menata kembali pendidikan akuntansi di Indonesia .Tujuannya,
agar pendidikan akuntansi di Indonesia dapat menghasilkan para akuntan yang
profesioanal, teguh memegang kode etik profesi, serta selalu siap dan tanggap
menghadapi berbagai tatangan selain penekanan dari aspek etika, aspek
transformasi ilmu pengetahuannya sendiri tentu tak boleh ditinggalkan dalam
pendidikan akuntansi. Hal ini menjadi penting dan krusial, karena di masa
mendatang akan semakin banyak praktik transaksi bisnis baru yang dipicu oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

perkembangan pesat teknologi iformasi (TI). Paradigma profesi akuntansi di era
globalisasi ini tidak dapat dipisahkan dari teknologi informasi. Teknologi
informasi berperan dalam wewujudkan

good governance di Indonesia.

Teknologi informasi juga berperan dalam pendidikan akuntansi, audit dan jasa
etestasi lain, serta pengendalian atas transaksi elektronik. Perubahan lingkungan
bisnis global, yang diwarnai dengan penerapan teknologi informasi terkini di
semua lini tersebut. Pada akhirnya menuntut setiap perusahaan untuk beradaptasi
dan mengubah strategi, jika mau survive dan terus berkembang disini, sekali lagi
para akuntan Indonesia dituntut harus menunjukan kompetensinya.
Mencermati hal diatas perlu kiranya untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman calon akuntan (mahasiwa/mahasiswi) terhadap persoalan persoalan
etika dalam hal ini adalah etika akuntansi yang mungkin telah atau akan
dihadapai mahasiswa tersebut.
Konsep gender juga sangat berpengaruh dalam etika, dalam hal ini
khususnya di bidang akuntansi. Pendekatan alternatif mengenai perbedaan
gender dalam menentukan kesungguhan untuk berperilaku tidak etis dalam
lingkungan bisnis, yaitu pendekatan sosialisasi gender dan pendekatan structural.
Pendekatan sosialisasi menyatakan bahwa pria dan wanita membawa nilai dan
sifat yang berbeda dalam dunia kerja.
Perbedaan nilai dan sifat berdasarkan gender ini akan berpengaruh pria
dan wanita dalam membuat keputusan dan praktik. Pria akan bersaing untuk
mencapai kesuksesan dan lebih cenderung untuk melanggar aturan-aturan karena
mereka memandang pencapaian prestasi sebagai suatu persaingan. Sementara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

wanita lebih menitikberatkan pada pelaksanaan tugas dengan baik dan hubungan
kerja yang harmonis. Oleh karena itu wanita lebih mungkin untuk lebih patuh
pada aturan-aturan dan kurang toleran terhadap individu-individu yang
melanggar aturan.
Pendekatan struktural menyatakan bahwa perbedaan antara pria dan
wanita disebabkan oleh sosialisasi awal terhadap pekerjaan dan kebutuhankebutuhan peran lainnya. Sosialisasi awal dipengaruhi oleh imbalan dan biaya
yang berhubungan dengan peran-peran dalam pekerjaan. Karena sifat dan
pekerjaan yang sedang dijalani membentuk perilaku melalui struktur imbalan,
pria dan wanita akan merespon isu-isu etika secara sama dalam lingkungan
pekerjaan yang sama, dengan demikian, pendekatan structural memprediksi
bahwa pria dan wanita dalam pekerjaan yang sudah ada atau dalam training
untuk pekerjaan-pekerjaan akan menunjukkan priorits etis yang sama. Menurut
Ameen (1996), penelitian mengenai hubungan antar gender dengan sensitivitas
etis sangat diperlukan karena sejak akhir tahun 70-an jumlah mahasiswa
akuntansi wanita meningkat dengan pesat.
Selama periode tersebut semakin banyak mahasiswa akuntansi wanita
yang menjadi top performer di dalam kelas dan lebih terlibat dalam aktivitasaktivitas yang berkaitan dengan akuntansi (organisasi akuntansi, graduate
assistanships, intership, dan sebagainya). Dalam penelitian tersebut, Ameen
(1996) menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Sierles (1980). Hasil
penelitian Ameen (1996) tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

wanita lebih sensitif terhadap isu-isu etis dan lebih tidak toleran dibandingkan
dengan mahasiswa akuntansi pria terhadap perilaku tidak etis.
Beberapa penelitian mengenai hubungan gender dengan etika selama ini
menunjukkan hasil yang tidak konsisten yaitu antara lain King (1992) dan
Stephenson (1993), yang menyatakan bahwa antara gender dengan etika terdapat
hubungan yang signifikan, penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Khazanchi (1995). Sedangkan Sikula dan Coasta (1994) serta Schgoderbak dan
Despharde (1996) menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antar gender
dengan etika.
Dalam

penelitian

ini,

peneliti

melakukan

observasi

dengan

membandingkan persepsi dan pemahaman mahasiswa akuntansi di UPN Veteran
Jawa Timur terhadap peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh universitas
khususnya etika prilaku mahasiswa Akuntansi tetapi banyak dilanggar oleh
mahasiswa itu sendiri. Seperti mencontek pada saat ujian berlangsung, datang
terlambat pada saat kuliah, menyebarkan jawaban kepada teman pada saat ujian,
dan lain-lain, sehingga itu akan merendahkan moral yang dimiliki oleh
mahasiswa itu sendiri, sedangkan di Universitas swasta ini kurikulum yang
diberikan tentang etika dirasa cukup. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa
dan mahasiswi akuntansi yang sedang mengerjakan skripsi, karena dirasa sudah
cukup mendapatkan materi dan cukup mengetahui tentang etika akuntansi.
Untuk itu dalam studi ini akan dilakukan observasi terhadap persepsi
mereka. Observasi terhadap persepsi dilakukan selain karena alasan kemudahan
dalam proses pengumpulan data, juga berdasarkan suatu alasan bahwa persepsi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

merupakan tanggapan langsung seseorang atas sesuatu atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini adalah :
Apakah ada perbedaan persepsi perilaku etis mahasiswa akuntansi
ditinjau dari sisi gender di UPN “Veteran” Jatim ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pemahaman etika dari
mahasiswa dan mahasiswi akuntansi, yang kemudian direfleksikan oleh
persepsinya terhadap persoalan-persoalan etika yang diajukan.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan bukti empiris dan konfirmasi konsistensi dengan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b. Bagi Pihak Akademik
Sebagai masukan bai para dosen dan pihak universitas untuk lebih
meningkatkan kualitas pengajaran yang diberikan dan lebih menanamkan
unsure-unsur etika dalam kurikulum serta dapat lebih mencerminkan sikap
sebagai akuntan pendidik bagi para mahasiswanya.

c. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan pertimabangan ataupun masukan bagi organisasi
maupun peneliti lain yang berminat ataupun penelitian yang relevan
dengan materi penelitian. Berbagai hasil penelitian di bidang akuntansi
telah memberikan bukti mengenai semakin rendanhya tingkat kesadaran
etis para mahasiswa akuntansi, penelitian-penelitian tersebut diantaranya
adalah Rosenz W. (1995) dan Steven (1993) menemukan bahwa
mahasiswa akuntansi mempunyai tingkat kesadaran yang lebih rendah
daripada mahasiswa non akuntansi. Dari berbagai penelitian tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa semakin perlunya meningkatkan motomoto pengajaran bagi mahasiswa, dan semakin perlunya untuk
mengintegrasikan masalah-masalah etika ke dalam kurikulum akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA DAN PENGENDALIAN MODEL

2.2 Penelitian ter dahulu
Penelitian yang pernah dilakukan dan berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh :
A.

Wiwik utami (2009)
Penelitian ini dibuat dengan judul’’ Muatan etika dalam pengajaran

akuntansi keungan dan dampaknya terhadap persepsi etika mahasiswa: studi
eksperimen semu’’.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1.

Apakah pemberian muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan

berpengaruh terhadap persepsi etika mahasiswa ?
2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara muatan etika dengan prestasi
akademik mahasiswa terhadap persepsi etika?
Teknik analisis menggunakan metode two-way anova.
Hipotesis:
1. Pemberian muatan

etika dalam pengajaran akuntansi

berpengaruh terhadap persepsi etika mahasiswa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

keuangan

12

2.

Terdapat pengaruh interaksi muatan etika dan prestasi mahasiswa

terhadap persepsi etika mahasiswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian muatan etika dalam
mata kuliah akuntansi keuangan dapat meningkatkan persepsi etika mahsiswa.
Walaupun peningkatan tersebut tidak signifikan.interaksi umum etika dan
prestasi akademik mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap persepsi etika.hal
ini bermakna bahwa pemberian muatan etika berdampak signifikan pada
peningkatan persepsi mahasiswa. Jika mahasiswa memiliki prestasi akademik
yang baik maka pemberian muatan etika yang di imtregrasikan dalam kurikulum
dapat meningkatkan sensitive mahasiswa terhadap isu-isu etika. Dampak
pemberian muatan etika akan semakin efektif jika mahasiswa juga dibekali
dengan penguasaan standart, metode dan teknik akuntansi. Pemberian
muatanetika yang diintregrasikan dalam kurikulum akuntansi keuangan dapat
meningkatkan sensitivitas mahasiswa terhadap isu-isu etika oleh karena itu
,sudah waktunya pendidikan akuntansi di Indonesia mengintregrasikan isu etika
secara eksplisit dalam satuan acara perkuliahan (SAP) pada setiap mata kuliah
inti akuntansi.
B.

Dra Ec.Sri Hastuti,Msi (2007)
Penelitian ini dibuat dengan judul ‘’perilaku etis mahasiswa dan dosen

ditinjau dari faktor individual gender dan locus of control (studi empiris pada
fakultas ekonomi universitas X di jatim)’’

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah
1. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis antara mahasiswa dan
pendidik(dosen)ditinjau dari faktor individual gender dan locus of
control?
2. Apakah ada hubungan antara prilaku etis pendidik (dosen) dengan
perilaku etis mahasiswa?
Teknik analisis yang digunakan yaitu metode one-way anova.
Hipotesis:
1. Tidak terdapat perbedaan perilaku etis antara mahasiswa lakilaki dengan
mahasiswa perempuan
2.

Tidak terdapat perbedaan perilaku etis antaradosen laki-laki dengan

dosen perempuan
3.

Tidak terdapat hubungan antara perilaku etis dosen dengan mahasiswa.

4. Tidak terdapat interaksi gender terhadap hubungan antara prilaku etis
dosen dengan mahasiswa.
5.

Tidak terdapat perbedaan prilaku etis antara mahasiswa internal locus of

control dan mahasiswa external locus of control.
6.

Tidak terdapat perbedaan perilaku etis antara dosen internal locus of

control dan dosen external locus of control.
Hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
A. Fakultas (program study).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Sebaiknya fakultas perlu menmbahkan materi softkill dalam kurikulum yang
ada seperti mata kuliah etika bisnis dan mendorong dosen untuk lebih
berperan aktif dalam proses belajar mengajar, tidak hanya melakukan
transformasi ilmu tetapi juga dalam pembentukan etika.
B. Dosen.
Dalam menjalankan profesinya disamping sebagi mengajar sebaiknya juga
harus mendidik termasuk dalam pembentukan etika karena mereka dijadikan
panutan bagi mahasiswanya.
C. Mahasiswa.
Mahasiswa sebaiknya merubah sikap untuk lebih percaya pada kemampuan
diri sendiri sehingga memiliki keahlian dan komitmen moral seperti
tanggung jawab , keseriusan dan intregritas moral dalam megerjakan tugas
akademik.
C.

Yvonne Stedham,Jeanne H.yamamura and Rafik I.Beekun.(2007)
Penelitian ini dibuat dengan judul’’Gender differences in business

ethics:justice and relativist perspectives’’
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah “apakah dan mengapa
etika, analisis filosofis berbeda . antara laki-laki dan perempuan”. Secara khusus,
kami mengusulkan bahwa perempuan lebih mungkin dibandingkan pria hakim
tindakan sebagai tidak etis. Kami lebih jauh menyarankan bahwa perspektif etika
mungkin digunakan mempengaruhi penilaian etika dibuat. Secara khusus, kita
diharapkan perspektif relativis adalah mencerminkan orientasi komunal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

perempuan. Oleh karena itu, jika menggunakan perspektif etika, wanita lebih
mungkin dibandingkan laki-laki untuk melihat suatu tindakan sebagai tidak etis.
Kami mengharapkan yang berlawanan untuk keadilan perspektif yang lebih
mencerminkan pria terfokus pada tujuan dan preferensi mereka untuk kriteria
yang jelas dipotong atas "relatif" pertimbangan. Akhirnya, intensitas moral
tindakan itu dinilai dengan mengevaluasi tingkat kedekatan dari tindakan untuk
perempuan. Kami berharap bahwa suatu tindakan yang memiliki kedekatan
tinggi akan terlihat sebagai lebih tidak etis oleh perempuan daripada laki-laki.
Hipotesis:
Penelitian ini mengintegrasikan tiga isu yang terkait untuk memahami
bagaimana individu melakukan philosophical, analisis filosofis etis :
H1: Perempuan menganggap tindakan disajikan sebagai kurang etis
daripada pria
Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan beberapa wawasan ke dalam
alasan yang mendasari untuk usulan
perbedaan gender dalam penilaian etika. Kami menyarankan bahwa perspektif
etika spesifik yang diambil dapat mempengaruhi evaluasi akhir dari isi etis dari
tindakan. Perempuan cenderung untuk mengambil
relativis perspektif dan dasar penilaian etika mereka pada pertimbangan
kontekstual Mereka tidak hanya mempertimbangkan "melakukan tindakan ini
melanggar aturan" atau "adalah tindakan ini aktor kanan" tetapi mengambil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

sudut pandang yang lebih luas yang mencakup hubungan terlibat. Since Sejak
perempuan, melalui
proses sosialisasi, cenderung lebih komunal dan berorientasi hubungan, kami
berharap bahwa:
H2: Menggunakan perspektif relativis, perempuan menganggap tindakan
disajikan sebagai kurang etis dari laki-laki.
Sebaliknya, pria lebih memilih untuk melihat hal-hal yang hitam dan putih.
Mereka merasa lebih nyaman dengan mutlak
penilaian seperti benar atau salah, adil atau tidak adil dan tidak suka harus
mempertimbangkan konteks dan hubungan. sesuatu Entah benar atau tidak tidak "bergantung" pada faktor-faktor lain. Ketika diminta untuk menggunakan
perspektif keadilan dengan cut sangat jelas kriteria, laki-laki lebih mungkin
sebagai wanita melihat aksi sebagai tidak etis. Kriteria ini membuat lebih mudah
bagi mereka untuk membuat penilaian. menemukan bahwa laki-laki cenderung
lebih mungkin tidak etis ketika dihadapkan dengan situasi yang samar-samar.
Karena ini preferensi laki-laki untuk impersonal
penilaian, kami mengusulkan bahwa :
H3: Menggunakan perspektif keadilan, tidak ada perbedaan antara lakilaki dan perempuan
penilaian isi etis dari tindakan disajikanMempertimbangkan hasil penelitian
sebelumnya, karakteristik situasional dapat mempengaruhi perempuan dan
laki-laki berbeda. Intensitas moral dari suatu tindakan atau situasi dapat
mempengaruhi perbedaan gender dalam etika penghakiman. Meskipun enam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dimensi telah diusulkan untuk penilaian moral , kami akan berfokus hanya pada
"kedekatan" karena dimensi ini telah terlihat paling Berdasarkan penilaian kami
dari tiga skenario, Store Neighborhood skenario memiliki tingkat tertinggi
kedekatan bagi perempuan. Secara khusus, kami berharap bahwa:
H4: Perempuan melihat aksi dalam skenario Store Neighborhood sebagai lebih
tidak etis dari diambil orang independen dari perspektif etis.
Hasil penelitian dukungan semua kecuali satu hipotesis kami.
Konsisten dengan hasil sebagian besar studi terdahulu tentang perbedaan gender
dalam pembuatan keputusan etis, kami menemukan bahwa perempuan tindakan
hakim sebagai lebih tidak etis daripada pria. Mereka kurang mungkin
dibandingkan laki-laki untuk bertindak dengan cara yang (tidak etis) yang sama
disajikan dalam skenario seperti yang ditunjukkan dengan perbedaan yang
signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam menentukan untuk Niat
bertindak. Ini penting untuk memperhatikan bahwa baik pria maupun wanita
melihat tindakan sebagai tidak etis dan menilai probabilitas bahwa mereka akan
mengambil tindakan yang sama seperti rendah. Namun, perempuan menerapkan
secara signifikan "Ketat" standar dan menunjukkan bahwa mereka bahkan lebih
mungkin dari pada pria untuk bertindak seperti cara tidak etis.
D.

Wendy James Wendy James ,Lisa McManus Lisa McManus ,Nava
Subramaniam (2006)
Penelitian ini dibuat dengan judul’’ A study on the effect of a web-based

teaching module and gender on accounting students' ethical judgements’’

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
Perbedaan 'etis penilaian mahasiswa akuntansi . berdasarkan jenis etika
pendekatan pengajaran dan jenis kelamin mereka. Sebelum studi akuntansi
keputusan etis 'siswa membuat sebagian besar telah difokuskan pada pengaruh
faktor seperti jenis dilema etika misalnya penggelapan pajak versus kecurangan
dalam ujian negara asal Irlandia versus misalnya Australia (Cotter, 2000), dan
gender (Jubb, 1995 and Radich, 2001). Tidak ada studi sampai saat ini namun
dilakukan dan perbandingan analisa sistematis tentang dampak dari berbagai
jenis pengajaran pendekatan yang digunakan oleh akuntansi pendidik pada 'etis
penilaian mahasiswa akuntansi. Beberapa alat yang umum digunakan untuk
mengajar etika dalam akuntansi mencakup etika kasus dan skenario dalam buku
pelajaran, kode etik profesional, video instruksional, game, novel pendidikan dan
film. Dengan meningkatnya teknologi dan multimedia, flexible dengan
perkembangan dalam beberapa tahun terakhir, ada peluang yang signifikan untuk
mengadopsi lebih fleksibel akuntansi alat pengajaran interaktif di kelas yang
lebih efisien dan efektif. sebagai contoh, berbasis, multi-media yang berorientasi
pendekatan web dianggap sebagai lebih merangsang dan menarik secara visual
yang pada gilirannya memiliki potensi untuk meningkatkan siswa hasil belajar
(Byrne, 2002 and Cappel, 2005). Selanjutnya, semakin dipaksa untuk
mempertimbangkan kembali ajaran tradisional pedagogis mereka pendekatan
berbasis web terhadap pendekatan fleksibel dan merangsang lebih untuk
meningkatkan siswa belajar (Namun, dampak penggunaan web-based with lebih
canggih sumber-sumber pengajaran dan pendekatan, yaitu satu yang berbasis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

web dengan fitur interaktif pada 'etis penilaian mahasiswa akuntansi), tetap tak
tentu. Banyak terkait di daerah ini cenderung sangat deskriptif, berfokus pada
menjelaskan sumber-sumber pengajaran dari pada menilai hasil dari penerapan
tersebut .
Hipotesis:
Penelitian Hipotesis 1: Ada perbedaan yang signifikan dalam penilaian etis
antara mahasiswa akuntansi terkena-based, multi-media web etika modul
pembelajaran dan mereka terkena buku-teks biasa fokus pada pelajaran modul
Penelitian Hipotesis 2: Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penilaian etis
antara pria dan wanita akuntansi siswa
Hasil penelitian ini menyebabkan beberapa implikasi bagi etika
pendidikan akuntansi. Penelitian ini memperluas literatur dan memberikan bukti
untuk etika pendidik akuntansi pada Anda harus lebih berbasis web pendidikan
alat-inovatif untuk dikembangkan yang berusaha mengintegrasikan kode etik
profesional dan model keputusan etis, untuk meningkatkan siswa pembuatan
keputusan etis kemampuan daripada mengadopsi teks-buku metode tradisional.
juga menginformasikan dampak gender pada 'etis pembuatan keputusan
mahasiswa kemampuan akuntansi. Dari sudut pandang praktis, hasil studi ini
mempunyai implikasi untuk pengembangan lebih lanjut efektif etika pendidikan
alat untuk mahasiswa akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

E.

Nicholas Koumbiadis , Grace Conway dan Angel J ack (2010)
Penelitian ini dibuat dengan judul’’ Economic Crisis and The Ethical

Perception of Accounting Program Graduates: Will The Mandated Aicpa
Curriculum Change Have an Effect?’’
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
Kepercayaan publik dalam profesi akuntansi telah diubah oleh
perusahaan yang menciptakan krisis yang mempengaruhi reputasi dan
kredibilitas akuntansi professionals (Earley & Kelly, 2004; Zabihollah, 2004). Ini
tidak etis keputusan yang dibuat oleh akuntan dapat membuktikan merugikan
masyarakat yang mengandalkan informasi dari financial statements to make
decisions (Brown, Stocks, & Wilder, 2007; Gene, 2005). laporan keuangan untuk
membuat keputusan (Brown, Saham, & Wilder, 2007; Gene, 2005).
Pengguna laporan keuangan mengandalkan informasi yang diklaim oleh suatu
perusahaan untuk relevant and reliable. kualitatif menunjukkan karakteristik
tertentu yang baik relevan dan dapat dipercaya. Dampaknya financial keputusan
etis dari kedua pemimpin perusahaan dan perusahaan akuntansi yang melibatkan
keuangan pelaporan oleh perusahaan AS telah mengharuskan sebuah peraturan
pemerintah baru di bawah
Hipotesis:
Bahwa pendidikan etika dan perilaku dapat dianggap dalam beberapa cara yang
umum untuk masyarakat. Studi tentang etika memiliki empat perspektif:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Pertama, pandangan utilitarian memberikan kebaikan terbesar bagi
jumlah terbesar orang, menyiratkan bahwa "kebutuhan yang lebih besar daripada
kebutuhan dari beberapa" (hal. 13).
Kedua, pandangan yang mempertimbangkan perilaku etis sebagai terbaik
untuk individu jangka panjang yang kepentingan diri sendiri. Jika manajer
dioperasikan dengan tidak etis jangka panjang untuk kepentingan pribadi,,
mereka menjalankan tindakan juga akan tidak etis.
Ketiga, hak-pandangan moral, menghormati semua budaya. Akhirnya,
pandangan keadilan menyarankan memperlakukan semua orang adil dan tidak
memihak.

Hasil Penelitian ini di Fokuskan untuk mengevaluasi persepsi perilaku
etis antara akuntansi lulusan dan pandangan mereka pada profesi akuntansi di
abad 21. Para peneliti studi ini juga mengungkapkan bahwa mahasiswa akuntansi
disurvei dalam makalah ini selaras dengan moral penalaran. Secara keseluruhan,
mahasiswa akuntansi lebih cenderung untuk menyadari pentingnya etika perilaku
sebagai hasil dari kematian perusahaan besar dan efek bencana ini terhadap
perekonomian. Berdasarkan temuan dan kesimpulan dari research, , should
penelitian, disarankan bahwa bisnis program sekolah khususnya akuntansi, harus
terus menekankan masalah etika dan moral ke dalam program masingmasing.dosen harus meluangkan lebih banyak waktu meningkatkan kesadaran
SOX dan etika masalah di kelas lagi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2 Landasan Teor i
Sebagai profesional, akuntan dipercaya untuk menyajikan informasi
keuangan dan untuk melaksanakan kewajibannya tersebut secara professional,
akuntan harus konsisten dengan ide-ide etika yang tertinggi (Cohen, 1993).
Banyak praktisi dan akamedisi akuntansi yang sepakat bahwa meningkatnya
perilaku tidak etis adalah karena kurangnya perhatian terhadap etika dalam
kurikulum bisnis saat ini (Ugras, 1995). Hasil survey Kerr dan Smith (1995)
terhadap 244 mahasiswa Akuntansi di sebuah Universitas besar di Amerika
menunjukkan bahwa para mahasiswa sangat yakin bahwa masalah etika
merupakan isu utama dalam bidang bisnis dan akuntansi dan kurangnya
perhatian dibidang etika akan merusak profesi Akuntansi dengan demikian
perlunya pengkajian masalah etika dalam moral diakui secara luas oleh para
mahasiswa.

2.2.1 .Etika
Pada

umumnya,

pembahasan

mengenai

etika

terlepas

dari

pembahasan mengenai moral. Etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran dan pandangan-pandangan moral (Suseno, 1987:14).
Sedangkan pendapat lainnya mengungkapkan bahwa etika (ethos) adalah
sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan filsafat tentang adaptasi
dan kebiaasan (sitten) (Kerraf 1998:14). Sitten dalam perkataan Jerman
menunjukkan arti moda (mode) tingkah laku manusia, suatu konstansi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

(kelimintuan) tindakan manusia. Karenanya secara umum etika atau moral
adalah filsafat, ilmu atau disiplin tentang moda-moda tingkah laku manusia atau
konstansi-konstansi tindakan manusia.

2.2.1.2 .Pengertian Etika
Etika menurut Wursanto (1987:16-17) disebut juga ilmu normatif,
maka secara otomatis berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai
yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, etika merupakan
cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalanpersoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan. Dengan demikian
dapat dikatakan, etika adalah penyelidikan filosofis mengenai kewajibankewajiban manusia, dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika juga merupakan
filsafat pratis manusia, etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang
nilai yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian
lain tentang moral dan immoral.

2.2.1.3 .Pendidikan Etika
Sebagaimana dikemukakan oleh McDonald & Donleavy (19965)
dalam jurnal Ludigdo, 1999 sebenarnya ada beberapa tujuan yang ingin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dicapai dari dilaksanakanya pendidikan etika. Tujuan-tujuan tersebut
menurut Hayes dalam jurnal Ludigdo, 1999 adalah :
1. Memupuk kesadaran terhadap komponen etis dalam pengambilan
keputusan manajerial.
2. Melegitimasi komponen etis sebagai bagian integral dari
pengambilan keputusan
3. Menentukan

kerangka

konseptual

untuk

penganalisaaan

komponen-komponen dan membantu individu menjadi yakin dalam
menggunakannya.
4. Membantu mahasiswa dalam menerapkan analisis etis untuk
aktivitas bisnis sehari-hari.
Sedangkan tujuan-tujuan dilaksanakannya pendidikan etika menurut
Callahan dalam jurnal Ludigdo, 1999 adalah sebagai berikut :
1. Menstimulir imajinasi moral
2. Mengenal persoalan-persoalan etis
3. Menimbulkan suatu sense of moral obligation
4. Mengembangkan keahlian analisis
5. Menahan dan mengurangi disagreement dan ambiguity

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Efektivitas penyajian mata kuliah mata kuliah pendidikan moral dan
etika mungkin masih perlu dipertanyakan. Sebagaimana dikatakan oleh Prof.
Dr. Hidayat Syarif, Deputi Ketua Bidang SDM Babpenas dalam jurnal Ludigdo,
1999, bahwa sistem pendidikan nasional yang diterapkan saat ini kurang
memperhatikan aspek-aspek humaniora atau ilmu kemanusiaan. Menurut mata
kuliah agama moral dan budaya lebih banyak bermaterikan hafalan yang kurang
menuntut keterlibatan peserta didik untuk merasakan kehidupan disekitarnya.
hal ini terjadi karena kurikulum pendidikan yang ada saat ini kurang diandalkan
sebagai mana mestinya. Ini sekaligus menunjukan bahwa penyusunan dan
penyajian materi pendidikan etika diatas masih lebih menekankan pada sifat
formastatistikya dari pada substansinya.

2.2.1.4 .Etika Dalam Bidang Akutansi
Akutansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi mengenai
kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Sedangkan etika adalah prinsip
moral yang menjadikan pedoman bagi tingkah laku seseorang.
Pengertian akutansi dan etika diatas jika kita hubungkan maka kita tarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud etika dalam bidang akutansi adalah suatu
pedoman bagi para professional akutansi dalam berkarir dibidang akutansi agar
tidak melanggar nilai-nilai etis yang berlaku didunia akutansi dimana sebagai
professional akutansi dipercaya untuk menyajikan laporan keuangan. Dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

melaksanakan

tugasnya

tersebut

para

professional

akutansi

harus

mempertahankan nilai-nilai integritas, obyektifitas, dan independensi. Untuk
melaksanakan kewajibannya tersebut secara professional, perilaku seorang
akutan harus konsisten dengan ide-ide etika yang tinggi.
Banyak praktisi dan akademisi akutansi yang sepakat bahwa
meningkatnya perilaku tidak etis adalah karena kurangnya perhatian terhadap
etika dalam kurikulum akutansi saat ini. Para mahasiswa sangat yakin bahwa
masalah etika merupakan isu utama dalam bidang akutansi dan kurangnya
perhatian dibidang etika akan merusak profesi akutansi. Dengan demikian,
perlunya pengkajian masalah etika dan moral diakui secara luas oleh para
mahasiswa akutansi.
2.2.2 .Persepsi
Mengenai pengertian persepsi menurut Rakhmat (1993: 51)
disebutkan bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Atau dalam perkataan lain, persepsi adalah memberikan
makna pada Stimuli Indrawi (Sensory Stiomuli).
Namun demikian karena persepsi tentang obyek atau peristiwa tersebut
tergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu. (Hilgard, 1985: 129), maka
persepsi etika seseorang mahasiswa akutansi juga akan sangat subyektif
(personal) dan situasional. Selain secara implisit sudah nampak dalam definisi
diatas, argumentasi ini juga selaras dengan yang dikemukakan oleh Rakhmat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

(1993: 51-62) bahwa persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor
situasional, yang oleh Crutchfield (1993) dalam Rakhmat ( 1993: 51-62) dis